TINJAUAN ANALISIS KETIDAKLENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP KHUSUSNYA PADA KASUS BEDAH DI RSUD Dr. R.M DJOELHAM BINJAI TRIWULAN I TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh: NIA KURNIA NIM : 1313466027
AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN (APIKES) IMELDA MEDAN T.A 2015/2016
LEMBAR PERSETUJUAN TINJAUAN ANALISIS KETIDAKLENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP KHUSUSNYA PADA KASUS BEDAH DI RSUD Dr. R.M DJOELHAM BINJAI TRIWULAN I TAHUN 2016
OLEH: NIA KURNIA NIM : 1313466027
Penelitian Ini telah Disetujui oleh Dosen Pembimbing sebagai Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya di Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan (APIKES) Imelda Medan
Disetujui : Dosen Pembimbing
(Esraida Simanjuntak, SKM)
Disahkan : Direktur Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan (APIKES) Imelda Medan
(dr. Suheri P. Gultom, M.Kes)
i
PERNYATAAN
TINJAUAN ANALISIS KETIDAKLENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP KHUSUSNYA PADA KASUS BEDAH DI RSUD Dr. R.M DJOELHAM BINJAI TRIWULAN I TAHUN 2016
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali ada beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan,
Agustus 2016
NIA KURNIA NIM : 1313466027
ii
LEMBAR PENGUJIAN Penelitian dengan Judul :
TINJAUAN ANALISIS KETIDAKLENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP KHUSUSNYA PADA KASUS BEDAH DI RSUD Dr. R.M DJOELHAM BINJAI TRIWULAN I TAHUN 2016
OLEH NIA KURNIA NIM : 1313466027
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Pada Tanggal 05 Agustus 2016
Penguji I
: Dra. Rani Robetty, M.Kom
(
)
Penguji II
: Esraida Simanjuntak, SKM
(
)
(
)
Penguji III : Marta Simanjuntak, SST, MIK
Disahkan : Direktur Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan (APIKES) Imelda Medan
(dr. Suheri P. Gultom, M.Kes)
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
II.
III
IDENTITAS DIRI Nama
: Nia Kurnia
Tempat/Tanggal Lahir
: Tj.Rejo, 03 Juni 1995
Agama
: Islam
Anak Ke
:3
Alamat
: Jl. Lembaga Dusun II Desa Tj.Rejo
Identitas Orangtua Nama Ayah
: Junaidi
Pekerjaaan
: Wiraswasta
Nama Ibu
: Hasni
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Jl. Lembaga Dusun II Desa Tj.Rejo
Riwayat Pendidikan 2001-2007
: SDN 101786 Tj.Rejo
2007-2010
: SMP Negeri 3 Percut
2010-2013
: SMA Negeri 1 Percut
2013-2016
: Apikes Imelda Medan
iv
AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN (APIKES) IMELDA MEDAN Nama NIM Judul
: Nia Kurnia : 1313466027 : Tinjauan Analisis Ketidaklengkapan Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di RSUD Dr. R.M Djoelham Binjai Triwulan 1 Tahun 2016 ABSTRAK
Kelengkapan berkas rekam medis sangat penting, selain untuk menunjang tertib administrasi kelengkapan berkas rekam medis juga sangat penting bagi pasien kelengkapan berkasnya karena sebagai kendali dalam menerima pelayanan kesehatannya yang berkelanjutan. Data-data yang menunjukkan ketidaklengkapan berkas rekam medis dapat dilihat dari pengisian identitas pasien, pengisian lembar anamneses, pengisian lembar resume, pengisian lembar diagnose, dan pengisian lembar informed consent. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisa ketidaklengkapan berkas rekam medis pasien rawat inap khususnya pada kasus bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai triwulan 1 tahun 2016. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2016 di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu bertujuan untuk mengetahui tinjauan ketidaklengkapan berkas rekam medis rawat inap khususnya pada kasus bedah. Populasi dalam penelitian ini adalah berkas rekam medis pasien rawat inap, data diambil dari hasil laporan analisa kualitatif dan kuantitatif berkas rekam medis pasien rawat inap khususnya pada kasus bedah tahun 2016. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa pada periode 2016 triwulan 1 jumlah pengisian berkas rekam medis identitas pasien terisi lengkap, pada pengisian anamnese yaitu 11,83%, pada pengisian resume terisi lengkap, pada pengisian diagnosa yaitu 1,33%, dan pada pengisian informed consent yaitu 12,83%. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis pasien rawat inap khususnya pada kasus bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai dikategorikan masih belum sempurna karena ada beberapa pengisian berkas yang tidak lengkap.
Kata Kunci : Ketidaklengkapan Berkas Rekam Medis, Pasien Rawat Inap, Kasus Bedah
v
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Tinjauan Analisis Ketidaklengkapan Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di RSUD Dr. R.M Djoelham Binjai Triwulan 1 Tahun 2016”. Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisa Ketidaklengakapan Berkas Rekam Medis Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016. Terwujudnya penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. dr. H. R. I. Ritonga, MSc, selaku ketua Yayasan Imelda Medan. 2. dr. Imelda L. Ritonga, S.Kep, M.Pd, MN selaku Koordinator Pendidikan Yayasan Imelda Medan. 3. dr. Suheri P. Gultom, M.Kes selaku Direktur Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan (APIKES) Imelda Medan. 4. Esraida Simanjuntak, SKM selaku Pudir I Akademi Perekam Medis Informasi Kesehatan Imelda Medan dan sekaligus selaku pembimbing serta penguji II yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik. 5. Ali Sabela, S.Kep Ns selaku Pudir II Akademi Perakam Medis Dan Informasi Kesehatan Imelda Medan.
vi
6. Dra. Rani Robetty, M.Kom selaku Pudir III Akademi Perakam Medis Dan Informasi Kesehatan Imelda Medan sekaligus penguji I. 7. Marta Simanjuntak, SST. MIK selaku penguji III. 8. Siti, M.Kes selaku wali kelas yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada kami. 9. Seluruh staf dosen Akademi Perkam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan. 10. Direktur dan seluruh staf pegawai RSUD Dr. R.M Djoelham Binjai khususnya petugas rekam medis yang telah banyak membantu penulis. 11. Ayahanda dan Ibunda, kakak dan adik-adik dan seluruh keluarga yang memberikan dukungan serta doa selama perkuliahan sampai dengan terselesainya penelitian ini 12. Teman-teman satu kelas stambuk 2016, dan sahabat-sahabat Igun, Suri, Desi, Aisyah, dan Nining. 13. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dan memberikan dukungan dan masukan yang namanya tidak mungkin disebutkan satu persatu. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan dapat meningkatkan mutu Profesi Perekam Informasi Kesehatan.
Medan,
Agustus 2016 Peneliti
( Nia Kurnia )
vii
DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... LEMBAR PENGUJIAN ................................................................................ DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... ABSTRAK .................................................................................................. KATA PENGANTAR .................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................. DAFTAR TABEL .......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
i ii iii iv v vi viii x xi
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................... 1.1 Latar Belakang......................................................................... 1.2 Identifikasi Masalah ................................................................ 1.3 Pembatasan Masalah................................................................ 1.4 Rumusan Masalah ................................................................... 1.5 Tujuan Penelitian ..................................................................... 1.6 Manfaat Penelitian ...................................................................
1 1 4 4 5 5 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 2.1 Pengertian Rekam Medis ......................................................... 2.2 Tujuan Rekam Medis .............................................................. 2.3 Kegunaan Rekam Medis ......................................................... 2.4 Isi Rekam Medis ..................................................................... 2.5 Tinjauan Analisis Kuantitatif................................................... 2.5.1 Definisi Analisis Kuantitatif ............................................ 2.5.2 Tujuan Analisis Kuantitatif ............................................ 2.5.3 Komponen Analisis Kuantitatif ...................................... 2.6 Kepemilikan dan Penyimpanan Rekam Medis........................ 2.7 Formulir dan Cara Pengisian Rekam Medis ............................ 2.7.1 Ketentuan Pengisian Rekam Medis ................................. 2.7.2 Penanggungjawab Pengisian Rekam Medis ................... 2.7.3 Pelayanan Rawat Inap .................................................... 2.8 Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis ......................... 2.9 Kasus Bedah ..................................................................... 2.10 Kerangka Konsep .............................................................
7 7 8 11 14 17 17 17 18 18 19 19 20 21 22 22 23
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 3.1 Metode Penelitian .................................................................... 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian.................................................. 3.2.1 Waktu Penelitian ............................................................ 3.2.2 Tempat Penelitian ...........................................................
24 24 24 24 24
viii
3.3 Sejarah Ringkas Dan Perkembangan RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai ........................................................................................ 3.4 Visi, Misi dan Motto................................................................ 3.4.1 Visi .................................................................................. 3.4.2 Misi .................................................................................. 3.4.3 Motto ............................................................................... 3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ................................. 3.5.1 Populasi .......................................................................... 3.5.2 Sampel ............................................................................ 3.5.3 Teknik Sampling ............................................................ 3.6 Variabel dan Defenisi Operasional Penelitian ........................ 3.6.1 Variabel ........................................................................... 3.6.2 Definisi Operasional ....................................................... 3.7 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ...................................... 3.7.1 Data Primer ..................................................................... 3.7.2 Data Sekunder ................................................................ 3.7.3 Teknik Pengumpulan Data .............................................. 3.8 Teknik Pengolahan Data.......................................................... 3.9 Teknik Analisa Data Penelitian ...............................................
24 27 27 27 27 28 28 28 29 29 29 29 30 30 30 30 31 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 4.1 Hasil ......................................................................................... 4.2 Pembahasan .............................................................................
32 32 32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 5.1 Kesimpulan .............................................................................. 5.2 Saran ........................................................................................
39 39 40
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016 Berdasarkan Pengisian Lembar Identitas Pasien ............................
33
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016 Berdasarkan Pengisian Lembar Anamnese .....................................
34
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016 Berdasarkan Pengisian Lembar Resume .........................................
34
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016 Berdasarkan Pengisian Lembar Diagnosa .......................................
34
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016 Berdasarkan Pengisian Lembar Informed Consent .........................
35
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016 ..............
35
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2
: SK Dosen Pembimbing : Surat Penelitian dari Akademi Perekam Informasi Kesehatan Imelda Medan
Lampiran 3
: Surat ijin Penelitian dari RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai
Lampiran 4
: Surat Selesai Penelitian dari RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai
Lampiran 5
: Master Tabel
Lampiran 6
: Lembar Konsul
xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian
integral dari suatau organisasi soaial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (konperehensip), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat (WHO, 2008). UndangUndang Republik Indonesia No 44 Tahun 2009 tetang rumah sakit bahwa rumah sakit mempunyai kewajiban memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, atau dapat menjadi tempat
penularan
penyakit
serta
memungkinkan
terjadinya
pencemaran
lingkungan dan gangguan kesehatan. Sedangkan pengertian rumah sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Menkes, 2010). Rumah sakit merupakan suatu institusi yang komplek, pada pakar, dan pada modal. Kompleksitan dalam pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan, dan penilitian serta mencakup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin, agar rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang teknis medis maupun administrasi kesehatan. Untuk
1
2
menjalankan tugas tersebut perlu di dukung adanya unit-unit pembantu yang mempunyai tugas spesifik, diantaranya adalah unit rekam medis (Budi, 2011). Salah satu yang berperan aktif dalam suatu rumah sakit adalah bagian dari perekam medis atau disebut dengan medical record. Untuk menentukan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah data atau informasi dari rekam medis yang baik dan lengkap. Pelayanan rekam medis (RM) rawat jalan dimulai dari tempat pendaftaran sampai memperoleh dokumen rekam medis (RM) yang digunakan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan (Depkes RI, 1997). Berdasarkan Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 dikatakan bahwa Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Oleh karena itu, resume medis merupakan catatan yang mencerminkan segala informasi penting yang menyangkut pasien, menjadi dasar untuk menentukan tindakan yang lebih lanjut dalam upaya pelayanan medis. Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnesis, penentuan fisik laboratorium, diagnosa, segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, dan tentang pengobatan, baik rawat inap, rawat jalan maupun pengobatan melalui pelayanan rawat darurat (Rustiyanto, 2010). Peningkatan mutu pelayanan yang diberikan, tidak terlepas dari rekam medis yang merupakan sumber dan pusat data dalam penyediaan informasi dan merupakan hal penting dari sistem pelayanan kesehatan serta menggambarkan seluruh aspek dari pengolahan rumah sakit dan aspek pelayanan yang diberikan
3
terhadap pasien. Informasi yang akurat dapat dilihat dari cara pengumpulan data, pengolahan data, penganalisaan data, dan interprestasi data yang diperoleh sehingga informasi yang dihasilkan dapat mencerminkan mutu pelayanan rumah sakit yang baik dan berguna untuk pengambilan keputusan serta sebagai acuan untuk perencanaan masa depan (Depkes,1997). Proses pengolahan data rekam medis suatu rumah sakit khususnya dalam menganalisa berkas rekam medis pasien (analisa kuantitatif) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pelayanan suatu rumah sakit di mana analisa kuantitatif ini berkas pasien rekam medis di review area tertentu catatan medis untuk mengidentifikasikan spesifik tentang semua pelayanan dan tindakan medis yang dilakukan oleh paramedik kepada pasien. Dengan menganalisa berkas rekam medis informasi yang dihasilkan dapat lebih tepat dan akurat (Edna, 1999). Analisis kuantitatif dilakukan untuk membuat catatan medis lengkap sebagai rujukan dalam asuhan pasien, melindungi kepentingan hukum pasien, dokter, rumah sakit dan untuk memenuhi lisensi, akreditasi,dan sertifikasi. Oleh karena itu, kelengkapan pengisian rekam medis merupakan salah satu yang perlu mendapatkan perhatian (Edna,1999). Data-data yang menunjukkan ketidaklengkapan berkas rekam medis dapat dilihat dari kelengkapan pengisian identitas pasien, pengisian lembar anamneses, pengisian lembar resume, pengisian lembar diagnose, dan pengisian lembar informed consent.
4
Berdasarkan hasil pengamatan yang pernah saya lakukan di RSU IPI Imelda Medan pada berkas rekam medis khususnya kasus bedah banyak yang belum terisi yaitu sebanyak 40% dari semua berkas kasus bedah yang ada. Berdasarkan hasil survey awal bulan Juni tahun 2016 di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai, penulis melihat adanya pelaksanaan pengolahan berkas rekam medis dalam hal ini analisis kuantitatif kelengkapan pengisian berkas rekam medis pasien rawat inap khususnya pada kasus Bedah dimana masih banyak lembaran berkas rekam medis yang tidak terisi, yaitu sebesar 30% angka KLPCM dibulan Mei sebayak 5 berkas rekam medis tidak lengkap dari 15 berkas rekam medis pasien Bedah yang pulang. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran petugas untuk melengkapi berkas rekam medis dengan baik. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tinjauan Analisis Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Triwulan 1 Tahun 2016”. 1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
Bagaimana kelengkapan pengisian berkas rekam medis pasien rawat inap khususnya pada kasus Bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai tahun 2016. 1.3
Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini penulis membatasi bagaimana kelengkapan pengisian
berkas rekam medis pasien rawat inap khususnya pada kasus Bedah dalam di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai tahun 2016.
5
1.4
Rumusan Masalah Bagaimana analisis ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis
pasien rawat inap khususnya pada kasus bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Triwulan I Tahun 2016 ? 1.5
Tujuan Penelitian 1. Menganalisa Ketidaklengakapan Berkas Rekam Medis Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016.
1.6
Manfaat Penelitian 1.
Bagi Rumah Sakit : Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk rumah sakit tentang bagaimana pentingnya analisa kuantitatif berkas rekam medis rawat inap khususnya pada kasus Bedah.
2.
Bagi Petugas Rumah Sakit : Dapat menambah wawasan pengetahuan bagi tenaga kesehatan baik tenaga medis, paramedik, tenaga kesehatan lainnya dan lebih khusus bagi petugas rekam medis.
3.
Bagi Institusi Pendidikan : Dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswa/i DIII Rekam Medis Informasi Kesehatan khususnya dan menambah referensi perpustakaan APIKES Imelda Medan dan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya.
6
4.
Bagi Peneliti : Merupakan suatu pengalaman yang berharga dalam memperluas pengetahuan tentang rekam medis dan informasi kesehatan khusunya tentang analisis kuantitatif dan merupakan syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan Ahli Madya Rekam Medis Informasi Kesehatan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Pengertian Rekam Medis Menurut Pasal 1 Permenkes RI Nomor 269/Menkes/Per/III/2008. Rekam
medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen anatara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Oleh karena itu, resume medis merupakan catatan yang mencerminkan segala informasi penting yang menyangkut pasien, menjadi dasar untuk menentukan tindakan yang lebih lanjut dalam upaya pelayanan medis. Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnesis, penentu fisik laboratorium, diagnosa, segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, dan tentang pengobatan, baik rawat inap, rawat jalan maupun pengobatan melalui pelayanan rawat darurat (Rustiyanto, 2010). Menurut Gemala Hatta dalam buku Sunny Ummul Firdaus, 2008 rekam medis merupakan kumpulan fakta tentang kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit, pengobatan saat ini dan lampau yang ditulis oleh para praktisi kesehatan dalam upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.
7
8
2.2
Tujuan Rekam Medis Tujuan dibuatnya rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa dukungan suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar tertib administrasi dirumah sakittidak akan berhasil sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasimerupakan salah satu faktor yang menentukan upaya kesehatan di rumah sakit (Rustiyanto, 2009). Pembuatan rekam medis di rumah sakit bertujan untuk mendapatkan catatan atau dokumen yang akurat dan adekuat dari pasien, mengenai kehidupan dan riwayat kesehatan, riwayat penyakit dimasa lalu dan sekarang, juga pengobatan yang telah diberikan sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan (Rustiyanto, 2009). Tujuan primer rekam medis terbagi dalam 5 kepentingan, yaitu untuk : 1. Pasien Rekam kesehatan merupakan alat bukti utama yang mampu membenarkan adanya pasien dengan identitas yang jelas dan telah mendapatkan berbagai pemeriksaan dan pengobatan di sarana pelayanan kesehatan dan segala hasil serta konsekuensi biayanya. 2. Pelayanan Pasien Rekam kesehatan mendokumentasikan pelayanan yang diberikan pleh tenaga kesehatan, penunjang medis dan tenaga lain yang bekerja dalam berbagai fasilitas pelayanan kesehatan. Dengan demikian rekaman itu membantu pengambilan keputusan tentang terapi, tindakan, dan penentuan diagnosis
9
pasien. Rekam kesehatan juga sebagai sarana komunikasi antar tenaga lain yang sama-sama terlibat dalam menangani dan merawat pasien. Rekaman yang rinci dan bermanfaat menjadi alat penting dalam menilai dan mengelola resiko manajemen. 3. Manajemen pelayanan Rekam medis yang lengkap memuat aktivitas yang terjadi dalam manajemen pelayanan sehingga digunakan dalam menganalis berbagai penyakit, menyusun pedoman praktik, serta untuk mengevaluasi mutu pelayanan yang diberikan. 4. Menunjang pelayanan Rekam medis yang rinci akan mampu menjelaskan aktivitas yang berkaitan dengan penanganan sumber-sumber yang ada pada organisasi pelayanan dirumah
sakit,
menganalisis
kecenderungan
yang
terjadi
dan
mengomunikasikan informasi diantara klinik yang berbeda. 5. Pembiayaan Rekam medis yang akurat mencatat segala pemberian pelayanan kesehatan yang diterima pasien. Tujuan sekunder rekam kesehatan ditujukan kepada hal yang berkaitan dengan lingkungan seputar pelayanan pasien, yaitu untuk kepentingan edukasi, riset, peraturan dan pembuatan kebijakan (Gemala, 2011).
10
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008 tentang rekam medis dalam pasal 3 menyebutkan butir-butir minimal yang harus dimuat untuk pasien rawat inap dan perawatan 1 hari sekurang-kurangnya memuat: a. Identifikasi pasien; b. Tanggal dan waktu; c. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit; d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik; e. Diagnosis ; f. Rencana penatalaksanaan; g. Pengobatan atau tindakan; h. Persetujuan tindakan bila diperlukan; i. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan; j. Ringkasan pulang (discharge summary); k. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan; l. Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kerja kesehatan tertentu; m. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik (Firdaus, 2008).
11
2.3
Kegunaan Rekam Medis Kegunaan rekam medis secara umum anatara lain sebagai berikut :
1. Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahlinya yang ikut ambil bagian; didalam memberikan pelayanan pengobatan, perawatan kepada pasien; 2. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien; 3. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit, dan pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat dirumah sakit; 4. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien; 5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya; 6. Menyediakan data-data khususnya yang sangat berguna untuk penelitian dan pendidikan; 7. Sebagai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran medik pasien; 8. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan serta bahan pertanggungjawaban dan laporan (Rustiyanto, 2009). Kegunaan berkas rekam medis menurut pasal 13 Permenkes RI Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 rekam medis dapat dipakai sebagai: 1.
Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien;
2.
Alat bukti dalam proses penegakan hukum, disiplin kedokteran dan kedokteran gigi dan penegakan etika kedokteran dan etika dokter gigi;
12
3.
Keperluan pendidikan dan penelitian;
4.
Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan;
5.
Data ststistik kesehatan. Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:
a.
Aspek Administrasi Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya
menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggungjawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang teknologi informasi yang sudah memasuki bidang kesehatan, maka penggunaannya didalam rekam medis saat ini sangat diperlukan karena kita melihat proses pengobatan dan tindakan yang diberikan atas diri seorang pasien dapat diakses secara langsung oleh bagian yang berwenang atas pemeriksaan tersebut (Depkes, 1997). Kemudian pengolahan data-data medis secara komputerisasi juga akan memudahkan semua pihak yang berwenang dalam hal ini petugas administrasi di suatu instansi pelayanan kesehatan dapat secara mengetahui rincian biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien yang menjalani pengobatan di rumah sakit. b.
Aspek Medis Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena catatan tersebut
digunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang diberikan kepada seorang pasien dan dalam rangka mempertahankan serta
13
meningkatkan mutu pelayanan melalui kegiatan audit medis, manajemen resiko klinis serta keamanan/keselamatan pasien dan kendali biaya. c.
Aspek Hukum Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta menyediakan bahan sebagai tanda bukti untuk menegakkan keadilan. Rekam medis adalah milik dokter dan milik rumah sakit,sedangkan isinya yang terdiri dari identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan layanan lain yang telah diberikan kepada pasien adalah sebagai informasi yang dapat dimiliki oleh pasien sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.(UU Praktik Kedokteran RI No.29 Tahun 2004 Pasal 46 ayat (1), Penjelasan). d.
Aspek Keuangan Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya
mengandung data/informasi yang dapat digunakan sebagai aspek keuangan. Kaitannya rekam medis dalam aspek keuangan sangat erat sekali dalam hal pengobatan, terapi serta tindaka-tindakan apa saja yang diberikan kepada seorang pasien selama menjalani perawatan di rumah sakit. Oleh karena itu penggunaan sistem teknologi computer di dalam proses penyelenggaraan rekam medis sangat diharapkan sekali untuk diterapkan pada setiap instansi pelayanan kesehatan.
14
e.
Aspek Penelitian Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya
menyangkut data dan informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek pendukung penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan. f.
Aspek Pendidikan Berkas rekam medis memp[unyai nilai pendidikan, karena isinya
menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan/referensi pengajaran dibidang profesi dibidang kesehatan. g.
Aspek Dokumentasi Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena
menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan
pertanggungjawaban
dan
laporan
rumah
sakit.
Perkembangan
ilmupengetahuan dan teknologi informasi dapat diaplikasikan penerapannya didalam penyelenggaraan dan pengelolaan rekam medis yang cukup efektif dan efisien. Pendokumentasian data medis seorang pasien dapat dilaksanakan dengan mudah dan efektif sesuai aturan serta prosedur yang telah ditetapkan (Depkes,1997). 2.4
Isi Rekam Medis Dalam ‘rekam kertas’ ataupun ‘komputerisasi’, isi rekam medis kesehatan
dibagi dalam dua data yaitu: data administrative dan data klinis, sedangkan isi (data atau informasi) rekam medis dipengaruhi oleh bentuk pelayanan kesehatan:
15
1.
Data administratif Data administratif mencakup data demografi, keuangan (financial)
disamping tentang informasi lain berhubungan dengan pasien, seperti data yang terdapat pada beragam izin (consent), pada lembaran hak kuasa otorisasi untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan dalam pelayanan informasi pasien. Data administratif mencakup informasi tentang: a. Nama
lengkap
(nama
sendiri
dan
nama
keluarga
yaitu
nama
ayah/suami/marga). Tuliskan nama keluarga, beri tanda koma, baru nama sendiri; b. Nomor rekam medis pasien dan nomor identitas lain (asuransi); c. Alamat lengkap pasien (nama jalan/gang, nomor rumah, wilayah kota yang dihuni saat ini dan kode pos bila diketahui); d. Nomor rekam medis pasien dan tempat kelahiran pasien; e. Jenis kelamin; f. Status pernikahan; g. Nama dan alamat keluarga terdekat yang sewaktu-waktu dapat dihubungi; h. Tanggal dan waktu terdaftar di tempat penerimaan pasien rawat inap/jalan/gawat darurat; i. Nama rumah sakit (tertera dalam kop formulir: nama, alamat, telepon, dan kota) (Gemala, 2011).
16
2.
Data Klinis Data klinis adalah data hasil pemeriksaan, pengobatan, perawatan yang
dilakukan oleh praktisi kesehatan dan penunjang medis terhadap pasien rawat inap maupun rawat jalan (termasuk darurat). Data klinis meliputi: a. Riwayat kepenyakitan (medis); b. Riwayat pemeriksaan fisik; c. Observasi klinis; d. Perintah dokter; e. Laporan dan hasil prosedur diagnosik dan tearpeutik; f. Laporan konsultasi; g. Ringkasan riwayat pulang (resume); h. Instruksi untuk pasien (Gemala, 2011). Menurut Permenkes Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 1 ayat 2 yang melepaskan isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan rawatan 1 hari sekurang-kurangnya memuat: a. Identitas pasien; b. Tanggal dan waktu; c. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit; d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis; e. Diagnosis; f. Rencana penatalaksanaan; g. Pengobatan dan/atau tindakan;
17
h. Persetujuan tindakan bila diperlukan; i. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan; j. Ringkasan pulang (discharge summary); k. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan; l. Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu dan; m. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik. (Gemala, 2010). 2.5
Tinjauan Analisis Kuantitatif
2.5.1 Definisi Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif adalah untuk menilai kelengkapan dan kekurangan rekam medis rawat inap dan rawat jalan yang dimiliki oleh sarana pelayanan kesehatan (Gemala, 2011). 2.5.2 Tujuan Analisis Kuantitatif 1. Menentukan sekitarnya dan kekurangan agar dapat dikoreksi dengan segera pada saat pasien dirawat dan item kekurangan belum terlupukan untuk menjamin efektifitas kegunaan isi rekam medis kemudian hari. Yang dimaksud dengan koreksi ialah perbaikan sesuai yang terjadi. 2. Untuk mengidentifikasi bagian yang tidak lengkap sehingga mudah dapat dikoreksi dengan adanya dibuat suatu prosedur. Analisis kuantitatif dilakukan untuk membuat catatan medis lengkap sebagai rujukan dalam asuhan pasien, melindungi kepentingan hukum pasien,
18
dokter, rumah sakit dan untuk memenuhi lisensi, akreditasi, dan sertifikasi (Lily, 2007). 2.5.3 Komponen Analisis Kuantitatif 1. Menelaah kelengkapan data sosial pasien (demografi): meliputi informasi tentang identitas pasien, nomor rekam medis, alamat lengkap, usia, orang yang dapat dihubungi dan tanda tangan persetujuan; 2. Menelaah kelengkapan bukti rekaman; 3. Menelaah tanda bukti keabsahan rekaman dari tenaga kesehatan maupun tenaga lain yang terlibat dalam pelayanan kepada pasien sehingga informasi dapat dipertanggungjawabkan secara hukum; 4. Menelaah tata cara mencatat (administratif) yang meliputi adanya tanggal, keterangan waktu, menulis pada baris yang tetap serta menerapkan cara koreksi yang benar. Keempat unsur ini merupakan hal yang sering disepelekan dalam pencatatan sehingga pelaksanaan diidentikkan dengan tingkat kedisiplinan pengisian rekam medis (Gemala R.Hatta, 2011). 2.6
Kepemilikan dan Penyimpanan Rekam Medis Menurut Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 pasal 12 pemilik rekam
medis adalah pelayanan kesehatan. Isinya milik pasien, apabila pasien menginginkan isi dari rekam medis sada beberapa kebijakanm yang ditempuh. Ada yang mengijinkan pasien mengkopi secara lengkap isi dari rekam medis, ada yang membuat ringkasan saja sesuai dengan kebutuhan pasien, semua kebijakan
19
ini harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari dokter yang merawat pasien dan direktur rumah sakit (Depkes, 1997). Menurut Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 pasal 8 penyimpanan rekam medis dilakukan selama 5 (lima) tahun terhitung tanggal terakhir pasien berobat. Apabila ada hal-hal yang bersifat khusus dapat ditetapkan sendiri, sedangkan rekam medis yang tidak aktif dapat dibuat mikro film untuk bentuk arsip lainnya. Setelah batas waktu 5 tahun dilampaui, rekam medis inaktif boleh dimusnakan kecuali ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medik (Depkes, 1997). 2.7
Formulir dan Cara Pengisian Rekam Medis Banyak macam untuk formulir rekam medis yang dipakai di rumah sakit,
namun harus memenuhi keperluan-keperluan yang mendasar. Formulir-formulir rekam medis sendidri tidak memberikan jaminan dan catatan data medis yang tepat dan baik, apabila dokter maupun staf medisnya tidak secara seksama melengkapi informasi yang diperlukan pada setiap lembaran rekam medis dengan baik dan benar. Formulir rekam medis meliputi formulir rekam medis untuk pasien rawat inap dan formulir rekam medis rawat jalan (Depkes, 1997). Sehubungan Menteri Kesehatan RI No.749 a/MenKes/Pers/XII/1989 tentang rekam medis maka: 2.7.1 Ketentuan Pengisian Rekam Medis Rekam medis harus dibuat segera dan dilengkapi seluruhnya stelah pasien menerima pelayanan dengan ketentuan sebagai berikut:
20
1. Setiap tindakan konsultasi yang dilakukan terhadap pasien, selambatlambatnya dalam waktu 1x24 jam harus ditulis dalam lembaran rekam medis; 2. Sebuah pencatatan harus ditanda tangani oleh dokter/tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangan dan ditulis nama keterangannya serta diberi tanggal; 3. Pencatatan yang dibuat oleh mahasiswa kedokteran dan mahasiswa lainnya ditanda tangani dan menjadi tanggungjawab dokter yang merawat atau oleh dokter pembimbingnya; 4. Pencatatan yang dibuat oleh residens harus diketahui oleh dokter pembimbingnya; 5. Dokter yang merawat dapat memperbaiki kesalahan penulisan dan melakukannya pada saat itu juga serta dibubuhi paraf; 6. Penghapusan
tulisan
dengan
cara
apapun
tidak
diperbolehkan
(Depkes,1997). 2.7.2 Penanggungjawab Pengisian Rekam Medis Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan yang melakukan rawat inap maupun rawat jalan wajib membuat rekam medis. Yang membuat/mengisi rekam medis adalah dokter dan tenaga kerja alainnya: 1. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis yang melayani pasien di rumah sakit; 2. Dokter tamu yang merawat pasien di rumah sakit; 3. Residens yang melaksanakan kepanitraan klinik;
21
4. Tenaga paramedik keperawatan dan tenaga paramedis non keperawatan yang sedang terlibat didalam anatara lain: Perawat, perawat gigi, bidan, tenaga laboratorium klinik, gizi, anastesi, pinata rontgen, rehabilitasi medis dan lain sebagainnya. 5. Dalam hal dokter luar negeri melakukan ahli teknologi kedokteran yang berupa tindakan/konsultasi kepada pasien yang membuat rekam medis adalah dokter yang ditunjuk oleh direktur rumah sakit (Depkes, 1997). 2.7.3 Pelayanan Rawat Inap Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan professional akibat penyakit tertentu, dimana pasien di inapkan disuatu ruangan di rumah sakit. Ruang rawat inap adalah ruang tempat pasien dirawat. Ruangan ini dulunya sering hannya berupa bangsal yang dihuni oleh banyak orang sekaligus. Saat ini, ruang rawat inap dibanyak rumah sakit sudah sangat mirip dengan kamar-kamar hotel. Pasien yang berobat jalan, biala pasien tersebut melakukan perawatan didalam rumah sakit, atau menginap di rumah sakit (Nanang, 2014). Rawat inap adalah pemeliharaan kesehatan di rumah sakit dimana penderita tinggal/pondok sedikitnya satu hari, berdasarkan rujukan dari pelaksana pelayanan kesehatan tingkat I atau dokter spesialis yang ditunjuk. Jenis pelayanan yang diberikan, meliputi: 1. Mondok dan makan sesuai dengan kebutuhan gizi; 2. Visite/konsul ahli sekurangnya 1 (satu) kali sehari; 3. Tindakan medis;
22
4. Obat-obatan dan alat kesehatan; 5. Penunjang diagnostik; 6. Operasi (Nanang, 2014). 2.8
Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Kelengkapan pengisian data lembar resume rekam medis oleh tenaga
kesehatan akan memudahkan dalam member tindakan atau terapi kepada pasien. Selain itu juga sebagai sumber data pada bagian rekam medis dalam pengolahan data yang kemudian akan menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen dalam menentukan langkah-langkah strategis untuk pengembangan pelayanan kesehatan (Depkes, 1997). 2.9
Kasus Bedah Bedah atau pembedahan adalah spesialisasi dalam kedokteran yang
mengobati penyakit atau luka dengan operasi manual dan instrumen. Ahli bedah (Surgeon) dapat merupakan dokter, dokter gigi, atau dokter bedah yang memiliki spesialisasi dalam bidang ilmu bedah. Isi Rekam Medis Rawat Inap Kasus Bedah Meliputi : Indentitas, Anamnese, Riwayat penyakit, Hasil pemeriksaan Laboratorium/Radiologi, Diagnosa, Persetujuan tindakan medis, Pengobatan, Asuhan keperawatan, Catatan observasi klinis, Hasil pengobatan dan Resume Medis ( Ester, 2002 ).
23
2.10 Kerangka Konsep Kelengkapan Berkas Rekam Medis Rawat Inap Kasus Kelengkapan Berkas
Bedah, meliputi:
Rekam Medis Rawat
1. Identitas pasien
Inap Kasus Bedah :
2. Anamnese
1. Lengkap
3. Resume
2. Tidak Lengkap
4. Diagnosa 5. Informed Consent
Gambar 1. Kerangka Konsep Keterangan : : Variabel yang diteliti
: Pengaruh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Metode Penelitian Penelitian ini adalah deskriftif kuantitatif yang bertujan untuk mengetahui
tinjauan ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis rawat inap khususnya pada kasus bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai. 3.2
Waktu dan Tempat Penelitian
3.2.1 Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2016. 3.2.2 Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr.RM Djoelham Binjai dengan alasan seringnya ditemukan berkas rekam medis yang tidak lengkap dikarenakan kurangnya kesadaran petugas betapa pentingnya melengkapi berkas rekam medis dengan baik yang sangat mempengaruhi mutu pelayanan rumah sakit sehingga saya memilih RSUD Dr.RM Djoelham Binjai sebagai Rumah Sakit yang tepat sebagai tempat melakukan penelitian. 3.3 Sejarah Ringkasan & Perkembangan RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Sejarah RSUD Dr.R.M Djoelham Kota Binjai yang sebelumnya bernama RSU Binjai belum terdokumentasikan secara lengkap. Penelusuran Sejarah RSU Binjai didapat dari penuturan beberapa orang tua yang dianggap mengetahui asal mula berdirinya RSU Binjai. Cikal Bakal RSU Binjai telah ada berdiri sejak zaman kesultanan pada masa Penjajahan Belanda dan Jepang. Namun dengan
24
25
kondisi luas bangunan yang tidak begitu besar, pasang surutnya perlawanan terhadap penjajahan tidak mengubah kondisi dan fungsi Rumah Sakit yang pada masa itu hanya memiliki satu gedung dengan fasilitas peralatan medis yang sangat sederhana sekali. Bangunan itu sekarang menjadi Gedung Induk yang telah banyak mengalami renovasi. RSU Binjai konon sudah berdiri sejak ± 1927, yang didirikan oleh Tengku Musa. Pada masa tersebut telah ada seseorang Dokter Umum yang bertugas memberikan pelayanan kesehatan baik bagi Keluarga Kesultanan maupun masyarakat, Dokter tersebut adalah Dr. Jalalludin Siregar. Tidak ada catatan resmi sampai kapan beliau melaksanakan pengabdiannya di RSU Binjai tempo dulu tersebut. Periode sejarah berdirinya RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai : 1. RSUD Dr.R.M Djoelham diperkirakan sejak tahun 1937 mulai melaksanakan dharma baktinya dibidang pelayanan kesehatan di RSU Binjai tersebut. Pada Masa pendudukan Penjajahan Jepang, Dr.R.M Djoelham disamping berjuang dalam bidang pelayanan kesehatan, juga aktif memperjuangkan kemerdekaan diwilayah Kota Binjai. 2. Periode tahun 1966 – 1971, Kepala DKR yang juga Pimpinan RSU Binjai dijabat oleh Dr. Maringan E, Hutapea. Keberadaan RSU Binjai yang merupakan bagian DKR masih melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan dasar, atau hal ini berarti tidak terdapat perkembangan yang berarti dalam peningkatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
26
3. Periode tahun 1971 – 1976, Kepala DKR yang juga pimpinan RSU Binjai dijabat oleh Dr.H. Mahiddin, SKM. Perkembangan yang muncul pada periode ini adalah dengan dimulai adanya pemisahan jabatan Kepala DKR ( Dinas Kesehatan ) Kota Binjai dengan Kepala/Pimpinan RSU Binjai. 4. Pada periode 1976 – 1980 Pimpinan RSU Binjai dijabat oleh Dr.H. Azwar Hamid. Pada periode ini RSU Binjai ditetapkan sebagai RSUD Kelas D yang merupakan Rumah Sakit Pembantu, dengan RSU Tanjung Pura sebagai Rumah Sakit Induk. 5. Periode tahun 1985 – 1987, Pimpinan RSU Binjai dijabat oleh Dr.H. Sofyan Siregar, MPH. Pada kurun waktu tersebut, terbitlah kebijaksanaan Departemen Kesehatan RI untuk menyempatkan Dokter Spesialis (PPDS). 6. Pada tanggal 18 Mei 1992, berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Binjai Nomor : 4 Tahun 1991, RSU Binjai dibatalkan namanya menjadi RSUD Dr.Djoelham Kota Binjai. Penambalan nama ini sebagai upaya penghormatan dan mengenang jasa seorang Dokter yang cukup berperan baik dalam pengabdian dibidang kesehatan maupun pada masa perjuangan kemerdekaan. 7. Direktur RSUD Dr.R.M Djoelham selanjutnya adalah Dr.H. Mahim MS Siregar, yang menjabat sejak tahun 1994 – 2001. Pada masa periode ini, upaya peningkatan dan pengembangan Rumah Sakit, namun penambahan ruangan sarana/prasarana pelayanan belum secara maksimal terlaksana. 8. Pada periode berikutnya tahun 2001 – 2008, Direktur RSUD Dr.R.M Djoelham adalah Dr.H.T.Murad El Fuad, Sp.A. Dengan dukungan dari
27
Walikota Binjai yang dijabat oleh H.M. Ali Umri, SH, MKN, terobosan besar telah banyak dilaksanakan. 3.4 Visi, Misi dan Motto 3.4.1 Visi Terwujudnya pelayanan kesehatan yang berkualitan menuju Binjai Sejarah dan Indonesia sehat 2010. 3.4.2 Misi 1. Menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang berkualitas dalam rangka mewujudkan kepuasan pelanggan. 2. Menyelenggarakan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusi dengan menjunjung tinggi etika, norma dan hukum sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. 3. Menyelenggarakan pengelola manajemen rumah sakit secara professional. 4. Menyelenggarakan pemanfaatan sumber daya rumah sakit untuk mendukung upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat. 5. Menyelenggarakan upaya penelitian dan pengembangan rumah sakit dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. 3.4.3 Motto CEPAT, TEPAT, SELAMAT.
28
3.5
Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
3.5.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh berkas rekam medis rawat inap khususnya pada kasus bedah periode triwulan I tahun 2016 di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai berjumlah 159 berkas rekam medis. 3.5.2 Sampel Sampel adalah bagian dari objek yang diteliti jumlah dan karakteristiknya dan mewakili seluruh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian adalah berkas rekam medis rawat inap khususnya pada kasus bedah periode triwulan I tahun 2016 berjumlah 61 berkas di RSUD Dr.RM Djoelham Binjai (Notoatmodjo,2010). 𝑛𝑛 = 𝑛𝑛 = 𝑛𝑛 =
N 1 + N(d2 )
159 1 + 159(0,12 )
159 1 + 159(0,01s)
𝑛𝑛 =
159 1 + 1,59
𝑛𝑛 =
159 2,59
n= 61 berkas
Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi d = tingkat kepercayaan (0,01)
29
3.5.3 Teknik Sampling Mengemukakan bahwa sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 61 berkas rekam medis dengan menggunakan teknik accidental sampling, yaitu dengan cara mengambil seluruh sampel secara tidak terencana dan data yang sudah terkumpul disajikan secara deskriptif dan hasil tersebut tidak dapat digeneralisasi (Arif , 2011) 3.6 Variabel dan Defenisi Operasional Penelitian 3.6.1 Variabel Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapat oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010). Adapun variabel dalam penelitian ini adalah identitas pasien, anamnese, resume, diagnose dan informed consent. 3.6.2 Definisi Operasional 1. Identitas pasien adalah data-data mengenai keterangan pribadi seseorang pasien, alamat, tempat dan tanggal lahir (umur), nomor rekam medis, jenis kelamin, status perkawinan, agama, pekerjaan. 2. Anamnese adalah catatan pemeriksaan fisik pasien, tindakan, terapi, pengobatan yang dilakukan pada pasien dan perkembangan pasien tersebut. 3. Resume adalah lembaran yang berisi informasi tentang identitras pasien, cara penerimaan melalui cara masuk dikirim oleh, serta berisi ringkasan data pada saat pasien keluar, nama dan tanda tangan dokter atau tenaga kesehatan tertentu yang memberi pelayanan kesehatan.
30
4. Diagnosa adalah observasi klinis, hasil pemeriksaan fisik atau tindakan kepada pasien terlebih dahulu sehingga dapat disimpulkan nama penyakit yang diderita oleh pasien tersebut. 5. Informed consent adalah lembaran yang berisikan tentang persetujuan dilakukannya tindakan medis atau bedah kepada pasien dan keluarga yang bertanggungjawab. 3.7 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 3.7.1 Data Primer Data primer, yaitu data yang dipoeroleh dari subjek penelitian melalui observasi atau pengambilan data langsung pada objek sebagai sumber informasi dilapangan. 3.7.2 Data Sekunder Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dilapangan berupa laporan dari RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Tahun 2016. 3.7.3 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagain proses yang menggambarkan proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif. Untuk penelitian kuantitatif pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan yang diperlukan.
31
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu: 3.7.3.1 Observasi Observasi atau pengamatan adalah suatu prosedur yang terencana, yang anatar lain meliputi melihat dan mencatat jumlah dan aktivitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. 3.8 Teknik Pengolahan Data Data yang sudah dikumpulkan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Collecting Mengambil berkas rekam medis khususnya kasus bedah untuk dianalisis apakah sudah terisi dengan lengkap. 2. Editing Memeriksa berkas rekam medis khususnya kasus bedah apakah sudah terisi dengan lengkap. 3. Klasifikasi Penyusunan bersistem menurut kaidah standar yang sudah ditetapkan. 4. Penyajian Data Salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil p[enelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan. 3.9
Teknik Analisa Data Penelitian Menggunakan metode deskriptif yaitu mengetahui gambaran persentase
ketidaklengkapan data pada berkas rekam medis rawat inap khususnya pada kasus bedah.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengumpulan data dari berkas rekam medis hasil tinjauan analisis ketidaklengkapan berkas rekam medis sebanyak 61 berkas rekam medis rawat khususnya bedah periode tahun 2016 yang dilakukan diruang kerja rekam medis informasi kesehatan RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai pada tanggal 29 Juli 2016 dengan hasil itu data-data tersebut akan digambarkan dalam bentuk tabel dari masing-masing komponen analisa berkas rekam medis dan di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai menggunakan analisis retrospective yaitu analisis yang dilakukan setelah pasien selesai mendapatkan pelayanan. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 61 sampel berkas rekam medis pasien rawat inap khususnya pada kasus bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan pertama tahun 2016 diketahui bahwa semua sampel berkas rekam medis telah diisi identitas pasien dengan lengkap dan tidak ada sampel berkas rekam medis yang tidak diisi identitas pasien. Untuk mencari persentasenya dapat dicari dengan menggunakan rumus : Hasil penelitian Persentase =
x 100% Jumlah Sampel
32
33
Dengan perhitungan sebagai berikut : a. Persentase Kelengkapan Identitas Pasien Jumlah sampel : 61 berkas rekam medis Jumlah Identitas yang lengkap : 61 berkas rekam medis. 61 Persentase =
x 100% 61
=100% Jadi, perentase Identitas pasien yang lengkap sebesar 100% b. Persentase Ketidaklengkapan Identitas Pasien Jumlah sampel : 61 berkas rekam medis Jumlah identitas pasien yang tidak lengkap : 0 berkas rekam medis. 0 Persentase =
x 100% 61
=
0
Jadi, persentase pasien yang tidak lengkap sebesar 0 %. Komponen analisis kuantitatif berkas rekam medis : Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016 Berdasarkan Pengisian Lembar Identitas Pasien No
Identitas Pasien
1. 2.
Lengkap Tidak Lengkap Jumlah
Jumlah Berkas Rekam Medis 61 0 61
Persentase ( % ) 100 0 100
34
Berdasarkan tabel di atas persentase ketidaklengkapan pengisian lembar identitas pasien sebanyak 61 Berkas Rekam Medis pada triwulan pertama tahun 2016 sebesar 0 % dan persentase kelengkapannya sebesar 100%. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016 Berdasarkan Pengisian Lembar Anamnese No 1. 2.
Anamnese Lengkap Tidak Lengkap Jumlah
Jumlah Berkas Rekam Medis 54 7 61
Persentase ( % ) 88,52 11,48 100
Berdasarkan tabel di atas persentase ketidaklengkapan pengisian lembar anamnese sebanyak 61 Berkas Rekam Medis pada triwulan pertama tahun 2016 sebesar 11,48% dan persentase kelengkapannya sebesar 88,52%. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016 Berdasarkan Pengisian Lembar Resume No 1. 2.
Resume Lengkap Tidak Lengkap Jumlah
Jumlah Berkas Rekam Medis 61 0 61
Persentase ( % ) 100 0 100
Berdasarkan tabel di atas persentase ketidaklengkapan pengisian lembar resume sebanyak 61 Berkas Rekam Medis pada triwulan pertam tahun 2016 dan persentase kelengkapannya sebesar 100%.
35
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016 Berdasarkan Pengisian Lembar Diagnosa No
Diagnosa
Jumlah Berkas Rekam Persentase ( % ) Medis 1. Lengkap 60 98,36 2. Tidak Lengkap 1 1,64 Jumlah 61 100 Berdasarkan tabel di atas persentase ketidaklengkapan pengisian lembar diagnose sebanyak 61 Berkas Rekam Medis pada triwulan pertama tahun 2016 sebesar 1,64% dan persentase kelengkapannya sebesar 98,36%. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016 Berdasarkan Pengisian Lembar Informed Consent No
Informed Consent 1. Lengkap 2. Tidak Lengkap Jumlah
Jumlah Berkas Rekam Medis 53 8 61
Persentase ( % ) 86,89 13,11 100
Berdasarkan tabel di atas persentase ketidaklengkapan pengisian lembar informed consent sebanyak 61 Berkas Rekam Medis pada triwulan pertama tahun 2016 sebesar 13,11% dan persentase kelengkapannya sebesar 86,89%
36
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan I Tahun 2016
No
Tidak Lengkap Perbulan
Jumlah Berkas
Uraian
Persentase (%) Perbulan
% Ketidak lengkapan Pertriwulan
Jan Feb Mar Jan Feb Mar Jan Feb Mar 1
Identitas 25 Pasien 2 Anamnese 25
20
16
0
0
0
0
0
0
0
20
16
2
3
2
8
15 12,5
3
Resume
25
20
16
0
0
0
0
0
0
0
4
Diagnosa
25
20
16
1
0
0
4
0
0
1,33
5
Informed Consent
25
20
16
4
2
2
16
10 12,5
11,83
12,83
4.2 Pembahasan Berdasarkan tabel variabel komponen identifikasi analisis kuantitatif diatas menunjukan bahwa dari Persentasi digunakan 61 berkas rekam medis rawat inap yang dianalisa ketidaklengkapannya yaitu: Identitas pasien yang tidak lengkap mencantumkan nomor rekam medis, nama pasien, alamat, tempat dn tanggal lahir / umur, jenis kelamin, agama, dan pekerjaan pasien pada bulan Januari sampai bulan Maret terisi lengkap. Anamnese yang tidak lengkap mencantumkan catatan pemerikasaan fisik pasien, tindakan, dan pengobatan yang dilakukan pada pasien bulan Januari sebanyak 2 berkas dengan persentase 8%, pada bulan Februari sebanyak 3 berkas dengan persentase 15%, dan pada bulan Maret sebanyak 2 berkas dengan persentase 12,5%. Jadi, ketidaklengkapan pengisian anamnese pada triwulan pertama tahun 2016 sebanyak 61 berkas rekam medis dengan persentase 11,83%.
37
Resume yang tidak lengkap mencantumkan informasi tentang identitas pasien seta berisi ringkasan data pada pasien keluar pada bulan Januari sampai bulan Maret terisi lengkap. Diagnosa yang tidak lengkap mencantumkan diagnosa pada bulan Januari sebanyak 1 berkas dengan persentase 4%, pada bulan Februari terisi lengkap dan pada bulan Maret terisi lengkap. Jadi, ketidaklengkapan pengisian diagnosa triwulan pertama tahun 2016 sebanyak 61 berkas rekam medis dengan persentase 1,33%. Informed Consent yang tidak lengkap mencantumkan persetujuan dilakukan tindakan medis atau bedah kepada pasien dan keluarga yang bertanggungjawab, serta tanda dokter bedah pada bulan Januari sebanyak 4 berkas dengan persentase 16%, pada bulan Februari sebayak 2 berkas dengan persentase 10%, dan pada bulan Maret sebanyak 2 berkas dengan persentase 12,5%. Jadi, ketidaklengkapan pengisian Informed Consent pada triwulan pertama tahun 2016 sebanyak 61 berkas rekam medis dengan persentase 12,83%.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang berjudul, “Tinjauan
Analisis Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.R.M Djoelham Binjai Triwulan Pertama Tahun 2016” yang telah disajikan pada Bab IV dan dapat disimpulkan bahwa : 1. Identitas pasien, jumlah berkas yang diteliti pada triwulan pertama tahun 2016 sebanyak 61 berkas rekam medis. Berkas rekam medis pada identitas pasien terisi lengkap. 2. Anamnese, jumlah berkas yang diteliti pada triwulan pertama tahun 2016 sebanyak 61 berkas rekam medis. Berkas yang tidak lengkap pengisian anamneses berjumlah 7 berkas rekam medis sehingga memilki nilai persentase ketidaklengkapan sebesar 11,83%. 3. Resume, jumlah berkas yang diteliti pada triwulan pertama tahun 2016 sebanyak 61 berkas rekam medis. Berkas rekam medis pada resume terisi lengkap.. 4. Diagnosa, Jumlah berkas yang diteliti pada triwulan pertama tahun 2016 sebanyak 61 berkas rekam medis. Berkas yang tidak lengkap pengisian diagnose berjumlah 1 berkas rekam medis sehingga memiliki nilai persentase ketidaklengkapan sebesar 1,33%.
38
39
5. Informed Consent, jumlah berkas yang deteliti tidak lengkap pada triwulan pertama tahun 2016 sebanyak 61 berkas rekam medis. Berkas yang tidak lengkap pengisian Informed Consent berjumlah 8 berkas rekam medis sehingga memiliki nilai persentase ketidaklengkapan sebesar 12,83%. 6. Jadi berdasarkan penelitian ini kelengkapan pengisian rekam medis di RSUD Dr.R.M Djoelham Binjai masih belum sempurna karena ada beberapa pengisian berkas yang tidak lengkap. 5.2 Saran 1. Perlu adanya revisi SOP yang lebih detail tentang kelengkapan pencatatan rekam medis agar mudah dipahami dan diterapkan petugas. 2. Setiap petugas harusnya menyadari akan pentingnya kelengkapan dokumen rekam medis. 3. Perlu adanya cros check ulang/ assembling dan analising yang lebih teliti.
DAFTAR PUSTAKA Budianas, Nanang, 2016. Pengertian Rawat Inap http://www.wikipedia.org/wki/pasien/diakses 12 Juni 2016 Pukul 20:00WIB Departemen Kesehatan RI Direktorat Pelayanan Medik, Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit Di Indonesia, Revisi I, Depkes, Jakarta : 1997 Ester, Monica, 2002. Keperawatan Medical Bedah Pendekatan Sistem Gastrointestina 1.Jakarta: EGC, http://www.scribd.com/doc/PengertianBedah diakses 05 Juni 2016 Pukul 20:10 WIB Firdaus. US, 2008. Rekam Medik Dalam Sorotan. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UNS Press. Hatta, Gemala R. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan. Edisi Revisi , UIP, Jakarta 2011 Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008. Rekam Medis. Dari http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/1310/1/PMK2 69-0308.pdf.Diakses 29 Mei 2016 Pukul 21:00 WIB Sumantri, A. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kencana
MASTER TABEL LEMBAR OBSERVASI KETIDAKLENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RAWAT INAP KHUSUSNYA KASUS BEDAH DI RSUD DR. R.M. DJOELHAM BINJAI TRIWULAN I TAHUN 2016 Berkas Rekam Medis 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.
Indetitas Pasien L TL √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Anamnese L √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
TL
√
√
Resume
Diagnosis
L √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
L √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
TL
TL
√
Informed Consent L TL √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. Jumlah
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 61
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
0
√ √ √ √ √ √ √ √ √ 54
√
√ √
√
√
7
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 61
0
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 60
√ √ √ √ √ √ √
1
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 53
√ √
8
LEMBAR KONSUL Nama
: Nia Kurnia
Nim
: 1313466003
Judul
: Tinjauan Analisis Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap Khususnya Pada Kasus Bedah di RSUD Dr.R.M Djoelham Triwulan 1 Tahun 2016
No
Hari/Tanggal
Materi yang Dikonsulkan
Hasil Konsul
Paraf
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
9. 10. Disetujui : Dosen Pembimbing
(Esraida Simanjuntak, SKM)