1
Tingkat Motivasi Ibu Tentang Perawatan Metode Kanguru Ika Widiyaningsih1, Siti Chodidjah2 1. Ika Widiyaningsih : Program Sarjana Ekstensi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Kampus FIK UI, Jl.Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat – 16424. Email :
[email protected] 2. Siti Chodidjah : Kelompok Keilmuan Keperawatan Anak Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Kampus FIK UI, Jl.Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat – 16424. Email :
[email protected]
Abstrak Metode kanguru merupakan teknologi tepat guna untuk perawatan bayi berat lahir rendah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran serta hubungan karakteristik ibu dengan motivasi tentang perawatan kanguru. Penelitan ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi melalui pendekatan cross sectional dengan teknik consecutive sampling. Responden berjumlah 106 orang. Penelitian dilakukan di RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Dari hasil uji chi square didapatkan hubungan yang bermakna antara usia, pekerjaan dan sumber informasi yang didapat ibu dengan motivasi tentang perawatan metode kanguru (p value < 0,05). Peneliti merekomendasikan penelitian lanjutan mengenai peran petugas kesehatan untuk meningkatkan motivasi pada pelaksanaan perawatan kanguru. Kata kunci
: bayi berat lahir rendah, motivasi, perawatan metode kanguru
Abstract Kangaroo method is one of the appropriate technology for the care of low birth weight babies. This study aimed to describe mother’s motivation of kangaroo care. This a quantitaive research used a correlationaldescriptive design with cross sectional approach. The technique of sampling used consecutive sampling with 106 subjects at Cipto Mangunkusumo General Hospital Jakarta. The result found that there are significantly relationship between materanal age, occupation and information sources to the mother’s motivation of kangaroo care (p value > 0.05). Researcher recommend for the further research to analyze the role of care giver to improve the motivation for the kangaroo methods. Key words
: low birth weight babies, motivation, kangaroo mother care
Universitas Indonesia
2
Pendahuluan Derajat kesehatan masyarakat saat ini dapat
perawatan metode kanguru yang merupakan
dinilai dengan menggunakan indikator Angka
metode perawatan dini dengan sentuhan kulit
Kematian Bayi, karena merupakan cerminan
ke kulit antara ibu dan bayi. Perawatan
dari status kesehatan anak saat ini World
kanguru dapat meningkatkan hubungan antara
Health Organization (2002).
ibu dengan bayi.
Di Indonesia angka kematian bayi masih
Haksari, dkk (2002) dalam penelitiannya
tinggi sekitar 56% kematian terjadi pada masa
mengenai analisis biaya antara PMK dengan
neonatal. Menurut Riset Kesehatan Dasar
metode konvensional diketahui bahwa PMK
Riskesdas (2007) di DKI Jakarta terdapat
lebih efektif dibanding metode konvensional
11,5% bayi dengan berat lahir rendah saat
dalam menurunkan biaya rawat. Penelitian
dilahirkan. Presentase tertinggi ditemukan di
lainnya menyebutkan bahwa suhu tubuh,
Jakarta pusat yaitu 21,4% dan terendah di
berat badan dan frekuensi nafas lebih baik
kepulauan seribu sebesar 0,9%. Menurut
pada bayi berat lahir rendah yang menjalani
WHO (2009) angka kematian pada neonatal
perawatan metode kanguru dibandingkan
sebesar 37% diantara kematian balita di
dengan yang tidak dilakukan PMK (Ali et al.,
Negara berkembang. 75% angka kematian
2009). Penelitian yang dilakukan Endyarni et
neonatal terjadi selama minggu pertama
al. (2009) menyatakan PMK efektif untuk
kehidupannya, dan terjadi kematian antara
menumbuhkan efek positif pada ikatan kasih
25% sampai 45% dalam 24 jam pertama.
sayang antara ibu dan bayi.
Rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo
Wawancara yang dilakukan bulan Oktober
Jakarta merupakan salah satu rumah sakit
2012, pada 10 ibu yang bayinya terlahir
rujukan nasional. angka kejadian BBLR tahun
dengan berat badan rendah dan dirawat di
2010 sekitar 22% dari jumlah bayi baru lahir
dalam inkubator di ruangan perinatologi
terutama BBLR dengan berat badan bayi
diketahui sebagian orang ibu mengatakan
berkisar 700 – 2495 gram. BBLR menurut
masih takut mengendong maupun menyentuh
Wong (2008) adalah bayi yang lahir dengan
bayinya dan sebagian ibu tidak dapat rutin
berat
mengunjungi bayinya karena kesibukan yang
kurang
dari
2.500
gram
tanpa
memandang usia gestasi.
lainnya.
Menurut Pratomo (2006) salah satu cara
Rendahnya angka pelaksanaan perawatan
mempertahankan suhu tubuh normal pada
metode
bayi BBLR adalah dengan menggunakan
menggambarkan rendahnya kesadaran dan
kanguru
secara
tidak
langsung
Universitas Indonesia
3
ketidaktahuan pada ibu untuk melakukan
data karakteristik ibu yang telah setuju
perawatan metode kangguru. Penelitian yang
menjadi responden meliputi : usia, tingkat
dilakukan
menyebutkan
pendidikan dan status pekerjaan. Bagian B
bahwa respon ibu terhadap permasalahan bayi
yaitu instrumen yang berisi pertanyaan terkait
BBLR sangat mempengaruhi keputusan ibu
motivasi
untuk
terhadap
kanguru yang jawaban diukur berdasarkan
bayinya. Masih banyak para ibu yang belum
skala likert dan dibuat dalam bentuk cek list.
bisa merawat bayinya dengan baik karena
Uji coba instrumen dilakukan pada 30 ibu di
kurangnya pengetahuan ibu tentang perawatan
RS. Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Hasil
bayi baru lahir rendah. Oleh sebab itu, peneliti
uji instrumen didaptkan nilai uji validitas
merasa tertarik untuk melakukan penelitian
antara
tentang
didapatkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.
Surasmi
(2003)
melakukan
perawatan
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan motivasi ibu dalam perawatan metode kanguru di Ruang Perinatologi RS. Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta.
ibu
dalam
0.330-0.725.
perawatan
hasil
uji
metode
reabilitas
935. Analisa data dalam penelitian ini meliputi analisa univariat dan bivariat. Analisa bivariat dilakukan dengan menggunakan uji statistik
METODOLOGI Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional, Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi dengan berat lahir rendah yang dirawat
Chi-square yang mencakup data mengenai karakteristik
responden
sedangkan
pada
analisis bivariat mencakup data mengenai karakteristik responden yang dihubungkan dengan variabel tingkat motivasi.
Cipto
Keseluruhan rencana penelitian mengikuti
Mangunkusumo Jakarta. Jumlah sampel pada
proses legalisasi penelitian dengan memegang
penelitian ini berjumlah 106 ibu. Penelitian
empat prinsip utama etika yang harus
ini dilakukan dengan menggunakan teknik
dipegang teguh dalam melakukan penelitian
pengambilan
antara lain menghormati harkat dan martabat
di
Ruang
Perinatologi
sampel
RS.
non
Dr.
probability
sampling jenis consecutive sampling Instrument pada penelitian ini mengunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data terkait tentang motivasi ibu dalam perawatan metode kanguru. Kuesioner tingkat motivasi
manusia,
menghormati
privasi
dan
kerahasiaan subjek penelitian, keadilan dan inklusifitas atau keterbukaan, serta dengan memperhitungkan manfaat maupun kerugian yang ditimbulkan.
ibu ini terdiri atas dua bagian utama yaitu bagian A yang berisi pertanyaan mengenai Universitas Indonesia
4
HASIL Motivasi Ibu Tentang
Variabel
OR
Value
Perawatan Kanguru Rendah
P
Tinggi
total
N
%
N
%
N
%
Dewasa Awal
35
45,5
42
54,5
77
100
Dewasa Menengah
23
79,3
6
20,7
29
100
Tinggi
30
50,0
30
50,0
60
100
Rendah
28
60,9
18
39,1
46
100
Bekerja
35
85,4
6
14,6
41
100
Tidak bekerja
23
35,4
42
64,6
65
100
Utama
35
45,5
42
54,5
77
100
Pendukung
23
79,3
6
20,7
29
100
Usia 4,600
0,004
0643
0,359
0,094
0,000
0,217
0,004
Pendidikan
Pekerjaan
Sumber informasi
memiliki motivasi rendah untuk perawatan Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ibu
kanguru sebanyak 28 orang (60,9%) dan ibu
yang berusia dewasa awal memiliki motivasi
yang memiliki motivasi tinggi sebanyak 18
rendah untuk perawatan kanguru sebanyak 35
orang (39,1%). ibu yang bekerja memiliki
orang (45,5%) dan ibu yang memiliki
motivasi rendah untuk perawatan kanguru
motivasi tinggi sebanyak 42 orang (54,5%).
sebanyak 35 orang (85,4%) dan ibu yang
ibu yang berusia dewasa menengah memiliki
memiliki motivasi tinggi sebanyak 6 orang
motivasi rendah untuk perawatan kanguru
(14,6%). ibu yang tidak bekerja memiliki
sebanyak 23 orang
(79,3%) dan ibu yang
motivasi rendah untuk perawatan kanguru
memiliki motivasi tinggi sebanyak 6 orang
sebanyak 23 orang (35,4%) dan ibu yang
(20,7%).
tinggi
memiliki motivasi tinggi sebanyak 42 orang
memiliki motivasi rendah untuk perawatan
(64,6%). ibu yang memperoleh informasi dari
kanguru sebanyak 30 orang (50,0%) dan ibu
sumber informasi utama dan masih memiliki
yang memiliki motivasi tinggi sebanyak 30
motivasi rendah untuk perawatan kanguru
orang (30,0%). ibu yang berpendikan rendah
sebanyak 35 orang
ibu
yang
berpendikan
(45,5%) dan ibu yang Universitas Indonesia
5
memiliki motivasi tinggi sebanyak 42 orang
Hasil ini tidak jauh berbeda dengan penelitian
(54,5%). ibu yang memperoleh informasi dari
yang dilakukan oleh Nair et al. (2011) untuk
sumber informasi pendukung dan masih
menganalisis
memiliki motivasi rendah untuk perawatan
perawatan metode kanguru pada 60 orang ibu.
kanguru sebanyak 23 orang (79,3%) dan ibu
Dalam penelitian tersebut, rentang usia
yang memiliki motivasi tinggi sebanyak 6
responden berkisar antara 20 tahun sampai
orang
yang
dengan 45 tahun, dengan nilai median 36
dengan
tahun. Dalam penelitian ini, sebagian besar
Chi-square,
responden yang berusia <36 tahun masuk
berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil
dalam kategori bermotivasi tinggi berjumlah
bahwa
yang
38 responden dan sisanya sebanyak 4
signifikan antara usia (p = 0,004), status
responden masuk dalam kategori bermotivasi
pekerjaan (p = 0,000) dan sumber informasi
rendah. Selanjutnya untuk kelompok usia >36
tentang perawatan kanguru (p = 0,004)
tahun, sebagian besar responden masuk dalam
dengan tingkat motivasi tentang perawatan
kategori bermotivasi tinggi berjumlah 18
kanguru. Sedangkan untuk data karakteristik
responden dan tidak ada yang memiliki
responden mengenai pendidikan didapatkan
motivasi rendah.
(20,7%).
digunakan
Analisa
dalam
menggunakan
uji
terdapat
bivariat
penelitian statistik
adanya
hubungan
hasil tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap tingkat motivasi tentang perawatan kanguru (p value > 0,05).
tingkat
motivasi
mengenai
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan uji statistic Chi Square terdapat adanya hubungan yang signifikan
PEMBAHASAN
antara usia dan tingkat motivasi ibu tentang
Rentang usia responden pada penelitian ini
perawatan metode kanguru dengan nilai (P
yaitu antara 18 tahun sampai 40 tahun.
value = 0,004). Hal ini sejalan dengan
peneliti menentukan pembagian variabel usia
penelitian yang dilakukan Roatib (2007) yang
dalam penelitian ini dengan menggunakan
menunjukkan
kategori
yang
hubungan yang bermakna dengan motivasi
mempunyai rentang usia 18 – 30 tahun, dan
dengan nilai (P value = 0,021). Robbins
dewasa menengah dengan rentang usia 31-60
(2006, dalam Sudrajat 2008) mengemukakan
tahun.
penelitian
bahwa usia sangat berkaitan erat dengan
didapatkan data responden dengan usia
kedewasaan atau maturitas seorang ibu.
dewasa awal berjumlah 77 orang (72,6%) dan
Semakin tinggi usia ibu maka kemampuan
usia responden dewasa menengah berjumlah
untuk berpikir rasional akan semakin baik,
29 orang (27,4%).
individu akan semakin bijak dalam bertindak,
responden
Berdasarkan
dewasa
hasil
awal
bahwa
usia
mempunyai
penuh dengan keterbukaan dalam menerima Universitas Indonesia
6
saran atau masukan, sehingga mampu untuk
Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam
mengaplikasikannya.
(2003) pekerjaan adalah kegiatan yang harus
Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk berperan
serta.
semakin
tinggi
tingkat
pendidikan seseorang maka akan semakin mudah untuk menerima informasi. namun sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat seseorang dalam informasi yang baru diterimanya (Notoatmojo, 2005). Berdasarkan membuktikan
hasil
penelitian
adanya
ini,
tidak
hubungan
yang
signifikan antara tingkat pendidikan dengan tingkat
motivasi
ibu
tentang
perawatan
metode kanguru (P value = 0,359). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ellyana (2008) bahwa pendidikan tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan motivasi dengan nilai yang didapat sebesar 0,426. Namun hasil penelitian tersebut tidak
dilakukan individu terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Berdasarkan
hasil
membuktikan
dari
adanya
penelitian hubungan
ini, yang
signifikan antara pekerjaan dengan tingkat motivasi ibu tentang perawatan metode kanguru (P value = 0,000). Penelitian yang dilakukan Amin & Said (2011) menyatakan konsekuensi dari ibu yang bekerja adalah tidak dapat melaksanakan manajemen dengan baik. Peneliti berpendapat bahwa ibu yang bekerja
kurang
mampu
melaksanakan
perawatan kanguru secara maksimal karena melakukan perawatan kanguru dengan waktu yang lebih pendek. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Azriani untuk mengetahui
hubungan
antara
pekerjaan
dengan keberhasilan pemberian asi dengan (P value = 0,011).
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sumber
Sarnengsih (2012) untuk menganalisis tingkat
metode kanguru adalah bagaimana, oleh siapa
motivasi
dan
mengenai
perawatan
kanguru.
informasi
dimana
mengenai
informan
perawatan
pertama
kali
berdasarkan hasil penelitiannya diperoleh data
mendengarkan mengenai penjelasan tersebut.
bahwa lebih dari separuh ibu dengan bayi
Dari informasi ini maka diharapkan adanya
BBLR memiliki pendidikan yang rendah.
pernyebarluasan pesan sehingga penerima
Sedarmayanti (2003) mengatakan bahwa
informasi mengetahui informasi yang ingin
tingkat pendidikan tinggi menunjang ibu
diketahui.
untuk menyerap informasi yang berhubungan dengan
kegiatannya
sedangkan
tingkat
pendidikan yang rendah menyebabkan
ibu
sulit untuk menyerap informasi yang didapat.
Penelitian ini, membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara sumber informasi dan tingkat
motivasi
ibu
tentang
perawatan
metode kanguru (P value = 0,004). Presentasi kasus keperawatan terkait perawatan metode Universitas Indonesia
7
kanguru dewasa ini dilaksanakan dengan
bermakna (signifikan) dengan motivasi ibu
tujuan agar ibu dapat melakukan perawatan
dalam perawatan metode kangguru. Hal ini
secara efektif dan turut berperan aktif dalam
ditunjukkan dengan nilai probabilitas (p-
perawatan bayinya. Informasi membantu ibu
value) > 0,05.
memenuhi semua kebutuhan bayi dalam
Berdasarkan
melakukan perawatan kanguru (Depkes RI,
tersebut, maka peneliti menyarankan perlunya
2008).
upaya-upaya untuk meningkatkan motivasi
Banyak ibu muda yang mengalami keraguan
pada ibu dalam melakukan perawatan metode
yang sangat besar untuk berperan serta
kanguru, sebagai berikut :
memenuhi kebutuhan bagi bayinya, sehingga
1.
membutuhkan
dukungan
dari
Pihak
kesimpulan
rumah
sakit
hasil
penelitian
agar
dapat
keluarga,
meningkatkan sarana maupun prasarana
teman, maupun petugas kesehatan. Selain
yang lebih menunjang untuk memotivasi
adanya dukungan, perawatan metode kanguru
ibu dalam melakukan perawatan metode
juga dapat terlaksana apabila ibu mampu
kanguru
melaksanakannya atas keputusan sendiri.
penambahan ruangan untuk melakukan
Kondisi ini sesuai dengan hasil penelitian
pelaksanaan perawatan metode kanguru
yang dilakukan oleh Utami (2002) tentang
bagi ibu dan bayinya.
penerimaan perawatan bayi lekat dan sikap
2.
seperti
menyediakan
Perlu ditingkatkannya peran dan fungsi
adalah variabel yang paling mempunyai
tenaga kesehatan di rumah sakit antara
hubungan yang bermakna dalam perawatan
lain
metode kanguru.
penyuluhan kepada ibu yang memiliki
dengan
rutin
mengadakan
bayi berat lahir rendah yang dirawat, KESIMPULAN
terutama untuk memotivasi ibu dalam
Penelitian ini membuktikan bahwa lebih dari
melakukan perawatan metode kanguru
setengah responden ibu dalam penelitian ini
sehingga terbentuk wadah untuk bertukar
memiliki motivasi yang rendah tentang
informasi dan pengalaman mengenai
perawatan metode kanguru. Hal ini dapat
pelaksanaan perawatan metode kanguru.
memicu tingginya lama rawat pada bayi di RS
3.
Perlunya disediakan lebih banyak leafet,
Dr. Cipto Mangunkusumo. Selain itu, peneliti
brosur, poster atau media informasi yang
juga menemukan adanya hubungan yang
lainnya mengenai pentingnya perawatan
signifikan antara usia, pekerjaan dan sumber
metode kanguru pada bayi baru lahir
informasi dalam perawatan metode kanguru
terkait manfaatnya bagi ibu dan bayi.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas (p-value) < 0,05 sedangkan untuk tingkat pendidikan tidak terdapat hubungan yang Universitas Indonesia
8
REFERENSI Ali, S.M., Sharma, J., & Alam, S. (2009). Kangaroo mother care as compared to conventional care for low birth weight babies. 36 (3) : 155-160. http://www.proquest.umi.com diakses tanggal 21 Oktober 2012 Amin RM, Said MZ, dkk. (2011). Work related determinant of breastfeeding discontinuation among employed mother in malaysia. International Breastfeeding Journal
skin (kangaroo) and tradisional care parenting outcomes and preterm infant development, http://www.ncbi.nlm.nihgov/PubMed/120 93942, Diakses tanggal 22 Oktober 2012 Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam, Pariani, S. (2003). Pendekatan praktis metodologi riset keperawatan. Jakarta : Sagung Seto
Arora, S. (2008). Kangaroo mother care. Nursing journal of india, 99 (11):248250.http://www.proquest.umi.com diakses tanggal 26 Oktober 2012
Pratomo, H. (2006). Manfaat perawatan metode kanguru dan penerapannya dalam perawatan bayi berat lahir rendah : Buku panduan resusitasi neonatus edisi 5. Jakarta : Perinasia
Azriani. (2012). Metode scoring untuk menilai keberhasilan pemberian asi eksklusif di kabupaten bekasi. Journal Health Quality. Volume 2, Nomer 4, Mei 2012
Priya J.J. (2004). Kangaroo care for low birth weight babies. Nursing journal of india (95)9 : 209-212). http://www.proquest.umi.com Diakses tanggal 21 Oktober 2012.
Depkes RI. (2008). Perawatan bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan metode kanguru. Jakarta : Departemen kesehatan republik Indonesia
Roatib, Ali. (2007). Hubungan antara karakteristik perawat dengan motivasi perawat pelaksana dalam menerapkan komunikasi terapeutik pada fase kerja di rumah sakit islam sultan agung semarang. Online journal of nursing. Diakses dari http://ejournal.undip.ac.id/medianers tanggal 3 Juli 2013
Deswita, Besral, Yeni Rustina. (2011). Pengaruh perawatan metode kanguru terhadap respon fisiologis bayi premature. Jurnal kesehatan masyarakat. Volume 5, Nomer 5, April 2011 Diniawati, Evita. (2010). Gambaran pelaksanaan perawatan metode kanguru di rumah pada ibu yang memiliki bayi berat lahir rendah di kecamatan sukaresmi kabupaten garut tahun 2010. Depok Endyarni, B, Roeslani, R. D, Rohsiswatmo, R. & Soedjatmiko. (2009). Mother’s response on kangaroo mother care intervention for preterm infants, http://www.pediatricaindonesia.org/journ al.asp?q=851. 49(4), 224-28. Diakses tanggal 19 Oktober 2012 Feldman, R., Eidelman, Al, Sirota, L, & Weller, A. (2002). Comparison of skin to
Robbins, Stephen, P. (2006). Perilaku Organisasi. Klaten : PT. Intan Sejati Sarnengsih, T. (2012). Gambaran factor pemungkin dan faktor penguat yang mempengaruhi pelaksanaan metode kanguru di ruangan perinatologi RSUP M. Djamil padang tahun 2012. Padang Sedarmayanti, (2003). Manajemen sumber daya manusia. Bandung : Refika Aditama Surasmi, A., Handayani, S., & Kusuma, H., N. (2003). Perawatan bayi resiko tinggi. Jakarta : Buku kedokteran EGC
Universitas Indonesia
9
Utami. (2002). Hubungan penerimaan, pengetahuan, dan sikap dengan praktek perawatan bayi lekat pada ibu BBLR setelah dilakukan penyuluhan metode perawatan bayi lekat di RSUD Cibinang kabupaten bogor. Depok WHO. (2002). Pedoman berat badan bayi untuk pelaksanaan kanguru. Diakses dari http://whqlibdoc.who.int/publications/2 003/9241590351.pdf kangaroo mother care. tanggal 19 Oktober 2012 WHO. (2003). Kangaroo mother care a practical guide. Geneva : Department of reproductive health and research WHO. http://www.prematurity.org/journalofpedi atric. Diakses tanggal 25 Oktober 2012 Wong, D. L. Hokenberry , M, Wilson, D., Wnkelstein, M. L., & Schwatrz, P. (2008). Buku ajar keperawatan pediatrik. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Universitas Indonesia
10
Universitas Indonesia
11
Universitas Indonesia