TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY
E JURNAL ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)
KARMI SUSILAWATI NIM. 09080048
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY Oleh Karmi Susilawati 1, Wirsal Chan 2, Silvia Marni 3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT The central issue of this research is directive speech acts in a novel Lelaki yang menggenggam Ayat-ayat Tuhan by Taufiqurrahman Al-Azizy. This study aimed to describe the directive speech acts in the novel Lelaki yang menggenggam Ayat-ayat Tuhan by Taufiqurrahman Al-Azizy. This research is a qualitative research method is descriptive content analysis. These results indicate a directive speech acts can be seen from the figures of speech in the novel Lelaki yang menggenggam Ayat-ayat Tuhan by Taufiqurrahman Al-Azizy. Type of directive speech acts contained in the novel include speech acts ordered, pleaded speech acts, speech acts advising, challenging speech acts and speech act suggests. Through a directive speech act character in the novel Lelaki yang menggenggam Ayat-ayat Tuhan by Taufiqurrahman AlAzizy we could take a lesson about the purpose of our life in God's power. Because this novel is a novel reflection soul. Keywords : Directive speech, Lelaki yang menggenggam Ayat-ayat Tuhan.
TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY Oleh Karmi Susilawati 1, Wirsal Chan 2, Silvia Marni 3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK Masalah pokok penelitian ini adalah tindak tutur direktif dalam novel Lelaki yang Menggenggam Ayat-ayat Tuhan Karya Taufiqurrahman Al-Azizy. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tindak tutur direktif dalam novel Lelaki yang Menggenggam Ayat-ayat Tuhan Karya Taufiqurrahman Al-Azizy. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif yang bersifat analisis isi. Hasil penelitian ini menunjukan tindak tutur direktif dapat dilihat dari tuturan para tokoh dalam novel Lelaki yang Menggenggam Ayatayat Tuhan karya Taufiqurrahman Al-Azizy. Jenis tindak tutur direktif yang terdapat dalam novel tersebut meliputi tindak tutur menyuruh, tindak tutur memohon, tindak tutur menasehati, tindak tutur menantang, dan tindak tutur menyarankan. Melalui tindak tutur direktif tokoh dalam novel Lelaki yang Menggenggam Ayat-ayat Tuhan karya Taufiqurrahman Al-Azizy kita bisa mengambil suatu pelajaran tentang tujuan hidup kita dalam kuasa Tuhan, karena novel ini merupakan sebuah novel perenungan jiwa. Kata Kunci: Tindak tutur direktif, Lelaki yang menggenggam Ayat-ayat Tuhan.
PENDAHULUAN Bahasa berperan penting dalam komunikasi, informasi apa pun yang disampaikan memerlukan bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi hanya dimiliki manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan masyarakat dalam berinteraksi antarsesamanya. Dalam interaksi tersebut, tampak adanya upaya penyampaian gagasan, pertukaran ide, melalui kerja sama antara penutur dengan mitra tutur. Pada aktivitas komunikasi tersebut, senantiasa terjadi kegiatan bertutur yang merupakan suatu tindakan yang mempunyai fungsi, strategi serta konteks pemakaiannya. Jika kegiatan bertutur dianggap sebagai suatu tindakan berarti dalam setiap kegiatan bertutur maka terjadi tindak tutur. Di dalam ilmu pragmatik, tindak tutur dibagi atas tiga jenis, yaitu tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang makna tuturannya untuk menyatakan sesuatu oleh penutur. Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur melakukan sesuatu yang didalamnya terkait fungsi dan maksud lain dari tuturan. Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang mempunyai efek atau pengaruh bagi lawan tuturnya (Wijana, 1996: 17—20). Searle (dalam Gunawan, 1994:48) membuat klasifikasi dasar tuturan yang membentuk tindak tutur ilokusi menjadi lima jenis yaitu, (1) tindak tutur representatif merupakan tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran atas apa yang dikatakannya. Tindak tutur ini berfungsi untuk menyatakan sesuatu agar dapat dinilai benar atau tidaknya. Misalnya menyatakan, melaporkan, menunjukkan, dan menyebutkan. (2) tindak tutur direktif merupakan tindak tutur yang dilakukan penuturnya dengan maksud agar si pendengar melakukan tindakan yang disebutkan di dalam ujaran itu. Misalnya menyuruh, memohon, menasehati, menyarankan, menantang. (3) tindak tutur ekspresif merupakan tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam ujaran itu. Misalnya memuji, mengucapkan terima kasih, mengkritik, mengeluh. (4) tindak tutur komisif merupakan tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebut dengan ujarannya. Misalnya berjanji, bersumpah, mengancam, dan lain sebagainya. (5) tindak tutur deklarasi merupakan tindak tutur yang dilakukan penutur dengan maksud untuk menciptakan hal (status, keadaan dan sebagainya) yang baru. Tindak tutur ini berfungsi menyatakan sesuatu yang menunjukkan kekecewaan, tidak suka dan rasa senang. Misalnya memutuskan, membatalkan, melarang, mengizinkan, memberi maaf. Dalam penelitian ini hanya mengkaji jenis tindak tutur direktif. Pada hakikatnya novel merupakan sebuah karya sastra yang bersifat fiksi atau cerita khayalan. Atmazaki (2005:40) menjelaskan bahwa novel adalah sebuah karya fiksi yang menggambarkan kenyataan kehidupan. Kehidupan yang terdapat dalam karya sastra dapat diperindah, diejek atau digambarkan bertolak belakang dengan kenyataan karena karya sastra merupakan suatu seleksi kehidupan yang direncanakan dengan tujuan tertentu, tetapi tidak dimaksudkan untuk dianggap sebagai suatu yang benar-benar terjadi. Novel Lelaki yang Menggenggam Ayat-ayat Tuhan karya Taufiqurrahman Al-Azizy merupakan sebuah novel terbaru terbitan Juli 2012, novel ini kaya akan perenungan, pesan, dan bisa membawa kita sejenak memikir ulang tentang tujuan hidup dalam kuasa Tuhan yang disampaikan penulis melalui tindak tutur direktif para tokoh di dalamnya. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan metode deskriptif. Semi (1993:32) mengemukakan penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak mengutamakan angka-angka. Data dalam penelitian ini adalah tentang tindak tutur direktif yang terdapat dalam novel Lelaki yang menggenggam Ayat-ayat tuhan karya Taufiqurrahman Al-Azizy yang telah diinventarisasi dan diklasifikasikan sesuai dengan format pencatatan, selanjutnya dianalisis Tahap analisis yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menganalisis data sebagai berikut: (1) mendeskripsikan data yang sudah diinventarisasikan, (2) pembahasan, (3) menginterpresentasikan data yang sudah dianalisis, (4) membuat kesimpulan berdasarkan hasil penelitian, dan (5) menulis laporan. Teknik pengabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik uraian rinci.
HASIL PENELITIAN Setelah dilakukan analisis data maka ditemukan lima jenis tindak tutur direktif yang meliputi tindak tutur menyuruh, tindak tutur memohon, tindak tutur menasehati, tindak tutur menantang dan tindak tutur menyarankan. PEMBAHASAN Novel Lelaki yang Menggenggam Ayat-ayat Tuhan karya Taufiqurrahman Al-Azizy merupakan sebuah novel religius, di dalamnya banyak disampaikan perenungan dan pesan-pesan oleh pengarang melalui tindak tutur para tokohnya. Novel ini menceritakan bagaimana kita bisa menjalani kehidupan di dalam kuasa Tuhan. Hal itu dapat digambarkan dari tindak tutur direktif para tokoh yang terdapat dalam novel tersebut. Ada lima jenis tindak tutur direktif yang terdapat dalam novel Lelaki yang Menggenggam Ayat-ayat Tuhan karya Taufiqurrahman Al-Azizy. Tindak tutur direktif tersebut meliputi tindak tutur menyuruh, tindak tutur menasehati, tindak tutur memohon, tindak tutur menantang, dan tindak tutur menyarankan. Jenis tindak tutur direktif tersebut dapat dilihat dari tuturan para tokoh dalam novel Lelaki yang Menggenggam Ayat-ayat Tuhan, yaitu tokoh Taa, Neyla, pak Handoyo, Dalail, ibu Dalail, Putri, Supardi, Hasta, si ibu, dan ustadz Jamil. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tindak tutur direktif yang digunakan dalam novel Lelaki yang Menggenggam Ayat-ayat Tuhan karya Taufiqurrahman AlAzizy terdapat 63 tuturan. Dari 5 jenis tindak tutur direktif yang ada, terdapat tindak tutur direktif menyuruh sebanyak 8 tuturan, tindak tutur direktif memohon sebanyak 9 tuturan, tindak tutur direktif menasehati sebanyak 36 tuturan, tindak tutur menantang sebanyak 6 tuturan, dan tidak tutur direktif menyarankan sebanyak 4 tuturan. Melalui tindak tutur direktif dalam novel Lelaki yang Menggenggam Ayat-ayat Tuhan karya Taufiqurrahman Al-Azizy kita bisa mengambil suatu pelajaran bagaimana kita bisa menjalani kehidupan kita dalam kuasa Tuhan. karena novel ini merupakan sebuah novel perenungan jiwa yang di dalamnya banyak disampaikan pesan-pesan atau nasehat oleh pengarang melalui tuturan para tokohnya. IMPLIKASI Penelitian dalam novel Lelaki yang Menggenggam Ayat-ayat Tuhan karya Taufiqurrahman Al-Azizy dapat dijadikan sebagai referensi pada pembelajaran apresiasi sastra di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang terdapat dalam standar kompetensi nomor 7 memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan, dan kompetensi dasar nomor 7.2 yaitu menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan. Dengan sebuah novel dapat membantu siswa untuk memperluas pikiran, dan mengembangkan kreatifitas siswa, sehingga berguna untuk memperbaiki perilaku dan kehidupan yang baik. Karena novel Lelaki yang Menggenggam Ayat-ayat Tuhan karya Taufiqurrahman Al-Azizy merupakan sebuah novel religius yang di dalamnya banyak disampaikan pesan-pesan atau nasehat oleh pengarangnya.
SARAN Sesuai dengan penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat dikemukakan. Pertama, disarankan bagi mahasiswa untuk lebih memperdalam ilmunya di bidang pragmatik, khususnya bagi mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Karena pragmatik merupakan ilmu yang berhubungan dengan maksud sebuah tuturan yang disertakan konteks situasi tuturnya. Melalui tuturan yang kita gunakan kita bisa berinteraksi dengan orang lain, baik tidaknya tindak tutur yang kita gunakan dalam berinteraksi akan mempengaruhi proses berbahasa. Penelitian tentang bahasa, tidak hanya meneliti di bidang bahasa lisan saja, tetapi juga bisa di bidang bahasa tulis seperti novel. Mahasiswa juga jarang sekali mengambil penelitian bahasa yang objeknya sastra sehingga penelitian pragmatik yang objeknya berupa karya sastra masih langka. Hendaknya mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia juga berminat mengambil penelitian tentang pragmatik yang objek kajiannya berupa karya sastra, agar ilmu pragmatik lebih bisa di kembangkan, karena ilmu pragmatik tidak hanya bisa di kembangkan dibahasa lisan saja tetapi, juga bisa dibidang bahasa tulis seperti karya sastra. Kedua, Bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia tindak tutur direktif dalam novel Lelaki yang Menggenggam Ayat-ayat Tuhan dapat dijadikan sebagai referensi dalam pembelajaran sastra di sekolah. Selain itu, tindak tutur direktif juga dapat diimplikasikan dalam proses belajar siswa di sekolah, seperti pemakain bahasa guru kepada siswa pada percakapan di kelas. Karena tindak tutur merupakan suatu komunikasi antara penutur dan mitra tutur untuk menyampaikan pesan tertentu. Dan pembelajaran bahasa bukan hanya mengajarkan tentang bahasa saja, tetapi mengajarkan bagaimana siswa dapat berbahasa yang sesungguhnya dalam arti penggunaan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain. Sehingga seorang guru bahasa Indonesia hendaknya dapat mengajarkan siswa untuk berbahasa yang baik dan benar dalam setiap tuturannya. Ketiga, diharapkan kepada pembaca, terutama siswa untuk sering membaca karya sastra, karena dengan banyak membaca sastra dapat menambah pengetahuan kita tentang kehidupan. Membaca sastra tidak hanya untuk hiburan semata, tetapi karya sastra juga bisa mendidik para pembacanya. KEPUSTAKAAN Al-Azizy, Taufiqurrahman. 2012. Lelaki yang Menggenggam Ayat-ayat Tuhan. Jogjakarta: DIVA Press. Atmazaki. 2005. Ilmu Sastra Teori dan Terapan. Padang: Citra Budaya Indonesia. Gunarwan, Asim. 1994. Pragmatik: Pandangan Mata Burung dalam Mengiring Rekan Sejati. Universitas Katolik Indonesia: Atma Jaya. Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Offset.