129 - 140
TIM EJOURNAL
Ketua Penyunting: Prof.Dr.Ir.Kusnan, S.E,M.M,M.T
Penyunting: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Prof.Dr.E.Titiek Winanti, M.S. Prof.Dr.Ir.Kusnan, S.E,M.M,M.T Dr.Nurmi Frida DBP, MPd Dr.Suparji, M.Pd Hendra Wahyu Cahyaka, ST., MT. Dr.Naniek Esti Darsani, M.Pd Dr.Erina,S.T,M.T. Drs.Suparno,M.T Drs.Bambang Sabariman,S.T,M.T Dr.Dadang Supryatno, MT
Mitra bestari: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Prof.Dr.Husaini Usman,M.T (UNJ) Prof.Dr.Ir.Indra Surya, M.Sc,Ph.D (ITS) Dr. Achmad Dardiri (UM) Prof. Dr. Mulyadi(UNM) Dr. Abdul Muis Mapalotteng (UNM) Dr. Akmad Jaedun (UNY) Prof.Dr.Bambang Budi (UM) Dr.Nurhasanyah (UP Padang) Dr.Ir.Doedoeng, MT (ITS) Ir.Achmad Wicaksono, M.Eng, PhD (Universitas Brawijaya) Dr.Bambang Wijanarko, MSi (ITS) Ari Wibowo, ST., MT., PhD. (Universitas Brawijaya)
Penyunting Pelaksana: 1. 2. 3. 4. 5.
Drs.Ir.Karyoto,M.S Krisna Dwi Handayani,S.T,M.T Arie Wardhono, ST., M.MT., MT. Ph.D Agus Wiyono,S.Pd,M.T Eko Heru Santoso, A.Md
Redaksi: Jurusan Teknik Sipil (A4) FT UNESA Ketintang - Surabaya Website: tekniksipilunesa.org Email: REKATS
DAFTAR ISI Halaman TIM EJOURNAL ............................................................................................................................. i DAFTAR ISI .................................................................................................................................... ii
Vol 1 Nomer 1/rekat/17 (2017)
ANALISIS PENAMBAHAN FLY ASH TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF Puspa Dewi Ainul Mala, Machfud Ridwan, ................................................................................. 01 – 12 PEMANFAATAN SERAT KULIT JAGUNG SEBAGAI BAHAN CAMPURAN PEMBUATAN PLAFON ETERNIT Dian Angga Prasetyo, Sutikno, .................................................................................................... 13 – 24 PENGARUH PENAMBAHAN SERAT KULIT BAMBU PADA PLAFON GIPSUM DENGAN PEREKAT POLISTER Tiang Eko Sukoko, Sutikno, ......................................................................................................... 25 – 33 PENERAPAN SAMBUNGAN MEKANIS (METODE PEMBAUTAN) PADA BALOK DENGAN PERLETAKAN SAMBUNGAN ½ PANJANG BALOK DITINJAU DARI KUAT LENTUR BALOK Hehen Suhendi, Sutikno, ............................................................................................................. 34 – 38 STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL RENCANA PELEBARAN JALAN TOL WARUSIDOARJO Reynaldo B. Theodorus Tampang Allo, Mas Suryanto HS, ............................................................ 39 – 48 PENGARUH SUBTITUSI FLY ASH DAN PENAMBAHAN SERBUK CANGKANG KERANG DARAH PADA KUALITAS GENTENG BETON Mohamad Ari Permadi, Sutikno, ................................................................................................ 49 – 55
Halaman
PENGARUH PENAMBAHAN SLAG SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL DAN PERMEABILITAS PADA CAMPURAN PANAS (HOT MIX) ASPAL PORUS Rifky Arif Laksono, Purwo Mahardi, .......................................................................................... 56 – 64 ANALISA PEMANFAATAN LIMBAH STYROFOAM SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI KE DALAM ASPAL PENETRASI 60/70 TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL PORUS Taufan Gerri Noris, Purwo Mahardi, .......................................................................................... 65 – 70 ANALISIS PERSEDIAAN MATERIAL PADA PEMBANGUNAN PROYEK MY TOWER HOTEL & APARTMENT DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) Tri Wahyuni, Arie Wardhono, .................................................................................................... 71 – 85 ANALISIS KECELAKAAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMENT GRAND SUNGKONO LAGOON SURABAYA Great Florentino Miknyo Hendarich, Karyoto, ............................................................................ 86 - 100 PEMANFAATAN SLAG BAJA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT HALUS PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK Arifin Kurniadi, Sutikno, ............................................................................................................ 101 - 106 PENERAPAN E-PROCUREMENT PADA PROSES PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DI UNIT LAYANAN PENGADAAN PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK Anastastia Ria Utami, Hendra Wahyu Cahyaka, ........................................................................... 107 - 116 PENGARUH
PENAMBAHAN
SULFUR
TERHADAP
KARAKTERISTIK
MARSHALL
PERMEABILITAS PADA ASPAL BERPORI Qurratul Ayun, Purwo Mahardi, ................................................................................................. 117 - 122
DAN
Halaman
PENGARUH PENAMBAHAN DINDING GESER PADA PERENCANAAN ULANG GEDUNG FAVE HOTEL SURABAYA Irwan Wahyu Wicaksana, Sutikno, ........................................................................................... 123 - 128 ANALISIS PENGENDALIAN MATERIAL PADA BATCHING PLANT PT. SIAM CEMENT GROUP (SCG) READYMIX INDONESIA CABANG DUPAK, SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTiTY (EOQ) Natassa Harfaz, Arie Wardhono, ............................................................................................. 129 - 140
Rekayasa Teknik Sipil Vol. 01 Nomor 01/rekat/17 (2017), 129 - 140
ANALISIS PENGENDALIAN MATERIAL PADA BATCHING PLANT PT. SIAM CEMENT GROUP (SCG) READYMIX INDONESIA CABANG DUPAK, SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTiTY (EOQ) Natassa Harfaz, Arie Wardhono Prodi S1 Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Email:
[email protected],
[email protected] Abstrak Setiap perusahaan manufaktur selalu membutuhkan material mentah yang kemudian diolah menjadai suatu bentuk barang setengah jadi maupun bahan jadi. Dalam menghasilkan suatu produk dengan kualitas yang baik, perusahaan harus berupaya untuk selalu menyedikan material agar tidak terjadi penutupan permintaan yang dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan juga harus memiliki stok pengaman untuk menanggulangi lonjakan permintaan dari pelanggan atau kesulitan dalam penerimaan material. Tujan penelitian ini adalah memperoleh deskripsi tentang kuantitas pemesanan optimum per pemesanan, stok pengaman, titik pemesanan kembali material, pemesanan maksimum, dan total biaya persediaan di PT. SCG Readymix Indonesia Cabang Dupak, Surabaya. Ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ), Persediaan Pengaman, Titik Pemesanan Kembali, Persediaan Maksimum, Total Biaya Persediaan, dan untuk peramalan material menggunakan metode Trend Projection. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode EOQ akan menekan biaya persediaan hingga Rp 26.000.000 dibandingkan dengan metode yang dipakai oleh perusahaan sebelumnya. Maka dari itu, metode ini sangat direkomendasikan ke perusahaan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengendalian material agar dapat meminimalkan biaya persediaan material dan memaksimalkan keuntungan. Kata Kunci: Pengendalian Material, Economic Order Quantity, Total Biaya Persediaan Abstract Every manufactural factory always need raw material to be processed as a half fixed material or a fixed material. In order to have a product with the best quality, a factory should provide stock materials to avoid a close order that can lead to the financial losses for the company. One of the method that can be used to control the materials inventory is Economic Order Quantity, this method could know which have to know the optimum quantity for every metrial orders so it could decrease the inventory costs. The purpose of this research is obtaining a description about optimum quantity every orders, safety stocks, reorder point materials, maximum inventory, and total inventory cost at SCG Readymix Indonesia, Dupak Branch, Surabaya. This research is using a quantity descriptive research. The data collection techniques are interviewing, observation, and documentation. The analysis method applied in this research are Economic Order Quantity (EOQ), Safety Stock, Reorder Point, Maximum Inventory, and Total Inventory Cost and for forecasting material use Trend Projection method. The result of the research revealed that using Economic Order Quantity (EOQ), the factory have suppress the supply costs up to Rp 26.000.000 compared the current methode that factory used before. So, this method is highly recommended to the company as one of the considerations in the control of material in order to minimize the material inventory costs and maximize the profits. Keyword: Material Control, Economic Order Quantity, Total Inventory Cost. pemesanan (close order) yang dapat mengakibatkan kerugian dari pihak pelanggan maupun dari pihak perusahaan sendiri. Batching plant merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang konstruksi dalam hal memproduksi suatu barang yaitu ready mix baik tanpa ada kendala yang berarti. Menurut sumber akun resmi website PT. SCG Readymix Indonesia, didapatkan informasi bahwa PT. Jaya Readymix (Jayamix) adalah perusahaan pemasok beton siap pakai (readymix
PENDAHULUAN Setiap perusahaan manufaktur selalu membutuhkan suatu bahan atau material mentah (raw material) yang kemudian diolah menjadi suatu bentuk barang setengah jadi maupun barang jadi. Dalam pelaksanannya untuk menghasilkan suatu produk dengan kualitas yang baik dan pelayanan yang cepat, perusahaan manufaktur haruslah berupaya untuk selalu menyediakan stok bahan atau material tersebut agar tidak terjadi penutupan
129
Rekayasa Teknik Sipil Vol. 01 Nomor 01/rekat/17 (2017), 129 - 140
concrete) pertama di Indonesia. Didirikan pada tahun 1972 dengan nama PT. Jaya Readymix, namun sejak tahun 2012 silam Siam Cement Group (SCG) mengambil alih kepemilikan disertai dengan penggantian nama. Rangkuti (2004) menyatakan bahwa EOQ merupakan metode yang digunakan untuk menentukan jumlah pembelian pada setiap kali pesan dengan biaya yang paling rendah. Hal tersebut juga didukung oleh Herlina (2007) yang meyatakan bahwa metode EOQ adalah metode untuk menentukan berapa jumlah pesanan yang paling ekonomis untuk satu kali pesan. Menurut Riyanto (2001:78) pengertian metode Economic Order Quantity adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal. Dalam wawancara dengan pihak produksi batching plant PT. SCG Readymix Indonesia Cabang Dupak, Surabaya diketahui bahwa perusahaan tidak menggunakan metode khusus yang digunakan dalam mengendalikan material untuk beton siap pakai (readymix concrete) tersebut. Selain itu juga, pemesanan dilakukan setiap hari dengan sistem barang kuantitas yang telah dikeluarkan maka itulah yang akan dipesan sehingga perusahaan mengeluarkan biaya pemesanan setiap hari pula yang dapat menambah biaya persediaan bagi perusahaan. Maka dari itulah penulis tertarik untuk mengambil penelitian mengenai “Analisis Pengendalian Material pada Batching Plant Pada PT. Siam Cement Group Readymix Indonesia Cabang Dupak, Surabaya Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ)”. Dari permasalahan yang muncul pada latar belakang yang dibuat dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Berapakah kuantitas optimal dalam setiap kali pembelian material ? 2. Berapakah persediaan pengaman (safety stock) yang diperlukan oleh perusahaan? 3. Dimanakah titik yang menunjukkan waktunya untuk mengadakan pemesanan kembali (reorder point) ? 4. Berapakah persediaan maksimum (maximum inventory) yang diperlukan oleh perusahaan setiap tahun nya ? 5. Berapakah total biaya persediaan bahan baku (Total Inventory Cost/TIC) yang diperlukan oleh PT. SCG Readymix Indonesia cabang Dupak, Surabaya? Berdasarkan rumusan di atas, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui kuantitas optimal dalam setiap kali pembelian material. 2. Untuk mengatahui persediaan pengaman (safety stock) perusahaan. 3. Untuk mengetahui titik yang menunjukkan waktu untuk mengadakan pemesanan kembali (reorder point). 4. Untuk mengetahui jumlah persediaan maksimum (maximum inventory) yang diperlukan oleh PT. SCG Readymix Indonesia Cabang Dupak, Surabaya setiap tahunnya. 5. Untuk mengetahui total biaya persediaan bahan baku (Total Inventory Cost/TIC) yang diperlukan oleh PT. SCG Readymix Indonesia Cabang Dupak, Surabaya. Manfaat dari penelitian bila ditinjau dari segi teoritis adalah menambah pengetahuan mengenai bentuk pengendalian material yaitu dengan metode Economic Order Quantity (EOQ), dapat mengaplikasikan ilmu Economic Order Quantity (EOQ) pada batching plant PT. SCG Readymix Indonesia Cabang Dupak, Surabaya. Sedangkan bila ditinjau dari segi praktis, penelitian ini memberikan manfaat bagi perusahaan untuk dapat mengetahui bentuk pengendalian material dengan metode Economic Order Quantity (EOQ), dan dapat digunakan sebagai bahan asukan pada batching plant PT. SCG Readymix Indonesia Cabang Dupak, Surabaya sebagai metode pengendalian material. Batasan masalah yang digunakan pada penelitian ini antara lain: 1. Pembahasan berlokasi di batching plant PT. SCG Readymix Indonesia Cabang Dupak, Surabaya. 2. Pembahasan hanya dipusatkan pada material kerikil, semen, dan pasir. 3. Pembahasan tentang pengendalian material hanya menggunakan metode EOQ (Economic Quantity Order) saja dan untuk metode peramalan menggunakan metode Trend Projection. 4. Harga yang digunakan untuk material pasir dan kerikil didapat dari HSPK dengan megkonversikan kubik (m3) ke kilogram (kg) sehingga mendapatkan harga/kg. Hal ini dilakukan karena sulitnya mencari data harga material/kg. 5. Harga yang digunakan untuk material semen didapat dari HSPK dengan mengetahui harga semen/zak dibagi dengan jumlah satu zak sehingga diketahui harga semen per kg. Hal ini dilakukan karena sulitnya mencari data harga material/kg. 6. Data tentang suku bunga bank menggunakan rata-rata dari Bank Indonesia Rate pada tahun 2015 dan 2016. 7. Data harga telepon menggunakan harga dari website PT. Telekomunikasi Indonesia. 8. Biaya persediaan yang digunakan yaitu biaya pemesanan dan biaya penyimpanan saja. 130
Rekayasa Teknik Sipil Vol. 01 Nomor 01/rekat/17 (2017), 129 - 140
9. Biaya administrasi yang termasuk dalam biaya pemesanan diasumsikan sama dengan biaya kertas. 10. Biaya panggilan (telepon) diasumsikan dilakukan 4 kali. Dua panggilan pertama dilakukan untuk mengetahui info dari supplier (karena rata-rata supplier yang digunakan berjumlah dua), panggilan ketiga digunakan untuk memastikan supplier mana yang akan digunakan, panggilan terakhir digunakan sebagai penanggulangan bila terjadi keterlambatan penerimaan atau hal lain yang tidak sesuai dengan yang direncanakan. 11. Biaya panggilan (telepon) diasumsikan dengan durasi 2 menit. Hal ini sesuai dengan durasi yang digunakan seseorang untuk melakukan panggilan.
B. Lokasi Penelitian Penelitian untuk bahan skripsi ini akan dilakukan oleh mahasiswa di Jaln Dupak Rukun Tambak Mayor 145, Surabaya. C. Variabel Penelitan 1. Variabel Independen: bahan baku (X1), waktu (X2), dan biaya (X3). 2. Variabel Dependen : kuantitas optimum yang dapat dicapai oleh perusahaan dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) D. Sumber Data dan Data Penelitian 1. Data primer pada penelitian ini yaitu waktu yang biasanya diperlukan untuk melakukan pembelian kembali bahan baku, metode atau cara yang digunakan dalam mengelola logistik, observasi langsung ke lapangan. 2. Data sekunder pada penelitian ini yaitu data penerimaan bahan baku, data pemakaian bahan baku, biaya pemesanan, dan biaya penyimpanan.
METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini berpendekatan deskriptif kuantitatif sebab dalam penelitian ini menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, pengolahan data hingga keluaran yang dihasilkan. Penelitian ini disebut menggunakan metode deskriptif kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan metode hitung yang menuntut banyak penggunaan angka-angka matematis. Berikut ini adalah digram alir (flowchart) penelitian ini:
E. Sasaran Penelitian Menemukan total biaya persediaan bahan baku (total inventory cost/TIC) yang paling efisien dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ). F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini adalah data mengenai penerimaan dan pemakaian bahan baku pada tahun 2015 dan tahun 2016 Bulan Januari hingga Bulan Juli. G. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara 2. Observasi 3. Dokumentasi H. Teknik Analisa Data 1. Analisis Kebutuhan Bahan Baku Perhitungan analisis kebutuhan bahan baku dilakukan dengan menggunakan metode trend projection yang bertujuan untuk mencari ramalan bahan baku Bulan Agustus-Desember 2016. Rumus dari trend projection sebagai berikut: Y = a+x (1) Keterangan: = nilai variabel yang dihitung untuk diprediksi a = perpotongan sumbu y, bilangan konstan b = slope koefisien kecenderungan garis trend X = variabel bebas, waktu Nilai a dan b dicari dengan: (2)
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
131
Rekayasa Teknik Sipil Vol. 01 Nomor 01/rekat/17 (2017), 129 - 140
TIC Keterangan: n Y X
=
= Tanda penjumlahan = Jumlah data atau observasi = Persediaan sesungguhnya = Variabel bebas, waktu
(9)
+
=
Keterangan: D = Kuantitas Pemakaian Q = Kuantitas Optimal S = Biaya pemesanan rata-rata H = Biaya penyimpanan per unit = Rata-rata Persediaan
2. Perhitungan EOQ a. Penentuan Kuantitas Pembelian Optimal EOQ =
(3)
Keterangan: S = Biaya pemesanan per pesanan D = Penggunaan yang diperkirakan per periode waktu H = Biaya penyimpanan per unit per tahun
Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah langkah-langkah dalam analisa data sebagai berikut:
Frekuensi Pembelian=
(4)
Daur Ulang Pemesanan=
(5)
b.
= Biaya Pesan + Biaya Simpan
Penentuan Persediaan Pengaman (Safety Stock) = Z Safety stock
= Standar Deviasi =Z
(6)
Keterangan: = Kuadrat eror X = Penggunaan bahan baku senyatanya Y = Perkiraan penyimpanan di gudang c.
Penentuan Pemesanan Kembali (Reorder Point)
ROP = Safety Stock + (Lead Time x Q)
(7)
Keterangan: ROP = Reorder point Lead time = Waktu tunggu Q = Penggunaan bahan baku rata-rata per hari d.
Penentuan Inventory)
Persediaan
Maksimum
Maksimum inventory = Safety stock + EOQ
(Maximum
Gambar 2. Diagram Alir (flowchart) teknik analisa data menggunakan metode EOQ
(8)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Jaya Readymix (Jayamix) adalah perusahan pemasok beton siap pakai (readymix concrete) pertama di Indonesia. Berdiri sejak tahun 1972 dengan nama PT. Jaya Readymix, yang dikenal luas dengan Jayamix. Pada tahun 2012, PT. Siam Cement Group (SCG) sebuah produksi dan bahan-bahan bangunan
Keterangan: Safety stock = Persediaan pengaman EOQ = Kuantitas Pembelian Optimal e.
Perhitungan Total Biaya Persediaan Bahan Baku (Total Inventory Cost/TIC)
132
Rekayasa Teknik Sipil Vol. 01 Nomor 01/rekat/17 (2017), 129 - 140
untuk semua material, sehingga beberapa harga akan dikonversikan ke dalam satuan tersebut. Tabel 4. Daftar Harga Material (dalam satuan kg)
terbesar di Thailand, mengambil alih kepemilikan dan kemudian mengubah nama PT. Jaya Readymix menjadi PT. SCG Readymix Indonesia. 2. Data Perusahaan Nama Perusahaan: PT. Siam Cement Group Readymix Indonesia Cabang Dupak, Surabaya. Alamat Kantor : Jl. Dupak Tambak Mayor No. 145, Surabaya Bidang Usaha : Pemasok Beton Siap Pakai Tahun Berdiri : 1972 Jumlah Karyawan: 502 orang Kepala Cabang : Ratchayut Kasemchaisiri Manager Prod. 1 : Mohammad Arif Mawardi Manager Prod. 2 : Soeroso Manager Pengadaan: Irfan Affandi Personalia : Irfan Affandi
Dalam menentukan harga semen yaitu dengan cara membagi harga semen satu zak dengan isi saru zak (40 kg). Sedangkan menentukan harga kerikil 1:1, kerikil 1:2, dan pasir yaitu dengan cara membagi nya dengan massa jenis material tersebut.
B. Deskriptif Hasil Penelitian 1. Pemakaian Material Data kuantitas pemakaian yang diperoleh ialah pada Tahun 2015-2016, namun pada tahun 2016, data kuantitas pemakaian yang didapatkan hanya sampai Bulan Juli saja, sedangkan untuk data Bulan Agustus hingga Bulan Desember menggunakan peramalan kebutuhan material dengan metode Proyeksi Trend (Trend Projection). Data kuantitas pemakaian material pada perusahaan batching plant PT. SCG Readymix Indonesia cabang Dupak, Surabaya ialah sebagai berikut:
3. Biaya-biaya Persediaan Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya persediaan perusahaan ialah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan material. a. Biaya Pemesanan Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya pemesanan diantaranya, yaitu: 1) Biaya Telepon Biaya telepon ialah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan sambungan telepon guna pemesanan material dalam satu kali pesan. Hal ini dapat diasumsikan 2 menit untuk satu kali melakukan panggilan ke supplier. Diketahui dari data website PT. Telekomunikasi Indonesia, tarif telepon seluler pascabayar pengguna simpati ke telepon tidak bergerak sambungan lokal adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Kuantitas Penerimaan Material Tahun 20152016
Tabel
5. Daftar Dasar Biaya Telekomunikasi Indonesia
Telepon
PT.
Sumber: PT. SCG Readymix Indonesia Cabang Dupak, Surabaya.
Tabel 2. Kuantitas Pemakaian Material Tahun 2015-2016 Sumber: PT. Telekomunikasi Indonesia
Tabel 6. Daftar Biaya Telepon dalam Setiap Kali Pemesanan Sumber: PT. SCG Readymix Indonesia Cabang Dupak, Surabaya.
2. Harga Material Harga material yang digunakan dalam perhitungan didapat dari HSPK (Harga Satuan Pekerjaan) Surabaya Tahun 2015. Harga material yang digunakan ialah dengan satuan kilogram (kg)
2) Biaya Administrasi
133
Rekayasa Teknik Sipil Vol. 01 Nomor 01/rekat/17 (2017), 129 - 140
Biaya administrasi ialah segala biaya yang digunakan untuk surat menyurat dalam satu kali pemesanan material. Biaya pengeluaran surat diasumsikan menggunakan harga percetakan sebesar Rp 150,00/ halaman kertas. Dalam pemesanan menggunakan 6 lembar sehingga biaya administrasi semua material sebesar Rp 900,00. Berikut total biaya pemesanan sebagai berikut:
Tabel 9. Biaya Pembelian Material
Tabel 7. Daftar Biaya Pemesanan Material
b.
Biaya Penyimpanan Biaya penyimpanan adalah semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang. Biaya ini meliputi biaya memiliki persediaaan (biaya modal) dan biaya kerusakan atau penyusutan. Untuk biaya modal ini diperhitungkan berdasarkan pada biaya modal yang diinvestasikan pada persediaan (inventory), yang dapat diukur dengan suku bunga bank pada Bank Indonesia yaitu rata-rata sebesar 7,5% per tahun untuk Tahun 2015, sedangkan ratarata suku bunga sebesar 6,85% per tahun untuk tahun 2016. Untuk biaya penyusutan atau kerusakan tidak diperhitungkan karena material yang digunakan dalam perusahaan langsung dipakai dan digantikan kembali sehingga biaya kerusakannya sangat minimum. Untuk menentukan biaya penyimpanan dengan cara mengalikan suku bunga dengan harga material nya. Berikut adalah biaya penyimpanan material:
Dalam kaitannya melakukan pembelian material, biaya persediaan juga termasuk biaya pembelian. Karena saat melakukan pembelian juga diperlukan biaya pemesanan, dan ketika material telah sampai ke perusahaan sebelum disalurkan ke konsumen membutuhkan biaya penyimpanan (perhitungan biaya persediaan menurut perusahaan dapat dilihat pada perhitungan total persediaan bahan baku/TIC perusahaan). Maka dari itu bisa dikatakan bahwa total biaya pembelian yaitu jumlah dari biaya pembelian dan biaya persediaan perusahaan. C. Analisis Data 1. Analisis Kebutuhan Material Untuk mengetahui kebutuhan material pada Bulan Agustus hingga Desember 2016, maka untuk menganalisis kebutuhan material menggunakan metode Tren Garis Lurus (Trend Projection) berdasarkan data pemakaian material dari Bulan Januari 2015 hingga Bulan Juli 2016. Adapun bentuk persamaan garis linear adalah: Y = a+bx Keterangan: = nilai variabel yang dihitung untuk diprediksi a = perpotongan sumbu y, bilangan konstan b = slope koefisien kecenderungan garis trend X = variabel bebas, waktu Nilai a dan b dicari dengan:
Tabel 8. Daftar Biaya Penyimpanan Material
4. Biaya Pembelian Material Biaya pembelian material adalah biaya yang akan dikeluarkan untuk membeli material sebagai bahan produksi yang dibutuhkan perusahaan. Biaya pembelian material dihitung dengan mengalikan biaya per unit material dengan kuantitas (jumlah) material.
Keterangan: n Y X
134
= Tanda penjumlahan = Jumlah data atau observasi = Persediaan sesungguhnya = Variabel bebas, waktu
Rekayasa Teknik Sipil Vol. 01 Nomor 01/rekat/17 (2017), 129 - 140
=
Tabel 10. Perhitungan Material Semen Tahun 2015-2016 Dengan Trend Projction
= 138.701,23 Kg Jumlah pembelian material yang optimal setiap kali pesan pada tahun 2015 sebesar 138.801,28 Kg dengan frekuensi pembelian material yaitu: Frekuensi pembelian = = 185,76 (dibulatkan 186) Dengan daur ulang pemesan adalah: Daur ulang pemesanan = = 1,88 (dibulatkkan 2) Jadi frekuensi pembelian material semen untuk tahun 2015 sebanyak 186 kali pemesanan dengan daur ulang per pemesanan 2 hari. Tabel 11. Kuantitas Pembelian Optimal (EOQ) Semua Jenis Material Tahun 2015-2016 (Dalam Satuan Kilogram)
Persamaan garis lurus hasil analisis material semen adalah sebagai berikut: Y = 1.972.331,74 + [-23.283,48 x (X)] Jadi peramalan material pada Bulan AgustusDesember 2016 berturut-turut sebesar 1.739.496,96 Kg, 1.716.213,49 Kg, 1.692.930,01 Kg, 1.669.646,53 Kg, dan 1.646.363,06 Kg. Adapun persamaan garis lurus hasil analisis kerikil 1:1 adalah sebagai berikut: Y = 2.326.581,21 + [(-84.081,59) x (X)] Jadi peramalan material pada Bulan AgustusDesember 2016 berturut-turut sebesar 1.485.765, 28 Kg, 1.401.683,69 Kg, 1.317.602,09 Kg, 1.233.520,50 Kg, dan 1.149.438,91 Kg.
Tabel 12. Frekuensi Pembelian Semua Jenis Material Tahun 2015-2016 (dalam satuan kali)
Sedangkan persamaan garis lurus hasil analisis kerikil 1:2 adalah sebagai berikut: Y = 5.503.383,16 + [-53.930,54 x (X)] Jadi peramalan material pada Bulan AgustusDesember 2016 berturut-turut sebesar 4.964.077,81 Kg, 4.910.147,27 Kg, 4.856.216,74 Kg, 4.802.386,20 Kg, dan 4.748.355,67 Kg
Tabel 13. Daur Ulang Pemesanan Semua Jenis Material Tahun 2015-2016
Persamaan garis lurus hasil analisis kerikil 1:2 adalah sebagai berikut: Jadi peramalan material pada Bulan AgustusDesember 2016 berturut-turut sebesar 3.023.220,14 Kg, 2.853.673,21 Kg, 2.684.126,27 Kg, 2.514.579,34 Kg, dan 2.345.032,41 Kg. 2. Perhitungan EOQ a. Penentuan Kuantitas Pembelian Optimal Kuantitas pembelian optimal material semen tahun 2015 adalah sebagai berikut: EOQ
b. Penentuan Persediaan Pengaman (Safety Stock) Dalam perhitungan safety stock, diawali dengan mengetahui deviasi material yang didapatkan dari kuadrat antara selisih pemakaian dan perkiraan di
=
135
Rekayasa Teknik Sipil Vol. 01 Nomor 01/rekat/17 (2017), 129 - 140
gudang. Selanjutnya hal tersebut dapat digunakan untuk menentukan: 1) Nilai (kuadrat eror)
c. Penentuan Titik Pemesanan Kembali (Re Order Point) Perhitungan pemesanan kembali material semen tahun 2015 pada perusahaan adalah sebagai berikut: ROP = Safety stock + (Lead time x kebutuhan per hari) = 642.724,87 Kg + (1 x Kg)
= 2) Nilai Z Nilai Z yang digunakan sebesar 1,65 yang didapat dengan menggunakan perkiraan atau asumsi bahwa perusahaan memenuhi permintaan sebesar 95% dan persediaan cadangan 5%, maka diperoleh Z dengan tabel normal sebesar 1,65 deviasi standar rata-rata. 3) Besarnya safety stock yang diperlukan pada tahun 2015 maupun 2016.
= 642.724,87 Kg + 73.614,92 Kg = 716.339,76 Kg Jadi pemesanan ulang (reorder point) dilakukan bila persediaan telah mencapai 716.339,76 Kg. Tabel 16. Titik Pemesanan Kembali (Re Order Point) Material Tahun 2015-2016
Safety Stock Semen Tahun 2015 sebagai berikut: Tabel 14. Deviasi Material Semen Tahun 2015
Sumber: perhitungan
d. Penentuan Persediaan Maksimum (Maximum Inventory) Perhitungan persediaan maksimum (maximum inventory) material semen tahun 2015 adalah sebagai berikut: Maximum = Safety stock + EOQ Inventory = 642.724,87 Kg + 138.701,23 Kg = 781.426,11 Kg Jadi persediaan maksimum (maximum inventory) yang dapat dicapai oleh perusahaan sebesar 781.426 Kg.
Sumber: perhitungan
= = 389.530,22 Kg Adapun cara untuk menentukan jumlah persediaan pengaman adalah sebagai berikut: Z = 1,65 Safety stock = Z = 1.65 x 389.530,22 Kg = 642.724,87 Kg Jadi persediaan pengaman yang harus ada pada tahun 2015 sebesar 642.724,87 Kg. Berikut ini adalah daftar persediaan pengaman (safety stock) material pasir, kerikil 1:1, kerikil 1:2, dan pasir yang harus ada pada perusahaan pada tahun 2015-2016:
Tabel 17. Persediaan Maksimum (Maximum Inventory) Material Tahun 2015-2016
Sumber: perhitungan
Tabel 15. Persediaan Pengaman (Safety Stock) Material Tahun 2015-2016
e. Perhitungan Total Biaya Persediaan (Total Inventory Cost) Menurut EOQ Berikut perhitungan total biaya persediaan menurut EOQ pada material semen tahun 2015 adalah sebagai berikut: Biaya pemesanan tahun 2015: = x Biaya Pesan/pesanan =
x Rp 44.100,00
= Rp 8.192.042
Sumber: perhitungan
136
Rekayasa Teknik Sipil Vol. 01 Nomor 01/rekat/17 (2017), 129 - 140
Tabel 19. Total Biaya Persediaan (Total Inventory Cost) Menurut Perusahaan Material Tahun 2015-2016
Biaya penyimpanan tahun 2015: = Rata-rata persediaan x Biaya simpan/unit/tahun = (EOQ/2) x Biaya simpan/unit/tahun = x Rp 118,13 /Kg/tahun = Rp 8.192.042 TIC
= Biaya pesan + Biaya simpan = Rp 8.192.042,00 + Rp 8.192.042,00 = Rp 16.384.083,00 Sumber: perhitungan
Jadi total biaya persediaan (total inventory cost/TIC) untuk material semen tahun 2015 yang dikeluarkan menurut perhitungan dengan metode EOQ sebesar Rp 16.384.083,00.
D. Pembahasan Hasil Penelitian Dari data yang diperoleh dari perusahaan menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara EOQ, Safety Stock, ROP, dan Maximum Inventory serta adanya perbedaan Total Inventory Cost (TIC) material antara TIC perusahaan dengan TIC menggunakan metode EOQ selama periode tahun 2015-2016 adalah sebagai berikut: 1. Material Semen a. Tahun 2015 Menunjukkan bahwa perusahaan melakukan pembelian sebesar material kembali dilakukan pada saat persediaan tersisa 73.721Kg. Dengan demikian saat pemesanan material diterima dengan lead time satu hari, persediaan yang tersisa masih 663.254,28, sedangkan untuk menghindari terjadinya kelebihan bahan baku, jumlah pembelian yang harus dilakukan sebesar 138.801 Kg, agar tidak melebihi Maximum Inventory sebesar 802.055,56 Kg. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
Tabel 18. Total Biaya Persediaan (Total Inventory Cost) Menurut EOQ Material Tahun 2015-2016
Sumber: perhitungan
f. Perhitungan Total Biaya Persediaan (Total Inventory Cost) Menurut Perusahaan Berikut perhitungan total biaya persediaan menurut EOQ pada material semen tahun 2015 adalah sebagai berikut: Biaya pesan tahun 2015: = Frekuensi pemesanan x biaya pesan/pesanan = 350 x Rp 44.100,00 = Rp 15.435.000,00 Biaya simpan tahun 2015: = Rata-rata persediaan x biaya simpan/unit/tahun = Kuantitas pemakaian x biaya simpan/unit/tahun = 25.765.222 Kg x Rp 118,13 /Kg/tahun = Rp 4.347.881,00 TIC
= Biaya pesan + Biaya simpan = Rp 15.435.000,00 + Rp 4.347.881,00 = Rp 19.782.881,00
Grafik 1. Hubungan EOQ, Safety Stock, ROP, dan Maximum Inventory Semen Tahun 2015 Total biaya persediaan material semen menurut EOQ yaitu sebesar Rp 16.395.901,00 sedangkan menurut PT. SCG Readymix Indonesia Cabang Dupak, Surabaya sebesar Rp 19.789.156,00. Jadi terdapat penghematan total biaya persediaan yaitu sebesar Rp 3.398.798,00.
Jadi total biaya persediaan (total inventory cost/TIC) untuk material semen tahun 2015 yang dikeluarkan menurut perusahaan sebesar Rp 19.782.881,00
137
Rekayasa Teknik Sipil Vol. 01 Nomor 01/rekat/17 (2017), 129 - 140
b.
Tabel 21. Perbandingan TIC Perusahaan, TIC EOQ, dan Penghematan Material Kerikil 1:1 Selama Periode 20152016
Tahun 2016
Sumber: perhitungan
3. Material Kerikil 1:2 a. Tahun 2015 Grafik 2. Hubungan EOQ, Safety Stock, ROP, dan Maximum Inventory Semen 2016 Tahun 2015 Tabel 20. Perbandingan TIC Perusahaan, TIC EOQ, dan Penghematan Selama Periode 2015-2016
Grafik 5. Hubungan EOQ, Safety Stock, ROP, dan Maximum Inventory Kerikil 1:2 Tahun 2015
Sumber: perhitungan
2. Material Kerikil 1:1 a. Tahun 2015
b.
Grafik 6. Hubungan EOQ, Safety Stock, ROP, dan Maximum Inventory Kerikil 1:2 Tahun 2016
Grafik 3. Hubungan EOQ, Safety Stock, ROP, dan Maximum Inventory Kerikil 1:1 Tahun 2015 b.
Tahun 2016
Tabel 22. Perbandingan TIC Perusahaan, TIC EOQ, dan Penghematan Material Kerikil 1:2 Selama Periode 2015-2016
Tahun 2016
Sumber: perhitungan
Grafik 4. Hubungan EOQ, Safety Stock, ROP, dan Maximum Inventory Kerikil 1:1 Tahun 2016
138
Rekayasa Teknik Sipil Vol. 01 Nomor 01/rekat/17 (2017), 129 - 140
persediaan yang harus dipesan dalam hal ini bahan baku dan kapan seharusnya pemesanan dilakukan, dapat mengatasi ketidakpastian permintaan dengan adanya persediaan pengaman (safety stock), dan mudah diaplikasikan pada proses produksi massal. Untuk mengetahui besarnya persediaan yang harus dipesan dapat menggunakan analisis kuantitas pembelian optimal, untuk mengetahui kapan seharusnya pemesanan dilakukan yaitu dengan cara menganalisis waktu pemesanan kembali (Re Order Point), sedangkan untuk mengatasi ketidak pastian permintaan dapat dianalisis menggunakan persediaan pengaman (safety stock), dan mudah diaplikasikan pada proses produksi massal misalnya pada perusahaan batching plant PT. SCG Readymix Indonesia Cabang Dupak, Surabaya.
4. Material Pasir a. Tahun 2015
Grafik 7. Hubungan EOQ, Safety Stock, ROP, dan Maximum Inventory Kerikil 1:2 Tahun 2016 b.
Tahun 2016
PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dengan metode EOQ dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelian Kuantitas Optimum Pembelian kuantitas optimum untuk semua material di perusahaan dapat dilihat pada tabel sebelumnya (tabel 11) berikut: Grafik 4.18 Hubungan EOQ, Safety Stock, ROP, dan Maximum Inventory Pasir Tahun 2016 Tabel 23. Perbandingan TIC Perusahaan, TIC EOQ, dan Penghematan Material Kerikil 1:2 Selama Periode 2015-2016
Sumber: perhitungan
2. Persediaan Pengaman (Safety Stock) Persediaan pengaman untuk semua material di perusahaan dapat dilihat pada tabel sebelumnya (tabel 14) berikut:
Sumber: perhitungan
Dari pembahasan hasil penelitian tersebut, bahwa metode Economic Order Quantity (EOQ) sesuai dengan tujuan persediaan menurut Sofjan Assauri (1998:177) yaitu dapat menjaga agar perusahaan tidak sampai kehabisan persediaan sehingga menyebabkan proses produksi terhenti, menjaga agar penentuan persediaan tidak terlalu besar sehingga biaya persediaan dapat ditekan, dan menjaga pembelian bahan baku secara kecil-kecilan dapat dihindari. Selain dari tujuan persediaan tersebut, EOQ juga memenuhi ketiga fungsi persediaan sesuai pendapat Hani Handoko (1999:335) yaitu fungsi Decoupling, fungsi Economic Lot Sizing, dan fungsi Antisipasi. Selain memenuhi tujuan dan fungsi persediaan di atas, hal tersebut juga sesuai dengan keunggulan dari metode Economic Order Quantity (EOQ) menurut Kartika Hendra (2009) yakni EOQ dapat digunakan untuk mengetahui seberapa banyak
Sumber: perhitungan
3. Titik Pemesanan Kembali (Re Order Point) Titik pemesanan kembali untuk semua material di perusahaan dapat dilihat pada tabel 15 berikut:
139
Rekayasa Teknik Sipil Vol. 01 Nomor 01/rekat/17 (2017), 129 - 140
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Press Bambang, Riyanto, 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta Gitosudarmo, Indriyo, 2002, Manajemen Keuangan, Edisi Keempat, BPFE, Yogyakarta Hadeli. 2006. Metode Penelitian Kependidikan. Jakarta: Quantum Teaching Handoko, T. Hani, 1999. Dasar-dasar Manajemen Produksi Dan Operasi. Yogyakarta: BPFEYogyakarta Heizer, Jay and Barry Render. 2001. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi. Jakarta: PT. Salemba Emban Patria Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian, Cetakan kelima. Jakarta: Ghalia Indonesia Nisfiannoor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika Rangkuti, Freddy. 2004. Manajemen Persediaan (Aplikasi di Bidang Bisnis) Edisi Keenam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Ristono, Agus (2009). Manajemen Persediaan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
4. Persediaan Maksimum (Maximm Inventory) Persediaan maksimum untuk semua material di perusahaan dapat dilihat pada tabel 16 berikut:
Sumber: perhitungan
5. Total Biaya Persediaan (Total Inventory Cost) Total biaya persediaan menurut EOQ untuk semua material di perusahaan dapat dilihat pada tabel 17 berikut:
Sumber: perhitungan
B. Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran kepada perusahaan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan adalah: 1. Perusahaan sebaiknya meninjau kembali kebijakan persediaan material yang selama ini telah dilakukan perusahaan. 2. Perusahaan sebaiknya menerapkan metode EOQ dalam pengendalian material pada perusahaan karena dapat mengelola persediaan yang optimal dan biaya total persediaan yang efisien. 3. Perusahaan sebaiknya menentukan besarnya persediaan pengaman (safety stock), pemesanan kembali (reorder point), dan persediaan maksimum (maximum inventory) untuk menghindari rsiko kehabisan material (stock out) dan juga kelebihan material sehingga dapat meminimalisasi biaya material bagi perusahaan.
Ruauw, Eyverson . 2011. “Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada Usaha Grenda Bakery Lianli,Manado”. Jurnal ASE Vol. 7 No. 1 Simbar, Mutiara dkk. 2014. “Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kayu Cempaka Pada Industri Mebel Dengan Menggunakan Metode EOQ (Studi Kasus Pada UD.Zaman Batu)”. Jurnal Ilmiah Subagyo, Pangestu, Marwan Masri, T. Hani Handoko,. 1987. Dasar-Dasar Operations Research, Yogyakarta: BPFE Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: ALFABETA Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA Prawirosentono, Suyadi. 2001. Manajemen Operasi, Edisi Ketiga, PT. Bumi Aksara, Jakarta. Wior, Marlon, dkk. 2015. “Analisa Kelayakan Investasi Readymix Concrete Di Provinsi Sulawesi Utara”. Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.7 (492-502) ISSN: 2337-6732 Yamit, Zulian. 1998. Manajemen Produksi dan Operasi. Cetakan Kedua. Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA Adolph Matz & Milton F. Usry, (Sirait–Wibowo), 1994, Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian, Edisi kedelapan, Jakarta: Erlangga. Ahyari, Agus. 2003. Perencanan Sistem Produksi. Buku 1. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta 140