No. 02/12/81/Th.VIII, 1 Desember 2016
NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU NOVEMBER 2016 SEBESAR 100,83, TURUN 0,10 PERSEN
Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada November 2016 adalah sebesar 100,83, atau turun sebesar 0,10 persen dibanding Oktober 2016 yang tercatat sebesar 100,93. Penurunan ini disebabkan oleh terjadinya peningkatan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,32 persen, lebih rendah dari peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang tercatat sebesar 0,42 persen.
NTP tertinggi pada November 2016 masih terjadi di subsektor tanaman hortikultura yang mencapai 112,49 sedangkan NTP terendah terjadi di subsektor tanaman perkebunan rakyat yang masih tetap bertahan pada level di bawah 100 yaitu sebesar 91,01. Penurunan NTP disumbangkan oleh turunnya NTP pada sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,68 dan pada sub sektor perikanan juga terjadi penurunan pada kelompok budidaya sebesar 0,83 persen. Sedangkan subsektor lainnya mengalami peningkatan NTP yaitu tertinggi pada subsektor perikanan sebesar 0,88 yang disumbangkan oleh kelompok perikanan tangkap sebesar 1,22 persen, selanjutnya adalah sub sektor tanaman hortikultura sebesar 0,75 persen, dan subsektor tanaman pangan sebesar 0,39 persen.
NTP Provinsi Maluku tanpa Subsektor Perikanan November 2016 sebesar 100,31 atau turun sebesar 0,22 persen dibanding Oktober 2016 yang tercatat sebesar 100,53.
Pada November 2016, terjadi inflasi perdesaan di Provinsi Maluku sebesar 0,50 persen, disumbangkan oleh 6 (enam) kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks atau inflasi perdesaan, diantaranya yang tertinggi pada kelompok bahan makanan sebesar 0,73 persen, diikuti kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,66 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,55 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,27 persen, dan kelompok perumahan sebesar 0,22 persen, dan kelompok sandang sebesar 0,11 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga mengalami deflasi perdesaan sebesar 0,27 persen.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku pada November 2016 tercatat sebesar 119,04, naik sebesar 0,20 persen dibanding Oktober 2016 yang tercatat sebesar 118,81.
1. Nilai Tukar Petani (It) Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan Indeks Harga Yang Diterima Petani terhadap Indeks Harga Yang Dibayar Petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trading) dari harga produk pertanian dengan harga barang dan jasa yang dikonsumsi
Berita Resmi Statistik No. 02/12/81 Th. VIII, 1 Desember 2016
1
maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli/daya tukar petani. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor November 2016 (2012 = 100)
Subsektor
Oktober 2016
(1)
(2)
Bulan November 2016 (3)
Persentase Perubahan (4)
1. Indeks yang Diterima (It) a. Tanaman Pangan b. Hortikultura c. Tanaman Perkebunan Rakyat d. Peternakan e. Perikanan e.1. Perikanan Tangkap e.2. Perikanan budidaya f. Gabungan g. Gabungan Tanpa Ikan
124.09 140.05 115.63 130.70 128.24 128.80 125.45 126.11 125.86
125.15 141.60 113.99 131.43 130.29 131.31 125.24 126.52 126.06
0.86 1.11 -1.41 0.56 1.60 1.94 -0.17
2. Indeks yang Dibayar (Ib) a. Tanaman Pangan b. Hortikultura c. Tanaman Perkebunan Rakyat d. Peternakan e. Perikanan e.1. Perikanan Tangkap e.2. Perikanan budidaya f. Gabungan g. Gabungan Tanpa Ikan
126.13 125.44 124.91 123.70 123.02 123.48 120.70 124.95 125.19
126.72 125.88 125.26 124.39 123.89 124.37 121.52 125.48 125.68
0.47 0.36 0.27 0.56 0.71 0.72 0.67
3. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) a. Tanaman Pangan b. Hortikultura c. Tanaman Perkebunan Rakyat d. Peternakan e. Perikanan e.1. Perikanan Tangkap e.2. Perikanan budidaya f. Gabungan g. Gabungan Tanpa Ikan
98.39 111.65 92.57 105.66 104.24 104.31 103.93 100.93 100.53
98.77 112.49 91.01 105.66 105.17 105.58 103.06 100.83 100.31
0.39 0.75 -1.68 0.00 0.88 1.22 -0.83
101.71 101.64
101.31 101.23
-0.40 -0.41
NASIONAL NASIONAL tanpa Ikan
Berita Resmi Statistik No. 02/12/81 Th. VIII, 1 Desember 2016
0.32 0.17
0.42 0.39
-0.10 -0.22
2
Berdasarkan hasil pemantauan harga – harga perdesaan di 42 kecamatan di Provinsi Maluku pada November 2016, diketahui bahwa NTP Provinsi Maluku kembali mengalami penurunan sebesar 0,10 persen dibanding Oktober 2016, atau turun dari 100,93 pada Oktober 2016 menjadi 100,83 pada November 2016. Penurunan NTP pada November 2016 disebabkan peningkatan indeks harga hasil produksi pertanian yang tercatat sebesar 0,32 persen, lebih rendah dari peningkatan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani maupun untuk keperluan produksi pertanian yang tercatat sebesar 0,42 persen. Penurunan NTP disumbangkan oleh turunnya NTP pada sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,68 dan pada sub sektor perikanan juga terjadi penurunan pada kelompok budidaya sebesar 0,83 persen. Sedangkan subsektor lainnya mengalami peningkatan NTP yaitu tertinggi pada subsektor perikanan sebesar 0,88 yang disumbangkan oleh kelompok perikanan tangkap sebesar 1,22 persen, selanjutnya adalah sub sektor tanaman hortikultura sebesar 0,75 persen, dan subsektor tanaman pangan sebesar 0,39 persen. NTP Provinsi Maluku tanpa subsektor perikanan pada November 2016 seperti yang ditunjukan dalam Tabel 1 juga mengalami penurunan sebesar 0,22 persen dibanding Oktober 2016 atau dari 100,53 pada Oktober 2016 menjadi 100,31 pada November 2016. Jika dibandingkan dengan NTP Nasional November 2016, maka NTP Provinsi Maluku masih berada di bawah level NTP Nasional yang tercatat sebesar 101,31.
2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. Data dalam Tabel 1 menunjukan bahwa indeks harga yang diterima petani (it) Provinsi Maluku pada November 2016 sebesar 126,52. Peningkatan It disumbangkan oleh oleh naiknya It pada 4 (empat) subsektor, yakni tertinggi pada subsektor perikanan sebesar 1,60 persen, diikuti subsektor tanaman hortikultura sebesar 1,11 persen, subsektor tanaman pangan sebesar 0,86 persen, dan subsektor peternakan sebesar 0,56 persen. Sedangkan subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan It sebesar 1,41 persen. 3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh petani meliputi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan memproduksi hasil pertaniannya. Pada November 2016, Ib Provinsi Maluku tercatat sebesar 125,48, naik 0,42 persen dibanding Oktober 2016 yang tercatat sebesar 124,95. Peningkatan ini disebabkan naiknya Ib pada semua subsektor, yakni pada subsektor perikanan sebesar 0,71 persen, diikuti subsektor peternakan sebesar Berita Resmi Statistik No. 02/12/81 Th. VIII, 1 Desember 2016
3
0,56 persen, subsektor tanaman pangan sebesar 0,47 persen, subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,36 persen, dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,27 persen. 4. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada November 2016, NTP-P mengalami peningkatan sebesar 0,39 persen karena terjadi peningkatan It sebesar 0,86 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,47 persen . Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya indeks pada kelompok padi dan kelompok palawija masing-masing sebesar 1,94 persen dan sebesar 0,50 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,51 persen serta indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,15 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Pada November 2016, NTP-H mengalami peningkatan sebesar 0,75 persen dibanding Oktober 2016, karena terjadi peningkatan It mencapai 1,11 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,36 persen. Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya indeks pada kelompok sayur sayuran dan kelompok buah-buahan masing-masing sebesar 1,80 persen, dan sebesar 0,56 persen, sedangkan kelompok tanaman obat mengalami penurunan It sebesar 0,43 persen. Peningkatan Ib disebabkan naiknya IKRT dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,40 persen dan sebesar 0,07 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada November 2016, NTP-R mengalami kembali mengalami penurunan sebesar 1,68 persen dibanding Oktober 2016, karena terjadi penurunan It sebesar 1,41 persen, sedangkan Ib justru mengalami peningkatan sebesar 0,27 persen. Penurunan It disumbangkan oleh turunnya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,41 persen. Peningkatan pada Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 0,32 persen sedangkan indeks BPPBM tidak mengalami perubahan dibanding Oktober 2016. d. Subsektor Peternakan (NTP-T) Pada November 2016, NTP-T tidak mengalami perubahan dibanding Oktober 2016, atau masih tetap pada kisaran 105,66. Hal ini terjadi karena It dan Ib sama-sama mengalami peningkatan dengan nilai tercatat sebesar 0,56 persen.
Berita Resmi Statistik No. 02/12/81 Th. VIII, 1 Desember 2016
4
Peningkatan It disebabkan naiknya It pada kelompok ternak besar sebesar 0,39 persen, dan kelompok ternak kecil sebesar 1,15 persen. Sedangkan kelompok unggas mengalami penurunan sebesar 0,80 persen. Peningkatan Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 0,65 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,33 persen. e. Subsektor Perikanan (NTP-NP) Pada November 2016, NTP-NP kembali mengalami peningkatan sebesar 0,88 persen dibanding Oktober 2016, karena terjadi peningkatan It mencapai 1,60 persen lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,71 persen. Peningkatan It disebabkan naiknya indeks pada kelompok penangkapan sebesar 1,94 persen sedangkan kelompok budidaya turun sebesar 0,17 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh naiknya IKRT dan indeks BPPBM masing-masing sebesar 0,93 persen dan sebesar 0,26 persen. e.1.) Kelompok Perikanan Tangkap (NTN) Pada November 2016, NTN naik sebesar 1,22 persen karena terjadi peningkatan It sebesar 1,94 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,72 persen. e.2.) Kelompok Perikanan Budidaya (NTPi) Pada November 2016, NTPi turun sebesar 0,83 persen, terjadi karena It mengalami penurunan sebesar 0,17 persen dibanding Oktober 2016, sedangkan Ib justru naik sebesar 0,67 persen. Penurunan It disumbangkan oleh turunnya indeks pada kelompok budidaya laut sebesar 0,17 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh peningkatan IKRT sebesar 0,92 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,06 persen. Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor dan Perubahannya November 2016 (2012=100) Kelompok dan Sub Kelompok (1)
1. Tanaman Pangan (NTPP)
Bulan
Persentase
Oktober 2016
November 2016
Perubahan
(2)
(3)
(4)
98.39
98.77
0.39
a. Indeks Diterima Petani - Padi
124.09 108.69
125.15 110.79
0.86 1.94
- Palawija b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 2. Hortikultura (NTPH) a. IndeksDiterimaPetani - Sayur-sayuran - Buah-buahan
130.20 126.13 129.65 105.45 111.65 140.05 148.54 133.90
130.85 126.72 130.32 105.61 112.49 141.60 151.22 134.65
0.50 0.47 0.51 0.15 0.75 1.11 1.80 0.56
Berita Resmi Statistik No. 02/12/81 Th. VIII, 1 Desember 2016
5
- Tanaman Obat b. IndeksDibayarPetani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) a. IndeksDiterimaPetani - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b. IndeksDibayarPetani - IndeksKonsumsiRumahTangga - Indeks BPPBM 4. Peternakan (NTPT) a. IndeksDiterimaPetani - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5. Perikanan (NTNP) a. Indeks Diterima Petani - Penangkapan - Budidaya b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5.1. Perikanan Tangkap (NTN) a. Indeks Harga yang Diterima Petani - Penangkapan Laut b. Indeks Harga yang Dibayar Petani -Indeks Konsumsi Rumah Tangga - BPPBM 5.1. Perikanan Budidaya (NTPi) a. Indeks Harga yang Diterima Petani - Budidaya Air Tawar - Budidaya Laut b. Indeks Harga yang Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - BPPBM
127.16 125.44 129.18 105.28 92.57 115.63 115.63 124.91 129.03 105.29 105.66 130.70 128.20 134.58 125.42 128.96 123.70 132.17 106.91 104.24 128.24 128.80 125.45 123.02 129.87 110.86 104.31 128.80 128.80 123.48 129.90 112.37 103.93 125.45 98.80 125.62 120.70 129.71 103.36
126.62 125.88 129.69 105.36 91.01 113.99 113.99 125.26 129.45 105.30 105.66 131.43 128.71 136.12 124.41 128.96 124.39 133.03 107.27 105.17 130.29 131.31 125.24 123.89 131.07 111.15 105.58 131.31 131.31 124.37 131.10 112.70 103.06 125.24 98.80 125.41 121.52 130.91 103.42
-0.43 0.36 0.40 0.07 -1.68 -1.41 -1.41 0.27 0.32 0.00 0.00 0.56 0.39 1.15 -0.80 0.00 0.56 0.65 0.33 0.88 1.60 1.94 -0.17 0.71 0.93 0.26 1.22 1.94 1.94 0.72 0.93 0.29 -0.83 -0.17 0.00 -0.17 0.67 0.92 0.06
BPPBM= Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
5. Inflasi Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi jika terjadi kenaikan dan deflasi jika terjadi penurunan di wilayah perdesaan. Hasil survei harga yang dilakukan di 20 Berita Resmi Statistik No. 02/12/81 Th. VIII, 1 Desember 2016
6
Pasar Tradisonal yang tersebar di 20 Kecamatan di daerah perdesaan Provinsi Maluku pada November 2016 menunjukan terjadi peningkatan IKRT atau terjadi inflasi perdesaan di Maluku sebesar 0,50 persen. Peningkatan IKRT disumbangkan oleh 6 (enam) kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi perdesaan, diantaranya yang tertinggi pada kelompok bahan makanan sebesar 0,73 persen, diikuti kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,66 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,55 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,27 persen, dan kelompok perumahan sebesar 0,22 persen, dan kelompok sandang sebesar 0,11 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga mengalami deflasi perdesaan sebesar 0,27 persen. Data dalam Tabel 3 juga menunjukan bahwa inflasi perdesaan Provinsi Maluku lebih rendah dari angka nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,87 persen. Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Menurut Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi Maluku November 2016 (2012=100)
K e l o m p ok
Perubahan (%)
(1)
(2)
Bahan Makanan
0.73
Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau
0.27
Perumahan
0.22
Sandang
0.11
Kesehatan
0.55
Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
-0.27
Transportasi & Komunikasi
0.66
Umum / Gabungan
0,50
Nasional
0,87
6. Kecepatan Perubahan Harga per Kelompok Pengeluaran Data dalam Tabel 4 menunjukan kecepatan kenaikan harga per kelompok pengeluaran dari tahun dasar 2012 sampai dengan November 2016 yang dirinci dari kelompok pengeluaran tertinggi ke terendah. Kelompok bahan makanan masih menduduki urutan tertinggi dengan nilai indeks Berita Resmi Statistik No. 02/12/81 Th. VIII, 1 Desember 2016
7
sebesar 144,45, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan nilai indeks sebesar 123,98, selanjutnya kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 121,80, kelompok sandang sebesar 120,52, kelompok perumahan sebesar 118,64, kelompok kesehatan sebesar 113,28, dan terendah adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 108,88. Tabel 4. Indeks Harga Per Sub Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga ( 2012 = 100 ) Uraian
Oktober 2016
November 2016
Inflasi/ Deflasi
(1)
(2)
(3)
(4)
Bahan Makanan
143.41
144.45
0.73
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
123.64
123.98
0.27
Transportasi dan Komunikasi
121.00
121.80
0.66
Sandang
120.39
120.52
0.11
Perumahan
118.38
118.64
0.22
Kesehatan
113.28
113.28
0.55
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
109.17
108,88
-0.27
UMUM / GABUNGAN
129.73
130.37
0.50
7. Kebutuhan Petani Untuk Biaya Produksi Kebutuhan petani untuk biaya produksi terdiri dari Bibit, Obat-Obatan dan Pupuk, Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya, Transportasi, Penambahan Barang Modal, dan Upah Buruh Tani. Kebutuhan biaya produksi ini dihitung dalam bentuk Indeks Harga Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) seperti yang terlihat pada Tabel 5 secara rata-rata mengalami peningkatan sebesar 0,13 persen dibanding Oktober 2016. Jika dirinci menurut kelompok pengeluaran seperti yang terlihat dalam Tabel 5, maka semua pengeluaran memberikan sumbangan terhadap peningkatan indeks BPPBM yaitu, tertinggi pada kelompok bibit yaitu sebesar 0,22 persen, diikuti kelompok penambahan barang modal sebesar 0,14, kelompok transportasi sebesar 0,12 persen, kelompok obat-obatan dan pupuk sebesar 0,10 persen, serta kelompok sewa lahan, pajak, & lainnya dan kelompok upah buruh tani masing-masing sebesar 0,07 persen.
Berita Resmi Statistik No. 02/12/81 Th. VIII, 1 Desember 2016
8
Data dalam Tabel 5 juga menunjukan bahwa kelompok transportasi masih tetap menduduki urutan tertinggi indeks pengeluaran petani untuk ongkos produksi yakni sebesar 114,65 dan terendah adalah kelompok upah buruh tani sebesar 102,02. Tabel 5. Indeks Harga BPPBM dan Laju Inflasi/Deflasi Provinsi Maluku Pada November 2016 ( 2012 = 100 ) Kelompok
Oktober 2016
November 2016
Inflasi/Deflasi
(1)
(2)
(3)
(4)
BPPBM
106.15
106.29
0.13
Bibit
103.96
104.19
0.22
Obat-Obatan dan Pupuk
102.44
102.53
0.10
Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya
104.34
104.41
0.07
Transportasi
114.51
114.65
0.12
Penambahan Barang Modal
108.29
108.43
0.14
Upah Buruh Tani
101.94
102.02
0.07
8. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) per Subsektor Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Data dalam Tabel 6 menunjukan bahwa NTUP Provinsi Maluku pada November 2016 mengalami peningkatan sebesar 0,20 persen dibanding Oktober 2016, yaitu dari 118,81 menjadi 119,04. Hal ini terjadi karena It mengalami peningkatan sebesar 0,32 persen, lebih tinggi dari peningkatan indeks BPPBM yang tercatat sebesar 0,13 persen. Peningkatan NTUP pada November 2016 oleh naiknya NTUP pada 4 (empat) subsektor, yakni tertinggi pada subsektor perikanan sebesar 1,34 persen, diikuti subsektor tanaman hortikultura sebesar 1,04 persen, subsektor tanaman pangan sebesar 0,71 persen dan subsektor peternakan sebesar 0,23
Berita Resmi Statistik No. 02/12/81 Th. VIII, 1 Desember 2016
9
persen. Sedangkan subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan NTUP sebesar 1,42 persen. Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Provinsi Maluku per subsektor pada November 2016 ( 2012 = 100 )
Subsektor (1)
Bulan November Oktober 2016 2016 (2)
(3)
Perubahan (%) (4)
a. Tanaman Pangan
117.68
118.51
0.71
b. Hortikultura
133.03
134.41
1.04
c. Tanaman Perkebunan Rakyat
109.81
108.26
-1.42
d. Peternakan
122.24
122.53
0.23
e. Perikanan
115.67
117.22
1.34
e.1. Perikanan Tangkap
114.62
116.51
1.65
e.2. Perikanan Budidaya
121.37
121.09
-0.23
f. Gabungan
118.81
119.04
0.20
g. Gabungan Tanpa Ikan
119.21
119.27
0.05
NASIONAL
110.26
110.33
0.07
NASIONAL Tanpa Ikan
110.14
110.20
0.06
Berita Resmi Statistik No. 02/12/81 Th. VIII, 1 Desember 2016
10
BPS PROVINSI MALUKU Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Jessica Eliziana Pupella Kepala Bidang Statistik Distribusi e-mail :
[email protected] Telepon: 0911-361319, 361320
Berita Resmi Statistik No. 02/12/81 Th. VIII, 1 Desember 2016
11