Kedisiplinan Siswa dalam .... (Akhmad Rofii’ Uddiin) 1.397
KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN SEKOLAH (STUDI KASUS DI SD NEGERI PANASAN SLEMAN) THE STUDENTS’ DISCIPLINE IN PARTICIPATING THE SCHOOL ACTIVITIES Oleh: Akhmad Rofii’ Uddiin, Mahasiswa PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedisiplinan siswa dalam mengikuti kegiatan sekolah dan faktor yang mempengaruhi. Peneliti menggunakan studi kasus dengan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Panasan Sleman yang subjeknya adalah siswa, guru, dan kepala sekolah. Penentuan subjek menggunakan teknik purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Proses analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, serta pengambilan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Hasil menunjukkan bahwa siswa mengikuti kegiatan intrakurikuler disiplin dalam waktu datang, menggunakan barang sesuai fungsinya, berpakaian sesuai aturan, namun kurang disiplin mengerjakan tugas. Ketika mengikuti ekstrakurikuler Pramuka, siswa disiplin dalam waktu datang, menggunakan peralatan sesuai fungsinya, patuh terhadap peraturan, namun kurang disiplin dalam atribut seragam. Faktor pendukung kedisiplinan dalam kegiatan sekolah meliputi guru, pembina Pramuka, peraturan, dan hukuman. Faktor penghambat kedisiplinan adalah teman. Siswa memiliki kesadaran ketika tidak disiplin. Kesadaran siswa dipengaruhi oleh guru, pembina Pramuka, dan hukuman. Kata kunci: kedisiplinan, kegiatan sekolah, faktor pendukung, faktor penghambat
Abstract The purpose of this study was to determine the students’ discipline in participating the school activities and the affecting factors. The researcher used case study with qualitative approach and descriptive method. This study was conducted in SD Negeri Panasan Sleman. The subjects of this study were the students, the tachers, and the principal. The researcher used purposive technique to determine the subjects. The data collecting technique were interview, observation, and documentation. The data analysis process were data reduction, data presentation, and conclusion. The data validity tests were triangulation technique and resource. The result showed that the students were dicipline in intracurricular activities, such as coming on time, using goods as the function, dressing according the rule, but they undiscipline in doing tasks. In participating the scout extracurricular, they were discipline coming on time, using goods as the function, obeying the rule, but they were undisciplined in wearing uniform attributes. The discipline supporting factors in the school activities were the teachers, scout coach, rules, and punishments. The discipline inhibiting factors were the friends. The student considered when they were undisciplin. It was influenced by the teachers, scout coaches, and punishment . Keyword: discipline, school activities, supporting factors, inhibiting factors
PENDAHULUAN
Nana Syaodih (2007: 2.45) yang mengemukakan
Pendidikan karakter merupakan hal yang
bahwa pada awal masa kanak-kanaknya, biasanya
urgen bagi anak ketika memasuki usia sekolah dasar
anak-anak akan mengidentifikasi dirinya dengan ibu
untuk membentuk moral. Mengingat pada usia
atau ayahnya atau orang lain yang dekat dengannya.
sekolah dasar ini seorang anak sedang memasuki
Peran orang-orang yang ada di sekitar anak sangat
masa golden age bagi anak. Setiap perilaku yang ada
penting
di sekitar anak biasanya akan diimitasi oleh anak
perilaku anak.
dalam
pembentukan
kepribadian
dan
ketika melakukan suatu perbuatan. Hal tersebut
Terdapat berbagai macam permasalahan
sejalan dengan pendapat dari Mulyani Sumantri dan
dalam pelaksanaan serta penerapan pendidikan
1.398 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 15 Tahun ke-5 2016
karakter di sekolah dasar. Permasalah tersebut
A dan SD B. Di SD C juga terdapat siswa yang
terkait kedisiplinan siswa dalam melaksanakan tata
melanggar tata tertib namun terlihat enam orang
tertib sekolah. Data terkait dengan permasalahan
siswa telah bersikap responsif atas pelanggaran yang
kedisiplinan tersebut diperoleh dari hasil observasi.
telah dilakukannya dengan secara sukarela keluar
Peneliti melakukan observasi lapangan 3 buah
dari barisan dan berpindah menuju barisan di
sekolah dasar yang ada di wilayah kalurahan
samping tiang bendera.
Triharjo. Observasi dilaksanakan ketika upacara
SD C merupakan SD Negeri Panasan Sleman
bendera. Peneliti melakukan observasi di SD A, SD
Hal yang menarik dari observasi di SD C adalah
B, dan SD C. Berdasarkan observasi tersebut, secara
ketika
umum terdapat siswa yang belum melaksanakan
pelanggaran kedisiplinan tata tertib, namun secara
kedisiplinan.
sukarela keluar barisan kemudian berbaris menuju
Observasi yang pertama dilakukan oleh
ada
beberapa
siswa
yang
melakukan
samping tiang bendera. Perilaku siswa
yang
peneliti di SD A pada hari Senin tanggal 28
responsif terhadap pelanggaran yang dilakukannya
September 2015. Pelanggaran kedisiplinan ketika
merupakan sesuatu yang menjadi ciri khas di SD C.
upacara
METODE PENELITIAN
di
SD
A
banyak
pelanggaran
tata
tertib
yang
didominasi terkait
oleh
dengan
kelengkapan serta atribut maupun seragam. Siswa
Jenis Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib
kualitatif dengan jenis studi kasus serta metode
tidak menunjukkan sikap yang responsif atau rasa
deskriptif.
kesadaran diri atas pelanggaran tata tertib.
Tempat dan Waktu Penelitian
Peneliti juga melakukan observasi di SD B
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri
pada hari Senin tanggal 5 Oktober 2015. Sepuluh
Panasan
Sleman
yang
beralamat
di
Jalan
orang guru mengikuti upacara dari awal hingga
Agrowisata km.1 Panasan, Triharjo, Sleman dari
akhir, namun ada seorang guru yang datang
tanggal 4 Februari 2016 sampai dengan tanggal 22
terlambat mengikuti upacara bendera. Pelanggaran
Maret 2016.
terhadap tata tertib dan kedisiplinan yang berlaku di
Target/ Subjek Penelitian
SD B didominasi oleh kelengkapan serta atribut
Subjek dalam penelitian ini adalah 6 orang
maupun seragam upacara. Siswa yang melakukan
siswa, 2 orang guru (wali kelas), seorang pembina
pelanggaran tidak responsif dengan perilaku tidak
Pramuka, dan seorang kepala sekolah. Subjek dalam
disiplin yang dilakukannya.
penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive.
Pada hari Senin tanggal 12 Oktober 2015,
Prosedur
peneliti juga melakukan observasi di SD C.
Tahapan pra penelitian dilaksanakan dengan
Pelanggaran terhadap disiplin tata tertib di SD C
menyusun perencanaan penelitian dengan cara
dilakukan oleh 13 siswa. Berdasarkan observasi
melakukan
yang telah dilakukan tersebut, pada pelaksanaan
dilanjutkan dengan penentuan fokus permasalahan,
upacara di SD C ada hal yang tidak dijumpai di SD
dan menyiapkan penelitian. Selanjutnya menentukan
observasi
ke
tiga
SD,
kemudian
Kedisiplinan Siswa dalam .... (Akhmad Rofii’ Uddiin) 1.399
SD yang akan digunakan untuk pengambilan data.
mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa tiba di
Penelitian diawali dengan penentuan topik yang
sekolah sebelum bel tanda masuk berbunyi.
akan dikaji, yaitu terkait dengan kedisiplinan siswa dalam
mengikuti
kegiatan
sekolah.
Tahapan
Kegiatan intrakurikuler terkiat dengan penggunaan barang yang digunakan untuk
selanjutnya adalah penyusunan proposal penelitian,
mendukung
kegiatan
perlengkapan
wawancara,
hasil
penelitian,
dan
perizinan
untuk
pembelajaran. observasi,
dan
Hasil hasil
pengambilan data di lokasi penelitian.
dokumentasi
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data
menggunakan barang pendukung pembelajaran
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif,
seperti papan tulis, peralatan tulis menulis,
sehingga pengumpulan data dilakukan pada kondisi
peralatan piket, buku diktat dan LKS, dan
yang alamiah (natural setting). Instrumen yang
peralatan seni musik (pianika) sesuai fungsinya.
menunjukkan
bahwa
siswa
utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu
Kedisiplinan siswa ketika melaksanakan
sendiri. Instrumen yang digunakan oleh peneliti
kegiatan intrakurikuler terkait peraturan tata
meliputi pedoman wawancara, pedoman observasi,
tertib yang berlaku. Hasil wawancara, hasil
serta
penelitian
observasi, dan hasil dokumentasi menunjukkan
diperoleh dengan cara observasi, wawancara, dan
siswa telah dapat melaksanakan tata tertib atau
dokumentasi.
peraturan. Hasil wawancara dan observasi
Teknik Analisis Data
tersebut sejalan dengan dokumen tata terib yang
pedoman
dokumentasi.
Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini
berlaku di sekolah. Siswa juga kurang disiplin terkait dengan
menggunakan model Miles and Huberman yang meliputi meliputi tahapan data reduction, data
kepatuhan
display, dan conclusion drawing/ verification. Uji
terutama
tingkat
teknik
mengerjakan tugas dan PR. Berdasarkan hasil
triangulasi. Teknik triangulasi yang digunakan
observasi pada tanggal 10, 11, dan 25 Februari
adalah triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
2016 menunjukkan bahwa siswa tidak disiplin
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dalam mengerjakan tugas dan PR, namun
Hasil penelitian
memiliki kesadaran yang ditunjukkan dengan
1. Kedisiplinan Siswa dalam Mengikuti Kegiatan
sikap jujur dan berani mengakui. Hasil observasi
kredibilitas
data
menggunakan
Intrakurikuler
mengikuti
melasanakan
menyangkut
tata
kedisiplinan
tertib dalam
tersebut sejalan dengan hasil wawancara yang
Data terkait dengan kedisiplinan siswa dalam
dalam
intrakurikuler
disiplin adalah tidak mengerjakan PR. Hasil
diperoleh dengan teknik wawancara, observasi,
wawancara tersebut juga didukung dengan
dan
hasil
dokumentasi penilaian tugas mata pelajaran PAI
observasi, dan hasil dokumentasi menunjukkan
dan PPKn memuat data siswa yang mengerjakan
bahwa tidak dijumpai siswa yang terlambat
tugas.
dokumentasi.
kegiatan
mengungkapkan bahwa salah satu wujud tidak
Hasil
wawancara,
1.400 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 15 Tahun ke-5 2016
Mengenakan pakaian yang rapi dan
observasi, dan hasil dokumentasi menunjukkan
sopan sesuai dengan peraturan merupakan salah
bahwa para siswa yang mengikuti kegiatan
satu indikator kedisiplinan siswa. Berdasarkan
esktrakurikuler Pramuka telah menggunakan
hasil wawancara, hasil observasi, dan hasil
peralatan atau barang-barang yang dipakai sesuai
dokumentasi menunjukkan bahwa siswa pada
kegunaannya.
hari Senin memakai seragam putih-putih, hari
Kedisiplinan
dalam
mengikuti
Selasa memakai seragam merah-putih, hari Rabu
esktrakurikuler Pramuka erat kaitannya dengan
dan Kamis memakai batik hijau, hari Jumat dan
tata tertib yang menjadi peraturan. Hasil
Sabtu memakai seragam ungu, serta ketika
wawancara,
olaharga mengenakan pakaian trainning orange-
dokumentasi menunjukkan bahwa siswa telah
hitam.
melaksanakan atau menjalankan tata tertib yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa
siswa SD Negeri Panasan Sleman dalam mengikuti
kegiatan
intrakurikuler
hasil
observasi,
dan
hasil
menjadi peraturan ketika mengikuti kegiatan esktrakurikuler Pramuka.
memiliki
Kedisiplinan siswa ketika mengikuti
kedisiplinan yang meliputi ketepatan waktu
kegiatan esktrakurikuler Pramuka juga terkait
datang,
penunjang
dengan penampilan yang rapi dan sopan sesuai
pembelajaran yang sesuai dengan fungsinya,
dengan tata tertib yang menjadi peraturan. Hasil
serta penggunaan pakaian seragam yang sesuai
wawancara,
dengan aturan. Siswa kurang disiplin dalam
dokumentasi
ketaatan terhadap tata tertib terutama terkait
mengenakan seragam atasan warna coklat muda
dengan kewajiban mengerjakan tugas. Siswa
dan bawahan warna
memiliki kesadaran ketika tidak disiplin yang
memakai dasi (hasduk), topi, kaos kaki, dan
ditunjukkan dengan sikap yang jujur dan berani
sepatu hitam.
penggunaan
barang
mengakui.
observasi,
menunjukkan
dan
bahwa
coklelat
hasil siswa
tua dengan
Siswa juga kurang disiplin terkait dengan
2. Kedisiplinan Siswa dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Data
hasil
penampilan (berpakaian) terutama menyangkut dengan atribut seragam yang dikenakan dalam
yang
menyangkut
dengan
mengikuti kegiatan esktrakurikuler Pramuka.
kedisiplinan siswa dalam mengikuti kegiatan
Hasil observasi pada tanggal 10 Februari 2016
ekstrakurikuler diperoleh dengan menggunakan
menunjukkan bahwa siswa kurang disiplin
teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.
terkait dengan penampilan ketika mengikuti
Hasil wawancara, hasil observasi, dan hasil
kegiatan Pramuka terutama terkait penggunaan
dokumentasi menunjukkan bahwa siswa datang
aribut,
sebelum pukul 13.00 WIB.
ditunjukkan dengan sikap jujur dan berani
namun
memiliki
kesadaran
yang
Kegiatan esktrakurikuler Pramuka dalam
mengakui. Hasil wawancara dengan pembina
pelaksanaannya sering menggunakan barang
Pramuka mengungkapkan bahwa siswa kadang
atau peralatan khusus. Hasil wawancara, hasil
tidak disiplin dalam hal berpakaian. Foto
Kedisiplinan Siswa dalam .... (Akhmad Rofii’ Uddiin) 1.401
dokumentasi juga menunjukkan bahwa terdapat
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan
siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
Siswa
Pramuka tidak mengenakan topi dan hasduk.
Ekstrakurikuler
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dalam
Mengikuti
Kegiatan
a. Faktor Pendukung
siswa SD Negeri Panasan Sleman dalam
Hasil wawancara dengan siswa, guru,
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pramuka
dan kepala sekolah menunjukkan bahwa
memiliki kedisiplinan yang meliputi ketepatan
pembina Pramuka, peraturan, dan penerapan
waktu datang, penggunaan peralatan Pramuka
hukuman yang mendidik. Ketiga faktor
yang sesuai dengan fungsinya, serta ketaatan
tersebut mempengaruhi atau memotivasi
terhadap tata tertib. Siswa ketika mengikuti
siswa
kegiatan
kegiatan esktrakurikuler Pramuka.
ekstrakurikuler
Pramuka
kurang
disiplin dalam berpenampilan terutama terkait dengan
penggunaan
atribut
untuk
disiplin
dalam
mengikuti
b. Faktor Penghambat
kelangkapan
Hasil wawancara dengan siswa, guru,
seragam. Siswa memiliki kesadaran ketika tidak
dan kepala sekolah menunjukkan bahwa
disiplin yang ditunjukkan dengan sikap yang
penyebab
jujur dan berani mengakui.
ekstrakurikuler
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan
pengaruh
siswa
tidak
Pramuka
teman
yang
disiplin
ketika
adalah
karena
tidak
disiplin.
Siswa dalam Mengikuti Kegiatan Intrakurikuler
Selanjutnya siswa memiliki kesadaran ketika
a. Faktor Pendukung
tidak disiplin yang dibuktikan dengan jujur
Hasil wawancara dengan siswa, guru,
dan berani mengakui. Kesadaran siswa
dan kepala sekolah menunjukkan bahwa
disebaakan karena pembina Pramuka yang
penyebab siswa disiplin ketika pelajaran di
membisakan untuk disiplin, serta penerapan
kelas adalah guru, peraturan (tata tertib), dan
hukuman yang mendidik.
adanya penerapan hukuman.
Pembahasan
b. Faktor Penghambat
1. Kedisiplinan Siswa dalam Mengikuti Kegiatan
Hasil wawancara dengan siswa, guru,
Intrakurikuler
dan kepala sekolah menunjukkan bahwa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
teman yang tidak disiplin akan dapat
siswa mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas
mempengaruhi
tidak
dengan tepat waktu. Hal tersebut sejalan dengan
disiplin. Siswa memiliki kesadaran ketika
pendapat dari Risnaeani Chasanah (2014: 103)
tidak disiplin dalam mengikuti kegiatan
yang mengemukakan bahwa satu indikator
intrakurikuler yang dibuktikan dengan jujur
kedisiplinan bagi siswa sekolah dasar (SD)
dan berani mengakui. Kesadaran siswa
adalah selalu datang tepat waktu. Ketepatan
disebabkan karena guru yang membisakan
datang dalam mengikuti kegiatan intrakurikuler
tata
mencerminkan kedisiplinan siswa.
tertib
siswa
dan
lain
disiplin,
untuk
serta
penerapan hukuman yang mendidik.
adanya
1.402 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 15 Tahun ke-5 2016
Kegiatan intrakurikuler tidak lepas dari
kedisiplinan salah satunya adalah berpakaian
penggunaan barang yang mendukung kegiatan
sopan dan rapi sesuai dengan peraturan yang
intrakurikuler. Hasil penelitian menunjukkan
berlaku. Disiplin dalam berpakaian yang sesuai
bahwa siswa menggunakan barang pendukung
dengan tata tertib merupakan implementasi
kegiatan pembelajaran sesuai fungsinya. Hal
kedisiplinan siswa. Siswa SD Negeri Panasan Sleman dalam
tersebut sejalan dengan pendapat Risnaeni Chasanah (2014: 103) yang mengatakan bahwa
mengikuti
menggunakan benda sesuai dengan fungsinya
kedisiplinan
merupakan
dari
datang, penggunaan barang yang sesuai dengan
kedisiplinan. Implementasi kedisiplinan siswa
fungsinya, serta penggunaan seragam yang
salah satunya adalah menggunakan barang
sesuai dengan aturan. Siswa kurang disiplin
sesuai fungsinya.
dalam ketaatan terhadap tata tertib terutama
salah
satu
cerminan
kegiatan
intrakurikuler
berdasarkan
memiliki
ketepatan
waktu
Kedisiplinan menyangkut dengan upaya
terkait dengan kedisiplinan dalam mengerjakan
siswa untuk mentaati peraturan. Hasil penelitian
tugas. Siswa memiliki kesadaran ketika tidak
menunjukkan bahwa siswa kurang disiplin
disiplin yang dibuktikan dengan mengakui
dalam mematuhi peraturan, terutama terkait
secara
dengan kewajiban dalam mengerjakan tugas. Hal
disebabkan karena pengaruh dari guru yang
tersebut bertentangan dengan pendapat dari
membiasakan disiplin dan penerapan hukuman
Daryanto dan Suryatri Darmiatun (2013: 145)
yang mendidik.
yang
mengemukakan
bahwa
indikator
kedisiplinan untuk siswa tingkat sekolah dasar
jujur.
Kesadaran
siswa
tersebut
2. Kedisiplinan Siswa dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler
(SD) kelas 4 sampai kelas 6 salah satunya adalah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mematuhi aturan sekolah. Siswa yang memiliki
siswa selalu datang mengikuti kegiatan Pramuka
kedisiplinan
sebelum pukul 13.00. Hal tersebut sejalan
hendaknya
dapat
mematuhi
peraturan yang telah tertera pada tata tertib
dengan pendapat dari
sekolah, karena kewajiban mengerjakan tugas
(2014: 103) yang mengemukakan bahwa satu
termasuk peraturan.
indikator untuk melihat kedisiplinan bagi siswa
Kedisiplinan siswa juga berhubungan
Risnaeani Chasanah
sekolah dasar adalah datang tepat waktu. Siswa
dengan penampilan (seragam) siswa. Hasil
yang
penelitian menunjukkan bahwa pada hari Senin
mengikuti kegiatan Pramuka tepat waktu.
peraturan
sekolah.
Pakaian
yang
kedisiplinan
akan
datang
Kedisiplinan dalam mengikuti Pramuka
siswa memakai seragam dengan sopan dan rapi sesuai
memiliki
tidak
lepas
dari
aktivitas
barang.
siswa
Hasil
dalam
dikenakan siswa sopan, rapi, dan sesuai dengan
menggunakan
penelitian
peraturan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
menjukkan bahwa siswa menggunakan peralatan
dari Daryanto dan Suryatri Darmiatun (2013:
Pramuka sesuai fungsinya. Hal tersebut sejalan
145) yang mengemukakan bahwa indikator
dengan pendapat pendapat Risnaeni Chasanah
Kedisiplinan Siswa dalam .... (Akhmad Rofii’ Uddiin) 1.403
bahwa
ketepatan waktu datang, penggunaan barang
menggunakan benda sesuai dengan fungsinya
yang sesuai dengan fungsinya, serta kepatuhan
merupakan
dari
terhadap peraturan. Siswa kurang disiplin dalam
kedisiplinan. Siswa menggunakan peralatan
berpenampilan terutama terkait penggunaan
ketika Pramuka sesuai dengan fungsinya sebagai
atribut seragam. Siswa memiliki kesadaran
perwujudan kedisiplinan.
ketika tidak disiplin yang dibuktikan dengan
(2014:
103)
yang
salah
mengatakan
satu
cerminan
dengan
mengakui secara jujur. Kesadaran siswa tersebut
kondisi siswa dalam mentaati peraturan yang
disebabkan pengaruh dari pembina Pramuka
berlaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
yang membisakan disiplin serta penerapan
siswa yang mengikuti kegiatan esktrakurikuler
hukuman yang mendidik.
Kedisiplinan
Pramuka
telah
erat
kaitannya
mematuhi
peraturan
yang
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan
berlaku. Tindakan siswa tersebut sesuai dengan
Siswa dalam Mengikuti Kegiatan Intrakurikuler
pendapat dari Daryanto dan Suryatri Darmiatun
a. Faktor Pendukung
(2013:
145)
yang
mengemukakan
bahwa
Berdasarkan
hasil
penelitian
indikator kedisiplinan untuk siswa tingkat
diperoleh informasi bahwa guru, peraturan
sekolah dasar salah satunya adalah mematuhi
(tata tertib), dan penerapan hukuman yang
aturan sekolah. Para siswa mentaati tata tertib
mendidik merupakan faktor-faktor yang
Pramuka sebagai perwujudan kedisiplinan.
mempengaruhi kedisiplinan siswa. Guru
Penampilan ketika mengikuti kegiatan
merupakan teladan sekaligus orang tua siswa
kedisiplinan.
di sekolah yang membimbing siswa untuk
Penampilan yang dimaksud adalah pakaian
disiplin. Hal ini sejalan dengan pendapat
seragam dan atribut yang dikenakan oleh siswa.
Christiana Hari Soetjiningsih (2012: 237)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa
yang
kurang disiplin dalam berpenampilan terutama
mengadopsi standar moral orang yang lebih
terkait dengan penggunaan atribut kelangkapan
tua agar dianggap sebagai anak yang baik.
seragam yang tidak sesuai dengan peraturan. Hal
Segala arahan dan nasehat dari guru terkait
tersebut bertentangan dengan pendapat dari
kedisiplinan akan dilaksanakan siswa.
Pramuka
terkait
dengan
Daryanto dan Suryatri Darmiatun (2013: 145) yang
mengemukakan
bahwa
indikator
mengemukakan
Peraturan pedoman
yang
bahwa
sekolah digunakan
anak
merupakan oleh
siswa.
kedisiplinan salah satunya adalah berpakaian
Peraturan memiliki peranan yang penting
sopan dan rapi sesuai dengan peraturan yang
untuk menata tingkah laku seseorang. Hal
berlaku. Siswa yang memiliki kedisiplinan akan
tersebut sesuai dengan pendapat Maria J.
berpenampilan yang sesuai dengan peraturan.
Wantah (2005: 152) yang mengatakan bahwa
Siswa
SD
Negeri
Panasan
Sleman
peraturan memiliki dua fungsi yang penting
memiliki kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan
dalam
ekstrakurikuler
manusia yang disiplin. Pertama, peraturan
Pramuka
yang
mencakup
membantu
anak
untuk
menjadi
1.404 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 15 Tahun ke-5 2016
memiliki nilai pendidikan, sebab peraturan
dan saat anak ingin menyesuaikan diri
memperkenalkan kepada anak perilaku yang
dengan standar kelompok dalam bertindak.
disetujui oleh anggota kelompok tertentu.
Ketika siswa berada di dalam lingkungan
Kedua, peraturan membantu mengekang
yang didominasi oleh teman yang tidak
perilaku yang tidak diinginkan. Peraturan
disiplin, maka anak akan menyesuaikan diri
akan
kepada situasi tidak disiplin tersebut.
dapat
membantu
anak
untuk
menyesuaikan diri terhadap peraturan untuk mencapai kedisiplinan.
Terdapat
sesuatu
yang
menarik
terkait dengan hal yang dilakukan oleh siswa
Konsekuensi
dengan
adanya
apabila
tidak
disiplin.
Hasil
penelitian
bahwa
siswa
memiliki
peraturan adalah penerapan hukuman yang
menunjukkan
mendidik. Hukuman yang mendidik dapat
kesadaran
membiasakan anak untuk selalu disiplin. Hal
ditunjukkan dengan jujur dan berani megakui
tersebut sejalan dengan pendapat Schafer
ketika mengikuti kegiatan intrakurikuler.
(Maria
Kesadaran
J.
Wantah,
2005:
160)
yang
apabila
siswa
tidak
ketika
disiplin
tidak
yang
disiplin
mengatakan bahwa ada dua tujuan dalam
disebabkan karena pembiasaan disiplin oleh
penerapan hukuman terhadap anak. Pertama
guru,
tujuan
mendidik dari guru. Pembiasaan disiplin
jangka
pendek,
yaitu
untuk
serta
penerapan
hukuman
yang
ini
berkaitan dengan upaya yang bertujuan agar
menghentikan tingkah laku yang salah.
siswa dapat memahami akibat dari tidak
Kedua tujuan jangka panjang, adalah untuk
disiplin serta menyesuaikan diri terhadap
mengejar dan mendorong anak-anak untuk
peratuan yang berlaku. Hal ini sejalan
menghentikan tingkah laku mereka yang
dengan pendapat Hart, dkk (Christiana Hari
salah
dirinya
Soetjiningsih, 2012: 290) yang menyatakan
sendiri. Hukuman yang diterapkan untuk
bahwa salah satu dicipline style adalah
anak-anak adalah hukuman yang mendidik.
inductive dicipline style (authoritative) yang
menjatuhkan
agar
hukuman
dapat
dalam
hal
mengarahkan
ditandai
b. Faktor Penghambat Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dengan
pemberian
alasan,
penjelasan sebab akibat, negosiasi, dan
ketika
umpan balik sehingga dapat menyebabkan
kegiatan pembelajaran adalah teman yang
anak-anak memiliki self-control yang tinggi.
tidak disiplin. Hal ini sesuai dengan pendapat
Pembiasaan disiplin oleh guru kepada siswa
Christiana Hari Soetjiningsih (2012: 238)
akan dapat memunculkan kontrol diri.
penghambat
kedisiplinan
siswa
yang mengemukakan bahwa pada usia sekolah
dasar
anak
telah
Selanjutnya
penerapan
hukuman
memasuki
yang mendidik juga mempengaruhi siswa
perkembangan tahap akhir yang dimana pada
untuk menyadari apabila tidak disiplin. Hal
masa ini anak ingin diterima oleh teman-
ini
teman sebayanya sebagai anggota kelompok
Sumantri dan Nana Syaodih (2007: 2.44)
sesuai
dengan
pendapat
Mulyani
Kedisiplinan Siswa dalam .... (Akhmad Rofii’ Uddiin) 1.405
yang menyatakan bahwa salah satu fungsi
merupakan ketentuan-ketentuan yang telah
hukuman
ditetepkan untuk
adalah
sebagai
alat
menata tingkah laku
mengembangkan nurani anak dimana dengan
seseorang dalam suatu kelompok, organisasi,
hukuman anak akan dapat mengembangkan
institusi atau komunitas. Peraturan berfungsi
kontrol dari dalam dirinya sendiri. Penerapan
sebagai panduan dalam setiap tindakan.
hukuman yang mendidik bertujuan untuk
Penerapan hukuman yang mendidik
memunculkan kontrol dari dalam diri anak
dapat
sehingga dapat mengembangkan kesadaran
melakukan suatu perbuatan atau tindakan
apabila tidak disiplin.
yang tidak sesuai dengan peraturan yang
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Siswa
dalam
Mengikuti
Kegiatan
membuat
siswa
berhenti
untuk
berlaku. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Anonimous (Maria J. Wantah, 2005: 157)
Ekstrakurikuler
yang mengemukakan bahwa tujuan dari
a. Faktor Pendukung
hukuman adalah menghentikan anak untuk
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembina
Pramuka,
penerapan merupakan
faktor
kedisiplinan
serta
norma dan aturan yang berlaku dengan
mendidik
menggunakan metode yang memberikan
mendukung
efek jera. Anak akan dapat membangun
peraturan,
hukuman
yang yang
siswa
melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan
ketika
mengikuti
kedisiplinan
dengan
ekstrakurikuler Pramuka. Pembina Pramuka
terhadap
memiliki
hukuman yang mendidik.
tugas
mengarahkan
dan
membimbing siswa untuk disiplin dan
peraturan
menyesuaikan melalui
diri
penerapan
b. Faktor Penghambat Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mentaati peraturan yang berlaku. Hal ini sesuai dengan pendapat yang Christiana Hari
penghambat
Soetjiningsih (2012: 236-237) menyatakan
pengaruh teman yang tidak disiplin. Hal ini
bahwa
sesuai dengan pendapat Christiana Hari
siswa
SD
memasuki
tingkatan
kedisiplinan
Soetjiningsih
anak
yang
mengemukakan bahwa pada usia sekolah
ditetapkan oleh orang tua agar dianggap
dasar anak telah memasuki perkembangan
sebagai anak yang baik. Pembina Pramuka
tahap akhir yang dimana pada masa ini anak
membimbing siswa untuk disiplin.
ingin diterima oleh teman-teman sebayanya
Peraturan
Pramuka
standar
yang
238)
adalah
penalaran moral yang conventional dimana memberlakukan
(2012:
siswa
yang
sejalan
sebagai anggota kelompok dan saat anak
dengan peraturan dan tata tertib sekolah
ingin menyesuaikan diri dengan standar
merupakan pedoman siswa dalam mengikuti
kelompok dalam bertindak. Seorang anak
kegiatan Pramuka. Hal tersebut sejalan
akan
dengan pendapat Maria J. Wantah (2005:
dilakukan oleh temannya ketika berada
150) yang mengemukakan bahwa peraturan
dalam lingkungan tidak disiplin.
menyesuaikan
diri
seperti
yang
1.406 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 15 Tahun ke-5 2016
Terdapat
sesuatu
yang
menarik
terkait dengan apa yang dilakukan oleh siswa ketika tidak disiplin. Berdasarkan hasil penelitian memiliki
menunjukkan kesadaran
bahwa
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
ditunjukkan
1. Siswa dalam mengikuti kegiatan intrakurikuler
dengan sikap jujur dan berani megakui
memiliki kedisiplinan yang meliputi ketepatan
ketika tidak disiplin. Tindakan siswa yang
waktu datang, penggunaan barang yang sesuai
sadar apabika tidak disiplin disebabkan
fungsinya, serta penggunaan seragam yang
karena Pembina Pramuka membiasakan
sesuai peraturan. Siswa kurang disiplin dalam
siswa untuk disiplin dan penerapan hukuman
ketaatan terhadap tata tertib terutama terkait
yang
disiplin
kewajiban mengerjakan tugas. Siswa memiliki
bertujuan agar siswa dapat memahami akibat
kesadaran ketika tidak disiplin yang dibuktikan
dari tidak disiplin serta menyesuaikan diri
dengan mengakui secara jujur.
mendidik.
yang
siswa
SIMPULAN DAN SARAN
Pembiasaan
terhadap peratuan yang berlaku. Hal tersebut
2. Siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
sesuai dengan pendapat Hart, dkk (Christiana
Pramuka memiliki kedisiplinan yang meliputi
Hari
yang
ketepatan waktu datang, penggunaan peralatan
mengemukakan bahwa bahwa salah satu
yang sesuai fungsinya, serta ketaatan terhadap
gaya disiplin adalah inductive dicipline style
tata
(authoritative).
berpenampilan
Soetjiningsih,
290)
tertib.
Siswa
kurang
disiplin
dalam
disiplin
tersebut
pemberian
alasan,
penggunaan atribut seragam. Siswa memiliki
penjelasan sebab akibat, negosiasi, dan
kesadaran ketika tidak disiplin yang dibuktikan
umpan balik sehingga dapat menyebabkan
dengan mengakui secara jujur.
ditandai
Gaya
2012:
dengan
anak-anak memiliki self-control yang tinggi.
terutama
terkait
dengan
3. Faktor pendukung kedisiplinan siswa dalam
Penerapan hukuman yang mendidik
mengikuti kegiatan intrakurikuer di sekolah
juga mempengaruhi siswa untuk menyadari
adalah faktor guru, peraturan (tata tertib), serta
apabila tidak disiplin pada waktu mengikuti
penerapan hukuman yang mendidik. Faktor yang
kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. Hal ini
menghambat adalah pengaruh teman yang tidak
sesuai dengan pendapat Mulyani Sumantri
disiplin. Faktor yang menyebabkan siswa sadar
dan Nana Syaodih (2007: 2.44) yang
ketika tidak disiplin disebabkan karena guru
menyatakan
bahwa
yang membisakan tata tertib dan disiplin, serta
hukuman
adalah
salah
satu
fungsi
sebagai
alat
penerapan hukuman yang mendidik.
mengembangkan nurani anak dimana dengan
4. Faktor pendukung kedisiplinan siswa dalam
hukuman anak akan dapat mengembangkan
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di
kontrol dari dalam dirinya sendiri.
sekolah adalah pembina Pramuka, peraturan (tata tertib), serta penerapan hukuman yang mendidik. Faktor yang menghambat adalah
Kedisiplinan Siswa dalam .... (Akhmad Rofii’ Uddiin) 1.407
pengaruh teman yang tidak disiplin. Faktor yang
DAFTAR PUSTAKA
menyebabkan siswa sadar ketika tidak disiplin
Christiana Hari Soetjiningsih. (2012). Perkembangan Anak Sejak Pembuahan sampai dengan Kanak-kanak Akhir. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
adalah pembina Pramuka yang membisakan untuk disiplin, serta hukuman yang mendidik. Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka dapat disampaikan beberapa saran. Saran tersebut antara lain adalah perlunya kebijakan dan penanganan khusus terkait penanganan kedisiplinan siswa dalam mengerjakan tugas serta berpenampilan. Selain itu perlu adanya monitoring untuk menjaga konsistensi disiplin siswa yang telah baik. Selanjutnya guru dan pembina
Pramuka
diharapkan
konsisten
memberikan teladan disiplin dan membiasakan kedisiplinan untuk siswa. Kemudian diperlukan strategi pengendalian khusus bagi siswa yang berpotensi mempengaruhi siswa lain untuk tidak disiplin.
Terakhir,
penerapan
hukuman
yang
mendidik dalam jangka panjang diharapkan supaya lebih variatif dan dapat meningkatkan siswa untuk disiplin serta sadar apabila tidak disiplin
Daryanto dan Suryatri Darmiatun. (2013). Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Gava Media. Maria J. Wantah. (2005). Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral pada Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka. Risnaeni Chasanah. (2014). Pendidikan Karakter Melalui Percobaan Sains Sederhana untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta: Kreasi Wacana Offset.