Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
THE EFFECT OF PALM SHELL CHARCOAL AS FILLERS FOR RUBBER COMPOUND CHARACTERISTICS
Zainal Abidin Nasution Baristand Industri Medan e-mail :
[email protected]
ABSTRACT The research was conducted is order to exploit its potential,namely natural rubber and palm shell.Charcoal of palm shell obtained by roasting on iron cauldron in the open air.Roasting process is completed when there is no more smoke coing out(at the temperature 348 OC).Yield palm shell charcoal is an average 38,20 %. Palm shell charcoal powder and sieved with 200 mesh,and ready to be a filler in the manufacture of rubber compounds for research. Result of experimental manufactures of rubber compound with fillers palm shell charcoal roasting proceed to obtain optimal results and approaches in accordance with the requirements desired by SNI.06-7032-2004 about rubber foot pads on motorcycle with rasio RSS/SBR/CPS is 100/-/40.Where the physical properties of rubber compounds such as the following,hardness 48 – 49 shore-A,tensile strength 132 kg/cm2, modulus 300 % is 23 psi,elongation at break 689 % and tear resistence 26 kg/cm.
Key words : charcoal of palm shell,fillers,rubber compounds
61
Pengaruh Arang Cangkang Sawit....., Zainal Abidin Nasution
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
PENGARUH ARANG CANGKANG SAWIT SEBAGAI BAHAN PENGISI (FILLER) TERHADAP SIFAT-SIFAT FISIK KOMPON KARET
Zainal Abidin Nasution Baristand Industri Medan e-mail :
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka memanfaatkan potensi yang dimiliki, yaitu karet alam dan cangkang sawit. Arang cangkang sawit diperoleh dengan cara penyangraian (roasting). Cangkang
sawit disangrai pada
kuali besi di udara
terbuka. Proses penyangraian selesai dilaksanakan apabila tidak ada lagi asap yang keluar (pada suhu sekitar 3480C). Randemen arang cangkang sawit hasil penyangraian(roasting),rata-rata adalah 38,20 %. Arang cangkang sawit ditumbuk dan bubuknya diayak dengan ayakan lolos 200 mesh,dan siap menjadi filler dalam pembuatan kompon karet untuk penelitian. Dari hasil percobaan pembuatan kompon karet dengan bahan pengisi arang cangkang sawit hasil penyangraian diperoleh hasil yang optimal dan mendekati sesuai dengan persyaratan yang diinginkan oleh SNI.06-7032-2004,tentang karet bantalan kaki speda motor untuk kompon karet dengan perbandingan RSS/SBR/ACS adalah 100/-/40 . Dimana sifat-sifat fisik kompon karetnya adalah seperti berikut: kekerasan 48 – 49 shore-A, kekuatan tarik 132 kg/cm2 , modulus 300 % mencapai 23 psi, perpanjangan putus 689 % dan ketahanan sobek 26 kg/cm.
Kata kunci : arang cangkang sawit, bahan pengisi, kompon karet.
Pengaruh Arang Cangkang Sawit....., Zainal Abidin Nasution
62
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
PENDAHULUAN
Pada bulan April 2015, 5 Kementerian (Kemendag, Kemenperin, KemenPU, Kemenhub dan Kementan) serta BPPT membuat Siaran Pers Bersama dengan judul “Produk Berbasis Karet Alam Harus Jadi Produk Pendukung Pembangunan infra Struktur Nasional”. Pemerintah mendorong peningkatan pemanfaatan karet alam untuk kebutuhan dalam negeri, dengan harapan dapat meningkatkan harga karet di dalam negeri. Melalui program peningkatan pemanfaatan karet alam domestik ini, diharapkan produk-produk berbasis karet alam yang dihasilkan lebih beragam. Bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik saja, melainkan juga untuk diekspor. Dengan demikian, selain meningkatkan devisa negara, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap harga karet alam internasional, serta meningkatkan keberlanjutan perkebunan karet di Indonesia, khususnya perkebunan karet rakyat (http:www.kemendag.go.id/…./2015/produk-berbasis-karetalam, diakses 15 Sept.2015) Pada sisi lain gabungan pengusaha kelapa sawit Indonesia, mengungkapkan bahwa luas lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan, bahwa pada tahun 2014 luasnya mencapai 10.210.820 Ha. Diperkirakan pada tahun 2015 akan mencapai 10.721.436 Ha dengan rincian perkebunan rakyat 4.810.271 Ha, perkebunan swasta 5.207.071 Ha dan perkebunan BUMN 704.094 Ha. Pada tahun 2012, jumlah pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Indonesia adalah 695 unit dengan kapasitas olah 37.123 ton TBS/jam. Tahun 2013, jumlah PKS mencapai 713 unit dengan kapasitas olah 39.628 ton TBS/jam(http:www.infosawit.com/…./2014-luaskeb-sawit,diakses17 Sept.2015). Menurut Pardamean, 2008, basis satu ton TBS akan menghasilkan 20-23% CPO, 5-7 % PKO dan sisanya berupa limbah yaitu tandan kosong 20-23%, serat buah kelapa sawit 10-12% dan cangkang sawit 7-9%. Menurut Naibaho, 1996, setiap PKS dilengkapi dengan boiler sebagai generator uap, untuk keperluan proses produksi dan turbin uap sebagai pembangkit tenaga listrik. Konsumsi bahan bakar untuk boiler pada PKS dengan kapasitas oleh 30 ton TBS/jam adalah 3,8 ton/jam serat buah sawit dan 1,5 ton/jam cangkang sawit. Setiap jam akan diperoleh 3,0-3,6
63
Pengaruh Arang Cangkang Sawit....., Zainal Abidin Nasution
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
ton serat buah sawit, dimana jumlah pemakaian serta buah sawit sebagai bahan bakar boiler adalah maksimal, artinya semua terpakai. Dan akan diperoleh sekitar 2,1 – 2,7 ton cangkang sawit, atau bahan dirataratakan adalah 2,4 ton cangkang sawit/jam. Artinya ada sisa 0,9 ton/jam cangkang sawit per PKS dengan kapasitas olah 30 ton TBS/jam. Carbon black masih diimpor, umumnya dari China, sehingga menyebabkan produksi dari barang-barang karet harganya tinggi, tidak mampu bersaing dengan eks impor. Contohnya adalah carbon black yang di impor dari Hebei Daguangming Juwuba Carbon Black Co., Ltd asal China. Cangkang kelapa sawit merupakan biomassa lignoselulosa yang mengandung kadar karbon yang tinggi, dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbon. Banyak sudah penelitian tentang pembuatan arang dari cangkang kelapa sawit, antara lain Abdul Gani Haji, dkk (2010) dan Djoko Purwanto (2011). Menurut Rahmawati, 2009, arang cangkang sawit dapat digunakan seabgai bahan pengisi (filler) menggantikan carbon black karena kemiripan struktur permukaan, luas area permukaan dan bilangan Iodine hampir sama dengan carbon black. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana karakteristik daripada kompon karet yang menggunakan bahan pengisi arang cangkang sawit. Tujuan dari pada penelitian ini adalah memanfaatkan arang cangkang sawit sebagai
bahan
pengisi
kompon
karet
yang
diperoleh
dari
proses
penyangraian(roasting) cangkang sawit. Kompon karet adalah merupakan turunan yang paling utama dari komoditi karet. Hampir semua kompon karet menggunakan carbon black sebagai bahan pengisi (filler). Bahan pengisi carbon black berfungsi sebagai penguat (reinforcing), memperbesar volume, memperbaiki sifat-sifat fisik dari barang-barang karet dan memperkuat vulkanisat (Boonstra dalam Prasetya, 2013). Pengaruh dari bahan pengisi terhadap kualitas kompon karet, ditentukan oleh ukuran partikel, luas permukaan dan struktur dari partikelnya. Struktur partikel adalah kategori bentuk (shape) dari partikel carbon black. Pengaruh Arang Cangkang Sawit....., Zainal Abidin Nasution
64
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
Contoh :
Designasi ASTM
: N 330
Kode tipe/simbol industri
: High Abrasion Furnace (HAF)
Ukuran partikel
: 26 – 30 nm
Tipikal N2SA
: 79 m2/gr
Persentase berat aggregat Dalam 4 (empat) bentuk
: 100 cm3/100 gr (0,2 % spheroidal, 10,2% ellip soidal, 44,1% linier dan 45,5% branched).
Sumber : www.cancarb.com/.../Physical_Chemical_Properties,diakses 15 September 2015.
Proses pembuatan kompon karet adalah proses pencampuran antara karet mentah dan bahan-bahan kimia karet (bahan aditip). Bahan kimia kompon karet dibedakan atas bahan kimia utama dan bahan kimia pembantu proses. Bahan kimia utama adalah bahan kimia yang digunakan untuk meningkatkan sifat-sifat fisik dari karet, sehingga barang karet dihasilkan akan memiliki sifat fisik dan sifat kimiawi yang lebih baik dan stabil. Bahan kimia utama terdiri dari : a. Accelerator (Bahan Pencepat). Senyawa kimia yang apabila ditambahkan pada kompon karet sebelum proses vulkanisasi akan mempercepat proses vulkanisasi. Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menambahkan accelerator adalah :
penggunaan panas alat dapat dikurangi.
dapat menggunakan bahan dasar kwalitas rendah.
dapat memperbaiki sifat-sifat fisik barang karet tersebut.
dapat memperbaiki penampilan dan kemampuan untuk diberi warna.
meningkatkan daya tahan terhadap aging (penuaan).
Bahan pencepat yang digunakan dapat berupa satu atau kombinasi dari dua atau lebih jenis bahan pencepat. Jenisnya antara lain adalah bahan semi cepat (MBT, MBTS) dan bahan cepat di tunda (CBS).
65
Pengaruh Arang Cangkang Sawit....., Zainal Abidin Nasution
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
b. Filler (Bahan Pengisi). Berdasarkan klasifikasinya filler dibedakan atas :
Reinforcing filler, filler yang selain berfungsi sebagai pengisi, juga akan mempengaruhi sifat-sifat fisik (menambah kekuatan tarik, daya tahan terhadap gesekan dan lainnya).
Inert filler, filler yang hanya berfungsi sebagai penambah volume saja. Contoh : Bentonit, CaCO3, kaolin dan lainnya.
c. Bahan Pemvulkanisasi Bahan pemvulkanisasi adalah bahan kimia yang dapat bereaksi dengan gugus aktif pada molekul karet, membentuk ikatan silang tiga dimensi. Paling umum digunakan adalah sulfur (belerang), yang khusus digunakan untuk vulkaniser karet alam atau karet sintetis (SBR, NBR, IR dan EPDM). d. Anti Oksidan Penambahan anti oksidan pada kompon karet akan menghambat kerusakan karet karena udara (O2), sinar matahari dan ozon. Karet tanpa anti oksidan akan mudah teroksidasi sehingga menjadi lunak, kemudian lengket dan akhirnya menjadi keras dan retak-retak. Pemakaian anti oksidan harus memenuhi beberapa syarat, yaitu mudah terdispersi pada seluruh bagian karet, inert terhadap hasil-hasil vulkanisasi dan tidak mempengaruhi warna hasil vulkaniser. Contoh bahan anti oksidan adalah waxes, phenol dan lainnya. e. Bahan Pelunak (Softener), adalah berfungsi untuk melunakkan karet alam dan karet sintetis agar mudah diolah menjadi kompon karet. Contoh : minarex oil dan lainnya. Pembuatan kompon karet biasanya menggunakan alat pencampur (mixer), dapat berupa mesin giling tertutup atau pun mesin giling terbuka. Alat pencampur yang paling sederhana adalah mesin giling terbuka yang terdiri dari dua rol stainless steel dengan kecepatan putar yang berbeda (penggilingan sekaligus friksi). Sebelum proses pembuatan kompon karet, maka terlebih dahulu karet dilunakkan (mastikasi), untuk mengubah karet yang keras dan padat menjadi lunak. Pencampuran bahanbahan kimia dimulai setelah karet menjadi plastis dan suhu rol cukup panas. Kerapatan celah rol dibuat sedemikian rupa dan di atas lempengan material kompon Pengaruh Arang Cangkang Sawit....., Zainal Abidin Nasution
66
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
karet ditaburkan bahan-bahan kimia secara berurutan sedikit demi sedikit, kemudian karet kompon bolak-balik dimasukkan kedalam celah rol. Penggulungan dan pemotongan terus dilakukan sampai penggilingan selesai dilakukan. Terakhir adalah penambahan bahan kimia belerang ke dalam kompon karet, digiling, dipotong, dimasukkan kembali kecelah rol sampai merata. Kemudian setelah proses penggilingan dinyatakan selesai, kompon karet di potong dan digulung, dimasukkan kecelah rol, dibentuk sebagai lembaran kompon karet dengan ketebalan sesuai dengan kebutuhan. Setelah itu permukaan atas dan bawah kompon karet ditutupi plastik lembaran, lalu diperam sekitar 24 jam, agar proses kimia berlangsung dengan sempurna. Setelah selesai, kompon karet siap di uji kualitasnya. Ruang lingkup dari penelitian ini adalah melakukan analisa terhadap sifat-sifat fisik kompon karet hasil penelitian yang meliputi : kekerasan, kekuatan tarik,modulus, perpanjangan putus dan kuat sobek. Membahas pengaruh dari pada arang cangkang sawit sebagai filler kompon karet hasil penelitian dengan perlakuan percobaan penelitian dan membahas hasilnya dengan melihat referensi yang dapat memanfaatkan arang cangkang sawit sebagai bahan pengisi kompon karet.
BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian pembuatan kompon karet ini adalah RSS-20, SBR, Arang Cangkang Sawit lolos ayakan 200 mesh(diolah sendiri), Minarex Oil, ZnO, Stearic Acid, TMQ, MBTS, Bentonit, Coumarin Resin, Anti Oksidan dan Sulfur.Bahan bahan untuk membuat contoh kompon karet dibeli dari PT. Wilqis Bandung. Peralatan yang digunakan untuk membuat kompon karet adalah Two Roll Mixing Mill For Rubber, timbangan, neraca analitis, gunting besar dan kecil.
Metode Penelitian Pembuatan contoh kompon karet dengan bahan pengisi arang cangkang sawit adalah seperti berikut : 67
Pengaruh Arang Cangkang Sawit....., Zainal Abidin Nasution
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
Tabel-1. Formula Pembuatan Contoh Kompon Karet (Pemberian Arang Cangkang Sawit Diawal Penggilingan/Pencampuran) Suhu Rol 700C No
Nama Bahan
Formulasi RSS/SBR/ACS (phr) 100/30/50
100/30/60
1. 2.
RSS-20 SBR
100 30
100 30
3. 4. 5. 6. 7. 8.
Arang Cangkang Sawit Minarex Oil ZnO Stearic Acid TMQ MBTS
50 20 10 10 20 20
60 20 10 10 20 20
8
30 12
268
312
9. Bentonit 10. Sulfur Jumlah
Arang cangkang sawit diperoleh dengan cara penyangraian (roasting method). Cangkang sawit direndam dengan larutan NaOH 2% selama 24 jam, kemudian dicuci bersih. Proses ini dilakukan untuk membersihkan cangkang sawit dari kotoran yang melekat, seperti pecahan inti sawit, serat buah dan lainnya. Setelah dicuci bersih, lalu dikeringkan dengan sinar matahari. Selanjutnya cangkang sawit disangrai dalam kuali besi di udara terbuka, sampai menjadi arang cangkang sawit. Penyangraian dihentikan, apabila pada proses penyangraian tidak ada lagi asap yang keluar. Setelah arang cangkang sawit dikeluarkan dari kuali besi, lalu didinginkan, kemudian ditumbuk sampai menjadi bubuk lalu diayak dengan ayakan lolos 200 mesh. Bubuk arang cangkang sawit inilah yang digunakan untuk bahan pengisi contoh kompon karet penelitian.
Pengaruh Arang Cangkang Sawit....., Zainal Abidin Nasution
68
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
Tabel-2. Formula Pembuatan Contoh Kompon Karet (Pemberian Arang Cangkang Sawit Diakhir Penggilingan/Pencampuran) Suhu Rol 700C No Nama Bahan Formulasi RSS/SBR/ACS(phr) 100/30/50 100/-/40 1. RSS-20 100 100 2. SBR 30 3. ZnO 4 4 4. Stearic Acid 2 2 5. CBS 1 1 6. MBTS 2 1 7. Coumarin Resin 4 2 8. Arang Cangkang Sawit 50 40 9. Minarex Oil 7 4 10. Sulfur 3 2 Jumlah 203 156 Prosedur pembuatan kompon karet adalah seperti berikut : a. Penimbangan bahan-bahan Semua bahan-bahan dari masing-masing formula ditimbang, sesuai dengan yang telah ditentukan.
b. Mixing/blending (Pencampuran) Proses pencampuran dilakukan pada gilingan terbuka (open mill), seperti berikut :
Mastikasi RSS dan SBR selama 6-7 menit
Menambahkan bahan-bahan kimia sesuai dengan urutan pada masingmasing formula dan pada waktu pencampuran dipotong-potong setiap sisi satu sampai tiga kali selama 2-3 menit.
Mencampurkan belerang hingga mencapai kematangan yang diinginkan.
Mengeluarkan kompon karet dari open mill dan buat ukuran ketebalan lembaran kompon karet, keluarkan dan ditutup dengan plastik transparan bagian atas dan bagian bawah, diperam selama 24 jam agar bahan-bahan kimia bereaksi secara sempurna. Lokasi pembuatan contoh kompon karet dilaksanakan di Baristand Industri
Palembang dan contoh kompon karet hasil penelitian diuji di PT.Wilqis(Inkaba) di Bandung.
69
Pengaruh Arang Cangkang Sawit....., Zainal Abidin Nasution
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
METODE DAN ANALISA DATA Parameter yang diuji dari kompon karet hasil penelitian adalah Waktu Pemasakan Kompon, Rheometer (ASTM D-5289), Kekerasan (ASTM D-2240), Kekuatan Tarik (ASTM D-412), Modulus (ASTM D-412), Perpanjangan Putus (ASTM D-412) dan Kekuatan Sobek (ASTM D-624).
HASIL DAN PEMBAHASAN Data-data Hasil Pengujian Arang Cangkang Sawit Sebagai
Filler Kompon
Karet. Dari
percobaan
yang
telah
dilaksanakan
diketahui
bahwa
rendemen
pembersihan rata-rata cangkang sawit adalah 95 %.Randemen arang cangkang sawit hasil penyangraian(roasting),rata-rata adalah 38,20 %(yaitu pada suhu terakhir 348 C dan proses penyangraian dihentikan pada saat asap sudah habis). Arang cangkang sawit didinginkan,lalu ditumbuk didalam lumpang besi,sampai menjadi bubuk dan diayak dengan ayakan lolos 200 mesh.Bubuk arang cangkang sawit tersebut siap menjadi filler dalam pembuatan kompon karet untuk penelitian.
Data-data Hasil Pengujian Fisik Tabel-3. Hasil Pengujian Kompon Karet Hasil Penelitian. No 1.
2.
Hasil Uji Formulasi RSS/SBR/ACS (phr)
Pengujian
100/30/50 100/30/60 100/30/50
Rheometer ML (mm), dn.m MH (maks) dn.m Tc 10, menit Tc 90, menit Hardness, Shore-A 2
100/-/40
0,40 23,28 3,22 8,06
0,05 25,47 5,08 10,24
0,55 10,80 5,10 10,53
0,58 12,26 2,55 6,34
74-75
66-67
45-46
48-49
3.
Tensile Strength, kg/cm Modulus 300%,psi
63 29
19 18
78 18
132 23
4.
Elongation at Break, %
240
230
680
689
5.
Tear Resistence, kg/cm
21
21
14
26
Pengaruh Arang Cangkang Sawit....., Zainal Abidin Nasution
70
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
PEMBAHASAN Dari hasil pengujian kompon karet dapat dibahas seperti berikut : a. Karakteristik Pemasakan Kompon Karet (Rheometer) Rheometer merupakan proses pengujian kompon karet, untuk mengetahui suhu dan waktu optimal vulkanisasi. Sehingga diperoleh hasil vulkanisasi dengan sifatsifat fisika yang optimal. Waktu Tc10, adalah pada saat 10% tingkat kematangan kompon karet dan Tc90, adalah saat 90% tingkat kematangan dari pada kompon karet. Sedangkan MI adalah waktu inisial viskositas dari kompon karet dan MH adalah waktu maksimum viskositas dari kompon karet. Waktu matang optimum (Tc90), merupakan waktu yang diperlukan sejak awal pemasakan untuk mematangkan kompon karet sampai kematangan optimum (Wicaksono dalam Nuyah, 2013). b. Kekerasan (Hardness) Kekerasan suatu kompon karet bisa diartikan sebagai tekanan balik dari kompon karet pada saat kompon karet tersebut diberikan tekanan. Kekerasan karet tergantung kepada peranan bahan pengisi dan bahan pelunak yang digunakan pada penyusunan campuran vulkanisat. Penambahan bahan pengisi menyebabkan kerapatan ikatan silang akan naik, sehingga kompon karet menjadi semakin keras. Sedangkan bahan pelunak digunakan agar memudahkan penggilingan karet mentah (melunakkan karet). c. Kekuatan Tarik (Tensile Strength) Kekuatan tarik, merupakan pengujian fisik kompon karet yang terpenting dan paling sering dilakukan. Sehingga dari pengujian ini dapat diketahui waktu vulkanisasi optimum suatu kompon karet dan pengaruh pengusangan pada suatu proses vulkanisasi (Kusnata dalam Nuyah, 2013). d. Modulus 300% Modulus 300%, menurut ASTM D-412 maksudnya adalah tensil stress pada 300% elongation. Jika dilakukan perpanjangan (elongation) 300%, dimana tensile stressnya adalah 100 psi, maka artinya adalah modulus 300 % adalah 100 psi. e. Perpanjangan Putus (Elongation at Break) Nilai perpanjangan putus berbanding lurus dengan nilai kekuatan tarik. Semakin tinggi nilai tegangan putus berarti energi yang digunakan untuk memutuskan 71
Pengaruh Arang Cangkang Sawit....., Zainal Abidin Nasution
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
vulkanisat semakin besar, artinya ikatan silang yang terbentuk semakin banyak. Adanya ikatan silang yang lebih banyak menyebabkan elastisitas vulkanisat pun menjadi lebih baik, sehingga kemampuan vulkanisat untuk memanjang semakin bagus dan nilai perpanjangan putus semakin tinggi. f. Ketahanan Sobek (Tear Resisntence) Ketahanan sobek menunjukkan tenaga yang dibutuhkan untuk menyobek vulkanisat karet. Kekuatan sobek akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah ikatan silang pada proses vulkanisasi (Eirich dalam Pireno, 2013). Dari data-data yang diperoleh, maka dapat diketahui pengaruh perlakuan terhadap sifat-sifat fisik kompon karet : a. Dari rancangan formulasi kompon karet (phr), memberikan gambaran bahwa penggunaan bahan kimia yang berlebihan pada pembuatan kompon karet penelitian tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap sifat-sfiat fisik kompon karet. b. Dari rancangan formulasi kompon karet (phr), memberikan perbedaan yang cukup berarti terhadap kekerasan daripada contoh kompon karet hasil penelitian. c. Dari rancangan formulasi kompon karet (phr), memberikan perbedaan yang cukup berarti terhadap kekuatan tarik contoh kompon karet hasil penelitian. d. Dari rancangan formulasi kompon karet (phr), tidak memberikan perbedaan yang cukup berarti terhadap modulus 300% dari contoh kompon karet hasil penelitian. e. Dari rancangan formulasi kompon karet (phr), memberikan perbedaan yang sangat besar terhadap perpanjangan putus dari kompon karet. Artinya pemberian arang cangkang sawit di awal dari penggilingan/pencampuran dan di akhir dari penggilingan/pencampuran menghasilkan perbedaan yang sangat besar terhadap perpanjangan putus. Hal ini terjadi
karena pemberian arang
cangkang sawit diakhir penggilingan/pencampuran, disebabkan oleh karena bahan kimia aditif sudah merata dan bereaksi dengan karet alam dan karet sintetis.
Pengaruh Arang Cangkang Sawit....., Zainal Abidin Nasution
72
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
f. Dari rancangan formulasi kompon karet (phr), tidak memberikan perbedaan yang cukup berarti terhadap kekuatan sobek daripada kompon karet. Berdasarkan data-data tersebut di atas dan menyimak parameter pada SNI 06-70322004 tentang Karet Bantalan Kaki (Rubber Step) Sepeda Motor yaitu kekerasan 60±5 Shore - A, tegangan putus min. 100 kg/cm2 dan perpanjangan putus min. 350%, maka
angka-angkanya sudah mendekati kompon karet hasil penelitian
dengan perbandingan RSS/SBR/ACS adalah 100/-/40,artinya dapat direferensikan untuk pembuatan kompon karet bantalan kaki sepeda motor.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian,untuk kompon karet dengan perbandingan RSS/SBR/ACS adalah 100/-/40, dapat dilanjutkan penelitiannya untuk mencari hasil yang optimal sesuai dengan persyaratan yang diinginkan oleh SNI.06-7032-2004, tentang Karet Bantalan Kaki (Rubber Step) Sepeda Motor.
UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Kepala Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan, yang telah memberikan kesempatan bantuan dan bimbingan sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Juga kepada Personil Tim Penelitian DIPA Tahun 2013 dengan judul “Pengaruh Bahan Pengisi (Filler) Karbon Cangkang Sawit Pada
Proses
Komponisasi
Terhadap
kekuatan
Mekanis
Bantalan
Karet
Otomotif”,atas bantuannya baik secara tertulis maupun lisan.
DAFTAR PUSTAKA 1. Anonimous, 2010, Pembuatan Produk Karet dan Plastik, Scribd, Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik, Yogyakarta. 2. Haji, AG, G. Pari, Habibati, Amiroddin dan Maulina, 2010, Kajian Mutu Arang Hasil Pirolisis Cangkang Kelapa Sawit, Jurnal Purifikasi, Vol. II No. 1, hal. 77-86. 3. Haryadi B dan Syamsul Bahri, 2006, Pemanfaatan Arang Tempurung Kelapa dan Arang Kelapa Sawit Sebagai Bahan Pengisi Kompon Karet, Abstrak, Dinamika Penelitian BIPA, Vol. 17 No. 30. 4. Naibaho, PM, 1996, Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit, PPKS Medan. 73
Pengaruh Arang Cangkang Sawit....., Zainal Abidin Nasution
Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-4 Yogyakarta, 28 Oktober 2015
ISSN:2477-3298
5. Nuyah dan Rahmaniar, 2013, Pembuatan Kompon Karet Dengan Bahan Pengisi Arang Cangkang Sawit, Jurnal Dinamika Penelitian Industri, Vol. 24 No. 2, hal. 114-121. 6. Pardamean, M, 2008, Panduan Lengkap Pengelolaan Kabun dan Pabrik Kelapa Sawit, Cetakan Pertama, Pustaka Angromedia, Jakarta. 7. Pireno, CA, Agus Wijaya dan Rindit Pambayun, 2013, Pengaruh Suhu dan Waktu Vulkanisasi Terhadap Karakteristik Kompon Sol Karet Berbahan Pengisi Arang Cangkang Sawit, Jurnal Dinamika Penelitian Industri, Vol. 24 No. 1, hal. 31-38. 8. Prasetya HA dan Poppy Marlina, 2013, Penggunaan Sekam Padi Sebagai Bahan Pengisi dan Antioksidan Pada Pembuatan Kompon Karet, Jurnal Dinamika Penelitian Industri, Vol. 24 No. 2, hal. 66 – 73. 9. Rahmawati, 2009, Pengaruh Komposisi Arang Cangkang Kelapa Sawit dan Hitam Arang (Carbon Black) Terhadap Kualitas Kompon Karet Sol Sepatu, Skripsi, FMIPA Universitas Sumatera Utara, Medan. 10. Sidabutar, VTP, 2014, Kajian Literatur Modifikasi Kekerasan Kompon Ditinjau Dari Elastomer, Bahan Pengisi, Proses Oil dan Accelerator, Karya Tulis ilmiah, BBPPFI, Ditjend Pengembangan Ekspor Nasional, Kemendag RI, Jakarta. 11. Supraptiningsih, A Buchroni dan Sri Brataningsih dan Puji Lestari, 2005, Pengaruh RSS/SBR dan Filler CaCO3 Terhadap Sifat Fisis Kompon Karet, Majalah Kulit, Karet dan Plastik, Vol. 21 No. 1, hal. 34-40.
Pengaruh Arang Cangkang Sawit....., Zainal Abidin Nasution
74