36
Vol. 2, No. 1, Januari - Juni 2010
Pengaruh Pemberian Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus) terhadap Jumlah Eritrosit Studi Eksperimental pada Tikus Jantan Galur Wistar yang Dipajan Sinar UV The Effect of Buah Merah (Pandanus conoideus) Oil Administration on Erythrocyte Number Experimental Study on the Male UV Expossed Wistar Rats Tris Budi Raharyo1, Danis Pertiwi2, dan Hadi Sarosa3* ABSTRACT Background: The buah merah (Pandanus conoideus) oil has shown to have antioxidant activity againts free radicals. However it is still controversial. The aim of this study was to examine the antioxidant effect of buah merah oil on erythrocyte number in male UV expossed wistar rats. Design and Method: This is an experimental study with post test only control group design. In the study, 24 male Wistar rats were randomly divided into 4 group of 6 each. Group I was given standard diet and aquadest, group II was given standard diet and was exposed to UV, Group III was given standard diet and exposed to UV and treated with buah merah oil of 0.13ml/day, group IV was given standard diet and exposed to the UV light plus vitamin E. At day 28 the eritrocyte number was calculated. Result: The means of erythrocyte number for the four groups were 7.29 ± 0.3; 6.23 ± 0.17; 7.18 ± 0.31; dan 7.23 ± 0.29 respectively. Post Hoct Test showed the administration of the buah merah oil affected significantly on the erythrocyte number in the male wistars rats exposed to UV light (p < 0.005). Conclusion: In conclusion, buah merah oil shows inhibition activity to the number of erythrocyte in male wistar rats exposed to UV light (Sains Medika, 2(1): 36-40). Key words: buah merah oil, UV, erithrocyte, photoprotector ABSTRAK Pendahuluan: Minyak buah merah mengandung senyawa antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas, akan tetapi masih diperdebatkan di beberapa kalangan praktisi. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan uji efek antioksidan minyak buah merah melalui pengaruhnya terhadap jumlah eritrosit tikus jantan galur wistar yang dipajan sinar ultraviolet. Metode dan Penelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah post test only control group design. Sebanyak 24 ekor tikus putih jantan galur wistar dibagi menjadi 4 kelompok secara acak, tiap kelompok terdiri dari 6 ekor. K- I sebagai diberi diet standar dan aquades, K-II sama seperti K-I dan dipajan sinar ultraviolet, K-III sama seperti K-II dan diberi minyak 0,3 ml buah merah, sedangkan K-IV sama seperti KII dan diberi vitamin E. Setelah perlakuan selama 28 hari dilakukan penghitungan jumlah eritrosit. Hasil Penelitian: Rerata jumlah eritrosit pada masing-masing kelompok secara berurutan yaitu 7,29 ± 0,3; 6,23 ± 0,17; 7,18 ± 0,31; dan 7,23 ± 0,29. Hasil uji Post Hoct Test menunjukkan bahwa pemberian minyak buah merah menyebabkan perbedaan yang signifikan pada jumlah eritrosit tikus putih jantan yang dipajan sinar ultraviolet (p < 0,005). Kesimpulan: Minyak buah merah berpengaruh pada penghambatan penurunan jumlah eritrosit pada tikus jantan galur wistar akibat pajanan sinar ultraviolet (Sains Medika, 2(1): 36-40). Kata Kunci : minyak buah merah, sinar UV, eritrosit, fotoprotektor
PENDAHULUAN Buah merah (Pandanus conoideus) sudah dikenal oleh penduduk Suku Dhani di 1 2 3 *
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Email:
[email protected]
Efek Fotoprotektif Minyak Buah Merah
37
Memberamo, Papua sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagian besar penduduk memanfaatkan buah merah ini dijadikan sebagai campuran makanan sehari-hari (Wiryanta, 2006). Minyak buah merah mengandung senyawa antioksidan yaitu tokoferol, alfatokoferol, dan betakaroten yang dapat menangkal radikal bebas. Ika (2007) melaporkan bahwa minyak buah merah tidak melindungi eritrosit yang diberi stress oksidatif. Penelitian klinis untuk membuktikan khasiat dan manfaat minyak buah merah sebagai pengobatan sampai saat ini masih terus dikembangkan. Meskipun demikian, secara empiris tidak sedikit penderita penyakit yang sudah merasakan manfaat buah ini. Fenomena ini kemudian mengundang pro dan kontra dari berbagai kalangan masyarakat. Sebagian langsung percaya dan menggunakannya sebagai obat, sebagian masih terus meneliti, dan ada pula yang masih ragu-ragu akan kemampuan komoditas perkebunan ini. Bagaimanapun kontroversi yang berkembang, di lapangan tidak sedikit penderita aneka penyakit yang sembuh dengan minyak buah merah dan akhirnya berani memberikan kesaksian tentang khasiat buah merah (Wiryanta, 2006). Sinar ultraviolet (UV) membentuk radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan kulit, mata, dan kerusakan pada tingkat molekuler. Pajanan UV dapat menyebabkan pembentukan molekul oksigen reaktif, yakni oksigen singlet (‘O2). Molekul ‘O2 selanjutnya dapat mengoksidasi secara acak berbagai komponen biomolekul seperti lipid, protein dan DNA. Oksidasi lipid oleh ‘O2 dapat menyebabkan peroksidasi lipid, cross linking pada protein, serta fragmentasi pada DNA (Halliwell, 1999). Radikal bebas yang dibentuk sinar UV dapat menyebabkan kerusakan struktur dan fungsi membran eritrosit, dimana dalam keadaan ekstrim dapat menyebabkan pecahnya eritrosit (Lautan, 1997). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minyak buah merah terhadap jumlah eritrosit tikus jantan galur wistar yang dipajan sinar UV yang bersumber dari lampu UV C 11 watt selama 28 hari. Pemberian buah merah diharapkan dapat mencegah efek samping radikal bebas yang ditimbulkan sinar UV, sehingga bisa dimanfaatkan dalam bidang kesehatan maupun bidang lain.
METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimental dengan rancangan post test only control group design. Subyek yang digunakan dalam penelitian
38
Vol. 2, No. 1, Januari - Juni 2010
ini adalah 24 ekor tikus putih jantan galur wistar dengan kriteria umur tikus 2 bulan, sehat pada penampilan luar, gerak aktif, makan dan minum normal, tidak ada luka, cacat dan berat badan antara 190-210 gram. Tikus dikelompokkan ke dalam 4 kelompok: K-I sebagai kontrol diberi diet standar dan aquades, K-II tikus diradiasi lampu UV C 11 watt selama 4 jam/hari, K-III tikus diradiasi lampu UV C 11 watt selama 4 jam/hari dan diberi minyak buah merah sebanyak 3 ml, dan K-IV tikus diradiasi lampu UV C 11 watt selama 4 jam/hari dan diberi vitamin E. Pemberian perlakuan senyawa uji dilakukan secara oral. Setelah 28 hari perlakuan, darah tikus diambil dan dibuat preparat apus darah, selanjutnya dilakukan penghitungan jumlah eritrosit menggunakan bilik hitung. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan shapiro-wilk dan levene test untuk mengetahui apakah distribusi data dan homogenitas varian data, selanjutnya diuji dengan uji parametrik One Way Anova dan uji Post Hoc.
HASIL PENELITIAN Rerata jumlah eritrosit darah tikus putih pada masing-masing kelompok perlakuan disajikan pada Tabel 1. Data berdistribusi normal dan varian data homogen (p > 0,05). Hasil analisis One Way Anova menunjukkan paling tidak terdapat dua kelompok yang berbeda jumlah eritrosit darah secara bermakna (p< 0,05). Tabel 1.
Rerata jumlah eritrosit darah tikus putih pada masing-masing kelompok perlakuan
Keterangan: Angka yang diikuti superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna dengan uji Post Hoc pada taraf kepercayaan 95 %.
PEMBAHASAN Pajanan sinar UV menyebabkan molekul O2 menyerap energi elektronik sinar UV, sehingga mengubah O2 Menjadi posisi singlet (Sadikin, 2001). Oksigen posisi singlet
Efek Fotoprotektif Minyak Buah Merah
39
merupakan pemicu terbentuknya radikal bebas. Oksigen singlet dan radikal bebas yang terbentuk dapat menyebabkan stress oksidatif dan menciderai sel (Bunawas, 1999). Molekul ‘O2 selanjutnya dapat mengoksidasi secara acak berbagai komponen biomolekul seperti lipid, protein dan DNA. Oksidasi lipid oleh ‘O2 dapat menyebabkan peroksidasi lipid, cross linking pada protein, serta fragmentasi pada DNA (Halliwell, 1999). Radikal bebas yang dibentuk sinar UV dapat menyebabkan kerusakan struktur dan fungsi membran eritrosit dan dalam keadaan ekstrim dapat menyebabkan pecahnya eritrosit (Lautan, 1997). Minyak buah merah mengandung antioksidan. Pada suatu penelitian secara in vitro dilaporkan bahwa ekstrak buah merah mengandung kadar antioksidan yang tertinggi diantara minyak yang berasal dari tanaman biji-bijian (Handajani, 2008). Buah merah (Pandanus conoideus) mengandung senyawa aktif yang berfungsi sebagai antioksidan dalam kadar tinggi, diantaranya karoten, betakaroten, dan tokoferol serta vitamin C, yang berperan penting dalam meredam dampak negatif radikal bebas dan oksidan (Revianti, 2006). Peredaman radikal bebas oleh minyak buah merah ini menyebabkan jumlah eritrosit pada kelompok 1 dan kelompok 3 tidak berbeda secara bermakna. Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas akibat pajanan sinar ultraviolet. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa pemberian minyak buah merah berpengaruh pada penghambatan penurunan jumlah eritrosit secara signifikan. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pemberian minyak buah merah mengandung senyawa yang berfungsi sebagai antioksidan yaitu tokoferol, alfatokoferol, dan betakaroten (Wiryanta, 2006). Antioksidan dalam minyak buah merah mampu menetralisir radikal bebas yang terbentuk akibat pajanan sinar ultraviolet, sehingga kerusakan eritrosit dapat dihambat (Trilaksani, 2003). Membran eritrosit merupakan salah satu membran sel yang rentan terhadap serangan radikal bebas. Antioksidan dalam minyak buah merah mampu menghambat serangan radikal peroksida karena dapat memberi atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida untuk mengubah ke bentuk yang lebih stabil (Lautan, 1997).
KESIMPULAN Jumlah eritrosit tikus jantan galur wistar yang dipajan sinar ultraviolet tanpa pemberian minyak buah merah mengalami penurunan secara signifikan. Jumlah eritrosit
40
Vol. 2, No. 1, Januari - Juni 2010
tikus jantan galur wisar yang dipajan sinar ultraviolet dan diberi minyak buah merah masih dalam batas normal atau tidak mengalami penurunan yang signifikan karena minyak buah merah mampu menghambat radikal bebas sinar ultraviolet. Terdapat perbedaan jumlah eritrosit antara kelompok yang terpajan sinar ultraviolet tanpa pemberian minyak buah merah dengan eritrosit kelompok yang terpajan sinar ultraviolet dan diberi minyak buah merah.
SARAN Penelitian lanjut yang serupa dengan pemberian dosis yang berbeda dan berbagai jenis minyak buah merah, serta gambaran sitopatologi untuk mengetahui kerusakan eritrosit, sehingga diketahui secara pasti sampai seberapa besar dosis minyak buah merah yang paling efektif dalam menghambat lisisnya eritrosit akibat pajanan sinar ultraviolet. DAFTAR PUSTAKA Bunawas, 1999, Radiasi Ultraviolet dari Matahari dan Resiko Kanker Kulit, Cermin Dunia Kedokteran, (122): 9-12. Halliwell, B., 1999, Free Radical in Biology and Medicine, 3th Edition. London: Oxford University Press. Handajani, F., 2008, Pengaruh pemberian ekstrak buah merah (Pandanus conoideus) pada kadar SGPT tikus putih (Rattus novergicus) yang diinduksi parasetamol dosis tinggi, http//www. gdlhub_gdl.com, Dikutip Tgl 2.02.2010 Ika, 2007, Pamor buah merah terbentur penelitian, http://www.majalah-farmacia.com, Dikutip tgl. 2.01.2010. Lautan, J., 1997, Radikal Bebas Pada Erritrosit dan Leukosit, Cermin Dunia Kedokteran, 166: 49-51. Revianti, S., 2008, Efek Proteksi Ekstrak Buah Merah (Pandanus conoideus) Terhadap Stress Oksidatif di Eritrosit Rattus norvegicus Galur Wistar Yang Terpapar Asap Rokok Kretek, http://www. gdlhub_gdl.com, Dikutip Tgl 1.07.2009. Sadikin, M., 2001, Pelacakan Dampak Radikal Bebas Terhadap Biomolekul, Disampaikan pada pelatihan Radikal Bebas dan Antioksidan Dalam Kesehatan: Dasar, Aplikasi dan Pemanfaatan Bahan Alam, Jakarta, 17-21. Trilaksani, W., 2003, Antioksidan: Jenis, Sumber, Mekanisme, Kerja dan Peran Terhadap Kesehatan, http://tumoutou.net, Dikutip Tgl 21.07.2009. Wiryanta, B.W., 2006, Keajaiban Buah Merah Kesaksian dari Mereka yang Tersembuhkan, Agromedia, Jakarta.