THE DIFFERENCES OF VITAMIN C IN SOME SPECIES OF ORANGES Nurul Umami Priyono, Hernawan ABSTRACT The aim of this study knew the differences of vitamin C in some species of oranges. In this study used iodimetric method with duplo titration (twice of titration for every sample). The population was five species of oranges. That were siam orange, sweet orange, pomelo, lemon, and lime. The samples of this study as much as 200 gram for every species, put by using purposive sampling technique. Data analysis technique put together with data collection. It used dilute formula, N1 x V1 = N2 x V2 then become the next formula, Value of Vitamin C (mg) = N iod x V iod x BE Vit C. It could determine vitamin C in gram unit per sample weight for every species of oranges. The result of this study showed that find the differences of vitamin C in some species of oranges. The results of data analysis technique showed that value of vitamin C in sweet orange approximately 73,73 mg / 100 gram sample, siam orange 37,11 mg / 100 gram sample, lemon 22,56 mg / 100 gram sample, lime 70,45 mg / 100 gram sample, pomelo 63,17 mg / 100 gram sample. Thus, from the results of the study concluded that 100 gram of five species oranges is certainly used to adequate daily vitamin C intake. Because the value of vitamin C in 100 gram per orange was accurated have interval between 22,56 – 73,73 mg or not exceed 100 mg.
Keywords : Vitamin C, Iodimetric Method, and Oranges
PERBEDAAN KANDUNGAN VITAMIN C DALAM BERBAGAI JENIS JERUK Nurul Umami Priyono, Hernawan ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kandungan vitamin C dalam berbagai jenis jeruk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode iodimetri dengan menggunakan titrasi duplo (dua kali pengulangan titrasi per sampel). Populasinya adalah lima jenis buah jeruk yaitu jeruk siam, jeruk manis, jeruk bali, jeruk lemon, dan jeruk nipis. Sampel penelitian sebanyak 200 gram dari kelima jenis jeruk, diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Data dianalisis menggunakan rumus dasar pengenceran yaitu N1 x V1 = N2 x V2 yang kemudian menjadi rumus berikut, Kadar vitamin C (mg) = N iod x V iod x BE Vit C . Dengan rumus tersebut maka dapat diketahui kandungan vitamin C dalam satuan gram per berat sampel untuk setiap jeruk. Dari hasil penelitian, pengolahan, dan analisis data, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kandungan vitamin C dari kelima jenis buah jeruk yang diteliti. Hasil teknik analisis data menunjukkan bahwa vitamin C yang terkandung di dalam jeruk manis sekitar 73,73 mg / 100 gram sampel, jeruk siam 37,11 mg / 100 gram sampel, jeruk lemon 22,56 mg / 100 gram sampel, jeruk nipis 70,45 mg / 100 gram sampel, jeruk bali 63,17 mg / 100 gram sampel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari kelima jenis buah jeruk tersebut dapat dikonsumsi sebagai salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan vitamin C per hari karena kandungan vitamin C dalam 100 gram buah jeruk yang diteliti memiliki rentang 22,56 – 73,73 mg atau tidak melebihi 100 mg.
Kata kunci : Vitamin C, Metode Iodimetri, dan Jeruk
Pendahuluan A. Latar Belakang Saat acara deklarasi Gerakan Cinta Buah dan sayuran Nusantara dan pengukuhan pengurus Masyarakat Pecinta Buah dan sayur Nusantara (MPBSN) pada tanggal 26 Mei 2013, Suswono – Menteri Pertanian (www.deptan.go.id/news/detail.php?=1116/ 9/11/2013) menyatakan bahwa “Tingkat konsumsi buah dan sayur masyarakat Indonesia masih rendah. Konsumsinya belum mencapai 40 kg per kapita setiap tahun, padahal seharusnya lebih dari 65 kg per kapita per tahun.” Sedangkan menurut Kuntarsih, Sri – Direktur Budidaya dan Pasca Panen Buah Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (http://balitjestro.litbang.deptan.go.id/id/ 530.html/ 23/12/2013) “Konsumsi buah per kapita pada tahun 2008 sebanyak 31,93 kg per kapita per tahun.” Hal ini sangat erat sekali kaitannya dengan vitamin C, karena sumber vitamin C diketahui terdapat banyak pada buah-buahan segar. Maka dengan hal seperti ini dikhawatirkan masyarakat Indonesia akan mengalami kekurangan asupan vitamin C. Jika telah mengalami kekurangan vitamin C maka masyarakat akan rentan terhadap penyakit. Selain itu karena sifat vitamin C yang larut dalam air, vitamin ini akan mudah rusak dan hilang dalam pengolahan dan pencucian, apalagi jika tidak berupa padat akan sangat mudah teroksidasi jika terkena udara khususnya oksigen. Di samping itu, kemungkinan lainnya yang muncul adalah kelebihan vitamin C. Pada dasarnya, kelebihan vitamin C tidak terlalu berbahaya, karena kelebihan tersebut akan dibuang bersama urin. Tetapi jika hal tersebut terjadi secara terus-menerus, menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Levine, et.al. (http://www.food.gov.uk/multimedia/pdfs/evm_c.pdf/ 9/11/2013) dan Chai, W. et.al.,
(Combs, Gerald F., 2008:259) bahwa “Dengan asupan
vitamin C 1000 mg / hari secara signifikan dapat meningkatkan ekskresi oksalat dalam urin.” Selain itu menurut hasil penelitian Cameron dan Campbell (http://www.food.gov.uk/multimedia/pdfs/evm_c.pdf/ 9/11/2013) membuktikan bahwa “Abdominal distention, flatulence, diarrhoea, and
transient colic were described as ‘fairly frequent’ effects at supplemental dose levels of 3000 – 4000 mg daily.” Kembung, diare, dan kolik sementara merupakan efek yang hampir sering terjadi, dengan asupan vitamin C 3000 – 4000 mg / hari. Oleh karena itu, untuk meminimalisasi akibat dari kekurangan atau kelebihan asupan vitamin C, maka diperlukan informasi yang memuat kandungan vitamin C di dalam buah. Salah satu buah yang ingin penulis teliti adalah buah jeruk. Alasan utama memilih buah jeruk karena buah tersebut merupakan salah satu buah-buahan yang sangat sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Mungkin karena buah jeruk memiliki rasa yang bervariasi mulai dari asam, sampai manis ataupun campuran keduanya dan juga harum dari buah jeruk itu sendiri. Di samping itu, Kuntarsih, Sri – Direktur Budidaya dan Pasca Panen Buah
Direktorat
Jenderal
Hortikultura
Kementerian
Pertanian
(http://balitjestro.litbang.deptan.go.id/id/530.html/ 23/12/2013) menyatakan bahwa “Konsumsi buah jeruk masyarakat Indonesia tahun 2008 hanya sekitar 3,59 kg per kapita per tahun.” Angka ini masih di bawah yang disarankan oleh Badan Pangan Dunia (Food and Agricultural Organization / FAO) (http://www.respository.ipb.ac.id/handle/123456789/44755/ 9/11/2013) yang menyatakan bahwa “Seharusnya konsumsi buah jeruk 6,4 kg per kapita per tahun.” Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan kandungan vitamin C, salah satunya yaitu metode iodimetri atau titrrasi secara langsung. Metode ini menggunakan iodium sebagai oksidator yang mengoksidasi asam askorbat dan menggunakan amilum atau larutan kanji sebagai indikatornya. Metode ini digunakan untuk menetapkan vitamin C dalam jumlah makro. Dalam hal ini, metode iodimetri didasarkan pada titrasi reduksi-oksidasi antara asam askorbat (vitamin C) dengan iodium. Maka dari itu, pada penelitian ini penulis tertarik untuk menggunakan metode iodimetri dalam penetapan kandungan vitamin C dalam berbagai jenis jeruk.
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah : “Apakah terdapat perbedaan kandungan vitamin C dalam berbagai jenis jeruk ?”. C. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kandungan vitamin C dalam berbagai jenis jeruk. D. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mendukung dan mengembangkan teori-teori yang telah ada dalam ilmu pengetahuan alam khususnya mengenai vitamin C. Mengingat manfaat vitamin C tidak hanya untuk mencegah sariawan (seperti yang pada umumnya orang ketahui), tetapi masih banyak penelitian-penelitian yang menemukan manfaat atau peran dari vitamin C. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat luas tentang kandungan vitamin C dalam berbagai jenis jeruk sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai acuan dalam pemenuhan asupan vitamin C dan diharapkan dapat meminimalisasi kekurangan ataupun kelebihan vitamin C. Hal yang tidak kalah penting, penelitian ini diharapkan mampu memberikan dorongan kepada mahasiswa lain untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan berbagai perlakuan yang mungkin menjadi penyebab perbedaan kandungan vitamin C dalam berbagai jenis jeruk. Dalam pendidikan biologi penelitian ini dapat diterapkan pada materi Sistem Perncernaan terutama pada sub-bab Makanan dan Sistem Pencernaan pada Manusia. Di SMP dan SMA atau sederajat dapat dilakukan praktikum yang hampir serupa dengan penelitian ini, selain praktikum tentang karbohidrat, protein, dan lemak, sehingga dapat mewakili salah satu dari beberapa macam vitamin. Pembahasan Pada penelitian ini dilakukan analisis untuk mengetahui adanya perbedaan kandungan vitamin C dalam kelima jenis buah jeruk yang banyak ditemukan di pasaran dan dikonsumsi oleh masyarakat yaitu jeruk manis, jeruk siam, jeruk
lemon, jeruk nipis dan jeruk bali. Analisis dilakukan dengan metode iodimetri yang termasuk ke dalam metode titrimetri atau volumetri, dengan dua kali pengulangan atau disebut dengan titrasi duplo. Metode iodimteri ini dipilih karena sampel yang digunakan dapat dipastikan mengandung vitamin C dalam jumlah makro. Selain itu, metode ini cukup sederhana, mudah dan cepat dalam pengerjaannya, serta mampu memberikan tingkat ketepatan (presisi) yang tinggi walaupun merupakan metode konvensional atau non-instrumen. Pada metode iodimetri ini digunakan filtrat dari kelima jenis buah jeruk tersebut, larutan iodium sebagai titran dan larutan kanji sebagai indikator. Larutan odium yang digunakan sebagai titran akan bereaksi dengan semua vitamin C atau asam askorbat sehingga membentuk asam dehidroaskorbat. Seperti persamaan reaksi berikut. Asam Askorbat (C6H8O6) + I2 → Asam Dehidroaskorbat (C6H6O6) + 2I- + 2H2+
Setelah semua asam askorbat teroksidasi oleh larutan iodium, maka larutan iodium yang ditambahkan akan bereaksi dengan amilum sehingga membentuk kompleks iodium-amilum berwarna hijau atau biru. Kemudian dalam penetapan kandungan vitamin C dalam sampel dibuat per 100 gram sampel, sampel yang ditimbang berupa filtrat (tanpa kulit ari dan biji). Filtrat buah jeruk satu per satu dicampur dengan larutan kanji, setelah itu dititrasi dengan menambahkan larutan iodium sampai campuran filtrat dengan larutan kanji berubah warna menjadi hijau atau biru. Dari data hasil analisis dan pengolahan data diperoleh data volume iodium yang terpakai dalam proses titrasi yaitu, untuk jeruk manis 15,7 ml iodium setara dengan 73,73 mg vitamin C / 100 gram sampel, jeruk siam 7,9 ml iodium setara dengan 37,11 mg vitamin C / 100 gram sampel, jeruk lemon 4,8 ml iodium setara dengan 22,56 mg vitamin C / 100 gram sampel, jeruk nipis 15 ml iodium setara dengan 70,45 mg vitamin C / 100 gram sampel, dan jeruk bali 13,45 ml iodium setara dengan 63,17 mg vitamin C / 100 gram sampel. Oleh karena itu, dapat dipastikan terdapat perbedaan kandungan vitamin C antara jenis jeruk yang satu
dengan jenis jeruk yang lain. Dalam penelitian ini didapatkan buah jeruk yang memiliki kandungan vitamin tertinggi adalah jeruk manis. Setiap jenis buah jeruk yang diteliti tersebut dapat digunakan sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan vitamin C harian. Karena kandungan vitamin C dalam kelima jenis buah tersebut berkisar antara 22,56 – 73,73 mg / 100 gram buah jeruk (filtrat). Dalam pemenuhan kebutuhan, buah jeruk dapat ditambahkan atau dikurangi dari 100 gram disesuaikan berapa jumlah kebutuhannya. Selama vitamin C yang masuk ke dalam tubuh tidak melebihi 1000 mg per hari maka buah jeruk tersebut aman untuk dikonsumsi, namun kembali lagi tergantung kebiasaan seseorang. Perolehan angka kandungan vitamin C tesebut kemungkinan ada persamaan atau perbedaan (lebih ataupun kurang) dengan yang data dari sumber lain karena kesamaan dan perbedaan faktor. Di antara faktor pembedanya yaitu: A. perbedaan varietas buah jeruk; B. perbedaan tingkat kematangan buah jeruk, karena semakin matang justru kandungan vitamin C yang terdapat di dalam buah jeruk akan semakin berkurang, seperti yang diungkapkan oleh Winarno (2004:133) bahwa “Buah yang masih mentah lebih banyak kandungan vitamin C-nya; semakin tua buah semakin berkurang kandungan vitamin C-nya”; C. perbedaan metode yang digunakan dalam menganalisis kandungan vitamin Cnya; D. kurang teliti dalam menganalisis proses sehingga terjadi galat; dan E. kurang cepat saat proses persiapan sampel dan saat proses titrasi, karena vitamin C atau asam askorbat mudah teroksidasi oleh oksigen. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis pengolahan data yang telah dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan kandungan vitamin C dalam kelima jenis buah jeruk. Hasil yang diperoleh bahwa vitamin C yang terkandung di dalam jeruk manis mengandung sekitar 73,73 mg / 100 gram sampel, jeruk siam 37,11
mg / 100 gram sampel, jeruk lemon 22,56 mg / 100 gram sampel, jeruk nipis 70,45 mg / 100 gram sampel, jeruk bali 63,17 mg / 100 gram sampel. Dari kelima jenis buah jeruk tersebut, dapat dikonsumsi sebagai salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan vitamin C per hari karena kandungan vitamin C dalam 100 gram buah jeruk yang diteliti memiliki rentang 22,56 – 73,73 mg atau tidak melebihi 100 mg. Saran A. masyarakat dapat mengkonsumsi 100 gram buah jeruk yang mengandung sekitar 22,56 – 73,73 mg vitamin C untuk pemenuhan kebutuhan vitamin per hari. Masyarakat dapat memilih satu dari kelima jenis buah jeruk yaitu, jeruk manis, jeruk siam, jeruk lemon, jeruk nipis, atau jeruk bali; B. untuk penelitian selanjutnya dapat mencoba menganalisis vitamin C dalam satu jenis buah jeruk dengan perlakuan seperti, perbedaan suhu atau lama penyimpanan.
Atau menganalisis kandungan vitamin C dalam berbagai
varietas buah jeruk dalam satu spesies, atau dapat mencoba menganalisis kandungan vitamin C dengan sampel berupa minuman kemasan yang mengandung sari buah jeruk. Kemudian dapat juga dicoba untuk menganalisis kandungan vitamin C dari buah lain dalam satu spesies yang buahnya juga sering dikonsumsi masyarakat; dan C. untuk penelitian selanjutnya, harus lebih teliti lagi dalam proses titrasi, pengukuran, pembacaan volume, dan lebih cepat serta hati-hati ketika persiapan sampel karena vitamin C mudah teroksidasi. Daftar Pustaka AAK (Aksi Agraris Kanisius). (1994). Budidaya Tanaman Jeruk. Yogyakarta: Kanisius. Bobroff, Linda B. dan Isabel Valentin-Oguendo. (2010). Facts about Vitamin C. The Institute of Food and Agricultural Sciences (IFAS) at University of Florida. Combs, Gerald F. (2008). The Vitamins : Fundamental Aspects in Nutrition and Health Third Edition. United States of America: Elsevier Academic Press.
Cronquist, Arthur. (1981). An Integrated System of Classification of Flowering Plants. New York: Columbia University Press. Izuagie, A.A. dan F.O. Izuagie. (2007). “Iodimetric Determination of Ascorbic Acid (Vitamin C) in Citrus Fruits”. Research Journal of Agriculture and Biological Sciences. Januari. Nigeria. Mohammed, Qasim Y., et.al. (2009). “Spectrophotometric Determination of Total Vitamin C in Some Fruits and Vegetables at Koya Area – Kurdistan Region/Iraq”. Journal of Kirkuk University – Scientific Studies, Vol. 4, No. 2. Iraq. Poedjiadi, Anna dan F.M. Titin Supriyanti. (2005). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press. Steenis, C.G.G.J. Van, et.al. (2006). Flora. Terjemahan Moeso Soerjowinoto, et.al. Jakarta: Pradnya Paramita. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tjitrosoepomo, Gembong. 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. University of Canterbury. Tanpa Tahun. Determination of Vitamin C Concentration by Titration. [Online]. Tersedia: http://www.outreach. canterbury.ac.nz/chemistry/documents/vitaminc_iodine.pdf. [24 September 2014]. Wardani, Laras Andriani. (2012). Validasi Metode Analisis dan Penentuan Kadar Vitamin C pada Minuman Buah Kemasan dengan Spektrofotometri UvVisible. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia. Winarno, F.G. (2004). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Riwayat Penulis Nurul Umami Priyono adalah mahasiswa Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
PERBEDAAN KANDUNGAN VITAMIN C DALAM BERBAGAI JENIS JERUK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi
oleh NURUL UMAMI PRIYONO 102154252
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2015