1 TESS PENNGKATAN KEMAMPUAN BERBCARA MELALU PELATHAN KEPEWARAAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEG PEMODELAN (MODELLNG) SSWA KELAS V SMP NEGER PNRANG THE MPRO...
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PELATIHAN KEPEWARAAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMODELAN
KA
(MODELLING) SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PINRANG
THE IMPROVEMENT OF SPEAKING ABILITY THROUGH ANNOUNCER
BU
TRAINING USING MODELLING STRATEGY OF GRADE VIII
TA
S
TE R
STUDENTS A T SMPN I PlNRANG
U
N
IV
ER
SI
MUHAMMAD ALI A.
PROGRAM PASCASARJANA n'I\TR~~JT,\S
\ECERi 2013
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
\I\;';A',~;\R
41025.pdf
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PELATlHAN KEPEJIARAANDENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMODELAN (MODELLING) SISWA KELAS VIII SMP NEGERII PINRANG
KA
Tesis
BU
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mertcapai Derajal
S
TE
R
Magister
TA
Program Studi
U N
IV
ER
SI
Pendidikan Bahasa
D1Slblill
dan diajukan okh
MUHAMMAD All A.
I'I
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41025.pdf
TESIS PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PELATIHAN KEPEWARAAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMODELA (MODELLIN(i) SISWA KELAS VIII SMP NEGERII PINRANG
KA
DisUSWl dan Diajukan oleh Drs. Muhammad Ali A.
BU
Nomor Pokok: 11B07017
ER SI
TA S
TE
R
Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis pada tanggal 19 Agostus 2013
Dr. Mayong
arnan, M.Pd. An gola
Prof. Dr. H. Achmad Tolla, M.P
U
N
IV
Ketua
Ketua Progr·aJ>I-sli:hil Pe ldikan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Mengetahui: Direktur Program Paseasarjana Universitas a
41025.pdf
PRAKATA Tiada kata yang pantas penulis ucapkan selain kala syukur ke hadirat Allah
Swt, yang telah memberikan kesehatan, kesempatan dan keselamatan sehingga penulis dapat melaksanakan aktivitas keseharian khususnya dalam penyusunan lesis ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad Saw,
KA
keluarganya serta para sahabatnya.
BU
Peneiitian ini berjudul "Peningkatan Kemampuan Berbicara melaJui Pelatihan
R
KepeH'araan dengan Menggunakan Strategi Pemodclan (AfuJe'Iinx) Siswa Kela<; VIII
TE
SMP Ncgeri 1 Pinrang", diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
TA
S
Magister Pendidikan Bahasa pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar.
ER
SI
Proses penyelesaian lesis ini, merupakan suatu perjuangan panJang penulis. Selama proses penelitian dan penyusunan
lesis ini. tidak sedikit kendala yang
N
IV
JihaJapi. Namun dcmikian. hcrkat kl.:seriusan pcmbimbillg mengarahkan Jan
U
lll~mbimbing p~nulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan d~ngan baik. Oleh karena
itu, penulis patut menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi tingginya kepada ProF. Dr. H. Achmad Tolla, M.Pd. dan Or. Mayong Maman, M.Pd., selaku pembimbing. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada tim penguji, yaitu Dr. Azis, M.Pd. dan Dr. Ramly, M.Hum. yang banyak mem~rikan masukan sangnt h,'r'1r1; rln!;-l!")"l ~("nYll<;lImln !;lrnran rem'lili~n ini I !C
1nr''l rl.lh
I'rngralll Pa;.;cas3rjan:l I ini\'crsltas 1\1aka:;sar,
'"
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
,,,I..
41025.pdf
Asisten Direktur I, Asisten Direktur Ir, dan Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa. yang telah memberikan kemudahan kepada penulisan, baik pada saat mengikuti perkuliahan. maupWl pada saat pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan. Mudah-mudahan bantuan dan bimbingan yang diberikan mendapat pahala dari Allah Swt.
KA
Terwujudnya tesis ini juga alas doa, dorongan dan restu keluarga. Oleh karena Anak~
BU
itu, penulis menghaturkan terima kasih kepada istri tercinta Hj. Rohani dan
R
anak kebanggaanku Marini Ali. Muliadi Ali, Roslina AIL yang selalu memberikan
TE
motivasi dan dukungan dalam pendidikan sampai selcsainya penulisan tesis ini.
S
Terima kasih, penulis ucapkan kepada rekan-rekan kelas A dan B program studi
TA
Pendidikan Bahasa Indonesia yang te\ah memberikan dorongan moril dalam
SI
perkuliahan dan penyusunan tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan
IV
lbbm pcnclitian ini.
ER
kepada Kepala Sekolah dan siswawsiwi SMP Negeri 1 Pinrang yang turut membantu
berbagai pihak dapat bemilai ibadah dan mendapatkan pahala dari Allah Swt.
Makassar,
Agustus 2013
Muhammad Ali A.
iv Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41025.pdf
PERNYATAAN KEORISINALAN TESIS
Saya, Muhammad Ali A. NomorPokok: 11801017 menyatakan bahwa tesis
yan~
berjudul "Peningkatan Kemampuan Berbicard melalui
Pelatihan Ke[H!Waraan dengan Menggunakan Strategi Pemodelan (modelling) Siswa
KA
Kelas VIII SMP Negeri 1 Pinrang", merupakan karya asli. Seluruh ide yang ada
BU
dalam tesis ini, kecuali yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide yang saya
R
susun sendiri. Se!ain itu, tidak ada bagian dan tesis ini yang telah saya gunakan
TE
scbelumnya Wltuk memperoleh gelar atau sertifikat akademik.
S
lika pemyataan di atas, terbukti scbaliknya. maka saya berscdia menenma
ER
SI
TA
sanksi yang ditetapkan oleh PPs Universitas Negeri Makassar.
U
N IV
Tancifl l[logan: __
v
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
Makassar,
Juni 2013
41025.pdf
ABSTRAK
MUHAMMAD ALI A. 2013. Peningkatan Kemampuan llerbicara melalui Pelatihan Kepewaraan dengan Menggunakan Strategi Pcmodelan (Modelling) Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Pinrang. (Dibimbing nleh Achmad Tolla dan Mayong Maman).
KA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Proses pelaksanaan pembclajaran kemampuan berbicara melalui pelatihan kepewaraan dengan menggunakan strategi pemodelan pada siswa kc1as VIII SMP Negeri 1 Pinrang. 2) Penilaian hasH pembelajaran kemampuan berbicara melalui pelatihan kepewaraan dengan menggunakan strategi pemodelan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1
BU
Pinrang
U
N IV
ER SI
TA S
TE
R
Penerapan strategi pemodelan dalam proses pelaksanaan pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pinrang. Terlihat dan aktivitas guru dan siswa terjadi peningkatan, yaitu total persentase pads siklus I terhadap diskriptor yang diamati adalah sebanyak 18,59010 yang berada pads kategori sangat baik, sebanyak 37,66%. yang berada pada kategori baik, sebanyak 33,49% yang berada pada kategori cukup baik, sebanyak 7,69% yang berada pam kategori kurang dan masih terdapat 2,56% yang berada pada kategori soogat kurang dan pada siklus II 35 aspek (83,01%) berada pada kategori sangat balk dan 7 aspek (16,99%) berada pada kategori baik, sedangkan kategori cukup, kurang, dan sangat kurang tidak ada (0,00%). Sedangkan Aktivitas siswa juga teljadi peningkatan pada siklus I dan siklus II yaitu, sebanyak 55,21 % berada pada kategori aktif dan 45,08% berada pada kategori tidak aktif, dan pada siklus II Sebanyak 71,11 % barada pacta kategori aktif, sebanyak 26,89% berada pada kategori tidak. aktif. Terbukti secara signifikan bahwa strategi pemodelan dapat rneningkatkan kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pinrang yaitu, pada siklus I sebooyak 2 siswa (6,25%) yang berada pada kategori sangat bail. Sebanyak 9 siswa (28,13%) mempernleh nilai baik. Sebanyak 14 siswa (43,75%) berada pacta kategori cukup. Sebanyak 7 siswa (21,88%) berada pada karegori kurang dan tidak ada siswa (0,00010) berada pada kategori sangat kurang, dan sebanyak 8 siswa (25,00%) yang berada pada kategori sangat baile. Sebanyak 18 siswa (56,25%) benlda pacta kategori baik. Sebanyak 6 siswa (18,735) berada pada kategorl cukup. Tidak ada siswa (0,00%) berada pada kategori kurang dan sangat kumng. Dan dinyatakan tuntas. Hal ini terlihat sebanyak 28 siswa (87,50%) berada pada kategori tuntas dan sebanyak 4 siswa (12,50%) berada pada kategori tidak. tuntas. Oleh karena ketuntasan klasikal telah tuntas, yaitu 87,50% z. 85,00%, maka pernbelajaran kernampuan berbicara melalui pelatihan kepewaraan dengan menggunakan strategi pemodelan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pinrang dinyatakan berhasiJ dan menunjukkan peningkatan yang soogat signifikan.
viii
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41025.pdf
ABSTRACT
MUHAMMAD ALl A 1013, Jlle lmpruvellll!/l/ ul .\pl!tJkfl1)!, .lhrJlly Ilmw)!,iJ ....I nnollf/(t'r J'ruuuny, ('\-ill)!, .\luddl1l)!, .\'Irufl.'gy (~/ ()'rude I'll] ,";fudenls a/5.',\Ij'.V J j)/IInlng (supelyis~d by
Acmad Tolla and Muyong Maman)
The study aimed at e~aminjng (I) the leaching and Ieaming process of speaking ability through announcer trainmg using modeling strategy of grade VIIl students at SMPN I Pinrang, (2l the assessment of learning outcomes of speaking
ability through announcer training using m'odeJing strategy of grade VIII students at SMPNN I Pinrang.
BU
KA
The application of modeling strategy in teaching and leaming process could improve speaking ability of grade VIII students at SMPN I Pinrang. proved by the activities of leacher and students in cycle I based on the obsef\<'ation that
U
N
IV
ER
SI TA
S
TE
R
18.59% was in extremely high category. 37.66% was in good category, 33.49% was in fairly good category, 7.69% was in low category, and 2.56% was in extremely low category, then improved in cycle II on 35 aspects (83.01%) were in extremely good category and 7 aspecfs (16.99%) were in good category~ whereas, fair category. low, and extremely low categories (0.00%) were none. The students' activities improved as well that in cycle I 55.21% students was in active category and 45.08% was in inactive category, and cyele II showed 71.11% was in aetive category and 26.89% was in inactive category. It was significantly prove that the modeling strategy could improve grade Vlll students at SMPN I Pinrang, thai in cycle I 2 students (6.25%) was in extremely good category, 9 students ( 28.13%) obtained good score, 14 studenfs (43.75%) was in fair category, 7 students (21.88%) was in low category, and none of the student (0.00%) was in eXfremely low category; and in cycle 11, 8 students (25%) was in extremely good category, 18 students (56.25%) was in good category, 6 students (18.73%) was in fair category, and none of the student (0.00%) was in low and extremely low category. They confinned as mastery as well, proved by 28 students (87.59%) was in mastery (complete) category and 4 sfudents (12.50%) was in not mastery (incomplete) category. Due to classical mastery was achieved, 87.50% ~ 85.00%, s~aking ability through announcer training using modeling strategy of grade VIII students at SMPN I Pinrarig was confirmed as successful and showed significant improvement.
ix
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41025.pdf
DAFTARISI
Halaman Iv
PERNYATAAN KEORISINILAN TESIS
viii
ABSTRAK
Ix
ABSTRACT
x
KA
PRAKATA
BU
DAFTAR lSI DAFTAR TABEL
TE
R
DAFTAR GAMBAR
xvii
7
C. Tujuan Penelitian
7
D. Manfaat Penelitian
8
BAB II TINJAlJAN PlJSTAKA
9
U
N IV
B. Rumusan Masalah
ER
SI
A. Latar Belakang
XVI
TA
BAB I PENDAHULlJAN
XIV
S
DAFTAR LAMPlRAN
xi
A. Hakikat Pengajaran Berbahasa
9
B. Hakikal Pengajaran Berbicara
12
l) Pengertian Berbicara
12
2) Pengajaran Bcrbicarn
13
1) Ragam dan Scni Berbicara
15
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41025.pdf
4) Prinsip Pengajaran Berbicara
16
5) Strategi Pengajaran Berbicara
17
6) Konsep Keterampilan Berbicara melalui Pelatihan Kepewaraan
18
C. Hakikat Kepewaraan (Membawakan Acara)
21 22
2) Etika Membawakan Acara
29
KA
I) Teknik Membawakan Acara
R
4) Penilaian Membawakan Acaea
BU
3) Tugas Pembawa AcarafMC
TE
D. Stratcgi Pembelajaran Pemodelan (Modelling)
32
35 35
36
3) Prinsip-prinsip Pemodelan
38
SI
TA
2) Pemodelan (Modelling)
S
1) Pengertian Stategi PembelajarWl
30
38
ER
4) Langkah-langkah Pemodelan
40
N IV
E. Keraogka Pikir
42
U
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
45
B. Fokus Penelitian
44
C. Delinisi Istilah
44
D. RancangWl Penelitian
45
E. Data dan Sumber Data
49
F. Instrumen Penelitian
50
G. Teknik P'engumpulan Data
51 Xl
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41025.pdf
H. Teknik Analisis Data
51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HasH Penelitian
53
B. Pembahasan hasil Penelitian
127
KA
BAB V PENUTUP
BU
A. Kesimpulan
TE R
B. Saran DAFTAR PUSTAKA
U N
IV
ER
SI T
AS
LAMPIRAN
~)
xii
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
139
140
140
143
41025.pdf
DAFTAR TABEL
33
Tabel4.1 Aktivitas Guru pada SikJus (Pertemuan I
58
Tabel4.2 Aktivitas Siswa pada Siklus 1Pertemuan I
61
BU
Tabel 4.3 Aktivitas Guru pada siklus I Pertemuan II
KA
Tabel2.1 Kriteria dan Skor Penilaian Pewara
R
Tabel4.4 A.lctivitas Siswa pada Siklus I Pertemuan II
TE
Tabel4.5 Aktivitas Guru pada Siklus I Pertemuan HI
S
Tabel4.6 Aktivitas siswa pada Siklus I Pertemuan III
TA
Tabel4.7 Rekapitulasi Aktivjtas Guru Pertemuan I, II, dan III pada Siklus I
SI
Tabel 4.8 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Pertemuan I, II, dan m pads Siklus I
ER
Tabel4.9 HasH Evaluasi Kemampuan Berbicara Siswa pada Siklu5 I
IV
Tabel4.IO Kemampuan Siswa dalam Melafalkan Kalima! (Lafal)
N
Tabel 4.11 Kemampuan Siswa dalam Penekanan Kalimat (Intonasi)
65 68 71 74
76 78
79 81 82 83
Tabel4.13 KemampuBn siswa dalam pengucapan kata dan kalimat (Kelancaran dan Kewajaran)
85
Tabe14.14 Kemampuan Siswa dalam Berekspresi (penampilan)
86
Tabe14.15 Rekapitulasi Kemampuan Berbieara pada SikJus I
87
Tabel4.l6 Ketuntasan kemampuan berbicara pada Siklus I
88
Tabe14.17 Aktivitas Guru pada SikJus IJ Pertemuan I
94
U
Tabe14.12 Kemampuan siswa dalam Penyusunan Kalimat (Tata Bahasa)
xiii Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41025.pdf
DAFTARGAMBAR
41
Gambar 3.1. Desain Perencana.a.n Tindakan Kelas
43
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir
xv
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41025.pdf
DAFTARLAMPIRAN
Lampiran A
Rencana PeJaksanaan Pembelajaran
148
Buku Siswa:
155
KA
Lampiran B
BU
Data Kepewaraan pada Siklus I
R
Data Kepewaraan pada Siklus II
Hasil Analisis pada Siklus II
TA S
Lampiran C
TE
Hasil Analisis parla Siklus I
158
159
160
164
168
Aktivitas Guru pada Siklus II
171
ER SI
Aktivitas Guru pada Siklus I
174
Aktivitas Siswa pOOa Sildus II
177
Lampiran D
N
IV
Aktivitas Siswa pada Siklus I
180
Lembar Bservasi pada Siklus II
182
U
Lembar Bservasi pada Siklus j
Lampiran E
Dokumentasi Penelitian
184
Surat Izin Penelitian dari UNM
187
Surat Izin Penelitian dan Bupati Kabupaten Pinrang
188
Surat Izin Penelitian dati Sekolah
189
Daftar Riwayat Hidup
190
xvi
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41025.pdf
97
Tabe14.19 Aktivitas Guru pada siklus II Pertemuan 11
101
Tabe14.20 Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan II
104
Tabe14.21 Aktivilas Guru pada Siklus II Pertemuan III
107
Tabel 4.22 Aktivjtas siswa pada Siklus II Pertemuan III
III
KA
Tabe14.18 Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan I
113
Tabe14.25 HasH Evaluasi Kemampuan Berbicara Siswa pada Siklus 11
116
Tabei 4.23 Rekapitulasi Aktivitas Guru Pertemuan 1, II, dan III pada Sildus 11
TE
R
BU
Tabe14.24 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Pertemuan I, 11, dan III pada Siklus II 115
118
Tabe14.27 Kemampuan Siswa dalam Penekanan Kalimat (Intonasi)
119
Tabel 4.28 Kemampuan siswa dalam Penyusunan Kalimat (Tata Bahasa)
120
Tabe14.29 Kemampuan siswa dalam pengucapan kata dan kalimat
(Kelancaran dan Kewajaran)
121
Tabel4.30 Kemampuan Siswa dalam Berekspresi (penampilan)
123
N IV
ER SI
TA S
Tabe14.26 Kemampuan Siswa dalam Melafalkan Kalimat (Lafal)
124
Tabel4.32 Ketuntasan kemampuan berbicara pada Siklus II
125
U
Tabel 4.31 Rekapitulasi Kemampuan Berbicara pada Siklus II
xiv
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE R
BU
KA
41025.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
41025.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
41025.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA S
TE
R
BU
KA
41025.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U N
IV
ER
SI
TA
S
TE R
BU KA
41025.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
41025.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER SI
TA
S
TE
R BU
KA
41025.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
41025.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
U
N
IV
ER
SI
TA
S
TE
R
BU
KA
41025.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41025.pdf
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini, disajikan pembahasan kepustakaan sebagai landasan. Hal-hal pokok yang akan dibahas dalam kajian
Pendidikan pada hakikatnya bertujuan membina peserta didik agar memiliki
N
pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif dalam menjalani kehidupan. Jadi, proses
U
pendidikan dan pengajaran disebut herhasil apabila para peserta didik memperoleh
perubahan ke arab yang lebib bail< dalarn penambahan pengelahuan, perubahan penguasaan keterampilan, dan perubahan positif menuju pendewasaan map perilaku. Seperti halnya dengan proses pendidikan pengajaran babasa itu harus mampu
meningkatkan kemarnpuan peserta didik meliputi ketiga aspek
utaraa ranah
pendidikan, yaitu meningkatkan pengetahuan berbahasa, meningkatkan keterampilan
10
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41025.pdf
11 berbahasa yang meliputi empal aspek keterampilan yaitu menyimak. berbieara.
membaca dan menulis. Sebagaimana dipahami, bahwa salah satu media yang digunakan manusia untuk:
berkomunikasi adalah bahasa. Melalui bahasa inilah manusia dapal menjalin komunikasi berdasarkan tujuan masing-masing. Agar komunikasi dapat tercapai perlu
suatu keterarnpilan berbahasa. Makin tinggi tingkat keterampilan berbahasa yang ~juan
komunikasi yang
KA
dikuasai seseorang, maka makin lancar dan efektif
BU
dilakukan. Keterarnpilan berbahasa (language art, language ski//s) dalam kwikulum
Semua keterampilan tersebut mempunyai hubungan yang sangat eeat, antara
IV
keterampilan satu dengan keterampilan lainnya. Untuk memperolah keterampilan
U
N
berbahasa, maka biasanya seseorang perlu melalui suatu hublDlgan urutan yang teratur. mula-mula pada masa keeil seseomng belajar menyimak, kemudian berbicara, setelah itu seseorang belajar membaca dan menuIis. Menyimak dan berbicara dipelajari sebelum masuk sekolah., sedangkan membaca dan menulis dipelajari di sekolah. Keempat keterampilan tersebut palla dasarnya merupakan suatu kesatuan, setiap keterampilan itu mempunyai hubtmgan yang sangat erst berhubungan dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa Bahasa seseorang mencenninkan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41025.pdf
12
pikirannya, semakin terampil seseorang berbahBsa. semakin eerah dan jelas jalan pikirannya (Tarigan, 1979: I). Cunningwort
dalam
(Aminah,
2012:
15),
menyalakan
bahwa seeara
konvensional dikenal ada 4 aspek berbicara, yaitu mendengarkan, berbieara, membaca dan menulis.
Keterampilan mendengarkan dan membaca disebut
keterampilan reseptif, keterampilan menerima atau mcmahami wacana yang
KA
disampaikan oleh orang lain. Keterampilan berbicara dan menulis disebut
BU
keterarnpilan produktif, yaitu keterampilan menggunkan bahasa atall menghasilkan
R
wacana untuk orang lain.
TE
Menurul Nwjamal, dkk. (2011: 2) keterarnpilan berbahasa meliputi empat
S
aspek keterarnpilan, yaitu menyimak, berbicara, memhaea dan menulis. Dan keempat
TA
aspek tersehut saling berkaitan, karena hubungan yang sangat erat itulah, maka
SI
keempat aspek keterampilan berbahasa itu lazim disehut "caWr tunggal keterampilan
ER
berbahasa" stau empat serangkai keterampi/an berbahasa". Seseorang dikatakan
IV
terarnpil berbahasa dengan baik, apabila orang itu rnampu menguasai keempat aspek
U
N
tersebut dengan sarna baiknya. Apabila orang itu mampu menguasai keempat aspek tersebut dengan sarna baiknya, artinya dia terampil menyimak, terarnpil berbicam, terampil membaca, juga terampil menulis. Berdasarkan beberapa pendapat di .las, dapal disimpulkan bahwa keempal aspek tersebut (menyimak, berbicara, membac. dan menulis) pada hakikatny. berkaitan erat satu sarna lain. Artinya aspek yang satu berbubungan erat dan memerlukan kelerlibatan aspek yang lain, karena hubWlgan yang eral itulah. maka
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41025.pdf
13 terdapat saling ketergantunga, saling berhubungan, menentukan dan tidak dapat
dipisahkan.
B. HslUkat PengajaraD Berbicara
1) Pengertian berbicara
Pada hakikatnya keterampilan berbicara adalah keterampilan mengueapkan
KA
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, meoyatakan serta
BU
menyampaikan pikiran, gagasan. dan perasaan (Tarigan, 1990: 15). Berbicara
(1998)
bunyi-bunyi
bahwa
artikulasi
berbicara
atall
SI TA S
mengucapkan
mengatakan
TE
Rafiuddin
R
merupakan keterampilan menyampaikan pesan yang dilakukan seearn Iisan.
kata-kata
merupakan guna
keterampilan
mengekspresikan,
menyatakan serta menyampaikan pikiran. gagasan, dan perasaan seeara Iisan. Salah satu kelerampilan pembicara adalah
keterarnpilan mengucapkan
bunyi-bunyi
IV ER
artikulasi alas kata-kata guna mengekspresikan, menyatakan., serta menyampaikan
pikiran, gagasan dan perasaan. Sebagai bentuk atau wuj udoya berbicara disebut juga gagasan-gagasan yang disusun serta
U
N
sebagai suatu alat untuk mengomunikasikan
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak (Tarigan: 1983). Berbicara merupakan bentuk perilalcu manusia yang memanfaatkan faktor
faktor fisiko psikologls, neurologis. semantik dan linguistik. Pads. saat berbicara seseorang memanfaatkan faktor fisik yaitu alat ucap untuk menghasilkan bunyi bahasa. Faktor psikologis memberikan andil yang cukup besar dalam kelancaran
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41025.pdf
14 berbieara, seperti stabililas emosi sangat mendukung. Berhieara tidak lepas dari
[aktac neurologis yaitu jaringan saraf yang menghubungkan otak keeil dengan mulut, telinga dan organ tubuh lain yang dalam aktivitas berhieara. Semantik mengkaji bagairnana makna atau pesan yang dikandung oleh sebuah ujaran. Sedangkan
linguistik menunjukkan bagaimana tata bahasa lisan itu sendiri. Keterampilan berbicara sangat penting dimiliki seseorang agar tidak terjadi
KA
kesalahpahaman antara penutur dan mitra tutur dalam herkomunikasi. Bentuk
BU
komunikasi lisan ini paling banyak digunakan orang dalam kehidupan sehari-hari,
TE R
karena bentuk komunikasi verbal dianggap paling sempurna, efisien dan efektif.
Dengan keterampilan berbicaralah pertama-tama kita memenuhi kehutuhan untuk
S
berkomunikasi dengan lingkungan tempat leita berada (Syafi'ie, 1993: 33). Dengan
TA
memperhatikan betapa pentingnya keterampilan herbicara ini, maka setiap orang
SI
dituntut untuk berhicara dengan baik dalam rangka memenuhl kebutuhan hidup.
IV E
R
"Keterampilan ini tidak diperoleh secara otomatis, melainkan harus belajar dan berlatih (Syafi'ie, 1993:33). Salah satu sarana yang digunakan untuk belajar dan
U
N
melatih keterampilan berbicara siswa adalah melalui pendidikan di sekolah.
2) Peogajaran Berbicara Serbieara sebagai salah satu unsur keterampilan berbahasa sering dianggap sebagai suatu kegialan yang ber<Jiri sendiri. Hal ini dibuktikan dari kegiatan pengajaran berbicara yang selama ini <Jilakukan. Dalarn praktiknya, pengajaran berbicara dilakukan dengan menynruh siswa berdiri di depan kelas berbieara,
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41025.pdf
15
misalnya bercerita. berpidato. Siswa yang lain diminta mendengarkan dan tidak mengganggu. Namun, pengajaran berbicara di sekolah kadang-kadang dianggap kurang menarik, karena dianggap monoton Agar seluruh anggota kelas dapat 'erliba' dalam kegiatan pembelajaran berbicara, hendaknya selalu dingat bahwa hakikat berbicara itu berhubungan dengan
kegiatan berbahasa yang lain seperti menyimak,
membac~
dan menulis. Dengan
KA
demikian sebaiknya, pengajaran keterampilan berbieara memperhatikan komunikasi
BU
dua arah dan fungsional. Tugas pengajar adalah mengembangkan pengajaran
R
berbicara agar aktivitas kelas dinamik, hidup dan diminati oleh peserta didik sehingga
TE
benar-benar dirasakan sebagai suatu kebutuhan untuk mempersiapkan diri tedun ke
S
masyarakat. Untuk mencapai hal itu, dalam pembelajaran berbicara harns
TA
diperhatikan bcbcrapa faktoe, yaitu pembicara, pendengar, dan pokak pembiearaan.
SI
Tujuan berbieara adalah untuk menyarnpaikan pesan kepada orang lain, yakni
ER
untuk mampu berkomunikasi mengenai sesuatu dalam bahasa. Tujuan kedua adalah
IV
menyampaikan pesan kepada orang lain dalam cara yang secara sosial dapat diterima.
U
N
Tujuan pertama dapat dicapai dengan aktivitas-aktivitas yang boleh disebut kinerja komunikatif, sedangkan tujuan kedua dengan latiban-Iatihan untuk mengembangkan kemampuan komunikatif (Subyakto dan Nababan, 1993:173).
3) Ragam dan Seni Berbicara Secara garis besar, berbicam atau (speaking) clapat dibagi alas.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41025.pdf
16
a) Berbicara di muka umum pada masyarakat (publik speaking) yang mencakup empat jenis, yaitu: (l) bcrbicara
dalam
situasi-situasi
yang
bersifat memberitahukan
atau
melaporkan. yang bersifat infonnatif (informalifspeaking); (2) berbicara dalam situasi yang bersifat kekeluargaan, persababatan (fellawship speaking);
KA
(3) berbieara dalam situasi yang bersifat membujuk, mengajak, mendesak dan
BU
meyakinkan (persuasifspeaking);
TE
dan hati-hati (deliberative speaking).
R
(4) berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang
S
b) Berbicara pada konferensi (conference speaking) yang meliputi.
TA
1) Diskusi kelompok (group discussion). yang dapal dibedakan alas:
SI
(a) tidak resmi (informal), dan masih dapat diperinci lagi atas:
ER
(1) kelompok studi (study group).
N IV
(2) kelompok pembuat kebijakaanaan (policy moking groups).
Rofi'uddin dan Zuhdi (1998: 18) mengemukakan beberapa prinsip pembelajaran
berbicara sebagai berikut: (a) berbicara bercirikan oleh pertemuan antara dua orang atau lebih yang
meJangsungkan komunikasi secara lisan, ada pcmbicara dan ada pcnyimak; (b) ada banyak tipe dalarn komunikasi lisan antara pembicara dan penyimak, mulai
KA
dari orang berbicang-bincang sampai ke pertemuan umum di lapangan;
BU
(e) pembelajaran berbicara tidak dapat mencakup semua variasi alau tipe pertemuan
R
lisan itu;
TE
(d) pembelajaran berbicara hams bersifat fungsional.
S
Agar prinsip pembelajaran berbieara dapat terlaksana dengan baik, hendaknya
TA
seorang guru juga memperhatilrnn kriteria pemilihan bahan ajar berbicara, sebagai
SI
berilrut.
ER
(I) Bahan yang dipilih harus memiliki nilai tambah, yaitu: (I) memperkenalkan
IV
gagasan baru, (2) mengandung infonnasi yang belum diketahui siswa, (3)
U
N
membantu siswa memahami cara berpikir orang lain,. dan (4) mendorong siswa
untuk membaca lanpa disunm. (2) Meningkatkan kecerdasan siswa. (3) Memperluas kosakata yang clapa! dikuasai siswa dalamjumlah yang memadai. (4) Bahan bacaan mernberikan kemungkinan kepada guru untuk mengajukan pertanyaan, yakni: (I) membuat gambar, (2) mengoLah kernbali infonnasi, (3) melalrukan pennainan peran, percakapan.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41025.pdf
18 (5) Saduran sesuai dengan tingkat keterampilan siswa.
(6) KMangan guru terdiri dari: (I) sesuai dengan tujuan pendidikan, (2) sesuai dengan jiwa Pancasila, (3) sesuai dengan tujuan pembelajaran, (4) sesuai dengan tem~
dan (5) tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku.
5) StrBtegi Pembelajaran Berbicara
KA
Kalau diterapkan Model Ellis dan Sinclair (1989) pada pembelajaran berbieara.
(a) Pernonal Strategies yang digunakan adalab:
BU
maka akan berimplikasi seperti iai.
TE
R
(1) menemukan kesempatan-kesempatan praktik latihan (se?f-management and cooperation);
(I) penggunaan teknik-teknik kernguan untuk menyediakan waktu berpikir dalam
N
suatu percakapan (se?fmanagement and organizational palnning);
U
(2) latiban (advance pre-paration); (3) bertaban pada kosa babasa sendiri (organizalional planning and self evaluation);
(e) Geltingorgonizedyang dipakai adaLab: (1) pengorgarnsasian swnber; (2) pengorgarnsasian materi;
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41025.pdf
19 (3) pengorganisasian waletu.
Menuru! Tarigan (1991:197) bahwa strategi-strategi pokok yang diajarkan
dalam kegiatan berbicara uotuk berbagai tugas meliputi hal-hal di bawah ini. a) Subtitution. Sang instruktur/guru menyuruh para pembelajar memakai sinonim sinonim, parafrase-parafrase, dan gerak-gerik untuk menjelaskan artinya dalam tugas penceritaan kembali suatu teks.
KA
b) Cooperario. Sang instruktur/guru menyuruh para pembelajar bekerja dalarn
BU
kelompok-kelompok mengenai penugasan berbicara dan mendorong mereka
R
saling menolong satu sarna lain mengeIjakan tugas.
TE
e) SelfEvaluation. Sang guru memberi kesempatan kepada para pembelajar untuk
TA
S
mengecek seberapa baik mereka membuat diri keefektifan komunikasinya
SI
6) Konsep Keterampilan Berbicara melalui Pelatihan Kepewaraan
ER
Berbicara adatah proses menyampaikan idelgagasan kepada pendengar.
IV
Pembicara hams rnarnpu mengeluarkan ide dan gagasannya dengan baik, jika ingin
N
dipaharni oleh orang lain. Sebaliknya pendengar harns mempergunakan daya
U
imajinatifnya untuk memahami 'ujaran pembicara. Keterampilan berbicara mutlak barns dimiliki oleh seseorang yang bekerja di kawasan publik, misalnya direktur,
wartawan, dosen, guru, pemerintah dan sebagainya.
Jika keterampilan berbicara
tidak dimiliki oleh orang-<>rang yang memegang peranan penting dalarn suatu lembaga, maka lembaga akan mengalami kekacauan manajemen. Oleh karena itu, keterampilan berbicara mutlale dimiliki oleh seseorang.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41025.pdf
20 Menurut aliran komunikatif dan pragmatik, keterampilan berbicara dan keterampilan menyimak berhubungan secara kuat. Interaksi lisan ditandai oleh rutinitas
infonnasi.
Ciri
lain
adalah
diperlukannya
seorang
pembicara
mengasosiasikan makna, mengatur interaksi, siapa hams mengatakan apa, kepada siapa, kapan. dan tentang apa. Keterampilan berbicara mensyaratkan adanya pemahaman mirrimal dari pembicara dalam membentuk sebuah kalimat, betapapun
KA
keciInya, memiliki struktur dasar yang sangat bertemali sehingga mampu menyajikan
BU
sebuah makna.
R
Dalam konteks komunikasi, pembieara berlaku sebagai pengmm (sender),
TE
sedangkan penerima (receiver) adalah penerima warta (message). Warta terhentuk
IDlUlCul
setelah warta diterima, dan merupakan reaksi dari
TA
komunikasi. Feedback
S
oleh inforrnasi yang disampaikan sender, dan message merupakan objek dari
SI
penerima pesan. Oleh karena itu, proses pembelajaran berbicara akan menjadi mudah
ER
jika peserta didik terlibat aktif berkomunikasi. Program pengajaran keterampilan
IV
berbieara hams mampu memberikan kesempatan kepada sctiap individu meneapai
U
N
tujuan yang dicita-citakan. Tujuan keterampilan berbicara akan mencakup peneapaian hal-hal berikut.
a) Kemudahan Berbicara Peserta didik barns mendapat kesempatan yang besar untuk berlatih berbicanl sampai mereka mengembangkan keterampilan ini secara wajar, lancar. dan menyenangkan, baik di dalam kelompok keeil mauplUl dibadapan pendengar umum
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41025.pdf
21 yang lebih be,ar jumlahnya. Para peserta didik perlu mengembangkan kepercayaan yang tumbuh melalui [atihan.
b) Kejelasan Dalam hal ini peserta didik berbicara dengan tepat dan jelas. baik artikulasi maupun diksi kalimat-kalimalnya. Gagasan yang dillcapkan harns lersusW1 dengan
baik. Dengan latihan berdiskrni yang mengatur cara berpikir yang 10gis dan jelas,
KA
kejelasan berbicara tersebut dapat dicapai.
BU
c) Berlanggungjawab
R
Latihan berbicara yang bagus menekankan pembicara untuk bertanggung jawab
TE
agar berbicara secara tepat, dan pikirkan dengan sungguh-sungguh mengenai apa
S
yang menjadi topik pembicaraan serta momentumnya. Latihan demikian akan
TA
menghindarkan peserta didik dari pembicara yang tidak bertanggung jawab stau
SI
bersilat lidah yang mcngelabui kebcnaran.
berbicara yang
baik
sekaligus
mengembangkan
keterampilan
IV
Latihan
ER
d) Membentuk Pendengaran yang Krilis
U
N
menyimak secara tepat dan kritis juga menjadi tujuan utama program ini. Di sini peserta didik perlu belajar untuk dapat mengevaluasi kata-kata, niat. dan tujuan pembicara yang secara implisit mengajukan pertanyaan.
e) Membentuk Kebiasaan Kebiasaan berbicara tidak dapat dicapai taupa kebiasaan berinteraksi dalam bahasa yang dipelajari atau bahkan dalarn bahasa ibu. Faktor ini dernikian penling
dalam membentuk. kebiasaan berbicara dalam perilaku seseorang. Keterampilan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41025.pdf
22
berbicara hukan keterampilan yang secara alamiah dimiliki oleh seseomng. Keterarnpilan bembicara membutuhkan proses latihan yang intensif. Mustahil seseomng akan rnampu berbicara formal di depan khalayak wnwn tanpa berlatih
secara terus meneros. Proses latihan yang dilakukan secara intensif akan memufuk
keberanian seseomng. Oleh karena itu. pelatihan menjadi pewara Me (master qf ceremony) merupakan moment penting untuk dijadikan sarana bcrlatih untuk
KA
meningkatkan keterampilan berbicara. Dalam dipelatihan Me, siswa biasakan untuk
BU
tampil di depan publik (khalayak ramai), dengan demikian akan memufuk keberanian
Hakikat Kepewaraan (Membawakan Acara)
S
c.
TE
R
pescrta didik itu sendiri (Wassid, 2011).
TA
Kepewaraan biasa juga disebut dengan membawakan aeara yang berarti
SI
menyampaikan serangkaian acara yang alan berlangsung pada suatu kegiatan. Setiap
ER
aeara membutuhkan pembawa acara (Me) untuk clapa! mengantar acam satu demi
IV
satu dengan teratur (Aryati, 2008: 2). Pembawa aeara atau pewam biasanya
U
N
digunakan untuk. acam-aeara yang sifatnya resmi, sangat terikat pada etika protokoler, dan tidak banyak improvisasi dalam mengatur acara. Istilah ini biasa diganti dengan pewara.
1) Teknik Membawaknn Acara Kalau kita bOOir pada suatu acara, dan mengamati pewaraIMC (master qf
ceremony)
dalam
menjalankan
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
tugasnya,
akan
kita
ketahui
tingkat
41025.pdf
23 keprofesionaJannya, semua tercermin dati penguasaan dari penguasaan pada suam
dan cara berbicara, bahasa Indonesia, bahasa tubuh dan penampilan (Aryatl,
2008:65).
a) Suars daD Cara Berbicara
Pembentukan suara dan cara berbicara 5angat penting bagi orang yang bekerja dalam komunikasi lisan. Bagi seorang PAftvfC suam merupakan senjala dan alat Dengan
suard
PAlMC dapat memengaruhi
KA
komunikasi yang paling vital.
BU
pendengarnya. Setlap orang mempunyai karakter suara yang berbeda, sehab produk
R
suara terbentuk dati susunan gigi, pita suam, rongga mulut, dan rongga hidung
TE
seseorang. Dengan demikian kita mengenal 4 jenis kategori suara manusia, yaitu
S
sopran, alto, tenor, dan bass (Aryati, 2008: 65).
TA
Sapron adalah suam wauila dengan nada tinggi. Alto adalah suam wanita
SI
dengan nada rendah terdengar lebih berat. Toner adalah suara pria dengan nada
ER
tinggi. k.esannya ringan. Sedangkan bass adalah suars pna dengall nada rendah dan
IV
terkesan berat. Ada beberapa hal yang hams diperhatikan untuk menghasilkan cam
U
N
berbicara yang lebih profesional dalam membawakan acam yaitu. (I) Intonasi atau !rama
Dalam berbicara sebaiknya suara tidak datar, tetapi mengandung irama, namun demilian hendaknya tidak dihuat-buat, kecuali jika menggunakan teknik vokal dengan tujuan tertentu. (2) Artikulasi (cora pengucapan)
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41025.pdf
24
Titik penekanan di sini adalah kejelasan kata. Ada kebiasaan seseorang untuk
menyelesaikan pembicaraarmya, sehingga kata-kata diueapkan dengan cepat dan tidak je1as. Untuk seorang pembawn acara setiap kata yang diucapkan harus jelas,
sehingga mudah dimengerti oleh pendengamya. (3) Tekanan (stressing) Yang dimaksud dengan penekanan atau stressing adalah Untuk memberikan sehingga tidak menimbulkan kesan loyo. Sebaiknya pada saat
sUMa
KA
energi dalam
BU
berbicara diberikan penekanan di sana-sini, agar antusiasme terasa dalam suara.
R
(4) Jeda (phrashing)
TE
Mengupayakan pemutusan kalimat atau menciptakan jeda yang tepat. Dalaro
S
berbicara biasanya kita memberikan atau rnemutuskan kalimat di sana-sini, sehingga
TA
mudah dirnengerti oleh lawan berbicara kita. Jeda harns diterupatkan dengan benar.
ke pasar.
ER
Ibu Sitti!pergi
SI
Kalau salah menempatkanjeda, maka kalimat bisa berubah. Contoh: (Ucapan
in; disampaikan
kepada
kita,
dan
N IV
memberitahukan bahwa yang perg; ke pasar adalah ibu Sili).
U
Ibu/Siti pergi ke pasar (Ucapan ini ditujukan kepada seseorang yang disebut "ibu" oleh si pembicara, dan memberilahukan bahwa Siti /at pasar).
Hal
Inl
yang
c1apat
menghasilkan
suara
bagus
pembawa
acara
mempertimbangkan adanya suara pendukung elektronik, yaitu pengeras swua, agar suara yang dihasilkan terasa pas, tidal< pecah maupun tidal< terlalu keras (Aryanti, 2008: 71). Untuk menciptakan suasana dengan swua, intinya adalah intonasi yang wajar, artikulasi yang jelas,phrasing yang tepal, dan power yang rnantap.
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
41025.pdf
25 (5) Bahasa Indonesia Dalam membawakan acam, khususnya untuk acara-acam resmi, sedapat mungkin dialek tidak muncul dalam berbicara, kecuali pada acara-acam yang
memang ingin menonjoLkan
WlSur
kedaerahan. Bahasa Indonesia yang dipergunakan
oleh pembawa acara resmi adalah bahasa Indonesia yang benar, sopan dan komunikatif
Seorang
pembawa
acara
dalam
memandu
acara
hendaknya
KA
menempatkan dirinya sebagai sahabat, yang dengan akrab dan sopan berbicara
BU
kepada pendengarnya, dan menjalankan tata wicara yang sesuai dengan etika protokol
TE R
yang memandu acara yang dihadiri oleh pejabat tinggi.
Untuk ituLah pada acam resmi, pembawa acara membentuk bahasa sopan
S
dengan meniadakan semua kata-kata instruksional. berikut ini.