Tes Surja untuk Mendeteksi Kerusakan Belitan pada Motor Induksi Tegangan Rendah
Oleh : Pradika Sakti 2211106027
Pembimbing 1 Dimas Anton Asfani, ST, MT, Ph.D
Pembimbing 2 Dr.Eng. I Made Yulistya Negara, ST, M.Sc FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
1. Outline Latar Belakang
PENDAHULUAN
Batasan Masalah Tujuan
ISI
Pengujian Turn Fault Tes Surja
PENUTUP
Page 1 of 20
Kesimpulan
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
2. Latar Belakang 65-70% energi listrik pada sebuah industri digunakan untuk konsumsi mesin-mesin listrik
Kerusakan mesin listrik akibat hubung singkat pada stator mendapatkan peringkat kedua penyebab kerusakan motor Sekitar 80% dari kegagalan stator pada mesin listrik disebabkan oleh turn fault
Page 2 of 20
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
3. Batasan Masalah Permasalahan utama pada penelitian ini adalah melakukan tes surja pada motor induksi tegangan rendah yang mengalami turn fault
Page 3 of 20
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
4. Tujuan
Mendeteksi dan mengidentifikasi terjadinya turn fault pada motor induksi tegangan rendah
Page 4 of 20
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
5. Turn Fault pada Motor Induksi Turn Fault Ketidakseimbangan medan magnet Pemanasan Lokal pada Belitan
Kerusakan motor
Page 5 of 20
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
6. Spesifikasi Motor Tabel 1 Spesifikasi motor induksi tiga fasa Prated Poles Vrated Irated Nrated Rm Lm Number of turn per phase
Page 6 of 20
2 HP 4 220/380 V 5,94/3,44 A 1380 rpm 8,39 Ω 46,27 mH 366
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
7. Modifikasi Motor
Belitan yang mengalami Turn Fault Page 7 of 20
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
8. Kegagalan Belitan pada Motor Induksi
Pada kasus ini, motor induksi yang mengalami kegagalan belitan dengan nilai kecil, mempunyai nilai arus yang sama seperti keadaan normal. Sehingga tidak dapat diidentifikasi bahwa motor tersebut mengalami kegagalan belitan.
Page 8 of 20
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
9. Komponen yang Dibutuhkan Pembangkit tegangan tinggi DC
CockcroftWalton Multiplier
Switch Capacitor Circuit
Sistem Akuisisi Data
Page 9 of 20
NI PXIe-1073 dan NI PXIe-5122
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
10. Cockcroft-Walton Multiplier Cockcroft-Walton Multiplier adalah sebuah rangkaian pengali tegangan untuk mengkonversi tegangan rendah AC maupun tegangan rendah DC berpulsa ke tingkat tegangan DC yang lebih tinggi. Vout = 2 x N x Vpeak-input C1
C3
Vin
D2
D4
D1
C2
Stage 1
Page 10 of 20
D3
4Vin
C4
Stage 2
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
11. Switch Capacitor Circuit Rangkaian ini bekerja dengan memindahkan muatan masuk dan keluar dari kapasitor ketika saklar dibuka dan ditutup. S1
IN
Page 11 of 20
S2
C
Surge Capacitor
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
OUT
12. Sistem Akuisisi Data Sistem Tes Surja
Page 12 of 20
NI PXIe-1073 dan NI PXIe-5122
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
LabVIEW
13. Tes Surja pada Motor Induksi Transformer Voltage Multiplier
Pada prinsipnya, tes surja dilakukan dengan mengalirkan gelombang impuls, yang memiliki rise time tertentu, ke belitan stator motor induksi
Surge Capacitor Induction Motor NI Device LabVIEW
Page 13 of 20
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
14. Sistem Tes Surja pada Motor Induksi Jika terjadi turn fault pada belitan stator, maka nilai induktansi dan resistansi belitan akan menjadi lebih kecil
Tegangan pengujian : 390 Volt Tegangan referensi : 420 volt High Voltage DC
Winding
S1
+ -
S2 R C
Surge Capacitor L
Page 14 of 20
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
15. Hasil Tes Surja pada Motor Induksi
1 1 R2 f= − 2π LC 4.L2
Page 15 of 20
Dengan memanfaatkan perubahan frekuensi dan amplitudo pada gelombang surja akibat pengurangan nilai impedansi belitan, tes surja mendeteksi terjadinya turn fault pada belitan stator motor induksi.
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
16. Error Area Ratio Error Area Ratio merupakan sebuah metode analisa gelombang yang sangat sensitif terhadap perbedaan dalam dua gelombang, sehingga metode ini digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan antara dua gelombang yang sulit dibedakan dengan kasat mata N F(1) −F(2) i=1 i i EAR= ×100 N F(1) j=1 j dimana : (1) 𝐹𝑖 : poin ke-i pada gelombang referensi (2)
𝐹𝑖
Page 16 of 20
: poin ke-i pada gelombang pengujian
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
17. Hasil Analisis EAR Berdasarkan Baker Instrument Company AWA Surge Test pass/fail criteria, belitan motor induksi dinyatakan layak, jika hasil gelombang surja belitannya mempunyai nilai sebesar EAR 5-15% Tabel 2 Hasil analisa Error Area Ratio (EAR) pada gelombang surja Waveform Normal 1 turn 2 turn 3 turn 5 turn 10 turn 25 turn
Page 17 of 20
Error Area Pass/Fail Ratio (%) 8,96 Pass 24,41 >15% Fail 51,85 Fail 54,05 Fail 58,05 Fail 62,84 Fail 65,91 Fail
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
18. Tes Surja pada Motor Induksi Tes surja ini menjadi tes yang sangat penting untuk menjamin keandalan dan umur dari motor induksi. Tes ini berfungsi dalam mendeteksi kerusakan belitan stator walaupun terjadi dengan nilai kerusakan yang kecil.
Page 18 of 20
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
19. Kesimpulan Rangkaian Voltage Multiplier Cockcroft-Walton dua tingkat mampu menghasilkan output tegangan tinggi DC sebesar 4 kali nilai puncak tegangan input Tes surja untuk pendeteksian kerusakan belitan pada motor induksi tiga fasa merupakan cara yang efektif, karena mampu mendeteksi turn fault atau kegagalan belitan dari nilai yang sangat kecil Perubahan frekuensi dan amplitudo pada gelombang surja dipengaruhi oleh perubahan nilai impedansi belitan stator motor induksi
Error Area Ratio (EAR) merupakan sebuah metode analisa gelombang surja yang tepat dalam menentukan kelayakan kerja sebuah belitan stator motor induksi
Page 19 of 20
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
Page 20 of 20
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
Cara Kerja Cockcroft-Walton C1
-
+
C3
Vin
-
+
2Vin
D2
Vin
D4
D1
-
+ C2
2Vin
D3
C4
+ 2V
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
in
4Vin
Proses Terjadinya Gelombang Surja
SS22 R -
+
+
-
Surge Capacitor L
Rangkaian Tes Surja
Gelombang Surja
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
Perubahan Frekuensi & Amplitudo
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
Perubahan Frekuensi & Amplitudo
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
Rangkaian Ekivalen Motor Induksi
R1 jX1
= Resistansi Stator = Reaktansi Stator
RR jXR
= Resistansi Rotor = Reaktansi Rotor
Rc jXM
= Resistansi Core = Reaktansi Magnetisasi
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
Rangkaian Ekivalen Motor Induksi
R1 jX1
= Resistansi Stator = Reaktansi Stator
R2 jX2
= Resistansi Rotor = Reaktansi Rotor
Rc jXM
= Resistansi Core = Reaktansi Magnetisasi
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
Error Area Ratio
N F(1) −F(2) i=1 i i EAR= ×100 (1) N F j=1 j
dimana : (1) 𝐹𝑖 : poin ke-i pada gelombang referensi (2)
𝐹𝑖
: poin ke-i pada gelombang pengujian
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
Charging dengan Sumber AC
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
Charging dengan Sumber DC
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
Phase-phase fault Jika terjadi turn fault, maka perbedaan frekuensi gelombang surja terhadap referensi tidak terlalu jauh. Jika terjadi phase fault, maka perbedaan frekuensi gelombang surja terhadap referensi akan jauh
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
Tes Surja Tes surja pada motor induksi tiga fasa dilakukan dengan mengalirkan tegangan impuls pada belitan motor tersebut, pengetesan dilakukan ketika motor dalam keadaan offline atau tidak beroperasi. Variasi turn fault juga dilakukan untuk mendeteksi perbedaan yang terjadi pada gelombang surja yang didapat. Dari hasil pengujian tersebut, gelombang surja pada motor induksi dengan kondisi belitan normal dijadikan sebagai gelombang surja referensi. Berdasarkan aturan praktis dari Baker Instrument Company, pengujian impuls dilakukan dengan maksimal tegangan sebesar : Vmaks = 2 × Vline + 1000
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
Penentuan Kapasitor Multiplier Karena nilai kapasitor pada tiap stage mempengaruhi nilai ripple pada tegangan output rangkaian Cockcroft-Walton Multiplier, maka nilai kapasitor dicari dengan menggunakan rumus ripple tegangan :
𝑽𝑹𝒊𝒑𝒑𝒍𝒆 = I N F C
𝑰 × 𝑵 × (𝑵 + 𝟏) 𝟐×𝒇×𝑪
: Nilai arus beban multiplier (A) : Jumlah stage : Frekuensi sumber (Hz) : Nilai kapasitasi (F)
Sumber : High Voltage Engineering by M. S. Naidu,V. Kamaraju
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
Penentuan Kapasitor Multiplier Berdasarkan rumus tersebut : Maka dengan beban R = 6,8 MΩ dan asumsi tegangan 1200 V Maka mempunyai nilai arus 0,176 mA Dengan begitu, jika digunakan kapasitor sebesar 10 nF dan 100 nF Kapasitor 10 nF 𝑽𝑹𝒊𝒑𝒑𝒍𝒆 Kapasitor 100 nF 𝑽𝑹𝒊𝒑𝒑𝒍𝒆
𝟎, 𝟏𝟕𝟔. 𝟏𝟎−𝟑 × 𝟐 × (𝟐 + 𝟏) = = 𝟏𝟎𝟓𝟔 𝑽 −𝟗 𝟐 × 𝟓𝟎 × 𝟏𝟎. 𝟏𝟎 𝟎, 𝟏𝟕𝟔. 𝟏𝟎−𝟑 × 𝟐 × (𝟐 + 𝟏) = = 𝟏𝟎𝟓, 𝟔 𝑽 −𝟗 𝟐 × 𝟓𝟎 × 𝟏𝟎𝟎. 𝟏𝟎
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
Program LabVIEW
Program LabVIEW untuk komunikasi serial LabVIEW dan Arduino
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
Program LabVIEW
Program LabVIEW untuk akuisisi data menggunakan PXIe 5122
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya
Program LabVIEW
Program LabVIEW untuk konversi data yang diakuisisi ke file TDMS
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Kampus ITS Gedung B & C Sukolilo Surabaya