PENGETAHUAI\ TERIIADAP KESEHATAI\ REPRODUKSI REMAJA PUTRI DI PONDOK PESANTREN (Queen Khoirun Nisa' Mairo, M.Keb, Islami, M-Keb)
Abstrak Mcrsa remaja merupakan suatu periode rentan kehidupan manusia yang sangat h'itis terttama terknit dengan kesehcrtan reproduksinyo. Salah satu faktor yong berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi remaja putri adalah pengetahuan. Pondok pesantren nterttpakan lembaga pendidiknn Islam tertua yang bercirikan religious dan asranta yang bebei-apa diantaranya tertutup dari informasi luar,. Pondok pesantren salafiyah seperti
Pttsot merupakan salah satunya. Tujuan penelitian ini pondoi -adalah pesantren Darul Falah intuk mengetahui korelasi antaro pengetahuan dengan kesehatan reprodul<si remaja pesantren. pulri ^ di pondok leiis prnniitio, ini adalah obseryasional analitik dengan rancangan cross sectional. Subjek penelitian adalah remaja putri di pondok pesontren Darul Falah Pusat Kabupaten Siioario, Jawa Timur sebanyak 50 responden yang berusia I4-18 tahun. Analisis univariabel dilakukan dengan distribusi frekuensi dan analisis bivariabel dengan Sperman Hasil analisis data menunjukkan bahwa remaja yang bermasalah dalam kesehatan reproduksi 76o% dan 24% tidak bermasalah, dan fahor pengetahuan (r:0,002) memiliki korelasi dengan kesehaton'reprodul<si remaja putri di pondok pesantren' Dari penelitian inti disimpulkan bahwa kesehatan reproduksi remaja putri di pondok pesantren yang bermasalah mqsih tinggi, seperti keputihan dan kebersihan organ reproduksi dengan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi masih rendah. Kutu Kunci: kesehatan reproduksi remaia, pondok pesantren, pengetahuan
Pendahuluan
akan mengalami suatu perubahan baik fisik,
komposisi penduduk Indonesia adalah remaja, sehingga
emosional maupun sosial.
kesehatan reproduksi remaja tetap menjadi
bentuk tubuh sangat berpengaruh
salah satu prioritas program kesehatan di
kehidupan kejiwaan remaja. Kematangan
Indonesia. Masa remaja merupakan suatu
seksual juga mengakibatkan remaja mulai
periode rentan kehidupan manusia yang
tertarik terhadap anatomi
Sepertiga
kritis karena merupakan
tahap
transisi dari masa kanak-kanak ke
masa
sangat
Kematangan seksual dan Perubahan pada
fisiologi
juga mulai muncul perasaan tertarik kepada teman sebaYa Yang tubuhnya.
di
deu'asa. Remaja seringkali tidak menyadari
berlau'anan jenis.l'2 Remaja
bahw'a suatu tahap perkembangan sudah
saat
dimulai. Namun yang pasti setiap remaja
kerentanan terhadap berbagai ancaman
Pengetahuan Terhadap Kesehatan Reproduksi Renraia
Pufi
ini
Indonesia
sedang mengalami peningkatan
....(Queen Khoirun
Nisa'Mairo, M.Keb, Islami, M'Keb) 34
risiko kesehatan terutama yang berkaitan
yang
dengan kesehatan seksual dan reproduksi.3
reproduksi- fungsi serta prosesnya. Suatu
Perilaku kesehatan reproduksi remaja
(KRR) saat ini mengkhar"'atirkan.
sudah
sangat
Hasil sebuah
studi
berhubungan dengan sistem
keadaan dimana manusia dapat menikmati
kehidupan seksualnya serta menjalankan fungsi dan
mampu proses
dari 500 juta remaja usia 10-14 tahun hidup di negara
reproduksinya secara sehat dan aman.2'o
berkembang. rata-rata pernah melakukan
(Binkesmas) telah mengeluarkan pedoman
menyatakan bahwa lebih
hubungan suami
isteri
Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat
(intercourse)
teknis penjaringan kesehatan remaja anak
di bau'ah usia 15 tahun. Data
sekolah lanjutan, yang didalarnnya memuat
lain menunjukkan bahwa kurang lebih 60%
tentang skrining kesehatan remaja. Usia
kehamilan yang terjadi pada remaja di
sekolah lanjutan adalah Sekolah Menengah
negara berkembang adalah
tidak
Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah
dikehendaki (unwanted pregnancy) serta
Atas (SMA) serta yang sederajat. Skrining
kurang dari 111 juta kasus infeksi menular
biasanya dilakukan pada remaja
seksual diderita oleh kelompok usia di
dan SLTA, yaitu remaja usia 14-18 tahun.
bawah 25 tahun.
Program penjaringan bertujuan mengetahui
pertama kali
di SLTP
Hasil Survei Kesehatan Reproduksi
masalah kesehatan remaja secara dini,
Remaja Indonesia (SKRRI) menunjukkan
salah satunya adalah skrining kesehatan
bahwa sekitar 8% pernah menggunakan
reproduksi bagi remaja. Status kesehatan
narkoba. Diperkirakan 20-25o/o dari semua
reproduksi remaja dapat diukur dengan
infeksi HIV di dunia terjadi pada remaja,
pedoman ini.s
demikian pula dengan kejadian Penyakit
Pondok pesantren adalah
lembaga
Menular Seksual (PMS) yang tertinggi
pendidikan Islam tertua yang merupakan
putri lebih rentan.2'4 Remaja putri yang memiliki kesehatan reproduksi baik akan
produk budaya Indonesia. pondok pesantren
pengajaran yang menekankan pelajaran
mendapatkan generasi yang sehat. sehingga
agama Islam dan didukung asrama sebagai
menciptakan bangsa kuat.
tempat tinggal
adalah remaja, dan remaja
World Health Organization (WHO)
mendefinisikan kesehatan reproduksi
merupakan tempat pendidikan
dan
santri. Pondok pesantren memiliki tiga kategori yaitu tradisional. modern dan perpaduan.
merupakan suatu keadaan fisik- mental dan
Renraja berinteraksi selama 24 jam di
sosial yang utuh. bukan hanya bebas dari
pondok pesantren dengan komunitas teman
penvakit atau kecacatan dalam segala aspek
usia sebaya. Pondok pesantren memiliki
JIKK Vol. 5. No- 2 Juli 2014 :
34-41
ciri 35
hidup
sederhana.
menanamkan
didapatkan 34 remaja (75.56%) menderita
kemandirian. adanya riyadloh- disiplin dan
anemi.la
Hal ini
tolong
rendahnya
gizi dan tingginya angka anemi
menolong.e
kesehatan
di
Namun
masalah
pondok pesantren masih
menunjukkan masih
pada remaja putri di pondok pesantren.
memerlukan perhatian dari berbagai pihak
Pengetahuan remaja terhadap kesehatan
yang terkait- baik dalam akses pelayanan
reproduksi merupakan faktor paling dasar
kesehatan, perilaku sehat maupun kesehatan
yang mempengaruhi kesehatan reproduksi.
lingkungan.l0 Berdasarkan penelitian Isa
Pengetahuan
Ma'ruf tahun 2005 pada 6
tentang perubahan fisik yang terjadi pada
pondok
ini terdiri dari pengetahuan
pesantren di Jawa Timur memberikan hasil
masa remaja, termasuk pubertas
64,2Aoh santri menderita penyakit scabies,
73,700 santri memiliki hygiene perorangan
menstruasi, pengetahuan mengenai kehamilan, metode kontrasepsi dan
yang buruk, perilaku sering memakai baju
HIV/AIDS dan
atau handuk bergantian dengan teman dan
Remaja putri harus diberikan pengetahuan
masih banyak ditemui sanitasi lingkungan
yang tepat mengenai kesehatan reproduksi,
pondok pesantren yang kurang baik,
seksualitas dan pubertas untuk membantu
sehingga hal-hal tersebut akan sangat
mereka menangani masalah
berpengaruh bagi kesehatan reproduksi
reproduksi mereka.l5 Remaja
remaja.rr Ainur Rofieq meneliti pondok
mendapat informasi yang cukup mengenai
pesantren di Kabupaten Malang didapatkan
kesehatan reproduksi, sehingga remaja
bahwa perilaku kesehatan remaja di pondok
mengetahui
pesantren masih rendah.
Hasil
dilakukan dan yang seharusnya dihindari.
menunjukkan bahwa remaja santri putri
Pendidikan kesehatan reproduksi oleh para
tidak melakukan olah raga, cara mandi yang
professional kesehatan dapat meningkatkan
harus ngantri. bergabung dengan banyak
pengetahuan remaja
teman, dan kadang mandi di sungai.l2
pendidikan harus diberikan untuk membantu remaja putri dalam menjaga
Ainur Rofieq juga menjelaskan bahwa menu makan
di
pondok pesantren lebih
sederhana dibandingdan dengan menu mereka saat
di
rumah.12 Frekuensi makan
IMS.
dan
Menurut Prateek
hal-hal yang
perlu
seharusnya
putri,
kesehatan dan melindunsi
kesehatan
intervensi
diri dari risiko
IMS.l6'li
Di
Indonesia jumlah pondok pesanten
makanan utama berhubungan positif
14.798.t0 Berdasarkan data kementrian
dengan banyaknya haid normal pada remaja
agama tahun 20A9. di Jawa Timur terdapat
putri.rl Hasil penelitian Peni Catur tahun
5.025 pondok pesantren dan di Kabupaten
2009 terhadap 45 remaja santri putri
Sidoarjo 208 pondok pesantren.r8 Darul
Pengetahuan Terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja Pun"i ....(Queen Khoirun Nisa' Mairo, M.Keb, Islami, M.KebJ
36
Falah Pusat merupakan salah satu pondok
kesehatan reproduksi remaja digunakan
pesantren yang terdapat
di
Sidoarjo. Pondok pesantren
ini merupakan
kesehatan remaja anak sekolah lanjutan
tipe tradisional dengan pola pembelajaran sekolah diniyah atau sistem sekolah kitab
yang dikeluarkan oleh Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat (Binkesmas).
klasik, dengan pembelajaran terpisah antara
sedangkan pengetahuan menggunakan
santri putra dan putri. Pondok pesantren
modifikasi kuesioner
Darul Falah ini terletak di pinggir Kota
Questionnaire
Surabaya. dan sekitar 13 km ada pelayanan
Young People"
kesehatan berupa rumah sakit, pesantren ini
Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia
tidak memiliki Poskestren tetapi memiliki
dari Badan Pusat Statistik (BPS). Analisis
klinik
Kabupaten
pengobatan dalam
taraf
kuesioner
dari pedoman teknis penjaringan
for
dari
"lllustrative
Interview-Surt'eys with
dari WHO, dan
Survei
univariabel dilakukan dengan distribusi frekuensi, dan analisis bivariabel dengan
pembangunan
Sperman
Hasil Pembahasan
Metode
.
merupakan penelitian
Selama periode penelitian terdapat 50
cross sectional, observasional analitik. Subjek penelitian adalah remaja putri di
remaja yang memenuhi kriteria inklusi, dan
Pondok Pesantren Darul Falah
kesehatan reproduksi yang telah ditetapkan
Penelitian
ini
Pusat
berdasarkan kuesioner
76
dan
kriteria
remaja putri tergolong
Sidoarjo, Jawa Timur dengan kriteria
ditemukan
inklusi usia 14-18 tahun dan menetap di
kategori bermasalah, dan 24 remaja putri
pondok pesantren. Untuk
tidak bermasalah.
mengukur
Tabel 1. Karakteristik Responden menurut Usia, Berat Badan, Tinggi Badan Kesehatan Reproduksi Remaja Bermasalah Tidak bennasalah
Karakteristik Subi 1. Usia (tahun) : - Rata-rata (SD) - Median
I
- Rentang 2. Berat badan (kg)
15,9(1,2>
l6
l6
l4-18
l4-18
44,9(6,6)
46,1(7,1)
45
46,5
32-70
29-63
144,8(4,6)
145.1(7,3)
0,848
:
- Rata-rata (SD) - Median - Rentan-e 3. Tinggibadan (crn) - Rata-rata (SD) - Median - Rentan f
6,1( 1,2)
0.514
:
lKK Vol. 5. No. 2 Juli 2014 :34-47
144,5
146 134-l 53
0.274
r
30-1 6r
37
Kedua kelompok tidak berbeda dari segi karakteristik subjek yaitu usia. berat badan dan tinggi badan (Tabel responden memiliki median
rentang
l).
Usia
16 dengan
median 46,5 pada responden
tidak
bermasalah dengan rentang 29-63. Tinggi badan responden memiliki
nilai median 146
pada responden bermasalah dengan rentang
l4-18. berat badan responden
134-153 dan nilai median 144.5
pada
memiliki nilai median 45 pada responden
responden tidak bermasalah dengan rentang
bermasalah densan rentans 32-70 dan nilai
130-r 61.
Tabel2. Korelasi pengetahuan dengan kesehatan reproduksi remaja putri di pondok pesantren Kesehatan Reproduksr
Bermasalah
Pengetahuan
%
R
4,002
Pengetahuan - Rendah
- Tinggi Total
Tabel
Tidak Bermasalah %
2
34
89%
A
t1%
38
100%
6 6
50% 50%
12
100%
memperlihatkan hubungan
kesehatan reproduksi dengan variabel
pengetahuan.
Dari hasil
analisis,
oleh penelitian Ayalew yaitu usia remaja
putri yang memiliki
masalah dalam
kesehatan reproduksi adalah
16.87
pengetahuan (p:0,002) menunjukkan
(sd:l .49)." Faktor berat badan, tinggi
hubungan bermakna dengan
kesehatan
badan tidak mempengaruhi
reproduksi remaja, dengan
kekuatan
korelasi
kuat(r:l)
putri di pondok pesantren. Penilaian nutrisi dengan menggunakan WHO Growth Chart reproduksi remaja
Standard, didapatkan 20oh memiliki status
Pembahasan
Secara umum
kesehatan
gizi lebih.
di
pondok
gizi baik.
8olo dengan
status gizi kurang. dan 3% memiliki gizi
pesantren.
kesehatan reproduksi remaja bermasalah
buruk.
lebih tinggi yaitu 760/o. Banyak dari mereka
yang memiliki masalah dalam siklus haid.
dan gatal-gatal pada
690lo status
Sama halnya dengan
penelitian
Kanrilah. 7A-6% responden. yaitu remaja di
kelamin. Dari mereka yang bermasalah
pondok pesantren salafiyah nremiliki pengetahuan mengenai kesehatan
ini dikuatkan
reproduksi yang rendah.re Penelitian Cahyo.
keputihan.
rara-rata berusia 16 tahun- hal
area
Pengetahuan Terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja
Pufi
....(Queen Khoirun Nisa' Mairq M.Keb, lslami, M.Keb) 3B
kesehatan
mengetahui dengan banyaknya jau'aban
reproduksi remaja memiliki hubungan yang
benar pada item ini karena dalam sekolah
p : 0.0001 dan
diniyah mereka diajarkan hal-hal mengenai
:Sl.SqZ.r8 Penelitian Preteek tahun 2A11.
menstruasiAraid mengenai jenis, lama. dan
pengetahuan dengan
signifikan dengan
f
660/o remaja
praktik
putri memiliki
pengetahuan
larangan secara syar'i saat haid.
Pada
yang benar tentang cara penularan HIV. dan
pertanyaan- dapatkah wanita menjadi hamil
hanya 18-7% yang mengetahui tentang
apabila melakukan hubungan intim/seks
praktek seksual yang aman. Remaja putri
selama masa haid, banyak dari mereka
harus diberikan pengetahuan yang tepat
menjau'ab
mengenai kesehatan reproduksi, seksualitas
kitab yang dipelajari di pondok pesantren
dan pubertas untuk membantu mereka
dijelaskan bahwa salah satu larangan orang
menangani masalah kesehatan reproduksi mereka.l5 Remaja perlu mendapat informasi
yang sedang haid adalah berhubungan intim, karena apabila terjadi kehamilan
yang cukup mengenai
kesehatan
maka akan menghasilkan keturunan yang
reproduksi, sehingga remaja mengetahui
cacat. Usia pernikahan, pada pertanyaan
hal-hal yang seharusnya dilakukan
dan
apakah sabaikny4 wanita menikah pada usia
Pendidikan
2A-25 tahun, banyak jawaban "tidak"
kesehatan reproduksi oleh para profesional
karena pernikahan bagi mereka adalah
yang seharusnya dihindari.
"ya". Menurut mereka
pada
diberikan untuk membantu remaja putri
dijodohkan oleh pengasuh Pondok pesantren antara santri putri dan santri putra, jadi apabila saatnya mereka tiba
dalam menjaga kesehatan dan melindungi
maka mereka akan menikah
diri dari risiko IMS.r6'r7
memperhatikan usia.
kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan
remaja putri, intervensi pendidikan harus
tanpa
kesehatan reproduksi pada penelitian ini,
Pada item pertanyaan mengenai penyakit kelamin. gejala dan cara
pada item pertanyaan mengenai definisi
penularannya. banyak dari mereka belum
kesehatan reproduksi dan organ-organ yang
mengetahui karena mereka
berhubungan dengan sistem reproduksi
mendapatkan pengetahuan tentang hal-hal
wanita. banyak dari mereka yang meniawab
tersebut. Pada alat-alat kontrasepsi. mereka
tidak tahu. Hal tersebut meqielaskan bahw'a
juga banyak yang belum
mereka belum mendapatkan pengetahuan
karena pada banyak kitab yang mereka
mengenai dasar kesehatan reproduksi- akan
pelajari tidak diterangkan
tetapi pada
pengaturan
Hasil kuesioner pengetahuan mengenai
pertanyaan-pertanyaan
mengenai menstruasi- mereka cukup IIKK Vol. 5. No. 2 Juli 2014 :34-41
tidak
mengetahui.
tentang
jarak kelahiran anak
atupun
tetapi
banyak
penjarangan keturunan.
39
April 2012]. Tersedia
mereka pelajari bahwa disunnahkan bagi
[diunduh 20
yang sudah menikah untuk memiliki banyak anak- karena akan
dari: wu.rv.staff.uny.ac. id Dirjen Binkesmas. Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah Lanjutan. Jakarta: Depkes RI: 2005.
pasangan
J.
memperbanyak umat guna dakq'ah dan syiar Agama Islam
Remaja
putri di pondok pesantren
mendapatkan pengetahuan
4.
mengenai
kesehatan reproduksi dari kitab'kitab klasik
yang berisi tentang hal-hal
mengenai
5.
haid/mesntruasi dan ketentuan syariat yang
terkait, cara pergaulan dengan lawan jenis, persiapan pernikahan, dan sopan santun
6.
perempuan terhadap keluarganya terutama suaminya dan pendidikan akhlak.
Pendidikan kesehatan reproduksi memang sudah ad,a dalam . pg.ndgk pesantren, dengan model yang cenderung
normatif, untuk kepentingan ibadah
7.
tetapi
pemahaman tentang
rasional seperti menstruasi dan menjaga kebersihan organ
belum diberikan.
cara
ini
menyebabkan pengetahuan
8.
di
yang
9.
Dafta Pustaka
Reproduksi. Makara
2.
Kesehatan.
2006'.10(l): 29-40 Kartika P. Kesehatan Reproduksi
Remaja dan
Permasalahannya.
Yogyakarta: FMIPA
UNY:
I, Amir M, Mtrza
I.
132-139
pondok
an Kesehatan Seksual dan
Yaktiworo
Remaja Putri di Kabupaten Bogor. Jumal Gizi dan Pangan. 2009; 4(3):
pesantren masih rendah.
l.
A. Pola Adopsi Perilaku
Kebiasaan Makan yang Berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi
mengenai
kesehatan reproduksi remaja
l8 Rofieq
www.researh.umm.ac. id
reproduksi
Hal
Manajemen Pondok Pesantren dalam Perspektif Global. Yogyakarta: Laks Bang Pressindo;2006 Kharisma W. Peran Kesehatan Dalam Meningkatkan Kesehatan Reproduksi Remaja. Bulelin Penelitian Sistem Kesehatan. 2047; 10(2): I 75-l 80 Notobroto BH, Keman S, Ma'rufi I. Faktor sanitasi yang berperan terhadap prevalensi penyakit scabies studi pada santri pondok pesantren kabupaten lamongan. Jurnal kesehatan lingkungan . 2005; 2( I ): 1 1 -
Kesehatan Santri Mukim pada Pondok Pesantren. [diunduh 14 September 2012 l. Tersedia dari:
dan
pelaksanaan akhlak dalam keluarga dan
pergaulan,
Hlm2-3,13-14- 43 Khusnuridho M dan Sulthon M.
Peni C, Kristyan N. Woro O. Perbedaan Kadar Hb sebelum dan setelah Pemberian Fe pada Santri Putri di Pondok Pesantren AlHidayah Kabupaten Grobongan. Unnes. 2010
10.
Prateek S. Saurabh R. Shrivastava. Cross Sectional Study of Knowledge and Practices about Reproductive Health among Female Adolescents in An Urban SIum of Mumbai, Journal
2007
Pengetahuan Terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja Putri ....(Queen Khoirun Nisa'Mairo, M.Keb, Islanri, M.KebJ
40
of Family and Reproductive Health-
11.
2Al1:.5(4): I17-124 Ayafeu, T. Yazache$, M, Gelaq' Y. Reproductive Health Know-ledge and
Attitude among Adolescents: A
in Jimma Southwest Ethiopia.
community based study
Town.
Ethiop.J.Health Dev. 2008; 22(3): 140-1 51
t2.
13.
f
Malleshappa K- Krishna S, Nandini C. Knowledge and attitude about reproductive health among rural adoles-cent girls in Kuppam mandal: An intervention study. Biomedical Research 2All ; 22 (3): 305-3 1 0 Depag. Data Pondok Pesantren Jawa Timur. [diunduh 14 September 2012]. Tersedia dari: r.vww. depag jatim. go. id
lKK Vol. 5. No. 2 Juli 2014 :34-47
14.
Calryo I( Prapto T. Margawati A. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Praktek
Kesehatan
Reproduksi Remaja di SMA Negeri I Purbalingga. Jumal Promosi Kesehatan Indonesia. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. 2008: 3(2\: 86101
15. Kamila B,
Mahmudah. Perbedaan
Pengetahuan Remaja Santri Mengenai Menstruasi di Pondok Pesantren
Tradisional dan Moderen di Madura. Departemen Biostatistika dan Kependudukan FKM U nair. 2A06
41