Edisi ke-35 | Juli | 2009
Data Highlights ♦♦ Bom Meledak, Pemirsa pun Melonjak ........................................ 1 ♦♦ Penonton Remaja Larut dalam Pemakaman Michael Jackson .. 2
Opinion ♦♦ Mentradisikan Debat .................................................................. 3
FAQ on TAM ............................................................. 3 Client’s Update ♦♦ Lebih Dekat tentang Rating Iklan Non-Klasik ............................. 4 ♦♦ Iklan Produk Paling Ditonton di Juni .......................................... 5
TAM Around the Globe ..................................... 5
w w w. a g b n i e l s e n . c o . i d
Data Highlights
AGBNielsen Newsletter
Bom Meledak, Pemirsa pun Melonjak Pemirsa yang prihatin atas peristiwa pemboman di hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jakarta, pada 17 Juli lalu masih terlihat antusias menyaksikan berita (hard news dan special news) di TV nasional. Selama lima hari, dari 17 hingga 22 Juli, sebanyak 314.000 orang berusia 5 tahun ke atas di 10 kota survei menonton program berita setiap harinya. Jumlah ini lebih tinggi 26% daripada hari-hari sebelum pengeboman. Jumlah penonton berita di TV nasional mulai memperlihatkan kenaikan seiring dengan pemberitaan seputar pengeboman tersebut di hampir semua stasiun TV. Di hari terjadinya peledakan, jumlah penonton program berita mencapai rata-rata 460.000 orang, naik dua kali lipat dibandingkan sehari sebelumnya. Meski jumlah pemirsa berita naik, loyalitas mereka terhadap setiap program berita rata-rata tetap, dengan sebagian besar turun. Hal ini menunjukkan bahwa seiring dengan berpindahnya pemirsa dari satu saluran ke saluran lainnya untuk memperoleh kabar terbaru, waktu menonton mereka di setiap saluran pun berkurang, yang pada gilirannya mempengaruhi loyalitas mereka terhadap program. Namun, loyalitas orang yang menonton berita di TVOne, paling sedikit setengah dari durasi tayang total program, naik sekitar 6%. Kenaikan pemirsa yang signifikan terutama terlihat di stasiun TV berita. Khususnya di hari terjadinya pengeboman, jumlah pemirsa berita di Metro TV dan TVOne naik tajam dibandingkan sehari sebelumnya, masing-masing sebesar 196% dan 220%, sedangkan kenaikan jumlah pemirsa berita di stasiun TV non-berita rata-rata hanya sebesar 43%. Lima hari pasca-peledakan bom, jumlah pemirsa berita di Metro TV dan TVOne bahkan masih lebih banyak rata-rata 77% daripada hari-hari sebelum perisTRAINING AGENDA tiwa tersebut.
Arianna
dari 09.30 sampai 12.00 Subjek: Viewing Behavior tingkat dasar Senin, 10 Agst 2009
Subjek: Post Evaluation tingkat dasar
Senin, 24 Agst 2009
Metodologi TAM Senin, 3 Agst 2009
dari 14.00 sampai 16.00
Silahkan mendaftar melalui Client Service kami.
Program-program berita yang mengulas peledakan bom ini terutama menarik perhatian pemirsa usia 30 tahun ke atas. Di kalangan pemirsa dewasa ini, program berita seputar pengeboman sejak tanggal 17 hingga 22 Juli lalu, antara lain adalah Teror Kembali
Mengguncang (rating 4,2) yang ditonton oleh rata-rata 899.000 orang, Breaking News (3,3) yang ditonton oleh 714.000 orang, dan Kabar Petang (2,9) yang ditonton oleh rata-rata 632.000 orang. Berikut adalah program-program berita yang paling banyak ditonton pemirsa usia 30+: Top 10 Program Berita Target pemirsa: 30+ (Populasi TV: 21.437.603 individu) Periode: 17-22 Juli 2009 Market: Jakarta, Surabaya, Medan, Semarang, Bandung, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar, Banjarmasin
Program
Channel
Tipe Program
Ratarata jumlah pemirsa
Rating (%)
Share (%)
TEROR KEMBALI MENGGUNCANG
TVONE
News:Special News
899.000
4,2
12,4
BREAKING NEWS
RCTI
News:Special News
714.000
3,3
19,5
KABAR PETANG
TVONE
News:Hard News
632.000
2,9
12,9
SEPUTAR INDONESIA SIANG
RCTI
News:Hard News
617,000
2,9
21,3
SEPUTAR INDONESIA
RCTI
News:Hard News
555.000
2,6
17,9
REPORTASE SORE
TRANS
News:Hard News
511.000
2,4
17,5
KABAR TERKINI
TVONE
News:Special News
463.000
2,2
11,9
LIPUTAN 6 PETANG
SCTV
News:Hard News
457.000
2,1
14,0
BREAKING NEWS
TVONE
News:Special News
440.000
2,1
15,6
LIPUTAN 6 SIANG
SCTV
News:Hard News
432.000
2,0
14,8
Di antara 10 kota survei, kenaikan pemirsa berita tertinggi ditemukan di Jakarta dan Denpasar, masing-masing sebesar 112% dan 200%. Tingginya kenaikan di Jakarta dimungkinkan oleh unsur kedekatan dengan lokasi pengeboman, sedangkan di Denpasar dimungkinkan oleh empati karena memiliki pengalaman yang sama di masa lalu.*
p. 1
Edisi ke-35 | Juli | 2009
Newsletter Data Highlights
Penonton Remaja Larut dalam Pemakaman Michael Jackson Dunia dikejutkan oleh kematian Sang Raja Pop Michael Jackson di usianya yang ke-50, termasuk penonton TV di Indonesia. Saat upacara pemakamannya diudarakan secara langsung di tujuh stasiun TV swasta pada Selasa malam (7 Juli) lalu, penonton TV yang dominan di 10 kota survei bukan saja mereka yang berusia 30 tahun ke atas – generasi yang pernah menjadi saksi atas kejayaan Michael Jackson di era 80-90an – tetapi juga generasi milenium yang berusia 15-19 tahun. Saat upacara berlangsung, jumlah pemirsa TV berusia di atas 5 tahun di ketujuh stasiun TV tersebut mencapai rata-rata 521.000 orang, lebih tinggi 59% daripada jumlah penonton pada program-program yang ditayangkan di jam yang sama di minggu sebelumnya. Kenaikan tersebut terutama dikontribusi oleh penonton remaja (usia 15-19 tahun). Jumlah pemirsa pada segmen ini, yang berjumlah 33.000 orang pada jam tayang reguler, naik 124% menjadi 74.000 orang. Pemirsa remaja ternyata turut larut dalam musik legendaris Michael Jackson. Sementara penonton usia 30+ yang mencapai rata-rata 283.000 orang, memperlihatkan kenaikan sebesar 56% dari minggu sebelumnya yang sebesar 181.000 orang. Karena penonton dewasa umumnya menonton di malam hari, kenaikan ini tidak sebesar penonton remaja, yang biasanya menonton di jam yang lebih sore. Top 10 Program, 7 stasiun TV Periode: 7 Juli 2009 Target pemirsa: Usia 15-19 (Populasi TV: 5.367.652 individu) dan 30+ (Populasi TV: 21.437.603 individu) Market: Jakarta, Surabaya, Medan, Semarang, Bandung, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar, Banjarmasin
Usia 15-19 tahun Program
Channel
Waktu
IN MEMORIAM MICHAEL JACKSON
GLOBAL TV
MICHAEL JACKSON THE FUNERAL
INDOSIAR
MICHAEL JACKSON IN MEMORIAM
METRO
23:10-24:59
29.000
PEMAKAMAN MICHAEL JACKSON
RCTI
23:38-02:45
63.000
Usia 30+ tahun
Rata-rata jumlah penonton
% Naik/Turun
Rata-rata jumlah penonton
% Naik/Turun
23:00-24:37
62.000
114%
287.000
91%
23:31-02:47
101.000
80%
342.000
93%
53%
209.000
36%
133%
181.000
2%
LIPUTAN 6 MALAM
SCTV
24:29-25:38
40.000
29%
173.000
13%
SELAMAT JALAN THE KING OF POP
TRANS
23:43-02:49
64.000
106%
234.000
-6%
SELAMAT JALAN MICHAEL JACKSON
TVONE
22:59-24:14
161.000
705%
705.000
451%
Kenaikan jumlah pemirsa remaja yang lebih besar daripada pemirsa usia 30+ terlihat di ketujuh stasiun TV tersebut, kecuali ”Michael Jackson the Funeral” (Indosiar), yang persentase kenaikannya di kelompok 30+ lebih besar daripada di kelompok usia 15-19 tahun, yaitu naik 93% menjadi 342.000. Sementara di segmen remaja, jumlah penonton ”Selamat Jalan Michael Jackson” (TVOne) naik paling spektakuler, yaitu mencapai 705% dari hanya 20.000 orang pada jam yang sama di minggu sebelumnya menjadi 161.000 orang. Kelihatannya Michael Jackson telah menjadi milik semua generasi, termasuk remaja masa kini.*
31+ Juta Menonton Upacara Peringatan Michael Jackson di TV di AS Upacara peringatan untuk mengenang Michael Jackson menarik perhatian lebih dari 31 juta pemirsa televisi di AS. Acara ini disiarkan langsung antara pukul 13.00 hingga 16.00 (waktu setempat) di 19 TV jaringan: ABC, NBC, CBS, FOX, Telefutura, Telemundo, Univision, CNN, Fox News Channel, MSNBC, Headline News, BET, E!, MTV, VH1, VH1 Classic, TV Guide Network, dan TV ONE. Selasa, 7 Juli 2009 19 TV Jaringan
Rating Gabungan
Share Gabungan
Jumlah
Rumahtangga
Rumahtangga
Rumahtangga
20.6
56
23.608.868
Jumlah Orang 31.140.882
Sumber: The Nielsen Company Berdasarkan LiveSD Stream. Jaringan kabel berdasarkan Live feed basis.
p. 2
Edisi ke-35 | Juli | 2009
Newsletter Opinion
Barack Obama dan John McCain yang berdebat tanggal 26 September 2008, banyak menggunakan data dan statistik. Debat itu menunjukkan pertentangan dalam hampir semua isu, mulai dari kebijakan pajak hingga perang di Irak. Dalam
Mentradisikan Debat
debat antarcawapres AS antara kandidat Demokrat Lloyd Bentsen dan kandidat Republikan Dan Quayle tanggal 5 Oktober 1988, Bentsen menuduh Quayle sebagai tidak punya cukup pengalaman untuk menjadi wakil presiden. “Pengalaman saya sebanyak pengalaman Jack Kennedy ketika mencalonkan diri sebagai presiden,” kata Quayle. “Saya mengenal Jack Kennedy; Jack Kennedy adalah seorang teman saya. Senator, Anda bukan Jack Kennedy,” kata Bentsen. Bagaimanapun, debat tetap akan membawa manfaat bagi kita yang berbudaya kolektivis, selama dilakukan dengan santun (saya menyebutnya komunikasi konteks-menengah). Itu agar kita terbiasa memecahkan masalah. Untuk membiasakannya, TV punya peran penting. Alangkah baiknya jika ada stasiun TV yang bersedia menayangkan debat antarsekolah, antaruniversitas, atau antar partai politik, secara rutin. Agar debat berjalan lebih seru, harus ada proposisi bahwa suatu kebijakan itu harus dilakukan (bagi yang pro) atau tidak boleh dilakukan (bagi yang kontra), misalnya: “Ujian nasional itu harus dihapuskan” (bagi yang pro) dan “Ujian nasional itu harus dilanjutkan” (bagi yang kontra). Para pendebat tentu harus berpikir logis, menggunakan data sahih yang tersedia, termasuk angka-angka statistik jika diperlukan. Akan lebih baik lagi, jika ada juri yang menilai debat antar dua pihak tersebut (bukan antara tiga pihak seperti dalam debat capres dan cawapres kita yang menjadikan debat itu kurang menarik).
Debat calon presiden dan wakil presiden merupakan tradisi baru dalam dunia
Prof. Deddy Mulyana, Ph.D., Dekan dan Profesor – Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas
politik kita. Tampaknya ini merupakan metode kampanye yang akan terus diguna-
Padjadjaran, Bandung
kan dalam pemilu-pemilu yang akan datang di negara kita. Prosesnya diharapkan akan lebih cair dan lebih seru lagi pada masa mendatang. Namun hal itu tidak mudah dilakukan karena beberapa kendala. Kendala terpenting adalah bahwa
FAQ on TAM
debat dianggap bukan tradisi masyarakat Indonesia yang lebih mementingkan kebersamaan (harmoni) daripada perseorangan. Demi menjaga harmoni, manusia Indonesia menghindari konfrontasi. Ketika orang berkonflik dengan sesamanya,
1. Apakah tujuan Establishment Survey dilaksanakan pada tahap awal Pengukuran Kepemirsaan TV?
perselisihan bisa berlarut-larut, karena mereka tidak terbiasa mengelola konflik. Untuk menjaga kebersamaan, manusia Indonesia cenderung berbicara samar, berbasa-basi. Mereka takut mengekspresikan pendapat berbeda dan dan khawatir menyinggung perasaan orang lain. Mereka menyampaikan hal-hal yang umum dan normatif, namun enggan menganalisis masalah secara terperinci. Debat antarcapres dan debat antarcawapres menunjukkan hal itu. Mereka bukannya mencari kelemahan argumen lawan, melainkan saling menambahkan atau meneguhkan. Bahkan mereka pun saling memberi aplus dengan bertepuk tangan. Meskipun ada perdebatan yang signifikan dalam debat antarcapres putaran kedua (25/6/2009), terutama antara SBY dan JK, perdebatan itu tetap menggunakan komunikasi kon-
Tujuannya antara lain: • Menghasilkan perkiraan populasi atas demografis rumahtangga dan karakteristik kepemilikan TV, pada tahap awal persiapan sistem peoplemeter. • Memantau perubahan karakteristik ini sepanjang waktu, untuk memproyeksikan perkiraan populasi dari sistem pengukuran. • Menyediakan kerangka sampel rumah tangga yang rumah tangga panel meternya dapat ditarik. Mereka yang diundang untuk berpartisipasi pada panel meter dapat dipilih dari mereka yang diwawancarai di Establishment Survey, di mana karakteristik demografis dan perlengkapan TV mereka sudah dikenal.
teks tinggi, yakni dengan kelakar, bukan dengan argumen-argumen yang dimaksudkan untuk memojokkan lawan. Misalnya ketika JK berujar, “Jadi kalau Pak SBY makan Indomie berbahan gandum, maka impor gandum akan tetap tinggi”, SBY menangkis dengan kalimat, “Pak JK mungkin makan mi instan berbahan gandum murni, saya makan mi instan yang dibuat dari sagu, singkong, dan sukun.” Ke-
Untuk memastikan keterbaruannya, Establishment Survey dilakukan setiap tahun pada waktu yang sama sepanjang tahun. Establishment Survey adalah sarana yang penting untuk mengukur perubahan lingkungan televisi dari tahun ke tahun.
tika JK bertanya kepada Megawati apakah ia bagus dalam kabinet yang dipimpin Mega, Mega menjawab, “Ndak dong,” yang spontan disambut tawa penonton Berbeda dengan masyarakat Indonesia yang kolektivis, masyarakat Barat (teru-
2. Dalam Pengukuran Kepemirsaan TV yang lebih maju, dikenal istilah Live Viewing dan Timeshift Viewing. Apa yang dimaksud dengan keduanya?
tama Amerika dan Jerman) yang individualis ditandai dengan komunikasi yang lugas dan langsung. Jika masyarakat kolektivis sangat memperhatikan perbedaan status, masyarakat individualis justru sebaliknya. Bawahan tidak enggan mengkritik atasan, apalagi mengkritik sejawat. Komunikasi mereka lebih sistematis, teknis dan faktual, sering disertai data yang terinci, seperti bisa dilihat pada debat presiden atau wakil presiden di Amerika yang berlangsung empat tahun sekali.
Live viewing adalah pengukuran kepenontonan siaran TV pada waktu yang sama persis dengan waktu transmisi, sedangkan Timeshift Viewing adalah pengukuran kepenontonan siaran TV yang direkam pada kaset video dan diputar setelah waktu transmisi yang sebenarnya (yaitu pemutaran-ulang rekaman program TV).
p. 3
Edisi ke-35 | Juli | 2009
Newsletter lebih dekat tentang rating iklan non-klasik
Client’s Update
Menyambung edisi sebelumnya tentang Pengukuran Iklan Non-Klasik, mari kita lihat lebih dekat. Kini, Anda dapat memilih Tipe Spot Pada Arianna versi 8.0, Anda akan bisa menganalisis iklan non-klasik melalui tipe spot Product Placement. Tipe ini merupakan tambahan di dalam parameter Spot Options yang menjadi pilihan bersama-sama dengan “Between” dan “Within”. (Namun perlu dicatat bahwa informasi ini hanya tersedia berdasarkan permintaan ad-hoc). Anda dapat membuat Daftar Produk Daftar produk (seperti terlihat di samping) akan memperlihatkan urutan dari iklan-iklan yang tayang, baik iklan tradisional (lepas) maupun iklan non-klasik (running text, super impose, squeeze frame), pada setiap menitnya di dalam suatu program.
IKLAN NON-KLASIK
IKLAN TRADISIONAL
Laporan Evaluasi Secara umum, Anda dapat mengevaluasi performa iklan keseluruhan untuk merancang strategi yang lebih baik. Misalnya, data ini akan membantu untuk mengetahui siapa saja pengiklan yang bermain dalam tipe iklan nonklasik apa dalam program tertentu. Tabel di samping menampilkan daftar rincian iklan dari setiap pengiklan dan rangkumannya.
Saat ini, iklan non-klasik banyak membanjiri program TV, khususnya pada hari-hari perayaan tertentu, di samping iklan-iklan tradisional. Untuk informasi lebih lanjut mengenai iklan non-klasik, silahkan hubungi tim Marketing Service kami: Christina (228), Ardiansyah (239), Stevy (337).
p. 4
Edisi ke-35 | Juli | 2009
Newsletter TAM Around the Globe
panggilan telepon, menjelajah jaringan; mengubah dirinya menjadi beragam alat yang dapat dibayangkan dan diprogram orang. Hal yang sama juga ada pada Kindle, yang dapat menyalin kata tercetak ke dalam bentuk audio, dan tidak akan mengejutkan jika Kindle mereproduksi video tak lama lagi. Semuanya benar tentang setiap perangkat media digital, yang keterbatasannya hanya pada kualitas audio, video, atau keluaran lainnya, dan harapan dari pengguna mereka.
>>
Televisi bukan lagi televisi saja. Televisi hanya alat keluaran media digital audio/video. Masyarakat hanya belum menangkap fakta ini. Namun, Whiting jelas sudah. Hanya beberapa hari sesudah industri TV di Amerika mengubah penyiaran analog ke digital, Nielsen mengumumkan kesepakatan baru dengan pengembang “watermarking” digital Digimarc untuk menciptakan bisnis baru yang akan membantu mengelola, baik isi dan penjualan video – via televisi atau jaringan, maupun perangkat-genggam-bergerak. Sumber: mediapost.com
Mengikuti Video - Itu adalah ungkapan yang dibuat oleh pimpinan Nielsen, Susan Whiting, untuk membantunya memfokuskan ulang perusahaannya di tengah gagasan bahwa bisnis televisi tidak lagi televisi saja. Bisnis ini telah menjadi bisnis konten video dalam segala bentuk, dan semua tempat, waktu, dan konsumen dan pengalaman dan harapan bisnis yang membentuk ulang medium pencerita dan penjualan yang paling dinamis dalam industri ini. Untuk satu hal, televisi adalah titik referensi budaya yang paling berkuasa (masih sampai saat ini), sedangkan video merupakan format isi. Televisi membentuk cara kita berpikir. Video membentuk cara kita berpikir tentang televisi. Kindle adalah contoh yang baik. Beberapa orang berpikir ini hanya “cetak” digitisasi. Ternyata bukan. iPod tidak lagi semata-mata audio digitisasi. iPod dapat juga menampilkan video, melakukan >>
Client’s Update
Iklan Produk Paling Ditonton di Juni Produk
GRP
Jumlah Spot
CALON PRESIDEN&WAKIL PRESIDEN
10.668%
8221
3(THREE) - SIM CARD
3.918%
3350
AQUA - MINERAL WATER
3.112%
3324
2.716%
1889
2.498%
1953
RINSO - POWDER DETERGENT POND'S WHITE BEAUTY-SKIN LIGHTENING CREA
Komersial TV, GRP (Gross Rating Points), hanya produk komersial
Jutaan Pemirsa Tidak Dapat Menonton TV, Sebagian Mengeluh - Seandainya seseorang mencabut steker dan beberapa juta orang tidak peduli. Hal ini yang mungkin ditemukan industri TV hampir seminggu setelah industri penyiaran Amerika beralih dari siaran analog ke digital. Beberapa hari setelah sinyal TV analog menghilang, 2,2% dari rumah tangga Amerika masih belum peduli untuk memasang sistem penerimaan digital, menurut perkiraan yang dirilis oleh Nielsen.
Perkiraan didasarkan pada rumahtangga panel rating nasional dan TV lokal Nielsen , yang berarti bahwa lebih dari 2% dari panel Nielsen melaporkan penggunaan nol TV di hari-hari setelah konversi. Industri penyiaran berharap bahwa mayoritas yang bertahan pada analog akan berebut untuk beralih ke digital pada jam 11, atau setelah perangkat TV mereka menjadi gelap, tapi tampaknya tidak demikian yang terjadi, karena survei atas stasiun TV nasional oleh National Association of Broadcaster (NAB) hanya melaporkan volume panggilan berskala ”moderat” dari penonton ke stasiun lokal yang meminta bantuan informasi tentang menerima sinyal siaran digital mereka. Selain itu, sebagian besar panggilan yang diterima oleh stasiun lokal adalah dari mereka yang sudah siap untuk transisi digital, namun hanya perlu sedikit bantuan dalam memindai saluran digital dengan perangkat baru mereka. NAB belum menyiarkan data baru mengenai jumlah rumah tangga yang menjadi gelap, namun data baru Nielsen menunjukkan, jutaan pemirsa tidak peduli atau masih bingung tentang cara tersambung ke siaran digital, padahal miliaran dolar telah diinvestasikan oleh industri penyiaran TV dan pemerintah Amerika untuk melatih mereka. Sumber: mediapost.com
AGB Nielsen Media Research 17/F, Mayapada Tower Jl. Jend. Sudirman kav. 28, Jakarta 12920 T: +62 21 521 2200 F: +62 21 522 6769 e:
[email protected] w: www.agbnielsen.co.id
p. 5