Pene/ilian don Pengembangan Ap/ikasi lSOIOp don Radiasi, /998
ANALISIS
TERMOGRA VIMETRI POLIMER CAMPURAN AKRILA T -VINIL ETER BASIL "CURING" SECARA RADIASI SugiartoDanu. daDTakashiSasaki.. ..Takasaki
.Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN Radiation Chemistry Research Establishment -JAERI,
Takasaki, Jepang
ABSTRAK "CURING"
ANALISIS TERMOGRAVIMETRI SECARA RADIASI. Penelitian
akrilat dan vinil eter hasil "curing" oligomer trietilen (HBVE)
akrilat glikol
secara radiasi telah dilakukan
yaitu epoksi akrilat, uretan akrilat, divinil
dipakai
eter (DVE-3),
dalam penelitian
kationik,
campuran
dimetanol
ini. lradiasi dilakukan Polimerisasi
ditambah
menggunakan
daD polipropilen
1,4-sikloheksan
daD 80 kGy dalam atmosfer nitrogen. polimerisasi
POLIMER CAMPURAN AKRILAT -VINIL ETER HASIL untuk menentukan sifat kestabilan termal lapisan polimer campuran glikol
divinil
menggunakan
berlangsung melalui
fotoinisiator
analisis termogravimetri.
diakrilat,
eter (CHVE),
serta monomer daD butandiol
mesin berkas elektron polimerisasi
difeniliodonium
Tiga macam vinil
eter
pada dosis antara 20
radikal daD kationik.
heksatluorofosfat
eter yaitu
monovinil Dalam
hat
(Ph2IPF 6). Analisis
termogravimetri dilakukan dalam atmosfer nitrogen dengan kecepatan aliran nitrogen 40 ml/menit daD kecepatan pemanasan 10 °C/menit dengan rentang suhu pengukuran antara 25 dan 500 °C. Hasil percobaan menunjukkan bahwa campuran
polimer akrilat dan DVE-3
dengan CHVE eter, menentukan
atau HBVE.
Komposisi
menghasilkan lapisan dengan kestabilan termal lebih tinggi dibanding campuran
akrilat dengan vi nil eter, dan derajat ketidakjenuhan
kestabilan termal polimer. Oligomer epoksi akrilat dan polipropilen
dengan monomer vinil eter mempunyai I suhu awal dekomposisi vinil eter mempunyai 2 suhu awal dekomposisi termal.
campuran
monomer
vinil
glikol diakrilat dalam caJ11purannya
termal sedangkan campuran
uretan akrilat dengan
ABSTRACT THERMOGRAVIMETRIC ANALYSIS OF THE POLYMER ACRYLATE -VINYL ETHER MIXTURE CURED BY RADIATION. An experiment on thermal stability of the polymer acrylate -vinyl ether mixture cured by radiation have been done using thermogravimetric anac.Iysis. Three kinds of acrylic oligomers i,e., epoxy acrylate, urethane acrylate, and polypropylene glycol diacrylate, and vinyl ether monomers i.e., triethy~e ~I divinyl ~t_he.r(DYE-3), 1,4 -cyclohexane dimethanol divinyl ether (CHYE), and butanediol monovinyl ether (HBVE)-were used in the experiment. Reaction was taken via radical and cationic polymerisatiQ!J.In case of cationic polymerisation, diphenyliodonium hexafluorophosphate totoinisiatOr was used in the formulation. Thermogravimetric analysis was conducted in a nitrogen atmosphere at a flow rate of 40 mVminute with a constant heating rate 10 °C and evaluation range were done from 25 to 500 °C. The results of thermogravimetric analysis showed that acrylate and DYE-3 mixture produced the polymer films with higher thermal stability than the mixture of acrylate with CHYE or HBYE. The composition of acrylate -vinyl ether mixture and degree of unsaturation of vinyl ether monomers influenced the thermal stability of polymer. The mixture of epoxy acrylate -vinyL ether and polypropylene glycol diacrylate -vinyl ether have I initial decomposition temperature whereas the urethane ~crylate -vinyl ether mixture has 2 initial decomposition temperatures.
PENDAHULUAN Pada umumnya ballaD pelapis radiasi didasarkan pada molekul-molekul yang mengandung gugus fungsional akrilat karena kecepatan pengeringannya ("curing") yang tinggijika diiradiasi berkas elektron atau sinar-UV. Menumt GOLDEN [I), hampir 95 % ballaD pelapis radiasi merupakan senyawa akrilat, daD polimerisasi berlangsung melaiui reaksi ikatan silang radikal bebas. Sistem bahan pelapis yang mengandung monomer akrilat sebagai diluen mempunyai beberapa kelemahan karena monomer ini mempunyai bau yang tajam, toksik; serta menyebabkan iritasi. Salail satu diluen reaktifyang mempunyai sifatiritasi dan toksisitas rendah jika dibandingkan monomer akrilat adalah monomer vinil eter. Reaksi antara oligomer akrilat
dengan monomer vinil eter dapat berlangsung melalui polimerisasi radikal, kationik, atau hibrida. Beberapa peneliti telah mempelajarireaksi atltara oligomer akrilat dengan monomer vinil eter, baik dari segi kinetika, mekanismereaksi,maupunsifat fisik dan mekaniklapisan basil iradiasi[2-4J.Oalamaplikasinyasifat lapisanpolimer yang dipakaisebagaibahanpelapispermukaanharnsdapat melindungi permukaanbahan dari pengaruh luar yang bersifat merusak,misalnyagesekan,panas,cuaca,bahan kimia danlain-lain. Penekanan perlindunganini tergantung pada keadaan yang dialami bahan tersebut selama pelnakaiannya.Beberapaproduk tertentu misalnya mebel dapur, 'printed circuit boards", retlektor,sel matahari,dan semua produk pelapisan yang mengalami pemanasan selama pemakaiannya, memerlukan lapisan yang
Pene/itiandan PengenwanganAp/ikasi Isotopdan Radiasi. /998
mempunyai kestabilan termal yang tinggi. Analisis termogravimetri merupakan metode yang paling penting untuk mempelajari kestabilan termal polimer. Dalam penelitian ini dipelajari sifat termallapisan polimer campuran oligomer akrilat daDmonomer vi nil eter basil "curing" menggunakan radiasi berkas elektron. Adapun oligomer akrilat yang dipakai adalah epoksi akrilat, uretan akrilat, daD polipropilen glikol diakrilat, sedangkan monomer vinil eter yang dipakai adalab trietilen glikol divinil eter, 1,4 -siklobeksan dimetanol divinil eter, dan butandiol monovinil eter.
BAHAN DAN METODE Bahan. Tiga macam oligomer akrilat yaitu epoksi akrilat, uretan akrilat, daD polipropilen glikol diakrilat masing-masingdengankodeEA-I020, U-200AX, daDAPG700 produksi Shin-Nakamura Chemical Co., Ltd. Jepang. Trietilen glikol divinil eter, I,4-sikloheksan dimetanol divinil eter daD butandiol monovinil eter, masing-masing dengan nama komersial Rapi-Cure DYE-3, Rapi-Cure CHYE, daD Rapi-Cure HBYE serta buatan International Specialty Products, Amerika Serikat. Fotoinisiator kationik garam difenilliodonium heksafluorofosfat (Ph2IPF 6) diperoleh dati TRCRE -JAERI, Takasaki, Jepang. Struktur kimia, berat molekul, dan fungsionalitas oligomer akrilat daD monomer vinil eter disajikan pada Tabel 1. Sebagai substrat lapisan dipakai plat baja tebal I mm. Alat. Sumber radiasi yang dipakai adalah mesin berkas elektron tipe Curetron Model EBC-300 buatan Nissin High Voltage, Jepang, mempunyai tegangan operasi 300 kV daD arus 100 mA. Analisis termogravimetri dilakukan menggunakan Themogravimetric Analyzer TGA-50 buatan Shimadzu. Percobaan. Komposisi campuran oligomer daD monomer, kondisi iradiasi, dan pembuatan contoh uji lapisan telah diuraikan pada percobaan sebelumnya [4]. Dalam percobaan ini konsentrasi fotoinisiator yang dipakai sebesar 1 % berat dati campuran oligomer daD monomer. Pengukuran dilakukan dalam atmosfer nitrogen pada kecepatan aliran 40 ml/menit, dengan kecepatan pemanasan 10 °C/menit, daD suhu pemanasan maksimum 500 °C. Berat contoh uji antara 4 -6 mg. Data tennogravimetri diperoleh dati gambar hubungan persen pengurangan berat versus suhu.
BASIL DAN PEMBABASAN Suhu dekomposisi termal. Analisis termogravimetri campuran polimer akrilat -vinil eter dilakukan untuk mengetahui pengaruh jenis oligomer akrilat, monomer vinil eter terhadap kestabilan termal lapisan yang diiradiasi pacta dosis tertentu menggunakan radiasi berkas elektron. Pemilihan dosis tersebutdidasarkan pacta sifat fisik dan mekanik lapisan yang dihasilkan pacta penelitian sebelwunya 14). Menurut ClllANG dan ClllANG [5), suhu awal terjadinya dekomposisi termal To dan subu pacta pengurangan berat 10 % (T 10)merupakan faktor
terpenting untuk mengetahui kestabilan termal suatu polimer. Suhu awal terjadinya dekomposisi termal terjadi pada keadaan dimana contoh uji mulai mengalami kehilangan berat secara drastis. Keadaan ini dapat diamati daTi melengkungnya kurva (tennogram) secara mendadak. Semakin tinggi nilai To daD T 10'semakin tinggi kestabilan termal polimer. Campuran Epoksi Akrilat daD Vinil Eter. Gambar I menunjukkan dekomposisi termal campuran epoksi akrilat daD vinil eter. Suhu dekomposisi pada pengurangan berat 10 % (T 10)campuran EA-I 020/ DYE-3 yang diiradiasi pada dosis 20 kGy lebih tinggi dibanding campuran EA-1020 / HBYE yang diiradiasi pada dosis 60 kGy. Campuran tersebut dengan perbandingan 1:1 mempunyai TIO maslng-masing 345,1 °C daD 337,2 DC, sedangkan nilai To adalah 385,9°C daD 389,9°C. Nilai To campuranEA-I020/DYE-3 denganperbandingan 1:1 dan 2:1 adalah 345,1 °C daD 371,4 DC, sedangkan untuk perbandingan yang sarna dengan menggunakan monomer HBVE adalah 337,2 °C daD 345,0 DC.Dengan dosis lebih rendah yaitu 20 kGy, campuran epoksi akrilat dengan DYE3 menghasilkan kestabilan lebih tinggi dibanding carnpumn dengan HBVE yang diiradiasi pada dosis 60 kGy. Monomer DVE-3 mempunyai derajat ketidakjenuhan 2 (difungsional) sedangkan derajat ketidakjenuhan HBVE adalah I (monofungsional). Semakin tinggi deriljat ketidakjenuhan monomer, semakin tinggi densitas ikatan silangnya. Semakin tinggi densitas ikatan silang, semakin tinggi kestabilan termalnya (6]. Reaksi pembentukan kopolimer akrilat -vinil eter lebih banyak terjadi pada perbandingan 2: I dibanding campuran denganperbandingan I: I.. Reaksi antara senyawa akrilat (poliester akrilat) daD monomer DYE-3 dimonitor oleh DECKER dan DECKER (7] dalam penelitiannya menggunakan Spektroskopi RTlR (Real Time Infra Red). Ikatan rangkap hilang pada bilangan gelombang 1628 cm-1dan gugus akrilat hilang padabilangan gelombang 1415 cm-l. Data tersebut memberi informasi bahwa sejak awal reaksi kopolimerisasi antara akrilat daD vinil eter sudah berlangsung, daD kemudian berhenti setelah konsentrasi akrilat dalam sistem sudah tinggal sedikit. Radikal akrilat lebih mudah bereaksi dengan ikatan rangkap akrilat, sedangkan radikal vinil eter hanya bereaksi dengan akrilat. CHA WLA daD JULIAN (8] mendapatkan bahwa dalam sjstem campuran akrilat, mal eat, daD eter, polimerisasi gugus.akrilat berlangsung lebih cepat dibanding campuran maleat -vinil eter. Polimerisasi akrilat lebih dominan dibanding polimerisasi vinil eter. Nilai To carnpuran EA -1020 daDDVE- 3 pada perbandingan 1:1 daD2:1 masing-masing adalah 385,9°C daD 395,1 °c sedangkan campuran EA-I020 daD HBVE dengan perbandingan yang sarna adalah 389,9 °c dan 399,3 DC. Sifat dekomposisi termallapisan campuran epoksi akrilat-vinil eter basil "curing" melalui polimerisasi kationik terdapat pada Gambar 2. Pada dosis yang sarna yaitu 20 kGy, campuran EA-I020 / DYE-3 dengan perbandingan 1:1 daD2:1 nilai TIO masing-masing adalah 186,9°C daD 192,3 DC,sedangkan campuran dengan HBYE nilainya 162,2 °c dan 175,5 DC. Hal ini menunjukkan bahwa campuran epoksi akrilat dengan DYE-3 menghasilkan
Pene/i/iandon Pengembang"nAp/ikasi ls%p don Radiasi. /998
polimer yang lebih stabil dibanding campuran dengan HBVE. Nilai campuran kedua bahan tersebutberkisar antara 382 °C daD 389 °C. Termogram pada Gambar 1 daD 2 memberi informasi bahwa dengan adanya 1 harga To berarti ada 1 kopolimer dengan berat molekul tertentu yang merupakan komponen terbesar dalam lapisan tersebut. Polimerisasi radikal epoksi akrilat menghasilkan lapisan dengan kestabilan termallebih tinggi dibanding polimerisasi kationik. Campuran Uretan Akrilat -Vinil Eter. Dekomposisi tennal campuran uretan akrilat daD vinil eter basil "curing" melalui polimerisasi radikal disajikan dalam Gambar 3. Adanya 2 puncak pacta setiap termogram menunjukkan bahwa sistem campuran U-200AX daD monomer vinil eter menghasilkan 2 komponen polimer terbesar. Nilai suhu awal dekomposisi pertama (To). T.o daD suhu awal dekomposisi kedua (T 0>2 campuran u-2ooAxi DVE-3 (1:1) yang diiradiasi pada dosis 80 kGy masingmasing adalah 268,8, 282,6, clan 363,8 or, sedangkan campuran dengan perbandingan 2: 1, nilainya masingmasing adalah 279,2, 293,8, daD 381,6 or. Pada kondisi yang sarna, lapisan U-200AX daD HBVE menghasilkan polimer dengan nilai (To),' T 10'daD (T 0>2 yang lebih rendah dibanding campuran dengan DVE-3. Gambar 4 menunjukkan dekomposisi termal campuran U-200AX daD vinil eter basil reaksi polimerisasi kationik. Seperti balnya pactapolimerisasi radikal, campuran U-200AX clan vinil eter menghasilkan 2 nilai To. Perbandingan campuran 2: 1 menghasilkan polimer dengan kestabilan termal lebih tinggi dibanding campuran 1:1. Derajat ketidak jenuhan monomer DVE-3 yang lebih tinggi dibanding HBVE menghasilkan campuran dengan kestabilan tennal yang lebih tinggi pula. Campuran Polipropilen Glikol Diakrilat -Vinil Eter. Dekomposisi tennal campuran polipropilen glikol diakrilat (APG- 700) daD vi nil eter hasil reaksi polimerisasi radikal pada dosis 80 kGy disajikan pacta Gambar 5. Baik DVE-3 luaupun CHVE merupakan monomer difungsional sedangkan HBVE adalah monomer monofungsional. Nilai T1O clan To campuran APG-700 / DVE-3 dengan perbandingan 2: 1 masing-masing adalah 322,0 daD 349,8 °c sedangkan campuran dengan CHVE pada perbandingan yang sarna mempunyai T.o daD To lnasing-masing 228,4 daD 349,7 or. Campuran APG-700 / HBVE mempunyai T,OdaD To lebih rendahyaitu 219,9 daD237,1 °C. Demikian juga basil pengukuran dekomposisi tennal campuran APG700 daD vinil eter basil polimerisasi kationik (Gambar 6). Kestabilan tenual campuran basil polimerisasi kationik lebih tinggi dibanding yang dihasilkan melalui polimerisasi radikal. Nilai T,O Campuran APG-700 dengan DVE-3, CHVE, daD HBVE masing-masing adalah 322,6, 334,2,dan 317,1 °c sedangkan nilai To masing-masing adalah 363,0, 367,2, daD 354,4 or. Dengan menggunakan Spektroskopi RTIR, DOUGHERTY daD CRIVELLO [9], mempelajari fraksi-gel basil "curing" polimerisasi kationik beberapa monomer villil eter. Disimpulkan bahwa vinil eter dengan rantai utama hidrokarbon seperti CHVE clan HDDVE (heksandiol divinil eter) mempunyai reaktivitas yang tinggi karena tidak ada eter nukleofilik dalam monomer. Hal ini diketahui dari berkurangnya penyerapan IR pactabilangan
gelombang 1635 cm-l dengan cepat selama reaksi polimerisasi.
KESIMPULAN Hasil pengukuran analisis termogravimetri terhadap polimer campuran akrilat -vinil eter dapat disimpulkan sebagaiberikut. I. Kestabilan termal polimer campuran oligomer akrilatmonomer trietilen glikol divinil eter (DYE-3) atau 1,4siklotleksan dimetanol divinil eter (CHYE) lebih tinggi dibanding campuran dengan butandiol monovinil eter (HBVE). Komposisi campuran akrilat -vinil eter menentukan kestabilan terrnal polimer yang dihasilkan. 2. Campuran epoksi akrilat -vi nil eter daD polipropilen glikol diakrilat -vinil eter menghasilkan I macam kopolimer sedangkan campuran uretan akrilat -vinil eter menghasilkan 2 macam kopolimer yang merupakan komponen terbesar daTi berbagai jenis polimer yang dihasilkan. Hal ini dapat diketahui dari jumlah suhu awal terjadinya dekomposisi termaJ.
UCAPAN TERIMA KASIB
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Jepang yang telah memberi dana penelitian melalui "Science and Technology Agency ExchangeProgram" dan seluruh star di Takasaki Radiation Chemistry Research Establishment, JAERI, Takasaki, yang telah membant:upenelitian ini hingga selesai.
DAFTARPUSTAKA GOLDEN,R, "Overviewandtrendsin radiationcuring technology", ProceedingsRadTech Europe '89, Florence(1989) 11. 2. LAPIN, S. C., NOREN, G, K., and ZAHORA, E, P., " Non-acrylate UV curable wood coatings", Proceedings of RadTech North America '94, Vol. I Orlando (1994) 621. 30 ANSELL, Jo Mo, " Safety assesment of a new reactive diluent: Triethylene glycol divinyl ether ", Proceedings of RadTech North America '90,
Northbrook(1990). 4 DANU, S., daDSASAKI, T., "Sifat fisik daDrnekanik carnpuranakrilat -vinil eteryang diiradiasi berkas elektron", Perternuan llrniah Penelitian daD Pengernbangan Aplikasi Isotopdan Radiasi 1996/ 1997,Jakarta(1997),beturnditerbitkan. 5. DANU, S., SUNDARDI, F., TRIMULYADI, G., KICKY, L. T.K., ANUNARNI, A., daDDARSONO, "Radiation curing of commercial acrylate and polyesterbasedcompound for surface coating",
Penelilian dan Pengenlbangan Aplikasi ISOIOpdan Radiasi, 1998
Proceedings First Indonesia-JICA Polymer Symposium Cum -Workshop, Research and DevelopmentCentre for Applied PhysicsLIPI and JapanInternationalCooperationAgency,Bandung
9. THALACKER, V.P., and BOETTCHER, T.E., Radiationcuring for thennal stability, Radiation
(1989) 160.
10. DECKER, C., and DECKER, D., "Kinetic and mechanisticstudyof the UV-curing of vinyl ether basedsystems",Proceedingsof RadTechNorth America '94, Vol. I Orlando (1994)602.
6. DANU, S., MARSONGKO, M., daD SUMARTI, M., "Karakterisasi film prapolimer akrilat Synocure 3131 basil iradiasi berkas elektron", Proceedings Setninar Sains daD Teknologi Nuklir, Bandung (1994)347. 7. DANU, S.,and MARSONGKO, M., "Effect of acrylate monomerson thermal stability of electronbeancured polyester acrylate", Proceedings Second ASEAN -JAPAN Symposium on Polymers, Bandung (1992) 165. 8. CHIANG, W. J., and CHIANG, W. C., Condensation polymerization of multifunctional monomersand properties of related polyesterresins,J. Of Appl. Pol. Sc.~ 6 (1988) 1433.
Curing, November (1985) 2.
II.
CHAWLA, C. Po,and JULIAN, Jo Mo, "Photocopoly merization behaviour of vinyl ether, maleate, and acrylate systems", Proceedings of RadTech NorthAmerica '94, Volo I Orlando (1994) 6170
12. DOUGHERTY,J. A., JURZAK, E. E., VARA,F. J., and BURLANT, W. J., "Vinyl ethers: Key monomers for radiation curable coatings", Proceedingof RadTechAsia '93, Tokyo (1993) 106.
Pene/ilian don Pengemban~anAp/ikasi
Tabel
lsOIOp don Radias;. /998
Struktur kimia, berat molekul, daD derajat ketidak jenuhan oligomer akrilat daD monomer vinil eter
Bahankimia
Strukturkimia
Epoksi akrilat (EA-IO20)
OH OH
0
0
Berat molekul
Derajatketidakjenuhan
520
2
2720
2
808
2
CH2=CH-C-O-C~-CH~R-CH-CH2 -O-C-CH=C~ CH)
R=
0
-0-~
fj
-c -
0
~
fj
-o-CH 2-CH-C~"'2
CH)
OH
Uretanakrilat
(U-200AX) Polipropilen glikol diakrilat (APG-700) Trietilen glikol divinil eter
c~
c~
CH2=CHCOO-(CHC~O)m-(C~CHO)n-OCCH=C~ ill + n = 12
CH2=CH-(O-C~ -CH2)3-0 -CH=C~
202
(DYE-3) 1,4- Sikloheksandimetanol divinil eter (CHVE) Butandiol 1110novinil eter
(HBVE)
CH 2=CH -0
-CH
2
-CH
2
-C~-"2 -CH
2
-OH
166
2
126
1
Pene/illan dan Pengembangan Ap/ikasi Isotop dan Radiasi. 1998
0
~
~ --~ '-'""""'--~_.'- -'
'---
~
10
~
-
r-
::..-:..:
-.-~
"',~ """ '" ,, , \l ~ ~ .~ .~,
25
.t.)
~
~\
J4 I)
,g
~ ~
-.
~.
~ J4 ~bI ~ t)
~
50
75
EA-l0'CJ/DVE-3
:
1,/1
; 20 kGy
EA-l0ZO/DVE-3
:
2/1
;
EA-l0a:J/HBVE
:
EA-"10a:J/HBVE :
1/1
2-1 kGy
~
i 60 kGy
2,'1 ; 60 l..Gy 400
100 100
..:.:
1
500
300
aJO
Suhu. °c Gambar
Dekomposisi tennal polimer campuran epoksi akrilat- viml eter basil reaksi polimerisasi radikal. Kecepatan pemanasan : 10 °C/menit. Kecepatanaliran N2 : 40 mVrnenit.
Q.
"""~
~
'-'
-~',
,.
"
~
\
" " '":\. \ \
.\~ ,
',~\ .\
'\ \\ \ \
.~\,
.,\\
~,~,
'~,
" ~"--
EA-10ZJ/DVE-3 : 1/1 EA-10ro/DVE-3 : 2/1 EA-1020/HBVE : 1/1 100
---EA-1020/HBVE
100
I
: 2/1
200
300
400
Gambar 2. Dekomposisi termal polimer campuran epoksi akrilat -vinil eter basil reaksi polimerisasi kationik dengan konsentrasi fotoinisiator PhzlPF61 %, pada dosis 20 kGy. Kecepatan pemanasan : 10 DC/menit. Kecepatan aliran N2 : 40 rnI/menit.
Penelihon don Pengen,bongon Aplikasi 1..0Iop don Radiasi. J 998
0 10
"" - 25 .to' ~
.
~,
-..
~\
.c
\'
50
=
~ c
~ ~ ~
. ~
Q
\'\ \'
.\\
~, \
.~, ~. \
U-200AX/DVE- 3 : 1/1
75
~
100
U-2'JOAX/DVE-3: U-200AX/HBVE:
2/1 1/1
U-J)OAX/HBVE:
2/1
100
~
'-. c,.:. 0:---:
200
400
300
Suhu,
500
DC
Gambar 3. Dekomposisi termal polimer campuran uretan akrilat -vinil eter basil polimerisasi radikal pada dosis 80 kGy. Kecepatan pemanasan : 10 °C/menit. Kecepatan aliran N2 : 40 ml/menit.
0
"-~=-;-:;::-;":::-:-
--
10
.
- -.-
-..';';-~
"- -:
.--,,0,
~
..., ~
'.--
25
;
"'"",'.",
"'
.. &>
'",
.0
C
~
",\
~ 50 ~ .oj
.
""
~
~
~
U-~OAX/DVE-
75
3 : 1//1
U-6JOAX/DVE- 3 : 2/1 _0_0_0
u-rooAX/HBVE
---U-roOAX/HBVE
:. 1/1
: 2/1
100 00
~O
300
400
500
°c Gambar 4. Dekomposisi tennal polimer campuran uretan akrilat -vinil eter ha~il polimerisasi kationik dengan konsentrasi fotoinisiator Ph}PF ()1 %, pada dosis 80 kGy. Kecepatan pemanasan : 10 °C/menit. Kecepatan aliran N2 : 40 ml/menit.
~ Suhu.
Peneliliondon Pengembongon Aplikasi lsolop don Rodiasi,1998
0 ~
-~~
---~,
-~
~
-'-.
- --
-._~.
~
,
~'
~ ~
~
~
.
.\~ \.
.\~
~
.
4)
.0
C
~ ~
~ ~
\'.\
~ ~ lag
\\
c
~ \""
.~
t)
P4
APG-700/DVE-3
75 -'_0-
:
APG-700/CHVE
:
APG-700~IBVE
:
100
3)0
2/12/12/1
\ '
~~---
' .~~
.~
"~._~.=.:
100 300
400
500
Suhu. DC Gambar 6. Dekomposisi termal polimer campuran polipropilen glikol diakrilat .vinil fotoinisiator Ph2IPF6 1 %, pada dosis 20 kGy. KecepataIl pemanasan : 10 °C/menit. Kecepatan aliran N2 : 40 mVmenit.
eter dengan konsentrasi
Peneliliandon Pengembangan Aplikasi lsotop don Radiasi,/998
DISKUSI SUTARMAN 1. Apakahyangdimaksuddenganatmosfernitrogen? 2. Mengapa campurantersebutharus ditambahPh2IPF 6' karena menurut pengetahuan saya fotoinisiat()r digunakanpactamesinultraviolet? Mohonpenjelasan. SUGIARTO DANU Atmosfer nitrogen lnaksudnya prosesberlangsung dalam keadaan dilingkungi oleh gas nitrogen denganjalan mengalirkan gas nitrogen, yaitu pada proses "curing" lapisan daD pada saat pengukuran kestabilan termal dengan TGA. Fotoinisiator Ph2IPF6 dipakai pada penelitian ini untuk membandingkan sifat termal lapisan basil "curing" denganmekanisme polimerisasi rndikal daD polimerisasi kationik. Tanpa fotoinisiator, mekanisme melalui polimerisasi radika.I, sedangkan mekanisme melalui polimerisasi kationik jika ditambah fotoinisiator. Fotoinisiator kationik dapat digunakan dengan radiasi berkas elektron karena menurunkan dosis yang diperlukan Ulltuk "curing".
2. Penelitianini lebih menekankanpadakestabilantennal terhadap perubahansuhu. Dapat juga pengukuran dilakukan dengankestabilantennal padasubukonstan (pengukuranisotermal). RAHA YU Ch. 1. Apakah basil penelitianAnda ini sudah diaplikasikan ke industri sebagaibahanpelapis pennukaan? 2. Desainpenelitian yang sarna,apakahbisa digunakan oligomer daDvinil eter produksi lokal, supaya lebih ekonomis? Contohnyadi Jepang. SUGIARTODANU I. Penelitian ini sudahdiaplikasikan oleh beberapa industri kertas daD plastik, tetapi tidak terlalu banyak daD bahan pelapis ini lebih cocok untuk pelapisanbahan yang lentur (fleksibel). 2. Dengan desain penelitian yang sarna, oligomer daD monomer vi nil eter akan lebih ekonomis jika menggunakanproduksi loka!, tetapi sepengetahuankami belurn ada produksi lokal.
MARGA UT AMA
GATOT TRIMUL Y ADI
1. Mengapa T 10yang dibandingkan, bukannya T50.Apa dasar pemikirannya ? Mohon penjelasan. 2. Biasanya dengan mengetahui T 50akan dapat dihitung waktu pamh (setengahkellilangan berat). Apakah waktu kehilangan berat diteliti 1
Dari basilpenelitianAnda,jika akan diaplikasikan ke substratapayang terbaik,kayu, logam,ataukertas,atau dapatdipergunakandenganbaik untuk semuasubstrat?
SUGIARTO DANU
Senyawavinil eter lebill tepatuntuk ballan-bahan yang fleksibel, misalnya kulit, kertas, plastik, dll. Jika dicampurdenganakrilat senyawavinil eter menghasilkan lapisandengansifat diantara sifat senyawaakrilat (keras, kuat, dan tallan terhadapbahankimia) dan sifat vinil eter (ulet danlentur). Salahsatusifat yang menonjolvinil eter adalahadesiyang baik terhadaplogam karena kontraksi bahantersebutrelatif kecil dibandin~senyawaakrilat.
T.o dan To dipelajari berdasarkan teori dari CHIANG daD CHIANG, pustaka (5). To suhu yang paling penting
untuk
menentukan kestabilan termal karena
menunjukkan kestabilan termal kopolimer yang merupakan komponen terbesardalam campuran tersebut.
SUGIARTODANU