EDISI 84 – 2 Juni 2010
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
1
EDISI 84 – 2 Juni 2010 Penasihat: - Pdt. Moldy Mambu - Pdt. Noldy Sakul - Pdt. Sammy Lee Pemred: Handry Sigar Wapemred: Willy Wuisan Sekretaris: Janette Sepang HRD: Herschel Najoan
Bendahara: Yoshen Danun General Controller: Denny Kalangi
Manager Produksi: Osvald Taroreh
Editor Handry Suwu, Pdtm. Davy Politon, Pdt. Sammy Lee, Wayne Rumambi, Royke Sundalangi, Jufrie Wantah, John Taebenu, Handry Sigar, Yoshen Danun, Alfa Tumbuan Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap Kolom Renungan Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie Panambunan, Pdt. Raymond Lohonauman Rubrik Kesehatan dr. Harold Manueke, dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean, dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip, Yance Pua, Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah Rubrik Roh Nubuat Pdt. Allan Pasuhuk, Pdtm. Roy Pitoy, Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Robert Walean, Pdt. Kalvein Mongkau Rubrik Pathfinder Pdt. Dale Sompotan, Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green Mandias Rubrik Pionir Pdt Davy Politon, Pdt E. Takasanakeng Rubrik Ragam Tommy Manawan, Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen Mangkey Rubrik Kesaksian Meilien Makahekung, Fredy Losung, Agustine Lureke, Harold Somba Rubrik Biblical & Theological Pdt. Swineys Tandidio Motivational Words Peggy Iskandar-Wowor Inspirational Story Bredly Sampouw Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap, Pdt. Larry Windewani, Pdt. Ronell Mamarimbing Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan, Freddy Kalangi, Pdt. Harold Oijaitou, Samuel Rorimpandey, Herold Heydemans, Alma Kumaat, Belly Wungkana, Pdtm. Dave Tielung, Jimy Moedjahedy, Brayn Mamanua, Stanly Keles, Pdtm. Ressa Liwe Web Master Nielson Assa
BAIT MINISTRY Visi: Menyebarkan pekabaran tiga malaikat khususnya di Indonesia Kawasan Timur dan untuk mempersiapkan umat pada kedatangan Kristus yang kedua kali Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia Kawasan Timur mengusahakan mendorong berkembangnya pekerjaan Tuhan secara maksimal melalui berbagai bidang pelayanan
Dartar Isi
Hal
[1] COVER
1
[2] DAFTAR ISI
2
[3] EDITORIAL
3
[4] RENUNGAN
4
[5] OPINI
7
[6] PIONIR
8
[7] PATHFINDER
10
[8] INSPIRATIONAL STORY
12
[9] KESAKSIAN
13
[10] TANYA JAWAB
15
[10] ARTIKEL
16
[11] KELUARGA
20
Biro: Philipina David Bindosano Manado Jeiner Rawung Mikael Terok, Janet Ngantung Papua Govert Waramori, Noldy Abraham Maluku Utara Erwin Wuisan Sulawesi Tengah Christian Siwy, SulSelBar & Tenggara Pdt. Steven Salainti, Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng Ambon Mario Lekatompessy Timor Leste Hengki Kambey Ratahan Refli Ompi
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
2
EDISI 84 – 2 Juni 2010
PILIHAN Oleh Pdt.Moldy R Mambu Minggu kemarin terjadi beberapa perpisahan yang menjadi komsumsi publik. Sri Mulyani 47, menteri keuangan terbaik Asia versi majalah Euoromoney berangkat ke Amerika untuk menduduki jabatan baru sebagai Direktur pelaksana Bank Dunia. Berbagai acara perpisahan dihadirinya yang walau berhias air mata tapi dengan wajah tersenyum beliau mengatakan, “saya happy”, barangkali happy setelah lepas dari sekian lama berseteru dengan sejumlah anggota Dewan dan digedor terus-menerus oleh politikus menyodok langkah penyelamatan Bank Century yang dinilai bermasalah. Berpisah dengan kerabat dan keluarga terjadi juga kepada Alterina Hofan (32). Alter berangkat ke rumah tahanan perempuan Pondok Bambu minggu kemarin disambut keheranan para sipir. Soalnya, kendati dia berpenampilan pria tapi diberita acara jenis kelaminnya tertulis perempuan. Karena tidak pernah menstruasi dan berpenampilan pria kemudian Alter di kirim ke Cipinang tempat tahanan pria. Disinipun ditolak dengan alasan Alter diperintahkan ditahan di Pondok Bambu. Alter berpisah dengan istri dan kerabatnya karena dituduh memalsukan jenis kelamin dari perempuan menjadi laki-laki. Perpisahan adalah bagian dari kehidupan. Bagai Im dan Yang, dua unsur berlawanan yang selalu menyertai manusia, ketika terjadi pertemuan maka ujungnya sudah pasti menunggu perpisahan. Mau atau tidak mau kodrat kehidupan ini akan dilakoni dan dijalani. Mereka yang jeli tentang kemutlakan soal datang dan pergi ini akan bijak memetik hal-hal positif. Bahwa negeri abadi yang tidak ada perpisahan lagi hanyalah di kerajaan Surga. Selama masih di dunia yang fana maka semua akan ada ujungnya termasuk umur manusia. Sri Mulyani, doktor ekonomi dari University of Illinois, Amerika Serikat dan juga mantan menteri Koordinator Pereknomian berangkat ke posisi baru dengan mendapat banyak acungan jempol. Di masa beliau bertugas, ia dianggap Menteri Keuangan andal dan lurus memerangi korupsi. Wanita kelahiran Lampung ini mempelopori reformasi birokrasi Kementerian Keuangan. Dia berusaha membersihkan Direktorat Jenderal Pajak serta Bea Cukai, dua lembaga yang kerap disebut sarang penyamun dengan memecat ratusan orang pegawai lantara korupsi. Prestasi Sri Mulyani diakui dunia sejak menjadi orang penting di Dana Moneter Internasional. Banyak hal perobahan mengagumkan telah dilakukannya sehingga terpilih pada deretan 100 wanita berpengaruh di dunia. Walau ada yang menghujat tetapi masyarakat umum mengetahui kemampuan dan integritas seorang Sri Mulyani yang berpisah dengan tanah airnya membawa nama besar Indonesia. Banyak perpisahan disekitar kita. Ketika meninggalkan tempat kerja yang lama ke tempat kerja yang baru, berhenti dari suatu jabatan atau posisi karena pensiun, juga karena dipromosi atau karena hal yang lain sebuah pertanyaan yang kerap muncul, apa yang telah dilakukan selama menjabat, selama memegang power ataupun selama melayani? Ketika Yosua akan berpisah dengan bangsanya menuju kematian, disaksikan semua mata dalam suatu acara perpisahan yang mengharukan, ia menyatakan sikap sekaligus pilihan untuk mengikut Tuhan. Tanpa ragu dengan batu menjadi saksi ikrar itu diucap “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN”. Yosua 24:15 Minggu ini majalah kesayangan anda tampil dengan berbagai tulisan yang dikemas khusus untuk melayani seluruh pencinta Bait. Banyak pilihan terbentang dihadapan kita namun sebaiknya memberi “Hanya yang terbaik” kepada Tuhan seperti ulasan Bruce Sumendap dikolom Opini. Pendeta Senior Sammy Lee dari Australia mempertegas keberadaan GMAHK dengan renungan Mengapa Harus ada Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Disamping itu Pdt. Kalvein Mongkau mengetengahkan semangat pionir ketika Jemaat Ongkaw dimulai. Kolom yang diminati para pemuda Pathfinder diisi oleh Pdt. Jacky Runtu sementara Bredly Sampouw dan Jeiner Rawung menulis cerita inspirasi dan kesaksian. Kolom yang selalu dinanti yang membawa pencerahan bagi pembaca adalah ruang tanya Jawab, Doctoral student Pdm. Ronnel Mamarimbing mengupasnya dengan lugas. Bagian pertama ditutup oleh artikel doktrin oleh Pdt. Dr. Hens Sumendap dan kebahagiaan keluarga oleh penulis yang selalu senyum Yance Pua. Pada bagian kedua berbagai berita penarikan jiwa dan pertemuan serta evangelisasi kiranya akan mendorong kita untuk memilih berbuat yang terbaik untuk Yesus Kristus.
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
3
EDISI 84 – 2 Juni 2010
MENGAPA HARUS ADA GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUH? Oleh : Pdt Sammy Lee Gerakan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh kita semua yakin adalah suatu pergerakan yang direncanakan dan dinubuatkan oleh Tuhan sendiri. Tapi apakah kita semua sadar bahwa kecuali kita memenuhi rencana dan tujuan Tuhan mendirikan organisasi ini dan memanggil kita keluar dari dunia dan organisasi-organisasi lainnya (baca : kandang-kandang lain), maka kita sudah membuang waktu , dana dan daya. Lebih baik kita gunakan tenaga kita, talenta kita dan harta kita untuk membantu gereja lain yang sudah ada yang melakukan tugas pengabaran Injil kepada dunia. Kita semua setuju bahwa nubuatan tentang Gereja kita ini terdapat didalam Wahyu 14:6-12. Yang pertama dan terutama dari 3 topik pekabaran yang penting diakhir zaman yang harus ada dipundak kita dan diserukan kepada dunia dengan suara nyaring dan tidak malu-malu dan ragu-ragu atau semangat yang melempem adalah terdapat dalam ayat 6,7: “Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air. " Tanpa pekabaran yang pertama ini, tidak perlu ada pekabaran malaikat yang kedua dan ketiga. Pekabaran malaikat yang pertama mencakup dua topik maha penting. Yesus sebagai Hakim Yang Adil sudah memulaikan Pehukuman di Kursi Pengadilan Sorga. Dan yang kedua, Amanat Agung Pencipta kepada manusia diseluruh dunia, untuk menerima Dia sebagai Pencipta, lengkap dengan Tanda pengenalan dari otoritasNya sebagai Penguasa Alam semesta dan hakNya untuk menuntut kita mengadakan penyembahan kepadaNya dalam cara yang benar dan tepat, yaitu pada hari Sabat hari yang ketujuh. Ini adalah satu misi yang unik, dan belum ada gereja yang lain yang bisa mengaku telah melakukannya seperti kita. Misi ini tidak bisa disembunyikan atau diabaikan, atau dijadikan sebab yang kedua untuk keberadaan kita. Ada gereja-gereja lain yang menjanjikan Sukses atau Kemakmuran. Sama seperti kelentengkelenteng dan kuil-kuil agama lain, mereka juga mengutamakan Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry 4
janji atau jaminan Sukses, Makmur, Berhasil secara Materi, dan juga perasaan. Kalau menjadi anggota mereka diimingi Sukses dalam bisnis, akan Makmur secara keuangan, lebih berhasil dalam segala bidang dan bahagia dan hokie tanpa batas dan tanpa akhirnya. Misi kita bukan menjaminkan Sukses yang diatas, tapi sebaliknya menghimbau manusia untuk Takut, Gentar, Bertobat dan merasa Hancur Hati dan tertusuk oleh Roh Suci. Ini sama dengan yang diperintahkan oleh Yesus dan murid-muridNya dulu. Bertobatlah kamu karena Kerajaan Sorga sudah akan tiba. Kita adalah umat pada saat pehukuman dunia dilakukan diakhir zaman. Dari namanya saja, jemat Laodikea, yang artinya “menghakimkan umat/judging the people” sudah seharusnya kita lihat dengan jelas bahwa gerakan ini adalah muncul tepat pada waktunya dan dengan misi yang tepat pula. Pekabaran tentang hari pehukuman ini, sama seperti pada zaman dahulu dizaman bani Israel, yaitu menjelang hari Grafirat atau Pehakiman, harus menyebabkan kita sadar, memeriksa diri dengan gentar dan ketakutan, bukannya merasa puas, nyaman dan angkuh. Hari raya Grafirat ini dirayakan dengan khidmat setiap tahun bersama dengan 6 Sabat bayangan lainnya seperti diperintahkan Tuhan dalam Imamat 23. Ketujuh hari raya ini adalah merupakan bayangan kedepan atau nubuatan yang dipentaskan sebagai sebuah drama untuk memperingatkan kepada umat manusia mengenai rencana keselamatan yang ajaib dari Tuhan. Empat diantaranya terjadi dizaman rasul-rasul, yaitu Hari Raya Paskah, Hari Raya Roti Tak beragi, Hari Raya Buah Sulung, dan Hari Pentakosta. Ini semuanya terjadi pada minggu penyaliban Yesus, pada tanggal 14, 15 dan 16 bulan Nisan yang jatuh diantara bulan Maret dan April calendar internasional. Yang keempat adalah hari Raya pentakosta yang jatuh 50 hari kemudian setelah Hari Raya Buah Sulung pada tanggal 16 bulan pertama tahun Yahudi itu. Itu semuanya sudah berlalu dan digenapi. Yesus adalah Domba Paskah yang dikorbankan karena dosa kita. Sudah digenapi di kayu salib. Hari Rata Roti Tak Beragi membayangkan Yesus yang tanpa dosa, mati dan dikuburkan, istirahat dalam kubur dihari Sabat minggu itu, dan disusul dengan pada keesokan harinya, hari pertama dalam minggu, atau hari Minggu ketika Dia bangkit dari
EDISI 84 – 2 Juni 2010
kematian sebagai buah sulung dari kebangkitan yang akan menjaminkan semua pengikutNya walaupun sudah mati, akan dibangkitkan kelak. Hari Raya Pentakosta, hari kelima puluh, adalah merupakan hari penuaian besar hasil dari pekerjaan Yesus dan murid-muridNya selama 3 ½ tahun dalam pelayanan mereka. Tetapi ada 3 hari perayaan lagi yang juga termasuk sabat bayangan itu, yang belum digenapi dizaman rasul-rasul tapi akan digenapi menjelang akhir zaman, yaitu Hari Raya Sangkakala, Hari Raya Grafirat dan Hari Raya Pondok Daun-daunan. Disinilah tampak kehebatan tipu daya setan. Justru yang sudah lalu itu yang dikatakan tidak perlu lagi kita peringati yaitu Paskah, Kematian, dan Kebangkitan serta hari Pentakosta, malah diperingati terus oleh orang Kristen didunia ini, tapi tiga yang belum terjadi dan penting bagi kita yang hidup diakhir zaman, justru dilupakan dan diabaikan. Ketika pesta itu adalah Hari Raya Nafiri, atau Sangkakala, Hari Raya Grafirat, dan Hari Raya Pondok Daun-daunan. Ketiga Hari Raya yang jatuh pada bulan Tishri atau Oktober dalam perhitungan kelander internasional, itu menunjukkan pada saat terjadinya Kebangunan Rohani besarbesaran di Eropah dan Amerika. Hari Raya Nafiri itu dilakukan 10 hari sebelum hari Grafirat atau Pehukuman, yaitu dimulaikan pada tanggal 1 bulan ketujuh, Tishri. Ini disusul 10 hari kemudian dengan Hari Grafirat atau Yom Kippur, dan seminggu kemudian dengan Hari Raya Pondok Daun-daunan. Dua dari ketiga pesta perayaan yang terakhir itu digenapi waktu terjadinya gerakan pembangunan rohani oleh William Miller dan pengikutnya di Amerika, didahului oleh seruan yang dilakukan oleh Manuel Lacunza, seorang paderi Katolik Jesuits di Amerika Latin, yang mengarang buku yang meramalkan kedatangan Tuhan Yesus disekitar tahun 1843/44. Ini juga telah digemakan oleh seorang paderi Yahudi dari Gereja Anglican di England, yaitu Joseph Wolff. Dan yang ketiga adalah oleh William Miller. Perayaan Hari Grafirat atau Hari Pehukuman itu digenapi dengan dimulaikannya Pemeriksaan Pengadilan di Sorga oleh Tuhan sendiri yang berlangsung sampai pada hari ini. Tapi justru kedua perayaan yang sangat penting bagi kita yang hidup dizaman ini berhasil dikelabui oleh setan sehingga tidak ada gereja-gereja lain yang menghiraukannya. Bahkan gereja Masehi Advent Hari Ketujuh pun banyak yang meragukan kebenarannya akibat kegoncangan yang terjadi disekitar tahun 1970-an oleh Dr. Desmond Ford. Sekarang kita sedang menunggu tibanya penggenapan nubuatan dalam bentuk drama perayaan pesta Pondok Daun-daunan yang mempunyai fungsi ganda, menunjuk kepada pengalaman umat Israel di padang belantara, dan kepada pengalaman umat Tuhan yang selamat dalam suatu saat retreat Seribu Tahun di Hotel Yerusalem Baru yang disorga. Pada akhir Pesta Rohani Akbar dan paling panjang itu, Hotel bersama dengan tamu-tamu, staff pegawainya dan pemiliknya akan turun keatas dunia ini, dimana Hotel itu akan menjadi bangunan Administrasi Pemerintahan Semesta Alam, dan sekaligus tempat berkumpul untuk Ibadah Agung setiap Sabat hari ketujuh dan setiap bulan baru untuk selamanya didunia yang diperbaharui nanti. Gereja ini sudah dibangunkan untuk mempersiapkan umat manusia untuk waktu yang genting dan penting menjelang ambruknya peradaban dan kehancuran kerajaan dunia ini. Orang harus datang ke gereja ini bukan karena akan merasa damai sentosa, nyaman nikmat dan terhibur, tapi tergugah, berdukacita dan hancur hatinya. Acara-acara nyanyian digereja kita harus terutama sekali menjadikan kita merasa “low”, rendah, lemah dan penuh kekurangan kebalikannya dari “high”, merasa ditinggikan, kuat dan penuh keberhasilan, keberhasilan dan kesadaran positif yang tinggi. Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
Kita harus merasa hancur dan remuk menjatuhkan diri pada Batu Karang, kalau tidak mau menjadi habu duli yang lumat ditimpa Batu itu nanti kalau Dia datang dan kita belum bertobat dengan sesungguhnya, mati didalam dosa-dosa kita dan bangkit kembali menjadi makhluk-makhluk yang baru didalam Dia dan bimbingan RohNya semata-mata. Sesudah kita dihancurkan oleh kenyataan kasih dan rahmatNya, dan menyerahkan hidup kita sepenuhNya untuk patuh dalam segala hal karena perasaan bersyukur dan cinta kita kepadaNya, maka barulah kita akan mengalami suka cita yang sebenarnya, bukan karena kenyataan bertambah limpah ruah harta kita didunia ini, tapi karena yakin dan pasti bahwa kita telah meletakkan harta yang tak dapat dicuri atau berkarat dan ambles karena inflasi, tapi sebaliknya akan membawa keuntungan 100 X lipat, atau 10.000 % daripada yang kita investasikan, didunia ini, dan jaminan kehidupan kekal disorga dimana kita menjadi ahli waris dari harta kekayaan Raja dan pemilik semesta alam sekalian. Suatu jaminan pengembalian keuntungan yang tidak akan dapat ditandingi bank atau perusahaan manapun didunia ini. Tapi setan tidak akan tinggal diam berpeluk tangan berpangku kaki. Dia akan melakukan segala sesuatu dengan giat dan usaha yang berlipat kali ganda justru pada zaman mendekati kesudahan ini. Dia akan mengadakan ancaman, serangan, fitnahan dan dengan segenap kuasa, daya dan tipu muslihatnya yang paling lihay akan berusaha mematahkan perjuangan dan pelaksanaan misi kita. Dia akan mengadakan infiltrasi, memasukkan benih-benihnya atau umatnya agar supaya dapat menenggelamkan bagaikan air bah, gerakan yang benar diakhir zaman ini. Ini digambarkan atau dinubuatkan dalam Wahyu 12 sebagai air yang disemburkan dari mulut naga itu, yang artinya umat setan yang akan berusaha menetralisasikan atau mematahkan seluruhnya aktivitas kita dalam mengumandangkan Injil yang kekal ini dan usaha membebaskan sesama kita yang tertawan dan terbelenggu dalam penjara-penjara sang seteru Raja kita itu. Terutama sekali setan akan berusaha menghapuskan atau memudarkan dari pikiran umatNya yang benar tentang pelayanan Tuhan Yesus sebagai Imam Besar dalam kaabah yang disorga. Melalui Theology Baru atau Liberal Theology setan akan dan sudah berhasil mengikis dari kepercayaan banyak orang Advent tentang relevansi mengenai doktrin Kaabah yang disorga itu. Doktrin ini sebenarnya dimaksudkan untuk menarik perhatian umat Tuhan akan pekerjaan Tuhan Yesus sebagai Pengantara kita dalam Sidang Pengadilan Sorgawi itu. Setan membisikkan bahwa tidak ada yang disebut Heavenly Sanctuary atau Bilik yang Suci dan Mahasuci yang disorga itu, karena itu hanya isapan jempol dan khayal yang ngawur dari seorang nenek pikun hampir dua abad yang lalu. Ini sudah dinubuatkan oleh Ny. White. Bahkan dia katakan bahwa akan ditunjukkan perasaan kebencian yang besar terhadap ajaran ini dan kebenaran lainnya yang terdapat didalam Roh Nubuat. Setelah dia berhasil mengaburkan kepercayaan kita terhadap pentingnya pelayanan Yesus didalam kaabah samawi itu, maka dia akan melampiaskan serangan terpadu dan terbesarnya untuk menyebabkan umat manusia diseluruh dunia menerima Tanda Kekuasan dan Peringatan Penciptaan alam ini dengan tanda palsu yang menarik pemujaan dan penyembahan kepada dirinya. Ini adalah cara perbaktian yang sudah sejak zaman purbakala di menara Babil, untuk memaksakan semua penduduk dunia menyembah dewa matahari atau Baal. Ini dia sudah hampir berhasil lakukan kalau tidak ada amaran terakhir dari umat Tuhan yang setia walaupun hanya segelintir yang menyerukan kerobohan 5
EDISI 84 – 2 Juni 2010
Babil yang modern, sama seperti kota Babil yang kuno dulu. Ini disusul dengan amaran bencana besar yang terakhir berupa tujuh malapetaka atau kutuk kepada dunia yang tetap tidak mau menerima bujukan rahmat Tuhan menerima Tanda Kasih, Kuasa, dan KebijaksanaanNya, sebagai Pencipta dan Penguasa Tunggal alam semesta, yaitu pemeliharaan hari Sabat. Gantinya setan akan memaksakan penerimaan Tanda Binatang, atau tanda penyembahan kepada dirinya yang terselubung dalam penyembahan kepada ciptaan Tuhan yang dianggap sumber kehidupan, yaitu Matahari. Perhatikan apa yang dikatakan oleh pesuruh Tuhan dalam kutipan ini: “Telah ditunjukkan bahwa suatu masa kegelapan intelektual adalah masa yang menguntungkan demi suksesnya kepausan. Masih akan ditunjukkan bahwa suatu masa terang intelektual pun sama menguntungkan kesuksesannya. Pada zaman yang lampau bilamana orang-orang tanpa firman Allah, dan tanpa pengetahuan kebenaran, mata mereka ditutupi, dan ribuan orang terjerat, tidak dapat melihiat jerat yang ditebarkan di kaki mereka. Pada generasi ini banyak orang yang matanya menjadi silau oleh gemerlapannya spekulasi manusia, yang secara salah dinamakan “ilmu pengetahuan.” Mereka tidak mengetahui jaring itu, dan berjalan masuk ke dalamnya seolah-olah matanya ditutup oleh satu tirai. Allah merencanakan bahwa kuasa intelektual manusia itu dipertahankan sebagai suatu karunia dari Penciptaannya, dan harus digunakan untuk melayani kebenaran atau keadilan. Tetapi bilamana kesombongan dan ambisi menguasai, dan manusia meninggikan teori mereka sendiri di atas firman Allah, maka intelektual manusia dapat mendatangkan bahaya yang lebih besar daripada kebodohan. Demikianlah ilmu pengetahuan palsu zaman ini, yang merusakkan kepercayaannya kepada Alkitab, akan membuktikan keksuksesannya dalam menyediakan jalan untuk menerima kepausan, dengan bentuk-bentuknya yang menyenangkan, sebagaimana dengan menahan pengetahuan membuka jalan kepada keagungannya pada Zaman Kegelapan.
Dalam pergerakan-pergerakan yang sekarang berlangsung di Amerika Serikat untuk memperoleh dukungan pemerintah kepada institusi-institusi dan tradisi gereja, Protestan mengikuti jejak para pengikut kepausan. Bahkan lebih dari itu, mereka membuka pintu kepada kepausan untuk mendapatkan kembali dalam Protestan Amerika keunggulan yang telah hilang di Dunia Lama (Eropah). Dan apa yang paling penting dalam gerakan ini ialah kenyataan bahwa tujuan utama yang terkandung di dalamnya ialah pemaksaan pemeliharaan hari Minggu—suatu kebiasaan yang bermula di Roma, dan yang dikatakannya sebagai tanda kekuasaannya. Adalah roh kepausan,--roh yang menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan dunia, meninggikan tradisi manusia di atas perintah-perintah Allah—yang menembusi gereja-gereja Protestan, dan menuntun mereka terus melakukan pekerjaan yang sama, meninggikan hari Minggu, yang telah dilakukan oleh kepausan sebelum mereka.” Kemenangan Akhir, hal. 602, 603. Nubuatan ini sedang digenapi. Umat manusia didunia bahkan banyak dalam gereja yang disebut umat pilihan Tuhan ini sedang dilanda badai yang menggoncangkannya sampai kepada pondasinya dan mengakibatkan banyak yang sedang dan akan terpelanting keluar. Doktrin tentang penciptaan dunia ini dalam tempo enam hari mulai diragukan dan begitu juga ajaran yang sangat penting mengenai Pehakiman atau Pengadilan Dalam Kerajaan Sorga yang didramatisasikan pada zaman dahulu dalam upacara dalam Kaabah di bilik yang Suci dan Mahasuci itu mulai diragukan dan dilupakan diganti dengan ajaran palsu ciptaan musuh kebenaran. Ini akan segera menjurus kepada perombakan total terhadap monument Penciptaan Hari Sabat Hari Ketujuh digantikan dengan penyembahan pada Hari Matahari. Kita tunggu saja tanggal mainnya yang sudah dekat sekali. Semoga renungan yang singkat ini bisa menyentakkan anda dari tidur anda.
HANYA YANG TERBAIK Oleh : Bruce Sumendap Hari masih pagi. Keramaian mulai terlihat di persimpangan jalan tersebut. Perhatian saya tertuju pada seorang wanita yang membawa sebuah baki melewati keramaian. Ia berhenti di depan sebuah kios cinderamata, kemudian membungkuk dan menurunkan sesuatu yang istimewa dari bakinya. Tampak sebuah tray daun kelapa yang berisi potongan bunga dan sirih. Aroma dupa menyengat hidung. Secara perlahan, ia meletakkannya di lantai. Tanpa menghiraukan keramaian, perempuan ini memercikkan air diatas tray yang tertata rapih. Tak terganggu oleh keadaan sekelilingnya, termasuk oleh saya yang sedang mengambil gambarnya, ia pun bergegas menuju kios yang lain—untuk ritual yang sama.
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
6
EDISI 84 – 2 Juni 2010
Itulah pemandangan yang umum dijumpai di berbagai sudut pulau Bali, tempat dimana budaya dan agama begitu menyatu. Diantara wujud paling nyata dari fakta ini adalah pemberian sesajen sederhana seperti ini, yang dilakukan paling sedikit dua kali dalam sehari—pagi dan sore. Di pulau yang 80% penduduknya menganut agama Hindu, setiap tamu diperlakukan dengan sopan oleh penghuninya. Setiap pengunjung adalah tamu yang terhormat. Namun, kehormatan yang lebih tinggi diberikan kepada para tamu yang justru tak kelihatan—para dewa, roh para leluhur dan roh-roh jahat. Para dewa dan leluhur konon, dilayani dan dikenyangkan setiap hari. Para roh jahat, dibujuk untuk tidak menggangggu mereka. Sesajen, selain merupakan cara menangkal kejahatan, itu juga merupakan wujud rasa syukur. Oleh sebab itu bagi penganut Hindu, sesajen adalah wujud dari persembahan yang terbaik. Rutinitas ini, menurut seorang tour guide menghabiskan biaya paling sedikit Rp 300.000,-. Itupun hanya biaya untuk persembahan harian sederhana, belum termasuk persembahan yang diberikan pada saat hari Raya. Dengan demikian, membawa sesajen telah menjadi pola hidup bagi mereka. Mendengar dan mengamati ritual ini diam-diam mengundang rasa kagum atas kesetiaan mereka dalam memberikan persembahan syukur. Benarkah persembahan mereka dipilih hanya yang terbaik saja? Bagaimana masyarakat Bali menyiapkan kebutuhan sesajen untuk lebih dari 5 juta orang ini? Untuk memenuhi rasa penasaran, saya mengunjungi salah satu pasar tradisional yang ada di kota Denpasar. Disana saya dapati ber karung-karung tray daun kelapa. Ber dus-dus sirih dan bunga aneka warna. Hamparan warna-warni sesajen sejauh mata memandang. Dan memang, hanya bunga terbaik dan daun yang terbaik yang terlihat. Yang sudah layu, yang kurang sempurna, tempatnya di tempat sampah. Ada juga sesajen yang berisi biskuit, permen, agar, koin dan lain-lain. Banyak pertanyaan segera melintas dalam pikiran. Berapakah jumlah persembahan yang saya bawa ke rumah Tuhan setiap Sabat? Apakah persembahan kita berikan dari yang terbaik, atau dari yang sisa? Apakah persembahan menjadi suatu kewajiban yang membebani kita, atau suatu sukacita yang didasari rasa cinta dan syukur kepada Allah? Allah kita sejak mulanya sudah ‘memberi’ karena sifatnya adalah giving. Ia telah memberikan yang terbaik untuk kita. Pemberian Allah telah menyelamatkan kita, dan Ia mengharapkan hanya yang terbaik dari kita. Sudahkan kita memberikan yang terbaik bagi Dia?
SEJARAH JEMAAT ONGKAW Oleh : Pdt. Kalvein Mongkau Gembala Jemaat Ongkau, Konference Minahasa Selatan
Pada awalnya anggota-anggota jemaat Ongkaw Dua beribadah bersama jemaat induk Boyong Pante sejak jemaat tersebut berdiri di awal tahun 1980an. Tetapi terhitung mulai awal tahun 2005, atas inisiatif dan usulan pelayanan gerejani dari Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
pendeta jemaat, yakni pendeta Samuel Sakul terhadap para anggota jemaat Boyong Pante yang berdomisili di desa Ongkaw untuk membentuk kelompok kecil baru ternyata usulan itu telah diterima jemaat sehingga berdirilah persekutuan ibadah yang 7
EDISI 84 – 2 Juni 2010
disebut Sekolah Sabat Cabang Ongkaw. Sesudah diadakan pengamatan terhadap pertumbuhan jumlah keanggotaan jemaat yang tinggal di Ongkaw menimbulkan pertimbangan bahwa ternyata pelayanan pendeta akan lebih efektif bila anggotaanggota jemaat yang tinggal di Ongkaw tak perlu datang lagi ke Boyong Pante untuk beribadah setelah melihat gerak maju pertambahan jumlah keanggotaan jemaat di Ongkaw dan agar dapat memenuhi perintah Agung Yesus Kristus murid-murid-Nya dalam Matius 28:19, 20 sebagai suatu tugas pemuridan demi pertumbuhan jumlah keanggotaan jemaat secara fisik dan pertumbuhan kualitas rohani.
Lebih lanjut, telah diadakan rapat dengan jemaat induk Boyong Pante pada bulan April 2006 yang menanggapi dan mempertimbangkan usulan beberapa pimpinan jemaat induk Boyong Pante di mana telah mengambil keputusan supaya Cabang Sekolah Sabat Ongkaw harus bergabung kembali untuk beribadah bersama-sama di setiap jam kebaktian. Tetapi karena ada beberapa anggota Cabang Sekolah Sabat Ongkaw sudah merasa lebih betah bila beribadah sendiri di desa asalnya dan mereka telah merasa terpanggil untuk memenuhi perintah Agung Yesus seperti yang disebutkan di atas, maka ada satu diskusi yang menentukan di antara anggota majelis jemaat induk Boyong Pante di mana telah mencapai kembali satu kesepakatan yang bulat untuk tetap mempertahankan keberadaan perkumpulan Cabang Perkumpulan Sekolah Sabat Ongkaw berhubung perkumpulan tersebut sudah diketahui oleh pemerintah desa yang juga mengetahui bahwa Cabang Perkumpulan Cabang S.S. Ongkaw telah memiliki tempat beribadah sendiri yakni di rumah milik keluarga M. Kaunang Lengkoan. Malahan hasil rapat majelis jemaat Boyong Pante yang diadakan di rumah keluarga KaunangLengkoan di Ongkaw Dua, pada hari Sabat, tanggal 7 Oktober 2006 telah memutuskan untuk mengubah status Sekolah Sabat Ongkaw menjadi Cabang Sekolah Sabat. Dan pada hari Sabat yang sama telah diusulkan dan diputuskan juga rencana perletakan batu pertama pembangunan gedung gereja permanen dan rencana pengorganisiran perkumpulan jemaat Ongkaw menjadi jemaat penuh. Telah diputuskan bahwa rencana tersebut akan diadakan pada tanggal 26 Nopember 2006. Setelah hasil keputusan rapat majelis tersebut (no: 003/GMAHKBYNG-PNTE/2006) telah dibacakan hadapan jemaat pada hari Sabat berikutnya maka hasil keputusan itu ditindaklanjuti dengan Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
mengirimkan surat permohonan kepada pimpinan gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Daerah Mision Minahasa Selatan, Kota Tomohon, Minahasa Selatan dan Minahasa Tenggara untuk memperoleh keputusan lebih lanjut terhadap rencana jemaat Boyong Pante tersebut. Dan pada tanggal 24 Nopember 2006, rapat komite eksekutif GMAHK Daerah Mision Minahasa Selatan, Kota Tomohon dan Minahasa Selatan telah membaca, menimbang, menyetujui dan memutuskan pengorganisiran Perkumpulan Cabang Sekolah Sabat Ongkaw menjadi jemaat penuh pada tanggal 18 Desember 2006 sekaligus perletakan batu pertama pembangunan gedung gereja permanen jemaat Ongkaw. Acara perletakan batu pertama tetap diadakan sekalipun acara pengorganisiran mengalami penundaan hingga pada tanggal 12 Nopember 2008.
Tempat Perbaktian Sementara Semenjak anggota-anggota jemaat Boyong pante yang tinggal di Ongkaw menerima usulan dari pendeta Samuel Sakul (pendeta distrik) untuk beribadah sendiri di perkumpulan Sekolah Sabat Cabang Ongkaw Dua maka jemaat Cabang ini telah mendapat pertolongan Tuhan melalui usulan pendeta Samuel Sakul mereka telah mangadakan gebrakan awal untuk memiliki tempat ibadah sementara di rumah salah satu anggota jemaat, yakni di rumah saudara Max Kaunang-Lengkoan. Sejak saat itu jemaat cabang sekolah Sabat Ongkaw tiap-tiap Sabat beribadah di rumah keluarga Kaunang Lengkoan tersebut dengan kehadiran ibadah tiap-tiap Sabat rata-rata mencapai 15 jiwa. Acara-acara dilaksanakan seperti biasanya mulai dari acara Sekolah Sabat, acara Anggota Bekerja dan acara Khotbah. Jemaat sudah kedatangan anggota-anggota jemaat dari luar termasuk Kapolsek Sinonsayang, yakni, bapak Albert Singal yang kemudian bersedia menjadi ketua pembangunan jemaat Cabang Ongkaw dan pernah jadi ketua panitia KKR “Kabar Baik” yang diadakan di Ongkaw Satu pada tanggal 5 sampai15 September 2007.
Rencana Pembangunan Gereja Adapun rencana pembangunan gedung gereja permanen telah tercetus dalam pikiran anggota-anggota jemaat Cabang Ongkaw semenjak pertengahan tahun 2005. Dan di saat 8
EDISI 84 – 2 Juni 2010
yang bersamaan jemaat sudah mendapat bantuan dari desa untuk pembangunan sarana tempat ibadah sebanyak Rp. 900.000.Bantuan ini diberikan langsung oleh kepala desa, Bpk. Y. Rattu kepada koordinator jemaat cabang, yakni ibu S. Kaunang Lengkoan. Bahkan dengan singgahnya keluarga pendeta K. Mongkau Kaunang di rumah keluarga Kaunang Lengkoan (ket: sebagai mertua dari Pdt. K. Mongkau) dalam rencana perjalanan studi ke AIIAS setelah pelayanan di Ambon (selama 3 tahun 7 bulan), telah menambah semangat persekutuan jemaat yang mana ketika itu masih berstatus cabang Sekolah Sabat. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2005) ternyata pelayanan gerejani di jemaat cabang ini setelah tahun 2006 mulai dari acara diskusi Sekolah Sabat sampai ke jam khotbah sudah berjalan lebih aktif. Hal ini berimbas pada pertumbuhan semangat kerohanian dan persekutuan jemaat yang semakin bertambah teguh secara keimanan. Sehingga kesetiaan penatalayanan dan roh pengorbanan diri jemaat pun mulai
berkembang. Tidak heran semangat jemaat cabang ini untuk mendirikan gedung gereja permanen semakin terlihat.
Lokasi Tempat Pembangunan Gereja Adapun lokasi bakal jadi tempat pembangunan gedung gereja MAHK Cabang Ongkaw ialah berada di sebelah kiri jalan Trans Sulawesi, berseberangan secara menyilang dengan Kantor Camat Sinonsayang. Lokasi ini telah dihibahkan oleh salah satu anggota jemaat Perkumpulan Cabang Ongkaw, yakni keluarga M. Kaunang Lengkoan. Puji Tuhan, sekalipun melewati berbagai tantangan dan ujian, pada akhirnya pengurusan Akta Hibah dapat diselesaikan dengan pertolongan dan rahmat Tuhan Yesus Kristus.
Bersambung .....
KELAS - KELAS KEMAJUAN PATHFINDER Dikirimkan oleh : Pdt. Jacky Runtu (Direktur PA Konferens DKI Jakarta) Sumber : PEDOMAN ADMINISTRATIVE, PA REMAJA/PATHFINDER
KELAS-KELAS LANJUTAN KLUB REMAJA/PATHFINDER Kelas-kelas pathfinder lanjutan seperti,Trail Sahabat, Batas Teman,Perintis Penyelidik, Perintis Penjelajah, didasarkan kepada keahliaan diluar rumah. Kelas-kelas ini tidak dilakukan disekolah, tetapi sangat baik disamakan dengan klub remaja. Untuk dapat menikmati aktifitas diluar dan untuk dapat menemui kondisi emergensi adalah alasan yang baik mengapa keahliaan ini harus diajarkan disetiap klub.
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
TANDA KEPAHAMAN PEMUDA ADVENT “Sebagai aturan, latihan yang paling berarti kepada orang muda akan ditemukan dalam pekerjaan yang berguna. Anak yang masih kecil menemukan kedua penyimpangan dan perkembangan dalam bermain; dan olahraganya harus menjadi sebagai pendorong tidak hanya fisik, tetapi pertumbuhan mental dan rohani. Sementara dia mengumpulkan kekuatan dan intelegensia, rekreasi yang paling baik akan ditemukan dalam beberapa garis usaha yang berguna. Itu yang melatih tangan untuk menolong, dan mengajar anak muda utuk menanggung pembagian mereka atas 9
EDISI 84 – 2 Juni 2010
beban hidup, yang paling efektif dalam mempromosikan pertumbuhan pikiran dan karakter........... Adalah penting bagi setiap anak muda untuk mempunyai perkenalan dengan tugastugas setiap hari.” Pendidikan , hal 215-216 Selama tahun-tahun klub remaja, anak muda senang untuk bekerja dalam Kepahaman-kepahaman pemuda Advent dan menunjukkan penghargaan itu setelah mereka telah memperolehnya.
Kiat-Kiat untuk Membina semangat untuk Kepahaman Paathfinder A. Memiliki tanggal Menyelesaikan
yang
pasti
D. Rapat Tuntutan-Tuntutan Kepahaman klub remaja/pathfinder Tuntunan berikut ini akan menolong dalam meneliti tuntutan-tuntutan penghargaan klub remaja. 1. Pekerjaan harus nyata dilaksanakan . Masing-masing pertanyaan dan tuntutan harus telah dipenuhi. Penghargaan seharusnya tidak diberikan atas ide bahwa seseorang dapat dengan muda melakukan tuntuntan itu. 2. Semua penghargaan harus ditandatangani oleh instruktur, direktur kepemudaan konferens, pemimpin utama, atau direktur klub remaja, atau guru sekolah gereja pada bentuk khusus yang disediakan oleh konferens.
untuk
Ketika kelas dimulai , rencanakan untuk menyelesaikan pekerjaan diantara tiga semester. Ini memberikan murid semangat yang diperlukan untuk mengetahui bahwa kelas itu bertumbuh dan bergerak kesuatu arah. Jika hal itu telah melampaui periode bulan berikutnya, ketertarikan akan berkurang dan akan pekerjaan itu akan sulit diselesaikan.
B. Buat Pekerjaan Kelas itu Berharga Jika ketertarikan itu dijaga pada tingkat yang tinggi, pekerjaan kelas tidak hanya menggembirakan tetapi juga informatif dan menolong. Jika tuntutan-tuntutan menyembunyikan sinar terang murid-murid mendapatkan ide-ide bahwa penghargaan itu tidak berarti apa-apa. Sebelum menerima penghargaan, ujian harus diberikan sehingga itu dapat memperlihatkan bahwa seseorang itu tahu jawaban dari semua pertanyaan. Mereka harus mengerjakan semua tuntutan-tuntutan. Sebuah buku catatan kelas akan menolong dalam mempertahankan rasa ketertarikan, dan buku catatan juga memberikan murid sesuatu untuk dibawa pulang yang dapat menjadi sumber referensi akan apa yang telah dikerjakan. Orangtua juga merasa bahwa anak-anak mereka benar-benar memdapatkan sesuatu yang berharga.
E. Memberikan Semangat kepada MasingMasing Remaja untuk Meraih Kepahaman Master Kepahaman Klub Pathfinder/ dikategorikan dalam grup ini:
Remaja
Seni dan Kerajinan Seni Rumah Tangga Tehnik Mesin Kegiatan Penginjilan Alam Industri di luar rumah Keahlian bersifat rekreasi Seorang anak remaja dapat memperoleh Satu tanda kepahaman Master dengan melengkapi tujuh jenis kepahaman dari satu kategori yang telah diberikan. Setelah melengkapi ketujuh kepahaman itu dalam satu kategori, remaja harus memberitahukan kepada direktur klub remaja/pathfinder, yang akan menghubungi direktur kepemudaan daerah/konferens untuk menyerahkan/menyematkan tanda kepahanan Master. Seperti tanda kepahaman pathhfinder klub remaja, tanda kepahaman Master akan lebih baik diberikan pada acara pertemuan klub, acara perkemahan, acara sekolah, acara gereja atau di acara pelantikan. Sebagai tambahan informasi dan melengkapi daftar tanda Kepahaman , lihat buku pedoman kepahaman pemuda Advent
C. Mengabaikan Tuntutan-tuntutan Di dalam beberapa tuntutan kelas, ada banyak hal yang tidak bisa dikerjakan. Tidak ada klub bisa diputuskan satu tuntutan yang pasti tidak dapat dipenuhi dalam area mereka dan kemudian secara keseluruhan mengabaikan tuntutan tersebut. Direktur Kepemudaan Dareah/Konferens harus menjelaskan dan mengijikan adanya perubahan dalam tuntutan yang diumumkan. Jika persetujuan diberikan, klub kemudian bebas merubah atau mengabaikan tuntutan seperti yang diinstruksikan:
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
F. Acara Pelantikan Adalah tanggung jawab dari direktur klub remaja/pathfinder untuk meminta daerah/konferens untuk memimpin acara pelantikan. Semua yang akan dilantik harus dapat memberikan kartunya untuk ditanda tangani oleh direktur kepemudaan daerah/konferens sebelum acara Pelantikan. Datadata dari semua yang menerima sertifikat, tanda kepahaman dan kancing-kancing disimpan oleh keduanya baik sekretaris klub dan juga di kantor konferens. ***
10
EDISI 84 – 2 Juni 2010
MATI KARENA KURANG SENTUHAN Oleh : Bredly Sampouw Sentuhan atau “touch” dalam Bahasa Inggeris sangatlah penting. Hal ini penting karena sentuhan dan perhatian yang penuh kasih sayang sangat berpengaruh dalam membantu pertumbuhan manusia sejak bayi. Anak yang kurang mendapat sentuhan dan perhatian akan mengalami gangguan pertumbuhan secara fisik dan mental bahkan tidak bisa bertumbuh dengan sehat. Hal ini terbukti melalui pengamatan seorang ahli bernama Rene Spitz di sebuah panti asuhan di Amerika Selatan. Di panti itu, terdapat 97 anak yang berusia 3 bulan sampai 3 tahun. Karena terbatasnya dana, panti itu hanya mempunyai beberapa pengasuh untuk merawat, mengganti popok atau baju, memandikan, memberi makan anak-anak tersebut, tetapi tidak punya waktu untuk bercanda dan bercakap-cakap dengan mereka. Setelah 3 bulan, anak-anak itu mengalami banyak kelainan. Nafsu makan hilang, pandangan mata kosong dan mengalami kesulitan tidur. Setelah 5 bulan, kondisi mereka makin memburuk. Mereka sering merengek-rengek dan berteriak ketakutan ketika dipegang dokter. Setelah 1 tahun 27 anak meninggal, bukan karena kurang gizi atau perawatan kesehatan, melainkan karena kurang sentuhan dan gizi secara emosional. Pada tahun kedua, 7 anak lagi meninggal. Dari 97 anak, hanya 21 yang bertahan hidup dan mampu mengatasi gangguan psikologis serius. Yesus menyadari pentingnya sentuhan dan perhatian. Ketika anak-anak dibawa kepadaNya, Ia dengan sukacita menyambut, memeluk dan memberkati mereka.
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
Hai, bapak-bapak dan ibu-ibu, kapan terakhir kali anda menyentuh dan memberi perhatian pada anak-anak anda? Kapan terakhir kali anda pergi rekreasi dan bermain bersama mereka? Jangan sibuk dengan bisnis dan urusan anda sendiri! Anak-anak membutuhkan perhatian dan sentuhan anda. Luangkan waktu untuk anak, luangkan waktu juga untuk keluarga karena perhatian dan sentuhan besar manfaatnya dalam perkembangan emosional si anak pada permulaan umurnya. Tidak sedikit seorang ayah dan ibu rumah tangga yang tidak meluangkan waktu bersama anak-anak karena kesibukan berusaha, berbisnis, mengejar uang dan lain sebaginya, berakhir dengan kesusahan hidup si anak manakala anak ini beranjak dewasa. Bukan berapa lama anda bersama anak tetapi kualitas pertemuan yang dipenuhi sentuhan dan perhatian itulah yang terpenting.
Inspirasi Bilamana anda sebagai orang tua yang masih kurang memberikan sentuhan dan perhatian pada anak maka berdoalah sebagai berikut; ” Tuhan, ampunilah kami bila kami terlalu sibuk dengan pekerjaan dan pelayanan sehingga lupa memberi perhatian dan sentuhan kepada anak-anak kami”. Markus 10 : 16 berbunyi : ”Lalu Ia memeluk anakanak itu dan sambil meletakkan tanganNya atas mereka Ia memberkati mereka”. Mari, sebagai orang tua meneladani contoh Yesus ketika bertemu anak-anak. ***
11
EDISI 84 – 2 Juni 2010
ALLAH (MEMANG) AKBAR Oleh : Jeinner Jenry Rawung Pembaca yang budiman, tanpa sepengetahuan saya, rahim istriku tidak sepasang lagi. Setengahnya sudah diangkat saat menderita kista, semasa berkuliah. Begitu juga, hari pertama bekerja sebagai pelayan masyarakat, di dompet kami berdua cuma tersisa 25 ribu rupiah. Namun berjuta-juta kasih sayang Allah semesta alam yang akbar, menaungi kami dan memetraikan karier tabib kekasih hati saya. Rumah tangga saya, diteguhkan dalam pernikahan suci oleh Pdt. N. Sakul, MA (dahulunya Sekr. GMAHK UKIKT) di Kota Palu Sulawesi Tengah (Sulteng). Kala itu pasca konflik Poso, serta ramainya berita penembakan misterius dan pemboman. Pagar tembok GMAHK Jemaat Setia Budi yang sehalaman dengan Kantor GMAHK Daerah Misi Sulawesi Tengah pun, bobol akibat ledakan bom. Di masa bulan madu itu, istri saya diajak sahabatnya untuk menjalani dinas Pegawai Tidak Tetap (PTT) Dokter, di Kabupaten Kutai Barat (Kubar). Biasanya, jika belum PTT, maka lulusan Fakultas Kedokteran merasa belum lengkap. Lantaran itu, berbekal kerinduan melayani masyarakat, pergilah kami ke Sendawar Kubar (suku Dayak). Kami melewati rute PaluBalikpapan (KM Kambuna), Balikpapan-Samarinda (Bus -dua jam perjalanan), Samarinda-Melak Sendawar (menyusuri sungai Mahakam -17 Jam). ”Jangan perhatikan kondisinya, hehehe”, sebut rekan kami yang saat itu sudah bekerja di salah satu Puskesmas, saat memandu. Betul, ini adalah perjalanan yang tidak nyaman. ”Oh Tolong!”, keluh saya dalam hati. Pasalnya, di saat kondisi tubuh seperti mau
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
turun mesin, kami harus merasakan dinginnya malam di belakang kendaraan bak terbuka, pas tengah malam. Beberapa jam istirahat di rumah orang tua angkat (Kel. Hengky Pattiranie), paginya kami harus menghadap Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes), yang saat itu membantu Bupati Kubar Ir. Rama Asia (Penatua GMAHK Loa Janan Samarinda). Di kantornya, sang Kadiskes berkata ”maaf, untuk saat ini belum ada perekrutan Dokter”. Sekonyongkonyong, semangat empat lima kami kendor. Sebab, tak kurang 12 juta rupiah biaya perjalanan, terbuang percuma tanpa kepastian. Kami kecewa karena harus pulang (tak ada penghasilan, malah mengeluarkan biaya yang banyak). Asalkan sudah berusaha, kami pasrahkan hal itu ke tangan Yang Maha Kuasa. Perasaan kalut kami berubah haluan. Istri saya justru menunjukkan gejala positif hamil. ”Puji Tuhan Haleluyah. Allahku Akbar!”, saya berseru. Ternyata ini maksud Tuhan, supaya sang istri dapat berstirahat. Sebelumnya, dia gusar apakah bisa hamil atau tidak. Tanpa sepengetahuan saya pun, rahimnya tinggal satu. Setengahnya diangkat sewaktu menderita kista, di saat berkuliah. Ibunya sendiri, memiliki riwayat kandungan 12
EDISI 84 – 2 Juni 2010
lemah. Karena, sampai di usia pernikahan ke-5, tidak mengandung.*** Barangkali karena pembawaan mengandung, dia tak mau memandang wajah saya yang ketika itu ’keren abis’. Setiap kali melihat ataupun mencium aroma khas saya, dia pasti mual dan muntah, meski sudah di-dopping obat dokter ahli. Saya merasa kasihan, tapi hanya coba menghibur diri. Kata orang, calon bayi bakal keluar dengan wajah persis bapaknya. Belum lagi ada riset, bahwa jika si ibu sering morning sickness, momongan biasanya memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Walaaaah...! Bertepatan, ada kabar bahwa istri saya diharap segera ke Kubar untuk bekerja. Khawatir berita itu kurang jelas, saya memutuskan men-cek langsung. Kebetulan karena perilakunya total anti suami, saya pergi meninggalkannya menuju ke Kubar. Masih di Balikpapan, media setempat memberitakan banjir besar melanda Kubar. Semua sektor lumpuh. Kepada kami pun, Kadiskes menyatakan harus bersabar. ”Betul-betul Allahku Akbar”, saya berlagak persis umat muslim. Peristiwa ini membuat saya mengerti, bahwa akan terjadi hal yang menyusahkan, sekiranya kami sudah bertugas di wilayah langganan banjir, padahal istri saya masih hamil muda. Tri Semester I, diperlukan untuk perkembangan janin yang adikuat. Kami bersukacita, atas akibat terhindar dari bencana. Jadi, saya harus tinggal di Balikpapan beberapa bulan sendirian. Perpisahan itu, memaksa saya menguras kas keuangan belasan juta rupiah, akibat belanga terpisah-pisah. Belum ada pemasukan, dua kali menghamburkan uang belasan juta. Berarti, tidak kurang 20-an juta menguap. Ketika usia kandungan memasuki empat bulan, sepertinya ’ngidam’ berat istri berangsur normal. Saya pun diajak pulang ke Palu. Tidak terlalu lama di Palu, Kadiskes menelpon langsung agar kami segera menuju Kubar. Kondisi istri membaik, kami pun bergegas berangkat. Kalkulasi biaya perjalanan sudah dibuat. Kembali saya harus ekstra gugup, tatkala mesti mendudukkan sang istri di bus keluaran lama, mengintari jalan Samarinda-Melak selama sembilan jam, dengan kondisi jalan amburadul. Puji
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
Tuhan, modal mental baja sampai di tujuan, tanpa halangan berarti. Besoknya, saat berencana menuju ke kantor Dinkes, ada info bahwa Kadiskes ada di luar daerah. Kami menunggu sebulan di kediaman ortu angkat. Lumayan kesal, karena sebenarnya Surat Keputusan Pengangkatan Dokter PTT sudah lama terbit (sejak kami dipanggil). Miscommunication, membuat jadi tersendat. Tapi kami tetap bersyukur bahwa itulah waktu Tuhan, rencana indah yang disediakan. Meski bukan rencana mulia kalau tiga kali belasan juta rupiah harta dunia di kantong ludes. Kami melapor kepada Kepala Puskesmas, berkenalan dengan pegawai Puskesmas, Kantor Camat, Kantor Kepala Kampung dan warga sekitar. Kami juga berbelanja keperluan rumah tinggal. Alhasil, di hari pertama kami tinggal di rumah dinas, di dalam dompet, hanya ada tinggal 25 ribu rupiah. Nilai uang yang tidak ada artinya di pedalaman Dayak, karena harga barang di sana dua kali lipat dari biaya hidup di Manado. Jika di Manado bensin 1 liter seharga 3 ribu rupiah, di sana pasti 7 ribu rupiah. ”Ya ampun, inilah hidup yang penuh perjuangan itu”, tutur saya menguatkan hati kekasih jiwa, sembari tetap memohon kasih karunia Pencipta. Tok tok tok. Sekitar pukul 08.00 WIB, pintu rumah kami berbunyi. Ada warga sekitar yang datang bertamu. Ternyata bapak dan ibu yang datang bermaksud untuk memeriksakan diri. Menyusul lagi seorang pria yang ternyata mantan Kepala Kampung (Petinggi), ikut berobat. Syukur seribu syukur, hari pertama melayani, 80 ribu rupiah masuk ke pundi-pundi keluarga. ”Memang Tuhan perkasa, luar biasa, besar kasih setianya untuk selamalamanya”, kami panjatkan puji dan puja. Rupanya, hasil perdana itu bukanlah kepunyaan kami. Kami sadar, bahwa ada hamba Tuhan yang melayani, yang kepadanya harus diserahkan hulu hasil. Meski relatif sedikit, gembala GMAHK Jemaat Sakaq Tada berinisial Pdt. BS, sudi menerima buah sulung yang kami serahkan. Uang 25 ribu rupiah tidak bertambah, namun berjuta-juta kasih sayang Allah semesta alam menaungi istirahat kami malam itu, dan membuka jalan karier (usaha) kekasih hati sebagai seorang tabib wanita. ”Allahku Akbar!”.
13
EDISI 84 – 2 Juni 2010
“MENGAPA TERLALU BANYAK PENUMPAHAN DARAH ?” Oleh : Pdt. Ronell Mamarimbing Membaca pertanyaan diatas, segera terlintas dalam pikiran saya adalah ada seseorang telah menjadi “kurban” ataupun “korban” pembunuhan. Didalam Alkitab memang terdapat banyak ayat yang menulis tentang penumpahan darah, seperti ekspresi “darah anak domba” sering kali kita baca. Bahkan dalam nyayian2 umat Kristiani kata “darah” banyak kali kita dengar seperti “Ada kuasa dalam darah Nya,” dan sebagainya. Apakah ini maksudnya bahwa Allah adalah seseorang yang haus darah? Inilah yang menjadi salah satu keberatan orang-orang Yunani dan Romawi diabad 1-5 dimana mereka sukar mau bergabung dalam Kekristenan karena mereka berpikir bahwa Kristen itu dalah kumpulan orang-orang yang suka makan daging dan minum darah manusia (merujuk pada Perjamuan suci). Kita musti ingat bahwa, Allah tidak pernah merencanakan akan banyaknya penumpahan darah yang harus terjadi. Penumpahan darah pertama yang terjadi di Taman Eden (Kejadian 3) adalah dimaksudkan agar manusia tahu bahwa Allah mau mengurbankan diriNya sendiri demi keselamatan manusia itu dapat terjadi. Hal ini tidak terlepas dari soal pertentangan yang terbesar yang telah terjadi antara Allah dan Setan. Oleh karena issue “the Great Controversy” inilah maka Yesus Kristus harus menyelesaikannya, dan darahNya adalah alat terbaik dan terampuh untuk hal tersebut. Didalam Alkitab, darah Yesus melambangkan kehidupan dan kematianNya. Sebagai perlambangan kehidupan Alkitab mengatakan, “karena nyawa makluk ada di dalam darahnya….karena darah mengadakan pendamaian” (Imamat 17:11). Didalam kehidupan Yesus-lah kita dapat melihat siapa Allah itu sebenarnya. Dalam hal-hal tertentu, kehidupan Yesus adalah lebih penting dari pada kematianNya: Didalam kehidupanNya yang tak berdosa yang membuat kematianNya itu bernilai. Jika kehidupan Yesus berdosa maka Ia akan mati dalam dosaNya, dan tidak akan dibangkitkan, itu berarti sia-sia rencana keselamatan dibuat, Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
seperti Rasul Paulus katakana: “Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan siasialah juga kepercayaan kamu” (1 Korintus 15:14). Oleh karena itu kita membutuhkan Juruselamat yang hidup. Yesus berkata, “ …diluar Aku kamu tak dapat berbuat apa-apa” (Yohanes 15:5). Paulus menekankan, “Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!” (Roma 5:10). Kekuatan dalam mengalahkan Setan terdapat dalam persekutuan seseorang dengan Juruselamatnya yang Hidup. Sebagai perlambangan kematian, darah Yesus memberikan pengampunan, “tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan” (Ibrani 9:22). Dosa telah menjadi pemisah antara manusia dan Allah. Dan semua manusia telah berdosa. Allah lewat AnakNya, yaitu Yesus Kristus, mau melangkah menjelmah menjadi manusia seperti kita dan menanggung akibat dari dosa kita. Dengan mencurahkan darahnya lewat kematianNya, Yesus mendemonstrasikan Kasih yang tidak cinta diri dari Allah Semesta Alam. Selain itu, Yesus, lewat darah kematianNya, mendemonstrasikan bahwa semua orang yang telah menerima pengorbanan darahNya adalah miliknya, berada dalam wilayah kekuasaannya, dan telah menjadi anakanak Allah. Jadi darah Anak Domba Allah telah menjadi pendamai antara surga dan bumi (Kolose 2:15). Kita diselamatkan dari upah dosa oleh karena kehidupan dan kematian Yesus yang telah ditunjukan secara sempurna dalam darahNya yang tertumpah di kayu salib. Darah yang sama menguatkan kita untuk hidup baru selalu dalam Yesus. Darah itu pula yang akan menjadi jaminan umat-umatNya selamat dari dosa dan semua akibatnya. Darah Yesus, Oh Darah Yesus.
14
EDISI 84 – 2 Juni 2010
MENYELIDIKI HARI TUHAN DALAM ALKITAB Oleh: Pdt. Myung Soo Cho, Ph. D Alih bahasa: Pdt. H. Sumendap, D. Min Lanjutan .....
Sabat Hari Ketujuh yang Berpusat Pada Kristus dan Tujuannya Sabat Hari Ketujuh Sebagai Gambar Yesus Pada suatu ketika Filipus membuat usulan kepada Yesus: “Tuhan, tunjukkan Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.” Yesus menjawab, “Tidakkah kamu mengenal Aku Filipus, telah sekian lama Aku bersama-sama dengan kamu? Barangsiapa telah melihat Aku, telah melihat Bapa. Bagaimana kamu berkata, “Tunjukkan kepada kami Bapa itu? (Yohanes 14:8,9). Murid-murid tidak dapat melihat Bapa itu secara langsung, tetapi mereka dapat melihat Yesus dan menyaksikan pekerjaan-Nya. Jawaban Yesus menunjukkan bahwa Dia memantulkan gambar-rupa dari Bapa-Nya kepada umat manusia. (Orang dapat mengenal dan mengerti tabiat Bapa melalui kehidupan Yesus). Dalam cara yang demikian Sabat hari ketujuh merupakan pantulan dari Kristus. Kita akan menelusuri tujuh sifat khas dan berkat-berkat hari Sabat sebagai gambaran Kristus dari pandangan Alkitab.
1)
Sabat hari Ketujuh menyatakan Yesus Kristus sebagai Pencipta
Hukum keempat dari sepuluh hukum Allah berbunyi: “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat.” (Keluaran 20:8). Alkitab selanjutnya memberikan alasan mengapa perintah itu diberikan. “Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya.” (Keluaran 20:11). Perintah memperingati Pencipta menunjukkan bahwa Kristus adalah Pencipta itu. Yohanes pasal satu dengan jelas menyatakan bahwa Yesus adalah Pencipta semesta alam: “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.” Yohanes 1:3. Rasul Paulus meneguhkan Yesus sebagai gambar dari Allah dan Pencipta: “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan …karena didalam Dia-lah telah diciptakan segalah sesuatu, yang ada disorga dan yang ada dibumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa, segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia” (Kolosi 1:15,16). Dengan memelihara Sabat kita ditarik lebih dekat dengan Pencipta kita. Sabat telah diberikan kepada seluruh umat manusia dan telah dimulaikan sebelum manusia jatuh kedalam dosa. Setiap orang telah diperintahkan memelihara Sabat sebagai peringatan akan penciptaan Allah. Semua kehidupan terjadi dengan rancangan cerdas yang diisengaja oleh Allah. Memelihara Sabat adalah pengakuan akan kedaulatan dan kekuasaan Allah sebagai Pencipta. Sesungguhnya hari ketujuh sebagai Sabat adalah gambar Yesus sebagai Pencipta. Dan Tuhan atas hari Sabat mau menarik semua orang kepadaNya melalui Hari Sabat.
2)
Sabat hari keTujuh menyatakan Yesus sebagai Penebus/penanggung dosa diatas kayu salib
Dalam buku Ulangan Allah memanggil orang orang Israel untuk memelihara Sabat dengan berkata: “mengingat bahwa sekali kamu pernah menjadi budak-budak di Mesir dan Tuhan Allahmu membawa kamu keluar dari dalamnya dengan tangan-Nya yang kuat dan lengan yang teracung. Itulah 15
EDISI 84 – 2 Juni 2010
sebabnya Tuhan Allahmu telah memerintahkan kamu untuk memelihara hari Sabat” (Ulangan 5:15). Ketika Allah melepaskan umat-Nya dari Mesir, Sabat menjadi peringatan bukan saja terhadap penciptaan tetapi juga terhadap kelepasan dari perhambaan ditanah Mesir. Disini terdapat hubungan langsung antara pemeliharaan Sabat dengan peranan Allah sebagai Pembebas. Sabat dengan sendirinya mengingatkan Israel bahwa Allah yang telah melepaskan mereka dari tangan orang Mesir. Penebusan dari perhambaan mempunyai keuntungan berganda. Bukan saja Allah dapat melepaskan dari perhambaan pisik secara pisik, tetapi juga dapat melepaskan kita dari perhambaan dosa. Pekerjaan penebusan telah dilambangkan dalam perintah yang diberikan kepada Israel sebelum kutuk terakhir—kematian anak sulung—diberikan. Orang-orang Israel diperintahkan untuk menggosokkan darah anak domba pada bingkai pintu masuk rumah. Jika mereka melakukannya maka malaekat maut akan berlalu dari rumah mereka. Mereka terluput dan ditebus oleh darah anak domba dari hukuman. Perbuatan ini adalah lambang dari penebusan utama dari dosa. Yesus sebagai domba sembelihan, membayar hutang dosa oleh darah-Nya yang tertumpa diatas kayu salib. Rasul Petrus menuliskan tentang korban penebusan ini kepada orang-orang Kristen: “Karena kamu tahu bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat” (1 Petrus 1:18,19). Jadi kita mengerti bahwa karena kita ditebus oleh Kristus, kita harus memelihara Sabat sebagai hari suci. Motif penebusan ini juga di perankan dalam hukum upacara dari Sabat tahunan yang Allah dirikan bagi bangsa Israel yang didasarkan pada prinsip Sabat hari ketujuh. Dalam kitab Ulangan, Perintah Allah yang direkam sebagai berikut: “Pada akhir tujuh tahun engkau harus mengadakan pernghapusan hutang. Inilah cara penghapusan itu: setiap orang yang berpiutang harus menghapuskan apa yang dipinjamkannya kepada sesamanya; janganlah ia menagih dari sesamanya atau saudaranya, karena telah dimaklumkan penghapusan hutang demi TUHAN” (Ulangan 15:1,2). Aspek spiritual dari hukum sipil ini adalah membalikkan pikiran semua orang kepada Yesus sebagai pengampun dosa. Di Kalvary Yesus mengumumkan, “Sudah genap” (Yohanes 19:30). Ia menghapus dosa umat manusia dengan cara mati diatas kayu salib. Rasul Paulus membentangkan lebih jauh lagi dengan berkata, “…Ia (Yesus) mengampuni semua pelanggaran kita, dengan menghapus surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakannya dengan memakukannya pada kayu salib. Kolosi 2:13,14. Demikianlah Sabat tahunan ini merupakan suatu ekspansi dari prinsip Sabat hari ketujuh. Sebagaimana Israel telah diperintahkan untuk membiarkan tanah itu terlantar beristirahat dan menghapus semua hutang selama sabat tahunan, kita juga diperintahkan
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
untuk berhenti dari pekerjaan kita dan meletakkan beban pelanggaran pada hari Sabat. Maksud dari kedua ketentuan ini adalah untuk menarik semua orang kepada Yesus sebagai Pengampun. Yesus memberikan undangan—“Marilah kepadaKu, semua yang letih lesuh dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Matius 11:28). Hari Sabat harus menjadi peringatan yang tetap tentang peran Yesus dalam melepaskan dan menyelamatkan jiwa kita dari dosa. Sesungguhnya Sabat hari ketujuh adalah gambaran Yesus sebagai Penebus dan Penanggung dosa kita. Dan Tuhan atas hari Sabat mau menarik semua orang datang kepada-Nya melalui hari Sabat.
3)
Sabat Hari Ketujuh menyatakan Yesus sebagai Penyembuh
Ketika Yesus ke Yerusalem pada hari Sabat, Ia membuka kitab suci dan membaca dari buku Yesaya: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh karena TUHAN telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” Lukas 4:18,19. Ayat-ayat ini menjelaskan misi Yesus sebagai Mesias. Motif dari misi pembebasan ini diterangkan dengan baik oleh hari Sabat. Yesus mau mengoreksi pengertian orang yang salah tentang misi Nya. Mereka mau Dia bertindak sebagai pembebas dari tawanan Roma. Namun, seperti yang diterangkan oleh Yesaya, misi Yesus adalah untuk membebaskan manusia dari tawanan dosa. Sepanjang pelayanan-Nya, Yesus berusaha menyatakan misinya melalui pembebasan mereka dari berbagai penderitaan. Walaupun para pemimpin agama menyalahkan Yesus karena Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, karena mereka menganggap itu sebagai bekerja (Yohanes 5:16), Yesus menunjukkan bahwa pekerjaan-Nya yang sebenarnya adalah melepaskan mereka dari segala penyakit. Alkitab mencatat bahwa Yesus menyembuhkan penyakit, terutama mereka yang sakit bertahun-tahun lamanya , pada hari Sabat. Ia sebenarnya dapat menyembuhkan mereka pada hari yang lain agar terhindar dari cemooh para pemimpin agama, tetapi ia sengaja melakukan penyembuhan pada hari Sabat. Diantara orang-orang yang disembuhkan pada hari Sabat adalah seorang yang sudah lumpuh selama 38 tahun (Yohanes 5), orang buta sejak lahir (Yohanes 9), wanita lumpuh selama 18 tahun (Lukas 13). Sabat adalah hari yang terbaik mengadakan penyembuhan seperti yang digambarkan dalam misi Yesus sebagai Mesias dalam Injil Lukas 4:18,19. Sesungguhnya Sabat hari ketujuh adalah gambaran Yesus sebagai Penyembuh umat-Nya. Dan Tuhan atas hari Sabat mau menarik semua orang datang kepada-Nya pada hari Sabat
16
EDISI 84 – 2 Juni 2010
DOKTRIN PERPULUHAN Oleh : Pdt. Kalvein Mongkau Gembala Jemaat Ongkau, Konference Minahasa Selatan
Pada halaman 71 dan 72 Ketua Butler sepakat dengan penggunaan persepuluhan: “Materi-materi di dalam maksud tersebut sedang mengasumsikan sebuah fase baru. Permintaan-perminaan baru ke ataskit dijalur para apekerja sedang datang semakin lama semakin mendekat, dan secara pasti waktu dicapai ketika kita mau menjadi jujur dengan Allah dan memberikan kepada Dia milik-Nya.” Lalu di dalam menguraikan mana yang membuat hal ini suatu keharusan, ia telah membuat pernyataan ini: “Hingga di dalam beberapa tahun silam, persepuluhan sudah digunakan hampir secara menyeluruh untuk menyokong para pendeta injil, yakni mereka yang berkhotbah dari pendirian tersebut. Di dalam beberapa cara nampaknya itu dipahami secara universal bahwa tidak ada orang lain yang berhak untuk sesuatu persepuluhan. Tetapi secara lebih terkini itu sudah menjadi kebiasaan untuk membayar para Sekretris Traktat dan Missionaris Negera Bagian yang diambil dari persepuluhan. Dan komite pemeriksa kami sudah menetapkan dengan nama mereka sama dengan nama para pendeta. Itu sudah diambil, di dalam banyak kasus, argument yng dipertimbangkan untuk membawakan hal ini: “Dengan satu atau dua tahun terakhir sudah sedang bekerja di dalam maksud tersebut, dan di dalam pertanyaan yang sudah diangkat, Bagaimana hal-hal ini akan dibayat? Kami merujuk kepada para penginjil literatur dan para pekerja missonari dari berbagai kelas yang berbeda, sedang bekerja di ladang atau misi-misi di kota-kota. Hal-hal ini di dalam beberapa hal sudah dibayarkan dari pesepuluhan. Tetapi di dalam beberapa jarak tempat yang jauh itu suah menjadi paksaan yang berat terhadap perbendaharaan, dan di dalam beberapa kasus pelayanan itu tidak memiliki sebuah sokongan beralasan oleh sebab hal ini. Pertanyaan sudah tiba ke depan di dalam satu cara yang begitru memaksa sehingga itu harus dipenuhi dan ditetapkan. Banyak orang dapat bekerja secara efektif di dalam pekerjaan missionary sebagai penginjil literature dan pekerjapekerja seperti mereka yang berkhotbah dari meja tulis. Banyak, yang ragu-ragu, akan menjual,dan membayar biaya perjalanan mereka dengan keuntungan-keuntungan dari hasil penjualan, Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
tetapi ada banyak yang lain yang tidak dapat disokong dari cara ini, yang merupakan pekerja-pekerja yang pantas membawakan kebenaran. Bagaimana hal-hal ini ditopang? “Sesudah memberikan materi yang banyak refleksinya kami sudah menentukan pertanyaan di dalam pikiran kami. Kami percaya bahwa persepuluhan dirancang Allah untuk jadi penyokong, sejauh itu akan digunakan, terhadap semua pekerja yang dipanggil oleh maksud Allah untuk memberikan waktu mereka kepada pekerjaan ini. Kami tahu tidak ada system khusus yang lain untuk maksud ini.—G. I. Butler in An Examination of the Tithing System From a Bible Standpoint, hlm. 71, 72. Pada kutipan diatas belum disebutkan bagaimana guru-guru sekolah jemaat memperoleh gajinya sebab pada tahun 1878 General Conference (GC) belum memiliki sekolah gereja yang terorginisir. Namun ada sebuah diskusi terkait penggunaan yang lebih luas akan persepuluhan yang diadakandi GC pada tanggal 13 Oktober 1896, pada rapat musim Gugur. Inilah sebagian kutipan hasil rapat yang diambil dari arsip yang disebut the minutes: “Saudara Breed menanyakan nasihat dengan rujukan kepada sidang itu yang harus diberikan kepada jemaat-jemaat terkait penggunaan persepuluhan untuk tagihan-tagihan dan biaya-biaya jemaat. Itu sudah ditunjukkan bahwa, sementara itu adalah kebiasaan yang agak umum dari gereja-gereja kita menyimpan persepuluhan di dalam jaringan teratur yang menyokong pelayanan—namun di dalam beberapa contoh, khususnya di antara dua atau tiga gereja terbesar di dalam denominasi MAHK saat itu, praktek tak biasa di dalam hal ini tidak dipatuhi. Anggota-anggota dari komite ini mengungkapkan penolakan sedemikian rupa terhadap kondisi dari hal-hal tersebut, dan menyarankan langkah-langkah yang harus diambil untuk memperbaiki kejahatan secepat mungkin.”—General Conference Committee, 13 Oktober 1896. Catatan menjelaskan bahwa di pertengahan tahun 1890an, Tuhan melalui juru kabar-Nya meberikan arahan-arahan panggilan yang khusus untuk sebuah kebijakan yang berhubungan dengan ketat dari penggunaan persepuluhan. Hal 17
EDISI 84 – 2 Juni 2010
ini datang kepada sebuah komunikasi tertulis dari Cooranbong, New South Wales, pada tanggal 14 Maret 1897. Itu diterbitkan oleh General Conference di dalam sebuah traktat sebanyak 39 halaman tanggal 21 Mei 1897: “Surat-surat sudah tiba kepada saya dari Oakland dan Battle Creek, mencari tahu lebih lanjut apa yang harus diperbuat dengan persepuluhan. Para penulis menganggap bahwa mereka diberi wewenang untuk menggunakan uang persepuluhan di dalam rapat biaya-biaya gereja, saat biaya-biaya ini agak berat. Dari mana itu telah ditunjukkan kepada saya, persepuluhan itu tidak ditarik dari perbendaharaan. Setiap penny dari uang ini adalah milik perbendahraan suci dari Tuhan, untuk dipantaskan utnuk penggunaan khusus. “Ada satu waktu ketika sangat sedikit pekerjaan missionari yang harus dilakukan, dan persepuluhan sedang menumpuk. Di dalam beberapa hal persepuluhan digunakan utnuk maksud-maskud yang sama sperti yang diusulkan sekarang ini. Ketika umat Tuhan merasakan dibangkitkan untuk melakukan pekerjaan missionari di rumah dan di ladang-ladang misi luar dan mengirimkan para missionari ke segala penjuru dunia, mereka yang menyandang minat-minat yang suci harus memiliki kejelasan, menyucikan ketajaman pikiran untukmemahami bagaimana dana-dana itu harus digunakan. Ketika mereka melihat pra pendeta sedang bekerja tanpa uang untuk menyokong mereka, dan perbendaharaan kosong, maka perbendaharaan itu harus dikawal dengan ketat. Janganlah ada satu penny yang harus dihilangkan dari perbendaharaan itu. Para pendeta harus memiliki hak yang pantas sama seperti hak para pekerja di kantor Review and Herald, dan para pekerja di Pacific Press Publishing House. Sejumlah perampokkan sedang dipraktekkan di dalam upah-upah yang kurang dibayarkan kepada beberapa pekerja. Jikalau mereka memberikan waktu dan pemikiran mereka dan bekerja untuk pelayanan terhadap Tuan itu, mereka harus mempunyai upah yang cukup untuk memenuhi keperluan keluarga mereka dengan makanan dan pakaian. “Terang yang Tuhan berikan kepada saya pada pokok persoalan ini yaitu bahwa dana-dana kekayaan yang di dalam perbendaharaan untuk sokongan terhadap para pendeta di ladang-ladang yang berbeda itu janganlah digunakan untuk maksud yang lain. Jikalau pesepuluhan yang jujur dibayarkan, uang masuk ke dalam perbendaharaan terkawal secara berhati-hati, para pendeta akan menerima itu sebagai upahnya. . . Pendeta yang bekerja harus disokong. Tetapi menahan yang persepuluhan ini, mereka yang mengelola pekerjaan ini melihat bahwa tidak ada uang di dalam perbendaharaan utnuk menggaji pendeta. Merka sedang menarik persepuluhan untuk biaya-biaya lain—untuk mermelihara keperluan-keperluan rumah-rumah pertemuan atau beberapa kedermawanan lain. Allah tidak dimuliakan di dalam pekerjaanpekerjaan tersebut . . . Pemberian-permberian dan persembahanpersembahan haruslah dibawa le dalam oleh umat sebagaimana mereka diberikan kesempatan istimewah di dalam rumah-rumah ibadah.. . .Biaralah pekerjaan dari rumah ke rumah dilakukan di dalam suasana di hadapan keluarga-keluarga di Battle Creek dan Oakland tugas mereka di dalam bertindak di dalam bahagian yang membahas di rapat akan biaya-biaya ini, yang mana yang boleh disebut dana umum atau sekuler, dan jangan biarkan perbendaharaan dirampok.” — Special Testimonies to Ministers and Workers, pp. 16-19. Sementgara menjelaskan dengan baik bahwa gereja-gereja yang dibangun sedemikian rupa seperti yang ada di Oakland dan Battle Creek seharusnya tidak menggunakan danaTerbit Mingguan oleh BAIT Ministry
dana persepuluhan bagi biaya gereja tiu, Ellen White melakukannya pada saat yang sama (1897) mengakui bahwa ada sejumlah lingkungan di mana dana-dana persepuluhan mungkin digunakan untuk bangunan-bangunan gereja: “Ada kasus-kasus pengeculian , di mana kemiskinan terlalu dalam sehingga agar supaya mengamankan tempat ibadah yang amat sederhana, itu mungkin harus untuk mengambil persepuluhan. Tetapi tenpat itu bukanlah Battle Creek atau Oakland. Biaralah mereka yang berkumpul untuk beribadah kepada Allah mempertimbankan penyangkalan diri dan pengorbanan diri dari Yesus Kristus. Biarlah saudara-saudara itu yang mengaku untuk menjadi anakanak Allah belajar bagaimana mereka dapat menyangkal diri mereka sendiri, dan bagaimana mereka dapat mengambil bagian dengan beberapa berhala mereka, dan secara berhati-hati berhemat di dalam setiap jalur. Di masing-masing rumah harus ada sebuah kotak untuk dana gereja, untuk digunakan bagi kebutuhan-kebutuhan gereja. . . .“Janganlah biarkan mereka yangdipercayakan tanggungjawab-tanggungjawab, mengijinkan perbendaharaan yang Allah sudah tetapkan untuk menyokong para pendeta di ladang, untuk dirampok untuk memenuhi biayabiaya yang dikeluarkan di dalam memelihara di dalam mengatur dan membuat nyaman rumah Allah. Beribu-ribu dollar sudah diambil dari perspeuluhan dan digunakan untuk maksud-maksud ini. Ini seharusnya tidak terjadi. Pemberian-pemberian dan persembahan-persembahan yang telah membiayai beberapa orang yang menyangkal diri haruslah dibawa ke dalam perbendaharaan. Sebuah dana yang terpisah untuk maksud membiayai biaya-biaya yang mana setiap anggota gereja harus tanggung bersama menurut kesanggupannya haruslah dilembagakan di setiap tempat di mana ada sebuah gereja.— Ms 24, 1897. Pekabaran ini telah menuntun kepada sebuah kegiatan surat-menyurat. C. H. Jones dari Oakland menulis secara langsung kepada Nyonya White bahwa gereja Oakland church tidaksedang menggunakan dana-dana persepuluhan untuk biaya gereja, dan Ny. White menjawab paa tanggal 27 Mei 1897, menuliskan sebuah uraian pernghargaan yang panjang dan sekali lagi menekankan pentingnya menjaga dana-dana persepuluhan untuk maksud khusus unguk mana itu dimaksudkan. D dalam hal ini ia menyatakan: Jikalau ada sebuah kelebihan dana di dalam perbendaharaan, ada banyak tempat di mana itu boleh digunakan secara teliti di dalam jalur-jalur yang ditentukan” (Letter 81, 1897). Pada tahun berikutnya Ellen White menyatakan kembali pokok persoalan tersebut di dalam sebuah cara yang berkenaan dengan mana tidak ada yang dapat ditanyakan: Para pendeta adalah gembala-gembala Allah, ditentukan oleh Dia untuk memberi makan kawanan domba-Nya. Persepuluhan adalah persediaan-Nya untuk biaya hidup mereka, dan Ia merancang bawa itu akan dipegang dengan sucinya untuk maksud ini.”—Ms 139, 1898. Lagi-lagi, 6 tahun kemudian, ia menekankan poin ini: “Persepuluhan harus digunakan untuk satu maksud—untuk menyokong para pendeta yang Allah sudah tentukan untuk melakukan pekerjaan-Nya. Itu digunakan untuk menyokong mereka yang membicarakan perkataan-perkataan kehidupan umat, dan memikul beban kawanan domba Allah . . .“Kesan agaknya sedang menjadi biasa bahwa penempatan yang suci dari persepuluhan tidak lagi eksis. Banyak sudah kehilangan perasaan mereka terhadap tuntutan-tuntutan Tuhan.” Ms 82, 1904.
18
EDISI 84 – 2 Juni 2010
KEBAHAGIAAN KELUARGA YANG MELAYANI Oleh : Yance Pua ”Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan menbersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.”(Efesus 5:31) Keluarga, ibarat sebuah lingkaran kecil yang tidak terputus. Keluarga yang ideal adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak yang punya ikatan batin. Apabila suami-istri-anak sudah tidak punya ikatan batin lagi maka pada hakekatnya sudah tidak cocok lagi disebut sebagai keluarga. Keluarga bukan semata karena hubungan darah, tetapi keterikatan batin yang luar biasa. ”Sebab itu laki-laki akan meninggalkan orang tua-nya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.” Jadi suami-istri bukan dua, tetapi satu. Dewasa ini banyak keluarga yang sudah tidak layak lagi disebut sebagai keluarga karena terjadi perbedaan atau silang pendapat diantara anggota keluarga itu sendiri. Kita sering mendengar tentang anak menggugat bapak, istri menggugat suami, dan sebagainya. Bahkan tidak jarang kita membaca di koran atau nonton tv. pengumuman: “Sudah putus hubungan antara orang tua dan anak”. Keluarga inti terdiri atas suami-istri-anak. Kalau suami-istri setia kepada Tuhan, maka akan lebih mudah untukb mendidik dan mengarahkan anak-anak itu. Sebaliknya, mendidik anak itu menjadi sulit apabila suami-istri tidak setia kepada Tuhan. Keluarga yang mengijinkan Tuhan masuk ke dalam kehidupan mereka, akan merasakan suka cita dan pengharapan dalam hidup mereka. Hal ini bukan karena pekerjaan, kepintaran, atau kekayaan, tetapi karena keberimanan kepada Allah. Ada orang kaya yang sering mengeluh, sebab mereka tidak bisa menikmati kekayaannya. Akan tetapi ada orang yang hidup sederhana, namun mereka menikmati kebahagian dalam rumah tangga mereka. Jadi memang betul bahwa hidup setiap orang sangat bergantung pada keberimanannya kepada Allah. Dikatakan dalam alkitab bahwa semua manusia sudah berdosa, tidak ada yang benar, tidak ada orang yang dengan sadar mengikut Tuhan. Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
Tidak ada seorang pun yang mencari Allah, sehingga kalau kita bisa bertemu dengan Tuhan itu bukan karena kita mencari Tuhan, tetapi Tuhan mencari kita. Itu kata Yesus. Sehingga semua orang “dipaksa” bertemu Tuhan. Beruntunglah kita “dipaksa” masuk ke dalam kebaikan. Untunglah kita “dipaksa” menerima dan merasakan kesukacitaan, bukan kesengsaraan. Untung kita “dipaksa” menemukan kebenaran, bukan kesalahan. Kemudian ketika satu keluarga melayani Tuhan, maka kebahagiaan itu semakin lengkap. Siapa pun kita, apa posisi kita, kalau keluarga menyerahkan diri kepada Tuhan, percayalah berkat itu selalu akan ada. Apakah kita ingin membahagiakan keluarga kita? Ajaklah keluarga untuk memberikan hidupnya pada Tuhan. Mungkin kita punya kesempatan membuat anak jadi terkenal, itu sangat baik. Mungkin kita dapt menyekolahkan anak kita dengan sekolah yang paling tinggi dengan gelar yang banyak, atau mungkin kita banyak kolega yang bisa memberikan anak kita pekerjaan bagus, itu juga baik. Tetapi itu bukanlah ukuran dari suatu kebahagiaan. Yang membahagiakan keluarga itu adalah, bilamana keluarga itu menyediakan waktu untuk melayani Tuhan, sehingga keluarga itu betul-betul punya hubungan yang sangat indah, manis, dan itu menjadi pengalaman yang luar biasa dalam kehidupan. Apa warisan paling baik dari orang tua kepada anak-anaknya? Integritas, iman yang bisa diwariskan menjadi hal yang bisa menjamin masa depan anak-anak. Oleh karena itu, ketika sang suami memberi hidup pada Tuhan, lalu sang istri juga memberikan hidupnya pada Tuhan, bahagialah. Bisakah orang tua dan anak-anak, semua melayani Tuhan? Bisa !. Maka jika kita punya anak yang masih kecil, jangan biasakan dia menentukan pilihan mau ke gereja atau tidak. Lebih baik memaksa anak untuk pergi ke gereja. Soal pilihan ini, banyak orang belajar demokrasi
19
EDISI 84 – 2 Juni 2010
tetapi tidak mengerti hakekat demokrasi. Banyak orang belajar mandiri tetapi mandiri yang salah. Di Eropa, anak-anak sudah dididik untuk mandiri. Setelah anak-anak beranjak dewasa, 17 tahun, orang tua tidak lagi leluasa mengatur mereka, sebab anak-anak dianggap sudah berhak atas hidupnya. Menyedihkan, seakan-akan ibu hanya menjadi ibu bagi anak-anaknya selama 17 tahun saja! Berbahagialah orang tua di Indonesia yang masih punya wibawa atas anak-anaknya sekalipun anak-anaknya sudah punya anak, bahkan cucu. Jadi, bawalah anak-anak kita untuk kenal Tuhan. Didiklah dia baik-baik selagi bisa dibengkokkan. ”Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anakanakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.”(Efesus 6:4) selanjutnya nasihat bijaksana dari raja Soleman, Amsal 22:6 ”Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”
Terbit Mingguan oleh BAIT Ministry
Itu sebabnya kegiatan-kegiatan di gereja sangat penting bagi anak-anak kita. Setiap keluarga yang menyerahkan diri kepada Tuhan adalah keluarga yang sedang membangun kebahagiaan. Itu sebab orang tua harus terus mampu mengembangkan diri dalam korelasinya dengan Tuhan, membangun persekutuan dengan Tuhan, begitu pula anak-anak. Kita mengembangkan diri kita serta melibatkan anak-anak masuk untuk melayani dengan menggunakan talenta masing-masing, misalnya menyanyi, kelas kemajuan, ikut paduan suara, dan sebagainya. Ini salah satu upaya kita untuk memotivasi mereka untuk ambil bagian dalam pelayanan. Memang tidak langsung, sebab semuanya melalui proses untuk bertumbuh dan berkembang. Kita harus dorong mereka untuk ambil bagian dalam pelayanan. Rasa kebanggaan melayani Tuhan harus kita tanamkan kepada anak-anak. Belajarlah memberikan apa yang ada pada kita untuk Tuhan, seperti janda miskin yang memberi bukan dengan dompetnya, tapi dengan hatinya.
20