:j:l plolau L I Si tem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Keluarga Berencana Upaya menuju Pelayanan KB Berkualitas
Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat Bina Kesehatan Ibu Jakarta, 2012
Katalog Dal
Terbitan. Kementerian Kesehatan R I
613.94 Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan R I. Direktorat p Jenderal E lina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Pedoman sistE im pencatatan dan pelaporan pelayanan keluarga berencan a : upaya menuju pelayanan K B berkualitas
Jakarta Kementerian Kesehatan RI. 2012 ISBN 978-602-235-140-5 1. udul I. FAMILY PLANNING
Daftar Isi
TA SAMBUTAN ..................................................................................................................... iv ATA PENGANTAR ..................................................................................................................... v AFTAR ISTILAH PELAYANAN KB ....................................................................................... vi AFTAR ................................................................................................................ SINGKATAN ii viii AFTAR TABEL DAN BAGAN ................................................................................................... x AFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................... xi
AB I. PENDAHULUAN ........................................................................................................... 15 .1. Latar Belakang .................................................................................................................... 15 .2. Tujuan .................................................................................................................................... 16 .3. Situasi Program Keluarga Berencana di Indonesia .............................................. 16 AB 2. INDIKATOR DAN DATA PELAYANAN KB ............................................................ 18 .1. Indikator Pelayanan KB ................................................................................................. 18 .2 Indikator Tenaga ................................................................................................................ 19 .3 Indikator Sarana dan Prasarana .................................................................................. 19 .4 Indikator Cakupan Pelayanan ....................................................................................... 20 AB 3. PENCATATAN DAN PELAPORAN KB ................................................................... 27 .1. Formulir Pencatatan ........................................................................................................ 27 .2. Formulir Pelaporan ......................................................................................................... 28 AB 4. MEKANISME PENCATATAN DAN PELAPORAN KB ......................................... 32 .1. Mekanisme Pelaporan ..................................................................................................... 32 .2. Alur Pencatatan dan Pelaporan .................................................................................. 32 .3. Ringkasan Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan .............................................. 34
BAB 5. PENGELOLAAN PROGRAM DAN PELAYANAN KB ......................................... 36 AB 6. PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT KB (PWS KB) ....................................... 38 .1. Latar Belakang PWS KB ................................................................................................. 38 .2 Pengertian PWS KB .......................................................................................................... 39 .3. Tujuan PWS KB ................................................................................................................... 39 .4. Cara Membuat Grafik PWS KB ....................................................................................... 40 .5. Analisis dan Tindak Lanjut PWS KB ............................................................................ 44 .6 Pelembagaan PWS KB .................................................................................................... 45
AFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 47 LAM PIRAN ...................................................................................................................................... 49
1
Tim Penyu ^ un Edi s i 1 Konsultan : DR. Tris Eryando Anggota :
1. Besral, SKM, M.S 2. Milla Herdayati, M, MSi 3. Popy Yuniar, SKM MM 4. DR. Dewi Susanna
5. Dian Pratiwi, SPd, MKM Nara Sumber : 1. dr. Sri Hermiyanti M.Sc 2. Drs. Bahron Arifi Apt 3. dr Aragar Putri, DM 4. dr H.L. Lukman, BA 5. dr. Trisnawati G L oho, MHP 6. Ferinawati, SKM, PHM
7. dr. J. Prastowo N groho, MHA Kontributor : 1. Wayan Aryawati, KM, M.Kes 2. dr. Agustina 3. Drg Dewi Satiasa 4. dr. Rr. Endang No rsita D, MPH 5. dr. Ni Made Laks iwati 6. dr. Tries Anggrain 7. Hasnawati, SKM, .Kes
8. dr. Bambang Seti Sutrisno 9. dr. Emry Netty, M Kes 10. dr. Suginarti, MP 11. dr. Milwiyandia G
Editor :
11
Besral SKM, M.Sc Popy Yuniar SKM, MM G Ferinawati, SKM, MPH Eo a
.21
ao
.0 Gm
Diterbitkan oleh : Direktorat Bina Keseh tan Ibu, Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes Bekerjasama dengan WHO
z Y
Cetakan Pertama, Mel 2009 r da ins
^ l7
Tim Penyusun Edisi 2 Nara Sumber: 1. dr. Gita Maya Koemara S., MHA 2. Drs. Bambang Marsudi, MM 3. Dr. Tris Eryando, MA 4. Dra. Hitima Wardhani, MPH
Kontributor: 1. dr. J. Prastowo Nugroho 2. dr. Christina Manurung 3. Sugeng Budiono 4. dr. Nurmari Wahyu Hapsari 5. dr. Achmad Agus Fauriza, 6. Siti Sopiah 7. dr. Anantha Dian Tiara, MKM 8. dr. Inti Mudjiati 9. dr. Ari Rachmawati 10. Indi Susanti,SKM 11. Bernike Doloksaribu 12. dr. Savaart Hutagalung 13. Siti Kulsum, SKM, MKes.
14. Widya Precillia Sakul, SKom. 15. dr. D.K. Dewi Probowati 16. Prihatini Anggorowati, SAP 17. Wahyu Indratno, SE Editor: Dr. Christina Manurung
Diterbitkan oleh: Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes Edisi Kedua, Cetakan Pertama, September 2012
Ill
f
"ata Pengantar
ata Pengantar
uji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena hanya dengan ahmat dan RidhoNya-Iah, Pedoman Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan eluarga Berencana Edisi Kedua ini dapat diselesaikan. Pedoman Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Keluarga Berencana ini angat diperlukan oleh pengelola program pelayanan KB di lapangan, karena ariabel dan sistem yang ada sebelumnya belum dapat dimanfaatkan untuk melakukan intervensi dan pembinaan terfokus dalam satu wilayah kerja Puskesmas maupun kabupaten/kota, karena belum berdasarkan konsep wilayah. Pedoman ini elah mengakomodir variabel yang dibutuhkan untuk peningkatan pelayanan KB berkualitas dalam rangka penurunan Angka Kematian Ibu. Berdasarkan pengalaman penggunaannya di lapangan selama ini terutama dalam pembuatan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) KB, serta adanya prioritas pengembangan pelayanan KB pasca persalinan, maka dirasa perlu untuk menyusun Edisi Kedua buku ini dengan sedikit revisi. Draft Edisi Kedua buku ini telah dibahas bersamasama dengan lintas program dan lintas sektor terkait beserta Konsultan dan Kontributor Edisi Pertama pedoman ini. Disadari bahwa pedoman ini masih tetap belum sempurna, oleh karena itu semua masukan dan saran yang bermanfaat untuk Iebih menyempurnakan pedoman ini sangat kami harapkan. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan Edisi Kedua pedoman ini kami haturkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Mudah-mudahan Edisi Kedua pedoman ini dapat mencapai sasaran sebagaimana yang diharapkan
Direktur Bina Kesehatan Ibu Kementerian Kesehatan
dr! Gita Maya Koemara S, MHA V
I
Kata Sambutan
ambutan irektur Jenderal Bina Gizi dan KIA ementerian Kesehatan RI ersedianya data dan informasi yang akurat adalah merupakan hal yang sangat penting dalam proses perencanaan suatu program . Oleh sebab itu, mengingat program KB merupakan salah satu program pokok Puskesmas yang wajib dilaksanakan , maka Pedoman Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan KB ini sangat diperlukan . Pedoman ini merupakan salah satu upaya dalam penguatan manajemen pelayanan KB, khususnya pada penyediaan data dan informasi yang akurat. Melalui pedoman ini juga diharapkan dapat membantu pengelola program untuk dapat memantau pencapaian program pelayanan KB secara berkesinambungan di suatu wilayah , sehingga dapat mengidentifikasi secara dini permasalahan yang ada di wilayah kerja masing -masing dan selanjutnya menetapkan intervensi yang diperlukan. Saya menyambut baik diterbitkannya Pedoman Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan KB edisi kedua ini dengan melakukan sedikit revisi sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi . Dengan revisi ini diharapkan dapat lebih menyempurnakan pedoman ini serta mengatasi beberapa permasalahan dalam penggunaannya selama ini. Saya berharap pedoman ini benar - benar dapat digunakan sebagai acuan bagi pengelola program pelayanan KB di setiap jenjang administrasi sehingga mampu meningkatkan kualitas manajemen pelayanan KB.
Ja , Agustus 2012 Dirktur Je ral Bina Gizi dan KIA
A CL R O Ci G R 'fl a
Dr. H. Slamet Riyadi Yuwono , DTM&H, MARS c aQ
cE R
vii
aftar Istilah Pelayanan KB
Daftar Lstil^h Pelayanan KB
Hasil Pelayanan KB
PUS (Pasangan Usia Subur)
Merupakan hasil kegiatan pelayanan KB yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan KB, balk pada unit pelayanan kesehatan pemerintah yang meliputi: posyandu, polindes, puskesmas/ pustu, dan RS pemerintah, unit pelayanan milik TNI/Polri, maupun pada fasilitas pelayanan kesehatan swasta yang meliputi: BPS (Bidan Praktek Swasta), DPS (Dokter Praktek Swasta), dan RS Swasta, Klinik KB, Rumah Bersalin, dan Praktek Bersama. Pasangan yang istrinya berurnur antara 15-49 tahun, dalam hal ini termasuk pasangan yang istrinya lebih dari 49 tahun tetapi masih mendapat menstruasi
Peserta KB Baru
PUS yang baru pertama kali menggunakan metode kontrasepsi termasuk mereka yang pasca keguguran, sesudah melahirkan, atau pasca istirahat minimal 3 bulan.
Peserta KB Aktif (Current User)
Akseptor yang pada saat ini sedang memakai kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan, dan masih terlindungi oleh efek kontrasepsinya.
C
PUS Miskin
Pasangan Usia Subur yang termasuk dalam kriteria miskin menurut BPS dan memiliki Kartu Miskin/Surat Keterangan Tidak Mampu
PUS dengan 4T
PUS yang istrinya memenuhi salah satu kriteria "4 Terlalu" berikut: 1) berusia kurang dari 20 tahun; 2) berusia lebih 35 tahun; 3) telah memiliki anak hidup lebih dari 3 orang; atau 4) jarak kelahiran antara satu anak dengan lainnya kurang dari 2 tahun
PUS dengan penyakit Kronis
PUS yang istrinya menderita salah satu penyakit kronis, antara lain: kencing manis,jantung, asma berat, malaria, TBC, Anemia, KEK (kurang energi kalori), atau LILA < 23,5 cm.
Daftar Istilah Pelayanan KB
Drop Out (DO)
Akseptor KB yang tidak menggunakan alat kontrasepsi lagi dengan alasan apapun, setelah suatu periode pemakaian tertentu
Kegagalan KB
Kasus terjadinya kehamilan pada akseptor KB aktif, yang pada saat tersebut menggunakan metode kontrasepsi
Efek Samping
Efek yang tidak diinginkan yang dapat terjadi akibat penggunaan alat kontrasepsi, tetapi tidak menimbulkan akibat serius terhadap klien
Komplikasi
Gangguan kesehatan ringan sampai berat bagi klien yang terjadi akibat proses pemberian/ pemasangan metode kontrasepsi
Unmet Need
Wanita yang berstatus kawin yang tidak ingin punya anak lagi atau yang ingin menjarangkan kelahiran tetapi tidak menggunakan kontrasepsi
Informed consent
Persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarganya atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap klien tersebut
Contraceptive Prevalence Rate (CPR)
Persentase cakupan peserta KB aktif dibandingkan dengan jumlah PUS di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Total Fertility Rate/TFR 1.1 to-rata banyaknya anak yang dilahirkan hidup oleh seorang wanita sampai akhir masa (Angka Kelahiran Total) reproduksinya Fasilitas Pelayanan KB Sederhana
Fasilitas yang mampu dan berwenang memberikan pelayanan kontrasepsi metode: sederhana (kondom, obat vaginal), Pil KB, Suntik KB, AKDR/Implant (jika terdapat bidan terlatih), penanggulangan efek samping, komplikasi ringan dan upaya rujukan. Fasilitas ini berlokasi dan merupakan bagian dari: Pustu, Balai pengobatan swasta, BKIA Swasta, Pos
ix
I
attar lstilah Pela)
Kesehatan TNI/POLRI, Fasilitas KB khusus (pemerintah/swasta), Dokter/Bidan Praktek Swasta, Polindes. Fasilitas yang mampu dan berwenang memberikan pelayanan kontrasepsi metode: sederhana (kondom, obat vaginal), Pil KB, Suntik KB, AKDR, pemasangan/pencabutan Implant, dan MOP bagi memenuhi persyaratan. Fasilitas ini berlokasi dan merupakan bagian dari: puskesmas/ puskesmas dengan rawat inap, Balai pengobatan swasta, BKIA Swasta, poliklinik TNI/ POLRI, dan Rumah Bersalin. Fasilitas yang mampu dan berwenang memberikan pelayanan kontrasepsi metode: sederhana (kondom, obat vaginal), Pil KB, Suntik KB, AKDR, pemasangan/pencabutan Implant, MOP, dan MOW bagi memenuhi persyaratan. Fasilitas ini berlokasi merupakan bagian dari: RSU Kelas C yang mempunyai SpOG, dokter spesialis bedah, serta dokter umum yang telah mendapatkan pelatihan; RSU Swasta setara yang mempunyai SpOG, dokter spesialis bedah, serta dokter umum yang telah mendapatkan pelatihan; RSU TNI/POLRI yang mempunyai SpOG, dokter spesialis bedah, serta dokter umum yang telah mendapatkan pelatihan; dan RS Bersalin
I
r.r.-
Fasilitas yang mampu dan berwenang memberikan pelayanan semua jenis pelayanan kontrasepsi ditambah dengan pelayanan rekanalisasi dan penanggulangan infertilitas. Fasilitas ini berlokasi dan merupakan bagian dari: RSU kelas A, RSU TNI/POLRI kelas I, RSU Swasta setara, RSU Kelas B yang sudah ditetapkan sebagai tempat rekanalisasi. Ibu yang mulai menggunakan alat kontrasepsi langsung sesudah melahirkan (sampai dengan 42 hari sesudah melahirkan).
x
aftar Singkatan
Daftar Singkatan
AKDR Alokon
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Alat Obat Kontrasepsi
BHP Bides BKIA BKKBN BPS CU DPS Depkes Dinkes DO BPS Gakin Hb ICPD IUD KB KEK LILA MKE MOP MOW
Bahan Habis Pakai Bidan Desa Balai Kesehatan Ibu dan Anak Badan Keluarga Berencana Nasional Badan Pusat Statistik
Polindes Poskesdes PUS Puskesmas Pustu PWS RS RSU RT RW SDKI SpOG Subdit TBC TFR
Current User Dokter Praktek Swasta Departemen Kesehatan Dinas Kesehatan Drop-out Badan Praktek Swasta Keluarga Miskin Haemoglobin International Conference on Population and Development Intra Uterine Device Keluarga Berencana Kurang Energi Protein Lingkar Lengan Atas Metode Kontrasepsi Efektif Metode Operasi Pria Metode Operasi Wanita Pondok Bersalin Desa Pos Kesehatan Desa Pasangan Usia Subur Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas Pembantu Pemantauan Wilayah Setempat Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Rukun Tetangga Rukun Warga Survei Demografi Kesehatan Indonesia Spesialis Obstetrik Ginekologi Subdirektorat Tuberculose Total Fertility Rate A
I
Daftar Tabel an Bagan
Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Bagan
q r
xii
1 2 3 4 5 6 1
Indikator Pel ayanan KB Tk Pusat .................................................................. Indikator Pel ayanan KB Tk Propinsi/ Kab/ Kota ....................................... Jenis Formul jr Pencatatan dan Frekuensi Pencatatan ........................... Jenis Formul it Pelaporan KB tk . Puskesmas ............................................... Jenis Formul it Pelaporan KB tk . Kab/Kota .................................................. Jenis Formul it Pelaporan KB tk . Propinsi .................................................... Alur Pelapor an Sistem Informasi KB ............................................................
18 18 27
28 29 29 33
Daftar Lampiran
Daftar Lampiran
• FORMULIR TINGKAT PUSKESMAS
Formulir PWS KB dan pedoman Pengisian .................................................
49
Formulir Pencatatan dan Pedoman Pengisian ...........................................
53
Lampiran la. Pendataan PUS (FP PUS) ............................................................ Lampiran lb. Register Kohort KB (K.KB ) .........................................................
54 56
Contoh Formulir Pencatatan yang sudah ada: Lampiran 1c. Kartu peserta KB dan Kartu Status Peserta KB ..........................
59
Lampiran ld. Register Alokon dan BHP .........................................................
62
Lampiran le. Form Pendataan Tenaga dan Sarana Fasilitas Pelayanan KB ...............................................................
65
Formulir Pelaporan dan Pedoman Pengisian ............................................
67
Lampiran 2a. Laporan Tingkat Puskesmas • Rekapitulasi Pendataan PUS (REK. P PUS/ 08) ......................
68
• Rekapitulasi Kohort KB tingkat Puskesmas (REK YAN KB /08) ...................................................................
70
Contoh Formulir Pencatatan yang sudah ada: • Laporan Bulanan Alokon & BHP (LB ALOKON/08) ...............
72
• Rekap pendataan tenaga dan sarana fasilitas pelayanan KB tingkat Puskesmas (REK TS/08) ......................
74
• FORMULIR TINGKAT KAB/ KOTA
Lampiran 2b. Laporan Tingkat Kab/ Kota • Rekap Pendataan PUS Tk. Kab/Kota (REK P PUS KAB/08) ..............................................................
78
• Rekapitulasi Kohort KB tingkat Kab/Kota (REK YAN KB KAB/08) .........................................................
80
• Rekapitulasi laporan bulanan alokon dan BHP tingkat Kab/Kota (REK.LB ALOKON KAB/08) ...............
82
• Rekap pendataan tenaga dan sarana fasilitas pelayanan KB tingkat Kab/ Kota (REK TS KAB/08) ..............
85
I
artar Lamprran
• FORMULIR TINGKAT PROPINSI Lampiran 2c. Lapor n Tingkat Propinsi • Rek p Pendataan PUS Tk. Kab/Kota (RE P PUS KAB/08) .............................................................. • Rek pitulasi Kohort KB tingkat Propinsi
88
(RE YAN KB PROP/08) ......................................................... 90 • Rek pitulasi laporan bulanan alokon dan BHP tin kat Propinsi (REK.LB ALOKON PROP /08) ...................... 92
xiv
Bab 1 Pendahuluan
BAB I
PEN DAH U LUAN
1.1.
Latar Belakang
ndonesia merupakan salah satu negara yang ikut menyepakati hasil Konferensi International mengenai Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) pada tahun 1994 di Kairo. Pada Konferensi tersebut telah terjadi perubahan paradigma dalam pengelolaan kependudukan, dimana tidak lagi semata-mata penurunan fertilitas, tetapi pengelolaan masalah kependudukan dan penurunan fertilitas menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya kesehatan reproduksi yang berorientasi kepada pemenuhan hak reproduksi perorangan. Dengan kesepakatan ini maka pemberian pelayanan KB yang berkualitas dengan menghormati hak individu dan memperhatikan kepuasan klien menjadi hal yang utama, sehingga diharapkan akan mampu meningkatkan derajat kesehatan reproduksi individu disamping menurunkan tingkat fertilitas. Kesepakatan global tersebut telah pula di tindak lanjuti di tingkat Nasional dengan menyepakati pelaksanaan pelayanan KB merupakan komponen dari paket Kesehatan Reproduksi yang diberikan secara terpadu pada pelayanan kesehatan dasar. Adanya kebijakan desentralisasi yang menyerahkan sebagian kewenangan program KB dari pusat kepada pemerintah kabupaten/kota memberikan permasalahan tersendiri. Perubahan ini mengakibatkan perubahan pada bentuk organisasi BKKBN terutama di daerah Kabupaten/Kota sejak tahun 2004. Beragamnya bentuk organisasi BKKBN di Kabupaten/Kota balk yang tetap eksis, maupun yang merger ataupun menjadi lebih kecil menurut struktur organisasinya, sangat mempengaruhi pelaksanaan program KB secara keseluruhan. Masalah lain adalah selama ini pelaksanaan manajemen program KB lebih didominasi oleh BKKBN terutama segi pendanaan, pengadaan alokon, KIP/K, advokasi, pelatihan-pelatihan untuk provider maupun petugas lapangan termasuk sistem informasi KB. Sehingga petugas KB dari jajaran kesehatan merasa kurang memiliki program KB, meskipun program KB merupakan salah satu program pokok Puskesmas dan mempunyai indikator di dalam SPM yang harus dilaksanakan oleh setiap Kabupaten/Kota.
Adanya perubahan paradigma, kebijakan, dan permasalahan tersebut, maka Kementerian Kesehatan melakukan pembenahan-pembenahan dan memperkuat tenaga kesehatan untuk mengupayakan peningkatan kualitas pelayanan Keluarga Berencana. Sejak tahun 2000, telah dilakukan secara bertahap peningkatan ketrampilan para pengelola program KB dan pars pemberi pelayanan KB balk dari aspek manajemen, klinis maupun ketrampilan konseling dengan menggunakan Alat Bantu Pengambil Keputusan (ABPK). Untuk lebih memantapkan pengelola program dan pemberi pelayanan KB dalam menjalankan 15
Bab I Pendah
I
tugasnya, maka telah p Ia dibekali dengan buku-buku Pedoman baik pedoman dalam upaya memperk at manajemen pengelola program maupun dalam meningkatkan kualitas elayanan KB. Terakhir pada t un 2006, telah terbentuk satu unit kerja yang bertanggung jawab ter adap pengelolaan program pelayanan KB dalam rangka meningkatkan dan me antapkan kualitas pelayanan KB kedepan. Dengan semua upaya yang dilakukan t rsebut diatas, menjadi tidak berarti karena ketiadaan data dan informasi tent ng hasil pelayanan yang dilaksanakan. Selama ini sistem pencacatan dan pelapo an dilaksanakan oleh BKKBN. Semua hasil pelayanan di laporkan ke BKKBN t npa ada tembusan ke Dinas Kesehatan. Hal inilah yang kemudian membuat Ke kes merasa berkepentingan menyusun sistem pencatatan dan pelaporan pelayan n KB dengan menggunakan konsep wilayah setempat, agar dapat memantau an mengevaluasi hasil pelaksanaan program KB secara komprehensif dengan engacu kepada kepentingan sektor kesehatan terutama dalam pencapaian indi ator SPM yang telah ditetapkan bagi daerah serta indikator-indikator yan berkontribusi dalam penurunan Angka Kematian Ibu. Berdasarkan ke utuhan tersebut diatas, maka Kementerian Kesehatan mengembangkan siste pencatatan dan pelaporan pelayanan KB dengan pendekatan konsep wil yah, yang tertuang di dalam buku Panduan ini. Diharapkan buku pand an ini dapat menjadi acuan bagi pengelola program KB dalam meningkatkan k alitas manajemen pelayanan KB disemuajenjang.
1.2. Tujuan Buku ini disusur untuk memberikan petunjuk teknis mengenai pencatatan dan pelaporan pelayan n KB bagi petugas kesehatan mulai dari tingkat polindes/ poskesdes hingga pen Iola program di tingkat propinsi. Mereka diharapkan memahami cara pengis an formulir dan juga mekanisme dan slur pencatatan dan pelaporannya.
1.3.
Situasi Progr m Keluarga Berencana di Indonesia
Dalam tiga dasa arsa terakhir pencapaian KB di Indonesia dianggap berhasil di tingkat inter asional. Hal ini terlihat dari penurunan angka fertilitas total (TFR, Total Fertility Rate) dari 5,6 pada tahun 1971 menjadi 2,6 pada tahun 1997. Artinya pada tah n 1971, rata-rata anak yang dimiliki perempuan di Indonesia selama masa reproduksi sekitar 6 orang, turun separuh menjadi sekitar 3 orang pada tahun 19S7 Demikianjuga dengan pencapaian cakupan peserta
KB aktif (contraceptive prevalence rate, CPR) dengan berbagai metode balk tradisional maupun modern meningkat dari 57,4 % pada tahun 1997 menjadi 60,3 % pada tahun 2002-200 (CBS, NFPCB, MOH, and Macro Inc., 2003). Dilihat dari jenis metode kontrasepsi yang banyak dipilih/paling populer adalah suntik 27,8%; di usul pil 13,2%; dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) sekitar 6,2%. Cara lain ang meningkat peminatnya adalah susuk KB (4,31%) dan pengguna metode ope asi wanita (MOW atau sterilisasi) sekitar 3,7%. Akan tetapi
Bab l Pendahuluan
ti gkat penggunaan kontrasepsi pria masih sangat rendah (sterilisasi pria 0,4% d n kondom 0,9%). Walaupun data SDKI 2002-2003 menunjukkan keberhasilan program KB, d ri sumber data yang sama terungkap bahwa perempuan berstatus kawin yang ti ak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan kelahiran berikutnya tetapi ti ak menggunakan cara kontrasepsi (unmet need) masih cukup tinggi yaitu 8,6%. P nyebab masih tingginya angka ini, antara lain kualitas informasi dan pelayanan K , serta missed opportunity pelayanan KB pada pasca-persalinan. Demikian j ga proporsi Tingkat Putus Pemakaian Kontrasepsi (discontinuation rate) masih c kup tinggi sebesar 20,7%, angka Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD) masih s kitar 7,2%. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak terjadi kehamilan yang p rlu dihindari dan masih banyaknya pasangan yang belum memiliki kesadaran yang mantap untuk ber-KB. Hal lain yang masih memprihatinkan adalah masih tingginya angka Ibu Hamil dengan kondisi "4 Terlalu" yaitu sebesar 62,7% . Hal i i lah yang akan menjadi prioritas program KB agar kedepan dapat menurunkan a gka Ibu Hamil dengan kondisi "4 Terlalu". Karena apabila tidak bisa ditekan aka akan berkontribusi besar dalam meningkatnya Angka Kematian Ibu.
17
I
ob II Indikator Pelayanan KB
BABII
INDIKATORIPELAYANAN KB
2.1
Indikator Iayanan KB
Guna memen hi ketersediaan data yang Iengkap dan akurat dalam pelayanan program keluar, a berencana maka diperlukan sistem pencatatan dan pelaporan dari hasil peia anan KB mulai dari unit pelayanan terbawah polindes/poskesdes, puskesmas mbantu, puskesmas, klinik swasta, Bidan Praktek Swasta, Dokter Praktek Swast , Rumah Sakit pemerintah hingga tingkat manajemen Dinas Kesehatan kabupaten kota, Dinas Kesehatan propinsi, Berta Kemkes pusat. Berikut ini be erapa indikator pelayanan yang ditetapkan Kemkes untuk digunakan dalam me ggambarkan kinerja dan kualitas pelayanan KB. Akan tetapi pemerintah daerah d pat melakukan penambahan indikator sesuai kebutuhannya Tabel 1. Indikator Pelayaian KB Tingkat Pusat ndikator Pelayanan KB Tenaga
T
Sarana dan Prasarana 1. Ketersediaan alokon untuk keluarga Miskin (GAKIN)
V C
2. Ketersediaan alokon untuk Non GAKIN
A C
Cakupan Pelayanan 1. Persentase Peserta KB Aktif (CPR) 2. Persentase Komplikasi
3. Persentase Kegagalan 4. Persentase Drop out 5. Persentase PUS Miskin Ber-KB 6. Persentase PUS 4T Ber-KB
an KB Tingkat Prop/Kab/Kota Indikator Pelayanan KB Tenaga 1. Jumlah dokter SPOG di RS 2. Jumlah dokter umum terlatih standardisasi KB di fasilitas pelayanan KB (RS, Puskesmas, DPS) 3. lumlah bidan terlatih standardisasi KB di fasilitas pelayanan KB (RS, Puskesmas, BPS) 4. Jumlah Bidan di desa yang terlatih standardisasi KB (Polindes/Poskesdes)
18
Sarana dan Prasarana 1.
2. 3. 4.
Ketersediaan peralatan pelayanan KB (IUD kit, implant kit, dll) Ketersediaan BHP (Bahan Habis Pakai) Ketersediaan alokon untuk keluarga Miskin (GAKIN) Ketersediaan alokon untuk Non GAKIN
Cakupan Pelayanan 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Persentase Peserta KB Aktif (CPR) Persentase Peserta KB Baru Persentase Komplikasi Persentase Kegagalan Persentase Drop Out Persentase PUS Miskin Ber-KB
7.
Persentase PUS 4T Ber-KB
8.
Persentase PUS dengan atau menderita penyakit kronis ber-KB Persentase ibu pasca persalinan/ Keguguran ber KB
9.
Bab 11 Indikator Pelayanan KB
Penjelasan masing-masing indikator berikut perhitungan dapat dilihat berikut ini:
2.2. Indikator Tenaga a. Jumlah dokter SpOG yang terlatih KB di RS :jumlah seluruh dokter spesialis obstetri dan gynekologi yang memberikan pelayanan KB di RS.
b. Jumlah dokter umum yang terlatih KB di fasilitas pelayanan KB: jumlah dokter umum yang bertugas di RS, Puskesmas, dan Dokter Praktek Swasta yang telah mendapatkan pelatihan standarisasi pelayanan KB. c. Jumlah Bidan yang terlatih KB di fasilitas pelayanan KB: jumlah bidan yang bertugas di RS, Puskesmas, dan Bidan Praktek Swasta yang telah mendapatkan pelatihan standarisasi KB.
d. Jumlah Bidan di desa yang terlatih KB : jumlah bidan desa yang bertugas di Polindes/Poskesdes yang telah mendapatkan pelatihan standarisasi KB.
2.3. Indikator Sarana dan Prasarana a. Persentase ketersediaan alokon untuk Gakin : persentase jumlah pil, obat suntik KB, IUD, Implant dan kondom untuk keluarga/PUS miskin yang tersedia di fasilitas pelayanan KB terhadap kebutuhan alokon untuk Gakin/PUS miskin. Jumlah alokon yang tersedia untuk Gakin x 100% Jumlah kebutuhan alokon untuk Gakin
b. Persentase ketersediaan alokon untuk Non Gakin : persentase jumlah pil, obat suntik KB, IUD, Implant dan kondom untuk keluarga tidak miskin yang tersedia di fasilitas pelayanan KB terhadap seluruh kebutuhan alokon untuk non Gakin. Jumlah alokon yang tersedia untuk Non Gakin x 100% Jumlah kebutuhan alokon untuk Non Gakin
c. Ketersediaan Peralatan pelayanan KB:jumlah ketersediaan peralatan untuk pelayanan KB menurut fasilitas pelayanan KB. d. Ketersediaan BHP (Bahan Habis Pakai ):jumlah ketersediaan bahan habis pakai di fasilitas pelayanan KB. 19
I
2.4. Indikator Cakupan Pelayanan a. Cakupan serta KB Baru: Definsi O rasional: Peserta KB aru adalah PUS yang baru pertama kali menggunakan metode ko trasepsi termasuk mereka yang pasca keguguran, sesudah melahirkan atau pasca istirahat minimal 3 bulan. Perhitung n: Persentase eserta KB baru yang dilayani terhadap seluruh PUS di suat wilayah kerja tertentu.
Berta KB Baru
x 100%
ah PUS
Interpreta : Indikator in digunakan untuk menilai kinerja program KB dengan melihat pe apaian per bulan/ per tahun dan membandingkannya dengan tar et masing-masing wilayah. Bila angka yang diperoleh rendah ata menurun, hal ini dapat menunjukkan kinerja program yang kurang, khu usnya terkait dengan pemberian konseling, yang saat ini dianjurkan enggunakan alat bantu yang disebut ABPK (Alat Bantu Pengambil eputusan ber KB). Indikator p erta KB baru dapat disajikan menurut metode kontrasepsi, per bulan/p r tahun maka dapat dilihat kecenderungan jenis kontrasepsi ang banyak dipilih PUS. Jika peserta KB baru banyak memilih jen s kontrasepsi bukan jangka panjang seperti pil, suntik, kondom, o bat vaginal, maka petugas harus meningkatkan pemberian konseling Ialui ABPK agar klien mampu memilih alat kontrasepsi yang betul- etul efektif dan efisien bagi mereka dalam mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, seperti kontrasepsijangka panjang yaitu AKDR, mplant, MOP dan MOW.
b. Cakupan P serta KB Aktif (Contraceptive Prevalence Rate/CPR) Definsi Op rasional : Peserta KB a of (PA) adalah peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai al kon terus-menerus hingga saat ini untuk menjarangkan kehamilan a au yang mengakhiri kesuburan.
20
Perlu dipah i bahwa dalam konsep kohort, PA bukanlah akseptor kunjungan u ang. Sehingga perhitungan seorang akseptor sebagai PA hanya dilak kan satu kali dalam satu tahun kalender.
Bab I! Indikator Pelayanan KB
Perhitungan: Persentase peserta KB aktif terhadap total PUS, di suatu wilayah kerja tertentu. Jumlah Peserta KB Aktif
x 100%
Jumlah PUS
Interpretasi: Indikator ini menunjukkan berapa besar pasangan usia subur yang berpotensi hamil yang terlindungi dari kejadian kehamilan. Indikator ini digunakan untuk menilai kinerja program KB dengan melihat pencapaian per bulan/ per tahun dan membandingkannya dengan target masing-masing wilayah. Bila angka ini rendah atau di bawah target MDGs 2015 65%, ini menunjukkan banyaknya PUS yang tidak menggunakan kontrasepsi padahal mereka berpotensi untuk hamil. Hal ini berakibat meningkatnya jumlah kehamilan yang tidak diinginkan/direncanakan, meningkatnya risiko kehamilan/persalinan, selanjutnya meningkatnya risiko kesakitan/kematian ibujika kehamilan terjadi pada kelompok PUS dengan "4 Terlalu" atau PUS dari keluarga miskin atau PUS dengan penyakit kronis. c. Presentase komplikasi Definisi Operasional: Komplikasi adalah Peserta KB baru atau lama yang mengalami gangguan kesehatan mengarah pada keadaan patologis, sebagai akibat dari proses tindakan/pemberian/pemasangan alat kontrasepsi yang digunakan seperti: perdarahan, infeksi/abses, fluor albus bersifat patologis, perforasi, translokasi, hematoma, tekanan darah meningkat, perubahan HB, expulsi (Depkes, 2005:16). Komplikasi yang terjadi dalam periode satu tahun kalender dihitung satu kali. Diihitung per metode IUD, Implant, suntik, Pil, MOP, dan MOW
Perhitungan: Persentase peserta KB yang mengalami komplikasi (per metode kontrasepsi) terhadap seluruh peserta KB aktif (per metode kontrasepsi) di wilayah kerja tertentu. Jumlah Peserta KB yang komplikasi
x 100%
Jumlah peserta KB aktif 21
I
Bob b I! Indl
Interpret is Target dari indikator ini digunakan adalah agar semua kasus komplikasi dapat diid ntifikasi dan dapat tertangani. Indikator ini digunakan untuk menilai ku litas pelayanan KB dengan melihat kasus per bulan atau per tahun dan embandingkannya dengan angka toleransi yang telah ditetapkan oleh para ahli di masing-masing wilayah. Bila angka ni tinggi atau diatas angka toleransi (3,5%'), ini menunjuk an bahwa kualitas pelayanan KB perlu ditingkatkan terutama terkait den an ketrampilan petugas. Untuk perbaikan kualitas pelayanan aka perlu dianalisis kontrasepsi apa Baja yang paling banyak terj di. Kemudian dipikirkan rencana tindak lanjut untuk mengelmi it masalah tersebut. Misalnya mungkin diperlukan pelatihan CTU sebag i refreshing bagi bidan-bidan dan dokter pemberi pelayanan B. d. Presentas Kegagalan Kontrasepsi Definisi O erasional: Kegagalan ontrasepsi adalah kasus terjadinya kehamilan pada akseptor K aktif yang pada saat tersebut menggunakan metode kontrasepsi (Depkes, 2005:15). Perhitung n: Persentase eserta KB yang mengalami kegagalan kontrasepsi terhadap seluruh pes rta aktif di wilayah kerja tertentu. ^serta KB yang Mengalami Kegagalan Jumlah peserta KB aktif
X 100
Interpreta Indikator k agalan kontrasepsi salah satu indikator untuk menilai kualitas pel yanan KB dengan melihat kasus per bulan/ per tahun dan membandi gkannya dengan angka toleransi di masing-masing wilayah. Apabila ang a ini tinggi atau diatas angka toleransi (0,2%2), hal ini menunjukk n kualitas pelayanan KB perlu ditingkatkan terutama terkait den n pemberian konseling. Kegagalan kontrasepsi dapat terjadi kare a memang setiap metode kontrasepsi angka efektifitasnya tidak 100%, berarti ada kemungkinan terjadinya kegagalan walaupun s ngat kecil sekali. Dilain pihak, kegagalan ini dapat pula
Depkes R( dan UNFPk Anokso Situosi dan Bimbingi Teknis Pengefolaan Pefoyonon KB. Jakarta: Oirjen Binkesmas, 2005. ldem.
22
Bob II Indikator Pelayanan KB
disebabkan oleh ketidaktahuan pada aturan pakai atau cara pakai yang keliru sehingga menyebabkan efektifitas mencegah kehamilannya rendah. Dalam kejadian ini petugas diharapkan meningkatkan kualitas konselingnya dan memberikan pelayanan dalam mengatasi kegagalan tersebut. Agar perbaikan kualitas dapat dilaksanakan maka setiap kegagalan perlu dianalisis menurutjenis kontrasepsi sehingga dapat diketahui jenis kontrasepsi yang paling banyak mengalami kegagalan. Kemudian rencanakan tindak lanjut untuk mengeliminir masalah tersebut. Sebagai contoh kurangnya kemampuan konseling para bidan pemberi pelayanan, maka direncanakan pelatihan ABPK. e. Cakupan PUS Miskin Ber-KB: Definisi Operasional: PUS Miskin adalah PUS yang memenuhi kriteria sebagai keluarga miskin (gakin) menurut BPS. Perhitungan: Persentase PUS miskin yang menjadi peserta KB terhadapjumlah PUS miskin di wilayah kerja tertentu. Jumlah PUS Gakin ber-KB
x 100%
Jumlah PUS Gakin
Interpretasi: Indikator ini digunakan untuk menilai akses keluarga miskin untuk berKB. Untuk menilai akses tersebut maka indikator ini dianalisis dan disajikan per bulan/ per tahun dan membandingkannya dengan target masing-masing wilayah. Bila angka yang diperoleh rendah atau menurun, hal ini dapat menunjukkan akses keluarga miskin untuk ber-KB rendah. Rendahnya akses ini dapat disebabkan rendahnya promosi KB, tindak lanjutnya perlu ditingkatkan upaya promosi terutama untuk kelompok gakin. f. Cakupan PUS dengan "4T" ber-KB Definisi Operasional:PUS dengan "4T" (4 Terlalu) adalah PUS dimana istrinya memiliki salah satu kriteria "4T" yaitu : 1) berusia kurang dari 20 tahun; 2) berusia lebih 35 tahun; 3) telah memiliki anak hidup lebih dari 3 orang; atau 4) jarak kelahiran antara satu anak dengan lainnya kurang dari 2 tahun. 23
I
F
Perhitunga, Persentase F US dengan "4T" yang menjadi peserta KB terhadap seluruh PUS dengan "4T" di wilayah kerja tertentu.
M
ah PUS "4T" ber-KB
x 100%
ih PUS dengan "4T"
Interpretas Kehamilan a tau Kelahiran pada kondisi "4T" memiliki resiko terjadinya kesakitan ba kan kematian ibu. Oleh karena itu, hamil/bersalin pada PUS yang m miliki potensi untuk hamil/melahirkan pada kondisi "4T" harus diceg h dengan menggunakan kontrasepsi. Indikator ini ianalisis dan disajikan perbulan/pertahun dan membandin kanya dengan target masing-masing wilayah. Bila angka ini rendah a u menurun maka program pemberian konseling perlu ditingkatkan terutama pada kelompok PUS memiliki potensi '4T' 9• Presentase rop Out Definisi Op rasional: Peserta drop out adalah peserta ,ang tidak melanjutkan penggunaan kontrasepsi rop-out) dalam satu tahun kalender dibandingkanjumlah peserta aktif di wilayah kerja tertentu. Kasus DO tidak termasuk mereka yang ganti c ra. Perhitungat : Peserta KB yang Drop Out
x 100°
mlah peserta KB aktif
Interpretasi Menurut SD I 2002-2003, angka DO cukup tinggi yakni 20,7% dimana sebagian be r penyebabnya adalah karena ingin hamil lagi, mengalami efek sampin , ingin metode yang Iebih efektif, dan kurangnya akses. Berdasarkan lasan-alasan tersebut diatas, maka petugas kesehatan dapat menin katkan kualitas konselingnya agar klien yang DO karena ingin amil lagi dapat melakukannya apabila jarak kelahirannya sudah 2 tahu , kemudian apabila konseling yang diberikan berkualitas maka seharu nya tidak terjadi DO bagi klien yang mengalami efek samping kar na semua obat kontrasepsi pasti ada efek samping yang tidak memb hayakan kesehatan klien. Indikator ini ianalisis dan disajikan perbulan/pertahun dan membandin kanya dengan target masing-masing wilayah. Bila angka 24
Bab 11 Indikator Pelayanan KB
ini meningkat, maka hal ini menunjukkan bahwa mutu pelayanan KB perlu ditingkatkan, seperti pemberian konseling yang berkualitas. h. Cakupan PUS dengan penyakit kronis ber-KB Definisi Operasional: PUS dengan penyakit kronis adalah PUS yang istrinya menderita salah satu penyakit kronis berikut: kencing manis,jantung, asma berat, malaria, TBC, Anemia, KEK (kurang energi kronik)/LILA<23,5 cm, atau Infeksi menular seksual/Infeksi saluran reproduksi/HIV-AIDS/Hepatitis B. Untuk HIV-AIDS pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi masingmasing wilayah. Perhitungan: Persentase PUS dengan penyakit kronis yang menjadi peserta KB terhadap seluruh PUS dengan penyakit kronis di wilayah kerja tertentu. Jumlah PUS sakit kronis ber-KB
x 100%
Jumlah PUS dengan penyakit kronis
Interpretasi: Kehamilan atau kelahiran pada PUS yang memiliki salah satu penyakit kronis memiliki resiko terjadinya kesakitan bahkan kematian ibu. Oleh karena itu, hamil/bersalin pada PUS yang dengan kondisi tersebut harus dicegah dengan menggunakan kontrasepsi.
ro
Indikator ini dianalisis dan disajikan perbulan/pertahun dan membandingkannya dengan target masing-masing wilayah. Bila angka ini tinggi atau meningkat maka program pemberian KIP/K perlu ditingkatkan terutama pada kelompok ini. i. Cakupan KB pasca persalinan Definisi Operasional: KB pasca persalinan adalah pasangan usia subur yang mulai menggunakan alat kontrasepsi langsung sesudah melahirkan (sampai dengan 42 hari sesudah melahirkan). Perhitungan: Persentase pasangan usia subur yang mengikuti KB pasca persalinan terhadapjumlah sasaran ibu persalinan dalam 1 tahun. Pasangan usia subur yang mengikuti KB pasca persalinan x 100%
Jumlah sasaran ibu bersalin 25
1
I
Jumlah sasa an ibu bersalin diperkirakan dengan menggunakan cara perhitunga berikut:3 gran ibu bersalin = CBR x 1,05 x jumlah ienduduk di wilayah tersebut
CBR (Crude Pirth Rate) = angka kelahiran kasar, angka ini bisa didapatkan ari kantor BPS setempat (Propinsi atau Kabupaten/Kota). Interpretas Kembalinya esuburan sesudah sesudah bersalin sulit diperkirakan. Sehingga ke amilan dapat terjadi tanpa disadari yang menyebabkan terjadinya k hamilan yang tidak dinginkan/direncanakan. Maka penggunaar kontrasepsi sesudah bersalin harus sesegera mungkin. Oleh karena itu indikator ini menjadi salah satu indikator yang menilai kinerja pela nan KB. Indikator ini dianalisis dan disajikan perbulan/ pertahun da membandingkannya dengan target masing-masing wilayah. Bile angka ini rendah (tidak mencapai 100%) maka program pemberian P/K pasca persalinan perlu ditingkatkan.
' Depkes RI, Pedomon Pemantooan Wilayah Setempat la!sehaton Ibu dan Anak . Jakarta Depkes RI, 2003
26
Bab III Pencatatan & Pelaporan KB
3ABUI
PENCATATAN & PELAPORAN KB
3.1.
Formulir Pencatatan Adapun formulir pencatatan hasil pelayanan KB di unit pelayanan KB baik pemerintah maupun swasta terdiri dari:
Tabel 3. Jenis Formulir Pencatatan dan Frekuensi Pencatatan
Pendataan PUS
FP.PUS/08
Tahunan
Register Kohort KB
K/KB/08
Harian
Penjelasan untuk masing-masing formulir dapat dilihat berikut ini: a. Pendataan PUS (FP. PUS/08)
Formulir ini digunakan untuk mendata PUS yang terkait dengan perhitungan sasaran program KB dan kesehatan reproduksi. Adapun Informasinya mencakup usia PUS (suami dan isteri), status kehamilan saat pendataan identifikasi PUS 4 T (jumlah dan jarak kelahiran, serta umur), identifikasi PUS dengan penyakit kronis (seperti anemia, LILA<23,5 cm, dan penyakit kronis Iainnya). Pendataan dilakukan setahun sekali, dibuat bersamaan dengan pendataan keluarga oleh Dinas KB. Untuk melakukan pendataan ini dapat dikerjakan bersama-sama antara Dinas Kesehatan dengan Dinas KB/sejenis, atau Dinas Kesehatan melakukan pendataan secara independen/mandiri. Data hasil pendataan merupakan data dasar untuk perhitungan sasaran PUS, PUS Miskin, PUS 4T, dan PUS dengan penyakit kronis. Dimana data tersebut akan menjadi penyebut/denominator dalam perhitungan kebutuhan pelayanan KB dan perhitungan cakupan hasil pelayanan KB selama satu tahun berikutnya. Pendataan PUS, dibuat per Rukun Tetangga (RT), kemudian direkap per RW atau Dukuh dan direkap lagi per Desa. Pendataan per desa akan menjadi dasar perhitungan kebutuhan dan cakupan hasil pelayanan KB oleh Bidan Desa. Formulir dan Pedoman pengisian di lampiran la.
b. Register K hort KB (K/KB/08)
Register ini igunakan untuk mencatat hasil pelayanan kontrasepsi pada peser a KB lama dan baru setiap hari pelayanan. Register ini digunakan ntuk kurun waktu minimal satu tahun kalender. Informasi dalam regis er ini berisikan data hasil pelayanan, keluhan komplikasi, efek sampir g, kegagalan KB, dan ganti cara. Hasil penca atan pada register kohort menjadi sumber data dalam membuat P S KB di puskesmas. Formulir dan Pedoman pengisian di lampiran lb. Perlu Diketahui: Untuk data lain se erti ketersediaan alokon, tenaga dan sarana, petugas dapat menggunak n formulir yang selama ini telah berjalan. Namun jika formulir tersebut ti ak tersedia maka petugas dapat menggunakan formulir berikut ini: 1. Kartu peserta K dan kartu status peserta KB (Lampir(in 1c). 2. Register alokon Lampiran 1d). 3. Kartu pendataa tenaga dan sarana (Lampiran le).
3.2. Formulir P laporan Seluruh hasil k giatan pelayanan KB dibuat Iaporannya oleh Puskesmas. Selanjutnya dil porkan ke dinkes kab/kota. Jenis formulir pelaporan di tingkat puskes as dapat dilihat pada tabel berikut. Data pelayanar KB, selain untuk dilaporkan ke tingkat kab/kotajuga dapat dimanfaatkan uskesmas untuk membuat Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) bidang elayanan KB (dapat diihat pada BAB 5). Tabel 4. Jenis Formulir Pei poran KB tingkat Puskesmas Formulir
..
Rekapitulasi pendataan PUS tingkat Puskesmas
REK P.PUS/08 Tahunan FP. PUS/08
Laporan Pelayanan KB TK. Puskesmas
REG. KOHORT KB/08
Rekapitulasi pendataan to aga dan sarana fasilitas pelaya an KB tingkat puskesmas Laporan Bulanan Alokon d n BHP Tingkat Puskesmas 28
••
Bulanan
K/KB/08
REK. TS/08
Tahunan
Mengacu pada sumber data yang telah tersedia seperti: K/0/KB/04 atau Form LT SP3, dsb
LB. ALOKON/08
Bulanan
Mengacu pada sumber data yang telah tersedia seperti: R/II/KB/04
Bab 111 Pencatatan & Pelaporan KB
Pelaporan hasil kegiatan pelayanan KB dari masing-masing Puskesmas direkap oleh Kab/Kota. Di Kab/Kota, data ini dapat dimanfaatkan untuk perencanaan, monitoring, dan evaluasi program KB di wilayahnya. Selanjutnya, tingkat Kab/Kota melaporkannya ke Dinkes Propinsi dengan menggunakan formulir pelaporan berikut: abel S . Jenis Formulir Pelaporan KB Tingkat Kab/Kota .. REK P.PUS KAB/08
Tahunan
REK P.PUS/08
Laporan Pelayanan KB TK. Kab/ Kota
REK KOHORT. KB KAB/08
Bulanan
REK KOHORT.KB/08
Rekapitulasi pendataan tenaga dan sarana fasilitas pelayanan
REK.TS KAB/08
Tahunan
Rek. TS/08
REK. LB. ALOKON KAB/08
Bulanan
LB. ALOKON/08
Rekapitulasi Pendataan PUS TK. Kab
KB Kab/Kota
Rekapitulasi laporan bulanan alokon & BHP tingkat Kab/Kota
Puskesmas wajib melaporkan seluruh Alokon yang didistribusikan kepada kseptor, berdasarkan sumber dan jenis alokon (termasuk Alokon mandiri). Pelaporan hasil kegiatan pelayanan KB dari masing-masing Kab/Kota irekap oleh Propinsi, kemudian Propinsi melaporkannya ke Pusat danjuga dapat imanfaatkan Dinkes Propinsi untuk melakukan perencanaan, monitoring, dan valuasi program KB di wilayahnya. Jenis formulir pelaporan dapat dilihat pada abel 6. abel 6. Jenis Formulir Pelaporan KB Tingkat Propinsi
Rekapitulasi Pendataan PUS REK P.PUS Tahunan REK P.PUS KAB/08 TK. Propinsi PROP/08
Laporan Pelayanan KB TK. Propinsi
Rekapitulasi laporan bulanan
Alokon & BHP tingkat Propinsi
REK KOHORT KB PROP/08
REK.LB ALOKON
PROP/08
Bulanan
Bulanan
REK KOHORT KB KAB/08
Rek. LB ALOKON
KAB/08 29
Bab Ill Pencatatan & Pelaporan i(B
Penjelasan unt^k masing-masing formulir pelaporan dapat dilihat berikut ini:
a. Rekapitula i Pendataan PUS Rekapitulas pendataan PUS dilakukan setiap tahun. Rekapitulasi pendataan US berisi informasi mengenaijumlah PUS, jumlah PUS miskin, jum ah PUS dengan 4T, jumlah PUS dengan anemia, jumlah PUS dengan per yakit kronis, dan metode KB yang sedang digunakan. Menurut ti gkat pelayanan, Rekapitulasi pendataan PUS terdiri dari 3 jenis yait : 1) Rekapitulasi pendataan PUS tingkat puskesmas yang melaporka data per desa ke Kab/Kota; 2) Rekapitulasi pendataan PUS tingka Kab/Kota yang melaporkan data per puskesmas ke Propinsi; d an 3) Rekapitulasi pendataan PUS tingkat propinsi yang melaporka data per Kab/Kota ke pusat. b. Laporan P Iayanan KB Hasil pelay nan KB di semua pelayanan dilaporkan dalam formulir Laporan Pe yanan KB. Laporan ini dibuat setiap bulan dan berisi jumlah pes rta KB baik aktif maupun baru,jumlah kasus komplikasi serta jumla kasus kegagalan kontrasepsi dan sebagainya.
v
Menurut level pelayanan, formulir ini terdiri dari 3 jenis yaitu: 1) Laporan Pe yanan KB tingkat Puskesmas, yang melaporkan hasil pelayanan B di puskesmas ke Kab/Kota; 2) Laporan Pelayanan KB tingkat Kab Kota, yang melaporkan hasil pelayanan KB per puskesmas ke propinsi; dan 3) Laporan Pelayanan KB tingkat Propinsi, yang melaporka hasil pelayanan per Kab/Kota ke pusat. c. Rekapitula i Pendataan Tenaga dan Sarana Fasilitas Pelayanan KB Laporan pe dataan PUS dilakukan setiap tahun. Laporan ini berisi informasi engenai jumlah tenaga kesehatan di masing-masing fasilitas pel yanan KB dan jenis pelatihan teknis yang terkait dengan pelayanan B. Menurut p Iayanan, laporan ini terdiri dari 2jenis yaitu: 1) Rekapitulasi pendataan enaga dan sarana fasilitas pelayanan KB tingkat puskesmas yang melap rkan data di semua fasilitas pelayanan KB di wilayah kerja puskesmas; 2) Rekapitulasi pendataan tenaga dan sarana fasilitas pelayanan B tingkat Kab/Kota yang melaporkan data semua fasilitas pelayanan B yang ada di Kab/Kota ke propinsi. Khusus untuk data tenaga dan sarana di fasilitas pelayanan KB tidak perlu dilaporkan oleh propinsi ke usat, informasi ini lebih bermanfaat bagi propinsi untuk membuat p rencanaan tenaga dan sarana pelayanan KB.
30
Bob III Pencatatan & Pelaporan KB
d. Laporan Bulanan Alokon & BHP Formulir ini dilaporkan dengan frekuensi bulanan. Laporan ini berisi informasi mengenai stok awal, penerimaan, penggunaan, dan sisa menurut masing-masing metode kontrasepsi serta bahan habis pakai. Laporan ini terdiri dari 3jenis untuk masing-masing tingkat pelayanan, yaitu 1) laporan bulanan alokon & BHP tingkat puskesmas, yang melaporkan data ke Kab/Kota; 2) Rekapitulasi laporan bulanan alokon & BHP tingkat Kab/Kota yang melaporkan data per puskesmas ke Propinsi; dan 3) Rekapitulasi laporan bulanan alokon tingkat Propinsi yang melaporkan data per kab/kota ke pusat.
Laporan BHP dibuat dan dilaporkan dan disesuaikan kondisi daerah
31
I
Bab IV Mekanisme Pencatatan 8, Pelaporan KB
BABIV MEKANISME
PENCATATAN & PELAPORAN KB
4.1 Mekanism Pelaporan Sistem Pencat tan dan Pelaporan pelayanan KB ini dikembangkan berdasarkan k nsep wilayah. Ini berarti laporan yang dihasilkan mencerminka gambaran proses dan pencapaian hasil kegiatan dalam suatu wilayah uskesmas, sehingga akan tercakup hasil pelayanan yang diberikan oleh bidan di desa, bidan/dokter praktek swasta, klinik swasta, dan rumah sa it. Oleh karena itu semua FPK (Fasilitas Pelayanan KB) termasuk rum h sakit, bidan dan dokter praktek swasta di wilayah kerja Pukesmas har s tercakup datanya dalam sistem informasi KB puskesmas. Untuk itu pus smas perlu menunjuk stafnya yang berfungsi sebagai penghubung, ntara puskesmas dengan semua Fasilitas Pelayanan KB yang ada di w ayahnya untuk mengumpulkan data hasil pelayanan KB. Lihat Bagan 1. Data KB dari p skesmas secara rutin dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Ko a. Periode laporan tergantung pada jenis indikator, untuk indikator caku an pelayanan KB, seperti persentase KB aktif, kejadian komplikasi, Pe sentase PUS ber-KB, Persentase PUS Miskin Ber-KB, Persentase Ib 4T ber-KB, Persentase Ibu sakit kronis ber-KB dilaporkan secara bulana . Sedangkan indikator ketenagaan, peralatan pelayanan KB, dan bahan habis pakai dilaporkan secara tahunan.
Dinas Kesehat n Kabupaten selanjutnya melaporkan data KB ke Dinas Kesehatan Pro insi dan selanjutnya dilaporkan ke Kemkes Pusat (Subdit Bina KB). Selanjutnya, la oran tadi oleh Kemkes akan dianalisis dan kemudian akan memberikan u pan balik kepada Propinsi, Kabupaten/Kota.
4.2. Alur Penca atan dan Pelaporan Secara garis b sar pencatatan dan pelaporan dapat dilihat pada bagan berikur ini:
32
Bab IV Mekanisme Pencatatan & Pelaporan KB
Bagan 1. Alur Pelaporan Sistem Informasi KB
i
BKKBN PROPINSI
BUPATI/ WALIKOTA
DINKES KAB/KOTA
flINSTITUSI KB KAB/KOTA
RS
J
_ 1 I LT.LP.PUS, Rek TS LB:LB alokon, REK Yon KB
Pertemuan Bulanan VERIFIKASI data
BIDES/POUNDES/ POSKESDES
Laporan kerja Tembusan/koordinasi
PLKB
______♦ Umpan Batik ..............^ Penjemputan laporan
33
I
Bab IV Mekanisme Pencatatan &, Pelaporan KB
4.3. Ringkasan (Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan a. Setiap tah in, Puskesmas melakukan Pendataan PUS dengan mengguna an Formulir Pendataan PUS. Pendataan dapat dilakukan dengan ker sama antara Dinas Kesehatan dengan Dinas KB atau Dinas Kesel atan melakukan pendataan secara independen/ mandiri. Data hasil P ndataan merupakan data dasar untuk perhitungan jumlah PUS, PUS iskin, PUS 4T, dan PUS dengan penyakit kronis (termasuk anemia, KE , LILA<23,5 cm). Data tersebut akan menjadi denominator dalam perk ungan kebutuhan pelayanan KB dan perhitungan cakupan hasil pelaya an KB selama satu tahun berikutnya. Pendataan PUS berisi list ru ah tangga dan keterangan tentang PUS, akan dibuat per di Ruku Tetangga (RT), kemudian direkap per RW atau Dukuh dan direka lagi per Desa. Rekapan per desa akan menjadi dasar perhitunga kebutuhan dan cakupan pelayanan oleh Bidan Desa. Rekapan pe kecamatan akan menjadi dasar perhitungan kebutuhan dan cakupa pelayanan oleh Puskesmas. b. Setiap tah n, Puskesmasjuga membuat laporan rekapitulasi tenaga dan sarana. Data ini didapat dari sumber data yang selama ini telah berjalan se erti Kartu Pendaftaran Fasilitas Pelayanan KB (K/0)
dari BKKBN. c. Selanjutny setiap tahun , puskesmas melaporkan hasil pendataan PUS dan pe dataan tenaga dan sarana pelayanan KB ke tingkat Kab/kota. d. Setiap fasili s pelayanan KB mencatat semua hasil pelayanan KB, di dalam form lir Register KOHORT KB . Formulir ini berisi data tentang peserta KB, ang diikuti terus sampai peserta drop out, berhenti atau gaga) tau mengalami kehamilan, atau pindah ke luar wilayah. Data yang t rsedia dalam buku kohort KB untuk menghitung angka penggunaa kontrasepsi (contraceptive prevalence rate), kejadian komplikasi, ejadian efek camping, drop out, dan kegagalan menurut metode kon rasepsi yang dipakai. Informasi lain yang tersedia dalam kohort KB t rsebut adalah peserta KB Baru, peserta KB Aktif menurut metode KB an menurut 4T, menurut status Gakin , menurut status sakit kroni atau LILA < 23,5 cm (termasuk Anemia dan KEK). e. Setiap bula Puskesmas Mendapatkan Data Pelayanan KB dari seluruh fasil tas Pelayanan KB di wilayah kerjanya. Data dari Fasilitas pelayanan (Dokter/Bidan Swasta dan Rumah Sakit) harus tercatat dan terlapo an dengan lengkap, supaya hasil pelayanan di suatu wilayah ben r-benar tergambarkan dengan akurat. Agar catatan hasil pelayanan pada Dokter/Bidan Swasta dan Rumah Sakit bisa didapatkan, aka pihak Puskesmas atau Dinas Kesehatan perlu membuatja ingan kerjasama. 34
Bob IV Mekanisme Pencatatan & Pelaporan KB
Pihak Dokter/Bidan Swasta dan Rumah Sakit tidak diwajibkan membuat Kohort KB, mereka cukup membuat laporan hasil pelayanan KB yang direkap per Desa wilayah asal/tempat tinggal peserta KB. Kemudian, staf puskesmas dapat mengambil data tersebut setiap bulannya, kemudian di bahas dalam pertemuan verifikasi data. Supaya kegiatan ini dapat berjalan dengan balk, perlu dibentuk sistem informasi kesehatan daerah melalui SK bupati/walikota, lengkap dengan usulan pendanaan bagi petugas pengumpul data. f. Pertemuan Bulanan untuk Verifikasi Data . Agar didapatkan data Kohort KB yang benar, misalnya: apakah sudah mencakup semua sasaran yang ada di wilayah puskesmas dan apakah ada peserta KB yang terhitung lebih dari satu kali di wilayah kerja puskesmas yang sama (mungkin peserta KB datang ke tempat Pelayanan KB yang lain, atau pindah ke Dokter/Bidan Swasta atau Rumah Sakit), maka setiap bulan perlu diadakan pertemuan di puskesmas yang dikoordinir oleh Bidan koordinator untuk melakukan verifikasi data. g. Bidan di Desa harus bertanggungjawab untuk membuat Kohort KB. Data dari Dokter/Bidan Swasta dan Rumah Sakit, harus di pindahkan oleh Bidan di Desa ke dalam Buku Kohort KBnya masing-masing pada item pelayanan swasta. h. Selanjutnya setiap bulan , puskemas melaporkan hasil kegiatan pelayanan KB ke Dinas Kesehatan dengan formulir rekapitulasi pelayanan KB danjuga melaporkan rekapitulasi alokon dan BHP ke kab/kota.
35
I
BAB V
PENGELOLAMN PROGRAM PELAYANAN KB
rogram layanan KB adalah merupakan salah satu kegiatan pokok
P
Puskesm s, sesuai dengan SK Menkes No.128/Menkes/SK/II/2004
tentang ebijakan Dasar Puskesmas. Dengan demikian sebagai petugas kesehatan yang bertanggung jawab terhadap program pelayanan KB, maka harus memperla ukan program KB sama seperti program kesehatan pokok lainnya yang ada di Pu kesmas. Dimana dalam pengelolaan program kesehatan maka kita perlu melak kan proses manajemen yang dimulai dengan proses perencanaan sampai d ngan monitoring dan evaluasi. Dalam pengelo aan program pelayanan KB, Departemen Kesehatan di tingkat Pusat telah me yiapkan berbagai alat dan Pedoman yang dapat digunakan di dalam pengelolaan rogram pelayanan KB dalam menjaga dan menjamin terlaksananya pelayan n KB yang berkualitas kepada masyarakat. Adapun pedo n-pedoman yang telah tersedia adalah sebagai berikut: 1. Rencana Str tegi Nasional Program Pelayanan Keluarga Berencana 2 07-2009
2. Buku Pandu n Praktis Pelayanan Kontrasepsi (BP3K) 3. Analisis Situ si dan Bimbingan Teknis pengelolaan pelayanan KB 4. Instrumen K jian Mandiri (Paket I dan II) : instrumen mengukur kinerja fasili s 5. Penyeliaan F silitatif Pelayanan Keluarga Berencana 6. Panduan Audit Medik Pelayanan Keluarga Berencana 7. Pedoman Pe ayanan Kontrasepsi Darurat (Kondar) 8. Modul Pelati an dalam rangka meningkatkan Kinerja Pengelola Program KB Buku Pegangan Fasilitator dan Buku Panduan Peserta serta Pandu n umum)
9. Modul pelat han ABPK dan lembar batik ABPK (Alat Bantu Pengambil putusan ber-KB) 10. Modul pelat han CTU (Contraceptive Technical Update = Kontrasepsi terkini) 11. Panduan Pe atauan Wilayah Setempat KB (PWS-KB) termasuk sistem pencatatan an pelaporan pelayanan KB (dalam proses) 36
Bob IV Mekanisme Pencatatan & Pelaporan KB
Berdasarkan ketersediaan alat dan pedoman-pedoman tersebut diatas, iaka pengelola program pelayanan KB diharapkan mengimplementasikannya c alam kegiatan : 1. Peningkatan mutu pelayanan KB dengan memberikan pelayanan KB sesuai standar 2. Peningkatan kompetensi pengelola program KB dan pemberi pelayanan KB balk bersifat tehnis medis maupun manajemen. 3. Melakukan kajian mandiri bagi setiap fasilitas pelayanan KB untuk menilai kinerja pelayanan KB yang ada. 4. Melakukan supervisi fasilitatif pelayanan KB terhadap fasilitas pelayanan yang menjadi tanggung jawabnya. 5. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelayanan KB berdasarkan konsep wilayah 6. Melakukan Pemantauan terhadap cakupan pelayanan KB setempat (PWS-KB) 7. Melakukan analisis situasi dan bimbingan teknis pelayanan KB diwilayahnya 8. Melakukan audit medik pelayanan KB apabila ditemukan kasus komplikasi dan kegagalan KB, agar tidak terulang lagi dikemudian hari.
37
BAB VI PEMANTAUAN WILAYAH SETEM PAT PWS KB
6.1. Latar Bela ang PWS KB Dengan berlak nya sistem desentralisasi dan otonomi daerah, maka telah memberikan dampak aik positip maupun negatip terhadap pelaksanaan program pelayanan KB secara k seluruhan. Banyak institusi BKKBN di Kabupaten/Kota telah berubah secara berag m, ada yang tetap berdiri sendiri dan ada yang bergabung dengan instansi lainn . Kita ketahui bahwa selama ini yang bertanggungjawab terhadap sistem pelap ran pelayanan KB adalah BKKBN. Sehingga perubahan tersebut sangat memr engaruhi terhadap sistem pelaporan yang berjalan selama ini. Sebagian besar da rah mengatakan pelaporan tidak lagi berjalan lancar dikarenakan ketiadaa petugas lapangan yang biasa mengambil data, atau karena ketiadaan format, sehi gga sistem pelaporan yang selama ini berjalan menjadi tersendat dan malah erputus. Berdasarkan h sil pantauan ke daerah sebagian besar Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota men takan mereka tidak mendapat tembusan laporan KB dari tingkat Puskesmas, ka ena laporan Iangsung diteruskan ke BKKBN Kab/Kota dan Propinsi. Dengan emikian, ketiadaan data pelayanan KB di Dinas Kesehatan menjadi permasalahar serius yang menjadi penghambat dalam melakukan proses perencanaan tahunan rogram KB. Dilain pihak b rdasarkan beberapa keputusan Menteri Kesehatan RI menyatakan bahwa program KB adalah tanggung jawab kita sebagai pengelola program KB di sektor esehatan. Hal ini jelas terlihat dalam SK Menkes No.128/ Menkes/SK/II/2004 to tang Kebijakan Dasar Puskesmas dimana KB adalah salah satu program pokok P iskesmas., sedangkan SK Menkes No.1457/Menkes/SK/ IX/2003 yang menunj kkan bahwa KB termasuk salah satu indikator SPM (Standar Pelayanan Minimal) ya g harus dipenuhi oleh setiap Kabupaten/Kota. Saat ini progra KB merupakan salah satu kunci Making Pregnancy Safer (MPS) yang merupaka strategi penurunan angka kematian Ibu, dimana antara lain dinyatakan bahwa semua kehamilan harus dikehendaki, setiap Wanita Usia Subur harus mendapa akses terhadap pelayanan kehamilan yang tidak diinginkan. Artinya kalau belum m nginginkan terjadinya kehamilan, maka dianjurkan untuk ber KB dahulu. Denga demikian pelayanan KB yang berkualitas harus senantiasa tersedia secara utuh. Hal lain yang p rlu dicermati, untuk mengantisipasi kebutuhan alokon bagi keluarga non mis in, Kementerian Kesehatan telah mengatur melalui SK Menkes No.302/Menk s/SK/III/2008 tentang Harga Obat Generik termasuk obat kontrasepsi dan K Menkes No.207/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Pengadaan alat kontra epsi. 38
'emantauan Wilayan Setempa
Berdasarkan kondisi yang ada scat ini seperti yang telah diuraikan diatas, maka Depkes merasa sangat berkepentingan untuk mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan KB yang sesuai dengan kebutuhan indikator kesehatan, agar dapat mengukur pencapaian indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) program KB bagi setiap Kabupaten/Kota. Oleh sebab itu hal prinsip yang dikembangkan dalam sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan KB ini, adalah menggunakan konsep wilayah yang dikenal dengan istilah Pemantauan Wilayah Setempat KB (PWS-KB) dan menggunakan sistem kohort. Prinsip-prinsip ini dilakukan untuk menghindari terjadinya duplikasi data dalam pencatatan dan pelaporan.
6.2. Pengertian PWS KB: Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) adalah alat manajemen suatu program untuk memantau cakupan pelayanan program suatu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat, khususnya terhadap wilayah kerja yang cakupan programnya masih rendah. Dalam kaitannya dengan program pelayanan KB, maka pengertian PWSKB adalah: Alat manajemen program KB untuk memantau cakupan pelayanan KB serta kejadian komplikasi dan kegagalan KB disuatu wilayah secara terus menerus agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat, khususnya terhadap wilayah yang cakupannya masih rendah serta kejadian komplikasi dan kegagalan masih diatas angka toleransi. Penyajian PWS-KBjuga dapat dipakai sebagai alat motivasi dan komunikasi kepada lintas program dan sektor terkait, khususnya aparat setempat yang berperan dalam pendataan, penggerakkan sasaran dan pengalokasian Jana agar dapat memahami permasalahan yang dihadapi secara dini, dan berkontribusi dalam pemecahan masalahnya. Dengan demikian diharapkan cakupan pelayanan KB dapat menjangkau seluruh sasaran di suatu wilayah kerja dan menjamin tersedianya pelayanan KB yang berkualitas.
6.3. Tujuan PWS KB: Tujuan Umum: Terpantaunya cakupan dan kualitas pelayanan KB pada setiap fasilitas pelayanan di wilayah kerja, secara terus menerus.
39
emantauan Wilayah Setempat PWS KB
Tujuan Khusus 1. Memantau c kupan pelayanan KB secara teratur (bulanan) dan terusmenerus. 2. Menilai kese jangan antara target yang ditetapkan dengan hasil pencapaian 3. Menentukan urutan wilayah prioritas yang akan ditangani secara intensif berd sarkan besarnya kesenjangan antara target dengan hasil pencapaian 4. Merencanak n tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia 5. Meningkatkan peran serta aparat setempat dalam penggerakan sasaran dan mobilisa i sumber daya.
6.4. Cara Memb at Grafik PWS KB : Berikut ini akan dijelaskan cara membuat grafik PWS-KB untuk tingkat puskesmas, yang dilaku an tiap bulan per desa. Langkah-Iangkah pokok dalam pembuatan grafik PWS KB adalah: 1. Pengumpul n data. Data yang di erlukan dalam pembuatan Pemantauan Wilayah Setempat KB (PWS-KB) yaitu :
1. Data Sasa an Program KB 2. Data Cak pan Program Data Sas ran Program KB : a. Jumlah PUS b. Jumlah PUS dengan "4T" c. Jumlah PUS Gakin d. Jumlah PUS dengan penyakit khronis, anemi, KEK/Iila<23,5, atau IMS/IS /HIV-AIDS/Hepatitis B. e. Jumlah sasaran ibu bersalin
Data Cak pan Pelayanan KB : a. Jumlah peserta KB baru (PB) b. Jumlah peserta KB aktif (PA)*
c. Jumlah peserta KB yang mengalami komplikasi d. Jumlah peserta KB yang mengalami kegagalan 40
Bob Vl Pemantauan Wilayah Setempat PWS KB
e. Jumlah peserta KB yang mengalami putus pemakaian/DO f. Jumlah PUS "4T" ber KB g. Jumlah PUS miskin ber KB h. Jumlah PUS dengan penyakit Khronis , anemia , KEK/lila<23,5, atau IMS/ISR/HIV-AIDS /Hepatitis B ber KB
i. Jumlah ibu paska persalinan ber KB * Perlu dipahami dalam konsep kohort bahwa PA bukanlah akseptor kunjungan ulang. 2. Perhitungan Indikator Data yang diperlukan untuk menghitung tiap indikator diperoleh dari Laporan Pendataan PUS KB (tahunan) dan Register Kohort KB (register harian yang sudah direkap tiap bulan per desa), termasuk laporan
dari bidan/dokter praktek swasta, dan rumah sakit yang telah diverifikasi melalui pertemuan bulanan, seperti yang akan dijelaskan pada Bab 7. Indikator pemantauan program KB yang digunakan dalam PWS KB adalah indikator output. Dengan demikian tiap bulan dapat dibuat 9 indikator yang dapat ditampilkan dalam bentuk grafik, sebagai berikut: 1. Cakupan Peserta KB Aktif (CPR) 2. Cakupan ibu pasca persalinan Ber-KB 3. Cakupan Peserta KB baru 4. Proporsi Kejadian Komplikasi KB 5. Proporsi Kegagalan KB 6. Proporsi Drop Out KB 7. Cakupan PUS miskin Ber-KB 8. Cakupan PUS 4T Ber-KB 9. Cakupan PUS dengan atau menderita penyakit kronis/lila <23,5, atau IMS/ISR/HIV-AIDS/Hepatitis B Ber-KB Indikator tersebut di atas secara berkala dapat disajikan setiap bulan, menurut desa, untuk menunjukkan desa yang telah maju dan yang masih tertinggal. Penyajian indikator tersebut kepada lintas sektor ditujukan untuk alat motivasi dan komunikasi dalam menyampaikan kemajuan maupun permasalahan operasional program pelayanan KB, sehingga para aparat dapat memahami program pelayanan KB dan memberikan bantuan sesuai kebutuhan, terutama dalam hal peningkatan penggerakkan masyarakat serta penggalian sumber daya setempat yang diperlukan.
41
I
Bob VI Pemantauan Wilayah Setempat PWS KB
3. Pengolaha
data.
Sebagai coi toh, untuk membuat grafik PWS Cakupan KB Aktif bulan Juli 2007, nrl aka data yang diperlukan adalah: Cakupa KB aktif kumulatif sampai bulan lalu (Periode Januari sampai uni 2007)
Cakupa KB aktif bulan ini (Absolut Juli 2007) Sasaran PUS per desa per tahun 2007 (Proyeksi atau pendataan tahunan
Mcapaian cakupan kumulatif KB aktif per desa (Januari s/d Juli 2007)
x 100%
ran PUS per desa selarna satu tahun
Pengolahar data dibuat dalam bentuk tabel seperti tercantum dalam Laporan Pei yanan KB di wilayah Puskesmas. 4. Pembuata grafik PWS-KB Langkah-la gkah dalam membuat grafik PWS-KB untuk indikator cakupan KB Aktif bulan Juli 2008 adalah sebagai berikut: a. Menent kan target rata-rata per bulan untuk menggambarkan skala pa a garis vertikal (Sumbu Y) Misalny : target cakupan KB Aktif dalam satu tahun ditentukan 70% (T rget Tahunan ), maka target rata-rata setiap bulan adalah 70% dib gi 12 bulan = 5,83% per bulan. Dengan emikian, maka target pencapaian kumulatif sampai dengan ulan Juli (bulan ke-7) adalah (7 * 5,83%) = 40,8% (Target Bulan I ) b. Hasil pe itungan pencapaian kumulatif KB Aktif sampai bulan Juli 2008 dimasukkan ke dalam jalur kumulatif sesuai masingmasing esa (Lihat contoh tabel). Perhitungan KB aktif yang dimaksu kan adalah yang berasal dari seluruh jumlah akseptor yang ter atat pada register kohort bulan berjalan dikurangi dengan O dan Kegagalan.
42
Cd ntoh Tabel PWS KB ( PWS/KB112)
PWS KB
........................ ......
SIKBl12
BULAN JULI 2012
PU KESMAS ......................... .....
TARGET TAHUN 2012:70%
UPATEN KOTA ..............................
AKTIF
BARU N
Jumlah Penduduk
Nama Desa
2
Sasaran PUS
2870
Desa A
2051
Desa B
1510
Desa C
2334
Desa D
2217
Desa E Desa F PUSKESMAS
KumulaUf ABS
Bin ini
7= (5 + 6)
5 6
4
3
Kum s.d Bulan Lalu
42 56
517 369
50
272
63
420
32
399
%
Kum s.d Bulan Lalu
gin ini
Kumulatif ABS
9
10
10)
=(y ;.
6 l714X
100%)
%
1
4x 100%)
12
54
10.44
195
12
207
40.04
13
69
18.70
184
13
197
53.39
5
55
20.22
135
5
140
51.47
10
73
17.38
135
10
145
34.52
9.27
125
5
130
32.58
8 53
151 970
37.84
5
2217
399
56
8
13199
2376
299
53
37
16.04
143
352 , 14.81
917
64
40.82
Cbntoh Grafik PWS KB
CAKUPAN KB AKTIF Puskesmas ................... Bulan Juli 2012 80.00
70.00
70.00 59.15 60.00
56 99
53.39
51.26
52.23 48.37
adz
Desa F
Desa D
50.00
40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 Desa E
Desa C
Desa B
Desa A
PUSKESMAS
TARGET
43
Bab VI Pemantauan Wilayah Setempat PWS KB
6.5. Analisis
n Tindak Lanjut PWS KB:
Grafik PWS- B perlu dianalisis dan diinterpretasikan agar dapat diketahui desa mana yang pali g memerlukan perhatian dan tindak lanjut yang perlu segera dilakukan. 1. Analisis g raft PWS-KB Interprets i dari grafik PWS-KB didasarkan atas dua hal yaitu: 1. Cakup n kumulatif terhadap target,
2. Cakup n bulan ini terhadap cakupan bulan lalu, Contoh In erpretasi Grafik Cakupan KB Aktif Bulan Juli 2007 Contoh Interpretasi Gra 1k Cakupan KB Aktif Bulan Juli 2007
Contoh
Cakup i n kumulatif terh dap target
Desa A
Di atas Di bawah Ya
Desa
Desa B
Ya
Desa C
Ya
Naik
Tetap
Turun
Ya
Desa E
Ya
Desa
Baik
Ya Ya
Statut Baik
Ya
Desa D Desa F
Cakupan bulan ini terhadap bulan lalu
Ya
Cukup Cukup
Ya
Kurang Ya
Ku ran
Dari matriks tersebut, dapat disimpulkan adanya 3 macam status desa, yaitu: 1. Desa statu s baik: Adalah desa dengan cakupan diatas target yang ditetapkan ntuk bulan Juli 2007 dan mempunyai kecenderungan cakupan b lanan yang naik atau tetap dibandingkan bulan lalu. Contoh desa dalarr kategori ini adalah desa A dan desa B. Jika kondisi tersebut berlanjut, aka desa-desa tersebut akan mencapai target tahunan. 2. Desa statu s cukup : Adalah desa dengan cakupan diatas target yang ditetapkan ntuk bulan Juli 2007 dan mempunyai cakupan bulanan yang menurun dibandingkan bulan lalu. Atau desa yang mempunya kecenderungan cakupan bulanan yang naik dibandingkan bulan lalu amun masih dibawah target bulan Juli 2008. Contoh desa dalam kate on ini adalah desa C dan desa D.
44
3. Desa statu kurang : Adalah desa dengan cakupan dibawah target yang diteta kan untuk bulan Juli 2007 dan mempunyai kecenderungan cakupan bu anan yang tetap atau menurun dibandingkan bulan lalu. Contoh des dalam kategori ini adalah desa C dan desa D.
Bob V1 Pemantauan Wilayah Setempat PWS KB
2. Rencana tindak lanjut PWS-KB
Salah satu tujuan PWS-KB adalah merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dan yang dapat digali. Rencana tersebut harus dijabarkan dalam bentuk rencana operasional jangka pendek untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi sesuai dengan spesifikasi masalah di desa tersebut, misalnya: kurangnya ketrampilan petugas, terbatasnya ketersediaan alokon, kurangnya sarana dan prasarana pelayanan KB, kurangnya ketersediaan bidan di desa, rendahnya partisipasi masyarakat dan lain-lain sebagainya. Yang perlu dilakukan dalam menindaklanjuti hasil dari PWS KB adalah: 1. Sarana dan SDM bidang KB 2. Logistik (Alokon do BHP serta Formulir) 3. Kompetensi petugas KB 4. Standar Operasional Prosedur Pelayanan KB (SOP) dan referensi KB 5. Kebijakan KB 6. Pembiayaan KB
F.6. Pelembagaan PWS KB: 1. Langkah - Iangkah Pelembagaan PWS KB Dalam upaya pelembagaan PWS-KB dilakukan Iangkah-Iangkah sebagai berikut : 1. Penetapan petugas pengolahan data di tiap tingkatan, untuk menjaga kelancaran pengumpulan pengolahan dan analisa data . ( Disesuaikan kondisi wilayah dengan memperhitungkan konsekuensinya) • Data hasil pelayanan KB direkap oleh puskesmas per desa, ditabulasikan dan dikirim ke dinas kesehatan kabupaten/ kota. • Di puskesmas, dibuat PWS-KB tingkat puskesmas
• Di dinas kesehatan kabupaten/kota dibuat PWS-KB tingkat kabu paten/kota. 2. Penyajian PWS-KB dalam pertemuan lintas program Penyajian PWS-KB pada pertemuan teknis bulanan di tingkat puskesmas (mini lokakarya) dan kabupaten/kota (pertemuan bulanan dinas kesehatan kabupaten/kota), untuk menginformasikan hasil yang telah dicapai, identifikasi masalah, merencanakan perbaikan, serta menyusun rencana operasional periode berikutnya. Pada pertemuan tersebut, wilayah yang berhasil diminta untuk mempresentasikan upayanya. 45
I
Bab VI Pemantauan Wilayah Setempat PWS KB
3. Pema auan PWS-KB untuk meyakinkan lintas sektoral
PWS di ajikan serta didiskusikan pada pertemuan lintas sektor di tingkat kecamatan dan kabupaten/kota, untuk mendapatkan dukun an dalam pemecahan masalah dan agar masalah operasional yang d hadapi dapat diselesaikan bersama, terutama yang berkaitan denga motivasi dan penggerakan masyarakat sasaran. 2. Pembinaa PWS-KB : Pembinaa yang efektif bagi pelembagaan PWS-KB adalah melalui supervisi f silitatif pelayanan KB secara terarah dan berkelanjutan. Karena di alam pelaksanaan supervisi fasilitatif dipergunakan checklist untuk elihat sistem pelayanan KB. Di dalam sistem pelayanan KB kita ac la komponen yang menyangkut sistem pelayanan KB yaitu yang menyangkut komponen input, proses, dan output pelayanan KB. Dalam hal ini cakupan hasil pelayanan adalah termasuk dalam kompone output. Supervise silitatif lebih ditekankan kepada pengelola program KB Kabupate Kota untuk melakukan supervisi ke tingkat Puskesmas. Sedangka penanggung jawab KB di tingkat Puskesmas ditekankan untuk mel kukan supervisi fasilitatif ke semua institusi pelayanan KB sesuae ewenangannya. (Polindes-polindes,BPS,DBS,RS,RSB yang berada di ilayahnya).
46
Daftar Pustaka
aftar Pustaka
KKBN. Pedoman Tata Cara Pencatatan don Pelaporan Pelayanan Kontrasepsi Program KB Nasional. BKKBN: Direktorat Pelaporan dan Statistik, Februari 2005.
BS, NFPCB, MOH, and Macro Inc. Demographic and Health Survey 2002-2003. Jakarta: CBS, NFPCB, MOH, and Macro Inc., 2003. epKes dan UNFPA. Analisis Situasi dan Bimbingan Teknis Pengelolaan Pelayanan KB. Jakarta: Dirjen Binkesmas Depkes RI dan UNFPA, 2005. Depkes RI dan WHO. Pedoman Audit Medik Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Depkes RI, 2004. Depkes RI, Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/ Kota, Jakarta pada web site http://bankdata.depkes.go.id/dbasespm/ SKSPM.pdf, 2003
DepKes RI. Penyeliaan Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Depkes RI, 2006. Dinas Kesehatan Propinsi JawaTimur. Pedoman Operasional Pelayanan KB Bagi Petugas Kesehatan. Jawa Timur: DinKes Jawa Timur, 2005. Djajadilaga, et al., Petunjuk Praktis Paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Esensial. Jakarta: Mitra Bestari, 2007. POGI, IDI, IBI, PKBI, PKMI, BKKBN, Depkes RI dab JHPIEGO/STARH Program. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2006.
Widyantoro, Ninuk & H. Lestari. Laporan Penelitian: Penghentian Kehamilan Tak Diinginkan yang Amon Berbasis Konseling (Penelitian di Sembilan Kota Besar). Jakarta: Yayasan Kesehatan Perempuan, 2004. YLKI dan The Ford Foundation. Keluarga Berencana dari Perspektif Perempuan. Jakarta: YLKI dan The Ford Foundation, 1995.hcx Depkes RI, Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan lbu dan
Anak (PWS-KIA), Jakarta, 2003.
47
Lampiran
N FORMULIR PWS KB DAN PEDOMAN PENGISIAN TINGKAT PUSKESMAS
C C
49
I
40
Y
5 Y
50
Lampiran
CU
E
E
Ca a C
E
a)
a E
E v
Co
E
V Ca J
a
a
E
C4
E
Y
CU m
E CU
L
a; T C
CU
E 7
E 7 Y
L
CU
E
m
C
CU o) Cn a C C
C C
)a
Ca
E CU V Co
a
E Y
L C N (a
Cp
•- E
E
C 7 CO Y
Ca
C Ca
2.c
rn C
L
a)
m ^ Y ^
ma ^ a wa
E
Ca
a Co L E E c
CC) >' CTw
a) m 0
E 0
o
D
EV m N
V
52
Y
Lampiran
mpiran
FORMULIR PENCATATAN DAN PEDOMAN PENGISIAN DI TINGKAT PUSKESMAS Formulir Pencatatan dan Pedoman Pengisian FORM YANG BARU DIKEMBANGKAN TAHUN 2008: Lampiran la. Formulir Pendataan PUS (FP PUS/08) Lampiran 1b. Register Kohort KB (K/KB/08)
FORM YANG SUDAH ADA SELAMA INI: Lampiran 1c. Contoh form/ Form Lama : Kartu peserta KB (K I), kartu status peserta KB (KIV) Lampiran 1d. Contoh Form/ Form lama: Register alokon Lampiran le. Contoh Form/ Form Lama : Kartu pendataan tenaga dan sarana di fasilitas pelayanan KB
53
Lampiran 1
m Y d
E.
LL=
m El
V
P.
54
Lampiran impiran ^ a
E
N
4; . C
0)
Y
Y
N Y
Y
N
C
N a c
N 0)
7
Y
t
N
V
Y
v
d C
N +J
E
a
a T v»
76 c
a
N ..C N
0
d .^
' ^n
y
m
Y
Y
E
C N
C: C
Cl) v
C
Y
N
°'
m
_
vv
_ V
d
01' C^
^ -' ^
Y
j >
N
N
E
V
C
E
E u
N
M
E N
7
a
N '6
CL E 'N C
y C
Q E ai
E r.+ C
,N
N
O Y
N
N
Y N
E
E
N
C
N C c 0) C
E
O_ E
a
a)
C
N
7 t
O'
N
a N
7 7 O
E
E
E
N C
0
N
a
a
Y ""+ • O)
N
N
-he
a
N Y
L
C
M
a
a
C
C
• VI
VI
V1
to
V1
VI
VI
VI
to
O
❑
❑
❑
❑
❑
❑
❑
❑
❑
6)
6)
N E N
N
C U a
E
N
N
O
N >
a
E7
7 Q
-
E
N C
C
E^ E Z) „ C
C
D)L
C
C 6) 7 a sa aN .^
Em
CN y -0 a +^
Y -6
C
N
^;^ v, -o
a
Y
N
C N
=
01^
d
E
C N
? N N
O_
Y
E
- E
v
C co
of
C
4>
E sc
^w
O Y
-
rn ^ c 6, C 7Q Q C N O1
CE
Y c >> N N
O
Q
a
c
`° C ^, t C Ln MY
"
N V n
EN
C N
C
E +' N
C J E ^ 7
a, "
E
-7, Qj E
Ev
c
'^ Q
0
N Y
•
m,
. ]C
N 7
C
ai V)
o
E c
Y C N 0) C G) a
C C N O
C N
0) C N a E
01 C a) a
L Q C C Y N N D) 01 ++ c c N a) as 01
a
• lA
.N
.N
, V1
,^
,N N
,N
. ^ V) Q1
❑
❑ E
❑
❑ -Nt
❑
❑ 'v
❑
❑d E
E
N N Y (U 7 N
Y N
61 CY
E
Q _ >"c
O_
2 *' C N N V 0) C C R a
L
N 0) -u
(0
_
c
C 0
. fl
U L
N
c
C a
N
E 0)
.^
E
c6 c
N
-O
y
V1
01
N N
a N
E
+' -° °
Y a N
C N 0) C 6) a
N 01
a C
N
Y
7
_
N }'
i6
L E
v.^
E
C
0
L
7
7 E 7
C
N vi
r.+
N N a
Z 7
N Y
N
N C m Ol C N a
O_
V L
7y
O_
E
V
^L
C
a
_N C oco
N
Y
E
a fu
s-
Y Y E N N
m
N
a
a)
ff _
m
L 'vf C
aN+
N
0
H ^.
N N
Y
a
d
C N
C
o
N
V
T Y Y .-
✓
io
Lr!
C: m
0)a
m
c
v
•E:D M
-a
N C C N N-
Y
N
a)a E
E
HY
E
n
.^
m --v
n
' m C >> ^L
Y
7
N
N u C
A
10 N (0 .0
a+ M
>>-
c._N
Y ^
T C
._
E
LO N
^
0)
U
> C (U
c
cu
N
N T
7 a O
Y
A
C C
CL 7 }
C Y Y
N
7
C N
0) 7 C a
E
u
L'i m V
a I
J
C
m
C
is C
'vi
t
a Y ^ n.
E
7
c
Q
Z
m
E
E
0
.2
II
Y t0
Y m
i
R
Q
1
M
of Y
1
a
R 2
C A
E 0
Y
CO m Y
0
a
0)
Z d
Ec
'C 10C v+
d Y
E o
i0a
Y
a v.
1
H
E
H
55
I
Lampiran 1 1
A O
I
V^l E
E
m
i 0
YQy
jI BA^^
56
ira? Lampir4n 1 b
O E
a
11
q
Y
Y R m
a c J q m pl Y J
N S.
H .E
C
y
5 F
7 A t
N C
C
C d Y
v A
d Y -_ C
d
` V
J L
3 N
C ^p E
d
J
v
c It
O
Ch u c L _ L N 0 V D
m 0 A E
c a c O L p` L ^
c l7 d
y
d
Q
Y
Y
J
'
II w ^ ^p c a
10
V
E
flft
to
c 0 c n rnY (O C C d
E Y T E O
o v E m o °Y E = Y C'C c
q Ot Ol w 01
'
mvv au^v c .N.
C m E v E E E 0 0 o Y Y Y ° m Y
57
1
Lampiran 1 b CD Y
Y
C c
(U
E ^^c m N
C U^
CO E yj N
N
N
Q
A= C E
=3 CO
4J
E cC
C11
ro0U
0-- u
C (U
r0
m
c_ C..'..
Y
Q .vf C Y- c v O ra i E
N .fl-
C
E
-N
N
0)
_ =
m
m
Q
N
7 dY ^ cm: T=-
-
Q
Old[ C rp
W
z
vi m
a) ❑v
E
7,;
N N t0 -0 0--0
QQ
7 -
co W -i
E
0 Y,,, a0+?^ 00 Y MY N c n
C:0) N
c v vvmoamo C: 0)a Gr Q 0-.fl >' ❑
(Ij
a
m
U
O
O
O
Y
Y
0 Y
❑ l Lu Ne0 DY
❑
0
Y
C m
E
m LA
a
-0
a+C C Q c
N
=
a
F
j a
m
C
O
r0
C
0Y
m
C
C
-0
a
CO
C
N
CO
N
CL ro
w
C d 0-
"
v
a
0 Q_
a
°
a)
E
E
v
c
L
m
°'
>
C
m
Y
rn
f6
c _
0
E E
C
0_
\
oc
a
N
.0
E
N
C
C rn
in 5
Y_
Y
v
w
+^ Y
n
E
E
m Y C rn O
m Y C yr O
L
y L
Y
Y
a-.
Y
Q! N
N
C m
a) Ym
Y
Nc 0 d)^
y Y
°
N ++
rn
N
a
s
`J
ai
E
m O
O
r6
E
r6 O1
EY
CD
c
'0
V1 i+
•N
.VI
N
❑ V
O
❑
O
C
m
C y
E
m
a
`O C
•
Y N rp
E
c
C
m O E
m
m
le
rco
O
0
O
O1
a'-
(U
2
c C
r0
C
m
fNp m
N
Y
,V
m
Y
0) d
(D -
rV
❑ Y
m
m
Ecu
p
6 rp N - 'n ...
p
L O
L
V
C
l7 w Y l7 Y N
E .2
2
R
V
7
Ul
to
N
❑
N C
m
c
E N v+ CA
Y rn
V
o
'4
a
CO
m
Y 0_L .^ ^.N L 0_ N
❑ mJ
Y
0
01
Y V1
a EA
.
Y
7 O1
❑
rl
Y
00
N jet Y N C
LA
o
H
f6 C D L ^ 7 L
II II II II 11 II II j
❑
❑ v
C
T
y M -0 -0 o `
C:
N
C
is
0)
-
m
N
7
7
L 0
Z5 m
O
Y
aim
C: a c)
❑ -se E E F
7
O
01
7
C CJ
ymj
fu
L
7
t(I N C ^C 7Y_ N
U
X c -' m
c m Y Y
c
E
7 .0 X m L CO 0)
N c
LE
E' E"
aEN
Y
Y
- D) C C NJ ro
7
.
7
m
N ^Y
E
:3 m
C
d
s :°
0)
CD ^
o
o -
m
0.
E'^coN
.o r c
vac,
-se L
mv ry
..1c m
C
., m
'
me C Y
Y
C
U C
-0 D° m
C
Y _N
" E '-' m c `. E
E
v
4) - 0 7
'"o r
"Ey
m
Y
0^
C
01 c
C' L
E O 7 tC 6 d
C LA
VI E N
0
❑
m 7 v
01
7
(u
E MM O1
C i rp
N
N N N
❑
❑ r0 'O
^
C } Y
a0+ C
58
^, F-
a ° a
Y m Y
IA
C
-W
E
w
to te,
Y 3 a
E
Y
m z
a -' 0
x
0
z
oc°' 0 Z
E E m
Z
3
<
E
J
0. Y` vi
is
e
Zl
m 0
., 1
Lampcran Lampira 1c
Contoh Form:
KI/KB/08
KARTU PEESERTA KB Segera hubungi petugasjika ada keluhan
Metode Kontrasepsi :.................................................... Tgl./BIn /Thn. Mulai Dipakai: Tgl./Bln/Thn. Mulai Dipakai: IL (Khusus Implant /IUD) Tgl. Tindakan I Tgl. Kembali
[
I Keterangan
Nama Peserta Umur
Nama Suami/Istri : .................................................... Alamat : ....................................................
Nomor Register : .............
......................... Penanggung Jawab Tempat Pelayanan KB ( ..................................... )
59
I
Lampiran 1 c
K/IV/KB/08 No. Urut Tohun
I. Tempat Pelayanan KB 1. Nama 2. No. Kode
m
II. Nomer Seri Kartu:
KA RTU STATUS PESERTA KB III. Nama Peserta KB
III. Umur Peserta KB ..........................................
VI. Pendidikan Suami dan Istri : 1. Buta Huruf 4. Tamat SMP 2. Baca Latin 5. Tamat SMA 3. Tamat SD 6. Tamat PT
VU. Alamat
Suomi Istn
VIII. Pekerjaan Suami dan Istri 1. Pegawai Negeri 4. Tamat SMP 7. Pekerja Lepas 2. TNI/Polri 5. Nelayan 8. Lain- lain.......... 3. Pegawai Swasta 6. Tidak Bekerja ...........................
❑ ❑ Suami ktn
Loki-laki I
IX. Jumlah anak hid UP:
Perem ua
m
Tahun
X. Umur anak terkecil:
rn
XI. Status peserta KB 1. Baru pertama kali 2. Sesudah bersalin/keguguran sebelumnya pernah pakai alai KB 3. Pindah tempat pelayanan, g nti cars 4. Pindah tempat pelayanan, c a sam a 5. Tempat pelayanan tetap, ga i cars
m
XI . Cara KB terakhir: ❑ 1. IUD 2. MOP 3. MOW 4. Kondom 5. Implant 6. Suntikan 7. Pil
XIII. Sekarang untuk menentukan al t kontrasepsi yang dapat digunakan talon peserta KB Petunjuk: Periksalah keadaan b ikut ini dan mhasilnya ditulis dengan angka atau tanda centang (V) pads kotak yang tersedia A. 1. Keadaan Umum: 1) Baik 2) Sedang 3) Kurang 2. Tekanan Darah :........................... mmHg Ton of
3. Hamil/ Diduga hami : 1) Ya ) Tidak 5. Berat badan:
EL
❑
4. Haid terakhir tanggal: j
f3^mn
Tahun
m n
xy
6. Keadaan Peserta KB saat in : Tidak a. Sakit Kuning Bila semuajawaban TIDAK, dapat diberikan salah satu dari cars KB (kecualf IUD/MOP), b. Pendarahan pervaginaa yang dilanjutkan ke pertanyaan XIV, bila salah satu 1 tdak diketahui penyeba nya jawaban VA rujuk ke dokter. c. Tumor - Payudara - Rahim - Indung Telur - Tertis - Radang orchifis/epidid mis d.IMS/HIV/AIDS 7. Sebelum dilakukan pemas an IUD atau MOW dilakukan pemeriksaan dalam: a. Posisi Rahim: 1. Retrofl ksi 2. Antefleksi ❑ Ye Tidok
b. Tanda-tanda radang c. Tumor/ keganasan ginek logi 8. Pemeriksaan tambahan (Khusus untuk talon MOP an MOW) a. Tanda-tanda diabetes b. Kelainan pembekuan da h
Bila semuajawaban TIDAK, pemasangan IUD, MOP dapat dilakukan. Bila salah satujawaban YA rujuk ke dokter. Ya Tidak
Bila semuajawaban TIDAK , dapat dilaksanakan MOW/MOP. Bila salah satujawaban YA rujuk ke klinik/RS yang lengkap.
B. 1. Alat kontrasepsi yang boleFdigunakan: 1. IUD 2. MOW 3. MOP 4 . Kondom 5. Implant 6. Suntikan 7. Pil 2. Konseling dengan menggu akan ABPK m To
XIV Alat Kontrasepsi yang diberikan 1. IUD 4. Kondom 7. iI 2. MOW 5. Implant 8. bat Vaginal 3. MOP 6. Suntikan Ton o!
XVI. Tanggal dipesan kembali
m 8
Keterangan: *) Coret yng tdak perlu/yang tdak oleh diberikan **) Ditulis gratis untuk pelayanan tid k bayar
60
BUm
XV Tanggal dilayani :**)........
Tohun
m
roW
XVII. Tanggal dilepas (khusus Implant & IUD) XVIII. Pemeriksa
Tahun
m
Bufon
Tohun
m EL
Lampiran Lampirat 1 c
KUNJUNGAN ULANG
Aki at EFEK SAMPING YANG PERLU DICATAT: Pus ng, sakit kepala, mual/muntah, aknethloasma/alergi, perubahan berat badan, gangguan haid, keputihan/vaginitis, erosi, spoting KO PLIKASI YANG PERLU DICATAT: Ek ulsi/migrasi kapsul, pembengkakan, infeksi/abses, hematoma Pe darahan yang perlu perawatan, tanslokasi, perbrasi, melukai organ lain, granuloma sperma
PERSETUJUAN PELAYANAN KONTRASEPSI (INFORMED CONSENT) ( ...........................................................................
a i yang bertanda tangan di bawah ini: **) Se lah mendapatkan penjelasan clan mengerti sepenuhnya hal-hal yang berkaitand engan alat kontrasepsi serta se lah kami sepakat berdua suami-istri, bersama ini kami menyatakan secara sukarela memilih untuk dilayani ko trasepsi ....................................................
Yang memberi penjelasan Calon peserta KB Suami/Istri Dokter/Bidan Calon peserta KB
.................................... ............. ) (.................................................) (..................................................
Di Trim dari (atau ke) tempat pelayanan Rumah Sakit :................................. Ca atan: *) Diisi dengan cara KB yang dipilih/dipakai **) Bagi yang tdiak dapat membaca, agar pernyataan tersebut dibacakan oleh petugas
61
I
Lampiran 1 d Contoh Form:
RE ISTER ALAT DAN OBAT KONTRASEPSI
GAKIN Propinsi :.......... .............. Kab/Kota ......................
Puskesmas :... Kecamatan :.___..... _........ _..
Bulan/Tahun:..._..
TOTAL PENG9LUARAN BULAN INI
..................... ......./..................../200 Pimpinan
62
( ............................)
ampiran Lampirani1 d
REGISTER ALAT DAN OBAT KONTRASEPSI
NON GAKIN Propi isi Kab/ I dota : ___--_ ................._........._.-......--
Puskesmas :.._...--...... ..._.-.-.-.-.-....... _-......____ Bulan /Tahun: .... ............ ./.., Kecamatan :...
SISA AKHIR BULAN LALU DITERIMA BULAN INI
TOTAL PERSEDIAAN BULAN INI
DIKELUARKAN BULAN IN]
TOTAL PENGELUARAN BULANINI SISA AKHIR BULAN IN]
.....................
......./..................../200 Pimpinan
( ..........................) 63
I
F
Lampiran 1 a
c CO c 3-
7 1 1 1 1
S
c ra
^e
C
_ v
O
rn
`°
C-
0- C: CO
C:
'
O
0
d
64
l/'I
V
2 c
C c
ai :3
V1 'O O
d '
c
V, R r" Y
L
c
0
c D- c -0
Ca
N
I
>C c
y^j Y
dl c
'D
aN
u
E to
a
-0 ^O E C
iv
Y c
CL
-0 J Q
J m
Q
J
m
~ Y
~ Y
ampiran I e
FORM PENDATAAN TENAGA DAN SARANA FASILITAS PELAYANAN KB
I
II: ENTITAS FASILITAS PELAYANAN KB
1 2
3 4.
N AMA N MA KECATAMAN ................................................ AJ AMAT ................................................ S ATUS 1)Pemerintah 2)Swasta
II
T BNAGA
1. SPCu SF^ 2 . Dokter (D)
❑
❑❑ m
m
m
® ❑
3 . Bidan ( B)
m
m❑ ❑
❑
m
❑ ❑
J❑ m
❑
Q-
L I^
4. Paramedis Lain (P)
Ifi
SWRANA DAN PERLENGKAPAN
FT , TI;TTfkT 1 =
1. IUD kit
2. Implant kit 3. Vasektomi kit
I m
1
4. Laparoskopi
m
5. Minilap kit
m
6. Konseling kit/ABPK
1-1
7. Meja ginekologi 8. Ruang Pelayanan KB
m
9. Tensimeter 10. Stetoskop
m
11. Sterilisator 12. Timbangan C atan: ................. diisi dengan HURUF diisi dengan ANGKA
m ..................... ......./..................../200 Ka. Fasilitas Yan KB
( ............................ )
I
Lampiran
Lampiran
FORMULIR PELAPORAN KB DAN PEDOMAN PENGISIAN DI TK. PUSKESMAS
Formulir Pelaporan dan Pedoman Pengisian: Lampiran 2a. Laporan Tingkat Puskesmas: 1. Rekapitulasi Pendataan PUS (REK.PUS/08) 2. Rekapitulasi KOHORT KB tk. Puskesmas (REK KOHORT.KB/08) 3. Laporan Bulanan Alokon & BHP (LB.ALOKON/08) 4. Rekapitulasi pendataan tenaga dan sarana fasilitas pelayanan KB tk.Puskesmas (REK.TS/08)
67
I
Lampiran 2 a
0 0 N
d
Lampiran Lampi
n2a
N
N c G
C
7
O
M
co Y
vi C O
C N l!1
m N V
Q
V
m
J
y
Y
0 N c
Ln
In
In
D
= c
C
:D c C
C 10
m ^
m ^
m N
m
m
w N
N
C
Ol -
m
m
C 61
C Ul
^
Q
Q
C
Y
m
3 N
s
`
m
O
m _
m
N
CL
O_ M
m
CC
C
m
m
m
m
Q
21
E
.
E
Q
m
E Q
Q
p,
Q
Q
E
E
E
ya
°'
am+ m
E w
M
v
Y Z
41
O
Y Q O m
m
m
m
m E
d C
'^
m
-
Y
-O
Q
C
m
Q c
m
Q
12
C Q
=
v
a^
m
m
m
m
m
Y
Y
Y
m
`o
>
Q Y Q
N
i
3
> O
C
m -0
EO C
a
m VI
E
m 9 Ol m
Ol
01
3 ms
T to
m
T V1
m
T N
C
C
E C
C
;°
E
E
rn
J
yr
v1
yr
'O
Z
,
,
,
,
5
7
7
.7
7
IA
to
N
N
tA
Vf
0
a
O
a
0
0
0
0
0
0
0
E
E
a
m m
m
d
2
m
m E
N
m
E C
E
0
C
c 3
M
Ot
m
m
Y
Y
Y
O
O
O
C
Q vmi
Y
>S
E
E Y 7
m
>, `-a
E
3
''
a
Q
Y
Y
Q
Q
E
m E
vmi
m m m m .^
Ot
C
d
E
m
o
.
am+
E
m
m
T
m
O1
rp
Vf
N
O1
a
fp
N
m
61
m
N
i0
7^
3
T
r^'' O
N
01
m
E
L
m
m
Y
L
76
m
il
c
t m
O
m N
3
m
'D :3
m Y
O
m
'O =3 N v1
E
Y
Q
N
Ol
m
C
Y
d
'O C
m
mm
m
io Q
i,s
E
E
^
s
-
O
m
'^
C
a
7 N
jp
-0
^ V
N
N
v
E ^ -
-
C m
m E O C
N
Q
^. tA
N
N
V1
0
0
0
0
a Z o W ' a N
R
m
m
o
m
N
C
E
a
Y
Y
N
a
J Q
m
f..
p c
C
R N
°-
O
E
Z
Z
O
;A
>
a
Q
J -J
A '
A '
Q tA
O.
a
7
a
00 Y
OG Y
D:
D:
OO Y
o0 Y D:
0
0
0
0
W
W
W
W
J
Y
%A Q
Y
Y
~
Q
Q
Q
69
Lampiran 2 a
2 E
70
E
2
2
2
m
2
E
Lampiran Lampirar 2a
(V N C 07L J a+ ro G1 0 N
7 C L
ro
C 7 -C
L
ro
c
co V) C L
N
m
E
=3
'0 C
v
C m
76 '0 I
l7
-19
E^. c p > In ..
V)
V)
V)
a
a
d
C
C
C
C C
ro ^
ifv
r`
N a
E-d
LTe L6
a
C E 4 N'0
(
Et^
C
0
am+ Q) N
ca
^ 4
N
a
3
co C
0
N
c O +^ cc T C a) a
a v
L
t r6
E .2 .N
E .^
E .^
E 2E .N
0)
a
V)
Q VI
>
>
>
a
m
m
H
H
a
m
0i
C
o 0 a
E
7
7
O 0
O 0
Y
C r6
C
'0
ra
ra
3
E E
Y
a
c
v
m
V)
O
c
co
c ° 0
m Y
Ol
o
t 0 0
` 0 _rz
O Y
O
O
0
0
Y
Y
c
a
co
ca
a E
Y
a
t
O
D +
D.
a 0
Y
(D
y
2
Y
,
m
y N
c -O
a
12
E N
Y
Y
H
r6
a
O
m 0) C
O) C
C (V
C
3
3
n
m
Y) E
r0 a
o
r0 a
° Y
to
E
E
N
m
U
N
Y
Y
a
E
E
N
N
_ 5
Y
c
m z C
m
E Y y
(UE
C
75
0
E r0 u v C
m
d -
a
m cu
N
0 v
a
E
m
C
mE c 3
`
m
co
[)
N(V
^
C
Q v
0
N
E
m
m
Y 76
0)
m
a
N
Z
Y
a
j F
N
m
co
m
N O N C
0)
0)
0)
0
E
E
E
E
m -0
^ ,
°
E
Y .a
O Y
L J
Y
u
E
w
mm
0
H
v 0 J
C
M
-
^Q
E ~ ^0
C v C
o
O
61
CL
R
E
m Q
0 O N
a E
A C
E
Y
Y
°'
Q
J
N
m
Y 0
wE s,
Y
E 0 Y 0
C v
C v
0) C'
C m
m
`
m
N
m
m m
a c
w
2
m
r
U)
r0 0
Q
a z
a
a
N
a)
0 0Y
^
^
^° v
.^
.^ E
. ?a
-0 Y ro
.0
.=
.:
VI E
'^ U
' V1
N
N
m
m
a
0
N
VI
Y A co Y
t -
N
-O
co Y
C
U
N
V1
m+
G1
a) aE _
C
-
Y
0) >.
o)
E
E
-
T
m
N
+
N
>.
0
ra _
co
>, (V
o) o
c
C
a
i0
O
E
of
T
Y
s
O
T
m
0
O
L)
m H
0) m 0
Ol C
-a
N
0
Y
a
2
>
Y
2
0
VI
c
(V 0) ro 0)
0 Y 3
Y
M
L
.N
C U
d N
L
.N
:3 E
0
r6
E
Z)
a
0
t
4!
s L
E
E
.,^
.-.
c
0) rn -0
-0
N
-se
m N
d A
C
F •C
4.
.10,
Y
E
m
m to
d
m 41
a
m Y
y
3
rp
A
m Z
E
oZj
z
Z
m E
E
^c
m
y
Q •
m
c Y
J
C
C
W
E
Y
v
M
O
LL
LL
LL
E,
E Q
C
Q
C Q
71
Lampiran 2 a
o
f0
o
G
t c0
Ef0
c
fa
0) m
.`
C D O
N
'i n
a) o n Q
c
Y
C
f0 U
'v
N N
'C E
c O
In
O if
m
-14
E fo a) G
O `= O f!i ^ E
u
•-
r0
C '
f0
G
0 Y
f0 • y1
G
0 a
0
V
I
Y
N
VI
C f0
C f0
v1
Y
J-
7
o
7
_0 - 0
x c .^ Y a•+ G
0)
0)
^+ f0
a+
Cl)
Cl)
fa V 0 G E E E
2 m H
OO .^
72
\ W
C G Y
O W C s Y M Y C G G Y
+'
Y
E 2 C
f0
Y
+^ \
f0
+'
E E
C
E
Y
= fv f0
O
-`
C
N
N
n
:
:
:
:
00
Q1
O . --1
Lampiran Lampir n2a
7
cv -
L
-le
c C
:c c f
co
c r6
E N
7
C
Y
N
C
T
"0
•n
a 2 co
a 2 an
0 m >-
2
L C
C
C
m to C
C
C
C
C
C m
Y
7
Y
In
fu m cm C
E
m m
m Y c
C
0
0
m
m
E
P O
m Y
m
m N
C
C +`°
N d
N
m
f6
E 0-
E 0.
N
m
E
0)
Q
0
Y 2 O
O
7
^c O m
c 7
7
m
am+ C
E c
_
f
E 0
C
`^°
E
al
E 3 Y
m
co
m
E
E
E
c
c
c
C
0
.N
.^
N
.N
m
E
m
Y
m
m
m
C
O
io
t
_C
E
E
E
C
C
C
Y
Y
Y
,
C
)
(,
^' O) C
A'' 0) C
Y
T co
T ca
-0
-0
m
Y
0 N E
m m
3
E
Y
N
m
m
m
C
aJ Q
0
y
E
Y 7 C 7 C
C
C
C
C
T
>,
A
Y
fl.
Y O
w (u w E E E Y
>. Y
Ol
C
Ol
m
m
m
m
-le
-14 rn
-le
m
m
rn m
-le rn
0)
O)
m
Q. L
L
L
C
C
C
C
m
m
m
m
E
E
E
E
O1 c
c C
01 c
•^
•^
N
•N
N
^
N
0
0
0
O
0
O
C 1p Ip
m
c lC E
A
m
v
a)
D •N
Y
y
c
ar
7 C 7 C
(D E
Y
c Y
C
7 C 7 C
7 'c
m
fn L
O
m 2
O-
o C O
Q
^•
E
a
N -
4) l
O N
-D
E
m
m
o
Y
?
c Y 0)
fa
m (a m N L
m
m
m
a)
"0
ZZ
m
c 0i a)
'0 rA
0
A CD
C O C C
C f0
^p
c
w C 0
Z
C
c
a
A C
Z
O Q
N
c Q
O.
o
Y
A
^C
H
E
E N 0.
S
d,
Y
c = 0 OG
0
E 0 0
Y
7
2 E 0 0 Y
E 0
E 0 0
Y
•C
C
a
a
'n
E 0 0
E 0 0
E 0 o
Y
Y
Y
0
.
x GO
E 0 o
Y
•C g' E 0 0 Y
z C
^'
n
E 0 0
E 0 0
^L
Y
73
r Lampiran 2 a
f
74
Lampiran 1' a
CC v
c ;^
C 2i
c ^[
Y
(6 C C
U Q Q
0 •'O
C
0).- Fa r OL
^^ m N Y Z)
0QY
N C (6 C Ul N
EY a C 0)m O
C
Y R Q
7
z
C E 7 (U
a) Ea Da c T U)
(0
T 7 C Y C Td 7 O) ^ tO
6) " Eo aci
rnLn
EZ o TQ .(6 a 0)
Yw0
V1
c6 d
C^Vl m N Y
R
6N
C
o CD
0Q 0 aQ
C Q
oim
C 7 Ny
_0
e
C
C
E
L .^
-0
w; fp C Qa
-c E L Ep•-
aQ
m t Q-= (U
E
f0
Y
3 C
Y
7 E C Y' ^
Q
Y
'^ fO
.^
7Q c .- 2
C v Q `°
O
ID -D
0)
C
OYY w cC C E C°.v
7
0
v im ECC
0)c O U) m
E C' rn0 (U
O)m
T C U) m N Y L N v
>+
m
E "0 td
t0 CY N G C a Q.
C^ Tm Q t6 ^j N +
a
-'c o d M
°'D
C 0 C
C C
N y 0 CL Y •^ C
aw
-0 c T C
ca o
aaE
a2
C-
c ai C
3
Y
f0 Y Q)
7
N c Y C a
0) M C:3 a
C: Qj
C Ca co
C 4- M fp M -0
0
E
. 0'E rn
Q1E2 a)
a)
c
U) NY Q (p
fO O Y
IpY N
ca E
01
,Cc 0 rn
- ;
:3
Ea
CC
CO as
>0 'a s
co ^O
N
O
ei N O .-.
OY Om Y vi
OY O Bm 0 vi
LA
O ..
OC
m
N
`
00 N
A 3 R
O ip
3 Ol
E OY OY ui
O. O a O-q yj Y d
Ym O '^ Y
m A C CO MD m
C ra Y Y _
L N
4
^ C N'T m
C U U/ c6
N C
0)
p >
rnm CY
U)(U
c Q)
E E
C
of
Y j a E C
-0 CU ._^a
vim m
C
3
C
C
Y a L ns rn C E
mY Dt
C
N E Y. El n
0)
c m m (0 v- y ^'L L
0,
- M M-0 10
C
m
M - (-4
O) C "O
C N tp
m
E
0),4 E
t0 r6 Y
(O tU
L
N N Q. O1 ,^ d
a Y E
01.-
c
Ca
C
C C
01 C
O)Y C_ ai "O E
U)
(D
-O
N
.x
m
Y . ^>
m
OC cu -1
t-
Nv T^
,a
N Q -S
C
E 7 C
C T
-6 T Lo
0)
C
=
C
01
N C
v
:3
E
C
Y Ea
p
Y
C 0) Y
T C
Em
NO Y
Y
'^ C
E
C
E
7 c
`
O
C
N • c^
U
0
0
t6
W
Y
C
d N
7
O1T
C
0
vi u^
C
N C
N -0
R C
L
C cCp
C N
D
r0
a y m
_
V C Cm
3
C
ra
C tC
m
EE
N
ao
.
`
C
O 0
0 A m
W,
d
co O
10 1L
N
c
£
N
Y c9.
LL OS
N
s c
r4
N N
R
M r
0 :. O y
E w
E
E E
Z
N
v Em
O
.n
m
ERA
m
m
m Y
O l a
E .2 d
t0
3 d
A
Q
C
75
I
Lampiran
^ am piran
1
FORMULIR PELAPORAN DAN PEDOMAN PENGISIAN TK. KAB/KOTA
Formulir Pelaporan dan Pedoman Pengisian Lampiran 2 b. Laporan Tingkat Kab/ Kota 1. Rekapitulasi Pendataan PUS Tk. Kab/ Kota (REK LP. PUS KAB/08) 2. LaporanPelayanan KB Tk. Kab/Kota (REK KOHORT.KB KAB/08)
3. Rekapitulasi laporan bulanan alokon & BHP tingkat Kab/Kota ( REK LB ALOKON KAB/08) 4. Rekapitulasi pendataan tenaga dan sarana fasilitas pelayanan KB Kab/ Kota (REK.TS KAB/08)
J
77
Lampiran 2 b 1
0 N
L
ii
i^+ M
Y c - 0
F 71BAS
78
Y
Y
Lampiran Lampir
2b
V) 2 a) C 2
m
Y
yj •C
Y
C
2 Y
N L6
m N
C
V
a r
M N
(6
V
E
J
(Q
E
Y
C
m Y
N
Vl
C
C
N d c
C
m
m
++
a'' M
"o
c
c
CC
o CL C
m
M
Oa
O
M
M c
°a m c m m
E W a
m
a
a E
v
°i
C CL
Y
o
C
C
m
m
7
v
Ot
-a
C m
+^+
a)
C
L
m
"p
m "d
C
C m
C m
C al O_
m
_
ap Y
m
m
R
Ea
3
o w
o, a)
^ E
>.
?•
cu N
a 3 ^m >
a 3 m
Y
Y
m
C i9 >
E E CL
F
❑
C 0'
^
❑ +7'
_ a m E a; C
m E
m
n
1
O..
°
m >
E
m m
Y j
m
v
w
o a -°
E
2 m
N
E
E
c m
a E
Y
Y
m o
Y m
N N a
E O
c
m
E c
E c
E c
E
L
c
2
E m
E m
0) C
v
m
E m >, c .=
c E m > c .=
3
3
a^
c
rn
3
m
(^
m
In
m A In
a
a.
d
m
t m
C
L
O
C
m
a
m
m
d
m
m
c
O
m
v N
E
M
01 o
a
a
I
E
m E
m E
m >1 V1
m
m 0 ❑
m
C
N
m
cc Y o a v
c > co O
O
m
>
a
a
N
0
1A
<
<
<
L
L
L
L
E
m
E
_m E
E a C m
O
m
Q _
i
c
i
_m E
m
2
a
_m E
E
a, O
_
VI
V1
V1
N
N
.7
•7
.7
.7
7
v^
in
N
of
2
2
^n
in
to
vi
of
❑
❑
❑
❑
❑
❑
❑
❑
❑
❑
❑
❑
❑
❑
❑
❑
H 00 Y OC
U'
er 00 Y OC
Q
ca Y OC
4
0
0
0
0
Q
W
W
W
w
a
Q
Q
Q
Q
N
G
C tO A
O
Z
m
(
W
Q
C
C q
C r
(^
Z
0.
C
C6
M
Y
CL
Y
a
a
F
7
Z
a
O
co ]C CC
Q
79
Lampiran 2 b
m
1A
C Q 0
80
J
m
E
m
E
2
^
m
m
^
g
2
E ^
E m
^
E m
^
G]
IQ
E m
^
0
Lampira
2b
E
CU
E ^
ffl ^
C C
rn
t
L
C 7
C N E
Y L
C c o N Y
v ii
-O
Q1Y
Y N
v^
a •v
N
CU ^o
E E
E ro ra
-O
c
rv
cc
Vi
o
C fu
ro
0
A
E ^
O
0
0
fu
_Ile
UI
N
In
A Q)
C
n_
n.
a
a Lr^
v
_ E
-a C
N
0
C ro f0
C ro (4
C m
''^ ra rv
E
"O c
ra
rn
C
r0
Y
Y
Y J
Y ^_.
m Y
N
Y
a)
a
m a^
sc
rCa
coo
E
E
E c rv r
a) a J_-
E
Q
a) a
0
v
0
01 N
a
m
N >
m
A
0. m
V
d m
Vf >
H
H
H
H
E c
N N
T
`o
EN
0
Y
O
L Y
s
•^
Y
O
O Y
.N
Y
>_
a)
-p
a C
N L
a
E
-
Y
C
c
C
C
Y
Y
0
0
O Y
O Y
'in c0
C U r7
a7-+
yam,,
Y
a E
CL E
+'
E
°
. ° f0
E
a)
p D_ N
N
E
E
E c
E c
E C
E
Y
N
CM
L
e -0 ^G
-O
ro N -0 Q ro m
CL
`=
Cl)
m ro .3
Q)
7
c
Z
m -0
^O V
O al 7 cC N E t
2 0
O
CL O
CL O
12
M
n'
UM
C
N
N
d
C L.L
0 C 0
aj 0) dY C .ry N
c
rc E
y
N
O
O
c 'N
E -2 ' VI
E ^
+
+
Y
C rv
C
N
m
-
C'
-J
vn M 0) 0) a) Y a)
C
< O ^
C c
C
a
+
Qj
E
-
cu -O
2 ra
m
C
'rn C
N
Q H O
Y
Y
N
E rv
E rfl
+ 2
+ 7
m
m
+^
++
N m Y
m
m
CM
a
Q
C ra
C m
E
E
r0p
N
., m
C
o
Y
-O
Q^
0 y C E
m
(p J
:3 N 0 IA .. N
m ° o C
m
m
rra
c
E c r0
m
t rO Q
EH
E
O
m E
m`
a
V
O
co
N
to a) °1
m
N
\ . Y
Cl)
E Cl)
O
+_.'
c .Y
O
_
N
Y
N r0
CL
Y
Cl)
n. E
aJ co
-C
Y
ra
a-
0 0
0
c
j
Y
m
CU
E
a
t
.
c
ro Z) Y
N
V1 >
m Y
co
a) _0
of
a
a
V N
rn o'
m c
0
co 0)
w a
r0
a
CL
C
Vl >
D ro
Y T c v
'C mE
m0 cO
. N_ -o
fOa
O. E
' rn Y -
vii ^[
E
C ^o D1 N
Y
C
N
a7.
0
a) rp r0 O1 C
w E
c
Y
19 m m C
a) E c
d
CU m cn C
CU I C m C
E
E
a)
(D
C'
c
>.
>.
>,
r0
m
CU
CU
i
t
>,
°N' Q
n.
.C m
m
E
E
ra
Vii
C CU 7
4) a)
j
fl- E
H
vO
a .C m E
-76 -2
(U
a
oY
m ra
L + M v
E
E'er
. 2, . 2, 0) C
.2,O
_ N
'N
_N
N
N
N O
0
0
0
O
C5
'A
c
E
o+ o+
rp
Y
0) C N
R
X C
'^ .g ^
°
r c
5 m
-
a
Y Y
E m
EN Y d
a
m
Z
to Z
z
c
CL
d N S a
I
E 2 Y
°
E in d W
Y
0
o
U.
5c
Q
L6 LL ^c Se
¢ a 81
i
Lampiran 2 b
z
a z
82
Lampiran Lampiran 2 b
1 N
CO
83
I
Lampiran 2 b
0 C
N C
E a)
C a) C
z
a)
L
z
N Y C C C Y a)
z
d
m v
C
a) UI
C
Y
CO y
o
c 0
E
a m
C a)
Y
O
E
ro
C
2
Q)
C
7
0
0)
O
o U o C
:3 t °
f a6 CL
C
O 0
E
Q E a)
_o E o
d
,
^
m E
Y N
C: o C C 0)
0
7 d
-0
m
a,
0
N
N
Q 0 0
0
0
D
w L
E ro
C ro
^a N
E o, ^, N m m
O w E ` m
a
fl_
N
rn^ cm. C T
E m a, a, t6
Q
C C
m
f0
a
E
E
E
E
C j
c
c
N
N
N
N
N C
o 0 0
O
0 a
E
Z
:3 m
N
2
N
Y C
L
N
N
E N
T C Y
L
Q
m
-0
v
C 0 $ 'Dc -2 L
C
N
co
v -0 O a E
L
v -c
O
0)
Y
`6
O
a9
(o
o
E
Y
3
v
O -0
v
>+
Q)
f^
N
Q)
0
E
N
C C
6
ra
0. w c 0 C
C N
m
Z
E
V c
v
c
a a ^p
m
'°
o
0
84
12
c c Y
p
^a
J
7
co
a w
•^, a i a
o
3
rp
Q
Z
1%
0
Z
E
m
E 0
E 0
E 0
E 0
0 Y
O Y
o x
0 Y
Im C
C
a a
N
;7,
E 0
E 0
E o
0 Y
0 Y
0 Y
h
'C
E
v
a N I co
a
E 0 0 Y
Lampiran Lampiran 2 b
85
I
Lampiran 2 b
c
Q) 0-
O- - v7i 01 C O/ C r4 'n Y
T
C >1
m OJ
CC U
c
m
O7 O_ C Co X
Y
C r0 CO A C X v X 7 E
C
X X 7 C
C G1 E N F
C01 c Co C E
EE rn ^ X
7 ma
X a 01
E >, C rn rn C
N
X
0 E
C1 Co
0)'0
N N
N
aci
++ N v1 L X O CL C -0
E
N v
w
OYO
c Y Y r
a
Y vi
_
EO O«d
OYY O
m Q1 C
C
0
C
Y
^
G/
m
Y
Y
0
av O1 - O
r0
E C
C
y
7 N
N
Co U
N
^
C
cu
-0 M+ M C
01
-0 M t0
a
-C
C 0 Co >` C X M
Co Y
X
C O. O Co
m
Cl)
0
D Co r0 + a-)
X '7 E
TE °1
ro
X
Y
0 0) C
C m7 0 j V E a
E
=
C
^--1 d
^
01-
E C
Co ^«C C CO r0 01X
C
Co
ri
a1
X Old
Y
N 2
c
ro m
E 0
C
a> ay
C
t0
c _m 0
CC >,
EY
"
Co a Co 01-o
Ln X
CDC O
if r0
m N
GJ
E
C
I C E c E
0^
C Co
C O >. 0
7
1C C
r0 OI }' '^ C 01.C CO
Y
X
cY Co
v1
O m
C
01 E C 0 C 7 1i1 r0 >1 X r0 r0 X v1
C
N
O
C '0
Ca
a
N 7 E
E
X 3
C A
O1 r0 C0 0 v
O
rr a°
v v
m C M
N
X X rnt
'^ >> X
c
X
C a1 ; a, m pm p ,0
Ola
0
m
Y
C
Co
-p
E .0 C
2 C .ma H. ^
d
E
a
td
C
Y E, m
>' N Y -O
C 0 t0 C
C
3
Y M
C r0
Y O
a t
vi m
Y
-O E
vi N m 6
M 0) ^
Q/ Ol -O C _ '^ •^ m
-a
C
01 ^
Y
ro
N O E '5 a Y^
C 7
C 0 CX
U) m 0 o
N
CX
CE C
C v7i
L t0 of v1 E C
N
'°
Co
rn
C
0 E-0
Y Q,j
'-^ rC0
Ol
a1°i E
v1 E m CC m cu
0
^, -
Co
-0
m
C
^X ' fp
aci t Y .- O -O CO a72
m
c v
.Y
M
rn °
Y
C f0
C
0m a
Y
X
rv a
X L
Y m C
N
EOi
C
C
M:= E2 ro Q C -O Y X
rl
C
is ' cp C C d v7i
-O Y rn , L X
7
E EC
Y
O
C
v^ Q E o
y Q-^
-0 Q-C
7
O1p.
C 8 C
mle
0
C 7 r0 >> 7> r0
C 0rp
N
O ,,
o t
-
rn L o
°'
N
E E a+ OOm
O X
O-
1
eo
o,
-D C
ra X
>>
>''OY
0) 0OYY
Y
C 01
m
01
rn3
N O_
d t^0
NC
Y
C
7
7 a E
rn o
C
E
j
J OQ E
X T
^p
Co
Et
a,E
rv
N Y
C ++' Co c X Co _ X C 7 O- r 0 C
Y
m
CD
m Y L c
C
v QY s^
Q
ar
C
rC0 Y 0 C °^' °1
r0
r0
LY]
C
X
0) d Q.L
Q
N Y
7
-c
rC0 Q C m
.rn C
d 'O '0
7 C
m E rn C
M
Y
m > vii +-' C O
2
d Y
C T
O
'0 Q
li
C: -a ru 01 E C N
10
t a O
-
m0) C:
-
-
mY • 0 C
C
-o
^E
in
DC
O
E O Y
a m r
D 0
C
N 00
*^ co
m
. m
ca ^jd
;^
m
Ec O E
O rt C
Y Y
m Z
86
c ^e
C
o o.
H
E 10 , a
E. ma
VI
14
m
N LL
c a
°
O. C
Y
Y ;'
O
Lampiran
Lampiran
FORMULIR PELAPORAN DAN PEDOMAN PENGISIAN
TINGKAT PROPINSI Formulir Pelaporan dan Pedoman Pengisian Lampiran 2 c. Laporan Tingkat Propinsi 1. Rekapitulasi Pendataan PUS tk. Propinsi (REK LP. PUS PROP/08)
2. LaporanPelayanan KB tk. Propinsi (REK KOHORT.KB PROP/08) 3. Rekapitulasi laporan bulanan alokon tingkat Propinsi (REK LB ALOKON PROP/08)
87
I
Lampiran 2 c
88
Lampiran Lampira^ 2c
L/1
n Lc c
C
7
O
(Q
m v C O
> c
Lrl f
V
0 LI)
J m
N
tp
V
E C
J
(p
6
E
-
v
a
C
Ln a c ci
Y a`,
0
.fl
7
v
a Q
O-
v
0
a7+
ca C
C
'2 E
LLj
o
L
N
p
E N 0-
N
^
v
?
-
O
Q i 7
0
CL
O
io
O7
0)
7
°'
v
E
aC E
a
T
T
LO
Y
0
0
v
Y
ca Y
N
C
C
3 0)
3 Ol
>
cU
N
Ln
L/1
m
a
a
E
Y
2
0
-Fu 7
3
\
`°
0
v
Y
o, C
v
N
m
C
Y
°
d
E
ca
C m C cu o
7
0)
io
O-
_ C
fl
E
ru
-
E d
r0
)
>.
>.
O
o
-
-C to
m O
N
cn
-
E
9 y
Ol N 7 ' o
c
-0
°
C (3 T
t0 m Q1 C E
to ru 61 C E
E
E
> C a
> C m
m
c
>.
T
ca
Y
O
O
O
Q
0
0
a
f0
^
N
Ln
°
a
a
a
Y
T
E
E
E
E
E
E
E
E
21
2
0
0
m
m
m
OC
OC
OC
W
W
W
W
Y Q
Y Q
Y Q
Y Q
0
A
J
Z
7
F-
0
0
0
0
-
3 p
v
° cv Y
c
Y
+
co
E
cn
Q
0
0
_0 7
a
v -0 m Y
_0 7
= L6
`° -
v rn
-o
y
°
a
to
of
v
N
-O
c L
° E 7
v
a 9
0
0
CC d
m
0
3
S
E
m
E a
O Y
H
m
Z
E
E O Y
-
w
VW
W
A
A
> a
> 0.
> a
> a
be
^d
he
-
89
Pr Lampiran 2 c
Co
E m
90
21 E
m
ro E
21 -
Co E
9
m
2 m
E p
m
E
Lampiran Lampir
2c
7 C 7 L
C 7
R N
a) Y
co fa Ql C
E
C
O
7 E
N
fa
v (p E fo
a v, a. c Cu
-76 m
T
Y N
c a
l7
> Lt V) M N
N
V)
a. c
a c
co N
co ci
Q
Cu
O
7
a
E C
_
a L
n
C C: a) U' .C to m E
C O Y ±'
E O C
E
E
E
E a, f-°
cn
cn cn y N
.n
+-'
c co
-0
c9 J ca c _
L fp
0
7 a
c
C N
'n
t
a v
C tO
0
C Y
a, E
am^
Cu O)
p
o Y
°
a
fa
O)
Cu
C
^^
C Y
fa
Y 7
0
21
a)
O
C
7
7
a fo
^
a
a'
N Y
N Y
aJ
O
a fo
fa
a C
C
fa
7
O_
O_
7
7
Y
O
E
in
C
ty
Y
^G
3
in a
a
in
a f0
.3
a f0
F
H
H
_
_
Q fa
a
C
Ln
H
c
cu Y
L
t t O Y
7
FA
C
a)
a C
Ca Se 0
co Y +' O
O E
fo a, a
o
Y •^
fa ti
E
3
E a;
E N
L
H
y
C
c
p
fo o
a)
O
Y R
f4
Cu
E
E
Cu
LA
F c
Y
m
7
E
mC
O c
dr d
fa
0) a) a
w
C E ic: J Cl) J 3 f" Q
H C
Q
E H
oY
f9 y)
mE
7 Y a .te
a) o a
-
to E
2
E
E
,t
V)
O
5 a
cu
E
Q O
c c C a1 a f
c
F
Y
p
Y _
a
s
N
tq
cv
fo
+ L
+ `
fa
7 7 O_
fa
(O
f0
fo
m al
fa 01
f0
N o)
E rn C
rn
N
Y f0
m
m
Y
Y
:°
.2
t' ^
'n
'n
>,
h Ln Q)
a
a
(6
fa
E
E
+ NV
T O)
m O)
7 o . 2,
al
a)
N
N
Cl)
Cl)
a)
v
a)
a
a)
v
a)
L
t
L
N_
Cu co
C
Y
7
C Cu
a
Cu m
>,
C
Y
fa
a)
E rn
Y
f6
a)
M
E m
.
a
c C
Y
v ,L
C a) 41
a
C
E
O Y
0
fa
m
a)
6)
Y
co
Y
fa
O1 6
o a
fO
f6
0) 0)
C
>,
-
:3
0
+ C
Y
H +
Y fn
v
N CO -i
0 Y
C
Y
E 0) C
7
m
C
+ c
E
7
2
Q O
0
J
7 6
o
oa m cn
7
a
E
t
c
a
a,
H a)
Y
a_
a
7 Cu .2 E
.
Nd ^e
C
U
a
Y
-NC a)
c
Q
d E pp
Y
^1
a
T C
m
fo
=
m
r
td
o
0
o
Y
v
a
Y
O _Ile
s
f0
E
o
v
In a _
aO
a fa
7
7
5
;A -
A
A
a t (6
7 2
O_ E o O Y
-
0
Z
a s
i3
Y co
y
a
I
R
.N 'ul
Y E
m
o
E
a
Z
c
2
c ^t
7
m C
a
to
a
01
E W
10
Y
tL
0
E Q
l7
of
LL
&
K E Q
Q
91
A tq
F
Lampiran Lampir
2c
z
4 z a J D co
z C Y
Cu
m
C `O
O
C O Q
jp 7 E
a-0
a`i
co
_0
a)
a,
N
Y O
0 m
-Fu
0
E
E O
H
Y O
d Cu
V L Cu
O L Cu
E
E
m
Cu N
E OF O m
VI
V)
❑
❑
❑
0) m
a
a
a
0 Qj
N
a
a
0
E m
m CO N
N a
Y
0
C O
m
u
0) m T
Y 2 0
❑
N a
0
'O
E
C c
vNi -
Cu
3
y a
E C
N
co
ro
a 2 d
m
Y
Y S
N O
Q E a,
-
(11
C
t m.•
7
0 O
E v
0
C
Y Q
Y O
-
-
m
m
m
Cu
E
VI
VI
N _
N
❑
❑
❑
❑
c
c
A
O Z
+' c Y Y
m
^ c _ '0 z
0 Q
c
^ a Y Q A ' (Cu
3
A FR
0 m z z 2
o of
m R E I rn y c a s ^^
E
m o 0^0
L.
E
E
E
E
E
E
E
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
93
1