Telaah Sistem Informasi Geografis (SIG) Berbasiskan Internet untuk Diseminasi Informasi di Indonesia Budi Heru Santosa 1 dan Hari Priyadi 1 1 Pusat Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam (PTISDA), BPPT Gedung 2 BPPT, Lantai 19, Jl. M.H. Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia Telepon: (62)(21)3169732, Faks: (62)(21)3144815 E-mail:
[email protected]
Abstrak
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah bagian dari sistem informasi yang ditambahkan fitur atau data dan analisis spasial yang diharapkan dapat membantu pengguna dalam memahami dan melakukan analisis permasalahan secara lebih komprehensif. Selain itu, pesatnya perkembangan teknologi telekomunikasi dan teknologi informatika juga berdampak pada semakin banyaknya situs (internet) dalam hal penyediaan informasi. Dengan mengaplikasikan teknologi SIG melalui media internet (web based GIS application) maka informasi yang ditampilkan, selain data tabular dan data grafis, juga informasi spasial dapat ditampilkan secara interaktif. Tulisan ini memaparkan telaah penggunaan internet dan SIG untuk diseminasi informasi untuk masyarakat. Kata kunci : sistem informasi geografi, internet, diseminasi informasi
Abstract Geographic Information Systems (GIS) is part of an information system that added features or spatial data and analysis that is expected to assist users in understanding and analyzing the issue more comprehensively. In addition, the rapid development of telecommunications technology and information technology also has an impact on the increasing number of sites (internet) in providing information. By applying GIS technology through the internet (web-based GIS application) then the information displayed, in addition to tabular data and graphics data, as well as spatial information can be displayed interactively. This paper describes the possibility of using web-based GIS for information dissemination in Indonesia. Keywords: geographic information system, internet, information dissemination
1. Pendahuluan Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah bagian dari sistem informasi yang ditambahkan fitur atau data dan analisis spasial yang diharapkan dapat membantu pengguna dalam memahami dan melakukan analisis permasalahan secara lebih komprehensif. Sebagaimana layaknya sistem informasi, SIG juga harus dapat menjawab 6 pertanyaan dasar yang biasa disebut dengan 5W 1 H, yaitu : What, When, Where, Who, Why dan How. Di sisi lain, saat ini internet merupakan media penyebaran informasi yang cukup efektif dan murah. Dengan pesatnya teknologi telekomunikasi dan teknologi informatika, maka cakupan internet makin luas dari hari ke hari dan biaya yang dibebankan kepada masyarakat dalam hal mendapatkan informasi yang disediakan oleh internet, atau surfing di dunia maya, makin hari makin murah. Pesatnya teknologi telekomunikasi dan teknologi informatika juga berdampak pada semakin banyaknya situs dalam hal penyediaan informasi. Sekarang ini, selain swasta yang bertujuan bisnis murni, banyak juga badan pemerintahan dan organisasi lainnya, bahkan perorangan, yang mengelola situs situs untuk penyediaan informasi. Strategi membangun sebuah situs merupakan strategi yang tepat dan efektif dalam hal diseminasi informasi yang murah dan cakupan luas. Di samping itu, dimungkinkan adanya pengembangan pengembangan baru terutama untuk
94
memberikan pelayanan yang lebih baik terhadap masyarakat. Salah satu kemungkinan pengembangan dari situs ini adalah dengan menampilkan data dasar, data pendukung dan hasil yang dicapai dengan bantuan SIG. Hal ini didasari oleh pemikiran bahwa data yang tersedia, khususnya data teknis, sangat erat kaitannya dengan data dalam bentuk spasial (peta). Data seperti jaringan jalan atau jaringan lajur kereta api misalnya sangat baik jika ditampilkan secara spasial. 2. Telaah perkembangan SIG Menurut definisi, sistem informasi adalah sebuah sistem yang mengelola segala sesuatu yang berhubungan dengan pemasukan data, penyimpanan data. manajemen data, manipulasi data hingga ke penampilan informasi. SIG yang merupakan subset dari sistem informasi, mampu melakukan hal hal yang disebutkan di atas, khususnya untuk pemasukan, penyimpanan, pengelolaan dan penampilan informasi yang berbasis keruangan. Menurut Tapscott (1997), terdapat sepuluh pergeseran di dalam pengembangan teknologi yang sangat berpengaruh pada perkembangan sistem informasi yang pada akhirnya berpengaruh pada adanya dorongan konvergensi teknologi dan industri pengolahan data, komunikasi dan isi informasi itu sendiri. Pergeseran pergeseran tersebut akan menciptakan kekuatan, kemampuan dan biaya atas kinerja dari media, organisasi, ekonomi dan masyarakat. Kita tidak perlu menjadi seorang ahli teknologi dalam beradaptasi dengan semua pergeseran penting yang akan mempengaruhi lingkup dan mekanisme kerja organisasi, khususnya yang berkaitan dengan lembaga pemerintah sebagai pelayan masyarakat. Pelayanan akhir merupakan sasaran utama dalam setiap produk sistem informasi. Kelompok pengguna data dan informasi sangat beragam baik sebagai pembuat keputusan, pengguna umum, modeller dan analis. Pengembangan aplikasi sistem informasi merupakan bagian penting dalam menjembatani basis data dengan analisis yang akan dilakukan. Di samping itu adanya berbagai aplikasi sistem informasi akan sangat membantu dalam menyederhanakan proses yang akan dilakukan. Berbagai aplikasi yang dikembangkan mencakup aplikasi DBMS (Database Management System) khususnya untuk data non spasial (tabular), GIS (Geographical Information System), penginderaan jauh (remote sensing) untuk data yang berkaitan dengan data spasial, referral database management khususnya untuk basis data dokumen ataupun kepustakaan, serta desktop publishing untuk presentasi informasi baik secara off-line maupun on-line. Kinerja seluruh aplikasi yang telah disebutkan sepenuhnya bergantung pada kualitas data yang tersimpan dalam database. Perancangan database yang baik dan benar akan membuat kualitas keluaran dari aplikasi meningkat, walaupun pada akhirnya kualitas keluaran dari aplikasi tersebut akan sangat bergantung pada kelengkapan dan keabsahan data yang disimpan dalam database tersebut. Beberapa aplikasi desktop untuk SIG yang terdapat di pasaran antara lain adalah: - ESRI ArcView - ESRI ArcGIS - MapInfo - IDRISI - AutoCAD Map - dan lain lain
95
Pada dasarnya semua aplikasi yang disebut di atas mempunyai fitur yang similar. Pemilihan perangkat lunak tersebut tergantung dari berbagai faktor antara lain: - kebiasaan pengguna dalam menggunakan perangkat lunak - titik berat pengguna yang spesifik dalam menggunakan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis. Sebagai contoh, jika titik berat pengguna pada aspek kartografis, maka pemilihan MapInfo sebagai alat bantu merupakan pilihan yang tepat, tetapi jika pengguna menitik beratkan pada aspek analisis spasial, maka pilihan ESRI ArcView atau ESRI ArcGIS merupakan solusi yang ideal. - Pertimbangan harga dan dukungan vendor Dengan mengaplikasikan teknologi SIG melalui media internet (web based GIS application) maka informasi yang ditampilkan, selain data tabular dan data grafis, juga informasi spasial dapat ditampilkan secara interaktif. Dengan demikian informasi yang ditampilkan dapat: - semakin komprehensif dan mudah “dibaca” - semakin tajam dalam hal analisis dan intepretasi data - memudahkan pengguna dalam hal melihat informasi yang dikaitkan dengan aspek keruangan - dalam kaitannya dengan teknologi internet (web based application), penyebaran informasi menjadi lebih luas dan relatif murah dan, yang terpenting, tidak dibatasi oleh tempat dan waktu karena sistem berbasis internet dapat diakses kapan saja dan dimana saja. - Proses updating data yang lebih cepat - dan lain lain Dari fakta di atas terlihat bahwa sistem informasi memegang peranan yang sangat penting dalam mendukung proses pengambilan keputusan dan perencanaan dan evaluasi terhadap kebijakan kebijakan atau strategi yang telah dilaksanakan. Dengan didukung oleh data yang valid dan terbaru dan proses bisnis (business process) yang terdefinisi dengan jelas maka akan menghasilkan keluaran keluaran yang dapat dipakai dalam pendefinisian solusi dan alternatif pemecahan masalah. Keberadaan data yang akurat, dalam hal ini adalah data yang terkait dengan aspek transportasi dan perhubungan; selain data pendukung lainnya; akan memudahkan perencanaan, pelaksanaan teknis di lapangan, monitoring dan evaluasi dan pengendalian dan pemecahan masalah. 2.1. Sistem Manajemen Basis Data Sistem manajemen basis data atau database management system (DBMS) merupakan antar-muka (interface) antara aplikasi fungsional dengan basis data. DBMS memungkinkan semua sistem fungsional untuk mengakses data dari berbagai file yang berbeda dan saling berhubungan (relationship). Manfaat penggunaan DBMS untuk pengelolaan data dan informasi adalah: - Mengurangi redundansi data. Jumlah file dapat dikurangi dengan cara menghilangkan duplikasi file. - Independensi data. Spesifikasi data dipelihara dalam tabel tabel dan kamus data dan bukan dalam program aplikasi sehingga bila terjadi perubahan dalam struktur data tidak akan mempengaruhi program untuk mengakses data.
96
-
-
-
Integrasi data dari berbagai file. Berbagai data dan informasi yang disusun dan dihubungkan secara logis, dengan demikian akan membentuk suatu basis data dengan struktur dan asumsi yang konsisten dan terintegrasi. Pemanggilan data dan informasi secara cepat. Adanya hubungan logis antar berbagai data, data manipulation language (DML), dan query memungkinkan pengguna data dapat mengaksed data secara cepat dan sesuai kebutuhan Keamanan data. Memungkinkan keamanan data dapat diatur melalui penyusunan berbagai tingkatan akses kepada data baik melalui password, user directory maupun metoda enkripsi/dekripsi
Pengembangan DBMS untuk mendukung analisa kinerja terdiri dari sistem pengelolaan data non spasial baik untuk data statistik/numerik dan data dokumen serta data spasial melalui pemanfaatan GIS dan remote sensing. Pengembangan dan pemanfaatan masing masing DBMS untuk setiap aplikasi mempunyai karakteristik dan penanganan data yang berbeda. Diharapkan data yang dikumpulkan pada kegiatan ini juga dimasukkan ke dalam sebuah database sehingga dalam pengembangan pengembangan selanjutnya, data yang diperoleh dari kegiatan ini dapat diintegrasikan dengan sistem sistem lain, baik yang sudah ada (existing system) maupun dengan sistem yang akan dikembangkan lebih lanjut. 2.2. SIG berbasiskan internet Perkembangan yang sangat pesat dari teknologi informasi dan teknologi komunikasi di satu sisi memberikan keuntungan bagi sebuah perusahaan sekaligus mempunyai konsekuensi. Kecepatan dalam memperoleh informasi serta keakuratan informasi itu sendiri merupakan faktor yang sangat penting, bahkan krusial bagi sebuah perusahaan dalam menjalankan usahanya. Dengan bantuan teknologi informasi dan teknologi komunikasi kebutuhan tersebut dapat direalisasikan. Setiap saat seorang pengguna dapat mengakses informasi tersebut melalu berbagai media. Sebagai konsekuensinya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: - memastikan bahwa data yang dimasukkan ke dalam sistem merupakan data terbaru dan dapat dipertanggung jawabkan keabsahannya. - memastikan bahwa metodologi analisis dari data itu sendiri dapat dipertanggung jawabkan dan memberikan respons yang cepat - memastikan informasi yang diberikan untuk pengguna sesuai dengan kebutuhan pengguna itu sendiri - memastikan hal hal lain seperti misalnya keamanan data, keamanan sistem, tata cara dan prosedur pembaruan data dan lain sebagainya SIG melalui media internet, atau sering disebut GIS over internet atau webmapping, merupakan perpaduan kekuatan SIG sebagai sebuah alat bantu yang canggih dan kekuatan internet sebagai media penyampaian informasi yang efektif. Walaupun demikian webmapping lebih difokuskan untuk penyampaian informasi, bukan sebagai alat bantu analisis secara kompleks. Analisis secara kompleks dilakukan dengan menggunakan desktop application yang memang dirancang untuk melakukan analisis secara kompleks dan rumit. Sebagaimana layaknya pekerjaan pembangunan sistem yang berbasis internet, metodologi umum untuk pembangunan webmapping sama dengan pembangunan sistem yang berbasis internet. Gambar 1 di bawah ini menjelaskan hal tersebut.
97
Gambar 1. Metodologi umum pembangunan webmapping Beberapa institusi di Indonesia yang telah mengaplikasikan teknologi ini sebagai alat bantu (utilization tool) dalam mempertajam analisis di antaranya adalah sebagai berikut: - ReefBase Project (www.reefbase.org/reefGIS) - Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk melakukan pemantauan dan monitoring potensi KLB (Kasus Luar Biasa) penyakit tertentu berdasarkan data yang dikumpulkan dari Rumah Sakit (SARS – Survailans Aktif rumah Sakit). Situs tersebut dapat diakses melalui alamat http://kesmas.dinkesdki.go.id/sigdinkes - BPPIP Departemen Perindustrian dan Perdagangan untuk menyebarkan informasi tentang potensi investasi beserta data pendukungnya. Situs tersebut dapat diakses melalui alamat http://sipe.dprin.go.id - Kementerian Koperasi dan UKM dalam rangka providing informasi tentang pemetaan kekuatan sentra UKM (www.sentra-ukm.com/pemetaan) - KPU sebagai alat bantu bagi pengguna dalam melihat dan menganalisis hasil perolehan suara anggota legislatif bagi partai dan calon presiden. Situs ini sebagai komplementari dari situs Tabulasi Nasional yang menyediakan informasi secara tabular. Situs KPU tersebut dapat diakses melalui alamat http://webgis.kpu.go.id - SSFFMP (South Sumatera Forest Fire Management Project) untuk pemantauan lokasi hotspot yang berada di Pulau Sumatera dan sekitarnya. Data yang diperoleh difetch dan dimasukkan ke dalam database secara
98
-
-
langsung dan otomatis dari Maryland University. Situs ini dapat dilihat melalui alamat http://www.ssffmp.or.id/fis. PT Sarvision Indonesia juga sudah mengaplikasikan webgis untuk analisa kesesuaian lahan perkebunan kelapa sawit di Pulau Kalimantan. Alamat: http://www.sarvision.co.id/sawit. BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) sudah mengaplikasikan webgis ini untuk menampilkan informasi tentang kegempaan secara spasial. Data yang ditampilkan diambil dari database kegempaan yang di-fetch langsung dari stasiun pengamat gempa. Alamat dari situs BMG adalah http://www.bmg.go.id/mapper.asp (untuk melihat gempa terakhir), http://www.bmg.go.id/map_rasa.asp (untuk melihat gempa yang dirasakan) dan http://www.bmg.go.id/map_seis.asp (untuk melihat peta seismisitas pada sebuah tahun terpilih).
3. Pembangunan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Terkait dengan pembangunan sistem informasi, media internet sekali lagi merupakan media yang cukup efektif dan luas cakupannya dalam ”memberikan bukti” seperti yang diminta oleh masyarakat. Selama informasi yang disajikan akuntabel dan akurat, maka pandangan masyarakat akan berubah. Untuk itu diperlukan sebuah strategi untuk memberikan data yang akuntabel dan akurat untuk segala bidang. Seiring dengan berkembangnya teknologi internet yang sangat pesat, yang berimplikasi pada munculnya produk-produk baru, dalam konteks ini adalah map engine GIS, yang lebih murah, memakan lebih sedikit sumberdaya, lebih cepat/responsif dan lebih sedikit memerlukan upaya dalam hal pemeliharaan, maka dirasakan perlu untuk melakukan peningkatan (upgrading) dan penyempurnaan dari sistem “GIS on the web”.
Gambar 2. Contoh Web-GIS di Indonesia
99
Setelah GIS on the web ini diimplementasikan, maka pengguna dapat melihat prasarana prasarana (tergantung kepentingan dan interest pengguna) pada suatu wilayah administrasi tertentu, bisa dalam sekala nasional atau Indonesia, dalam sekala sebuah Provinsi ataupun dalam sekala sebuah Kabupaten/Kota. Selain itu pada tampilan tersebut juga bisa ditampilkan data penunjang lainnya seperti data demografi, data perekonomian, data sosial dan data lainnya sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kegiatan perencanaan dan pemecahan permasalahan dalam kaitannya dengan berbagai aspek dalam kegiatan pembangunan. 4. Tantangan dan Kendala Dalam Pembangunan Sistem Informasi (Geografis) Kendala yang dihadapi, sekaligus juga merupakan tantangan dalam pembangunan sebuah sistem informasi, khususnya sistem informasi yang juga memasukkan aspek spasial (keruangan) adalah: 1. Data spasial membutuhkan perlakuan dan pengetahuan khusus dimana dibutuhkan perangkat lunak khusus untuk kepentingan pemasukan data, pengelolaan data, pengolahan data dan penampilan informasi. Khususnya untuk pengelolaan data spasial, dalam konteks ini adalah pembaruan data spasial, karena membutuhkan perlakuan khusus, maka hal ini berimplikasi pada lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pembaruan data. Sebagai akibatnya, walaupun sebuah data spasial diperbarui secara reguler, tetapi tetap tidak dapat mengikuti dinamika yang terjadi pada dunia nyata. Sebagai contoh, pembaruan data spasial jaringan jalan di Provinsi DKI Jakarta akan sangat sulit sekali mengikuti dinamika perubahan jaringan jalan di DKI Jakarta secara nyata, walaupun terus dilakukan pembaruan data secara reguler. 2. Di pasaran dewasa ini, banyak sekali ditawarkan perangkat lunak yang khusus untuk menghandel data spasial tersebut dengan harga yang bervariasi. Faktor yang menjadi kendala terutama bagi pengguna yang sangat awam terhadap disiplin ilmu ”Sistem Informasi Geografis” dan hanya ingin mendapatkan informasi yang diinginkan saja tanpa perlu mengetahui lebih dalam tentang proses bisnisnya adalah: a. faktor harga. b. faktor pengoperasian perangkat lunak tersebut. c. Faktor data penunjang, utamanya data spasial, yang relatif lebih mahal dan mempunyai rentang waktu pembaruan data yang relatif lebih lama dibandingkan dengan data tabular. 3. Pemilahan informasi yang akan ditampilkan dalam sebuah sistem informasi. Kenyataan bahwa data yang sangat banyak dan bervariasi dalam format misalnya data tabular atau data deskriptif (dalam format PDF, DOC, XLS dan dalam format lainnya); dan data spasial. Tantangan pada setiap institusi di Indonesia adalah bagaimana menampilkan informasi yang dimilikinya sehingga sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan kewenangan pengguna. Tantangan ini akan semakin besar jika ditampilkan melalui media internet. Melalui media internet maka di satu sisi penyebaran dan penetrasi informasi akan sangat meningkat dimana setiap orang dimanapun dapat mengakses informasi tersebut selama terhubung dengan akses internet. Di lain sisi,
100
beragamnya end user yang mengakses ini membutuhkan penanganan atau penampilan informasi yang berbeda bagi pengelola situs; yaitu: a. Pemilihan jenis informasi yang akan ditampilkan Secara ekstrim dapat dijelaskan misalnya: pengguna yang mempunyai interest di bidang pertanian mempunyai kebutuhan informasi yang berbeda dengan pengguna yang mempunyai interest di bidang kelautan b. Tingkat kedetilan dari informasi yang akan ditampilkan Informasi yang diberikan untuk tingkatan eksekutif akan berbeda tingkat kedetilannya dengan informasi untuk tingkatan pelaksana teknis. Informasi untuk level eksekutif lebih bersifat sumir, padat dan menyeluruh; sedang informasi untuk level pelaksana teknis lebih bersifat detail, teknis dan dengan cakupan yang sempit sesuai dengan bidangnya. c. Cara penyampaian informasi Penyampaian informasi yang ditujukan untuk kalangan ilmiah tentu akan berbeda dengan cara penyampaian informasi yang ditujukan untuk masyarakat awam atau bahkan untuk anak sekolah. Dari sini dapat disimpulkan bahwa, sebelum memulai mengimplementasikan sistem informasi maka pendefinisian stake-holder dari sistem informasi ini harus didefinisikan dengan seksama dahulu. Jika kondisi tidak memungkinkan untuk mengakomodir kepentingan dan interest seluruh stake-holder, maka patut dipertimbangkan pemilihan stake-holder mengacu pada tujuan pembangunan aplikasi ini, tingkat urgensi, tingkat kebutuhan dan tingkat kepentingan. 4. Pengelolaan sebuah situs tidak hanya mencakup persoalan bagaimana memperbarui isi (content) situs sendiri, tetapi juga mencakup persoalan penjagaan keamanan (security issue) baik terhadap virus, trojan, hacker dan lain lainnya. Dengan ditambahkannya fitur baru dalam sistem informasi, yaitu data spasial dan map engine terkait, maka mau tidak mau pengelola situs harus mempelajari dan mengerti tentang karakteristik map engine tersebut seperti: o Syarat (requirements) dan kondisi (condition) yang diperlukan agar map engine tersebut bekerja sesuai dengan yang diharapkan. o Lubang dan celah keamanan yang ditimbulkan apabila map engine tersebut diimplementasikan pada sebuah web server o Bug dan pitfall dari map engine tersebut. Beberapa map engine yang terdapat di pasaran, walaupun perbaikan terus dilakukan oleh pengembangnya, mempunyai beberapa pitfall dan bug seperti memory leak yang akan mengakibatkan ”habisnya” memory di web server (memory leak). Beberapa map engine juga membuat banyak file sampah (junk files) yang cukup banyak dan bila dibiarkan berlarut larut akan menghabiskan tempat dan membuat file system menjadi terganggu (corrupted). o Data, utamanya data spasial, yang didukung oleh map engine tersebut Pertimbangan pertimbangan di atas akan menentukan pemilihan map engine yang tepat untuk aplikasi yang akan dikembangkan.
101
5. Koordinasi dengan institusi, organisasi, badan dan sub bagian lainnya secara internal dan instansi lain secara eksternal dalam kaitannya dengan pembaruan data. Untuk itu diperlukan pendefinisian tentang pengelolaan data mengenai: o Siapa yang bertanggung jawab dan berwenang mengenai suatu data tertentu. Dalam hal ini juga harus diketahui rentang waktu pembaruan data dan jika data tersebut merupakan data derivat dari data lain, maka juga harus diketahui sumber data dan waktu penerbitan data tersebut. o Bagaimana proses pembaruan data tersebut hingga bisa diintegrasikan ke dalam sistem informasi. Dalam hal ini juga harus diketahui bagaimana proses pemasukan data tersebut, media yang digunakan pada waktu proses pembaruan data dan pada tingkatan mana data tersebut diintegrasikan. o Status data itu sendiri, apakah bisa diunduh oleh semua pengguna yang masuk ke dalam sistem informasi ini atau hanya dapat dilihat tanpa dapat diunduh. 6. Sistem informasi merupakan sistem yang bersifat berkesinambungan dan beriterasi menuju kekesempurnaan. Rekomendasi, strategi dan pemecahan masalah yang dihasilkan oleh suatu sistem informasi pada suatu masa mungkin sudah tidak layak lagi untuk masa yang akan datang. Hal ini akan sangat tergantung dari bisnis proses yang terintegrasi dalam sistem informasi tersebut berupa aturan atau metodologi. Pengembangan pengembangan tersebut sangat diperlukan untuk menjawab tantangan permasalahan yang kian hari kian kompleks. Tanpa adanya pengembangan pengembangan tersebut maka sebuah sistem informasi akan mati dan ditinggalkan oleh penggunanya.
Intranet/ internet
Data tabular
Webserver Users Data spasial
Desktop application
Gambar 3. Konfigurasi sistem web-GIS Daftar Pustaka Topscott, D. 1997. The Digital Economy: Promise and Peril In The Age of Networked Intelligence. McGraw-Hill, ISBN-10: 0070633428, 342 hal.
102