RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No. 1 April 2017, 70-82 Available Online at http://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/jret
TELAAH BUKU TEKS PEGANGAN GURU DAN SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VII BERBASIS KURIKULUM 2013 A. Sahrul Asri
Universitas Mataram
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas buku teks pegangan guru dan pegangan siswa “Bahasa Indonesia: Wahana Pengetahuan” kelas VII. Salah satu aspek yang memiliki peranan penting dalam pembelajaran di sekolah adalah keberadaan buku teks pelajaran. Dalam hal ini, kualitas buku teks pelajaran yang dijadikan sumber pembelajaran turut menentukan hasil pencapaian tujuan pembelajaran. Pengabaian telaah buku teks berarti mengabaikan mutu pembelajaran juga. Telah banyak diberitakan pada media massa mengenai kasus buku teks yang mencoreng dunia pendidikan khususnya pada jenjang pendidikan dasar. Salah satu kebijakan pemerintah dalam implementasi kurikulum 2013 adalah penggunaan buku pegangan siswa dan dilengkapi oleh buku pegangan guru. Buku tersebut disusun dan didistribusikan oleh pemerintah pusat. Penyusunan buku teks tersebut diduga kurang maksimal akibat terburu-burunya penerapan kurikulum 2013. Pendekatan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah terkait kualitas, keterbacaan, dan keselarasan buku teks. Data bersumber dari buku teks pegangan guru dan siswa BIWP kelas VII. Teknik pengumpulan data melalui teknik wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik penganalisisan data menggunakan teknik analisis isi melalui coding, klasifikasi, dan deskripsi. Berdasarkan telaah yang telah dilakukan, hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas buku teks pegangan guru dan buku teks pegangan siswa termasuk pada kategori cukup. Hal ini disebabkan karena terdapat beberapa komponen/subkomponen yang tidak memenuhi standar sebagaimana yang telah ditetapkan oleh BSNP.
Kata kunci: telaah, buku teks guru, buku teks siswa, kurikulum 2013 Abstract
This study aimed to describe the quality of teacher’s text book and student’s textbook of Bahasa Indonesia: Wahana Pengetahuan Kelas VII. One aspect which has an important part in learning at school is the existence of textbooks. In this case, the quality of textbooks are used as learning resources help determine the achievement of learning objectives. Abandonment study of textbooks is ignore the quality of learning as well. It has been widely reported in the mass media about the case of textbooks, especially at the elementary grade. One of the government's policy in the implementation of the curriculum 2013 is the use of the student textbook and equipped by the teacher textbook. The book was compiled and distributed by the central government. Preparation of textbooks was allegedly less than the maximum due implementation of curriculum 2013. The approach in this research is descriptive qualitative. The data in this study are quality of text books. Data sourced from teacher’s textbooks and student’s textbook of class VII. Data collection through interviews and documentation techniques. The technique of analyzing data using content analysis techniques through coding, classification, and description. Based on the review that has been conducted, the results showed that the quality of teacher’s textbooks and student’s textbooks in the category moderate. This is because there are several components/subcomponents that do not meet the standards as set by the National Education Standards. Keywords: study, teacher’s textbooks, student’s textbook, curriculum 2013
1.PENDAHULUAN
rana yang memadai terutama kondisi ruang
Implementasi kurikulum dalam kegiatan pembelajaran
sangat
dipengaruhi
pembelajaran, perpustakaan, laboratorium
oleh
dan alat bantu pembelajaran. Salah satu
dukungan sumber belajar, sarana dan prasa-
aspek yang memiliki peranan penting dalam
Copyright © 2017, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No.1 April 2017, 71
pembelajaran di sekolah adalah keberadaan
ada dalam buku pegangan guru maupun bu-
buku teks pelajaran. Di samping berfungsi
ku pegangan siswa tersebut dapat saja ter-
mendukung guru dalam proses pembelaja-
jadi. Guru sebagai pengendali utama di
ran, buku teks pelajaran juga merupakan
dalam
salah satu sumber pengetahuan bagi siswa.
mencermati terlebih dahulu terhadap buku
Dalam hal ini, kualitas buku teks pelajaran
siswa maupun buku pegangan guru yang
yang dijadikan sumber pembelajaran turut
sudah disediakan pemerintah. Buku teks
menentukan hasil pencapaian tujuan pem-
tanpa dilakukan telaah terlebih dahulu pada
belajaran. Semakin baik kualitas buku teks,
akhirnya siswa yang menjadi korban.
maka semakin baik pula pengajaran mata
Berbagai kemungkinan dapat saja terjadi.
pelajaran yang ditunjang oleh buku teks
Buku yang tidak sesuai standar kelayakan
tersebut. Buku teks Bahasa Indonesia yang
kualitas dapat menyebab kegagalan dalam
bermutu
meningkatkan
menarik minat siswa untuk mempergunakan
kualitas dan hasil pembelajaran Bahasa
sehingga berimbas pada motivasi dan pres-
Indonesia.
tasi belajar. (Greene dan Petty dalam Tari-
tentunya
akan
Terkait dengan kualitas buku teks, Badan
pembelajaran
di
kelas
perlu
gan dan Tarigan, 2009: 20).
Standar Nasional Pendidikan (selanjutnya
Sebagaimana kita ketahui, telah banyak
disingkat BSNP) telah mengembangkan
diberitakan pada media massa mengenai
beberapa komponen yang dijadikan lan-
kasus buku teks yang mencoreng dunia pen-
dasan dalam telaah buku teks. Menurut
didikan khususnya pada jenjang pendidikan
BSNP, buku teks berkualitas wajib memen-
dasar. Merebaknya kasus tersebut mengis-
uhi empat komponen kelayakan yang meli-
yaratkan bahwa telaah buku teks sangat
puti kelayakan isi, kelayakan penyajian,
penting
kelayakan
kelayakan
melakukan identifikasi awal (prapenelitian)
kegrafikan. Keempat komponen tersebut
terhadap buku teks Bahasa Indonesia kelas
dijabarkan dalam beberapa indikator yang
VII berbasis kurikulum 2013, ditemukan
rinci sehingga guru dapat menerapkannya
beberapa keunggulan dan kelemahannya.
(Muslich, 2010: 291).
Disinyalir masih banyak permasalahan lain
kebahasaan,
dan
Peranan penting telaah buku teks di atas menunjukkan bahwa upaya telaah buku teks
untuk
dilakukan.
Setelah
yang dapat teridentifikasi dalam penelitian ini.
sangat penting untuk dilakukan. Pengabaian
Selain kasus di atas, bergulirnya wacana
telaah buku teks berarti mengabaikan mutu
penerapan kurikulum baru pada pertenga-
pembelajaran juga. Keberadaan buku teks
han tahun 2012 yang diberi nama Kuriku-
sebagai sumber belajar justru dapat menjadi
lum 2013. Banyak kalangan menduga pen-
sumber masalah dalam pembelajaran terse-
erapan kurikulum 2013 terlalu dipaksakan.
but. Kekeliruan atau ketidaktepatan yang
Hal tersebut berdampak pada persiapan
Copyright © 2017, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No.1 April 2017, 72
pemerintah yang kurang maksimal. Salah
lapangan. Guru-guru masih banyak yang
satu kebijakan pemerintah dalam imple-
kebingungan dengan penggunaan buku teks
mentasi kurikulum 2013 adalah penggunaan
pegangan guru dan buku teks pegangan
buku pegangan siswa dan dilengkapi oleh
siswa. Kondisi demikian menyebabkan guru
buku pegangan guru. Buku tersebut disusun
luput untuk melakukan telaah buku teks.
dan didistribusikan oleh pemerintah pusat. Penyusunan buku teks tersebut diduga kurang maksimal akibat terburu-burunya pen-
2. KONSEP DAN KERANGKA TEORI Pembatasan
terhadap
penafsiran
erapan kurikulum 2013. Dengan demikian,
pembaca mengenai beberapa istilah-istilah
patut kiranya dilakukan telaah dengan in-
teknis perlu dijelaskan beberapa konsep da-
tensif terhadap buku teks pegangan guru
lam penelitian ini agar tidak menyebabkan
maupun buku pegangan siswa khususnya
pemahaman yang bias.
mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini
1) Telaah
adalah
penyelidikan;
kajian;
mengingat paradigma pembelajaran pada
pemeriksaan; penelitian (KBI, 2008:
mata pelajaran Bahasa Indonesia berbeda
1656). Telaah yang dimaksudkan dalam
dengan sebelumnya, sehingga struktur dan
penelitian ini adalah upaya pengkajian
muatan buku teks pun berbeda. Walaupun
atau penilaian kelayakan buku teks
buku teks tersebut disusun oleh pemerintah,
pegangan guru dan siswa berbasis ku-
namun upaya telaah tersebut perlu dil-
rikulum 2013.
akukan dengan objektif untuk mendapatkan
2) Buku adalah lembar kertas yang berjilid,
gambaran objektif buku teks pegangan guru
berisi tulisan atau kosong (KBI, 2008:
dan siswa.
229). Buku yang dimaksudkan dalam
Berdasarkan pengalaman empiris peneli-
penelitian ini adalah informasi tercetak
ti sebagai guru Bahasa Indonesia di SMP,
di atas kertas yang dijilid dalam satu
tidak dapat dipungkiri buku teks Bahasa
kesatuan. Buku tersebut merupakan buku
Indonesia kelas VII berbasis Kurikulum
pelajaran terdiri atas buku pegangan guru
2013 menyebabkan kebingungan pada guru
dan buku pegangan siswa yang diterbit-
dan
kan oleh tim penyusun Kemendikbud.
siswa
dalam
penggunaannya.
Pergeseran paradigma pembelajaran Bahasa
3) Teks adalah 1) naskah yang berupa kata-
Indonesia ke arah pembelajaran berbasis
kata asli dari pengarang; 2) kutipan dari
teks membutuhkan adaptasi yang tidak
kitab suci untuk pangkal ajaran atau
singkat. Hal ini mengingat pada jenjang
alasan; 3) bahan tertulis untuk dasar
sebelumnya
akrab
memberikan pelajaran, berpidato, dan
dengan pembelajaran bahasa berbasis teks.
sebagainya (KBI, 2008: 1654). Adapun
Rasionalitas penelitian ini didukung pula
teks yang dimaksud dalam penelitian ini
(SD)
siswa
belum
oleh hasil identifikasi permasalahan di Copyright © 2017, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No.1 April 2017, 73
adalah bahasa tertulis termasuk kemung-
mpuan dan membentuk watak serta perada-
kinan konteks yang menggayutinya.
ban bangsa yang bermartabat dalam men-
4) Pegangan
adalah
pedoman
(KBI,
cerdaskan kehidupan bangsa. Sementara
2008:1139). Pegangan dalam pengertian
tujuannya, yaitu untuk mengembangkan
penelitian ini adalah pedoman atau pan-
potensi peserta didik agar menjadi manusia
duan yang diperuntukkan bagi guru dan
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
siswa.
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
5) Berbasis adalah mempunyai basis; ber-
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menja-
dasarkan pada (KBI, 2008: 142). Ber-
di warga negara yang demokratis serta ber-
basis pada penelitian ini adalah berdasar
tanggung jawab.
pada Kurikulum 2013.
Proses pembelajaran pada kurikulum
6. Kurikulum adalah 1) perangkat mata
2013 untuk semua jenjang dilaksanakan
pelajaran yang diajarkan pada lembaga
menggunakan
pendidikan; 2) perangkat mata kuliah
Kemendikbud (2013) memberikan konsepsi
mengenai bidang keahlian khusus (KBI,
tersendiri
2008: 845). Adapun kurikulum dalam
(scientific appoach) dalam pembelajaran di
penelitian
dalamnya
ini
adalah
perangkat
operasional.
pendekatan
bahwa
saintifik.
pendekatan
mencakup
ilmiah
komponen:
mengamati, menanya, menalar, mencoba atau
mencipta,
menyajikan
atau
mengkomunikasikan.
Teori
Pergeseran
Kurikulum 2013 Kurikulum merupakan salah satu unsur
paradigma
pembelajaran
abad ke-21 tersebut diakomodasi dalam ku-
untuk
rikulum 2013 dalam pembelajaran bahasa
berkembangnya
Indonesia khususnya. Menurut kurikulum
kualitas potensi peserta didik tersebut.
2013, bahasa tidak hanya sebagai alat
Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum
komunikasi tetapi sarana mengembangkan
yang dikembangkan untuk meningkatkan
kemampuan berpikir. Melalui pendekatan
dan menyeimbangkan kemampuan soft ski-
berbasis teks, peserta didik memiliki kes-
lls dan hard skills yang berupa sikap, kete-
empatan yang banyak untuk membaca,
rampilan, dan pengetahuan.
menulis
yang
memberikan
mewujudkan
kontribusi
proses
dan
mempresentasi
isi
dan
Tujuan dan fungsi Kurikulum 2013 seca-
merespon teks yang dibacanya. Pembelaja-
ra spesifik mengacu pada Undang-Undang
ran berbasis teks dilaksanakan secara bersi-
No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendi-
klus melalui langkah-langkah membangun
dikan Nasional. Dalam undang-undang Sis-
konteks, pemodelan teks, penyusunan teks
diknas
secara bersama-sama, dan penyusunan teks
ini
disebutkan
bahwa
fungsi
kurikulum ialah mengembangkan kema-
secara mandiri.
Copyright © 2017, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No.1 April 2017, 74
Sementara itu, penilaian pada kurikulum
(2012: 21) berpendapat bahwa dilihat dari
2013 dilaksanakan melalui prinsip autentic
isi dan dan penyajiannya, buku teks
assesment pada ranah sikap, pengetahuan,
pelajaran
dan keterampilan (Kusaeri, 2014: 14).
manual bagi siswa dalam belajar dan bagi
berfungsi
sebagai
pedoman
guru dalam membelajarkan untuk mata Buku Teks
pelajaran tertentu. Oleh karena itu, buku
Bacon dalam Tarigan dan Tarigan (2009:
teks yang terstandar dapat dijadikan sebagai
12) menyatakan bahwa buku teks pelajaran
sarana
adalah buku yang dirancang, dipersiapkan,
meningkatkan
dan
pendidikan nasional.
disusun
oleh
para
pakar
dalam
atau
sumber dan
belajar
untuk
meratakan
mutu
bidangnya serta dilengkapi dengan sarana
Dari hasil kajian diketahui bahwa buku
pengajaran yang sesuai untuk digunakan di
buku teks yang digunakan di sekolah
dalam kelas. A.J. Loveridge (1970: 9)
sekolah di Indonesia terdiri atas empat
menyatakan “A textbook is a school-book in
jenis. Apabila ditinjau berdasarkan klasifi-
which selected material on a certain sub-
kasi buku pendidikan, maka terdiri atas (1)
ject, in a written form which will satisfy a
buku teks pelajaran; (2) buku pengajaran; (3
specific learning and teaching situation, is
buku pengayaan; dan (4) buku rujukan (Tim
systematically set out for assimilation.” Bu-
Pusat Perbukuan, 2006: 4).
ku teks adalah buku sekolah yang memuat
Menelaah buku teks merupakan kajian
bahan yang telah diseleksi mengenai bidang
ilmiah yang dilakukan untuk pengukuran
studi tertentu, dalam bentuk tertulis yang
atau penetapan kelayakan kualitas suatu
memenuhi syarat tertentu dalam kegiatan
buku teks. Terkait dengan bermutu dan
belajar mengajar, disusun secara sistematis
tidaknya sebuah buku teks, perlu dicermati
untuk diasimilasikan. Rumusan senada juga
komponen-komponen terkait kriteria ke-
disampaikan oleh Muslich (2010: 50-51)
layakan buku teks. Berbagai kriteria telah
buku ajar yang berupa buku teks adalah
banyak dikembangkan oleh para pakar atau
buku yang berisi uraian bahan tentang mata
secara kelembagaan (BSNP). Landasan te-
pelajaran atau bidang studi tertentu, yang
oretis
disusun secara sistematis dan telah diseleksi
penelitian ini adalah kriteria yang telah
berdasarkan
orientasi
dikembangkan oleh BSNP yang terdiri atas
pembelajaran, dan perkembangan siswa,
kelayakan isi, penyajian, kebahasaan, dan
untuk diasimilasikan.
kegrafikan.
tujuan
tertentu,
terkait
kriteria
penilaian dalam
Buku teks pelajaran merupakan salah satu media pembelajaran. Sebagai salah
Buku Teks Pegangan Guru dan Siswa
teks
Buku pelajaran kelas VII kurikulum
pelajaran memiliki beberapa fungsi. Sitepu
2013 terbagi dalam dua jenis buku yakni
satu
media
pembelajaran,
buku
Copyright © 2017, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No.1 April 2017, 75
buku pegangan guru dan buku pegangan
akukan dengan teknik wawancara dan
siswa.
dokumentasi. Teknik penganalisisan data
Kedua
komplementer
buku dan
itu
saling
bersifat
melengkapi.
adalah
proses
mengatur
urutan
data,
Terjadi kekompakan dalam pembelajaran di
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola,
dalam kelas, mengingat guru dan siswa
kategori dan satuan uraian dasar (Moleong,
memiliki
dalam
2010: 280). Teknik penganalisisan data
mengembangan materi pembelajaran. Men-
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teri
Kebudayaan
teknik analisis isi. Langkah langkah analisis
menerbitkan sebuah paket yang terdiri atas
dilaksanakan melalui coding, klasifikasi,
buku teks pegangan guru dan buku teks
dan deskripsi (Missing dalam Bungin,
siswa untuk digunakan pada kelas VII SMP
2011: 231).
di
pola
yang
Pendidikan
seluruh
dan
Indonesia
sama
yang
telah
mengimplementasikan kurikulum 2013. Perubahan kurikulum akan mengubah perangkat dan salah satunya buku pelajaran. Isi dalam buku pelajaran pun dapat disesuaikan dengan pembelajaran oleh guru sama halnya siswa. Dalam buku pelajaran bahasa Indonesia kurikulum 2013 terdapat dua buku berdasar pada pemakaiannya yakni buku siswa dan buku guru. Keduanya memiliki hubungan yang erat, sehingga penggunaanya tidak terlepaskan. Buku siswa membantu siswa dan mengonstruksi pemahaman dalam pembelajaran di kelas. Metode Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah ditetapkan, maka penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah terkait kualitas buku teks pegangan guru dan siswa. Sumber data dalam penelitian ini bersumber dari buku teks pegangan guru dan buku pegangan siswa “Bahasa Indonesia: Wahana Pengetahuan” kelas VII. Teknik pengumpulan data dil-
3. PEMBAHASAN Kualitas Buku Teks Pegangan Guru Berdasarkan BSNP (2014), kualitas buku teks pegangan guru dapat diukur berdasarkan empat komponen. Komponen tersebut adalah komponen tujuan/indikator, proses, penyajian, pengayaan, dan penilaian. Secara umum, kualitas buku teks pegangan guru
BIWP kelas VII berada pada kategori cukup. Kualitas buku teks pegangan guru BIWP kelas VII memiliki kategori baik pada subkomponen kejelasan tahapan pembelajaran dan kejelasan kegiatan siswa. Hal ini termuat pada bab II bagian petunjuk khusus. Bagian ini secara rinci mendeskripsikan strategi pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks. Strategi pembelajaran ini dilak-
sanakan secara bersiklus pada setiap jenis teks melalui empat tahapan yaitu, tahap membangun konteks, pemodelan teks, menyusun teks secara bersama-sama, dan menyusun teks secara mandiri. Guru sangat terbantu dengan penjelasan pembelajaran yang
Copyright © 2017, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No.1 April 2017, 76
sangat rinci dalam bagian petunjuk khusus.
hanya dideskripsikan petunjuk khusus pem-
Dengan demikian, kegiatan siswa dapat ber-
belajaran. Petunjuk khusus tersebut hanya
jalan sesuai dengan rincian kegiatan yang
memuat petunjuk kegiatan-kegiatan pembe-
telah diuraikan pada bagian petunjuk khu-
lajaran berbasis teks tanpa memuat uraian
sus.
KD pembelajaran Bahasa Indonesia secara
Selain subkomponen di atas, teknik pen-
eksplisit. dengan tidak dimuatnya tujuan
yajian buku teks berada pada kategori baik.
dan indikator pembelajaran, terkesan kegia-
Buku teks menyertakan pendahuluan pada
tan untuk pencapaian indikator dan tujuan
awal setiap bab, konsisten dalam penyajian
pembelajaran tidak terarah dengan baik.
sistematika bab/subbab, dan berbasis aktivi-
Kekurangan buku teks lainnya adalah
tas. Sementara itu, komponen pengayaan
tidak diuraikannya penerapan pendekatan
pada buku teks pegangan guru yang termuat
saintifik dalam pembelajaran Bahasa Indo-
pada bab IV dapat memberikan uraian ma-
nesia dengan detail seperti penerapan pem-
teri tambahan mengenai materi yang dibela-
belajaran berbasis teks. Berdasarkan uraian
jarkan peserta didik.
dari Kemendikbud (2013: 14) pendekatan
Selanjutnya, komponen penilaian pada
saintifik
dalam
pembelajaran
meliputi
buku teks pegangan guru BIWP kelas VII
mengamati
(observing),
memuat petunjuk secara jelas kegiatan pe-
(questioning),
mengumpulkan informasi,
nilaian yang dilakukan guru selama proses
mengasosiasikan,
pembelajaran pada setiap Subbab/Bab. Se-
untuk semua mata pelajaran. Langkah pem-
lain itu, buku teks memuat aktivitas yang
belajaran saintifik tersebut adalah pendeka-
menggambarkan penilaian kepada siswa
tan utama untuk semua mata pelajaran, ter-
yang mencakup penilaian pengetahuan,
masuk Bahasa Indonesia. Namun, terkesan
sikap, dan keterampilan.
bahwa pembelajaran berbasis teks merupa-
Namun, hasil temuan lain terkait kualitas buku teks pegangan guru BIWP kelas VII
menanya
mengkomunikasikan
kan pendekatan utama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
adalah beberapa komponen/subkomponen
Selanjutnya, sejatinya buku teks pegan-
penilaian berada pada kategori cukup/
gan guru dapat merangsang guru untuk
kurang. Pada buku teks pegangan guru
mengembangkan diri dalam memecahkan
BIWP kelas VII tidak ditemukan satu pun
masalah-masalah dalam pembelajaran Ba-
deskripsi secara eksplisit tujuan dan indika-
hasa Indonesia. Buku teks seharusnya
tor pembelajaran untuk pencapaian KD pa-
memuat alternatif contoh-contoh penyele-
da setiap awal bab/subbab. Setiap bab/
saian permasalahan yang dapat dilakukan
subbab hanya berisi uraian operasional
guru untuk memecahkan masalah-masalah
pembelajaran sebagai petunjuk penggunaan
yang ada di buku siswa. Namun, terkesan
buku teks siswa. Setiap awal bab/subbab
buku teks pegangan guru merupakan buku
Copyright © 2017, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No.1 April 2017, 77
“kunci jawaban” untuk latihan-latihan soal
Pemahaman materi merupakan tahap
yang ada pada buku pegangan siswa. Hal
lanjutan setelah membaca dan menyimak
ini pada akhirnya membunuh kreativitas
teks (percakapan, laporan utuh, gambar,
guru untuk mengembangkan kemampuan
ilustrasi). Pemahaman teks yang dimak-
kognisi dan psikomotorik dalam memecah-
sudkan berupa perintah atau latihan yang
kan masalah.
mengarahkan peserta didik untuk me-
Sementara itu, pada komponen penilaian
mahami bentuk, struktur, dan isi/pesan teks.
buku teks pegangan guru BIWP kelas VII
Fakta
berbasis
menonjolkan
uraian materi yang disajikan di dalam teks
penilaian pengetahuan dan penilaian ket-
dalam hal muatan fakta kebahasaan atau
erampilan saja. Sedangkan, penilaian sikap
kesastraan dirancang sesuai dengan tuntutan
tidak diuraiakan dengan detail mengenai
untuk pencapaian KI dan KD berdasarkan
bentuk penilaian, instrumen penilaian, dan
ruang lingkup
rubrik penilaiannya.
(kompetensi inti sikap spiritual, kompetensi
aktivitas
lebih
kebahasaan/kesastraan
empat
merupakan
kompetensi
inti
inti sikap sosial, kompetensi inti pengeKualitas Buku Teks Pegangan Siswa
tahuan, kompetensi inti keterampilan).
Berdasarkan BSNP (2014), kualitas buku
Pada komponen penyajian, sistematika
teks pegangan siswa dapat diukur berdasar-
penyajian buku teks disampaikan secara
kan empat komponen. Komponen tersebut
jelas, fokus, dan taat asas dalam setiap bab,
adalah komponen isi, penyajian, kebaha-
yakni ada bagian pendahuluan (berisi tujuan
saan, dan kegrafikan. Secara umum, kuali-
penulisan buku teks pelajaran, tujuan
tas buku teks pegangan siswa BIWP kelas
pembelajaran,
VII berada pada kategori cukup.
belajar yang harus diikuti, serta hal-hal lain
sistematika
buku,
cara
Hasil temuan menunjukkan kualitas bu-
yang dianggap penting bagi peserta didik),
ku teks pegangan guru BIWP kelas VII me-
bagian isi (pembentukan konteks, uraian,
miliki kategori baik pada komponen isi ada-
wacana, teks, gambar, ilustrasi, perlatihan,
lah mencantumkan sumber rujukan berbasis
dan pendukung lain), serta bagian penutup
TIK melalui situs. Peserta didik atau satuan
(rangkuman,
pendidikan yang memiliki fasilitas internet
dengan pokok bahasan sehingga mampu
dapat mengunjungi laman situs tersebut.
membangkitkan
Diharapkan penulisan alamat situs tersebut
pemenuhan keingintahuan peserta didik
dapat merangsang keingintahuan peserta
dalam belajar.
ringkasan), rasa
serta
relevan
senang
dan
didik mengenai objek tersebut melalui
Selanjutnya, materi, perlatihan, atau con-
eksplorasi situs sejenis baik secara online
toh yang disajikan melalui wacana, teks,
atau offline.
gambar, dan ilustrasi pada buku teks pegangan siswa BIWP kelas VII dapat membuka
Copyright © 2017, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No.1 April 2017, 78
wawasan peserta didik untuk mengenal dan
Lebih lanjut, komponen kegrafikan buku
menghargai perbedaan budaya, pendapat,
teks pegangan siswa termasuk pada kategori
penampilan, dan peninggalan leluhur bu-
baik. Seluruh subkomponen pada kompo-
daya bangsa, mengenal persebaran keane-
nen kegrafikan buku teks telah memenuhi
karagaman alam dan makhluk hidup, serta
kriteria kelayakan dari segi ukuran, desain
keunikan setiap daerah. Pada beberapa teks
kulit buku, dan desain isi buku. Ukuran
menyajikan kekayaan budaya dan folklor
buku teks pegangan siswa BIWP kelas VII
dari beberapa suku yang ada di Indonesia.
sesuai dengan standar ISO yaitu ukuran B5
Selain itu, buku teks pegangan siswa
(176 mm x 250 mm). Toleransi perbedaan
BIWP kelas VII memuat materi melalui
ukuran antara 0 s.d. 20 mm. Desain kulit
wacana,
ilustrasi
buku dirancang dengan baik, tipografi yang
menempatkan peserta didik sebagai subjek
proporsional, ilustrasi yang menarik dan
pembelajaran sehingga uraian dalam buku
sesuai dengan isi buku. Sedangkan, desain
mampu membentuk kemandirian belajar
isi buku dirancang dengan layout standar
peserta didik, mengakomodasi belajar aktif
yang intens, judul pada bab/subbab ditulis
berorientasi
saintifik
dengan warna kontras, hirarki penomoran
mengumpulkan
yang konsisten, dan tipografi isi buku yang
teks,
(mengamati,
gambar,
dan
pendekatan menanya,
informasi/eksprimen,
mengasosiasikan/
proporsional.
mengolah informasi, mengomunikasikan).
Namun, hasil temuan lain terkait kualitas
Penyajian materi bersifat interaktif dan
buku teks pegangan siswa BIWP kelas VII
partisipatif yang memotivasi peserta didik
adalah beberapa komponen/subkomponen
terlibat secara mental dan emosional dalam
isi termasuk kategori cukup/kurang. Hasil
pencapaian KI dan KD sehingga peserta
temuan pada komponen isi menunjukkan
didik termotivasi untuk belajar secara
terdapat beberapa uraian materi pada buku
komprehensif tentang berbagai persoalan
teks pegangan guru BIWP kelas VII tidak
kebahasaan dan kesastraan.
sesuai dengan KI dan KD pada silabus.
Buku teks pegangan siswa BIWP kelas
Uraian materi pada buku teks belum me-
VII pada bagian membangun konteks
nunjukkan kriteria kelengkapan dan kedala-
memuat materi melalui wacana, teks,
mannya. Lingkup materi untuk semua jenis
gambar,
dapat
teks pada silabus mencakup pengenalan
mengembangkan motivasi belajar siswa dan
struktur teks, perbedaan teks dengan teks
merangsang peserta didik untuk berpikir
lain dilihat dari struktur isi, perbedaan teks
kreatif
dan
dilihat dari fitur bahasanya, klasifikasi teks,
bagaimana mempelajari materi pelajaran
kelebihan teks dari aspek isi dan bahasanya,
dengan rasa senang dalam mengembangkan
kekurangan teks teks dari aspek isi dan
kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial.
bahasanya, pemahaman kata, istilah dalam
dan
tentang
ilustrasi
apa,
yang
mengapa,
Copyright © 2017, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No.1 April 2017, 79
teks, pemahaman isi teks, langkah men-
sastra lain seperti puisi, novel, dan drama
yusun teks, aspek penelahaan teks, merevisi
tidak memiliki ruang pembahasan pada bab
isi dan bahasa teks, langkah menyusun ring-
tersendiri. Kondisi ini menjadi isu klasik
kasan.
yang tidak memiliki masa depan yang jelas
Selain aspek kelengkapan materi, aspek kedalaman materi belum terpenuhi pada
dalam dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
buku teks pegangan siswa BIWP kelas VII.
Selanjutnya, uraian substansi antarbab
Materi yang diuraiakan pada buku teks han-
tidak proporsional dengan KI dan KD.
ya ulasan umum. Uraian teoretis materi san-
Secara keseluruhan, beberapa perlatihan,
gat terbatas untuk dijadikan sebagai acuan
contoh, ilustrasi, atau gambar secara tidak
dalam memahami konsep pada setiap teks.
seimbang dengan kebutuhan tiap-tiap pokok
Implikasi kedalaman materi pada berbagai
bahasan. Terdapat dua bab yang membahas
jenis teks menerapkan konsep kegiatan
tentang teks eksposisi. Komposisi tersebut
pembelajaran
pembangunan
tidak berimbang dibandingkan materi teks
konteks, pemodelan, latihan/tugas/kegiatan
lain yang masing-masing dibahas dalam
kelompok maupun mandiri.
satu bab. Jika komponen kompleksitas teks
melalui
Selain itu, uraian materi tentang ciri ke-
dijadikan
bahan
pertimbangan
untuk
bahasaan setiap jenis teks tidak memiliki
menentukan komposisi halaman, teks yang
uraian yang secara khusus menunjukkan
lain juga seharusnya memiliki porsi yang
ciri kebahasaan jenis teks tersebut. Uraian
sama. Hal ini mengingat tradisi literasi pe-
materi tentang fitur kebahasaan terkesan
serta didik sangat rendah. Pada jenjang
sekadar disisipkan pada setiap jenis teks.
sebelumnya, peserta didik tidak memiliki
Namun fitur kebahasaan tersebut sebenarn-
kompetensi yang mumpuni untuk berhada-
ya tidak menunjukkan ciri kebahasaan yang
pan dengan pembelajaran berbasis teks.
khusus digunakan pada setipa jenis teks ter-
Disinyalir kondisi ini disebabkan karena
sebut. Bahkan, persebaran uraian materi
jumlah teks yang akan dipelajari selama dua
tentang kebahasaan tidak terpetakan dengan
semester adalah lima buah jenis teks. Tentu
baik. Peta konsep materi kebahasaan tidak
saja jumlah ganjil tersebut menyulitkan
sesuai dengan tingkat perkembangan kogni-
penulis untuk membagi pembahasan ke da-
si peserta didik pada jenjang SMP.
lam dua semester. Hal ini menyebabkan se-
Selanjutnya, uraian teoretis mengenai
buah teks terpaksa dibahas masing-masing
sastra pada buku teks pegangan siswa mem-
dalam satu bab pada semester ganjil dan
iliki porsi yang tidak berimbang dengan
genap.
materi kebahasaan. Uraian materi mengenai
Hasil temuan terkait komponen penyaj-
sastra hanya dimuat pada bab tersendri ada-
ian adalah mengenai kelengkapan penyajian
lah teks cerita pendek. Sedangkan, genre
buku teks yang tidak sesuai dengan standar
Copyright © 2017, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No.1 April 2017, 80
yang telah ditetapkan oleh BSNP. Hasil temuan
menunjukkan
bagian
mengenai pengenalan, pencermatan, ana-
sajian tidak termuat pada buku teks seperti
lisis, ringkasan, dan revisi teks tidak diu-
pada bagian tujuan penulisan buku teks
raikan pada setiap bab atau jenis teks. Pen-
pelajaran
halaman
yajian uraian materi tersebut dimuat pada
tersendiri. Tujuan penulisan buku hanya
bab tersendiri yaitu bab VII dan bab VIII.
termuat pada bagian kata pengantar dengan
Untuk menuntaskan pemahaman peserta
porsi yang padat. Selanjutnya, bagian
didik mengenai setiap jenis teks, sebaiknya
tujuan pembelajaran juga tidak terurai
tidak dibahas pada bab yang terpisah. Hal
secara
space
ini menyebabkan pemahaman peserta didik
tersendiri pada bagian pendahuluan buku
tidak terserap secara holistik. Hal ini me-
teks pada setiap bab buku teks.
nyebabkan penggunaan buku teks tidak
tidak
terurai
eksplisit
dan
beberapa
Lebih lanjut, penyajian uraian materi
pada
memiliki
Selanjutnya, sistematika buku juga tidak
efektif karena harus “bolak-balik” membu-
secara eksplisit diuraiakan. Sistematika bu-
ka halaman yang berbeda untuk mempela-
ku hanya dapat diidentifikasi secara tidak
jari satu jenis teks.
langsung pada daftar isi di bagian penda-
Pada
komponen
kebahasaan,
hasil
huluan buku teks. Sistematika buku teks
temuan menunjukkan bahwa penggunaan
tidak dideskripsikan secara khusus pada
bahasa yang tidak sesuai dengan tingkat
halaman tersendiri. Selanjutnya, hal-hal lain
perkembangan intelektual siswa. Istilah-
yang dianggap penting bagi peserta didik
istilah yang digunakan banyak yang harus
juga tidak terakomodasi pada halaman
diterjemahkan dengan menggunakan kamus
tersendiri. Bagian lain yang teridentifikasi
bahasa. Terdapat beberapa istilah atau frasa
adalah bagian rujukan pada ilustrasi dan
yang membingungkan peserta didik untuk
tabel tidak memiliki judul dan rujukan yang
jenjang SMP
jelas. Ilustrasi dan tabel hanya disajikan secara eksplisit tanpa membubuhkan nama
4. SIMPULAN
dan rujukan tabel atau ilustrasi dengan
Berdasarkan telaah yang telah dilakukan
jelas. Pada bagian lain juga, teridentifikasi
pada bab sebelumnya, maka dapat diuraian
pada bagian evaluasi tidak termuat pada
beberapa simpulan bahwa kualitas buku
akhir bab. Secara keseluruhan buku teks
teks pegangan guru dan buku teks pegangan
berisi latihan dan tugas. Namun, disa-
siswa termasuk pada kategori cukup. Hal ini
yangkan pada bagian akhir bab tidak
disebabkan karena terdapat beberapa kom-
memuat
keseluruhan
ponen/subkomponen yang tidak memenuhi
kegiatan dan tugas yang sudah dilalui pada
standar sebagaimana yang telah ditetapkan
bagian akhir bab.
oleh BSNP. Buku teks pegangan guru dan
evaluasi
secara
buku teks pegangan siswa belum sepe-
Copyright © 2017, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No.1 April 2017, 81
nuhnya memenuhi keseluruhan kriteria baik pada setiap komponen/subkomponen. Kurangnya persiapan penyusun buku teks dalam menyongsong penerapan kurikulum 2013 menjadi faktor utama tidak terpenuhinya kriteri baik pada buku teks. Hal ini dapat dimaklumi karena penerapan kurikulum 2013 yang tergesa-gesa menyebabkan penyusun tidak sepenuhnya memperhatikan standar kualitas yang buku teks. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada mitra bestari atas kritikan dan masukan yang membangun untuk perbaikan artikel ini. DAFTAR PUSTAKA
Amir, M.T. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Prenada Media Group Bungin, B. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologi ke Arah Varian Kontemporer (Editor). Jakarta: Rajawali Pers. Cunningsworth, A. 1995. Choosing your Coursebook. Oxford: Heinemann. Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2005. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005 Tentang Buku Teks Pelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Buku Teks Pelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Fredriksson, C dan Olsson, R. 2006. English Textbook Evaluation: An Investigation into Criteria for Selecting English Textbooks. Sweden: Malmö högskola Hamalik, O. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara Hamalik, O. 2011. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Hamdayama, J. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Jakarta: Ghalia Indonesia Humphries, S. 2008. Research methodology review The use of textbook analysis, questionnaires and interviews to evaluate EFL textbook implementation. Japan: Kinki University Technical Co Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2013. Buku Guru: Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2013. Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP-MTs. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2013. Permendikbud nomor 81A tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2014. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Krisnasanjaya dan Muliastuti, L. 1997. Telaah Kurikulum 1994 dan Buku Teks I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kusaeri. 2014. Acuan dan Teknik Penilaian Proses dan Hasil Belajar dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Arruzz Media. Leslie, E. S.1988. Evaluating ELT textbooks. England: Oxford University Press Loveridge, A.J. 1970. Preparing textbook manuscript: A Guide for author in developing countries. Paris: United Nation Educational and Cultural (UNESCO). Mahsun. 2014. Teks dalam Pemebelajaran Bahasa Indonesia: Kurikulum 2013. Jakarta: Rajawali Pers. Moleong, L. J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muliastuti, L. 2011. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia bagi penutur asing (Jurnal). Jakarta: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta Mulyaningsih, I. 2010. Kualitas Buku
Copyright © 2017, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No.1 April 2017, 82
“Memahami Bahasa Indonesia Untuk SMK Bidang Keahlian Teknik Mesin, Teknik Elektro, dan Teknik Bangunan". Surakarta: Universitas Sebelas Maret (Tesis) Muslich, M. 2010. Textbook W riting: Dasardasar Pemahaman, Penulisan, dan Pemakaian Buku Teks. Yogyakarta: ArRuzz Media. Nasution, S. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara Pintamtyastirin. 1998. Uji Keterbacaan Bukubuku Teks Bahasa Indonesia SMU Kurikulum 1994. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Rahmawati, I.Y. 2014. Kualitas Buku Teks Bahasa Indonesia, Keterbacaan, dan Nilai Pendidikan Karakter (Studi Kasus Buku “Ekspresi Diri dan Akademik” untuk Kelas X Kurikulum 2013). Surakarta: Universitas Sebelas Maret (Tesis) Sitepu, B.P. 2012. Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Supriadi, D. 2001. A natomi Buku Sekolah di Indonesia. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Suryaman, M. 2007. Dimensi-Dimensi Kontekstual di Dalam Penulisan Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia. Paper diunduh dari journal.uny.ac.id/index.php/ diksi/article/view/147 Sutopo, H.B. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Suwandi, S dan Mulyaningsih, I. 2010. ‘Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Sma Program IPA dan IPS di Kota Surakarta (Sebuah Kajian Kualitas dan Keterbacaan)’. Jurnal AJPBSI hal.1-16. Syamsul, A dan Adi, K. 2009. Sukses Menulis Buku Ajar dan Rerefensi. Jakarta: PT Grasindo. Taniredja, T dan Faridli, M. Harmianto, S. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabeta Tarigan, HG dan Tarigan, D. 2009. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa. Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Uno, H.B. 2007. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara
Copyright © 2017, RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, P-ISSN: 2406-9019, E-ISSN: 2443-0668