TEKNOLOGI BOKAR BERSIH DAN LATEKS PEKAT Afrizal Vachlepi, STP, MT disampaikan pada TEMU USAHA KARET Kegiatan Pengembangan Kemitraan Usaha Perkebunan DINAS PERKEBUNAN KABUPATEN MUSI RAWAS 24 Mei 2017
Komoditas Karet Alam di Indonesia
KOMODITAS STRATEGIS
TENAGA KERJA
JUMLAH UANG BEREDAR
DEVISA
Industri Karet Alam
Perkebunan
ThemeGallery is a Design Digital Content & Contents mall developed by Guild Design Inc.
Industri Hulu
ThemeGallery is a Design Digital Content & Contents mall developed by Guild Design Inc.
Industri Hilir
ThemeGallery is a Design Digital Content & Contents mall developed by Guild Design Inc.
Rantai Industri Karet Alam Industri Karet Sintetik
Industri Kimia Bahan Penolong
Terintegrasi
Perkebunan Besar •Negara •Swasta
Perkebunan Rakyat
Industri Hulu: •RSS •Crepe •Crumb rubber •Lateks Pekat
Industri Hilir: •Ban dan produk terkait •Barang jadi lateks •Karet untuk industri •Karet penggunaan umum
Terpisah
PETANI (85%)
Industri Molding
Pengguna Barang Karet: •Industri Otomotif •Industri Elektronik •Industri Konstruksi •Industri Prasarana •Industri Kesehatan •Industri Transportasi •Industri Pertambangan •Rumah Tangga •dll
Penggunaan Karet Alam Medis (2%) Otomotif (3,8%)
Lain-lain (5,9%)
Teknik (2%) Spons,busa dll.
(2,1%) Adhesives (3,2%)
Sepatu (5%) Ban (68%) Produk lateks (8%)
Barang karet industri : Komponen otomotif : Selang, seal, bantalan mesin Produk keteknikan : Bantalan jembatan dan pelabuhan
Industri Karet Alam
Barang karet umum : Peralatan olahraga Peralatan rumah tangga
Produk dari lateks : Sarung tangan Balon
Industri Karet Alam
Ban kendaraan :
Alas kaki :
Industri Karet Alam
Program strategis : Perbaikan proses dan mutu petani Peningkatan konsumsi dalam negeri melalui
Pengembangan diversifikasi produk baru Teknologi ban hijau (green tyre) Rubber engineering
Diversifikasi Karet Alam
Pusat Penelitian Karet bekerjasama dengan Pusat Penelitian Jalan dan Jembatan (Pusjatan) pengembangan aspal karet
Diagram Proses Pengolahan Karet Alam
Bahan olah karet (bokar) bermutu baik
INPUT
Barang Jadi Karet Bermutu Baik
PROSES
www.balitsembawa.com
OUTPUT
Diagram Proses Pengolahan Karet Alam
OUTPUT
INPUT PERALATAN OLAHARAGA KARET PADAT (RSS dan SIR)
BARANG-BARANG TEKNIK BAN SUKU CADANG OTOMOTIF LANTAI KARET CAT KARET SIKLO
LATEKS KEBUN
PEREKAT TINTA CETAK
BENANG KARET SARUNGTANGAN KARET SKIM
FLAP ALAT MEDIS
LATEKS PEKAT (dadih / pemusingan)
GELANG KARET BALON
KARPET MOBIL
Lateks Karet Alam
Cairan (getah) yang diperoleh dari penyadapan tanaman karet (Hevea brasiliensis) Komposisi : Partikel Air
karet
Bahan-bahan
Karakteristik : Berwarna
bukan karet
putih Tanpa kotoran
Bahan Olah Karet (BOKAR)
Adalah gumpalan/bekuan/koagulum lateks baik itu secara alami maupun sengaja ditambahkan bahan penggumpal (pengolahan sederhana) dan tidak tercampur kontaminan Bahan baku produk primer karet padat
Karet remah (Standard Indonesia Rubber / SIR)
Dihasilkan petani :
Sleb Lum mangkok Skrep Sit angin Sit asap
Bahan Olah Karet (Bokar)
Sleb lateks
Sleb lum PENYIMPANAN BLANKET
Lum mangkok
Blanket
BLANKET SIAP DIPASARKAN
Sit asap
Bahan Olah Karet
Aturan : Standar
Nasional Indonesia (SNI) 06-2047-2002 tentang Bahan Olah Karet Permentan No 38/PERMENTAN/OT.140/8/2008 tentang Pedoman Pengolahan dan Pemasaran Bokar Permendag No. No 54 Tahun 2016 tentang Pengawasan Mutu Bahan Olah Komoditi Ekspor SIR yang diperdagangkan
SNI No. 06-2047-2002 tentang Bahan Olah Karet Persyaratan
No
Jenis Uji / Parameter
Satuan
Lateks Kebun
1.
Kadar Karet Kering (min) - Mutu I - Mutu II
% %
28 20
-
-
-
Ketebalan (T) - Mutu I - Mutu II - Mutu III - Mutu IV
mm mm mm mm
-
3 5 10 -
< 50 51-100 101-150 >150
50 100 150 > 150
3
Kebersihan (B)
-
-
Tidak terdapat kotoran
Tidak terdapat kotoran
Tidak terdapat kotoran
4.
Jenis Koagulan
-
-
Asam semut dan bahan lain yang tidak merusak mutu karet*)
Asam semut dan bahan lain yang tidak merusak mutu karet*), serta penggumpalan alami
Asam semut dan bahan lain yang tidak merusak mutu karet*), serta penggumpalan alami
2.
Sit
Slab
Lump
Bagaimana mendapatkan bokar bermutu baik ?
Bokar harus bersih (murni), tidak terdapat kontaminan Kadar karet kering (KKK) tinggi Digumpalkan dengan bahan penggumpal anjuran : Asam
semut Asap cair (Deorub)
Menggunakan tempat pembekuan yang standar (dapat berupa kotak plastik yang tahan rapuh/retak), dan tidak dilakukan pada lobang tanah Bokar disimpan di tempat khusus / gudang yang terlindungi dari sinar matahari dan tidak direndam
Tempat pencetakan bokar yang baik
Kontaminan ?
Adalah bahan lain bukan karet yang tercampur dalam proses pengolahan bokar dan berpengaruh menurunkan mutu Kategori kontaminan (Permendag) : Ringan Tatal
: maks 5% (potongan kulit pohon karet)
Sedang
(vulkanisat karet) : tidak ada
potongan
Berat
busa, karet gelang, dan benang karet
: tidak ada
pasir,
tanah, lumpur, tali rafia, dan plastik Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Sembawa
Contoh Kontaminan
Penyimpanan Bokar Tidak Tepat
Penyimpanan bokar yang tidak tepat
Tempat Penggumpalan/Pencetakan Bokar yang Salah
di Lubang Tanah
Dampak Kontaminan
Pabrik karet remah: Butuh mesin pembersih biaya investasi dan biaya energi (listrik) Butuh air lebih banyak pencuci Mutu produk rendah nilai Po rendah Penggantungan modal berhenti
Petani : Harga beli rendah biaya pembersihan Bau busuk
Ekspor Indonesia :
Harga karet Indonesia (SIR) lebih murah Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Sembawa
Tidak konsisten (White spot, Po, PRI, VR) Ditanggulangi dengan cara : Pre-drying Mikroblending Pengaturan komposisi bokar
KONTAMINAN Tatal
Lumpur + pasir
Dapat dihilangkan pada proses pembersihan di pabrik karet remah Dengan peralatan : sleb cutter, pre-breaker, hammermill, granulator, rotary washer, bak makroblending, metal detector, dll.
Cutter mill
Pre-breaker
Hammer mill
Logam Makro blending Vibrator
Rotary
Kebutuhan energi pabrik Jenis Bokar SIR
Energi listrik (KWH)
Kapasitas pabrik (ton/hari)
Energi listrik terpakai (KWH/ton)
Kebutuhan air pengolahan (m3/ton)
Lum kebun (bersih)
3.817
15
254
30
Lum rakyat (kotor)
5.000
15
333
50
Lum rakyat (kotor)
15.200
40
379
50
Perbandingan Mutu Karet INDONESIA (SIR)
MALAYSIA (SMR)
THAILAND (STR)
Parameter
SIR 20
SIR 20VK
SMR 20
SMR 20CV
STR 20
Dirt (max), % wt
0.16
0.16
0.16
0.16
Ash (max), % wt
1.00
1.00
1.00
Nitrogen (max), % wt
0.60
0.60
0Volatile Matter (max), % wt
0.80
Po (min) PRI index (min)
Mooney Viscosity (ML, 1+4, 100°C)
VIETNAM (SVR)
INDIA (ISNR)
STR 20CV
SVR 20
ISNR 20
SAR 20
SAR 20CV
0.16
0.16
0.16
0.20
0.16
0.16
1.00
0.80
0.80
1.00
1.00
1.00
1.00
0.60
0.60
0.60
0.60
0.60
0.60
0.60
0.60
0.80
0.80
0.80
0.80
0.80
0.80
0.80
0.80
0.80
30
30
30
NA
30
NA
30
30
30
NA
50
50
40
40
40
40
40
40
50
40
NA
60 (+5)*
NA
65 +7/ -5*
NA
65 +7/ -5*
NA
50(+5) 60(+5) 70(+5)
NA
NA
AFRICA (SAR)
Dampak Lainnya
Industri pembuatan ban : bila
secercah benda kontaminan ikut terbawa ke dalam ban, akan membentuk titik lemah dalam ban yang sewaktu-waktu dapat menyebabkan ban meledak dalam pemakaian terutama kecepatan tinggi, sehingga membahayakan jiwa dan mendatangkan kerugian materi
Semua
orang dapat terkena dampaknya …. !!!!
Kotaminan vulkanisat secara mikro tidak compatible dengan karet mentah Vulkanisat
Berlobang +sobek
Dampak
Tekelupas + retak
Tekelupas + sobek
Bergelembung
Ban Rusak
Perbandingan Karet Alam Dunia
Karet Indonesia : kurang baik produksi dari bokar kotor Harga karet alam Indonesia (SIR) cenderung lebih rendah dibandingkan Thailand (STR) dan Malaysia (SMR) Pesaing baru : Vietnam
Harga murah, mutu baik
Pembeli karet (pabrik ban) : Survei dan audit ke pabrik karet Bahan baku kurang baik (kotor) Pabrik karet remah juga terlihat kotor
Penanggung Jawab
Permentan No. 38 Tahun 2008 : Pasal 37 ayat (1) - Pemerintah Kota/Kabupaten - Instansi yang ditunjuk Petani Pedagang Pabrik karet Permendag : No.54 Tahun 2016 Petugas
verifikasi menentukan bokar yang dapat diperjual-belikan
PETANI
PABRIK
PRODUKSI BOKAR BERSIH
PEDAGANG
PEMDA (SKPD)
Pusat Penelitian Karet Balai Penelitian Sembawa
PENCEGAHAN KONTAMINAN PABRIK
Memegang komitmen dan secara konsisten hanya menerima bokar bersih Menolak bokar kotor
PEDAGANG
Hanya memperdagangkan bokar bersih Perbedaan harga terhadap Bokar Bersih
PEMERINTAH DAERAH
Secara konsisten dan terus menerus melakukan penyuluhan kepada petani tentang bokar bersih Secara konsisten dan terus menerus mengingatkan pabrik dan pedagang untuk mengutamakan bokar bersih dan menghindari/menolak bokar kotor.
PETANI 25/05/2017
Dengan kesadaran dan secara konsisten BALIT SEMBAWA hanya bersedia membuat bokar Bersih 38 Company Logo
Koagulan
Kriteria : Menghasilkan karet bermutu baik Ramah lingkungan
Pengolahan limbah mudah
Aman bagi manusia (petani karet) Dianjurkan :
Deorub (asap cair) Asam semut (asam format)
Tidak dianjurkan :
Cuka para (asam sulfat) berbahaya (bersifat korosif) Tawas Pupuk TSP
JENIS BAHAN PENGGUMPAL & MUTU BOKAR No
Jenis Bahan Koagulan
Pengaruh terhadap mutu
Keterangan
1
Asam Semut (HCOOH)
Menghasilkan parameter Koagulan anjuran Penerapan harus tepat mutu sesuai SNI dosis dan konsentrasinya
2
Asam Asetat (CH3COOH)
Setara dengan asam semut tetapi dosisnya dua kali lebih banyak
3
Asam sulfat (H2SO4)
Cocok untuk pengolahan SO4= oksidator kuat karet skim/limbah lateks dapat merusak karet (PRI pekat rendah dan kadar abu Tidak direkomendasikan tinggi) sebagai koagulan
• Cocok untuk pengolahan crepe
JENIS BAHAN PENGGUMPAL & MUTU BOKAR No
Jenis Bahan Koagulan Asam (dari molasses atau jus nenas)
Pengaruh terhadap mutu Mutu tidak konsisten Waktu koagulasi lambat
5
Alumunium sulfat ~ tawas (Al2(SO4)3)
Al+++ katalis oksidasi Tidak direkomendasikan dalam pengeringan sebagai koagulan SO4= oksidator kuat Pernah dikembangkan sebagai merusak karet flokulan dalam produksi (PRI rendah) dan tinggi flocullated rubber
6
Calsium carbide Residu Ca++ (CaC2) mengakibatkan kerusakan (degradasi) karet
4
Keterangan
•
Dikembangkan untuk menekan biaya proses dikenal dengan Assisted Biological Coagulation
Tidak direkomendasikan sebagai koagulan Petani menggunakannya untuk mempercepat koagulasi
JENIS BAHAN PENGGUMPAL & MUTU BOKAR
No 7
8
Jenis Bahan Koagulan Triple super phosphate ~PUPUK TSP Ca(H2PO4) Asap cair ~Mengandung Senyawa Kompleks (ASAM-ASAM ORGANIK, FENOL, AIR)
Pengaruh terhadap mutu
Keterangan
Tidak direkomendasikan sebagai koagulan Penyalahgunaan pupuk untuk tanaman Menghasilkan parameter Direkomendasikan mutu setara koagulan asam selain sebagai semut, koagulan juga dapat Bokor yang dihasilkan tidak mengendalikan berbau busuk malodor Residu Ca++ dapat menyebabkan kerusakan (degradasi) karet (Po dan PRI rendah)
Asam Semut
Nama kimia : asam format (HCOOH) Karakteristik : Konsentrasi
94% (pemasaran) Cairan tidak berwarna hingga warna agak kuning jernih pH sangat asam (0 – 0.5)
Sifat : Korosif
terhadap kulit Mudah terbakar
Asam Semut
Prosedur pemakaian :
Dosis untuk pembuatan sleb :
Diencerkan menjadi larutan 2% 55-60 ml per liter lateks
Keuntungan : Menghasilkan karet bermutu baik Waktu penggumpalan cepat
Kelemahan : Berbahaya bagi manusia dan pohon karet Menghasilkan bokar berbau busuk (asam) Limbahnya berbahaya bagi lingkungan
Asap Cair
Terobosan baru pengolahan karet alam Penemuan
Balai Penelitian Sembawa Diproduksi PT. Global Deorub Industry Dikenal dengan Deorub
Terbuat cangkang (tempurung) kelapa sawit melalui proses pirolisis Karakteristik : Cairan
berwarna cokelat Berbau asap pekat
Asap Cair
Keuntungan : Sebagai bahan penggumpal lateks Pencegah dan penghilang bau busuk bokar Aman bagi manusia dan lingkungan
Kelemahan :
Belum tersedia secara luas di tingkat petani
Jenis : Deorub murni Formula Deorub :
Deorub K Balai Penelitian Sembawa Deorub Super Balai Penelitian Sembawa Deorub SOP PT. Global Deorub Industri
DOMESTIC EXPORT
Singapore Malaysia Japan Africa Thailand
PT. GLOBAL DEORUB INDUSTRY PALEMBANG
Prosedur Pemakaian
Deorub murni : Diencerkan
menjadi larutan 10%
1 bagian Deorub murni + 9 bagian air
Formula Deorub : Diencerkan
menjadi larutan 5%
1 bagian Deorub murni + 19 bagian air
Dosis : 100
ml per liter lateks 1 bagian Deorub (murni 10% atau Formula 5%) + 10 bagian lateks
Larutan Pekat
Larutan Encer
Aplikasi Deorub di Pabrik Karet Remah PENYEMPROTAN SLAB
PENETESAN PADA GILINGAN
PENYEMPROTAN BLANKET
PENYEMPROTAN REMAHAN
Pembuatan Bokar Bersih dan Bermutu Baik
Pembuatan Bokar Bersih
Penanganan lateks yang baik tidak menambahkan air atau kontaminan Membuat bokar yang bersih : Tempat penggumpalan bersih (mangkok ataupun bak penggumpal) Bokar bersih : Lum mangkok Sleb lateks atau sleb lum
Lum Mangkok dengan Deorub (Cara ke-1) Pohon disadap
Deorub dituang ke dalam mangkok
Lum mangkok
Lateks menetes
Lum Mangkok dengan Deorub (Cara ke-2) Pohon disadap
Lateks menetes
Tuang Deorub
Lateks membeku
Lateks diaduk
Tahap-tahap Pembuatan Sleb
Lateks Kebun
Penambahan Deorub K ke dalam lateks
Pengadukan
Penyusunan lum mangkok di bak pembeku
Penuangan lateks + Deorub K ke dalam lum mangkok
Sleb lum mangkok
Sleb lateks
PEMBUATAN SIT
GAMBAR : DIAGRAM ALIR PENGOLAHAN SIT
Pengeringan RSS dengan Energi Matahari
Proses Produksi SIR
Lambang Produk SIR 10 dan SIR 20
Pengawasan Mutu Bokar
Pengawasan : Memastikan
bokar yang dihasilkan (petani) dan diperjual-belikan (pedagang dan pabrik karet) memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan SNI 062047-2002 tentang bokar Permendag No.54 Tahun 2016 Petugas verifikasi melakukan verifikasi mutu bokar yang diperjual-belikan
Pola pemasaran bokar
Tradisional Terorganisir
Rantai Pemasaran Bokar Tradisional (Tidak Terorganisir) 98% (2013)
Pemasaran Tradisional Rantai pemasaran panjang Mutu bokar rendah & beragam Sistem penjualan atas berat basah Biaya angkut & resiko susut tinggi
Pengawasan : di tingkat petani paling tepat tetapi sulit tersebar dan cukup banyak (sampling) di tingkat pedagang paling memungkinkan karena lebih sedikit
Rantai Pemasaran Bokar Terorganisir Sekitar 2% (2013)
Pemasaran Terorganisir
Adanya kelembagaan kelompok tani atau koperasi UPPB (Permentan) Mutu lebih seragam dan baik
Pengawasan :
Lebih
mudah sampling kecil Dapat dilakukan di tingkat petani (kelompok tani atau koperasi)
Parameter Pengawasan (SNI)
Kadar Karet Kering (KKK) Ukuran bokar ketebalan Kebersihan bokar kontaminansi Penggunaan Koagulan
Penentuan Kadar Karet Kering (KKK)
Pengawasan mutu parameter KKK di SNI bokar hanya untuk lateks Syarat mutu : I (min 28%) dan II (min 20%) Penentuan KKK perlu dilakukan pada bokar berupa koagulum (gumpalan) seperti sleb dan lum mangkok Pedoman
penentuan harga (transaksi jual-beli) Standar dalam pemberian bahan kimia atau aditif
Prosedur :
Sampel yang sudah disepakati ditimbang (misal a kg) Sampel digiling dengan gilingan creper 10 - 12 kali sampai ketebalan 3 - 5 mm Hasil gilingan (krep) ditiriskan selama 30 menit, kemudian ditimbang (misal b kg). Ambil sampel krep 3 buah masing-masing di bagian atas, tengah dan bawah, dengan ukuran 10 x 10 cm kemudian ditimbang bobotnya misalnya c1, c2 dan c3 (gram) dengan rerata bobotnya c gram. Sampel krep dikeringkan di dalam oven selama 3-4 jam pada suhu 110-120 °C, kemudian dimasukkan ke dalam desikator. Setelah dingin sampel krep kering ditimbang, misalnya d1, d2 dan d3 (gram), dengan rerata bobot d gram.
Perhitungan
Penentuan KKK dihitung dengan rumus : b d KKK = --- x ---- x 100 % a c Perlu waktu cukup lama : 3-5 jam
Mempercepat proses : faktor pengering (Fp)
Dalam kondisi ini maka rumus penentuan KKK : b KKK = ----- x Fp x 100% a
Fp = 0,68 – 0,70
Teknis Pengawasan Parameter Ketebalan
Standar mutu :
Sit I (3 mm), II (5 mm) dan III (10 mm) Sleb : I (< 50 mm), II (51-100 mm), III (101-150 mm) dan IV ( > 150 mm) Lum I (< 50 mm), II (51-100 mm), III (101-150 mm) dan IV ( > 150 mm)
Penentuan visualisasi dan pengukuran (mis : mistar, meteran, dsb) Parameter mutu ketebalan :
Jarang dipermasalahkan
Tetapi bokar yang bermutu baik cenderung tidak terlalu tebal
Tebal
SLEB LATEKS/ SLEB LUM
Teknis Pengawasan Kebersihan
Kebersihan terkait adanya kontaminan (bahan bukan karet) Kontaminan adalah bahan lain bukan karet yang tercampur dalam proses pengolahan bokar dan berpengaruh menurunkan mutu Kategori kontaminan (Permendag 53/2009) : Ringan Tatal
: maks 5% (potongan kulit pohon karet)
Sedang
(vulkanisat karet) : tidak ada
potongan
Berat
busa, karet gelang, dan benang karet
: tidak ada
pasir,
tanah, lumpur, tali rafia, dan plastik
Teknis Pengawasan Kebersihan
Pengawasan visualisasi dan analisa laboratorium Pabrik karet remah :
Visualisasi Pemotongan bokar menjadi dua bagian Tidak memenuhi ditolak Contoh : tatal, bekas karung, besi, batu, pasir, tali rafia Kontaminan vulkanisat bisa visual tetapi pabrik biasanya masih ragu karena warnanya hampir sama seperti koagulum (lum) Analisa laboratorium : Laboratorium Penguji – Balai Penelitian Sembawa Vulkanisat : uji kelarutan dan (solubility test) dan uji kandungan belerang (sulfur test) Kadar kotoran maksimum 0,16%
SUMBER KONTAMINAN VULKANISAT Kontaminan vulkanisat dapat berupa limbah kompon lateks, koagulum kompon lateks, limbah lembaran vulkanisat barang jadi lateks (sarung tangan, kondom, busa) dan barang-barang lateks atau barang-barang karet padat dengan pengisi kaolin, kalsium karbonat atau silika.
Koagulum kompon lateks limbah kompon lateks
Perbaikan mutu bokar penting: untuk meningkatkan mutu karet ekspor Indonesia (SIR)
JENIS-JENIS BOKAR YANG DIHASILKAN OLEH PETANI DARI BEBERAPA PROVINSI
LUM-SLAB PRODUKSI PETANI ACEH
LUM-SLAB PRODUKSI PETANI JAMBI
SLAB PRODUKSI PETANI SUMATERA SELATAN
LUM – SLAB PRODUKSI PETANI SUMATERA SELATAN
LUM-SLAB PRODUKSI PETANI BENGKULU
SLAB PRODUKSI PETANI BANGKA-BELITUNG
LUM-SLAB PRODUKSI PETANI LAMPUNG
SIT ANGIN PRODUKSI PETANI KALIMANTAN BARAT
LUM BAMBU PRODUKSI PETANI KALIMANTAN BARAT
LUMP KAMPUNG DI KALIMANTAN BARAT
SIT ASAP PRODUKSI PETANI KALIMANTAN SELATAN
LUM MANGKOK PRODUKSI PETANI KALIMANTAN SELATAN
Penanganan Lateks Kebun
Bahan baku lateks pekat lateks kebun segar Lateks kebun yang bermutu baik merupakan syarat utama untuk mendapatkan hasil lateks pekat yang baik Penurunan mutu biasanya disebabkan oleh terjadinya proses prakoagulasi/ pembuburan Prakoagulasi lateks dipengaruhi oleh beberapa faktor : aktivitas mikroorganisme aktivitas enzim Iklim Pengangkutan adanya kontaminasi kotoran
Penanganan Lateks Kebun
Untuk mencegah prakoagulasi perlu diperhatikan : Alat-alat penyadapan dan pengangkutan harus senantiasa bersih dan tahan karat Lateks harus segera diangkut ke tempat pengolahan tanpa banyak goncangan Lateks tidak boleh terkena sinar matahari langsung Penambahan anti koagulan amoniak (NH3)
Lateks Pekat
Adalah lateks kebun yang dipekatkan sehingga dari KKK 28-30% menjadi KKK 60-64 %. Jenis : Pemusingan (centrifuge) lateks pekat sentrifuse/pusingan Pendadihan (creaming) lateks dadih Jenis Lateks Pekat Lateks pekat pusingan amoniak tinggi Lateks pekat pusingan amoniak rendah Lateks dadih amoniak tinggi Lateks dadih amoniak rendah
Dosis Pemberian Amoniak 0,60-0,70 % b/b 0,45-0,55 % b/b 1,00-1,50 % b/b 0,75-1,00 % b/b
Lateks Pekat Pusingan/Sentrifuse
Pembuatan lateks pekat menggunakan alat pemusingan (centrifuge). Lateks segar dipusingkan (diputar) dengan kecepatan kira-kira 6.000-7.000 putaran per menit (rpm). Partikel berat yang terdapat pada lateks akan bergerak ke atas dan lateks akan terpisah menjadi dua bagian. Bagian lateks pekat KKK sekitar 60 % dan rapat jenis (densitas) sekitar 0,94 Bagian lateks skim KKK 3-8 % dan rapat jenis sekitar 2,02 Keuntungan : kualitas lateks sangat baik murni lateks Kekurangan : peralatan mahal dan butuh energi listrik
Mesin Sentrifuses
Mesin Sentrifuses
Layout Pengolahan Lateks Sentrifuse
Lateks Dadih
Untuk pengolahan di tingkat petani cara pendadihan Keutungan : alatnya sederhana dan murah, serta prosesnya mudah Kelemahan : sifat teknis dibawah lateks sentrifuse adanya bahan pendadihan Peralatan yang diperlukan adalah tangki pendadih dari plastik, pengaduk kayu, dan saringan lateks 60 mesh Bahanbahan pendadih : campuran amonium alginat dan karboksil metil selulose (CMC) Bahan pemantap : amonium laurat
Lateks Dadih
Tahapan pembuatan : Penerimaan dan penyaringan lateks kebun Penyiapan larutan pendadih dan pemantap Pendadihan Pemanenan Keterangan : a : corong plastik b : pipa masuk lateks segar c : pipa-kran pemanenan lateks dadih d : pipa-kran pengeluaran skim
Lateks Dadih
Penerimaan dan penyaringan lateks kebun
Kebersihan peralatan sadap (ember, pisau, mangkuk dll) sangat diperlukan menentukan mutu lateks pekat Sisa gumpalan/bekuan yang ada di mangkuk, bidang sadap dan talang sadap diambil sebelum penyadapan dilakukan Setelah lateks dikumpulkan di dalam ember, segera tambahkan larutan amoniak, kemudian dibawa ke tempat pengolahan Lateks disaring dengan saringan baja tahan karat ukuran 60 mesh Dilakukan pengujian KKK lateks minimal 28% supaya diperoleh lateks pekat dengan KKK minimal 60 %.
Penyiapan larutan pendadih dan pemantap
Lateks yang telah disaring ditambah bahan-bahan kimia sebagai berikut : (1) larutan amonia 20 % sebanyak 35 ml per liter lateks (2) bahan pendadih berupa larutan amonium alginat 2% sebanyak 50 ml per liter lateks (3) bahan pendadih berupa 50 ml larutan karboksi metil selulose 2% per liter lateks (4) bahan pemantap berupa 2,5 ml larutan amonium laurat 20% per liter lateks Lateks dan bahan-bahan kimia tersebut kemudian diaduk dengan pengaduk kayu selama 30 menit
Proses pendadihan dan Pemanenan
Campuran lateks dan bahan-bahan kimia dimasukkan ke dalam tangki pendadih Pada hari pertama lateks dapat dimasukkan melalui bagian atas tangki (tutup), untuk hari selanjutnya campuran lateks dimasukkan melalui corong plastik (a) dan saluran penuangan (b) supaya tidak tercampur dengan lateks hari sebelumnya. Serum dikeluarkan keesokan harinya dari keran di bagian bawah Proses tersebut diulang setiap hari sampai hari ke-14 20 kg lateks kebun per hari. Pada hari ke-15 dan seterusnya akan dihasilkan/dipanen lateks pekat (dadih) dari 20 kg lateks kebun/hari akan diperoleh lateks pekat sekitar 9,1 kg/hari.
Lateks Dadih
Kendala untuk menghasilkan lateks pekat : (1) diperlukan modal investasi untuk membeli peralatan (2) kurang terjaminnya ketersediaan bahan-bahan kimia (3) diperlukan ketelitian dan kecermatan dalam proses pengolahan Pengolahan lateks pekat iringan teknologi pembuatan barang jadi berbasis lateks pekat Bantal busa Balon Sarung tangan
Standar mutu LATEKS PEKAT (ISO 2004) Nilai Karakteristik
Metode uji Tipe HA
Tipe LA
KJP, %, min
61,5
61,5
KKK, %, min
60,0
KJP-KKK, %, maks
Tipe HA Dadih
Tipe LA Dadih
61,5
66,0
66,0
ISO 124
60,0
60,0
64,0
64,0
ISO 126
2,0
2,0
2,0
2,0
2,0
-
0,6 min
0,29 maks
0,56 maks
0,35 maks
ISO 125
MST, detik, min
650
650
650
650
650
ISO 35
Kandungan koagulum, %, maks
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
ISO 706
Kandungan Cu, mg/kg KJP, maks
8
8
8
8
8
ISO 8053
Kandungan mangan, mg/kg KJP, maks
8
8
8
8
8
ISO 7780
0,10
0,10
0,10
0,10
ISO 2005
Alkalinitas, % dalam LP
Sludge cont. %, maks
Tipe XA
0,30 min
0,10
VFA
<0,20
ISO 506
Bil KOH
<1,0
ISO 127
Warna Bau
Tidak berwarna biru/abu-abu
-
Tidak berbau
-
TERIMA KASIH