TEKNIK NON-TES DALAM EVALUASI PEMBELAJARAN
Dalam dunia pendidikan, instrumen untuk mengevaluasi siswa, proses pembelajaran maupun program lain terkait dengan pendidikan bukan hanya menggunakan teknik tes saja melainkan juga dengan teknik non-tes. Teknik nontes merupakan salah satu teknik evaluasi program dalam bidang pendidikan yang tujuannya untuk menilai atau mengevaluasi program yang akan, sedang atau telah dilaksanakan yang dilakukan dengan cara pengamatan (observation), wawancara (interview), menyebarkan angket (questionnaire), memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen (documentary analysis). Teknik non-tes memegang peranan penting dalam mengevaluasi dari segi ranah sikap hidup (affective domain), dan ranah keterampilan (psychomotoric domain). A. Pengamatan (Observation) Pengamatan merupakan cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan objek pengamatan (Djaali & Muljono, 2008). Sebagai alat evaluasi, pengamatan digunakan untuk menilai individu maupun kelompok mengenai tingkah lakunya atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik itu dalam situasi yang sebenarnya (real situation) maupun dalam situasi buatan (manipulative situation). Jika observasi digunakan sebagai alat evaluasi, maka pencatatan hasil observasi pada umumnya jauh lebih sulit daripada mencatat jawaban-jawaban yang diberikan siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam suatu tes karena respon yang diperoleh dalam pengamatan berupa tingkah laku siswa. Martyn Denscombe (2010) menyatakan ada dua jenis pengamatan yang esensial
yaitu
pengamatan
sistematis
(systematic
observation)
yaitu
pengamatan yang dilakukan dengan perencanaan yang matang dan pengamatan partisipatif (participant observation) yaitu pengamatan yang melibatkan observer (pengamat) pada kegiatan observee (yang diamati).
1
Teknik Non-Tes dalam Evaluasi Pembelajaran | Shahibul Ahyan
Pengamatan sistematis berlandaskan pada kerangka kerja yang memuat faktorfaktor yang telah diatur kategorisasinya. Isi dan luas materi observasi ditetapkan dan dibatasi secara tegas sehingga pengamatan sekaligus pencatatan yang dilakukan oleh evaluator bersifat selektif. Faktor-faktor apa saja yang tercantum dalam pedoman observasi itulah yang diamati dan dicatat. Wujud konkret dari pedoman observasi adalah sebuah atau beberapa buah formulir yang di dalamnya dimuat segi-segi, aspek-aspek atau tingkah laku yang perlu diamati dan dicatat pada waktu berlangsungnya kegiatan para siswa. Di bawah ini merupakan contoh instrumen evaluasi berupa daftar isian: Format Daftar Isian untuk Menilai Keterampilan Mata Kuliah : Teaching School Mathematics in English Topik : Peer Teaching Semester : II Nama Mahasiswa : ............................. Hari/Tanggal : ............................. Jam Kuliah : ............................. No. Aspek yang dinilai Nilai Keterangan 1 Persiapan perangkat pembelajaran 2 Persiapan media pembelajaran 3 Membuka pembelajaran 4 Menggunakan media 5 Interaksi dengan siswa 6 Mengelola kelas 7 Menyimpulkan pembelajaran Catatan : 1. Tiap aspek dinilai dengan angka 1 – 10 2. Jumlah nilai merupakan skor mentah dari setiap mahasiswa Palembang, .......... 2012 Dosen/Penilai,
(.....................)
2
Teknik Non-Tes dalam Evaluasi Pembelajaran | Shahibul Ahyan
Format Daftar Isian untuk Menilai Keterampilan Mata Kuliah Topik Semester Hari/Tanggal Jam Kuliah N o 1 2 3 Ds t
Nama Mahasiswa
: Teaching School Mathematics in English : Peer Teaching : II : ............................. : ............................. A
Nilai atau Skor tiap Aspek B C D E F G
Jumlah
Rata-rata
Palembang, .......... 2012 Dosen/Penilai,
(.....................) Keterangan : A = Persiapan perangkat pembelajaran B = Persiapan media pembelajaran C = Membuka pembelajaran D = Menggunakan media E = Interaksi dengan siswa F = Mengelola kelas G = Menyimpulkan pembelajaran
Melaksanakan evaluasi dengan cara observasi memiliki kelebihan dan kelemahan. Diantara kelebihannya adalah sebagai berikut: 1. Data yang diperoleh lebih bersifat objektif karena diperoleh secara langsung di lapangan. 2. Data hasil observasi dapat mencakup berbagai aspek kepribadian masingmasing individu. Sedangkan kelemahannya adalah: 1. Hasil observasi terkadang diragukan kebenarannya karena kadang observernya kurang memiliki kemapuan dalam melakukan observasi. 2. Kepribadian dari observer acapkali menyelinap masuk ke dalam penilaian sehingga mengakibatkan sulit dipisahkan secara tegas mengenai tingkah laku siswa yang diamati.
3
Teknik Non-Tes dalam Evaluasi Pembelajaran | Shahibul Ahyan
3. Data hasil observasi umumnya baru dapat mengungkapkan “kulit luar”nya saja.
B. Wawancara (Interview) Wawancara merupakan cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan (Sudijono, 2011). Dalam wawancara, interviewer mengatur jadwal atau agenda dalam melakukan wawancara terhadap interviewee. Djaali dan Muljono (2008) menyatakan bahwa ada dua jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat evaluasi yaitu: 1. Wawancara terpimpin (guided interview) atau wawancara berstruktur (structured interview) atau wawancara sistematis (systematic interview). Dalam wawancara terpimpin, evaluator melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang diperlukan misalnya siswa, orang tua siswa dan sebagainya yang dipersiapkan secara matang yaitu dengan berpedoman kepada panduan wawancara (interview guide). 2. Wawancara tidak terpimpin (un-guided interview) atau wawancara sederhana (simple interview) atau wawancara tidak sistematis (nonsystematic interview) atau wawancara bebas. Dalam wawancara bebas, interviewer mengajukan pertanyaan kepada interviewee tanpa mengacu kepada panduan wawancara. Untuk membantu dalam proses wawancara, interviewer bisa menggunakan alat bantu berupa tape recorder, video maupun field note (catatan lapangan) sehingga jawaban atas pertanyaan yang diajukan bisa dicatat dengan lebih lengkap dan interviewer lebih mudah menganalisis jawaban-jawaban yang diberikan oleh interviewee. Adapun kelebihan wawancara adalah: 1. Interviewer dapat melakukan kontak langsung dengan interviewee sehingga mendapatkan data yang lebih lengkap dan mendalam. 2. Interviewee dapat mengeluarkan isi pemikiran atau hatinya secara lebih bebas.
4
Teknik Non-Tes dalam Evaluasi Pembelajaran | Shahibul Ahyan
Sedangkan kelemahan dari wawancara adalah: 1. Data yang dihasilkan agak sulit untuk dianalisis dan membutuhkan waktu yang lama. 2. Adanya pengaruh subjektivitas interviewer dalam menganalisis hasil wawancara.
C. Angket (Questionnaire) Angket merupakan teknik non-tes yang digunakan untuk memperoleh data mengenai latar belakang siswa sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka serta sebagai bahan dalam menysusun kurikulum dan program pembelajaran. Angket sebagai alat evaluasi juga berguna untuk mengungkap latar belakang orang tua siswa yang sewaktuwaktu bisa dimanfaatkan terutama jika ternyadi kasus-kasus tertentu pada siswwa. Data yang dapat dihimpun melalui angket misalnya adalah data yang berkaitan dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi para siswa dalam mengikuti pelajaran, cara belajar mereka, fasilitas belajarnya, bimbingan belajar, motivasi dan minat belajarnya, sikap belajarnya, sikap terhadap mata pelajaran tertentu, pandangan siswa terhadap proses pembelajaran dan sikap mereka terhadap guru. Angket sering digunakan untuk menilai hasil belajar ranah afektif yang dapat bisa berbentuk pilihan ganda dan dapat pula berbentuk skala sikap. Skala yang mengukur sikap yang sangat terkenal dan sering digunakan untuk mengungkapkan sikap siwa adalah skala likert. Di bawah ini contoh angket pilihan ganda dan skala sikap. Angket untuk Mengungkapkan Hasil Belajar Ranah Afektif pada Mata Pelajaran Matematika 1. Terhadap teman-teman sekelas saya yang rajin dalam mengerjakan tugas, saya: a. Merasa tidak harus meniru mereka b. Merasa belum pernah memikirkan untuk mengerjakan tugas c. Merasa ingin seperti mereka, namun masih sulit d. Sedang berusaha agar saya rajin mengerjakan tugas e. Merasa iri hati dan ingin seperti mereka
5
Teknik Non-Tes dalam Evaluasi Pembelajaran | Shahibul Ahyan
2. Dalam mengerjakan tugas, biasanya saya: a. Sulit konsentrasi b. Dapat berkonsentrasi tetapi mudah sekali hilang konsentrasi c. Tidak begitu sulit untuk berkonsentrasi d. Mudah untuk memusatkan perhatian e. Senang karena dapat mengerjakan tugas dengan baik 3. ......dan seterusnya .....
Angket Bentuk Skala Likert dalam Rangka Mengungkapkan Hasil Belajar Matematika Ranah Afektif 1. Membantu teman lain yang kesulitan dalam menyelesaikan tugasnya memang baik, kita tidak langsung memberikan mereka jawabannya namun menjelaskan konsep-konsep yang terkait dengan permasalahan tersebut. Terhadap pernyataan tersebut, saya: a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju 2. Dalam diskusi kelompok, kita sebagai anggota kelompok hendaknya aktif dan tidak mencela pendapat dan hasil pekerjaan teman yang lainnya. Terhadap pernyataan tersebut, saya: a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju 3. ...... dan seterusnya ....
D. Pemeriksaan Dokumen (Documentary Analysis) Pemeriksaan dokumen merupakan teknik non-tes untuk mengevaluasi kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar siswa tanpa menguji baik itu berupa informasi mengenai daftar riwayat hidup siswa maupun daftar riwayat hidup orang tua siswa. Berbagai informasi baik mengenai siswa, orang tua siswa, dan lingkungannya pada saat-saat tertentu sangat diperlukan sebagai bahan pelengkap bagi guru dalam melakukan evaluasi hasil belajar siswa. Informasi-informasi tersebut
6
Teknik Non-Tes dalam Evaluasi Pembelajaran | Shahibul Ahyan
dapat direkam melalui sebuah dokumen berbentuk formulir atau blanko isian yang diisi pada saat siswa pertama kali diterima di sekolah tertentu.
7
Teknik Non-Tes dalam Evaluasi Pembelajaran | Shahibul Ahyan
DAFTAR PUSTAKA
Denscombe, Martyn. (2010). The Good Research Guide for Small-Scale Social Research Projects, fourth edition. New York: Mc Graw Hill. Djaali & Muljono. (2008). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo. Sudijono, Anas. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
8
Teknik Non-Tes dalam Evaluasi Pembelajaran | Shahibul Ahyan