MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL AKTIVITAS SIRKUIT PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Supriyanto Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret Alamat Korespondensi : Ds. Pagubugan Kulon, RT 27 RW 08, Binangun, Cilacap. Email:
[email protected] ABSTRACT Supriyanto. IMPROVING THE DISCUS LEARNING ACHIEVEMENT USING CIRCUIT ACTIVITY MODEL IN THE VIII B GRADERS OF SMP NEGERI 10 SURAKARTA IN THE SCHOOL YEAR OF 2012/2013. Thesis, Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. January 2013. The objective of research is to improve the discus learning achievement of the VIII B graders of SMP Negeri 10 Surakarta in the school year of 2012/2013 using circuit activity model. This study was a classroom action research. The research was conducted in two cycles, each of which consisted of planning, acting, observing, and reflecting. The subject of research was the VIII B graders of SMP Negeri 10 Surakarta in the school year of 2012/2013 consisting of 28 students: 14 males and 14 females. The data source derived from teachers and students. Techniques of collecting data used were discus ability test and measurement, and observation on the learning activity process. The data analysis was done using descriptive technique based on the qualitative analysis. The result of research showed that the use of circuit activity model could improve the students’ discus learning achievement from pre-cycle to cycle one and from cycle one to cycle two. From the result of analysis obtained, the improvement of cycle one in passing category was 60.74%, with the 17 students passing successfully. In the second cycle, there was an increase of percentage passing of 85.74% with 24 students passing successfully. The conclusion of research was that the use of circuit activity model could improve the discus learning achievement in physical education learning of the VIII B graders of SMP Negeri 10 Surakarta in the school year of 2012/2013.
Keywords: discuss learning achievement, circuit activity learning model
1
ABSTRAK Supriyanto. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL AKTIVITAS SIRKUIT PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar lempar cakram pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 melalui model aktivitas sirkuit. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 14 siswa putra dan 14 siswa putri. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah melalui tes dan pengukuran kemampuan lempar cakram dan observasi dari proses kegiatan pembelajaran. Analisis data menggunakan teknik deskriptif yang didasarkan pada analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menggunakan model aktivitas sirkuit dapat meningkatkan hasil belajar lempar cakram siswa dari prasiklus ke siklus satu dan dari siklus satu ke siklus dua. Dari hasil analisis yang diperoleh, peningkatan pada siklus satu dalam kategori tuntas adalah 60,74% dengan jumlah siswa yang tuntas adalah 17 siswa. Pada siklus kedua terjadi peningkatan presentase ketuntasan sebesar 85.74% dengan jumlah 24 siswa yang tuntas. Simpulan penelitian ini adalah dengan menggunakan model aktivitas sirkuit dapat meningkatkan hasil belajar lempar cakram dalam pembelajaran penjas siswa kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013. Kata kunci: hasil belajar lempar cakram, model pembelajaran aktivitas sirkuit
2
oleh para guru penjas bahwa siswa (SMP)
PENDAHULUAN Pendidikan jasmani merupakan
sekolah menengah pertama berada dalam
proses
melalui
tahap peralihan, dari anak-anak ke dewasa,
aktivitas jasmani yang dirancang dan
sehingga di tingkat usia SMP masih
disusun
untuk
didominasi oleh masa bermain mereka
suatu
pembelajaran
secara
sistematis
meningkatkan
kebugaran
jasmani,
selalu mencari sesuatu yang baru termasuk
mengembangkan
ketrampilan
motorik,
dalam pembelajaran atletik.
pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan
Sebagai guru penjas yang baik
aktif. Menurut Cholik dan Rusli Lutan
seharusnya mengerti yang harus diajarkan
(2001) ”pendidikan jasmani merupakan
kepada
serangkaian
materi
yang
keterampilan dasar yang mendasari cabang
memberikan
konstribusi
nyata
dalam
olahraga. Sebagai contoh, dalam olahraga
dalam
upaya
atletik nomor lempar, yang harus di
pertumbuhan
dan
kehidupan
pelajaran
sehari-hari
meningkatkan
ajarkan
peserta
kepada
didiknya
peserta
adalah
didik
adalah
perkembangan jasmani rohani peserta
berbagai macam keterampilan melempar
didik“ Agus kristiyanto, (2011: 111).
dan menangkap dengan posisi dan sikap
Tujuan yang hendak dicapai melalui
yang baik, dan bisa memakai berbagai alat
pendidikan
mencakup
yang bisa dilempar dan tentu alat tersebut
secara
harus memiliki unsur keamanan bagi
jasmani
pengembangan
individu
menyeluruh. Artinya cakupan pendidikan
peserta
jasmani
aspek
seharusnya guru penjas lebih mengetahui
aspek
perkembangan dan pertumbuhan peserta
psikomotor, afektif, dan kognitif. Selain
didiknya. Hal ini karena, pada masa
itu pendidikan jasmani mencakup aspek
sekolah seperti
mental, emosional, sosial, dan spiritual.
menengah pertama) masih senang dengan
tidak
pendidikan
hanya
jasmani
pada
melainkan
Dalam proses mengajar masih banyak
guru
penjas
yang
belum
didik
dari
siswa
segi
SMP
kesiapan,
(sekolah
bermain, maka dalam pembelajaran lempar cakrm
harus
disesuaikan
dengan
memberikan bentuk pelajaran yang sesuai
pertumbuhan dan perkembanagn siswa,
khususnya dalam cabang olahraga atletik,
salah satunya adalah dengan pendekatan
padahal cabang atletik harus diajarkan
bermain yang di kemas dalam model
sedini
aktivitas sirkuit
mungkin
pada
anak-anak.
Mengingat di dalam cabang olahraga
Dari
hasil
observasi
dan
atletik terdapat unsur-unsur dasar dari
perbincangan dengan guru pendidikan
aktivitas manusia. Perlu di sadari benar
jasmani
SMP
Negeri
10
Surakarta 3
sebenarnya proses pembelajaran sudah
di bidang pembelajaran dan banyaknya
berjalan dengan baik. Tetapi dalam materi
model-model pembelajaran yang ada saat
atletik khususnya lempar cakram dalam
ini,
hasil belajarnya masih banyak siswa yang
pembelajaran itu sendiri. Namun yang
belum maksimal, hal ini bisa dilihat dari
menjadi kendala saat ini adalah masih
kriteria ketuntasan mengajar (KKM) yang
banyaknya guru yang belum memahami
ada di SMP Negeri 10 surakarta yaitu 75,
dan mengetahui model pembelajaran yang
tingkat keberhasilan dalam melaksanakan
telah berkembang saat ini.
lempar cakram siswa keles VIII B SMP
bisa
mensukseskan
Dari
sekian
tujuan
banyak
model
Negeri 10 surakarta sangat rendah yaitu
pendekatan pembelajaran ternyata sampai
dari 28 siswa hanya 6 siswa yang dapat
saat
melakukan gerakan lempar cakram dengan
menggunakan
benar
ini
yang hasilnya belum maksimal. Terdapat
faktor
berbagai model pendekatan pembalajaran
diantaranya adalah siswa tidak tertarik
yang menggunakan permainan sebagai
dengan mata pelajaran atletik khususnya
mediasinya, separti : (1) MP3 (Model
lempar cakram, terbatasnya alat yang di
Pengembangan Penalaran Permainan) (2)
gunakan, faktor perencanaan, pengemasan
MK3 (Model Keterpaduan Kebugaran
dan penyajian pembelajaran yang kurang
Jasmani dan Keterampilan) (3) MAS
menarik,
minimnya
(Model Aktivitas Sirkuit)” (Tomoliyus
pengetahuan guru tentang perkembangan
MS, 2001). Salah satu model pendakatan
model
yang
yang dapat digunakan untuk pembelajaran
terkait dengan pembelajaran penjas. Tentu
lempar cakram adalah Model Aktivitas
hal tersebut akan berdampak terhadap hasil
Sirkuit (MAS), karena model ini dapat
belajar baik yang berhubungan dengan
meningkatkan
aktivitas
gerak dasar maupun hasil belajar.
menerima
pelajaran
atau
dipengruhi
sekitar
21,45%,
oleh
beberapa
disamping
pembelajaran
hal
khususnya
Oleh karena itu perlu adanya sebuah
pemecahan
masalah
yang
dilakukan oleh guru. Kemajuan dibidang
ini
guru
penjas
pendekatan
mengapresiasi
masih
juga
konvesional
siswa
pembelajaran
dalam
sekaligus yang
dilakukan. Pemilihan
model pembelajaran
IPTEK pembelajaran saat ini sangat
yang sesuai bagi perkembangan anak didik
berkembang dengan pesat, berbagai model
sangatlah penting. Namun dari model
pembelajaran muncul sebagia alternatif
pembelajaran yang diberikan belum tentu
pemecahan masalah pembelajaran saat ini
anak didik mengetahui keterkaitannya
yang belum maksimal. Dengan kemajuan
dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu 4
kemampuan
lempar
cakram.
Untuk
mengetahui sejauh mana aktivitas anak
10 yang beralamatkan di jalan kartini 12, Surakarta, Telp. (0271) 63591
dalam model pembelajaran lempar cakram perlu adanya pengkajian dan penelitian.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini telah dilaksanakan selama kurang lebih
Dengan menggunakan permainan
dua bulan, yaitu pada bulan November
di dalam model aktivitas sirkuit anak akan
sampai Desember 2012. Penelitian ini
tertantang
untuk
telah dilaksanakan dengan dua siklus.
sehingga
dengan
bisa
melakukannya,
aktivitas
sirkuit
Setiap
siklus
terdiri
dari
dua
kali
keterampilan merupakan cara yang sangat
pertemuan, setiap pertemuan merupakan
baik untuk mendorong dan meningkatkan
bagian dari siklus yang dapat digunakan
keterlibatan di dalam rentang keterampilan
untuk melihat peningkatan kemampuan
dan
gerak dan aktivitas siswa dalam mengikuti
aktivitas
yang
luas.
Sirkuit
keterampilan adalah bentuk aktivitas yang
pembelajaran
dapat dilakukan kapan saja dan dimana
menggunakan model aktivitas sirkuit.
saja dan untuk cabang olahraga apa saja.
lempar
cakram
dengan
Subjek penelitian yang digunakan
Dari uraian permasalahan tersebut di atas,
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
maka perlu dilakukan penelitian yang
kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta
mendalam untuk mengetahui keefektifan
tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah
penerapan
pembelajaran
dengan
28 anak. Dengan perincian siswa putra
menggunakan
model
sirkuit
berjumlah 14 dan siswa putri berjumlah 14
aktivitas
sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah
dalam
pembelajaran
lempar
anak. Data dan sumber data yang
cakram. Hal tersebut dilakukan dengan
dipergunakan dalam Penelitian Tindakan
jenis penelitian tindakan kelas (PTK)
Kelas ini adalah sebagai berikut :
dengan judul Penelitian “Meningkatkan
1. Data hasil lempar cakram sumber data
Hasil Belajar Lempar Cakram Dengan
diperoleh dari siswa.
Menggunakan Model Aktivitas Sirkuit
2. Data dari proses melakukan aktivitas
Pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 10
sirkuit dilihat dari cara memegang
Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013 ”
cakram, cara melakukan awalan, cara melempar dan gerakan lanjutan,
METODE PENELITIAN Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini telah dilaksanakan di SMP Negeri
sumber data diperoleh dari siswa. 3. Data aktivitas siswa selama pembelajaran dengan model aktivitas sirkuit sumber data diperolah dari 5
peristiwa atau kejadian selama
Analisis data merupakan aktivitas
pembelajaran berlangsung.
pengorganisasian data. Teknik analisis ini
4. Data daftar absensi siswa, daftar nilai
mengacu pada model analisis interaktif
penjas kelas VIII B, silabus, RPP, dan
yang diungkapkan oleh HB. Sutopo (2006:
sebagainya, sumber data diperoleh dari
119) dilakukan dalam 3 komponen yaitu:
dokumen.
1. Reduksi data
Secara
terperinci
teknik
pengumpulan data pada penelitian dapat
2. Sajian data 3. Penarikan simpulan dan verifikasi
didiskripsikan dalam tabel berikut:
Reduksi Data
Tabel 1. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Pengumpul an Data
Sumber No
Jenis Data Data
1
2
3
Siswa
Peristiwa selama pembelaja ran
Dokumen
Teknik Pengumpulan
1. Hasil Lempar cakram 2. Proses melakuka n gerakan awalan, melempar cakram, dan gerakan lanjutan. Aktivitas siswa selama pembelajaran dengan model aktivitas sirkuit.
1. Test praktek/h asil tes selama mengajar 2. Praktik dan unjuk kerja
1. Daftar absensi 2. Daftar nilai kelas VIII B 3. Silabus
Studi simak/pe nelusura n pustaka
Penarikan Kesimpula n Sajian Data
Instrumen
1. Tes lempar cakram 2. Lembar observasi
Gambar 1. Teknik Analisis Data (Sumber : HB. Sutopo 2006: 120) Dalam
Penelitian
ini
target
indikator keberhasilan ditentukan ≥ 80% Observasi dan Dokumentasi
Pedoman observasi
dari jumlah siswa (28 siswa) dapat memperoleh
nilai
penguasaan
lempar
cakram sama atau lebih dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu nilai 1. Lembar observasi 2. Lembar observasi 3. Lembar observasi
75. HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Sebelum
Validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan triangulasi sumber data. Yang terdiri dari Observer, guru, dan siswa.
melaksanakan
penelitian,
terlebih
dahulu
melakukan
kegiatan
observasi
proses peneliti untuk
mengetahui kondisi nyata di lapangan yang sebenarnya, serta mencari informasi tentang kendala yang di hadapi dalam
6
proses pembelajaran. Hasil dari kegiatan
Dari
hasil
observasi
diketahui
observasi awal adalah sebagai berikut:
bahwa nilai yang menunjukan angka
1.
Siswa kelas VIII B SMP Negeri 10
ketuntasan 21,45% atau 6 siswa dari
Surakarta tahun pelajaran 2012/2013
jumlah keseluruhan siswa. Ini berarti 22
yang
penjas
siswa dari 28 siswa belum mencapai KKM
berjumlah 28 anak yang terdiri dari 14
yaitu 75. Jumlah dari nilai siswa yang
siswa putra dan 14 siswa putri.
mendapat nilai dibawah 75 menjadi bukti
Dari hasil wawancara yang dilakukan
nyata bahwa kemampuan lempar cakram
diperoleh
informasi
bahwa
siswa
siswa
cenderung
sulit
diatur
saat
2.
mengikuti
kelas
VIII
B
belum
mampu
mencapai batas ketuntasan belajar siswa.
pembelajaran lempar cakram. Hal ini
Selain itu sarana dan prasarana
dapat dibuktikan oleh peneliti saat
yang dimiliki sangat terbatas. Hal ini
melakukan
terbukti
pengamatan
secara
dengan
sedikitnya
alat-alat
langsung di lapangan. Saat mengikuti
olahraga yang dimiliki sekolah untuk
pembelajaran lempar cakram, siswa
pembelajaran
menunjukkan sikap seenaknya sendiri,
hanya memiliki 2 buah, simpai 4 buah,
tidak memperhatikan penjelasan guru,
tidak memiliki cone, bilah, bendera, dan
tidak memperhatikan pelajaran dengan
lain sebagainya.
sepenuhnya,
3.
pelajaran
ada
yang
penjas.
Seperti
cakram
berbicara
Dari kondisi awal yang telah
dengan teman, bahkan ada yang
diketahui, peneliti menerapkan dua siklus
bermain sendiri dengan temannya.
dengan menerapkan model pembelajaran
Guru kesulitan menemukan model dan
aktivitas
penerapan pendekatan pembelajaran
permasalahan yang terjadi pada siswa
yang tepat. Model pembelajaran yang
kelas VIII B. Pada siklus yang diterapkan
monoton
masing-masing
atau
konvensional
sirkuit
untuk
menyelesaikan
menggunakan
model
mengakibatkan motivasi belajar siswa
aktivitas sirkuit. Di dalam model aktivitas
menurun, sehingga akan berdampak
sirkuit
pada
pengenalan lempar cakram serta cara
rendahnya
kemampuan
melempar cakram pada siswa. Dari
hasil
observasi
tersebut
berisikan
tentang
pembelajaran gerak melempar cakram. juga
Skenario
pembelajaran
telah
dibuat
diperoleh kondisi awal yang didapat
sebagai kegiatan lanjutan yang meliputi
berdasarkan
perencanaan
pengamatan
langsung
di
tindakan,
pelaksanaan
lapangan selama proses pembelajaran oleh
tindakan, observasi, analisis, dan analisis
guru penjas.
tindakan. Penelitian diakhiri bila indikator 7
pencapaian telah terpenuhi. Pembahasan
mengetahui
data
awal
masing-masing siklus dapat dilihat seperti
kemampuan lempar cakram dan ketuntasan
di bawah ini.
hasil belajar. Berdasarkan
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap
(pratindakan)
data
awal
yang
diperoleh, seperti yang terlihat di dalam
Siklus
tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai 21,45%
Tujuan penelitian dapat dicapai
yang menunjukan angka ketuntasan dari
melalui pengambilan data terhadap sampel
seluruh jumlah siswa. Hal ini berarti 22
yang
yang
siswa dari 28 siswa belum mencapai batas
dikumpulkan dari hasil tes kemampuan
KKM yaitu 75. Banyaknya siswa yang
lempar cakram dan nilai ketuntasan hasil
mendapat nilai dibawah 75 menjadi bukti
belajar sebelum diberi pembelajaran penjas
nyata
dengan model aktivitas sirkuit, dan setelah
cakram siswa di kelas VIII B SMP Negeri
diberi siklus 1 dan siklus 2. Berikut ini
10 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013
disajikan secara berturut-turut pelaksanaan
belum mampu mencapai batas ketuntasan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai
belajar siswa.
telah
ditentukan.
Data
berikut:
bahwa
kemempuan
melempar
Dari hasil tes dan pengukuran
1.
Siklus 1 Pertemuan 1
kemampuan lempar cakram dan nilai
a.
Perencanaan Tindakan
ketuntasan
Di
dalam
pelaksanaan
PTK
hasil
belajar,
peneliti merencanakan tindakan 1, meliputi
lempar cakram meliputi: (1) perencanaan,
kegiatan sebagai berikut:
(2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi
1) Peneliti
dan interprestasi (4) analisis dan refleksi. Pada siklus 1 diberi pembelajaran
merancang
model
aktivitas
meningkatkan
sirkuit, pembelajaran lempar cakram yang
cakram
terdiri
sebagai berikut:
cara
melakukan
gerakan
awalan, cara melempar, dan gerak lanjut. Sebelum peneliti
siklus
bersama
1
diberikan
guru
penjas
melaksanakan tes dan pengukuran hasil
bentuk-bentuk
permainan yang akan digunakan dengan
dengan menggunakan model aktivitas
dari
selanjutnya
hasil
dengan
sirkuit
untuk
belajar
lempar
langkah-langkah
a) Peneliti membuat bentuk permainan bersama-sama dengan guru penjas SMP Negeri 10 Surakarta. b) Peneliti, guru penjas, dan siswa
belajar lempar cakram dan penilaian
merefleksikan
observasi
pembelajaran yang dilakukan.
dari
proses
kegiatan
terhadap
proses
pembelajaran. Ini dimaksudkan untuk 8
2) Peneliti bersama guru penjas menyusun Rencana
Pelaksanaan
d) Guru
Pembelajaran
memberikan
motivasi,
apresiasi,
penjelasan
tujuan
(RPP) materi lempar cakram sesuai
pembelajaran dan indikator yang
dengan materi pada siklus 1.
harus dicapai. e) Guru
b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dilakukan
mengajak
f) Melakukan
di SMP Negeri 10 Surakarta Tahap
dinamis.
dilakukan
dengan
direncanakan
didalam
RPP,
(pos 1) b) Lemar piring plastik (pos 2)
Pelaksanaan tindakan 1 dilakukan
c) Melempar gelang plastik (pos3)
selama dua minggu dengan dua kali Pembelajaran
dalam
statis
a) Lempar simpai dari samping badan
implementasinya adalah sebagai berikut:
pertemuan.
pemanasan
2) Kegiatan Inti
melaksanakan skenario pembelajaran yang telah
menuju
lapangan mangkunegaran.
pada hari sabtu tanggal 10 november 2012
pelaksanaan
siswa
d) Lempar cakram dengan alat yang
satu
sesungguhnya (pos 4)
minggu diberikan satu kali pertemuan
e) Pada akhir pembelajaran guru penjas
dengan waktu pembelajaran 2 x 40 menit.
memberikan
Pelaksanaan
dengan
dengan melakukan rangkaian gerak
memberikan pembelajaran penjas dengan
lempar cakram, setiap siswa diberi
menggunakan model aktivitas sirkuit yang
dua
berisikan tentang gerak dasar melempar.
melempar.
tindakan
Pelaksanaan pembelajaran
dari pada
1
masing-masing siklus
1
kepada
kesempatan
siswa
untuk
3) Penutup
sebagai
a) Melakukan
berikut:
pendinginan
(coolingdown)
1) Kegiatan awal
b) Evaluasi pembelajaran yang telah
a) Guru menyiapkan peralatan/media
dilakukan. c) Siswa berdo’a, kemudian kembali ke
pembelajaran, seting letak dan alat. b) Guru
kali
tes
menyiapkan
pertanyaan
untuk
pertanyaanmengelaborasi
sekolahan. c.
Observasi Tindakan
respon siswa.
Hasil
c) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan pembelajaran
memulai dengan
kemudian mempresensi.
proses berdo’a
observasi
tersebut
adalah: 1) Proses Tindakan Pertemuan pertama pembelajaraan lempar cakram berjalan cukup baik. 9
Guru sudah menyampaikan materi
terkadang tidak fokus. Lemparan
dan
sering kali jatuh tidak jauh.
memberi
contoh
didalam
mengajar. Namun masih banyak
4) Identifikasi Penyebab Terkendalanya
siswa gerakannya masih salah dalam
Tindakan
melakukan gerak dasar awalan, saat
Kendala
melempar, maupun gerak lanjut.
diidentifikasi penyebabnya. Dalam
Pada gerak awalan ada 18 siswa
satu lapangan digunakan dengan
yang
gerak
sekolah lain dalam waktu yang
melempar ada 20 siswa yang salah,
bersamaan. Konsentrasi yang tidak
dan pada gerak lanjut ada 19 siswa
fokus,
yang masih salah.
langsung siswa dari sekolah lain
masih
salah,
pada
2) Pengaruh Tindakan Pembelajaran
yang
karena
dengan
yang menggunakan
dihadapi
siswa
materi
Lemparan
yang
kurang
dikarenakan
menarik
minimal yang ditentukan.
siswa.
Siswa
menjadi semangat dan antusias untuk
tidak
jauh
model aktivitas sirkuit ternyata lebih perhatian
dapat
melihat
berbeda. hal
adanya
ini jarak
5) Persoalan Lain yang Timbul
mengikuti permainan yang diberikan
Kegiatan belajar mengajar (KBM)
oleh
Perbaikan-perbaikan
yang di mulai pada jam ke 3-4 yaitu
gerakan sudah bisa mulai diamati
jam 08.30-10.00, pada kondisi cuaca
menjadi lebih baik meskipun tidak
yang panas membuat siswa cepat
semuanya mengalami peningkatan.
merasa lelah dan ingin segera selesai
guru.
3) Kendala
dalam
Implementasi
d. Refleksi Tindakan
Tindakan
Berdasarkan hasil observasi
Beberapa kendala yang muncul yang
pada
dihadapi
melakukan refleksi sebagai berikut:
ketika
pelaksanaan
tindakan. Pertemuan pertama, siswa cenderung
sulit
peneliti
1) Pada pertemuan pertama, indikator yang tercantum dalam RPP belum
kegiatan. Masih ada siswa yang
sepenuhnya tercapai, namun telah
ngobrol
ini
menunjukan hasil yang lebih baik.
disebabkan karena siswa melihat
Terbukti dengan hasil rekap nilai
peneliti dan temen-temannya yang
dimana siswa yang nilainya sudah
membantu hal ini dirasa siswa
mencapai KKM bertambah 4 siswa.
kurang biasa. Konsentrasi siswa
2) Model pembelajaran menggunakan
teman
di
pertama,
awal
dengan
diatur
tindakan
hal
model
aktivitas
sirkuit
dalam 10
proses
pembelajaran
yang
mengacu
pada
tindakan
diterapkan oleh peneliti dan guru
diterapkan
lebih menarik dan menyenangkan
menerapkan model aktivitas sirkuit
bagi siswa sehingga proses belajar
untuk meningkatkan kemempuan
mengajar dapat berlangsung lebih
lempar cakram
baik.
kesulitan yang meningkat.
3) Pelaksanaan mengajar
proses
telah
sesuai
belajar dengan
dalam
yang
PTK,
yaitu
dengan tingkat
2) Mempersiapkan alat-alat yang akan dipergunakan
dalam
permainan
rencana pelaksanaan pembelajaran
untuk membantu pembelajaran dan
(RPP).
menyiapkan formasi penataan alat
4) Hasil dari rekap nilai psikomotor, afektif,
dan
kognitif
sudah
menunjukan
peningkatan.
Walaupun
menunjukan
yang lebih menarik. 3) Menyusun lembar observasi. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan
tindakan
peningkatan tetapi belum sesuai
dilakukan pada hari sabtu tanggal 17
dengan target capaian pada siklus
november 2012, di SMP Negeri 10
1. Maka peneliti harus melanjutkan
Surakarta,
pada pertemuan berikutnya dengan
dilaksanakan selama 2 x 40 menit.
perbaikan-perbaikan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan
pada
pertemuan selanjutnya.
Setiap
tatap
muka
melaksanakan skenario pembelajaran
5) Untuk lebih meningkatkan hasil
yang telah direncanakan didalam RPP,
lemparan yang lebih jauh, guru
implementasinya
akan menentukan jarak minimal
berikut:
lemparan.
adalah
sebagai
1) Kegiatan awal a) Guru menyiapkan peralatan/media
2.
Siklus 1 Pertemuan 2
a.
Perencanaan Tindakan
pembelajaran, seting letak dan alat. b) Guru
Berdasarkan dari analisis dan refleksi pada pertemuan pertama, maka
perencanaan
tindakan
menyiapkan
pertanyaan
c) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan
1) Guru dan peneliti bersama-sama
pembelajaran
rencana
pembelajaran
pelaksanaan
(RPP)
mengelaborasi
respon siswa.
berikutnya adalah sebagai berikut:
membuat
untuk
pertanyaan-
memulai dengan
proses berdo’a
kemudian mempresensi.
dengan 11
d) Guru
memberikan
motivasi,
apresiasi, tujuan
Pada siklus 1 pertemuan kedua, guru
pembelajaran dan indikator yang
menjalankan skenario yang ada di
harus dicapai.
dalam RPP, siswa semakin tertarik
e) Guru
penjelasan
mengajar
siswa
menuju
lapangan mangkunegaran. f) Melakukan
pemanasan
dengan
permainan
yang
telah
masing-masing jaraknya ditentukan. statis
dinamis.
Siswa
Antusias
dalam
dalam
pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
2) Pengaruh Tindakan
a) Lempar simpai dari samping badan
Pembelajaran
semakin
menarik
dengan jarak yang telah ditentukan
minat siswa karena lebih menantang,
(pos 1)
dengan
b) Lempar piring plastik dengan jarak yang ditentukan (pos 2)
yang ditentukan (pos 3)
sesungguhnya (pos 4)
siswa
3) Kendala
lebih
dalam
Sering
lebih antusias
Implementasi
ragu-ragu
melaksanakan
e) Pada akhir pembelajaran guru penjas kepada
permainan,
dalam kurang
percaya diri. Walaupun lemparan
siswa
sudah banyak yang mendekati jarak
dengan melakukan rangkaian gerak
minimal tetapi lemparan masih datar
lempar cakram, setiap siswa diberi
tidak menbentuk sudut 45 derajat,
dua
sehingga masih ada siswa yang
kali
tes
menantang
yang
Tindakan
d) Lempar cakram dengan alat yang
memberikan
permainan
dalam pembelajaran.
c) Lempar gelang plastik dengan jarak
kesempatan
untuk
melempar.
lemparannya dekat.
3) Penutup
4) Identifikasi Penyebab Terkendalanya
a) Melakukan
pendinginan
(coolingdown)
dilakukan.
sekolahan.
5) Persoalan Lain yang Timbul Kondisi lapangan yang harus berbagi dengan
Observasi tindakan
adalah:
kurang memberikan pujian pada siswa, tidak ada pemberian reward.
c) Siswa berdo’a, kemudian kembali ke
Hasil
Tindakan Guru kurang memberi motivasi,
b) Evaluasi pembelajaran yang telah
c.
1) Proses Tindakan
observasi
tersebut
sekolah
lain,
sehingga
tempat untuk melakukan permainan kurang leluasa. 12
d. Refleksi Tindakan Berdasarkan hasil pada siklus 1 pertemuan kedua tersebut, peneliti
Hasil
Diukur dan
belajar
diamati pada saat
lempar cakram
6
21,45%
17
60,74%
proses melakukan gerakan lempar cakram dan hasil
melakukukan analisis dan refleksi
lempar cakram
sebagai berikut: 1) Pada siklus 1 pertemuan kedua indikator belun
pencapaian terpenuhi
memang
tetapi
ada
Berdasarkan diskripsi tabel 2 pada akhir siklus 1 dapat dilihat 17 siswa sudah
mencapai
KKM.
Angka
ini
peningkatan yang lebih baik lagi.
menunjukan 60.74% dari jumlah siswa di
Terbukti dengan hasil rekap nilai
kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta
dimana siswa yang nilainya sudah
telah
mencapai KKM bertambah 7 siswa.
mencapai target capaian yaitu 80%. Maka
2) Pelaksanaan mengajar
proses
telah
belajar
sesuai
tuntas.
Presentase
ini
belum
proses tindakan dilanjutkan ke siklus 2.
dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran
3.
Siklus 2 Pertemuan 1
(RPP)
a.
Perencanaan Tindakan
3) Untuk meningkatkan rasa percaya
Perencanaan tindakan sebagai
diri pada siswa, sebelum dan pada
berikut:
saat
1) Peneliti dan guru berkolaborasi
pembelajaran
berlangsung
guru memberi motivasi, reward,
membuat
dan pujian.
pembelajaran
4) Hasil dari rekap nilai psikomotor, afektif,
dan
menunjukan
kognitif,
sudah
peningkatan
yang
baik. Seperti terlihat dalam tabel 5. Tabel 5. Deskripsi Hasil Pengamatan
rencana
dengan
mengacu
pada tindakan yang diterapkan berdasarkan apa yang telah terjadi pada siklus 1. 2) Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan
dalam
Ketuntasan Hasil Belajar Lempar
menggunakan
Cakram Pada Siklus I
sirkuit.
Survei Awal
pelaksanaan
pembelajaran
model
aktivitas
3) Menyusun lembar observasi.
Siklus I
b. Pelaksanaan Tindakan
Aspek yang
Jumlah Presentase Jumlah Presentase
diukur
siswa ketuntasan siswa ketuntasan yang
yang
tuntas
tuntas
Cara Mengukur
Tindakan
pada
siklus
2
pertemuan pertama dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 24 november 2012. Pembelajaran dilaksanakan selama 2 x 13
40
menit.
tindakan
Urutan
tersebut
pelaksanaan
adalah
e) Pada akhir pembelajaran guru penjas
sebagai
memberikan
berikut:
siswa
lempar cakram, setiap siswa diberi
a) Guru menyiapkan peralatan/media
dua
pembelajaran, seting letak dan alat. menyiapkan
pertanyaan-
dan
siswa
dengan
guru
a) Melakukan
menyiapkan
memulai
pembelajaran
pendinginan
dengan
b) Evaluasi pembelajaran yang telah
proses
dilakukan.
berdo’a
c) Siswa berdo’a, kemudian kembali
kemudian mempresensi.
ke sekolahan.
memberikan
apresiasi,
penjelasan
c.
Observasi Tindakan
tujuan
Hasil
observasi
pembelajaran dan indikator yang
adalah:
harus dicapai.
1) Proses Tindakan
mengajar
siswa
menuju
lapangan mangkunegaran. f) Melakukan
untuk
(coolingdown)
c) Peneliti
motivasi,
kesempatan
3) Penutup
respon siswa.
d) Guru
kali
melempar.
pertanyaan untuk mengelaborasi
e) Guru
kepada
dengan melakukan rangkaian gerak
1) Kegiatan awal
b) Guru
tes
pemanasan
tersebut
Pertemuan pertama pada siklus 2 proses tindakan berjalan dengan
statis
dinamis.
lancar dan baik. Siswa semakin senang dan semangat mengikuti
2) Kegiatan Inti
pembelajaran, motivasi untuk bisa
a) Melakukan gerakan melempar simpai dari samping badan ke arah sasaran sebuah bola (pos 1) b) Melakukan gerakan melempar piring
sangat tinggi. 2) Pengaruh Tindakan Kemempuan
siswa
dalam
melempar cakram diamati semakin
plastik dengan sasaran kardus (pos
meningkat
2)
pertemuan sebelumnya, motivasi
c) Melakukan
gerakan
dibanding
dengan
melempar
dan antusiasme untuk bisa lebih
gelang plastik ke arah pos di
tinggi. Siswa banyak yang berusaha
depannya (pos 3)
melakukan
d) Melakukan rangkaian gerakan lempar cakram dengan alat yang
permainan
dengan
serius dan siswa tertarik untuk mencoba dan mencoba lagi.
sesungguhnya (pos 4) 14
3) Kendala
dan
Implementasi
tidak
Tindakan
pada
waktu
pembelajaran berlangsung.
Siswa yang merasa sudah lulus pada
serius
siklus
1
kurang
4) Siswa yang dirasa masih kesulitan
serius
pada pertemuan ini harus lebih
mengikuti pembelajaran, walaupun
diperhatikan lagi oleh guru.
tetap mendapat nilai kriteria tuntas,
5) Guru dan peneliti memberikan
tapi hasil yang diperoleh pada
reward bagi siswa yang dapat
siklus 2 kurang maksimal.
melakukan gerakan dengan benar,
4) Identifikasi
Penyebab
meskipun reward hanya dengan
Terkendalanya Tindakan
sebuah pujian.
Karena merasa sudah bisa, dan beranggapan pasti lulus pada tiap
4.
Siklus 2 Pertemuan 2
pertemuan siswa menjadi kurang
a.
Perencanaan Tindakan
serius.
Perencanaan tindakan sebagai berikut:
d. Refleksi Tindakan Berdasarkan
pada
hasil
1) Peneliti dan guru berkolaborasi
observasi pada siklus 2 pertemuan
membuat
pertama tersebut, peneliti melakukan
pembelajaran
analisis dan refleksi sebagai berikut:
pada tindakan yang diterapkan
1) Pelaksanaan
belajar
berdasarkan apa yang telah terjadi
dengan
pada siklus 1.
mengajar
proses
telah
sesuai
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
indikator
pencapaian
yang
tercantum
didalam
RPP
banyak
sekali
menunjukan
peningkatan yang lebih baik lagi.
pelaksanaan
dengan
mengacu
2) Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan
2) Pada siklus 2 pertemuan pertama,
rencana
dalam
menggunakan
pembelajaran
model
aktivitas
sirkuit. 3) Menyusun lembar observasi. b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan
pada
siklus
2
Terbukti dengan hasil rekap nilai
pertemuan kedua dilaksanakan pada
dimana siswa yang nilainya sudah
hari sabtu tanggal 01 desember 2012.
mencapai KKM bertambah 4 siswa.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut
3) Guru harus selalu memperhatikan siswa, karena masih ada siswa yang
adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan awal
15
a) Guru menyiapkan peralatan/media
diberi dua kali kesempatan untuk
pembelajaran, seting letak dan alat. b) Guru
menyiapkan
pertanyaan-
melempar. 3) Penutup
pertanyaan untuk mengelaborasi
a) Melakukan
respon siswa.
(coolingdown)
c) Peneliti
dan
siswa
dengan
guru
menyiapkan
memulai
pembelajaran
dengan
b) Evaluasi pembelajaran yang telah
proses
dilakukan.
berdo’a
c) Siswa berdo’a, kemudian kembali
kemudian mempresensi. d) Guru
ke sekolahan.
memberikan
motivasi,
pendinginan
apresiasi,
penjelasan
c.
Observasi Tinakan
tujuan
Hasil
observasi
pembelajaran dan indikator yang
adalah:
harus dicapai.
1) Proses Tindakan
e) Guru
mengajar
siswa
menuju
lapangan mangkunegaran. f) Melakukan
statis
dinamis.
dengan
telah
lancar.
berjalan Guru
Siswa juga dapat dikondisikan gerakan
melempar
simpai ke sasaran cone (pos 1) b) Melakukan
tindakan
menyampaikan materi dengan baik.
2) Kegiatan Inti a) Melakukan
Pertemuan kedua pada silkus 2 proses
pemanasan
tersebut
menggunakan
model
aktivitas
melempar
sirkuit sangat menarik perhatian
piring plastik melewati tali yang
dari siswa. Semua siswa mengikuti
melintang di atas (pos 2)
pembelajaran dari awal sampai
c) Melakukan
gerakan
dengan baik, pembelajaran dengan
gerakan
melempar
gelang plastik dan memasukan ke ting
atau
patok
yang
telah
disiapkan (pos 3) d) Melakukan
rangkaian
akhir kegiatan 2) Pengaruh Tindakan Peningkatan kemampuan lempar cakram
gerakan
model
dengan
menggunakan
pembelajaran
aktivitas
lempar cakram dengan alat yang
sirkuit telah diamati dan dapat
sesungguhnya (pos 4)
meningkatkan
e) Pada
akhir
pembelajaran
guru
melempar
kemampuan cakram.
Selain
penjas memberikan tes kepada
psikomotor yang meningkat, afektif
siswa dengan melakukan rangkaian
dan kognitif juga semakin baik.
gerak lempar cakram, setiap siswa 16
3) Kendala
dalam
Implementasi
3) Guru dan peneliti memberikan reward
Tindakan
kepada siswa yang telah melakukan
Konsentrasi pembelajaran sedikit
gerakan melempar dengan benar.
terpacah karena kondisi cuaca yang
4) Pada siklus 2 pertemuan kedua,
panas serta angin yang kencang
indikator pencapaian yang tercantum
sehingga
didalam RPP menunjukan banyak
banyak
siswa
yang
kondisi badannya kurang fit. 4) Identifikasi
sekali peningkatan yang lebih baik.
Penyebab
Terbukti dengan hasil rekap nilai
Terkendaalanya Tindakan
dimana siswa yang nilainya sudah
Kondisi cuaca yang tidak menentu
mencapai KKM bertambah 3 siswa.
panas
disertai
angin
kencang
5) Pemahaman
materi
yang
telah
membuat konsentrasi siswa kurang
dituangkan dalam pengerjaan soal
fokus.
sudah
ada
sedikit
peningkatan
dibanding dengan siklus sebelumnya.
d. Refleksi Tindakan Berdasarkan hasil observasi
6) Kemempuan siswa dalam melakukan
siklus 2 pertemuan kedua tersebut,
gerak melempar cakram meningkat
peneliti
dari 60.74% ketuntasan dari siklus 1
melakukan
analisis
dan
refleksi sebagai berikut:
menjadi 85.74% pada akhir siklus 2.
1) Pelaksanaan proses kegiatan belajar
Hal ini membuktikan bahwa target
mengajar telah sesuai dengan rencana
capaian ketuntasan sudah tercapai,
yang
sehingga
telah
pelaksanaan
dibuat
pada
rencana
pembelajaran
(RPP)
penelitian
sudah
bisa
dihentikan.
siklus 2.
Dengan demikian baik secara
2) Model pembelajaran aktivitas sirkuit
ketuntasan belajar maupun rata-rata
yang diterapkan oleh peneliti dan guru
hasil belajar lempar cakram terjadi
mampu mengatur kondisi kelas VIII B
peningkatan
SMP Negeri 10 Surakarta, sehingga
sehingga dapat disimpulkan bahwa
proses
dengan
belajar
mengajar
serta
yang
sangat
menggunakan
berarti,
model
pemberian materi dapat berjalan lebih
pembelajaran aktivitas sirkuit sangat
maksimal, serta penguatan materi
efektif dalam meningkatkan hasil
yang
belajar lempar cakram.
dilakukan
pada
siklus
2
pertemuan kedua dapat terlaksana dengan baik.
Tabel 3. Deskripsi Hasil Pengamatan Ketuntasan Hasil Belajar Lempar Cakram Pada Siklus 2 17
Survei Awal
B SMP Negeri 10 Surakarta. Peningkatan
Siklus II
dapat dilihat pada gambar 4.
Aspek
diukur
Jumlah Presentase Jumlah Presentase siswa ketuntasan siswa
Cara Mengukur
yang
yang
tuntas
tuntas
Hasil
Diukur dan
belajar
diamati pada saat
lempar
proses
cakram
6
21,45%
Awal-Siklus 2
ketuntasan
17
85,74%
melakukan gerakan lempar
100 80 60 40 20 0
presentase
yang
cakram dan hasil
Awal-Siklus 2
lempar cakram
Berdasarkan hasil diskripsi pada tabel 3 kemampuan lempar cakram kelas
2012/2013
peningkatan. menunjukan
Data 6
siswa
siklus 1
siklus 2
21.45
60.74
85.74
Gambar 1. Grafik Peningkatan Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Lempar Cakram.
VIII B SMP Negeri Surakarta tahun pelajaran
prasik lus
Berdasarkan
gambar
1
dapat
mengalami
dilihat bahwa presentase ketuntasan siswa
pratindakan
pratindakan
semula
21,45%
dengan
meningkat menjadi 60,74% pada siklus 1
presentase ketuntasan 21,45%. Setelah
dan masih meningkat lagi menjadi 85,74%
diadakan
pada akhir siklus 2. Peningkatan ini
tindakan
tuntas
yang
pada
siklus
1
mengalami peningkatan menjadi 17 siswa
merupakan
tuntas
psikomotor, kognitif, dan afektif siswa.
dengan
presentase
ketuntasan
peningkatan
secara
aspek
60,74%. Dan setelah diadakan siklus 2 mengalami peningkatan menjadi 24 siswa tuntas
dengan
presentase
D. Pembahasan
ketuntasan
Pelaksanaan penelitian tindakan
85,74%. Dari jumlah keseluruhan 28
kelas
siswa, masih ada 4 siswa yang belum
meningkatkan hasil belajar lempar cakram,
mencapai KKM.
baik peningkatan kualitas proses maupun
(PTK)
ini
bertujuan
untuk
peningkatan kualtas hasil. Penelitian ini C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus Berdasarkan
hasil
dilaksanakan di kelas VIII B SMP Negeri 10 Surakarta dengan menggunakan model
pengamatan
aktivitas sirkuit. Dengan menggunakan
pada siklus 1 dan siklus 2, terdapat
model
peningkatan kemampuan lempar cakram
lempar cakram yang semula bersifat
pada
monoton dan tidak menyenangkan, akan
siswa
kelas
VIII
aktivitas
sirkuit,
pembelajaran
18
menjadi
menyenangkan
dan
tidak
atau
21,45%
tuntas
dari
jumlah
monoton. Pelaksanaan pembelajaran pada
keseluruhan 28 siswa. Selanjutnya
siklus 1 ini sebenarnya sudah cukup baik,
mengalami peningkatan pada siklus 1
dilihat dari perbaikan pada tindakan 1 dan
menjadi 17 siswa atau 60,74% tuntas
tindakan
peningkatan
dari jumlah keseluruhan 28 siswa, dan
pembelajaran yang maksimal. Terbukti
meningkat menjadi 24 siswa atau
dengan adanya peningkatan siswa dalam
85,74%
hasil
jika
keseluruhan 28 siswa pada siklus 2.
dibandingkan pada hasil pembalajaran
Dengan demikian, penelitian tindakan
pada
kelas pada siswa kelas VIII B SMP
2
menunjukan
belajar
lempar
tindakan
dilaksanakan dengan
1
ataupun
tindakan.
sebelum
cakram,
sebelum
Dibandingkan
diadakan
Negeri
tindakan
tuntas
10
dari
jumlah
Surakarta
keberhasilan
pada
mencapai
siklus
pelaksanaan siklus 1 berdampak positif
Dengan
pada meningkatnya kualitas proses dan
keberhasilan, maka penelitian dapat
hasil lempar cakram. Meskipun demikian
dihentikan
indikator pencapaian yang ditargetkan
berhasil.
belum
tercapai
sehingga
penelitian
2.
tercapainya
kedua.
dan
indikator
dapat
dikatakan
Meningkatnya konsentrasi siswa
dilanjutkan ke siklus 2.
Dengan siswa konsentrasi kepada
Pelaksanaan siklus 2 menunjukan
pembelajaran yang sedang diberikan
peningkatan yang signifikan dibandingkan
hal
dengan siklus 1. Penelitian tindakan kelas
pemahaman siswa terhadap materi
ini sudah terlaksana dengan baik, peneliti
yang dijelaskan oleh guru. Dalam hal
yang
guru
ini guru harus bisa menciptakan
menemukan beberapa hal sebagai temuan
sesuatu yang baru, unik, dan inovatif
pada saat penelitian, antara lain:
dalam
1.
berkerjasama
Meningkatnya
dengan
kemampuan
lempar
ini
akan
pembelajaran,
permainan kemampuan
lempar cakram dapat dilihat dari hasil selama proses belajar siswa dari
meningkatkan
termasuk
didalamnya adalah dalam memilih
cakram Peningkatan
ikut
yang
sesuai
dan
menyenangkan. 3.
Meningkatkan keaktifan siswa Dengan
memanfaatkan
sebelum tindakan hingga akhir siklus
permainan yang dibuat dalam bentuk
2. Sebelum adanya tindakan, siswa
pos, berarti guru melakukan usaha
yang
untuk membuat proses pembelajaran
berhasil
mencapai
batas
ketuntasan nilai 75 sebanyak 6 siswa 19
4.
menjadi menarik dan tidak monoton.
diri untuk menerima berbagai bentuk
Guru memancing siswa untuk aktif.
masukan, saran, dan kritikan agar
Meningkatkan
dapat
keterampilan
guru
dalam mengatur dan mengkondisikan kelas.
lebih memperbaiki
kualitas
mengajarnya. 2.
Guru hendaknya lebih inovatif dan kreatif dalam menerapkan metode
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN
dalam
penyampaian
materi
pembelajaran.
SARAN Berdasarkan analisis data yang
3. Dengan
penerapan
model
telah dilakukan dan pembahasan yang
pembelajaran aktivitas sirkuit dalam
telah diungkapkan, diperoleh simpulan
pembelajaran
bahwa
meningkatkan
dengan
menggunakan
model
yang hasil
dapat
belajar
siswa
aktivitas sirkuit, dapat digunakan untuk
dalam gerak lempar, guru hendaknya
meningkatkan kemampuan gerak lempar
mencoba
cakram pada siswa kelas VIII B SMP
pembelajaran
Negeri 10 Surakarta tahun pelajaran
nantinya
2012/2013..
meningkatkan
Penelitian ini memberikan suatu
teknik
dapat
tersebut
Penjas
dalam sehingga
bermanfaat hasil
untuk
belajar
anak
didiknya.
gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses
pembelajaran
tergantung
pada
beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa serta penerapan pendekatan pembelajaran yang digunakan. Berdasarkan
hasil
penelitian,
maka dapat disarankan beberapa hal, khususnya
kepada
para
guru
penjas
sebagai berikut: 1.
Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan materi gerak dasar lempar cakram, menyampaikan materi
DAFTAR PUSTAKA Aunurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: ALFABETA. Azis, S. (2001). Permainan Kecil Di Sekolah Dasar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, depdiknas Dimiyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Garry, A. Carr. (2003). Atletik untuk Sekolah.Ter. Nasution, E. D. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: pustaka Setia.
dengan model aktivitas sirkuit. Selain itu, guru hendaknya mau membuka 20
Hidayatullah, M.F. (2008). Anak Dengan Surakarta: UNS Press
Mendidik Bermain.
Indriana, D. (2010). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: DIVA Press. Kristiyanato, A. (2010). Penelitian Tindakan Kelas Dalam Penddidikan Jasmani & Kepelatihan Olahraga. Surakarta: UNS Pres. Lutan, R. & Suherman, A. (2000). Perencanaan Pembelajaran Penjaskes. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara DIII. Muhajir.
(2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP Kelas VII. Bandung: Ghalia Indonesia Printing.
Mukholid, A. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga & Kesehatan. Surakarta: Yudhistira. Munasifah. (2008). Atletik Cabang Lempar. Semarang: Aneka Ilmu. Pribadi. A .B. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat. Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Roji.
(2007). Pendidikan Jasmani Olaharaga dan Kesehatan untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga
Samsudin. (2008). Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMA/MA. Jakarta: Litera. Sanjaya, W. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group. Saputra,
Y. M. (2001). Dasar-dasar Ketrampilan Atletik, Pendekatan Bermain Untuk SLTP. Jakarta : Depdiknas, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah, Bekerja Sama Dengan Direktorat Jenderal Olahraga.
Sarjono. & Sumarjo (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional. Sukardi.
(2010). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Suprijono, A. (2012). Cooperativ Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Tomoliyus. (2001). Pendekatan Ketrampilan Taktis dalam Pembelajaran Bola Basket. Direktorat jenderal Olahraga.
21