PENERAPAN DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN ASSURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN KASTI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PURWOREJO KECAMATAN BANJARSARISURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Dewi Indah Nur Khasanah Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret Alamat Korespondensi :Ds. Tritih Kulon, RT 04 RW 03, Cilacap Utara, Cilacap Email :
[email protected]
ABSTRACT The purposeof this studywas to determinethe effectiveness ofthe implementation oflearning systemsdesignASSUREtoimprove learning outcomesin the game ofbaseballto hit the ballinthe fourth gradeelementary schoolstudentsPurworejoBanjarsariSurakartadistrictin the school year2011/2012. This study usesclassroom Action ResearchorClassroomActionResearch.The experiment was conductedin two cycles, eachcycleconsisting offourphases: planning, action, observationand reflection. Subjectsin this study weregrade IVElementary SchoolDistrictPurworejoBanjarsariSurakartaacademic year2011/2012, amounting to 30 studentsconsistingof 16boys and14girlsstudents. Data sourcesare fromteachers and students. The data collection techniqueis totestandobservation. The validity ofdata usingtriangulationstechniquemethods. The data wereobtained throughobservationsby researchersand collaboratorsduring the learning processtakes place. The datais the result ofstudent learningin hitting the ballobtainedthroughobservation sheetscoveringthe cognitive,the affectiveandpsychomotordomains. Data analysisin this study useda comparative descriptiveanalysisusingpercentagetechniquetoseetrendsin learning activities. Based on the resultsobtainedthe conclusionthat:1)the application ofsystems designASSURElearningcan improvelearning outcomesto hit the ballinthe fourth gradeelementary schoolstudentsPurworejoDistrictBanjarsariSurakarta, wherelearning outcomesprasiklusthefirst cycleand fromcycle I tocycle IIobtaineda significant improvementthatstudents who passtheprasiklusare11 studentsor 36, 67%later in thecycle increasedthecompletecategoryis 16or 53students, 33%, and on the second cycleincreased to25 studentsor83.33%. 2)Most of thestudents agreedwith the implementation oflearning systemsdesignASSURE. The conclusion of this study show that the implementation design of ASSURE learning system can improve student baseball striking achievement of SDN Purworejo Grade IV Banjarsari, Surakarta, and Academic Year 2011/2012. Keywords:strike ball, baseball, ASSURE learning system design
1
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penerapan desain sistem pembelajaran ASSURE untuk meningkatkanhasil belajar memukul bola dalam permainan kasti pada siswa kelas IVSD Negeri Purworejo Kecamatan Banjarsari Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Research. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Purworejo Kecamatan Banjarsari Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 16 siswa putra dan 14 siswa putri.Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan tes dan observasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi metode. Data penelitian ini diperoleh melalui pengamatan oleh peneliti dan kolaborator selama proses pembelajaran berlangsung. Data tersebut merupakan hasil belajar siswa dalam memukul bola yang diperoleh melalui lembar observasi yang meliputi ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis secara deskriptif komparatif dengan menggunakan teknik prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa: 1) penerapan desain sistem pembelajaran ASSURE dapat meningkatkan hasil belajar memukul bola pada siswa kelas IV SD Negeri Purworejo Kecamatan Banjarsari Surakarta, dimana hasil belajar pada prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II diperoleh peningkatan yang signifikan bahwa siswa yang tuntas padaprasiklus adalah 11 siswa atau 36, 67% kemudian pada siklus I meningkat dalam kategori tuntas adalah 16 siswa atau 53, 33% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 25 siswa atau 83,33%. 2) Sebagian besar siswa setuju dengan penerapan desain sistem pembelajaran ASSURE. Simpulan penelitian ini adalah penerapan desain sistem pembelajaran ASSURE dapat meningkatkan hasil belajar memukul bola dalam permainan kasti pada siswa kelas IV SD Negeri Purworejo Kecamatan Banjarsari Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Kata kunci: memukul bola, permainan kasti, desain sistem pembelajaran ASSURE
2
menciptakan
PENDAHULUAN
pembelajaran
yang
akan
diberikan kepada siswa, sehingga tercipta Dewasa ini dengan perkembangan
pembelajaran yang aktif bagi siswa, atau
situasi dan kondisi sosial, ekonomi, dan
menyenangkan tanpa meninggalkan tujuan
aktivitas masyarakat, mengakibatkan adanya
pembelajaran tersebut, karena pada dasarnya
kecenderungan kesibukan orangtua dalam
tugas utama guru penjasorkes di Sekolah
mencari kebutuhan hidupnya, dampak dari
Dasar adalah mengemas semenarik mungkin
kecenderungan tersebut diantaranya adalah
pembelajaran
semakin banyak anak-anak yang kurang
karakteristik dan perkembangan anak-anak
mendapat perhatian. Sebenarnya peran dan
Sekolah Dasar. Model pembelajaran yang
tugas orangtua dalam membesarkan anaknya
sesuai
adalah bagaimana memberikan fasilitas dan
Sekolah
mengakomodasi
anak
menggunakan model pembelajaran yang
melalui kegiatan bermain dapat terpenuhi.
penekanannya pada aspek bermain, karena
Oleh karena itu, perlu adanya peran serta
bermain merupakan bagian dari kehidupan
dari guru penjasorkes terhadap hal tersebut.
anak dan dengan bermain mereka bisa
Guru penjasorkes harus mampu memberikan
belajar berbagai macam hal.
segala
keinginan
pelayanan aktivitas gerak bagi peserta
denganmenyesuaikan
dengan Dasar
Dari
karakteristik salah
anak
satunya
usia
dengan
berbagaidesain
sistem
didiknya karena melalui kegiatan bermain
pembelajaran yang ada, desain pembelajaran
dalam suatu permainan maka keinginan
ASSUREmerupakan
anak untuk memperoleh manfaat dengan
pembelajaran sederhana, mudah dipelajari
bergerak,
dan
berfantasi,
berimajinasi,
dapat
memanfaatkan
bergembira, dan berkreasi sesuai dengan
teknologi.Guru
minatnya dapat terpenuhi.
merencanakan,
Untuk
dapat
memberikan
salah
harus
satu
desain
media
dan
menganalisis,
mendesain,
menyajikan
pembelajaran semenarik mungkin dengan
pelayanan sesuai dengan kebutuhan gerak
menyesuaikan
anak, maka guru penjasorkes harus memiliki
kebutuhan
kemampuan
memodifikasi
(prasarana dan sarana yang dimiliki), dan
keterampilan yang hendak diajarkan sesuai
materi ajar. Partisipasi keaktifan siswa
dengan tingkat perkembangan siswa. Guru
sebagai unsur dalam pembelajaran ini
dituntut harus lebih kreatif, inovatif dalam
haruslah terpenuhi dengan baik. Pemahaman
untuk
pada siswa,
keadaan keadaan
siswa, sekolah
3
dan pengetahuan siswa tentang materi yang
yang
dipelajari juga menjadi unsur yang tidak
dapatdirumuskan
boleh
pelaksanaan
Bagaimanakah penerapan desain sistem
pembelajaran ini karena sangat penting bagi
pembelajaran ASSURE untuk meningkatkan
siswa.
hasil
diabaikan
dalam
Dari hasilanalisis di SD Negeri Purworejo,diketahui pembelajaran
pelaksanaan
penjasorkes
secara
menjadi
belajar
pokok sebagai
memukul
penelitian berikut
bola
:
dalam
permainan kasti pada siswa kelas IV SD Negeri Purworejo Kecamatan Banjarsari Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012?
keseluruhan telah berjalan. Namun dalam
Berdasarkan
permasalahan
yang
sub pokok bahasan permainan bola kecil
telah disampaikan di atas, tujuan penelitian
khususnya materi permainan kastimasih
ini adalahmengetahui efektivitas penerapan
banyak siswa yang belum maksimal hasil
desain sistem pembelajaran ASSURE untuk
belajarnya.Dari jumlah 30 siswa, hanya 11
meningkatkanhasil belajar memukul bola
siswa atau 36, 67% yang nilainya diatas
dalam permainan kasti pada siswa kelas IV
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan 19
SD Negeri Purworejo Kecamatan Banjarsari
siswa atau 63, 33% nilainya masih dibawah
Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.
KKM, dengan KKM 70. Berangkat
Kasti merupakan salahsatu olahraga
dari
tersebut
yang digemari oleh kalangan anak-anak
diperlukan usaha dari guru untuk dapat
yang dilakukan secara beregu. Waryati,
meningkatkan
Sulistyo,
hasil
hal
belajar
memukul
dan
Soetarti
(1993:105)
boladalam permainan kasti bagi siswa kelas
menjelaskan bahwa ”Kasti merupakan jenis
IV
Kecamatan
olahraga permainan dengan menggunakan
Banjarsari Surakarta. Dasar pemikiran inilah
bola kecil atau permainan bola kecil”.
yang menjadi alasan penerapan desain
Menurut sejarah, kasti merupakan salah satu
pembelajaranASSURE untuk meningkatkan
cabang olahraga permainan yang sangat
hasil
dalam
populer di Indonesia, jauh sebelum zaman
permainan kasti bagi siswa kelas IV
penjajahan Jepang bahkan pada zaman
SDNegeri Purworejo Kecamatan Banjarsari
Belanda juga sudah dikenal masyarakat.
SD
Negeri
belajar
Purworejo
memukul
bola
Surakarta. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan
Dalam permainan kasti terdapat teknik permainan yang harus dikuasai oleh para
pemain.
MenurutWaryati
dkk 4
(1993:111) bahwa teknik dalam permainan
sebuah proses yang mendorong terjadinya
bola kasti dibagi menjadi empat macam
perubahan disposisi dan kapabilitas siswa”.
yaitu:
cara
melempar
bola,
Belajar merupakan sebuah proses dari yang
memukul
bola.
belum bisa menjadi bisa, yang belum tau
Selaras dengan pendapat tersebut dalam sub
menjadi tau, sehingga adanya pengalaman
pokok memukul bola menurut Waryati, dkk
dalam proses belajar. Pribadi. B. A.
(1993:121) ada tiga cara antara lain pukulan
(2009:6) menyatakan bahwa “belajar adalah
melambung jauh, pukulan mendatar, dan
suatu
pukulan merendah. Ada pendapat lain
seseorang agar memperoleh kompetensi
mengenai cara memukul bola menurut
berupa keterampilan dan pengetahuan yang
Subarjah (2007) yaitu: pukulan dari bawah,
diperlukan”.
pukulan mendatar, dan pukulan dari atas.
Gredler yang dikutip oleh Winataputra
Menurut dua pendapat di atas dapat
(2007:5) bahwa “belajar adalah proses yang
disimpulkan bahwa cara memukul bola
dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan
dalam permainan kasti dibedakan menjadi
aneka ragam kompetensi, keterampilan dan
tiga, yaitu memukul bola melambung
sikap”. Dari penjelasan di atas dapat
jauh/pukulan dari bawah, memukul bola
disimpulkan
mendatar/pukulan mendatar, dan memukul
sebuah proses yang dilakukan dengan sadar
bola merendah/pukulan dari atas.
untuk
menangkap
berlari, bola,
dan
kegiatan
yang
dilakukan
Sedangkan
bahwa
meningkatkan
menurut
belajar
oleh
Bell-
merupakan
kemampuan
atau
Dari empat teknik dasar permainan
kompetensi pribadi. Sehingga akan terjadi
kasti yang harus dikuasai oleh siswa, guru
perubahan dalam hal pola pikir dan
wajib menganalisis kemampuan awal siswa
tindakan
sehingga
dimilikinya.
pada
akhirnya
guru
dapat
memberikan solusi dalam pembelajaran.
karena
Pembelajaran
dimaknai
sebagai
proses,
yang dilakukan secara sadar oleh siswa
sesuatu. Guru memberi fasilitas belajar
untuk
baru
siswa dan siswa mempelajarinya, dalam hal
ataupun pengalaman hasil belajar. Ini
ini pembelajaran berpusat pada siswa,
selaras dengan pendapat Gagne yang di
pembelajaran adalah proses konstruktif
kutip oleh Pribadi. B. A. (2011:12) yang
tidak
menyatakan bahwa “belajar merupakan
pengajaran” (Agus Suprijono, 2008:11-13).
kemampuan
hanya
perbuatan
yang
Karena proses belajar adalah sebuah proses
mendapatkan
cara,
pengalaman
mekanis
mempelajari
seperti
pada
5
Kemudian
ahli
(2009:131)
lain,
Yatim
menyatakan,
Riyanto
pembelajaran
sangat
penting
untuk
“Pembelajaran
diperhatikan oleh seorang guru dalam
adalah upaya membelajarkan siswa untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Jika
belajar”. Dari beberapa pendapat di atas
pembelajaran
dapat
prinsip yang benar, maka akan diperoleh
disimpulkan
bawa
pembelajaran
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
proses
meningkatkan
kualitas
belajar peserta didik.
pada
prinsip-
hasil belajar yang optimal.
guru untuk memfasilitasi belajar siswa sebagai
didasarkan
Proses
pembelajaran tidak akan
efektif dan memenuhi tujuan bila guru tidak mempunyai metode maupun model belajar
Banyak teori dan prinsip-prinsip
yang tepat bagi siswa-siswanya. Selain
belajar dalam pembelajaran diantaranya
metode dan model pembelajaran, guru juga
menurut
harus
Nasution
yang
dikutip
oleh
dapat
mendesain
pembelajaran
H.J.Gino, dkk (1998:51) dalam Kristiyanto
dengan desain sistem pembelajaran yang
A. (2001:125) bahwa “perubahan akibat
efektif.
belajar
merupakan kerangka proses pembelajaran
tidak
pengetahuan,
hanya
mengenai
melainkan
juga
jumlah dalam
yang
Karena
akan
desain
dilaksanakan
pembelajaran
dan
untuk
kecakupan, kebiasaan, sikap, pengertian,
mencapai tujuan yang telah di rencanakan.
penyesuaian
diri,
Hal ini selaras dengan pendapat Gagnon
pendeknya
mengenai
minat,
penghargaan, aspek
dan Collay dalam Pribadi. B. A (2009:58)
organisme atau pribadi seseorang”. Menurut
yang menyatakan bahwa “desain adalah
Wina Sanjaya yang dikutip oleh Kristiyanto
keseluruhan, struktur, kerangka atau outline,
A. (2010:125) menyatakan bahwa salah satu
dan urutan dari kegiatan”. Yatim Riyanto
diantara berbagai macam prinsip yang harus
(2009:20) juga berpendapat bahwa “desain
diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan
sebagai
pembelajaran yaitu berpusat pada siswa.
mencangkup
Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono
menganalisis,
(2006:42) salah satudari berbagai prinsip
mengimplementasikan,
yang harus diperhatikan dalam pengelolaan
evaluasi. Kemudian istilah desain dimaknai
kegiatan
sebagai sistem yaitu desain pembelajaran
pembelajaran
segala
yaitu
keaktifan
prosedur
terorganisasi
langkah-langkah
yang dalam
mengembangkan, dan
mengadakan
siswa. Berdasarkan dua pendapat tersebut
merupakan
pengembangan
sistem
dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip
pembelajaran dan pelaksanaannya yang 6
meliputi prasarana, sarana, media, prosedur
penyampaian pesan dan informasi sehingga
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
dapat memperlancar dan meningkatkan
(Yulaelawati. E. 2009:58). Dari definisi
proses dan hasil belajar.
tersebut dapat disimpulkan bahwa desain sistem
pembelajaran
dalam
proses
Penerapan desain ASSURE terhadap permainan
kasti
dengan
menggunakan
sistematik yang dilakukan oleh guru atau
media pembelajaran audio visual ternyata
pelaksana
memberikan
pembelajaran
dengan
peningkatan
yang
cukup
menerjemahkan prinsip-prinsip belajar dan
signifikan. Aktivitas
pembelajaran
yang
jelas terpantau oleh peneliti dan guru penjas
kemudian
dikarenakan penerapan desain ASSURE
kegiatan
pada proses pembelajaran permainan bola
menjadi
dikembangkan
dan
diimplementasikan pembelajaran
rancangan
untuk
dalam mencapai
tujuan
siswa dapat secara
kasti ini.
tertentu. Desain ASSURE merupakan desain
METODE PENELITIAN
pembelajaran yang menciptakan sebuah aktivitas belajar yang efektif. Hal tersebut
Penelitian ini merupakan Penelitian
sependapat dengan Michael Molenda, dkk
Tindakan Kelas.Subjek dalam penelitian
(2005) yang dikutip oleh Pribadi B. A. yang
tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas
mengemukakan bahwa desain pembelajaran
IV
ASSURE dirancang dan dikembangkan
Banjarsari,Surakarta
untuk menciptakan aktivitas pembelajaran
2011/2012,
yang efektif dan efisien, khususnya pada
Dengan komposisi siswa putra: 16 anak dan
kegiatan pembelajaran yang menggunakan
siswa putri: 14 anak. Pengumpulan data
media dan teknologi.
dilakukan melalui observasi dan tes.
SD
Negeri
Purworejo
Kecamatan
Tahun
Pelajaran
yang berjumlah
30
siswa.
Desain pembelajaran akan lebih
Teknik pengumpulan data aktivitas
efektif dan memberikan hasil yang lebih
belajar siswa diperoleh melalui lembar
baik jika didukung oleh media pembelajaran
observasi
yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
berlangsung.Sedangkan
Menurut Azhar Arzad (2009:25-27) salah
kemampuan memukul bola dilakukan pada
satu
akhir
fungsi
dari
penggunaan
media
pembelajaran adalah untuk memperjelas
selama
proses
pembelajaran
pemberian
pembelajaran.Menurut
tes
Ismaryati
(2008) pada bukunya Tes dan Pengukuran 7
Olahraga menjelaskan bahwa tes merupakan
sikap siswa saat pembelajaran berlangsung,
instrument atau alat yang digunakan untuk
dan ranah psikomotor yang yang dinilai dari
memperoleh informasi tentang individuatau
unjuk kerja melakukan gerak memukul bola
objek.
dalam permainan kasti. Dalam penilaian Teknik
uji
validitas
data
yang
penjas ketiga ranah tersebut mempunyai
digunakan dalam penelitian ini adalah
nilai yang berbeda, untuk ranah kognitif
triangulasi data, yaitu teknik uji validitas
nilai maksimal 20, ranah afektif nilai
data dengan memanfaatkan sarana di luar
maksimal 30, dan ranah psikomotor nilai
data untuk keperluan pengecekan dan
maksimal 50 sehingga keseluruhan nilai
pembandingan data. Dalam penelitian ini
total 100.
yaitu data memukul bola dalam permainan
Kondisi awal hasil belajar siswa
kasti, data afektif siswa diambil melalui
kelas IV Sekolah Dasar Negeri Purworejo
pengamatan oleh guru penjas, data kognitif
Kecamatan
siswa
bentuk
pelajaran
mengerjakan soal. Untuk hasil belajar
tindakan
memukul bola adalah gabungan dari ketiga
pembelajaranASSURE sebagai berikut:
aspek
Tabel
diambil
tersebut,
menggunakan
data
yang
diperoleh
diperkuat dengan lembar observasi yang
1.
Penilaian
yang didasarkan pada analisis kuantitatif
Hasil
dengan persentase.
Belajar Memukul
A. Deskripsi Pratindakan Hasil belajar memukul bola dalam permainan kasti meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif yang dinilai melalui tes tulis, ranah afektif diperoleh melalui pengamatan
tahun
2011/2012
sebelum
diberi
penerapan
desain
sistem
Hasil
Belajar
Siswa
dalam
Kondisi Awal
dalam penelitian ini adalah secara deskriptif
HASIL DAN PEMBAHASAN
Surakarta
Memukul Bola Sebelum Tindakan
dilakukan oleh peneliti. Teknik analisis data yang digunakan
Banjarsari
Presentase
Jumlah
Ket
Siswa
36, 67%
11
63, 33%
19
Bola
Tuntas Belum Tuntas
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus 1. Siklus I Pertemuan I a. Perencanaan Tindakan Perencanaan
tindakan,
sebagai
berikut: 8
1) Tim
peneliti
melakukan
analisis
kurikulum
untuk
mengetahui
kompetensi
dasar
yang
akan
disampaikan
kepada
siswa
dalam
b) Siswa melakukan gerakan memukul bola materi pengembangan kerjasama.
3) Penutup a) Penenangan/pendinginan. b) Guru memberikan evaluasi.
pembelajaran penjasorkes. 2) Membuat rencana pembelajaran dengan
c) Berdoa
mengacu pada tindakan (treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu penerapan desain sistem pembelajaran
c. Observasi Tindakan Pengamatan dilakukan pada proses
ASSURE dalam pembelajaran gerakan
pembelajaran
memukul bola dalam permainan kasti.
gerakan
3) Menyiapkan alat yang digunakan untuk
terhadap
dan
dari
beberapa hasil
unsur
observasi
menyimpulkan bahwa : 1) Memukul Bola Melambung Jauh
pengajaran. 4) Menyusun
lembar
pengamatan
Pembelajaran gerakan memukul bola dalam permainan kasti dalam hal ini
pembelajaran.
memukul bola melambung jauh dengan penerapan desain sistem pembelajaran
b. Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan dilakukan dengan
ASSURE berupa gerakan memukul bola
melaksanakan skenario pembelajaran yang
tenis yang digantung serta pembelajaran
telah direncanakan, sebagai berikut :
yang disajikan menggunakan video
1) Pemanasan
membuat siswa cukup tertarik dan ada
a) Guru
mengumpulkan
melakukan
presensi,
siswa, membuka
pelajaran dan memimpin berdoa.
beberapa siswa
yang percaya diri
melakukan gerakan memukul bola. 2) Memukul Bola Mendatar dan Merendah
b) Menjelaskan materi.
Pembelajaran gerakan memukul bola
c) Melihat video pembelajaran.
dalam permainan kasti dalam hal ini
d) Melakukan pemanasan.
memukul bola mendatar dan merendah dengan
2) Inti Pelajaran a) Siswa melakukan gerakan memukul bola
materi
keterampilan.
pengembangan
penerapan
desain
sistem
pembelajaran ASSURE berupa memukul bola secara berpasangan yang disajikan melalui video pembelajaran membuat 9
siswa cukup tertarik dan ada siswa yang
c) Guru menambah intensitas siswa
sangat percaya diri melakukan gerakan
melakukan gerakan memukul bola.
memukul bola.
d) Guru memberikan perhatian khusus pada siswa yang kemampuan gerak memukulnya masih rendah.
d. Refleksi Tindakan Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
1) Keberhasilan guru/siswa: Siswa
sangat
menarik
2. Siklus I Pertemuan II
senang
Berdasarkan karena
menggunakan
dari
lebih
pertemuan
video
tindakannya adalah sebagai berikut:
pembelajaran dan kompetisi bermain.
pertama,
refleksi
maka
pada
perencanaan
1) Membuat RPP dengan mengacu pada
2) Kendala yang dihadapi guru/siswa:
pertemuan pertama. Penerapan desain
Karena siswa terlalu banyak bercanda
sistem pembelajaran ASSURE pada
maka banyak siswa yang kurang paham
pertemuan
melakukan
peningkatan namun untuk indikator
gerakan
memukul
bola
dengan gerakan dengan benar.
hasil
kendala-kendala
sudah
ada
capaian dalam siklus I belum tercapai
3) Rencana Perbaikan: Berdasarkan
pertama
maka pengemasan pembelajaran pada pengamatan
dalam
dan
pertemuan ini dibuat lebih menarik lagi.
pembelajaran
2) Menyiapkan desain yang digunakan
pada pertemuan pertama maka perlu ada perbaikan-perbaikan
pada
pertemuan
berikutnya, antara lain :
untuk proses pembelajaran. 3) Menyusun
lembar
pengamatan
pembelajaran.
a) Guru memberi penekanan dan arahan kembali
kepada
siswa
saat
pembelajaran berlangsung. b) Dalam penyampaian materi guru
b. Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang
menjelaskan dengan jelas kepada
telah direncanakan, sebagai berikut :
siswa bagaimana cara melakukan
1) Pemanasan
gerakan memukul bola yang benar.
10
a) Guru
mengumpulkan
melakukan
presensi,
siswa, membuka
pelajaran dan memimpin berdoa.
berkurang dan menuju ke arah gerakan yang benar. 2) Memukul Bola Mendatar dan Merendah
b) Menjelaskanmateri.
Siswa senang dan antusias mengikuti
c) Melihat video pembelajaran.
pembelajaran
d) Melakukan pemanasan.
beberapa siswa kurang baik melakukan
2) Inti Pelajaran a) Siswa
melakukan
ada
gerakan
kurang menekuk siku saat memukul
materi
bola dan kurang ada ayunan tangan saat
bola
pengembangan kompetitif.
memukul
masih
pukulan mendatar kebanyakan siswa
memukul
b) Siswa
walaupun
memukul tapi dibanding pertemuan
melakukan bola
gerakan
mendatar
dan
sebelumnya sudah ada peningkatan gerak menuju ke arah yang benar.
merendah materi pengembangan kebugaran jasmani.
d. Refleksi Tindakan
3) Penutup
Adapun keberhasilan dan kegagalan
a) Penenangan/pendinginan.
yang terjadi pada pertemuan kedua adalah
b) Guru memberikan evaluasi.
sebagai berikut:
c) Berdoa.
1) Keberhasilan guru/siswa: Gerakan
Pengamatan dilakukan pada saat terhadap
menunjukan
perubahan beberapa siswa sudah dapat
c. Observasi Tindakan
proses pembelajaran
siswasudah
beberapa
melakukan gerakan dengan cukup baik. 2) Kendala yang dihadapi guru/siswa:
unsur gerakan dan dari hasil observasi
Kendala yang dihadapi yaitu ada siswa
menyimpulkan bahwa :
yang ragu-ragu melakukan gerakan, ada
1) Memukul Bola Melambung Jauh
siswa yang tidak jujur menyampaikan
Siswa senang dan antusias mengikuti
hasil pukulan.
pembelajaran walau masih ada beberapa
3) Rencana Perbaikan:
siswa yang kurang baik melakukan
a) Guru memberi arahan kepada siswa
pukulan tapi ada peningkatan dari
untuk percaya diri saat melakukan
pertemuan pertama kesalahan siswa
gerakan memukul bola.
11
b) Guru memberikan penanaman sikap kepada siswa agar siswa jujur dalam pembelajaran. Hasil belajar memukul bola siswa dalam permainan kastimerupakan gabungan antara
Gambar 1.DiagramDeskripsiHasil BelajarSiswa dalam Memukul BolaPada Siklus I 3. Siklus II Pertemuan I a. Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan, sebagai
nilai kognitif, afektif, dan psikomotor.
berikut:
Kondisi siswa kelas IV Sekolah Dasar
1) Analisis kurikulum
Negeri Purworejo Kecamatan Banjarsari
2) Membuat rencana pembelajaran dengan
Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 setelah
mengacu pada tindakan (treatment)
siklus I diberikan melalui penerapan desain
yang diterapkan dalam PTK.
sistem
pembelajaran
ASSURE
sebagai
berikut: Tabel
3) Menyiapkan alat yang digunakan untuk pengajaran.
2.
Hasil
Belajar
Siswa
dalam
Memukul Bola Setelah Siklus I
4) Menyusun
lembar
pengamatan
pembelajaran.
Kondisi Siklus I Penilaian
Hasil
Presentase 53, 33%
Jumlah
Ket
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan
Siswa 16
b. Tahap pelaksanaan
Tuntas
melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut :
Belajar Memukul
46, 67%
14
Bola
Belum
1) Pemanasan
Tuntas
a) Guru
mengumpulkan
melakukan
Jumlah Siswa
Hasil Belajar Memukul Bola
presensi,
siswa, membuka
pelajaran dan memimpin berdoa. b) Menjelaskan materi. c) Melihat video pembelajaran. d) Melakukan pemanasan.
30 25 20 15 10 5 0
2) Inti Pelajaran Melakukan Pra Siklus
Siklus I
gerakan
memukul
bola
dalam permainan kasti yaitu :
12
a) Siswa
melakukan
memukul
gerakan
bola
materi
dirimelakukan gerakan memukul bola.
pengembangan keterampilan. b) Siswa melakukan gerakan memukul bola materi pengembangan kerjasama.
d. Refleksi Tindakan
3) Penutup
Adapun
keberhasilan
dan
a) Penenangan/pendinginan.
kegagalan
b) Guru melakukan evaluasi.
pertemuan pertama adalah sebagai
c) Berdoa.
berikut:
yang
terjadi
pada
1) Keberhasilan guru/siswa: c. Observasi Tindakan Pengamatan dilakukan pada proses
pembelajaran
terhadap
Penerapan
desain
pembelajaran
ASSURE
siswa
karena
lebih
sangat
senang
sistem
beberapa unsur gerakan dan dari
menarik
hasil
penayangan video pembelajaran
observasi
menyimpulkan
menggunakan
bahwa :
dan
1) Memukul Bola Melambung Jauh
pembelajaran memukul bola.
Siswa cukup tertarik dan ada siswa
yang
melakukan
bekerjasama
bagi
2) Kendala
siswa
yang
dalam
dihadapi
guru/siswa:
memukul
Kendala yang dihadapi yaitu
bola. Pembelajaran yang disusun
siswa mulai bosan mengerjakan
guru cukup menarik siswa saling
soal, ada beberapa siswa putra
mengoreksi kesalahan teman lain
yang meminta sepak bola.Sudah
sehingga
cukup banyak siswa yang paham
lebih
gerakan
baru
pengetahuan
baik
dari
siswa
pertemuan
sebelumnya.
melakukan
gerakan
memukul
bola.
2) Memukul Bola Mendatar dan
3) Rencana Perbaikan:
Merendah
Berdasarkan hasil pengamatan dan
Siswa cukup tertarik dan ada
kendala-kendala
siswa
pembelajaran
yang
sangat
percaya
pertama
dalam pada
maka
pertemuan perlu
ada 13
perbaikan-perbaikan
pada
pertemuan berikutnya, antara lain : a) Guru memberi arahan kepada siswa untuk melakukan semua
3) Menyiapkan alat yang digunakan untuk pengajaran. 4) Menyusun
lembar
pengamatan
pembelajaran.
kegiatan pembelajaran baik saat
melakukan
gerakan
memukul bola ataupun saat mengerjakan kepada siswa
soal
kognitif
yang
mulai
bosan mengerjakan soal. b) Guru melakukan pendekatan
b. Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut : 1) Pemanasan a) Guru
mengumpulkan presensi,
siswa,
bahwa pembelajaran memukul
melakukan
membuka
bola yang diberikan untuk
pelajaran dan memimpin berdoa.
penelitian selain itu gerak
b) Menjelaskan materi.
dalam permainan kasti juga
c) Melihat video pembelajaran.
ada dalam silabus dan harus
d) Melakukan pemanasan.
disampaikan.
2) Inti Pelajaran Melakukan gerakan memukul bola dalam permainan kasti yaitu:
4. Siklus II Pertemuan II a. Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan, sebagai berikut:
melakukan
memukul
gerakan
bola
materi
pengembangan kompetitif.
1) Analisis kurikulum 2) Membuat
a) Siswa
rencana
b) Siswa pembelajaran.
memukul
melakukan bola
gerakan
mendatar
dan
Penerapan desain sistem pembelajaran
merendah materi pengembangan
ASSURE pada pertemuan pertama sudah
kebugaran jasmani.
ada peningkatan namun untuk indikator
3) Penutup
capaian dalam siklus I belum tercapai
a) Penenangan/pendinginan.
maka pengemasan pembelajaran pada
b) Evaluasi
pertemuan ini dibuat lebih menarik lagi.
c) Berdoa .
14
Siswa antusias untuk segera mencoba
c. Observasi Tindakan Pengamatan dilakukan saat proses pembelajaran gerakan
terhadap
dan
beberapa
dari
hasil
unsur
observasi
gerakan memukul bola, selain dengan penayangan video proses pembelajaran juga
dirancang
menarik
dengan
menyimpulkan bahwa :
dikompetisikan. Gerakan siswa juga
1) Memukul Bola Melambung Jauh
sudah menunjukan perubahan siswa
Pada pertemuan kedua siswa melakukan
banyak yang sudah dapat melakukan
gerakan memukul bola melambung jauh
gerakan dengan cukup baik.
sesuai perintah guru, dengan bola tenis
2) Kendala yang dihadapi guru/siswa:
siswa mulai bisa menggunakan bola
Kendala
yang
pembelajaran
sebenarnya
untuk
melakukan
yang
dihadapi
yang
yaitu
dikompetisikan
lemparan bawah dengan pembelajaran
membuat siswa saling mengalahkan
yang disusun guru.
kadang ada siswa yang memarahi
2) Memukul Bola Mendatar dan Merendah
temannya karena regunya kalah, ini
Pembelajaran memukul bola mendatar
disebabkan kurangnya penanaman sikap
cukup lancar siswa melakukan dengan
oleh guru karena sebelum tindakan
baik sesuai perintah guru. Melakukan
pembelajaran tidak dikompetisikan.
pukulan ke arah teman dan siswa
3) Rencana Perbaikan:
terakhir melempar ke sasaran dengan
Berdasarkan
pembelajaran
kendala-kendala
yang
dikompetisikan
hasil
pengamatan
dalam
dan
pembelajaran
maka siswa sangat tertarik dengan bola
pada pertemuan kedua maka perlu ada
kasti dan bola tenis siswa mulai bisa
perbaikan-perbaikan
menggunakan bola yang sebenarnya.
berikutnya, antara lain :
Sudah cukup banyak siswa yang baik
a) Guru memberi arahan bahwa tujuan
melakukan lemparan.
dari
pada
pertemuan
pembelajaran
bukanlah
kemenangan, agar siswa tidak saling d. Refleksi Tindakan Adapun keberhasilan dan kegagalan
menyalahkan
tetapi
dengan
pembelajaran yang dikompetisikan
yang terjadi pada pertemuan kedua adalah
diharapkan
siswa
bisa
saling
sebagai berikut:
kerjasama untuk meraih kemenangan
1) Keberhasilan guru/siswa:
regunya, selain itu diharapkan siswa 15
dapat sportif, jujur dan percaya diri
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar
saat melakukan proses pembelajaran.
Siklus
Hasil belajar memukul bola siswa dalam
Hasil belajar memukul bola dari
permainan kasti merupakan gabungan antara
keadaan siswa pada pra siklus 36, 67%
nilai kognitif, afektif, dan psikomotor.
mengalami peningkatan menjadi 53, 33%
Kondisi siswa kelas IV Sekolah Dasar
pada siklus I dan pada siklus II kembali
Negeri purworejo Kecamatan Banjarsari
meningkat menjadi 83, 33%.
Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 setelah
Hasil Belajar Memukul Bola
siklus II melalui penerapan desain sistem,
Tabel 3. Hasil
Belajar
Siswa
dalam
Memukul Bola Setelah Siklus II Kondisi Siklus II Penilaian
Hasil
Presentase
Jumlah
Pra Siklus I Siklus II Siklus
Siswa
83, 33%
25
16, 67%
5
Bola
Tuntas
Gambar 3. GrafikPersentase Ketuntasan Hasil BelajarSiswa dalam Memukul Bola
Belum SIMPULAN DAN SARAN
Tuntas
Hasil Belajar Memukul Bola Jumlah Siswa
100% 80% 60% 40% 20% 0%
Ket
Belajar Memukul
Hundreds
pembelajaran ASSURE sebagai berikut:
Berdasarkan
analisis
data
hasil
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yaitu meliputi data kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor dapat disimpulkan sebagai
30
berikut:
20
Penerapan desain sistem pembelajaran
10 0
ASSUREuntuk meningkatkan hasil belajar Pra Siklus Siklus I
Siklus II
Gambar 2. DiagramDeskripsi Hasil BelajarSiswa dalam Memukul BolaPada Siklus II
memukul bola dalam permainan kasti pada siswa
kelas
IVSekolah
Dasar
Negeri
Purworejo Kecamatan Banjarsari Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
Dari hasil 16
penelitian menunjukkan bahwa siswa yang tuntas pada kondisi awalhanya 11 siswa atau 36, 67% kemudian pada siklus I meningkat menjadi 16 siswa yang tuntas atau 53, 33% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 25 siswa yang tuntas atau 83, 33%. Saran bagi guru penjasorkes Sekolah Dasar, untuk meningkatkan hasil belajar memukul bola dalam permainan kasti gunakanlah desain sistem pembelajaran
__________, (2011). Model ASSURE untuk Mendesain Pembelajaran Sukses. Jakarta:Dian Rakyat. Riyanto, Y. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Subarjah, H. (2007). Permainan Kecil di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Universitas Terbuka. Suprijono, A. (2008). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azhar, A. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta:Rajawali Pers.
Waryati S, Sulistyo W. & Soetarti. (1993). Pendidikan Permainan Kecil. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Peningkatan Mutu Guru SD Setara D-II dan Pendidikan Kependidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Winataputra, U. S. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Departemen Pendidikan Nasional. FKIP UNS (2012). Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: UNS Press.
Yulaelawati, E. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi Teori dan Aplikasi. Jakarta: Pakar Raya.
ASSURE.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. Ismaryati, (2008). Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: UNS PRESS Kristiyanto, A.(2010). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan Jasmani & Kepelatihan Olahraga. Surakarta: UNS Press. Pribadi, B. A. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.
17