Anita's Personal Blog | Supaya Foto Tidak Blur Copyright anita handayani
[email protected] http://anitanet.staff.ipb.ac.id/fotografi-photography/supaya-foto-tidak-blur/
Supaya Foto Tidak Blur Supaya Foto Tidak Blur
Perhatikan gambar diatas, bagian sisi kanan subjek sangat blur.
Biasanya, kesalahan fotografer pemula adalah salah memperhitungkan shutter speed (kecepatan rana) sehingga foto menjadi blur.
Tip's supaya Foto tidak Blur:
1.
page 1 / 5
Anita's Personal Blog | Supaya Foto Tidak Blur Copyright anita handayani
[email protected] http://anitanet.staff.ipb.ac.id/fotografi-photography/supaya-foto-tidak-blur/ Setting kecepatan rana Anda terlalu lambat dibandingkan dengan rentang lensa (focal length) lensa Anda. Pada umumnya, supaya foto Anda tidak blur akibat getaran tangan kita, rumusnya adalah Speed (kecepatan rana) haruslah sama dengan 1/rentang fokal lensa. Rumus ini berlaku hanya buat Kamera Full Frame yang tidak memakai lensa berkode IS.
Contoh, bila Anda mengambil foto dalam rentang fokal 100mm, maka Anda memerlukan kecepatan rana 1/100) untuk Kamera Full Frame. Contoh Kamera Full Frame yaitu Canon 5D Mark II, Canon 6D.
Bila Anda mengambil foto dengan lensa 100mm, maka Anda memerlukan kecepatan rana 1/160 untuk Kamera TIDAK Full Frame yang tidak memakai lensa berkode IS (didapat dari 100mm X 1,6) untuk mencegah blur. Konversi sebesar 1,6 ini hanya berlaku buat Kamera merk Canon. Untuk Kamera merk Nikon, Pentax dan Sony nilai konversinya sebasar 1,5 sedangkan Kamera merk Olympus nilai konversinya adalah 2. Contoh Kamera Canon yang Tidak Full Frame adalah Canon 40 D, Canon 7D. Mengapa harus dikonversi sebab kamera tidak full frame sebagian besar menggunakan sensor yang lebih kecil. Sensor ini bervariasi antara kamera yang satu dengan yang lainnya.
Mengapa semakin besar rentang fokalnya, Anda harus mengunakan kecepatan rana yang lebih cepat? hal ini dikarenakan semakin besar rentang fokal, maka semakin sensitif sensor dalam menangkap getaran.
2. Gunakan Teknik Panning. Benda yang Anda foto bergerak cepat, sehingga kecepatan rana (speed) pun harus mengikuti cepatnya gerak subjek foto tersebut. Gunakan teknik panning, sambil menekan shuter ikuti obyek yang bergerak. Contohnya, untuk membekukan gerakan pemain basket orang orang berlari, minimal Anda memerlukan 1/500. Untuk penari dan penyanyi, biasanya shutter speed 1/200 cukup, dan untuk foto manusia yang tidak bergerak 1/60 biasanya cukup baik.
3. Aktifkan Fitur Stabilizer Teknologi kamera digital pada saat ini telah mengenal fitur stabilizer yang akan membantu menstabilkan komponen kamera dari getaran atau gerakan kecil. Pada saat ini ada dua jenis teknologi stabilizer, yaitu yang ditanamkan pada lensa seperti fitur IS (Image Stabilizer) pada Canon dan VR (Vibration Reduction) pada Nikon. Dan yang ditanamkan pada body kamera seperti pada body kamera Olympus dan Sony Alpha. Periksa lensa dan kamera Anda apakah ada fitur seperti ini dan kemudian aktifkan. Namun perlu diingat fitur ini bekerja dengan efektif ketika kamera dipegang dengan tangan (handheld), apabila ditaruh di bidang solid atau menggunakan tripod fitur ini malah tidak bekerja dengan baik. Sekali lagi cek manual lensa dan body kamera untuk lebih memahami fitur ini pada peralatan fotografi milik Anda. IS -> kependekan dari "Image Stabilizer". Teknologi peredam getar pada lensa yang memungkinkan lensa menstabilkan getaran tangan yang bisa menyebabkan foto shaking. Kemampuan IS biasanya diukur dengan stop rating, di mana semakin tinggi angka ratingnya, semakin baik kemampuan IS lensa tersebut dalam menstabilkan getaran. Misalnya yang tadinya Anda harus mengunakan speed (kecepatan rana) 1/200, tapi dengan bantuan teknologi ini (Teknologi IS = Image Stabilization), Anda bisa mengunakan speed (kecepatan rana) 1/100 atau 1/60.
4. Posisi Tangan atau tubuh. Percaya atau tidak, cara termudah dan termurah untuk menghindari foto menjadi blur atau goyang adalah dengan memperbaiki posisi tangan dan tubuh kita pada saat memotret apabila tidak menggunakan alat bantu seperti tripod. Genggam kamera dengan mantap tapi tetap nyaman di jari dan telapak tangan serta pergelangan tangan. Kemudian biasakan tempel siku ke badan. Hal ini akan membuat posisi lengan seolah-olah menjadi tripod dengan bertumpu pada badan kita. Dengan cara seperti ini maka kamera “tidak akan menggantung”. Last but not least, posisi badan jangan terlalu membungkuk ke depan, malah ada beberapa fotografer yang cenderung menarik torso (pinggang ke atas) agak ke belakang sehingga titik pusat gravitasi tubuh lebih terjaga dan stabil. Beberapa fotografer memiliki cara dan gaya sendiri dalam menghandle kamera, temukan gaya dan cara Anda sendiri namun pastikan kamera dalam posisi stabil dan nyaman. Teknik memegang kamera adalah seperti gambar dibawah ini:
page 2 / 5
Anita's Personal Blog | Supaya Foto Tidak Blur Copyright anita handayani
[email protected] http://anitanet.staff.ipb.ac.id/fotografi-photography/supaya-foto-tidak-blur/
5. Teknik pernafasan. Dengan menahan nafas saat mengambil gambar, dan memposisikan tubuh dengan rapat atau menyender di dinding, bisa membantu mengurangi getaran yang menghasilkan blur.
6. Tekan setengah shutter sebelum tekan penuh karena umumnya lensa akan memfokus pada jarak terjauhnya. Tekan tombol dengan halus dan perlahan-lahan, jangan kasar. Tempatkan siku kanan pada dada agar mendapatkan topangan yang lebih kokoh. Sedikit tekankan kamera pada muka kalau Anda membidik lewat viewfinder.
page 3 / 5
Anita's Personal Blog | Supaya Foto Tidak Blur Copyright anita handayani
[email protected] http://anitanet.staff.ipb.ac.id/fotografi-photography/supaya-foto-tidak-blur/
7. Gunakan tripod, monopod, remote shutter release atau fitur Timer, bila memaksa tidak adanya alat tambahan sandarkan body kamera pada bidang yang rata, tekan tombol sambil tahan napas :)
Alat fotografi yang sudah sangat dikenal ini membantu kamera berada dalam posisi stabil selama proses pengambilan gambar. Apabila Anda menggunakan pilihan shutter speed yang lambat maka tripod cukup membantu agar kamera tidak shake selama shutter terbuka. Pada contoh ekstrem ketika menggunakan pilihan shutter speed yang sangat lambat, maka sudah semestinya ketika menggunakan Tripod maka seharusnya Anda menggunakan remote shutter release atau paling tidak dengan menggunakan fitur Timer di kamera Anda. Kenapa? Mari kita asumsikan Anda menggunakan shutter speed 30 detik, maka Anda tentu perlu menggunakan tripod agar selama 30 detik tersebut kamera berada dalam keadaaan statis. Namun yang Anda lakukan setelah memilih shutter speed Anda menekan tombol shutter dengan menggunakan jari, hal ini akan berakibat terjadi vibrasi pada kamera karena terjadi kontak fisik dengan jari yang menekan shutter. Karena itu disarankan Anda menggunakan remote shutter release (alat untuk menekan tombol shutter tanpa menyentuh kamera) baik yang wireless atau wired. Apabila Anda tidak memiliki alat ini, cara termudah adalah dengan menggunakan fitur Timer di kamera sehingga Anda tidak perlu menekan tombol shutter. Dengan demikian tidak terjadi vibrasi yang diakibatkan jari Anda menekan tombol di kamera.
8. Pilih bukaan diafragma kecil (angka besar, mis f/5.6 keatas) akan membuat Foreground bahkan Background tetap tajam sama dgn objek yg difokuskan. Kalau utk foto landscape, umumnya keseluruhan gambar harus tajam, jadi harus pakai bukaan diafragma kecil (angka besar) karena untuk foto landscape Depth of Fieldnya (DOF) harus lebar, semakin kecil diafragma, DOF semakin lebar.
9. Untuk mendapatkan gambar sunset terekspos, ukurlah (metering) langsung keatas matahari (jangan langsung ke matahari). Jika anda ingin gambar pemandangan ini tampak diambil setengah jam kemudian, tinggal kurangi satu exposure compensation-nya.
page 4 / 5
Anita's Personal Blog | Supaya Foto Tidak Blur Copyright anita handayani
[email protected] http://anitanet.staff.ipb.ac.id/fotografi-photography/supaya-foto-tidak-blur/
Sumber: Hasil Kursus Fotografi di Canon School Jakarta dan berbagai sumber.
page 5 / 5