SUNARDI, PLB FIP UPI, 2010
RUANG LINGKUP BAHASAN
•Gambaran umum •Konsep dasar •Karakteristik •Teknik •Asesmen •Penerapan
Gambaran umum Asumsi dasar • Perilaku itu dipelajari • Perilaku maladaptif merupakan hasil belajar yg keliru. • Perilaku maladaptif dpt diubah melalui proses belajar. • Tujuan utamanya menghilangkah tingkah laku yg salah suai dan menggantikannya dgn tingkah laku baru.
• Pendekatan yg berkembang pesat dan sangat populer.
• Mengapa? Sederhana, praktis, logis, mudah dipahami dan diterapkan, dapat didemonstrasikan, menempatkan penghargaan khusus pada kebutuhan anak, dan adanya penekanan perhatian pada perilaku yg positif.
KONSEP DASAR MODIFIKASI • Perubahan, merubah, memperbaiki, membuat sesuatu yg sudah ada menjadi berbeda / lebih baik.
PERILAKU • Aktivitas, aksi, kinerja, respons, / reaksi • Tindakan sederhana / simple action • Dapat diobservasi / can be overt (observable) • Dapat tersembunyi / can be covert (not directly observable) • Perilaku tersembunyi harus disimpulkan dari respon-respon terbuka / covert behavior must be inferred from overt responses.
www.mhhe.com/mayfieldpub/sarafino/presentations/ch01.ppt
• Merupakan semua aktivitas yg merupakan reaksi thd lingkungan, yg meliputi: • Reaksi motorik: • Bicara, berjalan, belajar
• Reaksi fisiologis • Aktifitas
• Reaksi Kognitif • Bayg an, imaginasi, pikiran
• Reaksi afektif • Perasaan: benci, kecewa, rasa sayg
karakteristik perilaku • Sesuatu yg dilakukan dan dikatakan seseorang. • Perilaku memiliki satu / lebih dimensi yg dpt diukur yaitu frekuensi, durasi & intensitas. • Perilaku dpt diamati, digambarkan, dicatat/direkam, diukur o/ orang lain / pelaku itu sendiri. • Perilaku mempunyai dampak/pengaruh pd lingkungan. • Perilaku mengikuti hukum/lawful prinsip belajar.
Apa yg bukan perilaku ? What is Not Behavior?
• Deskripsi penafsiran dari sifat-sifat kepribadian / interpretive descriptions of a personality trait.
• Label-label diagnostik / diagnostic labels. • Hasil (akibat) perilaku / outcome of behavior.
www.mhhe.com/mayfieldpub/sarafino/presentations/ch01.ppt
Pengertian MODIFIKASI PERILAKU •
Berbagai upaya u/ mengubah perilaku
•
Aplikasi prinsip-prinsip belajar yg teruji secara sistematis u/ mengubah perilaku tidak adaptif menjadi perilaku adaptif
•
Penggunaan secara empiris teknik-teknik perubahan perilaku u/ memperbaiki perilaku melalui penguatan positif, penguatan negatif, dan hukuman.
•
usaha u/ menerapkan prinsip-prinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip psikologi hasil eksperimen pada manusia
Pandangan behaviorist: • Klasik Modifikasi perilaku sebagai penggunaan secara sistematik teknik kondisioning pada manusia u/ menghasilkan perubahan frekuensi perilaku tertentu / mengontrol lingkungan perilaku tersebut. Jika teknik kondisioning diterapkan secara ketat, dgn stimulus, respon dan akibat konsekuensi diharapkan terbentuk perilaku lahiriah yg diharapkan. • Operant Modifikasi perilaku akan terbentuk ketika penguat / pengukuh diberikan berupa reward / punishment. • Behavior Analist Modifikasi perilaku merupakan penerapan dari psikologi eksperimen seperti dalam laboratorium. Proses, emosi, problema, prosedur, semua diukur. Pengubahan perilaku dilaksanakan dgn rancangan eksperimen dibuat dgn cermat. Perilaku dihitung secara cacah u/ mendaparkan data dasar. Variabel bebas dimanipulasi, metode statistik digunakan u/ melihat perubahan perilaku, pengulangan jika perlu dilakukan hingga terjadi perubahan perilaku secara jelas.
PENDAPAT LAIN
• Eysenck : Modifikasi Perilaku adalah upaya mengubah perilaku dan emosi manusia dgn cara yg menguntungkan berdasarkan teori yg modern dalam prinsip psikologi belajar. • Wolpe : Penerapan prinsip-prinsip belajar yg telah teruji secara eksperimental u/ mengubah perilaku yg tidak adaptif, dgn melemahkan / menghilangkannya dan perilaku adaptif ditimbulkan / dikukuhkan • Hana Panggabean : Modifikasi perilaku adalah penerapan dari teori Skinner, sering juga disebut sebagai behavior therapy. Merupakan penerapan dari shaping (pembentukan TL bertahap), penggunaan positive reinforcement secara selektif, dan extinction.
Prinsip Dasar dlm Modifikasi Perilaku • • • •
Respondent / classical conditioning Operant / instrumental conditioning Modeling Cognitive processes
Permatasari (2009) • Reinforcement; Extinction; Punisment; Stimulus control, dan Respondent conditioning
Respondent/classical conditioning • Ivan P Pavlov • Responden/Klasikal kondisioning TL dipelajari dgn memanfaatkan hubungan stimulus dan respon yg bersifat refleks bawaan • Percobaan anjing : makanan, lampu, air liur • No stimulus, no respon • Istilah : respondent dan operant behavior, generalisasi, diskriminasi, extinction, pemulihan spontan (spontaneous recovery), reconditioning.
bedanya •
Respondent Behavior Respon yg diperoleh / dibangkitkan oleh karena adanya stimulus. Hal ini merupakan pandangan dari conditioning classic, S – R yg dikemukakan oleh Pavlov. / lebih tegas lagi dikemukakan oleh Watson “ no stimulus, no respon”. Contoh : menyempitnya mata kalau ada sinar yg tajam, saliva (keluarnya air ludah kalau ada makanan) dan lain sebagainya.
•
Operant Behavior Perilaku yg dikeluarkan tanpa adanya stimulus yg jelas.
Operant conditioning • BF Skinner • Operant conditioning Perilaku tidak diasosiakan dgn stimulus yg dikondisikan, tetapi diasosiasikan dgn respon (respon dianggap sebagai pemberi reinforcment) • Reinforcement & punishment
Operant Conditioning • Faktor penyebab, perilaku, dan konsekuensi yg menegaskan situasi-situasi perilaku /antecedent, behavior, and consequence define behavioral situations
• Perangkat sebelumnya yg menjelaskan alasan terhadap perilaku / antecedents set the occasion for the behavior (segala hal yg
mencetuskan perilaku. Misal, situasi, tempat, /
aktivitas tertentu.
• Perilaku adalah apa yg dilakukan organisme / behavior is what organisms do
• Konsekuensi mempengaruhi peristiwa yg akan datang dari sebuah perilaku / consequence influence the future occurrence of the behavior
Catatan : Konsekuensi juga dapat dianggap sebagai stimulus dari perilaku berikutnya.
Modeling • Modeling adalah belajar melalui observasi tehadap orang lain / modeling is learning through observation of others
• Juga disebut belajar sosial, observasional, vicarious (dialami orang lain), imitatif. / also called social, observational, vicarious, and imitative learning
• Modeling dipengaRuhi oleh observasi dari konsekuensi / modeling influenced by observation of consequences
Modeling • Modeling dapat berupa / modeling can: • Perilaku inisiatif / initiate behavior • Mengajarkan tugas baru /teach new task • Mempengaruhi kecepatan respon / influence response rate • Mengajarkan respon-respon emosional / teach emotional responses
Proses-proses kognitif • Kognisi adalah pikiran / cognition is thought • Pikiran dapat dianggap sbg suatu antecedent tersembunyi / thought can be considered a covert antecedent
• Ketepatan diri terlihat pada terjadinya korelasi positif dgn kemungkinan sukses / self-efficacy appears to be positively correlated with the likelihood of success
Karakteristik MODIFIKASI PERILAKU • Fokus pada perilaku / focuses on behavior • Menekankan pengaruh belajar dan lingkungan / emphasizes influences of learning and the environment
• Mengikuti pendekatan ilmiah / takes a scientific approach
• Menggunakan metode-metode aktif dan pragmatik u/ mengubah perilaku / uses pragmatic and active methods to change behavior
Focus on behavior • Menghindari label-label interpretatif dan sistem diagnostik / avoid interpretive labels and diagnostic systems • Fokus pada perilaku yg berkekurangan / yg berlebihan / focus on behavioral deficits or behavioral excess • Behavioral exceses adalah perilaku target yg negatif (tidak layak) yg ingin dikurangi frekuensi, durasi, / intensitasnya, contohnya: perilaku merokok. • Behavioral deficit adalah aladah target perilaku yg positif (lanyak) yg ingin ditingkatkan frekuensi, durasi, / intensitasnya, contohnya: perilaku gemar membaca.
Prilaku yg berlebihan • stimulasi diri (menatap jari jemari, mengepak-ngepak tangan) • self-abuse (memukul menggigit, mencakar diri sendiri) • tantrum (menjerit, mengamuk) • agresif (menendang, memukul,mencubit, menggigit orang lain) • Dll (Sugiarmin, 2006)
Perilaku yg berkekurangan
bicara (tak bicara, sedikit bicara, membeo) sosial (mengganggap orang sbg benda) sensasi (disangka tuli-buta) bermain (putar-putar roda mobil-mobilan) emosi (hanya bengong ketika dikelitiki, tertawa tidak pada tempatnya) dll
(Sugiarmin, 2006)
TEKNIK-TEKNIK MODIFIKASI PERILAKU • asertivitas • aversi • extinction • satiation • modeling • time out • Token economy
• • • •
Desentizization / SD Exhaustion - kelelahan Imcopatible method Change of environment • Flooding • Hukuman • reinforcement
Istilah lain yg sering ditemukan : • Shaping, chaining, promting, fading, ABA, Discrete trial Training – DDT, thought stoping, respon cost, over control, self control, self management, RET, dsb.
ASERTIVITAS • Suatu kemampuan u/ mengkomunikasikan apa yg diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dgn tetap menjaga dan menghargai hakhak serta perasaan pihak lain. • Dituntut jujur thd dirinya & jujur pula dlm mengekspresikan perasaan, pendapat & kebutuhan secara proporsional, tanpa ada maksud u/ memanipulasi, memanfaatkan / merugikan pihak lainnya.
Asertive training •Latihan mempertahankan diri akibat perlakuan orang lain yg menimbulkan kecemasan, dgn cara mempertahankan hak dan harga dirinya.
AVERSI •Pemberian hukuman positif •Diikuti sikap tegas •Biasanya diikuti prompting •Misal : anak marah – coret-coret tembok diminta u/ menghapus. •Disarankan sebagai opsi terakhir jika teknik behav modification lain tdk efektif.
Aversion therapy • Digunakan u/ menghilangkan kebiasaan buruk., dgn meningkatkan kepekaan klien agar mengganti respond pada stimulus yg disenanginya dgn kebalikan stimulus tersebut, dibarengi dgn stimulus yg merugikan dirinya. Misal: • Homo sex – lihat photo pria telanjang – lantai aliri listrik – gemetaran.
Jenis-jenis prosedur hukuman positif dalam aversif : • Overcorrection • Positive Practice • Restitution – ganti rugi • Contingent Excersice • Guided Compliance – kepatuan terbimbing • Physical Restraint (Pengekangan Fisik)
EXTINCTION Pemadaman • Adalah hilangnya respons. • Tingkah laku yg telah mengalami penguatan, pada beberapa saat/periode waktu tidak lagi diperkuat, dan oleh karena itu, tingkah laku tersebut berhenti u/ muncul. • Extinction terjadi saat: - Sebuah tingkah laku sebelumnya telah diperkuat. - Tidak lagi mengakibatkan penguatan konsekuensi.
Extinction Burst (ledakan ekstensi) • Adalah peningkatan frekuensi, durasi, / intensitas dari tklk yg tidak diperkuat selama proses extinction. • Dampak yg mungkin terjadi : • segera meningkatkan frekuensi, durasi, / intensitas tklk. • Tingkah laku baru mungkin terjadi. • Respon yg emosional / tingkah laku agresif mungkin terjadi.
• Contoh: macetnya mesin kopi
Spontaneous Recovery Munculnya kembali tingkah laku ttt setelah beberapa waktu tidak muncul. kecenderungan alami perilaku u/ terjadi lagi di (dalam) situasi yg serupa dgn situasi dimana extinction belum terjadi
SATIATION kejenuhan • Teknik menghilangkan perilaku yg tidak dikehendaki dgn menghilangkan alasannya. • Alasan tersebut ada pada diri anak. • Misalnya : memberikan perhatian sebelum anak menuntut perhatian / segera mengalihkan kegiatan ke kegiatan lain sebelum bosan. • Dpt juga dgn cara pembosanan. Misal, anak yg suka berteriak-teriak, justru diminta u/ berteriak terus sampai bosan.
Modeling A procedure that presents a sample of a given behavior to an individual to induce that individual to engage in similar behavior (Sebuah prosedur yg menghadirkan contoh perilaku yg diberikan kepada individu u/ mendorong individu u/ terlibat dalam perilaku yg serupa)
• • • •
Belajar imitasi Belajar observasi Belajar sosial Belajar pengalaman
Modeling AGAR EFEKTIF • Gunakan model teman sebaya yg kompeten dalam hal yg akan dimodelkan • Lebih dari 1 model akan lebih baik • Kompleksitas perilaku yg dimodelkan harus sesuai sesuai dgn kemampuan klien • Sertakan aturan-aturan lain • Berikan kesempatan klien melihat perilaku model pada saat menerima reinforcement • Buat model yg didesain dgn benar • Bila perilaku agak kompleks, desain model-model dgn kekompleksannya bertahap • Model hendaknya serealistik mungkin
• Penguatan dalam modeling
Reinforcement by the model
Self reinforcement
Tipe-tipe Modeling •Sensory modeling •Verbal modeling •Live vs Symbolic modeling
Efek-efek Modeling • Efek modeling: respon yg dihasilkan benar-benar baru. • Efek hambatan dan tanpa hambatan: peniruan mungkin dilakukan dgn rasa nyaman / sebaliknya. • Efek Perolehan: respon yg dihasilkan tidak benar-benar baru
Karakteristik Modeling • Kesamaan model, kesamaan karakteristik model dgn pengamat. • Status model, bisa berupa posisi (jabatan) dari model / peran model. • Standar model Jika model yg diamati cukup terhormat, maka pengamat tidak hanya mempertimbangkan perilaku nyata dari model tetapi juga standar performan yg ditunjukkan oleh model.
Faktor yg Mempengaruhi Belajar Modeling
a. Faktor spesies b. Kompleksitas respon c. motivasi
Systematic Desentisization • suatu cara menghapus tingkah laku yg diperbuat secara negatif dgn menyertakan pemunculan tingkah laku yg berlawanan dgn tingkah laku yg hendak dihapuskan secara sistematik. • Salah satu caranya adalah dgn melatih anak maladaptif u/ santai dan mengasosiasikan keadaan santai dgn pengalaman-pengalaman pembangkit kecemasan yg dibayg kan / dievaluasi. • SD in vivo (real) / Imagination (SD-R / SD-I)
Time out
• menyisihkan anak dr lingk / kelompoknya. • Penyisihan dpt dilakukan melalui observasi kontingen, penyisihan exclusion, dan penyisihan seclusion.
Token economy • suatu cara menghapus perilaku maladaptif dgn cara memberikan pemerkuat-2 tertentu yg berupa benda / penguat simbolik lain yg bernilai ekonomis sesuai dgn persetujuan bersama.
Respon cost • yaitu dgn cara memberikan denda dgn mengurangi / memperkecil reinforcement yg akan diberikan bila prilaku yg ditampilkan ternyata tidak sesuai dgn harapan.
SELF CONTROL • dilakukan u/ meningkatkan perhatian pada anak tugas-tugas tertentu. • dilakukan melalui prosedur self assessment, mencatat diri sendiri, menentukan tindakan diri sendiri, dan menyusun dorongan diri sendiri.
PUNISHMENT • POSITIVE PUNISHMENT – PAINFUL STIMULUS • NEGATIF PUNISHMENT – MENGHILANGKAN PEMERKUAT TKLK (yg disenangi anak dan tidak berkaitan langsung dgn tingkah lakunya), misal : dlm kasus anak yg suka melawan orang tua mengurangi uang jajan, tdk boleh nonton TV, setiap kali anak memukuladiknya.
Reinforcement • Reinforcement positif • Reinforcement negatif • Ideosinkratik • Specific reinforcer
TERAPI TINGKAH LAKU
TUJUAN MENDORONG MUNCULNYA PERILAKU yg TEPAT MELALUI BELAJAR
TRITMEN
PENGKONDISIAN KLASIK
PENGKONDISIAN OPERAN
TEKNIK
TEKNIK
FLOODING
AVERSI
DESENSITISASI SISTEMATIK
IN-VIVO
IMAGINAL
EKSTINGSI
TOKEN EKONOMI
PENGHUKUMAN
MODELING
TEKNIK
OBSERVASI
BERTAHAP LAKUKAN
LAKUKAN SENDIRI
IDEN TARGET PRILAKU KETENTUAN BERI TOKEN ATURAN PENUKARAN
TEKNIK-TEKNIK DALAM PENDEKATAN BEHAVIORAISME
Yates (1970) mengemukakan beberapa istilah:
Reciprocal inhibition: suatu prosedur u/ memperkuat hubungan respond baru dgn stimulus yg menimbulkan tingkah laku maladaptive. Extinction: prosedur u/ memperlemah hubungan respond dgn stimulus. (penghapusan)
Systematic desensitization: prosedur eksperimental yg dilaksanakan dgn reciprocal inhibitation dan extinction.
TEKNIK-TEKNIK DALAM PENDEKATAN BEHAVIORAISME Hersher (1970) mengembangkan beberapa teknik dalam reciprocal inhibition (hambatan timbal balik). 1. Desensitization Mengurangkan ketegangan pasien dgn jalan mengajarkan pasien u/ santai
2. Assertive Training Latihan mempertahankan diri akibat perlakuan orang lain yg menimbulkan kecemasan, dgn cara mempertahankan hak dan harga dirinya. 3. Sexual training Digunakan u/ menghilangkan kecemasan yg timbul akibat pergaulan dgn jenis kelamin. Misal u/ penderita impoten --- Bantu dgn wanita lain, / istri yg cemas/takut diraba suaminya – suruh membayg kan samapi kecemasannya hilang.
Systematic Desensitization
4. Aversion therapy Digunakan u/ menghilangkan kebiasaan buruk., dgn meningkatkan kepekaan klien agar mengganti respond pada stimulus yg disenanginya dgn kebalikan stimulus tersebut, dibarengi dgn stimulus yg merugikan dirinya, mislanya muntah. Homo sex – lihat photo pria telanjang – lantai aliri listrik – gemetaran.
5. Cover desensitization Digunakan u/ merawat tingkah laku yg menyenangkan klien tetapi menyimpang, missal homo, alcoholic. Diminta membayg kan prilaku yg menyenangkan tersebut, tetapi pada saat bersamaan diminta pula u/ membayg kan sesuatu yg tidak menyenangkan. Alcoholic – diminta membayg kan minum, saat gelas hampir di mulut – bayg kan ingin muntah.
6. Thought Stopping Efektif digunakan u/ klien yg sangat cemas. Caranya, missal klien ditutup matanya sambil membayg kan dan mengatakan sesuatu yg mengganggu dirinya, missal berkata “saya jahat” – pada saat itu klien memberi tanda, dan terapi kemudian berteriak / berkata keras dan nyaring berkata “berhenti”. Jadi pikiran yg tadi digantikan dgn teriakan terapi, berulang-ulang sampai dirinya sendiri yg bisa menghentikan.
Guthri: Imcopatibel method, exhaustion (meletihkan, melelahkan), dan cange of environment.
ASESMEN •Behavioral assessment & Behavioral analysis •Behavior assessment (murni deskriptif) •Functional assessment mengenai penyebab perilaku bermasalah tersebut : apa yg memicu masalah dan apa konsekuensinya? (S - R – C) --A–B–C
Behavioral Assessment: • identifikasi perilaku yg akan diubah (target behaviors) • Pengambilan data (anamnesis) – wawancara, kuis • Pengukuran data dasar (baseline measure), / fase penilaian perilaku (assessment) – obsrvasi, angket self report, self monitoring of target behavior, role play. • Tiap sesi adalah suatu eksperimen, suatu studi kasus: pengukuran data dasar - prosedur terapi pengukuran followup
Functional assessment • mengenai penyebab perilaku bermasalah Functional Analysis:
• • • • • • •
mengidentifikasi penyebab perilaku bermasalah Social positive reinforcement (R - C) Internal sensory positive reinforcement External sensory positive reinforcement Social negative reinforcement Temukan masalah perilaku (S - R)
PENERAPAN Prinsip dasar • Perilaku yg akan dimodifikasi harus diidentifikasikan dalam bentuk perilaku yg teramati (behavior objective) dan terukur. • Ukuran perilaku ini dijadikan indikator u/ menentukan tolok ukur tercapai tidaknya tujuan intervensi • Prosedur dan teknik intervensi yg dipilih harus diarahkan u/ mengubah lingkungan.
PENERAPAN Prinsip dasar -lanjutan • Metode yg digunakan harus dapat dijelaskan secara logis dan dapat dipahami orang lain • sedapat mungkin teknik yg digunakan dapat diterapkan dalam lingkungan kehidupan seharihari • teknik dan prosedur yg digunakan selalu berdasarkan kepada prinsip psikologi belajar secara umum serta prinsip respondent conditioning dan operant conditioning.
Prosedur pelaksanaan • • • • •
Menetapkan target behavior Asesmen – melalui pendkatan ABC menetapkan teknik intervensi yg dipilih melakukan intervensi merekam kegiatan pelaksanaan intervensi • Mencatat hasilnya • melaporkan hasil
Teknik pelaksanaan
SSR
Learning and the Environment • Perubahan-perubahan perilaku sebagai hasil belajar / behavior changes as a result of learning • Pengubahan situasi yg mendahului dan konsekuensi dapat mengarahkan pada perubahan perilaku / changing antecedents and consequences can lead to behavior change • Pendekatan belajar dapat dibatasi oleh pengaruhpengaruh psikologis dan budaya / learning approach may be limited by physiological and cultural influences
Scientific Orientation • Menggunakan teknik-teknik terapy yg secara empirik tervalidasi / use empirically validated therapy techniques • Hasil-hasil terapy dievaluasi secara objektif / therapy outcomes evaluated objectively
Pragmatic and Active Methods to Change behavior • therapy techniques selected based on effectiveness • some methods based on operant conditioning, respondent conditioning, and modeling research and theory • cognitive methods are based on our understanding of how our thoughts lead to actions •
participants take a more active role in therapy
Early Theory and Research • • • • • •
John Locke (tabula rasa) Pavlov (respondent conditioning) Thorndike John Watson (father of behaviorism) Watson and Rayner (Little Albert) Mary Cover Jones (Peter)
KEMUNCULAN DAN PERTUMBUHAN MODIFIKASI PERILAKU Emergence and Growth of behavior Modification
• •
•
1950s: modifikasi perilaku memperoleh penerimaan / behavior modification gains acceptance 1960s: penerbitan Journal of Applied behavior Analysis / the establishment of the Journal of Applied behavior Analysis 1970s: modifikasi perilaku diperluas pada cakupan kognisi / behavior modification expands to include cognition
Aplikasi-aplikasi efektif dari modifikasi perilaku Effective Applications of behavior Modification • Pengasuhan dan hubungan orang tua – anak / parenting and parent/child relationships Perilaku perlawanan - pertentangan /oppositional behavior Ngompol / bed-wetting • Pendidikan / education Program pembelajaran / programmed instruction PSI Tutor sebaya / peer tutoring Perilaku di kelas / classroom conduct
Effective Applications of behavior Modification (continued)
• Kesehatan dan olahraga / health and sports
• Resiko-resiko kesehatan / health risks • pemenuhan pada tretmen-tretmen / compliance with treatments • Peningkatan tampilan atletik / enhanced athletic performance • Setting pekerjaan / employment settings • Peningkatan produktivitas / increase productivity • Reduksi kehilangan / reduce losses
• Peningkatan kenyamanan / improve safety
Effective Applications of behavior Modification (continued)
• Managemen diri / self-management • Belajar teknik-teknik behavioral u/ mengontrol perilaku diri sendiri / learn behavioral techniques to control own behavior
Jadwal Pemberian Reinforcment
Countinous reinforcment
Fixed
Reinforcment Interval
Variabel Intermitted reinforcment
Fixed
Ratio Variabel