SUMMARY HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN POST OPERASI SEKSIO CAESAREA DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DI RUANG NIFAS RSUD. PROF. DR. Hi. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO
Ikavilia AS Tahuru * Abstrak Tingkat kecemasan pasien post seksio sesarea masih tinggi serta kemampuan mobilisasi pasien masih beragam, ada pada hari ke 2 adapula yang mobilisasi nanti pada hari ke 3. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat kecemasan, kemampuan mobilisasi serta apakah ada hubungan tingkat kecemasan pada pasien post seksio sesarea dengan kemampuan mobilisasi di ruang Nifas RSUD. Prof. DR. Hi Aloe Saboe Kota Gorontalo. Desain penelitian analitik menggunakan Cross Sectional. Populasi seluruh pasien post seksio sesarea yang ada di ruang Nifas. Sampel sebanyak 36 sampel. Teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental Samplingdengan analisa data menggunakan uji statistik Chi Square. Hasil penelitian pada tingkat kecemasan pasien tidak cemas 15 (14,7%), tingkat sedang 6 (16,7%), berat 13 (36,1%) dan tingkat kecemasan berat sekali sebanyak 2 (5,6%), pasien yang mampu mobilisasi ada 26 orang (72,2%), dan 10 pasien (27,8%) yang tidak mampu mobilisasi. Hasil analisis uji statistik Fisher exact didapatkan p = 0,002 (< 0,05) artinya ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan kemampuan mobilisasi. Kesimpulan ada hubungan tingkat kecemasan dengan kemampuan mobilisasi pasien post seksio sesarea, dan disarankan pasien untuk mandiri dan petugas diruang Nifas mampu mengurangi kecemasan dan memotifasi pasien untuk mampu melakukan mobilisasi. Kata Kunci : Kecemasan, Mobilisasi, Seksio Caesarea.
Pendahuluan Seksio sesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus.Pada penelitian sebelumnya oleh Bariah (2010), tentang efektifitas mobilisasi dini terhadap penyembuhan pasien pasca seksio sesarea didapatkan bahwa mobilisasi dini memberikan manfaat untuk penyembuhan pasien pasca seksio sesaria terutama untuk mempercepat involusi alat kandungan dan penyembuhan luka operasi.Kecemasan (ansietas) adalah merupakan respon psikologis yang timbul terhadap stres dan mengandung komponen fisiologis dan psikologis. Kebanyakan ibu pascasalin dengan seksio sesaria merasa khawatir kalau tubuh digerakkan pada posisi tertentu pasca operasi akan mempengaruhi luka operasi yang masih belum sembuh yang baru saja selesai dilakukan operasi, juga dikarenakan rasa nyeri yang dirasakan ibu setelah efek anestesi hilang selain itu banyak prosedur yang harus dilewati ibu untuk sembuh, seperti ambulasi yang sebaiknya pada hari kedua pasien sudah dapat berjalan dengan bantuan, rasa nyeri yang dapat timbul sewaktu-waktu, perawatan luka yang diperiksa setiap hari, menghindari faktor-faktor yang dapat menyebabkan infeksi pada luka, serta keterbatasan ibu dalam melakukan aktifitas seharihari,
hal-hal tersebut yang dapat menimbulkan kecemasan pada pasien post operasi seksio sesarea. Dari uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Post Operasi Seksio Caesarea dengan Kemampuan Mobilisasi di Ruang Nifas RSUD Prof. DR. Hi. Aloe Saboe Kota Gorontalo”. Metode Penelitian Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan diruang Nifas RSUD. Prof. DR. Hi Aloe Saboe Kota Gorontalo, yang terletak di jalan Prof. Aloe Saboe No. 92 Kota Gorontalo. Waktu penelitian dilaksanakan mulai tanggal 15 Mei sampai 29 Mei 2013. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Cross Sectional.Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien post operasi seksio di ruang Nifas RSUD Prof. DR. Hi. Aloei Saboe Sampel dalam penelitian ini sebanyak 36 sampel. Dengan menggunakan teknik Accidental Sampling (Notoatmodjo, 2010). Data dalam penelitian ini dianalisisdengan menggunakan teknik analisa data univariat dan analisis data bivariat. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian Analisis Univariat a. Karakteristik Responden
1) Umur Responden Tabel 4.1 Distribusi Berdasarkan Umur Umur Responden
n
%
19 – 23 3 8,3 24 – 28 16 44,4 29 – 33 10 27,8 34 – 38 3 8,3 39 – 43 3 8,3 44 – 48 1 2,8 Total 36 100 Sumber : Data Primer 2013 Berdasarkan tabel 4.1 diatas terlihat bahwa interval umur responden terbanyak berumur 24-28 tahun sebanyak 16 orang (44,4 %), umur 29-33 tahun sebanyak 10 orang (27,8 %), umur 19-23, 34-38, dan 39-43 tahun masing-masing sebanyak 3 orang (8,3 %), serta responden yang berumur 44-48 tahun sebanyak 1 orang (2,8 %). 2) Hari Post Operasi Pasien Tabel 4.2 Distribusi Berdasarkan Hari Post Operasi Pasien Hari Post Operasi
n
%
Hari 1 31 86,1 Hari 2 5 13,9 Total 36 100 Sumber : Data Primer 2013 Berdasarkan tabel 4.2 diatas terlihat bahwa responden terbanyak post operasi pada hari 1 sebanyak 31 pasien (86,1 %) dan pada hari ke 2 post operasi sebanyak 5 pasien (13,9 %).
3) Paritas dan Riwayat Operasi Sebelumnya Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa responden yang melahirkan anak pertama sejumlah 15 orang (14,7%), anak kedua sejumlah 15 orang (14,7%), anak ketiga sejumlah 5 orang (13,9%), dan kelima sejumlah 1 orang (2,8%), keseluruhan belum pernah melakukan operasi sebelumnya dan operasi seksio merupakan operasi pertama kali yang dilakukan responden yaitu sebanyak 36 orang (100 %). Hasil Analisis Bivariat 1. Tingkat Kecemasan Tabel 4.4 Distribusi Berdasarkan Tingkat Kecemasan Pasien Tingkat Kecemasan
n
%
Tidak cemas 15 41,7 Berat sekali 2 5,6 Berat 13 36,1 Sedang 6 16,7 Total 36 100 Sumber : Data Primer 2013 Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat terlihat bahwa responden yang tidak cemas sebanyak 15 orang (41,7 %), untuk responden yang tingkat kecemasannya berat sebanyak 13 orang (36,1 %), tingkat kecemasan sedang sebanyak 6 orang (16,7 %), dan tingkat kecemasan berat sekali sebanyak 2 orang (5,6 %). 2. Kemampuan Mobilisasi
Tabel 4.5 Berdasarkan Kemampuan Mobilisasi Kemampuan Mobilisasi n % Tidak Ya Total
10 26 36
Dari hasil penelitian dapat dilihat pada tabel diatas bahwa kemampuan responden yang responden yang tidak mampu melakukan mobilisasi sebanyak 10 orang (27,8 %) sedangkan yang mampu melakukan mobilisasi sebanyak 26 orang (72,2 %).
27,8 72,2 100
Sumber : Data Primer 2013 3. Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dengan Kemampuan Mobilisasi Tabel 4.6 Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kemampuan Mobilisasi Pasien Tingkat Kecemasan Tidak Cemas
Kemampuan Mobilisasi Ya Tidak n % n % 15
100
0
Cemas (Sedang, 11 52,4 10 Berat, Berat Sekali) Total 26 72,2 10 Sumber : Data Primer 2013 Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat hubungan antara tingkat kecemasan dengan kemampuan mobilisasi. Dari 36 responden, yang tidak mengalami cemas dan mampu melakukan mobilisasi keseluruhan 15 orang (100 %) sedangkan yang tidak cemas dan tidak mampu melakukan mobilisasi sebanyak 0 (0 %) orang. Adapun responden yang mengalami cemas (Sedang, Berat, Berat sekali) dan mampu melakukan mobilisasi sebanyak 11 orang (52,4 %), sedangkan 10 orang (47,6 %) mengalami cemas tetapi tidak mampu melakukan mobilisasi. Hasil analisis tidak
Total n
Fisher exact p-Value
%
0
15
100
47,6
21
100
27,8
36
100
0,002
memenuhi syarat Chi Square karena terdapat sel yang nilai ekspektasinya kurang dari 5 ada 25 % maka diambil nilai p Value pada uji Fisher exact. Hasil uji Fisher exact menunjukkan bahwa p = 0,002 yang berarti p value < 0,05 yang berarti hipotesis diterima atau menyatakan ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan kemampuan mobilisasi. 2. Pembahasan a. Tingkat Kecemasan Berdasarkan hasil analisis bivariat terlihat bahwa pada pasien yang tidak cemas sebanyak 15 orang (41,7%), untuk responden yang tingkat
kecemasannya berat sebanyak 13 orang (36,1%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 6 orang (16,7%), dan tingkat kecemasan berat sekali sebanyak 2 orang (5,6%). Sesuai pendapat Stuart (2006) bahwa kecemasan dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan yaitu : tingkat kecemasan ringan, sedang, berat, dan berat sekali. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pasien post seksio sesarea diruang Nifas RSUD. Prof DR. Hi Aloe Saboe yang mengalami cemas,sedang, berat dan berat sekali lebih banyak di bandingkan dengan pasien yang tidak mengalami cemas. Pada pasien yang tidak mengalami cemas, menurut asumsi peneliti hal tersebut dapat disebabkan koping ibu ataupun mekanisme pertahanan ego pasien mampu mengendalikan perasaan cemas yang dirasakan, hal ini sesuai teori Freud tentang sublimasi yaitu mekanisme pertahanan ego yang ditujukan untuk mencegah atau meredakan kecemasan dengan cara mengubah dorongan penyebab kecemasan ke dalam bentuk aktifitas positif. Sedangkan pada pasien yang mengalami cemas menurut asumsi peneliti hal tersebut dikarenakan beberapa karakteristik responden yang mendukung seperti umur responden terbanyak 24-28 yang menurut Kaplan dan Sadock (1997) kecemasan dapat terjadi pada semua usia, lebih sering pada usia dewasa dan lebih banyak pada wanita. Sebagian
besar kecemasan terjadi pada umur 21-45 tahun terutama pada saat kondisi hamil hingga post melahirkan, selain itu keseluruhan responden tidak memiliki riwayat operasi sebelumnya dan baru pertama kali melakukan operasi. b. Kemampuan Mobilisasi Dari hasil analisis univariat juga terlihat hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan responden yang yang tidak mampu melakukan mobilisasi sebanyak 10 orang (27,8%). Sedangkan responden yang mampu melakukan mobilisasi sebanyak 26 orang (72,2%). Dari hasil penelitian beberapa pasien yang mampu melakukan mobilisasi menyatakan bahwa mereka lebih ingin cepat sembuh dan lebih ingin beraktifitas cepat meskipun terkadang nyeri masih dirasakan dan juga karena ada dorongan dari keluarga agar mampu melakukan mobilisasi, adapun pasien yang belum melakukan mobilisasi dikarenakan pasien masih merasa takut untuk melakukan aktifitas, akibat nyeri yang dirasakan serta takut bila terjadi robekan pada luka bekas sayatan operasi. Menurut Hoeman (2001) mobilisasi yang aman memerlukan keseimbangan dan kekuatan yang cukup untuk menopang berat badan dan menjaga postur. Berdasarkan hal tersebut peneliti berasumsi bahwa perasaan cemas tidak akan mempengaruhi kemampuan pasien untuk melakukan mobilisasi karena keinginan
pasien yang besar untuk segera sembuh dan itu merupakan hal yang postif ada pada diri pasien, adapun beberapa pasien yang tidak mampu melakukan mobilisasi memerlukan motivasi serta bantuan dari keluarga dan perawat agar dapat bergerak dengan aman dalam melakukan mobilisasi. c. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kemampuan Mobilisasi Berdasarkan hasil penelitian dari 36 responden, yang tidak mengalami cemas dan mampu melakukan mobilisasi keseluruhan 15 orang (100%) sedangkan yang tidak cemas dan tidak mampu melakukan mobilisasi sebanyak 0 (0%). Adapun responden yang mengalami cemas (Sedang, Berat, Berat sekali) dan mampu melakukan mobilisasi sebanyak 11 orang (52,4%), sedangkan 10 orang (47,6%) mengalami cemas tetapi tidak mampu melakukan mobilisasi. Berdasarkan hasil Uji Fisher exact p-value nilai p = 0,002 ( p< 0,05 ) artinya hipotesis diterima atau menyatakan ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan kemampuan mobilisasi. Pasien yang mengalami kecemasan lebih banyak mempengaruhi kemampuan mobilisasi post operasi seksio sesarea, yang mana menurut Stuart (2006) kecemasan merupakan suatu perasaan tidak menentu yang dirasakan terhadap sesuatu yang dapat mengancam diri, adapun menurut Carpenito (2000)
mobilisasi merupakan suatu aspek terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian. Berdasarkan hal tersebut peneliti berasumsi bahwa perasaan cemas yang berlebihan pada pasien akan mempengaruhi keinginan pasien untuk melakukan mobilisasi, dan tentu saja peran keluarga dan perawat sangat di butuhkan untuk mengatasi hal tersebut seperti mengistruksikan pasien untuk rileks dengan terapi relaksasi nafas dalam, istirahat yang cukup, memberikan motivasi agar mampu melakukan aktifitas post seksio sesarea, sebab menurut Carpenito (2000) perlu diketahui bahwa mobilisasi merupakan faktor yang utama dalam mempercepat pemulihan dan dapat mencegah komplikasi pasca bedah seksio sesarea. Penutup a. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pasien post seksio sesarea di Ruang Nifas RSUD. Prof. DR. Hi Aloei Saboe mengalami kecemasan, dari 36 responden, 21 orang (58.4%) yang mengalami tingkatan cemas sedang, berat dan berat sekali. 2. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pasien post seksio sesarea Ruang Nifas RSUD. Prof. DR. Hi Aloei Saboe mampu melakukan mobilisasi
sebanyak 26 responden (72,2%). 3. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menggunakan analisis uji Chi Square dengan menggunakan alternatif nilai p Value pada uji Fisher exact dinyatakan ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan kemampuan mobilisasi pada pasien post seksio sesarea Ruang Nifas RSUD. Prof. DR. Hi Aloei Saboe Kota Gorontalo. b. Saran 1. Bagi pihak RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo agar penelitian ini dijadikan sebagai bahan informasi untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dalam implementasi untuk mengurangi kecemasan dan membantu mobilisasi pada pasien operasi seksio sesarea. 2. Bagi petugas kesehatan yang bertugas di ruang Nifas hendaknya meningkatkan kemampuannya dalam mengurangi kecemasan dan
lebih sering memotifasi pasien untuk melakukan mobilisasi demi membantu mempercepat proses penyembuhan pasien post operasi seksio sesarea. 3. Bagi bidan yang bertugas kiranya dapat memberikan pendidikan kesehatan berupa arahan tentang bagaimana cara mengatasi kecemasan dan prosedur mobilisasi yang baik dan aman bagi pasien sebelum operasi dilakukan. 4. Bagi pasien agar bisa lebih mandiri dalam mengatasi kecemasan yang dirasakan serta mampu melakukan mobilisasi tanpa bergantung pada perawat ataupun keluarga demi membantu mempercepat proses penyembuhan. 5. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat lebih mengembangkan penelitian untuk melihatkemampuan pasien post seksio sesarea dalam mengurangi kecemasan yang dialami, dan tentunya berdasarkan hasil penelitian terbaru, dan dengan informasi terupdate.
DAFTAR PUSTAKA Achadial, Chrisdiono, 2004.Obstetri &Ginekologi.Jakarta : EGC. Atmaja, Dwi, 2012. Bumbata. Co/.../ ketahui 3 jenis Anastesi dan efek sampingnya. Carpenito, 2000. Mobilisasi pada Seksio Sesarea. http://www.bidania.com. diakses tanggal 25 September 2009. F. Gary Cunningham, 2005. Williams Obstetrics Ed. 21.Jakarta : EGC. Hidayat, A. Aziz Alimul, 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Medika. Jakarta : EGC. Hoeman, 2001. Prosedur mobilisasi Pasca Operasi. . http://www.bundociara.com. diakses tanggal 21 Juli 2009. Kaplan & Sadock, 1997. Synopsis of Psychiatry, Behavior Sciences Ed 10. Mochtar, Rustam MpH, 1998. Sinopsis ObstetriEd.2. EGC. Notoatmodjo, Soekijdo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Ed. Revisi. Jakarta : Rineka Cipta. Okwerita. 2010. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini
Pasien Paska Bedah Sesar DiRuangan Kebidanan RSUD Sungai Dareh Tahun 2010. Refika Aditama. Sundari, Sitti. 2005. Kesehatan Mental Dalam Kehidupan. Jakarta : Rineka Cipta. Stuart, 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC. TirtoJiwo. 2012. Bahan Kuliah Anxiety (Kecemasan). Townsend, Mary C, 2009.Nursing Diagnoses in psychiatric nursing care plans and psychotropic medications Ed. 5. Jakarta : EGC. Wilkinson, Judith Buku Saku Keperawatan Ed. 9.
M, 2011. Diagnosis
Yosep, Iyus S.Kp. Msi, 2009. Keperawatan Jiwa Ed. Revisi, Bandung.
MASTER TABEL PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN POST SEKSIO CAESAREA DI RUANG NIFAS RSUD. PROF.Dr.Hi ALOEI SABOE KOTA GORONTALO No.
Nm. Ibu
alamat
Umur
Post. Op
Brp. X op.
Anak Ke
Anastesi
Kemampuan Mobilisasi
skor kecemasan
Tingkat Kecemasan
1
Ny. RI
Agus Salim
28
Hari 1
1
2
An. Spinal
Ya
14
sedang
2
Ny. NR
Bolmut
37
Hari 1
1
3
An. Spinal
Ya
6
tidak cemas
3
Ny. M
Bone Pantai
27
Hari 1
1
1
An. Spinal
Ya
13
sedang
4
Ny. OA
Kel. Moodu
47
Hari 1
1
2
An. Spinal
Ya
6
tidak cemas
5
Ny. LB
Marissa
33
Hari 1
1
2
An. Spinal
Ya
16
sedang
6
Ny. RM
Hutamonu
19
Hari 2
1
1
An. Spinal
Tidak
36
berat sekali
7
Ny. YM
Telaga Biru
29
Hari 2
1
1
An. Spinal
Ya
28
berat
8
Ny. SB
Tenggela
43
Hari 1
1
5
An. Spinal
Tidak
34
berat sekali
9
Ny. SL
Jln. Palma
31
Hari 1
1
2
An. Spinal
Ya
5
tidak cemas
10
Ny. RA
Telaga
34
Hari 1
1
2
An. Spinal
Ya
6
tidak cemas
11
Ny. IP
Pinogaluman
39
Hari 1
1
2
An. Spinal
Ya
5
tidak cemas
12
Ny. YD
Ayula Tilango
33
Hari 1
1
2
An. Spinal
Ya
20
berat
13
Ny. MA
Batudaa
22
Hari 1
1
1
An. Spinal
Ya
14
sedang
14
Ny. D
Telaga Biru
40
Hari 2
1
1
An. Spinal
Ya
14
sedang
15
Ny. SS
Talumolo
38
Hari 1
1
1
An. Spinal
Tidak
19
berat
16
Ny. JA
Ipilo
28
Hari 1
1
2
An. Spinal
Tidak
18
berat
17
Ny. R
Jln. Tirtonadi
27
Hari 1
1
2
An. Spinal
Ya
18
berat
18
Ny. HP
Kabila
29
Hari 1
1
3
An. Spinal
Ya
20
berat
19
Ny. R
Limboto
23
Hari 1
1
1
An. Spinal
Tidak
22
berat
20
Ny. LK
Suwawa
33
Hari 1
1
2
An. Spinal
Tidak
19
berat
21
Ny. AH
Bone Bolango
32
Hari 1
1
3
An. Spinal
Ya
5
tidak cemas
22
Ny. WR
Andalas Raya
31
Hari 1
1
2
An. Spinal
Ya
6
tidak cemas
23
Ny. DH
Kel. Liluwo
28
Hari 1
1
1
An. Spinal
Ya
18
berat
24
Ny. WS
Paguyaman
27
Hari 1
1
1
An. Spinal
Ya
4
tidak cemas
25
Ny. MM
Suwawa
28
Hari 1
1
2
An. Spinal
Tidak
13
sedang
26
Ny. F
Pulubala
24
Hari 1
1
1
An. Spinal
Tidak
24
berat
27
Ny. SD
Kel. Tapa
26
Hari 1
1
1
An. Spinal
Ya
18
berat
28
Ny. RS
Batudaa
25
Hari 1
1
1
An. Spinal
Ya
5
tidak cemas
29
Ny. FM
Telaga
25
Hari 1
1
1
An. Spinal
Ya
6
tidak cemas
30
Ny. LF
Pulubala
24
Hari 1
1
1
An. Spinal
Ya
6
tidak cemas
31
Ny. SK
Bongomeme
29
Hari 1
1
3
An. Spinal
Ya
6
tidak cemas
32
Ny. DP
Tanggidaa
28
Hari 1
1
2
An. Spinal
Tidak
19
berat
33
Ny. PL
Agus Salim
24
Hari 1
1
1
An. Spinal
Ya
5
tidak cemas
34
Ny. RT
Jln. Panjaitan
28
Hari 1
1
2
An. Spinal
Ya
5
tidak cemas
35
Ny. LT
Andalas
29
Hari 2
1
3
An. Spinal
Tidak
22
berat
36
Ny. ID
Bone Pantai
28
Hari 2
1
2
An. Spinal
Ya
6
tidak cemas
Lampiran : Hasil SPSS Frequencies [DataSet1] D:\IKAVILIA PROPOSAL\New HASIL\kkkkkk.sav Statistics Umur Responden N
Valid Missing
36 0
Umur Responden Cumulative Frequency Valid
Percent
Percent
19-23 tahun
3
8.3
8.3
8.3
24-28 tahun
16
44.4
44.4
52.8
29-33 tahun
10
27.8
27.8
80.6
34-38 tahun
3
8.3
8.3
88.9
39-43 tahun
3
8.3
8.3
97.2
44-48 tahun
1
2.8
2.8
100.0
36
100.0
100.0
Total
Frequencies [DataSet0] FREQUENCIES VARIABLES=POST /STATISTICS=MEAN MODE /ORDER=ANALYSIS. Statistics POST OPERASI N
Valid Percent
Valid Missing
36 0
POST OPERASI Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
1
31
86.1
86.1
86.1
2
5
13.9
13.9
100.0
36
100.0
100.0
Total
Frequencies [DataSet0] Statistics Tingkat Kecemasan N
Valid Missing
36 0
Tingkat Kecemasan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak cemas
15
41.7
41.7
41.7
Berat Sekali
2
5.6
5.6
47.2
13
36.1
36.1
83.3
6
16.7
16.7
100.0
36
100.0
100.0
Berat Sedang Total
FREQUENCIES VARIABLES=mobilisasi /ORDER=ANALYSIS.
Frequencies [DataSet0] Statistics kemampuan mobilisasi N
Valid
36
Missing
0
kemampuan mobilisasi Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak
10
27.8
27.8
27.8
ya
26
72.2
72.2
100.0
Total
36
100.0
100.0
Crosstabs [DataSet0] Case Processing Summary Cases Valid N Tingkat Kecemasan * Mobilisasi
Missing
Percent 36
100.0%
N
Total
Percent 0
.0%
N
Percent 36
100.0%
Tingkat Kecemasan * Mobilisasi Crosstabulation Mobilisasi ya Tingkat Kecemasan
cemas
Count Expected Count % within Tingkat Kecemasan
tdk cemas
Count Expected Count % within Tingkat Kecemasan
Total
Count Expected Count % within Tingkat Kecemasan
tidak
Total
11
10
21
15.2
5.8
21.0
52.4%
47.6%
100.0%
15
0
15
10.8
4.2
15.0
100.0%
.0%
100.0%
26
10
36
26.0
10.0
36.0
72.2%
27.8%
100.0%
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction
df
Likelihood Ratio
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
1
.002
7.659
1
.006
13.476
1
.000
9.890 b
Asymp. Sig. (2-
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
.002 9.615
1
.002
36
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,17. b. Computed only for a 2x2 table
.001
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Assalamualaikum Wr. Wb. Saya
IKAVILIA
AS.
TAHURU
bermaksud
meneliti
tentang
“HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN POST OPERASI SEKSIO CAESAREA DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DI RUANG NIFAS RSUD. PROF DR. Hi. ALOESABOE KOTA GORONTALO”. Penelitian ini merupakan tugas akhir untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan (UNG). Pada penelitian ini peneliti akan bertanya mengenai tingkat kecemasan dan kemampuan mobilisasi pasien. Wawancara akan berlangsung selama 15-20 menit. Responden diharapkan menjawab setiap pertanyaan dengan sejujur-jujurnya. Setiap jawaban anda akan dijaga kerahasiaannnya dari siapapun dan tidak akan mempengaruhi kesehatan dan perawatan anda selama di rumah sakit, kemudian kuesioner akan disimpan oleh peneliti. Untuk itu dimohon kesediaannya kepada pasien post seksio sesarea di ruang Nifas RSUD. Prof. DR. Hi. Aloesaboe Kota Gorontalo selaku responden untuk mengisi kuesioner ini. Saya menyatakan bahwa saya telah membaca pernyataan di atas, dan saya setuju untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Gorontalo, ……………. 2013
(……………………………) Peneliti
(……………………………) Responden
KUESIONER PENELITIAN A. Petunjuk Pengisian Kuesioner 1. Bacalah pertanyaan dengan baik dan seksama 2. Pertanyaan mohon diisi sesuai dengan perasaan dan keadaan yang anda alami sekarang 3. Beri tanda cek (√ ) pada jawaban yang tersedia 4. Jika ada pertanyaan yang kurang jelas atau tidak dimengerti mohon ditanyakan kepada peneliti.
B. Data Demografi Responden 1. No. Responden
:
2. Nama
:
3. Berat Badan
:
4. Tinggi Badan
:
5. Tempat Tanggal Lahir/Umur
:
6. Alamat
:
7. Tanggal dilaksanakan operasi
:
8. Anak ke berapa
:
9. Pernah di operasi sebelumnya/Berapa kali : Ya/Tidak ...... Kali 10. Jenis Anastesi pada operasi
:
C. Pertanyaan – pertanyaan 1. Apakah ibu mampu meregangkan telapak kaki serta mampu menggerakkan seluruh jari-jari tangan dan kaki 6 jam pertama setelah operasi ? Ya ( )
Tidak ( )
2. Apakah ibu mampu untuk posisi miring kiri miring kanan 6-10 jam setelah operasi ? Ya ( )
Tidak ( )
3. Apakah ibu mampu duduk tegak di tempat tidur hari 1-4 setelah operasi ? Ya ( )
Tidak ( )
4. Apakah ibu mampu berdiri di dekat tempat tidur hari 1-4 setelah operasi ? Ya ( )
Tidak ( )
5. Apakah ibu mampu berjalan hari 1-4 setelah operasi ? Ya ( )
Tidak ( )
6. Apakah ibu mampu meraih benda-benda yang jaraknya jauh dari ibu 1-4 hari setelah operasi? Ya ( )
Tidak ( )
7. Apakah ibu mampu menyusui bayi ibu 1-4 hari setelah operasi ? Ya ( )
Tidak ( )
8. Apakah ibu mampu ke kamar mandi sendiri tanpa bantuan orang lain ?
Ya ( )
Tidak ( )
9. Apakah ibu mampu BAK/BAB sendiri tanpa bantuan orang lain ataupun dengan bantuan kateter ? Ya ( )
Tidak ( )
10. Apakah ibu mampu makan dan minum sendiri tanpa bantuan orang lain ? Ya ( )
Tidak ( )
Petunjuk pengisian Kuesioner : 1. Pertanyaan berikut ini menyangkut tingkat kecemasan ibu setelah post operasi seksio sesarea. 2. Saya akan membacakan setiap pertanyaan kepada ibu, bersamaan dengan jawaban. 3. Pilihlah angka/skor nilai yang menurut ibu paling tepat sesuai apa yang ibu rasakan. Adapun keterangan angka/skor nilai : 0 : Tidak ada kecemasan 1 : Tingkat kecemasan Ringan 2 : Tingkat kecemasan Sedang 3 : Tingkat kecemasan Berat 4 : Tingkat kecemasan Berat sekali
4. Jika ibu yakin dengan jawaban yang akan ibu berikan terhadap pertanyaan yang diberikan, pikirkan pertama yang sering muncul pada benak ibu dan merupakan jawaban yang terbaik.
No
Gejala Kecemasan
Nilai angka/skor 0
1.
Perasaan cemas a. Cemas (menangis, takut, menolak) b. Mudah tersinggung
2.
Ketegangan a. Merasa tegang b. Lesu c. Gelisah/tidak bisa istirahat d. Gemetar e. Bicara cepat f. Menarik diri
3.
Ketakutan a. Pada gelap b. Orang asing c. Di tinggal sendiri Pada kerumunan orang banyak
4.
Gangguan tidur a. Terbangun pada malam hari b. Saat bangun kondisi lesu c. Banyak mimpi/mengigau d. Kurang tidur
5.
Gangguan kecerdasan a. Daya ingat terganggu
6.
Perasaan depresi a. Hilangnya minat b. Pandangan kosong c. Sedih
1
2
3
4
Kode
d. Terbangun dini hari 7.
Gejala kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) a. Takikardi (denyut jantung meningkat) b. Nyeri dada c. Denyut nadi teraba d. Rasa seperti mau pinsan
8.
Gejala Respiratori (pernapasan) a. Rasa tertekan dan sempit dada b. Rasa tercekik c. Sering menarik napas dalam d. Napas pendek
9.
Gejala Gastrointestinal a. Sulit menelan b. Perasaan terbakar di perut c. Muntah d. Susah BAB
10.
Gejala Urogenital a. Sering BAK b. Tidak dapat menahan kencing
11.
Gejala Autonom a. Mulut kering b. Muka merah c. Mudah berkeringat d. Kepala sering terasa pusing
CURRICULUM VITAE
Penulis bernama lengkap Ikavilia AS.Tahuru yang dilahirkan di Kantanan, Buol Sulawesi Tengah tanggal 2 September 1991. Anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Alimin S. Tahuru dan Ibu Sulastri SM. Buno. Beragama Islam,
berjenis
kelamin
perempuan.
Penulis
menyelesaikan pendidikan formal di Sekolah Dasar (SD) Neg. 1 Kantanan tahun 1997-2003 selanjutnya pada tahun 2003-2006 melanjutkan studi di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Neg. 1 Bokat. Pada tahun yang sama melanjutkan studi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Neg. 1 Lipunoto tahun 2006 hingga lulus pada tahun 2009 dan melanjutkan studi S1 di Universitas Negeri Gorontalo (UNG) pada Jurusan Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan. Selama menjadi Mahasiswa penulis aktif dalam berbagai kegiatan formal maupun non formal, antara lain : 1. Peserta Pra Masa Integrasi Mahasiswa Baru (PRA MIMBAR) dan Masa Integrasi Mahasiswa Baru (MIMBAR) pada Tahun 2009. 2. Peserta Baksos Mahasiswa Baru di Panti Asuhan Al-Mukminin pada Tahun 2009. 3. Peserta Latihan Dasar kepemimpinan (LDK) pada Tahun 2009. 4. Pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Keperawatan (HIMIKA) Periode 20102011. 5. Panitia
Orientasi
Belajar
Mahasiswa
Baru
(OBMB)
jurusan
Ilmu
Keperawatan tahun 2010. 6. Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMFAK) sebagai Sekertaris Jenderal Periode 2011-2012.
7. Peserta AIK Dasar di RSUD Prof.H Aloei Saboe Kota Gorontalo pada Tahun 2010. 8. Peserta AIK 1 dan 2 di RSUD MM.Dunda Kabupaten Gorontalo pada Tahun 2011 dan Tahun 2012. 9. Peserta AIK 3 di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango pada Tahun 2012. 10. Peserta AIK Jiwa di RSJ Cimahi Provinsi Jawa Barat. 11. Peserta Kuliah Kerja Sibermas (KKS) Tematik Posdaya Periode Juli-Agustus Tahun 2012 di Desa Wonggarasi Tengah, Kecamatan Lemito Kabupaten Pohuwato. 12. Peserta Seminar Keperawatan Penerapan NANDA NIC NOC Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan dan Perawatan Luka Modern Tahun 2012. 13. Peserta Praktek Keperawatan Komunitas di Puskemas Kabila dan Puskesmas Suwawa Pada Tahun 2012. 14. Peserta Praktek Keperawatan Gerontik di Panti Werda Kota Gorontalo pada Tahun 2012. 15. Pengurus Organisasi Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia Buol (PPMIB) tahun 2009 hingga sekarang.