Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
STUDI KORELASI ANTARA PENGETAHUAN MANAJEMEN PERUBAHAN, MOTIVASI CITRA DIRI DAN IKLIM KERJA DENGAN EFEKTIVITAS KERJA STAF SEKRETARIAT RUMAH SAKIT PEMERINTAH1 Suatu Studi pada Rumah Sakit Pemerintah di DKI Jakarta ISTIYANI∗
ABSTRACT The objective of this research is to find out the relationships between change management knowledge, self image motivation and the working climate with the work effectivity of the secretariat staff of public hospital in Jakarta. The method used was the survay with random sampling of 92 respondents from 5 hospitals. The results showed that there is a positive and significant correlation between the change management knowledge, self image motivation and the working climate with the work effectivity of the staff of public hospital. Also a significant and positive correlations were found between those 3 factors and the work effectivity. The results suggest that the mentioned factors should be considered in impovement of the work effectivity. Keywords:
Work effectivity, public hospital, change management, selfimage motivation, work climate.
PENDAHULUAN ∗ Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya masalah Efektivitas Kerja Staf Sekretariat Rumah Sakit, antara lain disebabkan oleh faktor: iklim kerja yang tidak kondusif; kurangnya pegetahuan manajemen perubahan; rendahnya motivasi citra diri yang direfleksikan pada perilaku dan tindakan untuk mencapai prestasi dan Efektivitas Kerja Staf; kerja sama staf yang kurang solid dalam tim kerja; rendahnya disiplin kerja staf; selain faktor tersebut rendahnya Efektivitas Kerja Staf juga di sebabkan oleh masalah profesionalitas staf; kompetensi staf; komunikasi inter-personal; kematangan pribadi; sarana dan peralatan kerja yang kurang memadai untuk ∗
Staf Departemen Kesehatan R.I. (Satuan Kerja: Komite Pengembangan dan Mutu RSUP Fatmawati)
melaksanakan pekerjaan. Efektivitas Kerja berhubungan dengan meningkatnya perubahan-perubahan yang semakin cepat dan sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang dengan pesat, maka Badan Usaha maupun Organisasi Kerja termasuk Rumah Sakit Pemerintah membutuhkan kemampuan manajerial yang efektif. Oleh karena itu Efektivitas Kerja petugas pelaksana Rumah Sakit sebagai salah satu aspek penting dalam manajemen akan mendukung ter-capainya efektivitas pelayanan Rumah Sakit. Efektivitas pelayanan Rumah Sakit antara lain ditentukan oleh: tersedianya SDM yang profesional, peralatan yang memadai, tersedianya sarana yang diperlukan untuk pelayan-an kesehatan, dan dibutuhkan adanya sistem manajemen Rumah Sakit serta dukungan sumber daya
© 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
233
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan operasional Rumah Sakit, dan didukung pula oleh efektivitas kerja Staf Sekretariat yang berfungsi menyeleng-garakan pelayanan administrasi. Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Pemerintah merupakan bagian operasionalisasi Rumah Sakit, oleh karena itu efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan Organisasi Sekretariat yang dapat dicapai melalui pemberdayaan Staf untuk bekerja secara produktif akan mendukung kelancaran pelayanan Rumah Sakit. PERUMUSAN MASALAH 1. Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan manajemen perubahan dengan Efektivitas Kerja Staf Sekretariat Rumah Sakit? 2. Apakah terdapat hubungan antara motivasi citra diri dengan Efektivitas Kerja Staf Sekretariat Rumah Sakit ? 3. Apakah terdapat hubungan antara Iklim Kerja dengan Efektivitas Kerja Staf Sekretariat Rumah Sakit ? 4. Apakah terdapat hubungan antara Pengetahuan Manajemen Perubah-an, Motivasi Citra Diri dan Iklim Kerja secara bersama-sama dengan Efektivitas Kerja Staf Sekretariat Rumah Sakit ? DESKRIPSI TEORITIS Deskripsi teoritik dalam penulisan disertasi ini akan mengemukakan beberapa pemikiran,, pendapat, teori dan pengertian dari berbagai literatur yang berhubungan dengan Efektivitas Kerja Staf, Pengetahuan Manajemen Perubahan, Motivasi Citra Diri dan Iklim Kerja. Kemudian analisis disesuaikan dengan konteks penelitian yaitu tentang Efektivitas Kerja Staf Sekretariat Rumah Sakit Pemerintah.
234
Hasil sintesis berdasarkan teori-teori yang mendukung akan di rumuskan dalam suatu konstruk yang digunakan untuk menentukan indikator-indikator setiap variabel yang diteliti. Dari indikatorindikator setiap variabel dijadikan sebagai dasar untuk menyusun butir-butir instrumen penelitian. Definisi Efektivitas Kerja Staf Follow Shonk, staff two person or more that must coordinating the activity to finish aim with (James H Shonk, Team-Based Organizations: Defeloping A Succesgoel Team Environment, Bussiness One Irwin: Homewood Tilinois, 1998, p.1). Sedangkan menurut pendapat Kenneth Scott Allen Walker yang di kutip Maruli Siahaan dikemukakan bahwa staff adalah kelompok yang bekerja sangat erat memproses informasi yang mendukung kinerja, tugas yang efektif dan membangun satu taraf semangat juang diantara para anggotanya. Menurut Shonk, staff adalah dua orang atau lebih yang harus mengkoordinir kegiatannya untuk menyelesaikan tujuan bersama. Efektivitas Kerja Staf Sekretariat Rumah Sakit Pemerintah Organisasi Sekretariat Rumah Sakit Pemerintah mengarah kepada bentuk organisasi berbasis tim kerja yang terdiri dari tiga tim kerja yaitu: (a) Sub Bagian Tata Usaha dan Kearsipan adalah merupakan Tim Kerja yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan surat menyurat dan kearsipan; (b) Sub Bagian Expedisi surat dan Pelayanan Penggandaan, adalah merupakan Tim Kerja yang melaksanakan pekerjaan expedisi pengiriman surat dan melayani penggandaan formulir, surat dinas, materi rapat, notulen rapat, berkas kerja dan lain-lain; (c) Sub
© 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
Bagian Sekretariat Direksi adalah merupakan Tim Kerja yang membantu kelancaran kegiatan Direksi Rumah Sakit.
Signer M. Spencer, Competence at Work (New York: John Wiley & Sons, Inc., 1993), p.10).
Pengetahuan Manajemen Perubahan Pengertian Perubahan. Ditegaskan oleh Michael Armstrong tentang perubahan, bahwa perubahan tidak dapat dihindari, oleh karena itu bagaimana anda mempersiapkan diri untuk menghadapinya dan bagaimana anda mengelolanya, sementara perubahan terjadi (Armstrong, 2003, 295) Penegasan dari pakar tersebut merefleksikan bahwa pihak manajer harus mampu memperkenalkan dan mengelola perubahan tersebut agar memperoleh komitmen dari kelompok kerja mereka. Secara filosofis, seseorang akan mempunyai kecenderungan untuk berusaha sedapat mungkin agar dapat menyelaraskan diri dengan perubahaan, karena tak seorangpun yang bisa menghindar dari perubahaan, kecuali mereka sudah tidak berharap untuk peningkatan prestasi hidup dan kariernya, dan sebenarnya masa depan akan menghadirkan percepatan perubahan dalam setiap sendi kehidupan. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan merupakan seperangkat pemahaman yang di gunakan individu untuk mengambil keputusan atau mengambil tindakan (Gary L. Neilson, Bruce A. Pasternack, & Albert J. Viscio, “Up the (E) Organizational: A Seven-Dimensional Model for the Centerless Enterprise”, dalam Joice S. Osland, David A. Kolb, & Irwin M. Rubin (eds), The Organizational Beharvior. Reader (New Jersey: Prentice-Hall, 2001), p. 556. Spencer dan Spencer menegaskan bahwa pengetahuan merupakan informasi yang dimiliki seseorang dalam area yang spesifik dan merupakan sebuah kompetensi yang bersifat kompleks (Lyle M. Spencer &
Pengertian Manajemen Manajemen dalam pengertian seharihari dapat diartikan sebagai suatu aktivitas mengelola, mengurus, atau menata. Hersey dan Blanchard (1988) mendefinisikan manajemen sebagai “Working with and through individual and groups and other resources to accomplish organizational goals”. (bekerja dengan dan melalui individu dan kelompok serta sumber daya lain untuk mencapai tujuan organisasi. Prinsip manajemen yang harus dilaksanakan adalah: - Simple - Measurable - Accountable - Reasonable - Timely Sedangkan Newstrom and Davis (1998) membatasinya sebagai, “Process of setting objectives, creating actions plans, conducting periodic reviews, and engaging in annual performance evaluation to facilitate desired performance”, dimana pendapat ini lebih memfokuskan pada suatu proses untuk menetapkan sasaran, menciptakan rencana kerja, melakukan kilas balik setiap periode, maupun evaluasi tahunan untuk mengetahui seberapa besar hasil yang telah dicapai. Menurut Stoner, Freeman dan Gilbert, seperti yang diterjemahkan oleh Alexander Sindoro, fungsi manajemen terbagi atas tujuh bagian yakni; (1) Planning; (2) Organizing; (3) Staffing; (4) Directing; (5) Coordinating; (6) Reporting; dan (7) Budgeting (James, AF. Stoner, R. Edwar Freeman & Daniel R. Gilbert, Manajemen, Terjemahan Alexander Sindoro, (Jakarta Penerbit Bhuana Ilmu
© 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
235
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
Populer, 1996). h.12). Berbeda dengan pendapat di atas, Koontz dan O’Donnel yang dikutip Siagian (1989), membagi fungsi manajemen dalam lima fungsi, yakni; (1) Planning, (2) Organizing; (3) Staffing, (4) Directing; (5) Controlling. Sedangkan Hersey dan Blanchard (1988), membaginya menjadi empat bagian, yakni; (1) Planning (perencanaan); (2) Organizing, (3) Motivating; (4) Evaluating (Harold Koontz, Cyril O’Donnel & Heinz Weihrich, Management, (New York: Mc Graw-Hill Book Company, 1994), p.24. Pengertian Motivasi Menurut Steers dan Porter, pengertian motivasi berasal dari bahasa latin yaitu “movere” yang berarti dorongan (Richard M. Steers dan Lukman W. Porter, Motivation and Work Behavior (New York: Mc. Graw – Hill, Inc., 1991), p.5. Artinya sebab, dasar, pikiran dasar ataupun dorongan seseorang untuk berbuat. Pengertian ini menyangkut suatu keadaan yang menggerakan individu melakukan suatu tindakan tertentu. As’ad memberi istilah motif yang sering di beri arti dorongan atau tenaga yang kemudian memberi gerak pada jiwa maupun jasmani seseorang untuk berbuat. Ada pula yang berpendapat bahwa motif sama dengan need atau kebutuhan. Menurut Petri, pengertian motivasi adalah konsep yang digunakan untuk menggambarkan dorongan dari dalam diri seseorang untuk memulai dan melakukan tindakan (Herbert L. Petri, Motivation Theory and Research (California: Wadsworth, Inc., 1986) p.3. Perkembangan Teori Motivasi Teori kebutuhan dari Abraham Maslow menghipotesiskan bahwa di dalam semua manusia ada lima jenis kebutuhan 236
manusia yang bersifat hirarki, bila kebutuhan dalam tingkat terendah terpenuhi, maka timbul kebutuhan dalam tingkat yang lebih tinggi. Kelima jenis kebutuhan yang bersifat hirarki dari tingkat yang rendah sampai tingkat paling tinggi adalah sebagai berikut: - Kebutuhan fisiologis - Kebutuhan akan keamanan dan keselamatan - Kebutuhan sosial - Kebutuhan akan penghargaan - Kebutuhan aktualisasi diri Menurut hirarkinya Maslow tersebut bahwa kebutuhan manusia itu terdiri dari kelima tingkatan yang setiap tingkatnya ini menuntut untuk dipenuhi terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan pada tingkatan yang lebih tinggi. Selanjutnya misalnya bahwa seseorang baru butuh rasa aman setelah kebutuhan dasar terpenuhi meskipun tidak menuntut kemungkinan semuanya dilakukan secara bersamaan. Pengertian Citra Diri Penilaian terhadap diri sendiri pada prinsipnya merupakan Citra Diri yang akan memberikan identitas diri seseorang terhadap penilaian orang lain. Apabila seseorang mengarahkan Citra Dirinya kepada hal-hal yang positif, maka akan memberikan penilaian kepada orang lain yang dapat menciptakan image yang positif, namun apabila seseorang mengarahkan Citra Dirinya kepada hal-hal yang bisa merugikan dirinya, maka akan memberikan penilaian kepada orang lain tentang dirinya yang dapat menciptakan image yang negatif pula. Kata diri atau aku sebagai terjemahan “Self” mengandung makna bahwa manusia merupakan perwujudan dari organisme yang menghasilkan Citra manusia yang dinamis dan penuh optimis serta aktif
© 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
membentuk sendiri kelakuannya.
pengetahuan
dan
Iklim Kerja Perilaku dan kinerja seorang staf atau kelompok staf dalam organisasi di Sekretariat Rumah Sakit pemerintah mempengaruhi kinerja dan perilaku organisasi. Oleh karena itu Gibson, Evancevich dan Donnelly mengemukakan bahwa kinerja staf memberikan kontribusi terhadap kinerja organisasi. Perilaku dan kinerja organisasi senantiasa dipengaruhi oleh lingkungan kerja yang dapat menghambat atau mendukung terselenggaranya tugas dan fungsi organisasi. Selain itu, banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan organisasi, salah satunya lingkungan kerja sehingga hal ini perlu dikelola secara lebih responsif. (James, L. Gibson John. M. Ivancevich, and James. H. Jr. Donnelly, Organizations: Behaviour, structure, and Processes (Chicago: Times Mirror Hinger Education Group, 1997), p.7). Lingkungan kerja bagi staf adalah semua fenomena yang ada di dalam dan di luar organisasi yang potensial, atau secara nyata mempengaruhi kinerja (Richard H. Hall, Organizational Behaviour: A Diagnostic Approach (New Jersey: Prentise Hall Inc. 1996), p.1999). Lingkungan kerja dikonstruksikan berdasarkan teori iklim organisasi. Dalam uraian ini berbagai faktor lingkungan kerja khususnya dalam organisasi Sekretariat Rumah Sakit Pemerintah yang dapat mempengaruhi Efektivitas Kerja Staf akan dikaji. Namun pembahasannya lebih difokuskan pada kualitas Iklim Kerja. KERANGKA BERPIKIR 1. Hubungan antara Pengetahuan Manajemen Perubahan dengan Efektivitas Kerja Staf
Penguasaan staf tentang manajemen dan segala informasi yang diketahuinya mengenai kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) serta pengaruhnya terhadap perubahan kebijakan dan tata laksana kelembagaan pada suatu organisasi, maka kondisi tersebut akan memotivasi staf meningkatkan kompetensi yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan agar bisa beradaptasi dengan tuntutan perubahan, sehingga akan mendukung tercapainya Efektivitas Kerja Staf. 2. Hubungan antara Motivasi Citra Diri dengan Efektifitas Kerja Staf Sekretariat Rumah Sakit Staf yang memiliki Motivasi Citra Diri untuk berprestasi dengan menggunakan segenap kemampuan-nya, maka akan dapat bekerja lebih produktif sehingga akan mendukung tercapainya Efektivitas Kerja Staf. 3. Hubungan antara Iklim Kerja dengan Efektivitas Kerja Staf Sekertariat Rumah Sakit Dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya, staf yang didukung oleh tersedianya sarana dan peralatan kerja yang lebih memadai dan ditunjang oleh sistem organisasi yang baik, serta berada dalam kondisi lingkungan kerja yang menggambarkan terciptanya Iklim Kerja yang kondusif, maka staf akan lebih dapat berkonsentrasi untuk bekerja secara produktif, sehingga akan mendukung tercapainya Efektivitas Kerja Staf. 4. Hubungan Antara Pengetahuan Manajemen Perubahan, Motivasi Citra Diri, dan Iklim Kerja secara bersamasama dengan Efektivitas Kerja Staf Rumah Sakit Staf yang memiliki Pengetahuan Manajemen Perubahan, maka akan bisa beradaptasi dengan tuntutan perubahan; dan staf yang mempunyai Motivasi Citra Diri
© 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
237
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
untuk berprestasi, maka akan dapat bekerja lebih produktif; dan staf yang berada dalam lingkungan kerja yang ditunjang oleh terciptanya Iklim Kerja yang kondusif, maka akan dapat bekerja secara produktif, sehingga akan mendukung tercapainya Efektivitas Kerja Staf.
sama dengan Efektivitas Kerja Staf Sekretariat Rumah Sakit Pemerintah. 5. Untuk memenuhi sebagian pers-yaratan dalam mendapatkan Gelar Doktor di bidang Manajemen Pendidikan. 6. Aspek pendidikan yang terkandung dalam tujuan penelitian.
Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangkan berpikir, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan antara Pengetahuan Manajemen Perubahan dengan Efektivitas Kerja Staf Sekretariat Rumah Sakit. 2. Terdapat hubungan antara Motivasi Citra Diri dengan Efektivitas Kerja Staf Sekretariat Rumah Sakit. 3. Terdapat hubungan antara iklim kerja dengan Efektivitas Kerja Staf Sekretariat Rumah Sakit. 4. Terdapat hubungan antara Pengetahuan Manajemen Peru-bahan, Motivasi Citra Diri dan Iklim Kerja secara bersamasama dengan Efektivitas Kerja Staf Sekretariat Rumah Sakit. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis : 1. Hubungan antara Pengetahuan Manajemen Perubahan dengan Efektivitas Kerja Staf Sekretariat Rumah Sakit Pemerintah. 2. Hubungan antara Motivasi Citra Diri dengan Efektivitas Kerja Staf Sekretariat Rumah Sakit Pemerintah. 3. Iklim Kerja dengan Efektivitas Kerja Staf Sekretariat Rumah Sakit Pemerintah. 4. Hubungan antara Pengetahuan Manajemen Perubahan, Motivasi Citra Diri dan Iklim Kerja secara bersama-
Metodologi Penelitian • Metode penelitian yang diper-gunakan yaitu metode Survei kepada staf Sekretariat Rumah Sakit dengan pendekatan korelasional. Metode ini digunakan untuk memudahkan menemukan hubungan-hubungan (korelasi) antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) berdasarkan fakta dan data. Pengolahan data menggunakan statistik dan tehnik korelasi sederhana, kolerasi jamak dan korelasi parsial dan tehnik regresi sederhana dan jamak (ganda). • Konstelasi hubungan antara variabel X123 dengan Y :
238
Model Konstelasi Masalah:
X
X X
Keterangan : Y = Efektivitas Kerja Staf Sekretariat Rumah Sakit X1 = Pengetahuan Manajemen Peru-bahan X2 = Motivasi Citra Diri
© 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
X3 = Iklim Kerja Populasi dan Sampel Populasi Penelitian : Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh Staf Sekretariat Rumah Sakit Pemerintah di Indonesia. Populasi Sasaran : Populasi sasaran seluruhnya berjumlah 92 orang sebagai kerangka sampling, yaitu seluruh Staf Sekretariat Rumah Sakit Pemerintah di DKI Jakarta, yang mempunyai tugas melaksanakan pekerjaan surat-menyurat kedinasan, penggandaan, ekspedisi surat atau pendistribusian surat dan kearsipan. Teknik Penarikan Sampel Sampel diambil dari populasi sasaran, seluruhnya berjumlah 92 orang yang menjadi kerangka sampel dalam penelitian ini. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode sistematic proportional random sampling. Menurut Kochran dalam bukunya Metodologi Research, dirumuskan bahwa untuk kecukupan sampel + 60% dari populasi sasaran yang menjadi kerangka sampling. Dalam penelitian ini sampel ditetapkan 67% dari 92 orang seluruh Staf Sekretariat, sehingga ditetapkan sampel sebanyak 62 orang sebagai responden, yang secara representatif mewakili populasi sasaran dari 5 Rumah Sakit Pemerintah yang diteliti yaitu : 1. RSUP Persahabatan (Jakarta Timur) 2. RSUD Koja (Jakarta Utara) 3. RSUP Fatmawati (Jakarta Selatan) 4. R.S. Anak & Bunda (Jakarta Barat) 5. RSUP Nasional Cipto Mangun Kusumo (Jakarta Pusat)
Populasi sasaran : 92 orang yang menjadi kerangka sampling yaitu
Sampel ditetapkan 62 orang dari populasi sasaran sebagai responden yang dipilih Untuk uji coba 30 orang dari responden yang t l h dit t k
Untuk Penelitian 62 oang
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini dikembangkan berdasarkan indikator-indikator setiap variabel yang diteliti dan berpedoman pada definisi konseptual, defisini operasional dan kisi-kisi instrumen penelitian. Pengujian Validitas Butir Instrumen adalah sebagai berikut : • Dengan ketentuan jika rh > rt maka butir instrumen dianggap valid, jika mempunyai koefisien korelasi > 0,361 (n=30) • Pengujian dilakukan pada taraf signifikan α = 0,05 menggunakan rumus Korelasi Product Moment Persamaan Regresi : Kontribusi X1 Ŷ = 11,12 + 7,41 X1 sebesar 7,41 atas tercapainya Efektivitas Kerja Staf pada Konstanta 11,12 Maknanya apabila X1 ditingkatkan 1 skor, maka cenderung diikuti dengan meningkat nya Y (Efektivitas Kerja Staf). Ŷ = 15,30 + 0,80 X2 Kontribusi X2 sebesar 0,80 atas tercapainya Efektivitas Kerja Staf pada Konstanta 15,30 Maknanya apabila X2 ditingkatkan 1 skor, maka cenderung diikuti dengan
© 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
239
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
meningkatnya Y : Efektivitas Kerja Staf R.S. Ŷ = 18,88 + 1,21 X3 Kontribusi X= sebesar 1,21 atas tercapainya Efektivitas Kerja Staf pada Konstanta 18,88 Artinya : Apabila X3 ditingkatkan 1 skor, maka cenderung akan diikuti dengan meningkatnya Y : Efektivitas Kerja Staf. Ŷ = -74,55 + 4,03 X1 + 0,40 X2 + 0,54 X3 X123 secara bersama-sama memberikan kontribusi atas tercapainya Efektivitas Kerja Staf. Kontribusi X1 sebesar 4,03 dan kontribusi X2 sebesar 0,40 Kontribusi X3 sebesar 0,54 pada konstanta -74,55 artinya : apabila X123 secara bersama-sama di-tingkatkan 1 skor, maka cenderung akan diikuti dengan meningkatnya Y : Efektivitas Kerja Staf. Pembahasan Sesuai dengan hasil analisis data yang telah diuraikan, maka semua hipotesis penelitian dapat diterima secara empiris. Dari temuan penelitian terbukti bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara variabel independen (X) yaitu Pengetahuan Manajemen Perubahan (X1); Motivasi Citra Diri (X2); Iklim Kerja (X3) dengan variabel kriterium (Y) yaitu Efektivitas Kerja Staf. Hasil temuan ini secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara Pengetahuan Manajemen Perubahan dengan Efektivitas Kerja Staf Sekretariat Rumah Sakit, yang tercermin dari persamaan regresi = 11,12+7,41 X1 dan dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi ry1 = 0,69 Temuan ini secara 240
langsung menegaskan bahwa Pengetahuan Manajemen Perubahan memberikan kontribusi sebesar 69% untuk meningkatkan Efektivitas Kerja Staf. Terbukti dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi ry1 = 0,69 dan hasil uji signifikan koefisien korelasi yang dilakukan dengan uji t diperoleh harga bahwa thitung = 7,41 lebih besar dari pada ttabel = 1,67. Pengujian dilakukan pada taraf signifikan 0,05. Hasil pembahasan juga diperoleh nilai koefisien determinasi r2y1 = 0,477 artinya bahwa 47,70% variasi yang terdapat pada efektivitas kerja (Y) dapat dijelaskan oleh variasi Pengeta-huan Manajemen Perubahan (X1) melalui persamaan regresi = 11,12+7,41 X1. Ini menunjukkan bahwa meningkatnya Penge-tahuan Manajemen Perubahan (X1) dapat meningkatkan Efektivitas Kerja Staf. 2) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara Motivasi Citra Diri dengan Efektivitas Kerja Staf Sekretariat, yang tercermin dari persamaan regresi = 15,30 + 0,80 X2 dan dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,62. Temuan ini menegaskan bahwa Motivasi Citra Diri memberikan kontribusi sebesar 62% atas peningkatan Efektivitas Kerja Staf Sekretariat. Terbukti dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi ry2 = 0,62 dan hasil uji signifikan koefisien korelasi yang dilakukan dengan uji t diperoleh harga bahwa thitung = 6,17 lebih besar dari pada ttabel = 1,67. Pengujian dilakukan pada taraf signifikan 0,05. dengan diperolehnya nilai ry2 = 0,623. 3) Terdapat hubungan positif & signifikan antara Iklim Kerja dengan Efektivitas Kerja Staf Sekretariat Rumah Sakit yang tercermin dari persamaan regresi
© 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
= 18.88 + 1.21 X3 dan dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.55. Temuan ini menegaskan bahwa Iklim Kerja memberikan kontribusi sebesar 55% atas tercapainya pening-katan Efektivitas Kerja Staf. Terbukti dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi ry3 = 0,55 dan hasil uji signifikan koefisien korelasi yang dilakukan dengan uji t diperoleh harga bahwa thitung = 5,11 lebih besar dari pada ttabel = 1,67. Pengujian dilakukan pada taraf signifikan 0,05. 4) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara Pengetahuan Manajemen Perubahan, Motivasi Citra Diri, dan Iklim Kerja secara bersama-sama dengan Efektivitas Kerja Staf Sekretariat Rumah Sakit, yang tercermin dari persamaan regresi = -74,55 + 4,03 X1 + 0,40 X2 + 0,54 X3 dan dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi jamak = 0,77. Temuan ini menegaskan bahwa secara bersama-sama Pengetahuan Manajemen Perubahan memberi-kan kontribusi sebesar 4,03%; Motivasi Citra Diri memberikan kontribusi sebesar 0,40%; dan Iklim Kerja memberikan kontribusi sebesar 0,54% atas tercapainya peningkatan Efektivitas Kerja Staf. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara Pengetahuan Manajemen Perubahan dengan Efektivitas Kerja Staf Sekretariat Rumah Sakit. Artinya semakin meningkat Pengetahuan Mana-jemen Perubahan yang diketahui oleh staf, maka semakin tinggi Efektivitas Kerja Staf. 2. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara Motivasi Citra Diri dengan Efektivitas Kerja Staf Sekretariat Rumah Sakit. Artinya semakin tinggi Motivasi Citra Diri Staf untuk berprestasi, maka semakin tinggi Efektivitas Kerja Staf.
3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara Iklim Kerja dengan Efektivitas Kerja Staf Sekretariat Rumah Sakit. Artinya semakin kondusif Iklim Kerja yang diciptakan dalam Organisasi Sekretariat Rumah Sakit Pemerintah, maka semakin tinggi Efektivitas Kerja Staf. 4. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara Pengetahuan Manajemen Perubahan, Motivasi Citra Diri dan Iklim Kerja secara bersama-sama dengan Efektivitas Kerja Staf Sekretariat Rumah Sakit. Artinya semakin meningkat Pengetahuan Manajemen Perubahan yang diketahui oleh staf, dan semakin tinggi Motivasi Citra Diri Staf untuk berprestasi, serta semakin kondusif Iklim Kerja yang diciptakan dalam organisasi, maka semakin tinggi Efektivitas Kerja Staf. SARAN Dari hasil penelitian, pembahasan, kesimpulan dan implikasi yang telah diuraikan di atas, maka saran dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan Efektivitas Kerja Staf perlu ditingkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas dan pekerjaan. 2. Pihak Manajemen Rumah Sakit hendaknya memfasilitasi Dik. Lat. bagi staf dan menciptakan Iklim Kerja yang kondusif agar staf dapat bekerja secara produktif dan perlu didukung dengan tersedianya sarana dan peralatan kerja yang lebih memadai untuk mencapai Efektivitas Kerja Staf. 3. Pimpinan Staf sebagai pembina, hendaknya memberikan motivasi kepada staf agar staf termotivasi untuk secara aktif dan kreatif menciptakan dan membangun citra dirinya yang bermanfaat bagi staf untuk mencapai prestasi kerja.
© 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
241
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
4. Hendaknya perlu dilakukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam tentang Efektivitas Kerja Staf Sekretariat Rumah Sakit untuk mengkaji variabel lain yang belum dibahas dalam penelitian ini diluar variabel Pengetahuan Manajemen Perubahan, Motivasi Citra Diri dan Iklim Kerja. Dari hasil survei kepada staf dan berdasarkan indentifikasi masalah yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah, maka sesuai identifikasi masalah, untuk mening-katkan Efektivitas Kerja Staf Sekretariat Rumah Sakit Pemerintah, dapat disampaikan saran sebagai berikut : 1. Seyogianya disediakan mesin fax dan software aplikasi untuk mengendalikan proses penanga-nan surat masuk dan surat keluar secara komputerisasi sebagai suatu sistem monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan surat menyurat. 2. Perlu pengadaan sarana untuk membawa surat-surat dinas yang dikirim langsung oleh petugas pengantar surat dalam melaksana-kan pekerjaan ekspedisi pengirim-an surat-surat dinas Rumah Sakit. 3. Sebaiknya diadakan kontrak service pemeliharaan mesin Foto Copy dan mesin Risiograph untuk kelancaran pekerjaan penggadaan surat-surat dinas dan formulir Rumah Sakit. 4. Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan pekerjaan pengarsipan surat-surat dinas dan dokumen Rumah Sakit, perlu disediakan sarana berupa folder arsip, penambahan rak arsip, amplop besar untuk menyusut arsip in-aktif dan menyediakan ruangan untuk penyimpanan arsip in-aktif sebelum dimusnahkan sesuai dengan jadwal retensi arsip.
242
5. Saran terhadap kualitas hasil kerja pada setiap bidang tugas dalam Organisasi DAFTAR PUSTAKA AFD Contract Furniture, Inc., Egonomics : What is it ? 2000, 1-5 (http://www.Ergonomicsdesign.com/ html/ergo-what.html). Benyamin B. Lahey, Psychology An Introduction, New York: McGrawHill, Companies, Inc, Ninth Edition, 2007. Davis, and Keithh Newstrom, John W, Organization Behavior, London: Graw-Hill, Inc. 2001. David Krathwohl (eds) & Orin Anderson, A Taxonomy for Learming, Teaching, and Assessing, New York: Longman, 2001. Jeff
Davidson, Change Management, terjemahan Dudy Priatna, (Jakarta: Penerbit Prenada Media, 2005).
Michael Asmstrong, How To Be an Even Better Manager, (Menjadi Manager yang Lebih Baik Lagi), terjemahan Daniel Wirajaya, Batam Centre: Penerbit Binarupa Aksara, 2003. M.
Franz Schneider, Ergonomics and Economics, 2000, pp. 1-2 (http://www.combo.Com/ergo/ergoe con.htm.).
Oklahoma State University, What is Ergonomics, 2000, p. 1 (http:// www.pp.okstate.edu/ehs/training/erg o/htm). Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta, Pedoman Penulisan Tesis & Disertasi, 2009.
© 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 2 Nomor 1 Desember 2011
T. Hani Handoko, Organisasi Perusahaan. Teori. Struktur dan Perilaku. Yogyakarta: Penerbit BPFE, 2000. Work Cover Western Australia, A Guide to Noise Induced Hearing Loss Legislation, 2000, pp. 1-3 (http://www.workcover.wa.gov.au/ pubs/nihl.htm)
© 2011 Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ
243