STUDI TENTANG MIGRAN DI DESA BERIULOU SIPORA SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI Oleh : *Arlin, Slamet Rianto, M.Pd**Iswandi. U, S.Pd M.Si**
*,Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat ** Staf pengajar Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Migran di Desa Beriulou Sipora Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai dilihat dari: (1) Tingkat pendapatan, (2) Kondisi pemukiman, (3) Tingkat pendidikan dan ( 4) Kondisi kesehatan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang migrasi di Desa Beriulou Kecamatan Sipora Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Berdasarkan data terakhir jumlah penduduknya 1.026 jiwa dengan kepala 266 KK. Sampel penelitian diambil dengan proporsional random sampling dengan proforsi 15% sehingga sampel berjumlah 70 KK. Teknik pengumpulan data melalui angket atau instrument. Teknik analisis data menggunakan analisis dengan rumus persentase. Hasil penelitian ditemukan bahwa: (1) Tingkat pendapatan umumnya < Rp50.000/ hari, untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sandang/pakaian keluarga, jumlah anggota keluarga yang memiliki pendapatan hanya 1 orang. (2) Kondisi pemukiman umumnya memiliki rumah kayu, ventilasi mencukupi, atap kebanyakan dari seng, menggunakan penerangan lampu dinding pada malam hari, dan memiliki kamar rata-rata 2 buah. (3) Tingkat pendidikan Migran umumnya tidak tamat SD, kurang mampu memenuhi pendidikan keluarga dan tidak memiliki pendidikan non formal. Tetapi sikap masyarakat terhadap pendidikan anak sangat baik dan anak yang sedang menempuh pendidikan umumnya 1 orang. (4) Kondisi kesehatan mengalami sakit ringan seperti flu, pilek dan demam. Rata-rata anggota keluarga yang sakit sebanyak 1 orang, dan tidak pernah kambuh. Tempat berobat umumnya ke Puskesmas dengan jarak 1-2 km dari rumah.
Kata Kunci : Migran di Desa Beriulou
STUDI TENTANG MIGRAN DI DESA BERIULOU SIPORA SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
Oleh : *Arlin, Slamet Rianto, M.Pd**Iswandi. U, S.Pd M.Si** *Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat ** Staf pengajar Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
This study aims to determine Beriulou Migrants in Rural South Sipora Mentawai Islands seen from: (1) The level of income, (2) condition of the settlement, (3) level of education and, (4) healthcondition. This research is descriptive. The population is all households in the village migration Beriulou District South Sipora Mentawai Islands. Based on recent data the population of 1,026 inhabitants with 266 heads of households. Samples were taken by random sampling with proportional proforsi 15% so that the sample was 70 families. Techniques of data collection through questionnaire or instrument. Analysis using the analysis of the percentage formula. The research found that: (1) Income levels are generally <50,000 / day, to buy daily necessities and insufficient to meet the needs of clothing / apparel family, number of family members who have an income of only 1 person. (2) The condition generally has a wooden house settlement, inadequate ventilation, roof mostly of zinc, using a wall lamp lighting at night, and has a average of 2 pieces. (3) The level of education Migrants generally do not complete primary school, are less able to meet the family education and do not have a non-formal education. But public attitudes towards children's education is very good and the children are being educated in general 1. (4) The health condition experienced mild illness such as the flu, colds and fever. Average family member is sick by 1 person, and never relapse. Place of treatment are generally to the health center with a distance of 1-2 km from the house. Keywords: Migrants in Village Beriulou
PENDAHULUAN Kondisi penduduk Indonesia selalu mengalami perkembangan di mana perkembangan tersebut mencakup segala kegiatan yang berhubungan dengan perubahan keadaan penduduk yang meliputi kuantitas, kualitas dan mobilitas yang mempunyai pengaruh terhadap pembangunan dan lingkungan hidup. Kuantitas penduduk merupakan jumlah penduduk akibat dari perbedaan antara jumlah penduduk yang lahir, mati dan pindah tempat tinggal. Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam fisik dan non fisik serta ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia yang berbudaya, Berkepribadian dan layak. Adapun mobilitas merupakan gerak keruangan penduduk yang melewati batas administrasi, (Bappeda:1999). Perpindahan penduduk (migrasi atau mobilitas ) merupakan salah satu dari tiga komponen utama pertumbuhan penduduk yang dapat menambah atau mengurangi jumlah penduduk. Komponen ini bersama dengan kelahiran dan kematian mempengaruhi dinamika penduduk di suatu wilayah seperti jumlah, komposisi dan distribusi keruangan. Tinjauan migrasi secara regional sangat penting di lakukan terutama terkait dengan kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak merata, adanya faktor-faktor pendorong dan penarik bagi penduduk untuk melakukan migrasi, kelancaran sarana transportasi antar wilayah, dan pembangunan wilayah dalam kaitannya dengan desentralisasi pembangunan. Dalam (GBHN) 1973 dinyatakan bahwa kebijaksanaan program migrasi di maksudkan untuk meningkatkan penyebaran penduduk
dan tenaga kerja, serta pembukaan dan pembangunan daerah produksi pertanian baru dalam rangka pembangunan daerah khususnya di luar pulau jawa yang dapat menjamin peningkatan taraf hidup migran. Menurut UU Nomor 3\1973 tentang pokok-pokok penyelenggaraan migrasi adalah terlaksananya migrasi yang teratur dalam jumlah yang sebesar- besarnya untuk mencapai (1) Peningkatan Taraf Hidup, (2) Pembangunan Daerah, (3) Keseimbangan Penyebaran Penduduk, (4) Pembangunan yang Merata di seluruh Indonesia, (5) Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Tenaga Manusia, (6) Persatuan dan Kesatuan Bangsa, (7) Memperkuat Pertahanan dan Keamanan Nasional. Kepulauan Mentawai terdiri dari empat pulau besar yaitu pulau Siberut terdiri dari dua kecamatan yaitu Siberut Selatan bermuara di pulau Siberut, dan pulau Pagai Utara dan selatan berpusat di Sikakap. Keempat pulau tersebut pemerintahannya Kabupaten Kepulauan Mentawai, berpusat Tuapejat Sipora. Pada tahun 2010 telah di buka daerah migrasi oleh Pemerintah tepatnya di Desa Beriulou Sipora Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai dimana migran ini tergolong pada migran Swakarsa karena secara harfiah migrasi ini biaya pelaksanaan ditanggung oleh migran yang bersangkutan atau oleh pihak lain. Sedangkan dalam arti luas migrasi Swakarsa ini dicirikan pada pemilihan tanah harus sesuai dengan ketentuan pemerintah, penyediaan prasarana dan sarana diatur oleh pemerintah (Wadi, 1984:2). Daerah asal tempat migran adalah dari luar pulau Mentawa dan dari sekitar pulau Mentawai, yang mana mata pencarian migran sebelum masuk migrasi adalah mengelola hutan
larangan atau ladang berpindah-pindah. Adapun program dari migran ini adalah: (1) migran di biayai kebutuhan pokok (2) migran diberi lahan (3) di beri bibit (4) sebelum di berangkatkan ke daerah migrasi para migran di beri penyuluhan terlebih dahulu oleh pegawai Penyuluhan Lapangan (PPL), tentang bagaimana cara pengolahan lahan yang telah tersedia. (5) kondisi jalan di tempat migrasi yang ada di Desa Beriulou Sipora Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. (6) pemerintah memberikan modal untuk mengelola lahan yang telah di sediakan kepada para migran. Usaha untuk mencapai tujuan tidak selalu mulus hambatanhambatan di temui di lapangan mengingat adanya faktor penghambat baik dari migran sendiri maupun tanah yang telah di sediakan Pemerintah. Keadaan ini di sebabkan oleh kemampuan teknis petani kurang cukup untuk menguasai prinsip dasar pengolahan yang di perlukan untuk mempertahankan kesuburan tanah, pengawasan lapangan migrasi pada umumnya kurang terlatih dalam masalah pertanian. Di samping itu masalah yang di temui yaitu kekurangan modal sehingga sulit sekali mencari pupuk, alat-alat pertanian, obat-obatan Hama serta produktifitas yang rendah dari para petani akan mempengaruhi pendapatan. Keadaan tersebut akan mengakibatkan rendahnya pendapatan migran sehingga di daerah migran tersebut di temui anak-anak yang putus sekolah dan remaja yang menikah di usia muda. Keberhasilan program migran itu bukan di ukur dari berapa jumlah migran yang telah di pindahkan dalam jangkah waktu tertentu. Kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan atau dengan kata lain apabila sebahagiaan
besar pendapatan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan. di Desa Beriulou Sipora Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai di mana program migrasi yang sesuai dengan tujuan GBHN masih terdapat kepincangan bila di lihat dari: pendidikan, pendapatan, dan keadaan pemukiman, di sebabkan berbagai hal seperti : modal usaha yang masih kurang, pengolahan lahan yang belum baik, serta pemasaran hasil pertanian yang kurang baik. METODOLOGI Sesuai dengan pembatasan, rumusan dan tujuan yang telah di lakukan maka penelitian ini tergolong pada jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini merupakan salah satu bentuk penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau menuliskan variabel-variabel penelitian. Dalam menggunakan metode deskriptif ini yang baik digunakan dalam menyampaikan data atau informasi yang di perlukan yaitu penguatan atau observasi dan wawancara. Berkaitan dengan permasalahan yang di teliti sesuai dengan variabel-variabel yang di bahas yaitu tingkat pendapatan, pemukiman, pendidikan dan kesehatan. Hasil Dan Pembahasan 1. Kondisi Fisiografis a. Letak Astronomis dan Batas-Batas Kecamatan Sipora Selatan terletak pada 2024’18”LS – 1058’00 LS dan 99031’22”BT – 99052’02”BT. Adapun daerah yang berbatasan dengan Kecamatan Sipora Selatan adalah:
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Sipora Bosua 2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Masokut 3) Sebelah Barat berbatasan dengan Matuptuman 4) Sebelah Timur berbatasan dengan Betumonga b. Luas Secara keseluruhan luas Kecamatan Sipora Selatan 26.847 ha semua adalah tanah subur. Kecamatan Sipora Selatan terdiri dari 5 Kecamatan. c. Bentangan Alam Topografi daerah Kecamatan Sipora Selatan datar dan berbukitbukit wilayah dataran banyak dimanfaatkan untuk persawahan dan perladangan sedangkan wilayah perbukitan banyak dimanfaatkan untuk pertanian cengkeh. Wilayah Desa ini dilewati oleh jalan darat dan laut yang menghubungkan Kecamatan, Dipinggir jalan terdapat rumahrumah penduduk dan tersusun rapi, Desa ini sangat sejuk belum banyak polusi yang mencemari lingkungan. Desa ini mempunyai satu sungai besar digunakan untuk transportasi hilir mudik pergi keladang.
sekitar 1.358 jiwa, terdiri dari 670 jiwa laki-laki dan 688 jiwa perempuan. b. Pendidikan Faktor pendidikan masih memegang peranan penting untuk menghasilkan manusia yang prima. Untuk itu penduduk perlu dibekali dengan modal pendidikan yang memadai, sehingga menghasilkan kualitas SDM yang mampu mempercepat proses laju pembangunan khususnya di Kecamatan Sipora Selatan. Bagi anak-anak yang putus sekolah diadakan sekolah paket yang dilaksanakan 3 kali seminggu pada sore hari. Ini merupakan salah satu cara peningkatan pendidikan di Kecamatan Sipora Selatan wujud kepedulian pemerintah terhadap pendidikan. c. Mata Pencaharian Dilihat dari kondisi wilayah baik secara fisiografis maupun sosiografis, penduduk yang bermukim di Kecamatan Sipora Selatan mempunyai mata pencaharian yang beraneka ragam (heterogen). Tetapi pada umumnya penduduk Kecamatan Sipora Selatan bermata pencaharian sebagai petani.
d. Transportasi Sarana dan prasarana transportasi yang ada di Kecamatan Sipora Selatan dinilai cukup baik. Walaupun pada saat ini tidak ada angkutan yang beroperasi. Hal ini disebabkan hampir setiap keluarga yang mempunyai sepeda motor. Penduduk yang tidak mempunyai sepeda motor juga lebih senang menggunakan jasa ojek.
Pada pembahasan ini akan dibahas hasil penelitian tentang migran di Desa Beriulou Kecamatan Sipora Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai yang meliputi: 1) tingkat pendapatan, 2) kondisi permukiman, 3) tingkat pendidikan dan 4) kondisi kesehatan.
2. Kondisi Sosiografis a. Penduduk Jumlah penduduk di Kecamatan Sipora Selatan tercatat
Pertama, tingkat pendapatan migran di Desa Beriulou Kecamatan Sipora Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai umumnya < Rp 50.000,
Pembahasan
digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari, tetapi pendapatan tersebut kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sandang/pakaian keluarga sehingga membeli pakaian untuk keluarga ummnya dilakukan pada saat lebaran saja. hal ini ditunjang dengan jumlah anggota keluarga yang memiliki pendapatan hanya 1 orang. Hal ini sesuai dengan pendapat Menurut Sheraden (2006) pendapatan adalah jumlah yang di tagih kepada pelanggan atas barang ataupun jasa yang di berikan kepada mereka. Pada buku yang sama Shareden (2006) juga menjelaskan pendapatan sebagai berikut pendapatan atau relevan merupakan kenaikan kotor atau gross dalam modal pemilik yang di hasilkan dari penjualan barang dagangan, pelaksanaan jasa kepada pelangan atau klien, penyewah harta, peminjam uang dan semua kegiatan usaha serta profesi yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan. Kedua, kondisi pemukiman migran di Desa Beriulou Kecamatan Sipora Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai umumnya memiliki rumah kayu, ventilasi mencukupi, atap kebanyakan dari seng, menggunakan penerangan lampu dinding pada malam hari dan memiliki kamar ratarata 2 buah. Hal ini sesuai dengan Blaang (1995:27) mengatakan tentang perumahan dan pemukiman tidak semata-mata tempat bernaung untuk melindungi diri dari segala bahaya, gangguan dan pengaruh fisik belaka, melainkan juga merupakan tempat tinggal, tempat beristrahat setelah melakukan perjuangan hidup seharihari. Ketiga, tingkat pendidikan migran di Desa Beriulou Kecamatan Sipora Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, umumnya tidak tamat SD, sedangkan kemampuan untuk
memenuhi pendidikan keluarga kurang mampu, ditambah lagi masyarakat tidak memiliki pendidikan non formal. Sedangkan sikap masyarakat terhadap pendidikan anak umumnya menyatakan sangat perlu dan anak yang sedang menempuh pendidikan umumnya 1 orang. Hal ini sesuai dengan Mangunwijaya (2008), mengemukakan pendidikan sebagai upaya mempengaruhi manusia dalam usaha membimbingnya menjadi dewasa. Usaha membimbing yang di maksud di sini adalah usaha yang di dasari dan di laksanakan dengan sengaja. Pendidikan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan pritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat bangsa dan bernegara. Keempat, kondisi kesehatan migran di Desa Beriulou Kecamatan Sipora Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, umumnya mengalami sakit ringan seperti flu dan pilek, demam, rata-rata anggota keluarga yang sakit sebanyak 1 orang, dan tidak pernah kambuh. Tempat berobat umumnya ke Puskesmas dengan jarak 1 – 2 k m dari rumah. Hal ini sesuai dengan Osma Zein (1993:11) bahwa sistem kesehatan nasional yang tercantum dalam rencana pokok program pembangunan di bidang kesehatan jangka panjang menyebutkan tujuan sebagai pasca lainnya yaitu: (1) meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam proses kesehatan ,(2) perbaikan mutu lingkungan hidup untuk menjamin kesehatan, (3) peningkatan status gisi masyarakat,
( 4) pengurangan kesakitan, pengembangan sehat sejahteraan.
(5)
KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada deskripsi data dan pembahasan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa: 1.
2.
3.
4.
Tingkat pendapatan migran di Desa Beriulou Kecamatan Sipora Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai umumnya < Rp 50.000/hari, untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sandang/pakaian keluarga. Membeli pakaian untuk keluarga umumnya dilakukan pada saat lebaran, sedangkan jumlah anggota keluarga yang memiliki pendapatan hanya 1 orang. Kondisi pemukiman migran di Desa Beriulou Kecamatan Sipora Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai umumnya memiliki rumah kayu, ventilasi mencukupi, atap kebanyakan dari seng, menggunakan penerangan lampu dinding pada malam hari dan memiliki kamar rata-rata 2 buah. Tingkat pendidikan migran di Desa Beriulou Kecamatan Sipora Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, umumnya tidak tamat SD, kurang mampu memenuhi pendidikan keluarga dan tidak memiliki pendidikan non formal, tetapi sikap masyarakat terhadap pendidikan anak sangat baik dan anak yang sedang menempuh pendidikan umumnya 1 orang. Kondisi kesehatan migran di Desa Beriulou Kecamatan Sipora Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, umumnya mengalami sakit ringan seperti flu dan pilek, demam, rata-rata anggota keluarga yang sakit sebanyak 1 orang, dan tidak pernah kambuh. Tempat berobat umumnya ke Puskesmas dengan jarak 1 – 2 k m dari rumah.
DAFTAR PUSTAKA Afdal
(1989). Tinggi Rendahnya Kesejahteraan Keluarga Transmigran. FIPS. IKIP. Padang
Alwi, Hasan. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional :Jakarta Arikunto, Suharsimi. 1989. Manajemen Penelitian . Jakarta: Depdikbud Dikti P2LPK. Aliasar
(1992)
Keluarga
Untuk Sejahtera.
Mewujudkan FIPS.IKIP.
Padang Dep P&K. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta-Balai Pustaka Driyarkara.(1989) Pengembangan Pendidikan Upaya Memajukan Manusia. Jakarta: Sumber Widia Elvia Misa. 1994. Studi Tentang Tingkat Kemiskinan Keluarga Petani Desa Tertinggal di Perwakilan Kecamatan Guguak Kabupaten 50 Kota. Skripsi. Geo. FPIPS. Padang Ewles Linda, 1992. Promosi Kesehatan Gajah Mada University Press. Yogyakarta GBHN 1983:19) Dalam TAP MPR NO 11/ MPR /1983 Idris,
Zahara. 1982. Dasar-dasar Kependidikan. Bandung : Angkasa Raya.
Mangun wijaya, Forum.2008. Kurikulum Yang Mencerdaskan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas Munir,
Rozy. 1981. Dasar-dasar Demografi. Jakarta. Lembaga Demografi. FE UI
Naim, Mochtar. 1984. Merantau Pola Migrasi Suku Minang Kabau. Yogyakarta. UGM Prayitno. 2008. Pendidikan Dasar Teori dan Praksis. Padang:UNP Press Sherraden,
Michael.2006.Aset
Orang
Miskin.
Jakarta:
Untuk Raja
Grafindo Sembiring, RK. 1985. Demografi. Jakarta : Fakultas Pasca Sarjana UI. Todaro, Michael P. 1995. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Penerjemah Harris Munandar. Jakarta. Penerbit Erlangga