STUDI TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA BIDANG SENI RUPA DI SMP NEGERI 1 PROBOLINGGO
SKRIPSI
OLEH: ANALISA YOHANA NIM 107251407171
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SENI DAN DESAIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA Mei 2011
STUDI TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA BIDANG SENI RUPA DI SMP NEGERI 1 PROBOLINGGO
SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Negeri Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Seni Rupa
Oleh: Analisa Yohana NIM 107251407171
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SENI DAN DESAIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA Mei 2011
i
ABSTRAK Yohana, Analisa. 2011. Studi Tentang Media Pembelajaran yang Digunakan pada Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo. Skripsi, Jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dra, Ida Siti Herawati, M.Pd. (II) Drs. Andi Harisman Kata Kunci: Media Pembelajaran, Seni Budaya, Seni Rupa. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Ketepatan penggunaan media pembelajaran dapat memepengaruhi kualitas proses serta hasil yang dicapai. SMP Negeri 1 Probolinggo mengadakan mata pelajaran Seni Budaya bidang Seni Rupa pada semester 1. Sekolah tersebut dianggap memiliki prestasi akademik yang baik oleh banyak pihak. Maka dari itu diadakan penelitian tentang media pembelajaran yang digunakan pada mata pelajaran Seni Budaya bidang Seni Rupa, karena penggunaan media yang tepat akan sangat berpengaruh pada keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah tersebut Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui penggunaan media pembelajaran pada pembelajaran apresiasi mata pelajaran seni budaya bidang seni rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo, (2) Mengetahui penggunaan media pembelajaran pada pembelajaran ekspresi mata pelajaran seni budaya bidang seni rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian deskriptif. Metode yang digunakan untuk mengungkap data adalah metode observasi pada perangkat pembelajaran yang digunakan guru, wawancara dengan guru mata pelajaran, serta angket yang diberikan pada siswa untuk triangulasi sumber. Hasil penelitian sebagai berikut: (1) Media-media yang digunakan pada pembelajaran apresiasi adalah media buku teks/buku panduan, media contoh gambar/foto-foto, media model, media hasil karya seni yang dihadirkan langsung pada siswa, serta media elektronik berbasis komputer. Guru selalu menggunakan media pembelajaran pada setiap KD pembelajaran apresiasi. Media yang paling berperan membantu siswa dalam pembelajaran apresiasi adalah media LCD, media video/film, dan media contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll), sedangkan media yang paling berperan membantu guru adalah media karya yang ditunjukkan secara langsung pada siswa yaitu lukisan, (2) Media yang digunakan pada pembelajaran ekspresi selama ini adalah media buku teks/buku panduan, media model, media contoh gambar/foto, media hasil karya seni, media elektronik berbasis komputer, serta media alat dan bahan untuk berkarya seni. Guru selalu menggunakan media pembelajaran pada setiap KD pembelajaran ekspresi. Media yang paling berperan membantu siswa dalam pembelajaran ekspresi adalah media LCD, media video/film, media contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll), dan media gambar, sedangkan media yang paling berperan membantu guru adalah media karya yang ditunjukkan secara langsung pada siswa yaitu lukisan.
i
ii
ABSTRACT Yohana, Analisa. 2011. A Study of Learning Media on the Subject of Cultural Art Majoring Visual Art at SMP Negeri 1 Probolinggo. Thesis, Department of Design and Art, Faculty of Letters, State University of Malang. Advisors: (I) Dra, Ida Siti Herawati, M.Pd. (II) Drs. Andi Harisman Keywords: The Learning Media, Cultural Art , Visual Arts. Learning media is one of learning component which plays important roles in teaching-learning process. The effectiveness in the use of learning media is able to influence the quality of process and the result reached. SMP Negeri 1 Probolinggo to hold subject of Cultural Art majoring Visual Art in the 1st semester. This school is regarded as a good school in which there are many achievements have been collected so far. Thus, a research conducted to know how well the learning media in the lesson of Cultural Art majoring Visual Art influences the learning success in that school. The aims for this study are (1) Determine the use of instructional media in teaching the subjects of curtural art appreciation on visual art in SMP Negeri 1 Probolinggo, (2) Determine the use of instructional media in teaching subjects the expression of curtural art on visual art in SMP Negeri 1 Probolinggo. This study used a qualitative approach, with used the type of descriptive research. The method used to reveal the data is the method of observation on learning tools used by teachers, interviews with subject teachers, as well as a questionnaire given to students to triangulate the source. The results showed that (1) Media used in appreciation learning process have been so far using text books, model of media, photograph media, media of art product, electronic media in the basic of computer. Teachers have been using the learning media in every KD of appreciation learning. The media use which have been so helpful are LCD, video/film, instances of media (statue, painting, ceramics, etc), while media which is often used in teaching the students is painting. (2) Media used in expression learning process have been so far using text books, model of media, photograph media, media of art product, electronic media in the basic of computer, also tool media to create and art. Teachers have been using the learning media in every KD of expression learning. The media use which have been so helpful are LCD, video/film, instances of media (statue, painting, ceramics,etc), and photograph media, while media which is often used in teaching the students is painting.
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Studi Tentang Media Pembelajaran yang Digunakan pada mata pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo”. Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Malang. Penulis mengucapkan permohonan maaf atas kesalahan yang pernah penulis lakukan dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Terutama kepada: 1. Prof. Dr. H. Dawud, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Sastra atas bantuan yang diberikan kepada penulis. 2. Drs. Iriaji, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Seni dan Desain atas bantuan yang diberikan kepada penulis. 3. Dra. Tjitjik S.W, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Rupa atas bantuan yang diberikan kepada penulis. 4. Dra. Hj. Purwatiningsih, M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktunya untuk menguji dan membimbing penulis demi terselesaikannya skripsi ini. 5. Dra. Ida Siti Herawati, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan banyak bimbingan dan selalu memberi semangat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
iii
iv
6. Drs. Andi Harisman, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan banyak bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 7. Dosen-dosen Program Studi Pendidikan Seni Rupa yang telah banyak memberikan ilmu, motivasi, serta pengalaman berarti selama 4 tahun ini. 8. Bapak Effendi, S.Pd dan Ibu Hurida, S.Pd, selaku guru mata pelajaran Seni Budaya bidang Seni Rupa SMP Negeri 1 Probolinggo yang telah bersedia memberikan informasi yang sangat berharga demi terselesaikannya skripsi ini. 9. Ayah Asmiono dan Ibu Siti Amanah Basriani tercinta, yang telah memberikan banyak dukungan baik moril maupun materiil selama penulis menempuh gelar sarjana ini, dan atas pengorbanan, bimbingan, do’a, serta kasih sayang yang telah diberikan. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan serta bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi banyak pihak. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kebaikan penyusunan laporan penelitian selanjutnya.
Malang, Mei 2011
Penulis
iv
v
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK ...................................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................. B. Rumusan Masalah ........................................................................ C. Ruang Lingkup .............................................................................. D. Landasan Teori ......... .................................................................... 1.Media Pembelajaran .................................................................... a. Pengertian Media Pembelajaran ............................................... b.Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran ........................... c. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran ................................ d.Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran .............................. e. Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran ................................... f. Peran Media Pembelajaran ....................................................... 2.Mata Pelajaran Seni Budaya ....................................................... a. Pengertian Mata Pelajaran Seni Budaya .................................. b.Ruang Lingkup Mata Pelajaran Seni Budaya .......................... c. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Seni Budaya ................... E. Kegunaan Penelitian.......................................................................
1 6 7 9 9 9 10 14 14 19 22 25 25 26 27 28
BAB II METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................................... B. Kehadiran Peneliti ......................................................................... C. Lokasi Penelitian ........................................................................... D. Sumber Data .................................................................................. E. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................... F. Analisis Data ................................................................................. G. Pengecekan Keabsahan Temuan ................................................... H. Tahap-tahap Penelitian ..................................................................
29 29 30 30 30 32 32 33
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Kondisi Sekolah ............................................................................ 34 B. Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran Seni Budaya ............... 36 C. Penggunaan Media Pembelajaran pada Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa ............................................................. 37 1.Penggunaan media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni v
vi
Budaya Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran Apresiasi ........... a. Hasil Wawancara ..................................................................... b.Hasil Observasi ........................................................................ c. Hasil Angket ............................................................................ d.Kesimpulan Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran Apresiasi ................................................................................... 2.Penggunaan media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran Ekspresi ............ a. Hasil Wawancara ..................................................................... b.Hasil Observasi ........................................................................ c. Hasil Angket ............................................................................ d.Kesimpulan Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran Ekspresi .................................................................................... 3.Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo .........
38 38 42 46
49 52 52 55 62
65 68
BAB IV PEMBAHASAN A. Penggunaan Media Pembelajaran ................................................. 73 B. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran Apresiasi di SMP Negeri 1 Probolinggo ..................................................................... 76 C. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran Ekspresi di SMP Negeri 1 Probolinggo ..................................................................... 81 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 88 B. Saran .............................................................................................. 90 DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................... 92
vi
vii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1
Skala Intensitas Penggunaan Media Pembelajaran ................................. 129
2
Penggunaan Buku Panduan pada Pembelajaran Apresiasi ..................... 129
3
Penggunaan Buku Kerja/LKS pada Pembelajaran Apresiasi.................. 130
4
Penggunaan Hand-Out/Selebaran Materi pada Pembelajaran Apresiasi 130
5
Penggunaan Tape/Rekaman Suara pada Pembelajaran Apresiasi .......... 131
6
Penggunaan OHP pada Pembelajaran Apresiasi ..................................... 131
7
Penggunaan Gambar pada Pembelajaran Apresiasi ................................ 132
8
Penggunaan Poster pada Pembelajaran Apresiasi ................................... 132
9
Penggunaan Foto pada Pembelajaran Apresiasi ..................................... 133
10 Penggunaan Video/Film pada Pembelajaran Apresiasi .......................... 133 11 Penggunaan Power Point dan LCD pada Pembelajaran Apresiasi ......... 134 12 Penggunaan Contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll) pada Pembelajaran Apresiasi ........................................................................... 134 13 Skala Intensitas Penggunaan Media Pembelajaran ................................. 135 14 Penggunaan Buku Panduan pada Pembelajaran Ekspresi ....................... 136 15 Penggunaan Buku Kerja/LKS pada Pembelajaran Ekspresi ................... 136 16 Penggunaan Hand-Out/Selebaran Materi pada Pembelajaran Ekspresi 137 17 Penggunaan Tape/Rekaman Suara pada Pembelajaran Ekspresi ............ 137 18 Penggunaan OHP pada Pembelajaran Ekspresi ...................................... 138 19 Penggunaan Gambar pada Pembelajaran Ekspresi ................................. 138
vii
viii
20 Penggunaan Poster pada Pembelajaran Ekspresi .................................... 139 21 Penggunaan Foto pada Pembelajaran Ekspresi ....................................... 139 22 Penggunaan Video/Film pada Pembelajaran Ekspresi ............................ 140 23 Penggunaan Power Point dan LCD pada Pembelajaran Ekspresi ........... 140 24 Penggunaan Contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll) pada Pembelajaran Ekspresi ............................................................................ 141
viii
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Halaman
Kerucut Pengalaman Belajar Edgar Dale ................................................ 25
ix
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Surat Ijin Mengadakan Penelitian .............................................................. 94 2.
Surat Ijin Melaksanakan ........................................................................... 95
3. Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian ....................................... 96 4. Pedoman Wawancara ................................................................................. 97 5. Pedoman Observasi .................................................................................... 100 6. Lembar Angket Untuk Siswa ..................................................................... 101 7. Hasil Wawancara dengan Guru Seni Budaya yang Pertama ..................... 106 8. Hasil Wawancara dengan Guru Seni Budaya yang Kedua ........................ 111 9. Hasil Observasi RPP Guru Pertama ........................................................... 115 10. Hasil Observasi RPP Guru Kedua ............................................................. 119 11. Hasil Angket Siswa (Pertanyaan Nomor 1-22) .......................................... 125 12. Perhitungan Jawaban Angket (Pertanyaan Nomor 1-22) ........................... 129 13. Hasil Angket Siswa (Pertanyaan Nomor 23 & 24) .................................... 142 14. Hasil Angket Siswa (Pertanyaan Nomor 25 & 26) .................................... 144 15. Hasil Angket Siswa (Pertanyaan Nomor 27) ............................................. 147 16. RPP Guru Pertama ..................................................................................... 149 17. RPP Guru Kedua ........................................................................................ 168 18. Profil SMP Negeri 1 Probolinggo .............................................................. 191 19. Media Pembelajaran yang Digunakan oleh Guru Pertama ........................ 194 20. Media Pembelajaran yang Digunakan oleh Guru Kedua ........................... 213 21. Lembar Kartu Bimbingan Skripsi .............................................................. 239
x
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mewariskan nilai-nilai kepada generasi yang akan datang. Nilai-nilai tersebut dapat disalurkan melalui proses belajar, karena belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi seumur hidup. Pembangunan dibidang pendidikan adalah salah satu program pemerintah yang hingga kini masih terus dikembangkan demi penyempurnaan pendidikan. Baik dari segi kurikulum, metode, maupun media pengajaran yang bertujuan membentuk anak didik yang berkualitas, kreatif dan mengikuti perkembangan IPTEK. Pada lembaga pendidikan, salah satu faktor yang menjadi penentu keberhasilan tujuan pendidikan adalah guru. Hal ini ditegaskan oleh Samana (1994:16) bahwa “guru merupakan faktor utama dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan sekolah yang pada gilirannya akan sangat mempengaruhi kemajuan masyarakat yang menjadi suprasistem sekolah yang bersangkutan. Masyarakat yang semakin rasional dan teknologis semakin membutuhkan jasa sekolah dan atau guru yang bermutu”. Proses belajar mengajar di sekolah terdiri dari tiga aspek, yaitu pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor). Ketiga aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena
1
2
itu pembelajaran di sekolah diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa pada ketiga aspek tersebut. Selain ketiga aspek tersebut, proses pembelajaran disekolah mengandung lima komponen komunikasi, yaitu guru, bahan ajar, media pembelajaran, siswa, dan tujuan pembelajaran. Komponen-komponen tersebut merupakan suatu sistem dalam proses pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan. Kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari proses komunikasi, maka diperlukan alat perantara untuk menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Bagaimana seorang guru dapat menciptakan suasana dan kondisi kegiatan pembelajaran yang menyenangkan melalui komunikasi tersebut. Dalam hal ini media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, proses pembelajaran sebagai proses komunikasi tidak akan berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar dalam hal ini adalah siswa. Munadi (2010:7) mendefinisikan media pembelajaran sebagai “segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”. Jadi media pembelajaran dapat dikatakan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan informasi dari guru ke siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa dan pada akhirnya dapat menjadikan siswa melakukan kegiatan belajar.
3
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Pada kenyataannya dilapangan, media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, misalnya: keterbatasan waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang lebih mengenai media pembelajaran. Pada era globalisasi ini media pembelajaran sangat banyak macamnya, berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga suatu sekolah dituntut untuk peka akan perkembangan tersebut, dan banyak melakukan inovasi-inovasi baru terhadap media pembelajaran yang digunakan agar tidak tertinggal oleh kemajuan teknologi yang ada. Oemar Hamalik (1980:13) mengatakan bahwa “kemajuan teknologi modern adalah salah satu faktor yang turut menunjang usaha pembaharuan ... mereka telah sampai pada taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakannya dalam dunia pendidikan di sekolah”. Mengenai media pembelajaran yang digunakan disuatu sekolah, lebih lanjut Arsyad Azhar (2011:VIII) berpendapat sebagai berikut: Tumbuhnya kesadaran terhadap pentingnya pengembangan media pembelajaran di masa yang akan datang harus dapat direalisasikan dalam praktik. Banyak usaha yang dikerjakan. Disamping memahami penggunaannya, para gurupun patut berupaya untuk mengembangkan keterampilan “membuat sendiri” media yang menarik, murah, dan efisien, dengan tidak menolak kemungkinan pemanfaatan alat modern yang sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4
Peran guru dalam inovasi dan pengembangan media pembelajaran sangatlah penting mengingat guru sangat berperan dalam proses belajar mengajar di kelas. Maka dari itu seorang guru dituntut untuk dapat mengolah kemampuannya untuk membuat media pembelajaran yang lebih efektif dan efisien sehingga pembelajaran dapat lebih menyenangkan. Dalam hal ini mutu serta keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari sejauh mana ia bisa mengeksplor kemampuannya dalam pengadaan media pembelajaran tersebut. Lebih lanjut Miarso (1986:105) menyatakan bahwa “hal pertama yang harus dilakukan guru dalam penggunaan media secara efektif adalah mencari, menemukan, dan memilih media yang memenuhi kebutuhan belajar anak, menarik minat anak, sesuai dengan perkembangan kematangan dan pengalamannya serta karakteristik khusus yang ada pada kelompok belajarnya”. Dalam hal ini kemampuan guru dalam memahami karakteristik peserta didiknya sangat dibutuhkan, karena media pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan karakteristik siswa agar didapatkan pembelajaran yang maksimal. Pada kenyataannya, dimungkinkan saja terjadi bahwa peran media pembelajaran itu sangat kecil, yaitu hanya sebagai pelengkap di mana media baru digunakan pada saat guru membutuhkannya atau berhalangan hadir mengajar di kelas. Dalam kaitan ini, tidak ada perencanaan tentang pemanfaatan media pembelajaran. Namun disisi lain, media pembelajaran justru sangat berperan atau memainkan peranan yang dominan dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator saja dalam kegiatan pembelajaran. Alternatif lainnya adalah adanya pembagian peran yang seimbang antara guru dan media
5
pembelajaran. Dalam keadaan yang demikian ini, pemanfaatan media pembelajaran benar-benar terencana. Mata pelajaran Seni Budaya bidang Seni Rupa merupakan mata pelajaran yang berbasis estetik. Walau merupakan mata pelajaran noneksak, keberadaan mata pelajaran Seni Budaya juga merupakan mata pelajaran yang penting, karena melalui mata pelajaran tersebut siswa dapat belajar tentang berkarya seni serta berapresiasi terhadap karya orang lain. Mutu sebuah lembaga pendidikan khususnya sebuah sekolah, salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai peserta didiknya. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, suatu sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana semaksimal mungkin agar proses belajar mengajar disekolah tersebut dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan anak didik yang memliki kualitas akademik yang baik pula. Seperti yang dikatakan diatas, salah satu caranya adalah dengan pemilihan media yang digunakan di sekolah tersebut. Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah salah satu komponen yang sangat berpengaruh pada proses belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kali ini penulis mengambil judul Studi Tentang Media Pembelajaran yang Digunakan pada Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo sebagai penelitian, hal ini mengingat bahwa sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah yang dianggap memiliki prestasi akademik yang baik oleh banyak pihak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran yang digunakan pada mata pelajaran Seni Budaya bidang Seni Rupa di sekolah tersebut. Tentang bagaimana jenis serta ketepatan penggunaan media
6
pembelajaran yang digunakan selama ini, karena penggunaan media dapat mempengaruhi kualitas proses belajar mengajar. Penggunaan media yang tepat akan sangat berpengaruh pada keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah tersebut. Penelitian ini nantinya diharapan dapat menjadi koreksi bagi guru terhadap media pembelajaran yang selama ini digunakan, dengan tujuan agar memperoleh hasil belajar yang maksimal dari proses pembelajaran di sekolah.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut 1. Bagaimanakah penggunaan media pembelajaran pada pembelajaran apresiasi mata pelajaran Seni Budaya bidang Seni Rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo? 2. Bagaimanakah penggunaan media pembelajaran pada pembelajaran ekspresi mata pelajaran Seni Budaya bidang Seni Rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo?
7
C. Ruang Lingkup Penelitian Variabel
Sub variabel
Sub-sub variabel
Media Penggunaan media Jenis media pembelajaran yang pembelajaran pada digunakan pada standart mata pelajaran kompetensi seni budaya apresiasi Pembuatan bidang seni rupa di media SMP Negeri 1 Probolinggo
Penggunaan media pembelajaran
Indikator
Instrumen
Sumber data
Jenis media Karakteristik media
Angket Pedoman observasi
Siswa RPP
Media yang dibuat oleh sendiri Media yang dibuat oleh orang lain
Pedoman wawancara Pedoman wawancara
Guru Guru
Intensitas penggunaan media
Penggunaan diawal proses pembelajaran Penggunaan ditengah proses pembelajaran Penggunaan diakhir proses pembelajaran
Pedoman observasi
RPP
Peranan media
Bagi guru Bagi siswa
Pedoman wawancara Angket
Guru Siswa
Jenis media
Jenis media Karakteristik media
Angket Pedoman observasi
Siswa RPP
8
pada standart kompetensi ekspresi
Pembuatan media
Media yang dibuat oleh sendiri Media yang dibuat oleh orang lain
Pedoman wawancara Pedoman wawancara
Guru Guru
Intensitas penggunaan media
Penggunaan diawal proses pembelajaran Penggunaan ditengah proses pembelajaran Penggunaan diakhir proses pembelajaran
Pedoman observasi
RPP
Peranan media
Bagi guru Bagi siswa
Pedoman wawancara Angket
Guru Siswa
9
D. Landasan Teori 1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Munadi (2010:7) mendefinisikan media pembelajaran sebagai “segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”. Menurut Arsyad (2011:3) mendeskripsikan “secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alatalat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal …. Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau menghantarkan pesan-pesan pembelajaran” Kustandi & Sutjipto (2011:9) menyimpulkan “media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna”. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara guru, siswa dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Pesan yang akan dikomunikasikan merupakan isi pembelajaran yang ada dalam kurikulum yang disajikan oleh guru kepada siswa dalam proses pembelajaran di sekolah Penyampaian pesan merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap
10
kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu mempelajari bagaimana memilih serta menggunakan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
b. Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran Berdasarkan perkembangannya, Arsyad (2011:29) membagi media pembelajaran dalam empat kelompok, antara lain: 1) Media hasil teknologi cetak, memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati berdasarkan ruang. b) Baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif. c) Teks dan visual ditampilkan statis (diam). d) Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip kebahasaan dan persepsi visual. e) Baik teks maupun visual berorientasi (berpusat) pada siswa. f) Informasi dapat diatur kembali atau ditata ulang oleh pemakai. 2) Media hasil teknologi audio-visual, memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Mereka biasanya bersifat linear. b) Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis. c) Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang/pembuatnya.
11
d) Mereka merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak. e) Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif. f) Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah. 3) Media hasil teknologi yang berbasis komputer, memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Mereka dapat digunakan secara acak, non-sekuensial, atau secara linear. b) Mereka dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan keinginan perancang/pengembangan sebagaimana direncanakannya. c) Biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, simbol dan grafik. d) Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini. e) Pembelajaran dapat berorientasi siswa dan melibatkan interaktivitas siswa yang tinggi. 4) Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Menggabungkan beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer, memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Ia dapat digunakan secara acak, sekuensial, secara linear. b) Ia dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa, bukan saja dengan cara yang direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya.
12
c) Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks pengalaman siswa, menurut apa yang relevan dengan siswa, dan dibawah pengendalian siswa. d) Prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan penggunaan pelajaran. e) Pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif sehingga pengetahuan dikuasai jika pelajaran itu digunakan. f) Bahan-bahan pelajaran melibatkan banyak interaktivitas siswa. g) Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai sumber. Kustandi & Sutjipto (2011:79) pengklasifikasian media pembelajaran dapat didasarkan pada karakteristik dan sifat-sifat media, baik dilihat dari bentuk, teknik pemakaian, ataupun kemampuannya, sebagai berikut: 1) Dilihat dari sifat atau jenisnya, media dapat dikelompokkan seperti berikut ini. a) Kelompok media yang hanya dapat didengar, atau media yang mengandalkan kemampuan suara, disebut media auditif. Media ini meliputi media radio, audio atau tape recorder. b) Kelompok media yang hanya mengandalkan indera penglihatan, disebut dengan media visual, seperti gambar, foto, slide, kartun, model, dan sebagainya. c) Kelompok media yang dapat didengar dan dilihat disebut dengan media audio visual, seperti soundslide, film, TV, video, dan filmstrip. 2) Dilihat dari teknik pemakaiannya, media dapat dikelompokkan seperti berikut ini.
13
a) Media elektronik atau media yang hanya dapat digunakan dengan memakai bantuan alat-alat elektronik, seperti: over head projector (OHP), slide projector, TV, video, dan filmstrip. 3) Dilihat dari kemampuannya, media dapat dibagi menjadi berikut ini. a) Media yang mempunyai jangkauan dan serentak, seperti radio dan televisi. Pemanfaatan media ini tidak terbatas pada tempat dan ruangan. Siapapun dapat memanfaatkannya di manapun. b) Media yang mempunyai jangkauan terbatas, seperti OHP, slide suara, film slide, dan lain-lain. Media semacam ini pemanfaatannya memerlukan tempat dan penataan yang khusus. c) Media yang dimanfaatkan secara individu, seperti model pembelajaran berprogram, pembelajaran melalui komputer, dan lain-lain. Para ahli mengklasifikasikan media pembelajaran dari sudut pandang yang berbeda-beda, maka mereka mengelompokkan jenis serta karakteristik media pembelajaran juga berbeda-beda. Teknologi semakin berkembang, begitu pula jenis media pembelajaran yang ada juga semakin bermacam-macam. Seorang guru di sekolah dituntut untuk mengetahui karakteristik media pembelajaran yang digunakan di sekolah tersebut, karena dengan mengetahui karakteristik media, guru dapat memilih media mana yang tepat digunakan untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa. Hal ini dimaksudkan agar proses belajar mangajar yang dilakukan dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
14
c. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran Munadi (2010:8) “tujuan pemanfaatan media dalam proses pembelajaran adalah untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan proses pembelajaran itu sendiri”. Menurut Achsin (1986:17-18) dalam Endonesa (Online), menyatakan bahwa tujuan penggunaan media pengajaran adalah sebagai berikut : (1) agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan tepat guna dan berdaya guna, (2) untuk mempermudah bagi guru/pendidik daiam menyampaikan informasi materi kepada anak didik, (3) untuk mempermudah bagi anak didik dalam menyerap atau menerima serta memahami materi yang telah disampaikan oleh guru/pendidik, (4) untuk dapat mendorong keinginan anak didik untuk mengetahui lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik, (5) untuk menghindarkan salah pengertian atau salah paham antara anak didik yang satu dengan yang lain terhadap materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik Media yang digunakan dalam kelas hendaknya sesuai dengan kondisi sekolah tersebut, kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Dari beberapa uraian di atas sudah jelas tujuan penggunaan media dalam suatu proses pembelajaran adalah untuk mengefektifkan proses penyampaian informasi kepada penerima (siswa), agar didapatkan hasil belajar yang diharapkan.
d. Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran Arsyad (2011:25) mengemukakan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:
15
1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. 2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. 3) Media pembelajaran dapat mengatasi indera, ruang, dan waktu. a) Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio, atau model. b) Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar. c) Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide, disamping secara verbal. d) Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi komputer. e) Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video.
16
f) Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman seperti time-lapse untuk film, video, slide, atau simulasi komputer. 4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan ke museum atau kebun binatang. Menurut Caray (Online) “Fungsi media pembelajaran untuk memudahkan para pengajar untuk menyampaikan secara tepat dan efisien kepada siswa”. Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Sudrajat (Online), menyebutkan manfaat media pembelajaran sebagai berikut: 1) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. 2) Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. 3) Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya. 4) Media menghasilkan keseragaman pengamatan. 5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis. 6) Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
17
7) Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar. 8) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak. Sedangkan menurut Mustikasari (Online) secara lebih khusus manfaat media pembelajaran adalah: 1) Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan. Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun berada. 2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan. 3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. Dengan media akan terjadinya komunikasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah. 4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga. Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.
18
5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mandalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan lebih baik. 6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru.Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah. 7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan. 8) Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif. Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain. Media pembelajaran akan sangat bermanfaat dan sangat membantu guru maupun siswa dalam proses pembelajaran, jika program media itu didesain dan
19
dikembangkan secara baik, maka fungsi guru akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru sehingga waktu belajar akan lebih efektif.
e. Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran Media yang baik, belum tentu menjamin keberhasilan belajar siswa jika kita tidak dapat menggunakannya dengan baik. Untuk itu, media yang telah kita pilih dengan tepat harus dapat kita manfaatkan dengan sebaik mungkin sesuai prinsip-prinsip pemanfaatan media. Media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Maka dari itu Arsyad (2011:75) mengemukakan beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media, antara lain sebagai berikut: 1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. 3) Praktis, luwes, dan bertahan. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan di manapun dan kapanpun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa ke mana-mana. 4) Guru terampil menggunakannya. Apapun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. 5) Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan.
20
6) Mutu teknis. Misalnya, visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang. Sedangkan menurut Munadi (2010:187) prinsip pemilihan media hendaknya didasarkan atas beberapa kriteria antara lain sebagai berikut: 1) Karakteristik siswa. Meliputi kemampuan, latar belakang (sosio-cultural), serta kepribadian siswa. 2) Tujuan belajar. Secara umum tujuan belajar yang diusahakan untuk dicapai meliputi tiga hal, yakni untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, serta pembentukan sikap. 3) Sifat bahan ajar. Setiap kategori pembelajaran itu menuntut aktivitas atau perilaku yang berbeda-beda, dan dengan demikian akan mempengaruhi pemilihan media beserta teknik pemanfaatannya. 4) Pengadaan media. Aspek teknis lainnya yang menjadi pertimbangan pemilihan media adalah kemampuan biaya, ketersediaan waktu, tenaga, fasilitas dan peralatan pendukung. 5) Sifat pemanfaatan media. Guru hendaknya mengetahui potensi media, maka dengan demikian ia juga harus terlebih dahulu mengetahui karakteristik masing-masing jenis media. Sebelum memutuskan untuk memanfaatkan media dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas, hendaknya kita mempertimbangkan media pembelajaran mana yang akan digunakan seperti yang diungkapkan oleh Kustandi & Sutjipto (2011:87) berikut in: 1) Sesuaikan jenis media dengan materi kurikulum.
21
2) Keterjangkauan dalam pembiayaan. 3) Ketersediaan perangkat keras untuk pemanfaatan media pembelajaran. 4) Ketersediaan media pembelajaran di pasar. 5) Kemudahan memanfaatkan media pembelajaran. Aristo (Online), mengemukakan beberapa prinsip umum yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan media pembelajaran, yaitu : 1) Setiap jenis media, memiliki kelebihan dan kelemahan. Tidak ada satu jenis media yang cocok untuk semua segala macam proses belajar dan dapat mencapai semua tujuan belajar. 2) Penggunaan beberapa macam media secara bervariasi memang perlu. Namun harap diingat, bahwa penggunaan media yang terlalu banyak sekaligus dalam suatu kegiatan pembelajaran, justru akan membingungkan siswa dan tidak akan memperjelas pelajaran 3) Penggunaan media harus dapat memperlakukan siswa secara aktif. Lebih baik menggunakan media yang sederhana yang dapat mengaktifkan seluruh siswa daripada media canggih namun justru membuat siswa kita terheran-heran pasif. 4) Sebelum media digunakan harus direncanakan secara matang dalam penyusunan rencana pelajaran. Tentukan bagian materi mana saja yang akan kita sajikan dengan bantuan media. Rencanakan bagaimana strategi dan teknik penggunaannya. 5) Hindari penggunaan media yang hanya dimaksudkan sebagai selingan atau sekedar pengisi waktu kosong saja. Jika siswa sadar bahwa media yang
22
digunakan hanya untuk mengisi waktu kosong, maka kesan ini akan selalu muncul setip kali guru menggunakan media. 6) Harus senantiasa dilakukan persiapan yang cukup sebelum penggunaaan media. Kurangnya persiapan bukan saja membuat proses kegiatan belajar mengajar tidak efektif dan efisien, tetapi justru mengganggu kelancaran proses pembelajaran. Pertimbangan pemilihan media sangat penting, karena terkait dengan penyampaian informasi pengajaran yang disampaikan. Harus mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya kepraktisan media tersebut, dapat digunakan oleh guru maupun siswa, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, namun sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang disediakan oleh sekolah. Selain itu guru juga harus memiliki pengetahuan tentang kemampuan intelektual siswa yang diajarnya, agar guru dapat memilih media yang benar-benar sesuai dengan karakteristik siswa. Ketepatan dalam pemilihan media berpotensi menghasilkan pemahaman yang baik oleh peserta didik terhadap materi pembelajaran yang disampaikan. Sehingga dapat meningkatkan mutu proses belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal diperlukan persiapan serta memilih media yang tepat dalam pembelajaran.
f. Peran Media Pembelajaran Peran penggunaan media sangat berpengaruh dalam menunjang proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah, baik itu untuk siswa, guru, maupun dalam proses belajar mengajar itu sendiri.
23
Arsyad (2011:15) mengemukakan bahwa : “Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pembelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.” Munadi (2010:36) membedakan peranan/fungsi media pembelajaran menjadi dua hal, yakni analisis fungsi yang didasarkan pada medianya dan didasarkan pada penggunaannya, seperti berikut: 1) Analisis fungsi yang didasarkan pada media. a) Media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan lain-lain. b) Fungsi semantik. Fungsi semantik yakni kemampuan media dalam menambah pembendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami oleh anak didik (tidak verbalistik). c) Fungsi manipulatif. Fungsi manipulatif didasarkan pada ciri-ciri (karakteristik) umum yang dimilikinya. Berdasarkan karakteristik umum ini, media memiliki dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi. 2) Analisis fungsi yang didasarkan pada penggunaannya (anak didik) a) Fungsi psikologis.
Fungsi Atensi: media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian (attention) siswa terhadap materi ajar.
Fungsi Afektif: menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu.
24
Fungsi Kognitif: semakin banyak ia dihadapkan pada objek-objek akan semakin banyak pula pikiran dan gagasan yang dimilikinya, atau semakin kaya dan luas alam pikiran kognitifnya.
Fungsi Imajinatif: Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa.
Fungsi Motivasi: motivasi merupakan seni mendorong siswa untuk terdorong melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
b) Fungsi sosio-kultural. Fungsi media dilihat dari sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosio-kultural antar peserta komunikasi pembelajaran. Jika guru memanfaatkan berbagai media pembelajaran secara baik, guru dapat berbagi peran dengan media. Peran guru akan lebih mengarah sebagai manager (pengelola) pembelajaran dan bertanggung jawab menciptakan kondisi sedemikian rupa agar siswa dapat belajar. Untuk itu guru lebih berfungsi sebagai penasehat, pembimbing, motivator dan fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar.
25
Edgar Dale mengklasifikasikan pengalaman belajar ke dalam sebuah krucut pengalaman seperti pada gambar gambar dibawah ini.
Abstrak
Lambang Kata Lambang Visual Gambar Diam, Rekaman Radio Gambar Hidup Pameran
Konkret
Televisi Karyawisata Dramatisasi Benda Tiruan/Pengamatan Pengalaman Langsung Gambar 1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale dalam (Arsyad, 2011:11)
2. Mata Pelajaran Seni Budaya a. Pengertian Mata Pelajaran Seni Budaya Pemerintah memandang mata pelajaran Seni Budaya perlu diadakan di sekolah, untuk memberi pengetahuan kepada anak didik tentang seni sebagai hasil kebudayaan yang kita miliki. Mata pelajaran Seni Budaya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) memahami konsep dan pentingnya Seni Budaya, (2) menampilkan sikap apresiasi terhadap Seni Budaya, (3) menampilkan
26
kreativitas melalui Seni Budaya, (4) menampilkan peran serta dalam Seni Budaya dalam tingkat lokal, regional, maupun global. Seperti yang tercantum dalam KTSP, Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni”, “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni”. Peran ini tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain. Maka dari itu mata pelajaran Seni Budaya merupakan mata pelajaran yang sama pentingnya dengan mata pelajaran lain yang diberikan disekolah, karena mata pelajaran Seni Budaya dapat membentuk siswa kreatif dan melatih kecerdasan visual siswa disekolah.
b. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Seni Budaya Lebih lanjut pemerintah telah menentukan ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya yang diberikan disekolah. Hal ini telah tercantum dalam KTSP, dan ruang lingkup tersebut antara lain meliputi: 1. Seni Rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya. 2. Seni Musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya musik. 3. Seni Tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari. 4. Seni Teater, mencakup keterampilan olah tubuh, olah pikir, dan olah suara yang pementasannya memadukan unsur seni musik, seni tari dan seni peran.
27
Diantara keempat bidang seni yang ditawarkan, minimal diajarkan satu bidang seni sesuai dengan kemampuan sumber daya manusia serta fasilitas yang tersedia. Pada sekolah yang mampu menyelenggarakan pembelajaran lebih dari satu bidang seni, peserta didik diberi kesempatan untuk memilih bidang seni yang akan diikutinya.
c. Standart Kompetensi pada Mata Pelajaran Seni Budaya Standar Kompetensi (SK) adalah tujuan pembelajaran secara umum, dan
sudah tercantum pada KTSP yang telah ditentukan oleh pemerintah. Pada KTSP tersebut tercantum 2 Standar Kompetensi, yaitu: 1. Standart Kompetensi Apresiasi Menurut Guruvalah (online), “Apresiasi Seni adalah menikmati, menghayati dan merasakan suatu objek atau karya seni lebih tepat lagi dengan mencermati karya seni dengan mengerti dan peka terhadap segi-segi estetiknya, sehingga mampu menikmati dan memaknai karya-karya tersebut dengan semestinya”. Sehingga dalam pelajaran dengan standart kompetensi apresiasi, seorang guru dituntut untuk dapat mengadakan kegiatan pembelajaran apapun yang dapat melatih siswa untuk dapat menilai, menghargai, serta melatih kepekaan estetisnya terhadap suatu karya. 2. Standart Kompetensi Ekspresi Guruvalah (Online), “Ekspresi adalah proses ungkapan emosi atau perasaan di dalam proses penciptaan karya seni, proses ekspresi bisa diaktualisasikan melalui media. Media musik bunyi; media Seni Rupa adalah
28
garis, bidang dan warna; media tari adalah gerak, media teaer adalah gerak, suara dan lakon”. Pada standar kompetensi ekspresi, guru dituntut untuk dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang dapat melatih siswa untuk mengungkapkan ekspresi mereka melalui sebuah karya. Sehingga pada standar kompetensi ekspresi terjadi proses kreatif dan sikap berkreasi pada siswa.
E. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara langsung maupun tidak langsung baik beberapa pihak, antara lain : 1. Bagi peneliti sebagai sarana untuk menambah pengetahuan tentang penggunaan media di suatu sekolah, serta sebagai pengalaman baru yang dapat menjadi bekal jika menjadi pendidik nantinya. 2. Bagi Guru sebagai koreksi terhadap ketepatan pemilihan media pembelajaran yang selama ini digunakan, agar tujuan pembelajaran yang dilaksanakan dapat tercapai. 3. Bagi Sekolah diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi masukan untuk lebih memperhatikan dan memaksimalkan media yang digunakan dalam pembelajaran di sekolah tersebut agar didapatkan proses maupun hasil pembelajaran yang maksimal.
29
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dalam PPKI (2010:28) “penelitian kualitatif berusaha mengungkap gejala secara menyeluruh dan sesuai dengan konteks (holistik-kontekstual) melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrument kunci”. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Menurut Wiyono (2007:28) “penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu fenomena sebagaimana adanya pada waktu penelitian dilakukan”.
B. Kehadiran Peneliti Peneliti bertindak sebagai instrumen utama serta sebagai pengumpul data, baik data yang berupa wawancara serta observasi secara langsung. Sebagai pengamat peneliti dibantu seorang observer untuk membantu mendokumentasikan dokumen serta bukti-bukti yang dianggap penting selama peneliti berada dalam lingkup penelitian. Pengamatan dilakukan secara terbuka, yakni kehadiran peneliti diketahui oleh subjek.
29
30
C. Lokasi Penelitian Penelitian diadakan di SMP Negeri 1 Probolinggo yang beralamat di Jl. Imam Bonjol No.49 Probolinggo.
D. Sumber Data Data berupa pernyataan atau jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara langsung mupun tidak langsung kepada nara sumber (informant) yang pada penelitian ini adalah guru mata pelajaran seni budaya bidang seni rupa. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas, namun berlandaskan pada tujuan penelitian dan data yang ingin diperoleh. Selain itu data juga diperoleh dari observasi terhadap perangkat pembelajaran yaitu RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang digunakan oleh guru ketika mengajar. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, dan pedoman observasi. Instrumen berisikan pertanyaan-pertanyaan untuk menjaring data tentang jenis media, pembuatan media, intensitas penggunaan media, serta peranan media pembelajaran yang digunakan.
E. Prosedur Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data yang diinginkan, peneliti menggunakan metode observasi dan wawancara. “metode observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku subyek dalam situasi tertentu” (Wiyono, 2007:48). “Sedangkan metode wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang bisa digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan informasi tentang
31
obyek penelitian dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lisan” (Wiyono, 2007:49). Pada penelitian ini juga menggunakan angket yang disebarkan kepada beberapa siswa untuk triangulasi sumber. Triangulasi sumber pada penelitin ini akan dijelaskan pada sub bab selanjutnya. Tahap-tahap pengumpulan data di atas dapat dibuat bagan seperti berikut:
Menentukan metode
Angket
Wawancara
Observasi
Menyusun pedoman wawancara
Menyusun pedoman observasi
Pengumpulan data
Pengumpulan data
Pengumpulan data
Analisis data
Analisis data
Analisis data
Triangulasi sumber
Hasil Penelitian
Membuat angket
32
F. Analisis Data Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data model Miles dan Huberman. Sugiono, (2008:246) mengemukakan bahwa ”analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu”. Lebih lanjut Sugiono, (2008:246) menjelaskan pengertian analisis model Miles dan Huberman sebagai ”aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”. Dalam analisis tersebut terdiri dari tiga tahap sebagai berikut: 1. Reduksi Data. Merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada halhal yang penting, dicari tema dan polanya. 2. Penyajian Data. Pada penelitianati ini penyajian data dilakukan dalam bentuk teks yang bersifat naratif. 3. Verifikasi. Verifikasi atau penarikan kesimpulan dilakukan dengan menggabungkan kesimpulan yang didapat selama penelitian berlangsung hingga akhir penelitian.
G. Pengecekan Keabsahan Temuan Untuk mengetahui keabsahan data, maka dilakukan triangulasi sumber. Triangulasi sumber adalah menggunakan beberapa sumber lain untuk melacak kesesuaian data penelitian yang telah didapat. Triangulasi pada penelitian ini menggunakan angket yang disebar kepada beberapa siswa. Dipilih siswa kelas VIII, dengan pertimbangan siswa kelas VIII lebih lama mendapat pelajaran Seni Budaya bidang Seni Rupa daripada kelas VII, sehingga diharapkan dapat
33
memberikan informasi yang lebih kepada peneliti. Angket diberikan pada 50 siswa untuk mewakili 5 kelas yang ada.
H. Tahap-tahap Penelitian Tahap-tahap Penelitian yang dilakukan antara lain: 1. Tahap refleksi. Pada tahap ini peneliti memilih masalah apa yang akan diteliti, serta menentukan variabel-variabelnya. 2. Tahap perencanaan. Pada tahap perencanaan ini meliputi kegiatan memilih tempat penelitian, menentukan strategi penelitian (pendekatan, metode, maupun instrumen yang digunakan), serta menyusun proposal penelitian. 3. Tahap pengumpulan data. Pada tahap ini yang dilakukan peneliti adalah terjun kelapangan (melakukan penelitian) lalu mengumpulkan data menggunakan metode yang telah ditetapkan sebelumnya. 4. Tahap analisis data. Pada tahap ini data-data yang telah terkumpul dianalisis lalu dibuat laporan sebagai hasil kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.
34
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Kondisi Sekolah SMP Negeri 1 Probolinggo beralamat di Jl. Imam Bonjol No.49 Probolinggo. Letak sekolah ini berada di tengah-tengah kota dan di sekitarnya terdapat beberapa Sekolah Dasar serta tempat-tempat penting di Kota Probolinggo. SMP Negeri 1 Probolinggo merupakan Sekolah Menengah Pertama dan tertua di kota Probolinggo, sekolah ini berdiri sejak tahun 1943. SMP Negeri 1 Probolinggo memiliki visi yaitu beriman, bertakwa, cinta lingkungan, dan berdaya saing global. Untuk itu misi SMP Negeri 1 Probolinggo untuk mencapai visi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mewujudkan sikap dan perilaku patuh terhadap ajaran agama yang dipeluk. 2. Mewujudkan sikap dan perilaku toleran terhadap pemeluk agama yang lain. 3. Mewujudkan perilaku sopan dan kebiasaan berkomunikasi yang santun. 4. Mewujudkan kecerdasan emosional dan sosial. 5. Mewujudkan perilaku hidup sehat. 6. Mewujudkan sikap dan perilaku peduli terhadap lingkungan sekitar. 7. Mewujdukan sikap dan perilaku hemat energi dan sumber daya alam. 8. Mewujudkan kegiatan akademis dan non akademis bermutu untuk mencapai prestasi tingkat Internasional. 9. Mewujudkan kemampuan berbahasa Inggris aktif, lisan, dan tulis.
34
35
10. Mewujudkan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi. Banyak prestasi yang telah diraih baik di tingkat kota, tingkat propinsi, maupun tingkat nasional. Setelah 3 (tiga) tahun ditunjuk menjadi Sekolah Standar Nasional (SSN) dan dievaluasi oleh Dirjen, mulai tahun ajaran 2007-2008 SMP Negeri 1 Probolinggo diantara 100 (seratus) sekolah di Indonesia telah ditetapkan menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). SMPN 1 Probolinggo dilengkapi fasilitas sekolah yang cukup memadai sehingga tak heran jika sekolah tersebut menjadi sekolah favorit dan unggulan di Kota Probolinggo. Hal ini sesuai dengan salah satu visi sekolah yaitu berdaya saing global. Sekolah yang saat ini berstatus sebagai RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) ini telah menorehkan banyak sekali prestasi baik kancah Lokal maupun Nasional. Untuk mewujudkan hal tersebut, banyak cara yang dilakukan sekolah dalam rangka mewujudkan status sekolah RSBI menuju SBI. Usaha yang dilakukan diantaranya adalah menyiapkan tenaga pendidik yang memiliki SDM berkualitas. Saat ini SMPN1 Probolinggo memiliki guru yang berkompetensi tinggi, 99% gurunya adalah lulusan S1 dan 85% gurunya memiliki kualifikasi sesuai dengan bidangnya. Usaha untuk meningkatkan status sekolah dari Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) terus dilakukan. Hal ini terbukti salah satunya dengan usaha meningkatkan teknologi yang digunakan di SMP Negeri 1 Probolinggo ini. Usaha tersebut diantaranya pemasangan seperangkat LCD pada tiap kelas, sehingga guru maupun siswa dapat menggunakan LCD tersebut untuk proses pembelajaran. Usaha lainnya adalah
36
dengan pemasangan hotspot di area sekolah. Denga adanya fasilitas hotspot ini diharapkan siswa maupun warga sekolah yang lain peka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.
B. Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran Seni Budaya Pada kurikulum yang berlaku sejak tahun 2006, yang biasa disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), untuk mata pelajaran Seni Budaya dibagi menjadi empat bidang. Keempat bidang tersebut yaitu Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Namu pemerintah memberi kebebasan kepada masing-masing sekolah untuk memilih dari keempat bidang tersebut. Diantara keempat bidang seni yang ditawarkan, minimal diajarkan satu bidang seni sesuai dengan kemampuan sumber daya manusia serta fasilitas yang tersedia di sekolah. SMP Negeri 1 Probolinggo memiliki 2 tenaga pendidik untuk mata pelajaran Seni Budaya. Pendidikan terakhir yang ditempuh oleh kedua guru adalah S1 pada Universitas Negeri Malang. Kedua guru berkompeten dalam bidang Seni Rupa dan Seni Musik. Maka dari itu SMP Negeri 1 Probolinggo memilih dua bidang dari keempat bidang yang telah ditawarkan tersebut, yaitu Seni Rupa dan Seni Musik. Dengan kebijakan sebagai berikut, bidang Seni Rupa diberikan kepada siswa ketika mereka berada di semester 1 (semester ganjil) sedangkan bidang Seni Musik diberikan pada semester 2 (semester genap). Pada kedua bidang tersebut sama-sama diajarkan dua Standar Kompetensi (SK), yaitu SK mengapresiasi karya seni rupa dan SK mengekspresikan diri melalui karya seni rupa. Di dalam masing-masing standar kompetensi tersebut telah tercantum beberapa Kompetensi Dasar yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran.
37
Semua Kompetensi Dasar (KD) yang tercantum pada KTSP tersebut semestinya dilaksanakan, akan tetapi hal ini kembali lagi pada kebijakan sekolah masing-masing. Beberapa sekolah mungkin dapat melaksanakan semua kompetensi dasar tersebut, namun bagi sekolah yang memiliki keterbatasan dalam hal tertentu pastinya tidak dapat menerapkan semua kompetensi dasar ke dalam pembelajaran. Untuk mata pelajaran Seni Budaya pihak sekolah telah menyediakan satu ruangan khusus untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran tersebut. Ruangan ini dinamakan “Art and Culture Room” (Lampiran 17). Ruang Seni Budaya ini berukuran ± 7 x 8 cm berisikan sebuah meja dan bangku untuk guru, dan pada bagian tepi ruangan dikelilingi dengan meja-meja yang dipenuhi dengan hasil karya siswa. Selain digunakan untuk menyimpan hasil karya siswa, ruangan ini juga dapat digunakan untuk proses pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran tidak selalu harus berada di dalam kelas masing-masing.
C. Penggunaan Media Pembelajaran pada Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang seni Rupa Untuk mengungkap data-data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan beberapa teknik antara lain dengan cara wawancara langsung dengan guru mata pelajaran Seni Budaya di sekolah tersebut, observasi terhadap salah satu perangkat pembelajaran yaitu RPP yang digunakan oleh guru, serta angket yang disebarkan pada beberapa siswa. Adapun data-data yang diperoleh dari beberapa teknik pengumpulan data tersebut akan dijabarkan pada masing-masing standar kompetensi apresiasi dan ekspresi yang dilaksanakan.
38
1. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran Apresiasi a. Hasil Wawancara Menurut data yang diperoleh dari wawancara dengan kedua guru Seni Budaya di SMP Negeri 1 Probolinggo tentang media yang digunakan pada pembelajaran apresiasi, guru pertama mengatakan bahwa penggunaan sebuah media pembelajaran dalam proses belajar mengajar itu penting. Karena media merupakan alat untuk menyampaikan informasi pengetahuan kepada siswa (Lampiran 7). Dengan menggunakan media, proses penyampaian pembelajaran akan lebih mudah. Dengan menggunakan media, minat siswa dalam mengikuti pembelajaranpun semakin besar. Sedangkan guru Seni Budaya yang kedua berpendapat bahwa kepentingan penggunaan media pembelajaran dalam suatu kegiatan belajar mengajar tersebut cukup penting. Jika diprosentase, bisa jadi 70-75% media pembelajaran tersebut sangat berpengaruh. Karena dalam pembelajaran Seni Budaya khususnya bidang Seni Rupa, siswa perlu diberi media dalam pembelajarannya, jadi guru tidak bisa menggunakan media ceramah saja. Jadi dapat dikatakan penggunaan media dalam proses pembelajaran tersebut sangat dominan (Lampiran 8). Pada pembelajaran Standart Kompetensi Mengapresiasi Karya Seni Rupa, baik guru pertama maupun guru kedua mengatakan sama-sama menggunakan media pembelajaran ketika mengadakan pembelajaran apresiasi tersebut (Lampiran7 dan Lampiran 8). Lebih lanjut akan dijelaskan media-media apa saja yang digunakan oleh guru pada pembelajaran apresiasi karya seni rupa tersebut .
39
Kedua guru biasanya menggunakan media gambar/foto-foto untuk dijadikan contoh atau sekedar ditunjukkan pada siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Contoh gambar/foto terkadang ditunjukkan secara langsung, namun guru lebih sering menunjukkan gambar/foto tersebut melalui LCD (Lampiran 7 dan Lampiran 8). Penggunaan LCD ini bermanfaat untuk memvisualisasikan contoh tersebut agar nampak dalam ukuran yang lebih besar, sehingga siswa yang letak tempat duduknya cukup jauh dari media, masih tetap dapat melihat. Untuk karya yang biasanya sulit untuk dihadirkan secara langsung pada siswa, maka guru menggunakan media gambar/fotonya saja. Sehingga walau tidak dapat dihadirkan secara nyata, siswa masih tetap dapat mengetahui bagaimana bentuk karya atau materi ajar yang dimaksudkan oleh guru. Dengan demikian usaha ini dapat mengurangi miss-consepsi antara guru dengan siswa. Standar Kompetensi mengapresiasi karya seni rupa identik dengan menilai, mengamati, serta menghargai karya seni. Sehingga penggunaan hasil karya seni sebagai media untuk apresiasi memang sangat dibutuhkan pada proses pembelajaran. Maka dari itu kedua guru sama-sama menggunakan media hasil karya pada pembelajaran apresiasi ini. Guru pertama mengaku memiliki beberapa contoh hasil karya untuk dasar-dasar melukis mulai dari yang menggunakan pensil, pensil warna, konte/arang, cat air dan cat minyak (Lampiran 7). Dengan penggunaan media menggambar yang bermacam-macam tersebut akan menambah pengetahuan tentang teknik menggambar kepada siswa. Contoh karya tersebut merupakan hasil karya yang dibuat sendiri oleh guru.
40
Untuk penggunaan media hasil karya, guru Seni Budaya yang kedua juga menggunakannya. Biasanya guru lebih sering menggunakan hasil karya siswa terdahulu, dan yang lebih sering adalah hasil karya berupa lukisan (Lampiran 8). Tak ingin ketinggalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada, guru juga mengakrabkan media elektronik yang berbasis komputer sebagai media pembelajaran pada standar kompetensi mengapresiasi karya seni rupa. Guru Seni Budaya yang pertama mengatakan bahwa guru biasa menggunakan media internet untuk membantu pemahaman siswa. Materi pembelajaran yang dibuat oleh guru, dimasukkan dalam sebuah blog milik guru dengan alamat www.hoerpunyaku.blogspot.com. Sehingga selain belajar Seni Budaya, siswa juga dapat belajar tentang teknologi internet yang juga dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Selain blog tersebut guru juga mempunyai sebuah web kecil (web lokal) dengan program bernama joomla (Lampiran 7). Untuk proses penyampaian informasi kepada siswa, guru terkadang menggunakan web lokal tersebut, yang hanya dapat diakses di daerah Probolinggo saja. Namun guru lebih sering mengguakan blog untuk dijadikan media penyampaian informasi dalam pembelajaran. Pada blog tersebut terdapat beberapa materi yaitu tentang pengetahuan seni rupa beserta unsur-unsurnya, materi gambar bentuk, materi patung, materi gambar reklame, batik dan lukisan kaca (glass painting). Untuk guru Seni Budaya yang kedua, guru biasanya menggunakan media internet untuk mencari (browsing) contoh-contoh gambar karya seni atau video proses pembuatan karya, yang kemudian dibuat sebagai materi yang ditunjukkan kepada siswa.
41
Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa setiap kelas telah dilengkapi dengan seperangkat LCD sebagai fasilitas untuk guru dan siswa dalam proses pemebelajaran. Maka dari itu kedua guru Seni Budaya di SMP Negeri 1 Probolinggo tersebut sama-sama menggunakan media LCD dalam pembelajaran apresiasi. LCD digunakan untuk menunjukkan atau menyampaikan materi pembelajaran, gambar/foto, atau proses pembuatan karya melalui LCD tersebut. Dari media-media yang pernah digunakan oleh guru dalam standar kompetensi mengapresiasi karya seni rupa, menurut guru kedua yang paling berpengaruh bagi siswa adalah berupa karya seni hasil seniman besar atau orang yang terkenal. Nama serta ketenaran seniman yang karyanya dibuat contoh untuk siswa ternyata memberi pengaruh besar pada minat dan respon siswa ketika pembelajaran (lampiran 7). Selain itu, karya siswa terdahulu atau karya kakak kelas juga berpengaruh pada antusias siswa untuk mengikuti pelajaran. Sedangkan media yang paling efektif digunkan oleh guru dalam pembelajaran apresiasi, guru kedua menyebutkan media hasil karya seni berupa lukisan adalah media yang paling efektif digunakan. Alasannya adalah karena hasil karya seni berupa lukisan lebih mudah dalam pengadaannya, hasil karya lukisan ini tersedia banyak di sekolah dan merupakan karya siswa-siswa terdahulu atau kakak kelas. Sedangkan menurut guru Seni Budaya yang pertama, keefektifan penggunaan sebuah media dalam proses pembelajaran tersebut tergantung bagaimana pendekatan atau strategi mengajar yang digunakan. Sebagus apapun media yang digunakan, namun jika tidak disertai dengan penggunaan strategi yang tepat dalam penggunaanya maka tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai secara
42
maksimal. Sehingga penggunaan media pembelajaran tersebut dapat dikatakan kurang efektif.
b. Hasil Observasi Observasi dilakukan pada salah satu perangkat pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan oleh kedua guru Seni Budaya. Untuk guru yang pertama mengaku menyusun sendiri RPP yang akan digunakan dalam pembelajaran tersebut. Sedangkan guru yang kedua menggunakan RPP yang dibuat bersama-sama Tim MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) sekabupaten Probolinggo. Dari hasil observasi pada RPP yang digunakan guru untuk melaksanakan pembelajaran apresiasi pada mata pelajaran Seni Budaya bidang Seni Rupa tersebut, diperoleh data tentang media apa saja yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Media-media pembelajaran tersebut adalah media buku teks/buku panduan, media contoh-contoh gambar/foto, media model, media hasil karya seni, dan media elektronik berbasis komputer. Berikut penjelasan masing-masing media tersebut: 1) Media Buku Teks/Buku Panduan Pada perangkat pembelajaran (RPP) kedua guru Seni Budaya, sama-sama mencantumkan penggunaan buku teks/buku panduan pada standar kompetensi mengapresiasi karya seni rupa. Buku teks/buku panduan tersebut hanya untuk pegangan guru saja. Siswa tidak diharuskan untuk membeli buku yang sama seperti yang digunakan oleh guru, namun bagi siswa yang mampu dianjurkan untuk memiliki buku panduan sebagai pegangan untuk membantu mereka dalam belajar.
43
Guru Seni Budaya yang pertama menggunakan buku teks/buku panduan sebagai berikut: a) Buku Kesenian SMP kelas 7, penerbit Erlangga tahun 2004. Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD) mengidentifikasikan jenis karya seni rupa terapan daerah setempat. b) Kerajinan Tangan dan Kesenian SMP kelas 7, penerbit Yudhistira tahun 1994. Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD) mengidentifikasikan jenis karya seni rupa terapan daerah setempat. c) Pola Ragam Hias Batik Corak Fauna, karya Bambang Sumantri V.M Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD) menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan, gagasan dan teknik karya seni rupa terapan daerah setempat. d) KTSP 2006 Seni Budaya kelas 7, penerbit Erlangga. Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD) menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan, gagasan dan teknik karya seni rupa terapan daerah setempat. Sedangkan guru Seni Budaya yang kedua menggunakan buku teks/buku panduan sebagai berikut: a) Buku Seni Budaya kelas 8, penerbit Sinar Mandiri hal 1-4. Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD) mengidentifikasi karya seni rupa terapan nusantara. b) Buku Seni Budaya kelas 8, penerbit Erlangga. Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD) mengidentifikasi karya seni rupa terapan nusantara.
44
Sedangkan untuk beberapa KD pada SK mengapresiasi karya seni rupa yang lainnya, guru hanya menuliskan penggunaan buku seni budaya yang relevan saja, tanpa mencantumkan identitas buku seni budaya yang digunakan pada setiap KD. Kompetensi Dasar yang dimaksud adalah pada KD menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa terapan nusantara, KD mengidentifikasi jenis karya seni rupa terapan nusantara, dan pada KD menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik karya seni rupa terapan nusantara.
2) Media Contoh-contoh Gambar/Foto Untuk penggunaan media contoh-contoh gambar/foto pada pembelajaran apresiasi, kedua guru sama-sama mencantumkan contoh gambar/foto untuk dijadikan media dalam pembelajaran apresiasi pada RPP yang digunakan. Guru yang pertama menggunakan contoh gambar pola ragam hias ukir pada KD menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan, gagasan dan teknik karya seni rupa terapan daerah setempat. Sedangkan guru kedua menggunakan contoh gambar karya seni rupa terapan daerah probolinggo pada KD mengidentifikasi jenis karya seni rupa terapan nusantara. Selain itu guru juga menggunakan contoh gambar motif batik sebagai media pembelajaran pada KD yang sama yaitu mengidentifikasi jenis karya seni rupa terapan nusantara.
3) Media Model Untuk penggunaan media model, pada RPP yang digunakan hanya guru Seni Budaya yang kedua saja yang menggunakan media tersebut dalam
45
pembelajaran apresiasi, yaitu untuk mengidentifikasi keunikan gagasan serta pembuatan batik Jogjakarta pada KD menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik karya seni rupa terapan nusantara. Sedangkan guru Seni Budaya yang pertama tidak mencantumkan media model untuk pembelajaran apresiasi.
4) Media Hasil Karya Seni Penggunaan media hasil karya seni yang dimaksud adalah media berupa hasil karya seni yang dihadirkan langsung pada siswa, bukan berupa foto atau gambar. Pada RPP yang digunakan oleh kedua guru sama-sama tidak mencantumkan media berupa hasil karya seni asli pada pembelajaran apresiasi.
5) Media Elektronik Berbasis Komputer Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada, guru juga mengakrabkan media elektronik yang berbasis komputer. Maka dari itu pada RPP kedua guru sama-sama mencantumkan media elektronik yang berbasis komputer pada pembelajaran apresiasi. Pada RPP guru Seni Budaya yang pertama, guru mencantumkan penggunaan media internet pada RPP. Penggunaan media internet tersebut tercantum pada KD menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan, gagasan dan teknik karya seni rupa terapan daerah setempat. Pada KD tersebut tercantum alamat web yang digunakan oleh guru sebagai sumber serta media yang digunakan oleh guru, yaituu www.motifbatik.com dan www.motiftradisional.com. Selain itu guru juga menggunakan blog milik guru sebagai media untuk menyampaikan informasi pembelajaran pada siswa, alamat blog tersebut adalah
46
www.hoerpunyaku.blogspot.com. Hal tersebut senada dengan pernyataan guru pada wawancara yang dilakukan sebelumnya. Sedangkan pada RPP guru kedua, pada KD menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa terapan nusantara, guru mencantumkan penggunaan media elektronik pada pembelajaran. Namun guru belum secara spesifik menyebutkan media elektronik apa yang digunakan.
c. Hasil Angket Angket yang diberikan pada siswa bertujuan untuk mengungkap jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru pada pembelajaran apresiasi, serta peranan media tersebut untuk siswa. Hasil analisis data angket tersebut adalah sebagai berikut: 1) Jenis dan Intensitas Penggunaan Media Pembelajaran a) Penggunaan Buku Panduan pada Pembelajaran Apresiasi Sebagian siswa menyatakan bahwa guru hampir tidak pernah menggunakan buku panduan pada pembelajaran apresiasi (Tabel 2). Kenyataan ini bertolak belakang dengan RPP yang dibuat guru yang menyatakan kedua guru sama-sama menggunakan buku panduan pada pembelajaran apresiasi. Setelah dikonfirmasi kepada guru, ternyata buku panduan tersebut hanya digunakan oleh guru sebagai panduan saja, sedangkan siswa memang tidak diwajibkan untuk memiliki buku panduan sama seperti yang digunakan oleh guru. b) Penggunaan Buku Kerja/LKS pada Pembelajara Apresiasi Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru jarang meggunakan buku kerja/LKS pada pembelajaran apresiasi (Tabel 3). Pernyataan ini senada dengan
47
RPP yang digunakan oleh kedua guru,bahwa guru tidak mencantumkan penggunaan buku kerja/LKS untuk pembelajaran apresiasi. c) Penggunaan Hand-Out/Selebaran Materi pada Pembelajara Apresiasi Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru jarang meggunakan handout/selebaran materi pada pembelajaran apresiasi (Tabel 4). d) Penggunaan Tape/Rekaman Suara pada Pembelajara Apresiasi Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru hampir tidak pernah meggunakan tape/rekaman suara pada pembelajaran apresiasi (Tabel 5). data ini sesuai dengan data observasi pada perangkat pembelajaran (RPP) serta wawancara pada kedua guru yang sama-sama tidak menyebutkan penggunaan media tape/rekaman suara pada pembelajaran apresiasi. e) Penggunaan OHP (Over Head Proyector) pada Pembelajara Apresiasi Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru jarang meggunakan OHP (Over Head Proyector) pada pembelajaran apresiasi (Tabel 6). f) Penggunaan Gambar pada Pembelajara Apresiasi Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru sering meggunakan gambar pada pembelajaran apresiasi (Tabel 7) Hal ini sesuai dengan pernyataan guru pada wawancara serta observasi pada perangkat pembelajaran (RPP) bahwa guru juga menggunakan media gambar pada pembelajaran apresiasi. g) Penggunaan Poster pada Pembelajara Apresiasi Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru hampir tidak pernah meggunakan poster pada pembelajaran apresiasi (Tabel 8).
48
h) Penggunaan Foto pada Pembelajara Apresiasi Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru jarang meggunakan foto pada pembelajaran apresiasi (Tabel 9). Penggunaan media foto ini juga telah diungkapkan oleh guru Seni budaya yang pertama melalui wawancara yang dilakukan dengan guru tersebut (Lampiran 7). i) Penggunaan Video/film pada Pembelajara Apresiasi Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru jarang meggunakan video/film pada pembelajaran apresiasi (Tabel 10). j) Penggunaan Powerpoint dan LCD pada Pembelajara Apresiasi Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru kadang-kadang meggunakan powerpoint dan LCD pada pembelajaran apresiasi (Tabel 11). Hal ini senada dengan data yang didapat melalui wawancara dan observasi pada RPP yang digunakan oleh kedua guru, bahwa kedua guru juga menggunakan media LCD pada pembelajaran apresiasi. k) Penggunaan Contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll) pada Pembelajara Apresiasi Sebagian besar siswa manyatakan bahwa guru sering meggunakan contohcontoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll) pada pembelajaran apresiasi (Tabel 12). Hal ini senada dengan yang diungkapkan guru melalui wawancara. Menurut hasil angket, siswa menyebutkan bahwa selain media yang telah disebutkan di atas, ada beberapa media yang juga digunakan oleh guru pada pembelajaran apresiasi yaitu media papan tulis (white board), komputer/lap top, peralatan dapur (panci, sendok, dll), peralatan LAB, beraneka lukisan, karya recycle, tanaman, serta benda-benda yang ada di sekitar (lampiran 12).
49
2) Media yang paling berperan membantu siswa dalam memahami pembelajaran apresiasi Dari media-media yang digunakan oleh guru dalam mata pelajaran apresiasi, siswa memilih beberapa media yang paling berperan membantu pamahaman siswa dalam pembelajaran apresiasi. Pada urutan pertama sebagian besar siswa memilih media powerpoint dan LCD sebagai media yang paling bisa membantu siswa dalam memahami pelajaran apresiasi, pada urutan kedua sebagian besar siswa memilih media video/film, dan pada urutan ketiga sebagian besar siswa memilih media contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll), (lampiran 14)
d. Kesimpulan Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran Apresiasi di SMP Negeri 1 Probolinggo Pada sub bab diatas, telah dipaparkan data-data yang diperoleh dari metode wawancara guru mata pelajaran, observasi pada perangkat pembelajaran (RPP), dan angket yang diberikan pada siswa. Data di atas mengungkap penggunaan media pembelajaran pada pembelajaran apresiasi mata pelajaran seni budaya bidang seni rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo. Baik itu jenis media, pembuatan media, intensitas penggunaan media, serta peranan media itu sendiri. Dari data yang telah dipaparkan di atas, dapat diambil kesimpulan tentang bagaimana penggunaan media pembelajaran pada pembelajaran apresiasi mata pelajaran Seni Budaya bidang Seni Rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo. Kedua guru Seni Budaya bidang Seni Rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo, sebenarnya sama-sama menggunakan media buku teks/buku panduan pada
50
pembelajaran apresiasi. Namun sebagian besar siswa mengatakan bahwa guru hampir tidak pernah menggunakan media buku teks/buku panduan ketika mengajar apresiasi. Buku teks yang tercantum sebagai media pembelajaran apresiasi pada RPP kedua guru memang benar. Buku teks/buku panduan tersebut hanya digunakan sebagai pegangan guru saja ketika mengajar pembelajaran apresiasi, sedangkan siswa dianjurkan untuk memiliki buku panduan sebagai panduan, namun tidak diwajibkan untuk membeli buku yang sama seperti yang digunakan oleh guru. Buku teks/buku panduan yang digunakan oleh guru tersebut sama-sama merupakan hasil karya orang lain, dan bukan hasil karya milik guru sendiri. Sedangkan untuk intensitas penggunaan buku teks/buku panduan pada pembelajaran apresiasi, baik guru pertama maupun guru kedua sama-sama menggunakan buku teks/buku panduan pada setiap Standar Kompetensi (SK) mengapresiasi karya seni rupa. Guru-guru Seni Budaya dalam mengadakan pembelajaran Apresiasi karya seni rupa, juga sama-sama menggunakan media contoh gambar/foto-foto. Media tersebut terkadang ditunjukkan secara langsung pada siswa, namun lebih sering menggunakan LCD untuk memvisualisasikan contoh tersebut agar nampak dalam ukuran yang lebih besar. Untuk penggunaan intensitas penggunaan media contoh gambar/foto-foto pada pembelajaran apresiasi, kedua guru sama-sama menggunakan media tersebut pada beberapa Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat pada SK mengapresiasi karya seni rupa. Untuk media tersebut, ada yang dibuat sendiri oleh guru, ada pula yang berasal dari orang lain melalui internet.
51
Sedangkan untuk penggunaan media model, hanya guru seni budaya yang kedua saja yang menggunakan media model untuk pembelajaran apresiasi. penggunaan media model ini hanya digunakan pada salah satu KD pada SK mengapresiasi karya seni rupa. Untuk penggunaan media hasil karya seni yang dihadirkan secara langsung pada siswa, kedua guru seni budaya sama-sama tidak mencantumkan media tersebut sebagai media apresiasi dalam RPP yang dibuat. Namun dalam data hasil wawancara, kedua guru sama-sama menggunakan media hasil karya asli pada saat pembelajaran. Pada pembelajaran apresiasi, kedua guru sama-sama mengatakan menggunakan media elektronik berbasis komputer. Media tersebut antara lain adalah media internet, media komputer, serta media LCD. Dengan media ini informasi yang diberikan pada siswa dapat divisualisasikan lebih besar dan dapat dilihat dari tempat di mana siswa duduk walaupun jarak dengan media cukup jauh. Dari media-media tersebut yang paling berperan efektik membantu siswa dalam pembelajaran apresiasi adalah media LCD, media video/film, serta media contoh-contoh hasil karya seperti lukisan, patung, keramik, dll. Sedangkan media yang paling efektif untuk guru adalah media hasil karya seni, yaitu seni lukis. Hal ini dikarenakan di sekolah tersedia banyak karya milik siswa terdahulu, sehingga mudah untuk dijadikan media yang ditunjukkan pada siswa.
52
2. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran Ekspresi a. Hasil Wawancara Seperti halnya pada pembelajaran apresiasi, penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran ekspresi juga penting. Hal ini sesuai pendapat guru Seni Budaya yang pertama yang mengatakan bahwa penggunaan sebuah media pembelajaran dalam proses belajar mengajar itu penting. Karena media merupakan alat untuk menyampaikan informasi pengetahuan kepada siswa (Lampiran 8). Sedangkan guru Seni Budaya yang kedua berpendapat bahwa kepentingan penggunaan media pembelajaran dalam suatu kegiatan belajar mengajar tersebut cukup penting. Jika diprosentase, bisa jadi 70-75% media pembelajaran tersebut sangat berpengaruh. Karena dalam pembelajaran Seni Budaya khususnya bidang Seni Rupa, siswa perlu diberi media dalam pembelajarannya, jadi guru tidak bisa menggunakan media ceramah saja. Jadi dapat dikatakan penggunaan media dalam proses pembelajaran tersebut sangat dominan (Lampiran 7). Pada pembelajaran SK mengekspresikan diri melalui karya seni rupa, baik guru pertama maupun guru kedua mengatakan sama-sama menggunakan media pembelajaran ketika mengadakan pembelajaran ekspresi tersebut (Lampiran 7 dan Lampiran 8). Guru pertama mengatakan bahwa dalam pembelajaran ekspresi yaitu menggambar bentuk, guru mengajak siswa untuk menggambar langsung dengan model. Misalnya menggambar buah atau binatang, siswa diminta oleh guru untuk membawa objek yang akan digambar tersebut kesekolah (lampiran 8)
53
Lebih lanjut guru pertama mengatakan bahwa guru juga mempunyai contoh gambar dasar-dasar melukis, mulai dari yang menggunakan pensil, pensil warna, konte/arang, cat air hingga cat minyak (Lampiran 8). Contoh-contoh tersebut ditunjukkan kepada siswa sebelum siswa mulai berkarya. Media ini digunakan oleh guru baik pada pembelajaran apresiasi maupun ekspresi. Guru membuat sendiri media tersebut yang sebagian besar memang merupakan hasil karya guru sendiri. Pada pembelajaran ekspresi ini guru menambahkan bahwa guru lebih senang mengajak siswa untuk belajar diluar agar pelaksanaan pembelajaran tidak membosankan dan membuat siswa lebih fresh. Untuk penggunaan media contoh hasil karya seni yang dihadirkan nyata pada siswa, kedua guru sama-sama menggunakan media tersebut pada pelaksanaan pembelajaran ekspresi ini. Yang dimaksud dengan media hasil karya seni disini adalah media hasil karya yang dihadirkan langsung pada siswa tanpa melalui foto atau gambar. Guru seni budaya yang pertama biasanya menggunakan contoh hasil karya milik guru sendiri dan juga hasil karya yang ada di sekolah. Sedangkan guru seni budaya yang kedua, mengaku bahwa guru biasanya menggunakan hasil karya siswa-siswa terdahulu atau kakak kelas untuk dijadikan contoh pada siswa. Terkadang guru juga menggunakan contoh-contoh karya seni rupa 3 Dimensi berupa patung dan keramik. Untuk mengakrabkan kecanggihan teknologi informasi yang semakin berkembang, guru tak hanya mengakrabkan media tersebut pada pembelajaran apresiasi saja, akan tetapi juga pada pembelajaran ekspresi. Sama seperti pada pembelajaran apresiasi, guru pertama biasanya menggunakan media internet. Guru tersebut menaruh materi-materi pembelajaran pada blog pribadi dengan
54
alamat www.hoerpunyaku.blogspot.com sehingga siswa dapat mengakses materi pembelajaran pada blog tersebut. Beberapa meteri yang tercantum pada blog tersebut antara lain seperti: pengetahuan tentang seni rupa, menggambar bentuk, patung, gambar reklame, serta langkah-langkah membuat lukisan kaca serta tentang batik (Lampiran 7). Sedangkan guru yang kedua menggunakan VCD untuk menyampaikan pengetahuan pada siswa. Sebelum siswa berkarya, guru menampilkan terlebih dahulu video proses pembuatan karya tersebut, misalnya prosedur pembuatan sablon, video pameran serta contoh batik jumput Menurut guru seni budaya yang kedua, dari media-media yang digunakan oleh guru, yang paling efektif dan berpengaruh bagi siswa baik peda pembelajaran apresiasi maupun praktek adalah berupa karya seni hasil seniman besar atau orang yang terkenal. Nama serta ketenaran seniman yang karyanya dibuat contoh untuk siswa ternyata memberi pengaruh besar pada minat dan respon siswa ketika pembelajaran (lampiran 8). Selain itu, karya siswa terdahulu atau karya kakak kelas juga berpengaruh pada antusias siswa untuk mengikuti pelajaran. Sedangkan media yang paling efektif digunkan oleh guru dalam pembelajaran ekspresi, guru kedua menyebutkan media hasil karya seni berupa lukisan adalah media yang paling efektif digunakan. Alasannya adalah karena hasil karya seni berupa lukisan lebih mudah dalam pengadaannya, hasil karya lukisan ini tersedia banyak disekolah dan merupakan karya siswa-siswa terdahulu atau kakak kelas. Sama seperti pada pembelajaran apresiasi, menurut guru Seni Budaya yang pertama, keefektifan penggunaan sebuah media dalam proses pembelajaran
55
tersebut tergantung bagaimana pendekatan atau strategi mengajar yang digunakan. Sebagus apapun media yang digunakan, namun jika tidak disertai dengan penggunaan strategi yang tepat dalam penggunaanya maka tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai secara maksimal. Baik itu pada pembelajaran apresiasi maupun ekspresi penggunaan media pembelajaran pada keduanya harus disertai dengan strategi pembelajaran yang tepat.
b. Hasil Observasi Seperti pada SK pembelajaran apresiasi, dilakukan observasi pada salah satu perangkat pembelajaran (RPP) yang digunakan oleh kedua guru Seni Budaya dengan tujuan untuk mengetahui media apa saja yang digunkan oleh guru pada pemelajaran ekspresi. Data ini tercantum pada SK mengekspresikan diri melalui karya seni rupa. Dari hasil observasi pada RPP tersebut, diperoleh data tentang media apa saja yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran ekspresi. Mediamedia pembelajaran tersebut adalah media buku teks/buku panduan, media contoh-contoh gambar/foto, media model, media hasil karya seni, media elektronik berbasis komputer, serta media alat dan bahan untuk berkarya. Berikut penjelasan masing-masing media tersebut: 1) Media Buku Teks/Buku Panduan Pada perangkat pembelajaran (RPP) yang digunakan oleh guru Seni Budaya di SMP Negeri 1 Probolinggo, kedua guru sama-sama mencantumkan penggunaan buku teks sebagai media pembelajarannya yang digunakan pada pembelajaran ekspresi. Sama halnya pada SK mengapresiasi karya seni rupa, pada SK mengekspresikan diri melalui karya seni rupa ini guru menggunakan buku
56
teks/buku panduan hanya untuk pegangan guru saja. Siswa tidak diharuskan untuk membeli buku yang sama seperti yang digunakan oleh guru, namun bagi siswa yang mampu dianjurkan untuk memiliki buku panduan sebagai pegangan untuk membantu mereka dalam belajar. Guru Seni Budaya yang pertama menggunakan buku teks/buku panduan sebagai berikut: a) Buku Kesenian SMP kelas 7, penerbit Erlangga tahun 2004. Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD) menggambar dengan objek karya Seni Rupa murni dan terapan tiga dimensi dari daerah setampat. b) Pola Ragam Hias Batik Corak Fauna, karya Bambang Sumantri V.M Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD) merancang karya seni kriya dengan memanfaatkan tehnik dan corak daerah setempat. c) KTSP 2006 Seni Budaya kelas 7, penerbit Erlangga. Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD) merancang karya seni kriya dengan memanfaatkan tehnik dan corak daerah setempat. d) Buku pembuatan Craft Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD) membuat karya seni kriya contohnya craft, benda fungsional daur ulang dari bahan bekas dengan inovatif dan kreatif serta mempertimbangkan prinsip ekonomi dan kewirausahaan.
57
e) Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan Tangan SLTP 1994, karya Rasjaoyo, penerbit Erlangga. Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD) menyiapkan karya seni hasil karya sendiri untuk pameran kelas atau sekolah. Sedangkan untuk Kompetensi Dasar (KD) menata karya seni rupa dari hasil pembuatan sendiri dalam bentuk pameran kelas atau sekolah, guru mencantumkan penggunaan buku teks pada RPP KD tersebut, namun belum secara spesifik buku apa yang digunakan oleh guru. Dari RPP guru kedua dapat diketahui buku teks apa saja yang digunakan oleh guru pada pembelajaran ekspresi. Buku teks/buku panduan yang digunakan oleh guru Seni Budaya tersebut adalah: a) Buku teks pembuatan batik Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD) merancang karya seni kriya tekstil dengan teknik dan corak karya seni rupa terapan nusantara dan pada Kompetensi Dasar (KD) membuat karya seni kriya tekstil dengan teknik dan corak karya seni rupa terapan nusantara b) Buku Seni Budaya kelas 8 Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD) mengekspresikan diri melalui karya seni lukis c) Buku seni budaya yang relevan Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD) membuat karya seni kriya tektil dengan tekik corak seni rupa terapan nusantara.
58
d) Seni Rupa dan Desain SMP/MTs kelas VIII, penerbit Tiga Serangkai tahun 2004. Buku tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD) membuat karya seni kriya tektil dengan tekik corak seni rupa terapan nusantara, pada Kompetensi Dasar (KD) mengekspresikan diri melalui karya seni grafis, pada Kompetensi Dasar (KD) menyiapkan karya seni rupa hasil karya sendiri untuk pameran kelas atau sekolah, serta pada Kompetensi Dasar (KD) menata karya seni rupa hasil karya sendiri dalam bentuk pameran kelas atau sekolah.
2) Media Model Untuk penggunaan media model, pada RPP hanya guru pertama saja yang mencantumkan penggunaan media tersebut pada pembelajaran ekpresi. Guru tersebut mencantumkan media seperti benda-benda model gambar bentuk-bentuk silindris, kubistis, hewan, tumbuhan, alam benda, manusia dan beraturan / tak beraturan. Misalnya: tumbuhan, buah-buahan, gelas, botol, guci, manusia, potret atau temannya. Media model tersebut digunakan oleh guru pada Kompetensi Dasar (KD) menggambar dengan objek karya Seni Rupa murni dan terapan tiga dimensi dari daerah setampat. Guru juga mencantumkan penggunaan media benda model pada Kompetensi Dasar (KD) membuat karya seni kriya contohnya craft, benda fungsional daur ulang dari bahan bekas dengan inovatif dan kreatif serta mempertimbangkan prinsip ekonomi dan kewirausahaan.
59
3) Media Contoh-contoh Gambar/Foto Guru-guru seni budaya di SMPN 1 Probolinggo sama-sama mencantumkan penggunaan media contoh gambar/foto pada RPP pembelajaran ekspresi. Pada RPP guru pertama, dicantumkan pada Kompetensi Dasar (KD) merancang karya seni kriya dengan memanfaatkan tehnik dan corak daerah setempat, guru menggunakan media contoh bentuk benda pakai dan benda hias serta contoh pola ragam hias ukir. Untuk guru Seni Budaya yang kedua, menggunakan gambar karya seni rupa terapan daerah probolinggo sebagai media pembelajaran pada Kompetensi Dasar (KD) membuat karya seni kriya tekstil dengan tekik corak seni rupa terapan nusantara. Pada KD yang sama guru juga menggunakan media contoh batik jumputan.
4) Media Hasil Karya Seni Untuk penggunaan media contoh hasil karya seni yang dihadirkan nyata pada siswa tanpa perantara foto ataupun gambar, kedua guru sama-sama menggunakan media tersebut. Hal ini tercantum pada RPP yang digunakan. Pada RPP guru yang pertama, pada KD membuat karya seni kriya contohnya craft, benda fungsional daur ulang dari bahan bekas dengan inovatif dan kreatif serta mempertimbangkan prinsip ekonomi dan kewirausahaan, guru menggunakan media berupa hasil karya yang dihadirkan lengsung pada siswa berupa produk home industri dan contoh ryccle product. Pada KD menyiapkan karya seni hasil karya sendiri untuk pameran kelas atau sekolah, guru mencantumkan hasil karya siswa sebagai media karena memang KD ini bertujuan untuk memamerkan hasil karya siswa selama
60
mengikuti pembelajaran Seni Budaya bidang Seni Rupa pada semester tersebut. KD tersebut dilanjutkan dengan KD menata karya seni rupa dari hasil pembuatan sendiri dalam bentuk pameran kelas atau sekolah. Untuk guru Seni Budaya yang kedua, guru hanya mencantumkan penggunaan karya-karya seni lukis pada KD mengekspresikan diri melalui karya seni lukis. Hal ini sesuai dengan data hasil wawancara dengan guru yang mengatakan guru biasanya menggunakan karya lukisan siswa terdahulu sebagai media yang dicontohkan pada siswa ketika pembelajaran.
5) Media Elektronik Berbasis Komputer Sama seperti pada KD mengapresiasi karya seni rupa, pada KD mengekspresikan diri melalui karya seni rupapun guru berusaha mengakrabkan siswa dengan media elektronik yang berbasis komputer, agar siswa semakin peka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang. Pada pembelajaran ekspresi ini guru pertama juga menggunakan media internet dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Biasanya guru menggunakan blog milik guru yang beralamat www.hoerpunyaku.blogspot.com. Pada blog tersebut tersedia materi untuk pembelajaran Seni Budaya khususnya bidang seni rupa. materi yang terdapat pada blog tersebut adalah pengetahuan seni rupa beserta unsur-unsurnya, materi gambar bentuk, materi patung, materi gambar reklame, batik dan lukisan kaca (glass painting). Sebelum siswa praktek berkarya, terlebih dahulu guru menampilkan langkah-langkah atau prosedur pembuatan karya tersebut melalui materi yang telah tercantum pada blog tersebut. Penggunaan blog pada pembelajaran ekspresi ini tercantum di RPP pada KD
61
menggambar dengan objek karya Seni Rupa murni dan terapan tiga dimensi dari daerah setempat. Penggunaan media blog juga digunakan oleh guru pada pembelajaran SK membuat karya seni kriya contohnya craft, benda fungsional daur ulang dari bahan bekas dengan inovatif dan kreatif serta mempertimbangkan prinsip ekonomi dan kewirausahaan. Pada KD merancang karya seni kriya dengan memanfaatkan tehnik dan corak daerah setempat, guru mencantumkan penggunaan media internet dan media elektronik sebagai media pembelajaran. Sedangkan pada guru seni budaya yang kedua, pada pembelajaran ekspresi guru menggunakan media elektronik pada KD merancang karya seni kriya tektil dengan teknik dan corak karya seni rupa terapan nusantara. Pada KD membuat karya seni kriya tektil dengan tekik corak seni rupa terapan nusantara, guru menggunakan media VCD untuk menampilkan contohcontoh batik jumputan pada siswa. Guru juga menggunakan VCD untuk menampilkan video prosedur pembuatan sablon pada KD mengekspresikan diri melalui karya seni grafis. Penggunaan VCD juga digunakan pada KD menyiapkan karya seni rupa hasil karya sendiri untuk pameran kelas atau sekolah sera KD menata karya seni rupa hasil karya sendiri dalam bentuk pameran kelas atau sekolah.
6) Media Alat dan Bahan untuk Berkarya Pada RPP guru pertama, mencantumkan penggunaan media bahan dan alat merancang batik pada KD merancang karya seni kriya tektil dengan teknik dan
62
corak karya seni rupa terapan nusantara dan membuat karya seni kriya tektil dengan teknik dan corak karya seni rupa terapan nusantara. Guru tersebut juga menggunakan media membuat sablon pada KD mengekspresikan diri melalui karya seni grafis. Serta penggunaan peralatan yang mendukung untuk pengadaan pameran pada KD menyiapkan karya seni rupa hasil karya sendiri untuk pameran kelas atau sekolah.
c. Hasil Angket Angket yang diberikan pada siswa bertujuan untuk mengungkap jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru pada pembelajaran ekspresi, serta peranan media tersebut untuk siswa. Hasil analisis data angket tersebut adalah sebagai berikut: 1) Jenis dan Intensitas Penggunaan Media Pembelajaran a) Penggunaan Buku Panduan pada Pembelajaran Ekspresi Sebagian siswa menyatakan bahwa guru hampir tidak pernah meggunakan buku panduan pada pembelajaran ekspresi (Tabel 14). Seperti pada pembelajaran apresiasi, pada perangkat pembelajaran yang digunakan oleh kedua guru Seni Budaya pada SK mengekspresikan diri melalui karya seni rupa sama-sama mencantumkan penggunaan buku panduan/buku teks pada pembelajaran ekspresi tersebut, namun sebagian besar siswa menyatakan guru hampir tidak pernah menggunakan buku panduan pada pembelajaran ekspresi. Ternyata setelah dikonfirmasi pada guru, buku panduan yang dimaksud pada RPP tersebut hanya digunakan sebagai pegangan guru saja ketika mengajar dan siswa tidak diwajibkan untuk membeli buku yang sama seperti digunakan oleh guru.
63
b) Penggunaan Buku Kerja/LKS pada Pembelajara Ekspresi Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru jarang meggunakan buku kerja/LKS pada pembelajaran ekspresi (Tabel 15). Berdasarkan wawancara dan observasi pada RPP yang digunakan oleh kedua guru memang tidak mencantumkan penggunaan media buku kerja/LKS pada pembelajaran ekspresi. c) Penggunaan Hand-Out/Selebaran Materi pada Pembelajara Ekspresi Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru jarang meggunakan handout/selebaran materi pada pembelajaran ekspresi (Tabel 16). Pada RPP guru memang tidak menyebutkan penggunaan media Hand-Out/selebaran materi pada pembelajaran ekspresi. d) Penggunaan Tape/Rekaman Suara pada Pembelajara Ekspresi Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru hampir tidak pernah meggunakan tape/rekaman suara pada pembelajaran ekspresi (Tabel 17). e) Penggunaan OHP (Over Head Proyector) pada Pembelajara Ekspresi Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru jarang meggunakan OHP (Over Head Proyector) pada pembelajaran ekspresi (Tabel 18). f) Penggunaan Gambar pada Pembelajara Ekspresi Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru kadang-kadang meggunakan gambar pada pembelajaran ekspresi (Tabel 19). Hal ini sesuai dengan pernyataan guru dalam data wawancara bahwa guru juga menggunakan media gambar pada pembelajaran ekspresi. g) Penggunaan Poster pada Pembelajara Ekspresi Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru hampir tidak pernah meggunakan poster pada pembelajaran ekspresi (Tabel 20). Pada RPP kedua guru
64
memang sama-sama tidak mencantumkan penggunaan media poster pada pembelajaran ekspresi. h) Penggunaan Foto pada Pembelajara Ekspresi Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru jarang meggunakan foto pada pembelajaran ekspresi (Tabel 21). Guru pertama menyatakan untuk menunjukkan contoh bentuk sebuah karya yang tidak dapat ditampilkan secara langsung kepada siswa, biasanya guru menggunakan foto benda tersebut. i) Penggunaan Video/film pada Pembelajara Ekspresi Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru hampir tidak pernah meggunakan video/film pada pembelajaran ekspresi (Tabel 22). Hal ini tidak sejalan dengan pernyataan guru bahwa guru menggunakan media video proses pembuatan sebuah karya pada siswa. Pada RPP juga tercantum bahwa pada beberapa KD pada pembelajaran ekspresi, guru menggunakan media video. j) Penggunaan Powerpoint dan LCD pada Pembelajara Ekspresi Sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru kadang-kadang meggunakan powerpoint dan LCD pada pembelajaran ekspresi (Tabel 23). Hal ini senada dengan data yang diperoleh dari wawancara, bahwa untuk menunjukkan contoh yang berupa gambar/foto pada siswa guru biasanya menggunakan media LCD. k) Penggunaan Contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll) pada Pembelajara Ekspresi Sebagian besar siswa manyatakan bahwa guru sering meggunakan contohcontoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll) pada pembelajaran ekspresi (Tabel 24). Hal ini senada dengan data yang diperoleh dari wawancara serta observasi
65
bahwa guru biasanya menggunakan media contoh karya yang ditunjukkan secara langsung pada siswa. Menurut hasil angket, tentang jenis media pembelajaran lain, yang digunakan guru dalam pembelajaran ekspresi Seni Budaya bidang Seni Rupa adalah papan tulis (white board), VCD, komputer/lap top, buku gambar, pensil warna, cat air, tongkat, spidol, kain, peralatan dapur, sayur-mayur, peralatan LAB, alat peraga, beraneka lukisan, karya recycle, tumbuhan di sekitar sekolah (lampiran 12).
2) Media yang paling berperan membantu siswa dalam memahami pembelajaran ekspresi Dari media-media yang digunakan oleh guru dalam mata pelajaran ekspresi, siswa memilih beberapa media yang paling berperan membantu pamahaman siswa dalam pembelajaran ekspresi tersebut. Pada urutan pertama sebagian besar siswa memilih media powerpoint dan LCD, pada urutan kedua sebagian besar siswa memilih media video/film dan contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll), pada urutan ketiga sebagia besar siswa memilih media gambar (lampiran 14 ).
d. Kesimpulan Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran Ekspresi di SMP Negeri 1 Probolinggo Sebelumnya telah dipaparkan tentang penggunaan media pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran ekspresi mata pelajaran Seni Buadaya bidang Seni Rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo. Baik itu jenis media, pembuatan media, intensitas penggunaan media, serta peranan media itu sendiri.
66
Dari data yang telah dipaparkan di atas, dapat diambil kesimpulan tentang bagaimana penggunaan media pembelajaran pada pembelajaran ekspresi mata pelajaran seni budaya bidang seni rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo. Untuk penggunaan media buku teks/buku panduan pada pembelajaran ekspresi ini kedua guru seni budaya bidang seni rupa sama-sama menggunaan buku panduan tersebut sebagai pegangan guru dalam pembelajaran ekspresi. Hampir pada setiap kompetensi dasar yang ada pada SK mengekspresikan diri melalui karya seni rupa kedua guru menggunakan media buku teks/buku panduan tersebut. Buku teks yang digunakan merupakan hasil karya orang lain dan bukan karya guru sendiri. Melalui wawancara dan observasi pada RPP, diketahui bahwa media model dalam pembelajaran ekspresi hanya digunakan oleh guru pertama saja. Guru menggunakan media model ini pada dua KD yang ada pada SK mengekspresikan diri melalui karya seni rupa. Media model yang digunakan dapat berupa benda yang dibawa oleh masing-masing siswa, atau benda yang telah ada di sekolah seperti karya daur ulang (recycle product).` Pada peerangkat pembelajaran (RPP) kedua guru Seni Budaya tersebut sama-sama mencantumkan media contoh gambar/foto pada beberapa kompetensi dasar dalam pembelajaran ekspresi. Untuk guru pertama media contoh gambar yang digunakan sebagian besar merupakan hasil karya guru sendiri, gambar tersebut difoto dan kemudian ditunjukkan kepada siswa berupa foto. Untuk penggunaan media hasil karya seni yang dihadirkan secara langsung oleh guru pada siswa ketika proses pembelajaran ekspresi, kedua guru sama-sama menggunakan media tersebut. Guru biasanya menggunakan media hasil karya
67
siswa terdahulu yang masih tersimpan di sekolah. Untuk guru pertama selain menggunakan karya siswa, guru juga menggunakan hasil karya seni milik guru sendiri. Penggunaan media hasil karya seni yang dihadirkan nyata pada siswa ini tercantum pada beberapa kompetensi dasar pembelajaran ekspresi. Guru-guru Seni Budaya bidang Seni Rupa sama-sama menggunakan media elektronik berbasis komputer pada pembelajaran ekspresi. Guru pertama lebih menggunakan blog milik guru, sedangkan guru kedua biasanya menggunakan VCD untuk menunjukkan video/film pembuatan sebuah karya. Kedua guru sama-sama menggunakan media LCD untuk menunjukkan contohcontoh karya. Pada RPP kedua guru tersebut, tercantum penggunaan media elektronik berbasis komputer pada beberapa kompetensi dasar pembelajaran ekspresi. Untuk pembelajaran ekspresi ini memang menuntut siswa untuk praktek berkarya seni, maka dari itu guru mencantumkan media alat dan bahan untuk berkarya seni sebagai media pembelajaran pada RPP yang dibuat, yaitu media bahan dan alat merancang batik dan media membuat sablon. Dari media-media tersebut yang paling berperan efektik membantu siswa dalam pembelajaran ekspresi adalah media powerpoint dan LCD, memilih media video/film dan contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll), serta media gambar.
Sedangkan media yang paling efektif untuk guru, sama seperti pada pembelajaran apresiasi yaitu media hasil karya seni, yaitu seni lukis. Hal ini dikarenakan di sekolah tersedia banyak karya milik siswa terdahulu, sehingga mudah untuk dijadikan media yang ditunjukkan pada siswa.
68
3. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo Dari data-data yang telah dipaparkan di atas, dapat diambil kesimpulan mengenai penggunaan media pembelajaran dalam mata pelajaran Seni Budaya bidang Seni Rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo. Media yang digunakan antara lain adalah media buku teks/buku panduan, media model, media contoh gambar/foto, media hasil karya seni yang dihadirkan secara langsung, serta media elektronik berbasis komputer.
a. Media Buku Teks/Buku Panduan Baik pada pembelajaran apresiasi maupun pada pembelajaran ekspresi, kedua guru Seni Budaya di SMP Negeri 1 Probolinggo sama-sama menggunakan media buku teks/buku panduan. Hanya saja buku yang dicantumkan pada RPP kedua guru tersebut merupakan buku pegangan guru saja ketika mengajar dan siswa tidak diwajibkan untuk membeli buku yang sama seperti digunakan oleh guru, namun siswa dianjurkan untuk mempunyai buku panduan untuk menunjang pembelajaran. Untuk intensitas penggunaan buku panduan ini, hampir pada setiap kompetensi dasar baik pada pembelajaran apresiasi maupun ekspresi, kedua guru sama-sama menggunakan buku teks. Media buku teks/buku panduan yang digunakan guru selama ini masih membeli dan merupakan karya orang lain, dan bukan karya guru sendiri.
69
b. Media Contoh Gambar/Foto Untuk penggunaan media contoh gambar/foto, guru sama-sama menggunakan media tersebut baik pada pembelajaran apresiasi maupun pembelajaran ekspresi. Guru pertama lebih sering menggunakan contoh hasil karya milik guru yang difoto dan ditunjukkan pada siswa, sedangkan guru kedua lebih sering menggunakan contoh gambar/foto yang ada di internet lalu ditunjukkan pada siswa. Untuk intensitas penggunaan media gambar/foto terdapat pada beberapa KD pada pembelajaran apresiasi. Pada pembelajaran ekspresipun kedua guru menggunakan media gambar/foto pada beberapa kompetensi dasar yang ada pada pembelajaran ekspresi tersebut. Seperti yang telah dijelaskan diatas, guru kedua lebih sering mendapatkan contoh gambar/foto melalui internet. Sedangkan guru pertama lebih sering membuat sendiri media tersebut.
c. Media Model Penggunaan media model dalam pembelajaran apresiasi hanya digunakan oleh guru kedua saja pada salah satu kompetensi dasar. Sedangkan penggunaan media model pada pembelajaran ekspresi, hanya guru pertama saja yang menggunakannya. Guru pertama menggunakan media model pada beberapa kompetensi dasar pembelajaran ekspresi. Jadi dapat dikatakan intensitas penggunaan media model pada pembelajaran apresiasi tersebut jarang. Sedangkan pada pembelajaran ekspresi lebih sering daripada pembelajaran apresiasi.
70
Untuk pengadaan media, guru pertama meminta siswa untuk membawa masing-masing model yang telah ditentukan guru, dan tak jarang pula guru menggunakan benda-benda di sekitar untuk dijadikan model. sedangkan guru kedua membawa sendiri model yang ditunjukkan pada siswa.
d. Media Hasil Karya Seni Media hasil karya seni yang dimaksud disini adalah media yang dihadirkan secara langsung pada siswa. Kedua guru seni budaya sama-sama tidak mencantumkan media tersebut sebagai media apresiasi dalam RPP yang dibuat. Namun dalam data hasil wawancara, kedua guru sama-sama menggunakan media hasil karya asli pada saat pembelajaran. Untuk proses pembelajaran ekspresi, kedua guru sama-sama menggunakan media tersebut. Guru biasanya menggunakan media hasil karya siswa terdahulu yang masih tersimpan di sekolah. Untuk guru pertama selain menggunakan karya siswa, guru juga menggunakan hasil karya seni milik guru sendiri. Penggunaan media hasil karya seni yang dihadirkan nyata pada siswa ini tercantum pada beberapa kompetensi dasar pembelajaran ekspresi.
e. Media Elektronik Berbasis Komputer
Baik pada pembelajaran apresiasi maupun ekspresi, kedua guru sama-sama mengatakan menggunakan media elektronik berbasis komputer. Media tersebut antara lain adalah media internet, media komputer, serta media LCD. Dengan media ini informasi yang diberikan pada siswa dapat divisualisasikan lebih besar dan dapat dilihat dari tempat di mana siswa duduk walaupun jarak dengan media
71
cukup jauh. Untuk pembelajaran ekspresi guru juga biasanya menggunakan media VCD untuk menampilkan video/film proses pembuatan sebuah karya.
f. Media Alat dan Bahan untuk Berkarya Seni Khusus untuk pembelajaran apresiasi, guru menggunakan media alat dan bahan untuk berkarya seni. Karena untuk pembelajaran ekspresi ini memang menuntut siswa untuk praktek berkarya seni, yaitu media bahan dan alat merancang batik dan media membuat sablon. Dari media-media tersebut yang paling berperan efektik membantu siswa baik pada pembelajaran apresiasi maupun ekspresi, siswa memilih media LCD, media video/film, media contoh-contoh hasil karya seperti lukisan, patung, keamik, serta media gambar gambar. Sedangkan menurut guru media yang paling efektif digunakan adalah media contoh hasil karya seni yang dihadirkan langsung pada siswa, khususnya yang berupa lukisan. Hal ini dikarenakan di sekolah tersedia banyak lukisan karya siswa terdahulu, sehingga guru lebih mudah dalam hal pengadaan media tersebut. Sedangkan guru pertama menambahkan bahwa keefektifan penggunaan sebuah media dalam proses pembelajaran tersebut tergantung bagaimana pendekatan atau strategi mengajar yang digunakan. Sebagus apapun media yang digunakan, namun jika tidak disertai dengan penggunaan strategi yang tepat dalam penggunaanya maka tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai secara maksimal. Sehingga penggunaan media pembelajaran tersebut dapat dikatakan kurang efektif. Minat siswa mengikuti pelajaran juga dapat berhubungan dengan media pembelajaran yang digunakan oleh guru, karena jika siswa menyukai media yang
72
digunakan oleh guru dalam suatu pembelajaran, akan berdampak pada antusias siswa untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Maka dari itu guru hendaknya memperhatikan media yang disukai oleh siswa dalam pembelajaran. Ketika ditanya media apa yang paling disukai siswa dari beberapa media yang digunakan oleh guru selama ini, pada urutan pertama siswa memilih media video/film, kemudia pada urutan kedua siswa memilih media LCD dan media gambar, dan pada urutan ketiga siswa memilih media hasil karya yang ditunjukkan secara langsung yaitu patung.
73
BAB IV PEMBAHASAN
A. Penggunaan Media Pembelajaran Proses pembelajaran di sekolah mengandung lima komponen komunikasi, yaitu guru, bahan ajar, media pembelajaran, siswa, dan tujuan pembelajaran. Komponen-komponen tersebut merupakan suatu sistem dalam proses pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan. Media pembelajaran termasuk dalam lima komponen yang telah disebutkan di atas. Hal ini berarti media pembelajaran merupakan sesuatu yang ikut menentukan keberhasilan dari sebuah proses pembelajaran. Menurut Munadi (2010:7) mendefinisikan media pembelajaran sebagai “segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”. Arsyad (2011:3) mendeskripsikan “secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal …. Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau menghantarkan pesan-pesan pembelajaran” Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan mengenai pengertian media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
73
74
pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa media pembelajaran merupakan sesuatu yang ikut menentukan keberhasilan dari sebuah proses pembelajaran, maka dari itu pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran agar proses pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai hasil sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu guru perlu mempelajari bagaimana memilih serta menggunakan media dalam sebuah proses pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar itu sendiri. Seperti pendapat Munadi (2010:8) “tujuan pemanfaatan media dalam proses pembelajaran adalah untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan proses pembelajaran itu sendiri”. Penggunaan media pembelajaran pada sebuah proses pembelajaran sebenarnya tidak lepas dari masalah tentang tujuan apa yang ingin dicapai dari proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Jadi jenis media apapun yang akan digunakan terlebih dahulu ditelaah apakah media tersebut cocok untuk mendukung tujuan pembelajaran. Maka dari itu perencanaan terhadap penggunaan media pembelajaran itu penting. Hal ini harus dipikirkan materi apa yang ingin disampaikan, metode pembelajaran yang dipakai, serta media pembelajaran apa yang akan digunakan. sehingga pada perangkat pembelajaran khususnya RPP yang dibuat benar-benar telah dipikirkan sebelumnya.
75
Perencanaan penggunaan media juga harus mempertimbangkan karakteristik siswa. Karena pada berbeda usia, berbeda wilayah, berbeda pula karakteristik yang dimiliki. Sehingga guru dituntut untuk dapat mengenali karakteristik siswa mereka, hal ini dalam usaha mengefektifkan penggunaan dari sebuah media pembelajaran. Seperti yang dikatakan Miarso (1986:105) yang menyatakan bahwa “hal pertama yang harus dilakukan guru dalam penggunaan media secara efektif adalah mencari, menemukan, dan memilih media yang memenuhi kebutuhan belajar anak, menarik minat anak, sesuai dengan perkembangan kematangan dan pengalamannya serta karakteristik khusus yang ada pada kelompok belajarnya”. Pengadaan sebuah media juga perlu diperhatikan. Media yang digunakan tersebut merupakan media yang benar-benar dibuat oleh guru, atau guru hanya membeli media tersebut. Karena peran guru dalam inovasi dan pengembangan media pembelajaran sangatlah penting mengingat guru sangat berperan dalam proses belajar mengajar di kelas. Maka dari itu seorang guru dituntut untuk dapat mengolah kemampuannya untuk membuat media pembelajaran yang lebih efektif dan efisien sehingga pembelajaran dapat lebih menyenangkan. Maka dari itu seperti yang diaktakan sebelumnya bahwa perencanaan penggunaan sebuah media pembelajaran sangat penting karena dimungkinkan saja terjadi bahwa peran media pembelajaran itu sangat kecil, yaitu hanya sebagai pelengkap di mana media baru digunakan pada saat guru membutuhkannya atau berhalangan hadir mengajar di kelas. Dalam kaitan ini, tidak ada perencanaan tentang pemanfaatan media pembelajaran. Namun disisi lain, media pembelajaran justru sangat berperan atau memainkan peranan yang dominan dalam kegiatan
76
pembelajaran. Sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator saja dalam kegiatan pembelajaran. Alternatif lainnya adalah adanya pembagian peran yang seimbang antara guru dan media pembelajaran. Dalam keadaan yang demikian ini, pemanfaatan media pembelajaran benar-benar terencana.
B. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran Apresiasi di SMP Negeri 1 Probolinggo Salah satu Standar Kompetensi (SK) dalam mata pelajaran Seni Budaya bidang Seni Rupa yang tercantum dalam (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) KTSP adalah SK mengapresiasi karya seni rupa. “Apresiasi Seni adalah menikmati, menghayati dan merasakan suatu objek atau karya seni lebih tepat lagi dengan mencermati karya seni dengan mengerti dan peka terhadap segi-segi estetiknya, sehingga mampu menikmati dan memaknai karya-karya tersebut dengan semestinya” (Guruvalah, Online). Dalam pelajaran dengan standar kompetensi apresiasi, seorang guru dituntut untuk dapat mengadakan kegiatan pembelajaran yang dapat melatih siswa untuk dapat menilai, menghargai, serta melatih kepekaan estetisnya terhadap suatu karya seni. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya dapat didukung dengan penggunaan media pembelajaran yang baik dan tepat. Dari data yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat diketahui media apa saja yang digunakan oleh kedua guru Seni Budaya bidang Seni Rupa pada pembelajaran apresiasi di SMP Negeri 1 Probolinggo. Media-media tersebut adalah media buku teks/buku panduan, media contoh gambar/foto-foto, media
77
model, media hasil karya seni yang dihadirkan langsung pada siswa, serta media elektronik berbasis komputer. Penggunaan media cetak berupa buku teks/buku panduan pada pembelajaran apresiasi memang dibutuhkan untuk tuntunan atau memberi pengetahuan kognitif yang lebih mengenai apresiasi sebuah karya. Namun penggunaan buku teks/buku panduan di sini masih belum terlalu di terapkan dalam proses pembelajaran, hal ini dikarenakan media tersebut hanya digunakan oleh guru saja sedangkan siswa tidak diwajibkan memiliki buku panduan untuk pembelajaran apresiasi. Jika dilihat pada kerucut pengalaman Edgar Dale, buku teks termasuk dalam kategori media yang penyampaian pesannya melalui lambang kata-kata. Indera yang dilibatkan semakin terbatas, partisipasi fisik semakin berkurang sedangkan keterlibatan imajinasi semakin bertambah, sehingga pengalaman yang didapat semakin abstrak. Walaupun demikian, penggunaan media buku teks/buku panduan dalam pembelajaran apresiasi tidak masalah selama diikuti dengan pengalaman langsung seperti mengapresiasi karya agar pengalaman yang diperoleh siswa dari proses pemebelajaran semakin konkrit. Selain buku teks/buku panduan, kedua guru seni budaya sama-sama menggunakan media contoh gambar/foto-foto pada pembelajaran apresiasi. penggunaan media contoh gambar/foto-foto ini memang perlu digunakan karena dalam pembelajaran seni rupa lebih mengutamakan pemahaman visual daripada verbal. Dengan menggunakan media visual seperti ini pengalaman belajar siswa akan semakin konkrit daripada penggunaan media verbal saja, karena akan
78
menimbulkan ke abstrakan pemahaman siswa terhadap pembelajaran. Namun jika ditinjau menggunakan kerucut pengalaman Edgar Dale, yang mengatakan bahwa penggunaan media gambar diam seperti gambar mati, slide, atau fotografi, memiliki pengalaman belajar yang lebih konkrit daripada penggunaan media buku teks. Guru Seni Budaya yang kedua menggunakan media model dalam pembelajaran apresiasi. Penggunaan media model pada pembelajaran apresiasi ini menuntut siswa untuk melakukan pengamatan pada objek yang dijadikan model. Media model ini termasuk pada pengalaman yang diperoleh dari benda tiruan/pengamatan. Merupakan pengalaman belajar pada tingkat ke-2 sehingga dapat dikatakan penggunaan media model ini memiliki tingkat kekonkritan pengalaman yang lebih daripada buku teks dan contoh gambar/foto. Pembelajaran apresiasi merupakan pembelajaran yang identik dengan menilai serta menghargai sebuah karya seni. Karya seni dapat dihadirkan melalui foto atau bahkan dihadirkan secara langsung pada siswa. Dengan menggunakan media hasil karya yang dihadirkan secara langsung pada siswa, mungkin akan lebih menghadirkan pengalaman dalam ingatan yang lebih lama dari pada karya karya yang hanya dilihat melalui gambar/foto saja. Pada pengalaman belajar Edgar Dale, pengalaman yang diperoleh dari hasil kontak langsung dengan lingkungan objek, binatang, manusia, dan sebagainya, dengan cara melakukan perbuatan langsung menempati urutan pertama pada pengalaman belajar. Hal ini berarti pengalaman belajar siswa
79
dengan menggunakan interaksi dengan objek yang akan diapresiasi akan menghasilkan pengalaman belajar serta kekonkritan pemahaman semakin besar. Arsyad (2011:VIII), mengungkapkan bahwa: Tumbuhnya kesadaran terhadap pentingnya pengembangan media pembelajaran di masa yang akan datang harus dapat direalisasikan dalam praktik. Banyak usaha yang dikerjakan. Disamping memahami penggunaannya, para gurupun patut berupaya untuk mengembangkan keterampilan “membuat sendiri” media yang menarik, murah, dan efisien, dengan tidak menolak kemungkinan pemanfaatan alat modern yang sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi semakin berkembang, jika guru tidak segera menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih tersebut, baik guru, siswa, serta pembelajaran yang dilakukanpun akan semakin tertinggal. Namun tidak pada SMP Negeri 1 Probolinggo. Sekolah ini telah mengakrabkan kecanggihan teknologi kepada siswa. Diantaranya yaitu dengan memberiikan fasilitas LCD pada setiap kelas serta pemasangan hotspot. Kedua guru Seni Budaya juga telah menggunakan kecanggihan teknologi tersebut. Kedua guru sama-sama menggunakan media elektronik berbasis komputer. Untuk guru Seni Budaya yang pertama mengaku biasanya guru menggunakan media internet untuk memberikan pemahaman materi pada siswa. Guru mempunyai sebuah blog dan web lokal daerah Probolinggo. Dengan cara ini guru telah mengakrabkan kecanggihan teknologi yang sedang berkembang kepada siswa. Sedangkan guru Seni Budaya yang kedua, biasa menggunakan media internet untuk mencari (browsing) bahan-bahan yang diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran. Bahan tersebut berupa materi, gambar, serta video proses pembuatan karya. Dari penggunaan media elektronik berbasis
80
komputer tersebut terdapat beberapa pengalaman belajar berupa simulasi dan pertunjukan dari film/video, gambar/film hidup , serta motion pictures. Pengalaman belajar yang didapat berada pada tengah-tengah kerucut pengalaman Edgar Dale, hal ini berarti penggunaan media tersebut menghasilkan pengalaman belajar yang seimbang antara pengalaman konkrit dan abstrak. Dari media-media yang digunakan oleh guru pada pembelajaran apresiasi tersebut, yang dianggap oleh siswa paling efektif dapat membantu siswa dalam pembelajaran apresiasi adalah media LCD, media video/film, serta media contohcontoh hasil karya seperti lukisan, patung, keamik, dll. Hal ini sesuai dengan kerucut pengalaman yang dibuat oleh Edgar Dale bahwa pengalaman yang diperoleh dari hasil kontak langsung dengan lingkungan objek seperti pada penggunaan contoh-contoh hasil karya serta pengalaman yang berupa kontak melalui model, atau simulasi seperti pada video yang ditampilakn oleh guru berada pada urutan pengalaman yang tinggi, sehingga pengalaman yang didapat semakin kokrit. Sedangkan media yang paling efetif untuk guru, seperti yang dikatakan oleh guru kedua adalah media hasil karya seni, yaitu seni lukis. Hal ini dikarenakan di sekolah tersedia banyak karya milik siswa terdahulu, sehingga mudah untuk dijadikan media yang ditunjukkan pada siswa. Dalam hal ini guru mempertimbangkan pengadaan media yang digunakan. Seperti yang dikatakan oleh Munadi (2010:187) tentang salah satu prinsip pemilihan media adalah aspek teknis lainnya yang menjadi pertimbangan pemilihan media adalah kemampuan biaya, ketersediaan waktu, tenaga, fasilitas dan peralatan pendukung.
81
Senada dengan itu Kustandi & Sutjipto (2011:87) menyebutkan beberapa yang harus dipertimbangkan dalam memilih media diantaranya keterjangkauan dalam pembiayaan dan kemudahan memanfaatkan media pembelajaran. Jadi guru harus cermat dalam memilih sebuah media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Selain disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, juga perlu mempertimbangkan pengadaan media tersebut. Lebih baik menggunakan meda yang murah akan tetapi efektif membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran, daripada menggunakan media yang mahal dan bagus namun tujuan pembelajaran tidak tercapai. Dari pembahasan di atas dapat dilihat bahwa penggunaan media pembelajaran yang digunakan oleh guru pada pembelajaran apresiasi cukup baik. Karena pada tiap pembelajaran apresiasi, guru selalu menggunakan media pembelajaran. Selain itu media-media yang digunakan selama ini merupakan media-media yang dapat menghadirkan tingkat pengalaman yang konkrit pada siswa. Kemampuan guru untuk menciptakan media juga telah terbukti, sehingga guru tak hanya saja menggunakan media yang telah ada, tetapi juga dapat menciptakan media. Hal yang seperti ini yang seharusnya dicontoh oleh guru Seni Budaya yang lain agar pembelajaran apresiasi seni lebih inovatif.
C. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran Ekspresi di SMP Negeri 1 Probolinggo Menurut Guruvalah (Online), “Ekspresi adalah proses ungkapan emosi atau perasaan di dalam proses penciptaan karya seni, proses ekspresi bisa
82
diaktualisasikan melalui media. Media musik bunyi; media seni rupa adalah garis, bidang dan warna; media tari adalah gerak, media teaer adalah gerak, suara dan lakon”. Pada standar kompetensi ekspresi, guru dituntut untuk dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang dapat melatih siswa untuk mengungkapkan ekspresi mereka melalui sebuah karya. Sehingga pada standar kompetensi ekspresi terjadi proses kreatif dan sikap berkreasi pada siswa. Pembelajaran ekspresi ini bertujuan meningkatkan keterampilan (psikomotorik) siswa yang dilakukan melalui praktek berkreasi menciptakan sebuah karya seni. Pada pembelajaran ekspresi ini juga memerlukan media sebagai perantara antara siswa dan guru dalam proses pembelajarannya. Dari data yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya melalui beberapa metode yaitu metode wawancara pada guru mata pelajaran, observasi pada perangkat pembelajaran (RPP) yang digunakan oleh guru serta angket yang disebarkan pada siswa. Dari data-data yang diperoleh dapat diketahui media apa saja yang digunakan oleh guru pada pembelajaran ekspresi. Media-media tersebut yaitu media buku teks/buku panduan, media model, media contoh gambar/foto, media hasil karya seni, media elektronik berbasis komputer, serta media alat dan bahan untk berkarya seni. Penggunaan media buku teks/buku panduan pada pembelajaran ekspresi memang diperlukan. Misalnya sebagai pedoman untuk praktek pembuatan sebuah karya seni, atau hanya sebagai pengetahuan dalam berkarya seni itu sendiri. Namun masalahnya media buku teks/buku panduan yang disebutkan oleh guru tersebut bukan dijadikan media perantara antara guru dan siswa dalam proses
83
pembelajaran, melainkan merupakan buku teks/buku panduan yang hanya digunakan oleh guru saja. Buku tersebut hanya digunakan sebagai pegangan guru atau sebagai sumber pembelajaran. Jadi informasi yang ada pada buku tersebut ditransfer pada siswa melalui kata-kata. Sedangkan menurut Edgar Dale, pengalaman yang ditransfer melalui penuturan dengan kata-kata menempati tingkatan paling bawah yang berarti pengalaman yang didapat semakin abstrak. Penggunaan media buku teks/buku panduan termasuk dalam tingkatan tersebut. Maka dari itu bagaimana usaha guru untuk membuat pengalaman belajar siswanya yang abstrak tersebut dapat menjadi pengalaman belajar yang lebih konkrit. Misalnya seperti yang dilakukan oleh guru Seni Budaya pada pembelajaran ekspresi selama ini. Sebelum meminta siswa untuk berkarya, terlebih dahulu guru memberikan pengetahuan pada siswa mengenai karya yang akan dibuat serta langkah-langkah pembuatan karya tersebut, kemudian siswa diajak praktek bersama. Untuk penggunaan media model pada pembelajaran ekspresi hanya digunakan oleh guru Seni Budaya yang pertama saja. Guru menggunakan media model untuk memberi pengetahuan pada siswa tentang menggambar bentuk. Biasanya guru menggunakan media berupa buah, hewan, tanaman, manusia, serta benda-benda yag ada di sekitar. Pada kerucut pengalaman Edgar Dale yang menyatakan pengalaman yang diperoleh dari hasil kontak langsung dengan lingkungan objek, binatang, manusia, dan sebagainya, dengan cara melakukan perbuatan langsung merupakan pengalaman pada tingkat tertinggi.
84
Karena pada proses pembelajarannya siswa dihadapkan pada objek yang akan digambar secara langsung. Jadi siswa tahu secara langsung karakter objek yang sedang digambar, sehingga siswa tidak hanya berimajinasi saja dan pengalaman yang didapat akan semakin konkrit. Media yang demikian sebaiknya perlu di terapkan oleh guru-guru seni budaya yang lain untuk menghadirkan pengalaman konkrit pada siswa. Media lain yang digunakan oleh guru pada pembelajaran ekspresi adalah media contoh gambar/foto. Penggunaan media contoh gambar/foto pada pembelajaran ekspresi memang diperlukan. Media ini dapat ditunjukkan sebagai contoh sebelum siswa berkarya, untuk memberi pandangan pada siswa karya seperti apa yang akan mereka buat, serta bisa memberi inspirasi siswa untuk berkarya. Media gambar/foto pada kerucut Edgar Dale merupakan pengalaman berupa Still Picture atau gambar diam, pengalaman didapat melalui gambar mati, slide, atau fotografi. Dan penggunaan media ini memberi pengalaman yang lebih konkrit daripada buku teks yang bermain kata-kata. Penggunaan media berupa hasil karya seni yang dihadirkan secara langsung pada siswa dalam pembelajaran ekspresi mungkin diperlukan ketika guru menggunakan metode mencontoh dalam proses pembelajaran ekspresi tersebut. Sehingga karya asli perlu dihadirkan dalam pembelajaran agar bisa digunakan sebagai contoh mereka dalam proses pembelajaran. Sehingga siswa mengetahui karya seperti apa yang akan mereka buat nantinya. Menurut kerucut pengalaman Edgar Dale, penggunaan media hasil karya yang dihadirkan secara langsung pada siswa ini dapat dimasukkan pada tingkat pengalaman yang kedua
85
yaitu berupa pengalaman yang diperoleh dari kontak langsung dengan model sehingga dapat memberikan pengalaman semakin konkrit pada siswa. Seperti pada pembelajaran apresiasi, pada pembelajaran ekspresi ini kedua guru Seni Budaya juga telah memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi yang sedang berkembang. Kedua guru sama-sama menggunakan media elektronik berbasis komputer. Pada blog milik guru pertama, guru mencantumkan beberapa materi proses berkarya. Sehingga penjelasan materi proses berkarya dilakukan oleh guru melalui media blog tersebut. Setelah itu data ditunjukkan pada siswa melalui komputer, dan LCD. Sedangkan guru kedua menggunakan media internet untuk mencari (browsing) contoh-contoh karya yang akan ditunjukkan pada siswa melalui komputer, LCD, dan terkadang juga menggunakan VCD. Penggunaan media internet ini memang didukung oleh fasilitas sekolah yang memang menyediakan hotspot yang disediakan sekolah untuk warga SMP Negeri 1 Probolinggo. Hal ini merupakan upaya sekolah untuk menuju perubahan status sekolah dari Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) menuju status Sekolah Berstandar Internasional (SBI). Untuk pembelajaran ekspresi ini memang menuntut siswa untuk praktek berkarya seni, maka dari itu guru mencantumkan alat dan bahan untuk berkarya seni sebagai media pembelajaran yang digunakan. Media tersebut adalah media alat dan bahan untuk membuat batik dan media untu membuat sablon. Dengan demikian berarti media tersebut termasuk dalam pengalaman diperoleh dari hasil kontak langsung atau dengan cara melakukan perbuatan secara langsung.
86
Sehingga mengahdirkan pengalaman yang lebih konkrit dari pengalaman belajar yang lainnya. Pertimbangan kemudahan untuk pengadaan media tersebut didukung oleh pernyataan Munadi (2010:187) yang menyatakan salah satu prinsip pemilihan media adalah aspek teknis lainnya yang menjadi pertimbangan pemilihan media adalah kemampuan biaya, ketersediaan waktu, tenaga, fasilitas dan peralatan pendukung. Sehingga media tidak perlu mahal tetapi dengan biaya semurah mungkin dapat mencapai tujuan pembelajaran. Dari media-media tersebut yang menurut siswa paling berperan efektik membantu siswa dalam pembelajaran ekspresi adalah media powerpoint dan LCD, media video/film dan contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll), serta media gambar. Hal ini dikarenakan media-media tersebut dapat memberikan pengalaman yang lebih konkrit bagi siswa seperti yang telah tercantum pada kerucut pengalaman Edgar Dale. Pengalaman siswa akan semakin konkrit jika media yang digunakan dapat membantu mengurangi keabstrakan persepsi siwa yang ditangkap melalui proses pembelajaran yang dilaluinya. Sedangkan media yang dianggap paling efetif untuk guru, sama seperti pada pembelajaran apresiasi, guru memilih media hasil karya seni, yaitu seni lukis. Hal ini dikarenakan di sekolah tersedia banyak karya milik siswa terdahulu, sehingga mudah untuk dijadikan media yang ditunjukkan pada siswa. Dari pembahasan di atas dapat dilihat bahwa penggunaan media pembelajaran yang digunakan oleh guru pada pembelajaran ekspresi cukup baik. Karena pada tiap pembelajaran ekspresi, guru selalu menggunakan media pembelajaran. Media-media yang digunakan selama ini juga merupakan media-
87
media yang dapat menghadirkan tingkat pengalaman yang konkrit pada siswa. Sehingga proses pembelajaran ekspresi yang dilaksanakan akan lebih efektif. Selain itu kemampuan guru untuk menciptakan sebuah media pembelajaran telah terbukti, hal ini dapat dilihat pada beberapa media pembelajaran yang digunakan. hal ini berarti guru memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang lebih mengenai media pembelajaran sehingga dapat menghasilkan inovasi-inovasi baru terhadap media pembelajaran yang digunakan agar tidak tertinggal oleh kemajuan teknologi yang ada.
88
BAB V PENUTUP
D. Kesimpulan 1. Apresiasi Seni adalah menikmati, menghayati dan merasakan suatu objek atau karya seni lebih tepat lagi dengan mencermati karya seni dengan mengerti dan peka terhadap segi-segi estetiknya, sehingga mampu menikmati dan memaknai karya-karya tersebut dengan semestinya. Media-media yang digunakan pada pembelajaran apresiasi mata pelajaran Seni Budaya bidang Seni Rupa di SMP Negeri 1 Probolinggo adalah media buku teks/buku panduan, media contoh gambar/foto-foto, media model, media hasil karya seni yang dihadirkan langsung pada siswa, serta media elektronik berbasis komputer. Kemampuan guru untuk menciptakan media juga telah terbukti, sehingga guru tak hanya saja menggunakan media yang telah ada, tetapi juga dapat menciptakan media. Hal yang seperti ini yang seharusnya dicontoh oleh guru Seni Budaya yang lain agar pembelajaran apresiasi seni lebih inovatif. Untuk intensitas penggunaan media, guru selalu menggunakan media pembelajaran pada setiap KD pembelajaran apresiasi. Dari beberapa media yang digunakan oleh guru, menurut siswa media yang paling berperan membantu siswa dalam pembelajaran apresiasi adalah media LCD, media video/film, dan media contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll). Sedangkan media yang paling berperan membantu guru dalam pembelajaran
88
89
apresiasi adalah media karya yang ditunjukkan secara langsung pada siswa yaitu lukisan, karena tersedia banyak di sekolah dan merupakan karya siswa terdahulu. 2. Ekspresi adalah proses ungkapan emosi atau perasaan di dalam proses penciptaan karya seni. Pembelajaran ekspresi ini bertujuan meningkatkan keterampilan (psikomotorik) siswa yang dilakukan melalui praktek berkreasi menciptakan sebuah karya seni. Media yang digunakan pada pembelajaran ekspresi selama ini adalah media buku teks/buku panduan, media model, media contoh gambar/foto, media hasil karya seni, media elektronik berbasis komputer, serta media alat dan bahan untuk berkarya seni. Penggunaan media pembelajaran yang digunakan oleh guru pada pembelajaran ekspresi cukup baik, karena pada tiap pembelajaran ekspresi guru selalu menggunakan media pembelajaran. Media-media yang digunakan selama ini juga merupakan media-media yang dapat menghadirkan tingkat pengalaman yang konkrit pada siswa. Sehingga proses pembelajaran ekspresi yang dilaksanakan akan lebih efektif. Selain itu kemampuan guru untuk menciptakan sebuah media pembelajaran telah terbukti, hal ini dapat dilihat pada beberapa media pembelajaran yang digunakan. hal ini berarti guru memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang lebih mengenai media pembelajaran sehingga dapat menghasilkan inovasi-inovasi baru terhadap media pembelajaran yang digunakan agar tidak tertinggal oleh kemajuan teknologi yang ada. Untuk intensitas penggunaan media, guru selalu menggunakan media pembelajaran pada setiap KD pembelajaran ekspresi. Dari beberapa media yang digunakan oleh guru, menurut siswa media yang paling berperan membantu siswa dalam
90
pembelajaran ekspresi adalah media LCD, media video/film, media contohcontoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll), dan media gambar. Sama seperti pada pembelajaran apresiasi, media yang paling berperan membantu guru dalam pembelajaran ekspresi adalah media karya yang ditunjukkan secara langsung pada siswa yaitu lukisan, karena tersedia banyak di sekolah dan merupakan karya siswa terdahulu.
E. Saran 1. Bagi Sekolah Diharapkan pihak sekolah dapat lebih memperhatikan dan memaksimalkan media serta fasilitas yang digunakan dalam pembelajaran di sekolah tersebut agar didapatkan proses maupun hasil pembelajaran yang maksimal demi meningkatkan status sekolah dari RSBI menjadi SBI seperti yang diharapkan sekolah selama ini. 2. Bagi Guru Diharapkan guru lebih memaksimalkan lagi penggunaan media dalam peembelajaran, baik itu terkait dengan perencanaan hingga penggunaan media pada saat proses pembelajaran. Karena perencanaan penggunaan media yang baik akan menghasilkan proses pembelajaran yang efektif sehingga tujuan pembelajaran tercapai. 3. Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi para pembaca mengenai pentingnya penggunaan sebuah media dalam proses pembelajaran. Sehingga dapat menjadi masukan jika kelak terjun pada dunia pendidikan.
91
4. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk pengadaan penelitian selanjutnya yang juga terkait dengan media pembelajaran, mungkin pada kaitannya dengan hasil belajar, hambatan pengadaan media, atau masalah lain yang berhubungan dengan media pembelajaran.
92
Daftar Rujukan
Arikunto, Suharismi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Caray. 2008. Makalah dan Skripsi, (Online), (http://makalahdanskripsi.blogspot.com200808penggunaan-media-posterterhadap.html.html, diakses 5 April 2011). Endonesa. __ . Media Pembelajaran, (Online), (http://endonesa.wordpress.com/ajaran-pembelajaran/mediapembelajaran/, diakses 2 Mei 2010). Guruvalah. 2008. Modul 1 Pengertian Kebudayaan dan Seni, (Online), (http://guruvalah.20m.com, diakses 3 Oktober 2010). Kustandi, C. & Sutjipto, B. 2011. Media Pembelajaran: Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia. Miarso, Yusufhadi dkk. 1986. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali. Munadi, Yudhi. 2010. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press. Mustikasari, Ardiani. 2008. Mengenal Media Pembelajaran, (Online), (http://miftahul-ulum.net/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=16, diakses 9 Oktober 2010). Oemar, Hamalik. 1980. Media Pendidikan. Bandung : Alumni. Rahadi, Aristo. 2008. Bagaimana Memilih Media Pembelajaran, (Oline), (http://aristorahadi.wordpress.com/2008/06/02/bagaimana-memilih-mediapembelajaran/, diakses 9 oktober 2010). Samana, A. 1994. Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius. Sudrajat, Akhmad. 2008. Media Pembelajaran, (Online), (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran/, diakses 9 oktober 2010). Sugiono. 2008. Metode Penelelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
93
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. Malang: Universitas Negeri Malang. Wiyono, Bambang Budi. 2007. Metodologi penelitian. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.
94
Lampiran 1 Surat Ijin Mengadakan penelitian
95
Lampiran 2 Surat Ijin Melaksanakan penelitian
96
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
97
Lampiran 4 Pedoman Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
PENGANTAR Bapak/Ibu Guru Seni Budaya Yth, Dalam rangka penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana pada Program S1 Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Malang. Sehubungan dengan maksud tersebut, mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk dapat membantu menjawab beberapa pertanyaan terkait dengan materi penyusunan skripsi dengan judul “Studi Tentang Media Pembelajaran yang Digunakan pada Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa di SMP Negeri 1 Probilinggo”. ini. Penggunaan data/informasi dari Bapak/Ibu/Saudara pada wawancara ini semata-mata untuk kepentingan penyusunan skripsi tersebut. Atas bantuan dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.
Malang, Februari 2011 Peneliti
Analisa Yohana
98
Pedoman Wawancara
Identitas Guru Nama
:
Usia
:
Lama mengajar
:
Pendidikan terakhir
:
Salah satu komponen dalam proses pembelajaran adalah media, menurut Bapak/ Ibu seberapa penting penggunaan media dalam proses pembelajaran Seni Rupa? 1. Media apa saja yang Bapak/ Ibu gunakan dalam proses belajar mengajar selama ini? 2. Masing-masing media tersebut Bapak/ Ibu gunakan dalam pembelajaran apa? Apresiasi, ekspresi, atau kedua-duanya? 3. Darimana Bapak/ Ibu mendapatkan media yang anda gunakan selama ini, membuat sendiri, membeli atau memesan? 4. Apakah kondisi sekolah mendukung pengadaan media tersebut? 5. Media apa saja yang menurut Bapak/ Ibu lebih efektif membantu siswa dalam memahami pembelajaran Apresiasi ? 6. Media apa saja yang menurut Bapak/ Ibu lebih efektif membantu siswa dalam memahami pembelajaran Ekspresi/praktek ? 7. Media apa saja yang menurut Bapak/ Ibu lebih efektif membantu Bapak/ Ibu dalam menyampaikan pembelajaran Apresiasi ?
99
8. Media apa saja yang menurut Bapak/ Ibu dapat membantu Bapak/ Ibu lebih efektif menyampaikan pembelajaran Ekspresi/praktek? 9. Bagaimana respon siswa ketika Bapak/ Ibu menggunakan media pembelajaran selama ini?
100
Lampiran 5 Pedoman Observasi
PEDOMAN OBSERVASI
Nama Guru Kelas yang diajar
: …………………….. : ……………………..
No Standart Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi
Metode Mengajar
Media yang Digunakan
101
Lampiran 6 Lembar Angket untuk Siswa
Angket untuk Siswa
Petunjuk pengisian angket: 1. Isilah terlebih dahulu identitas dengan keterangan diri Anda. 2. Isilah setiap pertanyaan dengan jawaban yang sesuai dengan kondisi/kenyataan yang terjadi di sekolah 3. Kejujuran Anda dalam menjawab setiap pertanyaan yang ada sangat menentukan obyektifitas pada hasil analisis nantinya. 4. Kerahasiaan jawaban Anda saya jamin. 5. Jawaban Anda tidak akan memengaruhi keberadaan Anda sebagai siswa SMP Negeri 1 Probolinggo.
Malang, Februari 2011 Peneliti
Analisa Yohana
102
Angket untuk Siswa Nama : ……………. Kelas : ……………. 1. Apakah guru menggunakan buku panduan ketika mengajar Apresiasi (misal menilai suatu karya seni)? Selalu Jarang Sering Tidak pernah 2. Apakah guru menggunakan buku panduan ketika mengajar Ekspresi/praktek (misal menggambar, melukis, membatik, dll)? Selalu Jarang Sering Tidak pernah 3.
Apakah guru menggunakan buku kerja/LKS ketika mengajar Apresiasi ? Selalu Jarang Sering Tidak pernah
4. Apakah guru menggunakan buku kerja/LKS ketika mengajar Ekspresi/praktek ? Selalu Jarang Sering Tidak pernah 5. Apakah guru menggunakan hand-out/selebaran materi ketika mengajar Apresiasi ? Selalu Jarang Sering Tidak pernah 6. Apakah guru menggunakan hand-out/selebaran materi ketika mengajar Ekspresi/praktek ? Selalu Jarang Sering Tidak pernah 7. Apakah guru menggunakan tape/rekaman suara ketika mengajar Apresiasi ? Selalu Jarang Sering Tidak pernah 8. Apakah guru menggunakan tape/rekaman suara ketika mengajar Ekspresi/praktek ? Selalu Jarang Sering Tidak pernah
103
9. Apakah guru menggunakan OHP (Over Head Proyector) ketika mengajar Apresiasi ? Selalu Jarang Sering Tidak pernah 10. Apakah guru menggunakan OHP (Over Head Proyector) ketika mengajar Ekspresi/praktek ? Selalu Jarang Sering Tidak pernah 11. Apakah guru menggunakan gambar ketika mengajar Apresiasi ? Selalu Jarang Sering Tidak pernah 12. Apakah guru menggunakan gambar ketika mengajar Ekspresi/praktek ? Selalu Jarang Sering Tidak pernah 13. Apakah guru menggunakan poster ketika mengajar Apresiasi ? Selalu Jarang Sering Tidak pernah 14. Apakah guru menggunakan poster ketika mengajar Ekspresi/praktek ? Selalu Jarang Sering Tidak pernah 15. Apakah guru menggunakan foto ketika mengajar Apresiasi ? Selalu Jarang Sering Tidak pernah 16. Apakah guru menggunakan foto ketika mengajar Ekspresi/praktek? Selalu Jarang Sering Tidak pernah 17. Apakah guru menggunakan video/film ketika mengajar Apresiasi ? Selalu Jarang Sering Tidak pernah 18. Apakah guru menggunakan video/film ketika mengajar Ekspresi/praktek ? Selalu Jarang Sering Tidak pernah 19. Apakah guru menggunakan powerpoint dan LCD ketika mengajar Apresiasi? Selalu Jarang Sering Tidak pernah
104
20. Apakah guru menggunakan powerpoint dan LCD ketika mengajar Ekspresi/praktek ? Selalu Jarang Sering Tidak pernah 21. Apakah guru menggunakan contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll) ketika mengajar Apresiasi? Selalu Jarang Sering Tidak pernah 22. Apakah guru menggunakan contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll) ketika mengajar Ekspresi/praktek ? Selalu Jarang Sering Tidak pernah 23. Selain media yang telah disebutkan diatas, adakah media lain yang digunakan guru ketika mengajar Apresiasi? Jika ada, tolong sebutkan media tersebut! ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 24. Selain media yang telah disebutkan diatas, adakah media lain yang digunakan guru ketika mengajar Ekspresi/praktek? Jika ada, tolong sebutkan media tersebut! ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
105
25. Sebutkan media yang menurut anda, membantu anda untuk lebih mudah memahami pelajaran Apresiasi ! (boleh memilih lebih dari satu) Buku panduan Powerpoint dan LCD Buku kerja/ LKS Contoh-contoh (seperti Hand-Out/ selebaran materi patung, lukisan, keramik, Tape/ rekaman suara dll) OHP (Over Head Lainnya…………………… Proyector) ………………………………… Gambar ………………………………… Poster ………………………………… Foto ………………………………… Video/ film ………………………................
26. Sebutkan media yang menurut anda, membantu anda untuk lebih mudah memahami pelajaran Ekspresi/praktek ! (boleh memilih lebih dari satu) Buku panduan Powerpoint dan LCD Buku kerja/ LKS Contoh-contoh (seperti Hand-Out/ selebaran materi patung, lukisan, keramik, Tape/ rekaman suara dll) OHP (Over Head Lainnya…………………… Proyector) ………………………………… Gambar ………………………………… Poster ………………………………… Foto ………………………………… Video/ film ………………………................ 27. Dari media-media yang pernah digunakan guru, media apa saja yang anda sukai? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
106
Lampiran 7 Hasil Wawancara dengan Guru Seni Budaya yang Pertama
Hasil Wawancara
Nama
: Hurida, S.Pd
Usia
: 38 Th
Lama mengajar
: ±13 Th
Pendidikan terakhir
: S1 Pendidikan Seni Rupa
Peneliti
: Salah satu komponen dalam proses pembelajaran adalah media, menurut Bapak/ Ibu seberapa penting penggunaan media dalam proses pembelajaran Seni Rupa?
Narasumber
: Menurut saya penggunaan media dalam proses pembelajaran Seni Rupa itu penting. Karena media pembelajaran itu sebagai alat bagi kita untuk menyampaikan informasi atau bisa dikatakan sebagai transformasi pengetahuan kepada siswa.
Peneliti
: Media apa saja yang Bapak/ Ibu gunakan dalam proses belajar mengajar selama ini?
Narasumber
: Biasanya saya menggunakan media internet. Saya punya Blog, dan materi pembelajaran saya letakkan di blog tersebut. Jadi untuk menyampaikan materi pembelajaran, salah satunya saya gunakan Blog tersebut. Untuk materi lukis, saya menggunakan contohcontoh gambar dasar-dasar melukis. Contoh-contoh menggambar
107
bentuk mulai dari yang menggunakan pensil, pensil warna, konte/arang, cat air dan cat minyak. Gambar-gambar tersebut saya buat berupa slide yang di tayangkan melalui LCD atau saya masukkan Blog saya. Peneliti
: Masing-masing media tersebut Bapak/ Ibu gunakan dalam pembelajaran apa? Apresiasi, ekspresi, atau kedua-duanya?
Narasumber
: Yang pertama saya gunakan ketika menjelaskan contoh sebelum siswa praktek berkarya (SK Ekspresi), dan yang kedua ketika SK Apresiasi, jadi pada kedua-duanya saya menggunakan media tersebut.
Peneliti
: Darimana Bapak/ Ibu mendapatkan media yang anda gunakan selama ini, membuat sendiri, membeli atau memesan?
Narasumber
: Ada yang membuat sendiri seperti Blog yang sudah saya sebutkan tadi, dan beberapa contoh karya saya seperti gambar atau lukisan. Dan sebagian lainnya menggunakan karya siswa terdahulu, saya buat contoh ke anak-anak. Sebenarnya saya juga mempunyai web kecil (web lokal) dengan program yang namanya joomla. Tapi yang biasanya di akses anak-anak adalah Blog saya tersebut.
Peneliti
: Apakah kondisi sekolah mendukung pengadaan media tersebut?
Narasumber
: Walau lahan sekolah terbatas, namun untuk mata pelajaran seni budaya pihak sekolah telah menyediakan sebuah ruangan yang dapat digunakan untuk menyimpan hasil karya siswa dan juga dapat digunakan sebagai ruang belajar siswa untuk mata pelajaran seni budaya tersebut .
108
Peneliti
: Media apa saja yang menurut Bapak/ Ibu lebih efektif membantu siswa dalam memahami pembelajaran Apresiasi ?
Narasumber
: Sebenarnya porsinya sama hanya saja metode pendekatan dan bagaimana strategi menyampaikan ke siswalah yang menentukan. Misalnya ketika menggambar model, saya hadirkan model d depan kelas. Jadi siswa melihat objek secara langsung. Seperti ketika menggambar buah, anak-anak tidak saya suruh mencontoh gambar buah atau fotocopy, tetapi anak2 saya suruh membawa buahbuahan. Jadi jelas bagaimana karakter, distorsi, rotasi, dan pewarnaan buah yang akan di gambar. Hasilnya rata-rata bagus karena siswa sudah menyentuh pada karakter bendanya. Karena jika hanya melalui contoh atau gambar, siswa malah seperti mengada-ada dan tidak asli. Dan siswa saya perintahkan menggambar menggunakan pensil warna langsung tanpa sket pensil terlebih dahulu.
Peneliti
: Media apa saja yang menurut Bapak/ Ibu lebih efektif membantu siswa dalam memahami pembelajaran Ekspresi/praktek ?
Narasumber
: Seperti yang sudah saya katakana tadi. Sebenarnya porsinya sama hanya saja metode pendekatan dan bagaimana strategi menyampaikan ke siswalah yang menentukan. Bagaimanapun bentuk media yang digunakan jika tidak di barengi dengan metode pendekatan yang baik kepada siswa, penggunaan media tersebut akan kurang maksimal hasilnya.
109
Peneliti
: Media apa saja yang menurut Bapak/ Ibu lebih efektif membantu Bapak/ Ibu dalam menyampaikan pembelajaran Apresiasi ?
Narasumber
: Kalau saya lebih suka menggunakan contoh karya asli, baik itu karya yang saya buat sendiri atau karya yang di buat siswa terdahulu yang masih tersimpan d sekolah. Jadi tidak semua menggunakan blog.
Peneliti
: Media apa saja yang menurut Bapak/ Ibu dapat membantu Bapak/ Ibu lebih efektif menyampaikan pembelajaran Ekspresi/praktek?
Narasumber
: Sama saja, pada SK Ekspresi saya juga lebih suka menggunakan karya asli untuk dijadikan contoh kepada siswa. Sehingga siswa tau dan mempunyai gambaran karya seperti apa yang akan mereka buat. Kalau siswa sudah mempunyai gambaran tentang karya yang akan mereka buat, itu akan menambah antusias siwa dalam berkarya.
Peneliti
: Bagaimana respon siswa ketika Bapak/ Ibu menggunakan media pembelajaran selama ini?
Narasumber
: Respon siswa selama ini cukup bagus. Mereka senang, misalnya saja ketika berkarya gambar bentuk saya meminta siswa untuk membawa buah untuk di contoh, di akhir pelajaran mereka dapat menikmati buah yang mereka bawa bersama teman-temannya, misalnya saja dibuat rujak, sehingga hal-hal demikian yang membuat siswa senang. Contoh lain ketika menggambar hewan, siswa juga saya perintahkan membawa hewan, namun tidak sembarang hewan yang boleh dibawa, dengan beberapa ketentuan
110
yang telah saya berikan. Selain itu saya lebih suka mengajak siswa belajar di luar. Menggambar atau kegiatan lainnya, jadi anak2 saya ajak untuk menyentuh alam. Karena kadang belajar di dalam kelas dalam satu minggu membuat siswa jenuh, dan dengan di ajak belajar di luar siswa terkena angin dan menjadikan mereka fresh kembali.
111
Lampiran 8 Hasil Wawancara dengan Guru Seni Budaya yang Kedua
Hasil Wawancara
Nama
: Effendi, Spd.
Usia
: 35 th
Lama mengajar
: ± 10 th
Pendidikan terakhir
: S1 Pendidikan Seni Rupa
Peneliti
: Salah satu komponen dalam proses pembelajaran adalah media, menurut Bapak/ Ibu seberapa penting penggunaan media dalam proses pembelajaran Seni Rupa?
Narasumber
: Jika di prosentase, bisa jadi 70-75% sangat berpengaruh. Seperti halnya pelajaran olah raga, siswa tidak bisa di berikan metode ceramah saja. Jadi bisa dikatakan penggunaan media dalam suatu proses pembelajaran tersebut sangat dominan.
Peneliti
: Media apa saja yang Bapak gunakan dalam proses belajar mengajar selama ini?
Narasumber
: Untuk pembelajaran seni, misalnya seni lukis biasanya saya mengambil contoh-contoh karya seni lukis. Tapi saya lebih sering menggunakan LCD, jadi saya tunjukkan pada siswa contoh-contoh karya seni lukis tersebut melalui LCD.
112
Peneliti
: Masing-masing media tersebut Bapak/ Ibu gunakan dalam pembelajaran apa? Apresiasi, ekspresi, atau kedua-duanya?
Narasumber
: Pada kedua SK tersebut saya menggunakan media, baik Ekspresi maupun Apresiasi. Pada SK Apresiasi misalnya saya menggunakan karya lukis, saya tunjukkan pada siswa. Jadi ketika SK Apresiasi saya pakai dan ketika SK Ekspresi saya juga pakai.
Peneliti
: Darimana Bapak/ Ibu mendapatkan media yang anda gunakan selama ini, membuat sendiri, membeli atau memesan?
Narasumber
: Bermacam-macam. Ada yang membuat sendiri, ada yang mengcopy dari sumber lain. Jenisnya bisa gambar-gambar atau video pembuatan karya. Misalnya keramik, untuk pembelajaran Apresiasi yang tujuannya hanya untuk menanamkan pengetahuan saja atau meningkatkan apresiasi siswa terhadap karya. Karena saya sebetulnya tidak mengajarkan berkarya keramik pada siswa, karena dengan keterbatasan yang dimiliki sekolah antara lain keterbatasan lab untuk berkarya, atau bahan yang susah di dapat. Jadi materi tersebut dihadirkan pada siswa melalui LCD saja. Sedangkan untuk media yang dapat dihadirkan misalnya seperti seni lukis kami hadirkan, karena banyak karya siswa terdahulu yang sudah tidak di pakai.
Peneliti
: Apakah kondisi sekolah mendukung pengadaan media tersebut?
Narasumber
: Sekolahnya memang sekolah negeri, namun untuk menghadirkan empat bidang dalam satu mata pelajaran seni budaya seperti seni rupa, seni tari, seni musik dan teater saya lihat belum ada yang bisa
113
terpenuhi semua ke-empatnya jadi bagaimana cara kita menyiasati diri. Selain itu tempat dan bahan yang di butuhkan dalam berkarya selama ini juga masih kurang. Sehingga keterbatasan itulah yang membuat beberapa Kompetensi Dasar tidak dapat dilaksanakan secara maksimal, misalnya saja seperti berkarya keramik yang tidak dapat kami hadirkan kepada siswa. Peneliti
: Media apa saja yang menurut Bapak/ Ibu lebih efektif membantu siswa dalam memahami pembelajaran Apresiasi ?
Narasumber
: Media yang paling berpengaruh bagi siswa biasanya contoh gambar karya-karya orang yang punya nama (terkenal), saya lihat hal itu cukup membawa pengaruh besar pada siswa. Karena karyakaryanya memang spektakuler, sehingga siswa berantusias mengikuti pelajaran. Kadang juga dengan karya-karya siswa yang terdahulu (kakak kelas) juga dapat membuat siswa antusias memperhatikan.
Peneliti
: Media apa saja yang menurut Bapak/ Ibu lebih efektif membantu siswa dalam memahami pembelajaran Ekspresi/praktek ?
Narasumber
: Pada KD Ekspresi juga demikian, dengan menunjukkan contohcontoh karya yang kira-kira menarik dan spektakuler di mata siswa akan membuat siswa berantusias dan semangat dalam berkarya.
Peneliti
: Media apa saja yang menurut Bapak/ Ibu lebih efektif membantu Bapak/ Ibu dalam menyampaikan pembelajaran Apresiasi ?
Narasumber
: Kalau bagi saya media yang saya anggap efektif untuk digunakan adalah contohnya pada seni lukis, namun di kurukulum KD seni
114
lukis hanya beberapa. Saya pilih karya lukis karena, banyak contoh karya siswa terdahulu juga masih ada. Jadi ketersediaan contoh karya sebagai media juga banyak, dan saya rasa lukis cenderung lebih gampang di praktekkan. Peneliti
: Media apa saja yang menurut Bapak/Ibu dapat membantu Bapak/Ibu lebih efektif menyampaikan pembelajaran Ekspresi/praktek?
Narasumber
: Ya sama saja seperti Apresiasi, untuk Ekspresi saya juga lebih suka menggunakan contoh karya misalnya karya seni lukis yang memang karya siswa terdahulu masih tersedia.
Peneliti
: Bagaimana respon siswa ketika Bapak/ Ibu menggunakan media pembelajaran selama ini?
Narasumber
: Sangat bagus, jika saja seni rupa dapat dihadirkan setiap hari di sekolah itu akan lebih bagus lagi, namun hanya saja jika ada beberapa materi yang tidak dapat dilaksanakan seperti keramik tadi, sehingga karya patung saya buat contoh karena sama-sama karya 3 dimensi. Sedangkan bahan yang ada adalah gabus(Styrofoam). Saya browsing mencari di internet karya-karya patung dari Styrofoam sangat susah dan minim, jadi kadangkadang saya ambil contoh yang bukan dari Styrofoam, dan memang itu tidak nyambung antara contoh dan prakteknya. Contohnya keramik tapi prakteknya kok styrofoam, jadi memang kadang-kadang tidak cocok.
115
Lampiran 9 Hasil Observasi RPP Guru Pertama
HASIL OBSERVASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Guru Kelas yang diajar
: Hurida, S.Pd. : VII
No Standart Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi
Metode Mengajar
Media yang Digunakan
1.
Mengapresiasi karya
Mengidentifikasikan
Pengertian seni
Tes lisan
Buku Kesenian SMP kelas 7.
seni rupa
jenis karya seni Rupa
Rupa murni dan
terapan daerah
terapan daerah
setempat
setempat. Macam-macam jenis Seni Rupa. Alat dan bahan seni rupa murni dan terapan. Fungsi Seni Rupa Media (bahan, alat dan tulis) dan tehnik.
2004. Erlangga. Kerajinan Tangan dan Kesenian SMP kelas 7. 1994. Yudhistira.
116
No Standart Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi
Metode Mengajar
Media yang Digunakan
2.
Mengapresiasi karya
Menampilkan sikap
Apresiasi karya
Test tulis
Pola Ragam Hias Batik Corak
seni rupa
apresiatif terhadap
seni rupa terapan
Test lisan
keunikan, gagasan
daerah setempat
Penugasan
dan teknik karya seni
berdasarkan:
rupa terapan daerah
Jenis
setempat.
Fungsi
www.motifbatik.com
Keunikan
www.motiftradisional.com
Alat dan bahan
www.hoerpunyaku.blogspot.com
Fauna. Sumantri Bambang V.M Pola ragam hias ukir KTSP 2006 Seni Budaya kelas 7. Erlangga
Tehnik dan pembuatan 3.
Gambar bentuk-
Penugasan
Benda-benda model gambar
Mengekspresikan diri
Menggambar dengan
melalui karya Seni
objek karya Seni
bentuk silindris,
Rupa
Rupa murni dan
kubis, hewan,
kubis,hewan, tumbuhan, alam
terapan tiga dimensi
tumbuhan, alam
benda, manusia dan
dari daerah setampat
benda, manusia
beraturan/tak beraturan.
dan dan
Misalnya: tumbuhan, buah-
beraturan/tak
buahan, gelas, botol, guci,
beraturan.
manusia, potret atau temannya.
Prinsip
Teks Unjuk kerja
bentuk-bentuk silindris,
Buku Kesenian SMP kelas 7
117
menggambar.
2004. Erlangga.
Teknik
www.hoerpunyaku.blogspot.com
menggambar. 4.
Mengekspresikan diri
Merancang karya seni Cara pembuatan
Terstruktur
melalui karya Seni
kriya dengan
Pemberian tugas
Rupa
memanfaatkan tehnik Prinsip –prinsip
desain.
Contoh bentuk benda pakai dan benda hias Pola Ragam Hias Batik Corak
dan corak daerah
dan teknik
setempat.
membuat desain
Pola ragam hias ukir
benda pakai dan
KTSP 2006 Seni Budaya kelas 7.
Fauna. Sumantri Bambang V.M
benda hias
Erlangga Media cetak dan elektronik Internet
5.
Inkuiri
Produk Home Industri
kriya contohnya craft, derah setempat
Observasi
Contoh Ryccle Product
benda fungsional
meliputi : Fungsi,
Pengamatan
Buku pembuatan Craft
daur ulang dari bahan
teknik pembuatan
Praktek
www.hoerpunyaku.blogspot.com
Mengekspresikan diri
Membuat karya seni
melalui karya seni rupa
Seni rupa kriya
bekas dengan inovatif dengan prinsip dan kreatif serta
ekonomi dan
mempertimbangkan
kewirausahaan
prinsip ekonomi dan
Benda Model
118
kewirausahaan 6.
Mengekspresikan diri
Menyiapkan karya
Menyeleksi, dan
Observasi
melalui karya seni
seni hasil karya
membagi tugas
Kerjasama
rupa
sendiri untuk
Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan Tangan SLTP 1994. Rasjaoyo. Erlangga.
pameran kelas atau
Hasil karya siswa
sekolah
Sarana prasarana pendukung Tempat
7.
Menata karya seni
Mengelompokkan
melalui karya seni
rupa dari hasil
hasil karya,
Sarana prasarana pendukung
rupa
pembuatan sendiri
menyiapkan ruang
Hasil karya siswa
dalam bentuk
pameran, dan
Tempat
pameran kelas atau
menata hasil karya.
sekolah.
Kerjasama kelompok
Buku teks
Mengekspresikan diri
119
Lampiran 10 Hasil Observasi RPP Guru Kedua
HASIL OBSERVASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Guru : Effedi, S.Pd. Kelas yang diajar : VIII No Standart Kompetensi Kompetensi Dasar
Materi
Metode Mengajar
Media yang Digunakan
1.
Pengertian karya
Pemberian tugas
Buku Seni Budaya kelas 8
Mengapresiasi karya
Mengidentifikasi
seni rupa
karya seni rupa
seni rupa terapan
terapan nusantara
nusantara. Jenis karya seni rupa terapan nusantara 2 dimensi dan 3 dimensi. Fungsi dan teknik pembuatan karya seni rupa terapan nusantara (batik/ keramik). Contoh karya seni
Kerja kelompok/diskusi Presentasi
(Penerbit Sinar Mandiri hal 1-4) Buku Seni Budaya kelas 8 Erlangga
120
rupa terapan nusantara beserta asal daerahnya. Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan karya seni batik atau keramik. Perbedaan karya seni rupa terapan nusantara 2.
Mengapresiasi karya
Menampilkan sikap
Jenis
Tanya jawab
Buku teks
seni rupa
apresiatif terhadap
Fungsi
Penugasan
Media cetak
keunikan gagasan dan Keunikan dan teknik dalam karya
Elektronik
Cara pembuatan
seni rupa terapan nusantara 3.
Mengekspresikan diri
Merancang karya seni Teknik pembuatan
Model pendekatan
Buku teks pembuatan batik
melalui karya seni
kriya tektil dengan
batik daerah
CTL
Media cetak dan elektronik
rupa
teknik dan corak
setempat
Bahan dan alat merancang batik
121
karya seni rupa terapan nusantara 4.
Mengekspresikan diri
Membuat karya seni
Pembuatan batik
Model pendekatan
Buku teks pembuatan batik.
melalui karya seni
kriya tektil dengan
daerah setempat
CTL
Bahan dan alat merancang batik
rupa
teknik dan corak karya seni rupa terapan nusantara
5.
Mengekspresikan diri
Mengekspresikan diri Mengidentifikasi
Ceramah
Buku Seni Budaya kelas 8
melalui karya seni
melalui karya seni
Demontrasi
Karya-karya seni lukis
rupa
lukis
karya seni lukis Membuat karya
Pemberian tugas
seni lukis menggunakan motif hewan dan binatang Mempersiapkan pameran hasil karya seni lukisan siswa 6.
Mengapresiasi karya
Mengidentifikasi
Seni rupa terapan
Ceramah
Buku seni budaya yang relevan
seni rupa
jenis karya seni rupa
daerah probolinggo
Inkuiri
Gambar karya seni rupa terapan
122
Diskusi
terapan nusantara
daerah probolinggo
Demontrasi dan Observasi 7.
Mengapresiasi karya
Menampilkan sikap
seni rupa
apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik karya seni
Mengidentifikasi
Ceramah
Buku seni budaya yang relevan
ciri-ciri batik
Diskusi
Motif batik dan model
Yogyakarta
Observasi dan
Mempresentasika
rupa terapan
n tanggapan
nusantara
tertulis karya seni
Presentasi
rupa terapan nusantara Mampu mengidentifikasi teknik pembuatan kerajinan batik 8.
Mengekspresikan diri
Membuat karya seni
melalui karya seni
kriya tektil dengan
rupa
tekik corak seni rupa terapan nusantara
Alat dan bahan
Ceramah
Buku seni budaya yang relevan
membuat batik
Demontrasi
Gambar karya seni rupa terapan
jumputan
Pemberian tugas
Langkah-langkah membuat batik
Observasi
daerah probolinggo Seni Rupa dan Desain, 2004, kesenian, untuk SMP/MTs kelas
123
jumputan atau
VIII, tiga serangkai
tutup celup
VCD / contoh batik jumputan
dengan teknik
Lingkungan sekitar
celup rintang
9.
10.
Mengekspresikan diri
Mengekspresikan diri Alat dan bahan
Ceramah
melalui karya seni
melalui karya seni
Pemberian tugas
kesenian, untuk SMP/MTs kelas
rupa
grafis
Observasi
VIII, tiga serangkai
menyablon Langkah-langkah membuat benda
VCD prosedur pembuatan sablon
hias dengan
Media untuk menyablon
teknik sablon
Lingkungan sekitar
Persiapan
Mengekspresikan diri
Menyiapkan karya
melalui karya seni
seni rupa hasil karya
rupa
sendiri untuk
Peralatan pameran
pameran kelas atau
Prosedur pameran
sekolah
Seni Rupa dan Desain, 2004,
pameran
Ceramah Pemberian tugas
Seni Rupa dan Desain, 2004, kesenian, untuk SMP/MTs kelas VIII, tiga serangkai VCD pameran Peralatan untuk pameran Lingkungan sekitar
124
11.
Pameran
Ceramah
Seni Rupa dan Desain, 2004,
Mengekspresikan diri
Menata karya seni
melalui karya seni
rupa hasil karya
Demontrasi
kesenian, untuk SMP/MTs kelas
rupa
sendiri dalam bentuk
Pemberian tugas
VIII, tiga serangkai
pameran kelas atau
VCD pameran
sekolah
Lingkungan sekitar
125
Lampiran 11 Hasil Angket Siswa (Pertanyaan Nomor 1- 22) Hasil Angket Siswa Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 a b c
2 d a b c
3 d a b c
Nomor Soal 4 5 6 7 8 9 10 11 d a b c d a b c d a b c d a b c d a b c D a b c d a b c d a b c d
126
Responden 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
1 a b c
2 d a b c
1 2 24 23
3 4 5 d a b c d a b c d a 1 1 23 25 3 6 11 30 2 3 15 29 1
Nomor Soal 6 b C d a B c 10 21 18 2 8 14
7 d a b c
8 d a b c
25 0 1 17 32 1 1 15
9 10 11 D a b c d a b c d a b c d 33 3 13 20 13 0 10 22 18 13 20 13 4
127
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
12 a b c
13 d a b c
14 d a b c
15 d a b c
Nomor Soal 16 17 d a b c d a B
18 19 c d a b c d a
b c
20 d a b c
21 22 d a b c d a b c d
128
Responden 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Jumlah
12 13 14 a b c d a b c d a b 12 19 16 3 1 4 19 26 1 4
c
15 d a b c
18 27 2 9 31
16 d a B c 8 2 8 31
KETERANGAN: a = Selalu; b = Sering; c = Jarang; d = Tidak Pernah
d
9
Nomor Soal 17 18 a B c D a b 1 1 28 20 0 2
c
19 d a b c
23 24 8 17
20
20 21 d a b c d a b c 5 7 19 18 6 16 18 13
22 d a b c d 3 17 15 14 4
129
Lampiran 12 Penghitungan Jawaban Angket (pertanyaan no 1-22)
1. Jenis dan Intensitas Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran Apresiasi Jenis dan intensitas penggunaan media pembelajaran pada pembelajaran apresiasi yang digunakan oleh guru diungkap melalui pertanyaan berskala likert. Setiap pertanyaan mempunyai empat opsi jawaban. Sebelumnya terlebih dahulu dihitung skor ideal dari pertanyaan tersebut, seperti di bawah ini: Skor ideal = Skor tertinggi × Jumlah responden = 3 × 50 = 150 Setelah itu dihitung skor tiap kasus dengan rumus sabagai berikut: 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 =
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 × 100% Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
Setelah didapat skor tiap kasus, skor tersebut dikonversikan ke dalam kategori sebagai berikut: Tabel 1 Skala Intensitas Penggunaan Media Pembelajaran Rentang 81% - 100% 61% - 80% 41% - 60% 21% - 40% 0% - 20%
Kategori Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Hampir tidak pernah
Tabel 2 Penggunaan Buku Panduan pada Pembelajaran Apresiasi Jawaban Selalu Sering Jarang Tidak pernah
Skor 3 2 1 0 Ʃ Skor
Responden 1 2 24 23
Responden x Skor 3 4 24 0 31
130
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = =
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 × 100% Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 31 × 100% 150
= 20% Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan buku panduan ketika mengajar apresiasi mendapat skor 20% yang berarti bahwa guru hampir tidak pernah meggunakan buku panduan pada pembelajaran apresiasi.
Tabel 3 Penggunaan Buku Kerja/LKS pada Pembelajara Apresiasi Jawaban Selalu Sering Jarang Tidak pernah
Skor 3 2 1 0 Ʃ Skor
Responden 3 6 11 30
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = =
Responden x Skor 9 12 11 0 32
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 × 100% Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 32 × 100% 150
= 21% Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan buku kerja/LKS ketika mengajar apresiasi mendapat skor 21% yang berarti guru jarang meggunakan buku kerja/LKS pada pembelajaran apresiasi.
Tabel 4 Penggunaan Hand-Out/Selebaran Materi pada Pembelajara Apresiasi Jawaban Selalu Sering Jarang Tidak pernah
Skor 3 2 1 0 Ʃ Skor
Responden 1 10 21 18
Responden x Skor 3 20 21 0 44
131
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = =
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 × 100% Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 44 × 100% 150
= 29% Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan hand-out/selebaran materi ketika mengajar apresiasi mendapat skor 29% yang berarti guru jarang meggunakan hand-out/selebaran materi pada pembelajaran apresiasi.
Tabel 5 Penggunaan Tape/Rekaman Suara pada Pembelajara Apresiasi Jawaban Selalu Sering Jarang Tidak pernah
Skor 3 2 1 0 Ʃ Skor
Responden 0 1 17 32
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = =
Responden x Skor 0 2 17 0 19
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 × 100% Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 19 × 100% 150
= 12% Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan tape/rekaman suara ketika mengajar apresiasi mendapat skor 12% yang berarti guru hampir tidak pernah meggunakan tape/rekaman suara pada pembelajaran apresiasi.
Tabel 6 Penggunaan OHP (Over Head Proyector) pada Pembelajara Apresiasi Jawaban Selalu Sering Jarang Tidak pernah
Skor 3 2 1 0 Ʃ Skor
Responden 3 13 20 13
Responden x Skor 9 26 20 0 55
132
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = =
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 × 100% Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 55 × 100% 150
= 36% Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan media OHP (Over Head Proyector) ketika mengajar apresiasi mendapat skor 36% yang berarti guru jarang meggunakan OHP (Over Head Proyector) pada pembelajaran apresiasi.
Tabel 7 Penggunaan Gambar pada Pembelajara Apresiasi Jawaban Selalu Sering Jarang Tidak pernah
Skor 3 2 1 0 Ʃ Skor
Responden 13 20 13 4
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = =
Responden x Skor 39 40 13 0 92
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 × 100% Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 92 × 100% 150
= 61% Jawaban dari pertanyaan apakah guru gambar ketika mengajar apresiasi mendapat skor 61% yang berarti guru sering meggunakan gambar pada pembelajaran apresiasi.
Tabel 8 Penggunaan Poster pada Pembelajara Apresiasi Jawaban Selalu Sering Jarang Tidak pernah
Skor 3 2 1 0 Ʃ Skor
Responden 1 4 19 26
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 =
Responden x Skor 3 8 19 0 30
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 × 100% Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
133
=
30 × 100% 150
= 20% Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan poster ketika mengajar apresiasi mendapat skor 20% yang berarti guru hampir tidak pernah meggunakan poster pada pembelajaran apresiasi.
Tabel 9 Penggunaan Foto pada Pembelajara Apresiasi Jawaban Selalu Sering Jarang Tidak pernah
Skor 3 2 1 0 Ʃ Skor
Responden 2 9 31 8
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = =
Responden x Skor 6 18 31 0 55
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 × 100% Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 55 × 100% 150
= 36% Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan foto ketika mengajar apresiasi mendapat skor 36% yang berarti guru jarang meggunakan foto pada pembelajaran apresiasi.
Tabel 10 Penggunaan Video/film pada Pembelajara Apresiasi Jawaban Selalu Sering Jarang Tidak pernah
Skor 3 2 1 0 Ʃ Skor
Responden 1 1 28 20
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = =
Responden x Skor 3 2 28 0 33
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 × 100% Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 33 × 100% 150
134
= 22% Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan video/film ketika mengajar Apresiasi mendapat skor 22% yang berarti guru jarang meggunakan video/film pada pembelajaran apresiasi.
Tabel 11 Penggunaan Powerpoint dan LCD pada Pembelajara Apresiasi Jawaban Selalu Sering Jarang Tidak pernah
Skor 3 2 1 0 Ʃ Skor
Responden 8 17 20 5
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = =
Responden x Skor 24 34 20 0 78
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 × 100% Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 78 × 100% 150
= 52% Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan powerpoint dan LCD ketika mengajar Apresiasi mendapat skor 52% yang berarti guru kadang-kadang meggunakan powerpoint dan LCD pada pembelajaran apresiasi.
Tabel 12 Penggunaan Contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll) pada Pembelajara Apresiasi Jawaban Selalu Sering Jarang Tidak pernah
Skor 3 2 1 0 Ʃ Skor
Responden 16 18 13 3
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = =
Responden x Skor 48 36 13 0 97
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 × 100% Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 97 × 100% 150
135
= 64% Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll) ketika mengajar Apresiasi mendapat skor 64% yang berarti guru sering meggunakan contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll) pada pembelajaran apresiasi.
2. Jenis dan Intensitas Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Rupa pada Pembelajaran Ekspresi Jenis media pembelajaran pada pembelajaran ekspresi yang digunakan oleh guru diungkap melalui pertanyaan berskala likert. Setiap pertanyaan mempunyai empat opsi jawaban. Sebelumnya terlebih dahulu dihitung skor ideal dari pertanyaan tersebut, seperti di bawah ini: Skor ideal = Skor tertinggi × Jumlah responden = 3 × 50 = 150 Setelah itu dihitung skor tiap kasus dengan rumus sabagai berikut: 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 =
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 × 100% Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
Setelah didapat skor tiap kasus, skor tersebut di konversikan ke dalam kategori sebagai berikut: Tabel 13 Skala Intensitas Penggunaan Media Pembelajaran Rentang 81% - 100% 61% - 80% 41% - 60% 21% - 40% 0% - 20%
Kategori Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Hampir tidak pernah
136
Tabel 14 Penggunaan Buku Panduan pada Pembelajaran Ekspresi Jawaban Selalu Sering Jarang Tidak pernah
Skor 3 2 1 0 Ʃ Skor
Responden 1 1 23 25
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = =
Responden x Skor 3 2 23 0 28
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 × 100% Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 28 × 100% 150
= 18% Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan buku panduan ketika mengajar ekspresi mendapat skor 18% yang berarti guru hampir tidak pernah meggunakan buku panduan pada pembelajaran ekspresi.
Tabel 15 Penggunaan Buku Kerja/LKS pada Pembelajara Ekspresi Jawaban Selalu Sering Jarang Tidak pernah
Skor 3 2 1 0 Ʃ Skor
Responden 2 3 15 29
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = =
Responden x Skor 6 6 15 0 27
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 × 100% Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 27 × 100% 150
= 18% Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan buku kerja/LKS ketika mengajar ekspresi mendapat skor 18% yang berarti guru jarang meggunakan buku kerja/LKS pada pembelajaran ekspresi.
137
Tabel 16 Penggunaan Hand-Out/Selebaran Materi pada Pembelajara Ekspresi Jawaban Selalu Sering Jarang Tidak pernah
Skor 3 2 1 0 Ʃ Skor
Responden 2 8 14 25
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = =
Responden x Skor 6 16 14 0 36
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 × 100% Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 36 × 100% 150
= 24% Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan hand-out/selebaran materi ketika mengajar ekspresi mendapat skor 24% yang berarti guru jarang meggunakan hand-out/selebaran materi pada pembelajaran ekspresi.
Tabel 17 Penggunaan Tape/Rekaman Suara pada Pembelajara Ekspresi Jawaban Selalu Sering Jarang Tidak pernah
Skor 3 2 1 0 Ʃ Skor
Responden 1 1 15 33
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = =
Responden x Skor 3 2 15 0 20
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 × 100% Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 20 × 100% 150
= 13% Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan tape/rekaman suara ketika mengajar ekspresi mendapat skor 13% yang berarti guru hampir tidak pernah meggunakan tape/rekaman suara pada pembelajaran ekspresi.
138
Tabel 18 Penggunaan OHP (Over Head Proyector) pada Pembelajara Ekspresi Jawaban Selalu Sering Jarang Tidak pernah
Skor 3 2 1 0 Ʃ Skor
Responden 0 10 22 18
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = =
Responden x Skor 0 20 22 0 42
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 × 100% Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 42 × 100% 150
= 28% Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan OHP (Over Head Proyector) ketika mengajar ekspresi mendapat skor 28% yang berarti guru jarang meggunakan OHP (Over Head Proyector) pada pembelajaran ekspresi.
Tabel 19 Penggunaan Gambar pada Pembelajara Ekspresi Jawaban Selalu Sering Jarang Tidak pernah
Skor 3 2 1 0 Ʃ Skor
Responden 12 19 16 3
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = =
Responden x Skor 36 38 16 0 90
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 × 100% Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 90 × 100% 150
= 60% Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan gambar ketika mengajar ekspresi mendapat skor 60% yang berarti guru kadang-kadang meggunakan gambar pada pembelajaran ekspresi
139
Tabel 20 Penggunaan Poster pada Pembelajara Ekspresi Jawaban Selalu Sering Jarang Tidak pernah
Skor 3 2 1 0 Ʃ Skor
Responden 1 4 18 27
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = =
Responden x Skor 3 8 18 0 29
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 × 100% Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 29 × 100% 150
= 19% Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan poster ketika mengajar ekspresi mendapat skor 19% yang berarti guru hampir tidak pernah meggunakan poster pada pembelajaran ekspresi.
Tabel 21 Penggunaan Foto pada Pembelajara Ekspresi Jawaban Selalu Sering Jarang Tidak pernah
Skor 3 2 1 0 Ʃ Skor
Responden 2 8 31 9
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = =
Responden x Skor 6 16 31 0 53
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 × 100% Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 53 × 100% 150
= 35% Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan foto ketika mengajar ekspresi mendapat skor 35% yang berarti guru jarang meggunakan foto pada pembelajaran ekspresi.
140
Tabel 22 Penggunaan Video/film pada Pembelajara Ekspresi Jawaban Selalu Sering Jarang Tidak pernah
Skor 3 2 1 0 Ʃ Skor
Responden 0 2 23 24
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = =
Responden x Skor 0 4 23 0 27
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 × 100% Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 27 × 100% 150
= 18% Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan video/film ketika mengajar ekspresi mendapat skor 18% yang berarti guru hampir tidak pernah meggunakan video/film pada pembelajaran ekspresi.
Tabel 23 Penggunaan Powerpoint dan LCD pada Pembelajara Ekspresi Jawaban Selalu Sering Jarang Tidak pernah
Skor 3 2 1 0 Ʃ Skor
Responden 7 19 18 6
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 = =
Responden x Skor 21 38 18 0 77
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 × 100% Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 77 × 100% 150
= 51% Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan powerpoint dan LCD ketika mengajar ekspresi mendapat skor 51% yang berarti guru kadang-kadang meggunakan powerpoint dan LCD pada pembelajaran ekspresi.
141
Tabel 24 Penggunaan Contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll) pada Pembelajara Ekspresi Jawaban Selalu Sering Jarang Tidak pernah
Skor 3 2 1 0 Ʃ Skor
Responden 17 15 14 4
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = =
Responden x Skor 51 30 14 0 95
Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 × 100% Ʃ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 95 × 100% 150
= 63% Jawaban dari pertanyaan apakah guru menggunakan contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll) ketika mengajar ekspresi mendapat skor 63% yang berarti guru sering meggunakan contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll) pada pembelajaran ekspresi.
142
Lampiran 13 Hasil Angket Siswa (Pertanyaan Nomor 23 & 24)
23 Responden
Media lain Tidak Ada
1
24 Keterangan
Media lain Tidak Ada
Papan tulis
2 3 4 5 6 7
8
Papan tulis, komputer, lap top
Tongkat, VCD, komputer
Peralatan dapur, sayurmayur, peralatan LAB Tumbuhan di sekitar sekolah, fasilitas sekolah (mikroskop, dll) Tumbuhan di sekitar sekolah, mikroskop, neraca, dll
Papan tulis
White board, peralatan dapur (panci, sendok, dll) White board, benda-benda di sekitar
White board
18
19
20
21
Tongkat, spidol Kain, buku gambar, pensil warna, cat air
9 10 11 12 13 14 15 16 17
Keterangan
143
23 Responden
Media lain Tidak Ada
22 23 24 25 26
White board, peralatan LAB
Alat peraga, beraneka lukisan, karya recycle
Alat peraga, beraneka lukisan
Tanaman
47 40
White board, peralatan dapur, peralatan LAB
Alat peraga, beraneka lukisan, karya recycle Kain Alat peraga, beraneka lukisan Kain
48 49 50 Jumlah
Keterangan
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
Keterangan
27 28
24 Media lain Tidak Ada
10
38
12
Tanaman dan media-media seni
144
Lampiran 14 Hasil Angket Siswa (Pertanyaan Nomor 25 & 26)
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24
a
b
c d
25 e f g h i j
k
Lainnya
a b
d
e
f
g
h
26 i j
k
Lainnya
c
Alat-alat yang diperlukan sesuai pelajaran
145
Responden 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
a b
c
d
e
f
g
h
i
25 j
26 k
Lainnya
a b c d e f
g
h
i
j
k
Lainnya
146
Responden 48 49 50 Jumlah
a
b
c
d
e f g
20 12 15 10 15 23 5
25 i j k 11 28 34 27 h
Keterangan: a b c d e f g h I j k
: Buku panduan : Buku kerja/LKS : Hand-Out/selebaran materi : Tape/rekaman suara : OHP (Over Head Proyector) : Gambar : Poster : Foto : Video/film : Powerpoint dan LCD : Contoh-contoh (seperti patung, lukisan, keramik, dll)
26 Lainnya
a
21 9
b
c
d E f
g
h
i
11 11 12 22 6 13 26
j k 29 26
Lainnya
147
Lampiran 15 Hasil Angket Siswa (Pertanyaan Nomor 27) Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Media Gambar Gambar dan patung Video/film LCD LCD Buku panduan, selebaran materi, LCD, contoh-contoh dan foto Gambar, powerpoint, dan LCD Komputer Video/film Film, dan powerpoint Contoh-contoh benda dan film/video OHP, video/film, LCD, contoh-contoh (patung, lukisan, keramik, dll) Video/film, foto, gambar Film/video dan contoh-contoh Patung, lukisan, dan gambar Gambar, lukisan, hand-out Video/film, gambar, dan patung Video/film, powerpoint dan LCD LCD, LKS, contoh-contoh Buku kerja (LKS) dan hand-out (selebaran materi) Video Powerpoint dan LCD Gambar dan buku panduan Media lukis, gambar, apresiasi sastra, dan karya-karya recycle Video/film Alat peraga, gambar, lukisan, dan LCD Patung, lukisan, dan keramik Video/film Video/film Oleh: Hurida, Seni Budaya SMPN 1Kota Probolinggo Tahun Pelajaran 2010-2011 - 147 -
148
42 43 44 45 46 47 48 49 50
Gambar dan patung Video/film, powerpoint, buku panduan/LKS Powerpoint dan LCD Video dan LCD Video/film Semua yang penting memuaskan Video, foto, lukisan dan patung Patung dan lukisan
Oleh: Hurida, Seni Budaya SMPN 1Kota Probolinggo Tahun Pelajaran 2010-2011 - 148 -
149
Lampiran 16
RPP Guru Pertama
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
: SMP N 1 Probolinggo
Mata Pelajaran
: Seni Budaya / Seni Rupa
Kelas/Semester : VII / Ganjil Alokasi Waktu I.
: 2 x 40 menit
STANDART KOPETENSI : Mengapresiasi karya seni rupa
II. KOMPETENSI DASAR 1.1 Mengidentifikasikan jenis karya seni Rupa terapan daerah setempat III. INDIKATOR 1.1.1 Siswa mampu menjelaskan pengertian seni rupa murni dan terapan daerah setempat dengan jelas dan gamblang 1.1.2
1.1.3
Siswa mampu menyebutkan macam-macam jenis karya Seni Rupa Murni dan Terapan daerah setempat dan internasional dengan bahan,alat dan tehnik pembuatan dengan komunikatif Siswa mampu menyebutkan fungsi Seni Rupa Murni dan Terapan daerah setempat dan internasioanal dengan bahan,alat dan tehnik pembuatan dengan komunikatif dan santun
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN : 1. Mampu menjelaskan pengertian seni murni dan terapan daerah 2. Mampu menyebutkan macam-macam jenis karya seni rupa murni dan terapan daerah setempat dan internasional dengan bahan,alat dan tehnik pembuatan 3. Mampu menyebutkan fungsi Seni Rupa Murni dan Terapan daerah setempat dan internasioanal dengan bahan,alat dan tehnik pembuatan
V. MATERI PEMBELAJARAN :
Pengertian seni Rupa murni dan terapan daerah setempat
Oleh: Hurida, Seni Budaya SMPN 1Kota Probolinggo Tahun Pelajaran 2010-2011 - 149 -
150
Macam-macam jenis Seni Rupa Alat dan bahan seni rupa murni dan terapan Fungsi Seni Rupa Media (bahan, alat dan tulis) dan tehnik
VI. METODE PEMBELAJARAN : Tes lisan VII. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN : 1. Pendahuluan : - Salam, perkenalan - Absensi, pretest (tanya jawab tentang karya seni) 2.
3.
Inti
: a. Menjelaskan tentang materi dilanjukan tanya jawab dan mencari atau membaca buku sumber dan b. Mendusikan dengan teman sebangku dan menuliskan pada selembar kertas tentang apa yang diketahui tentang pengertian,jenis,fungsi,alat,bahan dan tehnik pembuatan c. Lalu masing-masing siswa menjawab pertanyaan setelah menuliskan dari hasil diskusi pada teman sebangku Penutup : - Menyimpulkan dari hasil temuan - Post tes - Salam
VIII. SUMBER BELAJAR : 1. Buku kesenian SMP kelas 7 2004. Eralangga 2. Kerajinan tangan dan kesenian SMP kelas 7’94. Yudhistira
IX.
PENILAIAN Teknik
: Tes Lisan
Bentuk Istrumen : Contoh daftar Pertanyaan : 1. Jelaskan arti Seni Rupa murni dan terapan daerah! 2. Sebutkan jenis karya seni rupa murni dan terapan yang kamu ketahui (min3)! 3. Sebutkan alat dan bahan yang digunakan pada karya seni rupa murni dan terapan yang kamu ketahui! 4. Jelaskan fungsi dari Seni Rupa murni dan terapan daerah yang kamu ketahui! (min 3) Oleh: Hurida, Seni Budaya SMPN 1Kota Probolinggo Tahun Pelajaran 2010-2011 - 150 -
151
5. Jelaskan tehnik pembuatan karya seni murni dan terapan yang kamu ketahui, pilih salahsatu! Instrumen : 1. Seni rupa murni dan terapan daerah adalah seni rupa yang menjadi ciri khas masing-masing daerah 2. Seni rupa murni: seni yang terdiri dari satu karya,tdk di produksi masal dan untuk kesengan emosi Contoh: lukis, patung, grafis, cetak dalam, dll. 3. seni rupa terapan/kriya: seni yang mempunyai fungsi sebagai alat kebutuhan sehari-hari,dibuat banyak,kerajinan tangan Contoh: Batik, keramik,ukir,kerajinan tangan, dll. 4. Alat dan bahan Alat: cutter, parang, tank,gunting,hammer,paku dll(sesuai jenis karya yang dipilih) Bahan: kertas,kayu,kain,daun,dll. (sesuai karya yang akan di buat dan dipilih) 5. Fungsi karya seni murni dan terapan 1. Seni murni: sebagai alat akan kepuasan emosi dan hiasan 2. Seni rupa terapan: alat kebutuhan yang membantu manusia seharihari Fungsi seni: 1. Edukasi: sarana mendidik, atau pada kurikulum sekolah, contoh: musium 2. Rekreasi: sarana hiburan, contoh: TMI 3. Spritual: sarana kepercayaan, contoh: tempat ibadah 4. Informasi: sarana pemberitahuan akan sesuatu, contoh: poster, spanduk,pamflet, dll. 5. Sosial: sarana amal, contoh: mengadakan pameran atau pertunjukan
Probolinggo, 10 Juli 2010 Mengetahui,
Guru Seni Budaya
Kepala SMPN 1 PROBOLINGGO
Drs. Hartono, M. Pd
HURIDA, S. Pd
NIP. 196106061981121005
NIP.197212282005012008
Oleh: Hurida, Seni Budaya SMPN 1Kota Probolinggo Tahun Pelajaran 2010-2011 - 151 -
147
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
I.
Sekolah
: SMP N 1 Probolinggo
Mata Pelajaran
: Seni Budaya / Seni Rupa
Kelas/Semeste
: VII / 1
Alokasi Waktu
: 2 x 40
STANDART KOMPETENSI : 1. Mengapresiasi karya seni rupa
II. KOMPETENSI DASAR 1.1 Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan, gagasan dan teknik karya seni rupa terapan daerah setempat. III. INDIKATOR Siswa dapat: 1.2.1. Mendiskripsikan jenis fungsi,keunikan dan asal Karya Seni rupa murni dan terapan/seni kriya yang di pilih bertanggung jawab 1.2.2. Menyebutkan keunikan Karya Seni murni dan terapan/seni kriya dengan teliti 1.2.3. Menyebutkan alat, bahan dan teknik membuat karya seni murni dan kriya kriya yang di pilih dengan teliti 1.2.4. Membuat tanggapan tertulis tentang beragam jenis dan fungsi dengan apresiatif 1.2.5. Membuat laporan tertulis bertanggung jawab dan tepat waktu IV. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.2.1.1 Menjelaskan fungsi keunikan dan asal karya seni rupa murni dan terapan/kriya daerah dan mancanegara yang di pilih 1.2.1.2 Menyebutkan keunikan seni murni dan terpan/ karya kriya yang di pilih 1.2.1.3 Menyebutkan alat, bahan dan tehnik membuat karya seni rupa murni dan terapan/kriya yang di pilih 1.2.1.4 Membuat tanggapan tertulis (Kliping) tentang beragam jenis, bentuk dan fungsi 1.2.1.5 Membuat laporan berupa tanggapan tertulis tentang beragam jenis dan fungsi karya seni murni dan terapan daerah dan mancanegara
148
V. MATERI PEMBELAJARAN Apresiasi karya seni rupa terapan daerah setempat
Jenis Fungsi Keunikan Alat dan bahan Tehnik dan pembuatan
VI. METODE 1.Test tulis, test lisan, penugasan VII. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN Pertemuan I a.
Pendahuluan Salam, senam otak Tanya jawab mengingatkan materi minggu yang lalu Memberikan gambaran materi selanjutnya secara garis besar
b. Kegiatan Inti Pengamatan beragam jenis karya seni murni dan terapan daerah, mancanegara Mencari keunikan,alat,bahan dan tehnik seni rupa murni dan terapan daerah dan mancanegara Membentuk kelompok (Jigsaw) Diskusi kelompok tenntang 1. keunikan 2. Jenis/bentuk 3. Fungsi 4. Alat dan bahan 5. Proses pembuatan c.
Penutup Guru memberikan tanggapan dari hasil diskusi dan mempresentasi hasil diskusi Evaluasi Memberikan informasi untuk tugas minggu depan supaya dipersiapkan
149
VIII. ALAT DAN SUMBER BELAJAR 1. Pola ragam hias batik corak fauna. Sumantri Bambang V.M 2. Pola ragam hias ukir 3. KTSP 2006Seni Budaya kelas 7. Erlangga 4. www.motifbatik.com 5. www.motiftradisional.com 6. www.hoerpunyaku.blogspot.com.
IX. PENILAIAN Teknik
: Daftar pertanyaan dan kerja proyek
Bentuk Istrumen
:
Contoh daftar Pertanyaan : 1. Jelaskan fungsi keunikan dan asal karya seni rupa murni dan terapan/kriya daerah dan mancanegara yang di pilih! 2. Sebutkan alat, bahan dan tehnik membuat karya seni rupa murni dan terapan/kriya yang di pilih 3. Buatlah tanggapan tertulis (Kliping) tentang beragam jenis, bentuk dan fungsinya seni murni dan kriya yang di pilih 4. Buatlah laporan berupa tanggapan tertulis tentang beragam jenis dan fungsi karya seni murni dan terapan daerah dan mancanegara Instrumen : 1. Keunikan Seni rupa murni dan terapan daerah adalah seni rupa dan kriya yang di pilih menjadi ciri khas masing-masing daerah (sesuai Pilihan) 2. seni rupa terapan/kriya: seni yang mempunyai fungsi sebagai alat kebutuhan sehari-hari,dibuat banyak,kerajinan tangan 3. Contoh: Batik, keramik,ukir,kerajinan tangan, dll.(sesuai pilihan) 4. Alat dan bahan Alat: cutter, parang, tank,gunting,hammer,paku dll(sesuai jenis karya yang dipilih) Bahan: kertas,kayu,kain,daun,dll. (sesuai karya yang akan di buat dan dipilih) 5. Fungsi karya seni murni dan terapan (sesuai pilihan) 6. Proses pembuatan (terlampir)
150
Probolinggo, Juli 2010 Mengetahui,
Guru Seni Budaya
Kepala SMPN 1 PROBOLINGGO
Drs. Hartono, M. Pd NIP. 196106061981121005
HURIDA, S. Pd NIP.197212282005012008
151
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
: SMP N 1 Probolinggo
Mata Pelajaran
: Seni Budaya / Seni Rupa
Kelas/Semester
: VII / 1
Alokasi Waktu
: 6 x 40 menit
I. Standart kopetensi :
2. Mengekspresikan diri melalui karya Seni Rupa
II. Kompetensi dasar :
2.1 Menggambar dengan objek karya Seni Rupa murni dan terapan tiga dimensi dari daerah setampat/lingkungan
III. Indikator
:
Siswa dapat: 2.1.2 . Siswa mampu membuat sketsa gambar bentuk-bentuk silindris, kubis dan tak beraturan benda lingkungan setempat dengan kreatif dan telaten 2.1.3 Siswa mampu membuat gambar detail dari sketsa gambar bentukbentuk silindris, kubis dan dan beraturan / tak beraturan benda lingkungan setempat dengan kreatif dan telaten. IV. Tujuan Pembelajaran : 1. Mengamati model gambar bentuk-bentuk silindris, kubis dan dan beraturan / tak beraturan benda lingkungan 2. Membuat sketsa gambar gambar bentuk-bentuk silindris, kubis dan dan beraturan / tak beraturan benda lingkungan 3. Membuat gambar detail dari sketsa gambar bentuk gambar bentuk-bentuk silindris, kubis dan dan beraturan / tak beraturan benda lingkungan V. Materi Pembelajaran :
gambar bentuk-bentuk silindris, kubis, hewan, tumbuhan, alam benda, manusia dan dan beraturan / tak beraturan Prinsip menggambar Teknik menggambar.
152
VI. Metode Pembelajaran :
Penugasan Teks Unjuk kerja
VII. Langkah-langkah kegiatan Pembelajaran : Pertemuan I 1. Pendahuluan Tanya jawab berbagai hal mengenai benda-benda silindris, kubis, beraturan, alam benda, tumbuhan, hewan dan manusia dan beraturan / tak beraturan Mempersiapkan model (Tumbuhan dan Buah asli) 2. Kegiatan Inti Membuat sketsa gambar dari benda yang digambar Membuat detail gambar 3. Kegiatan Akhir Menanyakan kesulitan siswa selama KBM 4. Penutup Guru memberi kesempatan siswa untuk mengamati gambar hasil pekerjaannya dan membetulkannya Guru memberikan kesimpulan dan mengumpulkan tentang kegiatan pembelajaran saat itu dan mengumpulkan pekerjaan siswa untuk dievaluasi Memberikan instruksi tugas minggu depan membawa gelas,botol,guci,dll. Pertemuan II 1. 2. 3. 4.
Pendahuluan Tanya jawab tentang tugas yang lalu Mempersiapkan model (gelas,botol,guci,dll) Kegiatan Inti Membuat sketsa gambar dari benda yang digambar Membuat detail gambar Kegiatan Akhir Menanyakan kesulitan siswa selama KBM Penutup Guru memberi kesempatan siswa untuk mengamati gambar hasil pekerjaannya dan membetulkannya
153
Guru memberikan kesimpulan dan mengumpulkan tentang kegiatan pembelajaran saat itu dan mengumpulkan pekerjaan siswa untuk dievaluasi Memberikan instruksi tugas minggu depan untuk mempersiapkan temannya untuk jadi model dll.
Pertemuan III 1. 2. 3. 4.
Pendahuluan Tanya jawab tentang tugas yang lalu Mempersiapkan model (manusia,potret ato temannya) Kegiatan Inti Membuat sketsa gambar dari benda yang digambar Membuat detail gambar Kegiatan Akhir Menanyakan kesulitan siswa selama KBM Penutup Guru memberi kesempatan siswa untuk mengamati gambar hasil pekerjaannya dan membetulkannya Guru memberikan kesimpulan dan mengumpulkan tentang kegiatan pembelajaran saat itu dan mengumpulkan pekerjaan siswa untuk dievaluasi Memberikan instruksi tugas untuk mengumpulkan semua tugas setelah dibenahi.
VIII. Alat dan Sumber Belajar :
Benda-benda Model gambar bentuk-bentuk silindris, kubis,hewan, tumbuhan, alam benda, manusia dan beraturan / tak beraturan Buku kesenian SMP kelas 7 2004. Erlangga www.hoerpunyaku.blogspot.com
154
IX. Penilaian Teknik
: Unjuk Kerja, Penugasan
Bantuk Instrumen
: Uji petik kerja prosedur dan produk
Instrumen
: Uji petik kerja Produk
Rubrik 1
No
2
3
60-70
75-85
90-100
Cukup
Baik
Sangat baik
Aspek yang dinilai
Score baik
1.
Bentuk
2.
Teknik
3.
Penyelesaian akhir Jumlah
Probolinggo, Juli 2010 Mengetahui,
Guru Seni Budaya
Kepala SMPN 1 PROBOLINGGO
Drs. Hartono, M. Pd NIP. 196106061981121005
HURIDA, S. Pd NIP.197212282005012008
155
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: SMP N 1 Probolinggo
Mata Pelajaran
: Seni Budaya / Seni Rupa
Kelas/Semester
: VII / 1
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
I. Standart Kompetensi: 2. Mengekspresikan diri melalui karya Seni Rupa II. Kompetensi Dasar : 2. 2 Merancang karya seni kriya dengan memanfaatkan tehnik dan corak daerah setempat. III. Indikator
:
1. Siswa mampu membuat dan mengembangkan desain seni kriya contohnya craft, benda fungsional daur ulang dari bahan bekas mamahami prinsi-prinsip dan tehnik membuat benda pakai dan benda hias inovatif dan kreatif 2. Siswa mampu membuat desain Seni Kriya contohnya craft, benda fungsional daur ulang dari bahan bekas peka dengan mamahami prinsi-prinsip dan tehnik memebuat benda pakai dan benda hias dan sensitif terhadap lingkungan IV. Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu : 1. Membuat dan mengembangkan desain seni kriya contohnya craft, benda fungsional daur ulang dari bahan bekas dengan mamahami prinsi-prinsip dan tehnik memebuat benda pakai dan benda hias 2. Membuat desain Seni Kriya contohnya craft, benda fungsional daur ulang dari bahan bekas dengan mamahami prinsi-prinsip dan tehnik memebuat benda pakai dan benda hias V. Materi Pembelajaran :
Cara pembuatan desain Prinsip –prinsip dan teknik membuat desain benda pakai dan benda hias
156
VI. Metode Pembelajaran :
Terstruktur Pemberian tugas
VII. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran : 1. Pendahuluan Menjelaskan hal yang terkait dengan wawasan meteri yang akan diajarkan Menyiapkan alat yang akan digunakan 2. Kegiatan Inti Diperlihatkan / ditunjukkan contoh bentuk benda pakai dan benda hias Latihan membuat sketsa desain benda pakai dan benda hias Membuat desain benda pakai atau benda hias Finishing 3. Penutup - Apresiasi Tugas desaian - Kesimpulan dan Penugasan minggu depan - Salam
VIII. Alat dan Sumber Belajar: - Pola ragam hias batik corak fauna. Sumantri Bambang V.M - Pola ragam hias ukir - KTSP 2006Seni Budaya kelas 7. Erlangga - Media cetak dan elekronik - internet IX. Penilaian Tehnik
: Tes Unjuk Kerja
Bantuk Instrumen
: Uji petik kerja prosedur dan produk
Contoh Instrumen
: Buatlah desain dan kembangkan desain seni kriya dengan mamahami prinsi-prinsip dan tehnik memebuat benda pakai dan benda hias berdasarkan contoh .
157
Contoh lembar penilaian Ekspresif Aspek yang dinilai No
Nama Siswa
Kreatif
inovatif
Hasil
Tepat waktu
Jumlah
Rata-Rata
Score
Nilai
1. 2. 3. 4.
*Aspek yang dinilai : =N 1. Kreatif Keseluruhan 2. Inovatif 3. Hasil 4. Tepat waktu
* Rentang Score
Jml Score
1= Kurang
x 100
Jml Nilai secara
2= Cukup 3= Baik 4= Sangat Baik
Probolinggo, Juli 2010 Mengetahui,
Guru Seni Budaya
Kepala SMPN 1 PROBOLINGGO
Drs. Hartono, M. Pd NIP. 196106061981121005
HURIDA, S. Pd NIP.197212282005012008
158
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: SMP N 1 Probolinggo
Mata Pelajaran
: Seni Budaya / Seni Rupa
Kelas/Semester
: VII / 1
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
I.
Standar Kompetensi 2.3 Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
II.
Kompetensi Dasar 2.3.1 Membuat karya seni kriya contohnya craft, benda fungsional daur ulang dari bahan bekas dengan inovatif dan kreatif serta mempertimbangkan prinsip ekonomi dan kewirausahaan
III.
Indikator Siswa dapat: 2.3.1.1
Mampu membuat karya seni kriya contohnya craft, benda fungsional daur ulang dari bahan bekas dengan inovatif dan kreatif serta mempertimbangkan prinsip ekonomi dan kewirausahaan
IV.
Tujuan Pembelajaran 2.3.1.1.1 Mampu membuat karya seni kriya contohnya craft, benda fungsional daur ulang dari bahan bekas dengan inovatif dan kreatif serta mempertimbangkan prinsip ekonomi dan kewirausahaan
V.
Materi Pembelajaran - Seni rupa kriya derah setempat meliputi : Fungsi,teknik pembuatan dengan prinsip ekonomi dan kewirausahaan
VI.
Metode Inkuiri,observasi,pengamatan dan praktek
159
VII. Langkah-langkah pembelajaran Pertemuan I
1. Pendahuluan Tanya jawab berbagai hal tentang pembuatan karya kriya baik dg tehnik tempel,jahit, merangkai, dll. 2. Kegiatan Inti : Membuat karya seni kriya Mengamati Membuat persiapan karya seni rupa Membuat karya seni rupa Penilaian Proses 3. Penutup Penugasan melanjutkan pribadi di rumah Do’a
Pertemuan II 1. Pendahuluan Tanya jawab berbagai hal tentang kesulitan dan pembuatan karya kriya
melanjutkan
2. Kegiatan Inti : Membuat persiapan karya seni kriya Melanjutkan karya Penilaian Proses
3. Penutup Penugasan melanjutkan pribadi di rumah (jika belum selesai) Memberikan kesimpulan dan pemberiathuan untuk mengumpulkan tugas pada minggu depan dengan tepat waktu Do’a
VIII. Alat dan Sumber Belajar - Produk Home Industri Contoh Ryccle Product - Buku pembuatan Craft
160
- www.hoerpunyaku.blogspot.com - Benda Model
IX.
Penilaian Teknik
:
Observasi, tes lisan, unjuk Kerja
Bentuk Instrumen :
Daftar Pertanyaan, Lembar observasi, Uji petik kerja prosedur dan Produk
Instrumen
Laporan dan hasil kerja, Tes Identifikasi,penugasan (PR)
:
Rubrik Contoh lembar penilaian hasil karya Aspek yang dinilai
No
Nama Siswa
Persiapan alat dan bahan
Tehnik kreatifitas Hasil
Tepat waktu
Jumlah Score
RataRata Nilai
1. 2. 3. 4.
*Aspek yang dinilai : =N
* Rentang Score
Jml Score
1. Persiapan alat dan bahan 60-65 = Kurang secara Keseluruhan 2. Tehnik 70-75 = Cukup 3. Kreatifitas 80-85 = Baik 4. Hasil 5. Tepat waktu 90-95= Sangat Baik
x 100
Jml Nilai
161
Probolinggo, Juli 2010 Mengetahui,
Guru Seni Budaya
Kepala SMPN 1 PROBOLINGGO
Drs. Hartono, M. Pd
HURIDA, S. Pd
NIP. 196106061981121005
NIP.197212282005012008
162
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
: SMP N 1 Probolinggo
Mata Pelajaran
: Seni Budaya / Seni Rupa
Kelas/Semester
: VII / 1
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
I.
Standart Kompetensi : 10. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
II.
Kompetensi Dasar : 10.2 Menyiapkan karya seni hasil karya sendiri untuk pameran kelas atau sekolah
III.
Indikator : 10.3.1 Menyeleksi hasil karya yang akan di pamerkan. 10.3.2 Membuat perencanaan dalam bentuk proposal. 10.3.3 Membagi tugas pameran. 10.3.4 Membuat persiapan pameran dalam bentuk perlengkapan.
IV.
Tujuan Pembelajaran : 10.2.11 Mengumpulkan hasil karya yang akan di pamerkan 10.2.12 Menyeleksi hasil karya yang akan di pamerkan 10.2.13 Membuat perencaan pameran dalam bentuk proposal 10.2.14 Membagi tugas kerja pameran 10.2.15 Membuat persiapan pameran
V.
Materi Pembelajaran : Menyeleksi, membagi tugas
VI.
Metode : Observasi, kerjasama
properti
/
163
VII.
Langkah-langkah Pembelajaran : a. Pendahuluan - Tanya jawab berbagai hal tentang pameran yang diketahui b. Kegiatn inti - Guru memberi kesempatan siswa untuk melakukan pengamatan tentang berbagai hal tentang pameran - Dari hasil karya-karya yang akan di pamerkan - Guru memberikan kesempatan untuk bertanya c. Penutup - Guru memberi kesempatan peserta didik untuk menyeleksi hasil-hasil karya yang akan di pamerkan. - Guru memberikan pengarahan tentang hasil karya seni yang akan dipamerkan.
VIII. Alat dan Sumber Belajar : - Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan Tangan SLTP ‘ 94 . Rasjaoyo.Eralangga. - Hasil karya siswa - Sarana prasarana pendukung - tempat
IX.
Penilaian : Teknik = Abservasi Bentuk Instrumen = Lembar abservasi Instrumen = - uji petik kerja prosedur Rubrik Aspek yang dinilai 1. Persiapan 2. Kerja sama 3. Kelengkapan JUMLAH
1
2
3
4
Score
164
Probolinggo, Juli 2010 Mengetahui,
Guru Seni Budaya
Kepala SMPN 1 PROBOLINGGO
Drs. Hartono, M. Pd NIP. 196106061981121005
HURIDA, S. Pd NIP.197212282005012008
165
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
I.
Sekolah
: SMP N 1 Probolinggo
Mata Pelajaran
: Seni Budaya / Seni Rupa
Kelas/Semester
: VII / 1
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
II. Kompetensi Dasar : 10.3 Menata karya seni rupa dari hasil pembuatan sendiri dalam bentuk pameran kelas atau sekolah.
III. Indikator : 10.4.1 Mengelompokkan hasil karya 10.4.2 Menyiapkan ruang pamer 10.4.3 Manata hasil karya
IV. Tujuan Pembelajaran : 104.1.1 Mengelompokkan hasil karya berdasarkan ukuran 104.1.2 Membuat denah lalu lintas pengunjung 104.1.3 Menata hasil karya sesuai dengan mengelompokkan karya
V. Materi Pembelajaran : Mengelompokkan hasil karya, menyiapkan ruang pameran, dan menata hasil karya.
VI. Metode : Kerjasama kelompok
VII. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan I
166
1. Kegiatan Pendahuluan Tanya jawab tentang persiapan siswa dalam mempersiapkan pameran kelas / sekolah 2. Kegiatan Inti - Mengelompokkan hasil karya seni - Cara menata karya seni rupa 3. Penutup - Menanyakan kesulitan siswa pada saat KBM
Pertemuan II 1. Pendahuluan - Apersepsi dan motivasi 2. Kegiatan Inti - Persiapan inti - Menyiapkan ruang pamer - Menata hasil karya 3. Penutup - Mengevaluasi pertemuan yang akan datang
VIII. Alat dan Sumber Belajar Buku teks, sarana prasarana pendukung, hasil karya siswa, tempat
IX. Penilaian Teknik = Observasi Bentuk Instrumen = Lembaran observasi (mengamati hasil karya siswa) Instrumen = Rubrik pengamatan / penilaian dan kerjasama
167
Rubrik No
Aspek yang dinilai
1.
Kelompok hasil kerja
2.
Pembuatan perlengkapan
3.
Persiapan ruang
4.
Penantaan hasil karya
1
2
3
4
Score
JUMLAH
Probolinggo, Juli 2010 Mengetahui,
Guru Seni Budaya
Kepala SMPN 1 PROBOLINGGO
Drs. Hartono, M. Pd
HURIDA, S. Pd
NIP. 196106061981121005
NIP.197212282005012008
168
Lampiran 17
RPP Guru Kedua
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN ( RPP) Sekolah
: SMP/ MTs
Mapel
: Seni Rupa
Kelas/Semester
: VIII/ 1
Alokasi Waktu
: 2X40 Menit
Probolinggo
Standar Kompetensi : 1. Mengapresiasi karya seni rupa Kompetensi Dasar : 1.1 Mengidentifikasi karya seni rupa terapan nusantara Indikator: 1. Mendiskripsikan pengertian seni rupa terapan nusantara 2. Menyebutkan jenis karya seni rupa terapan nusantara 2 dimensi dan 3 dimensi 3. Menjelaskan fungsi karya seni rupa terapan nusantara (batik dan keramik) 4. Menyebutkan contoh karya seni rupa beserta asal daerahnya 5. menyebutkan contoh bahan yang digunakan untuk pembuatan karya seni rupa terapan nusantara (batik/ keramik) 6. Menjelaskan teknik pembuatan karya seni rupa terapan nusantara (batik/ keramik) A. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu : 1. Mendifinisikan pengertian karya seni rupa terapan nusantara 2. Menyebutkan jenis karya seni rupa terapan nusantara 2 dimensi dan 3 dimensi 3. menyebutkan karya seni rupa terapan nusantara 4. menyebutkan contoh karya seni rupa terapan nusantara 5. menyebutkan contoh alat dan bahan untuk pembuatan karya seni rupa terapan nusantara 6. Menjelaskan teknik pembuatan karya seni rupa terapan nusantara (batik/ keramik) 7. Menjelaskan perbedaan karya seni rupa terapan nusantara B. Materi Ajar
:
1. Pengertian karya seni rupa terapan nusantara 2. Jenis karya seni rupa terapan nusantara 2 dimensi dan 3 dimensi 3. fungsi dan teknik pembuatan karya seni rupa terapan nusantara (batik/ keramik) 4. contoh karya seni rupa terapan nusantara beserta asal daerahnya
169
5. alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan karya seni batik atau keramik 6. perbedaan karya seni rupa terapan nusantara C. Metode Pembelajaran : -
Pemberian tugas
-
Kerja kelompok/ diskusi
-
presentasi
D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran : Pertemuan 1 1. Kegiatan Pendahuluan a. Salam b. memeriksa kehadiaran siswa, keberhasilan kelas, kerapian kelas c.
motivasi memberikan penghargaan pada siswa tentang pentingnya meteri yang diajarkan
d. mengingatkan kembali materi yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya 2. Kegiatan Inti a. siswa membentuk kelompok diskusi yang terdiri dari 5 siswa b. masing-masing kelompok membuat diskripsi yang akan dipresentasikan dalam diskusi 3. Kegiatan Akhir a. guru memberikan arahan mempersiapkan presentasi untuk pertemuan berikutnya dari hasil diskusi kelompok Pertemuan 2 1. Kegiatan Pendahuluan a. Salam b. memeriksa kehadiaran siswa, keberhasilan kelas, kerapian kelas c.
motivasi memberikan penghargaan pada siswa tentang pentingnya meteri yang diajarkan
d. mengingatkan kembali materi yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya 2. Kegiatan Inti a. siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok b. siswa lain memberikan tanggapan/ pertanyaan dari hasil presentasi c.
guru mengamati jalannya diskusi dan penilaian
3. Kegiatan Akhir a. guru memberikan arahan mempersiapkan presentasi untuk pertemuan berikutnya dari hasil diskusi kelompok E. Sumber Belajar Buku seni budaya kelas 8 (penerbit sinar mandiri hal 1 s.d 4 )
170
Buku seni budaya kelas 8 erlangga F. Penilaian 1. Teknik
: pengamatan
2. Bentuk Instrumen
: tes lisan dan tertulis
3. Contoh Instrumen
:
a. sebutkan karya seni rupa terapan yang ada di nusantara b. Jelaskan fungsi dari karya seni rupa terapan didaerahmu c. Jelaskan pengertian seni rupa terapan nusantara d. Sebutkan alat dan bahan dalam pembuatan batik dan keramik e. Jelaskan proses dan prosedur pembuatan karya batik dan keramik 4. Contoh lembar penilaian hasil karya seni rupa
Kelompok
Pengamatan
Skor
1. Membukan dan menutup diskusi
10
2. Mempresentasikan materi diskusi
30
3. Menjawab pertanyaan
40
4. Menyimpulkan hasil diskusi
20
Jumlah Skor
100
Kepala SMP/MTs.
Probolinggo, .....,......20 ... Kota Probolinggo
Guru Seni Budaya
............................................
...........................................
NIP.
NIP.
Hasil skor
171
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN ( RPP) Sekolah : SMP/ MTs Probolinggo Mapel : Seni Budaya/ Rupa Kelas/Semester : VIII/ 1 Alokasi Waktu : 2X40 Menit Standar Kompetensi : 1 Mengapresiasi karya seni rupa Kompetensi Dasar : 1.2 Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa terapan nusantara Indikator : 1. Menjelaskan keunikan karya seni rupa terapan nusantara batik dan keramik 2. Menjelaskan perbedaan proses pembuatan karya seni batik dan keramik A. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu : 1. Menyebutkan jenis karya seni batik daerah setempat (probolinggo) 2. Menyebutkan keunikan karya seni batik (probolinggo) 3. Menjelaskan bahan karya seni batik 4. Menjelaskan fungsi karya seni batik 5. Menjelaskan alat karya seni batik 6. Menyebutkan cara pembuatan karya seni batik 7. Membuat tanggapan tertulis tentang beragam bahan, alat, fungsi dan cara pembuatan B. Materi Ajar : Jenis, fungsi, keunikan dan cara pembuatan C. Metode Pembelajaran : Tanya jawab dan penugasan D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Pertemuan 1 1. Kegiatan Pendahuluan a. salam b. guru mengabsen kehadiran siswa c. peserta didik mengingatkan kembali materi sebelumnya d. peserta didik mengamati penjelasan guru, Tanya jawab berbagai hal tentang cara membuat batik, mempersiapkan alat dan bahan 2. Kegiatan Inti a. guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok b. peserta didik dibawah pengawasan guru berdiskusi tentang keunikan karya seni batik, fungsi dan cara pembuatan karya seni batik kota Probolinggo c. Peserta didk membuat laporan singkat hasil diskusi d. peserta didik mempresentasikan hasil diskusi
172
3. Kegiatan Akhir a. Guru memberi tanggapan dari hasil diskusi dan mempresentasikan hasil diskusi Pertemuan 2 1. Kegiatan Pendahuluan a. salam b. guru mengabsen kehadiran siswa c. peserta didik mengingatkan kembali materi sebelumnya d. peserta didik mengamati penjelasan guru, Tanya jawab berbagai hal tentang cara membuat batik, mempersiapkan alat dan bahan 2. Kegiatan Inti a. peserta didik mengamati media yang telah disiapkan oleh guru b. peserta didik mengamati penjelasan guru tentang alat dan bahan batik c. guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok d. peserta didik berdiskusi tentang bahan, fungsi, alat serta pembuatan karya tulis batik daerah setempat e. peserta didik membuat laporan singkat tentang hasil diskusi f. peserta didik memempresentasikan hasil diskusi didepan kelas 3. Kegiatan Akhir a. peserta didik menyimak tanggapan guru tentang hasil diskusi b. peserta didik menyimak penjelasan guru tentang kesimpulan materi E. Sumber Belajar Buku teks, media cetak dan electronik F. Penilaian 1. Teknik : testulis 2. Bentuk Instrumen : daftar pertanyaan 3. Contoh Instrumen : a. sebutkan jenis dan keunikan karya seni batik b. sebutkan alat, bahan, fungsi dan cara pembuatan karya seni 4. Contoh lembar penilaian hasil karya seni rupa Rentang skor No Aspek Yang di nilai Bobot JML 1 2 3 4 5 1 Kelengkapan karya 25 2 Kualitas karya 25 3 Kualitas komentar 25 4 Kualitas kesamaan karya 25 Kepala SMP/MTs.
Kota Probolinggo
............................................ NIP.
Probolinggo, .....,......20 ... Guru Seni Budaya
........................................... NIP.
173
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN ( RPP) Sekolah
: SMP/ MTs
Mapel
: Seni Rupa
Kelas/Semester
: VIII/ 1
Alokasi Waktu
: 2X40 Menit
Probolinggo
Standar Kompetensi : : 2 Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa Kompetensi Dasar : 2.1 Merancang karya seni kriya tektil dengan teknik dan corak karya seni rupa terapan nusantara Indikator : 1. Menjelaskan teknik, bahan dan alat membatik 2. Menjelaskan motif-motif batik daerah lain setempat 3. Membuat rancangan sederhana tektik batik daerah setempat A. Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu : 1. peserta didik mengetahui teknik, media dan prosedur pembuatan batik 2. peserta didik mengetahui motif-motif batik daerah setempat serta daerah lain di nusantara 3. peserta didik mampu membuat batik dengan motif dan teknik yang sederhana B. Materi Ajar : 1. Teknik pembuatan batik daerah setempat C. Metode Pembelajaran : 1. Model pendekatan CTL D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran : Pertemuan 1 1. Kegiatan Pendahuluan a. guru mengucapkan salam b. guru mempresensi kehadiran siswa c. Tanya jawab berbagai hal terkait dengan wawacara sisiwa mengenai materi seni batik secara umum dan batik daerah setempat 2. Kegiatan Inti a. peserta didik menyimak penielasa guru tentang teknik pembuatan batik b. peserta didik mengamati teknik, bahan pembuatan batik c. peserta didik latihan membuat sketsa rancangan batik daerah setempat d. Memilih dan menentukan rangcangan terbaik untuk desain pembuatan batik e. membuat rancangan batik 3. Kegiatan Akhir
174
No
a. pendidik menanyakan kesulitan siswa selama PBM b. Menunjukkan hasil disain yang baik dari hasil siswa c. guru mengapresiasi hasil sketsa siswa E. Sumber Belajar : a. Buku teks pembuatan batik b. Media cetak dan elektronik c. Bahan dan alat merancang batik F. Penilaian : 1 Teknik : Tes lisan dan tes unjuk kerja 2. Bentuk Instrumen : Daftar pertanyaan dan uji prosedur 3 Contoh Instrumen : a. buatlah rancangan karya seni batik? 4 Contoh lembar penilaian hasil karya seni rupa Rentang skor Aspek Yang di nilai Bobot 1 2 3 4 5
1
Ide, gagasan
20
2
Penguasaan teknik
20
3
Ketepatan bentuk
20
4
Kreatifitas
20
5
Orisinalitas
20
Score max Ket : 1 = sangat kurang 2 = kurang 3 = cukup 4 = baik 5 = sangat baik
Kepala SMP/MTs.
Probolinggo, .....,......20 ... Kota Probolinggo
Guru Seni Budaya
............................................
...........................................
NIP.
NIP.
.
JML
175
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN ( RPP) Sekolah
: SMP/ MTs
Mapel
: Seni Rupa
Kelas/Semester
: VIII/ 1
Alokasi Waktu
: 2X40 Menit
Standar Kompetensi : 2
Probolinggo
:
mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
Kompetensi Dasar : 2.2 Membuat karya seni kriya tektil dengan teknik dan corak karya seni rupa terapan nusantara Indikator : 1. Menjelaskan teknik, bahan dan alat membatik yang akan dikerjakan 2. Menemukan prosedur pembuatan batik dengan disain yang sudah ada 3. Membuat batik dengan menggunakan motif daerah A. Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu : 1. Menemukan teknik membuat batik 2. Mememahami prosedur pembuatan batik 3. Membuat karya seni batik dengan menggunakan motif daerah setempat B. Materi Ajar : pembuatan batik daerah setempat C. Metode Pembelajaran
:
1. Model pendekatan CTL D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran : Pertemuan 1 1. Kegiatan Pendahuluan a. guru mengucapkan salam serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdoa b. guru mengulang kembali materi yang telah diberikan sebelumnya c. Memberi motivasi kepada siswa tentang perkembanga seni batik daerah yang harus tetap dilestarikan b. mempersiapkan peralatan untuk membatik 2. Kegiatan Inti a. siswa membuatkan sketsa motif batik pada media batik (kain)
176
b. siswa mengulang motif dengan menebalkan motif yang telah dibuat c. guru mengawasi serta mengarahkan siswa selama proses pembelajaran berlangsung d. guru memotivasi siswa dalam pembuatan batik siswa e. guru mengadakan penilaian terhadap proses dan hasil karya seni batik siswa 3. Kegiatan Akhir a. guru mengapresiasi serta memberikan motivasi, penghargaan pada siswa b. guru menarik kesimpulan tentang pelaksanaan evaluasi siswa dalam proses pembuatan batik c. guru menunjukkan hal-hal penting dalam berkreasi seni batik E. Sumber Belajar : a. Buku teks pembuatan batik b. Bahan dan alat merancang batik F. Penilaian : 1
Teknik
2. Bentuk Instrumen 3
:
tes unjuk kerja
:
uji prosedur dan produk
Contoh Instrumen
:
a. buatlah karya seni batik sesuai dengan pola rangcang batik yang telah kalian buat? 4
Contoh lembar penilaian hasil karya seni rupa Aspek penilaian
No
Nama Teknik
Bentuk
Kepala SMP/MTs.
Kreatifitas
Hasil
JML Score
Nilai
Probolinggo, .....,......20 ... Kota Probolinggo
Guru Seni Budaya
............................................
...........................................
NIP.
NIP.
177
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN ( RPP) Sekolah
: SMP/ MTs
Mapel
: Seni Rupa
Kelas/Semester
: VIII/ 2
Alokasi Waktu
: 2X40 Menit
Standar Kompetensi 2
Probolinggo
:
Mengapresiasi karya seni rupa
Kompetensi Dasar
:
2.3 Mengekspresikan diri melalui karya seni lukis Indikator
:
1
Mengidentifikasi karya seni lukis dari seniman atau pelukis indonesia
2
Membuat lukisan dari motif ragam hias tumbuhan atau hewan
3
Menggelar pameran dari hasil ekspresi siswa
A. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu : 1
Mengidentifikasi karya seni lukis dari seniman atau pelukis indonesia
2
Mengekspresikan dari hasil karya seni lukis para seniman di Indonesia
3
Menggambar dengan menggunakan motif hewan atau binatang
4
Melukis dari berbagai obyek menurut ekspresinya
5
Mempersiapkan pameran dari berbagai hasil karya seni lukis siswa
B. Materi Ajar : 1. mengidentifikasi karya seni lukis 2. membuat karya seni lukis menggunakan motif hewan dan binatang 3. mempersiapkan pameran hasil karya seni lukisan siswa C. Metode Pembelajaran : 1. ceramah 2. demontrasi 3. pemberian tugas D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran : Pertemuan 1 1. Kegiatan Pendahuluan a. apresiasi dan motivasi b. mengingatkan kembali pada pertemuan sebelumnya 2. Kegiatan Inti
178
a. mengamati karya seni lukis b. mencatat hasil identifikasi c. mempersiapkan dan membuat karya seni lukis 3. Kegiatan Akhir a. mengevaluasi dan merencanakan kegiatan berikutnya E. Sumber Belajar a. buku seni budaya kelas 8
F. Penilaian 1
Teknik
:
obsevasi
2
Bentuk Instrumen
:
uji petik prosedur unjuk kerja
3
Contoh Instrumen
:
buatlah lukisan hewan atau tumbuhan yang ada disekitarmu
4
Contoh lembar penilaian hasil karya seni rupa Rentang skor
No
Aspek Yang di nilai
Bobot
JML 1
1
Persiapan (alat dan bahan)
20
2
Ketepatan waktu
20
3
Komposisi
20
4
Bentuk
20
5
Penyelesaian akhir
20
2
3
4
5
Score max
Kepala SMP/MTs.
Probolinggo, .....,......20 ... Kota Probolinggo
Guru Seni Budaya
............................................
...........................................
NIP.
NIP.
179
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN ( RPP) Sekolah : SMP/ MTs Probolinggo Mapel : Seni Rupa Kelas/Semester : VIII/ 2 Alokasi Waktu : 2X40 Menit Standar Kompetensi : 9 Mengapresiasi karya seni rupa Kompetensi Dasar : 9.1 Mengidentifikasi jenis karya seni rupa terapan nusantara Indikator : 1. Identifikasi karya seni rupa terapan daerah probolinggo berdasarkan bahan yang digunakan 2. Diskripsi korelasi karya seni rupa terapan dengan keberadaan daerah setempat 3. Prediksi nilai tawar karya seni rupa terapan di daerah atau keluar daerah A. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu : 1. Mengenal dan paham karya seni rupa terapan didaerah probolinggo 2. Mengetahui latar belakang diciptakanya karya seni rupa terapan daerah probolinggo 3. Menemukan solusi prospek sebuah hasil karya seni rupa terapan ditingkat daerah dan luar daerah B. Materi Ajar : Seni rupa terapan daerah probolinggo C. Metode Pembelajaran Ceramah, inkuiri, diskusi, demontrasi dan observasi D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Pertemuan 1 1. Kegiatan Pendahuluan a. Apresiasi dan Motivasi 2. Kegiatan Inti a. Mengamati karya seni rupa terapan daerah probolinggo b. Mencatat hasil identifikasi c. Mendiskripsikan hasil temuan d. Mempresentasikan hasil temuan e. Membuat larporan 3. Kegiatan Akhir a. Evaluasi dan merencakan kegiatan berikutknya E. Sumber Belajar 1. Buku seni budaya yang relevan 2. gambar karya seni rupa terapan daerah probolinggo F. Penilaian 1 Teknik : kerja produk
180
2 Bentuk Instrumen : laporan tertulis 3 Contoh Instrumen : apresiasilah karya seni yang ada di depan kelas 4 Contoh lembar penilaian hasil karya seni rupa Rentang skor No
Aspek Yang di nilai
Bobot
JML 1
1
Apresiasi pribadi siswa
50
2
Kesesuai apresiasi dengan unsure
50
2
3
4
5
Score max
Kepala SMP/MTs.
Probolinggo, .....,......20 ... Kota Probolinggo
Guru Seni Budaya
............................................
...........................................
NIP.
NIP.
181
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN ( RPP) Sekolah
: SMP/ MTs
Mapel
: Seni Rupa
Kelas/Semester
: VIII/ 2
Alokasi Waktu
: 2X40 Menit
Probolinggo
Standar Kompetensi: 9
Mengapresiasi karya seni rupa
Kompetensi Dasar
:
9.2 Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik karya seni rupa terapan nusantara Indikator
:
1
Mampu mengidentifikasikan ciri-ciri batik Yogyakarta
2
Mampu mempresentasikan tanggapan tertulis tentang karya seni rupa terapan nusantara
3
Mampu mengidentifikasi teknik pembuatan kerajinan batik
A. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu : 1. Siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri khusus batik Yogyakarta dan unsur warna, motif, teknik pembuatan" 2. Mampu membuat laporan tertulis tentang sikap apresitif terhadap keunikan gagasan dan teknik pembuatan batik Yogyakarta B. Materi Ajar
:
1. Mengidentifikasi ciri-ciri batik Yogyakarta 2. Mempresentasikan tanggapan tertulis karya seni rupa terapan nusantara 3. Mampu mengidentifikasi teknik pembuatan kerajinan batik C. Metode Pembelajaran : Ceramah, diskusi, observasi dan presentasi D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Pertemuan 1 1. Kegiatan Pendahuluan a. Apresiasi dan Motivasi 2. Kegiatan Inti
182
a. Mengamati karya batik Yogyakarta b. Diskusi kelompok c. Presentasi d. Penulisan laporan 3. Kegiatan Akhir a. Evaluasi dan perencanaan pertemuan akan datang E. Sumber Belajar 1. Buku seni budaya yang relevan 2. Motif batik dan model F. Penilaian 1
Teknik
:
tes lisan dan penugasan
2
Bentuk Instrumen
:
daftar pertanyaan
3
Contoh Instrumen
:
a. buatlah identifikasi ciri-ciri khusus keunikan gagasan dari batik Yogyakarta 4
Contoh lembar penilaian hasil karya seni rupa Rentang skor
No
Aspek Yang di nilai
Bobot
JML 1
1
Pengamatan bentuk batik
50
2
Pengamatan warna
50
Score max
100
Kepala SMP/MTs.
2
3
4
5
Probolinggo, .....,......20 ... Kota Probolinggo
Guru Seni Budaya
............................................
...........................................
NIP.
NIP.
183
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN ( RPP) Sekolah : SMP/ MTs Probolinggo Mapel : Seni Rupa Kelas/Semester : VIII/ 2 Alokasi Waktu : 2X40 Menit Standar Kompetensi : 10. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa Kompetensi Dasar : 10.1 Membuat karya seni kriya tektil dengan tekik corak seni rupa terapan nusantara Indikator : 1. Mampu membuat benda pakai atau benda hias dengan teknik celup rintang(batik jumputan atau tutup celup) dengan mengambil unsur-unsur seni rupa nusantara A. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu : 1. Membuat benda pakai dan atau benda hias dengan teknik celup rintang (batik jumputan atau tutup celup) dengan mengambil unsur seni rupa nusantara B. Materi Ajar : 1. alat dan bahan membuat batik jumputan 2. Langkah-langkah membuat batik jumputan atau tutup celup dengan teknik celup rintang C. Metode Pembelajaran : Ceramah, demontrasi, pemberian tugas, observasi D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Pertemuan 1 1. Kegiatan Pendahuluan a. cek kehadiran siswa b. motivasi tentang batik jumputan melalui tayangan VCD atau contoh karya 2. Kegiatan Inti a. Menentukan obyek yang akan diamati b. Membuat sketsa yang berupa ikatan-ikatan pada obyek yang akan dibuat batik jumputan 3. Kegiatan Akhir a. Menayankan kesulitan siswa dalam membuat sketsa yang berupa ikatan-ikatan kain yang akan dibuat batik jumputan b. Memberi alternatif pemecahan masalah E. Sumber Belajar a. Buku seni budaya yang relevan b. gambar karya seni rupa terapan daerah probolinggo Pertemuan 2
184
1. Kegiatan Pendahuluan a. cek kehadiran siswa b. Mengkoordinasi siswa untuk melaksanakan kegiatan praktik membuat karya dengan teknik celup rintang 2. Kegiatan Inti a. Berkarya batik dengan teknik celup rintang 3. Kegiatan Akhir a. Menanyakan kesulitan siswa dalam membuat karya batik dengn teknik celup rintang b. Memberikan alternatif pemecahan kesulitan siswa E. Sumber Belajar a. Seni rupa dan disain, 2004, kesenian, untuk SMP/MTs kelas VIII, tiga serangkai b. VCD / contoh batik jumputan c. Lingkungan sekitar F. Penilaian 1 Teknik : Tes Unjuk kerja 2 Bentuk Instrumen : Uji petik kerja prosedur dan produk 3 Contoh Instrumen : a. Buatlah sketsa sketsa dengan membuat krya tektil dengan teknik dan corak seni rupa terapan nusantara b. Buatlah disain batik dengan teknik tutup celup 4 Contoh lembar penilaian hasil karya seni rupa Aspek yang dinilia JML Nama No Nilai 1 2 3 4 5 6
Aspek yang dinilai A. Persiapan Sangat Kurang 1. Alat dan bahan 2. Acuan B. Proses 3. Gambar sketsa/ desain 4. Pengembangan sketsa/ disain 5. Proses penyelesaian Kepala SMP/MTs. Kota Probolinggo
Probolinggo, .....,......20 ... Guru Seni Budaya
............................................
...........................................
NIP.
NIP.
185
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN ( RPP) Sekolah : SMP/ MTs Probolinggo Mata pelajaran : Seni Budaya/ Seni Rupa Kelas/Semester : VIII/ 2 Alokasi Waktu : 2X40 Menit Standar Kompetensi : 10. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa Kompetensi Dasar : 10.2 Mengekspresikan diri melalui karya seni grafis Indikator : 1. Mampu membuat benda pakai dan atau benda hias dengan teknik sablon dengan mengambil corak seni rupa nusantara A. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu : 1. Membuat benda pakai dan atau benda hias dengan teknik sablon dengan mengambil corak seni rupa terapan nusantara B. Materi Ajar : 1. alat dan bahan menyablon 2. langkah-langkah membuat benda hias dengan teknik sablon C. Metode Pembelajaran : Ceramah, pemberian tugas, observasi D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Pertemuan 1 1. Kegiatan Pendahuluan a. cek kehadiran siswa b. Mengkoordinasi siswa untuk melaksanakan kegiatan praktik membuat karya dengan menggunakan teknik sablon 2. Kegiatan Inti a. Merancang benda hias yang akan di sablon b. membuat mal untuk master pembuatan sablon 3. Kegiatan Akhir a. Menanyakan kesulitan siswa dalam membuat karya dengan menggunakan teknik sablon b. Memberikan alternatif pemecahan kesulitan siswa Pertemuan 2 1. Kegiatan Pendahuluan a. cek kehadiran siswa b. Mengecek sejauh mana kreatifitas siswa dalam membuat disain yang akan diterapkan dalam sablon 2. Kegiatan Inti a. Membuat film sablon b. merealisasikan film kedalam media pilihan siswa dalam sablon c. guru mengadakan penilaian terhadap proses dan produk siswa 3. Kegiatan Akhir a. Menanyakan kesulitan siswa dalam membuat karya dengan menggunakan teknik sablon b. menelaah kembali hasil karya sablon siswa E. Sumber Belajar a. Seni rupa dan disain, 2004, kesenian, untuk SMP/MTs kelas VIII, tiga serangkai
186
b. VCD prosedur pembuatan sablon c. Lingkungan sekitar F. Penilaian 1 Teknik : Tes Unjuk kerja 2 Bentuk Instrumen : Uji petik kerja prosedur dan produk 3 Contoh Instrumen : a. Buatlah sketsa sketsa dengan membuat krya tektil dengan teknik dan corak seni rupa terapan nusantara b. Buatlah disain batik dengan teknik tutup celup 4 Aspek yang dinilia Conto JML h lembar Nama Nilai penilaian 1 2 3 4 5 6 hasil karya seni rupa No
Aspek yang dinilai A. Persiapan 1. Alat dan bahan 2. Acuan B. Proses 3. desain sablon 4. Pembuata film sablon 5. Proses pewujudan dalam media
Kepala SMP/MTs.
Probolinggo, .....,......20 ... Kota Probolinggo
Guru Seni Budaya
............................................
...........................................
NIP.
NIP.
187
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN ( RPP) Sekolah
: SMP/ MTs
Mapel
: Seni Rupa
Kelas/Semester
: VIII/ 2
Alokasi Waktu
: 2X40 Menit
Standar Kompetensi
Probolinggo
:
10. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa Kompetensi Dasar
:
10.3 Menyiapkan karya seni rupa hasil karya sendiri untuk pameran kelas atau sekolah Indikator
:
1. Mampu menyiapkan karyanya untuk dipamerkan di pameran kelas 2. Mampu melengkapi karya dengan identitas, keterangan tentang karya dan perlengkapan pameran seesuai dengan karya yang akan dipamerkan A. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu : 1. mempersiapkan pameran 2. Mampu memahami kelengkapan pameran B. Materi Ajar
:
1. Persiapan pameran 2. Peralatan pameran 3. Prosedur pameran C. Metode Pembelajaran : Ceramah, pemberian tugas D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Pertemuan 1 1. Kegiatan Pendahuluan a. cek kehadiran siswa b. memberikan sangkut paut antara proses berkarya yang telah dilakukan oleh siswa dengan proses belajar pameran yang akan dilakukan 2. Kegiatan Inti a. Mempersiapkan karya yang akan dipamerkan dengan cara membingkai, merapikan karya yang akan dipamerkan
188
b. siswa menyiapkan perlengkapan pameran : identitas karya, gantungan karya/pedestail, kataloq, buku tamu, 3. Kegiatan Akhir a. guru mengecek kesiapan siswa dalam proses persiapan pameran b. Memberikan alternatif pemecahan kesulitan siswa E. Sumber Belajar a. Seni rupa dan disain, 2004, kesenian, untuk SMP/MTs kelas VIII, tiga serangkai b. VCD pameran c. Lingkungan sekitar F. Penilaian 1
Teknik
:
Tes Unjuk kerja
2
Bentuk Instrumen
:
Uji petik kerja prosedur
3
Contoh Instrumen
:
a. berilah identitas pada karya sesuai dengan identitas karya masingmasing 4 Conto h lembar penilaian hasil karya seni rupa
Aspek yang dinilia Nama 1
2
3
4
5
6
JML Nilai No
Aspek yang dinilai 1. Bingkai karya 2. Identitas karya 3. Buku tamu 4. gantungan karya 5. finishing karya Kepala SMP/MTs. Kota Probolinggo
Probolinggo, .....,......20 ... Guru Seni Budaya
............................................
...........................................
NIP.
NIP.
189
RENCANA PELAKSANA PEMBELAJARAN ( RPP) Sekolah : SMP/ MTs Probolinggo Mapel : Seni Rupa Kelas/Semester : VIII/ 2 Alokasi Waktu : 2X40 Menit Standar Kompetensi : 10. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa Kompetensi Dasar : 10.4 Menata karya seni rupa hasil karya sendiri dalam bentuk pameran kelas atau sekolah Indikator : 1. Mampu melaksanakan pameran kelas atau sekolah A. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu : 1. mempersiapkan pameran 2. Mampu memahami kelengkapan pameran 3. Mampu memahami prosedur pameran dan memiliki pengalaman dalam mengadakan pameran B. Materi Ajar : Pameran C. Metode Pembelajaran : Ceramah, demontrasi, pemberian tugas D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Pertemuan 1 1. Kegiatan Pendahuluan a. cek kehadiran siswa b. Meneliti kesiapan siswa dalam pelaksanaan pameran 2. Kegiatan Inti a. merancang lay out tempat pameran b. menata ruang dan karya yang akan dipamerkan c. Melaksanakan pameran d. merapikan tempat seusai pameran 3. Kegiatan Akhir a. guru mengadakan penilaian pameran siswa b. memberikan saran dan masukan terhadap pelaksanaan pameran E. Sumber Belajar a. Seni rupa dan disain, 2004, kesenian, untuk SMP/MTs kelas VIII, tiga serangkai b. VCD pameran c. Lingkungan sekitar F. Penilaian 1 Teknik : Tes Unjuk kerja 2 Bentuk Instrumen : Uji petik kerja prosedur 3 Contoh Instrumen : a. pamerkanlah karya dengan melaksanakan pameran kelas 4 Contoh lembar penilaian hasil karya seni rupa
190
Aspek yang dinilia No
Nama 1
2
3
4
5
JML Nilai
Aspek yang dinilai 1. perlengkapan pamean 2. pelaksanaan pameran 3. penyajian pameran 4. kebersamaan dalam pameran 5. pasca pameran
Kepala SMP/MTs.
Probolinggo, .....,......20 ... Kota Probolinggo
Guru Seni Budaya
............................................
...........................................
NIP.
NIP.
191
Lampiran 18 Profil SMP Negeri 1 Probolinggo
SMP Negeri 1 Probolinggo
SMP Negeri 1 Probolinggo
192
Halaman yang sekaligus berfungsi sebagai lapangan basket SMP Negeri 1 Probolinggo
Siswa SMP Negeri 1 Probolinggo bermain di halaman sekolah
193
“Art And Culture Room”, ruangan yang digunakan untuk kepentingan pembelajaran seni budaya di SMP Negeri 1 Probolinggo
194
Lampiran 19 Media Pembelajaran yang digunakan oleh Guru Pertama
Gambar/foto Lukisan Karya Guru dengan Media Cat Air
Gambar/foto Lukisan Karya Guru dengan Media Cat Air
195
Lukisan Karya Guru dengan Media Cat Minyak
Gambar Sketsa Karya Guru dalam Materi Gambar Bentuk
196
Gambar Sketsa Karya Guru (contoh gambar bentuk dengan perspektif benda yang kurang tepat)
Hasil Karya Guru Berupa Glass Painting
197
Gambar Sketsa Karya Guru
Lukisan Karya Guru dengan Media Cat air
198
Lukisan Karya Guru dengan Media Crayon
Lukisan Karya Guru dengan Media Crayon
199
Lukisan dengan Teknik Palet
Media Berupa Patung Kayu
200
Hasil lukisan Marmer Milik Guru
Karya Siswa Terdahulu yang Masih tersimpan di Sekolah
201
Karya Daur Ulang Siswa Terdahulu yang Masih tersimpan di Sekolah
Karya Daur Ulang Siswa Terdahulu yang Masih tersimpan di Sekolah
202
Karya Daur Ulang Siswa Terdahulu yang Masih tersimpan di Sekolah
Karya Daur Ulang Siswa Terdahulu yang Masih tersimpan di Sekolah
203
Karya Siswa Terdahulu yang Masih tersimpan di Sekolah
Siswa Ketika Membuat Sketsa di atas Kain Untuk Dijadikan Batik Tulis
204
Siswa Ketika Mencanting Kain untuk Dijadikan Batik
Siswa Ketika Mencanting Kain untuk Dijadikan Batik
205
Siswa Ketika Mencanting Kain untuk Dijadikan Batik
Siswa Ketika Mencanting Kain untuk Dijadikan Batik
206
Siswa Ketika Menggambar Bentuk dengan Model
Siswa Ketika Menggambar Bentuk dengan Model
207
Siswa Ketika Menggambar Bentuk dengan Model
Siswa Ketika Menggambar Bentuk dengan Model
208
Siswa Ketika Mengadakan Pameran
Siswa Ketika Mengadakan Pameran
209
Blog Milik Guru yang Digunakan dalam Pembelajaran Seni Budaya Bidang Seni rupa
Halaman Blog tentang Materi Gambar Bentuk
210
Halaman Blog tentang Materi Patung
Halaman Blog tentang Materi Gambar Reklame
211
Halaman Blog tentang Materi Batik
Halaman Blog tentang Materi Seni Rupa
212
Halaman Blog tentang Materi Glass Painting
213
Lampiran 20 Media Pembelajaran yang digunakan oleh Guru Kedua
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
214
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
215
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
216
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
217
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
218
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh motif batik yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
219
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
220
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
221
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
222
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
223
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
224
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh lukisan yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
225
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
226
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
227
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
228
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
229
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
230
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
231
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
232
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
233
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh patung yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
234
Contoh produk daur ulang yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh produk daur ulang yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh produk daur ulang yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
235
Contoh produk daur ulang yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh produk daur ulang yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh produk daur ulang yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
236
Contoh produk daur ulang yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh produk daur ulang yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh produk daur ulang yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
237
Contoh produk daur ulang yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh produk daur ulang yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
238
Contoh produk daur ulang yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
Contoh produk daur ulang yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa melalui LCD
239
Lampiran 21 Lembar Kartu Bimbingan Skripsi