Studi Steganografi pada Image File Hapsari Muthi Amira Jurusan Teknik Informatika ITB, Jalan Ganesha 10, Bandung, email:
[email protected]
Abstract – Steganografi adalah trik untuk menyembunyikan sebuah pesan dalam media informasi lainnya. Namun, media informasi tersebut tidak memancing orang-orang mengetahui keberadaan pesan tersembunyi tersebut. Ada banyak cara dan format media informasi yang telah ditemukan, namun yang paling umum digunakan adalah media gambar berupa file. Pada makalah ini, akan dijelaskan secara umum teknk-teknik steganografi pada media berupa gambar. Kata Kunci: steganografi, cover image, stego-image, domain, LSB, spread spectrum, patchwork, masking. 1. PENDAHULUAN Steganografi berasal dari bahasa Yunani “stegos” yang berarti selubung dan “grafia” yang berarti pesan[6]. Secara keseluruhan, steganografi berarti pesan yang terselubung (covered writing). Asal mula steganografi berasal dari 440 SM. Demaratus hendak mengirimkan peringatan mengenai serangan kepada Yunani degan cara menuliskan hal tersebut pada panel kayu dan menutupinya dengan minyak-minyakan. Contoh lainnya adalah Histiaeus, yang mencukur habis kepala pelayannya yang paling setia dan mentato sebuah pesan di atasnya. Setelah rambut pelayan itu tumbuh, pesan itu akan tersembunyi. [3] Pemodelan aplikasi steganografi modern berupa prisoner’s problem [2]. Alice dan Bob adalah tawanan yang dipenjara pada sel terpisah jauh satu sama lain. Namun, mereka telah menyusun sebuah rencana untuk kabur. Mereka diperbolehkan untuk berkomunikasi dengan cara saling mengirim pesan melalui kurir, dengan syarat pada pesan tersebut tidak berisi rencana kabur. Kurir itu sendiri merupakan agen dari Eve (pada cerita ini, merupakan musuh dari kedua tokoh tersebut) yang akan memberikan semua pesan kepadanya. Apabila Eve mendeteksi adanya sekecil apapun konspirasi pada pesan, ia akan mentransfer kedua tawanan tersebut ke dalam sel-sel dengan tingkat sekuritas tinggi tempat orang-orang tidak pernah sekalipun pernah bisa kabur. Alice dan Bob telah menyadari hal ini, sebab itu sebelum mereka dikunci dalam sel masing-masing, mereka telah membuat kunci rahasia yang akan digunakan untuk memasukkan informasi rahasia ke dalam pesan yang terlihat tidak mencurigakan. Alice dan Bob akan berhasil apabila mereka dapat saling bertukar
informasi untuk berkoordinasi pada rencana kabur mereka dan Eve tidak curiga sama sekali. Steganografi sebetulnya berhubungan erat dengan kriptografi. Perbedaan di antara mereka adalah pesan yang dihasilkan. Pada kriptografi, sebuah pesan yang hendak disembunyikan dengan algoritma tertentu, diubah menjadi pesan lain yang tidak dapat dimengerti bila hanya dibaca. Ide ini baik, namun sangat mengundang kecurigaan pihak yang membaca pesan yang telah dienkripsi. Pada beberapa negara, kriptografi dilarang digunakan. [3] Keuntungan dari steganografi adalah tidak mencoloknya pesan yang telah diolah. Steganografi dan kriptografi, keduanya merupakan cara untuk merahasiakan informasi dari pihak-pihak yang tidak diinginkan. Namun, sebuah kode (kriptografi) tetap akan mengundang kecurigaan tidak peduli sesulit apapun kode tersebut untuk dibuka. Pada banyak kasus, steganografi dan kriptografi sering dikombinasikan untuk menambah tingkat sekuritas dari pesan akhir yang telah berisi pesan rahasia.
2. STEGANOGRAFI SECARA UMUM 2.1 Elemen steganografi Bila dilihat kembali pada kasus tawanan yang disebutkan pada pendahuluan, terdapat elemen-elemen khusus pada steganografi. Elemen pertama adalah covertext, yaitu pesan yang tidak mencolok yang akan disisipkan pesan tersembunyi. Elemen kedua adalah pesan yang akan disembunyikan ke dalam covertext. Elemen ketiga adalah stegotext, yaitu pesan covertext yang telah diberi trik dan berisi pesan terselubung. Untuk mendapatkan stegotext, dibutuhkan trik tertentu yang dapat disebut stegosystem. Sebuah stegosystem harus menutupi kenyataan bahwa ada pesan terselubung seperti halnya enkripsi pada kriptografi. Bagian yang menyulitkan dari steganografi adalah pada stegotext yang harus ‘terlihat’ seolah pesan biasa yang tidak mencurigakan[5]. 2.2 Penerapan steganografi Hampir semua format file dapat digunakan sebagai perantara pesan steganogradi, namun format yang cocok dan memungkinkan adalah yang memiliki tingkat redundansi tinggi. Redundansi dapat diartikan sebagai bit dari objek yang menyediakan ketepatan
lebih besar daripada yang dibutuhkan oleh objek tersebut untuk ditampilkan[6]. Bit-bit yang berlebih itulah yang akan digunakan untuk diubah. Format file yang dapat digunakan sebagai perantara steganografi adalah teks, gambar, audio/ video, dan protokol. Penyembunyian informasi pada teks sudah menjadi titik penting pada permulaan keberadaan steganografi. Namun, file bertipe teks makin jarang digunakan karena memiliki tingkat redundansi yang rendah. Dewasa ini, image file adalah coverobject yang paling sering digunakan pada steganografi. Hal ini disebabkan keberadaannya yang tidak mencolok, banyak digunakan, dan tingkat redundasi yang cukup tinggi. Sementara itu, untuk menyembunyikan pesan pada file bertipe audio/ video, dapat menggunakan trik masking. Masking menggunakan kelemahan telinga manusia dalam menangkap suara. Ini disebabkan adanya keterbatasan pada telinga kita, sehingga suarasuara tertentu tidak dapat didengar. Inilah yang dimanfaatkan dan ditambahkan ke dalam file tersebut. 3. STEGANOGRAFI PADA FILE GAMBAR 3.1 Pengertian gambar Bagi komputer, sebuah image adalah sebuah tabel berisi angka-angka yang merepresentasikan cahaya. Tiap representasi angka ini membentuk bagian terkecil dari gambar yang disebut sebagai pixel. Jumlah bit pada tiap skema warna, disebut bit depth (tingkat kedalaman bit), yang merujuk ke jumlah bit yang digunakan pada tiap pixel. Bit depth terkecil adalah 8, berarti ada 8 bit terpakai untuk mendeskripsikan warna untuk tiap pixel[6]. Umumnya, gambar memiliki bit depth 8 atau 24. Gambar-gambar yang diformat secara monokrom atau greyscale, menggunakan 8 bit tiap pixelnya dan mampu menampilkan 256 perubahan warna abu-abu. Pada gambar dengan true color (warna alami), umumnya disimpan dengan 24 bit dan menggunakan model RGB (red, green, blue) yang tiap warnanya direpresentasikan dengan 8 bit (karena itu menghasilkan 24 bit untuk tiga warna). Tentu saja, pada gambar yang dipilih, semakin besar bit yang digunakan semakin besar ukuran file. Gambar dengan 24 bit menyediakan kemungkinan yang lebih besar untuk menyembunyikan informasi (kecuali pada file bertipe JPEG). Semua variasi warna pada tiap pixel diturunkan dari tiga warna primer (merah, hijau dan biru). Tiap warna primer merepresentasikan 1 byte; gambar 24 bit menggunakan 3 byte untuk tiap pixel untuk merepresentasikan warna. Tiga byte ini dapat direpresentasikan sebagai hexadesimal, desimal, atau
biner. Pada halaman-halaman internet umumnya, warna yang digunakan sebagai latar belakang direpresentasikan dengan heksadesimal 6 digit. Sebetulnya, 6 digit itu terdiri dari 3 pasang warna yang merepresentasikan merah, hijau, dan biru. Latar belakang putih akan direpresentasikan dengan FFFFFF yaitu : 100% merah (FF), 100% hijau (FF), dan 100% biru (FF). Nilai ini setara dengan nilai desimalnya, 255, 255, dan 255. Nilai binernya adalah 11111111, 11111111, dan 11111111[4]. Representasi pixel berkontribusi pada ukuran file itu sendiri. Contohnya, bila kita memiliki gambar 24-bit dengan lebar 1024 pixel dan panjang 768 pixel, akan menghasilkan resolusi untuk gambar beresolusi tinggi. Gambar semacam itu memiliki lebih dari 2 milyar pixel dan kemungkinan berukuran lebih dari 2 MB. Walaupun gambar 24 bit memiliki kemungkinan tinggi untuk menyembunyikan informasi, ukuran sebesar ini dapat mengundang kecurigaan pada halaman internet. Oleh karena itu, sangat menguntungkan bagi kita karena telah ada teknologi kompresi, terutama kompresi gambar. 3.2 Kompresi gambar dan pengaruhnya pada steganografi Ketika bekerja dengan gambar-gambar dengan bit depth dan ukuran yang besar, gambarnya otomatis akan menjadi terlalu besar untuk berada di standar halaman internet. Agar dapat menampilkan gambar dengan ukuran yang wajar, gambar tersebut harus diberi teknik-teknik tertentu. Teknik ini menggunakan rumus matematika untuk menganalisa data gambar dan menghasilkan gambar dengan ukuran file lebih kecil. Proses ini disebut dengan kompresi. [6] Dua jenis kompresi gambar adalah lossless dan lossy. Keduanya memperkecil ukuran file tetapi menghasilkan sesuatu yang berbeda. Hal ini tentunya dapat mengganggu karena gambar tersebut mengandung informasi yang hendak kita kirimkan. Lain halnya bila informasi itu tidak dikompresi. Kompresi lossy menghasilkan gambar dengan ukuran file lebih kecil dengan cara menghilangkan beberapa data gambar dari aslinya. Kompresi ini menghilangkan detail-detail yang terlalu kecil bagi penglihatan mata, sehingga menghasilkan aproksimasi yang dekat dengan gambar aslinya walaupun bukan duplikat yang sama persis. Contoh format file yang menggunakan teknik kompresi ini adalah JPEG (Joint Photographic Experts Group) [6]. Lain halnya dengan kompresi lossless yang dapat dikembalikan ke pesan aslinya. Kompresi ini tidak pernah memindahkan informasi apapun dari gambar aslinya dan sebagai gantinya menggunakan rumus matematika tertentu untuk menyimpan datanya. Integritas gambar aslinya tetap dipertahankan dan
gambar yang telah dikompresi, bitnya tetap sama bit demi bit dengan gambar aslinya. Format gambar yang paling sering digunakan untuk jenis kompresi ini adalah GIF (Graphic Interchange Format) dan BMP 8-bit. Kompresi memerankan peran yang sangat penting dalam memilih algoritma yang tepat untuk steganografi. Kompresi lossy menghasilkan gambar dengan ukuran file lebih kecil, tetapi juga meningkatkan kemungkinan bahwa informasi yang tersimpan di dalamnya hilang karena data gambar yang tak terlihat akan dibuang. Kompresi lossless berusaha untuk mempertahankan gambarnya tanpa ada kemungkinan untuk hilang bagian gambarnya tetapi ukuran filenya tidak berubah banyak. Dewasa ini, telah ada banyak cara untuk mengakali kedua teknik kompresi ini dan akan dibahas pada poin berikutnya. 3.3 Image dan Transfer Domain Teknik steganografi gambar dapat dibagi menjadi dua bagian: image domain dan transform domain. Image domain/ spatial domain memasukkan pesan kedalam tiap pixel satu persatu. Sementara itu, pada transfer domain/ frequency domain, gambar ditransformasikan terlebih dulu kemudian pesan baru dimasukkan ke gambar. Teknik steganografi pada image domain menggunakan metoda bit-wise yang menggunakan penyisipan bit dan noise manipulation. Cara ini sering disebut sebagai sistem yang simpel. Format gambar yang paling cocok untuk cara ini adalah tipe lossless. Namun, cara ini sangat bergantung kepada format gambarnya.[6] Steganografi pada transfer domain melibatkan manipulasi algoritma dan transformasi gambar. Metoda ini menyembunyikan pesan pada area yang lebih signifikan pada cover image dan membuat hasilnya jadi lebih baik. Cara ini juga tidak tergantung pada format gambar. Pesan yang disisipkan juga dapat bertahan walaupun menggunakan kompresi lossy ataupun lossless. 4. PENYISIPAN DATA Informasi dapat disembunyikan dengan berbagai cara pada gambar. Untuk menyembunyikan informasi, memasukkan pesan secara langsung akan mengenkripsi tiap bit gambar atau secara khusus menyelubungkan gambar pada noisy area yang tidak terlalu mengundang kecurigaan. Yaitu, area yang baik untuk melakukan variasi warna alami. Pesan yang diselubungkan kemudian akan dimasukkan secara acak pada gambar. Motif yang redundan tersebut nantinya seolah-olah menjadi ‘wallpaper’ cover image dengan pesan tersembunyi.
Gambar 1: Ilustrasi ‘wallpaper’ sebuah gambar yang disembunyikan pada gambar lain.
Cara-cara untuk menyembunyikan informasi pada gambar digital di antaranya adalah least significant bit insertion (LSB), masking and filtering, dan algoritma dan transformasi. Tiap teknik tersebut dapat diaplikasikan dengan tingkatan keberhasilan yang berbeda dan juga untuk tiap gambar yang berbedabeda. 4. 1 Least significant bit insertion (LSB) LSB merupakan sebuah cara yang sering digunakan untuk memasukkan informasi pada coverfile. Sayangnya, cara ini masih cukup terlihat bahkan untuk gambar yang berukuran kecil sekalipun. Apabila kita mengkompresi file gambar dengan teknik lossless ke format GIF atau BMP (yang masih memungkinkan untuk direka ulang gambar aslinya) kemudian mengkompresi lagi dengan teknik lossy akan menghilangkan informasi yang tersimpan pada LSB. LSB termasuk kedalam teknik image domain (karena terpengaruh jenis file dan jenis kompresinya). 4.1.1 LSB pada gambar 24-bit Untuk menyembunyikan gambar dengan LSB pada tiap byte gambar 24-bit dibutuhkan 3 bit pada tiap pixel (minimal). Sebuah gambar berukuran 1024 x 768 pixel memiliki potensi untuk menyembunyikan 2.359.296 bit (294,912 bytes) informasi. Apabila pesan yang hendak disembunyikan dikompresi sebelum dimasukkan kedalam gambar lain, informasi berukuran besar pun dapat disembuyikan. Bagi mata manusia, hasil dari stego-image akan terlihat identik dengan cover image. Ketika menggunakan gambar 24 bit, tiap bit terdiri dari komponen warna merah, hijau, dan biru yang dapat digunakan, karena tiap komponen merepresentasikan satu byte. Dengan kata lain, satu komponen dapat menyimpan 3 bit sekaligus dalam satu pixel. Contoh LSB pada gambar 24 bit, misalnya kita hendak memasukkan pesan berisi huruf A ke dalam gambar dengan data bit sebagai berikut :
(00100111 11101001 11001000) (00100111 11001000 11101001) (11001000 00100111 11101001) Huruf A, pesan yang hendak kita masukkan, memiliki representasi biner 10000011. Bila pesan tersebut dimasukkan ke gambar, bitnya akan menjadi : (00100111 11101000 11001000) (00100110 11001000 11101000) (11001000 00100111 11101001) Bit yang digarisbawahi merupakan bit-bit yang diubah dari 8 bit yang digunakan. Berdasarkan keseluruhan, rata-rata teknik LSB hanya membutuhkan setengah bit dari gambar aslinya untuk diubah. Setidaknya, kita dapat menyembunyikan data pada bit terakhir atau dua bit terakhir dan mata manusia tetap tidak menyadari adanya perubahan atas hal tersebut. Gambar 2: palette perubahan warna abu-abu.
4.1.2 LSB pada gambar 8-bit Gambar dengan 8 bit tidak semudah yang dibayangkan untuk diberi teknik LSB karena batasan warna yang digunakan. Oleh karena itu, ada beberapa trik tertentu yang dapat kita gunakan untuk tetap menggunakan LSB pada gambar 8 bit. Salah satunya adalah, cover image harus dipilih secara hati-hati sehingga stego-image tidak akan memberi kesempatan terlihatnya ada keberadaan pesan rahasia di dalamnya. Bagian yang menyulitkan pada gambar 8-bit berwarna adalah ketika informasi dimasukkan ke dalam gambar tersebut. Untuk tiap palette, warna putih, merah, biru, dan hijau direpresentasikan dengan 00, 01, 10, dan 11 secara berurutan. Misalkan kita hendak memasukkan nilai 1010 kedalam urutan warna putih, putih, biru, dan biru. Maka bit semulanya adalah : 00 00 10 10 Setelah menerapkan LSB, hasil yang didapat adalah: 01 00 11 10 Itu berarti gambar yang semulanya putih-putih-birubiru menjadi merah-putih-hijau-biru. Hal ini tentunya kentara sekali apabila dilakukan. Ini jugalah yang menjadi titik lemah pada LSB 8-bit berwarna. Namun, dengan ini pula dapat ditemukan trik lain yaitu dengan merubah gambar ke format grayscale.
4.2 Masking and Filtering Teknik masking dan filtering ini biasanya dibatasi pada gambar dengan 24 bit warna atau gambar bermode grayscale. Metode ini mirip dengan watermark, dimana suatu image diberi tanda (marking) untuk menyembunyikan pesan rahasia. Hal ini dapat dilakukan, misalnya dengan memodifikasi tingkat luminance beberapa bagian pada gambar. Metode masking jauh lebih baik daripada LSB karena memungkinkan adanya kompresi, cropping, dan beberapa pemrosesan terhadap gambar lainnya. Teknik masking memasukkan informasi ke area tertentu yang signifikan sehingga pesan tersembunyi itu lebih dapat terselubung daripada hanya sekedar menutupi tingkatan noise padagambar. Hal inlah yang membuat masking lebih baik daripada LSB (misalnya saja pada gambar dengan format JPEG yang dikompresi secara lossy )[4]. 4.3 Algoritma dan transformasi 4.3.1 Teknik Spread Spectrum / encrypt and scatter Pada teknik spread spectrum, pesan yang hendak disembunyikan dimasukkan secara menyeluruh pada cover image, sehingga akan lebih sulit untuk dideteksi keberadaannya. Sistem spread spectrum dapat didefinisikan sebagai proses dari penyebaran. Teknik ini disebut juga encrypt and scatter. Ini disebabkan pesan rahasianya disebarkan ke seluruh bagian gambar. Menyebarkan pesan itu akan membuatnya lebih terlihat seperti noise. Pengguna cara ini berasumsi bahwa walaupun bit-bit dari pesan tersebut berhasil diekstrak, tetap tidak akan berguna tanpa algoritma dan kunci stego untuk dikembalikan ke pesan semula[4]. Penyebaran dan enkripsi pesan akan membantu untuk memproteksi pengekstrakan gambar, tetapi tidak
pemrosesan gambar.
5. CONTOH GAMBAR STEGANOGRAFI
4.3.2 Patchwork Patchwork adalah teknik statistikal yang menggunakan redundant pattern coding untuk memasukkan pesan ke dalam gambar. Algoritmanya memasukkan redundansi ke dalam informasi yang hendak disembunyikan dan kemudian menyebarkan pesan itu ke keseluruhan gambar. Sebuah generator yang bekerja secara pseudorandom sering digunakan untuk menyeleksi dua area dari gambar (patch A dan patch B). Keseluruhan pixel pada patch A akan ditinggikan tingkat cahayanya. Lain halnya dengan patch B, yang justru diturunkan tingkat cahayanya (digelapkan). Dengan kata lain, intensitas pada pixel di suatu patch dinaikkan dengan nilai yang konstan, sementara patch lainnya diturunkan dengan nilai konstan yang sama. Perubahan kontras pada bagian patch akan mengenkripsi tiap satu bit dan perubahannya biasanya sangat kecil dan halus. Perubahan ini juga tidak mengubah tingkat luminosity. Kekurangan pada teknik ini adalah hanya satu bit yang dapat dimasukkan pesan rahasia. Suatu gambar dapat digunakan untuk dimasukkan lebih dari satu bit dengan cara membagi-bagi gambar tersebut ke subgambar dan menggunakan cara yang sama untuk memasukkan pesan ke dalamnya. Keuntungan untuk menggunakan teknik ini sendiri adalah pesan rahasianya akan disebarkan ke gambar tersebut secara keseluruhan. Sehingga, apabila ada sebuah patch yang dihancurkan, yang lain masih tetap bertahan. Namun, tetap saja hal ini bergantung kepada ukuran pesan itu sendiri. Ini disebabkan pesan tersebut hanya bisa diulang dan tersebar ke seluruh bagian gambar apabila ukurannya cukup dan kecil. Apabila ukuran pesannya terlalu besar, gambar tersebut hanya dapat dimasukkan pesan itu sekali.
Gambar 3: contoh gambar yang hendak dimasukkan ke gambar 4 dan 5. Ini adalah gambar satelit berupa pusat pesawat pengebom Soviet.
Gambar 4 : cover image berupa lukisan renoir.
Cara ini digunakan tidak bergantung terhadap jenis gambarnya (transfer domain) dan terbukti sebagai cara yang cukup ampuh dan baik untuk memasukkan pesan. Ini terbukti karena cara ini dapat dipertahankan walaupun menggunakan kompresi gambar tipe lossy dan lossless sekalipun. Pesan rahasia terlebih dahulu dimasukkan ke noise dan dikombinasikan dengan cover image untuk memproduksi stego image. Karena kekuatan memasukkan pesan tersebut jauh lebih kecil daripada kekuatan dari cover image, pesan yang dimasukkan tidak dapat terbaca oleh mata manusia atau analisis komputer tanpa akses ke gambar yang asli[6].
Gambar 5 : cover image (potret Shakespeare)
Gambar 6 : stego image dengan teknologi LSB dengan perantara software StegoDos.
pada gambar tersebut, algoritma pada gambar tersebut dapat dianggap kurang baik. Payload capacity – Lain halnya dengan watermarking, yang mengharuskan ukuran yang kecil untuk menyembunyikan pesan, steganografi ada karena kebutuhan untuk menyembunyikan indormasi dan membutuhkan kapasitas yang cukup untuk memasukkan pesan terselubung.
Gambar 7: stego image dengan teknologi white noise (bagian patchwork)
Robustness against statistical attacks – Statistical steganalysis adalah cara untuk mendeteksi informasi dengan cara melakukan sejumlah tes-tes statistikal pada gambar yang dicurigai. Kebanyakan algoritma steganogragi meninggalkan semacam ciri-ciri khas ketika memasukkan inforrmasi yang tentunya dapat dideteksi melalui analisis statistikal. Untuk melewati tes ini tanpa terdeteksi, algoritma yang digunakan baikanya tidak memiliki ciri-ciri khas pada gambar. Robustness against image manipulation – Dewasa ini, proses pindah tangan stego image melalui sistem yang terpercaya, gambar tersebut mungkin saja melalui berbagai pemrosesan tertentu dengan harapan untuk menghilangkan informasi yang tersimpan. Manipulasi gambar, seperti pemutaran arah gambar, kompresi, dapat dilakukan pada gambar sebelum mencapai target penerima yang dituju. Bergantung dari cara pesan tersebut dimasukkan, manipulasi ini bisa saja merusak pesan yang tersembunyi di dalamnya. Oleh karena itu, akan lebih baik lagi apabila algoritma steganografi yang dipakai lebih baik dan tahan terhadap ‘serangan’ pemrosesan gambar.
Gambar 8 : stego image dengan gambar 8-bit
4. KESIMPULAN Keseluruhan teknik steganografi yang disebutkan dalam makalah ini memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Ada beberapa kategori untuk klasifikasi hal tersebut. Invisibility – Tingkat ketakterlihatan pada algoritma steganografi adalah yang pertama dan yang paling diperhatikan karena kekuatan steganogragi terletak pada kemampuannya tidak terlihat oleh mata manusia. Apabila ada orang yang dapat menyadari kejanggalan
Independent of file format – dengan adanya ketersediaan berbagai macam format file gambar di inernet, mungkin akan terlihat mencurigakan apabila hanya satu format file yang terus-terusan digunakan untuk berkomunikasi antar dua pihak. Algoritma yang paling baik seharusnya memiliki kemampuan untuk digunakan pada berbagai format file. Ini jugalah yang menyelesaikan masalah kesulitan keharusan menemukan cover image yang cocok dengan format file sesuai yang ditentukan algoritma. Unsuspicious files – persyaratan ini telah menyangkut keseluruhan karakteristik algoritma steganografi yang mungkin menghasilkan gambar yang tidak digunakan
Kategori Tingkat ketakterlihatan (invisibility) Kemampuan menerima beban (payload capacity) Tingkat ketahanan terhadap serangan statistik (Robustness against statistical attacks) Tingkat ketahanan terhadap manipulasi gambar (Robustness against image manipulation) Ketidakbergantungan pada format file (Independent of file format) Tingkat kewajaran file (Unsuspicious files)
LSB pada BMP Tinggi
LSB pada GIF Sedang
Tinggi
Patchwork
Spread Spectrum
Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sedang
Rendah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Tinggi
Sedang
Rendah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah Rendah Tinggi Tinggi dalam suatu gambar. Hal ini bisa saja tidak dipermasalahkan, namun tentunya akan mengorbankan komponen sekuritas dari pesan itu secara normal dan meningkatkan kecurigaan. Ukuran sendiri. Namun, kelebihan paling utama dari cara ini file yang abnormal, contohnya, adalah salah satu sendiri adalah tingkat ketahanannya yang tinggi ketentuan bahwa gambar tersebut memiliki terhadap manipulasi gambar. Apabila stego image kemungkinan untuk diinvestigasi lebih lanjut oleh yang dibuat dengan cara ini dirotasi (atau diproses pihak ketiga. lainnya), beberapa bagian dari pesannya mungkin akan hilang. Tetapi, karena pesan tersebut diulang Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa hasilnya : berkali-kali pada gambar yang sama, sebagian besar dari informasi akan tetap bertahan. Cara penggunaan LSB pada BMP – Ketika memasukkan pesan ke yang disarankan : cara ini paling cocok untuk gambar yang belum diproses apapun (kompresi atau menyembunyikan pesan singkat dengan ukuran kecil semacamnya) seperti pada BMP, muncul sebuah yang mengandung informasi yang sangat sensitif. trade-off antara tingkat ketakterlihatan pesan dan jumlah informasi yang dapat dimasukkan. Sebuah file Spread spectrum – Teknik ini memuaskan berbagai bertipe BMP memiliki kemampuan untuk persyaratan yang dibuat dan memiliki daya ketahanan menyembunyikan pesan dalam ukuran yang besar. yang baik terhadap ‘serangan’ statistikal karena Namun, pada kenyataannya, semakin besar bit yang informasi yang disembunyikan berada acak secara digunakan, semakin besar bit file yang akan tercipta. menyeluruh pada gambar tanpa mengubah komponen Kekurangan yang sangat terasa pada file BMP adalah statistik itu sendiri. Cara penggunaan yang disarankan kecurigaan sangat mungkin terjadi karena sangat : teknik ini dapat digunakan untuk kebanyakan besarnya ukuran file. Karena itu BMP jarang sekali aplikasi steganogragi walaupun sangat penuh dengan digunakan untuk hal semacam ini. Cara penggunaan rumusan matematika. yang disarankan : LSB pada BMP sangat cocok untuk aplikasi yang terfokus pada ukuran informasi yang DAFTAR REFERENSI hendak disampaikan dan bukan keamanan pada informasi tersebut. [1] Christian Cachin, “Digital Steganography”, IBM Research,http://www.zurich.ibm.com/~cca/./paper LSB pada GIF – Kekurangan dan kelebihan pada s/encyc.ps.gz, 2004, tanggal akses : 26 Desember teknik LSB pada GIF kurang lebih sama dengan 2008, pukul 13.09. format file BMP. Perbedaan utamanya adalah karena [2] G. Simmons, “The prisoners problem and the GIF hanyalah gambar dengan bit depth sebanyak 8, subliminal channel,” CRYPTO, pp. 51–67, 1983. ukuran informasi yang dapat dimasukkan lebih sedikit [3] Steganography, daripada format BMP. Gambar berformat GIF sangat http://en.wikipedia.org/wiki/Steganography. Tanggal riskan terutama bila dideteksi dengan statistik karena akses 26 Desember 2008, pukul 7.46 pemrosesan file ini melibatkan palette yang akan [4] Neil F. Johnson, Sushil Jajodia, “Exploring meninggalkan ciri-ciri khas pada stego image. Teknik Steganography, Seeing the Unseen,” IEEE Computer ini sangat bergantung pada format file yang Magazine, 1998. digunakan, sebab, hanya karena kesalahan pemilihan [5] Rajarathnam Chandramouli, Mehdi Kharrazi, cover image dapat menimbulkan pesan yang hendak Nasir Memon, “Image Steganography and disembunyikan malah terlihat. Cara penggunaan yang Steganalysis: Concepts and Practice”, disarankan : LSB pada GIF adalah algoritma yang http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/summary?doi=10. sangat efektif untuk digunakan ketika memasukkan 1.1.81.3203, tanggal akses 26 Desember 2008 pukul pesan ke dalam gambar dengan mode grayscale. 13.15 [6] T. Morkel, J.H.P. Eloff, M.S. Olivier, “An Patchwork – Kekurangan paling utama pada cara ini Overview of Image Steganography” adalah kecilnya pesan yang dapat disembunyikan ke Tabel 1 : perbandingan penggunaan algoritma steganografi pada gambar