STUDI POTENSI PENERAPAN SISTEM DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN PADA KECAMATAN RUNGKUT KOTA SURABAYA Oleh :
DIAN ARIESTA PRAYITNO 3311 202 806 Dosen Pembimbing : ALIA DAMAYANTI, ST., MT., PhD. Program Magister Teknik Sanitasi Lingkungan Jurusan Teknik Lingkungan - Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2013
LATAR BELAKANG Kota Surabaya merupakan dataran rendah yang berbatasan langsung
dengan laut sehingga saluran pada daerah ini dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pengelolaan sistem drainase yang kurang baik menyebabkan masalah genangan air yang apabila waktu genangan itu relatif lama maka dapat menimbulkan berbagai kerugian materi serta terganggunya masalah kesehatan masyarakat. Kecamatan Rungkut memiliki luas 21,08 km2 dengan jumlah kepadatan penduduk 5279 jiwa/km2. Pertambahan jumlah penduduk yang semakin pesat dan pertambahan pembangunan perumahan serta fasilitas penunjang lainnya tidak diimbangi dengan perkembangan sistem drainase. Pertambahan jumlah debit yang keluar akibat pertambahan jumlah perumahan serta bangunan lainnya seringkali sudah tidak memenuhi kapasitas tampungnya pada saluran dainase yang sudah ada.
Wilayah Kecamatan Rungkut mempunyai masalah genangan air khususnya pada saat musim hujan, untuk itu perlu dilakukan evaluasi untuk mencari penyebab terjadinya genangan pada setiap musim hujan ditinjau dari aspek teknis, aspek finansial, aspek kelembagaan dan aspek peran serta masyarakat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sistem drainase di Kecamatan Rungkut ditinjau dari aspek teknis, aspek kelembagaan, aspek finansial
RUANG LINGKUP PENELITIAN Ruang lingkup wilayah penelitian dibatasi pada daerah yang mengalami
banjir di Kecamatan Rungkut Lingkup materi penelitian antara lain : Perhitungan debit banjir menggunakan Periode Ulang Hujan 5 tahun untuk saluran sekunder dan Periode Ulang Hujan 10 tahun untuk saluran primer. Pengamatan dilakukan pada saluran primer dan saluran sekunder yang ada di wilayah penelitian. Perhitungan analisis aspek finansial meliputi perhitungan kerugian finansial yang dialami masyarakat akibat banjir yang terjadi. Analisis aspek kelembagaan mengevaluasi lembaga pengelola saluran drainase di kawasan tersebut yaitu Dinas Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya.
Evaluasi ini diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan untuk pengelolaan sistem drainase setempat guna mengurangi permasalahan banjir tahunan perkotaan yang merugikan masyarakat.
DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN Pengertian Drainase Berwawasan Lingkungan adalah pengelolaan drainase yang tidak menimbulkan dampak yang merugikan bagi lingkungan. Saat ini drainase, tidak hanya berfungsi untuk membebaskan daerah perkotaan dari serangan banjir, tetapi juga bertugas mengatasi pencemaran air tanah. Terdapat 2 (dua) pola yang umum dipakai untuk mengelola drainase yang berwawasan lingkungan: • Pola detensi (menampung air sementara), misalnya dengan membuat kolam penampungan/kolam detensi. • Pola retensi (meresapkan), antara lain dengan membuat sumur resapan, saluran resapan,bidang resapan atau kolam resapan/kolam retensi.
•Analisis Hidrologi 1. Uji Konsistensi 2. Uji Homogenitas 3. Analisa Curah Hujan 4. Perhitungan Curah Hujan Maksimum Rencana 5. Uji Kesesuaian Distribusi 6. Perhitungan Intensitas Hujan 7. Perhitungan Analisa Lengkung Intensitas Hujan 8. Perhitungan Debit Banjir Rencana 9. Perhitungan Debit Air Buangan •Analisis Hidrolika
Analisis aspek finansial dilakukan terhadap perhitungan dampak kerugian akibat banjir, termasuk kerugian tidak langsung atau kerugian tidak nyata yang semuanya dinominalkan dalam nilai rupiah.
Analisis aspek kelembagaan dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan tugas kewenangan serta kemampuan institusi untuk mengatasi permasalahan banjir dengan fasilitas sarana prasarana dan sumber daya manusia yang dimiliki.
LOKASI PENELITIAN
LOKASI KECAMATAN RUNGKUT
Gambar Peta Genangan Kecamatan Rungkut (Sumber : Dinas Cipta Karya dan Tata Kota Pemkot Surabaya)
PERMASALAHAN Genangan di Kecamatan Rungkut
IDENTIFIKASI MASALAH
TINJAUAN PUSTAKA - Analisis hidologi dan hidrolika drainase - Aspek kelembagaan dan finansial pengelolaan drainase. - Penelitian/ studi tentang banjir yang pernah dilakukan oleh Kota Surabaya
TUJUAN - Evaluasi aspek teknis sistem jaringan drainase yang ada - Evaluasi aspek finansial dan kelembagaan - Menyusun strategi pengendalian banjir dari aspek teknis, finansial dan kelembagaan
PENGUMPULAN DATA - Data Primer : arah aliran, kondisi saluran, wawancara dengan aparat pengelola banjir - Data Sekunder : peta lokasi, topografi, curah hujan, tata guna lahan, kependudukan, daerah genangan, dimensi saluran, pasang surut air laut, kelembagaan, dana pengendalian banjir, harga satuan upah dan bahan
PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA Identifikasi Penyebab Banjir : - Kondisi topografi - Sistem jaringan drainase , survei kondisi eksisting saluran Aspek Teknis - Analisis hidrologi : Intensitas hujan (5 dan 10 tahunan) - Analisis hidrolika : Dimensi saluran Aspek Finansial - Analisis dampak kerugian akibat banjir Aspek Kelembagaan - Analisis lembaga pengelola drainase yang ada
PERUMUSAN STRATEGI PENGENDALIAN BANJIR
ASPEK TEKNIS
ASPEK FINANSIAL
RENCANA STRATEGI
ASPEK KELEMBAGAAN
ANALISIS HIDROLOGI
HHM (mm/24 jam) PUH (tahun)
Gumbel Log Person
2
99,34
105,25
5
140,63
124,97
10
167,97
149,40
25
202,52
185,57
50
228,14
216,67
100
253,58
251,67
Durasi (menit)
Intensitas hujan (mm/jam) untuk PUH (tahun) 2
5
10
25
50
210,38 157,45 109,80 73,38 57,18 47,68 36,70 23,17
250,71 187,64 130,86 87,45 68,14 56,82 43,73 27,61
281,23 210,48 146,78 98,09 76,44 63,73 49,06 30,97
Metode Bell 5 10 20 40 60 80 120 240
139,52 104,42 72,82 48,67 37,92 31,62 24,34 15,37
179,86 134,61 93,88 62,74 48,89 40,76 31,37 19,81
Metode Van Breen 5 10 20 40 60 80 120 240
2
5
10
25
50
134,11 121,34 108,57 80,89 64,93 55,35 38,32 22,35
173,45 147,67 133,60 101,96 85,55 73,83 52,74 31,64
195,26 173,85 154,95 120,94 102,04 89,44 64,25 37,79
234,34 203,10 175,76 136,70 118,47 104,15 75,51 45,57
245,11 215,60 184,80 146,30 128,33 111,65 80,85 51,33
Metode Hasper-Der Weduwen 5 10 20 40 60 80 120 240
2
5
10
25
50
182,16 133,67 95,66 66,11 52,20 43,48 33,11 19,85
198,51 150,50 110,75 78,05 62,11 51,73 39,39 23,62
206,23 159,06 118,96 84,87 67,87 56,54 43,05 25,82
213,80 167,92 127,90 92,60 74,53 62,08 47,27 28,35
218,30 173,43 133,73 97,83 79,10 65,89 50,18 30,09
DISTRIBUSI INTENSITAS HUJAN PUH 2 TAHUN
200.00 180.00
Metode Bell
Intensitas Hujan (mm/jam)
160.00 140.00
Metode Van Breen
120.00 100.00
Metode Hasper-Der Weduwen
80.00 60.00 40.00 20.00 0.00 0
50
100
150 Waktu (menit)
200
250
300
DISTRIBUSI INTENSITAS HUJAN PUH 5 TAHUN 250.00 Metode Bell 200.00
Intensitas Hujan (mm/jam)
Metode Van Breen
150.00 Metode Hasper-Der Weduwen 100.00
50.00
0.00 0
50
100
150 Waktu (menit)
200
250
300
DISTRIBUSI INTENSITAS HUJAN PUH 10 TAHUN 250.00 Metode Bell
200.00
Intensitas Hujan (mm/jam)
Metode Van Breen
150.00 Metode Hasper-Der Weduwen 100.00
50.00
0.00 0
50
100
150 Waktu (menit)
200
250
300
No.
t
1 2 3 4 5 6 7 8
5 10 20 40 60 80 120 240
I data 134,11 121,34 108,57 80,89 64,93 55,35 38,32 22,35
Jumlah Rata-rata
Talbot I 138,32 124,94 104,69 79,06 63,51 53,08 39,95 22,93
Sherman ∆
4,21 3,60 3,88 1,83 1,41 2,27 1,63 0,58 19,41 2,43
I
171,53 125,40 91,68 67,03 55,81 49,00 40,80 29,83
∆ 37,41 4,06 16,89 13,87 9,12 6,35 2,48 7,48
Ishiguro I ∆ 174,55 40,44 129,40 8,06 94,74 13,83 68,71 12,18 56,75 8,18 49,49 5,86 40,74 2,42 29,12 6,77
97,65 12,21
97,74 12,22
No.
t
1 2 3 4 5 6 7 8
5 10 20 40 60 80 120 240
I data 173,45 147,67 133,60 101,96 85,55 73,83 52,74 31,64
Jumlah Rata-rata
Talbot I 169,35 155,05 132,65 102,91 84,07 71,06 54,26 31,75
∆
4,10 7,38 0,95 0,95 1,49 2,78 1,52 0,10 19,28 2,41
Sherman I 209,33 156,49 116,99 87,46 73,78 65,39 55,16 41,23
∆ 35,88 8,83 16,61 14,50 11,77 8,45 2,42 9,59
Ishiguro I ∆ 205,80 32,35 159,49 11,82 120,98 12,62 90,19 11,77 75,46 10,10 66,32 7,51 55,13 2,39 39,92 8,27
108,04 13,51
96,82 12,10
No.
t
1 2 3 4 5 6 7 8
5 10 20 40 60 80 120 240
I data 195,26 173,85 154,95 120,94 102,04 89,44 64,25 37,79
Jumlah Rata-rata
Talbot I 194,32 179,01 154,64 121,55 100,13 85,12 65,50 38,71
∆
0,95 5,16 0,31 0,62 1,91 4,32 1,25 0,92 15,43 1,93
Sherman I 239,42 181,03 136,88 103,50 87,88 78,26 66,45 50,24
∆ 44,15 7,18 18,07 17,44 14,16 11,19 2,20 12,45
Ishiguro I ∆ 235,82 40,55 185,36 11,51 142,30 12,66 107,11 13,83 90,02 12,02 79,35 10,09 66,19 1,95 48,16 10,37
126,85 15,86
112,97 14,12
•Rumus terpilih untuk perhitungan intensitas hujan dengan menggunakan Rumus Talbot karena memiliki selisih intensitas hujan terkecil
ANALISIS HIDROLIKA Perhitungan Kapasitas Saluran Eksisting No
Nama Saluran
L (m)
Tipe Konstruksi
B1 (m)
Dimensi Saluran B2 (m) B (m) H (m)
1218,0
pas bt kali
1,45
2,45
1,20
2,20
1,45
2,45
S
m
n
A
P
R
V
Q
(m)
(m)
(m)
m/dt
m3/dt
0,020
2,828
4,518
0,626
1,059
2,993
0,020
2,200
4,200
0,524
0,710
1,563
0,020
2,465
4,268
0,578
0,983
2,423
0,020
1,900
3,900
0,487
1,051
1,997
0,020
3,120
4,803
0,650
1,777
5,544
0,020
2,000
4,000
0,500
1,201
2,402
0,020 0,013
22,100 24,700
16,250 16,517
1,360 1,495
1,062 1,488
23,461 36,762
Saluran Sekunder 1
Saluran Kedungasem
2
Saluran Pondok Nirwana
732,0
pas bt kali
3
Saluran Penjaringan Sari
1145,0
pas bt kali
4
Saluran Nirwana Eksekutif
338,0
pas bt kali
5
Saluran Wonorejo Rungkut
171,0
pas bt kali
6
Saluran Wonorejo Tambak
721,0
pas bt kali
5500,0 4400,0
pas bt kali beton plesteran
2,00 2,00 2,00
1,45
0,00084
1,10
0,00048
1,45
0,00080
0,95
0,00115
1,60
0,00225
1,00
0,00145
1,70 1,90
0,00030 0,00022
0,345 0,345 0,313 -
Saluran Primer 7 8
Saluran Wonorejo Section 2 Saluran Wonorejo Section 3
11,00 11,00
15,00 15,00
1,176 1,053
Sumber : hasil perhitungan
Keterangan : L : panjang saluran
m : kemiringan talud
R : jari-jari hidrolis
B : lebar dasar saluran
n : koefisien Manning
v : kecepatan aliran
H : kedalaman air di saluran
A : luas penampang basah
Q : kapasitas saluran
S : kemiringan dasar saluran (slope)
P : keliling basah saluran
Perhitungan Intensitas Hujan Rencana S
L (m)
V (m/dt)
To (menit)
Ts (menit)
Tc (menit)
Tc (jam)
Rc (mm)
I (mm/jam)
Saluran Sekunder Saluran Kedungasem Saluran Pondok Nirwana Saluran Penjaringan Sari Saluran Nirwana Eksekutif Saluran Wonorejo Rungkut Saluran Wonorejo Tambak
0,00084 0,00048 0,00080 0,00115 0,00225 0,00145
1218,0 732,0 1145,0 338,0 171,0 721,0
1,059 0,710 0,983 1,051 1,777 1,201
70,900 59,440 68,690 23,355 10,695 38,278
19,177 17,176 19,417 5,358 1,604 10,004
90,077 76,616 88,107 28,713 12,299 48,282
1,501 1,277 1,468 0,479 0,205 0,805
140,635 140,635 140,635 140,635 140,635 140,635
181,033 181,837 181,150 184,758 185,781 183,554
Saluran Primer 7 Saluran Wonorejo Section 2 8 Saluran Wonorejo Section 3
0,00030 0,00022
5500,0 4400,0
1,062 1,488
336,457 319,541
86,351 49,271
422,808 368,812
7,047 6,147
167,970 167,970
187,747 190,581
No 1 2 3 4 5 6
Kode
Sumber : hasil perhitungan ,2013
Keterangan : S : data kemiringan saluran L : data panjang saluran v : data kecepatan aliran To : perhitungan waktu aliran permukaan
Ts : perhitungan waktu aliran di saluran Tc : perhitungan waktu konsentrasi dalam jam Rc : data curah hujan rancangan Metode Gumbel I : perhitungan intensitas hujan
Perhitungan Debit Rencana Saluran
No
Nama Saluran
A
I
(km2)
(mm/jam)
C
Ts
Tc
(menit)
(menit)
Cs
Q1
Q2
(m3/dt)
(m3/dt)
Qranc per saluran (m3/dt)
Qranc total (m3/dt)
1 2 3 4 5 6
Saluran Sekunder Saluran Kedungasem Saluran Pondok Nirwana Saluran Penjaringan Sari Saluran Nirwana Eksekutif Saluran Wonorejo Rungkut Saluran Wonorejo Tambak
0,454 0,328 0,684 0,230 0,189 0,461
181,033 181,837 181,150 184,758 185,781 183,554
0,80 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80
19,177 17,176 19,417 5,358 1,604 10,004
90,077 76,616 88,107 28,713 12,299 48,282
0,904 0,899 0,901 0,915 0,939 0,906
16,502 11,905 24,808 8,632 7,323 17,032
0,0033 0,0024 0,0050 0,0017 0,0014 0,0034
16,505 11,907 24,813 8,634 7,325 17,036
16,505 28,412 24,813 8,634 7,325 17,036
7 8
Saluran Primer Saluran Wonorejo Section 2 Saluran Wonorejo Section 3
1,884 2,413
187,747 190,581
0,80 0,80
86,351 49,271
422,808 368,812
0,907 0,937
71,339 95,782
0,0137 0,0176
71,353 95,800
71,353 95,800
Sumber : hasil perhitungan, 2013
Keterangan : A : luas tata guna lahan I : intensitas hujan C : koefisien limpasan Tc : perhitungan waktu konsentrasi
Ts Cs Q1 Q2
: perhitungan waktu aliran di saluran : perhitungan koefisien penampungan : debit air hujan : debit air kotor
Q ranc : debit banjir rancangan
Perbandingan Debit Rencana Saluran dengan Debit Eksisting No
Nama Saluran
Debit Rencana (m3/dt) Q hujan Q limbah Q Total (m3/dt) (m3/dt) (m3/dt)
Q Saluran Eksisting (m3/dt)
Kondisi Saluran
Saluran Sekunder 1
Saluran Kedungasem
16,502
0,003
16,505
2,993
luber
2
Saluran Pondok Nirwana
11,905
0,002
11,907
1,563
luber
3
Saluran Penjaringan Sari
24,808
0,005
24,813
2,423
luber
4
Saluran Nirwana Eksekutif
8,632
0,002
8,634
1,997
luber
5
Saluran Wonorejo Rungkut
7,323
0,001
7,325
5,544
luber
6
Saluran Wonorejo Tambak
17,032
0,003
17,036
2,402
luber
Saluran Primer 7
Saluran Wonorejo Section 2
71,339
0,014
71,353
23,461
luber
8
Saluran Wonorejo Section 3
95,782
0,018
95,800
36,762
luber
Berdasarkan hasil analisis aspek teknis diatas , rekomendasi yang diusulkan untuk menangani genangan akibat kapasitas tampung sungai yang tidak mencukupi adalah dengan pembuatan kolam resapan. Menurut Suripin (2004), kolam resapan dapat diterapkan pada lahan yang cukup luas dan muka airnya dangkal (<5 m). Kolam resapan ini juga sebaiknya diletakkan pada lahan terendah dari daerah yang akan dilayani untuk memastikan air dapat mengalir dengan lancar. Kolam ini dibuat dengan model terbuka untuk menampung air hujan maupun debit dari saluran dan meresapkannya ke dalam tanah dan sisanya dapat dialirkan perlahan-lahan ke sungai. Dari segi estetika, kolam resapan ini juga dapat dipadukan dengan konsep pertamanan sehingga dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi.
Analisis Kolam Resapan Direncanakan luas kolam resapan Kedalaman kolam Free board Kedalaman air maksimal Volume kolam resapan
= 50.000 m2 =2m = 10 cm = 2,0 m – 0,10 = 1,90 m = 50.000 m2 x 2,90 m = 95.000 m3 Pada saat tidak terjadi hujan, dianggap ketinggian air pada kolam resapan 0,50 m, sehingga volume efektif kolam menampung air limpasan adalah: Luas kolam resapan = 5ha = 50.000 m2 Kedalaman kolam =2m Tinggi muka air dalam kolam = 50 cm Kedalaman efektif = 2,0 m – 0,50 = 1,50 m Volume efektif kolam resapan = 50.000 m2 x 1,50 m = 75.000 m3 Debit yang diharapkan masuk ke kolam resapan: Q Q 7,325 5,544 1,781 m / dt Debit air limpasan = 1,781 m3/dt Vol .efektif 75.000 42.111,17 det ik Lama kolam penuh = 11,7 jam Q 1,781 5ha
3
rencana
lim pasan
eksisting
I
a t b KEPALA DINAS BINA MARGA DAN PEMATUSAN KOTA SURABAYA
BAGIAN TATA USAHA
SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN & HUKUM
BIDANG PERANCANGAN DAN PEMANFAATAN
SEKSI PERANCANGAN DAN PEMANFAATAN JALAN & JEMBATAN
SEKSI PERANCANGAN DAN PEMANFAATAN PEMATUSAN
BIDANG PENGUJIAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
SEKSI PENGUJIAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN JALAN & JEMBATAN
SEKSI PENGUJIAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEMATUSAN
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
SUB BAGIAN UMUM
BIDANG PEMATUSAN
SEKSI PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN
SEKSI PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA PEMATUSAN
SEKSI PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
SEKSI PEMELIHARAAN SARANA PRASARANA PEMATUSAN
UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS
STRUKTUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN PEMATUSAN KOTA SURABAYA
I
a t b
Analisis Faktor Internal Identifikasi Faktor Kekuatan (Strength) Kondisi internal pada institusi pengelola yang merupakan faktor penilaian indikator kekuatan antara lain : o Struktur Kelembagaan dan Peraturan Pengelola Drainase o Master Plan Drainase Kebijakan pengelolaan drainase Kota Surabaya telah tertuang dalam Surabaya Drainage Master Plan (SDMP) sebagai acuannya. o Sarana Prasarana yang dimiliki oleh Dinas Bina Marga dan Pematusan. Identifikasi Faktor kelemahan (Weakness)
Kelemahan yang mempengaruhi kegiatan pelaksanaan kegiatan penangan banjir di Surabaya antara lain : Jumlah SDM yang kurang memadai Belum adanya Perda yang mengatur tentang pengelolaan drainase. Keterbatasan alokasi dana untuk menangani kegiatan pengendalian banjir.
Hasil Analisis Nilai Faktor Kekuatan dan Kelemahan URAIAN
Kekuatan (Strength): a. Struktur Kelembagaan dan Peraturan Pengelola Drainase. b. Surabaya Drainage Master Plan (SDMP) c. Sarana dan Prasarana Drainase. Jumlah Kelemahan (Weakness): a. Jumlah SDM adanya Perda b. Belum Tanggung jawab dan wewenang c. Keterbatasan alokasi dana Jumlah Total
Bobot Kepentingan
Rating (r)
Skor Bobot x r
0.15
3
0.45
0.20
4
0.80
0.15
3
0.45
0.50
0.17 0.17 0.17 0.50 1.00
1.70
-3 -3 -3
- 0.50 - 0.50 - 0.50 - 1.50 0.20
I
a t b
Analisis Faktor Eksternal
• Identifikasi Faktor Peluang (Opportunity) Faktor peluang dari luar yang memberikan pengaruh poritif untuk mendukung kinerja institusi antara lain : Program peningkatan kualitas SDM, antara lain dengan ketersediaan beasiswa kepada pegawai baik dari pemerintah maupun bantuan dari luar negeri, selain itu juga dengan memberikan pelatihan teknis secara berkala. Potensi peran serta masyarakat dalam pengelolaan drainase. Potensi sumber dana alternatif selain dari APBD, APBN serta dana bantuan luar negeri untuk penanganan drainase kota. • Identifikasi Faktor Ancaman (Threat) Faktor ancaman dari luar yang menyebabkan terganggunya kinerja institusi dalam mengatasi masalah banjir di Kota Surabaya antara lain : Kendala Pembebasan Lahan Perilaku Masyarakat Pelanggaran Tata Guna Lahan Pengawasan pemerintah yang lemah terhadap perijinan pembangunan lahan mengakibatkan banyak sekali terjadi penyalah gunaan serta pelanggaran pendirian bangunan yang tidak sesuai dengan IMB. Akibatnya control terhadap lahan peresapan air semakin berkurang dan hal ini menyebabkan air yang melimpas di permukaan semakin besar sehingga mengakibatkan genangan.
Hasil Analisis Nilai Faktor Peluang dan Ancaman Bobot Kepen-tingan
Rating (r)
Skor Bobot x r
Peluang (Opportunity): 1. Program peningkatan kualitas SDM 2. Potensi peran serta masyarakat 3. Potensi sumber dana alternatif
0.13 0.19 0.19
2 3 3
0.60 0.80 0.20
Jumlah
0.50
URAIAN
Ancaman (Threat): a. Kendala pembebasan lahan b. Perilaku masyarakat c. Pelanggaran tata guna lahan Jumlah Total
0.20 0.15 0.15 0.50 1.00
1.60
-4 -3 -3
-0.80 -0.45 -0.45 -1.70 -0,33
Hasil Analisis SWOT PELUANG (O) 3. Mendukung Strategi Turn Around
1. Mendukung Strategi Agresif
(0,20 ; 0,10) KELEMAHAN (W) 4. Mendukung Strategi Defensif
KEKUATAN (S) 2. Mendukung Strategi Disverifikasi
ANCAMAN (T)
ANALISIS STRATEGI KELEMBAGAAN KEKUATAN (STRENGTH - S) 1. Struktur Kelembagaan dan Peraturan Pengelola Drainase. 2. Surabaya Drainage Master Plan (SDMP) 3. Sarana dan Prasarana Drainase. PELUANG (OPORTUNITIES O) 1. Program peningkatan kualitas SDM 2. Potensi peran serta masyarakat 3. Potensi sumber dana alternatif .
STRATEGI (SO) 1. Pengoptimalan struktur organisasi dengan meningkatakan kualitas SDM dengan cara pemberian beasiswa maupun pelatihan teknik secara rutin melalui pemanfaatan sumber dana APBN, APBD maupun sumber dana lainnya (S1-O1,O3) 2. Menggunakan SDMP sebagai pedoman pengelolaan sistem drainase untuk menentukan usulan program kegiatan serta mencari sumber pembiayaan untuk penanganan drainase. (S2-O3) 3. Mengoptimalkan sarana dan prasarana drainase yang ada dengan cara meningkatkan peran serta masyarakat dalam penanganan masalah drainase. (S3-O2)
Analisis aspek finansial dilakukan terhadap perhitungan dampak kerugian akibat banjir serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mencegah terjadinya banjir tersebut. Salah satu dampak terjadinya banjir adalah kerugin secara fisik maupun sosial di kawasan tersebut. Kerugian tersebut termasuk kerugian tidak langsung atau kerugian tidak nyata yang semuanya dinominalkan dalam nilai rupiah. Dalam studi ini nilai kerugian akibat dampak banjir berdasarkan SDMP 2018 dinilai dari segi : • Kerugian harta benda • Kerugian akibat biaya pengobatan • Berkurangnya penghasilan akibat sakit (Opportunity Cost) • Biaya perjalanan tambahan
• Kerugian Harta Benda
Nilai kerugian harta benda rata-rata yang dialami oleh penduduk akibat banjir menurut data dari Surabaya Drainage Master Plan 2018 sebesar Rp. 597.000,00. Luas wilayah genangan di Kecamatan Rungkut sekitar 0,00429 km2 dengan kepadatan penduduk 5.279 jiwa/km2 (Badan Pusat Statistik, 2012). Jumlah penduduk yang terkena dampak banjir/ genangan: Luas wilayah genangan x kepada tan penduduk 0,00429 km2 x 5.279 jiwa
km2
22,65 jiwa
23 jiwa
Menurut data Surabaya Dalam Angka 2012, asumsi jumlah anggota keluarga setiap KK berjumlah 3 orang, maka perhitungan jumlah keluarga yang terkena dampak genangan adalah: 23 7,67 KK 8 KK 3
Berdasarkan perhitungan diatas, potensi kerugian harta benda yang diderita oleh masyarakat per tahun sebesar: 8 KK x Rp.597.000,00 Rp 4.776.000,00
• Kerugian Akibat Biaya Pengobatan
Menurut Surabaya Drainage Master Plan 2018 frekuensi ratarata penduduk menderita sakit akibat terjadi genangan adalah sebanyak 1,17 kali setiap tahunnya. Diasumsikan biaya untuk sekali berobat sebesar Rp. 40.000,00, maka jumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh penduduk adalah: Jumlah penduduk terkena dampak genangan x frekuensi sakit x biaya 1 kali berobat = 23 jiwa x 1,17 x Rp.40.000,00 Rp.1.076.400,00
• Berkurangnya Penghasilan Akibat Sakit
(Opportunity Cost) Berdasarkan hasil perhitungan diatas diketahui jumlah penduduk yang terkena dampak genangan sejumlah 23 jiwa, frekuensi sakit rata-rata 1,17 kali/tahun dan asumsi 2 hari tidak bekerja. Pendapatan per kapita penduduk Kota Surabaya sebesar Rp. 33.969.600,00 per tahunnya, sehingga pendapatan per kapita per hari adalah: Rp.33.969.600,00 365hari
Rp.93.067,00 / hari
Total kerugian yang dialami penduduk akibat hilangnya kesempatan tidak mendapatkan penghasilan sebesar: 23 jiwa x 1,17 x Rp.93.067,40 x 2 hari Rp. 4.281.100,27
• Biaya perjalanan tambahan
Jika diasumsikan keterlambatan waktu perjalanan menuju tempat kerja selama 2 jam dengan frekuensi genangan terjadi setiap 2 kali setahun, maka perhitungan kerugian akibat keterlambatan adalah sebagai berikut: jumlah penduduk terkena banjir x frekuensi banjir x lama keterlamba tan x pendapa tan perkapita
Diketahui:
Jumlah penduduk terkena genangan = Pendapatan per kapita/ tahun =
= =
23 jiwa Rp. 33.969.600,00 Rp. 93.067,40 / hari Rp. 3.878,81 / jam
Jadi total tambahan biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh penduduk sebesar : 23 x 2 x2 x Rp.3.878,82 Rp. 356.758,36
No.
Jenis Kerugian Penduduk
1. 2.
Kerugian Harta Benda Biaya Pengobatan Berkurangnya Penghasilan Karena 3. Sakit 4. Biaya Perjalanan Tambahan TOTAL KERUGIAN
Nilai Kerugian (Rp.) 4.776.000,00 1.076.400,00 4.281.100,27 356.758,36 10.490.258,63
Sumber: Hasil Perhitungan, 2013
Dari hasil perhitungan diperoleh total kerugian yang harus
ditanggung oleh masyarakat akibat banjir setiap tahunnya adalah sebesar Rp. 10.490.258,63
Berdasarkan analisis aspek teknis didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Saluran sekunder dan primer di Kecamatan Rungkut sudah tidak dapat lagi menampung debit air hujan rencana ditambah dengan debit air buangan. Hal ini menyebabkan terjadinya genangan di wilayah tersebut. 2. Salah satu cara untuk mengatasi masalah genangan di Kecamatan Rungkut adalah dengan pembuatan kolam resapan seluas 50.000 m2 yang disebar di beberapa lokasi tergantung pada kesediaan lahan. Alasan dipilih metode ini karena kolam resapan dapat diterapkan pada lahan yang cukup luas dan muka airnya dangkal. Dari segi estetika, kolam resapan ini juga dapat dipadukan dengan konsep pertamanan sehingga dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi.
Hasil analisis aspek kelembagaan menggunakan metode SWOT diperoleh nilai koordinat (0,20 ; 0,10) dan posisinya berada di kuadran I. Strategi yang dikembangkan adalah menggunakan strategi SO yaitu mendukung strategi agresif antara lain: 1. Pengoptimalan struktur organisasi dengan meningkatkan kualitas SDM dengan cara pemberian beasiswa maupun pelatihan teknik secara rutin melalui pemanfaatan dana APBN, APBD maupun sumber dana lainnya. 2. Menggunakan SDMP sebagai pedoman pengelolaan sistem drainase untuk menentukan usulan program kegiatan serta mencari sumber pembiayaan untuk penanganan drainase. 3. Mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada dengan cara meningkatkan peran serta masyarakat dalam penanganan drainase.
Hasil analisis aspek finansial perhitungan kerugian tidak langsung yang ditanggung masyarakat antara lain kerugian harta benda, biaya pengobatan akibat sakit yang ditimbulkan banjir, berkurangnya penghasilan karena sakit dan biaya perjalanan tambahan yang dibutuhkan akibat keterlambatan ke tempat kerja tiap tahun akibat banjir sebesar Rp. 10.490.258,63.