Sidang Preview 4 Tugas Akhir
Redistribusi Lokasi Minimarket di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya Oleh RIANDITA DWI ARTIKASARI 3607 100 021 Dosen Pembimbing: Dr. Ing. Ir. Haryo Sulistyarso Tahun 2011 Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
K.A.J.I.A.N P.U.S.T.A.K.A TEORI
Teori Lokasi (Model Christaller yang menjelaskan model area perdagangan heksagonal)
Teori Distribusi Lokasi Optimal (Rushton(1979) , tentang pola
INDIKATOR
Konsentrasi Konsumen
Faktor yang Mempengaruhi Lokasi Ritel
Jumlah Penduduk
Jumlah Rumah Tangga Kepadatan Penduduk
Kondisi Lahan
lokasi fasilitas yang optimal)
Hirarki Pusat Perbelanjaan
VARIABEL
Jenis Penggunaan Lahan Fungsi Jalan
Aksesibilitas
Ketersediaan Transportasi Umum Jarak Antar Konsumen
Radius Pelayanan
Adanya Usaha Ritel Yang Lain
Kerangka Pemikiran Kajian Pustaka Kedudukan Minimarket dalam Perdagangan
Pengertian Perdagangan
Grosir (Wholeseller)
Klasifikasi perdagangan
Pasar Tradisional
Hirarki Pusat Perbelanjaan
Neighbourho od center
Teori Lokasi Faktor yang mempengaruhi Lokasi Ritel Kajian teori distribusi lokasi Minimarket
Sumber: sintesa penulis, 2011
Eceran (Retail/Ritel)
Pasar Modern
Eceran Besar
Eceran Kecil
Pengertian Minimarket
Variabel Penelitian
•Jumlah Penduduk •Kepadatan Penduduk •Jumlah Rumah Tangga •Jenis Penggunaan Lahan •Fungsi Jalan •Ketersediaan Transportasi umum •Jarak dari Konsumen •Adanya usaha ritel yang lain
Kriteria Distribusi Lokasi Minimarket
Arahan Redistribusi Lokasi Minimarket di Kecamatan Rungkut
M.E.T.O.D.O.L.O.G.I P.E.N.E.L.I.T.I.AN Pendekatan Penelitian Pendekatan positivisme>> Tahap awal penelitian, dirumuskan definisi dan hirarki perbelanjaan
secara teoritik yang berkaitan dengan keberadaan minimarket yang pernah dikemukakan sebelumnya.
Tahap kedua persoalan dikaji secara spesifik melalui eksplorasi pendapat para stakeholder (responden)
untuk mengetahui
fakta
empirik mengenai kriteria distribusi minimarket di sekitar permukiman pada wilayah penelitian.
Selanjutnya pada tahap akhir menggabungkan konsep dengan eksplorasi pada
fakta empirik dan teoritik.
….Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif
metode penelitian kuantitatif dan kualitatif digunakan untuk merumuskan variabel kriteria distribusi minimarket dan penentuan redistribusi lokasi minimarket wilayah studi kasus.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Indikator
Variabel
Konsentrasi Konsumen
Jumlah Penduduk
Bangunan dan Lahan
Penggunaan Lahan
Definisi Operasional
Banyaknya jumlah penduduk pendukung dalam kawasan yang berpengaruh (minimarket) Kepadatan Penduduk luas wilayah yang terlayani dibagi jumlah penduduk pendukung Banyaknya jumlah kepala keluarga pendukung dalam Jumlah Rumah kawasan yang berpengaruh (minimarket) Tangga
Persyaratan penggunaan lahan yang mempertimbangkan ketetapan penggunaan lahan (landuse) yang sesuai (kawasan perumahan dan perdagangan/ perniagaan) Klasifikasi jalan berdasarkan lebar badan jalan dan sifat Aksesibilitas Fungsi Jalan penghubungnya Ketersediaan moda angkutan publik yang mampu Transportasi Publik mengakses lokasi minimarket. Radius Jarak minimarket dari Jarak minimal yang ditempuh konsumen menuju ke minimarket dari lokasi perumahan Pelayanan perumahan Adanya Usaha Ritel Jarak minimal yang harus dimiliki minimarket dengan yang lain pesaing terdekat sebagai upaya penentuan distribusi ulang persaingan usaha minimarket. Sumber: sintesa penulis, 2011
Sampling Methode
Proportional Random Sample
Dimana n = Jumlah Sampel e = Margin error (digunakan 0,05) N = Jumlah Populasi Berdasarkan rumus tersebut, maka diketahui jumlah sample yang pada penelitian ini sebesar:
responden
Proporsional Sample Sumber: analisis penulis, 2011
No
Kelurahan
1 2 3 4 5
Kel. Kedung Baruk Kel. Medokan Ayu Kel. Kali Rungkut Kel. Rungkut Kidul Kel. Wonorejo Kel. Penjaringan Sari Jumlah
6
Jumlah penduduk
Jumlah rumah tangga
Proporsi
Jumlah sample
15.603 16.233 23.090 14.303 12.714
3121 3247 4618 2861 2543
15.967 16.612 23.629 14.637 13.010
16 17 23 15 13
15.775
3155
16.143
16
97.719
19.544
100
100
Purposive Sample 24 Populasi pelaku ritel (Minimarket) di Kecamatan Rungkut, sampel juga diambil dari pemegang kebijakan terkait (DISPERINDAG, dan Kecamatan Rungkut) dan para pakar atau ahli.
Tahapan Penelitian
Perumusan Masalah
Permasalahan Penelitian Distribusi minimarket yang tidak merata sehingga dapat mengakibatkan inefisiensi dalam pemanfaatan ruang Studi Literatur
Studi Terpadu Terkait Kegiatan Minimarket Teori Hirarki Perdagangan
Teori Lokasi Pengumpulan Data
Pengumpulan Data Primer Observasi Lapangan dan Wawancara
Analisis teoritical descriptif Uji validitas dan reliabilitas Analisis pembobotan dengan skala likert Analisis median)
Lokasi-alokasi
Sumber: sintesa penulis, 2011
(P-
Faktor yg Mempengaruhi Lokasi Perdagangan Ritel Pengumpulan Data
Pengumpulan data sekunder -Data Monografi -Peta administrasi, penggunaan lahan Analisa
Penentuan Kriteria distribusi lokasi Minimarket Penentuan arahan Redistribusi Lokasi Minimarket di Kecamatan Rungkut Penarikan Kesimpulan
Rekomendasi Distribusi Minimarket di Kecamatan Rungkut
Hasil Analisa
Analisis Mengidentifikasi Kriteria Distribusi Lokasi Minimarket Teoritical descriptif
Variabel Faktor
Teoritical descriptif
Kriteria Distribusi Lokasi minimarket Pembobotan dengan skala likert
Kriteria Distribusi Lokasi minimarket yang Paling Berpengaruh
Analisis Penentuan Faktor Distribusi Lokasi Minimarket No. Variabel Teori Analisis Konsentrasi Konsumen 1 Jumlah penduduk pendukung untuk suatu kegiatan Jumlah penduduk erat kaitannya dengan Jumlah perdagangan perlu diketahui untuk menentukan tingkat kepadatan. Semakin meningkat penduduk jumlah konsumen yang akan dilayani. Begitu pula di jumlah penduduk pada suatu wilayah, Kecamatan Rungkut, adanya kegiatan perdagangan, maka akan semakin meningkat pula dalam hal ini adalah minimarket, tentunya di tingkat kepadatanya, sehingga pengaruhi oleh jumlah penduduk menurut Masrun berdasarkan kaitannya maka kedua (2007) jumlah minimal penduduk pendukung kegiatan variabel dianggap sama. Sedangkan minimarket dalam suatu kawasan permukiman dan variabel jumlah rumah tangga perumahan yaitu sebesar 8.000 jiwa sebenarnya juga penting karena 2 Kepadatan Lokasi minimarket idealnya memperhatikan kondisi menunjukkan jumlah potensi konsumen kepadatan penduduk. Menurut Engel (1995) Jumlah namun eksistensinya sudah terwakili penduduk penduduk dan kepadatan pada suatu wilayah menjadi oleh jumlah penduduk. Maka faktor faktor dalam mempertimbangkan suatu area yang berpengaruh terhadap kriteria perdagangan ritel. Sehingga distribusi lokasi distribusi lokasi minimarket adalah minimarket lebih tepatnya berada pada lokasi yang Jumlah Penduduk. memiliki kepadatan yang tinggi. Sasaran pemasaran minimarket umumnya 3 Jumlah merupakan rumah tangga sekitar. Menurut Mardiyanto (2007) lokasi minimarket di perumahan rumah cukup baik performanya, yang harus diperhatikan tangga adalah bahwa perumahan itu memiliki tidak kurang dari 1.500 kepala keluarga (KK).
No.
Variabel
Teori
Analisis
Kondisi lahan 1
Jenis penggunaan lahan
Menurut Engel (1995) hukum dan peraturan perlu di Minimarket sebagai kegiatan perhatikan khususnya jika terdapat perda atau peraturan perdagangan pada kawasan studi terletak daerah yang tidak terdapat di daerah lain. Sedangkan pada kawasan perdagangan dan jasa. menurut Utami (2006) pemilihan lokasi ritel harus Maka faktor yang berpengaruh terhadap memperhatikan sosioekonomis, yang diantaranya adalah kriteria distribusi lokasi minimarket peraturan pada kawasan. Sehingga distribusi minimarket adalah Jenis penggunaan di Kecamatan Rungkut perlu memperhatikan aturan peruntukkan penggunaan lahan sesuai dengan dokumen lahan. rencana yang berlaku.
Aksesibilitas 1
Fungsi jalan
2
Ketersediaan Transportasi Publik
Menurut Ma’aruf (2005) faktor yang harus di pertimbangkan dalam letak atau tempat gerai ritel, diantaranya adalah lalu lintas kendaraan, informasi tentang jumlah dan karakteristik mobil-mobil yang melintas, faktor lebar jalan, kondisi jalan, dan kemacetan akan menjadi nilai tambah atau nilai kurang bagi pelangan itu menjadi perhatian penting seorang pemasar. Menurut Ma’aruf (2005) transportasi umum yang banyak melintas di depan pusat perbelanjaan atau pertokoan akan memberi daya tarik yang lebih tinggi karena mempermudah konsumen untuk masuk ke areal perbelanjaan.
Fungsi jalan merupakan salah satu pertimbangan kemudahan aksesibilitas baik bagi konsumen maupun angkutan pendistribusi barang menuju ke minimarket. Sedangkan tersedianya angkutan umum dinilai tidak begitu mempengaruhi distribusi lokasi minimarket dikarenakan minimarket umumnya berada dekat dengan permukiman, sehingga konsumen tidak memerlukan transportasi umum untuk menuju ke minimarket. Maka faktor yang berpengaruh terhadap kriteria distribusi lokasi minimarket adalah
Fungsi Jalan
No.
Variabel
Teori
Analisis
Jarak dari konsumen merupakan jarak yang harus ditempuh oleh seorang konsumen untuk sampe di minimarket. Untuk mendapatkan jarak radius pelayanan perlu diketahui jarak dari konsumen terhadap lokasi minimarket. Posisi pesaing dari sekitar retailer berada, penting untuk mengenali jumlah dan ukuran pada peritel di suatu wilayah. Dalam model Christaller menjelaskan model area perdagangan heksagonal dengan menggunakan jangkauan atau luas pasar dari setiap komoditi yang dinamakan range dan threshold.
Radius pelayanan mengatur jarak cakupan pelayanan minimarket berdasarkan jarak asal konsumen terjauh. Adanya usaha ritel yang lain dalam hal ini merupakan pengaturan jarak antar minimarket untuk menjaga persaingan dagang, namun yang terpenting adalah efisiensi penggunaan lahan dan optimalisasi distribusi lokasi minimarket. Maka faktor yang berpengaruh terhadap kriteria distribusi lokasi minimarket
Radius Pelayanan 1
Jarak dari konsumen
2
Adanya usaha ritel yang lain
adalah
Jarak dari konsumen (jangkauan pelayanan) dan jarak antar minimarket
Dari hasil analisa deskriptif pada tiap variabel kriteria distribusi lokasi minimarket terhadap teori terkait didapatkan beberapa faktor diantaranya adalah: Jumlah Penduduk
Jenis Penggunaan Lahan Fungsi jalan Jarak dari konsumen (Jangkauan Pelayanan) Jarak antar minimarket
Analisa Penentuan Kriteria Distribusi Lokasi Minimarket di Kecamatan Rungkut No 1
2
Variabel
Jumlah Penduduk
Jenis Penggunaan lahan
Analisa • Mengacu pada Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan (SNI 03-1733-2004) jumlah penduduk pendukung dalam jenis sarana pertokoan di pusat lingkungan adalah 6000 jiwa. • Sedangkan menurut Masrun (2007) jumlah minimal penduduk pendukung kegiatan minimarket dalam suatu kawasan permukiman dan perumahan yaitu sebesar 8.000 jiwa. Acuan yang sesuai untuk menentukan jumlah penduduk pendukung dalam kriteria distribusi lokasi minimarket adalah Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan (SNI 03-1733-2004) yaitu berjumlah 6000 jiwa. • Pemilihan lokasi ritel harus memperhatikan sosioekonomis, yang diantaranya adalah termasuk peraturan pada kawasan. Minimarket sebagai kegiatan perdagangan pada kawasan studi terletak pada kawasan perdagangan dan jasa (Utami, 2006). • Menurut Masrun (2007), pola pemanfaatan ruang pelayanan minimarket dikembangkan pada kawasan perumahan dan permukiman serta pada kawasan perniagaan. Sebagai kegiatan perniagaan yang mendukung kawasan permukiman, kriteria distribusi lokasi minimarket sebaiknya terletak pada kawasan dengan jenis penggunaan perdagangan dan jasa serta pada kawasan permukiman.
No.
Variabel
3 Fungsi Jalan
4 Jarak minimarket dari konsumen (Jangkauan Pelayanan)
Teori • Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 112 Tahun 2007 Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, Minimarket boleh berlokasi pada setiap sistem jaringan jalan, termasuk sistem jaringan jalan lingkungan pada kawasan pelayanan lingkungan (perumahan) di dalam kota/perkotaan. • Dowson & Lord (1985) bahwa letak perdagangan skala neighbourhood adalah di persimpangan jalan lokal di area permukiman. Mengacu pada beberapa sumber ini maka kriteria distribusi lokasi minimarket yang sesuai adalah berada pada jalan lokal sampai arteri sekunder dengan aksesibilitas yang lancar. • Jangkauan pelayanan minimarket Marlina (2006) dalam Perencanaan dan Pengembangan Perumahan dalam wilayah permukiman sebaiknya dilengkapi dengan pasilitas perbelanjaan berupa pertokoan yang diletakkan ditengah-tengah dengan radius pencapaian maksimum 500 m. • Masrun (2007), pola pemanfaatan ruang pelayanan minimarket dikembangkan pada kawasan perumahan dan permukiman serta pada kawasan perniagaan dengan jarak terjauh antara asal konsumen dengan minimarket adalah 500 m (radius pelayanan). Jangkauan pelayanan minimarket sejauh 500 m sesuai untuk kriteria distribusi lokasi minimarket karena jarak ini merupakan jarak terdekat yang mudah dijangkau konsumen.
No.
Variabel
Teori
5 Jarak Antar Masrun (2007) radius pelayanan sejauh 500 m yang diberlakukan untuk suatu
minimarket
merek minimarket yang sama, sedangkan jarak minimal untuk merek minimarket yang berbeda ditetapkan sejauh 200 m. Jarak antar minimarket sejauh 200 m sesuai untuk kriteria distribusi lokasi minimarket karena jarak mempertimbangkan persebaran konsumen agar distribusi lokasi minimarket dapat tersebar dengan optimal.
Dari hasil analisis deskriptif terhadap sumber yang berkaitan dengan lokasi minimarket dapat disimpulkan kriteria distribusi lokasi minimarket di Kecamatan Rungkut adalah: 1.Jumlah minimal penduduk pendukung untuk 1 unit minimarket dalam suatu kawasan sebesar 6.000 jiwa, 2.Berada pada wilayah dengan jenis penggunaan lahan yaitu perdagangan dan jasa serta pada kawasan permukiman. 3.Berada pada jalan lokal sampai arteri sekunder dengan aksesibilitas yang lancar 4.Lokasi minimarket memiliki jangkauan pelayanan sejauh 500 m. 5.Jarak minimal antar minimarket ditetapkan sejauh 200 m
Pembobotan Penentuan Kriteria Distribusi Lokasi Minimarket di Kecamatan Rungkut No
1
2
3
4
5
Jumlah/ Bobot Jumlah Jumlah Bobot Penduduk Persentase Jenis Jumlah Penggunaan Bobot lahan Persentase Jumlah Fungsi Jalan Bobot Persentase Jumlah Jarak minimarket Bobot dari konsumen Persentase Jumlah Usaha Ritel yang Bobot lain Persentase
Sub-Variabel
1 0 0 0% 2 2 2% 0 0 0% 3 3
Tingkat pengaruh 2 3 4 6 19 47 12 57 188 6% 19% 47% 15 34 44 30 102 176 15% 34% 44% 12 31 40 24 93 160 12% 31% 40% 2 25 35 4 75 140
5 28 140 28% 5 25 5% 17 85 17% 35 175
100 397 100% 100 335 100% 100 362 100% 100 397
3%
2%
25% 35%
35%
100%
5 5 5%
12 26 30 24 78 120 12% 26% 30%
27 135 27%
100 362 100%
Total
Nilai Indeks 79,4
67
72.4
79.4
72.4
Analisis Redistribusi Lokasi Minimarket di Kecamatan Rungkut Kebutuhan Minimarket di Kecamatan Rungkut =
Pada analisis ini menggunakan pendekatan metode locationallocation models. Salah satu analisa interaksi spasial yang dipakai adalah metode p-median problem.
a. Menentukan Zona Pusat Permukiman b. Penentuan bobot pada tiap Median
c. Perhitungan P-median
Analisis Penilaian Pembobotan Titik Simpul/Pusat Permukiman
Faktor Jumlah Penduduk
Besaran Kriteria 5135-5770 jiwa 5775-6405 jiwa 6410-7045 jiwa
Terdapat > 2 minimarket Adanya usaha ritel dalam jarak 200m Terdapat 1 minimarket yang lain
dalam jarak 200m Tidak terdapat dalam jarak 200m
Fungsi jalan Lokal Kolektor Arteri sekunder Jenis lainnya Penggunaan Permukiman Lahan Perdagangan
Nilai Nilai Indeks 1 2
79,4
3
1 2
72.4
Keterangan Jumlah penduduk dinilai berdasarkan jumlah minimal penduduk pendukung untuk 1 unit minimarket sebesar 6.000 jiwa didalam jangkauan pelayanan sejauh 500 m. Adanya usaha ritel yang lain dinilai berdasarkan jarak antar minimarket yang ditetapkan sejauh 200 m
3 1 2 3 1 2 3
72.4
Dinilai berdasarkan letak minimarket yang berada pada fungsi jalan lokal sampai arteri sekunder dengan aksesibilitas yang lancar
67
Dinilai berdasarkan letak minimarket yang berada pada wilayah dengan jenis penggunaan lahan yaitu perdagangan dan jasa serta pada kawasan permukiman.
Bobot Pada Tiap Simpul (hi)
No. Simpul 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Bobot Simpul 656 510 582 503 729 649 589 575 582 729 503 582 582 582 503 649 642 431
No. Mencari Titik Simpul fasilitas yang optimal menggunakan nilai dari total matriks dengan formula 𝑛
𝑛
Minimumkan z =
ℎ𝑖 𝑑𝑖𝑗 𝑌𝑖𝑗 𝑖
𝑗
Apakah didapatkan titik simpul dengan nilai total matriks terkecil
sudah
16 kali iterasi
Belum
Lakukan matriks lagi dengan membandingkan nilai dari kolom fasilitas yang sudah didapat pada matriks pertama (y) dengan lainnya (x) Persyaratan X <= Y Jika X > dari Y maka X=Y
Letak titik lokasi distribusi yang sudah optimal
STOP
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Titik Simpul Cost (Jarak x bobot) 6 24,262,160 10 15,403,536 9 12,216,032 3 9,981,696 14 8,379,744 18 6,960,816 11 6,068,000 16 5,286,048 17 4,567,072 2 3,899,920 7 3,280,656 15 2,736,832 1 2,203,504 4 1,739,056 12 1,275,264 8 814,096
Namun solusi lokasi (titik simpul) dalam perhitungan P-median yang terbaik akan didapatkan apabila nilai lower-bound pada titik simpul sama atau mendekati nilai upper-bound (Mirza, 2006). Sampai pada 16 iterasi nilai lower bound yang didapatkan yaitu 814.096 belum mendekati nilai upperbound yaitu 2.646.481 (Lampiran D, matriks 16). Sehinga dimungkinkan dilakukan iterasi kembali untuk mencapai solusi lokasi terbaik. Iterasi selanjutnya dilakukan dengan bantuan program komputer/software Java Applets P-Median Solver (http://www.hyuan.com/java/Spots.html).
Hasil Penyelesaian software Java Applets P-Median Solver
1
8
17
9 16
3
7
6
18
4 2
10
12
13
15
5 11
14
PENUTUP Saran •Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam terhadap distribusi lokasi minimarket, karena pada penelitian ini hanya menggunakan faktor secara fisik seperti jumlah penduduk, aksesbilitas dan penggunaan lahan. Pada penelitian ini tidak memperhatikan faktor ekonomi dan sosial, karena hanya terbatas pada aspek secara spasial saja.
•Hasil studi ini dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Kota Surabaya untuk melakukan pembatasan pembangunan minimarket baru di pada kawasan yang sudah terdapat minimarket pada radius yang telah ditentukan,