STUDI PERENCANAAN EMBUNG LONDO DENGAN MEMANFAATKAN ALUR SUNGAI SEBAGAI TAMPUNGAN MEMANJANG DI DESA BANYUURIP KECAMATAN KALIDAWIR KABUPATEN TULUNGAGUNG Rio Elimelekh Dima1, Runi Asmaranto2, Sebrian M. Beselly Putra2 1
Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Masalah kurangnya ketersediaan air baku yang terjadi saat ini, menimbulkan berbagai permasalahan bagi kehidupan masyarakat salah satunya pada daerah Kecamatan Kalidawir di Kabupaten Tulungagung. Oleh sebab itu, sangat diperlukan pembangunan sarana dan prasarana penyediaan air baku. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah merencanakan sebuah embung yang dapat memenuhi kebutuhan air baku. Perencanaan embung Londo terdiri dari beberapa tahap yaitu: analisis hidrologi, analisis kebutuhan air baku, analisis tampungan efektif, analisis hidrolika. analisis stabilitas konstruksi dan analisis rencana anggaran biaya konstruksi embung. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka dapat direncanakan dimensi tubuh dan pelimpah embung. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, didapatkan volume tampungan efektif embung adalah 49373,15 m3. Sedangkan hasil analisis kebutuhan air baku penduduk pada tahun 2040 yaitu sebesar 0,0168 m3/dt. Pada perencanaan embung Londo, tipe embung yang digunakan yaitu pasangan batu/ beton, dimana tubuh embung menyatu dengan bangunan pelimpah. Data teknis mengenai dimensi embung didapatkan: elevasi dasar embung berada pada elevasi +164,00; elevasi puncak embung +173,50; elevasi puncak pelimpah +170,00; tinggi pelimpah 6 m; lebar pelimpah 20 m; serta peredam energi direncanakan menggunakan kolam olakan USBR tipe III dengan panjang kolam olak 11,915 m. Berdasarkan analisis stabilitas konstruksi yang dilakukan, didapatkan angka keamanan yang memenuhi persyaratan stabilitas terhadap guling, geser dan daya dukung tanah. Rencana anggaran biaya konstruksi embung yaitu sebesar Rp 6.384.600.000,-. Kata Kunci: embung, dimensi embung, stabilitas embung, rencana anggaran biaya. ABSTRACT The lack of the availability of water supplies that occurs at this time, have a problems for the social life, such as that happened in Kalidawir district, Tulungagung regency. Because of that, indispensable construction of water supply infrastructure. The aim from this thesis is planning a reservoir to supplay the raw water. The step to planning Londo small dam is hydrological analysis, water requirements analysis, storage analysis, hydraulic analysis, stability of construction analysis and budget plan of construction. Based on the results of the analysis, it can be planned dimensions of the body and the spillway The result of this study, the small dam has volume of effective storage is 49373,15 m3. While the raw water requirements in 2040 is 0,0168 m3/dt. In this studi, the type of the small dam is stone masonry/concrete, whereby the construction small dam is fused with the spillway. The data of dam physics is obtained as follows: +164,00 for base elevation, +173,50 for peak elevation;+170,00 for peak elevation of spillway, 6 m for height of spillway; 20 m for width of spillway; and stilling basin in the design approach USBR type III with 11,915 m for length of stilling basin . Based of the stability of construction analysis, obtained the savety factor which accepted in overturning,shear and soil bearing capacity. The budget plan of Rp 6.384.600.000,-. Keywords: small dam, dimension physics of small dam, stability of small dam, budget plan
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kurangnya ketersediaan air baku menimbulkan permasalahan dalam kehidupan masyarakat, salah satunya yang terjadi pada daerah Kecamatan Kalidawir di Kabupaten Tulungagung. Hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya kebutuhan penduduk akan air baku yang tidak sejalan dengan pembangunan sarana dan prasarana penyediaan air baku. Oleh karena itu, diperlukan suatu kajian lebih lanjut dalam hal perencanaan bangunan keairan yang berfungsi sebagai tampungan, salah satunya yaitu dengan membangun embung. Maksud dari studi perencanaan ini adalah merencanakan sebuah bangunan embung yang secara teknis layak untuk dibangun, sesuai dengan tujuannya untuk memenuhi kebutuhan air baku. Tujuan dari studi ini adalah untuk mendesain embung Londo sebagai penampung air selama musim hujan dan pada musim kemarau dapat dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan air baku masyarakat sekitar embung. 2. METODE PENELITIAN 2.1 Analisis Hidrologi Analisis hidrologi adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menghitung potensi air yang ada pada daerah tertentu, agar potensi tersebut dapat dimanfaatkan dan dikembangkan, serta mengendalikan potensi air tersebut untuk kepentingan masyarakat. a. Curah Hujan Rerata Daerah Dalam perencanaan curah hujan rerata daerah pada studi ini memakai metode rata-rata hitung (arithmetic mean). Metode ini mengambil nilai ratarata hitung (arithmetic mean) pengukuran hujan di pos-pos penakar hujan dalam suatu area. Rumus tinggi rata-rata (Soemarto, 1987: 10): d
d 1 d 2 d 3 ... d n n
n
dn
i
i 1
(1)
dengan : d = curah hujan rerata daerah (mm/hari) n = jumlah titik pengamatan d1,d2,..dn = curah hujan di tiap titik pengamatan (mm/hari) b. Curah Hujan Rancanagan Pada studi ini, perhitungan curah hujan rancagan menggunakan metode Log Pearson III, dengan persamaan (Soemarto, 1987: 243): (2) log X T log X G .S dengan: XT = curah hujan rancangan dengan kala ulang T tahun logX = rata-rata logaritma dari curah hujan S = simpangan baku G = koefisien frekuensi c. Uji Kesesuaian Distribusi Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah uji frekuensi Log Pearson III dapat diterima secara statistika data atau tidak d. Debit Banjir Rancangan Dalam studi ini, perencanaan debit banjir rancangan menggunakan metode hidrodraf satuan sintetik (HSS): HSS Nakayasu Rumus dari HSS Nakayasu adalah (Triatmodjo, 2010:185):
Qp
A R0 3,6(0,3.T p T0.3 )
(3)
dengan: Qp = debit puncak banjir (m3/det) Ro = hujan satuan (mm) Tp = tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir (jam) T0,3 = waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari puncak sampai 30% dari debit puncak A = luas daerah pengaliran sampai outlet (km2) HSS Snyder Adapun rumus dari HSS Snyder adalah (Triatmodjo, 2010:178):
tp = Ct (L Lc)0,3
(4)
Qp =
(5)
T=3+
(6)
tD =
(7)
Apabila durasi hujan efektif, tr tidak sama dengan durasi standar tD, maka: tpR = tp + 0,25(tr – tD) (8) QpR = Qp
(9)
dengan: tD = durasi standar dari hujan efektif (jam) tr = durasi hujan efektif (jam) tp = waktu dari titik berat durasi hujan efektif tD ke puncak hidrograf satuan (jam) tpR = waktu dari titik berat durasi hujan tr ke puncak hidrograf satuan (jam) T = waktu dasar hidrograf satuan (hari) Qp = debit puncak untuk durasi tD QpR = debit puncak untuk durasi tr L = panjang sungai utama terhadap titik kontrol yang ditinjau (km) Lc = jarak antara titik kontrol ke titik yang terdekat dengan titik berat DAS (km) A = luas DAS (km2) Ct = koefisien yang tergantung kemiringan DAS, yang bervariasi dari 1,4 sampai 1,7 Cp = koefisien yang tergantung pada karakteristik DAS, yang bervariasi antara 0,15 sampai 0,19.
HSS Limantara Persamaan debit puncak HSS Limantara yaitu (Limantara, 2010: 175): Qp = 0,042.A0,451.L0,497.Lc0,356.S-0,131.n0,16 (10) dengan: Qp = debit puncak banjir hidrograf satuan (m3/dt/mm) A = luas DAS (km2)
L = panjang sungai utama (km) Lc = panjang sungai dari outlet sampai titik terdekat dengan titik berat DAS (km) S = kemiringan sungai utama n = koefisien kekasaran DAS 0,042 = koefisien untuk konversi satuan (m0,25/dt) 2.2 Analisis Kebutuhan Air Baku Dalam studi ini analisis kebutuhan air baku dilakukan berdasarkan ketentuan Ditjen Cipta Karya tahun 1994. Adapun proyeksi penduduk menggunakan metode eksponensial, geometrik dan aritmatik. 2.3 Analisis Ketersediaan Air Sungai Pada daerah studi tidak terdapat data debit aliran untuk melakukan analisis potensi air (debit andalan), sehingga pada studi ini debit aliran sungai dihitung dengan menggunakan data hujan dan karakteristik DAS dengan model hujanlimpasan. Model yang akan digunakan adalah F.J. Mock. 2.4 Analisis Tampungan Embung a. Kurva Kapasitas Tampungan Persamaan yang digunakan untuk menghitung volume tampungan antara interval kontur yaitu (Soedibyo, 2003: 206): A A2 S 1 (h) (11) 2 dengan: ∆S = volume tampungan (m3) A1, A2, = luasan di antara garis elevasi berurutan (m2) ∆h = perbedaan tinggi antara garis elevasi (m) b. Tampungan Sedimen Ruang sebagai tampungan sedimen perlu disediakan di kolam embung mengingat daya tampungnya kecil, walaupun daerah tadah hujan disarankan agar ditanami untuk mengendalikan erosi. Secara praktis ruang setinggi 1,00 m di atas kolam embung telah cukup menampung sedimen (Kasiro, 1994: 4.11).
2.5 Perencanaan Tubuh Embung Dalam studi ini, embung Londo direncanakan dengan menggunakan tipe pasangan batu/beton dengan tubuh embung menjadi satu dengan bangunan pelimpah. a. Tipe Ambang Pelimpah Dalam perencanaan ini digunakan pelimpah dengan bentuk standar tipe ogee (overflow), yang dikembangkan Civil Engineering Department U.S Army. Metode yang dipakai untuk menetukan bentuk penampang hilir dari titik tertinggi mercu pelimpah adalah berdasarkan lengkung Harold. b. Lebar Efektif Pelimpah Persamaan yang digunakan untuk menghitung lebar efektif pelimpah adalah (Sosrodarsono, 2002: 183): L = L’ – 2 (N . Kp + Ka) . H (12) dengan: L’ = lebar pelimpah sesungguhnya (m) N = jumlah pilar Kp = koefisien kontraksi pilar Ka = koefisien kontraksi dinding samping H = tinggi tekanan total di atas mercu (m) c. Penentuan Muka Air di Atas Pelimpah Penentuan tinggi muka air di atas ambang pelimpah digunakan rumus sebagai berikut (Chow, 1992: 345):
Q L.Yz Vz 2g z Hd Yz Vz
(13)
Maka, Q 2g z Hd Yz L.Yz
Fz
Vz g.Yz
dengan: Q L
= debit banjir rencana (m3/dt) = lebar pelimpah (m)
(14) (15)
Vz = kecepatan pada titik sejauh z (m/dt) Yz = kedalaman pada titik sejauh z (m) Z = tinggi pelimpah dihitung dari mercu pelimpah sampai dengan lereng hilir pelimpah (m) Fz = bilangan Froude pada titik sejauh z Hd = tinggi kecepatan di sebelah hulu (m). d. Peredam Energi Sebelum aliran air yang melintasi bangunan pelimpah dikembalikan lagi ke dalam sungai, maka aliran dengan kecepatan yang tinggi dalam kondisi super-kritis tersebut harus diperlambat dan dirubah pada kondisi aliran subkritis. Pada studi ini, perencanaan peredam energi menggunakan tipe kolam olakan (stilling basin type). 2.6 Analisis Stabilitas Konstruksi Dalam studi ini, analisis stabilitas dilakukan terhadap faktor keamanan sebagai berikut: a. Faktor keamanan konstruksi terhadap guling b. Faktor keamanan konstruksi terhadap geser c. Faktor keamanan konstruksi tehadap daya dukung tanah 2.7 Perhitungan Biaya Konstruksi Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dihitung berdasarkan penjumlahan dari keseluruhan jenis pekerjaan dalam pembangunan yang didapatkan dari hasil mengalikan volume tiap pekerjaan dengan harga satuan masing-masing pekerjaan. 3. ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1 Curah Hujan Rancangan Dalam pembahasan ini curah hujan rancangan dihitungan menggunakan metode Pearson III. Hasil perhitungan curah hujan rancangan metode Log Pearson III diperoleh curah hujan rancangan dengan berbagai kala ulang yang ditampilkan pada tabel 1.
3.2 Debit Banjir Rancangan Hasil perhitungan debit banjir rancagan metode HSS Nakayasu, Snyder dan Limantara ditampilkan pada tabel 2. Berdasarkan debit banjir rancangan pada tabel 2 dan tabel 3, maka untuk perencanaan embung Londo digunakan debit banjir rancangan metode HSS Nakayasu karena metode HSS Nakayasu menghasilkan kedalaman hujan (R0) yang mendekati angka 1 yaitu sebesar 0,948. Sedangkan dalam perencanaan tubuh embung digunakan debit banjir dengan kala ulang 100 tahun (Q100th). 3.3 Analisis Kebutuhan Air Baku Berdasarkan proyeksi pertumbuhan penduduk 2015 – 2040, perhitungan proyeksi penduduk yang akan diambil yaitu metode aritmatik karena memiliki angka korelasi mendekati 1 dan standar deviasi terendah. Jumlah penduduk tersebut selanjutnya dikalikan dengan kebutuhan air baku sebesar 80 liter/orang/hari. Hasil analisis kebutuhan air baku pengguna embung londo ditampilkan pada tabel 4. 3.4 Ketersediaan Air F.J. Mock Data debit bulanan yang akan dianalisa yaitu dari tahun 2005-2014 dengan periode 10 harian. Debit ini nantinya akan dijadikan input untuk simulasi embung untuk memenuhi kebutuhan air baku. Adapun hasil dari perhitungan FJ. Mock disajikan dalam gambar 1. Tabel 1. Curah Hujan Rancangan X rancangan Tr (mm) 2 94.074 5 117.772 10 133.281 25 152.826 50 167.395 100 182.005 200 196.795 1000 232.328 Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 2. Kontrol Hidrograf Satuan Kedalaman Hujan HSS (mm) Nakayasu 0.948 Snyder 3.507 Limantara 0.732 Sumber: Hasil Perhitungan Tabel 3. Debit Banjir Rancangan Kala Ulang
Debit Banjir Rancangan (m3/dt) HSS HSS HSS Nakayasu Snyder Limantara
2
86.141
75.677
69.012
5
107.677
92.553
86.233
10
121.771
104.681
97.504
25
139.533
119.893
111.707
50
152.773
131.276
122.294
100
166.050
142.677
132.911
200
179.491
154.218
143.658
1000
211.782
181.836
169.480
Sumber: Hasil Perhitungan Tabel 4. Kebutuhan Air Baku Pengguna Embung Kebutuhan Kebutuhan Tahun Air Baku Tahun Air Baku (m3/dt) (m3/dt) 2015
0.0154
2028
0.0161
2016
0.0155
2029
0.0162
2017
0.0155
2030
0.0162
2018
0.0156
2031
0.0163
2019
0.0156
2032
0.0164
2020
0.0157
2033
0.0164
2021
0.0157
2034
0.0165
2022
0.0158
2035
0.0165
2023
0.0159
2036
0.0166
2024
0.0159
2037
0.0166
2025
0.0160
2038
0.0167
2026
0.0160
2039
0.0167
2027
0.0161
2040
0.0168
Sumber: Hasil Perhitungan
Gambar 1. Hubungan Debit F.J. Mock dengan Curah Hujan Dalam Periode 10 Tahun Sumber: Hasil Perhitungan
HWL + 172.39 (Q100 th)
Puncak Pelimpah + 170.00 (NWL)
Tampungan mati + 165.00
Gambar 2. Lengkung Kapasitas dan Letak Pelimpah Embung Londo Sumber: Hasil Perhitungan 3.5 Analisis Kapasitas Tampungan Pada Embung a. Kurva Kapasitas Tampungan Analisis ini menghasilkan suatu kurva yang menunjukan hubungan antara elevasi, volume tampungan serta luas genangan di sekitar daerah perencanaaan. Kurva lengkung kapasitas ditampilkan pada gambar 2.
b. Penentuan Kapasitas Tampungan Mati Dalam studi ini, jumlah sedimentasi yang masuk ke dalam kolam embung tidak dihitung, sehingga penentuan tampungan sedimen hanya diberi ruang 1 meter dari dasar embung. Berdasarkan perencanaan tersebut maka kapasitas tampungan mati yaitu sebesar 393,15 m3 yang berada pada elevasi +165.
3.6 Perencanaan Tubuh Embung dan Pelimpah Pada perencanaan embung Londo, tipe embung yang digunakan yaitu tipe pasangan batu/beton. Tubuh embung direncanakan menyatu dengan bangunan pelimpah. Adapun denah embung dapat dilihat pada gambar 4. a. Penelusuran Banjir Dalam pembahasan ini, debit banjir rancangan yang digunakan yaitu dengan kala ulang 100 tahun (Q100th) sebesar 166,050 m3/dt. Analisa debit banjir pada penelusuran banjir menggunakan metode Iwasaki menghasilkan debit inflow dan outflow yang ditampilkan pada gambar 3. Berdasarkan perhitungan penelusuran banjir, diperoleh: Qoutflow = 155,467 m3/dt Tinggi muka air di atas pelimpah = 2,389 m Elevasi muka air banjir maksimum = + 172,39 b. Mercu Pelimpah Untuk perencanaan profil mercu pelimpah menggunakan Qoutflow maksimum pada kala ulang 100 tahun dengan: Q100th = 155,467 m3/dt L = 20 m Hd = 2,389 m
Profil pelimpah direncanakan dengan menggunakan pelimpah OGEE tipe II, dengan perhitungan sebagai berikut: X1 = 0,237 Hd = 0,57 m X2 = 0,139 Hd = 0,33 m R1 = 0,68 Hd = 1,62 m R2 = 0,21 Hd = 0,50 m Perhitungan lengkung Harold: X1,836 = 1,939 x Hd0,836 x Y Rencana kemiringan hilir = 1 : 1 Titik awal melalui gradien, misal Y’ = 1, maka: Y’ = 0,457 (X0,836) 1 = 0,457 (X0,836) X = 2,55 Dengan X = 2,55, maka: Y = 0,457 (2,550,836) = 1,389. Sehingga didapat elevasi puncak mercu berada pada (2,55;1,389). c. Profil Muka Air di Atas Pelimpah Dalam bahasan ini, perencanaan muka air di atas mercu pelimpah didesain menggunakan Q100th yaitu sebesar 155,467 m3/dt. Adapun profil muka air ditampilkan pada gambar 5. d. Peredam Energi Peredam energi menggunakan kolam olakan USBR tipe III dikarenakan memenuhi syarat yaitu: q < 18,5 m3/dt/m, V < 18 m/dt dan bilangan froude > 4,5. Gambar peredam energi ditampilkan pada gambar 6.
Gambar 3. Grafik Hubungan Inflow dan Outflow Pada Pelimpah Sumber: Hasil Perhitungan
175.00
175.00
175.00
Gambar 4. Denah Embung Londo Sumber: Hasil Perhitungan
Gambar 5. Profil Muka Air di Atas Pelimpah Sumber: Hasil Perhitungan
G IN ST I S K E
N A T A B M E J
170.00
5.00m
0.19m
0.56m
2
0.65m
1
0.30m
0.56m 0.70m
+ 162.00 0.70m
1 0.56m
0.93m
0.75m
1
3.71m 11.92m
Gambar 6. Kolam Olak USBR Tipe III Sumber: Hasil Perhitungan 3.7 Analisis Stabilitas Perhitungan daya dukung izin tanah berdasarkan data SPT yaitu sebagai berikut: 2
B 0,3 qa 12,5 N Kd B 2
0,33D B 0,3 12,5 N 1 B B 2
0,33 5,5 20,30 0,3 1 20,30 20,30
12,5 38
= 533,6759 kN/m2 = 54,4012 ton/m2 Hasil perhitungan stabilitas konstruksi yaitu sebagai berikut: Kondisi muka air normal: stabilitas terhadap guling: SF = 2,0330 > 1,5 (aman) stabilitas terhadap geser: SF = 3,8335 > 1,5 (aman) stabilitas terhadap daya dukung tanah: σ max = 6,7052 ton/m2 < 54,4012 ton/m2 (aman)
σ min = 6,1723 ton/m2 < 54,4012 ton/m2 (aman) Kondisi muka air normal dan gempa: stabilitas terhadap guling: SF = 2,0039 > 1,25 (aman) stabilitas terhadap geser: SF = 2,9486 > 1,25 (aman) stabilitas terhadap daya dukung tanah: σ max = 6,4477 ton/m2 < 54,4012 ton/m2 (aman) σ min = 6,4299 ton/m2 < 54,4012 ton/m2 (aman) Kondisi muka air banjir: stabilitas terhadap guling: SF = 1,5027 > 1,5 (aman) stabilitas terhadap geser: SF = 1,7304 > 1,5 (aman) stabilitas terhadap daya dukung tanah: σ max = 6,8473 ton/m2 < 54,4012 ton/m2 (aman) σ min = 4,2059 ton/m2 < 54,4012 ton/m2 (aman) Kondisi muka air banjir dan gempa: stabilitas terhadap guling: SF = 1,4725 > 1,25 (aman) stabilitas terhadap geser:
SF = 1,3223 > 1,25 (aman) stabilitas terhadap daya dukung tanah: σ max = 7,4705 ton/m2 < 54,4012 ton/m2 (aman) σ min = 3,5826 ton/m2 < 54,4012 ton/m2 (aman) 3.8 Analisis Rencana Anggaran Biaya Dalam perencanaan ini, analisa biaya dititik beratkan pada perhitungan yang meliputi perhitungan pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah dan pekerjaan pasangan. Adapun hasil perhitungan rencana anggaran biaya konstruksi embung Londo yaitu sebesar Rp 6.384.600.000,4.
KESIMPULAN Dari analisis yang telah dilakukan, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut: a. Kebutuhan air baku pada tahun 2040 dengan jumlah penduduk 18142 jiwa yaitu sebesar 0,0168 m3/dt. b. Volume tampungan efektif embung Londo adalah 49373,15 m3, dengan tampungan total sebesar 49766,30 m3 dan tampungan mati sebesar 393,15 m3 c. Tubuh embung direncanakan dengan tipe pasangan batu/beton, dengan desain tubuh embung menjadi satu dengan pelimpah. Dimensi embung Londo yaitu sebagai berikut: Elevasi puncak embung = + 173,50 Elevasi dasar embung = + 164,00 Elevasi puncak pelimpah= + 170,00 Tinggi pelimpah = 6 m Lebar pelimpah = 20 m Peredam energi menggunakan kolam olakan USBR tipe III dengan panjang kolam olakan sebesar 11,915 m d. Berdasarkan hasil analisis stabilitas yang dilakukan didapatkan angka keamanan memenuhi persyaratan stabilitas terhadap guling, geser dan daya dukung tanah e. Rencana anggaran biaya konstruksi embung Londo yaitu sebesar Rp 6.384.600.000,-
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2013. Standar Perencanaan Irigasi, Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan Utama KP-02. Jakarta: kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Direktorat Irigasi dan Rawa Asdak, C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Craig, R.F. 1989. Mekanika Tanah. Jakarta: Erlangga Hadisusanto, N. 2010. Aplikasi Hidrologi. Yogyakarta: Mediautama Hardiyatmo, H. C. 2010. Mekanika Tanah 2. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Harto, Sri.1993. Analisis Hidrologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum. Ibrahim, Bachtiar. 2012. Rencana Dan Estimate Real Of Cost. Jakarta: Bumi Aksara Kasiro, Ibnu, Adidarma, W., Rusli, B.S., Nugroho, CL. & Sunarto. 1994. Pedoman Kriteria desain Embung Kecil Untuk Daerah Semi Kering di Indonesia. Bandung: Departemen Pekerjaan Umum. Limantara, Lily Montarcih. 2010. Hidrologi Terapan. Malang: CV. Citra Malang Linsley, Ray K. dan Yoseph B. Franzini. 1985. Teknik Sumber Daya Air. Jilid 1. Jakarta: Erlangga McMahon, T.A. & Mein, R.G. 1978. Reservoir Capacity and Yield. Amsterdam : Elsevier Scientific Publishing Company Muliakusumah, Sutarsih. 2000. Proyeksi Penduduk. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI Prastumi & Masrevaniah, Aniek. 2008. Bangunan Air. Surabaya: Srikandi
Soedibyo, 1993. Teknik Bendungan. Jakarta: PT Pradnya Paramita. Soemarto, CD. 1987. Hidrologi Teknik. Surabaya: Usaha Nasional. Soewarno, 1995. Hidrologi-Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data. Bandung: Nova. Sosrodarsono, Suyono & Kensaku Takeda, 2002. Bendungan Tipe Urugan. Jakarta: PT Pradnya Paramita. Sosrodarsono, Suyono & Kensaku Takeda, 1993. Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta: PT Pradnya Paramita. Sosrodarsono, Suyono & Kensaku Takeda, 1984. Mekanika Tanah & Teknik Pondasi. Jakarta: PT Pradnya Paramita. Subarkah, Imam. 1980. Hidrologi : Untuk Perencanaan Bangunan Air. Bandung: Idea Dharma Triatmodjo, Bambang. 2010. Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset Widiasanti, Irika & Lenggogeni. 2014. Manajemen Konstruksi. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset