TUGAS AKHIR – RC14 – 1501
STUDI
PERBANDINGAN
ANALISIS
RESPON
SPEKTRA DAN TIME HISTORY UNTUK DESAIN GEDUNG
DILLA AYU LAILA NURUL BAYYINAH NRP. 3114 106 003
Dosen Pembimbing Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2017
TUGAS AKHIR – RC14 – 1501
STUDI PERBANDINGAN ANALISIS RESPON SPEKTRA DAN TIME HISTORY UNTUK DESAIN GEDUNG
DILLA AYU LAILA NURUL BAYYINAH NRP. 3114 106 003
Dosen Pembimbing Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2017
FINAL PROJECT – RC14 – 1501
COMPARATIVE
STUDY
OF
RESPONSE
SPECTRA
ANALYSIS AND TIME HISTORY FOR BUILDING DESIGN
DILLA AYU LAILA NURUL BAYYINAH NRP. 3114 106 003
Supervisor Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
CIVIL ENGINEERING DEPARTEMENT Faculty of Civil Engineering and Planning Institute of Technology Sepuluh Nopember Surabaya 2017
STT}I}I TEBBAI{DINGA}I
SPEKTRA
ANALI$S RESPON
"%_1f*rrIIN?tlKrlEsArN TUGAS AKHIR
Diajuka* Uatuk Mesrenuhi Salah Sctu Slaxat Memperoleh Gelar Sarjaoa Teknik eada Program Stadi S-1 tiatas Jalur Ju*san Tehft Sipil Fa3uttas Teknik Sipil Das Psensnaan
Instik* Tek*ologi Sepukh Nopmber Oleh:
DIIJ"A AYU I"&IT,A I\TBRI}L BAYYINAE 1r4106S3
STTRABAYA
JANtiARr,2Sl7
ii
i STUDI PERBANDINGAN ANALISIS RESPON SPEKTRA DAN TIME HISTORY UNTUK DESAIN GEDUNG Nama Mahasiswa NRP Jurusan Dosen Pembimbing
: Dilla Ayu Laila Nurul Bayyinah : 3114106003 : Teknik Sipil FTSP-ITS : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
Abstrak Untuk memperhitungkan pengaruh gaya lateral akibat gempa terhadap struktur bangunan biasanya dihitung dengan 2 (dua) pendekatan, yaitu analisis statik (statik ekivalen), analisis dinamik (respon spektra dan time history). Pengaruh gempa rencana pada struktur bertingkat banyak dengan ketinggian lebih dari 10 tingkat atau 40 m harus ditinjau sebagai pengaruh beban dinamik dan analisisnya harus didasarkan pada analisis dinamis (SNI 1726 2012). Saat ini banyak studi yang membahas tentang analisis linier spektra. Pada tugas akhir ini, akan dibandingkan analisis linier respon spektra dan linier time history. Gedung didesain dengan analisis respon spektra kemudian desain tersebut dievaluasi dengan analisis linier time history. Data gempa untuk time history menggunakan 3 (tiga) rekaman gempa yaitu gempa Kobe (Jepang, 1995), Imperial Valley (California, 1979) dan Tabas (Iran, 1978). Dari ketiga data gempa tersebut diambil yang nilai terbesar. Hasil studi menunjukkan adanya perbedaan antara kedua analisis tersebut. Nilai base shear respon spektra lebih besar dibandingkan analisis linier time history. Presentase penurunan nilai base shear dari 3 (tiga) gempa dengan analisis linier time history terhadap respon spektra yaitu sebesar 4,69 % Kobe - x ; 11,32% Kobe -y; 62,4 % Imperial Valley - x ; 83,046 % Imperial Valley - y; 8,1 % Tabas -x dan 12,1 % Tabas - y. Hasil simpangan dengan respon spektra aman terhadap iii
simpangan ijin, kemudian dievaluasi dengan analisis linier time history masih dalam kategori aman tapi pada simpangan arah x, gempa imperial valley melebihi simpangan respon spektra dan arah y di beberapa lantai melebihi respon spektra. Data simpangan menunjukkan bahwa gempa imperial valley menyebabkan simpangan terbesar dari ketiga gempa yang ditinjau. Hasil desain dituangkan dalam gambar. Kata Kunci— gempa dinamik, desain gedung, respon spektra, linier time history.
iv
COMPARATIVE STUDY OF RESPONSE SPECTRA ANALYSIS AND TIME HISTORY FOR BUILDING DESIGN Name NRP Department Supervisor
: Dilla Ayu Laila Nurul Bayyinah : 3114106003 : Civil Engineering : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
Abstract To account for the effect of lateral forces caused by the earthquake to building structures is usually calculated by 2 (two) approaches, such as static analysis (static equivalent) and dynamic analysis (spectral response and time history). The influence of the earthquake plan on multistory structures with a height of more than 10 or 40 m levels should be reviewed as the influence of dynamic loads and analysis should be based on dynamic analysis (SNI 1726 2012). Nowadays, many studies that discuss the linear analysis of spectra. In this final project, will be discussed about comparison between the linear response spectra analysis and linear time history. The building designed by response spectra analysis are evaluated by linear time history analysis. Seismic data for time history using three (3) copies of earthquake that the Kobe earthquake (Japan, 1995), Imperial Valley (California, 1979) and Tabas (Iran, 1978). By the three seismic data, was taken the greatest value. The study shows the differences between the analysis. The value based on shear is greater than the spectral response of linear time history analysis. The percentage reduction in base shear value of three (3) an earthquake with a linear time history analysis of the spectral response that is equal to 4,69 % Kobe - x ; 11,32% Kobe -y; 62,4 % Imperial Valley - x ; 83,046 % Imperial Valley - y; 8,1 % Tabas -x dan 12,1 % Tabas - y. The results deviated with the response spectra permits secure against v
deviation, then evaluated by linear time history analysis is still in the safe category but the deviation direction - x, earthquake imperial valley deviation exceeds the response spectra and the y direction on several floors exceeds the response spectra. Data shows that the deviation of the imperial valley earthquake caused the largest deviation from the third quake reviewed. Keywords : the earthquake dynamics, the design of the building, the response spectra, linear time history.
vi
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia serta hidayah – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan tepat waktu. Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik. Penyusunan Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan analisis gempa respon spektra dan linier time history untuk mendesain gedung. Dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini, penulis mendapatkan banyak ilmu, bantuan, bimbingan dan motivasi, baik berupa moral maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Giyono, Ibu Siti Fadhlila dan Muhammad Angga Aji Bagus Pangestu, selaku keluarga penulis yang telah membantu dan memberikan semangat tak henti-hentinya kepada penulis. 2. Bapak Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan ilmu dan waktu nya dalam penyusunan tugas akhir ini sehingga dapat selesai tepat waktu. 3. Bapak Tri Joko Wahyu Adi, S.T., M.T., Ph.D., selaku ketua jurusan teknik sipil - FTSP ITS. 4. Bapak Cahyono Bintang Nurcahyo, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing akademik. 5. Bapak Ir. Heppy Kristijanto, MS., Bapak Ir. Isdarmanu, M.Sc., dan Ibu Dr. Eng. Januarti Jaya Ekaputri, S.T. M.T., selaku dosen penguji yang memberikan banyak masukan sehingga tugas akhir ini menjadi lebih baik. 6. Teman-teman lintas jalur PNJ-ITS yaitu Faizah aka Faedah, Ingky aka Mpok, Sarah aka Sarbool, Farah vii
aka Princess, Rahma aka Nagita aka Wati, Mutia aka Mutbool, Kak Rio aka Kakak Pertama, Kak Angga aka Raffi Ahmad aka Kakak Kedua, Tegar, Rifanli aka Pangeran Oren, Seno aka Bosque aka Mr. GAS, Ryan aka Uwa, Taufik aka Opik, Rizky dan Ali yang telah menjadi keluarga kedua untuk penulis dan penyemangat dalam suka duka. 7. Teman-teman Lintas Jalur Genap 2014. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih memiliki banyak kekurangan. Penulis juga memohon maaf atas segala kekurangan yang ada dalam penulisan tugas akhir ini. Akhirnya penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi mahasiswa/i Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya, 20 Januari 2017
Penulis
viii
DAFTAR ISI HALAMAN MUKA .................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN ...................................................... ii ABSTRAK .............................................................................. iii ABSTRACT .............................................................................. v KATA PENGANTAR ............................................................ vii DAFTAR ISI ............................................................................ ix DAFTAR GAMBAR .............................................................. xii DAFTAR TABEL .................................................................. xiv DAFTAR INDEKS ................................................................ xvi BAB I PENDAHULUAN ......................................................... 1 1.1 Latar Belakang ........................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ................................................... 2 1.2.1 Permasalahan Utama ................................... 2 1.2.2 Detail Permasalahan .................................... 2 1.3 Tujuan ........................................................................ 2 1.3.1 Tujuan Utama .............................................. 2 1.3.2 Detail Tujuan ............................................... 2 1.4 Pembatasan Masalah .................................................. 3 1.5 Manfaat ...................................................................... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................. 5 2.1 Umum ........................................................................ 5 2.2 Gempa Bumi .............................................................. 5 2.3 Sejarah Gempa di Indonesia ....................................... 7 ix
2.4 Analisis Gempa .......................................................... 9 2.4.1 Respon Spektra ............................................ 9 2.4.2 Analisis Riwayat Waktu (Time History) ... 13 2.5 Analisis Elastis ......................................................... 18 2.6 Beton Bertulang ....................................................... 18 2.6.1 Lentur pada Balok ..................................... 18 2.7 Kontrol Desain ......................................................... 22 BAB III METODOLOGI ...................................................... 23 3.1 Skema Penelitian ...................................................... 23 3.2 Pengumpulan Data ................................................... 24 3.3 Pemodelan Struktur 3D dan Pembebanan ................ 25 3.4 Analisis Struktur ...................................................... 30 3.5 Kontrol Desain ......................................................... 30 3.6 Analisis Riwayat Waktu (Time History) .................. 30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................ 33 4.1 Data Bangunan ......................................................... 33 4.2 Pemodelan Struktur .................................................. 37 4.3 Pembebanan ............................................................. 37 4.3.1 Kombinasi Pembebanan ............................ 38 4.3.2 Perhitungan Beban Struktur Utama ........... 39 4.3.3 Perhitungan Beban Tangga ....................... 41 4.4 Analisis Gempa ........................................................ 45 4.4.1 Respon Spektra .......................................... 45 4.4.2 Time History ............................................ 101
x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................... 153 5.1 Kesimpulan ............................................................ 153 5.2 Saran ...................................................................... 154 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BIODATA PENULIS
xi
DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Lokasi Pertemuan Lempeng Aktif Dunia .............. 7 Gambar 2. 2 Bentuk Spektrum Respons .................................... 9 Gambar 2. 3 Sistem Berderajat-Kebebasan-Tunggal yang ....... 10 Gambar 2. 4 Sistem Berderajat-Kebebasan-Tunggal yang ..... 11 Gambar 2. 5(a) Spektrum respon perpindahan; (b) Spektrum . 11 Gambar 2. 6 Spektrum Respons Gabungan Perpindahan, ....... 12 Gambar 2. 7 Ketentuan Penggambaran Grafik Respon ........... 13 Gambar 2. 8 Balok Sederhana dengan Kegagalan Lentur ........ 19 Gambar 2. 9 Distribusi Tegangan dan Regangan Melintas ..... 19 Gambar 2. 10 Distribusi Tegangan dan Regangan Melintas ... 19 Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian........................................23 Gambar 3. 2 Denah Lantai Basement dan Dasar ..................... 24 Gambar 3. 3 Denah Lantai 1 - 12 Tipikal ................................... 25 Gambar 4. 1 Denah Rencana Penempatan Shearwall.............33 Gambar 4. 2 Denah Rencana Penempatan Shearwall - ............ 33 Gambar 4. 3 Pemodelan 3D Student Castle ............................... 37 Gambar 4. 4 Ukuran dan Dimensi Tangga ................................. 43 Gambar 4. 5 Ukuran dan Dimensi Tangga ................................. 44 Gambar 4. 6 Respon Spektra Desain ........................................... 51 Gambar 4. 7 Lokasi Peninjauan Balok Primer B1LT1-2 .......... 67 Gambar 4. 8Momen Envelope Balok Primer B1LT1-2 As ....... 67 Gambar 4. 9 Rencana Penulangan Balok Primer B1LT1 ......... 84 Gambar 4. 10 Tinjauan Perencanaan Kolom .............................. 84 Gambar 4. 11 Konfigurasi Tulangan Longitudinal ................... 86 Gambar 4. 12 P-M Diagram Interaksi Kolom Bawah AS C-D 87 Gambar 4. 13 P-M Diagram Interaksi Kolom Atas AS C-D ... 87 Gambar 4. 14 Ilustrasi Kuat Momen yang Bertemu di HBK ... 92 Gambar 4. 15 Detail Penulangan Kolom As 2F ......................... 94 Gambar 4. 16 Denah Penempatan Shearwall ............................. 95 Gambar 4. 17 Daigram Interaksi Aksial dan Momen ............. 100 Gambar 4. 18 Ground Motion Gempa Kobe - X ..................... 102 Gambar 4. 19 Ground Motion Gempa Kobe - Y ..................... 102 Gambar 4. 20 Ground Motion Gempa Imperial Valley - X .. 102 Gambar 4. 21 Ground Motion Gempa Imperial Valley - Y ... 103
xii
Gambar 4. 22 Ground Motion Gempa Tabas - X .................... 103 Gambar 4. 23 Ground Motion Gempa Tabas - Y .................... 103 Gambar 4. 24 Tahap 1 SeismoSignal ......................................... 104 Gambar 4. 25 Tahap 2 SeismoSignal ......................................... 105 Gambar 4. 26 Tahap 3 SeismoSignal ......................................... 105 Gambar 4. 27 Tahap 4 SeismoSignal ......................................... 106 Gambar 4. 28 Batasan Penskalaan Gempa Rencana Kobe -... 132 Gambar 4. 29 Batasan Penskalaan Gempa Rencana Kobe ..... 132 Gambar 4. 30 Batasan Penskalaan Gempa Rencana Imperia . 133 Gambar 4. 31 Batasan Penskalaan Gempa Rencana Imperi .. 133 Gambar 4. 32 Batasan Penskalaan Gempa Rencana Tabas ... 134 Gambar 4. 33 Batasan Penskalaan Gempa Rencana Tabas ... 134 Gambar 4. 34 Base Shear vs Time Kobe - X ............................ 135 Gambar 4. 35 Base Shear vs Time Kobe - Y ............................ 135 Gambar 4. 36 Base Shear vs Time Imperial Valley - X .......... 136 Gambar 4. 37 Base Shear vs Time Imperial Valley - Y .......... 136 Gambar 4. 38 Base Shear vs Time Tabas - X ........................... 137 Gambar 4. 39 Base Shear vs Time Tabas - Y ........................... 137 Gambar 4. 40 Perbandingan Nilai Base Shear ......................... 138 Gambar 4. 41 Acceleration vs Time Kobe - X ......................... 139 Gambar 4. 42 Acceleration vs Time Imperial Valley - X ....... 139 Gambar 4. 43 Acceleration vs Time Tabas - X ........................ 140 Gambar 4. 44 Acceleration vs Time Kobe - Y ......................... 140 Gambar 4. 45 Acceleration vs Time Imperial Valley - Y ....... 141 Gambar 4. 46 Acceleration vs Time Tabas - Y ........................ 141 Gambar 4. 47 Perbandingan Simpangan Maksimum Resp .... 148 Gambar 4. 48 Perbandingan Simpangan Maksimum Resp .... 148 Gambar 4. 49 Velocity vs Time Kobe - X ................................. 149 Gambar 4. 50 Velocity vs Time Imperial Valley - X ............... 150 Gambar 4. 51 Velocity vs Time Tabas - X ................................ 150 Gambar 4. 52 Velocity vs Time Kobe - Y ................................. 150 Gambar 4. 53 Velocity vs Time Imperial Valley - Y ............... 151 Gambar 4. 54 Velocity vs Time Tabas - Y ................................ 151
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 2. 2 Frekuensi Terjadinya Gempa Seluruh Dunia ............ 8 Tabel 2. 3 Gempa Besar di Dunia sejak Tahun 1900 ................. 8 Tabel 2. 3 Data Ground Motion ............................................... 16 Tabel 4. 1 Dimensi Balok Melintang ....................................... 35 Tabel 4. 2 Dimensi Balok Memanjang .................................... 36 Tabel 4. 3 Dimensi Kolom ....................................................... 36 Tabel 4. 4 Perhitungan N SPT Bor Hole I ............................... 47 Tabel 4. 5 Perhitungan N SPT Bor Hole II .............................. 47 Tabel 4. 6 Perhitungan N SPT Bor Hole III ............................ 48 Tabel 4. 7 Respon Spektra Desain ........................................... 50 Tabel 4. 8 Rekapitulasi Beban Tiap Lantai .............................. 59 Tabel 4. 9 Nilai Gempa Tiap Lantai ........................................ 60 Tabel 4. 10 Nilai Base Shear Dinamik ................................... 62 Tabel 4. 11 Partisipasi Ragam Terdistribusi ............................ 63 Tabel 4. 12 Kontrol Simpangan Akibat Beban Gempa Arah .. 64 Tabel 4. 13 Kontrol Simpangan Akibat Beban Gempa Arah .. 65 Tabel 4. 14 Joint Reaction SW dan Rangka ............................ 66 Tabel 4. 15 Rekapitulasi Tulangan Melintang ......................... 72 Tabel 4. 16 Rekapitulasi Tulangan Memanjang ...................... 73 Tabel 4. 17 Rekapitulasi Tulangan Memanjang Tiap Lantai ... 74 Tabel 4. 18 Rekapitulasi Tulangan Melintang Tiap Lantai ..... 74 Tabel 4. 19 Gaya Geser Desain ............................................... 77 Tabel 4. 20 Rekapitulasi Penulangan Geser (Sengkang) ......... 82 Tabel 4. 21 Rekapitulasi Penulangan Geser (Sengkang) ......... 82 Tabel 4. 22 Rekapitulasi Penulangan Geser (Sengkang) ......... 82 Tabel 4. 23 Rekapitulasi Penulangan Geser (Sengkang) ......... 82 Tabel 4. 24 Rekapitulasi Gaya Kolom Hasil Analisis ............. 85 Tabel 4. 25 Rekapitulasi Penulangan Kolom........................... 93 Tabel 4. 26 Rekapitulasi Penulangan Geser (Sengkang) ......... 94 Tabel 4. 27 Beban yang dipikul Shearwall Lt.1 ...................... 96 Tabel 4. 28 Gaya Dalam Shearwall ......................................... 99 Tabel 4. 29 Respon Gempa Kobe Unscaled - X .................... 107 Tabel 4. 30 Respon Gempa Kobe Unscaled - Y .................... 110 Tabel 4. 31 Respon SNI 1726 2012 ....................................... 114
xiv
Tabel 4. 32 Perhitungan Scale Factor Gempa Kobe - X ....... 118 Tabel 4. 33 Perhitungan Scale Factor Gempa Kobe - Y ........ 121 Tabel 4. 34 Respon Gempa Kobe Scaled - X ........................ 124 Tabel 4. 35 Respon Gempa Kobe Scaled - Y ........................ 128 Tabel 4. 36 Perbandingan Nilai Base Shear .......................... 138 Tabel 4. 37 Simpangan Gempa Kobe-X ................................ 142 Tabel 4. 38 Simpangan Gempa Kobe - Y .............................. 143 Tabel 4. 39Simpangan Gempa Imperial Valley - X .............. 144 Tabel 4. 40 Simpangan Gempa Imperial Valley - Y ............. 145 Tabel 4. 41 Simpangan GempaTabas - X .............................. 146 Tabel 4. 42 Simpangan Gempa Tabas - Y ............................. 147
xv
DAFTAR INDEKS acceleration, 10, 13, 141 displacement, 13 elastic/inelastic response spectra, 105 ground motion, 10 magnitude, 7, 101 MCER, 15, 48 Pseudo-Acceleration, 105, 107, 109, 110, 112, 124, 126, 128, 130 respon spektra, iv, vii, 1, 2, 3, 5, 11, 12, 23, 31, 45, 135, 149, 153 scale factor, 106, 134 SeismoSignal, xii, 104, 105, 106 SRSS, 15, 104 The Pasific Earthquake Engineering Research, 30 time history, iv, v, vii, 1, 2, 3, 5, 13, 15, 23, 31, 38, 45, 101, 134, 135, 148, 153 tripartite, 11 velocity, 10, 13, 151
xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Gempa bumi adalah suatu gerakan tiba-tiba yang terjadi dipermukaan bumi akibat adanya energi dalam bumi yang menciptakan gelombang kesegala arah. Gempa yang sampai di permukaan tanah dapat berpengaruh terhadap bangunan yang ada diatasnya, sehingga perlu diamankan. Untuk mengamankan bangunan tersebut, bangunan harus didesain sebagai bangunan tahan gempa yang direncanakan sesuai dengan peraturan gempa yang ada. Untuk memperhitungkan pengaruh gaya lateral akibat gempa terhadap struktur bangunan biasanya dihitung dengan 2 (dua) pendekatan, yaitu analisis statik (statik ekivalen), analisis dinamik (respon spektra atau time history). Pengaruh gempa rencana pada struktur bertingkat banyak dengan ketinggian lebih dari 10 tingkat atau 40 m harus ditinjau sebagai pengaruh beban dinamik dan analisisnya harus didasarkan pada analisis dinamis (SNI 1726 2012), karena itu penulis mencoba membandingkan analisis gempa dinamik respon spektra dengan time history untuk mengetahui seberapa besar perbedaannya. Penulis mencoba mendesain gedung dengan menggunakan analisis respon spektra kemudian hasil desain dievaluasi dengan menggunakan analisis linier time history kemudian dibandingkan perbedaan gaya geser (base shear) dan simpangan tiap lantainya. Pemodelan menggunakan bangunan yang diletakkan di kota Padang sebagai wilayah gempa tinggi. Studi ini sangat dibutuhkan karena dapat menentukan perbedaan dari kedua
metoda analisis dan dapat mengetahui seberapa besar perbedaan dari kedua analisis tersebut.
1
2 1.2
Perumusan Masalah
1.2.1 Permasalahan Utama Permasalahan utama dalam studi ini adalah apa yang membedakan mendesain gedung dengan analisis respon spektra dan time history? 1.2.2
Detail Permasalahan Adapun detail permasalahan pada studi ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana cara mendesain gedung dengan menggunakan analisis gempa respon spektra ? 2. Berapakah gaya geser yang terjadi terhadap bangunan yang dianalisis dengan respon spektra dan time history? 3. Berapakah simpangan yang terjadi terhadap bangunan yang dianalisis dengan respon spektra dan time history? 1.3
Tujuan
1.3.1 Tujuan Utama Tujuan utama studi ini adalah untuk mengetahui perbedaan analisis gempa secara dinamik respon spektra dan time history. 1.3.2
Detail Tujuan
Adapun detail tujuan dari studi ini adalah sebagai berikut : 1. Mampu mendesain gedung dengan menggunakan analisis gempa respon spektra. 2. Mampu mengetahui gaya geser yang terjadi terhadap bangunan yang dianalisis dengan respon spektra dan time history.
3 3. Mampu mengetahui simpangan yang terjadi terhadap bangunan yang dianalisis dengan respon spektra dan time history. 1.4
Pembatasan Masalah
Studi ini dibatasi oleh beberapa hal, antara lain : 1. Tidak menghitung struktur sekunder dan pondasi. 2. Analisis ini tidak meninjau biaya, managemen proyek, dan segi arsitektural. 3. Catatan riwayat waktu gempa yang ditinjau menggunakan time history Kobe (Taiwan) , Imperial Valley (California) dan Tabas (Iran). 1.5 Manfaat Studi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi akademisi dan praktisi industri konstruksi mengingat pentingnya peraturan gempa untuk mendesain bangunan tahan gempa.
4
" Halaman ini sengaja dikosongkan"
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Umum Dalam merancang bangunan gedung, gempa rencana harus diperhitungkan. Hal ini bertujuan untuk mengamankan struktur dari gempa. Akibat dari pengaruh gempa rencana, struktur harus tetap berdiri walaupun sudah berada diambang keruntuhan. Pengaruh gempa rencana pada bangunan direspresentasikan sebagai gaya geser dasar V yang bekerja pada dasar bangunan yang akan didistribusikan secara vertikal sepanjang ketinggian struktur sebagai gaya horizontal tingkat Fi (SNI 1726 2012). Analisis gaya gempa dinamis merupakan metode yang paling mendekati untuk meramalkan respons struktur akibat gempa. Pada studi ini akan didesain gedung dengan menggunakan analisis respon spektra kemudian hasil desain dievaluasi dengan menggunakan analisis linier time history kemudian dibandingkan perbedaan gaya geser (base shear) dan simpangan tiap lantainya. Pemodelan menggunakan bangunan yang diletakkan di kota Padang sebagai wilayah gempa tinggi. Studi ini sangat dibutuhkan karena dapat menentukan perbedaan dari kedua metoda analisis dan dapat mengetahui seberapa besar perbedaan dari kedua analisis tersebut. 2.2
Gempa Bumi
Gempa bumi adalah goncangan atau getaran yang disebabkan oleh pergerakan lempeng (kerak bumi). Gempa bumi adalah suatu gerakan tiba-tiba atau suatu rentetan gerakan tibatiba dari tanah dan bersifat transient yang berasal dari suatu daerah terbatas dan menyebar dari titik tersebut ke segala arah (M.T. 5
6
Zein). Gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu semakin mencapai kondisi dimana sudah tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan, pada saat itu gempa bumi terjadi. Indonesia merupakan negara yang tingkat seimsiknya tinggi, karena terletak pada 3 (tiga) pertemuan lempeng aktif utama dunia yatu lempeng Indo – Australia, Eurasia dan Pasifik dapat dilihat pada Gambar 2.1. Ada 3 ( tiga ) busur pulau yang mengakibatkan keadaan tersebut, yaitu : 1. Busur Indonesia Panjang 4000 km, arah sejajar dengan pantai barat pulau Sumatera, pantai selatan pulau Jawa sampai ke sepanjang pulau Timor. Dibagian Sumatera, diperkirakan dalamnya sumber gempa tidak melampaui 100 km, sedang di bagian Sumatera, diperkirakan dalamnya sumber gempa yang dalamnya lebih dari 600 km. 2. Tapal Batas Benua Indonesia Mengikuti potongan lempeng Pasifik dan lempeng India ke arah timur dari semenanjung Berau sampai Irian Jaya. Sistim tektonis ini aktif sekali, tetapi lokasinya dalam sekali, sehingga pengaruhnya tidak berarti. 3. Busur Philipina Tapal batas tektonis ini aktif sekali. Gempa-gempa yang berhubungan dengan tapal batas philipina ini (dibawah Mindano misalnya) dapat menyebabkan efek gempa yang berarti di wilayah Indonesia.
7
Gambar 2. 1 Lokasi Pertemuan Lempeng Aktif Dunia
2.3
Sejarah Gempa di Indonesia
Dari posisi geografis, Indonesia termasuk negara yang sering terjadi gempa. Data menunjukan bahwa akibat gempa bumi banyak menelan korban jiwa. Seperti gempa pada 26 Agustus 1883 di Pulau Jawa menelan sebanyak 36.000 korban, 19 Agustus 1977 di Sumbawa sebanyak 100, 26 Desember 2004 di Sumatera sebanyak 187.000, 12 September 2007 di Sumatera sebanyak 187.000 korban. Dari data tersebut menunjukkan bahwa Indonesia memang perlu perhatian khusus terkait gempa. Kekuatan gempa yang terjadi dapat dilihat dari besar magnitude. Semakin besar maka semakit kuat. Pada Tabel 2.1 adalah kisaran besar magnitude yang dapat dijadikan acuan seberapa kuat gempa. Gempa dengan kekuatan kecil jika mempunyai magnitude kurang dari 4, kekuatan sedang mempunyai magnitude antara 4 – 6, dan kekuatan besar mempunyai magnitude lebih besardari 7,5. Berdasarkan magnitude, data menunjukan bahawa Indonesia termasuk negara yang mempunyai kekuatan gempa yang cukup tinggi. Menurut data dari U.S Geology Survey yang
8 meneliti gempa besar di dunia sejak tahun 1990, Indonesia masuk dalam urutan 3, 7 dan 11. Tabel 2. 1 Frekuensi Terjadinya Gempa Seluruh Dunia Berdasarkan Pengamatan Sejak Kategori
Magnitude
Great Major Strong Moderate Light Minor Very Minor Barely Perceptible
8 – higher 7 – 7,9 6 – 6,9 5 – 5,9 4 – 4,9 3 – 3,9 2–3 1–2
Banyak Gempa / Thn 1 18 120 800 6.200 49.000 365.000 17.885.000
Tabel 2. 2 Gempa Besar di Dunia sejak Tahun 1900
Peringk at 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Lokasi
Waktu
Magnitude
Chile Prince Willam Sound, Alaska Northern Sumatera, Indo Kamchatka, Russia Off Ecuador Coast Rat Island, Alaska Northern Sumatera, Indo Andreanof Islands, Alaska Assam – Tibet Kuril Islands, Russia
May22, 1960 March 28, 1964
9,5 9,2
Dec 26, 2004
9,1
Nov 4, 1952 Jan 31, 1906 Feb4, 1965 March 28, 2005
9 8.8 8.7 8.6
March 9, 1957
8.6
August 15, 1950 Oct 13, 1963
8.6 8.5
9 2.4
Analisis Gempa
2.4.1
Respon Spektra
Grafik response spectra (spektrum respons) merupakan hasil plot nilai tanggapan/respons maksimum (lendutan, kecepatan, percepatan dsb) terhadap fungsi beban tertentu untuk semua sistem derajat kebebasan tunggal yang memungkinkan. Absis dari grafik tersebut berupa frekuensi (atau periode / waktu) dan ordinat berupa nilai respons maksimum. Plot dari tipe ini ditunjukkan pada gambar 2.2 dimana bangunan yang dibebani atau dipengaruhi perpindahan tanah yang dinyatakan sebagai fungsi y s (t ) . Lengkung atau kurva spektrum respons pada gambar 2.3 memperlihatkan perpindahan relatif maksimum dari massa m terhadap perpindahan penyokong dari suatu sistem berderajat-kebebasan-tunggal. Jadi untuk menentukan respons dari suatu grafik spektrum untuk suatu pengaruh tertentu, kita hanya perlu untuk mengetahui frekuensi natural dari sistem itu (Paz, 1985).
Gambar 2. 2 Bentuk Spektrum Respons
10
Gambar 2. 3 Sistem Berderajat-Kebebasan-Tunggal yang Dipengaruhi Pergerakan Tanah
Ada 3 (tiga) jenis respon spektrum yaitu : 1. Spektrum respon perpindahan (deformatian response spectrum) Spektrum respon perpindahan μo plot perpindahan terhadap waktu getar alami Tn untuk ξn tertentu. 2. Spektrum respons kecepatan semu (pseudo-velocity response spectrum) Spektrum respon kecepatan semu úo adalah plot kecepatan terhadap waktu getar alami Tn untuk ξn tertentu. 3. Spektrum respons percepatan semu (pseudo-acceleration responsed spectrum) Spektrum respons percepatan semu üo adalah plot percepatan terhadap waktu getar alami Tn untuk ξn tertentu. Absis dari spektrum adalah waktu getar alami dari sistem dan ordinat dalah respons maksimum. Ketiga jenis spektrum respons dapat dilihat pada gambar 2.5 (a) (b) dan (c) dengan rekaman tanah (ground motion) pada gambar 2.4.
11
Gambar 2. 4 Sistem Berderajat-Kebebasan-Tunggal yang Dipengaruhi Pergerakan Tanah
Gambar 2. 5(a) Spektrum respon perpindahan; (b) Spektrum respon percepatan semu; (c) Spektrum response kecepatan semu
Ketiga respon spektra tersebut dapat secara simultan diplot kedalam sebuah grafik skala log dengan 3 (tiga) sumbu yang disebut tripartite (dikembangkan oleh Newmark). Dimana sumbu horizontal dapat berupa periode atau frekuensi, sumbu vertikal berupa respons kecepatan dan dua buah sumbu diagonal yang merupakan respon percepatan dan perpindahan. Contoh tripartite dapat dilihat pada gambar 2. 6.
12
Gambar 2. 6 Spektrum Respons Gabungan Perpindahan, Kecepata, Semu, dan Percepatan Semu untuk Pergerakan Tanah akibat Gempa El-Centro; ξ = 0,2,5,10 dan 20%
Untuk struktur gedung yang tidak beraturan, menurut pengaruh gempa rencana terhadap struktur gedung tersebut harus ditentukan melalui analisis respons dinamik 3 (tiga) dimensi. Dalam pasal 7.9.2 bahwa struktur yang tidak beraturan dapat dilakukan dengan metoda analisis ragam spektrum respons (response spectrum) atau respon spektra (BSN, 2012). Beberapa faktor pertimbangan untuk pemilihan design spectrum adalah besar skala gempa, jarak gempa dan kondisi tanah lokal (Chopra, 1995). Respon spektra yang terdapat pada SNI 1726 2012 adalah respon spektra percepatan terhadap periode. Respon spektra ini lebih mudah digunakan untuk perencanaan karena beban atau gaya gempa berbanding lurus dengan percepatan sehingga nilainya dapat dicari dengan mengalikan nilai spektra percepatan maksimum dengan berat
13 bangunan. Ketentuan penggambaran grafik respon spektra desain terdapat pada gambar 2.7.
Gambar 2. 7 Ketentuan Penggambaran Grafik Respon Spektra
2.4.2
Analisis Riwayat Waktu (Time History)
Cara yang paling umum untuk mendeskripsikan gerak tanah (ground motion) adalah dengan rekaman riwayat gempa (time history). Parameter gerakan dapat berupa acceleration, velocity, displacement, kombinasi dari ketiga parameter tersebut. Sebagai response dari struktur tergantung pada frekuensi alam dan frekuensi struktur. Pasal 11.1.1, analisis respons riwayat waktu harus terdiri dari analisis model matematis suatu struktur untuk menentukan responsnya melalui metoda integrasi numerik terhadap kumpulan riwayat percepatan gerak tanah yang kompatibel dengan spektrum respons desain untuk situs yang bersangkutan (BSN, 2012). Analisis harus dilakukan sesuai dengan persyaratan-persyaratan berikut ini: 1. Pemodelan Model matematika struktur harus dibuat untuk tujuan penentuan gaya elemen struktur yang dihasilkan dari beban yang diterapkan dan semua perpindahan yang dikenakan atau pengaruh P-delta. Model harus menyertakan kekakuan dan
14 kekuatan elemen yang signifikan terhadap distribusi gaya dan deformasi dalam struktur dan merepresentasikan distribusi massa dan kekakuan secara parsial pada seluruh struktur. Sebagai tambahan, model tersebut harus sesuai dengan hal berikut ini : a. Properti kekakuan elemen beton dan batu bata harus memperhitungkan pengaruh penampang retak. b. Untuk sistem rangka baja pemikul momen, kontribusi deformasi daerah panel pada simpangan antar lantai tingkat keseluruhan harus disertakan. 2. Gerak Tanah Pada gerak tanah, paling sedikit tiga gerak tanah yang sesuai harus digunakan dalam analisis. Gerak tanah yang digunakan harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut. Di analisis dua dimensi, setiap gerak tanah harus terdiri dari riwayat waktu percepatan tanah yang diseleksi dari rekaman gempa aktual. Percepatan tanah yang sesuai diambil dari rekaman peristiwa gempa yang memiliki magnitudo, jarak patahan dan mekanisme sumber gempa yang konsisten dengan hal-hal yang mengontrol ketentuan gempa maksimum yang dipertimbangkan. Apabila jumlah rekaman gerak tanah yang sesuai tidak mencukupi maka harus digunakan rekaman gerak tanah yang sesuai tidak mencukupi maka harus digunakan rekaman tanah buatan untuk menggenapi jumlah total yang dibutuhkan. Gerak-gerak tanah tersebut hrus diskalakan sedemikian rupa sehingga nilai rata-rata spektrum respons dengan redaman 5 persen dari semua gerak tanah yang sesuai di situs tersebut tidak boleh kurang dari spektrum respons desain setempat untuk rentang perioda getar alami struktur dalam ragam getar fundamental arah respons yang dianalisis. Sedangkan analisis tiga dimensi dilakukan maka gerak tanah harus terdiri dari sepasang komponen percepatan tanah horizontal yang sesuai, yang harus diseleksi dan diskalakan dari rekaman peristiwa gempa individual. Gerak tanah yang
15 sesuai harus diseleksi dari peristiwa-peristiwa gempa yang memiliki magnitudo, jarak, patahan, dan mekanisme sumber gempa yang konsisten dengan hal-hal yang mengontrol ketentuan gempa maksimum yang dipertimbangkan. Apabila jumlah pasangan rekaman gerak tanah yang sesuai tidak mencukupi maka harus digunakan pasangan gerak tanah buatan untuk menggenapi jumlah total yang dibutuhan. Untuk setiap pasang komponen gerak tanah horizontal, suatu spektrum SRSS harus dibuat dengan menggambil nilai SRSS dari spektrum respons dengan 5 persen faktor redaman untuk komponen-komponen gerak tanah yang telah diskalakan (dimana faktor skala yang sama harus digunakan untuk setiap komponen dari suatu pasangan gerak tanah). Setiap pasang gerak-gerak tanah tersebut harus diskalakan sedemikian rupa sehingga pada rentang perioda dari 0,2 T hingga 1,5 T, nilai rata-rata spektrum SRSS dari semua pasang komponen horizontal tidak boleh kurang dari nilai ordinat terkait pada spektrum respons yang digunakan dalam desain. Untuk situs yang berada dalam jarak 5 km dari patahan aktif yang menjadi sumber bahaya gempa, setiap pasangan komponen gerak tanah harus dirotasikan ke arah normal-patahan dan arah sejajarpatahaan sumber gempa dan harus diskalakan sedemikian rupa sehingga nlai rata-rata komponen normal patahan tidak kurang dari spektrum respons gempa MCER untuk rentang perioda dari 0,2 T hingga 1,5 T. Pemilihan ground motion yang akan digunakan untuk analisis linier time history berdasarkan data di tabel 2.3.
16
Tabel 2. 3 Data Ground Motion No
Gempa
Thn
Stasiun
M
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Tabas, Iran Imperial Valley Imperial Valley Superstition Hills Loma Prieta Erxincan, Turkey Northridge Northridge Northridge Northridge Northridge Northridge Kobe, Japan Kobe, Japan Kocaeli, Turkey Chi-Chi, Taiwan Chi-Chi, Taiwan Chi-Chi, Taiwan Chi-Chi, Taiwan Chi-Chi, Taiwan Duzce, Turkey
1978 1979 1979 1987 1089 1992 1994 1994 1994 1994 1994 1994 1995 1995 1999 1999 1999 1999 1999 1999 1999
Tabas EC Meloland Overpass FF El Centro Array #7 Parachute Test Site LGPC Erzincan Jensen Filter Plant Newhall-W Pico Canyon Rd Rinaldi Receiving Sta Sylmar-Converter Sta Sylmar-Converter Sta East Sylmar - Olive View Med FF Port Island Takatori Yarimca TCU052 TCU065 TCU068 TCU084 TCU102 Duzce
7,4 6,5 6,5 6,5 6,9 6,7 6,7 6,7 6,7 6,7 6,7 6,7 6,9 6,9 7,4 7,6 7,6 7,6 7,6 7,6 7
17 Tabel 2. 4 Data Ground Motion (Lanjutan) No
Gempa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Tabas, Iran Imperial Valley Imperial Valley Superstition Hills Loma Prieta Erxincan, Turkey Northridge Northridge Northridge Northridge Northridge Northridge Kobe, Japan Kobe, Japan Kocaeli, Turkey Chi-Chi, Taiwan Chi-Chi, Taiwan Chi-Chi, Taiwan Chi-Chi, Taiwan Chi-Chi, Taiwan Duzce, Turkey
Rcl (km) 2,1 0,1 0,6 1 3,9 4,4 5,4 5,5, 6,5 5,4 5,4 5,3 3,3 1,5 4,8 0,7 0,6 0,3 11,2 1,5 6,6
Vs30 (m/s) 767 186 211 349 478 275 373 286 282 251 371 441 198 256 297 579 306 487 553 714 276
PGA (g) 0,85 0,31 0,42 0,46 0,78 0,49 0,75 0,39 0,63 0,75 0,68 0,71 0,26 0,65 0,31 0,35 0,68 0,54 0,79 0,24 0,42
PGV (cm/s) 110,3 79,3 80,2 74,8 77,2 72,9 77,8 76,6 109,2 109,4 87,3 97,4 62,3 118,8 60,5 131,9 99,5 206,1 92,7 93,9 71
PGD (cm) 61,1 28,1 41 36,3 42,7 24,8 31,9 43,1 28,3 45,8 31,7 22,4 29,6 33,4 54,7 183 81,8 336 28,8 65,7 46,3
18 2.5
Analisis Elastis
Analisis elastis mengasumsi bahwa ketika struktur dibebani maka tegangan yang terjadi lebih kecil dari tegangan leleh. Dimana tegangan serat terluar tepi atas dan bawah adalah linier. Sementara deformasi yang terjadi akibat beban yang bekerja akan dapat kembali pada bentuk semula ketika gaya tidak lagi diberikan (elastis). Deformasi elastis dideskripsikan oleh Robert Hooke pada tahun 1676 yang dikenal dengan hukum Hooke. Hukum Hooke dapat dinyatakan dengan persamaan 2.1. ( 2.1 ) E Dimana E adalah modulus young, adalah tegangan dan adalah regangan yang dihasilkan. Hubungan ini hanya berlaku pada keadaan elastis dan mengindikasikan suatu kemiringan antara tegangan dan regangan yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya modulus young (Warsito,2009). 2.6
Beton Bertulang
Beton kuat terhadap tekan tapi lemah terhadap tarik. Maka dari itu, tulangan diperlukan untuk menahan tegangantegangan tarik yang dihasilkan dari beban-beban induksi. 2.6.1
Lentur pada Balok
Balok adalah salah satu elemen struktur porta dengan bentang yang arahnya horizontal. Beban-beban yang bekerja pada sebuah struktur baik itu berupa beban-beban gravitasi, angin, gempa atau yang disebabkan oleh susut dan suhu, mengakibatkan lentur dan deformasi elemen-elemen struktural penyusunnya. Lentur elemen balok adalah akibat beban eksternal. Sebagaimana beban ditingkatkan balok tersebut menahan regangan dan defleksi tambahan, mengakibatkan pembentukan retak-retak lentur sepanjang bentang dari balok tersebut. Bentuk penampang balok
19 persegi dengan distribusi tegangan dan regangan ditunjukan pada gambar 2.8, 2.9 dan 2.10.
Gambar 2. 8 Balok Sederhana dengan Kegagalan Lentur
Gambar 2. 9 Distribusi Tegangan dan Regangan Melintas Kedalam Balok
Gambar 2. 10 Distribusi Tegangan dan Regangan Melintas Kedalam Balok
Untuk memenuhi kesetimbangan gaya-gaya horizontal, gaya tekan C dalam beton dan gaya tarik T dalam baja harus seimbang satu sama lainnya, yaitu sebagai berikut : C=T
20 Keterangan-keterangan pada gambar 2.8 dan 2.9 didefinisikan sebagai berikut : b = lebar balok pada sisi tekan d = kedalaman balok diukur dari serat terluar ke pusat luasan baja. h = kedalaman balok total As = luasan baja tarik c = regangan pada serat terluar
s = regangan pada ketinggian baja tarik f'c = kekuatan tekan beton fy = kekuatan leleh tulangan tarik c = kedalaman sumbu netral diukur dari serat-serat tekan terluar Penambahan yang terus menerus terhadap tingkat beban mengakibatkan kegagalan elemen struktural ketika beban eksternal mencapai kapasitas elemen tersebut, yang dinamakan keadaan batas akibat lentur. Keruntuhan pada balok lentur dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu : 1. Keruntuhan Tekan (Brittle Failure) Pada kasus ini, penampang beton hancur sebelum baja leleh. Hal ini karena regangan tekan sudah melampaui regangan batas 0,003 ( c = cu ), tetapi regangan tarik baja tulangan belum mencapai leleh ( s y ). Balok yang mengalami keruntuhan ini terjadi pada penampang dengan rasio tulangan ( ) yang besar, atau disebut over reinforced. Pada saat beton mulai hancur baja tulangannya masih kuat sehingga lendutan pada balok relatif tetap. Ketika beban ditambah dengan besar, maka baja tulangan akan meleleh dan daat terjadi keruntuhan yang mendadaj tanpa ada peringatan. Keadaan tersebut sangat membahayakan sehingga perencanaan beton bertulang overreinforced tidak diperbolehkan. 2. Keruntuhan Seimbang (Balance)
21 Pada kasus ini, keadaan beton hancur dan baja tulangan leleh terjadi bersamaan. Hal ini karena regangan tekan beton mencapai regangan batas 0,003 (( c = cu ),dan regangan tarik baja tulangan mencapai leleh ( s y ) pada saat yang sama. Balok yang mengalami keruntuhan ini terjadi pada penampang dengan rasio tulangan ( ) seimbang (balance). Karena beton dan baja tulangan mengalami kerusakan pada saat yang sama, maka kekuatan beton dan baja tulangan dapat dimanfaatkan sepenuhnya, sehingga penggunaan material beton dan baja tersebut menjadi hemat. System perencanaan beton bertulang yang demikian merupakan sistem perencanaan yang ideal, tetapisulit dicapai karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya ketidaktepatan mutu baja dengan mutu baja rencana, ketidaktepatan mutu beton dalam pelaksanaan pembuatan adukan dengan mutu beton rencana, maupun kekurangtelitian pada perencanaan hitungan akibat adanya pembulatan – pembulatan. 3. Keruntuhan Tarik (Ductile Failure) Pada kasus ini, baja tulangan sudah leleh sebelum beton hancur. Hal ini berarti regangan tarik baja tulangan sudah mencapai titik leleh (ɛs = ɛy) tetapi regangan tekan beton belum mencapai regangan batas (ɛc' < ɛcu').Keruntuhan seperti ini terjadi pada penampang dengan rasio tulangan ( ) yang kecil, dan disebut under-reinforced. Pada balok yang mengalami keruntuhan tarik, pada saat baja tulangan mulai leleh, betonnya masih kuat, sehingga dapat terjadi lendutan pada balok. Keadaan demikian menguntungkan karena ada peringatan tentang lendutan sebelum runtuh, sehingga sistem perencanaan beton bertulang yang under-reinforced lebih aman dan diperbolehkan.
22 2.7
Kontrol Desain
Kontrol yang digunakan untuk menganalisis adalah sebagai berikut : 1. Geser Dasar Seismik V = CS W Keterangan : CS = koefisien respons seismik yang harus ditentukan sesuai dengan ( 2.8 ) W = berat seismik efektif menurut (Pasal 7.7.2 SNI 1726 2012) 2. Simpangan Defleksi pusat massa di tingkat ( x ) (mm) harus ditentukan sesuai dengan persamaan berikut :
x
C d se Ie
( 2.3 ) Keterangan : Cd = faktor amplifikasi defleksi dalam Tabel 2.10
se = defleksi pada lokasi yang disyaratkan pada pasal Ie
ini yang ditentukan dengan analisis elastis = faktor keutamaan gempa yang ditentukan sesuai dengan 4.1.2 (SNI 1726 2012)
BAB III METODOLOGI
3.1
Skema Penelitian Dalam studi ini akan menghitung gaya gempa dengan 2 (dua) analisis, dinamis respon spektra dan time history dengan skema sebagai berikut : Mulai
Pengumpulan Data dan Studi Literatur
Pemodelan 3D
Pembebanan
Analisa Gempa dengan Respon Spektra
Tidak
Kontrol Desain Ya
Menghitung Kebutuhan Tulangan
Analisa Gempa dengan Time History
Kesimpulan
Selesai
Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian
23
24 3.2 Pengumpulan Data Data dan informasi bangunan sebagai berikut : - Lokasi : Padang - Fungsi : Apartemen - Tinggi Bangunan : 3 m - Struktur Utama : Beton Bertulang - Jenis Tanah : Lunak - Lokasi : Padang
Gambar 3. 2 Denah Lantai Basement dan Dasar
25
Gambar 3. 3 Denah Lantai 1 - 15 Tipikal
3.3
Pemodelan Struktur 3D dan Pembebanan Pada studi ini gedung yang digunakan adalah gedung asrama yang terdiri 8 lantai berbentuk simetris. Perencanaan pembebanan pada struktur dihitung berdasarkan Peraturan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (BSN, 2013) dan (Badan Penyelidik Bangunan, 1983). Pembebanan yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Beban Mati Beban mati terdiri atas berat seluruh material elemen struktur pembangun gedung serta perlengkapan permanen di dalam gedung berdasarkan (BSN, 2013). 2. Beban Hidup Beban hidup terdiri dari beban yang diakibatkan oleh pemakaian gedung dan tidak termasuk beban mati, beban konstruksi atau beban akibat fenomena alam seperti beban angin, beban salju dan beban akibat banjir. Beban hidup akan di input kedalam struktur berupa beban tributary yang langsung didistribusikan melalui balok yang berdasarkan (BSN, 2013)
26 3. Beban Gempa Struktur bangunan gedung terdiri dari struktur atas dan bawah. Struktur atas adalah bagian dari struktur bangunan gedung yang berada di atas muka tanah. Struktur bawah adalah bagian dari struktur bangunan gedung yang terletak di bawah muka tanah, yang dapat terdiri dari struktur basement, dan/atau struktur fondasinya. Struktur bangunan gedung hars memiliki sistim penahan gaya lateal dan vertikal yang lengkap, yang mampu memberikan kekuatan, kekakuan dan kapasita disipasi energi yang cukup untuk menahan gerak tanah desai dalam batasan-batasan kebutuhan deformasi dan kekuatan yang disyaratkan. Berikut ini penjelasan langkah-langkah analisis beban seismik untuk bangunan gedung (BSN,2012). 1. Menentukan Kategori Risiko Struktur Bangunan ( I – IV ) dan Faktor Keutamaan (Ie) Untuk berbagi kategori risiko struktur bangunan gedung dan non gedung sesuai tabel 1 pengaruh gempa rencana terhadapnya harus dikalikan dengan suatu faktor keutamaan Ie menurut tabel 2 . 2. Menetukan Parameter Percepatan Gempa (SS, S1) 3. Menentukan klasifikasi situs berdasarkan tabel 3. 4. Menentukan koefisien situs (Fa dan Fv) berdasarkan tabel 4 dan tabel 5. 5. Menghitung parameter percepatan desain spektral dengan persamaan (3.1) dan (3.2) (SNI 1726 2012 pasal 6.2 dan 6.3) 6. Menentukan kategori desain seismik berdasarkan tabel 6 dan tabel 7. 7. Menentukan koefisien modifikasi respon (R), faktor pembesaran defleksi (Cd), dan faktor kuat lebih sistem (Ω0) berdasarkan tabel 8. 8. Menentukan prosedur analisis gaya gempa berdasarkan tabel 13. Pemilihan prosedur analisis struktur ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu kategori desain gempa, sistem struktur, sifat dinamik dari struktur, tingkat keteraturan,
27 atau dengan persetujuan pihak yang berkompeten di bidangnya. 9. Melakukan analisis statik ekuivalen. a. Menentukan periode fundamental perkiraan, Ta, dengan persamaan 3.1.
Ta Ct hn x
(3.1) Ct, dan x = koefisien parameter waktu getar perkiraan (Tabel 9) hn = tinggi struktur b. Menentukan batas periode struktur dengan persamaan 3.2. T Cu Ta (3.2) Keterangan : Ta = periode fundamental perkiraan Cu = koefisien untuk batas atas periode hasil perhitungan (Tabel 14) c. Menghitung koefisien respon seismik dengan persamaan 3.3. S Cs DS R Ie (3.3) Keterangan: SDS = parameter akselerasi desain spektral periode pendek R = koefisien modifikasi respon Ie = faktor keutamaan gempa Nilai Cs di atas tidak perlu melebihi nilai Persamaan (3.4).
28
Cs
S D1 R T Ie
(3.4) Dan nilai Cs tidak boleh kurang dari nilai Persamaan (3.5) Cs 0,044 SDS I e 0,01 Untuk struktur dengan lokasi di mana S1 ≥ 0,6 g, nilai Cs tidak boleh kurang dari nilai Persamaan (3.5) 0,5S1 Cs R Ie (3.5) Keterangan : SD1 = parameter percepatan desain spektral periode 1 s T = periode fundamental struktur S1 = parameter percepatan desain spektral maksimum d. Menghitung gaya geser dasar seismik dengan persamaan 3.6. V CsW (3.6) Keterangan : Cs = koefisien respon seismik W = berat efektif seismik e. Menghitung distribusi vertikal gaya gempa dengan persamaan (3.7) Fx CvxV (3.7) dengan : whk Cvx n x x wi hi k i 1 (3.8)
29
Keterangan : Cvx =faktor distribusi vertikal wi dan wx = bagian dari berat total seismik efektif struktur (W) yang ditempatkan pada tingat i atau x hi dan hx =tinggi dari dasar ke tingkat i atau x k = eksponen yang terkait dengan periode struktur yang nilainya sebagai berikut: - untuk struktur dengan periode ≤ 0,5 s, k=1 - untuk struktur dengan periode ≥ 2,5 s, k=2 - untuk struktur dengan periode antara 0,5 s sampai 2,5 s, k=2 atau ditetapkan dengan interpolasi antara 1 dan 2 f. Menghitung distribusi horizontal gaya di tiap lantai dengan persamaan (3.9) pasal 7.8.4 (BSN,2012)
Vx
n
ix
Fi
(3.9) Keterangan : Fi = bagian dari gaya geser dasar seismik yang terjadi pada tingkat i g. Membuat respon spektrum. h. Kombinasi Pembebanan Sesuai SNI 1726 2012, kombinasi pembebanan yang digunakan pada studi ini adalah sebagai berikut : a. 1,4 D b. 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (Lr atau R) c. 1,2 D + 1,6 (Lr atau R) + (L atau 0,5 W) d. 1,2 D + 1,0 W + L + 0,5 (Lr atau R) e. 1,2 D + 1,0 E + L f. 0,9 D + 1,0 W g. 0,9 D + 1,0
30 3.4
Analisis Struktur
Analisis struktur dalam perencanaan gedung tersebut bertujuan untuk mengetahui gaya dalam yang timbul pada elemen struktur akibat beban yang bekerja. Gaya tersebut yaitu gaya geser, gaya aksial, dan momen. Selain itu juga digunakan untuk mengetahui besarnya pergeseran lateral. 3.5
Kontrol Desain
Setelah melakukan analisis struktur bangunan, tahap selanjutnya adalah melakukan kontrol dimensi elemen struktur, yaitu kontrol penampang balok, sloof dan kolom. Dengan melakukan kontrol dimensi pada elemen struktur dapat diketahui apakah disain yang direncanakan sudah memenuhi persyaratan yang berlaku menurut studi literatur yang telah dibahas di atas sebelumnya. 3.6
Analisis Riwayat Waktu (Time History)
Seperti yang telah dibahas pada studi literatur, bahwa analisis riwayat waktu menggunakan rekaman gempa. Rekaman gempa didapatkan dari SAP 2000 atau dari sebuah website PEER database ( The Pasific Earthquake Engineering Research ) yang berpusat di University of California at Berkeley, mempunyai koleksi lebih dari 10.000 rekaman strong ground motion yang terdiri dari 173 data gempa yang berbeda yang dapat diakses publik secara online. Berikut ini adalah langkah-langkah analisis riwayat waktu ( Time History ) : 1. Unduh rekaman gempa dari The PEER Database 2. Simpan rekaman gempa berupa notepad 3. Dilakukan scaling ground motion terhadap respon spektra Padang dengan cara yang akan dirincikan pada Bab iv. 4. Upload accelorogram yang telah di unduh ke SAP2000 5. Definisikan time history function
31 6. Upload accelorogram dengan memilih menu upload from file 7. Isi data-data yang berupa name of function, location of the file by using the button BROWSE, number of lines to skip dan number of points per line 8. Agar data yang telah dimasukkan dapat digunakan dalam analisis, data tersebut harus didefinisikan secara benar dalam menu ANALYSIS CASE. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memilih SELECT pada menu bar, kemudian DEFINE lalu ANALYSIS CASES . Analysis case dari accelerogram tadi adalah time history, yang dapat dipilih dari menu drop-down list setelah mengklik ADD NEW CASE. 9. Definisikan analysis case type dan isi data-data lainnya yang sesuai. Untuk model planar, biasanya gempa diasumsikan terjadi pada arah X, misal Load name U1 (drop-down list kedua) 10. Run time history analysis dan menampilkan hasil analisis.
32
"Halaman ini sengaja dikosongkan"
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Data Bangunan
Berikut ini merupakan data-data bangunan yang digunakan untuk pemodelan struktur : Fungsi Bangunan : Apartemen Sistem Struktur : Sistem Ganda Struktur Utama : Beton Bertulang Lokasi Bangunan : Padang Panjang Bangunan : 54,725 m Lebar Bangunan : 31,98 m Tinggi Bangungan : 47 m (12 lantai + 1 basement) Mutu Beton (f’c) : 40 Mpa Mutu Baja Kolom dan Balok (fy) : 400 Mpa Dalam tugas akhir ini, penulis melakukan preliminary design hanya pada shear wall, karena direncanakan gedung ditambahkan shear wall pada posisi seperti Gambar 4.1 dan 4.2.
Gambar 4. 1 Denah Rencana Penempatan Shearwall Lantai Basement dan Dasar
33
34
Gambar 4. 2 Denah Rencana Penempatan Shearwall Lantai 1 - 12 Tipikal
Perencanaan Dinding Geser / Shear Wall Pasal 14.5.3.1, tebal dinding penumpu tidak boleh kurang dari 1/25 tinggi atau panjang bentang tertumpu, yang mana yang lebih pendek, atau kurang dari 100 mm. Perencanaan dinding geser dihitung berdasarkan tinggi lantai dengan variasi paling tinggi yaitu 500 cm (BSN, 2013). Direncanakan : Panjang bentang Tinggi
= 530 cm = 500 cm
t > 1/25 H = 1/25 x 500 cm = 20 cm t > 1/25 L = 1/25 x 530 cm = 21,2 cm t > 100 mm = 10 cm Maka, digunakan ketebalan dinding geser sebesar 25 cm Panjang bentang = 800 cm Tinggi = 500 cm t > 1/25 H = 1/25 x 500 cm = 20 cm
35 t > 1/25 L = 1/25 x 800 cm = 32 cm t > 100 mm = 10 cm Maka, digunakan ketebalan dinding geser sebesar 35 cm Panjang bentang = 440 cm Tinggi = 500 cm t > 1/25 H = 1/25 x 500 cm = 20 cm t > 1/25 L = 1/25 x 800 cm = 32 cm t > 100 mm = 10 cm Maka, digunakan ketebalan dinding geser sebesar 35 cm Dari perhitungan diatas, tebal dinding geser atau shear wall yang digunakan sebesar 35 cm. Struktur lain selain shear wall dimodelkan dengan menggunakan ukuran-ukuran penampang yang ada pada tabel 4.1. Tabel 4. 1 Dimensi Balok Melintang Kode Balok
B (m)
H (m)
B1LT1
0,5
0,7
B1LU1
0,5
0,7
B1LU2
0,5
0,7
B3LU1
0,3
0,4
B3LU2
0,3
0,4
B4LU1
0,3
0,4
B3LT1
0,3
0,4
B4LT1
0,3
0,4
B3LT2
0,3
0,4
B4LT2
0,3
0,4
36 Tabel 4. 2 Dimensi Balok Memanjang Kode Balok
B (m)
H (m)
B2MU1
0,4
0,6
B2MT1
0,4
0,6
B2MT2
0,4
0,6
B2MT3
0,4
0,6
B4MT1
0,4
0,6
B4MT2
0,4
0,6
B4MT3
0,4
0,6
B4MU1
0,4
0,6
Tabel 4. 3 Dimensi Kolom Kode Kolom
B (m)
H (m)
K1U1
0,6
0,6
K1T1
0,6
0,6
K1T2
0,6
0,6
K1T3
0,6
0,6
Untuk pelat berikut : Pelat basement Pelat Lantai 1 - 12 Pelat Atap
lantai, tebal yang digunakan adalah sebagai : 15 cm : 12 cm : 12 cm
37 4.2
Pemodelan Struktur
Pemodelan struktur dilakukan dengan bantuan program SAP 2000. Pada program SAP 2000, struktur ini akan dimodelkan sesuai dengan kondisi yang nyata seperti gambar 4.3.
Gambar 4. 3 Pemodelan 3D Student Castle
4.3
Pembebanan
Jenis beban yang bekerja pada gedung ini yaitu Beban mati sendiri elemen struktur (self weight) yang meliputi balok, kolom, shear wall dan pelat, beban mati elemen tambahan (superimposed dead load) yang meliputi dinding, keramik,
38 plumbing, ME (mechanical electrical), dll, beban hidup yang melliputi beban luasan per m2 yang ditunjau berdasarkan fungsi bangunan, beban gempa (earthquake load) yang meliputi beban gempa statik ekivalen, dinamik (respon spectrum), dan time history. 4.3.1
Kombinasi Pembebanan
Struktur gedung dirancang mampu menahan beban mati, hidup dan gempa yang sesuai dengan SNI 1726 - 2012 Pasal 4.1.1, dimana gempa rencana ditetapkan mempunyai periode ulang 2500 tahun, sehingga probabilitas terjadinya terbatas pada 2 % selama umur bangunan 50 tahun. Kombinasi pembebanan yang digunakan mengacu pada SNI 03-2847-2013. 1,4 DL 1,2 DL + 1,6 LL 1,2 DL + 1,0 LL + 1,0E 1,2 DL + 1,0 LL - 1,0E 0,9 DL + 1E 0,9 DL - 1E Keterangan : DL : beban mati (dead load), meliputi berat sendiri gedung (self weight) dan beban mati tambahan (superimposed dead load). LL : beban hidup (live load), tergantung fungsi gedung. E : beban gempa (earthquake load), ditinjau terhadap gempa statik (EQ, EQy) dan gempa dinamik respon spektrum (RSPx, RSPy). Nilai beban (load factor) yang berbeda-beda, dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya kesalahan perhitungan beban pada struktur dan untuk mengantisipasi adanya beban tambahan atau perubahan beban yang mungkin terjadi selama umur rencana bangunan.
39 4.3.2
Perhitungan Beban Struktur Utama
Pembebanan struktur dilakukan menggunakan program SAP 2000 dengan menginput beban untuk menghitung kekuatan pada struktur yang memikulnya. Beban-beban yang diperhitungkan terdiri dari beban mati, hidup dan gempa.
Beban mati pada pelat lantai dasar - 12 Beban mati yang bekerja pada pelat lantai meliputi : Beban dinding 1/2 bata = 2,5 kN/m2 = 2,5 kN/m2 Beban keramik setebal 1cm = 0,01 x 22 = 0,22 kN/m2 Beban plafond dan penggantung = 0,2 kN/m2 Beban Instalasi ME = 0,25 kN/m2 + Total beban mati pada pelat lantai = 3,17 kN/m2 Beban hidup pelat lantai KLL = 1 (SNI 1727:2013, Tabel 4.2) Luas Tributary (AT) = 6,625 x 8 m = 53 m2 KLL x AT = 1 x 53 m2 = 53 m2 > 37,16 m2 Maka, Beban hidup perlu direduksi menjadi
L Lo 0,25
4,57 K LL AT
= 1,92 0,25 4,57 1 53 =1,68 kN/m2
Beban mati pada pelat atap Beban mati yang bekerja pada pelat lantai meliputi : Beban aspal tebal 2 cm = 0,02 x 14 = 0,28kN/m2 Berat plafond dan penggantung = 0,2 kN/m2 Berat ME = 0,25 kN/m2+ Total beban mati pada pelat lantai = 0,73kN/m2
40 Beban hidup atap Beban hidup atap direduksi sebesar :
Lr Lo R1 R2 dimana
0,58 Lr 0,96 1 untuk AT 18,58 m2 R1= 1,2 - 0,0011 AT untuk 18,85 m2 < AT < 55,74 m2 0,6 untuk AT 55,74 m2 R1 = 0,6 1 R2 = 1,2 - 0l05 F 0,6
untuk F 4 untuk 4 < F < 12 untuk F 12
dimana : untuk atap berbubung, F = jumlah peninggian dalam inci per foot (dalam SI, F = 0,12 x kemiringan (slope), dengan kemiringan dinyatakan dalam persentase), dan untuk atap lengkung atau kubah, rasio tinggi terhadap bentang dikalikan dengan 32. F = 0,12 x 0 = 0 R2 = 1
Lr Lo R1 R2 = 0,96 x 0,6 x 1 = 0,576 kN/m2 Beban mati pada balok Beban mati yang bekerja pada balok meliputi : Beban dinding pasangan bata 1/2 batu = 3 x 2,50 = 7,5 kN/m
41 Beban mati pada balok yang berupa beban dinding dimodelkan sebagai beban garis dan pelat lantai dimodelkan sebagai merata. 4.3.3
Perhitungan Beban Tangga
Pada gedung student castle ini, terdapat struktur sekunder berupa tangga. Berikut ini adalah perencanaan struktur tangga untuk mendapatkan beban pada balok. Perencanaan Tangga Syarat perencanaan injakan dan tanjakan tangga serta kemiringan tangga sebagai berikut : 60 < (2t + i) < 65 direncanakan tinggi tanjakan (t) = 16 cm injakan (i) = 30 cm 60 < (2x16 + 30) < 65 62 < 65 .... OK Data-data perencanaan:
Tinggi antar lantai = 500 cm Lebar injakan (i) = 30 cm Tanjakan (t) = 16 cm Tebal pelat tangga = 15 cm Tebal pelat bordes = 15 cm Lebar bordes = 120 cm Jumlah tanjakan dan injakan n.t = 250/16 = 15,625 ≈ 15 buah. n.i = n.t - 1 = 15 - 1 = 14 buah.
Sudut kemiringan tangga (α) = arc tg (
16 ) 30
= 28,07 ˚
42
Tebal rata-rata = (
i ) sin α 2 0,3 = ( ) sin 28,07 2
= 0,0706 m ≈ 0,07 m Tebal total = 0,15 + 0,07 = 0,22 m Pembebanan Tangga Beban Mati Pelat tangga Railing Spesi (t=2cm) Tegel (t=1cm)
=
0,22 24 = 5,39 KN/m2 cos 28,07
= 2 x 0,21 = 1 x 0,24
= 0,3 KN/m2 = 0,42 KN/m2 = 0,24 KN/m2 + qDL = 6,35 KN/m2
Beban Hidup Lo = 4,79 KN/m2 Pembebanan Bordes Beban Mati Pelat = 0,15 x 24 = 3,6 KN/m2 Railing = 0,3 KN/m2 Spesi (t=2cm) = 2 x 0,21 = 0,42 KN/m2 Tegel (t=1cm) = 1 x 0,24 = 0,24 KN/m2 + = 4,56 KN/m2 Beban Hidup Lo = 4,79 KN/m2
43 6,35 KN/m2
4,56 KN/m2
B
A
C
3 m
1,2 m
Gambar 4. 4 Ukuran dan Dimensi Tangga
Reaksi perletakan beban mati
Mc 0
1,2
3
3 6,35 3 0 RA 4,2 - 4,56 1,2 2 2 4,2 RA - 19,6992 - 28,575 = 0 RA = 11,4938 KN ( )
MA 0
(-RC 4,2)+ 6,35 3 1,5 1,2 4,56 1,2 0,6 0 51,435 + 3,2832 = 4,2 RC 13,028 KN ( )= RC Kontrol
V 0
RA + RC - (4,56 x 1,2) - (6,45x3) 11,49 + 13,028 - 5,472 - 19,05
=0 = 0 ... OK
44
4,79 kN/m2
4,79 kN/m2
B
A
1,2 m
3 m
C
Gambar 4. 5 Ukuran dan Dimensi Tangga
Reaksi akibat beban hidup
Mc 0
1,2 3 3 4,79 3 0 2 2
RA 4,2 - 4,79 1,2
4,2 RA - 20,6928 - 21,55 = 0 RA = 10,059 KN ( )
MA 0
(-RC 4,2)+ 4,79 3 1,5 1,2 4,79 1,2 0,6 0 - 4,2 RC + 38,799 + 3,4488 = 0 RC = 10,059 KN ( ) Kontrol
V 0
RA + RC - (4,79 x 1,2) - (4,79 x 3) = 0 2,373 + 2,373 - 5,748 - 14,37 = 0 ... OK
45 Beban yang diterima oleh balok bordes dan tambahan beban pada balok utama akibat beban tangga, adalah nilai dari reaksi perletakan dibagi dengan lebar tangga tersebut. Kombinasi dari pembebanan tersebut sudah diinput menggunakan program SAP 2000. Beban reaksi balok akibat gerakan tangga dimodelkan sebagai beban titik. Tangga dengan lebar tangga 2,8 m Beban mati Balok utama Balok bordes
13,028 4,653 KN/m 2,8 11,4938 4,105 KN/m = 2,8 =
Beban hidup Balok utama Balok bordes
4.4
10,059 3,5925 KN/m 2,8 10,059 3,5925 KN/m = 2,8 =
Analisis Gempa
Dalam tugas akhir ini, penulis akan membandingkan desain gedung menggunakan 2 (dua) analisis gempa dengan dinamik respon spektra dan riwayat waktu (time history). 4.4.1
Respon Spektra
Perhitungan gempa rencana dengan analisis respon spektra, mengacu pada SNI 1726 2012 sebagai berikut : a. Menentukan Kategori Risiko Struktur Bangunan dan Faktor Keutamaan
46 Berdasarkan Pasal 4.1.2 SNI 1726 2012, bahwa asrama termasuk dalam kategori risiko II dengan faktor keutamaan gempa Ie=1,5. (Tabel 2 SNI 1726 2012). b. Menentukan Kelas Situs Cara penetapan kelas situs melalui penyelidikan tanah dilakukan dengan mengolah data N-SPT sampai kedalaman 30 m sesuai SNI 1726 2012 pasal 5.1. Hasil data tanah berdasarkan nilai SPT (Soil Penetration Test) dihitung dengan rumus sebagai berikut : m
N
i 1 m
i 1
ti
ti / N i
Dimana :
N ti Ni
: nilai hasil test penetrasi standar rata-rata, : tebal lapisan tanagh ke i, : hasil test penetrasi standar lapisan tanah ke-i
Getaran yang disebabkan oleh gempa cenderung membesar pada tanah lunak dibandingkan pada tanah keras atau batuan. Proses penentuan klasifikasi tanah tersebut berdasarkan data tanah pada kedalaman hingga 30 m, karena menurut penelitian hanya lapisan-lapisan tanah sampai kedalaman 30 m saja yang menentukan gelombang gempa (Wangsadinata, 2006). Perhitungan nilai SPT untuk penentuan jenis tanah diambil dari 3 (tiga) titik bor hole di Teluk Banyur, Padang, ditunjukkan pada Tabel 4.4., 4.5., dan 4.6.
47 Tabel 4. 4 Perhitungan N SPT Bor Hole I Lapis
Kedalaman (m)
Tebal (m)
N SPT
1 2
5 10
5 5
5 2,5
3
15
5
1,66
2 3
4
20
5
1,25
4
5
25
5
1
5
6
30
5 30
ƩH=
N'= Tebal/ N SPT
6,
0,83 Ʃ N'=
21,000
Nilai rata rata N = 1,43 Tabel 4. 5 Perhitungan N SPT Bor Hole II Lapis
Kedalaman (m) 1 2 3 4 5 6
5 10 15 20 25 30 ƩH=
Nilai rata rata N = 4,96
Tebal (m) 5 5 5 5 5 5 30
N SPT 14 3 2 9 9 12
N'= Tebal/ N SPT 0,357 1,667 2,500 0,556 0,556 0,417 Ʃ N'= 6,052
48 Tabel 4. 6 Perhitungan N SPT Bor Hole III
1
5
5
5
2
10
5
5
N'= Tebal/ N SPT 1,000 1,000
3
15
5
9
0,556
4
20
5
3
1,667
5
25
5
7
0,714
6
30
5
10
0,500
3 Ʃ N'=
5,437
Lapis
Kedalaman (m)
Ʃ H=
Tebal (m)
N SPT
0
Nilai rata rata N = 5,52 Dari ketiga titik pengujian SPT, dapat diketahui bahwa kategori situs tanah lunak ( SE ) dengan N < 15. c. Menentukan Parameter Respon Spektral Percepatan Gempa MCER terpetakan Faktor amplikasi seismik pada periode T = 0,12 Ss = 1,2 - 1,5 g = 1,39 Faktor amplikasi seismik pada periode T =1 S1 = 0,9 - 1g = 0,6 g Fa = 0,9 ( Tabel 4, SNI 1726 2012 ) Fv = 2,4 ( Tabel 5, SNI 1726 2012 ) Maka, SMS = Fa x Ss = 0,9 x 1,39 = 1,251 SM1 = Fv x S1 = 2,4 x 0,6 = 1,44
49 Parameter percepatan spektral desain
2 2 SMS = x 1,251 = 0,834 3 3 2 2 = SM1 = x 1,44 = 0,96 3 3
SDS = SD1
Dari data-data tersebut, kategori risiko asrama di Padang adalah D. d. Menetukan sistem dan parameter struktur (R, Cd, Ω0) Untuk sistem ganda dengan rangka pemikul momen khusus, faktor R, Cd, Ω0 untuk sistem penahan gaya gempa yaitu R = 7, Cd = 5,5 , Ω0 = 2,5 (Tabel 9 SNI 1726 2012).
e. Menentukan spektrum respons desain S 0.96 To = 0,2 x D1 = 0,2 x 0,23 S DS 0.834 S 0.96 1,15 TS = D1 = S DS 0,834 Untuk T < To, maka spektrum desain,
respons percepatan
T = 0 detik S 0 Sa = S DS 0,4 0,6 D1 0,8340,4 0,6 0,23 T = 0,3336
50 Tabel 4. 7 Respon Spektra Desain T T0 Ts
Sa 0 0,2 0,3 1,151079137 1,251079137 1,351079137 1,451079137 1,551079137 1,651079137 1,751079137 1,851079137 1,951079137 2,051079137 2,151079137 2,251079137 2,351079137 2,451079137 2,551079137 2,651079137 2,751079137 2,851079137 2,951079137 3,051079137 3,151079137 3,251079137 3,351079137
0,3336 0,834 0,834 0,834 0,76733755 0,710543131 0,661576599 0,618923933 0,581437908 0,548233361 0,518616401 0,492035398 0,4680463 0,446287625 0,426462128 0,408323133 0,391664221 0,376311337 0,362116689 0,348953975 0,33671461 0,325304729 0,314642773 0,304657534 0,295286568 0,286474882
51
Gambar 4. 6 Respon Spektra Desain
f. Menentukan Kategori Desain Seismik Penentuan kategori desain seismik (KDS) berdasarkan kategori risiko dan parameter respons spektral percepatan desain yang sesuai dengan Tabel 6 dan Tabel 7 SNI 1726 2012 Pasal 6.5. Berdasarkan perhitungan sebelumnya, didapatkan nilai parameter percepatan respons spektral pada perioda pendek, SDS = 0,834g dan parameter percepatan respons spektral pada perioda 1 detik, SD1 = 0,96g, maka termasuk kategori desain seismik D. g. Menghitung Periode Struktur (T) Waktu getar struktur adalah peristiwa bergetar dan bergoyangnya struktur dalam 1 periode. Peristiwa tersebut dimodelkan sebagai massa terpusat (lump mass model). Menurut SNI 1726 2012 Pasal 7.8.2.1, perioda fundamental pendekatan, Ta, dalam detik untuk dinding geser batu bata atau beton diijinkan untuk ditentukan dari persamaan sebagai berikut : Ta =
0,0062 hn Cw
52 2
Ai 100 x hn Cw AB i 1 hi h 1 0,83 i Di
2
dimana : hn = ketinggian struktur (m) di atas dasar sampai tingkat tertinggi struktur, AB = luas dasar struktur, dinyatakan dalam meter persegi (m2) Ai = luas badan dinding geser "i", dinyatakan dalam meter persegi (m2) Di = panjang dinding geser "i" dinyatakan dalam meter (m) hi = tinggi dinding geser "i" dinyatakan dalam meter (m) x =jumlah dinding geser dalam bangunan yang efektif dalam menahan gaya lateral dalam arah yang ditinjau. Cw
2 100 4,17 47 1750,1055 47 47 1 0 , 83 11,925
2 2 2 , 0265 47 2 , 8 47 47 47 47 47 1 0 , 83 1 0,83 5,79 8
= 2 2,8 47 47 47 1 0,83 8
Ta =
0,0062 47 1,68 detik 0,0300096
0,0300096
53 h. Menentukan Koefisien Respon Seismik Berdasarkan pasal 7.8.1 SNI 1726 2012, nilai koefisen respon seismik (Cs) adalah sebagai berikut: Cs =
S DS R Ie
dengan: SDS = 0,834 Ie =1 R =7 Cs =
S DS 0,834 = 0,119 R 7 Ie 1
dan nilai CS tidak kurang dari CS = 0,044 SDS Ie 0,01 = 0,044 x 0,834 x 1 0,01 = 0,0367 0,01 oke tidak boleh lebih dari CSmax
=
S D1 0,96 = = 0,0816 R 7 Ta 1,68 1 Ie
Karena CSmin < CS > CSmax, maka nilai CS yang digunakan adalah 0,0816. i. Perhitungan Gaya Geser Dasar Gaya geser yang telah didapat akan didistribusikan secara vertikal ke masing-masing lantai sesuai dengan SNI 1726 2012. V = CS x W , dimana W adalah berat total bangunan yang dijabarkan sebagai berikut :
54 Berat Lantai Atap Beban Mati Pelat 696 x 0,12 x 24 Balok x 0,4 x 0,3 x 5 x 24 x 1 0,6 x 0,4 x 6,3 x 24 x 1 0,4 x 0,3 x 6,3 x 24x 1 0,6 x 0,4 x 6,625 x 24 x 4 0,4 x 0,3 x 6,625 x 24 x 1 0,5 x 0,35 x 5,3 x 24 x 3 0,4 x 0,3 x 5,3 x 24 x 2 Balok y 0,7 x 0,5 x 8 x 24 x 10 0,4 x 0,3 x 4,4 x 24 x 9 0,5 x 0,4 x 5,79 x 24 x 2 Plafond 696,1438 x 0,2 ME 696,1438 x 0,25
= 2004,89 KN = 14,4 KN = 544,32 KN =18,144KN = 152,64 KN =19,08KN = 66,78KN =30,528K = 672 KN =114,048KN =55,584KN = 139,22876 KN = 174,03595 KN
Beban Hidup
Lr Lo R1 R2 = 0,96 x 0,6 x 1 x 696,1438 = 400,9788288 kN Berat Lantai Basement Beban Mati Pelat 1658,868 x 0,15 x 24 Balok x 0,7 x 0,4 x 6,3 x 24 x 36 0,7 x 0,4 x 5 x 24 x 5 0,7 x 0,4 x 6,625 x 24 x 5 0,7 x 0,4 x 5,3 x 24 x 4 Balok y 0,7 x 0,4 x 5,79 x 24 x 19 0,7 x 0,4 x 8 x24 x 18 0,7 x 0,4 x 4,4 x 24 x 9 Kolom 0,6 x 0,6 x 3 x 24 x 60 Plafond 1659 x 0,2 ME 1659 x 0,25 SW 5,3 x 3 x 0,35 x 24 x 2 8 x 3 x 0,35 x 24 x 2
= 5971,9248 K = 1524,096 KN = 168 KN = 222,6 KN = 142,464 KN = 739,2672 KN = 967,68 KN = 266,112 KN =1555,2 KN = 331,7736 KN = 414,717 KN = 267,12 KN = 403,2 KN
55 4,4 x 3 x 0,35 x 24 x 1 5 x 3 x 0,35 x 24 x 1 6,625 x 3 x 0,35 x 24 x 1 5,79 x 3 x 0,35 x 24 x 1
= 110,88 KN = 126 KN = 166,95 KN =145,908 KN
Beban Hidup
L Lo 0,25
4,57 K LL AT
= 1,92 0,25 4,57 1 53 =1,68 kN/m2 x 1659 = 2786,89 KN
Berat Lantai Dasar dan Lantai 1 Pelat 1565,558x 0,15 x 24 Balok x 0,6 x 0,4 x 6,3 x 24 x 36 0,4 x 0,3 x 5 x 24 x 5 0,4 x 0,6 x 6,625 x 24 x 5 0,3 x 0,4 x 5,3 x 24 x 2 0,5 x 0,35 x 5,3 x 24 x 4 0,3 x 0,4 x 6,3 x 24 x 10 0,4 x 0,3 x 5 x 24 x 2 Balok y 0,7 x0,5 x 8 x 24 x18 0,4 x 0,3 x 4,4 x 24 x 9 0,5 x 0,35 x 5,79 x 24 x 17 0,4 x 0,3 x 8 x 24 x 2 Kolom 0,6 x 0,6 x 5 x 24 x 60 Plafond 1566 x 0,2 ME 1566 x 0,2 SW 5,3 x 5 x 0,35 x 24 x 2 8 x 5 x 0,35 x 24 x 2 4,4 x 5 x 0,35 x 24 x 1 5 x 5 x 0,35 x 24 x 1 6,625 x 5 x 0,35 x 24 x 1
= 5971,9248 KN = 1306,368 KN = 72 KN = 190,8 KN = 30,528 KN = 89,04 KN = 181,44 KN = 28,8 KN = 1209,6 KN = 114,048 KN = 413,406 KN = 46,08 KN = 2592 KN = 344,42 KN = 313,116 KN = 445,2 KN = 672 KN =184,8 KN = 210 KN = 278,25 KN
56 5,79 x 5 x 0,35 x 24 x 1 Tangga Dinding 6,3 x 0,15 x 2,5 4,6 x 0,15 x 2,5 48,425x 0,15 x 2,5 26,4 x 0,15 x 2,5 27,5 x 0,15 x 2,5 10,4 x 0,15 x 2,5 13,1 x 0,15 x 2,5 11,525 x 0,15 x 2,5 Keramik 1565,558 x 0,01 x 22 x1
= 243,18 KN = 13,028 KN = 2,3625 KN = 1,725 KN = 18,159375 KN = 9,9 KN = 10,3125 KN = 3,9 KN = 4,9125 KN = 4,321875 KN = 344,42276 KN
Beban Hidup
L Lo 0,25
4,57 K LL AT
= 1,92 0,25 4,57 1 53 =1,68 kN/m2 x 1566 = 2630,137 KN
Berat Lantai 2 - 4 Pelat 684,0478 x 0,12 x 24 Balok x 0,5 x 0,35 x 5 x 24 x 2 0,4 x 0,3 x 5 x 24 x 1 0,6 x 0,4 x 6,3 x 24 x 15 0,4 x 0,3 x 6,3 x 24 x 1 0,6 x 0,4 x 6,625 x 24 x 4 0,4 x 0,3 x 6,625 x 24 x 1 0,5 x 0,35 x 5,3 x 24 x 3 0,4 x 0,3 x 5,3 x 24 x 2 Balok y 0,7 x 0,5 x 8 x 24 x 10 0,4 x 0,3 x 4,4 x 24 x 9 0,5 x 0,35 x 5,79 x 24 x 2 0,4 x 0,3 x 8 x 24 x 1 Kolom 0,6 x 0,6 x 3 x 24 x 32
=1970,0576 KN = 42 KN = 14,4 KN = 544,32 KN = 18,144 KN = 152,64 KN = 19,08 KN = 66,78 KN = 30,528 KN = 672 KN = 114,048 KN = 48,636 KN = 23,04KN = 892,44 KN
57 Dinding 5,6 x 0,15 x 2,5 5,6 x 0,15 x 2,5 7,495 x 0,15 x 2,5 7,837 x 0,15 x 2,5 10,15 x 0,15 x 2,5 7,625 x 0,15 x 2,5 6,4 x 0,15 x 2,5 7,625 x 0,15 x 2,5 6,4 x 1 x 0,15 x 2,5 x 1 7,625 x 0,15 x 2,5 Plafond 684,0478 x 0,2 Keramik 684,0478 x 0,01 x 22 x1 ME 684,0478 x 0,2 Tangga SW 5,3 x 3x 0,35 x 24 x 2 8 x 3 x 0,35 x 24 x 2 4,4 x 3 x 0,35 x 24 x 1 5 x 3 x 0,35 x 24 x 1 6,625 x 3 x 0,35 x 24 x 1 5,79 x 3 x 0,35 x 24 x 1
= 2,1 KN = 2,1KN = 2,8106 KN = 2,938875 KN = 3,80625 KN = 2,859375 KN = 2,4 KN = 2,859375 KN = 2,4 KN = 2,859375 KN = 136,80956 KN = 150,490 KN = 136,8095 KN = 13,028 KN = 267,12 KN = 403,2 KN = 110,88 KN = 126 KN = 166,95 KN = 145,908 KN
Beban Hidup
L Lo 0,25
4,57 K LL AT
= 1,92 0,25 4,57 1 53 =1,68 kN/m2 x 684,0478 = 1149,200304 KN
Berat Lantai 5- 12 Pelat 684,0478 x 0,12 x 24 Balok x 0,5 x0,35 x 5 x 24 x 2 0,4 x 0,3 x 5 x 24 x 1 0,6 x 0,4 x 6,3 x 24 x 15 0,4 x 0,3 x 6,3 x 24 x 1 0,6 x 0,4 x 6,625 x 24 x 4
= 1970,0576 KN = 42 KN = 14,4 KN = 544,32 KN = 18,144 KN = 152,64 KN
58 0,4 x 0,3 x 6,625 x 24 x 1 0,5 x 0,35 x 5,3 x 24 x 3 0,4 x 0,3 x 5,3 x 24 x 2 Balok y 0,7 x 0,5 x 8 x 24 x 10 0,4 x 0,3 x 4,4 x 24 x 9 0,5 x 0,35 x 5,79 x 24 x 2 0,4 x 0,3 x 8 x 24 x 1 Kolom 0,6 x 0,6 x 3 x 24 x 32 Dinding5,6 x 0,15 x 2,5 5,6 x 0,15 x 2,5 7,495 x 0,15 x 2,5 7,837 x 0,15 x 2,5 10,15 x 0,15 x 2,5 7,625 x 0,15 x 2,5 6,4 x 0,15 x 2,5 7,625 x 0,15 x 2,5 6,4 x 1 x 0,15 x 2,5 x 1 7,625 x 0,15 x 2,5
= 19,08 KN = 66,78 KN = 30,528 KN = 672 KN = 114,048 KN = 48,636 KN = 23,04KN = 892,44 KN = 2,1KN = 2,1KN = 2,810625 KN = 2,938875 KN = 3,80625 KN = 2,859375 KN = 2,4 KN = 2,859375 KN = 2,4 KN = 2,859375 KN
Plafond 684,0478 x 0,2 Keramik 684,0478 x 0,01 x 22 x1 ME 684,0478 x 0,2 Tangga SW 5,3 x 3x 0,35 x 24 x 2 8 x 3 x 0,35 x 24 x 2 4,4 x 3 x 0,35 x 24 x 1 5 x 3 x 0,35 x 24 x 1 6,625 x 3 x 0,35 x 24 x 1 5,79 x 3 x 0,35 x 24 x 1 Beban Hidup
= 136,80 KN = 150,4905KN = 136,80956 KN = 13,028 KN = 267,12 KN = 403,2KN = 110,88 KN = 126 KN = 166,95 KN = 145,908 KN
L Lo 0,25
4,57 K LL AT
= 1,92 0,25 4,57 1 53
=1,68 kN/m2 x 684,0478 m2
= 1149,200304 KN
59 Tabel 4. 8 Rekapitulasi Beban Tiap Lantai
Lantai
Beban Mati KN
Beban Hidup KN
Jumlah Beban KN
Atap
4047,68
400,98
4448,66
12
5601,33
1159,25
6760,59
11
5601,33
1159,25
6760,59
10
5601,33
1159,25
6760,59
9
5601,33
1159,25
6760,59
8
5601,33
1159,25
6760,59
7
5601,33
1159,25
6760,59
6
5601,33
1159,25
6760,59
5
5601,33
1159,25
6760,59
4
6229,44
1159,25
7388,70
3
6229,44
1159,25
7388,70
2
6229,44
1159,25
7388,70
1
10688,16
2667,05
13355,21
Dasar
13542,50
2640,19
16182,69
Basement
13523,89
2786,90
16310,79
∑ Berat Total Bangunan
126548,13
Sehingga didapatkan geser dasar seismik (V) V = CS x W = 0,0816 x 126548,13 = 1033,45945 KN j. Menghitung Gaya Seismik Lateral Perhitungan gaya gempa lateral yang timbul disetiap tingkat dihitung menggunakan persamaan sesuai SNI 1726 Pasal 7.8.3. Fx = Cvx x V
60
Cvx =
wx hxk n
wh i 1
k i i
dimana : Cvx = faktor distribusi vertikal V = gaya lateral desain total atau geser di dasar struktur (KN) wi & wx = bagian berat seismik efektif todal struktur (W) yang ditempatkan atau dikenakan pada tingkat i atau x. hi & hx = tinggi (m) dari dasar sampat tingkat i atau x. k = eksponen yang terkait dengan perioda struktur sebagai berikut : untuk T 0,5 s, maka nilai k=1 T 2,5 s, maka nilai k=2 0,5 s 1,68 2,5 s, maka nilai k diperoleh dengan cara interpolasi seperti berikut:
1,668 0,5 2 1 1,59 2,5 05
k = 1+
Tabel 4. 9 Nilai Gempa Tiap Lantai Tingkat Lantai
Beban Total (kN)
h (m)
W x hk (kN)
Cvx (kN)
Fx-y (kN)
30% Fx-y (kN)
Atap
4448,66
47
2027052,39
0,10
1054,35
316,31
12,00
6760,59
44
2773793,10
0,14
1442,76
432,83
11,00
6760,59
41
2479194,73
0,12
1289,53
386,86
10,00
6760,59
38
2197051,45
0,11
1142,78
342,83
9,00
6760,59
35
1927757,93
0,10
1002,71
300,81
8,00
6760,59
32
1671755,55
0,08
869,55
260,86
7,00
6760,59
29
1429542,68
0,07
743,56
223,07
61 Tabel 4. 9 Nilai Gempa Tiap Lantai (Lanjutan) 6,00
6760,59
26
1201688,57
0,06
625,05
187,51
5,00
6760,59
23
988852,62
0,05
514,34
154,30
4,00
7388,70
20
865377,22
0,04
450,12
135,04
3,00
7388,70
17
668315,53
0,03
347,62
104,29
2,00
7388,70
14
490807,67
0,02
255,29
76,59
0,03
314,48
94,34
0,02
229,66
68,90
0,00
48,67
14,60
1,00
13355,21
11
604595,88
Dasar
16182,69
8
441533,71
Basement
16310,79
3
93561,64
Σ Wt =
126548,13
ΣWxZ=
19860880,68
4.4.1.1 Kontrol Hasil Analisis Struktur Berdasarkan SNI 1726 2012, hasil analisis struktur harus dikontrol melalui suatu batasan tertentu. Hal tersebut dilakukan untuk meninjau kelayakan struktur dalam memikul beban-beban yang bekerja. Kontrol-kontrol tersebut antara lain : 1. Kontrol Perioda Struktur Pada program SAP 2000 waktu getar alami (Tc) dapat diketahui secara otomatis dari hasil ragam getar atau modal analysis dengan cara Run, kemudian display - show mode shapes. Nilai waktu fundamental struktur awal bangunan (T c) yang didapatkan dari hasil analisis model program struktur dibatasi tidak boleh melebihi koefisien untuk batasan atas pada perioda yang dihitung (Cu) dari Tabel 14 SNI 1726 2012 dan perioda fundamental pendekatan Ta. Nilai Cu, dengan SD1 = 0,96g adalah 1,4. Tmax = Cu x Ta = 1,4 x 1,68 = 2,35 detik. (1,68) Kontrol batasan waktu getar : Tc < Tmaks
62 1,25 < 2,35 detik OK, batasan periode terpenuhi. 2. Kontrol Nilai Akhir Respon Spektrum Berdasarkan SNI 1726 2012 Pasal 7.9.4, nilai akhir Vdinamik harus lebih besar sama dengan 85% Vstatik. maka persyaratan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut : Vdinamik 0,85 Vstatik Nilai akhir base reaction respon spectrum hasil analisis menggunakan program bantu analisis struktur didapatkan pada Tabel 4.10. Tabel 4. 10 Nilai Base Shear Dinamik OutputCase
GlobalFX
GlobalFY
Text
KN
KN
RSPX
11621,343
8383,669
RSPY
8272,696
12038,64
Kontrol base reaction Arah x Vdinamik 0,85 Vstatik 11621,34 0,85 x 10330,459 11621,34 8780,891 oke Arah y Vdinamik 0,85 Vstatik 12038,64 0,85 x 10330,459 12038,64 8780,891 oke 3. Kontrol Partisipasi Massa Berdasarkan SNI 1726 2012 pasal 7.9.1 , analisis harus menyertakan jumlah ragam yang cukup untuk mendapatkan partisipasi massa ragam terkombinasi paling sedikit 90% dari massa aktual.
63 Hasil output dari program SAP2000 v.14 mengenairasio partisipasi massa dapat dilihat pada tabel 4.11. Tabel 4. 11 Partisipasi Ragam Terdistribusi OutputCase MODAL MODAL MODAL MODAL MODAL MODAL MODAL MODAL MODAL MODAL MODAL MODAL MODAL MODAL MODAL
StepType Mode Mode Mode Mode Mode Mode Mode Mode Mode Mode Mode Mode Mode Mode Mode
StepNum 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Period 1,209 0,976 0,562 0,302 0,266 0,262 0,259 0,206 0,173 0,154 0,142 0,105 0,095 0,054 0,050
SumUX 0,43 0,6 0,61 0,76 0,76 0,79 0,79 0,79 0,79 0,84 0,85 0,85 0,88 0,88 0,94
SumUY 0,15 0,58 0,61 0,64 0,64 0,79 0,79 0,79 0,8 0,82 0,85 0,88 0,88 0,93 0,93
Dari tabel 4.11 didapatkan bahwa dalam penjumlahan respons ragam menghasilkan respons total telah mecapai 90% untuk arah X dan arah Y. Dengan demikian ketentuan menurut SNI 1726 2012 pasal 7.9.1 terpenuhi. 4. Kontrol Drift Hasil dari kontrol simpangan pada analisis struktur Student Castle Padang akibat gempa dinamik pada masing-masing arah diperlihatkan pada tabel 4.12 arah x, dan tabel 4.13 arah y.
64 Tabel 4. 12 Kontrol Simpangan Akibat Beban Gempa Arah X
Hi
RS - X U1 U2
xcde U1 U2 U1 U2
U1
U2
U1
m
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
Atap
47
77,0
61,0
5,4
4,4
29,7
24,21
60
60
safe
safe
12
44
71,6
56,6
5,7
4,6
31,3
25,57
60
60
safe
safe
11
41
65,9
51,9
5,9
4,8
32,4
26,28
60
60
safe
safe
10
38
60,0
47,2
6,0
4,9
33,2
26,81
60
60
safe
safe
9
35
54,0
42,3
6,2
4,9
33,9
27,21
60
60
safe
safe
8
32
47,8
37,3
6,2
5,0
34,2
27,30
60
60
safe
safe
7
29
41,6
32,4
6,2
4,9
34,1
27,05
60
60
safe
safe
6
26
35,4
27,5
6,1
4,8
33,5
26,44
60
60
safe
safe
5
23
29,3
22,7
5,9
4,6
32,4
25,43
60
60
safe
safe
4
20
23,4
18,0
5,6
4,4
30,8
23,96
60
60
safe
safe
3
17
17,8
13,7
5,2
4,0
28,6
22,04
60
60
safe
safe
2
14
12,6
9,7
4,3
3,5
23,5
19,38
60
60
safe
safe
1
11
8,3
6,1
6,3
4,6
34,9
25,46
60
60
safe
safe
Dasar Base
8 3
2,0 0,0
1,5 0,0
2,0 0,0
1,5 0,0
11,1 0,0
8,32 0
100 60
100 60
safe safe
safe safe
Tingkat
Ket U2
65 Tabel 4. 13 Kontrol Simpangan Akibat Beban Gempa Arah Y
Tingkat
hi
RS - Y
xcde
Ket
U1
U2
U1
U2
U1
U2
U1
U2
U1
U2
m
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
Atap
47
50
68
3,46
4,80
19
26,4
60
60
safe
safe
12
44
46,5
63
3,65
5,09
20,1
28
60
60
safe
safe
11 10
41 38
42,9 39,1
58 53
3,79 3,90
5,25 5,37
20,8 21,4
28,9 29,5
60 60
60 60
safe safe
safe safe
9
35
35,2
48
3,98
5,46
21,9
30
60
60
safe
safe
8
32
31,2
42
4,03
5,49
22,1
30,2
60
60
safe
safe
7
29
27,2
37
4,02
5,46
22,1
30
60
60
safe
safe
6
26
23,2
31
3,96
5,35
21,8
29,4
60
60
safe
safe
5
23
19,2
26
3,84
5,16
21,1
28,4
60
60
safe
safe
4
20
15,4
21
3,66
4,89
20,1
26,9
60
60
safe
safe
3
17
11,7
16
3,40
4,53
18,7
24,9
60
60
safe
safe
2
14
8,32
11
2,88
4,01
15,9
22,1
60
60
safe
safe
1
11
5,44
7
4,12
5,39
22,7
29,7
60
60
safe
safe
Dasar
8
1,32
2
1,32
1,87
7,26
10,3
100
100
safe
safe
Base
3
0
0
0,00
0,00
0
0
60
60
safe
safe
5. Kontrol Sistim Ganda Sistem ganda merupakan sistem struktur yang beban lateral gempa bumi dipikul bersama oleh dinding geser dan rangka secara proposional berdasarkan kekakuan relatif masing-masing tapi juga memperhitungkan interaksi kedua sistem di semua tingkat. Untuk pengamanan terhadap keruntuhan, sistem rangka pemikul momen harus didesain secara tersendiri mampu menahan sedikitnya 25% beban lateral (BSN, 2013).
66 Kemampuan dari dinding geser dalam menyerap beban lateral akibat gempa dapat dilihat pada tabel 4.14. Tabel 4. 14 Joint Reaction SW dan Rangka Kombinasi SW Rangka 0,9DL+1RSPX 10507,63 9631,37 9708,18 3281,34 0,9DL+1RSPY 7982,27 11502,41 7693,89 4075,92 1,2DL+1LL+1RSPX 10477,87 9684,17 10344,31 3255,38 1,2DL+1LL+1RSPY 7924,13 11615,21 7163,29 4065,06
SW 51,98 74,59 50,92 73,84 50,32 74,84 52,52 74,08
Rangka 48,02 25,41 49,08 26,16 49,68 25,16 47,48 25,92
Berdasarkan tabel 4.14 dapatdilihat bahwa presentase dari rangka untuk semua kombinasi lebih dari 25%, sehingga konfigurasi struktur gedung telah memenuhi syarat sebagai struktur sistim ganda. 4.4.1.2 Penulangan Struktur Utama Penulangan yang ditinjau hasil dari analisis dinamik respon spektrum adalah balok dan kolom arah memanjang dan melintang setiap lantai dibagian ujung dan tengah. Penulangan dihitung menggunakan SAP2000 dan dikontrol dengan perhitungan manual. 1. Penulangan Manual Balok Utama Data desain balok primer B1, As 2-3 (Lantai 2) : Dimensi Balok = 500/700 mm Bentang Balok = 8000 mm Mutu Beton (F'c) = 40 MPa Selimut Beton = 40 mm Diameter Tul Utama (D) = 19 mm Mutu Baja (Fy) = 400 MPa Diameter Tul Sengkang (D) = 10 mm Mutu Baja (Fy) = 400 MPa Denah lokasi balok primer B1-2 As 2-3 ditujukan pada gambar 4.7.
67
Gambar 4. 7 Lokasi Peninjauan Balok Primer B1LT1-2 As 2-3
Data output momen dari program bantu analisis struktur dapat dilihat pada gambar 4.8.
Gambar 4. 8Momen Envelope Balok Primer B1LT1-2 As 2-3
Berikut adalah momen tumpuan balok pada muka kolom dan momen ditengah bentang : Momen tumpuan kiri (-) = 540274431 Nmm Momen lapangan = 299766231 Nmm Momen tumpuan kanan(+) = 508942403 Nmm
68 Desain Tulangan Lentur Tinggi efektif balok : d
= h-decking-sengkang= 700 - 40 - 10 -
1 Dlentur 2
1 x 19 2
= 640,5 mm d'
= decking + sengkang + = 40 + 10 + (
1 Dlentur 2
1 Dlentur ) 2
= 59,5 mm Rasio tulangan
min
F'c 40 = 0,00395 4 Fy 4 400
Asumsi dipakai = 0,9 Analisis penulangan di tumpuan akibat momen negatif (-) Mu 540274431 Rn 2,923 Nmm 2 bd 0,9 500 640,52
ρ perlu
2 Rn 0,85f' c 1 1 fy 0,85 f' c
0,85 40 2 2,923 0,00766 1 1 400 0,85 40
ρperlu = 0,00766 > ρmin = 0,00395 dipakai ρperlu sehingga didapatkan tulangan perlu sebesar : Tulangan lentur tekan ρbd As perlu
69
0,00766 500 640,5 2453,6975 mm 2 Asperlu n tulangan AsD19 2453,6975 8,65 9buah 281,58 Digunakan tulangan lentur tekan 9D19 (As = 2550,465 mm2) Jarak antar tulangan 1 lapis
Smaks
b - (2xC) - (v) - (n - l) 500 - (2x40) - (10) - (9x19) (n - 1) (9 - 1)
= 29,875 mm > 25 mm Tulangan lentur tarik As' = 0,5 x As = 0,5 x 2550,465 = 1275,2325 mm2 Maka digunakan tulangan lentur tarik 5D19 (As = 1133,54 > As') Ok Kontrol penggunaan faktor reduksi - Tinggi blok tegangan persegi ekivalen
As pasang Fy
a
0,85 F ' c b
2550,465 400 60,01 mm 0,85 40 500
- Rasio dimensi panjang terhadap pendek
0,85 0,005
F ' c 28 0,85 0,005 40 28 0,84 7
7
- Jarak dari serat tekan terjauh ke sumbu netral
c
a
60,01 71,32 0,84
- Regangan tarik netto
t
o dx c c
0,003 640,5 71,32 0,024 > 0,005 ok 71,32
70 Kekuatan lentur nominal rencana ØMn = Ø x As pasang x fy x d -
a 2
= 0,9 x 2550,465 x 400 x 640,5 -
60,01 2
= 555344231 Nmm Kontrol kekuatan lentur nominal ØMn > Mu 555344231 Nmm > 540274431 Nmm .. Ok Analisis penulangan di lapangan (+) Mu 299766231 Rn 1,6288 Nmm b d 2 0,9 500 640,52
ρ perlu
2 Rn 0,85f' c 1 1 fy 0,85 f' c 0,85 40 2 1,6288 0,00417 1 1 400 0,85 4 0
ρperlu = 0,00417 > ρmin = 0,00395 dipakai ρperlu sehingga didapatkan tulangan perlu sebesar : Tulangan lentur tekan ρbd As perlu
0,00417 500 640,5 1334,866513 mm 2 Asperlu n tulangan AsD19 1334,866513 4,7 5buah 281,58 Digunakan tulangan 5D19 (As = 1416,925 mm2) Jarak antar tulangan 1 lapis
71
Smaks
b - (2xC) - (v) - (n - l) 500 - (2x40) - (10) - (5x19) (n - 1) (5 - 1)
= 84,62620493 mm > 25 mm Kontrol penggunaan faktor reduksi - Tinggi blok tegangan persegi ekivalen
As pasang Fy
a
0,85 F ' c b
1416,925 400 33,34 mm 0,85 40 500
- Rasio dimensi panjang terhadap pendek
0,85 0,005
F ' c 28 0,85 0,005 40 28 0,84 7
7
- Jarak dari serat tekan terjauh ke sumbu netral
c
a
33,34 39,622 0,84
- Regangan tarik netto
t
o dx c c
0,003 640,5 39,622 0,045 > 0,005 39,622
ok Kekuatan lentur nominal rencana ØMn = Ø x As pasang x fy x d -
a 2
= 0,9 x 1416,925 x 400 x 640,5 -
33,34 2
= 316098921,4 Nmm Kontrol kekuatan lentur nominal ØMn > Mu 316098921,4 Nmm > 299766231 Nmm .. Ok
72 Jumlah kebutuhan tulangan yang dihitung dengan SAP2000 sama dengan perhitungan manual, sehingga rekapitulasi penulangan balok dapat dilihat pada tabel 4.15 - 18. Tabel 4. 15 Rekapitulasi Tulangan Melintang Kode Balok
Tump
Tulangan Lap
Tump
B1LT1
9D19 5D19
5D19 5D19
9D19 5D19
B1LT2
7D19 4D19
4D19 4D19
7D19 4D19
B1LU1
5D19 4D19
4D19 4D19
5D19 4D19
B1LU2
6D19 3D19
3D19 3D19
6D19 3D19
3D19
2D19
3D19
2D19
2D19
2D19
4D19
2D19
4D19
2D19
2D19
2D19
5D19
3D19
5D19
3D19
3D19
3D19
6D19
3D19
6D19
3D19
3D19
3D19
3D19
2D19
3D19
2D19
2D19
2D19
3D19
2D19
3D19
2D19
2D19
2D19
B3LT2
4D19 2D19
2D19 2D19
4D19 2D19
B4LT2
4D19 2D19
2D19 2D19
4D19 2D19
B3LU1 B3LU2 B4LU1 B4LU2 B3LT1 B4LT1
73 Tabel 4. 16 Rekapitulasi Tulangan Memanjang Tulangan
Kode Balok B2MU1 B2MT1 B2MT2 B2MT3 B3MT1 B3MT2 B3MT3 B4MT1 B4MT2 B4MT3 B4MU1
Tump
Lap
Tump
3D19
2D19
3D19
2D19
2D19
2D19
4D19
3D19
4D19
3D19
3D19
3D19
5D19
3D19
5D19
3D19
3D19
3D19
6D19
3D19
6D19
3D19
3D19
3D19
4D19
2D19
4D19
2D19
2D19
2D19
5D19
3D19
5D19
3D19
3D19
3D19
6D19
3D19
6D19
3D19
3D19
3D19
3D19
2D19
3D19
2D19
2D19
2D19
5D19
3D19
5D19
3D19
3D19
3D19
6D19
3D19
6D19
3D19
3D19
3D19
3D19
2D19
3D19
2D19
2D19
2D19
74 Tabel 4. 17 Rekapitulasi Tulangan Memanjang Tiap Lantai Memanjang
Lantai Ujung
Tengah
Atap
-
-
B2MT2
B4MT2
12
-
-
B2MT3
B4MT3
11
-
-
B2MT3
B4MT3
10
-
-
B2MT3
B4MT3
9
-
-
B2MT3
B4MT3
8
-
-
B2MT3
B4MT3
7
-
-
B2MT3
B4MT3
6
-
-
B2MT3
B4MT3
5
-
-
B2MT2
B4MT2
4
-
-
B2MT2
B4MT2
3
-
-
B2MT2
B4MT1
2
-
-
B2MT2
B4MT1
1
-
-
B2MT2
B4MT2
Dasar
B2MU1
B4MU1
B2MT1
B4MT1
Tabel 4. 18 Rekapitulasi Tulangan Melintang Tiap Lantai Melintang
Lantai Ujung
Tengah
Atap
B1LU1
B3LU2
-
B1LT1
B3LT2
B4LT2
12
B1LU2
B3LU2
-
B1LT1
B3LT2
B4LT2
11
B1LU2
B3LU2
-
B1LT1
B3LT2
B4LT2
10
B1LU2
B3LU2
-
B1LT1
B3LT2
B4LT2
9
B1LU2
B3LU2
-
B1LT1
B3LT2
B4LT2
8
B1LU2
B3LU2
-
B1LT1
B3LT2
B4LT2
75 Tabel 4.18 Rekapitulasi Tulangan Melintang Tiap Lantai (Lanjutan) 7
B1LU2
B3LU2
-
B1LT1
B3LT2
B4LT2
6
B1LU2
B3LU2
-
B1LT1
B3LT2
B4LT2
5
B1LU1
B3LU2
-
B1LT2
B3LT2
B4LT2
4
B1LU1
B3LU2
-
B1LT2
B3LT2
B4LT2
3
B1LU1
B3LU1
-
B1LT1
B3LT1
B4LT1
2
B1LU1
B3LU1
-
B1LT1
B3LT1
B4LT1
1
B1LU1
B3LU1
-
B1LT1
B3LT1
B4LT1
Dasar
B1LU1
B3LU1
B4LU1
B1LT1
B3LT1
B4LT1
Perhitungan Tulangan Geser Pasal 21.5.4 mengatakan bahwa gaya geser rencana Ve harus ditentukan dari peninjauan gaya statik pada bagian komponen struktur antara dua muka-muka joint. Momen Mpr dengan tanda berlawanan dianggap bekerja bersama-sama pada muka kolom dan komponen struktur tersebut dibebani penuh dengan beban gravitasi terfaktor (BSN, 2013). Mpr harus dihitung dari tulangan terpasang dengan tegangan 1,25 fy dan fakor reduksi Ø=1. Data balok F'c = 40 MPa Fy = 400 MPa β1 = 0,85 Ø reduksi = 0,75 (SNI 03-2847-2103 pasal 9.3.2.3) Lebar (b) = 500 mm Tinggi (h) = 700 mm a. Menghitung momen ujung (Mpr) Perhitungan Mpr balok dilakukan dengan mengasumsikan sendi plastis terbentuk di ujung-ujung balok dengan tegangan tulangan lentur mencapai 1,25fy.
76 Momen ujung negatif
a pr 1
1,25 As Fy 1,25 2550,465 400 0,85 F ' c b 0,85 40 500 = 75,01 Nmm
Mpr-1
a pr1 2 75,01 = 1,25 x 2550,465 x 400 640,5 2 =1,25 As Fy d
= 815109827 Nmm Momen ujung positif tumpuan kiri
a pr 2
1,25 As Fy 1,25 1416,925 400 0,85 F ' c b 0,85 40 500 = 41,67 Nmm
Mpr-2
=1,25 As Fy d
a pr2 2
= 1,25 x 1416,925 x 400 640,5 = 439007904 Nmm Momen ujung negatif tumpuan kanan Mpr-3 = Mpr-1 = 815109827 Nmm Momen ujung positif tumpuan kanan Mpr-4 = Mpr-2 = 439007904 Nmm b. Menghitung gaya geser akibat Mpr Vg = 123041,72 N (Analisis struktur SAP) Struktur bergoyang ke kiri
33,3394 2
77
Vgempa kiri =
M pr2 M pr3 Ln 439007904 815109827 = =156764,716 N 8000
Total reaksi di ujung kiri balok = Vgempa kiri + Vg = 156764,716 + 123041,72 = 279806,44 N Total reaksi di ujung kanan balok = Vgempa kiri - Vg = 156764,716 123041,72 = 33722,996 N Struktur bergoyang ke kanan Vgempa kanan =
M pr1 M pr4
Ln 815109827 439007904 = =156764,716 N 8000
Total reaksi di ujung kiri balok = Vgempa kanan + Vg = 156764,716 + 123041,72 = 279806,44 N Total reaksi di ujung kanan balok = Vgempa kiri - Vg = 156764,716 - 123041,72 = 33722,996 N Tabel 4. 19 Gaya Geser Desain
Arah Gempa Kiri Kanan
V gempa (N) 156764,716 156764,716
Tump Kiri ( Ve ) 279806,44 33722,996
Tump Kanan ( Ve ) 33722,996 279806,44
78 Perhitungan Tulangan Tranversal Penahan Geser Gaya aksial terfaktor Pu < 0,1 x Agf’c ⇒ telah terpenuhi karena aksial pada balok sangat kecil. Maka Vc = 0. a. Mengecek persyaratan tulangan transversal pada daerah sendi plastis pasal 21.5.3.2 (BSN,2013) Sengkang tertutup pertama harus ditempatkan tidak lebih dari 50 mm dari muka komponen struktur penumpu Spasi sengkang tertutup tidak boleh melebihi nilai terkecil dari : -
d 640,5 160,125 mm 4 4
- enam kali diameter tulangan longitudinal terkecil 6 x 19 = 114 mm - 150 mm b. Mengecek persyaratan tulangan transversal di luar daerah sendi plastis (SNI 03-2847-2013 pasal 21.5.3.4).
d 640,5 320,4 mm 2 2 c. Hitung tulangan geser di daerah sendi plastis (daerah sepanjang 2h dari muka kolom) dan daerah di luar sendi plastis. Daerah sendi plastis muka kolom tumpuan kiri dan kanan Vs =
Ve
Vc =
281558,583 0 = 375411,445 N 0,75
Digunakan sengkang 2D10, Av = 157,14 mm2 s=
Av Fy d 157,14 400 640,5 107 mm Vs 375411,445
107 mm < 114 mm memenuhi syarat Maka, digunakan sengkang 2D10 - 100 mm.
79 Daerah di luar sendi plastis (di luar 2h = 2 x 700 = 1400 mm di luar muka kolom)
Vu
8000 (2 x700) 281558,58 = 232285,831 N 8000
Untuk daerah di luar sendi plastis beton dianggap berkontribusi menahan geser. Besarnya Vc adalah
Vc 0,17 F ' c bw d 0,17 40 500 640,5 = 344324,603 N Vs =
Ve
Vc =
35475,143 344324,603 0,75 = 47300,1913 N
Digunakan sengkang 2D10, Av = 157,14 mm2 Jarak yang digunakan 150 mm, Vs terpasang =
Av Fy d 157,14 400 640,5 s 150 = 268395,12 N
Ø(Vs+Vc) = 0,75 x (47300,1913 + 268395,12) = 236771,4835 N Ø(Vs+Vc) = 236771,4835 > Vu = 232285,831 N, oke Maka, digunakan sengkang 2D10 – 150 mm d. Penulangan Torsi Pasal 11.5.3.5 mengatur tentang perencanaan penampang yang diakibatkan oleh torsi harus didasarkan pada perumusan sebagai berikut (BSN, 2013): ɸ Tn ≥ Tu )
80 Tulangan sengkang untuk torsi harus direncanakan berdasarkan Pasal 11.5.3.6 (BSN, 2013) sesuai persamaan berikut : 2A 0 A t f yt Tn cotθ s Dimana : Tn = Kuat momen torsi (Tc+Ts>Tumin) Ts = Kuat momen torsi nominal tulangan geser Tc = Kuat torsi nominal yang disumbngkan oleh beton Ao = Luas bruto yang ditasi oleh lintasan aliran geser, mm At = Luas satu kaki sengkang tertutup yang menahan puntir dalam daerah sejarak s, mm2 Fyv = kuat leleh tulangan sengkang torsi,Mpa s = Spasi tulangan geser atau puntir dalam arah parallel dengan tulangan longitudinal Sesuai Pasal 11.5.1 (a) pengaruh torsi boleh diabaikan bila momen torsi terfaktor Tu kurang dari (BSN, 2013) :
2
A cp 0,083 f 'c Pcp
Dimana : Ø = Faktor reduksi kekuatan f’c = Kuat tekan beton, Mpa λ = 1,0 (beton normal) Acp = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm2 Pcp = Keliling luar penampang beton, mm2 Data perencanaan : Dimensi Balok Induk = 500/700 mm Tu = 6846043,54 Nmm (output SAP)
81 Pada struktur statis tak tentu dimana reduksi momen torsi pada komponen struktur dapat terjadi akibat redistribusi gaya-gaya dalam dengan adanaya keretakan. Sehingga berdasarkan SNI 2847:2013 Pasal 11.5.2.2 (a) maka momen puntir terfaktor maksimum Tu dapat direduksi sesuai persamaan berikut : A 2 cp Tu 0,33 f ' c P cp 500 7002 6846043,54 0,75 0,33 1 30 500 700 2 6846043,54 79896921,51 Nmm
Dengan demikian Tulangan Torsi diabaikan. Kontrol Lendutan Komponen struktur beton yang mengalami lentur harus dirancang agar memiliki kekakuan cukup untuk batas deformasi yang akan memperlemah kemampuan layan struktur saat bekerja. Sesuai tabel 9.5(a), syarat tebal minimum balok apabila lendutan tidak dihitung adalah sebagai berikut (BSN, 2013): Balok dengan dua tumpuan
hmin
1 Lb 16
Lendutan tidak perlu dihitung sebab perencanaan lebar balok minimum telah direncanakan agar tinggi dari masing-masing tipe balok lebih besar dari persyaratan hmin. Jumlah kebutuhan tulangan geser (sengkang) dengan perhitungan manual sama dengan output dari SAP2000, sehingga rekapitulasi penulangan geser (sengkang) dapat dilihat pada tabel 4.20 - 4.23.
82 Tabel 4. 20 Rekapitulasi Penulangan Geser (Sengkang) Memanjang Ujung Lantai
B2MU1
Dasar
2D10-100/150
B4MU1 2D10-100/150
Tabel 4. 21 Rekapitulasi Penulangan Geser (Sengkang) Melintang Tengah Lantai
B4LT1,B4LT2
B3LT1,B3LT2
Atap-Dasar
2D10-100/150
2D10-100/150
Tabel 4. 22 Rekapitulasi Penulangan Geser (Sengkang) Memanjang Tengah Lantai
B2MT1,B2MT2,B2MT3
B4MT1, B4MT2,B4MT3
Atap-Dasar
2D10-100/150
2D10-100/150
Tabel 4. 23 Rekapitulasi Penulangan Geser (Sengkang) Melintang Ujung Lantai
B1LU1,B1LU2
B3LT1,B3LT2
B4LT1,B4LT2
Atap-Dasar
2D10-100/150
2D10-100/150
2D10-100/150
Panjang Penyaluran Pehitungan pemutusan tulangan (cut-off) positif dan negatif dari hasil momen envelope balok, tulangan perluuntuk momen negatif di ujung-ujung balok dapat dipotong di titik-titik dimana tulangan sudah tidak diperlukan lagi. Namun tetap harus diingat bahwa setidak-tidaknya ada dua buat tulangan yang dibuat kontinu, masing-masing dibagian atas dan bawah balok (Imran,2009).
83 a. Panjang Penyaluran Tulangan Tarik Berdasarkan SNI 03-2847:2013 pasal 12.2.1, perhitungan panjang penyaluran sebagai berikut:
ld d b
Fy t e 21 F ' c
19
400 1,3 1 743,88 mm 2,1 1 40
b 300 mm Jadi digunakan panjang penyaluran tulangan tarik sebesar 800 mm 0,8 m. Pasal 12.15.1, panjang minimum sambungan untuk sambungan lewatan tarik harus seperti disyaratkan untuk sambungan kelas A atau B. Karena seluruh tulangan pada panjang lewatan di sambung, maka sambungan termasuk kelas B (BSN, 2013). Sehingga dipakai panjang penyaluran tulangan tarik, 1.3ld = 1.3 x 800 mm = 1040 ≈ 1500 mm b. Panjang Penyaluran Tulangan Tekan
ldc d b
0,24 Fy 0,24 400 19 288,39 mm F 'c 1 40
b >200 mm ldh 0,043 Fy db 0,043 400 19 326,8 mm dipakai panjang penyaluran tekan 350 mm 0,35 m c. Panjang Penyaluran Tulangan Berkait dalam Kondisi Tarik Pasal 12.5.1, panjang penyaluran ldh untuk tulangan tarik dengan kait standar 90˚ dalam beton berat normal adalah sebagai berikut (BSN, 2013) : ldh 8db 8 19 152 mm
ldh 150 mm 0,24 Fy db 0,24 400 19 ldh 288,39 mm F'c 40
84 Maka,digunakan l dh = 300 mm
Gambar 4. 9 Rencana Penulangan Balok Primer B1LT1 As 2-3
2. Penulangan Kolom Manual Perencanaan Kolom Lantai As 2F (K1T2 dan K1T3)
Gambar 4. 10 Tinjauan Perencanaan Kolom
85 Pada tugas akhir ini, kolom yang ditinjau diambil perlantai potongan memanjang (ujung dan tengah) dan potongan melintang (ujung dan tengah). Mutu Beton : 40 Mpa Mutu Baja Tulangan : 400 Mpa (1,25 fy) Dimensi Kolom : 600 x 600 mm Tebal decking : 40 mm Diameter Tulangan Utama (D) : 25 mm Diameter Sengkang (ф) : 10 mm d = h - selimut – ф – 0,5 = 600-40-10-(0,5x25) = 537,5 Rekapitulasi gaya dalam kolom pada tabel 4.24 akan menjadi data beban yang dimasukan pada program bantu analisis kolom. Tabel 4. 24 Rekapitulasi Gaya Kolom Hasil Analisis Program Kombinasi Kolom Atas 1,4 DL 1,2DL+1,6LL 1,2DL+1LL±1RSPX 1,2DL+1LL±1RSPY 0,9DL±1RSPX 0,9DL±1RSPY Envlope Kolom Bawah 1,4 DL 1,2DL+1,6LL 1,2DL+1LL±1RSPX 1,2DL+1LL±1RSPY 0,9DL±1RSPX 0,9DL±1RSPY Envlope
P KN
Momen KN-m KN-m
Geser KN KN
6157,93 6307,91 6016,65 8151,78 4057,92 4077,09 8151,78
-159,51 -1,00 -0,48 -136,53 -168,30 -0,78 -0,37 -144,11 -184,24 74,62 -55,01 -155,12 -244,73 48,18 37,61 -206,76 -130,32 -74,28 -54,94 -108,94 -136,12 48,03 37,53 -113,77 -130,32 74,62 37,61 -108,94
5561,59 5695,50 5433,83 7363,06 3666,18 3683,91 7363,06
153,94 162,71 -184,59 -244,24 -132,62 -139,81 162,71
0,54 -1,10 -81,59 -53,14 -81,23 -52,43 0,54
-0,67 -0,73 -64,85 -42,26 -59,88 -41,79 -0,67
-133,46 -141,11 -156,91 -208,37 -111,62 -117,32 -111,62
86 Cek syarat komponen struktur penahan gempa Pasal 21.3.2 gaya aksial terfaktor maksimum yang bekerja pada kolom melebihi
Ag F ' c (BSN, 2013). 10
Pu = 8151,78 KN
Ag F ' c 600 600 40 = =1440000 N = 1440 KN Pu 10 10 Ag F ' c Pu > Memenuhi syarat 10 Desain tulangan longitudinal penahan lentur Rasio luas tulangan longitudinal penahan lentur dari trial error dengan PcaColumn didapatkan konfigurasi tulangan longitudinal 20D25 dengan = 2,83% seperti gambar 4.11.
Gambar 4. 11 Konfigurasi Tulangan Longitudinal PcaColumn
Hasil yang telah dilakukan program PcaColumn diperlihatkan padaP-M diagram pada gambar 4.12 dan 4.13.
87
Gambar 4. 12 P-M Diagram Interaksi Kolom Bawah AS C-D
Gambar 4. 13 P-M Diagram Interaksi Kolom Atas AS C-D
Sebagaimana yang telah diperlihatkan pada gambar 4.12 dengan rasio tulangan sebesar 2,83% yaitu 20D25. Pasal 10.9.1 batasan rasio tulangan komponen struktur tekan diijinkan dari 1% - 8%, dengan demikian penampang telah mampu memikul kombinasi
88 beban pada kedua sumbunya (BSN, 2013). Hal tersebut diperlihatkan dengan koordinat yang berasal dari kombinasi beban yang dipikul oleh kolom AS C-D sebagaimana diperlihatkan pada tabel 4.9. Pasal 10.3.6.2, kapasitas beban aksial kolom tidak boleh kurang dari beban aksial terfaktor hasil analisis struktur (BSN, 2013).
Pn maks 0,8 0,85 F ' c Ag Ast Fy Ast =
0,8 0,65 0,85 40 360000 5667,7 410 9812,5 = 8356620 N = 8356,62 KN > 8151,78 KN oke Desain Tulangan Geser Mutu Beton Mutu Baja Tulangan Dimensi Kolom Tebal decking Diameter Tulangan Utama (D) Diameter Sengkang (ф)
: 40 Mpa : 400 Mpa : 600 x 600 mm : 40 mm : 25 mm : 10 mm
a. Menentukan Beban Geser Rencana Kolom Pasal 21.6.5.1 gaya geser desain, Ve ditentukan berikut (BSN, 2013) :
Ve
sebagai
(2 M pr ) Ln
Mpr adalah kekuatan lentur mungkin komponen struktur, dengan atau tanpa beban aksial, yang ditentukan menggunakan properti komponen struktur pada muka joint yang mengasumsikan tegangan tarik dalam batang tulangan longitudinal sebesar paling sedikit 1,25 fy dan faktor reduksi kekuatan sebesar 1,0 Nmm. Sehingga nilai fy untuk analisis geser sebesar 1,25 fy = 1,25 400 = 500 Mpa. Dari hasil analisis menggunakan PcaColumn diperoleh Mpr = 973,9 kNm
89 Panjang bentang bersih (Ln) : 3 – 0,7 = 2,3 m (2 973,9) Ve 846,87 kN 2,3 Geser pada balok : V = 111,68 kN (telah dihitung sebelumnya) Ve > V 846,87 kN > 111,68 kN …OK Nilai gaya geser diambil nilai terbesar dari kedua nilai di atas sehingga diambil nilai gaya geser sebesar 846,87 kN. Pasal 21.6.5.2 karena Pu >
Ag F 'c 10
beton perlu diperhitungkan sesuai pasal 11.2.1.2 kekuatan geser beton yang terbebani aksial tekan ditentukan dengan perumusan berikut (BSN, 2013) : Ag = 600 x 600 = 360000 mm2 d = 600 - 40 - 10 - (25/2) = 537,5 mm
Pu Vc = 0,17 1 F ' c bw d
14 Ag 8151780000 = 0,17 1 40 600 537,5 14 360000 = 560131808,6 N = 506,1318 kN Vc = 0,75 x 506,1318 = 420,098 kN Desain Tulangan Geser Sepanjang Sendi Plastis (lo) Bedasarkan SNI 2847:2013 pasal 21.6.4.1 panjang l0 tidak boleh kurang dari yang terbesar dari :
1 1 l n 2300 383,33 mm 6 6 Dimensi penampang maksimum kolom = 600 mm 450 mm ∴ Maka, l0 pakai adalah 700 mm
90 Direncanakan menggunakan tulangan sengkang 2 kaki D10 (Asv = 157 mm2) s=
Asv Fy d 0,75 157 400 536,5 3 (Vu Vc ) 10 (846,870 - 420,098) 10 3
= 59,21 mm Pasal 21.3.5.2 menyebutkan bahwapada kedua ujung kolom, sengkang harus disediakan dengan spasi s0 sepanjang l0 diukur dari muka joint (BSN, 2013). Spasi s0 tidak boleh melebihi dari yang terkecil dari point berikut : s0
600 300 mm 2
s0 8db = 8 x 25 = 200 mm s0 24dv = 24 x 10 = 240 mm s0 300 mm s0 sperlu = 59,21 mm maka digunakan s0 = 100 mm b. Gaya Geser Perlawanan Sengkang Vs =
Av Fyv d 157 400 536,5 336922 N s 100
(Vs + Vc) = 0,75 (336922 + 560131808,6) = 420351548 N > 846870 N Oke Maka, dipasang sengkang disepanjang sendi plastis kolom (l0) 2D10-100 sepanjang 700 mm dengan sengkang tertutup pertama harus ditempatkan tidak lebih dari
s0 75 mm. 2
c. Desain Tulangan Geser diluar Daerah Sendi Plastis Di luar daerah sendi plastis spasi tulangan geser harus memenuhi pasal 7.10.5 dan 11.4.5.1 (BSN, 2013). Spasi
91 tulangan geser pada kolom diluar sendi plastis tidak boleh melebihi poin berikut : 16db = 16 x 25 = 400 mm
d 536,5 268,25 mm 2 2
48ds = 48 x 10 = 480 mm Dimensi penampang minimum kolom = 600 mm maka digunakan s0 = 200 mm Panjang Lewatan Kolom
ldc d b
0,24 Fy 0,24 400 25 379,4733 mm F 'c 1 40
b >200 mm ldh 0,043 Fy db 0,043 400 25 430 mm dipakai panjang penyaluran tekan 500 mm 0, 5 m Persyaratan Strong Column Weak Beam Sesuai dengan filosofi desain kapasitas, maka pasal 21.6.2 mensyaratkan bahwa : ∑Mnc ≥ (1,2) ∑Mnb Dimana ∑Mnc adalah momen kapasitas kolom dan ∑Mnb merupakan momen kapasitas balok. Perlu diperhatikan bahwa Mnc harus dicari dari gaya aksial terfaktor yang menghasilkan kuat lentur terendah, sesuai dengan arah gempa yang ditinjau yang dipakai untuk memeriksa syarat strong column weak beam. Setelah kita dapatkan jumlah tulangan untuk kolom, maka selanjutnya adalah mengontrol apakah kapasitas kolom tersebut sudah memenuhi persyaratan strong column weak beam (BSN, 2013).
92
Gambar 4. 14 Ilustrasi Kuat Momen yang Bertemu di HBK
∑Mnc = (973,9 +973,9) = 1947,8 kNm Nilai Mg dicari dari jumlah Mnb+ dan Mnb- balok yang menyatu dengan kolom didapat dari Mn pada penulangan balok dimana diperoleh : Mnb+ = 815,109827 kNm Mnb- = 453,025 kNm ∑Mnb = (815,1098 + 453,025) = 1268,1348 kNm Maka : ∑Mnc ≥ (1,2) ∑Mnb 1947,8 kNm > 1,2 x 1268,1348 kNm 1947,8 kNm > 1521,76 kNm …..OK Perencanaan tulangan dan sengkang pada kolom dengan SAP2000 dan manual memberikan hasil yang sama, oleh karena itu selebihnya dapat dilihat pada tabel 4.25 dan 4.26.
93 Tabel 4. 25 Rekapitulasi Penulangan Kolom Lantai 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Dasar
K1U1 16D19
K1T1 20D29
Tabel 4. 25 Rekapitulasi Penulangan Kolom (Lanjutan) Lantai 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Dasar
K1U2 16D19 16D19 16D19 16D19 16D19 16D19 16D19 16D19 16D19 16D19 16D19 16D19 -
K1T2 20D25 -
K1T3 16D19 20D19 -
K1T4 16D19 16D19 16D19 16D19 16D19 16D19 16D19 16D19 16D19 -
94 Tabel 4. 26 Rekapitulasi Penulangan Geser (Sengkang) Kolom Lantai 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Dasar
K1U1,K1U2 2D10-100,50,100 2D10-100,50,100 2D10-100,50,100 2D10-100,50,100 2D10-200,150,200 2D10-200,150,200 2D10-200,150,200 2D10-200,150,200 2D10-200,150,200 2D10-200,150,200 2D10-200,150,200 2D10-200,150,200 2D10-200,150,200
K1T1,K1T2,K1T3,K1T4 2D10-100,50,100 2D10-100,50,100 2D10-100,50,100 2D10-100,50,100 2D10-100,50,100 2D10-100,50,100 2D10-100,50,100 2D10-100,50,100 2D10-100,50,100 2D10-100,50,100 2D10-100,50,100 2D10-100,50,100 2D10-100,50,100
Gambar detail penulangan kolom pada As 2F tersedia pada gambar 4.15.
Gambar 4. 15 Detail Penulangan Kolom As 2F
95 4.4.1.3 Penulangan Shearwall Dinding geser (Shearwall) dalam struktur gedung berfungsi untuk menahan gaya geser dan momen yang terjadi akibat gaya lateral. Dinding geser bekerja sebagai sebuah balok kantilever vertical dan dalam menyediakan tahanan lateral, dinding geser menerima tekuk maupun geser. Untuk dinding geser seperti itu, geser maksimum Vu dan momen maksimum Mu terjadi pada dasar dinding. Jika tegangan lentur diperhitungkan, besar tegangan lentur tersebut akan dipengaruhi oleh beban aksial Nu (kombinasi aksial lentur). Dalam struktur bangunan ini dipakai model section dinding geser dengan tebal 35 cm. Sebagai contoh perhitungan, akan direncanakan dinding geser lantai 1 karena berdasarkan hasil analisis SAP2000 menghasilkan gaya paling maksimum.
Gambar 4. 16 Denah Penempatan Shearwall
Data perencanaan adalah sebagai berikut : Mutu beton (f’c) : 40 Mpa Mutu baja (fy) : 400 Mpa Tebal dinding geser : 350 mm
96 Bentang Shearwall Tinggi Shearwall Tebal selimut beton
: 13790 mm : 47 m (keseluruhan) : 40 mm
Penulangan Geser Tabel 4. 27 Beban yang dipikul Shearwall Lt.1 Location
Shear Combo
Bottom
1.2 D + 1LL+ RSPX
Pu(kN)
Mu (kNm)
1670,614
72272,7544
Perhitungan Evaluasi Kapasitas Kuat Geser Shearwall Menentukan kuat geser sesuai pasal 11.9.6 (BSN, 2013) Vc 0,27
F ' c hd
Nu.d 4lw
atau Vc (0,05
F 'c
lw(0,1
F ' c 0,2 Mu lw V 2
Nu lw h ) hd
Diambil yang tekecil Dimana: Nu = 1670,614 kN = 1670614 N Mu = 72272,7544 kNm = 72272754400 Nmm V = 3100,526 kN = 3100526 N f’c = 40 Mpa Φ = 0,6 Fy = 400 Mpa lw = 13,79 m = 13790 mm h = 350 mm d = 0,8 x lw = 0,8 x 13790 = 11032 mm hd = 350 x 11032 = 3861200 mm2 = 1 (untuk beton normal)
Vu (kN) 3100,526
97 Vc 0,27 1 40 386120
Vc (0,05 1 40
1670614 11032 6927624 N 4 13790
1670614 13790 350 ) 3861200 72272754400 13790 3100526 2
13790 (0,1 1 40 0,2
= 3497114 N Diambil yang terkecil = 3497114 N Pasal 11.9.8, bila Vu kurang dari 0,5ϕVc, maka tulangan harus disediakan sesuai dengan 11.9.9 atau sesuai dengan pasal 14. Bila Vu melebihi 0,5ϕVc, maka tulangan dinding untuk menahan geser harus disediakan sesuai dengan 11.9.9 (BSN, 2013) Maka 0,5ϕVc = 0,5 x 0,60 x 3497114 N = 961706,4 N 0,5ϕVc = 961,7064 kN < Vu = 3100,526 kN Direncanakan tulangan geser 2D10-150 (Av = 157 mm2) Vs harus dihitung dengan :
Vs
Av Fy d 157 400 11032 4618731N s 150
ϕVn = ϕ(Vc+Vs) = 0,6 (3497114+ 4618731) = 4463715 N ϕVn = 4463,715 kN > Vu = 3100,526 kN OK Pasal 21.9.2.2. paling sedikit dua tirai tulangan harus digunakan pada suatu dinding jika Vu melebihi 0,17 x Acv x x F' c (BSN, 2013). Vu = 3100526 N < 0,17 x (13790x350) x 1 x
40 = 5189329 N
Tidak perlu digunakan 2 (dua) tirai tulangan, tapi tetap dipasang 2 (dua) tirai tulangan.
98
Batas Kuat geser sesuai pasal 21.9.4.4 (BSN, 2013). Vn = ϕ x 0,66 x Acv x F' c = 0,66 x (13790 x 350) x 40 = 20146807,73 N = 20146,8 kN ϕVn = 0,60 x 20146,8 = 11080,7 kN > Vu = 3100,526kN Pasal 21.9.4.1 berbunyi bahwa kuat geser Vn tidak boleh melebihi: Vn = Acv (αc F' c + ρt fy) Dimana : Av = luas penampang total dinding struktural ρt = rasio tulangan arah transversal Av
hs αc = 0,25 jika hw/lw < 1,5 0,17 jika hw/lw >2,0 Vn = (13790 x 350) (0,25 x 1 x 40 + 0,00299 x 400 = 51561613 N = 51561,6 kN ϕVn = 0,60 x 51561,6 = 28358,89 kN Diambil yang terkecil = 11080,74 kN > Vu = 3100,526 kN Pasal 21.9.2.1 menyebutkan bahwa rasio tulangan transversal tidak kurang dari 0,0025 dan spasi tulangan masing-masing tidak lebih dari 450 mm (BSN, 2013). Rasio tulangan transversal (2D10-150) Av = 157 mm2
157 0,00299 0,0025ok 350 150
99
Maka, digunakan jarak tulangan transversal 150 mm < 450 mm Penulangan Longitudinal Ratio Tulangan Geser Longitudinal (ρl) Pasal 21.9.4.3. Jika hw/lw tidak melebihi 2,0, rasio tulangan vertical (ρl) tidak boleh kurang dari rasio tulangan transversal (BSN,2013). hw 47000 2,51 2 lw 18715
Maka rasio tulangan longitudinal tidak boleh kurang dari 0,0025 Direncanakan menggunakan tulangan longitudinal D16. Dari hasil analisis sp col dengan menggunakan kombinasi beban di lantai paling dasar shearwall, diperoleh : Dengan memasukkan beban pier force Shearwall yang terdapat pada tabel 4.28 dilantai paling bawah. Tabel 4. 28 Gaya Dalam Shearwall Position
Comb.
Pu
M2
M3
Bottom
1,4 DL
-11091,9
-2148,46
5568,219
Bottom
1,2DL+1,6LL
-10909
-2863,12
5769,407
Bottom
1,2DL+1LL+1RSPX
-12916,1
-12379,8
18647,76
Bottom Bottom
1,2DL+1LL+1RSPY 0,9DL+1RSPX
986,179 1387,578
-22430,4 -11280,9
15426,1 16831,67
Bottom
0,9DL+1RSPY
986,604
-20594,9
11700,9
100
Gambar 4. 17 Daigram Interaksi Aksial dan Momen Shearwall
Berdasarkan hasil tersebut, shearwall memerlukan tulangan memanjang (longitudinal) sebanyak 198D16 (ρ = 1,11 %) > 0,0025. S = 250 mm Maka, rasio tulangan longitudinal sebesar D16 dengan jarak 250 mm telah memenuhi ketentuan. Pasal 21.9.6.3., Dinding struktur yang tidak didesain terhadap ketentuan-ketentuan dari 21.9.6.2. harus memiliki elemen pembatas pada batas-batas dan tepi-tepi sekeliling bukaan dinding struktur dimana tegangan tekan serat terjauh maksimum, terkait dengan kombinasi beban termasuk pengaruh gempa, E melebihi 0,2 F'c (BSN, 2013)
Pu 0,2 F ' c Ag - 12916100 0,2 40 6,9 10 6
101 1,8719 < 8 Elemen pembatas khusus diizinkan untuk dihentikan dimana tegangan tekan yang dihitung kurang dari 0,15 F'c. 1,8719 < 0,15 F'c 1,8719 < 0,15 x 40 1,8719 < 6 Tidak dibutuhkan elemen pembatas khusus (boundary element). Gambar diperlihatkan pada lampiran. 4.4.2
Time History
Analisis time history diinput menggunakan data rekaman gempa yang diambil dari web PEER atau menggunakan bawaan dari SAP2000. Pada tugas akhir ini rekaman gempa menggunakan 3 (tiga) data yaitu Gempa Kobe di Jepang (1995), Imperial Valley di California (1979) dan Tabas di Iran (1978). Pemilihan tersebut berdasarkan magnitude yang berdekatan nilai nya dengan gempa di Padang (M=6,5). 4.4.2.1 Penskalaan Ground Motion Data gempa berupa ground motion yang diambil dari website PEER adalah data asli yang belum diskala terhadap gempa Padang. Data ground motion unscaled dapat dilihat pada gambar 4.18 - 4.23.
102
Gambar 4. 18 Ground Motion Gempa Kobe - X
Gambar 4. 19 Ground Motion Gempa Kobe - Y
Gambar 4. 20 Ground Motion Gempa Imperial Valley - X
103
Gambar 4. 21 Ground Motion Gempa Imperial Valley - Y
Gambar 4. 22 Ground Motion Gempa Tabas - X
Gambar 4. 23 Ground Motion Gempa Tabas - Y
Pasal 11.1.3.2, menyebutkan bahwa setiap pasang gerak tanah tersebut harus diskalakan sedemikian rupa sehingga pada rentang
104 perioda dari 0,2T hingga 1,5T, nilai rata-rata spektrum SRSS dari semua pasang komponen horizontal tidak boleh kurang dari nilai ordinat terkait pada spektrum respons yang telah ditentukan, sehingga rentang perioda ground motion yang akan diskalakan adalah sebagai berikut (BSN, 2012): T = 1,209 s 0,2T = 0,2 x 1,209 = 0,2418 s 1,5T = 1,5 x 1,209 = 1,8135 s Ground motion yang telah diambil dari web PEER masih belum berupa respon spektrum jadi ground motion tersebut perlu diubah menggunakan sofware yaitu seimosignal. Berikut tahap-tahap pengubahan data ground motion menjadi spektrum dan penskalaan ground motion : 1. Membuka file ground motion yang akan diskalakan.
Gambar 4. 24 Tahap 1 SeismoSignal
2. Isi data first line = 1, last line = 4095 (sesuai dengan data PEER), kemudian ok.
105
Gambar 4. 25 Tahap 2 SeismoSignal
3. Klik elastic/inelastic response spectra kemudian ambil data Pseudo-Acceleration
Gambar 4. 26 Tahap 3 SeismoSignal
106
Gambar 4. 27Tahap 4 SeismoSignal
4. Periode yang akan diskalakan dibatasi antara 0,2418 s sampai 1,8135 s terhadap respon spektrum Padang dapat dilihat pada Tabel 4.25, 4.26, dan 4.27 dengan rumus berikut :
n Ai Ai (Erol Kalkan, 2010) SF in1 Ai Ai i 1 Keterangan : Ai = Percepatan Ground Motion
Ai = Percepatan SNI 1726 2012 Tabel 4.29 dan 4.30 menunjukan pehitungan scale factor. Hasil scale factor akan dikalikan dengan respon pada ground motion untuk mendapatkan respon ground motion terskala.
107 Tabel 4. 29 Respon Gempa Kobe Unscaled - X Period (Sec) 0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 0,18 0,2 0,22 0,24 0,26 0,28 0,3 0,32 0,34 0,36 0,38 0,4 0,42 0,44 0,46 0,48 0,5 0,52 0,54 0,56
PseudoAcceleration (g) 0,61771 0,61814 0,62589 0,62589 0,64373 0,79897 0,90397 1,07371 1,05418 1,16338 1,49655 1,36351 1,23133 1,19617 1,2291 1,23555 1,33331 1,33916 1,56797 1,78127 1,63172 1,48722 1,39513 1,47176 1,69187 1,81269 1,84329 1,81468 1,74722
Period (Sec) 1,02 1,04 1,06 1,08 1,1 1,12 1,14 1,16 1,18 1,2 1,22 1,24 1,26 1,28 1,3 1,32 1,34 1,36 1,38 1,4 1,42 1,44 1,46 1,48 1,5 1,52 1,54 1,56 1,58
PseudoAcceleration (g) 1,13924 1,25918 1,40856 1,54529 1,66534 1,76662 1,8714 1,9659 2,03493 2,08042 2,10129 2,10129 2,08299 2,04878 2,00075 1,94282 1,87665 1,80619 1,73268 1,65788 1,58325 1,51003 1,4405 1,37506 1,31531 1,26228 1,21607 1,17682 1,14441
108 Tabel 4.29 Respon Gempa Kobe Unscaled - X (Lanjutan) 0,58 0,6 0,62 0,64 0,66 0,68 0,7 0,72 0,74 0,76 0,78 0,8 0,82 0,84 0,86 0,88 0,9 0,92 0,94 0,96 0,98 1 2,02 2,04 2,06 2,08 2,1 2,12 2,14 2,16 2,18 2,2 2,22 2,24 2,26 2,28 2,3 2,32
1,66138 1,56719 1,48051 1,41212 1,44747 1,48957 1,52698 1,55194 1,56138 1,56024 1,55305 1,53571 1,50276 1,45012 1,37215 1,26817 1,20108 1,13022 1,10234 1,12939 1,14417 1,14733 1,12771 1,09546 1,06131 1,02503 1,00509 0,98392 0,96114 0,93687 0,91122 0,88454 0,85667 0,82792 0,79831 0,76824 0,73768 0,70684
1,6 1,62 1,64 1,66 1,68 1,7 1,72 1,74 1,76 1,78 1,8 1,82 1,84 1,86 1,88 1,9 1,92 1,94 1,96 1,98 2 3,02 3,04 3,06 3,08 3,1 3,12 3,14 3,16 3,18 3,2 3,22 3,24 3,26 3,28 3,3 3,32 3,34
1,11857 1,0939 1,11389 1,13801 1,15933 1,17798 1,19707 1,21717 1,23458 1,24895 1,25992 1,26716 1,27063 1,27033 1,26589 1,25741 1,24488 1,22821 1,20807 1,18439 1,15738 0,23393 0,2293 0,22495 0,22086 0,21702 0,21338 0,20993 0,2066 0,20354 0,20338 0,20519 0,20693 0,20859 0,21015 0,21163 0,21301 0,21428
109 Tabel 4.29 Respon Gempa Kobe Unscaled - X (Lanjutan) Period (Sec) 2,34 2,36 2,38 2,4 2,42 2,44 2,46 2,48 2,5 2,52 2,54 2,56 2,58 2,6 2,62 2,64 2,66 2,68 2,7 2,72 2,74 2,76 2,78 2,8 2,82 2,84 2,86 2,88
PseudoAcceleration (g) 0,67596 0,64521 0,61476 0,5929 0,57422 0,55597 0,53813 0,52079 0,50376 0,48728 0,47125 0,45569 0,44062 0,42604 0,41196 0,39839 0,38533 0,37283 0,36083 0,34936 0,33841 0,32796 0,31802 0,30861 0,29965 0,29117 0,2832 0,27566
Period (Sec) 3,36 3,38 3,4 3,42 3,44 3,46 3,48 3,5 3,52 3,54 3,56 3,58 3,6 3,62 3,64 3,66 3,68 3,7 3,72 3,74 3,76 3,78 3,8 3,82 3,84 3,86 3,88 3,9
PseudoAcceleration (g) 0,21544 0,21648 0,21738 0,21813 0,21873 0,21917 0,21944 0,21951 0,21936 0,21899 0,21837 0,2175 0,21637 0,21497 0,21139 0,21139 0,20921 0,20676 0,20516 0,20337 0,20137 0,19916 0,19674 0,19413 0,19134 0,18837 0,18524 0,18197
110 Tabel 4.29 Respon Gempa Kobe Unscaled - X (Lanjutan) 2,9 2,92 2,94 2,96 2,98 3
0,26854 0,26182 0,25553 0,24963 0,24407 0,23885
3,92 3,94 3,96 3,98 4
0,17856 0,17504 0,1714 0,16768 0,16386
Tabel 4. 30 Respon Gempa Kobe Unscaled - Y Period (Sec) 0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 0,18 0,2 0,22 0,24 0,26 0,28 0,3 0,32 0,34 0,36
PseudoAcceleration (g) 0,67106 0,67644 0,70366 0,75174 0,82023 1,08053 1,26896 1,51381 1,76636 2,33036 2 1,79607 1,81413 1,8014 1,97073 2,27323 2,29426 2,14588 2,12303
Period (Sec) 1,02 1,04 1,06 1,08 1,1 1,12 1,14 1,16 1,18 1,2 1,22 1,24 1,26 1,28 1,3 1,32 1,34 1,36 1,38
PseudoAcceleration (g) 1,41668 1,44927 1,53188 1,62568 1,79631 1,92171 1,99602 2,0165 2,02801 2,04744 2,0422 2,01615 1,97247 1,91299 1,84041 1,75723 1,6666 1,5718 1,47557
111 Tabel 4.30 Respon Gempa Kobe Unscaled - Y (Lanjutan) 0,38 0,4 0,42 0,44 0,46 0,48 0,5 0,52 0,54 0,56 0,58 0,6 0,62 0,64 0,66 0,68 0,7 0,72 0,74 0,76 0,78 0,8 0,82 0,84 0,86 0,88 0,9 0,92 0,94 0,96 0,98 1
2,07588 1,88307 1,59769 1,28928 1,32031 1,27151 1,16355 1,16958 1,12023 1,11424 1,04145 1,06861 1,05935 1,00738 0,90894 0,97427 1,02399 1,06034 1,08089 1,08005 1,06392 1,14125 1,23004 1,26829 1,25844 1,29804 1,33879 1,37182 1,39649 1,41183 1,41773 1,41414
1,4 1,42 1,44 1,46 1,48 1,5 1,52 1,54 1,56 1,58 1,6 1,62 1,64 1,66 1,68 1,7 1,72 1,74 1,76 1,78 1,8 1,82 1,84 1,86 1,88 1,9 1,92 1,94 1,96 1,98 2
1,38032 1,28915 1,2387 1,12675 1,05924 1,00213 0,9567 0,92234 0,89852 0,8841 0,87753 0,87737 0,88146 0,88835 0,89644 0,90492 0,91251 0,91854 0,92243 0,92398 0,92286 0,91882 0,91197 0,90255 0,89067 0,87667 0,86099 0,86507 0,88054 0,89213 0,89998
112 Tabel 4.30 Respon Gempa Kobe Unscaled - Y (Lanjutan) Period (Sec) 2,02 2,04 2,06 2,08 2,1 2,12 2,14 2,16 2,18 2,2 2,22 2,24 2,26 2,28 2,3 2,32 2,34 2,36 2,38 2,4 2,42 2,44 2,46 2,48 2,5 2,52 2,54 2,56 2,58 2,6 2,62
Pseudo-Acceleration (g) 0,90448 0,90566 0,90366 0,89866 0,89087 0,88053 0,8679 0,85323 0,8368 0,81885 0,79966 0,77947 0,75855 0,73713 0,71544 0,6937 0,67207 0,65067 0,62961 0,61454 0,60805 0,60042 0,59175 0,58212 0,57187 0,561 0,54975 0,5382 0,5264 0,5145 0,50259
Period (Sec) 3,02 3,04 3,06 3,08 3,1 3,12 3,14 3,16 3,18 3,2 3,22 3,24 3,26 3,28 3,3 3,32 3,34 3,36 3,38 3,4 3,42 3,44 3,46 3,48 3,5 3,52 3,54 3,56 3,58 3,6 3,62
Pseudo-Acceleration (g) 0,34744 0,34245 0,33731 0,33202 0,32659 0,32102 0,31534 0,30954 0,30364 0,29763 0,29155 0,28538 0,27915 0,27288 0,26663 0,2604 0,2542 0,2523 0,25097 0,24956 0,24807 0,2456 0,24496 0,24327 0,24154 0,23974 0,23785 0,23591 0,23391 0,23182 0,22966
113 Tabel 4.30 Respon Gempa Kobe Unscaled - Y (Lanjutan) 2,64 2,66 2,68 2,7 2,72 2,74 2,76 2,78 2,8 2,82 2,84 2,86 2,88 2,9 2,92 2,94 2,96 2,98 3
0,4907 0,47882 0,46701 0,45522 0,44364 0,43223 0,42104 0,41016 0,39962 0,39439 0,38954 0,38479 0,38012 0,3755 0,37092 0,36632 0,3617 0,35704 0,3523
3,64 3,66 3,68 3,7 3,72 3,74 3,76 3,78 3,8 3,82 3,84 3,86 3,88 3,9 3,92 3,94 3,96 3,98 4
0,22748 0,22522 0,22289 0,22051 0,2181 0,21563 0,21311 0,21054 0,20796 0,20534 0,20267 0,19996 0,19726 0,19453 0,19178 0,189 0,18621 0,18344 0,18065
Untuk data gempa Imperial Valley dan Tabas dapat dilihat pada lampiran. Untuk angka yang bercetak tebal (bold) merupakan batas periode yang ditinjau untuk menskalakan respon dari ground motion gempa yang ditinjau (Kobe).
114
Tabel 4. 31 Respon SNI 1726 2012 Period (Sec) 0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 0,18 0,2 0,22 0,24 0,26 0,28 0,3 0,32 0,34 0,36 0,38 0,4 0,42 0,44 0,46 0,48 0,5
Sa (g) 0,3336 0,37707225 0,4205445 0,46401675 0,507489 0,55096125 0,5944335 0,63790575 0,681378 0,72485025 0,7683225 0,81179475 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834
Period (Sec) 1,02 1,04 1,06 1,08 1,1 1,12 1,14 1,16 1,18 1,2 1,22 1,24 1,26 1,28 1,3 1,32 1,34 1,36 1,38 1,4 1,42 1,44 1,46 1,48 1,5 1,52
Sa (g) 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,827586207 0,813559322 0,8 0,786885246 0,774193548 0,761904762 0,75 0,738461538 0,727272727 0,71641791 0,705882353 0,695652174 0,685714286 0,676056338 0,666666667 0,657534247 0,648648649 0,64 0,631578947
115 Tabel 4.31 Respon SNI 1726 2012 (Lanjutan) 0,52 0,54 0,56 0,58 0,6 0,62 0,64 0,66 0,68 0,7 0,72 0,74 0,76 0,78 0,8 0,82 0,84 0,86 0,88 0,9 0,92 0,94 0,96 0,98 1
0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834 0,834
1,54 1,56 1,58 1,6 1,62 1,64 1,66 1,68 1,7 1,72 1,74 1,76 1,78 1,8 1,82 1,84 1,86 1,88 1,9 1,92 1,94 1,96 1,98 2
0,623376623 0,615384615 0,607594937 0,6 0,592592593 0,585365854 0,578313253 0,571428571 0,564705882 0,558139535 0,551724138 0,545454545 0,539325843 0,533333333 0,527472527 0,52173913 0,516129032 0,510638298 0,505263158 0,5 0,494845361 0,489795918 0,484848485 0,48
116 Tabel 4.31 Respon SNI 1726 2012 (Lanjutan) Period (Sec) 2,02 2,04 2,06 2,08 2,1 2,12 2,14 2,16 2,18 2,2 2,22 2,24 2,26 2,28 2,3 2,32 2,34 2,36 2,38 2,4 2,42 2,44 2,46 2,48 2,5 2,52 2,54 2,56 2,58 2,6 2,62
Sa (g) 0,475247525 0,470588235 0,466019417 0,461538462 0,457142857 0,452830189 0,448598131 0,444444444 0,440366972 0,436363636 0,432432432 0,428571429 0,424778761 0,421052632 0,417391304 0,413793103 0,41025641 0,406779661 0,403361345 0,4 0,396694215 0,393442623 0,390243902 0,387096774 0,384 0,380952381 0,377952756 0,375 0,372093023 0,369230769 0,366412214
Period (Sec) 3,02 3,04 3,06 3,08 3,1 3,12 3,14 3,16 3,18 3,2 3,22 3,24 3,26 3,28 3,3 3,32 3,34 3,36 3,38 3,4 3,42 3,44 3,46 3,48 3,5 3,52 3,54 3,56 3,58 3,6 3,62
Sa (g) 0,317880795 0,315789474 0,31372549 0,311688312 0,309677419 0,307692308 0,305732484 0,303797468 0,301886792 0,3 0,298136646 0,296296296 0,294478528 0,292682927 0,290909091 0,289156627 0,28742515 0,285714286 0,284023669 0,282352941 0,280701754 0,279069767 0,277456647 0,275862069 0,274285714 0,272727273 0,271186441 0,269662921 0,268156425 0,266666667 0,26519337
117 Tabel 4.31 Respon SNI 1726 2012 (Lanjutan) 2,64 2,66 2,68 2,7 2,72 2,74 2,76 2,78 2,8 2,82 2,84 2,86 2,88 2,9 2,92 2,94 2,96 2,98 3
0,363636364 0,360902256 0,358208955 0,355555556 0,352941176 0,350364964 0,347826087 0,345323741 0,342857143 0,340425532 0,338028169 0,335664336 0,333333333 0,331034483 0,328767123 0,326530612 0,324324324 0,322147651 0,32
3,64 3,66 3,68 3,7 3,72 3,74 3,76 3,78 3,8 3,82 3,84 3,86 3,88 3,9 3,92 3,94 3,96 3,98 4
0,263736264 0,262295082 0,260869565 0,259459459 0,258064516 0,256684492 0,255319149 0,253968254 0,252631579 0,251308901 0,25 0,248704663 0,24742268 0,246153846 0,244897959 0,243654822 0,242424242 0,24120603 0,24
Untuk angka yang bercetak tebal (bold) merupakan batas periode yang ditinjau untuk menskalakan respon dari ground motion gempa yang ditinjau (Kobe) terhadap respon spektrum Padang.
118 Tabel 4. 32 Perhitungan Scale Factor Gempa Kobe - X Kobe -X ASNI.AGRM AGRM.AGRM 1,02692922 1,516173569 0,99760578 1,430822669 1,0250694 1,51068681 1,0304487 1,526583803 1,11198054 1,777715556 1,11685944 1,793349506 1,30768698 2,458529921 1,48557918 3,172922813 1,36085448 2,662510158 1,24034148 2,211823328 1,16353842 1,946387717 1,22744784 2,166077498 1,41101958 2,862424097 1,51178346 3,285845036 1,53730386 3,397718024 1,51344312 3,293063502 1,45718148 3,052777728 1,38559092 2,760183504 1,30703646 2,456084496 1,23474534 2,19190986 1,17770808 1,994082894 1,20718998 2,095169401 1,24230138 2,218818785 1,27350132 2,33166792 1,29431796 2,408517764 1,30219092 2,437907504 1,30124016 2,434348858
119 Tabel 4.32 Perhitungan Scale Factor Gempa Kobe - X (Lanjutan) Kobe -X ASNI.AGRM AGRM.AGRM 1,2952437 2,411964303 1,28078214 2,358405204 1,25330184 2,258287618 1,20940008 2,102848014 1,1443731 1,882795623 1,05765378 1,608255149 1,00170072 1,442593166 0,94260348 1,277397248 0,91935156 1,215153476 0,94191126 1,275521772 0,95423778 1,309124989 0,95687322 1,316366129 0,95012616 1,297867778 1,05015612 1,585534272 1,17473904 1,984041274 1,28877186 2,387921184 1,38889356 2,773357316 1,47336108 3,120946224 1,5607476 3,50213796 1,626951724 3,86476281 1,655536271 4,140940105 1,664336 4,328147376 1,653474098 4,415419664 1,626805161 4,415419664 1,58704 4,33884734 1,536585 4,197499488 1,477476923 4,003000563
120 Tabel 4.32 Perhitungan Scale Factor Gempa Kobe - X (Lanjutan) Kobe -X ASNI.AGRM AGRM.AGRM 1,140500935 0,775333081 1,111590819 0,75325041 1,069354729 0,728001433 1,012025987 0,70023424 0,937069913 0,670515323 0,845763422 0,639456116 0,78079566 0,607573481 0,71501187 0,575398103 0,677681615 0,543360637 0,673880992 0,511854394 0,661954748 0,48121969 0,643085785 0,451678085 0,618218589 0,423371449 0,661188795 0,396408752 0,72192413 0,377659412 0,783637729 0,369724803 0,833919471 0,360504176 0,871861419 0,350168063 0,908542393 0,338863694 0,930404882 0,327035297 0,928755848 0,314721 0,914968716 0,302225063 0,88989976 0,28965924 0,856350237 0,27709696 0,81653208 0,26471025 0,772272255 0,252596708 0,724997926 0,24078649
121 Keterangan Ai (AGRM ) = Percepatan Ground Motion
Ai (ASNI) = Percepatan SNI 1726 2012 SF
185,289043 0,4947829 91,6778648 Tabel 4. 33 Perhitungan Scale Factor Gempa Kobe - Y Kobe -Y ASNI.AGRM AGRM.AGRM 1,51298442 3,291067657 1,5023676 3,24504196 1,64358882 3,883776733 1,89587382 5,167574633 1,91341284 5,263628948 1,78966392 4,604800974 1,77060702 4,507256381 1,73128392 4,309277774 1,57048038 3,545952625 1,33247346 2,552613336 1,07525952 1,662242918 1,10113854 1,743218496 1,06043934 1,61673768 0,9704007 1,353848603 0,97542972 1,367917376 0,93427182 1,254915253 0,92927616 1,241530778 0,8685693 1,084618103 0,89122074 1,141927332 0,8834979 1,122222423
122 Tabel 4. 33 Perhitungan Scale Factor Gempa Kobe - Y (Lanjutan) Kobe -Y ASNI.AGRM AGRM.AGRM 0,8834979 1,1222224225 0,84015492 1,0148144644 0,75805596 0,8261719236 0,81254118 0,9492020329 0,85400766 1,0485555201 0,88432356 1,1243209156 0,90146226 1,1683231921 0,9007617 1,1665080025 0,88730928 1,131925766 0,9518025 1,302451563 1,02585336 1,512998402 1,05775386 1,608559524 1,04953896 1,583671234 1,08256536 1,684907842 1,11655086 1,792358664 1,14409788 1,881890112 1,16467266 1,95018432 1,17746622 1,993263949 1,18238682 2,009958353 1,17939276 1,99979194 1,18151112 2,006982222 1,20869118 2,100383533 1,27758792 2,346656334 1,35581712 2,642835462 1,49812254 3,226729616 1,60270614 3,692969324 1,66468068 3,98409584 1,6688275 4,06627225 1,64990 4,1128245601 1,637952 4,1920105536
123 Tabel 4. 33 Perhitungan Scale Factor Gempa Kobe - Y (Lanjutan) Kobe -Y ASNI.AGRM AGRM.AGRM 1,60697704918033 4,17058084 1,56089032258064 4,0648608225 1,50283428571428 3,8906379009 1,4347425 3,6595307401 1,359072 3,3871089681 0,151438248 0,186822773 0,146448696 0,177274682 0,141637986 0,168231226 0,137012571 0,159696144 0,134260426 0,155543472 0,131675493 0,151741412 0,12916028 0,148063344 0,126706667 0,144491214 0,124303448 0,14100025 0,121946301 0,137581646 0,119614694 0,134190342 0,117308108 0,13082689 0,115019597 0,127477562 0,112736 0,12411529 0,110444503 0,120714554 0,108142105 0,117272003 0,105822745 0,113778036 0,103486753 0,11023728 0,101137548 0,106661028 0,098775385 0,10305384 0,096409682 0,099439316 0,094037468 0,095815012 0,091664906 0,09219725 0,089289 0,088583617 0,086921739 0,085001403 0,084557037 0,081441744 0,082203681 0,077924723
124
SF
166,25718 0,5154262 85,6933185
Tabel 4. 34 Respon Gempa Kobe Scaled - X Period (Sec) 0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 0,18 0,2 0,22 0,24 0,26 0,28 0,3 0,32 0,34 0,36 0,38 0,4 0,42 0,44 0,46 0,48 0,5 0,52
Pseudo-Acceleration (g) 0,305632394 0,30584515 0,309679718 0,309679718 0,318506647 0,395316756 0,447268969 0,531253432 0,52159032 0,575620622 0,740467467 0,674641539 0,609241125 0,591844555 0,608137759 0,611329109 0,659699093 0,662593574 0,775804867 0,881342076 0,807347282 0,735851141 0,690286577 0,728201797 0,837108478 0,896888157 0,912028517
Period (Sec) 1,02 1,04 1,06 1,08 1,1 1,12 1,14 1,16 1,18 1,2 1,22 1,24 1,26 1,28 1,3 1,32 1,34 1,36 1,38 1,4 1,42 1,44 1,46 1,48 1,5 1,52 1,54
Pseudo-Acceleration (g) 0,56367656 0,623020831 0,696931512 0,764583189 0,823981886 0,874093506 0,925936866 0,972693858 1,006848727 1,029356404 1,039682525 1,039682525 1,030627996 1,013701471 0,989937044 0,961274266 0,928534477 0,893672068 0,857300571 0,820290804 0,783365151 0,747137141 0,712734881 0,680356282 0,650793 0,624554658 0,601690737
125 Tabel 4. 34 Respon Gempa Kobe Scaled - X (Lanjutan) 0,54 0,56 0,58 0,6 0,62 0,64 0,66 0,68 0,7 0,72 0,74 0,76 0,78 0,8 0,82 0,84 0,86 0,88 0,9 0,92 0,94 0,96 0,98 1
0,897872776 0,864494716 0,822022545 0,775418936 0,732531148 0,69869294 0,716183518 0,737013881 0,755523713 0,767873496 0,772544247 0,771980194 0,768422705 0,759843168 0,743540069 0,717494693 0,678916464 0,62746893 0,59427394 0,559213618 0,545419069 0,558802948 0,566115841 0,567679355
1,56 1,58 1,6 1,62 1,64 1,66 1,68 1,7 1,72 1,74 1,76 1,78 1,8 1,82 1,84 1,86 1,88 1,9 1,92 1,94 1,96 1,98 2
0,582270505 0,566234588 0,553449396 0,5412431 0,551133812 0,563067977 0,573616751 0,582844453 0,59228986 0,602234998 0,61084917 0,617959201 0,62338697 0,626969199 0,628686096 0,628537661 0,626340825 0,622145065 0,615945434 0,607697402 0,597732473 0,586016012 0,572651924
126 Tabel 4. 34 Respon Gempa Kobe Scaled - X (Lanjutan) Period (Sec) 2,02 2,04 2,06 2,08 2,1 2,12 2,14 2,16 2,18 2,2 2,22 2,24 2,26 2,28 2,3 2,32 2,34 2,36 2,38 2,4 2,42 2,44 2,46 2,48 2,5 2,52
PseudoAcceleration (g) 0,5579717 0,542015 0,5251181 0,5071674 0,4973014 0,4868269 0,4755557 0,4635473 0,4508561 0,4376553 0,4238657 0,4096407 0,3949902 0,3801121 0,3649915 0,3497324 0,3344535 0,3192389 0,3041728 0,2933568 0,2841143 0,2750845 0,2662576 0,257678 0,2492519 0,2410978
Period (Sec) 3,02 3,04 3,06 3,08 3,1 3,12 3,14 3,16 3,18 3,2 3,22 3,24 3,26 3,28 3,3 3,32 3,34 3,36 3,38 3,4 3,42 3,44 3,46 3,48 3,5 3,52
PseudoAcceleration (g) 0,115744582 0,113453737 0,111301431 0,109277769 0,107377802 0,105576792 0,103869791 0,102222163 0,100708127 0,100628962 0,101524519 0,102385442 0,103206781 0,103978643 0,104710922 0,105393722 0,106022097 0,106596045 0,107110619 0,107555924 0,107927011 0,108223881 0,108441585 0,108575177 0,108609812 0,108535594
127 Tabel 4. 34 Respon Gempa Kobe Scaled - X (Lanjutan) 2,54 2,56 2,58 2,6 2,62 2,64 2,66 2,68 2,7 2,72 2,74 2,76 2,78 2,8 2,82 2,84 2,86 2,88 2,9 2,92 2,94 2,96 2,98 3
0,2331665 0,2254677 0,2180113 0,2107973 0,2038308 0,1971166 0,1906547 0,1844699 0,1785325 0,1728574 0,1674395 0,162269 0,1573509 0,152695 0,1482617 0,144066 0,1401225 0,1363919 0,132869 0,1295441 0,1264319 0,1235127 0,1207617 0,1181789
3,54 3,56 3,58 3,6 3,62 3,64 3,66 3,68 3,7 3,72 3,74 3,76 3,78 3,8 3,82 3,84 3,86 3,88 3,9 3,92 3,94 3,96 3,98 4
0,108352524 0,108045759 0,107615298 0,107056193 0,106363497 0,104592174 0,104592174 0,103513547 0,102301329 0,101509676 0,100624014 0,099634448 0,098540978 0,097343603 0,09605222 0,094671775 0,09320227 0,091653599 0,090035659 0,088348449 0,086606813 0,084805803 0,08296521 0,081075139
128 Tabel 4. 35 Respon Gempa Kobe Scaled - Y Period (Sec) 0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 0,18 0,2 0,22 0,24 0,26 0,28 0,3 0,32 0,34 0,36 0,38 0,4 0,42 0,44 0,46 0,48 0,5 0,52 0,54
PseudoAcceleration (g) 0,345881949 0,348654942 0,362684845 0,38746654 0,422768085 0,556933541 0,654055312 0,780257433 0,910428336 1,201128749 1,124417858 0,92574165 0,935050249 0,928488872 1,015766002 1,171682447 1,182521861 1,106042912 1,094265422 1,069963073 0,970583735 0,823491388 0,664528774 0,680522451 0,655369649 0,59972423 0,60283225 0,577395964
Period (Sec) 1,02 1,04 1,06 1,08 1,1 1,12 1,14 1,16 1,18 1,2 1,22 1,24 1,26 1,28 1,3 1,32 1,34 1,36 1,38 1,4 1,42 1,44 1,46 1,48 1,5 1,52 1,54 1,56
PseudoAcceleration (g) 0,73019408 0,746991822 0,789571186 0,837918169 0,925865353 0,990499806 1,028801132 1,039357062 1,045289618 1,05530435 1,052603517 1,039176663 1,016662843 0,986005289 0,948595651 0,905722494 0,859009412 0,810147002 0,760547533 0,711453181 0,664461769 0,638458513 0,580756543 0,545960116 0,516524122 0,493108307 0,475398261 0,463120807
129 Tabel 4. 35 Respon Gempa Kobe Scaled - Y (Lanjutan) 0,56 0,58 0,6 0,62 0,64 0,66 0,68 0,7 0,72 0,74 0,76 0,78 0,8 0,82 0,84 0,86 0,88 0,9 0,92 0,94 0,96 0,98 1
0,574308561 0,536790683 0,55078966 0,546016813 0,51923011 0,468491549 0,502164346 0,52779134 0,546527085 0,557119095 0,556686137 0,548372311 0,588230224 0,633994922 0,653709977 0,648633028 0,669043908 0,690047528 0,707072058 0,719787624 0,727694263 0,730735278 0,728884897
1,58 1,6 1,62 1,64 1,66 1,68 1,7 1,72 1,74 1,76 1,78 1,8 1,82 1,84 1,86 1,88 1,9 1,92 1,94 1,96 1,98 2
0,45568836 0,45230201 0,452219541 0,454327635 0,457878922 0,46204872 0,466419535 0,47033162 0,473439641 0,475444649 0,47624356 0,475666282 0,47358396 0,47005329 0,465197975 0,459074711 0,451858743 0,443776859 0,445879798 0,453853443 0,459827233 0,463873329
130 Tabel 4.35 Respon Gempa Kobe Scaled - Y (Lanjutan) Period (Sec) 2,02 2,04 2,06 2,08 2,1 2,12 2,14 2,16 2,18 2,2 2,22 2,24 2,26 2,28 2,3 2,32 2,34 2,36 2,38 2,4 2,42 2,44 2,46 2,48 2,5 2,52 2,54
PseudoAcceleration (g) 0,4661927 0,466801 0,4657701 0,463193 0,4591778 0,4538483 0,4473385 0,4397772 0,4313087 0,4220568 0,4121658 0,4017593 0,3909766 0,3799362 0,3687566 0,3575512 0,3464025 0,3353724 0,3245175 0,3167501 0,3134049 0,3094722 0,3050035 0,3000399 0,2947568 0,2891541 0,2833556
Period (Sec) 3,02 3,04 3,06 3,08 3,1 3,12 3,14 3,16 3,18 3,2 3,22 3,24 3,26 3,28 3,3 3,32 3,34 3,36 3,38 3,4 3,42 3,44 3,46 3,48 3,5 3,52 3,54
PseudoAcceleration (g) 0,179079701 0,176507724 0,173858433 0,171131828 0,168333064 0,165462139 0,162534518 0,159545046 0,156504031 0,153406319 0,150272527 0,147092347 0,143881242 0,140649519 0,137428105 0,134216999 0,131021356 0,130042046 0,12935653 0,128629778 0,127861793 0,12658869 0,126258818 0,125387747 0,12449606 0,123568293 0,122594137
131 Tabel 4. 35 Respon Gempa Kobe Scaled - Y (Lanjutan) 2,56 2,58 2,6 2,62 2,64 2,66 2,68 2,7 2,72 2,74 2,76 2,78 2,8 2,82 2,84 2,86 2,88 2,9 2,92 2,94 2,96 2,98 3
0,2774024 0,2713204 0,2651868 0,2590481 0,2529197 0,2467964 0,2407092 0,2346323 0,2286637 0,2227827 0,2170151 0,2114072 0,2059746 0,203279 0,2007791 0,1983309 0,1959238 0,1935426 0,1911819 0,1888109 0,1864297 0,1840278 0,1815847
3,56 3,58 3,6 3,62 3,64 3,66 3,68 3,7 3,72 3,74 3,76 3,78 3,8 3,82 3,84 3,86 3,88 3,9 3,92 3,94 3,96 3,98 4
0,12159421 0,120563357 0,119486117 0,118372796 0,117249167 0,116084303 0,11488336 0,113656646 0,112414468 0,111141365 0,109842491 0,108517846 0,107188046 0,105837629 0,104461441 0,103064636 0,101672985 0,100265871 0,098848449 0,097415564 0,095977525 0,094549794 0,093111755
5. Scale factor yang telah dihitung kemudian dikalikan dengan respon gempa unscaled dan plot respon dari masing-masing gempa terskala dapat dilihat pada gambar 4.28 - 4.33.
132
Gambar 4. 28 Batasan Penskalaan Gempa Rencana Kobe - X
Gambar 4. 29 Batasan Penskalaan Gempa Rencana Kobe - Y
133
Gambar 4. 30 Batasan Penskalaan Gempa Rencana Imperial Valley - X
Gambar 4. 31 Batasan Penskalaan Gempa Rencana Imperial Valley - Y
134
Gambar 4. 32 Batasan Penskalaan Gempa Rencana Tabas - X
Gambar 4. 33 Batasan Penskalaan Gempa Rencana Tabas - Y
6. Data ground motion yang belum diskalakan dikalikan dengan scale factor respon kemudian di pindahkan ke notepad lalu diinput di sap2000 untuk analisis linier time history.
135 4.4.2.2 Hasil Analisis Linier Time History Hasil desain gedung yang dianalisis dengan respon spektra Padang, kemudian dianalisis kembali dengan linier time history, dan mendapatkan hasil seperti berikut : 1. Base shear
Gambar 4. 34 Base Shear vs Time Kobe - X
Gambar 4. 35 Base Shear vs Time Kobe - Y
136
Gambar 4. 36 Base Shear vs Time Imperial Valley - X
Gambar 4. 37 Base Shear vs Time Imperial Valley - Y
137
Gambar 4. 38 Base Shear vs Time Tabas - X
Gambar 4. 39 Base Shear vs Time Tabas - Y
Berdasarkan Gambar 4.34 - 4.39, diperoleh nilai base shear maksimum pada gempa setiap arah gempa yang ditinjau. Hasil base shear kobe arah x sebesar 1,058 x 104 KN pada detik ke 6,1; kobe arah y sebesar 9,591 x 103 KN pada detik ke 6,54; imperial valley arah x sebesar 2,691 x 103 KN pada detik ke 3,385; imperial valley y sebesar 1,115 x 103 KN pada detik ke
138 10,02; tabas x sebesar 9,879 x 103 KN pada detik ke 20,326 dan tabas y sebesar 9,44 x 103 KN pada detik ke 20,06. Tabel 4. 36 Perbandingan Nilai Base Shear
Base Shear
KN X Y
Respon Spektra 11621,343 12038,64
Kobe 10580 9591
Imperial Valley 2691 1115
Tabas 9879 9440
Gambar 4. 40 Perbandingan Nilai Base Shear
Hasil perbandingan nilai base shear direpresentasikan dalam gambar 4.40 dan dirincikan pada tabel 4.56. Nilai base shear yang terbesar dari kedua analisis yaitu nilai base shear dengan analisis respon spektra. Dari gambar 4.40, dapat diketahui bahwa nilai base shear gempa Imperial Valley mengalami perubahan yang drastis. Hal ini bisa terjadi seperti pada beberapa studi yang membahas tentang analisis linier time history. Nilai base shear pada beberapa gempa yang ditinjau mengalami perubahan yang signifikan (Onur Merter, Taner Ucar 2013).
139 2. Acceleration
Gambar 4. 41 Acceleration vs Time Kobe - X
Gambar 4. 42 Acceleration vs Time Imperial Valley - X
140
Gambar 4. 43 Acceleration vs Time Tabas - X
Gambar 4. 44 Acceleration vs Time Kobe - Y
141
Gambar 4. 45 Acceleration vs Time Imperial Valley - Y
Gambar 4. 46 Acceleration vs Time Tabas - Y
Berdasarkan Gambar 4.41 - 4.46, diperoleh nilai acceleration maksimum pada gempa setiap arah gempa yang ditinjau. Hasil acceleration kobe arah x sebesar 1,507 x 103 mm/s2 pada detik ke 7,76; acceleration maksimum imperal valley arah x 3,708 x 102 mm/s2 pada detik ke 3,54; acceleration maksimum tabas arah x sebesar 7,184 x 103 mm/s2 pada detik ke
142 23,14; acceleration maksimum kobe arah y sebesar 6,76 x 102 mm/s2 pada detik ke 7,21; acceleration maksimum imperial valley arah y 2,273 x 102 mm/s2 pada detik ke 5,795; acceleration maksimum tabas arah y sebesar 5,458 x 103 mm/s2 pada detik ke 23,18.
3. Displacement Tabel 4. 37 Simpangan Gempa Kobe-X Kobe - X
xcde
U1
U1
U1
U1
U1
mm
mm
mm
mm
mm
mm
Atap
47
45,9
3,2
17,7
60
safe
12
44
42,7
3,4
18,7
60
safe
11
41
39,3
3,5
19,1
60
safe
10
38
35,8
3,5
19,1
60
safe
9
35
32,3
3,6
19,7
60
safe
8
32
28,7
3,6
20,0
60
safe
7
29
25,1
3,7
20,2
60
safe
6
26
21,4
3,6
20,0
60
safe
5
23
17,8
3,6
19,5
60
safe
4
20
14,2
3,4
18,7
60
safe
3
17
10,8
3,2
17,4
60
safe
2
14
7,7
2,5
13,9
60
safe
1
11
5,1
3,9
21,5
60
safe
Dasar
8
1,2
1,2
6,8
100
safe
Basement
3
0,0
0,0
0,0
60
safe
Level
hi
Ket
143 Tabel 4. 38 Simpangan Gempa Kobe - Y
Level
hi
Kobe Y U1
xcde
Ket
U1
U1
U1
U1
m
mm
mm
mm
mm
mm
Atap
47
16,95
1,17
6,435
60
Safe
12
44
15,78
1,23
6,765
60
Safe
11 10
41 38
14,55 13,26
1,29 1,32
7,095 7,26
60 60
Safe
9
35
11,94
1,36
7,48
60
Safe
8
32
10,58
1,37
7,546
60
Safe
7
29
9,208
1,37
7,5405
60
Safe
6
26
7,837
1,35
7,4195
60
Safe
5
23
6,488
1,31
7,1775
60
Safe
4
20
5,183
1,18
6,4845
60
Safe
3
17
4,004
1,12
6,13
60
Safe
2
14
2,889
1,05
5,775
60
Safe
1
11
1,839
1,37
7,538
60
Safe
Dasar Basemen t
8
0,4683
0,47
2,57
100
Safe
3
0
0,00
0
60
Safe
Safe
144 Tabel 4. 39Simpangan Gempa Imperial Valley - X Imp Val - X
xcde
Ket
U1
U1
U1
U1
U1
m
mm
mm
mm
mm
mm
Atap
47
89,9
7,0
38,5
60
Safe
12
44
82,9
7,0
38,6
60
Safe
11
41
75,8
8,3
45,6
60
Safe
10
38
67,5
7,9
43,7
60
Safe
9
35
59,6
7,9
43,3
60
Safe
8
32
51,7
7,6
41,7
60
Safe
7
29
44,1
7,1
39,2
60
Safe
6
26
37,0
6,6
36,5
60
Safe
5
23
30,4
6,2
34,3
60
Safe
4
20
24,1
4,9
27,1
60
Safe
3
17
19,2
4,4
24,2
60
Safe
2
14
14,8
4,2
23,2
60
Safe
1
11
10,6
7,6
41,6
60
Safe
Dasar
8
3,0
3,0
16,7
100
Safe
Basement
3
0,0
0,0
0,0
60
Safe
Level
hi
145 Tabel 4. 40 Simpangan Gempa Imperial Valley - Y
U1
xcd e U1
U1
U1
mm
mm
mm
mm
mm
47
40,93
2,84
15,62
60
safe
12
44
38,09
2,67
14,685
60
safe
11 10
41 38
35,42 32,94
2,48 2,62
13,64 14,41
60 60
safe safe
9
35
30,32
2,80
15,4
60
safe
8
32
27,52
2,97
16,335
60
safe
7
29
24,55
3,13
17,215
60
safe
6
26
21,42
3,25
17,875
60
safe
5
23
18,17
3,27
17,985
60
safe
4
20
14,9
3,21
17,655
60
safe
3
17
11,69
3,07
16,874
60
safe
2 1
14 11
8,622 6,115
2,51 4,47
13,7885 24,5575
60 60
safe safe
Dasar Basement
8 3
1,65 0
1,65 0,00
9,075 0
100 60
safe safe
Imp Val - Y
U1 m
Atap
Level
hi
Ket
146 Tabel 4. 41 Simpangan GempaTabas - X Tabas X
xcde
Ket
U1
U1
U1
U1
U1
m
mm
mm
mm
mm
mm
Atap
47
31,1
2,2
12,2
60
safe
12
44
28,9
1,9
10,4
60
safe
11
41
26,5
2,3
12,5
60
safe
10
38
24,2
2,3
12,7
60
safe
9
35
21,9
2,3
12,5
60
safe
8
32
19,7
2,4
12,9
60
safe
7
29
17,3
2,4
13,3
60
safe
6
26
14,9
2,4
13,4
60
safe
5
23
12,4
2,4
13,3
60
safe
4
20
10,0
2,4
13,0
60
safe
3
17
7,7
2,2
12,3
60
safe
2
14
5,4
1,8
9,9
60
safe
1
11
3,6
2,8
15,1
60
safe
Dasar
8
0,9
0,9
4,9
100
safe
Basement
3
0,0
0,0
0,0
60
safe
Level
hi
147 Tabel 4. 42 Simpangan Gempa Tabas - Y
Level
hi
Tabas - Y U1
xcde U1 U1
U1
Ket U1
m
mm
mm
mm
mm
mm
Atap
47
18,4
1,35
7,42
60
safe
12
44
17,1
1,45
7,98
60
safe
11 10
41 38
15,6 14,1
1,52 1,56
8,36 8,58
60 60
safe safe
9
35
12,5
1,58
8,69
60
safe
8
32
10,9
1,60
8,79
60
safe
7
29
9,3
1,52
8,34
60
safe
6
26
7,8
1,13
6,21
60
safe
5
23
6,7
1,15
6,34
60
safe
4
20
5,5
1,16
6,35
60
safe
3
17
4,4
1,13
6,23
60
safe
2
14
3,3
1,08
5,92
60
safe
1
11
2,2
1,57
8,63
60
safe
Dasar
8
0,6
0,61
3,35
100
safe
Basement
3
0,0
0,00
0,00
60
safe
148
A t
1
a2
1
p 1
1
0
9 8 7 6 5 4 3 2 1 D
a s a r
Gambar 4. 47 Perbandingan Simpangan Maksimum Respon Spektra dan Linier Time History Gempa Arah -X
A t
1
a2 p 1
1 1
0
9 8 7 6 5 3 2 1 D
a s a
Gambarr 4. 48 Perbandingan Simpangan Maksimum Respon Spektra dan Linier Time History Gempa Arah -Y
Perbandingan simpangan pada analisis time history diambil simpangan maksimum dari ketiga gempa arah x dan y
149 yang rincian perhitungannya tersedia pada tabel 4.37 - 4.42. Pada gambar 4.47 dan 4.48 terlihat bahwa hasil simpangan desain gedung dengan respon spektra aman terhadap simpangan ijin, kemudian dievaluasi dengan analisis linier time history masih dalam kategori aman tapi pada simpangan arah - x, gempa imperial valley melebihi simpangan respon spektra dan arah y di beberapa lantai melebihi respon spektra. Data simpangan menunjukkan bahwa gempa imperial valley menyebabkan simpangan terbesar dari ketiga gempa yang ditinjau. Simpangan yang besar terjadi akibat base shear yang kecil, dapat dilihat pada hasil base shear dari gempa Imprial Valley. Semakin besar base shear maka struktur bangunan semakin kaku, jadi niali base shear yang kecil mengakibatkan makin besar nilai simpangan. 4. Velocity
Gambar 4. 49 Velocity vs Time Kobe - X
150
Gambar 4. 50 Velocity vs Time Imperial Valley - X
Gambar 4. 51 Velocity vs Time Tabas - X
Gambar 4. 52 Velocity vs Time Kobe - Y
151
Gambar 4. 53 Velocity vs Time Imperial Valley - Y
Gambar 4. 54 Velocity vs Time Tabas - Y
Berdasarkan Gambar 4.49 - 4.54, diperoleh nilai velocity maksimum pada gempa setiap arah gempa yang ditinjau. Hasil velocity maksimum kobe arah x sebesar 2,556 x 102 mm/s pada detik ke 8,1; velocity maksimum imperial valley arah x sebesar 3,158 x 101 mm/s pada detik ke 7,99; velocity maksimum tabas arah x sebesar 7,446 x 102 mm/s pada detik ke 23,68; velocity maksimum kobe arah y sebesar 9,499 x 101 mm/s pada detik ke 7,36 ; velocity maksimum imperial valley arah y sebesar 2,335 x 101 mm/s pada detik ke 5,945; velocity maksimum tabas arah y sebesar 5,901 x 102 mm/s pada detik ke 22,60.
152
"Halaman ini sengaja dikosongkan"
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan Dari pembahasan sebelumnya, dapat disimpukan sebagai berikut : 1. Perencanaan gedung dengan menggunakan analisis respon spektra didapatkan dimensi, komposisi penulangan dan gambar terdapat yang pada lampiran. 2. Base shear terbesar dari linier time history yaitu gempa Kobe dengan hasil sebesar 10580 KN arah x dan 9691 KN arah y. Nilai base shear respon spektra lebih besar dibandingkan analisis linier time history yaitu sebesar 11621,343 KN arah x dan 12038,64 KN arah y. Presentase penurunan nilai base shear dari 3 (tiga) gempa dengan analisis linier time history terhadap respon spektra yaitu sebesar 4,69 % Kobe - x ; 11,32% Kobe -y; 62,4 % Imperial Valley - x ; 83,046 % Imperial Valley - y; 8,1 % Tabas -x dan 12,1 % Tabas - y. 3. Hasil simpangan desain gedung dengan respon spektra aman terhadap simpangan ijin, kemudian dievaluasi dengan analisis linier time history masih dalam kategori aman tapi pada simpangan arah - x, gempa imperial valley melebihi simpangan respon spektra dan arah y di beberapa lantai melebihi respon spektra. Data simpangan menunjukkan bahwa gempa imperial valley menyebabkan simpangan terbesar dari ketiga gempa yang ditinjau. Simpangan yang besar terjadi akibat base shear yang kecil, dapat dilihat pada hasil base shear dari gempa Imprial Valley. Semakin besar base shear maka struktur bangunan semakin kaku, jadi nilai base shear yang kecil mengakibatkan makin besar nilai simpangan.
153
154 5.2
Saran Berdasarkan pembahasan sebelumnya, agar studi lebih luas dan detail penulis menyarankan beberapa poin sebagai berikut : 1. Menggunakan rekaman gempa (ground motion) sebanyak 7 (tujuh) atau lebih agar mendapatkan hasil yang lebih teliti dan dapat disimpulkan analisis desain yang lebih menguntungkan. 2. Menggunakan analisis gempa non linier time history untuk mendapatkan perilaku struktur dan dibandingkan dengan analisis linier.
DAFTAR PUSTAKA Chopra, Anil K. 1995. Dynamics of Structures. Berkeley: University of California. Kalkan, Erol., dan Anil K Chopra. 2010. "Practical Guidelines to Select and Scale Earthquake Records fo Nonlinier Respone History Analysis of Structures". Open File Report U.S. Departement of the Interior and U.S. Geological Survey. USGS and Earthquake Engineering Research Institute. McCormac, Jack., dan Russel H. Brown. 2014. Design of Reinforced Concrete. United States of America :John Wiley & Sons, Inc. Merter, Onur., dan Taner Ucar., Sept. 2013. "A Comperative Study on Nonliniear Static and Dynamic Analysis of RC Frame Structures". Journal of Civil Engineering and Science Vol. 2 Iss. 3, PP. 155-162. Nawy, Edward G., Tavio., Benny Kusuma. 2010. Beton Bertulang. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Paz, Mario. 1987. Dinamika Struktur. Diterjemahkan oleh Manu A.P. Satyarno, Iman., Purbolaras Nawangalam., R. Indra Pratomo. Belajar SAP2000 Analisis Gempa. 2012. Yogyakarta : Zamil Publishing. Standar SNI 03-1727-2013. Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung Dan Struktur Lain. 2013. Badan Standarisasi Nasional. Standar SNI 03-2847-2013. Standar Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung. 20123 Badan Standarisasi Nasional. Standar SNI 1726-2012. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung. 2012. Badan Standarisasi Nasional.
Standar SNI 1727-2013. Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung Dan Struktur Lain. 2013. Badan Standarisasi Nasional. Triwulan. Teknik Gempa . Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Villaverde, Roberto. 2009. Fundamental Concepts of Earthquake Engineering. London : CRC Press.
LAMPIRAN Data Ground Motion scaled and unscaled
Gambar 1 Ground Motion Kobe - X
Gambar 2 Ground Motion Kobe - Y
Gambar 3 Ground Motion Imperial Valley- X
Gambar 4 Ground Motion Imperial Valley- Y
Gambar 5 Ground Motion Tabas - X
Gambar 6 Ground Motion Tabas - Y Displacement Lantai 1
Gambar 7 Kobe - X
Gambar 8 Kobe - Y
Gambar 9 Imperial Valley - X
Gambar 10 Imperial Valley - Y
Gambar 11 Tabas - X
Gambar 12 Tabas - Y
Displacement Lantai 2
Gambar 13 Kobe - X
Gambar 14 Kobe - Y
Gambar 15 Imperial Valley - X
Gambar 16 Imperial Valley - Y
Gambar 17 Tabas - X
Gambar 18 Tabas - Y
Displacement Lantai 3
Gambar 19 Kobe - X
Gambar 20 Kobe - Y
Gambar 21 Imperial Valley - X
Gambar 22 Imperial Valley - Y
Gambar 23 Tabas - X
Gambar 24 Tabas - Y
Displacement Lantai 4
Gambar 25 Kobe - X
Gambar 26 Kobe - Y
Gambar 27 Imperial Valley -X
Gambar 28 Imperial Valley -Y
Gambar 29 Tabas - X
Gambar 30 Tabas - Y
Displacement Lantai 5
Gambar 31 Kobe - X
Gambar 32 Kobe - Y
Gambar 33 Imperial Valley - X
Gambar 34 Imperial Valley - Y
Gambar 35 Tabas - X
Gambar 36 Tabas - Y
Displacement Lantai 6
Gambar 37 Kobe - X
Gambar 38 Kobe - Y
Gambar 39 Imperial Valley - X
Gambar 40 Imperial Valley - Y
Gambar 41 Tabas -X
Gambar 42 Tabas -Y
Displacement Lantai 7
Gambar 43 Kobe - X
Gambar 44 Kobe - Y
Gambar 45 Imperial Valley -X
Gambar 46 Imperial Valley -Y
Gambar 47 Tabas - X
Gambar 48 Tabas - Y
Displacement Lantai 8
Gambar 49 Kobe - X
Gambar 50 Kobe - Y
Gambar 51 Imperial Valley - X
Gambar 52 Imperial Valley - Y
Gambar 53 Tabas - X
Gambar 54 Tabas - Y
Displacement Lantai 9
Gambar 55 Kobe - X
Gambar 56 Kobe - Y
Gambar 57 Imperial Valley - X
Gambar 58 Imperial Valley - Y
Gambar 59 Tabas -X
Gambar 60 Tabas -Y
Displacement Lantai 10
Gambar 61 Kobe - X
Gambar 62 Kobe - Y
Gambar 63 Imperial Valley - X
Gambar 64 Imperial Valley - Y
Gambar 65 Tabas - X
Gambar 66 Tabas - Y
Displacement Lantai 11
Gambar 67 Kobe- X
Gambar 68 Kobe- Y
Gambar 69 Imperial Valley - X
Gambar 70 Imperial Valley - Y Displacement Lantai 12
Gambar 71 Tabas - X
Gambar 72 Tabas - Y
Gambar 73 Kobe - X
Gambar 74 Kobe - Y
Gambar 75 Imperial Valley - X
Gambar 76 Imperial Valley - Y
Gambar 77 Tabas - X
Gambar 78 Tabas - Y
Displacement Lantai Atap
Gambar 79 Kobe - X
Gambar 80 Kobe - Y
Gambar 81 Imperial Valley - X
Gambar 82 Imperial Valley - Y
Gambar 83 Tabas - X
Gambar 84 Tabas - Y
Imperial Valley - x (Unscaled) Period (Sec)
Pseudo-Acceleration (g)
0
0,59872
0,02
0,60526
0,04
0,72031
0,06
1,06741
0,08
0,97972
0,1
0,85187
0,12
0,9156
0,14
0,79635
0,16
0,86151
0,18
1,12708
0,2
0,96096
0,22
1,30151
0,24
1,47922
0,26
1,52835
0,28
1,33499
0,3
1,05136
0,32
1,06149
0,34
1,15457
0,36
1,17484
0,38
1,20803
0,4
1,17882
0,42
1,14617
0,44
1,0877
0,46
1,0072
0,48
1,02569
1,5
1,01642
1,52
0,99244
1,54
0,9635
1,56
0,953
1,58
0,98299
1,6
1,01525
1,62
1,04592
1,64
1,07043
1,66
1,08555
1,68
1,08887
1,7
1,07899
1,72
1,05549
1,74
1,01891
1,76
0,97065
1,78
0,91276
1,8
0,8478
1,82
0,78051
1,84
0,71123
1,86
0,6413
1,88
0,57297
1,9
0,52185
1,92
0,4709
1,94
0,44856
1,96
0,42974
1,98
0,42802
2
0,42822
2,02
0,427
2,04
0,42433 2,06
0,42038
2,08
0,41508
2,1
0,40862
2,12
0,40118
2,14
0,39281
2,16
0,3837
2,18
0,37399
2,2
0,36457
2,22
0,35973
2,24
0,3517
2,26
0,34087
2,28
0,32775
2,3
0,31302
2,32
0,30023
2,34
0,29038
2,36
0,28087
2,38
0,27177
2,4
0,26315
2,42
0,25509
2,44
0,24752
2,46
0,24045
2,48
0,23389
2,5
0,22782
2,52
0,22225
2,54
0,21714
2,56
0,21249
2,58
0,20828
2,6
0,20446
2,62
0,20101
2,64
0,1979
2,66
0,1951
2,68
0,1926
2,7
0,19035
2,72
0,18834
2,74
0,18796
2,76
0,18814
2,78
0,18834
2,8
0,18858
2,82
0,18889
2,84
0,18928
2,86
0,18974
2,88
0,19025
2,9
0,19084
2,92
0,19323
2,94
0,19632
2,96
0,1995
2,98
0,20272
3
0,20599
3,02
0,20926
3,04
0,21246
3,06
0,21246
3,08
0,21861
3,1
0,22146
3,12
0,22407
3,14
0,22646
3,16
0,22851
3,18
0,23028
3,2
0,23163
3,22
0,23259
3,24
0,23313
3,26
0,23318
3,28
0,23274
3,3
0,2318
3,32
0,23036
3,34
0,22839
3,36
0,22588
3,38
0,22287
3,4
0,21938
3,42
0,21699
3,44
0,21818
3,46
0,21921
3,48
0,22249
3,5
0,22608
3,52
0,22945
3,54
0,23259
3,56
0,2355
3,58
0,23819
3,6
0,24065
3,62
0,2429
3,64
0,24492
3,66
0,24673
3,68
0,2483
3,7
0,24964
3,72
0,25073
3,74
0,2516
3,76
0,25224
3,78
0,25268 3,8
0,25291
3,82
0,25294
3,84
0,25279
3,86
0,25246
3,88
0,25192
3,9
0,25122
3,92
0,25033
3,94
0,24925
3,96
0,24799
3,98
0,24658
4
0,245
Imperial Valley - y (Unscaled) PseudoAcceleration Period (Sec) (g) 0 0,77692 0,02 0,77736 0,04 0,80835 0,06 0,91888 0,08 1,04615 0,1 1,10405 0,12 1,10204 0,14 1,24455 0,16 1,23328 0,18 1,21766 0,2 1 0,22 1,50673 0,24 1,90203 0,26 1,66448 0,28 1,68512 0,3 1,95742 0,32 2,25674 0,34 2,49751 0,36 2,48968 0,38 2,29399 0,4 2,23175 0,42 2,11746 0,44 2,11746
0,46 0,48 0,5 0,52 0,54 0,56 0,58 0,6 0,62 0,64 0,66 0,68 0,7 0,72 0,74 0,76 0,78 0,8 0,82 0,84 0,86 0,88 0,9 0,92 0,94 0,96 0,98 1 1,02
1,95982 2,18351 2,07338 1,86784 1,82834 1,81562 2,0495 2,18245 2,15623 2,20141 2,221 2,27435 2,42788 2,50296 2,51013 2,507 2,45694 2,35595 2,24414 2,11267 1,92492 1,69004 1,57865 1,5089 1,42915 1,32278 1,22692 1,25528 1,22615
1,04 1,06 1,08 1,1 1,12 1,14 1,16 1,18 1,2 1,22 1,24 1,26 1,28 1,3 1,32 1,34 1,36 1,38 1,4 1,42 1,44 1,46 1,48 1,5 1,52 1,54 1,56 1,58 1,6
1,37796 1,55031 1,66509 1,74073 1,76369 1,76377 1,77703 1,81611 1,86359 1,88827 1,8629 1,77546 1,62765 1,4376 1,23553 1,0567 0,94416 0,92636 1,01035 1,05686 1,05744 1,02598 0,98036 0,93036 0,90574 0,89604 0,89384 0,88803 0,87491
1,62 1,64 1,66 1,68 1,7 1,72 1,74 1,76 1,78 1,8 1,82 1,84 1,86 1,88 1,9 1,92 1,94 1,96 1,98 2 2,02 2,04 2,06 2,08 2,1 2,12 2,14 2,16 2,18
0,85817 0,84177 0,82644 0,80927 0,78604 0,75614 0,72254 0,69106 0,66761 0,65427 0,64899 0,64614 0,64001 0,62701 0,60585 0,57782 0,54554 0,51199 0,4794 0,44874 0,41949 0,39035 0,40308 0,43058 0,45995 0,4893 0,51705 0,54208 0,5636
2,2 2,22 2,24 2,26 2,28 2,3 2,32 2,34 2,36 2,38 2,4 2,42 2,44 2,46 2,48 2,5 2,52 2,54 2,56 2,58 2,6 2,62 2,64 2,66 2,68 2,7 2,72 2,74 2,76
0,58098 0,59384 0,60197 0,60533 0,60405 0,59857 0,58906 0,57589 0,55962 0,54067 0,51944 0,49725 0,49197 0,48574 0,47765 0,4671 0,45436 0,43971 0,42371 0,40682 0,38961 0,37244 0,35572 0,33981 0,32498 0,31145 0,30426 0,30004 0,29409
2,78 2,8 2,82 2,84 2,86 2,88 2,9 2,92 2,94 2,96 2,98 3 3,02 3,04 3,06 3,08 3,1 3,12 3,14 3,16 3,18 3,2 3,22 3,24 3,26 3,28 3,3 3,32 3,34
0,28661 0,27776 0,26767 0,25958 0,25728 0,25577 0,25472 0,25401 0,25338 0,25266 0,2517 0,25037 0,24858 0,24628 0,24753 0,24925 0,25058 0,25145 0,25184 0,25175 0,25115 0,25002 0,24837 0,24621 0,24353 0,24036 0,23671 0,23261 0,22809
3,36 3,38 3,4 3,42 3,44 3,46 3,48 3,5 3,52 3,54 3,56 3,58 3,6 3,62 3,64 3,66 3,68 3,7 3,72 3,74 3,76 3,78 3,8 3,82 3,84 3,86 3,88 3,9 3,92
0,22319 0,21791 0,21233 0,20647 0,20037 0,190407 0,18763 0,18108 0,17448 0,16129 0,15478 0,15478 0,14838 0,14321 0,14127 0,1429 0,14388 0,14427 0,14413 0,14356 0,14403 0,14789 0,1513 0,15426 0,15678 0,15889 0,16176 0,16448 0,16689
3,94 3,96 3,98 4
0,16902 0,17091 0,17258 0,17404
Imperial Valley-X ASNI.AGRM AGRM.AGRM 1,23366948 2,188091808 1,2746439 2,335853723 1,11338166 1,7821983 0,87683424 1,10535785 0,88528266 1,12676102 0,96291138 1,333031885 0,97981656 1,380249026 1,00749702 1,459336481 0,98313588 1,389616592 0,95590578 1,313705669 0,9071418 1,18309129 0,8400048 1,01445184 0,85542546 1,052039976 0,84180624 1,01880761 0,78642864 0,889173562 0,7980963 0,915753303 0,79471026 0,907999352 0,8809542 1,11576969 0,9760719 1,369719123 1,02421872 1,508180486 1,03219176 1,53175277 1,02293436 1,504400372 1,02250068 1,50312504 0,93540606 1,257964128 0,95790738 1,319213045
1,00533696 1,1539641 1,25723832 1,33334916 1,4266404 1,50772188 1,53355086 1,49553714 1,4042475 1,2980376 1,28898036 1,27119948 1,22799828 1,1750226 1,10245626 1,14308874 1,20314508 1,23471198 1,23028344 1,1945799 1,1397444 1,07101241 0,99468203 1,0299584 1,07398033 1,07814968 1,04282667 0,97629 0,89651446
1,453085594 1,914487323 2,27249595 2,555969588 2,92615236 3,268213152 3,381148664 3,215602104 2,835014063 2,42238096 2,388693892 2,323246608 2,168020656 1,98499921 1,747393172 1,878571772 2,081152464 2,191791421 2,176097026 2,051626523 1,86759556 1,67479834 1,494824117 1,657522353 1,862815523 1,939362612 1,873367064 1,694474958 1,473868841
0,82485091 0,77813731 0,75900706 0,75771826 0,76942629 0,76989972 0,75319333 0,71934904 0,67375784 0,6505088 0,62680421 0,60062338 0,58646154 0,59725975 0,60915 0,61980444 0,62659317 0,62778795 0,62221143 0,609312 0,5891107 0,56215724 0,52944545 0,49227506 0,45216 0,41169758 0,37107652 75,7289045 SF-X= 0,607882524
1,286341589 1,179721823 1,156184068 1,186400208 1,259063526 1,296888216 1,276425444 1,19685788 1,078918464 1,033109616 0,984937154 0,92833225 0,908209 0,96626934 1,030732563 1,093948646 1,145820385 1,178418803 1,185637877 1,16421942 1,11405914 1,038177588 0,942161423 0,833130818 0,71876484 0,60919586 0,505848113 124,5781899
Imperial Valley -Y ASNI.AGRM AGRM.AGRM 1,58629302 3,617718121 1,38817632 2,77049367 1,40539008 2,839629414 1,63248828 3,831493056 1,88212116 5,092875428 2,08292334 6,2375562 2,07639312 6,198506502 1,91318766 5,26239012 1,8612795 4,980708063 1,76596164 4,483636852 1,76596164 4,483636852 1,63448988 3,840894432 1,82104734 4,76771592 1,72919892 4,298904624 1,55777856 3,488826266 1,52483556 3,342827156 1,51422708 3,296475984 1,709283 4,20045025 1,8201633 4,763088003 1,79829582 4,649327813 1,83597594 4,846205988 1,852314 4,932841 1,8968079 5,172667923 2,02485192 5,894601294 2,08746864 6,264808762 2,09344842 6,300752617
2,090838 2,04908796 1,9648623 1,87161276 1,76196678 1,60538328 1,40949336 1,3165941 1,2584226 1,1919111 1,10319852 1,02325128 1,04690352 1,0226091 1,14921864 1,29295854 1,38868506 1,45176882 1,47091746 1,47098418 1,47064552 1,47751322 1,490872 1,4858518 1,44224516 1,35273143 1,2207375 1,06161231 0,89856727
6,285049 6,036554164 5,550500403 5,03616434 4,463374529 3,705317006 2,856235202 2,492135823 2,27677921 2,042469723 1,749746928 1,505332686 1,575727878 1,503443823 1,898773762 2,403461096 2,772524708 3,030140933 3,110602416 3,110884613 3,157835621 3,298255532 3,472967688 3,565563593 3,47039641 3,152258212 2,649244523 2,06669376 1,526534381
0,75703881 0,66646588 0,64442435 0,69281143 0,7144969 0,70496 0,67461699 0,63590919 0,5954304 0,57204632 0,55857039 0,55005538 0,53956253 0,524946 0,50854519 0,49274341 0,4779412 0,46244 0,44388141 0,42203163 0,39864276 0,37694182 0,36005933 0,348944 0,3423244 0,33711652 100,904752
1,11661489 0,891438106 0,85814285 1,020807123 1,11695306 1,118179354 1,05263496 0,96110573 0,86556973 0,820364948 0,802887682 0,798949946 0,788597281 0,765467508 0,736455749 0,708576733 0,683003074 0,654917933 0,617858882 0,5717477 0,522064052 0,477563924 0,445703112 0,428069233 0,42118802 0,4174969 229,2863587
SF-Y = 0,440081793
Imperial Valley - x (Scaled) PseudoAcceleration Period (Sec) (g) 0 0,363951425 0,02 0,367926977 0,04 0,437863861 0,06 0,648859885 0,08 0,595554667 0,1 0,517836886 0,12 0,556577239 0,14 0,484087248 0,16 0,523696873 0,18 0,685132235 0,2 0,584150791 0,22 0,791165184 0,24 0,899191988 0,26 0,929057256 0,28 0,811517091 0,3 0,639103371 0,32 0,645261221 0,34 0,701842926 0,36 0,714164705 0,38 0,734340326 0,4 0,716584077 0,42 0,696736713 0,44 0,661193822 0,46 0,612259278
0,48 0,5 0,52 0,54 0,56 0,58 0,6 0,62 0,64 0,66 0,68 0,7 0,72 0,74 0,76 0,78 0,8 0,82 0,84 0,86 0,88 0,9 0,92 0,94 0,96 0,98 1 1,02 1,04
0,623499026 0,613572305 0,573208905 0,581713182 0,579245179 0,64210631 0,711435312 0,74652837 0,752339727 0,745592231 0,745276132 0,68179496 0,698195631 0,73276591 0,841096655 0,916370748 0,971846107 1,039843846 1,098942185 1,117768307 1,090061021 1,0235222 0,946108361 0,939506757 0,926546701 0,895058386 0,856445688 0,80355383 0,833169867
1,06 1,08 1,1 1,12 1,14 1,16 1,18 1,2 1,22 1,24 1,26 1,28 1,3 1,32 1,34 1,36 1,38 1,4 1,42 1,44 1,46 1,48 1,5 1,52 1,54 1,56 1,58 1,6 1,62
0,876943487 0,899951841 0,896723985 0,870700534 0,830732258 0,78668509 0,743215411 0,78261714 0,829668463 0,846543282 0,83201489 0,791292839 0,737987621 0,689442123 0,660251604 0,653631763 0,662117803 0,682092823 0,692262697 0,686779597 0,66502956 0,631413657 0,617863955 0,603286932 0,585694812 0,579312046 0,597542443 0,617152733 0,63579649
1,64 1,66 1,68 1,7 1,72 1,74 1,76 1,78 1,8 1,82 1,84 1,86 1,88 1,9 1,92 1,94 1,96 1,98 2 2,02 2,04 2,06 2,08 2,1 2,12 2,14 2,16 2,18 2,2
0,65069569 0,659886874 0,661905044 0,655899165 0,641613926 0,619377583 0,590041172 0,554850853 0,515362804 0,474458389 0,432344288 0,389835063 0,34829845 0,317223495 0,286251881 0,272671785 0,261231436 0,260185878 0,260307455 0,259565838 0,257942792 0,255541656 0,252319878 0,248392957 0,243870311 0,238782334 0,233244525 0,227341985 0,221615732
2,22 2,24 2,26 2,28 2,3 2,32 2,34 2,36 2,38 2,4 2,42 2,44 2,46 2,48 2,5 2,52 2,54 2,56 2,58 2,6 2,62 2,64 2,66 2,68 2,7 2,72 2,74 2,76 2,78
0,21867358 0,213792284 0,207208916 0,199233497 0,190279388 0,18250457 0,176516927 0,170735965 0,165204234 0,159964286 0,155064753 0,150463082 0,146165353 0,142177644 0,138487797 0,135101891 0,131995611 0,129168958 0,126609772 0,124287661 0,122190466 0,120299952 0,11859788 0,117078174 0,115710438 0,114488595 0,114257599 0,114367018 0,114488595
2,8 2,82 2,84 2,86 2,88 2,9 2,92 2,94 2,96 2,98 3 3,02 3,04 3,06 3,08 3,1 3,12 3,14 3,16 3,18 3,2 3,22 3,24 3,26 3,28 3,3 3,32 3,34 3,36
0,114634486 0,11482293 0,115060004 0,11533963 0,11564965 0,116008301 0,11746114 0,119339497 0,121272564 0,123229945 0,125217721 0,127205497 0,129150721 0,129150721 0,132889199 0,134621664 0,136208237 0,137661076 0,138907236 0,139983188 0,140803829 0,141387396 0,141715653 0,141746047 0,141478579 0,140907169 0,140031818 0,13883429 0,137308505
3,38 3,4 3,42 3,44 3,46 3,48 3,5 3,52 3,54 3,56 3,58 3,6 3,62 3,64 3,66 3,68 3,7 3,72 3,74 3,76 3,78 3,8 3,82 3,84 3,86 3,88 3,9 3,92 3,94
0,135478778 0,133357268 0,131904429 0,132627809 0,133253928 0,135247783 0,137430081 0,139478645 0,141387396 0,143156334 0,144791538 0,146286929 0,147654665 0,148882588 0,149982855 0,150937231 0,151751793 0,152414385 0,152943243 0,153332288 0,153599756 0,153739569 0,153757806 0,153666623 0,153466022 0,153137766 0,152712248 0,152171232 0,151514719
3,96 3,98 4
0,150748787 0,149891673 0,148931218
Imperial Valley - Y (Scaled) PseudoAcceleration Period (Sec) (g) 0 0,341908347 0,02 0,342101983 0,04 0,355740117 0,06 0,404382358 0,08 0,460391568 0,1 0,485872303 0,12 0,484987739 0,14 0,547703795 0,16 0,542744074 0,18 0,535869996 0,2 0,581317243 0,22 0,66308444 0,24 0,837048773 0,26 0,732507343 0,28 0,741590631 0,3 0,861424903 0,32 0,993150185 0,34 1,099108679 0,36 1,095662838 0,38 1,009543232 0,4 0,982152541
0,42 0,44 0,46 0,48 0,5 0,52 0,54 0,56 0,58 0,6 0,62 0,64 0,66 0,68 0,7 0,72 0,74 0,76 0,78 0,8 0,82 0,84 0,86 0,88 0,9 0,92 0,94 0,96 0,98
0,931855593 0,931855593 0,862481099 0,960922996 0,912456788 0,822002376 0,804619145 0,799021305 0,901947635 0,960456509 0,948917564 0,96880046 0,977421662 1,000900026 1,068465783 1,101507124 1,104662511 1,103285055 1,08125456 1,0368107 0,987605155 0,929747601 0,847122245 0,743755833 0,694735122 0,664039417 0,628942894 0,582131394 0,539945153
1 1,02 1,04 1,06 1,08 1,1 1,12 1,14 1,16 1,18 1,2 1,22 1,24 1,26 1,28 1,3 1,32 1,34 1,36 1,38 1,4 1,42 1,44 1,46 1,48 1,5 1,52 1,54 1,56
0,552425873 0,53960629 0,606415107 0,682263204 0,732775793 0,766063579 0,776167857 0,776203064 0,782038548 0,799236945 0,820132028 0,830993247 0,819828372 0,78134762 0,71629913 0,632661585 0,543734258 0,465034431 0,415507626 0,40767417 0,444636639 0,465104844 0,465360091 0,451515118 0,431438586 0,409434497 0,398599683 0,39433089 0,39336271
1,58 1,6 1,62 1,64 1,66 1,68 1,7 1,72 1,74 1,76 1,78 1,8 1,82 1,84 1,86 1,88 1,9 1,92 1,94 1,96 1,98 2 2,02 2,04 2,06 2,08 2,1 2,12 2,14
0,390805835 0,385031961 0,377664992 0,370447651 0,363701197 0,356144993 0,345921892 0,332763447 0,317976699 0,304122924 0,293803006 0,287932315 0,285608683 0,28435445 0,281656748 0,275935685 0,266623554 0,254288062 0,240082221 0,225317477 0,210975212 0,197482304 0,184609911 0,171785928 0,177388169 0,189490418 0,202415621 0,215332021 0,227544291
2,16 2,18 2,2 2,22 2,24 2,26 2,28 2,3 2,32 2,34 2,36 2,38 2,4 2,42 2,44 2,46 2,48 2,5 2,52 2,54 2,56 2,58 2,6 2,62 2,64 2,66 2,68 2,7 2,72
0,238559538 0,248030098 0,25567872 0,261338172 0,264916037 0,266394712 0,265831407 0,263419759 0,259234581 0,253438704 0,246278573 0,237939023 0,228596086 0,218830672 0,21650704 0,21376533 0,210205068 0,205562205 0,199955563 0,193508365 0,186467056 0,179034075 0,171460267 0,163904063 0,156545895 0,149544194 0,143017781 0,137063474 0,133899286
2,74 2,76 2,78 2,8 2,82 2,84 2,86 2,88 2,9 2,92 2,94 2,96 2,98 3 3,02 3,04 3,06 3,08 3,1 3,12 3,14 3,16 3,18 3,2 3,22 3,24 3,26 3,28 3,3
0,132042141 0,129423654 0,126131843 0,122237119 0,117796694 0,114236432 0,113224244 0,11255972 0,112097634 0,111785176 0,111507925 0,111191066 0,110768587 0,110183278 0,109395532 0,108383344 0,108933446 0,109690387 0,110275696 0,110658567 0,110830199 0,110790591 0,110526542 0,11002925 0,109303115 0,108352538 0,107173119 0,10577806 0,104171761
3,32 3,34 3,36 3,38 3,4 3,42 3,44 3,46 3,48 3,5 3,52 3,54 3,56 3,58 3,6 3,62 3,64 3,66 3,68 3,7 3,72 3,74 3,76 3,78 3,8 3,82 3,84 3,86 3,88
0,102367426 0,100378256 0,098221855 0,095898223 0,093442567 0,090863688 0,088179189 0,083794654 0,082572547 0,079690011 0,076785471 0,070980792 0,06811586 0,06811586 0,065299336 0,063024114 0,062170355 0,062887688 0,063318968 0,0634906 0,063428989 0,063178142 0,063384981 0,065083696 0,066584375 0,067887017 0,068996023 0,069924596 0,071187631
3,9 3,92 3,94 3,96 3,98 4
0,072384653 0,07344525 0,074382625 0,075214379 0,075949316 0,076591835
K1U2
K1U2
K1T2
K1T2
K1U2
3
4
5
K1U2
K1T2
K1T2
K1T2
K1T2
K1T2
K1T2
K1T2
K1U2
K1U2
K1T2
K1T2
K1T2
K1T2
K1T2
K1T2
K1T2
K1U2
K1U2
K1T2
K1T2
K1T2
K1T2
K1T2
K1T2
K1T2
K1U2
1
2
K1U2
B
C
D
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
E
F
G
TUGAS AKHIR
H
I
J
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 03
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
DENAH KOLOM 1 : 500
K1U2
K1U2
K1T3
K1T3
K1U2
3
4
5
K1U2
K1T3
K1T3
K1T3
K1T3
K1T3
K1T
K1T3
K1U2
K1U2
K1T3
K1T3
K1T3
K1T3
K1T3
K1T3
K1T3
K1U2
K1U2
K1T3
K1T3
K1T3
K1T3
K1T3
K1T3
K1T3
K1U2
1
2
K1U2
B
C
D
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
E
F
G
TUGAS AKHIR
H
I
J
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 04
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
DENAH BALOK 1 : 500
K1U2
K1U2
K1U2
K1T4
K1T4
K1U2
K1U2
K1T4
K1T4
K1T4
K1T4
K1T4
K1T4
K1T4
K1U2
K1U2
K1T4
K1T4
K1T4
K1T4
K1T4
K1T4
K1T4
K1U2
K1U2
K1T4
K1T4
K1T4
K1T4
K1T4
K1T4
K1T4
K1U2
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 05
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
DENAH KOLOM 1 : 500
K1U2
K1U2
K1U2
K1T4
K1T4
K1U2
K1U2
K1T4
K1T4
K1T4
K1T4
K1T4
K1T4
K1T4
K1U2
K1U2
K1T4
K1T4
K1T4
K1T4
K1T4
K1T4
K1T4
K1U2
K1U2
K1T4
K1T4
K1T4
K1T4
K1T4
K1T4
K1T4
K1U2
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 06
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
DENAH KOLOM 1 : 500
6 5790
5 8000
4 1
5790
2
8000
3
4400
STP
6300
A
6300
5000
B
C
6300
D
6300
E
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
6300
6300
F
G
TUGAS AKHIR
6625
H
5300
I
J
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 07
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
DENAH BALOK 1 : 500
B2MT1
B2MT1
B2MT1
B2MT1
B2MT1
B2MT1
B4LT1
B4LT1
B2MU1
B4LT1
B2MU1
B4LT1
B2MU1
B4LT1
B4LT1
B2MU1
B2MT1
B2MT1
B4MT1
B1LU1
B1A
B1LT1
B1A
B1A
B2MT1
5000
B
C
B2MT1
B1A B2MU1
6300
6300
6300
E
B1A
B1LT1
B1LT1
B1A
B2MU1
6300
F
TUGAS AKHIR
G
B4MT1
B1A
B2MT1
B4LT1
B4LT1
B2MT1
B4LT1
B2MT1
B4LT1
B4LT1 B2MU1
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
B1A
B2MT1
B2MU1
D
B1LT1
B1LT1
B1A
B2MT1
B4LT1
B4LT1
B4LU1
B4LT1
B2MU1
6300
A
B1A
B2MT1
B2MU1
1
5790
2
B2MT1
B1LT1
B1A
B1LT1
B1LU1
8000
B1A
B3LU1
B3LT1
B2MT1
B1A
B1A
B4MT1
B4LU1
B2MT1
B2MT1
B1LT1
B2MT1
B2MT1
B1A
B2MT1
B2MT1
B3LT1
B3LT1
B2MT1
B3LT1
B2MT1
B2MT1
B3LT1
B2MT1
B2MT1
B3LT1
B2MT1
B3LT1
B2MT1 B3LU1
3
4400
4
B1A
B1A
B1LT1
B1A
B1LT1
B1A
B1LT1
B1A
B1LT1
B1LT1
B1A
B1LT1
B1A
B1LT1
B1LU1
8000
B1A
5
B2MU1
B4LT1
B2MU1
B4LT1
B4LU1
5790
6
B2MU1
B2MU1
B2MU1
6300
6625
H
B4MU1
5300
I
J
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 08
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
DENAH BALOK 1 : 500
TUMPUAN
LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUMPUAN
TUMPUAN
LAPANGAN
TUMPUAN
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
TUGAS AKHIR
NO LEMBAR 09
DETAIL BALOK LANTAI DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D. SKALA DASAR
1 : 250
TUMPUAN
LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUMPUAN
TUMPUAN
LAPANGAN
TUMPUAN
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
TUGAS AKHIR
NO LEMBAR 10
DETAIL BALOK LANTAI DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D. SKALA DASAR
1 : 250
B4LT1
B4LT1
5 8000
B2MT2
B1LU1
B1LT1
B1LT1
B1A
3
4400
B1A B1A
4
B1A
B4MT2
1
B2MT2
6300
B
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
B1A
B2MT2
6300
F
B1LT1B1
B1A
B2MT2
6300
E
B1LT1
B1A
B2MT2
6300
D
B1LT1
B1A
B2MT2
6300
C
B1LT1
B1LT1
B1A
B1A
B1LT1
2 5790
B1A
6300
G
H
TUGAS AKHIR
B3LT1
B3LU1
B4MT2
B2MT2
B4MT2
B1A
B1LT1
B3LT1
B2MT2
B1A
B2MT2
B2MT2
B1A
B2MT2
B2MT2 B3LT1
B3LT1
B2MT2
B2MT2
B1A
B2MT2
B2MT2 B3LT1
B3LT1
8000
B4MT2
B2MT2 B3LT1
B2MT2
B4MT1
B2MT2
B4MT2
6300
5300
I
J
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 11
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
DENAH BALOK 1 : 500
TUMPUAN
LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUMPUAN
TUMPUAN
LAPANGAN
TUMPUAN
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
TUGAS AKHIR
NO LEMBAR 12
DETAIL BALOK LANTAI DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D. SKALA 1
1 : 250
TUMPUAN
LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
TUMPUAN
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 13
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
DETAIL BALOK 1 : 250
B4LT1
B4LT1
5 8000
B2MT2
B1LU1
B1LT1
B1LT1
B1A
3
4400
B1A B1A
4
B1A
B4MT2
1
B2MT2
6300
B
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
B1LT1
B2MT2
6300
F
B1A
G
B4MT2
B1A
B2MT2
B4MT2
6300
5300
6300
H
TUGAS AKHIR
B3LU1
B2MT2
B1A
B1A
B2MT2
6300
E
B1LT1
B1A
B2MT2
6300
D
B1LT1
B1A
B2MT2
6300
C
B1LT1
B1LT1
B1A
B1A
B1LT1
2 5790
B1A
B3LT1
B2MT2
B4MT2
B1LT1
B3LT1
B2MT2
B2MT2
B1A
B2MT2
B2MT2 B3LT1
B3LT1
B2MT2
B2MT2
B1A
B2MT2
B2MT2 B3LT1
B3LT1
8000
B4MT2
B2MT2 B3LT1
B2MT2
B4MT1
I
J
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 14
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
DENAH BALOK 1 : 500
TUMPUAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
LAPANGAN
TUGAS AKHIR
TUMPUAN
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 15
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
DETAIL BALOK 1 : 250
TUMPUAN
LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUMPUAN
TUGAS AKHIR
TUMPUAN
LAPANGAN
TUMPUAN
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 16
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
DETAIL BALOK 1 : 250
K1U1
K1U1
K1U1
K1U1
K1U1
K1U1
K1U1
K1U1
K1U1
K1T1
K1T1
K1T1
K1T1
K1T1
K1T1
K1T1
K1T1
K1U1
5
K1U1
K1T1
K1T1
K1T1
K1T1
K1T1
K1T1
K1T1
K1T1
K1U1
4
K1U1
K1T1
K1T1
K1T1
K1T1
K1T1
K1T1
K1T1
K1T1
K1U1
3
K1U1
K1T1
K1T1
K1T1
K1T1
K1T1
K1T1
K1T1
K1T1
K1U1
2
K1U1
K1U1
K1U1
K1U1
K1U1
K1U1
K1U1
K1U1
K1U1
K1U1
6
K1U1
K1U1
A
B
C
D
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
E
F
TUGAS AKHIR
G
H
I
J
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 02
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
DENAH KOLOM 1 : 500
B4LT2
B4LT2
5 8000
B2MT2
B1LU1
B1LT1
B1LT1
B1A
3
4400
B1A B1A
4
B1A
B4MT2
1
B2MT2
6300
B
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
B1A
B2MT2
6300
F
B1LT1B1
B1A
B2MT2
6300
E
B1LT1
B1A
B2MT2
6300
D
B1LT1
B1A
B2MT2
6300
C
B1LT1
B1LT1
B1LT1
B1A
B1A
2 5790
B1A
6300
G
TUGAS AKHIR
H
B3LT2
B3LU2
B4MT2
B2MT2
B4MT2
B1A
B1LT1
B3LT2
B2MT2
B1A
B2MT2
B2MT2
B1A
B2MT2
B2MT2 B3LT2
B3LT2
B2MT2
B2MT2
B1A
B2MT2
B2MT2 B3LT2
B3LT2
8000
B4MT2
B2MT2 B3LT2
B2MT2
B4MT2
B2MT2
B4MT2
6300
5300
I
J
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 17
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
DENAH BALOK 1 : 500
TUMPUAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
LAPANGAN
TUGAS AKHIR
TUMPUAN
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 18
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
DETAIL BALOK 1 : 250
TUMPUAN
LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUMPUAN
TUGAS AKHIR
TUMPUAN
LAPANGAN
TUMPUAN
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 19
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
DETAIL BALOK 1 : 250
B4LT2
B4LT2
5 8000
B2MT3
B1LU1
B1LT1
B1LT1
B1A
3
4400
B1A B1A
4
B1A
B4MT3
1
B2MT3
6300
B
B2MT3
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
B1A
B2MT3
6300
F
B1LT1B1
B1A
6300
E
B1LT1
B1A
B2MT3
6300
D
B1LT1
B1A
B2MT3
6300
C
B1LT1
B1LT1
B1LT1
B1A
B1A
2 5790
B1A
6300
G
B3LT2
B2MT3
B4MT3
B1A
B2MT3
B4MT3
6300
5300
H
TUGAS AKHIR
B3LU2
B4MT3
B1LT1
B3LT2
B2MT3
B1A
B2MT3
B2MT3
B1A
B2MT3
B2MT3 B3LT2
B3LT2
B2MT3
B2MT3
B1A
B2MT3
B2MT3 B3LT2
B3LT2
8000
B4MT3
B2MT3 B3LT2
B2MT3
B4MT3
I
J
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 20
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
DENAH BALOK 1 : 500
TUMPUAN
LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
TUMPUAN
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 21
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
DETAIL BALOK 1 : 250
TUMPUAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
LAPANGAN
TUGAS AKHIR
TUMPUAN
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 22
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
DETAIL BALOK 1 : 250
B4LT4
B4LT4
5 8000
B2MT2
B1LU1
B1LT1
B1LT1
B1A
3
4400
B1A B1A
4
B1A
B4MT2
1
B2MT2
6300
B
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
B1A
B2MT2
6300
F
B1LT1B1
B1A
B2MT2
6300
E
B1LT1
B1A
B2MT2
6300
D
B1LT1
B1A
B2MT2
6300
C
B1LT1
B1LT1
B1A
B1A
B1LT1
2 5790
B1A
6300
G
TUGAS AKHIR
H
B3LT2
B3LU2
B4MT2
B2MT2
B4MT2
B1A
B1LT1
B3LT2
B2MT2
B1A
B2MT2
B2MT2
B1A
B2MT2
B2MT2 B3LT2
B3LT2
B2MT2
B2MT2
B1A
B2MT2
B2MT2 B3LT2
B3LT2
8000
B4MT2
B2MT2 B3LT2
B2MT2
B4MT2
B2MT2
B4MT2
6300
5300
I
J
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 23
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
DENAH BALOK 1 : 500
TUMPUAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
LAPANGAN
TUGAS AKHIR
TUMPUAN
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 24
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
DETAIL BALOK 1 : 250
TUMPUAN
LAPANGAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUMPUAN
TUGAS AKHIR
TUMPUAN
LAPANGAN
TUMPUAN
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 25
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
DETAIL BALOK 1 : 250
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 26
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
POTONGAN BALOK 1 : 50
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
POTONGAN BALOK LANTAI DASAR
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 27
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
1 : 50
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 28
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
POTONGAN BALOK 1 : 50
POTONGAN B2MU1 SKALA 1 : 50
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 29
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
POTONGAN BALOK 1 : 50
POTONGAN B2MT1 SKALA 1 : 50
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 30
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
POTONGAN BALOK 1 : 50
POTONGAN B2MT2 SKALA 1 : 50
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 31
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
POTONGAN BALOK 1 : 50
POTONGAN B2MT3 SKALA 1 : 50
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 32
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
POTONGAN BALOK 1 : 50
POTONGAN B3LU1 SKALA 1 : 50
POTONGAN B3LU2 SKALA 1 : 50
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 33
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
POTONGAN BALOK 1 : 50
POTONGAN B3LT1 SKALA 1 : 50
POTONGAN B3LT2 SKALA 1 : 50
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 34
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
PETONGAN BALOK 1 : 50
POTONGAN B4MU1 SKALA 1 : 50
POTONGAN B4MT1 SKALA 1 : 50
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 35
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
PETONGAN BALOK 1 : 50
POTONGAN B4MT2 SKALA 1 : 50
POTONGAN B4MT3 SKALA 1 : 50
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 36
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
POTONGAN BALOK 1 : 50
POTONGAN B4LU1 SKALA 1 : 50
POTONGAN B4LT1 SKALA 1 : 50
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 37
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
POTONGAN BALOK 1 : 50
POTONGAN B4LU1 SKALA 1 : 50
POTONGAN B4LT1 SKALA 1 : 50
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 38
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
POTONGAN BALOK 1 : 50
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA 1 : 50
POTONGAN KOLOM
38
LT 1
LT DASAR
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 39
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA 1: 50
POTONGAN KOLOM
LT 2
LT 1
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 40
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
POTONGAN KOLOM 1 : 50
LT 3
LT 2
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 41
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
POTONGAN KOLOM 1 : 50
LT 4
LT 3
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 42
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
POTONGAN KOLOM 1 : 50
LT 5
LT 4
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 43
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
POTONGAN KOLOM 1 : 50
LT 6,7,8,9,
LT 5,6,7,8
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 44
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D.
SKALA
POTONGAN KOLOM 1 : 50
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 45
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, MSc., Ph.D.
SKALA
BEAM COLUMN JOINT 1 : 50
A
B K1T
K1T
K1T
K1T A
K1T
K1T
K1T
K1T A
DENAH SHEARWALL SKALA 1:300
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
DENAH SHEARWALL SKALA 1:300
TUGAS AKHIR
DENAH DAN POTONGAN SHEARWALL
POTONGAN A - A SKALA 1 : 300
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 46
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, MSc., Ph.D.
SKALA
1 : 300
POTONGAN A - A SKALA 1 : 50
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
POTONGAN SHEARWALL
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 47
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, MSc., Ph.D.
SKALA
1 : 50
POTONGAN A - A SKALA 1 : 50
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
POTONGAN SHEARWALL
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 48
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, MSc., Ph.D.
SKALA
1 : 50
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
POTONGAN SHEARWALL
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 49
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, MSc., Ph.D.
SKALA
1 : 100
JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPERMBER
TUGAS AKHIR
POTONGAN SHEARWALL
DIGAMBAR OLEH : Dilla Ayu Laila Nurul B
NO LEMBAR 50
DIPERIKSA OLEH : Ir. Faimun, MSc., Ph.D.
SKALA
1 : 100
BIODATA PENULIS Dilla Ayu Laila Nurul Bayyinah, Penulis dilahirkan di Jakarta 24 Desember 1993, merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SDI HIDAYATUL ISLAMIYAH Jakarta (1999-2005), SMPN 230 Jakarta (2005-2008), MAN 2 Jakarta (2008-2011), dan melanjutkan pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Sipil Konstruksi Gedung di Politeknik Negeri Jakarta (20112014). Pada tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan Sarjana (S-1) di Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dengan NRP 3114 106 003. Penulis mengambil bidang studi struktur dan judul tugas akhir “Studi Perbandingan Analisis Respon Spektra dan Time History untuk Desain Gedung ”. Contact Person: Email :
[email protected]