J. Hidrosfir Indonesia
Vol. 3
No. 2 Hal. 81 - 86 Jakarta, Agustus 2008 I SSN 1907-1043
Studi Penentuan Produktivitas Danau Buatan dengan MEI (Morphoedaphic Index) Analysis Arif Dwi Santoso Peneliti Oseanografi Biologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Abstract The morphoedaphic index (MEI) has been used globally as a fish-yield estimator with widely divergent results. The fandamental concept of the MEI embraces standard thermodynamic theory, that of matter ( natrients) transported by energy within an open system. Of the three morphometric factors considered mean depth ,volume and area. The MEI is a reasonable compromise between unmanageable complexity and ecologic over simplification. Even so, its appropriate application presupposes both a fisheries and a limnological expertise, a rare disciplinary combination in those workers who might derive the greatest benefits from its use.In this paper, study on the determining of water productivity in artivicial lakes with morphoedaphic index analysis was showed.
1. Pendahuluan Kecerahan/kekeruhan merupakan ukuran transparansi suatu perairan, yang ditentukan secara visual dengan menggunakan sechi disk. Kecerahan/ kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam badan air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut, maupun bahan organik yang berupa plankton dan mikroorganisme lain (APHA, 1976; Davis dan Cornwell, 1991). Padatan tersuspensi berkorelasi positif dengan kekeruhan. Semakin tinggi nilai padatan tersuspensi suatu perairan akan menaikkan kekeruhan perairan tersebut, akan tetapi tidak selalu berkorelasi dengan padatan terlarut total. Padatan total (residu) adalah bahan yang tersisa setelah air sampel mengalami evaporasi dan pengeringan pada suhu tertentu tanpa memper-
hitungkan karbonat-karbonat yang mengalami transformasi menjadi gas karbondioksida dan gas-gas lain (Boyd, 1988). Padatan total terdiri dari padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) yang berukuran >1mm dan padatan terlarut total (Total Dissolved Solid, TDS) yang berukuran <10-3mm. Nilai TDS di perairan sangat dipengaruhi oleh pelapukan batuan,limpasan dari permukaan tanah dan pengaruh antropogenik. Salah satu metode yang efisien untuk menilai produktivitas perairan adalah dengan menghitung ratio antara padatan terlarut dengan rata-rata kedalaman perairan, yang nilainya dinyatakan dengan indek MEI. Kisaran indek ini kemudian dibandingkan dengan tabel indek MEI yang disertai diskripsi tingkatan produktivitas perairan. Dalam makalah ini, penulis akan menerapkan metode penentuan
Penentuan Produktivitas....J. Hidrosfir Indonesia Vol. 3(2) : 81 - 86
81
produktivitas perairan suatu waduk buatan bekas tambang batu bara dengan menggunakan indek MEI ini. 2. Metodologi 2.1. Lokasi Kegiatan Pengambilan data untuk studi ini dilakukan di 2 danau buatan paska tambang batu bara PT Prima Coal Sangata Kalimantan Timur, Danau Surya dan Danau Porodisa pada tanggal 21-26 Oktober 2008. Peta ke-dua danau dan stasiun pengambilan sampel disajikan dalam gambar di bawah ini.
82
2.2. Metodologi Dalam studi ini kami mengadakan survey synoptic dengan perahu tempel untuk mengambil data secara langsung dari Chlorotech probe (Chlorotec, type AAQ1183, Alec Electronics) dan pengukuran kecerahan perairan dengan sechi disk serta pengambilan sampel air untuk menganalisa nilai TDS dan TSS nya. Teknik pengukuran mengunakan probe adalah dengan cara menurunkan probe secara perlahan dari permukaan air ke badan air hingga mencapai dasar perairan.
Santoso A.D. 2008
Selama proses penurunan, probe dihentikan selama beberapa saat pada setiap pertambahan kedalaman 1m. Proses ini dilakukan untuk memberi kesempatan sensor bekerja maksimal dan memberi kesempatan surveyor untuk mencatat data pada monitor probe tsb. Pada saat probe menyentuh dasar perairan, probe diangkat ke atas sekitar 20-50 cm untuk menghindari pengaruh dari sediment dan pengadukan dasar. Pengukuran kecerahan dengan sechi disk dilakukan dengan 2 tahap, tahap pertama dengan menurunkan disk secara perlahan-lahan ke dalam badan air hingga disk tidak terlihat oleh mata, kedalaman saat disk tidak terlihat dicatat sebagai data pertama. Tahap ke-dua, dengan menarik kembali secara perlahan disk sehingga terlihat oleh mata, kedalaman yg terukur dicatat sebagai data kedua. Selanjutnya kedua data dirata-rata untuk menjadi data kecerahan pada stasiun tersebut. Pengambilan sampel air dilakukan dengan mengunakan van dorn pada kedalaman yang telah ditentukan. Air sampel yang didapat kemudian dimasukkan dengan botol sampel yang masing-masing telah diberi label dan diberi larutan preservasi sesuai kebutuhan.
air limpasan dari jalan proyek. Sehingga tidak hanya pada musim hujan, limpasan air juga terjadi setiap hari selama kegiatan operasional jalan proyek berjalan. Kemungkinan ke-2 adalah adanya tebing bagian utara danau yang masih labil, Tebing ini masih baru diurug oleh tanah top soil yang sangat mudah longsor ke badan air danau. Data lapangan TSS dan TDS dalam studi ini ditampilkan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1. Nilai TSS, RDS dan perhitungan Indek MEI pada Danau Surya dan Void Porodisa
3. Data dan Pembahasan Data pengukuran turbiditas dari Chlorotech probe menunjukkan kisaran turbiditas pada void Surya adalah 0,64 – 25,56 NTU (7,34±6,52), sementara menunjukkan kisaran turbiditas pada void Porodisa adalah 0,52 – 19,57 NTU (4, 00±4,93). Distribusi turbiditas pada danau Surya dan danau Porodisa disajikan dalam gambar 2. Nilai turbiditas pada Danau Surya menunjukkan nilai yang lebih tinggi pada pengambilan sampel yang sama, hal ini dimungkinkan karena beberapa hal, pertama pada danau tersebut terdapat beberapa inlet pembuangan air hujan dan
Dari data nilai TSS dapat diklasifikasikan bahwa Danau Porodisa dan Danau Surya sebagai perairan yang relatif baik ditinjau dari kesesuaikan untuk kepentingan kegiatan perikanan. Kisaran Danau Porodisa 5-8 mg/l sedangkan Danau Surya 7-22mg/l masih dibawah batasan nilai TSS yang merugikan yakni sekitar 25 mg/l (Tabel 2).
Penentuan Produktivitas....J. Hidrosfir Indonesia Vol. 3(2) : 81 - 86
83
Tabel 2. Kesesuaian perairan untuk Perikanan berdasarkan nilai TSS
Kadar TDS yang menjadi faktor parameter MEI juga menunjukkan nilai yang bervariasi. Nilai TDS pada danau Porodisa lebih rebih rendah dibanding danau Surya. Kadar TDS yang cukup tinggi biasanya menggambarkan adanya kandungan ion K+, Na+ dan Cl-, dimana ionion ini hanya akan menimbulkan sedikit bahaya dalam waktu singkat. Akan tetapi, mungkin saja dalam sampel air tersebut terdapat pula beberapa logam berat seperti Pb2+ dan Cd2+ yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Adapun kisaran nilai MEI yang menyatakan sebagai perairan yang berproduktivitas tinggi adalah 0-30 (Ryder et.al, 1974). Semakin tinggi nilai MEI maka perairan akan semakin berkurang tingkat produktivitasnya. Data perhitungan nilai MEI menyatakan bahwa void Porodisa mempunyai nilai produktivitas yang lebih tinggi dibanding dengan void lainnya. Nilai MEI Danau Porodisa berkisar 60-77, sementara MEI Danau Surya berkisar 92114. Tingginya nilai indek MEI menunjukkan banyaknya kandungan zat terlarut dan zat tersuspensi dalam badan air. Keadaan seperti ini mengakibatkan tumbuhtumbuhan perairan menerima cahaya yang sedikit dan intensitas fotosintesis menjadi berkurang, sehingga oksigen yang diproduksi juga berkurang. Hal ini mengurangi kemungkinan organisme untuk bertahan hidup. Padatan 84
tersuspensi dalam air dapat mempengaruhi kehidupan di perairan diantaranya menyumbat insang (saluran pernapasan) ikan dan menghambat pertumbuhan telur atau larva. Senyawasenyawa yang telah tersuspensi dalam waktu lama dalam perairan dapat menyebabkan terhentinya pertumbuhan telur ikan dan organisme perairan lainnya. Padatan tersuspensi yang terkandung dalam perairan dapat muncul sebagai akibat peristiwa erosi, limbah-limbah industri, perkembangan alga, atau pembongkaran atau penyumbatan limbah perairan. 4. Kesimpulan Produktivitas perairan Danau Porodisa lebih tinggi dibanding dengan Danau Surya ditinjau dari nilai TSS dan analisis MEI. MEI analisis efektif digunakan untuk penentuan status produktivitas suatu perairan, namun untuk penentuan keperuntukan perairan masih diperlukan analisis labolatorium lebih lanjut tentang kandungan zat terlarut dan tersuspensi yang terkandung dalam badan periaran tersebut. Daftar Pustaka 1. APHA, 1976. Standart Methods for the Examination of water and Wastewater. 4 th edition. Amirican Public Health Association, Washington DC. 1193 p. 2. Boyd, C.E. 1988. Water Quality in Warmwater Fish Pond. Fourth printing. Auburn University Agricultural Experiment Station, Alabama, USA. 359 p. 3. Davis, M.L. and Cornwell, D.A. 1991. Introduction to Environmental Engineering. Second edition. Mc-GrawHill, Inc., New York. 822 p. 4. Ryder, R.A., 1982. The Morphoedaphic Index-Use, Abuse, and Fundamental Concepts. Transaction of the American Fisheries Society 111:154-164,1 982
Santoso A.D. 2008
Penentuan Produktivitas....J. Hidrosfir Indonesia Vol. 3(2) : 81 - 86
85
86
Santoso A.D. 2008