Tugas Akhir – TE 091399
STUDI PEMANFAATAN ENERGI PANAS LAUT DAN GELOMBANG LAUT UNTUK SISTEM KELISTRIKAN DI KABUPATEN KARANGASEM BALI Nison Hastari Raharjo NRP 2209 105 104 Dosen Pembimbing: Ir. Syariffuddin Mahmudsyah, M.Eng. Ir. Teguh Yuwono JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
1
PENDAHULUAN
ABSTRAK
Pemanfaatan dan pengembangan sumber daya energi alternatif yang tersedia di Indonesia dalam rangka penganeka-ragaman sumber energi terutama sumber-sumber energi baru dan terbarukan (EBT), salah satunya adalah energi yang berasal dari laut. Dalam studi pemanfaatan energi panas laut dan gelombang laut untuk sistem kelistrikan di kabupaten Karangasem Bali, studi akan dikhususkan mengenai pemanfaatan energi panas laut untuk pembangunan PLTPL dan energi gelombang laut untuk pembangunan PLTGL, hal ini sangat relevan mengingat letak geografis Indonesia yang sebagian besar wilayahnya terdiri atas lautan, dan sebagai antisipasi untuk mereduksi defisit energi nasional, hal ini dikarenakan adanya kenaikan harga minyak dunia sebagai akibat dari beberapa negara penghasil utama minyak dunia telah mengalami produksi puncak pada beberapa tahun lalu dan diprediksi akan mengalami penurunan produksi pada dekade selanjutnya, selain itu hal ini sangat efektif untuk pemenuhan kebutuhan energi listrik untuk wilayah yang sulit dijangkau oleh sistem kelistrikan Jawa Bali, disamping itu juga dapat berfungsi sebagai pengembangan ilmu pengetahuan di bidang energi mengenai pembangkit energi listrik berbasis EBT
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
2
PENDAHULUAN
KLASIFIKASI EBT
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
3
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
9 Lautan yang meliputi 2/3 permukaan bumi, menerima energi panas yang berasal dari penyinaran matahari. Lautan berfungsi sebagai suatu penampungan yang cukup besar dari energi surya yang mencapai bumi. Kira-kira seperempat dari daya surya sebesar 1,7 x 1017 watt yang mencapai atmosfer diserap oleh lautan. Selain itu, air laut juga menerima energi panas yang berasal dari panas bumi, yaitu magma yang berasal dari bawah laut. 9 Pemanasan dari permukaan air di daerah tropis mengakibatkan permukaaan air laut memiliki suhu kira-kira 27-30oC. Bilamana air permukaan yang hangat ini dipakai dalam kombinasi dengan air yang lebih dingin sekitar 5-7oC pada kedalaman 500-600 meter, maka suatu sumber energi listrik yang dihasilkan dari energi panas laut relatif besar. http://prihastomo.files.wordpress.com/2008/01/dokumenpanaslaut.pdf
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
4
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
9 Dengan luas perairan hampir 60% dari total luas wilayah sebesar 1.929.317 km2, Indonesia mempunyai potensi dibidang kemaritiman yang sangat besar. Apalagi dengan bentangan Timur ke Barat sepanjang 5.150 km dan bentangan Utara ke Selatan 1.930 km telah mendudukkan Indonesia sebagai negara dengan garis pantai terpanjang di dunia. Laut selain menjadi sumber pangan juga mengandung beraneka sumber daya energi. 9 Pulau Bali merupakan salah satu wilayah yang kaya akan sumber energi terbarukan, yang dapat dikembangkan sebagai pembangkit tenaga listrik untuk perkembangan kebutuhan energi listrik di wilayah tersebut dan sekitarnya ,Bali yang wilayahnya terletak di dekat daerah garis khatulistiwa, sehingga mempunyai kondisi Sea Surface Temperature (SST) yang rata-rata bersuhu relatif panas (sekitar antara 24-30oC) lihat gambar 1.1 berikut; http://www.scribd.com/doc/44902815/Teknik-Konversi-Energi-Gelombang-Menjadi-Energi
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
5
PENDAHULUAN
DATA SUHU LAUT PERMUKAAN
Gambar 1.1a Sea Surface Temperature/SST (Januari 2012) http://www.osdpd.noaa.gov/ml/ocean/sst/contourthumb.html Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
6
PENDAHULUAN
DATA SUHU LAUT PERMUKAAN
Gambar 1.1b Sea Surface Temperature/SST (Januari 2012/Night-time) http://www.osdpd.noaa.gov/ml/ocean/sst/sst_50km.html Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
7
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG Bali merupakan salah satu wilayah yang perairannya dilalui ARLINDO (Arus Lintas Indonesia) atau ITF (Indonesian Through Flow) arus ini relatif konstan bersuhu dingin (sekitar antara 5-10oC) lihat gambar 1.2, sehingga perbedaan suhu ini sangat cocok untuk dijadikan wilayah pengembangan Pembangkit Listrik Energi Panas Laut (PLTPL), ARLINDO merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem termohaline circulation dunia dan berpengaruh besar pada dinamika yang terjadi baik di Samudera Pasifik maupun Samudera Hindia (Sprintall et. al., 2003). ARLINDO sendiri memasuki perairan Indonesia dari Samudera Pasifik melalui lapisan thermocline (Hautala,1996) http://www.ilmukelautan.com/oseanografi/fisika-oseanografi
Gambar 1.2 Indonesian Through Flow (ITF) http://faktailmiah.com/2010/07/28/15-juta-meter-kubik-airtiap-detik-menembus-indonesia.html
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
8
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
9 Untuk pengembangan PLTPL di wilayah lain yang tidak di lalui ARLINDO masih bisa didapatkan selisih suhu yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan pembangunan PLTPL, hal ini didasarkan dengan teori oceanography yaitu mengenai thermocline berikut penjelasan teori tersebut secara grafik; 9 Selain energi panas laut yang dapat dimanfaatkan, Air laut juga memiliki banyak manfaat salah satunya mengha- silkan energi listrik dengan memanfaatkan energi gelom-bang laut yang dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (PLTGL) Sifat kontinyuitasnya yang tersedia terus setiap waktu menjadikan gelombang laut baik untuk dijadikan sebagai pembangkit tenaga listrik. Melalui pembangkit listrik ini, energi besar yang dimiliki ombak dapat diubah menjadi tenaga listrik. Listrik dari tenaga gelombang ini diharapkan dapat menjadi solusi krisis energi yang terjadi akhir-akhir ini.
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
9
PENDAHULUAN
DATA GELOMBANG LAUT
Gambar 1.4 Significant Wave Height (SWH) Januari 2012 http://www.oceanweather.com/data/Global/index.html Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
10
PENDAHULUAN
DATA GELOMBANG LAUT
Gambar 1.5 Sea Surface Height (SSH) Wilayah Indonesia 2012 http://polar.ncep.noaa.gov/waves/viewer.shtml?-multi_1-aus_ind_phiNison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
11
PENDAHULUAN
POTENSI ENERGI LAUT DI INDONESIA
Perlu diketahui energi yang tersimpan dalam laut mulai dari panas laut, gelombang laut hingga arus laut. Total potensinya mencapai 727.000 MW. Namun dengan teknologi yang ada saat ini, potensi yang bisa dikembangkan mencapai 49.000 MW. Sementara teknologi yang paling siap adalah teknologi gelombang dan arus pasang surut dengan potensi praktis 6.000 MW, oleh karena itu pengembangan pembangunan Pembangkit Listrik berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT) harus mendapatkan prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). http://www.esdm.go.id/news-archives/323-energi-baru-dan-terbarukan/ 4755-potensi-energi-laut-nasional-telah-diratifikasi.html
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
12
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
9 Pada dasarnya pembangkitan energi laut jauh lebih ekonomis dibanding BBM. Bila untuk membangkitkan 1 kWh dengan BBM dibutuhkan US$ 20-25 sen, dengan energi laut biaya yang dibutuhkan hanya US$ 7-18 sen.Jenis sumber daya energi laut yang dapat dimanfaatkan diantaranya energi arus laut (Tidal Current), energi level pasang surut (Tidal Height), energi gelombang (Sea Wave), energi panas laut (Ocean Thermal), dan energi kimia laut (Salinity). http://www.esdm.go.id/news-archives/323-energi-baru-dan-terbarukan/4755-potensi-energi-lautnasional-telah-diratifikasi.html
9 Di Indonesia, jenis sumber daya dan potensi energi laut yang diratifikasi versi ASELI (Asosiasi Energi Laut Indonesia) pada tahun 2011; arus pasang surut memiliki potensi teoritis 160 GWpotensi teknis 22,5 GW, dan potensi praktis 4,8 GW; sedangkan untuk gelombang laut memiliki potensi teoritis 510 GW, potensi teknis 2 GW, dan potensi praktis 1,2 GW, serta yang terakhir untuk panas laut memiliki potensi teoritis 57 GW, potensi teknis 52 GW, dan potensi praktis 43 GW (Mukhtasor, anggota Dewan Energi Nasional/DEN). http://202.46.15.98/index.php/module/News+News/id/10063 (ristek.go.id)
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
13
PENDAHULUAN
PERMASALAHAN
Permasalahan yang akan dibahas mengenai pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Laut dan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang di Karangasem Bali adalah meliputi: 1. Berapa potensi energi panas laut dan gelombang yang bisa dikonversikan menjadi energi listrik di Karangasem Bali. 2. Berapa besar efisiensi energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga panas laut dan pembangkit Listrik tenaga gelombang laut jika dibanding dengan sumber energi terbarukan yang lain. 3. Berapa harga energi listrik per kWh dan biaya pembangkitan US$/kWh dari sumber energi panas laut dan gelombang laut jika dibandingkan dengan pembangkit yg telah ada saat ini. 4. Sumber listrik dari jenis energi apakah yang cocok untuk dikembangkan di Karangasem Bali di masa mendatang. Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
14
PENDAHULUAN
BATASAN MASALAH
1. Analisa potensi energi panas laut & gelombang yang dapat dikembangkan dilakukan di Karangasem Bali. 2. Karena pembangkit listrik tenaga panas laut & gelombang belum ada di Indonesia sebagian data di ambil dari negara maju di dunia yang telah melakukan penelitian terlebih dahulu, data tersebut dipakai di Indonesia khususnya Karangasem Bali setetah diadakan penyesuaian atas situasi kondisi yang telah ada. 3. Prakiraan biaya didasarkan atas pendekatan dari data pembangunan pembangkit listrik yang telah ada saat ini. 4. PLTPL yang dibahas adalah PLTPL siklus terbuka. 5. Belum membahas perencanaan teknis secara mendetail dari pembangunan pembangkit listrik tenaga panas laut & gelombang. 6. Utk perhitungan studi kelayakannya menggunakan NPV & IRR.
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
15
PENDAHULUAN
TUJUAN
Gambar 1.7 PLTPL Landasan Darat 210kW di Koahole Hawaii selesai dibangun pada tahun 1993
Gambar 1.13 PLTGL jenis pressure air column 500 kW di pulau islay, Skotlandia.
1. Memperoleh data secara keseluruhan dari potensi sumber energi panas laut dan gelombang yang bisa dikembangkan. 2. Memberikan gambaran mengenai biaya pembangkitan dari Pembangkit listrik tenaga panas laut dan gelombang di Karangasem Bali. 3. Implementasi dan penerapan PLTPL dan PLTGL di Indonesia khususnya di kabupaten Karangasem Bali
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
16
TEORI PENUNJANG
PRINSIP KERJA PLTPL/OTEC/KEPL
Secara sederhana dapat disebutkan bahwa PLTPL/OTEC/KEPL bekerja dengan memanfaatkan perbedaan temperatur untuk membangkitkan tenaga listrik dengan cara memanfaatkannya untuk menguapkan Ammoniak. Tekanan uap yang timbul kemudian dipergunakan untuk memutar turbin.
Gambar 1.5 Prinsip Kerja OTEC Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
17
TEORI PENUNJANG
PRINSIP KERJA PLTPL/OTEC/KEPL Adapun prinsip kerja dari PLTPL secara umum adalah: 1. Konversi energi panas laut atau OTEC menggunakan perbedaan temperatur antara permukaan yang hangat dengan air laut dalam yang dingin, minimal sebesar 77 derajat Fahrenheit (25°C) agar bisa digunakan untuk membangkitkan listrik. 2. Laut menyerap panas yang berasal dari matahari. Panas matahari membuat permukaan air laut lebih panas dibandingkan air di dasar laut. Hal ini menyebabkan air laut bersirkulasi dari dasar ke permukaan. Sirkulasi air laut ini juga dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan energi listrik. 3. Dalam beroperasinya OTEC, pipa-pipa akan ditempatkan di laut yang berfungsi untuk menyedot panas laut dan mengalirkannya ke dalam tangki pemanas guna mendidihkan fluida kerja.
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
18
TEORI PENUNJANG
JENIS PLTPL/OTEC/KEPL
1.Closed-Cycle (Siklus Tertutup): Closed-cycle system menggunakan fluida dengan titik didih rendah, seperti ammonia, untuk memutar turbin guna membangkitkan listrik. Air laut permukaan yang hangat dipompa melewati sebuah heat exchanger (penukar panas) di mana fluida dengan titik didih rendah tadi diuapkan. Fluida yang mengalami perubahan wujud menjadi uap akan mengalami peningkatan tekanan. Uap bertekanan tinggi ini kemudian dialirkan ke turbin untuk menghasilkan listrik. Kemudian air dingin dari dasar lautan dipompa melewati heat exchanger yang kedua, mengembunkan hasil penguapan tadi menjadi fluida lagi, di mana siklus ini berputar terus menerus. Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
19
TEORI PENUNJANG
JENIS PLTPL/OTEC/KEPL
2. Open-Cycle (Siklus Terbuka): Open-Cycle OTEC menggunakan air laut permukaan yang hangat untuk membangkitkan listrik. Ketika air laut hangat dipompakan ke dalam kontainer bertekanan rendah, air ini mendidih. Uap yang mengembang menggerakkan turbin tekanan rendah untuk membangkitkan listrik. Uap ini, meninggalkan garam-garam di belakang kontainer. Jadi uap ini hampir merupakan air murni. Uap ini kemudian dikondensasikan kembali dengan menggunakan suhu dingin dari air dasar laut.
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
20
TEORI PENUNJANG
JENIS PLTPL/OTEC/KEPL
3. Hybrid System (Siklus Gabungan): Siklus hybrid menggunakan keunggulan sistem siklus terbuka dan tertutup. Siklus hybrid menggunakan air laut yang diletakkan di tangki bertekanan rendah (vacuum chamber) dijadikan uap. Lalu uap tersebut digunakan untuk menguapkan fluida bertitik didih rendah (amonia atau yang lainnya) yang akan menggerakkan turbin guna menghasilkan listrik. Uap air laut tersebut lalu dikondensasikan untuk menghasilkan air tawar desalinasi.
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
21
TEORI PENUNJANG
KELEBIHAN/KELEMAHAN PLTPL/OTEC/KEPL Kelebihan: 1. Tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limbah lainnya. 2. Tidak membutuhkan bahan bakar. 3. Biaya operasi rendah. 4. Produksi listrik stabil. 5. Dapat dikombinasikan dengan fungsi lainnya: menghasilkan air pendingin, produksi air minum, suplai air untuk aquaculture, ekstraksi mineral, dan produksi hidrogen secara elektrolisis. Kelemahan: 1. Belum ada analisa mengenai dampaknya terhadap lingkungan jika menggunakan amonia sebagai bahan yang diuapkan menimbulkan potensi bahaya kebocoran. 2. Efisiensi total masih rendah sekitar 1%-3%.
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
22
AREA PENELITIAN PEMBANGUNAN PLTPL & PLTGL 9 Penentuan area penelitian disesuaikan dengan kedalaman laut untuk mendapatkan selisih suhu, tinggi gelombang, frekuensi gelombang, Periode Gelombang di wilayah Karangasem Bali 9 Berikut data lokasi area penelitian pembangunan pembangkit: Koordinat A Latitude Longitude Koordinat B Latitude Longitude
: -8.352981° : 115.650350°
Koordinat C Latitude Longitude
: -8.549585° : 115.845326°
: -8.352981° : 115.845326°
Koordinat D Latitude Longitude
: -8.549585° : 115.650350°
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
23
ANALISA DATA
AREA PENELITIAN PLTPL & PLTGL
Gambar 4.4 Area Penelitian Pembangunan Pembangkit Listrik Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
24
ANALISA DATA
AREA PENELITIAN PLTPL & PLTGL
9 Lokasi yang dipilih untuk PLTPL & PLTGL mempertimbangkan beberapa aspek antara lain; jarak terdekat dengan pusat beban/penduduk terpadat, akses jalan untuk memudahkan pembangunan maupun perawatan, menghemat biaya jarak transmisi, dan beberapa faktor lain yang dapat menekan faktor ekonomis. 9 Sedangkan untuk PLTGL adalah jarak yg terdekat dengan titik koordinat pembangunan PLTPL untuk memudahkan proses integrasi dengan PLTPL, tentunya penentuan lokasi tersebut telah memenuhi syarat untuk mendapatkan daya maksimal di area penelitian tersebut.
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
25
ANALISA DATA
AREA PENELITIAN PLTPL & PLTGL
Gambar 4.5 Area Penelitian Pembangunan Pembangkit Listrik Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
26
AREA PENELITIAN PEMBANGUNAN PLTPL & PLTGL 9 Titik koordinat pembangunan PLTPL yang terpilih Latitude : -8.434285° Longitude : 115.744592° 9 Titik koordinat pembangunan PLTGL yang terpilih Latitude : -8.427383° Longitude : 115.713999° 9 Garis Biru : 3.46 km, Menunjukkan jarak antara titik koordinat pembangunan PLTGL dengan titik koordinat pembangunan PLTPL 9 Garis Kuning : 11.8 km, Menunjukkan jarak yg dibutuhkan utk jaringan transmisi dari pusat pembangkit menuju pusat sistem distribusi scr garis lurus. 9 Garis Merah : 13 km, Perkiraan jarak yg dibutuhkan utk jaringan transmisi dari pusat pembangkit menuju pusat sistem distribusi secara riil
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
27
DATA PENUNJANG
PROSES PENGAMBILAN DATA
Gambar 1.2a Depth-Longitude Temperature Plots (Januari 2012) http://www.pmel.noaa.gov/tao/jsdisplay-html/dep-lon.html Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
28
DATA PENUNJANG
PROSES PENGAMBILAN DATA
Gambar 1.2b Depth-Longitude Temperature Plots (Januari 2012) http://www.pmel.noaa.gov/tao/jsdisplay-html/dep-lon.html Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
29
DATA PENUNJANG
PROSES PENGAMBILAN DATA
Gambar 1.3a Depth-Latitude Temperature Plots (Januari 2012) http://www.pmel.noaa.gov/tao/jsdisplay-html/lat-dep.html Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
30
DATA PENUNJANG
PROSES PENGAMBILAN DATA
Gambar 1.3b Depth-Latitude Temperature Plots (Januari 2012) http://www.pmel.noaa.gov/tao/jsdisplay-html/lat-dep.htm Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
31
DATA PENUNJANG
ANALISA PERHITUNGAN DAYA PLTPL
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
32
DATA PENUNJANG
ANALISA PERHITUNGAN DAYA PLTPL
Dari hasil analisa pembangkit listrik tenaga panas laut mempunyai karakteristik pembangkitan sbb: 9 Daya ouput : 2,500kW 9 Daya pembangkitan : 2,631.75 kW 9 Daya starting : 284 kW 9 Air laut Æ evaporator :10,792 kg/detik 9 Air laut Ækondensor : 10,522 kg/detik 9 Efisiensi seluruh sistem : 2.8 % 9 Biaya investasi : 21,082,500 US$ 9 Harga jual : 0.06US$/kWh
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
33
DATA PENUNJANG
TURBIN KHUSUS UNTUK PLTPL
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
34
DATA PENUNJANG
HEAT EXCHANGER PLTPL
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
35
DATA PENUNJANG
PERHITUNGAN DAYA POMPA AIR LAUT PLTPL
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
36
DATA PENUNJANG
PERHITUNGAN DAYA POMPA AIR LAUT PLTPL
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
37
DATA PENUNJANG
PERHITUNGAN DAYA POMPA AIR LAUT PLTPL
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
38
DATA PENUNJANG
ANALISA BIAYA PEMBANGUNAN PLTPL
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
39
DATA PENUNJANG
ANALISA BIAYA PEMBANGUNAN PLTPL
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
40
DATA PENUNJANG
ANALISA BIAYA PEMBANGUNAN PLTPL Tabel 4.1 Biaya Investasi PLTPL 2500 kW untuk umur investasi 30 tahun No 1 2 3
Komponen Utama Heat Exchanger (C1) Bangunan (C2) Pompa air laut (C3)
Biaya (US$/kW) 1986 1362 341
4
Pompa hampa udara (C4)
551
5 6 7
Turbin uap (C5) Pipa air laut (C6) Penjangkaran (C7)
369 137 142 4888
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
41
DATA PENUNJANG
ANALISA BIAYA PEMBANGUNAN PLTPL
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
42
DATA PENUNJANG
ANALISA BIAYA PEMBANGUNAN PLTPL
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
43
ANALISA DATA
DATA UNTUK PERHITUNGAN DAYA PLTGL Tabel 4.6 Harga energi PLTPL Kombinasi
Harga Energi (Cent US$/kWh)
PLTPL PLTPL + Bromida PLTPL + Air bersih + Bromida
16.8 9 6
Tabel 4.7 Data tinggi gelombang tahun 2011 pada koordinat yang telah ditentukan Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
4.8 5.1 5.1 5.0 5.1 5.5 5.3
5.5 5.6 5.5 5.3 5.3 5.7 5.4
5.15 5.35 5.3 5.15 5.2 5.6 5.35
1.3 0.7 0.7 0.7 1.8 2.5 2.5
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
44
ANALISA DATA
PERHITUNGAN DAYA PLTGL
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
45
ANALISA DATA
PERHITUNGAN DAYA PLTGL
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
46
ANALISA DATA
PERHITUNGAN DAYA PLTGL
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
47
ANALISA DATA
PERHITUNGAN DAYA PLTGL
Dari perhitungan daya gelombang, daya listrik yang dibangkitkan dan efisiensi pembangkitan dari masing-masing sistem konversi energi gelombang laut, kita dapat membandingkan antara ketiga sistem konversi energi gelombang laut tersebut. Sehingga dapat diketahui sistem konversi energi gelombang laut yang mana yang memiliki efisiensi pembangkitan yang paling tinggi, sehingga energi gelombang laut tersebut dapat dimanfaatkan secara optimum. Untuk lebih jelasnya, berikut perbandingannya; Tabel 4.8 Perbandingan Efisiensi PLTGL Sistem
A
P (Watt)
TAPCHAN
2.365
1.350.415
439.896
32.6
SND
185
105.578
38.208
36
HPCD
538
306.913
120.833
39
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
48
ANALISA DATA
ANALISA BIAYA PEMBANGUNAN PLTGL
Pipa Saluran
US$
33,199.2
Piston
@US$ 92,352.-
US$
461,760
Sistem generator
Rating 610 kW
US$
92,352.6
Biaya sistem tambat
20% dari Biaya konstruksi
US$
63,832
Transmisi ke darat
Dg jarak 5 km dari laut
US$
217,400.5
US$
1,231,184.4
Total investasi
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
+
49
ANALISA DATA
ANALISA BIAYA PEMBANGUNAN PLTGL
Bunga Modal
12%
US$
147,742.1
Umur Hidup
30 tahun
US$
41,039.5
Pemeliharaan
8.5%
US$
104,650.7
Administrasi
0.85%
US$
10,465
Biaya tenaga kerja
Untuk 1 orang
US$
3,913
Pajak dan Asuransi
3.5%
US$
43,091.5
US$
350,901.8
Total
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
+
50
ANALISA DATA
PERBANDINGAN BIAYA PEMBANGKITAN
Waktu Operasi (jam)
kWh /thn
Biaya Total/thn (US$)
Harga Listrik /kWh
TAPCHAN
8.000
3.519.168
313.930
0.089
SND
8.000
3.973.632
746.521,9
0.188
HPCD
8.000
4.833.320
350.901,8
0.083
Sistem
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
51
PENUTUP
KESIMPULAN
a. Dengan melihat Bali (Karangasem) yang wilayahnya dilewati arus lintas indonesia dari samudera hindia dan melihat dari hasil analisa dimana potensi untuk PLTPL bila dimanfaatkan secara maksimal yang mana daerah tersebut memiliki beda suhu rata-rata berkisar antara 20-24°C mempunyai potensi sekitar +136,000 MW dan untuk PLTGL potensi daya gelombang persatuan luas dengan tinggi gelombang signifikan = 1.425 meter dan periode signifikan = 5.2 detik adalah 571 watt/m2 memiliki potensi daya sekitar +256,000 MW. b. Memang dilihat dari sisi efisiensi pembangkit listrik tenaga panas laut dan gelombang laut memang bukanlah yang paling efisien akan tetapi bila dilihat dari kondisi geografis maka pembangkit listrik tenaga panas laut dan gelombang laut dapat digunakan sebagai salah satu alternatif hal itu dapat dilihat pada analisa Bab IV pada tabel 4.18, yaitu dengan efisiensi sebesar 2.8% untuk PLTPL, dan 39% untuk PLTGL hal ini masih bisa dimaksimalkan dengan perkembangan teknologi ke depan.
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
52
PENUTUP
KESIMPULAN Tabel 4.18 Efisiensi teknologi Energi Baru Terbarukan (EBT) JENIS EBT
EFISIENSI
Surya PV
10%
Biomassa
25%
Panas bumi
40%
Mikrohidro
75%
Angin
20%
Pasang Surut
10%
Fuelcell
40%
Panas Laut
2.8 %
Gelombang (HPCD)
39%
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
53
PENUTUP
KESIMPULAN
c. Efisiensi untuk PLTPL yaitu US$ 0.168 dan untuk PLTGL yaitu US$ 0.083 Dan jika dibandingkan dengan pembangkit listrik yg telah ada saat ini yaitu pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang merupakan sumber tenaga listrik utama yang ada di Bali (Karangasem) memang memiliki harga jual listrik yang lebih mahal terutama jika dibandingkan dengan PLTPL, perbandingan itu dapat dilihat pada tabel 4.14, yaitu PLTPL dengan PLTD sebesar 16.8 berbanding 6.8 (cent US$/kWh), dan untuk PLTGL sistem HPCD dengan PLTD sebesar 8.3 berbanding 6.8 (cent US$/kWh), akan tetapi PLTPL dan PLTGL akan menjadi lebih murah jika sumber energi yang berasal dari minyak bumi atau fosil menjadi langka dengan kata lain jika dinilai manfaatnya dalam jangka panjang. d. Sumber listrik yang cocok untuk dikembangkan di Bali (Karangasem) utk masa depan adalah sumber energi yg tidak bergantung pada bahan bakar fosil hal itu mengingat kondisi geografis dari Bali (Karangasem) itu sendiri yg sebagian besar wilayahnya terdiri dari laut disamping itu kebutuhan bahan bakar dari
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
54
PENUTUP
KESIMPULAN
Tabel 4.14 Perbandingan Harga energi listrik PLTPL dan PLTGL dengan pembangkit listrik yang ada di Bali PERBANDINGAN PEMBANGKIT LISTRIK
PERBANDINGAN HARGA ENERGI LISTRIK (CENT US$/KWH)
PLTPL dengan PLTD
16.8 : 6.8
PLTGL sistem HPCD dengan PLTD
8.3 : 6.8
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
55
PENUTUP
SARAN
1. Walaupun efisiensi PLTPL sangat rendah (2.8%) namun hasil sampingan berupa industri bromida dan air tawar serta garam sangat tinggi sehingga mampu menekan harga jual energi listrik yang dihasilkan. 2. Penelitian tentang metode konversi energi panas laut dan gelombang laut yang bertujuan untuk mendapatkan metode yang handal dengan efisiensi yang tinggi dan harga jual listrik yang murah sangat diperlukan, melihat potensi energi panas laut dan gelombang sangat besar. 3. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan memasukkan jenis turbin dan generator yang digunakan, sehingga didapatkan suatu hasil yang lebih baik.
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
56
STUDI PEMANFAATAN ENERGI PANAS LAUT DAN GELOMBANGLAUT UNTUK SISTEM KELISTRIKAN DI KABUPATEN KARANGASEM BALI
TERIMA - KASIH Nison Hastari Raharjo NRP 2209 105 104 Dosen Pembimbing: Ir. Syariffuddin Mahmudsyah, M.Eng. Ir. Teguh Yuwono JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012
Nison H. Raharjo (2209.105.104) - T. Elektro ITS
57