STUDI PEMANFAATAN BENTONIT UNTUK PENJERNIH MINYAK ATSIRI DAUN CENGKEH (Kajian Waktu Reaksi dan Konsentrasi Bentonit)
THE STUDY OF BENTONITE UTULIZATION AS A CLOVE LEAF OIL PURIFIER (Based on Time of Reaction and Bentonite Concentration)
Aulia Rizqi R. (1) ; Prof. Dr. Ir. Sri Kumalaningsih, M. App. Sc. (2) ; Arie Febrianto Mulyadi, STP, MP. (2) 1) Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP-Unibraw 2) Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP -Unibraw Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi perlakuan yang tepat antara waktu reaksi dan konsentrasi bentonit sehingga menghasilkan kualitas fisik dan kimia minyak daun cengkeh yang terbaik. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan RAK yang terdiri dari 2 faktor, yaitu : waktu reaksi ( 30; 45; 60 menit) dan konsentrasi bentonit ( 4%; 10 %; 16% ). Hasil analisa terhadap bahan baku diperoleh bahwa minyak daun cengkeh kasar memiliki sifat sebagai berikut: kejernihan 0,19; derajat kecerahan (L*) 26,1; derajat kekuningan (b+) 3,73; berat jenis sebesar 1,0287; dan kadar eugenol sebesar 63,25%. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa perlakuan lama waktu reaksi 60 menit dan konsentrasi bentonit sebesar 16% merupakan perlakuan terbaik. Dengan hasil nilai kejernihan sebesar 0,360; nilai derajat kecerahan (L*) 33,83; dan nilai derajat kekuningan (b+) -0,83; kadar eugenol sebesar 90,266%; berat jenis sebesar 1,0322; dan rendemen sebesar 80,67%. Kata kunci : minyak daun cengkeh, penjernihan, bentonit
Abstract The aim of this research is to get the correct treatment combination of reaction time and bentonite concentration to produce the best physical and chemical the clove leaf oil quality. This study used RAK experimental design consist of 2 factors: reaction time (30 , 45, 60 minutes) and bentonite concentration (4 %, 10%, 16% ). Raw material analysis result indicate that crude clove leaf oil has the following characteristics: 0,19 clarity; 26,1 lightness degrees (L *); 3,73 yellow degree (b+); 1,0287 density; and 63,25% eugenol. The results showed that 60 minutes reaction time treatment and 16% bentonite concentration is the best treatment. With the value 0,360 clarity; 33,83 lightness degree (L *); – 0,83 yellow degree (b+); 90,266% eugenol; 1.0322 density; and 80,67% yield. Key words: clove leaf oil, purify, bentonite PENDAHULUAN Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri obat-obatan, flavor, fragrance, dan parfum. Di Indonesia tercatat 14 jenis minyak atsiri yang sudah diekspor. Selain mengekspor, Indonesia juga mengimpor beberapa
jenis minyak atsiri dalam jumlah cukup besar (Laksmanahardja,2008). Salah satu jenis minyak atsiri yang banyak dihasilkan di Indonesia adalah minyak cengkeh. Minyak cengkeh (Eugenia aromatica) dapat dihasilkan dari penyulingan serbuk kuntum cengkeh kering (clove oil), serbuk tangkai kuntum
cengkeh (clove stem oil), dan daun cengkeh kering (clove leaf oil). Dalam pemanfaatan daun cengkeh sebagai bahan baku minyak cengkeh digunakan daun cengkeh yang jatuh/gugur langsung dari pohonnya, karena rendemen minyak yang dihasilkan lebih besar dari daun yang dipetik kemudian dikeringkan. Menurut standar SNI, minyak daun cengkeh yang diekspor harus berwarna jernih. Sedangkan rata-rata minyak cengkeh yang dihasilkan oleh industri rumah tangga rata-rata berwarna coklat gelap sejak awal produksi, sehingga kurang memenuhi standar SNI. Adapun penyebab rendahnya kualitas warna ini karena minyak daun cengkeh yang dihasilkan masih mengandung senyawasenyawa yang tidak larut berupa zat warna organik atau anorganik sehingga minyak ini berwarna gelap. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya penjernihan terhadap minyak daun cengkeh. Salah satu cara sederhana dan telah banyak dikembangkan oleh banyak peneliti untuk penjernihan adalah metode adsorpsi. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai adsorben adalah bentonit. Jumlah adsorben yang dibutuhkan dalam proses penjernihan tergantung dari kualitas larutan. Semakin jelek kualitas larutan yang akan dijernihkan maka jumlah adsorben yang dibutuhkan semakin banyak, sebaliknya jika kualitas larutan tidak terlalu jelek maka jumlah adsorben yang digunakan sedikit. Untuk waktu reaksi tergantung dari keaktifan adsorben yang dipakai. Bila keaktifan rendah dan kualitas larutan jelek maka waktu reaksi semakin lama. Sedangkan suhu proses harus diatur sedemikian rupa sehingga larutan yang akan dimurnikan mempunyai viskositas yang rendah pada waktu pengadukan. Untuk mengetahui pengaruh waktu reaksi dan konsentrasi bentonit terhadap peningkatan kualitas minyak daun cengkeh, sehingga penelitian tentang studi pemanfaatan bentonit untuk penjernih minyak daun cengkeh ini diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi perlakuan yang tepat antara waktu reaksi dan konsentrasi bentonit sehingga
menghasilkan kualitas fisik dan kimia minyak daun cengkeh yang terbaik. METODE PENELITIAN Penelitian ini
dilaksanakan di Laboratorium Agrokimia. Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian. Waktu penelitian dimulai pada bulan Januari sampai Februari 2011. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan RAK yang terdiri dari 2 faktor, yaitu: waktu reaksi adsorben dengan minyak daun cengkeh (T), terdiri dari 3 level (30 menit; 45 menit; 60 menit); dan konsentrasi bentonit (K), terdiri dari 3 level (4 % b/v; 10 % b/v; 16 % b/v). HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Bahan Baku Minyak Daun Cengkeh Kasar Minyak daun cengkeh kasar yaitu minyak daun cengkeh yang diperoleh dari hasil penyulingan langsung, dimana kualitasnya masih rendah. Minyak daun cengkeh kasar yang digunakan sebagai bahan baku dalam penelitian ini berwarna coklat kehitaman ( gelap), memiliki bau cengkeh yang khas serta akan terasa panas bila mengenai kulit. Warna gelap pada minyak daun cengkeh kasar ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu kondisi di lokasi penyulingan, antara lain peralatan yang digunakan, penyaringan minyak, dan pengemasan minyak. Peralatan penyulingan yang digunakan oleh industri rumah tangga terbuat dari pelat besi. Pelat besi tersebut mudah berkarat, sehingga akan mempengaruhi kualitas dari minyak hasil penyulingan. Dimana karat dapat bercampur pada minyak hasil penyulingan, sehingga minyak yang dihasilkan dapat berwarna gelap. Proses penyaringan minyak atsiri dilakukan untuk memisahkan antara air dan minyak atsiri hasil penyulingan yang telah didinginkan. Proses penyaringan di industri rumah tangga ini dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan mengambil air yang berada di lapisan atas minyak atsiri dengan menggunakan gayung. Proses ini masih memungkinkan adanya air yang tertinggal dan bercampur dengan minyak
atsiri sehingga akan menurunkan kualitas minyak atsiri. Minyak hasil penyulingan yang telah dipisahkan dari air tersebut kemudian dikemas dalam jirigen plastik, dan disimpan dalam gudang penyimpanan. Kadar eugenol yang disyaratkan untuk minyak daun cengkeh menurut SNI (2006) adalah sebesar minimum 78% sedangkan hasil analisa terhadap minyak daun cengkeh kasar kadar eugenolnya jauh lebih rendah. Rendahnya kadar eugenol dari minyak daun cengkeh hasil penyulingan tersebut merupakan salah satu akibat dari kondisi bahan baku daun cengkeh yang mengandung banyak air karena kondisi musim penghujan. Standar mutu untuk berat jenis minyak daun cengkeh menurut SNI (2006) adalah 1,025-1,049, sedangkan hasil analisa bahan baku minyak daun cengkeh sebesar 1,0287. Hal ini dapat disebabkan karena adanya komponenkomponen yang terkandung dalam minyak daun cengkeh tersebut, antara lain adanya logam pengotor dan zat warna hasil degradasi zat warna alamiah dalam minyak daun cengkeh yang juga mempengaruhi berat jenis minyak daun cengkeh tersebut. Bentonit Secara fisik bentonit yang digunakan mempunyai ciri : 1. Warna putih tulang 2. Bentuk serbuk Keunggulan dari bentonit sebagai adsorben yaitu bentonit mempunyai sifat mudah menyerap air sehingga air yang dapat menyebabkan kekeruhan pada minyak daun cengkeh dapat terserap, dan minyak menjadi jernih (Chergrouche dan Bensmaili, 2002). Selain itu, bentonit mempunyai kemampuan sebagai pemucat, karena adanya ion Al3+ pada permukaan partikel adsorben yang dapat mengadsorpi patikel zat warna (Ketaren, 1986). Kekurangan bentonit sebagai adsorben yaitu adanya minyak daun cengkeh yang ikut terserap atau menempel pada permukaan adsorben dan sulit dipisahkan dengan proses penyaringan biasa, sehingga minyak daun cengkeh yang menenmpel pada permukaan adsorben pun akhirnya akan terbuang bersama adsorben tersebut.
Proses regenerasi atau pemanfaatan kembali bentonit sebagai adsorben sulit dilakukan, karena adanya minyak yang menempel pada permukaan adsorben yang sulit dipisahkan sehingga perlu proses yang panjang untuk proses regenerasi tersebut. Analisa Minyak Daun Cengkeh Hasil Penjernihan Kejernihan Tabel 1. Rerata Kejernihan Minyak Daun Cengkeh pada Berbagai Perlakuan Perlakuan Rerata Waktu Konsentra si Reaksi 4% 0,292 30 menit 10 % 0,305 16 % 0,317 4% 0,325 45 menit 10 % 0,337 16 % 0,347 4% 0,348 60 menit 10 % 0,353 16 % 0,360 Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai kejernihan cenderung naik dengan semakin lamanya waktu reaksi dan semakin besar konsentrasi bentonit. Peningkatan kejernihan tersebut disebabkan karena bentonit mempunyai sifat mudah menyerap air sehingga air yang dapat menyebabkan kekeruhan pada minyak daun cengkeh dapat terserap, dan minyak menjadi jernih (Chergrouche dan Bensmaili, 2002). Semakin lama waktu reaksi, maka semakin banyak pula komponen pengotor minyak yang terserap dan minyak daun cengkeh pun semakin jernih. Menurut Sholikhati (2009), hal ini disebabkan oleh waktu kontak (reaksi) mempengaruhi daya adsorpsi molekul dari suatu adsorbat. Bertambahnya waktu kontak (reaksi) memungkinkan proses difusi dan penempelan molekul adsorbat berlangsung lebih sempurna. Dalam proses adsorpsi, proses akan terus berlangsung selama belum terjadi kesetimbangan.
Warna Pengukuran warna minyak daun cengkeh dilakukan dengan alat colour reader dengan parameter pembacaan L*, a+, b+. L* menunjukkan tingkat terang dengan kisaran 0-100. Nilai 0 menunjukkan sangat gelap atau hitam. Sedangkan nilai 100 menunjukkan sangat terang atau putih. a+ menunjukkan tingkat hijau-merah dengan kisaran nilai -100 sampai +100. Nilai negatif (-) menyatakan kecenderungan warna hijau, sedangkan nilai positif (+) menunjukkan kecenderungan warna merah. b+ menunjukkan tingkat warna biru-kuning dengan kisaran nilai -100 sampai dengan nilai +100. Nilai negatif (-) menunjukkan kecenderungan warna kuning (Yuwono dan Susanto, 1998). a. Derajat kecerahan (L*) Tabel 2. Rerata Derajat Kecerahan (L*) Minyak Daun Cengkeh pada Berbagai Perlakuan Perlakuan Rerata Waktu Konsentra si Reaksi 4% 30,47 30 menit 10 % 30,83 16 % 31,43 4% 30,93 45 menit 10 % 31,73 16 % 32,67 4% 32,27 60 menit 10 % 32,63 16 % 33,83 Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai derajat kecerahan (L*) cenderung semakin meningkat dengan semakin lamanya waktu reaksi dan semakin besar konsentrasi bentonit. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Marwati (2005), dengan berkurangnya logam dalam minyak, maka minyak menjadi lebih jernih. Peningkatan kecerahan dan kekuningan warna minyak daun cengkeh dengan semakin meningkatnya konsentrasi bentonit disebabkan karena terjadinya peningkatan luas permukaan bentonit. Dengan semakin luasnya permukaan bentonit maka komponen pengotor dalam minyak lebih banyak terserap, sehingga kejernihan, kecerahan dan kekuningan meningkat. Demikian juga dengan semakin lama
waktu reaksi, maka semakin banyak komponen pengotor yang terserap oleh bentonit, sehingga nilai derajat kecerahan (L*) akan semakin tinggi. b. Derajat Kekuningan (b+) Tabel 3. Rerata Derajat Kekuningan (b+) Minyak Daun Cengkeh pada Berbagai Perlakuan Perlakuan Rerata Waktu Konsentra si Reaksi 4% -1,77 10 % -1,37 16 % -1,10 4% -1,43 45 menit 10 % -1,30 16 % -1,00 4% -1,00 60 menit 10 % -0,90 16 % -0,83 Derajat kekuningan (b+) bernilai negatif (-) yang berarti derajat kekuningan (b+) tersebut menunjukkan kecenderungan warna kuning. Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa nilai derajat kekuningan (b+) cenderung semakin meningkat dengan semakin lamanya waktu reaksi dan semakin besar konsentrasi bentonit. Derajat kekuningan menunjukkan peningkatan nilai semakin mendekati angka 0 , berarti warna yang terlihat pada minyak daun cengkeh semakin memudar, mendekati bening. Sesuai dengan Marwati (2005), peningkatan kecerahan dan kekuningan warna minyak daun cengkeh dengan semakin meningkatnya konsentrasi bentonit disebabkan karena terjadinya peningkatan luas permukaan bentonit. Sehingga, semakin luas permukaan bentonit maka komponen pengotor dalam minyak lebih banyak terserap, sehingga kejernihan, kecerahan dan kekuningan meningkat. Semakin besar konsentrasi bentonit, maka derajat kekuningan (b+) pun akan semakin meningkat. Demikian juga dengan semakin lama waktu reaksi, maka semakin banyak komponen pengotor yang terserap oleh bentonit, sehingga nilai derajat kekuningan (b+) akan semakin tinggi. 30 menit
Rendemen (%) Tabel 4. Rerata Rendemen (%) Minyak Daun Cengkeh pada Berbagai Perlakuan Perlakuan Rerata Waktu Konsentra si Reaksi 30 menit
4% 10 % 16 % 4%
88,00 84,67 82,00 86,00
45 menit
10 % 82,67 16 % 81,33 4% 83,33 60 menit 10 % 82,00 16 % 80,67 Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai rendemen cenderung menurun dengan semakin banyak jumlah konsentrasi bentonit. Hal ini dapat disebabkan karena adanya minyak daun cengkeh yang ikut terserap dan menempel pada permukaan adsorben yang sulit dipisahkan. Selain itu dapat pula disebabkan karena proses penyaringan yang kurang sempurna, sehingga minyak daun cengkeh yang ikut terserap oleh bentonit akhirnya ikut terbuang bersama bentonit. Hal ini sesuai dengan Mahditiara (2002), bahwa peningkatan konsentrasi adsorben dalam proses pemucatan akan menyebabkan penurunan komponen dalam minyak semakin besar. Sedangkan dengan semakin lama waktu reaksi, juga menunjukkan semakin menurunnya volume akhir minyak, karena dengan semakin lama waktu reaksi maka semakin banyak komponen minyak yang terserap oleh bentonit sehingga volume minyak menjadi semakin sedikit. Berat jenis Dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa nilai berat jenis cenderung meningkat Tabel 5. Rerata Berat Jenis Minyak Daun Cengkeh pada Berbagai Perlakuan dengan semakin lamanya waktu reaksi dan semakin besar jumlah konsentrasi bentonit. Konsentrasi bentonit yang lebih banyak akan menyebabkan semakin banyak pula komponen-komponen seperti logam
pengotor dan zat warna hasil degradasi zat warna alamiah dalam minyak daun cengkeh yang terserap sehingga mempengaruhi berat jenisnya. Menurut Sumangat (2003) , nilai bobot jenis minyak ditentukan oleh komponen kimia yang terkandung didalamnya. Semakin tinggi kadar fraksi berat maka bobot jenis semakin tinggi. Bila berat jenis minyak tinggi maka artinya minyak tersebut mengandung komponen kimia dalam jumlah banyak sehingga kekentalan minyak juga tinggi. Perlakuan Rerata Waktu Konsentra si Reaksi 4% 1,0293 30 menit 10 % 1,0299 16 % 1,0307 4% 1,0299 45 menit 10 % 1,0302 16 % 1,0312 4% 1,0301 60 menit 10 % 1,0312 16 % 1,0322 Bentonit mempunyai sifat mudah menyerap air (Chergrouche dan Bensmaili, 2002). Karena minyak daun cengkeh kasar masih mengandung air, sehingga dengan semakin besar konsentrasi adsorben, maka semakin banyak air yang terserap dan berat jenis akan semakin naik. Dengan semakin lama waktu reaksi, maka jumlah air yang terserap akan semakin besar, sehingga berat jenis minyak akan semakin tinggi. Kadar Eugenol Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa nilai kadar eugenol cenderung meningkat dengan semakin lamanya waktu reaksi dan semakin besar jumlah konsentrasi bentonit. Hal ini dapat disebabkan karena dengan semakin banyaknya jumlah adsorben, maka komponen-komponen pengotor dalam minyak cengkeh semakin banyak yang terserap, sehingga kadar eugenol semakin tinggi. Sehingga dengan semakin lama waktu reaksi maka jumlah komponen pengotor yang terserap akan semakin banyak, dan kadar eugenol semakin tinggi.
Hasil pemilihan perlakuan terbaik Tabel 6. Rerata Kadar Eugenol diperoleh bahwa perlakuan lama waktu Minyak Daun Cengkeh pada Berbagai reaksi 60 menit dan konsentrasi bentonit Perlakuan sebesar 16% merupakan perlakuan Perlakuan Rerata terbaik. Sifat fisik dan kimia minyak daun Waktu Konsentr cengkeh dibandingkan dengan minyak Reaksi asi daun cengkeh kasar dan SNI ditunjukkan 4% 82,255 pada Tabel 7. 30 menit 10 % 83,369 16 % 85,375 4% 83,552 45 menit 10 % 84,552 16 % 87,754 4% 84,706 60 menit 10 % 86,016 16 % 90,266 Perlakuan Terbaik Point), Efisiensi (R/C) dan laba usaha. Analisa Biaya dan Peluang Usaha Perhitungan harga pokok produksi Analisa biaya dilakukan Tabel 7. Perlakuan Terbaik Minyak Daun Cengkeh Dari Parameter Fisik Dan Kimia Dibandingkan Minyak Daun Cengkeh Asli dan SNI
Sifat fisik dan kimia
Warna, bau dan penampilan
Perlakuan terbaik
Minyak daun cengkeh kasar
SNI (2006)
Kuning pucat dan jernih
Coklat kehitaman (gelap) 0,19 63,25 1,0287 -
Kuning – coklat tua, bau khas minyak cengkeh Minimum 78 1,025-1,049 -
Kejernihan (%T) 0,360 Kadar Eugenol % (v/v) 90,266 Berat Jenis 20/200C 1,0322 80,67 Rendemen (%) Intensitas warna 33,83 a. Derajat Kecerahan (L*) -0,83 b. Derajat Kekuningan (b+) berdasarkan pada perlakuan lama waktu reaksi 30 menit dan konsentrasi bentonit sebesar 4%, karena pada perlakuan ini diperoleh rendemen tertinggi, dan kualitas hasil penjernihannya sudah sesuai dengan standar SNI. Perhitungan analisis biaya diperoleh biaya tetap (FC) sebesar Rp 848.500,00/tahun, biaya tidak tetap (VC) sebesar Rp 470.887.500,00/tahun dengan total biaya (TC) selama 1 tahun sebesar Rp 471.736.000,00 dan biaya tidak tetap per unit (VC/unit) sebesar Rp 178.367,00. Dari analisis biaya kemudian dilakukan perhitungan harga pokok produksi (HPP), BEP (Break Even
26,1 3,73 (HPP) diperoleh nilai sebesar Rp 178.688,00/unit, harga jual produk dengan mark up 50% dari HPP diperoleh sebesar Rp 269.000,00/unit. BEP (Rp) sebesar Rp 2.518.500,00 dan BEP (unit) sebesar 9,36. Nilai efisiensi usaha (R/C) sebesar 1,6 atau telah efisien dan menguntungkan. Laba usaha diperoleh sebesar Rp 238.424.000,00/tahun, Rp 19.869.000/bulan dan Rp 794.760,00 /hari. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari analisa perlakuan terbaik diperoleh bahwa perlakuan lama waktu reaksi 60
menit dan konsentrasi bentonit sebesar 16% merupakan perlakuan terbaik. Perlakuan lama waktu reaksi 60 menit dan konsentrasi bentonit sebesar 16 % menghasilkan nilai kejernihan sebesar 0,360; nilai derajat kecerahan (L*) sebesar 33,83; dan nilai derajat kekuningan (b+) sebesar -0,83; Kadar eugenol sebesar 90,266%; berat jenis sebesar 1,0322, dan rendemen sebesar 80,67%. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh faktor lain, yaitu suhu proses dan komposisi kimia adsorben terhadap efektifitas adsorpsi.
13032007 .pdf Marwati, T. Rusli, E. Noor dan E. Mulyono. 2005. Peningkatan Mutu Minyak Daun Cengkeh Melalui Proses Pemurnian. Jurnal Penelitian Pasca Panen Pertanian. 2(2):93-100 Mulyadi, A. F., Wijana, S., & Wahyudi, A. S. (2013, December). Optimization of Nicotine Extraction In Tobacco Leaf (Nicotiana tabacum L.):(Study: Comparison of Ether and Petroleum Ether). In The International Conference on Chemical Engineering UNPAR 2013
DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2005. Bentonit. http://www.tekmira.esdm.go.id/dat a/Bentonit/ Binta, D., Wijana, S., Mulyadi, AF. 2013. Pengaruh Lama Pemeraman Terhadap Kadar Lignin Dan Selulosa Pulp (Kulit Buah Dan Pelepah Nipah) Menggunakan Biodegradator EM 4. Jurnal Industria 2(1): 75-83 __________. 2006. Statistik Ekspor. Buku I Badan Pusat Statistik Jakarta. Febrianto, A., Kumalaningsih, S. and Aswari, A.W., 2012. Process engineering of drying milk powder with foam mat drying method: a study of the effect of the concentration and types of filler. Journal of Basic and Applied Scientific Research, 2(4), pp.35883592 Guenther, E. 1990. Minyak Atsiri. Jilid I. UI Press. Jakarta Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. UI Press. Jakarta Laksmanahardja, M.P. dkk. 2008. Model Penyulingan Minyak Atsiri Skala Kelompok Tani. http://www.kadinindonesia.or.id/en m/images/doku men/KADIN-1041609-
Mulyadi, A.F. Dewi, I.A., Deoranto, P., Pemanfaatan Kulit Buah Nipah Untuk Pembuatan Briket Bioarang Sebagai Sumber Energi Alternatif. Jurnal Teknologi Pertanian 14(1): 65-72. 2013 Sastrohamidjojo, H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Sholikhati, S. Umi, Prayitno. 2009. Penentuan Kecepatan Adsorpsi Boron Dalam Larutan Zirkonium Dengan Zeolit. Jurnal Seminar nasional v.Sdm teknologi nuklir Suarya, P. 2008. Adsorpsi Pengotor Minyak Daun Cengkeh Oleh Lempung Teraktivasi Asam. Jurnal Kimia 2(1), Januari 2008. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran Susanto, W. H. 1999. Teknologi Lemak dan Minyak Makan. FTP. UB. Malang