perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
STUDI PELAKSANAAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2012
SKRIPSI Oleh : KESIT GALIH PRASOJO K5608014 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JANUARI 2013
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama
: Kesit Galih Prasojo
NIM
: K5608014
Jurusan / Prodi
: POK / Penkepor
Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “STUDI PELAKSANAAN EKSTRAKURIKULER
OLAHRAGA
DI
SEKOLAH
MENENGAH
PERTAMA NEGERI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri. Selain itu sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari tebukti atau terdapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Januari 2013 Yang membuat pernyataan
Kesit Galih Prasojo
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
STUDI PELAKSANAAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2012
Oleh : KESIT GALIH PRASOJO K5608014
SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JANUARI 2013
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Kesit Galih Prasojo. Studi Tentang Pelaksanaan Ekstrakurikuler Olahraga Di SMPN Se kota Sukoharjo Tahun 2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Desember 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan ekstrakurikuler olahraga di SMP Negeri Se Kota Sukoharjo Pada Tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian adalah guru pendidikan jasmani dan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga khususnya kelas VII dan VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri Se Kota Sukoharjo. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket, dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian pelaksanaan ekstrakurikuler olahraga di SMP Negeri se Kota Sukoharjo tahun 2012 mempunyai prosentase sebagai berikut: pembinaan sudah berjalan baik dengan skor rata-rata 80,2% namun kenyataan di lapangan pembinaan sebenarnya kurang berjalan dengan baik, pelatih/guru sudah baik dengan skor rata-rata 61,8% sedangkan hasil wawancara menyebutkan bahwa peran pelatih/guru belum maksimal, siswa/atlet sudah baik dengan skor rata-rata 70% akan tetapi kenyataan di lapangan malah sebaliknya, prasarana dan kondisi sudah baik dengan skor rata-rata 78,1% akan tetapi, kenyataan di lapangan kondisi prasarana dan sarana kurang memadai dan pendanaan masih kurang dengan skor rata-rata 74,6%. Dari kelima daya dukung tersebut, hal yang paling berpengaruh adalah masalah pendanaan. Di Kabupaten Sukoharjo sendiri telah mengeluarkan kebijakan sekolah gratis. Dimana sekolah tidak diperbolehkan memungut biaya dari siswa dan dana hanya diperoleh dari BOS yang jumlahnya terbatas, tergantung jumlah siswa dan lokasi sekolah. Permasalahan dana ini mengakibatkan seluruh komponen pendukung pelaksanaan ekstrakurikuler menjadi terhambat. Mulai dari pembinaan yang tidak maksimal, guru/pelatih yang tidak maksimal dalam memberikan pelatihan, prasarana dan sarana yang kurang memadai dan efeknya pada siswa/atlet yang minim prestasi. Berdasarkan hasil di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan ekstrakurikuler olahraga di SMP Negeri se kota Sukoharjo kurang berjalan baik. Kata kunci: Pelaksanaan Ekstrakurikuler, Ekstrakurikuler Olahraga
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Lebih baik pulang daripada ragu – ragu dalam latihan. (Anonim) Barangsiapa yang memberi kemudahan kepada orang lain yang sedang mengalami kesulitan, maka Allah akan memudahkan kepadanya dunia dan akhirat. (HR. Ibnu dari Abu Hurairah) Belajarlah untuk menerima kritik dan saran dari orang lain karna hal itu lah yang membuat Anda semakin dewasa dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. (Penulis)
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :
“Ayah dan Ibu” Aku sangat bangga memiliki kalian, pengorbanan kalian tak akan pernah bisa tergantikan dengan apapun. Kalian adalah hal terbaik dari semua hal yang aku miliki. “Lina, Yosef, Ihwan, Kristanto, Danang Rohmat, Andy” Kalian adalah rekan-rekan seperjuangan yang selalu memberiku alasan kenapa aku pantang menyerah dalam menyelesaikan masalah. Keluarga besar KMS MENWA UNS Terima kasih sudah memberi banyak ilmu dan pengalaman yang tak ternilai harganya. “Sofiani Puji Astuti” Terima kasih karena senantiasa mendorong langkahku. “Teman-teman Penkepor angkatan 2008” Terima kasih untuk persahabatan yang kita jalin selama ini. “Almamater”
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian ini. 3. Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd, sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Drs. Sarjoko Lelono, M.Kes, sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Kepala SMPN 1, SMPN 2, SMPN 3, SMPN 4, SMPN 5, SMPN 6 dan SMPN 7 Sukoharjo yang telah berkenan memberikan ijin penelitian. 7. Guru serta seluruh siswa SMPN 1, SMPN 2, SMPN 3, SMPN 4, SMPN 5, SMPN 6 dan SMPN 7 Sukoharjo yang telah membantu dengan sepenuh hati dalam pelaksanaan penelitian ini. 8. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini. Semoga Amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa, semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat. Surakarta, Januari 2013 commit to user ix
Kesit Galih Prasojo
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... ii HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ iv HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. v HALAMAN ABSTRAK..................................................................................... vi HALAMAN MOTTO ......................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... viii KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix DAFTAR ISI....................................................................................................... x DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 4 C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 4 D. Rumusan Masalah ................................................................................... 4 E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5 F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORI..................................................................................... 6 A. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 6 1. Pengertian Ekstrakurikuler............................................................... 6 2. Ekstrakurikuler di Sekolah ............................................................... 14
a. Visi Misi Kegiatan Ekstrakurikuler............................................. 14 b. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler ................................................ 15 c. Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler ................................................ 15 commit to user d. Jenis kegiatan ekstrakurikuler ..................................................... 16 x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Format Kegiatan .......................................................................... 16 3. Ekstrakurikuler Olahraga ................................................................. 17
B. Kerangka Berfikir.................................................................................... 33 BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 35 A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 35 1.
Tempat Penelitian............................................................................. 35
2.
Waktu Penelitian .............................................................................. 35
B. Rancangan Penelitian .............................................................................. 36 C. Subyek Penelitian.................................................................................... 36 D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 37 E. Teknik Analisis Data............................................................................... 40 1. Uji Coba Angket............................................................................... 40 a.
Uji Validitas................................................................................. 40
b.
Uji Reliabilitas............................................................................. 41
2. Metode Analisa Data........................................................................ 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 43 A. Deskripsi Temuan Penelitian Hasil Penelitian........................................ 43 1.
Pembinaan ........................................................................................ 44
2.
Guru / Pelatih ................................................................................... 44
3.
Siswa / atlet ..................................................................................... 44
4.
Sarana dan Prasarana........................................................................ 45
5.
Pendanaan......................................................................................... 45
B. Hasil Penelitian ....................................................................................... 45 C. Pembahasan............................................................................................. 46 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN............................................. 49 A. Simpulan ................................................................................................. 49 B. Implikasi.................................................................................................. 50 commit to user C. Saran........................................................................................................ 50 xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 52 LAMPIRAN........................................................................................................ 54
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Waktu Penelitian ................................................................................ 35 Tabel 2. Daya dukung yang mempengaruhi pelaksanaan ekstrakurikuler olahraga.............................................................................................. 39 Tabel 3. Pelaksanaan pembinaan ekstrakurikuler olahraga ............................. 44 Tabel 4. Tabel guru/pelatih dalam ekstrakurikuler olahraga ........................... 44 Tabel 5. Tabel siswa/atlet dalam ekstrakurikuler olahraga.............................. 44 Tabel 6. Tabel prasarana dan sarana dalam ekstrakurikuler olahraga ............. 45 Tabel 7. Tabel pendanaan dalam ekstrakurikuler olahraga.............................. 45
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar nama siswa yang diteliti .................................................. 55 Lampiran 2. Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Penelitian .................................... 61 Lampiran 3. Uji Coba Instrumen Penelitian ................................................... 62 Lampiran 4. Hasil Uji Validitas ...................................................................... 67 Lampiran 5. Perhitungan Uji Reliabilitas......................................................... 69 Lampiran 6. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian .................................................... 72 Lampiran 7. Instrumen Penelitian .................................................................... 73 Lampiran 8. Perhitungan Data Hasil Penelitian .............................................. 77 Lampiran 9. Deskripsi perhitungan Frekuensi dan Prosentase Daya Dukung Ekstrakurikuler ......................................................................... 80 Lampiran 10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI ............................... 85 Lampiran 11. Dokumentasi ............................................................................. 93 Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret ............... Lampiran 11. Surat Keterangan Penelitian dari SMPN 1 Sukoharjo............... Lampiran 12. Surat Keterangan Penelitian dari SMPN 2 Sukoharjo............... Lampiran 13. Surat Keterangan Penelitian dari SMPN 3 Sukoharjo............... Lampiran 14. Surat Keterangan Penelitian dari SMPN 4 Sukoharjo............... Lampiran 15. Surat Keterangan Penelitian dari SMPN 5 Sukoharjo............... Lampiran 16. Surat Keterangan Penelitian dari SMPN 6 Sukoharjo............... Lampiran 17. Surat Keterangan Penelitian dari SMPN 7 Sukoharjo ..............
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga mempunyai arti penting dalam usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan olahraga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena kehidupan manusia terdiri dari dua aspek, yaitu aspek jasmani dan aspek rohani yang tidak dapat dipisahkan. Jika kedua aspek itu berkembang dan tumbuh secara selaras maka akan timbul kehidupan yang harmonis dalam pertumbuhannya. Keselarasan kehidupan jasmani dan rohani pada manusia dapat dicapai antara lain dengan melakukan olahraga. Menurut UU No.3 tahun 2005. Bahwa :”Keolahragaan Nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas menanamkan nilai moral akhlaq mulia, sportivitas, disiplin, mempererat persaudaraan bangsa, memperkukuh pertahanan nasional, serta mengangkat harkat dan martabat dan kehormatan bangsa.” Tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang (UU) No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri,
dan
menjadi
warga
Negara
yang
demokratis
serta
bertanggungjawab. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu pendidikan yang mempunyai peran penting untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Banyak manfaat yang diperoleh melalui Pendidikan Jasmani Olaharaga dan Kesehatan. H.J.S Husdarta (2009: 3) menyatakan, “Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan kesehatan untuk menghasilkan perubahan holistic dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, commit to user mental serta emosional”. 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di dalamnya dikembangkan banyak aspek agar terjadi perubahan secara holistic pada diri peserta didik baik fisik, mental dan emosional. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, maka dalam kurikulum Penjasorkes telah dirancang berbagai macam materi Penjasorkes yang harus diajarkan kepada peserta didik sesuai jenjang pendidikannya masing-masing. Di sekolah, baik itu di SD, SMP dan SMA banyak peserta didik yang berminat di bidang olahraga. Kegemaran mereka pun dituangkan saat jam olahraga
tetapi banyak juga peserta didik yang belum puas kalau kegiatan
olahraga hanya pada saat jam Penjasorkes saja. Untuk itu sekolah mengadakan suatu kegiatan guna menampung bakat dari peserta didik di luar jam sekolah dan biasanya disebut dengan kegiatan ekstrakurikuler,salah satunya ekstrakurikuler olahraga. Pembinaan olahraga harus dimulai sejak usia dini hal ini bertujuan untuk mencari bibit atlet sejak usia muda. Pada anak usia muda mreka sedang dalam keadaan tumbuh dan berkembang, sehingga dalam pembinaan olahraga untuk mencapai prestasi tinggi perlu pembinaaan. Maka dari itu sangat diperlukan suatu wadah untuk membina prestasi olahraga mereka tanpa melupakan tugas akademisnya. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa dalam bidang olahraga. Berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu pada standar nasional pendidikan: standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiyaan dan penilaian pendidikan. Dua dari delapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum, salah satunya kegiatan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler olahraga yang ada di sekolah khususnya di SMP dan SMA to user merupakan salah satu bentuk commit pembinaan olahraga yang digunakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 menyalurkan
bakat,minat,kreativitas,
kompetensi
serta
kebiasaan
dalam
kehidupan,kecakapan sosial, kecerdasan emosional,kemandirian dan kemampuan pemecahan masalah.Terkait hal itu,maka setiap satuan pendidikan perlu adanya ekstrakurikulerolahraga yang dapat menampung bakat dan minat anak sejak dini agar hasratnya ingin berkegiatan dapat tercapai dan tidak menutup kemungkinan suatu hari nanti peserta didik dapat berprestasi sesuai harapan sekolah danbahkan sangat mungkin mengharumkan nama bangsa dikancah international. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga juga dilaksanakan di SMP Negeri se Kota Sukoharjo. Di kota Sukoharjo terdapat 7 (tujuh) SMP Negeri yaitu SMP N 1, SMP N 2, SMP N 3, SMP N 4, SMP N 5, SMP N 6 dan SMP N 7. Dari ketujuh SMP Negeri di kota Sukoharjo, ada yang melaksanakan dan ada pula yang kegiatan
ekstrakurikulernya
mati
atau
tidak
melaksanankan.
Kegiatan
ekstrakurikuler olahraga merupakan kegiatan tambahan di luar pelajaran regular yang diikuti oleh kelas VII dan VIII di SMP Negeri se Kota Sukoharjo.Kegiatan ekstrakurikuler olahraga bertujuan untuk mengembangkan bakat siswa di bidang olahraga agar mampu berprestasi pada event-event antar siswa SMP seperti POPDA, PORSENI dan pertandingan olahraga lainnya, sehingga perlu penanganan yang lebih terhadap ekstrakurikuler olahraga di SMP, mulai dari peran pelatih, peserta didik, sarana dan prasarana, jadwal latihan yang rutin,dukungan dari sekolah dan pemerintah,pelaksanaan ekstra serta yang tak kalah penting masalah pendanaan untuk ekstrakurikuler olahraga. Di sini semua komponen saling mempengaruhi dan apabila salah satu tidak ada maka jangan berharap ekstrakurikuler dapat menghasilkan prestasi untuk sekolah. Khususnya kegiatan ekstrakurikuler olahraga SMP Negeri se kota Sukoharjo mulai tahun 2008 kurang berjalan maksimal karena adanya sekolah gratis yang melarang sekolah untuk memungut biaya dari peserta didiknya sehingga tidak ada dana untuk menyewa pelatih, prasarana dan sarana yang kurang memadai, banyak siswa yang kurang mampu dan rumahnya yang jauh dari sekolah yang membuat pelaksanaan ekstra menjadi terhambat. Namun, masih ada beberapa sekolah yang mengadakan ekstra. Hal tersebut di atas melatar belakangi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 penulis untuk mengangkat judul “Studi Tentang Pelaksanaan Ekstrakurikuler Olahraga Di SMP Negeri Se kota Sukoharjo Tahun 2012”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Dari kegiatan ekstrakurikuler olahraga SMP Negeri se Kota Sukoharjo tahun 2012 belum pernah dilakukan penelitian tentang pelaksanaannya. 2. Dari kegiatan ekstrakurikuler olahraga SMP Negeri se Kota Sukoharjo tahun 2012 belum pernah dilakukan penelitian tentang faktor pendukungnya. 3. Prasarana dan sarana ekstrakurikuler SMP Negeri se Kota Sukoharjo tahun 2012 belum memadai. C. Pembatasan Masalah Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian maka perlu dibatasi agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: “Pelaksanaan ekstrakurikuler olahraga di SMP Negeri se Kota Sukoharjo Tahun 2012”. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, masalah dalam penelitian ialah: “Bagaimana Pelaksanaan Ekstrakurikuler Olahraga di SMP Negeri Se Kota Sukoharjo Tahun 2012?”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 E. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pelaksanaan Ekstrakurikuler Olahraga Di SMP Negeri Se kota Sukoharjo Tahun 2012. F. Manfaat penelitian Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat memberi manfaat antara lain: 1. Manfaat teoritis: a. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam merancang serta
melaksanakan
penelitian
ilmiah
mengenai
Pelaksanaan
Ekstrakurikuler Olahraga Di SMP Negeri Se kota Sukoharjo. b. Bagi Guru Dapat digunakan oleh Guru SMP khususnya di Kota Sukoharjo tentang Pelaksanaan Ekstrakurikuler Olahraga di SMP pada tahun 2012. 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk referensi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan hal yang sama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Ekstrakurikuler Menurut kamus umum bahasa Indonesia, kegiatan diartikan sebagai aktivitas.
Sedangkan
ekstrakurikuler
dalam
kamus
besar
Indonesia
mempunyai arti kegiatan yang bersangkutan di luar kurikulum atau di luar susunan rencana pelajaran. Secara sederhana istilah kegiatan ekstrakulikuler mengandung pengertian yang menunjukkan segala macam, aktivitas di sekolah atau lembaga pendidikan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar usia 4 sampai 6 tahun, sekolah menengah tingkat pertama dan atas sampai akademik dan universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa maupun mahasiswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah. Sebagai bagian dari pendidikan maka kebijakan mengenai kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian dari kebijakan departemen pendidikan nasional yang sebelum era reformasi disebut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kegiatan ekstrakurikuler pada masa itu
dilakukan dengan
berlandaskan pada Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nomor : 0461 /U/1964 dan Surat Keputusan (SK) Direktur Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah (Dirjrn Dikdasmen)
Nomor : 226/C/Kep/O/1992. Dinyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan disamping jalur Organisasi Intra Sekolah (OSIS), latihan kepemimpinan dan wawasan wiyata mandala. Berdasarkan kedua Surat Keputusan tersebut ditegaskan pula bahwa commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 ekstrakurikuler
sebagai bagian dari kebijaksanaan pendidikan secara
menyeluruh yang mempunyai tugas pokok: a. Memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa b. Mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran c. Menyalurkan bakat dan minat d. Melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. (Depdikbud, 1998). Untuk mendukung terlaksananya program ekstrakurikuler diperlukan adanya berbagai petunjuk dan pedoman, baik menyangkut materi maupun kegiatannya,
dengan
harapan
agar
program
ekstrakurikuler
dapat
dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang digariskan. Agar pelaksanaan program ekstrakurikuler mencapai hasil baik dalam mendukung program kurikuler maupun dalm upaya menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai kepribadian, maka perlu diusahakan adanya informasi yang jelas mengenai arti,tujuan dan hasil yang diharapkan,peranan dan hambatan-hambatan yang ada selama ini dengan informasi yang jelas diharapkan para Pembina, pendidik, kepala sekolah, guru, siswa, serta pihakpihak yang terkait dapat membantu dan melaksanakan ekstrakurikuler sesuai dengan tujuan. Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan agar siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan, mengenal hubungan antar berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya dalam arti : a. Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa b. Berbudi pekerti luhur c. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan d. Sehat jasmani dan rohani e. Berkepribadian yang mantap dan mandiri f. Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Selain itu tujuan ekstrakurikuler juga untuk lebih memantapkan pendidikan kepribadian dan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 diperoleh dalam program kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan. Dokumen resmi dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan juga memberikan rumusan tentang apa yang dimaksud kegiatan extrakurikuler. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (SK Dirjen Dikdasmen) Nomor : 226/C/Kep/O/1992 dirumuskan bahwa, ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah, dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa,
mengenal
hubungan
antara berbagai
pelajaran,
menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembianaan manusia seutuhnya. Sedangkanberdasarkan Lampiran Surat Keputusan Menteri Pendidikan da Kebudayaan (SK Mendikbud) Nomor :060/U/1993, Nomor 061/U/1993 dan Nomor 080/U/1993 dikemukakan, bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler. Memperhatikan kedua sumber tersebut, ada perbedaan rumusan dalam kalimatnya, tetapi makna yang terkandung didalamnya adalah sama. Keduaduanya menekankan bahwa kegiatan ekstrakurikuler mengacu pada mata pelajaran dalam rangka pengayaan dan perbaikan, serta dalam usaha pembinaan manusia atau upaya pemantapan pembentukan kepribadian para siswa. Mengenai
peranan
kegiatan
ekstrakurikuler
disebutkan
bahwa
ekstrakurikuler sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan mempunyai peranan utama sebagai berikut: a. Memperdalam dan memperluas pengetahuan para siswa, dalam arti memperkaya, mempertajam, serta memperbaiki pengetahuan para siswa yang berkaitan dengan mata pelajaran sesuai dengan program kurikulum yang ada. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 b. Melengkapi upaya pembinaan, pemantapan dan pembentukan nilai-nilai kepribadian para siswa c. Membina serta meningkatkan bakat, minat dan ketrampilan, dan hasil yang diharapkan
ialah
untuk
memacu
anak
kea
rah
kemampuan
mandiri,percaya diri dan kreatif. d. Melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. (Depdikbud, 1998) Ada delapan (8) materi dan jenis kegiatan ekstrakurikuler sebagai berikut : a. Kegiatan pembinaan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Jenis kegiatannya adalah: 1) melaksanakan peribadatan sesuai dengan agamanya masing-masing, 2) memperingati hari-hari besar agama, 3) membina kegiatan toleransi antar umat beragama, 4) mengadakan lomba yang bersifat keagamaan, 5) menyelenggerakan kegiatan seni yang bernafaskan keagamaan. b. Kegiatan
pembinaan
kehidupan
berbangsa
dan
bernegara.
Jenis
kegiatannya adalah : 1) melaksanakan upacara bendera pada hari senin, serta hari-hari besar nasional, 2) melaksanakan bakti social, 3) melaksanakan lomba karya tulis, 4) melaksanakan pertukaran pelajar antar propinsi, 5) menghayati dan mampu menyanyikan lagu-lagu nasional. c. Kegiatan pembinaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara Jenis kegiatannya adalah :
1) Melaksanakan tata tertib sekolah, 2)
melaksanakan baris-berbaris, 3) mempelajari dan menghayati sejarah perjuangan bangsa, 4) melaksanakan wisata siswa dan kelestarian lingkungan alam, 5) mempelajari dan menghayati semangat perjuangan para pahlawan bangsa. d. Kegiatan pembinaan kepribadian dan budi pekerti luhur. Jenis kegiatannya adalah : 1) melaksanakan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, 2) melaksanakan tata karma pergaulan, 3) menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran rela berkorban dengan perbuatan amal, 4) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 meningkatkan sikap hormat siswa terhadap orang tua, guru, dan sesame teman di lingkungan masyarakat. e. Kegiatan pembinaan berorganisasi, pendidikan politik dan kepemimpinan. Jenis kegiatannya adalah : 1) mengembangkan peran siswa dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), 2) melaksanakan latihan kepemimpinan siswa, 3) mengadakan forum diskusi ilmiah, 4) mengadakan media komunikasi OSIS, 5) mo\engorganisir suatu pementasan atau bazaar. f. Kegiatan pembinaan keterampilan dan kewiraswastaan. Jenis kegiatannya adalah : 1) meningkatkan keterampilan dalam menciptakan sesuatu lebih berguna, 2) meningkatkan keterampilan di bidang teknik, elektronik, pertanian dan peternakan, 3) meningkatkan usaha-usaha keterampilan tangan, 4) meningkatkan usaha koperasi sekolah, 5) meningkatkan penyelenggaraan perpustakaan sekolah. g. Kegiatan pembinaan kesegaran jasmani dan daya kreasi. Jenis kegiatannya adalah : 1) meningkatkan usaha kesehatan sekolah, 2) meningkatkan kesehatan
mental,
3)
menyelenggarakan
kantin
sehat,
4)
menyelenggarakan lomba berbagai macam olahraga. h. Kegiatan pembinaan persepsi, apersepsi, dan kreasi seni. Jenis kegiatannya adalah : 1) meningkatkan wawasan dan keterampilan siswa di bidang seni,
2)
menyelenggarakan sanggar
belajar
semacam seni,
3)
meningkatkan daya cipta seni, 4) mementaskan, memamerkan berbagai cabang seni. (Depdikbud, 1998: 6-10). Dengan berlakunya kebijakan baru pendidikan nasional melalui Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional, maka panduan kebijakan mengenai kegiatan ekstrakulikuler juga berubah. Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik sebagaimana tercantum dalam pasal 3, pasal 4 ayat (4) bahwa pendidikan diselenggarakan dengan member keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses commit user pembelajaran. Pasal 12 ayat (1b) to menyatakan bahwa setiap peserta didik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik dan meningkatkan kualitas pendidikan nasional Undang undang sistem pendidikan
mengamantkan
perlunya
penetapan
standar
nasional
pendidikan. Sebagai tindak lanjut maka ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang terdiriatas delapan (8) standar yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Panduan mengenai kegiatan ekstrakurikuler terdapat dalam Lampiran Standart
Isi
berdasar
Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional
(Permendiknas No 22 tahun 2006). Dalam Lampiran Satandat Isi baik untuk tingkat SD, SMP dan SMA dinyatakan bahwa struktur kurikulum terdiri atas 3 komponen yaitu komponen mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri. Komponen mata pelajaran tiap tingkat pendidikan berbeda jumlahnya. Untuk SD ditetapkan 8 mata pelajaran, SMP 10 mata pelajaran dan tingkat SMA berkisar antara 13 sampai 16 mata pelajaran tergantung pada jurusan dan kelas. Komponen muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. Sedangkan komponen pengembangan diri dimaksudkan bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan daan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau commitatau to user dibimbing oleh konselor,guru tenaga kependidikan yang dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler_cetak tebal dari penulis. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik. Berdasarkan sistematika peraturan dan penjelasannya di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler termasuk bagian dari komponen pengembangan diri dalam struktur kurikulum tingkat SD, SMP dan SMA/SMK. Struktur kurikulum ini terdapat dalam Lampiran Standar Isi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. Selanjutnya untuk menindaklanjuti strutur kurikulum mengenai komponen pengembangan diri maka disusun pula buku Panduan Pengembangan Diri. Dalam buku tersebutdinyatakan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari kurikulum tingkat satuan pendidikan. Komponen pengembangan diri meliputi kegiatan pelayanan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler. Panduan Pengembangan Diri berisi rambu-rambu, model, dan contoh-contoh yang dapat digunakan dalm
pengembangan
kegiatan
pelayanan
konseling
dan
kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah/madrasah dalam rangka penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) jenjang Pendidikan Dasar da Menengah. Masing-masing sekolah/madrasah dapat menguraikan lebih lanjut substansi yang ada di dalam panduan ini demi dapat terselenggarakan kurikulum sekolah/madrasah dengan sebaik-baiknya. Berdasarkan pada landasan yuridis di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu bagian dari komponen Pengembangan Diri. Komponen Pengembangan Diri lainnya adalah kegiatan pelayanan konselling. Sedangkan Pengembangan Diri merupakan salah satu dari tiga komponen dalan struktur kurikulum tingkatpendidikan dasar dan menengah. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran tetapi pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 kebutuhan, bakat, dan minat melalui fasilitasi sekolah dan pembimbingan oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan yang sesuai. Ruang lingkup pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram. Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tiadak terprogram dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah/madrasah yang diikuti oleh semua peserta didik. Kegiatan terprogram terdiri atas 2 komponen: a. Pelayanan konseling,meliputi pengembangan: 1)
Kehidupan pribadi
2)
Kemampuan sosial
3)
Kemampuan belajar
4)
Wawasan dan perencanaan karir
b. Ekstrakurikuler, meliputi kegiatan: 1)
Kepramukaan
2)
Latihan kepemimpinan, ilmiah remaja, palang merah remaja
3)
Seni, olahraga, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan
perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal melalui penyelenggaraan: a) layanan dan kegiatan pendukung konseling dan b) kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dapat dilaksanakan secara a) Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti: upacara bendera, senam, ibadah khusus keagamaan bersama, keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan kesehatan diri. b) Spontan, adalah
kegiatan
tidak
terjadwal
dalam
kejadian
khusus
seperti:
pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, antri, mengatasi silang pendapat (pertengkaran) dan c) Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti: berpakaian rapi, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan dan atau keberhasilan orang lain, datang tepat waktu. Berdasarkan ketentuan di atas, dapat dikemukakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengembangan diri terprogram, dengan bidang pengembangan yang mencakup; a. Pengembangan kreativitas, yaitu bidang kegiatan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan daya cipta sesuai dengan potensi, bakat dan minat untuk dapat berperestasi secara optimal. Contoh ilmiah remaja b. Pengembangan kagamaan dan sosial, yaitu bidang kegiatan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan religius, disiplin, kerja sama, dan rasa tanggung jawab sosial lainnya. Contoh kepramukaan c. Pengembangan rekreatif, yaitu bidang kegiatan yang membantu peserta didik
mengembangkan
potensi
dirinya
dengan
suasan
rileks,
menggembirakan dan menyenangkan untuk pengembangan karir. Contoh teater. 2. Ekstrakurikuler di Sekolah Dalam buku panduan pengembangan diri, yang dimaksudkan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah. Kegiatan ekstrakurikuler menekankan untuk membantu pengembangan peserta didik dan pemantapan pengembangan kepribadian peserta didik yang lebih cenderung berkembang untuk memilih jalan tertentu. a. Visi dan Misi Kegiatan Ekstrakurikuler Adapun yang menjadi visi dari kegiatan ekstrakurikuler adalah commit to user dan pelayanan konseling untuk kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah. Sedangkan misinya adalah 1) Menyediakan sejumlah kegiatan yang dpat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan , potensi, bakat, dan minat mereka, dan 2) menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peseta didik mengekspresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok. b. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler Menurut kajian Anifral Hendri (2008 : 2) mengenai fungsi kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut : 1) Pengembangan,
yaitu
fungsi
kegiatan
ekstrakurikuler
untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat, dan minat mereka. 2) Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik. 3) Rekreatif,
yaitu
fungsi
mengembangkan
kegiatan
suasana
menyenangkanbagi
peserta
rileks, didik
ekastrakurikuler
untuk
menggembirakan
dan
yang
menunjang
proses
ekstrakurikuler
untuk
perkembangan. 4) Persiapan
karir,
yaitu
fungsi
kegiatan
mengembangkan kesiapan karir peserta didik. Berdasarkan
pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kegiatan
ekstrakurikuler memiliki fungsi untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas sesuai dengan potensi, bakat dan minat siswa. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler dapat menumbuhkan rasa tanggungjawab sosial peserta didik dan dapat dijadikan untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik. c. Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 1) Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing. 2) Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik. 3) Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh. 4) Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang disukai dan menggembirakan peserta didik. 5) Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil. 6) Kemanfaatan sosial, yaitu prinsisp kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat. d. Jenis kegiatan ekstrakurikuler 1) Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), PAsukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA). 2) Karya ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian. 3) Latihan/lomba keterbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan. 4) Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya. e. Format Kegiatan 1) Individual, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta didik secara perorangan. 2) Kelompok, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh kelompok-kelompok peserta didik. 3) Klasikal, yaitu format kegiatan ekstrakuikuler yang diikuti peserta didik dalam satu kelas. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 4) Gabungan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta didik antarkelas/antarsekolah/madrasah. 5) Lapangan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau kegiatan lapangan. 3. Ekstrakurikuler Olahraga Aktivitas-aktivitas intramural (dalam sekolah) seperti didefinisikan di sini tidak hanya meliputi olahraga-olahraga pertandingan dan permainanpermainan diantara murid-murid sekolah yang sama, namun juga partisipasipartisipasi dalam pendidikan jasmani informal dan olahraga apapun yang bersifat rekreasi yang dilaksanakan di luar kelas-kelas atau jam-jam belajar reguler. Dewasa ini, aktivitas-aktivitas semacam itu ditawarkan di hampir setiap negara. Waktu yang paling populer adalah sore hari, ketika jam sekolah sudah usai, yang bisa pada pukul 1 siang atau pukul 7 sore hari dan di Indonesia sendiri kegiatan semacam itu disebut dengan ekstrakurikuler olahraga. Ekstrakurikuler olahraga adalah kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran baik dilaksanakan di sekolah maupun diluar sekolah. Ekstrakurikuler olahraga berkaitan dengan aktivitas fisik siswa, sebelum melakukan ekstrakurikuler olahraga biasanya pelatih atau pembina memberikan pengarahan mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti, fair play, empati, bekerjasama, toleransi, sikap, dan lain sebagainya seperti menurut Suseno (1989:53) mengatakan bahwa: Moral selalu mengacu pada baik-buruknya manusia sebagai manusia. Bidang moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia. Norma-norma moral adalah tolok ukur untuk menentukan betulsalahnya sikap dan tindakan manusia dilihat dari segi baik-buruknya sebagai manusia dan bukan sebagai pelaku peran tertentu dan terbatas. Olahraga beregu (team sport) merupakan salah satu bentuk olahraga commit to user yang dapat mengembangkan keterampilan sosial seseorang. Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 dikarenakan olahraga beregu akan membentuk sebuah situasi sosial yang dapat memberikan kesempatan kepada individu untuk berinteraksi dengan orang lain. Seperti yang disebutkan dalam Wikipedia Free Encyclopedia (2008:th) bahwa, “Team sport refers to sports that are practiced between opposing teams, where the players interact directly and simultaneously between them to achieve an objective . Bahwa olahraga tim mengacu pada olah raga yang dilatih atau dipraktekkan, dimana pemain saling berhubungan secara langsung dan secara simultan di antara keduanya untuk mencapai satu tujuan. Hal itu menunjukkan bahwa olahraga beregu memberikan ruang pada individu untuk berinteraksi secara langsung dan berkelanjutan, baik dengan rekan maupun lawan. Interaksi sosial yang terjadi dalam olahraga beregu tersebut dapat membantu mengembangkan keterampilan sosial individu yang terlibat. Olahraga beregu dengan partisipasi yang luas diantaranya football (dalam berbagai bentuk), cricket, baseball, handball, hockey, basketball, dan volleyball (Wikipedia Free Encyclopedia, 2008:th). Kegiatan ektrakurikuler olahraga selain bermanfaat bagi siswa dalam mengisi waktu luang olahraga itu sendiri juga ditujukan untuk pembentukan perilaku sosial seperti kerjasama, kemurahan hati, persaingan, empati, sikap tidak
mementingkan
diri
sendiri,
sikap
ramah,
memimpin
dan
mempertahankan diri. Pembentukan perilaku sosial terbentuk seirama dengan proses pertumbuhan dan perkembangannya. Seorang individu atau siswa membutuhkan kemampuan untuk dapat berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan itu adalah keterampilan sosial (social skills). Keterampilan sosial merupakan salah satu kemampuan yang dimiliki individu dalam menjalin hubungan dengan orang lain dan kemampuan memecahkan masalah, dengan keterampilan yang siswa miliki suatu lingkungan sosial yang harmonis dapat dicapai (Cartledge & Milburn, 1992:8). Keterampilan sosial sangat berhubungan erat dengan interaksi sosial, seperti yang diungkapkan oleh Anderson (2004, 451) “Social skills are developed and manifest in social interaction”. Hal ini berarti bahwa interaksi user sosial dapat mendeskripsikan sosial yang terjadi dalam commit suatu to situasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 keterampilan sosial seseorang. Lebih lanjut Andersone mengungkapkan bahwa setiap individu membutuhkan keterampilan untuk berinteraksi sosial. Keterampilan sosial memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting bagi individu agar dapat hidup bermasyarakat di kemudian hari. Maka dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga nilai-nilai yang terkandung didalamnya secara tidak langsung akan masuk kedalam karakteristik siswa melalui permainan atau pertandingan, berbeda dengan kegiatan ekstrakurikuler non olahraga yang harus diberi penjelasan mengenai nilai-nilai yang terkandung saat siswa melakukan kegiatanya. Dalam penelitian ini penulis memilih aktivitas ekstrakurikuler olahraga
dan
non
olahraga
sebagai
variabel
penelitian.
Program
ekstrakurikuler olahraga merupakan suatu kegiatan mendidik melalui aktivitas jasmani yang memiliki tujuan untuk memberdayakan siswa atau anak didik mencapai kedewasaannya dan mengalami perubahan perilaku dan sikap sosial secara positif. Selain itu, aktivitas olahraga dipilih karena kegiatan tersebut banyak diminati para siswa. Banyak macam kegiatan ekstrakurikuler yang dikembangkan di sekolah, yang tentu saja berbeda-beda antar sekolah. Perbedaan itu bisa dimengerti karena terdapatnya perbedaan minat dan kebutuhan siswa, sarana dan prasarana, potensi daerah yang bersangkutan. Pada umumnya kegiatan ekstrakurikuler
sekolah
berada
dibawah
seksi-seksi
dalam
struktur
kepengurusan OSIS sekolah serta ditangani oleh guru atau pembina yang menguasai bidang ekstrakurikuler tersebut. Melalui kegiatan ekstrakurikuler olahraga diharapkan potensi yang ada dalam diri peserta didik dapat dikembangkan dan ditingkatkan agar berprestasi. Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler siswa diarahkan untuk memilih salah satu cabang olahraga yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan siswa, pada kegiatan ini cabang diharapkan lahir bibit-bibit olahragawan yang nantinya dapat dibina untuk menghadapi event seperti POPDA, PORPROV maupun kompetisi lainnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 Beberapa jenis ekstrakurikuler olahraga yang di SMPN Se Kota Sukoharjo, yaitu: sepakbola, futsal, badminton, karate, tae kwondo, sepak takraw dan voli. Kegiatan ekstrakurikuler memiliki fungsi untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas sesuai dengan potensi, bakat dan minat siswa. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler dapat menumbuhkan rasa tanggungjawab sosial peserta didik dan dapat dijadikan untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik. Dalam upaya mewujudkan tujuan itu diperlukan daya dukung diantaranya, pelatih yang baik, atlet/siswa yang memiliki potensi/bakat, pembinaan yang baik, sarana dan prasarana yang memadai dan pendanaan. Berikut ini adalah penjelasan daya dukung tersebut,yaitu: a.
Pelatih Setiap olahraga sangat membutuhkan seorang pelatih yang profesional untuk memajukan timnya. Pelatih yang dimaksud adalah seorang atau sekelompok orang yang mengelola atau menangani kelompok atau seseorang untuk mencapai keberhasilan
tertentu
(Heru
Suranto:
1994).
Pelatih
adalah
seorang
profesionalisme yang bertugas membantu, membina, mengarahkan atau olahragawan dalam mencapai prestasi maksimal dalam waktu yang sesingkatsingkatnya (Agus Purwanto, 1998: 1). Menurut Kamtono (1986: 67) untuk menjadi seorang pelatih yang baik, paling tidak harus mempunyai beberapa kemampuan atau kriteria antara lain: “kemampuan fisik, kemampuan psikis, kemampuan pengendalian emosi, kemampuan sosial, tanggungjawab dan pengabdian demi prestasi atlet”. Mendukung pernyataan tersebut, Sukadiyanto (1997: 33) menyatakan bahwa pelatih yang baik memiliki kriteria sebagai berikut: memiliki pengetahuan dan keterampilan cabang olahraga profesinya, bersikap kepribadian yang baik, sehat jasmani dan rohani, serta mampu berperan sebagai seorang pendidik atau guru yang baik. Tugas sebagai pelatih menurut Siregar (1978: 23), adalah: 1) Mengenal atlet secara keseluruhan 2) Bersama atlet mengolah cabang olahraga pilihannya commit to user 3) Mengembangkan kepribadian atlet
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 4) Mengajarkan rasa hormat pada social property 5) Mengawasi kesehatan atlet 6) Menyadarkan atlet tentang pentingnya berlatih 7) Menanamkan kepatuhan pada atlet Menurut Djoko Pekik (2002: 18-19) pelatih yang mempunyai kemampuan fisik yang baik akan dapat membantu atletnya mencapai prestasi yang maksimal karena pelatih itu adalah sebagai model bagi atletnya. Menurut Kamtomo (1986: 67) ada tiga hal perlu diperhatikan dalam kemampuan fisik seorang pelatih, antara lain: 1) Physical fitness 2) Skill performance 3) Proporsi fisik yang harmonis dan sesuai dengan cabang olahraga yang dilatih. Harsono (1988: 31) menyatakan bahwa tinggi rendahnya prestasi atlet banyak tergantung dari tinggi rendahnya pengetahuan dan kemampuan serta keterampilan seorang pelatih, pendidikan formal dalam ilmu olahraga dan kepelatihan akan sangat membantu segi kognitif dan psikomotorik dari pelatih. Kamtomo (1986: 70) menjelaskan ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam kemampuan psikis, diantaranya adalah: 1) Memiliki kecintaan dan dedikasi yang tinggi terhadap bidangnya 2) Memiliki IQ yang tinggi 3) Memiliki pengetahuan yang luas tentang bidangnya baik secara teoritis maupun praktis 4) Memiliki daya imajinasi serta daya kreasi yang mengagumkan 5) Memiliki keberanian bertindak dan berkemampuan keras untuk menang dalam batas-batas sportifitas. Menurut Harsono (1988: 57) kepribadian yang baik diharapkan dari seorang pelatih adalah: 1) Akrab, 2) Ambisi tinggi, 3) Dipercaya, 4) Jujur, 5) Kooperatif, 6) Kepemimpinan yang tinggi, 7) Kreatif, 8) Mengerti orang lain, 9) Disiplin pribadi, 10) Objektif, 11) Optimis, 12) Energik, 13) Rajin, 14) Setia, 15) Mempunyai sifat humor, 16) Emosi stabil dan, 17) Tulus hati. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 Menurut Bompa (1994) ilmu pendukung dalam profesi kepelatihan terdiri dari: anatomi, fisiologi, kedokteran olahraga, biomekanika olahraga, psikologi, ilmu gizi, sosiologi, ilmu pendidikan, pembelajaran motorik, statistik, tes dan pengukuran. Dalam buku yang diterjemahkan oleh Kasiyo Dwijowinoto (1993: 1) Mc Clenaghan mengemukakan bahwa pelatih itu harus ada kebutuhan untuk dapat berhasrat memiliki kesenangan dasar dan sifat-sifat yang dibutuhkan oleh profesi itu sendiri, harus memiliki keterampilan dan pengetahuan yang menunjang keahlian agar dapat berhasil. Menurut Direktorat Keolahragaan, Ditjen PLSPO dan PBVSI (1993: 13) meliputi antara lain: 1) Menjadi seorang guru, pendidik, bapak dan teman sejati. 2) Menganalisis perubahan yang terjadi pada atlet atau pemain. 3) Menjadi motivator bagi atlet atau pemain. 4) Organisatoris yang baik dan bekerja sama secara administrative. 5) Mencari dan memilih bibit-bibit atlet potensial dan 6) Mengawasi, memperhatikan dan membimbing atlet. Tugas
utama
seorang
pelatih
adalah
membantu
atlet
untuk meningkatkan prestasinya setinggi mungkin. Atlet menjadi juara disebabkan karena ada hasil konvergensi antara atlet yang berbakat dan proses pembinaan yang benar dengan perbandingan sumbangan atlet 60%dan
porsi
pembinaan
40%,
atlet
juara
lahir
dan
dibuat
(Harsono,1988:31). Pelatih yang profesional harus sadar akan kenyataan yang terjadi di lapangan kadang tidak sesuai dengan yang dikehendaki sehingga ia harus dapat benar-benar mempengaruhi dan membentuk watak (karakter) dan kepribadian atlet (siswa) dalam hal tertentu. Sehingga hal-hal yang tidak diinginkan dapat terminimalisasi akan terjadi. Pengaruh-pengaruh yang diberikan pelatih kepada seorang atlet seharusnya pengaruh yang positif tapi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 kemungkinan juga pengaruh dapat ditangkap oleh atlet (siswa) sehingga pelatih benar-benar berhati-hati dalam memberikan pengarahan. Menurut Sudjarwo (1993: 9) tugas-tugas pokok yang harus dilakukan seorang pelatih antara lain adalah : 1) Mengadakan pemanduan untuk memilih bibit unggul atlet 2) Menyusun program latihan untuk jangka pendek maupun jangka panjang 3) Menyusun strategi dan menentukan taktik dalam menghadapi pertandingan 4) Mengadakan evaluasi setelah selesai melakukan latihan atau pertandingan 5) Selalu berusaha meningatkan pengetahuan, baik secara teori maupun praktek dalam cabang olahraga yang dibinanya. Bompa (1994) mengemukakan bahwa ada berapa aspek yang perlu diperhatikan seorang pelatih dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelatih yaitu: 1) Aspek teknik adalah suatu latihan teknik yang bertujuanuntuk mempermahir keterampilan teknik-teknik gerakan spesialisasimasing-masing cabang olahraga, agar dengan demikian setiapketerampilan gerak dapat dengan demikian setiap keterampilan gerak dapat dilakukan sebaik mungkin. 2) Aspek taktik adalah suatu latihan taktik yang dilakukandengan tujuan untuk menumbuhkan perkembangan daya tafsir dankemampuan berpikir taktis dari para atlet. 3) Aspek fisik adalah suatu latihan fisik yang dilakukan dengantujuan untuk mempersiapkan fisik atlet menhadapi stress-stres fisik dalam latihan den perbandingan. 4) Aspek mental adalah suatu latihan mental yang diberikankepada atlet dengan tujuan untuk meningkatkan perkembangan mental atlet. Latihan ini tidak kurang pentingnya dari perkembangan ketigafaktor diatas. Latihan mental lebih menekankan pada perkembangan kedewasaan atlet serta perkembangan emotional impulsive. Misalnya motivasi berlatih, semangat bertanding, keseimbangan,
sikap
pantang
menyerah, percaya
diri,
sportivitas,
kemampuan meredam anxietydan sebagainya.Bahwa commit to user keterampilan dankamampuan kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 yang di kuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian daridirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku - perilaku kognitif, efektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Kecakapan melatih paling memiliki tiga kompenen yang saling berhubungan yaitu pengetahuan, kompetensi
atau
kerampilan,
sikap
danfilosofi,
setta
personality
(kepribadian). b. Atlet Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 122), bahwa: “Atlet adalah olahragawan terutama yang mengikuti perlombaan atau pertandingan”. Atlet adalah individu yang berpartisipasi dalam olahraga prestasi dimana pembinaan berupa latihan diekspresikan melalui kompetisi. Melalui program latihan yang dilakukan, atlet diharapkan mencapai prestasi puncak dan meraaih prestasi tertinggi (Raalte, 2002). Atlet terbagi dalam kategori atlet junior berusia dan atlet senior atau master atlet(Starkes, 2005). Master atlet lebihdikenal dengan sebutan senior olimpians, adalah atlet yang tetap menjalankan program latihan dan mengikuti kompetisi meskipun telah melewati masa usia prestasi puncak. Dalam berbagai cabang olahraga kategori “master” paling muda adalah 25 tahun namun tak jarang dilakukan oleh atlet yang berusia lebih dari 35 tahun (Starkes, 2005). Cabang olahraga apapun sangat membutuhkan pembibitan atlet atau pemain karena merupakan upaya menemukan individu-individu yang memiliki potensi untuk mencapai prestasi yang tinggi di kemudian hari. Jika mengevaluasi dan menganalisa dalam berbagai kejuaraan dunia, menunjukkan bahwa atlet tertentu yang menunjukkan prestasi maksimal terhadap cabang olahraga tertentu, seorang atlet memiliki karakteristik psikologi dan mental yang tidak sama satu dengan yang lain,memiliki potensi fisik yang handal, memiliki kemampuan teknik dan taktik yang baik dan memiliki pengalaman bertanding dalam berbagai kompetisi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 Sebelum diadakan pembinaan atlet sebaiknya lebih dahulu atlet diberikan kesadaran bahwa prestasi puncak tidak akan tercapai apabila atlet tersebut tidak memiliki kemampuan untuk mencapainya. Karena faktor terbesar untuk mencapai prestasi maksimal adalah datang dari atlet itu sendiri meskipun faktor-faktor yang lain sebagai faktor pendukung yang mempunyai sumbangan atau peranan yang sangat penting. Atlet dengan motivasi berprestasi yang tinggi cenderung memilih aktifitas
yang
menantang.
Atlet
tersebut
juga cenderung untuk
menghindari tugas yang terlalu mudah karena tidak mendapatkan kepuasan dari hal tersebut. Selain itu, atlet dengan motivasi berprestasi tinggi akan melakukan evaluasi terhadap pertandingan mereka. Mereka akan meminta umpan balik dari pelatih mengenai penampilan mereka(Adisasmito, 2007). Dengan adanya motivasi berprestasi tinggi, atlet akan menjalankan program
latihan
dengan
sungguh-sungguh
dan
disiplin
yang
tinggi(Adisasmito, 2007). Atlet juga memiliki rasa percaya diri terlihat dari keyakinan untuk memenangkan pertandingan. Ini terkait dengan upayanya dalam mempertahakan kendali emosi, konsentrasi, dan membuat keputusan yang tepat,mampu untuk membagi konsentrasi kepada beberapa keadaan sekaligus. Dengan adanya kematangan dalam persiapan, mereka lebih memiliki harapan untuk sukses. Terakir, atlet mampu mengatasi tekanan yang dihadapi, baik saat latihan maupun pertandingan, serta mampu mengendalikan diri saat gagal (Satiadarma, 2000). Salah satu pembentuk atlet andal adalah faktor bakat. Apabila seseorang memiliki bakat khusus maka harus ditentukan bagaimana bakat dapat dikembangkan sampai mencapai suatu prestasi (Gunarsa, 2008). Pelatih sering beriteraksi dengan atlet, karena itulah pelatih mempunyai peluang dan tanggungjawab yang besar untuk mengoptimalkan motivasi atlet untuk berprestasi(Adisasmito, 2007). Dalam hubungan atlet dengan pelatih perlu ditekankan adanya komunikasi yang baik. Dengan adanya komunikasi yang baik dan kasih sayang antara pelatih dengan atlet dapat commit to user meningkatkan motivasi pada diri atlet(Gunarsa, 2000). Pelatih menerapkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 hukuman fisik saat atlet melakukan kesalahan memungkinkan atlet menasosiasikan aktivitas fisik sebagai hukuman. Tambahan porsi latihan bagi sebagian atlet teras menyenangkan, bagi sebagian lagi sama sekali tidak berdampak positif.Pelatih yang mamperlakukan atlet tertentu lebih baik akan menimbulkan ketida konsistenan dalam menerapkan aturan yang dapat menyebabkan motivasi berprestasi atlet menurun (Satiadarma, 2000). Kondisi fisik atlet memegang peranan penting dalam menjalankan program latihannya. Program latihan kondisi fisik haruslah direncanakan secara baik, sitematis dan ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehingga dapat menimbulkan atlet mencapai prestasi yang lebih baik sesuai harapan. Fisik seorang atlet juga menentukan prestasi atlet seperti yang dikatakan M. Sajoto (1988: 10), bahwa “kondisi fisik adalah salah satu syarat yang sangat diperlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi atlet, bahkan dapat dikatakan dasar landasan titik tolak suatu awalan prestasi”. Kondisi fisik merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan, baik peningkatannya maupun pemeliharaannya, artinya bahwa
setiap
usaha
peningkatan
kondisi
fisik,
maka
harus
mengembangkan semua komponen tersebut walaupun perlu dilakukan dengan prioritas. Komponen kondisi fisik yang dimaksud menurut M. Sajoto (1988: 10), ada 10 bagian antara lain : “Kekuatan, daya tahan, daya ledak, kecepatan, kelentukan, keseimbangan, koordinasi, kelincahan, ketetapan dan reaksi”. Kondisi faktor yang mempengaruhi prestasi seorang atlet terdiri dari beberapa faktor berikut (Gunarsa dalam Adisasmito, 2007) : 1. Sehat fisik dan mental Kesehatan fisik dan psikis merupakan suatu kesatuan organis yang memungkinkan motivasi berprestasi berkembang, yang meliputi, kebugaran, emosi, motivasi, dan sebagainya. commit to user 2. Lingkungan yang sehat dan menyenangkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 Suhu yang normal, udara yang bersih dan sehat, sinar matahari yang cukup, bersih, dan rapih serta keadaaan sekitar yang cukup menarik merupakan lingkungan yang dapat mendorong motivasi atlet untuk berprestasi. 3. Fasilitas lapangan dan alat yang lengkap dan baik untuk latian Kondisi lapangan yang baik dan menarik serta peralatan yang baik akan memperkuat motivasi atlet. 4. Olahraga yang sesuai dengan bakat dan naluri atlet Permainan dan pertandingan merupakan saluran dan sublimasi (memperhalus dorongan-dorongan negatif) unsur bawaan (naluri), seperti ingin tahu, keberanian, ketegasan, sifat pemberontak, agrasif dan sebagainya. Olahraga yang tepat sesuai dengan unsur naluri akan mengembangkan motivasi secara baik. 5. Pengaturan aktivitas latihan yang menarik Program latihan yang teratur dan dikemas dengan menarik akan memberikan motivasi yang tinggi pada atlet. 6. Alat bantu audio-visual Dengan melibatkan latihan yang melibatkan alat bantu audiovisual, dapat dilakukan evaluasi dalam latihan sehingga dapat meningkatkan
motivasi
mereka
untuk
berlatih
dengan
lebih
bersemangat. 7. Metode latihan Pemilihan metode latihan yang sesuai akan membantu atlet dalam proses berlatih. Dalam proses latihan sebaiknya pelatih memulai dari hal yang diketahui sampai hal yang tidak diketahui; dari yang sederhana menuju yang lebih kompleks; dari yang pasti menuju tidak pasti. Dari penjelasan di atas, terdapat beberapa unsur pribadi yang dapatmempengaruhi prestasi seorang altlet selain faktor lingkungan, unsur pribadi atlet tersebut yaitu: sehat fisik dan mental dan olahrga yang to userpribadi atlet berhubungan dengan sesuai bakat dan naluri commit atlet. Unsur
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 motivasi yang pada khususnya akan difokuskan kepada motivasi berprestasi. Faktor dari prestasi seorang atlet juga dapat diukur melalui seberapa sering dia bertanding dan mencatat kemenangan. Selain itu, prestasi atlet merupakan sekumpulan hasil yang dicapai oleh atlet dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya (Adisasmito, 2007). c. Pembinaan dan Pengurus Sebagai unsur yang terpenting dalam mengelola organisasi, wajar apabila pengurus dituntut untuk betul-betul meresapi keberadaannya, artinya mereka mempunyai tanggung jawab terhadap jalannya organisasi. Dimana maju dan mundurnya suatu organisasi tergantung kepada kemampuannya dalam mengelola organisasi. Dalam melaksanakan tugasnya, pengurus ditempatkan pada bagian dalam struktur organisasi sesuai dengan bidang dan kemampuannya masing-masing. Setiap pengurus mempunyai wewenang untuk mengatur bawahannya dalam batas tanggung jawab dan wewenang yang dilimpahkan. Susunan pengurus dalam organisasi hendaknya dapat menyesuaikan dengan kebutuhan organisasi itu sendiri. Harsuki (2002) Menyatakan nilai suatu organisasi tergantung pelaku organisasi itu sendiri. Dalam upaya meningkatkan prestasi atlet maka kinerja organiasi keolahragaan harus ditingkatkan kualitasnya baik ditingkat pusat maupun daerah. Peningkatan prestasi olahraga dapat ditingkatkan semaksimal mungkin dengan memperhatikan kinerja organisasi pada masing-masing cabang olahraga. Organiasi dan manajemen olahraga harus kondusif yang dilakukan dengan efisien dan efektif. d. Prasarana dan Sarana Keadaan sarana dan prasarana yang mendukung sangat diperlukan untuk memperlancar dalam melakukan kegiatan. Karena kegiatan olahraga commit to user (Harsuki, 2003: 379). Dalam memerlukan ruang untuk bergerak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 berolahraga tidak cukup hanya mengandalkan kesiapan fisik yang baik saja, tetapi juga perlu didukung prasarana dan sarana yang memungkinkan olahraga tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Terutama untuk mencapai prestasi maksimal, akan dipengaruhi oleh adanya hal tersebut. Menurut Depdikbud (1979: 7) fasilitas berlatih adalah semua alat dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam proses berlatih melatih di klub olahraga. Dapat dikatakan bahwa dengan didukung alat dan fasilitas yang baik bisa menentukan pencapaian prestasi atlet yang baik. Fasilitas merupakan
segala
sesuatu
yang
diperlukan
dalam
pembelajaran
pendidikan jasmani, bersifat permanen (tidak dapat dipindahkan) contoh lapangan, hall, GOR dan lain-lain (Agus S. Suryobroto, 2004: 4). Fasilitas adalah segala sesuatu yang digunakan untuk pelajaran tetapi tidak dapat dipindah-pindahkan, seperti lapangan, gedung. Menurut
Agus S.
Suryobroto (2004: 4) alat adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, mudah dipindahkan bahkan di bawah oleh pelakunya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1980: 786) definisi dari prasarana
adalah
:
“segala
yang
merupakan
penunjang
utama
terselenggaranya suatu proses, sedangkan Sarana merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai tujuan atau maksunya”. Sehingga dari pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa prasarana dan sarana olahraga merupakan suatu fasilitas atau tempat dan alat atau perlengkapan yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan olahraga pendidikan jasmani. Sedangkan menurut Purwadarminta (1990: 157) bahwa definisi prasarana, sarana dan alat adalah sebagai berikut: 1) Prasarana
adalah
segala
hal
yang
merupakan
penunjang
terselenggaranya suatu proses atau usaha. 2) Sarana adalah merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 3) Alat-alat olahraga atau supplies biasanya dipakai dalam waktu relatif pendek. Misalnya bola, raket, jaring bola basket, jaring tenis, pemukul bola dan lain-lain. Setiap cabang olahraga baik itu cabang olahraga perorangan maupun beregu tentu membutuhkan sarana dan prasarana yang menunjang guna terlaksananya kegiatan olahraga tersebut. Sama halnya dengan bidang studi penjas, membutuhkan berbagai macam sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran itu. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Jonathan (1988: 127) bahwa: “Baik olahraga perseorangan, beregu, dan olahraga keluarga, serta untuk para murid atau siswa dapat dilakukan di mana saja, di hutan, di alam bebas, dan di lapangan olahraga atau stadion asalkan saja sarana dan prasarana untuk melakukan kegiatan tersebut dapat mendukung atau memungkinkan. Sebab sarana dan prasarana yang tidak mendukung tidak akan membuahkan hasil secara maksimal.” Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas atau prasarana merupakan bentuk permanen yang berupa bangunan atau tempat, baik yang berada di luar maupun di dalam yang digunakan untuk aktivitas olahraga. Sarana adalah suatu benda yang digunakan dalam latihan atau bertanding dimana dalam latihan atau pertandingan benda atau alat tersebut tidak dapat dipindah-pindahkan. Sedangkan alat olahraga adalah suatu benda yang digunakan dalam berolahraga, mudah untuk dipindah-pindah dan digunakan dalam waktu yang relatif singkat. e. Aspek-aspek Pembinaan Olahraga Latihan secara sistematis dan kontinyu merupakan langkah yang harus dilakukan untuk mencapai prestasi dalam kegiatan pembinaan olahraga. Dalam pelaksanaan pembinaan olahraga prestasi, aspek-aspek yang mendukung pencapaian prestasi olahraga harus dilatih dan dikembangkan secara maksimal. Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 87-88) menyatakan, aspek-aspek yang terkait dalam pembinaan olahraga adalah:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 1) Aspek olahraga menyangkut permasalahan: a) Pembinaan fisik b) Pembinaan teknik c) Pembinaan taktik d) Kematangan bertanding e) Pelatih f) Program latihan dan evaluasi 2) Aspek medis menyangkut permasalahan: a) Fungsi organ tubuh meliputi: jantung, paru-paru, syaraf, otot, indera dan lainnya. b) Gizi c) Cidera d) Pemeriksaan medis 3) Aspek psikologis menyangkut permasalahan: a) Ketahanan mental b) Kepercayaan diri c) Penguasaan diri d) Disiplin dan semangat juang e) Ketenangan, ketekunan dan kecermatan f) Motivasi Secara garis besar aspek-aspek dalam pembinaan olahraga mencakup aspek olahraga, aspek medis dan aspek psikologis. Dari aspekaspek tersebut di dalamnya terdapat beberapa unsur yang harus diperhatikan dalam pembinaan olahraga prestasi. Agara pembinaan memperoleh hasil maksimal, maka dalam pembinaan olahraga prestasi diperlukan ahli-ahli disiplin ilmu yang berkualitas sesuai dengan bidangnya. Ahli-ahli yang dibutuhkan dalam pembinaan olahraga prestasi di antaranya (1) ahli di bidang olahraga, (2) ahli di bidang medis kesehatan olahraga dan (3) ahli di bidang psikologi olahraga. Mengingat sangat kompleks dalam pembinaan olahraga prestasi, maka strategi pembinaan olahraga perlu ditangani secara profesional, baik dalam manajemen dalam keilmuannya. Untuk kebutuhan diperlukan peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga profesioanal. Namun, hal yang mendasar dalam usaha mencapai prestasi terutama pembinaan fisik, teknik, taktik dan mental. Lebih lanjut Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 104) menyatakan: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 Tujuan
dari
optimalisasi
potensi
olahraga
adalah
untuk
meningkatkan kekuatan atau kemampuan dalam olahraga ke arah yang lebih tinggi melalui pembinaan yang intensif antara lain mengenai: 1) Pembinaan Fisik: a) Spesifik latihan fisik b) Sistem energi predominan latihan fisik 2) Pembinaan teknik 3) Pembinaan taktik 4) Pembinaan mental 5) Kematangan bertanding Untuk mencapai prestasi dalam olahraga dibutuhkan proses pembinaan yang berkelanjutan. Dalam pelaksanaan pembinaan olahraga unsur-unsur yang mendukung pencapaian prestasi olahraga harus dilatih dan ditingkatkan secara maksimal. Unsur-unsur yang tersebut ialah unsur fisik, teknik, taktik, mental dan kematangan bertanding. f. Pendanaan Menurut Ahmad Helmi Fuady, Dati Fatimah, dkk(2002:9) hakikat pendanaan atau anggaran adalah menentukan kapan dan kebutuhan mana yang akan dipenuhi lebih dulu dengan jumlah uang yang sudah tersedia. Selanjutnya, kebutuhan yang lain akan dipenuhi selama periode berjalan sambil terus mengumpulkan uang dari berbagai sumber. Kegiatan pembinaan olahraga prestasi tidak terlepas dari pendanaan. Dapat dikatakan, berjalan atau tidaknya kegiatan olahraga sangat bergantung dari pendanaan. Oeh sebab itu, suatu kegiatan pembinaan olahraga prestasi seperti ekstrakurikuler olahraga harus memiliki dana yang cukup agar kegiatan ekstrakurikuler olahraga dapat berjalan dengan lancar dan tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 B. Kerangka Berpikir Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan diluar jam sekolah yang berguna sebagai tempat menyalurkan hobi atau bakat bagi para siswa baik yang bersifat akademik, seni, kepemimpinan atau olahraga. Dan tidak dapat dipungkiri kegiatan ekstrakurikuler berpengaruh pada siswa yang ikut dalam kegiatan serta menumbuhkan sikap disiplin, kesetiakawanan, menghargai orang lain dan rasa tanggungjawab. Disini, kegiatan ekstrakurikuler yang paling banyak diminati para siswa biasanya adalah ekstrakurikuler olahraga karena dituntut untuk banyak gerak dan melakukan pemanasan berupa permainan sebelum memulai ke inti olahraganya. Dimana ekstrakurikuler tersebut sangat banyak sekali manfaatnya,mulai dari kesehatan sampai kepribadian siswa. Kegiatan ektrakurikuler olahraga selain bermanfaat bagi siswa dalam mengisi waktu luang olahraga itu sendiri juga ditujukan untuk pembentukan perilaku
sosial
seperti kerjasama, kemurahan hati,
persaingan, empati, sikap tidak mementingkan diri sendiri, sikap ramah, memimpin dan mempertahankan diri. Pembentukan perilaku sosial terbentuk seirama dengan proses pertumbuhan dan perkembangannya. Maka dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga nilainilai yang terkandung didalamnya secara tidak langsung akan masuk kedalam karakteristik siswa melalui permainan atau pertandingan, berbeda dengan kegiatan ekstrakurikuler non olahraga yang harus diberi penjelasan mengenai nilai-nilai yang terkandung saat siswa melakukan kegiatanya. Tujuan sendiri dari diadakannya kegiatan ekstrakurikuler olahraga adalah mengembangkan bakat sejak usia dini demi mendapatkan sebuah prestasi yang tinggi. Dan semua itu bisa dicapai dengan melakukan latihan secara sistematis, kontinyu dan terprogram. Aspek-aspek yang mendukung pencapaian prestasi olahraga baik fisik, teknik, taktik dan mental harus ditingkatkan. Dan juga komponen pendukung seperti pelatih, atlet atau commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 siswa, pembinaan dan pengurus serta prasarana dan sarana harus memadai agar pelaksanaan ekstrakurikuler dapat berjalan dengan baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada guru penjas dan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga kelas VII dan VIII di SMPN se-Kota Sukoharjo. 2. Waktu Penelitian Berikut tabel kegiatan penelitian dari tahap persiapan sampai penyusunan laporan penelitian : Tabel 1. Waktu Penelitian Tahun 2012 Jenis Kegiatan
Juli
Agustus
September
November
Desember
Minggu Ke
Minggu Ke
Minggu Ke
Minggu Ke
Minggu Ke
1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
1. Persiapan Penelitian a. Penyusunan judul b. Penyusunan Proposal c. Perijinan 2. Perencanaan penelitian 3. Pelaksanaan penelitian 4. Penyusunan laporan
commit to user 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 B. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe deskriptif dengan metode survei. Menurut Kerlinger yang dikutip Sugiyono (2008, 7), metode survei adalah metodologi yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian–kejadian relatif, distribusi, dan hubungan–hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.”Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi obyek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkat ke permukaan karakter atau gambaran dengan kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut” (Burhan Bungin, 2006: 36). Di dalam penelitian ini analisis deskriptif digunakan untuk menganalisa tanggapan responden terhadap setiap-setiap item pertanyaan yang diajukan untuk mendukung penelitian ini. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan seberapa tinggi daya dukung yang mempengaruhi pelaksanaan ekstrakurikuler olahraga pada siswa kelas VII dan VIII SMP N Se-Kota Sukoharjo Tahun 2012. C. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah guru pendidikan jasmani yang mengajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se Kota Sukoharjo Tahun 2012 dan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga khususnya kelas VII dan VIII. Subyek penelitian ini berjumlah sebanyak 7 orang guru pendidikan jasmani dan 157 siswa yang mengikuti ekstrakurikuler dari 7 Sekolah Menengah Pertama Negeri Se Kota Sukoharjo Tahun 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian harus tepat karena akan berpengaruh terhadap hasil penelitian. Dalam sebuah penelitian diperlukan data yang obyektif karena data merupakan suatu hal yang sangat mendasar yang akan menentukan hasil penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode angket/ kuesioner, dokumentasi dan wawancara. Menurut Subana (2000:29) “Wawancara adalah suatu cara pengumpuan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit. Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu: peawawancara, responden, pedoman wawancara, dan situasi wawancara (Dr. Riduwan, M.B.A, 2010: 56). Menurut Burhan Bungin (2006:123) “Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan kepetugas atau peneliti”. Yulius Slamet (2006: 95) berpendapat bahwa “ Cara menulis kuesioner yang baik ialah si penyusun dapat meramalkan sumber-sumber kemungkinan kesalahan dan bagaimana cara mengatasinya sekaligus”. Sebelum angket dibuat, maka perlu disusun langkah-langkah pembuatan angket penelitian. Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Menetapkan tujuan angket Menyusun matrik spesifik data/indikator Menyusun kisi-kisi angket Merumuskan item angket Uji coba angket (try out angket) Revisi angket Memperbanyak angket Menarik angket dan menganalisis commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 Menurut Jerry R Thomas, Jack K Nelson, dan Stephen J Silverman (2005: 274) Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab dengan jawaban yang sama oleh semua responden perlu untuk dievaluasi, mereka mungkin tidak memiliki pembedaan atas pertanyaan tersebut. Tanggapan-tanggapan yang tidak terduga bisa menunjukkan bahwa pertanyaan-pertanyaan itu kurang baik. Peneliti harus merumuskan lagi apa pertanyaan yang akan diajukan dan beberapa perubahan mungkin juga perlu untuk memperbaiki kualitas dari pertanyaan yang akan diajukan. Kemungkinan juga peserta yang bisa jadi sensitif kepada beberapa pertanyaan yang diajukan. Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan angket dengan metode Skala Likert. Skala ini dikembangkan oleh Rensis Likert pada tahun 1932 yang paling sering digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi responden terhadap suatu objek. Menurut Yulius Slamet (2006: 73), cara penyusunan skala Likert adalah sebagai berikut: 1. Tulislah sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang diperkirakan mengukur suatu variable yang sedang di ukur. 2. Pilihlah sampel yang representatip terhadap populasinya dimana skala Likert hendak diterapkan. 3. Berilah kode terhadap segenap respon yang bergerak dari 1 sampai dengan 5. Kode 1 di pakai untuk jawaban yang ‘sangat tidak setuju’ terhadap pernyataan yang positif, dan kode 5 di pakai untuk ‘sangat setuju’ terhadap pernyataan yang positif. Atau kode 1 di pakai untuk yang ‘sangat setuju’ terhadap pernyataan negatif, dan kode 5 di pakai untuk yang ‘sangat tidak setuju’ terhadap pernyataan yang negatif. 4. Jumlahkan markah yang diperoleh setiap subyek yang sedang kita teliti. 5. Analisis respon yang mereka berikan dan pilihlah item mana yang bisa dipertahankan dan mana yang harus di buang. Skala skor penilaian ditentukan oleh penulis dengan jenjang antara 0 sampai dengan 4 dan terdiri atas 5 alternatif jawaban: commit to user a. sangat setuju (SS)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 b. setuju (S) c. ragu-ragu/netral (N) d. tidak setuju (TS) e. sangat tidak setuju (STS) Jawaban respon positif terhadap item favorabel diberi bobot lebih tinggi daripada negatif. Skor bagi pilihan jawaban a = 4, b = 3, c = 2, d = 1, e = 0. Sebaliknya untuk jawaban respon negatif terhadap item tak favorabel diberi bobot lebih tinggi daripada positif. Skor bagi pilihan jawaban a = 0, b = 1, c = 2, d = 3, e =4. Sesuai dengan langkah-langkah menyusun angket, maka diperoleh penyataan-pernyataan dalam angket yang mengandung beberapa daya dukung untuk mempengaruhi pelaksanaan ekstrakurikuler olahraga sebagai berikut: Tabel 2. Daya dukung yang mempengaruhi pelaksanaan ekstrakurikuler olahraga. No.
1.
Variabel Indikator Daya dukung a.Pembinaan yang mempengaruhi pelaksanaan.
Sub indicator 1. Kepengurusan.
No. item
2.Perhatian pembina
3–5
3.Pelaksanaan b.Guru/pelatih 1. Jumlah
c. Siswa/atlet
d. Prasarana dan sarana
1–2
6–8 9 – 10
2.Perhatian
11– 13
3.Penjelasan
14–18
1. Seleksi siswa
19 – 20
2. Minat siswa.
21 – 23
3. Kemampuan siswa.
24 – 27
4. Kondisi siswa
28 – 31
1. Kondisi prasarana 32 – 37 dan sarana. 38 – 39 2. Perhatian guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 e. Pendanaan
1. Anggaran dana
40 – 41
2.Dana pembinaan
42
E. Teknik Analisis Data 1. Uji Coba Angket a. Uji Validitas Instrumen diuji cobakan try out untuk keperluan validitas instrumen itu sendiri. Setelah didapatkan instrumen yang valid, baru digunakan untuk memperoleh data langsung dilapangan atau subjek penelitian. Untuk mencari validitas item-item sebagai instrumen, maka dalam hal ini peneliti menggunakan rumus korelasi yang dikemukakan oleh Karl Pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi product moment.Menurut Suharsimi Arikunto (2009:72) rumus yang dimaksud yaitu, korelasi antara belahan pertama dengan belahan kedua lalu dimasukkan ke rumus baik dengan cara 1 (belah dua ganjil-genap) atau dengan cara 2 (belah dua awal-akhir) menggunakan rumus sebagai berikut :
=
Keterangan : N : Jumlah sampel ΣX : Jumlah keseluruhan X (ganjil/awal) ΣY : Jumlah keseluruhan Y (genap/akhir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 b. Uji Reliabilitas Suharsimi
Arikunto
(2006:
154)
menyatakan
“Reliabilitas
menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Angket dikatakan reliabel jika dapat memberikan hasil relatif sama pada saat dilakukan pengukuran kembali pada objek yang berlainan pada waktu yang berbeda atau memberikan hasil yang tetap. Metode analisis data yang digunakan untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan formula belah dua. Peneliti menggunakan rumus belah dua dari Spearman-Brow, perolehan skor skala tentang faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi siswa merupakan rentangan nilai yang berbentuk skala dari 0 sampai 4. Kemudian setelah diketahui hasilnya, digunakan rumus belah dua dari Spearman-Brow sebagai berikut :
Keterangan : = reliabilitas instrumen
=
yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua
belahan instrumen (Suharsimi Arikunto, 2009:93). Kemudian seperti yang sudah dijelaskan diatas, Pertanyaanpertanyaan yang dijawab dengan jawaban yang sama oleh semua responden perlu untuk dievaluasi, mereka mungkin tidak memiliki pembedaan atas pertanyaan tersebut. Tanggapan-tanggapan yang tidak terduga bisa menunjukkan bahwa pertanyaan-pertanyaan itu kurang baik. commit to user Peneliti harus merumuskan lagi apa pertanyaan yang akan diajukan dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 beberapa perubahan mungkin juga perlu untuk memperbaiki kualitas dari pertanyaan yang akan diajukan.
2. Metode Analisa Data Untuk memperoleh suatu kesimpulan masalah yang diteliti, maka analisis data merupakan suatu langkah yang penting dalam penelitian. Data yang sudah terkumpul akan tidak berarti apa-apa bila tidak diolah, karena itu perlu adanya analisis data tersebut. Penggunaan analisis data dapat dilaksanakan dengan dua jenis analisa yaitu analisis statistik dan analisis non statistik. Dalam penelitian seorang dapat memakai salah satu analisis tersebut. Karena data yang terkumpul berupa angka-angka, maka penulis menggunakan analisis statistik. Hal-hal ini merupakan cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan data dengan menganalisis data penyelidikan yang terwujud angka-angka adalah teknik statistik. Dengan analisa statistik maka obyektivitas dari hasil penelitian akan lebih terjamin. Analisa statistik dapat memberikan efisiensi dan efektivitas kerja karena dapat membuat data agar lebih ringkas bentuknya. Metode analisa yang digunakan adalah analisa diskriptif persentase dengan perhitungan rumus: DP =
x 100%
Keterangan: DP = Deskriptif Persentase (%) n
= skor yang diperoleh
N
= jumlah total nilai responden
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Temuan Penelitian Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se Kota Sukoharjo terdapat 7 sekolah negeri, yaitu SMPN 1, SMPN 2, SMPN 3, SMPN 4, SMPN 5, SMPN 6 dan SMPN 7. Di dalam pelaksanaan ekstrakurikuler olahraga banyak terdapat masalah yang berarti, yaitu adanya sekolah gratis yang melarang sekolah memungut biaya dari siswanya, pendanaan dari BOS yang terbatas sehingga untuk menyewa pelatih sekolah tidak mampu dan di sini setiap BOS yang diterima masing-masing sekolah itu berbeda tergantung jumlah siswa dan lokasi sekolah. Semakin banyak siswanya maka BOS yang diterima semakin besar dan lokasi yang ada di kota dengan yang ada di pinggiran, jumlah BOS yang diterima lebih banyak yang di kota. Akan tetapi, ada juga sekolah yang mampu membayar pelatih dari luar untuk mengisi ekstrakurikuler olahraga dan biaya menyewa pelatih diperoleh dari BOS karena jumlah siswanya banyak dan lokasinya yang ada di kota, ada juga murid yang membayar pelatihnya, pengajuan dana ke dekdipbud susah karena jumlah muridnya sedikit dan lokasinya yang ada di pinggiran sehingga membuat sarana dan prasarana kurang memadai, kesadaran murid untuk mengikuti ekstrakurikuler olahraga kurang karena banyak orang tua yang merantau. Selain wawancara di atas,hasil penelitian juga dituangkan dalam kuisioner. Pernyataan-pernyataan dalam kuisioner mengandung beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan ekstrakurikuler olahraga sebagai berikut: Data disajikan dalam bentuk tabel yang berisi frekuensi dan prosentase dari setiap butir soal serta dilengkapi dengan uraian deskriptif. Dalam penyajian data tersebut, data setiap butir diusahakan ditampilkan secara berurutan berdasarkan instrumen. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesinambungan kontekstual dalam uraian deskriptif. commit to user 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 A. Pembinaan Tabel 3. Pelaksanaan pembinaan ekstrakurikuler olahraga Indikator
Baik
Kurang
Kepengurusan
96,0 %
3,5 %
78,5%
21,4 %
Pelaksanaan
66,1 %
33,8 %
Rata - rata
80,2%
19,8%
Perhatian Pembina
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pembinaaan berjalan baik dengan skor rata-rata 80,2% dan sisanya 19,8% kurang baik. B. Guru / Pelatih Tabel 4. Tabel guru/pelatih dalam ekstrakurikuler olahraga Indikator
Baik
Kurang
Jumlah guru
35,8 %
64,3 %
Perhatian guru
69,6 %
30,4 %
Penjelasan Guru
79,9 %
20,1 %
Rata-rata
61,8%
38,2%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa guru/pelatih baik dengan skor rata-rata 61,8% dan sisanya 38,2% kurang baik. C. Siswa/ Atlet Tabel 5. Tabel siswa/atlet dalam ekstrakurikuler olahraga. Indikator
Baik
Kurang
Seleksi siswa
57,3 %
42,8 %
Minat siswa
81,2 %
18,8 %
Kemampuan siswa
67,9 %
32,2 %
Kondisi siwa
73,6 %
26,6 %
Rata-rata
70% commit to user
30%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa/atlet baik dengan skor rata-rata 70% dan sisanya 30% kurang baik. D. Prasarana dan Sarana Tabel 6. Tabel prasarana dan sarana dalam ekstrakurikuler olahraga Indikator
Baik
Kurang
75,9 %
24,1 %
Perhatian guru
80,3 %
19,8 %
Rata – rata
78,1%
21,9%
Kondisi prasarana dan sarana
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa prasarana dan sarana baik dengan skor rata-rata 78,1% dan sisanya 21,9% kurang baik. E. Pendanaan Tabel 7. Tabel pendanaan dalam ekstrakurikuler olahraga Indikator
Baik
Kurang
Anggaran dana
36,3 %
63,7 %
Dana pembinaan
14,6 %
85,4 %
Rata-rata
25,4%
74,6%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pendanaan masih kurang dengan skor rata-rata 74,6% dan sisanya 25,4% baik. B. Hasil Penelitian Pengolahan data hasil penelitian wawancara yang diperoleh dari guru penjas setempat tertuang tentang daya dukung yang mempengaruhi kegiatan ekstrakurikuler olahraga dan jawaban yang diperoleh dari siswa terhadap to user pertanyaan-pertanyaan yang ada commit dalam instrumen penelitian sekolah menengah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 pertama Negeri se kota sukoharjo tahun 2012 berupa data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang dihimpun berdasarkan cara-cara yg melihat proses suatu objek penelitian. Data semacam ini lebih melihat kepada proses daripada hasil karena didasarkan pada deskripsi proses dan bukan pada perhitungan matematis. Hasil analisis data disajikan dengan kalimat yang bersifat deskriptif. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam memahami hasil akhir dalam mengkualifikasi hasil penelitian tersebut. C. Pembahasan Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan diluar jam sekolah yang berguna sebagai tempat menyalurkan hobi atau bakat bagi para siswa baik yang
bersifat
akademik,
seni,
kepemimpinan
atau
olahraga.
Kegiatan
ekstrakurikuler yang paling banyak diminati para siswa biasanya adalah ekstrakurikuler olahraga karena dituntut untuk banyak gerak dan melakukan pemanasan berupa permainan. Dimana ekstrakurikuler tersebut banyak sekali manfaat, mulai dari kesehatan sampai kepribadian siswa. Tujuan
dari
diadakan
kegiatan
ekstrakurikuler
olahraga
adalah
mengembangkan bakat sejak usia dini demi mendapatkan sebuah prestasi yang tinggi. Semua itu bisa dicapai dengan melakukan latihan secara sistematis, kontinyu dan terprogram. Aspek-aspek yang mendukung pencapaian prestasi olahraga baik fisik, teknik, taktik dan mental harus ditingkatkan, dan juga komponen pendukung seperti pelatih, atlet atau siswa, pembinaan dan pengurus, prasarana dan sarana harus memadai serta pendanaan yang cukup agar pelaksanaan ekstrakurikuler dapat berjalan dengan baik. Sementara itu, di Sekolah Menengah Pertama Negeri Se Kota Sukoharjo terdapat 7 sekolah Negeri, yaitu SMPN 1, SMPN 2, SMPN 3, SMPN 4, SMPN 5, SMPN 6 dan SMPN 7. Dari hasil deskripsi angket di atas bahwa daya dukung pelaksanaan ekstrakurikuler olahraga ada 5, meliputi pembinaan, guru/atlet, siswa/guru, prasarana dan sarana serta pendanaan. Selain dari angket, data juga to user diambil dari hasil wawancara agarcommit lebih detail lagi keadaan di lapangan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 1. Pembinaan Hasil dari angket, pembinaan sudah berjalan baik dengan skor rata-rata 80,2%. Namun, kenyataan di lapangan pembinaan sebenarnya kurang berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan pelaksanaan ekstrakurikuler hanya dilaksanakan 1 kali tiap minggu sehingga kurang maksimal meskipun setiap kali ekstrakurikuler dilaksanakan selalu didampingi osleh pembina. Ideal dalam latihan harus dilaksanakan secara bertahap dan kontinyu. Selain itu, pengurus terkesan hanya sebagai formalitas saja. Padahal sebagai
pengurus ditempatkan pada bagian
dalam struktur organisasi sesuai dengan bidang dan kemampuan masing-masing. 2. Pelatih/guru Peran pelatih/guru sudah baik dengan skor rata-rata 61,8% dalam angket, sedangkan hasil wawancara menyebutkan bahwa peran pelatih/guru belum maksimal. Setiap ekstrakurikuler olahraga seharusnya menggunakan seorang pelatih yang profesional atau yang memiliki sertifikat sebagai pelatih. Tujuan tersebut agar program latihan dapat berjalan dengan baik sehingga mencetak atlet yang bagus. Namun yang terjadi di lapangan menyebutkan pada saat pelaksanaan ekstrakurikuler, siswa/atlet tidak selalu ditangani oleh pelatih yang profesional bahkan oleh pembina yang tidak sesuai dengan bidang atau keahliannya, sehingga penjelasan materi tkurang sempurna dan berakibat ekstrakurikuler tidak berjalan dengan baik. Dari segi jumlah pelatih juga sangat terbatas dibandingkan dengan jumlah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler. Dampak dari hal ini, perhatian pelatih terhadap siswa menjadi berkurang dan kurang maksimal. 3. Siswa/atlet Permasalahan lain yang timbul ternyata juga muncul dari siswa/atlet itu sendiri. Hasil dari angket siswa/atlet sudah baik dengan skor rata-rata 70% akan tetapi kenyataan di lapangan malah sebaliknya. Pada umumnya, sekolah tidak mengadakan seleksi masuk dan semua siswa kelas VII dan VIII boleh mengikuti ekstrakurikuler. Siswa masuk ekstrakurikuler sesuai dengan minat/keinginan dan tidak berdasarkan bakat yang dimiliki. Selain itu siswa tidak memperhatikan commit user mengikuti ekstrakurikuler atau kondisi fisik masing - masing, apakah diatomampu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 tidak, sehingga yang terjadi siswa hanya sebatas bisa melakukan tetapi tidak berprestasi. 4. Prasarana dan sarana Menurut hasil
angket
Prasarana
dan sarana
untuk
pelaksanaan
ekstrakurikuler olahraga sudah baik dengan skor rata-rata 78,1%. Akan tetapi, kenyataan di lapangan kondisi prasarana dan sarana kurang memadai. Sebagai contoh, sekolah mengadakan ekstrakurikuler sepakbola atau futsal tetapi tidak memiliki lapangan dan jumlah bola terbatas. Dikarenakan kondisi seperti itu, maka pihak sekolah menitipkan siswa/atletnya ke klub olahraga. Sebenarnya guru/pembina sudah memperhatikan kondisi prasarana dan sarana dengan cara melakukan berbagai inovasi agar ekstrakurikuler dapat berjalan dengan baik. 5. Pendanaan Selain keempat hal di atas, hal yang paling berpengaruh adalah masalah pendanaan. Hasil dari angket untuk pendanaan masih kurang dengan skor rata-rata 74,6%. Hal tersebut didukung dengan kenyataan bahwa Kabupaten Sukoharjo telah mengeluarkan kebijakan sekolah gratis. Dimana sekolah tidak diperbolehkan memungut biaya dari siswa dan dana hanya diperoleh dari BOS yang jumlahnya terbatas, tergantung jumlah siswa dan lokasi sekolah. Permasalahan dana ini mengakibatkan seluruh komponen pendukung pelaksanaan ekstrakurikuler menjadi terhambat. Mulai dari pembinaan yang tidak maksimal, guru/pelatih yang tidak maksimal dalam memberikan pelatihan, prasarana dan sarana yang kurang memadai dan efeknya pada siswa/atlet yang minim prestasi. Berdasarkan hasil di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan ekstrakurikuler olahraga di SMP Negeri se kota Sukoharjo kurang berjalan baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat diambil suatu simpulan sebagai berikut: 1. Hasil dari angket/quisioner ada 5 daya dukung ekstrakurikuler olahraga, yaitu pembinaan, guru/pelatih, siswa/atlet, sarana dan prasarana, dan pendanaan. Selain itu, hasil angket ini sebagai pelengkap data dalam pelaksanaan ekstrakurikuler olahraga di SMP Negeri se kota Sukoharjo tahun 2012 mempunyai prosentase sebagai berikut: pembinaan sudah berjalan baik dengan skor rata-rata 80,2%, pelatih/guru sudah baik dengan skor rata-rata 61,8%, siswa/atlet sudah baik dengan skor rata-rata 70%, prasarana dan kondisi sudah baik dengan skor rata-rata 78,1% dan pendanaan masih kurang dengan skor rata-rata 74,6%. 2. Hasil dari wawancara diketahui ada 5 daya dukung yang dapat mempengaruhi pelaksanaan ekstrakurikuler olahraga di SMP Negeri se kota Sukoharjo tahun 2012, diantaranya: Pembinaan, Guru/Pelatih, Siswa/Atlet, Sarana dan Prasarana, dan Pendanaan. Dari kelima daya dukung tersebut , hal yang paling berpengaruh adalah masalah pendanaan. Di Kabupaten Sukoharjo sendiri telah mengeluarkan kebijakan sekolah gratis. Dimana sekolah tidak diperbolehkan memungut biaya dari siswa dan dana hanya diperoleh dari BOS yang jumlahnya terbatas, tergantung jumlah siswa dan lokasi sekolah. Permasalahan dana
ini
mengakibatkan
seluruh
komponen
pendukung
pelaksanaan
ekstrakurikuler menjadi terhambat. Mulai dari pembinaan yang tidak maksimal, guru/pelatih yang tidak maksimal dalam memberikan pelatihan, prasarana dan sarana yang kurang memadai dan efeknya pada siswa/atlet yang minim prestasi. Berdasarkan hasil di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan commit user ekstrakurikuler olahrga di SMP Negeri se to kota Sukoharjo kurang berjalan baik. 49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 B. Implikasi Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, ada 5 daya dukung yang mempengaruhi dalam pelaksanaan ekstrakurikuler olahraga di SMP Negeri se kota Sukoharjo tahun 2012 adalah pembinaan, guru/pelatih, siswa/atlet, sarana dan prasarana, dan pendanaan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat dikemukakan implikasi sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi bagi siswa, guru dan sekolah dalam kegiatan ekstrakurikuler olahraga selanjutnya. Agar para siswa dapat berprestasi sesuai dengan bidang olahraga masing-masing dan mengharumkan nama sekolah. 2. Kelemahan atau kekurangan dalam berbagai hal yang mempengaruhi pelaksanaan ekstrakurikuler olahraga supaya segera dibenahi agar pembinaan siswa dapat berjalan optimal sehingga bakat yang dimiliki siswa bisa berkembang dan tentunya berprestasi. 3. Perlunya kerjasama yang lebih maksimal antara siswa, guru, maupun orang tua murid agar bakat siswa dapat dikembangkan dan pelaksanaan ekstrakurikuler olahraga lebih baik lagi. C. Saran Saran yang dapat diajukan berdasarkan simpulan di atas adalah sebagai berikut: 1. Bagi siswa hendaknya dapat lebih aktif lagi dalam kegiatan ekstrakurikuler olahraga dan memberikan masukan kepada guru bagian kesiswaan apabila ingin diadakan ekstrakurikuler olahraga. 2. Bagi guru hendaknya memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif lagi mengikuti ekstrakurikuler olahraga dan memberi masukan kepada kepala sekolah akan pentingnya ekstrakurikuler olahraga sehingga pelaksanaan ekstrakurikuler dapat berjalan lebih baik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 3. Bagi sekolah diharapkan untuk senantiasa berusaha meningkatkan pembinaan, sarana dan prasarana, dan pendanaan dalam kegiatan ekstrakurikuler olahraga.
commit to user