perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
STUDI KASUS KLUB SEPAK BOLA PERSIS SOLO TAHUN 2006 - 2011
SKRIPSI Oleh : PANDY SETIAWAN NIM. K4608031
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama
: Pandy Setiawan
NIM
: K 4608031
Jurusan/Program Studi
: JPOK/ PENJASKESREK
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul
“STUDI KASUS KLUB SEPAK
BOLA PERSIS SOLO TAHUN 2006 – 2011” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, 4 Juli 2012 Yang membuat pernyataan
Pandy Setiawan
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
STUDI KASUS KLUB SEPAK BOLA PERSIS SOLO TAHUN 2006 - 2011
Oleh : PANDY SETIAWAN NIM. K4608031
Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, 4 Juli 2012
Pembimbing II
Pembimbing I
Drs.Agus Mukholid, M.Pd NIP. 19640131 198903 1 001
Drs.H.Sunardi, M.Kes NIP. 19581121 199003 1 004
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hari
: Rabu
Tanggal
:
25 Juli 2012
Tim Penguji Skripsi Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Waluyo, M.Or
..........................
Sekretaris
: Waluyo, S.Pd, M.Or
Anggota I
: Drs. H. Sunardi, M.Kes
Anggota II
: Drs. Agus Mukholid, M.Pd
.......................... ..........................
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Pembantu Dekan I,
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si NIP 19660415 199103 1 002
commit to user v
..........................
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Pandy Setiawan. STUDI KASUS KLUB SEPAK BOLA PERSIS SOLO TAHUN 2006 – 2011. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) sejarah Klub Sepak Bola Persis Solo. (2) keadaan organisasi dan managemen Klub Sepak Bola Persis Solo. (3) pelatih, program latihan dan atlet Klub Sepak Bola Persis Solo. (4) keadaan sarana dan prasarana Klub Sepak Bola Persis Solo. (5) anggaran dana yang dikelola oleh Klub Sepak Bola Persis Solo. (6) prestasi yang dicapai oleh Klub Sepak Bola Persis Solo. Bentuk penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini digunakan strategi studi kasus terpancang tunggal yaitu sasaran yang akan diteliti sudah dibatasi dan ditentukan serta terpusat pada satu lokasi yang mempunyai karakteristik tersendiri. Sumber data yang digunakan adalah sumber benda, tempat, peristiwa, informan, dan dokumen. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan tujuan penelitian, dimana peneliti memilih informan yang dipandang mengetahui permasalahan secara mendalam serta dapat dipercaya. Dalam penelitian ini, untuk mencari validitas data digunakan dua teknik trianggulasi yaitu trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif, yaitu proses analisis yang bergerak diantara tiga komponen yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi/penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Persis Solo berdiri tahun 1923 dengan nama Vorstenlandche Voetbal Bond (VVB) atas usulan Soemokartiko kemudian diganti dengan Persatuan Sepakbola Indonesia Surakarta (PERSIS). (2) Keadaan organisasi dan manajemen Persis Solo sudah memiliki unsur yang baik dan melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya. (3) Pelatih yang dimiliki Persis Solo adalah seorang yang berkompeten dalam bidang olahraga dan rencana latihan dibuat secara terprogram dan atlet fokus dalam latihan. (4) Persis Solo telah memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai yaitu memiliki stadion Manahan untuk pertandingan, stadion Sriwedari untuk latihan, mess atlet dan pelatih, kantor sekretariat dan balai Persis. (5) Pada tahun 2006-2007 Persis Solo masih ditopang oleh dana APBD Pemkot Surakarta. Tetapi setelah itu sudah lepas dari dana tersebut, sehingga sumber dana yang diperoleh dari sponsor, kerja sama dengan pihak swasta, sumbangan dari pemerintah atau swasta yang tidak mengikat dan dari dewan penyatun yayasan, dsb. (6) Prestasi yang dimiliki Persis Solo setiap tahunnya berbeda-beda. Prestasi Persis Solo dipengaruhi oleh pemain-pemain yang berkualitas yang sangat berhubungan dengan adanya dana yang dimiliki. Simpulan penelitian ini adalah PERSIS telah meiliki unsur-unsur yang memadai sebagai sebuah klub sepak bola. Tetapi yang menjadi kendala adalah kekurangan dana yang menghambat prestasi serta program kerja dari PERSIS commit to user Solo. vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Pandy Setiawan. STUDY CASE OF PERSIS SOLO FOOTBALL CLUB IN YEARS 2006 TO 2011. Thesis. Surakarta: Faculty of Education and Pedagogy University of Surakarta of March. July 2012. This study aims to determine: (1) History of Persis Solo Football Club. (2) The state of organization and management of Persis Solo Football Club. (3) Coaches and athletes training program of Persis Solo Football Club. (4) The state of facilities of Persis Solo Football Club. (5) Budget funds managed by Persis Solo Football Club. (6) Achievement attained by Persis Solo Football Club. The methodology of this research was qualitative descriptive. On this research used a single fixed case study which the object would be observed has limited and centralized on certain location which has special characteristics. The data sources used were the source object, places, events, informants and documents. The technique of collecting data used were observation, interviews, and documents analysis. The technique of sampling used was purposive sampling is getting sampling based on the purpose of the research, the place where the researcher choose informant who know the issues deeply and can be trusted. In this research used two triangulation techniques to find out the validity of the data namely triangulation data and triangulation method. Technique of analyzing data used was interactive analysis which the analysis process that moves between three components there was data reduction, data presentation and verification or inference which took place in a cycle. Based on this research can be concluded: (1) Persis Solo was established in 1923 under the name Vorstenlandche Voetbal Bond (VVB) on a proposal Soemokartiko then replaced with the Football Association of Indonesia (EXACTLY) Persis Solo was the first football club in Surakarta. (2) The state of organization and management of Persis Solo already has elements of good and perform tasks according to their field. (3) Coach owned Persis Solo was a competent in the field of sport and exercise plan created programmatically and athletes focus on training. (4) Persis Solo already has adequate infrastructure that is Manahan international stadium for the match, the stadium Sriwedari to exercise, athletes and coaches’s mess, secretariat offices and halls Persis. All these facilities can be utilized to the maximum extent possible. (5) In the year 2006-2007 Persis Solo was supported by the municipal budget funds Surakarta. But after it was out of the fund, so the source of the funds obtained from the sponsor, in collaboration with the private sector, donations from governments or private non-binding and of the council foundation, etc... (6) Performance Persis Solo held every year is different. Persis Solo achievements are influenced by the quality players that are highly correlated with the presence of their own funds. If the player will take a quality course, will spend the greater. But with the quality players that will create a pretty good accomplishment. commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Kewajiban kita hanya dua, berusaha semaksimal mungkin, dan selebihnya kita serahkan kepada yang diatas # Motivasi paling sederhana adalah mimpimu sendiri. (Sonnya K.A) #
Allah akan selalu merangkulmu jika kamu manusia kuat dan pantang menyerah (Penulis) #
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Allah hendaknya kamu berharap
(Q.S-Insyirah
6-8).# Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh. (Penulis) #
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk : “Bapak dan Ibu” Yang selalu mendo’akan, memberikan semangat, membelajarkan arti tetang kehidupan, bapak ibulah yang membuat saya dapat berjalan sejauh ini dan bapak ibulah yang selalu menginspirasi kehidupan saya. “ Putri Nugrahaningsih dan Alicia Chelsea Ali” Terimakasih kakakku dan keponakanku karena selalu memberikan dukungan, perhatian, dan semangat “My Spirit Oct’, “Sonya .K.A” Orang yang selama ini di belakangku memberikan dorongan semangat dan motivasi. “Teman Seperjuanganku Penjas 2008 ” Terimakasih sahabat-sahabatku sampai kapanpun saya tidak akan melupakan kaliyan semua, kebaikan, perjuangan, semangat, canda tawa, kebersamaan kita akan aku ukir dalam kehidupanku. “Ino, Shomad, Andhica, Bayu, Prabowo, Bastian, Heiradhika, Prima, Ayik, Anang, Dkk.” Terimakasih kawan atas semangat, perjuangan, dan kerjasamanya.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi ilmu dan, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “STUDI KASUS KLUB SEPAK BOLA PERSIS SOLO TAHUN 2006 – 2011 ”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. 3. Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs.H.Sunardi, M.Kes., selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Drs.Agus Mukholid, M.Pd., selaku Pembimbing II, yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Pimpinan PERSIS Solo, yang telah memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian. 7. Sapto Joko Purwadi, S.Pd., selaku pengurus PERSIS Solo yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian. 8. Pelatih PERSIS Solo yang telah bersedia untuk berpatisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini. 9. Seluruh Pemain PERSIS Solo yang telah berkenan membantu dan to user berpartisipasi dalam penelitian commit ini. x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Semua pihak dan sahabat-sahabat saya yang turut membantu dalam penyusuan skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta,
Juli 2012
Penulis
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL......................................................................................
I
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN............................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
v
HALAMAN ABSTRAK................................................................................
vi
HALAMAN MOTTO.....................................................................................
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................................
ix
KATA PENGATAR.......................................................................................
x
DAFTAR ISI...................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL...........................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............................................................
1
B. Perumusan Masalah...................................................................
4
C. Tujuan Penelitian.......................................................................
4
D. Manfaat Penelitian.....................................................................
4
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka........................................................................
6
1. Sepak Bola…...…………………………………………...
6
2. Organisasi………………………………………………...
9
3. Metode Pembinaan…………………………………….....
21
4. Metode Latihan…………………………………………...
25
5. Sarana dan Prasarana……………………………………..
32
6. Sumber Dana…………………………………………….
35
B. Kerangka Berpikir..................................................................... commit to user
39
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................
41
B. Bentuk dan Strategi Penelitian…………………...……………
42
C. Sumber Data…………………………………...……………...
44
D. Teknik Sampling…....................................................................
45
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................
47
F. Validitas Data………................................................................
52
G. Analisis Data…………………………………………………..
54
H. ProsedurPenelitian…………………………………………….
56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data............................................................................ 1.
Sejarah Klub Sepak Bola Persis Solo.................................
2.
Keadaan Organisasi dan Manajemen Klub Sepak Bola Persis Solo.........................................................................
3.
58 60
Pelatih, Program Latihan dan Atlet Klub Sepak Bola Persis Solo..........................................................................
4.
58
68
Keadaan Sarana dan Prasarana Klub Sepak Bola Persis Solo.....................................................................................
73
5.
Anggaran Dana dan Sumber Dana Persis Solo..................
75
6.
Prestasi yang dicapai oleh Klub Sepak Bola Persis Solo...
74
B. Pembahasan...............................................................................
76
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan...................................................................................
80
B. Implikasi....................................................................................
81
C. Saran .........................................................................................
82
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….
83
LAMPIRAN…………………………………………………………………
85
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
1
Bentuk-bentuk Gambar Organisasi..…………………………….
14
2.
Lapangan Sepak Bola………………………………………..
34
3.
Alur Kerangka Berpikir………………………………………
39
4.
Teknik Analisa Data………………….………………………
55
5.
Prosedur Penelitian……………………………………….....
56
6.
Alur kerja manajemen..............................................................
68
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1.
Waktu Penelitian..............................…………………………….
41
2.
Daftar Pelatih Persis Solo Dari Tahun 2006-2011..................
69
3.
Prestasi Persis Solo tahun 2006-2011………………………..
76
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1.
Data Informan...........................................................................
85
2.
Hasil Wawancara......................................................................
86
3.
Daftar Nama Pemain................................................................
96
4.
Foto Penelitian..........................................................................
102
5.
Peraturan Organisasi Pengurus Cabang PSSI Surakarta..........
109
6.
Hasil Musyawarah Cabang 1 PSSI Surakarta ) PERSIS SOLO.......................................................................................
126
7.
Pengajuan Judul........................................................................
146
8.
Validasi Proposal Skripsi..........................................................
147
9.
Permohonan Ijin Menyusun Skripsi.........................................
148
10. Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan...............................................................................
149
11. Permohonan Ijin Research / Try Out........................................
150
12. Permohonan Ijin Research / Try Out........................................
151
13. Surat keterangan Observasi......................................................
152
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa globalisasi sekarang ini olahraga sangat penting bagi manusia. Bukan hanya untuk kesehatan tapi juga menggalang kebersamaan antar kelompok serta semangat persatuan. Olahraga mempunyai arti yang penting dalam usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam diri manusia terdapat dua aspek, yaitu aspek jasmani dan aspek rohani. Bila kedua aspek tersebut tumbuh dan berkembang secara selaras dan seimbang maka, akan timbul kehidupan yang harmonis antar keduanya. Keselarasan kehidupan jasmani dan rohani pada manusia dapat dicapai dengan melakukan olahraga. Olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Dengan berolahraga metabolisme tubuh menjadi lancar sehingga distribusi dan penyerapan nutrisi dalam tubuh menjadi lebih efektif dan efisien. Olahraga juga merupakan
suatu
perilaku
aktif
yang
menggiatkan
metabolisme
dan
mempengaruhi fungsi kelenjar di dalam tubuh untuk memproduksi sistem kekebalan tubuh dalam upaya mempertahankan tubuh dari gangguan penyakit serta stress. Sepak
bola adalah salah satu olahraga yang banyak
digemari oleh
masyarakat Indonesia dan yang sangat populer di dunia. Istilah yang diberikan kepada sepak bola bervariasi. Untuk negara Inggris menyebut sepak bola dengan football, sementara untuk beberapa wilayah lain menyebutnya dengan soccer. Sedangkan pada negara Latin menyebutnya dengan istilah futbol atau futebol. Di Skandinavia menyebut sepak bola dengan bahasa Jerman yaitu fussball dan dengan bahasa Belanda adalah voetbal. Bagi orang Italia permainan ini disebut dengan calcio (Agus Salim, 2008:9-10). Menurut Eric G. Batty (1986:4) “ Sepak bola adalah sebuah permainan sederhana, dan rahasia dari permainan sepak bola yang baik adalah melakukan commit to user bola merupakan permainan bola hal-hal yang sederhana sebaik-baiknya”. Sepak
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Dalam
pertandingan, olahraga ini dimainkan oleh dua kelompok
berlawanan yang masing-masing berjuang untuk memasukkan bola ke gawang kelompok lawan. Waktu permainan sepak bola adalah dua kali 45 menit. Sejarah sepak bola di Indonesia diawali dengan berdirinya Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta pada 19 April 1930 dengan pimpinan Soeratin Sosrosoegondo. Dalam kongres PSSI di Solo, organisasi tersebut mengalami perubahan nama menjadi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Sejak saat itu, kegiatan sepak bola semakin sering digerakkan oleh PSSI dan makin banyak rakyat bermain di jalan atau alun-alun. Dalam perkembangannya. Kepengurusan PSSI pun telah sampai ke pengurusan di tingkat daerah-daerah di seluruh Indonesia. Hal ini membuat Sepakbola semakin menjadi olahraga dari rakyat dan untuk rakyat. Dalam perkembangannya, PSSI telah menjadi anggota FIFA sejak tanggal 1 November 1952 pada saat kongres FIFA di Helsinki. Setelah diterima menjadi anggota FIFA, selanjutnya PSSI diterima pula menjadi anggota AFC (Asian Football Confederation) tahun 1952 PSSI telah memperluas kompetisi sepak bola dalam negeri, di antaranya dengan penyelenggaraan Liga Super Indonesia, Divisi Utama, Divisi Satu, dan Divisi Dua untuk pemain non amatir, serta Divisi Tiga untuk pemain amatir.[16] Selain itu, PSSI juga aktif mengembangkan kompetisi sepak bola wanita dan kompetisi dalam kelompok umur tertentu (U-15, U-17, U-19, dan U-23). PERSIS Solo merupakan klub sepak bola kebanggaan masyarakat Surakarta. PERSIS Solo mempunyai kelompok pendukung/suporter yang bernama Pasoepati (Pasukan Soeporter Paling Sejati) dan PERSIS Solo adalah tim kebanggan saya.PERSIS Solo adalah klub sepak bola yang didirikan pada tahun 1923 di Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Awal berdirinya tidak langsung menggunakan nama PERSIS Solo, melainkan masih bernama Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB), semacam perserikatan sepak bola. Dan pada tahun 1928, Vorstenlandsche Voetbal Bond resmi berganti nama menjadi PERSIS Solo. PERSIS Solo adalah raksasa sepak bola Indonesia pada masa lalu, PERSIS commit tosebanyak user pernah menjuarai kompetisi Perserikatan 7 kali, namun kejayaan itu
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hanya berlangsung hingga akhir 1940-an, setelah ini tim ini terdegradasi hingga Devisi 3. PERSIS kembali hadir di kancah sepak bola Indonesia sejak tahun 2006. Pada musim 2006 PERSIS berhasil menjadi runner up ketika bermain di Divisi Satu Liga Indonesia. Atas prestasi ini PERSIS promosi ke Divisi Utama pada musim kompetisi 2007-2008. Divisi Utama Liga Indonesia adalah kompetisi tingkat 2 dalam Liga Indonesia, di bawah Liga Super Indonesia. Sebelum tahun 2008, Divisi Utama adalah kompetisi tingkat teratas. Dalam perkembangan dan prestasi yang diraih oleh PERSIS Solo tidak terlepas dari peran manajemen, pengurus organisasi, pelatih serta kempuan dari atlet sendiri serta sarana dan prasarana yang mendukung. Sistem manajemen dan kepengurusan suatu organisasi nantinya akan mempengaruhi kematangan dalam perkembangan klub yang ada dibawah organisasinya. Pola latihan dan strategi yang diterapkan oleh pelatih juga memiliki peran yang sangat penting khususnya performa altet dalam pertandingan yang dilakukan oleh PERSIS Solo. Selain menyusun program latihan, strategi dan taktik pemain pelatih juga perlu melakukan evaluasi setelah latihan atau pertandingan. Serta selalu meningkatkan pengetahuan atlet secara teoritis maupun praktek (Sudjarwo, 1995:9). Banyak faktor secara ekstern dan intern yang mempengaruhi perkembangan klub PERSIS Solo. Oleh karena itu perlu diadakan suatu penelitian untuk menggali informasi yang berguna untuk meneliti faktor-faktor tersebut. Dari beberapa permasalahan diatas penulis berusaha untuk meneliti tentang perkembangan dan eksistensi Klub sepak bola kebanggaan warga Solo ini selama 5 tahun terakhir. Untuk itu penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “ Studi Kasus Klub Sepak Bola Persis Solo Tahun 2006-2011”
commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana sejarah Klub Sepak Bola Persis Solo? 2. Bagaimana keadaan organisasi dan managemen Klub Sepak Bola Persis Solo? 3. Bagaimana pelatih, program latihan dan atlet Klub Sepak Bola Persis Solo? 4. Bagaimana keadaan sarana dan prasarana Klub Sepak Bola Persis Solo? 5. Bagaimana anggaran dana dan sumber dana yang dikelola oleh Klub Sepak Bola Persis Solo? 6. Bagaimana prestasi yang dicapai oleh Klub Sepak Bola Persis Solo? C. Tujuan Penelitian Dengan perumusan masalah diatas maka dapat diperoleh suatu tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui : 1. Sejarah Klub Sepak Bola Persis Solo 2. Keadaan organisasi dan managemen Klub Sepak Bola Persis Solo 3. Pelatih, program latihan dan atlet Klub Sepak Bola Persis Solo 4. Keadaan sarana dan prasarana Klub Sepak Bola Persis Solo 5. Anggaran dana dan sumber dana yang dikelola oleh Klub Sepak Bola Persis Solo 6. Prestasi yang dicapai oleh Klub Sepak Bola Persis Solo D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya tentang Klub sepak bola Persis Solo. b. Dengan penelitian membrikan masukan dan sumbangan kepada pembaca supaya dapat digunakan sebagai tambahan bacaan dan sumber data dalam commit to user bidang olah raga sepak bola.
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Manfaat Praktis a. Memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta b. Untuk memberikan bahan masukan dan sumbangan kepada pihak terkait dalam mengembangkan klub sepak bola Persis Solo. c. Sebagi referensi bagi pemecahan permasalahan yang relevan dengan penelitian ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Sepak Bola a. Pengertian Sepak Bola Sepak bola, menurut pendapat beberapa ahli dan berbagai displin ilmu adalah sebagai berikut: 1) Sepak bola adalah olah raga permainan beregu, dilapangan menggunakan bola sepak dari dua kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri dari 11 pemain berlangsung selama 2x45 menit, kemenangan ditentukan oleh selisih gol yang masuk ke gawang lawan (kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002). 2) Sepak bola adalah sebuah permainan yang sederhana, dan rahasia permainan sepak bola yang baik ialah melakukan hal-hal sederhana dengan sebaik-baiknya (Eric C Batty, 1986:5). 3) Sepak bola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua buah regu, masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga
gawang. Hampir
seluruh permainan dilakukan dengan
keterampilan mengolah bola dengan kaki, kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan seluruh bagian atau anggota badannya dengan kaki atau tangannya ( Soekatamsi, 2000:11). Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan pengertian sepakbola adalah cabang olahraga permainan beregu, yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain. Permainan ini dimainkan dalam dua babak, setiap babak lamanya 45menit dengan waktu istirahat 15 menit yang dipimpin oleh wasit dan dibantu oleh hakim baris, setiap pelanggaran ada sangsinya. Oleh karena itu pemain diharapkan memelihara sportivitas. Regu yang paling banyak memasukkan bola ke gawang lawan adalah pemenangnya. commit to user
6
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Sejarah Sepak Bola Perkembangan sepak bola semakin menunjukkan sisi positifnya dalam membangun mental dan fisik masyarakat. Sepak bola menjadi ajang pembuktian jati diri serta media kompetisi yang sehat antar masyarakat. Karena perkembangan ini, kemudian sering diselenggarakan pertandingan-pertandingan
dengan
mempertemukan
dua
tim
untuk
membuktikan pihak mana yang terbaik. Meski dengan ketentuan-ketentuan permainan masih terformat dalam bentuk yang sederhana. Formasi atau bentuk ketentuan modern dari permainan sepak bola dimulai pada abab ke-19 di inggris. Ketika itu para kalangan muda terpelajar di sekolah-sekolah umum dan universitas, seperti Universitas Cambridge, london memperkenalkan permainan sepak bola dengan menggunakan format dan peraturan sebagaimana permainan sepak bola yang kita kenal sekarang. Peraturan ini terkenal dengan nama “Cambridge rules of football”. Di luar sekolah dan universitas sepak bola timbul dan berkembang dengan pasal, tetapi tidak mau menggunakan peraturan yang sudah ada. Pada tanggal 26 oktober 1863 perkumpulan-perkumpulan yang ada diluar sekolah dan universitas mendirikan sebuah badan yang disebut “ The Football Associations”. Badan ini menyusun peraturan permainan sepak bola pada tanggal 8 desember 1863, sehingga timbullah permainan sepakbola modern, yang dalam perkembangannya mengalami perombakanperombakan sangat pesat. Jadi dikatakan bahwa sepak bola modern berasal dari inggris. Pada abab ke-20 sepak bola telah menjadi olahraga paling digemari di dunia. Beberapa negara telah menyelenggarakan pertandingan setingkat turnamen yang melibatkan beberapa tim nasional negara-negara yang bergabung dalam satu kawasan seperti turnamen sepak bola untuk kawasan Britania Raya yang diikuti oleh tim inggris, Skotlandia, Irlandia dan Wales. Demikian halnya yang diselenggarakan di kawasan eropa tengah yang melibatkan tim negara Jerman, Austria dan Hongaria. commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dengan perkembangan yang semakin pesat itu, maka mulai timbul ide untuk membentuk badan sepak bola dunia. Setelah dilakukan pertemuan dan perundingan dari beberapa negara maka badan sepak bola dunia berdiri pada tahun 1904. Badan itu bernama “ Federation International de Football Associations” disingkat FIFA yang bermarkas di kota Zurich, Swiss.(Agus Salim, 2008). c. Perkembangan Sepak Bola di Indonesia Organisasi sepak bola di Indonesia yang menangani adalah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia ( PSSI). PSSI ini berdiri pada 19 April 1930 di Jogjakarta. Pada awal berdirinya PSSI sendiri adalah singkatan dari Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia. Kemudian dalam konggres PSSI di Solo tahun 1950, PSSI diubah menjadi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia dan Ir. Soeratin Sosrosoegondo tercatat sebagai ketua umum pertama. Pada masa awal setelah berdirinya PSSI, yakni pada tahun 1936 juga berdiri satu badan yang mengurusi olahraga di Indonesia. Badan ini bernama NIVU ( Nederlandsh Indische Voetbal Unie) yang merupakan badan olahraga sepak bola yang di dukung oleh pemerintah kolonial Belanda. Setelah masa pendudukan Balatentara Jepang dan Proklamasi Kemerdekaan, oleh pemerintahan Indonesia ditetapkan bahwa PSSI adalah badan resmi olahraga sepakbola di tanah air pada tahun 1949. Selanjutnya PSSI tercatat sebagai anggota FIFA pada tanggal 1 November 1952 dan menjadi anggota konfederasi Sepakbola Asia (AFC) pada tahun yang sama ( Agus Salim, 2008). d. Perkembangan Sepak Bola di Surakarta Sepak bola juga berkembang di daerah-daerah seperti di kota Surakarta.
Berikut
Surakarta
yang
ini
merupakan
perkembangan
diuraikan oleh Bambang commit to user
Ari
Sepak Wibowo
Bola
di
(dalam
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
http://www.indowebster.web.id/archive/index.php/t173025.html?s=2b6d957 42289401175380e8dc9bb0afd, diunduh pada 3 Maret 2012): Sejarah lahirnya PSSI tidak dapat dipisahkan dari keberadaan Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB) atau Perserikatan Sepak Bola di Solo zaman Hindia Belanda. Vorstenlandsche Voetbal Bond juga dikenal sebagai pelopor dunia persepakbolaan di Indonesia, karena didirikan sebelum bermunculannya klub-klub sepak bola. Kala itu jelas PSSI belum lahir. Pada 1923 VVB didirikan oleh Sastrosaksono dari Klub Mars serta RNg Reksodiprojo dan Sutarman dari Klub Romeo. Kemudian pada 1928 oleh Soemokartiko nama VVB diganti menjadi Persatuan Sepak Bola Indonesia Solo (Persis). Solo membuktikan rasa nasionalismenya dengan berani menggunakan kata Indonesia kali pertama sebagai nama klub kesebelasan lokal. Hal ini juga tidak terlepas dari peran PB X yang saat itu mendukung baik langsung maupun tidak langsung perkembangan kebangkitan nasional yang ditandai dengan banyak berdirinya organisasi-organisasi sosial dan politik di Kota Solo. 2. Organisasi a. Pengertian Organisasi Organisasi merupakan bentuk kerja sama antara manusia yang terikat suatu ketentuan untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Prof.Dr.SP.
Siagian,
M.P.A
dalam
A.P.
Pandjaitan
(1992:1).
Mengemukakan organisasi adalah : “ Setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang berkerja bersama secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan, dalam ikatan mana terdapat seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seorang/sekelompok orang yang disebut bawahan.” Sedangkan menurut Prof. Dr. Prajuri Atmosudirdjo dalam A.P. Pandjaitan (1992) organisasi adalah “ Struktur tata pembagian kerja & struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu”(hlm.1)commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengorganisasian adalah menciptakan hubungan antara aktivitas yang akan dikerjakan; personal yang akan melakukannya dan faktor fisik yang dibutuhkan. Tujuan dari pengorganisasian adalah membagi tugas atau pekerjaan
yang
akan
dilaksanakan,
menentukan,
menata
dan
menyeimbangkan otoritas dan tanggung jawab (J.S. Husdarta, 2009). Organisasi diibaratkan sebuah organisme atau tanaman yang semula tumbuh dari kecambah yang kemudian tumbuh dan berkembang. Organisasi dapat juga didefinisikan sebagai himpunan interaksi manusia yang saling bekerja sama unyuk mencapai tujuan bersama yang terikat suatu ketentuan yag disepakati berasama. Berdasarkan pengertian organisasi yang diuraikan diatas, A.P. Pandjaitan (1992) menguraikan ciri-ciri organisasi sebagai berikut : a. b. c. d. e.
Adanya suatu kelompok orang; Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lai berkaitan yang merupakan kesatuan kegiatan; Tiap-tiap anggota memberikan sumbangan tenaganya; Adanya kewenangan, koordinasi, dan pengawasan; Adanya suatu tujuan, (the idea of goals) (hlm.2).
saling
b. Prinsip-prinsip Organisasi Prinsip organisasi menurut A.P. Pandjaitan (1992:2) adalah sebagai berikut : 1) Prinsip bahwa organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas. Organisasi di bentuk atau disusun atas dasar adanya tujuan. Tidak ada organisasi yang tidak mempunyai tujuan. Misalnya: a) Organisasi kekuasaan (negara) dibentuk untuk mencapai tujuan negara/nasional b) Organisasi olah raga, dalam hal ini KONI, dibentuk untuk mencapai tujuan agar dalam bidang olah raga tercapai prestasi yang setinggitingginya. c) Organisasi siswa Intra Sekolah (OSIS) dibentuk untuk melatih siswa berorganisasi. commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Prinsip kesatuan komando. Bahwa seseorang hanya menerima perintah atau komando dan bertanggung jawab terhadap seseorang atasanya. 3) Prinsip pertanggungjawaban Dalam menjalankan tugasnya, bawahan harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasanya. Sekalipun demikian atasnya tidak dapat menghindarkan pertanggungjawabannya atas segala kegiatan/perbuatan yang dilakukan oleh bawahannya. 4) Prinsip pembagian kerja Setiap orang mempunyai kemampuan yang terbatas dalam melakukan segala macam pekerjaan. Oleh karena itu pembagian pekerjaan berarti bahwa kegiatan-kegiatan dalam melakukan pekerjaan harus dikhususkan secara sempurna. Kegiatan ini harus ditentukan secara jelas demi keefektifan dalam pencapaian tujuan organisasi 5) Prinsip kepemimpinan. Sekalipun susunan organisasi telah ditentukan, wewenang telah dilimpahkan kepada setiap orang sesuai dengan tugasnya untuk mencapai tujuan
organisasi,
perlu
adanya
kemampuan
kepemimpinan.
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi dan menggerakkan orang lain, sehingga mereka bertindak dan berperilaku sebagaimana diharapkan, terutama bagi tercapainya tujuan yang diinginkan. c. Organisasi Olahraga Menurut J.S. Husdarta, (2009) kegiatan olahraga, termasuk juga penjas yang mengandung misi untuk mencapai tujuan pendidikan, memerlukan manajemen yang baik. Kegiatan olahraga semakin berkembang dalam corak yang semakin beragam. Aneka motif mulai tumbuh sesuai pula dengan kebutuhan manusia dalam kaitannya dengan olahraga. Ada motif yang bertujuan hanya untuk memenuhi dorongan berafiliasi atau memperoleh pergaulan yang luas, dan ada pula motif untuk memperoleh kekuasaan, dan masih banyak lagi motif lainnya. commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keseluruhan kegiatan yang semakin kompleks itu, memerlukan manajemen. Karena dalam kegiatan itu terdapat sejumlah faktor yang harus dikelola. Kegiatannya melibatkan beberapa komponen meliputi: 1) Tujuan: termasuk prioritas. 2) Manajemen: termasuk koordinasi. 3) Fasilitas: tempat untuk menyelenggarkan kegiatan. 4) Sumber belajar: sumber pendukung bagi kelangsungan program. 5) Program : pengalaman belajar yang harus disediakan. 6) Pelatih/guru: berfungsi sebagai fasilitatir dan manajer perubahan perilaku. 7) Siswa/ atlet: subjek yang menjadi pelaku dan sekaligus mengalami pemberian pengalaman belajar. 8) Kendali mutu: berkaitan dengan evaluasi dan riset. 9) Supervisi: pengendalian mutu, dan terkait pula dengan unsur leading. 10) Biaya: konsekuensi logis dari semua kebutuhan. Organisasi olahraga yang baik harus memenuhi syarat-syarat khusus sebagai organisasi olahraga, sehingga dapat terwujud organisasi olahraga yang sehat, baik dan berjalan dengan lancar. Di indonesia ada lebih dari 30 cabang organisasi olahraga dari beberapa macam cabang satu dengan yang lain berbeda-beda sehingga diperlukan wadah untuk menampung aspirasi setiap organisasi dan sebagai induk organisasi olahraga adalah komite Olahraga Nasional Indonesia atau disebut KONI pusat ini membawahi dan mengkoordinir semua organisasi-organisasi olahraga di Indonesia. Kalau sudah ada induk organisasi maka akan terjalin kerjasama yang baik antar organisasi olahraga baik di tingkat daerah maupun pusat. Organisasi Olahraga Sepakbola menjadi induk organisasi yang berada di daerah adalah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia sering disebut PSSI.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
13 digilib.uns.ac.id
d. Struktur dan Bagan Organisasi Dalam sebuah organisasi harus dibentuk struktur organisasi setelah terbentuk lalu dimasukkan ke dalam bagan organisasi untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab setiap orang dan juga memperjelas jabatan setiap kegiatan. Ada beberapa ahli yang mengemukakan tentang hal di atas: 1) Delton E.Mc Ferland : struktur organisasi adalah pola jaringan berhubungan antara bermacam-macam jabatan dan para pemegang jabatan. 2) Richard A. Johnson, Fermout E. Kast dan J.E Rousseuzweig : struktur organisasi adalah hubungan antara macam-macam fungsi atau aktifitas di dalam organisasi. 3) John Pfiffiner dan Owen Lane : struktur organisasi adalah hubungan antara pegawai dan aktifitas mereka satu sama lain serta terhadap keseluruhan, dimana bagian-bagiannya adalah tugas-tugas, pekerjaanpekerjaan atau fungsi-fungsi dan masing-masing anggota kelompok pegawai yang melaksanakannya. Tiga batasan tentang organisasi di atas, dapat di simpulkan bahwa struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan satuan-satuan organisasi yang di dalamnya terdapat pejabat, tugas serta wewenang yang masingmasing mempunyai peran dalam satuan yang utuh. Bagan organisasi adalah gambaran struktur organisasi yang di tunjukkan dengan kotak-kotak atau garis-garis yang susun menurut kedudukannya yang masing-masing memuat fungsi tertentu, yang satu sama lain dihubungkan dengan garis-garis saluran wewenang dan tanggung jawab. Dalam organisasi menurut Henry G. Hodges dalam Hani Handoko ( 1984) mengemukakan empat bentuk bagan organisasi: 1) Bentuk piramid. Bentuk ini yang paling banyak di gunakan, karena sederhana, karena sederhana, jelas dan mudah dimengerti. 2) Bentuk vertikal. Bentuk vertikal agak menyerupai bentuk piramid, yaitu dalam hal pelimpahan kekuasaan dari atas ke bawah, hanya bagan to user vertikal berwujud tegakcommit sepenuhnya.
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Bentuk horizontal. Bagan ini menekankan pada hubungan antara satu jabatan dengan jabatan lain. Bagan bentuk lingkaran jarang sekali digunakan dalam praktek.
Gambar 1. Bentuk-bentuk bagan Organisasi e. Unsur-unsur Organisasi Dalam sebuah organisasi terdapat beberapa unsur atau unit pejabat yang menduduki suatu bidang tertentu. Unsur-unsur organisasi tersebut mempunyai tugas tertentu sesuai dengan jabatannya dan saling berhubungan satu sama lainnya. Pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan oleh setiap unsur organisasi bertujuan untuk menghasilkan kualitas kerja yang baik dan memajukan organisasi menjadi sehat dan berjalan dengan baik Unsur-unsur yang terdapat dalam organisasi menurut T.Hani Handoko (1984) yaitu : 1) Pengurus; 2) Anggota; 3) Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART); 4) Rencana Kerja; 5) Anggaran Belanja. commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
f. Organisasi-organisasi Sepakbola Organisasi pada cabang olahraga sepak bola merupakan suatu wadah yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya, khususnya dalam cabang olahraga sepakbola. Di dalam organisasi sepakbola diharapkan akan terjadi hubungan yang hirarki antara pengurus, pelatih dan pemain. Sehingga ketiga tersebut dapat saling bekerja sama dalam menjalankan tugasnya, maka tujuan yang ingin dicapai akan terwujud. Sepakbola di Indonesia terorganisasi dalam suatu wadah dengan nama PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia). Kompetisi yang diselenggarakan PSSI didalam negeri terdiri dari: 1) Divisi utama, divisi satu, divisi dua, diikuti klub sepakbola dengan berstatus amatir. 2) Divisi tiga yang diikuti oleh sepakbola dengan pemain yang berstatus amatir. 3) Kelompok umur usia 15, 17, 19, 23 pemain yang berstatus amatir. 4) Sepakbola wanita dan futsal. Adapun struktur organisasi PSSI meliputi: 1) Di tingkat pusat dibentuk pengurus pusat. 2) Di daerah tingkat I Propinsi dibentuk pengurus daerah. 3) Di daerah Tingkat II Kabupaten/ Kota Administratif dibentuk pengurus cabang. Dalam organisasi cabang olahraga sepakbola terdapat unsur-unsur : 1) Pengurus Sebagai unsur yang terpenting dalam mengelola organisasi, wajar
apabila
pengurus
dituntut
untuk
betul-betul
meresapi
keberadaannya, artinya mereka mempunyai tanggung jawab terhadap jalannya organisasi. Dimana maju dan mundurnya suatu organisasi tergantung kepada kemampuannya dalam mengelola organisasi. Dalam melaksanakan tugasnya, pengurus ditempatkan pada bagian dalam sturktur organisasi sesuai dengan bidang dan kemampuan masingcommit to user wewenang untuk mengatur masing. Setiap pengurus mempunyai
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bawahannya dalam batas tanggung jawab dan wewenang yang dilimpahkan. Susunan
pengurus
dalam
organisasi
hendaknya
dapat
menyesuaikan dengan kebutuhan dari organisasi itu sendiri. Dalam Anggaran Rumah Tangga ART PSSI dijelaskan mengenai struktur dan fungsi organisasi yang menjelaskan tentang struktur kepengurusan sebagai berikut: a) Ketua Umum; b) Wakil Ketua Umum; c) Ketua Harian; d)Sekjen; e) Wakil Sekjen; f) Bendahara; g) Wakil Bendahara; h) Ketua Bidang Litbang; i) Ketua Bidang Pengawasan; j) Ketua Pembinaan/pimpro; k) Ketua Bidang Usaha/Dana; Ketua Bidang Perlengkapan; l) Ketua Bidang Pendidikan dan Latihan; m) Ketua Bidang Luar Negeri. 2) Anggota Selain pengurus unsur yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi adalah anggota dalam organisasi adalah pemain. Dengan demikian diantara pengurus dengan anggota merupakan unsur penting dalam organisasi yang harus dapat menciptakan dan mewujudkan suatu kerjasama yang baik, agar aktifitas yang dijalankan dapat berjalan dengan lancar. Dalam
penerimaan
anggota
masing-masing
organisasi
mempunyai prosedur dan persyaratan penerimaan sendiri-sendiri. Demikian juga untuk menjadi anggota dalam organisasi cabang olahraga sepakbola, dibutuhkan pemain-pemain yang memenuhi syarat dari cabang olahraga yang bersangkutan. 3) Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Semakin banyak anggota dalam organisasi, semakin banyak pula permasalahan yang timbul. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, suatu organisasi mempunyai peraturan yang harus dipatuhi oleh anggotanya. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga merupakan landasan pokok untuk memudahkan pelaksanakan kegiatan dalam commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
organisasi dan merupakan petunjuk arah kemana suatu organisasi akan dibawa. Dalam organisasi olahraga perlu aturan-aturan yang harus ditaati oleh semua anggota agar tujuan organisasi tersebut dapat tercapai, maka timbul Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, agar tidak terjadi penyelewengan-penyelewengan 4) Rencana Kerja Kegagalan berorganisasi dapat pula terjadi pada organisasi cabang olahraga sepakbola, dimana dapat timbul karena tidak jelasnya rencana kerja yang digunakan dalam organisasi tersebut. Hendaknya rencana anggaran kerja yang dibuat disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai dan disusun secara periodik serta jelas, sehingga setiap pengurus dan anggota organisasi tidak mengalami kesulitan dalam memahami dan melakukan yang akan dilaksanakan. 5) Anggaran Belanja Anggaran Belanja merupakan salah satu bentuk dari berbagai rencana kerja yang telah disusun dalam organisasi olahraga sepakbola, menyusun Anggaran Belanja harus disesuaikan dengan keadaan yang sedang terjadi di dalam organisasi. Anggaran Belanja yang dibuat hendaknya bersifat realistis, luwes, kontinyu dan harus mampu mengatasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi tetapi dapat berubah sesuai dengan keadaan, serta jangan sampai Anggaran Belanja yang dibuat tidak sesuai dengan perhitungan yang sudah direncanakan karena kalau salah dalam perhitungannya dapat fatal akibatnya. g. Manajemen Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit karena dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sarana-sarana dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak to user yang berkepentingan dalamcommit organisasi. Manajemen dapat diartikan sebagai
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pekerja dengan orang-orang untuk menentukkan, menginterprestasikan dan mecapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaanya fungsi perencanaan (planning),
pengorganisasian
(organizing),
penyusunan
personalia
(staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) dan pengawasan (controlling). Definisi manajemen memang merupakan masalah yang sulit sehingga definisinya sangat universal. Demikian juga klub sepak bola PERSIS Solo dalam melaksanakan kegiatan berdasarkan rencana yang telah disepakati bersama, baik anggota maupun pengurus melakukannya berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Ada baiknya dikutipan tentang manajemen dari beberapa ahli yang dirangkap oleh Subagio Hartoko, Dalimin dan Soemarno (1998:4): 1) DR.Sp. Siagian, MPA : Manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan melalui kegiatan orang lain. 2) Drs. The Liang Gie : Manajemen itu sebagai tindakan-tindakan atau proses menggerakkan tindakan dalam usaha kerjasama manusia sehingga tujuan yang telah ditentukan benar-benar tercapai. 3) GR Terry : Manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan melalui atau menggunakan kegiatan orang lain. Batasan-batasan manajemen di atas satu dengan yang lain tidak sama, akan tetapi mempunyai unsur-unsur atau karakteristik yang sama, yaitu : 1) Adanya tujuan yang telah ditetapkan. 2) Tujuan itu ditetapkan melalui orang lain. 3) Diperlukannya bimbingan dan pengawasan. Dr.Hadawi Nawawi dalam buku Manajemen Olahraga Karya Subagio Hartoko, Dalimin dan Sumarno (1998) manajemen dibedakan menjadi dua yaitu adanya manajemen administrasi dan manajemen operasional. commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Manajemen administrasi meliputi bagian-bagian: 1) Planning atau perencanaan, 2) Organization atau pengorganisasian, 3) Direction atau pengarahan, 4) Controlling atau pengawasan, 5) Communication atau komunikasi. Manajemen operasional meliputi bagian-bagian: 1) Tata usaha. 2) Perbekalan. 3) Kepegawaian. 4) Keuangan. 5) Hubungan masyarakat. h. Administrasi Administrasi adalah suatu rangkaian kegiatan atau sekelompok orang untuk mendayagunakan sumber-sumber dana, fasilitas, ide-ide dan orang-orang yang tergabung dalam suatu unit kerja atau organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga lebih efektif dan efisien. Dalam organisasi agar dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka perlu disusun dan diatur agar mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Agar hasil tersebut tercapai, maka perlu adanya administrasi yang baik, karena membantu dalam penyelenggaraan kegiatan. Sedangkan administrasi yang dikutip dari Soemarno, Dalimin dan Subagio Haartoko (1998), adalah sebagai berikut : 1) John
M.
Griffuer
:
Administrasi
dapat
dirumuskan
sebagai
pengorganisasian dan pengarahan sumber daya manusia atau tenaga kerja dan materi untuk mencapai tujuan yang dicapai. 2) Sondang P. Siagian : Administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dari pengertian administrasi diatas maka perlu unsur-unsur administrasi antara lain: 1) Sekelompok manusia, dua orang atau lebih 2) Proses kerjasama dengan rangkaian kegiatan yang menyeluruh dan intergral. 3) Tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya. 4) Pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. 5) Pendayagunaan sumber personil dan material. i. Kepemimpinan Beberapa pengertian kepemimpinan para ahli dalam buku Soemarno, Dalimin, Subagio Hartoko (1998): 1) Peterseon dan Flowman. Kepemimpinan adalah proses kejiwaan untuk memberi bimbingan kepada pengikut-pengikutnya. 2) Prof. Selo Soemarjan Kepemimpinan
atau
leadership
adalah
kemampuan
untuk
mempengaruhi pihak lain, sehingga dengan kemampuan sendiri membuat seperti apa yang dikehendaki oleh pemimpin. Organisasi
merupakan
perkumpulan
beberapa
orang
yang
mempunyai tujuan tertentu, dan beberapa orang tersebut ada yang dinamakan pemimpin. Pemimpin merupakan orang yang mempunyai tanggung jawab kepada pengurus lainnya. Sehingga kepemimpinan yang solid adalah kepemimpinan yang berwibawa terhadap orang lain karena nilai-nilai pribadinya. Orang-orang yang akan mengikuti dengan senang hati penuh kepercayaan karena kepribadiannya merupakan jaminan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
21 digilib.uns.ac.id
3. Metode Pembinaan Dalam setiap cabang olahraga sangat perlu diadakan pengarahan dalam lapangan atau sering disebut dengan pembinaan atlet. Peran ilmu pengetahuan dan pemanfaatan teknologi dalam bidang olahraga telah terbukti memberikan kontribusi yang cukup besar. Oleh karena itu sistem pembinaan olahraga harus dilakukan melalui pendekatan ilmiah dan upaya untuk memajukan atau menyempurnakan atlet agar dapat berprestasi dengan baik. Karakteristik utama dari pembinaan olahraga prestasi, selalu berorientasi jauh kedepan untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya menuju ke taraf internasional. Perencanaan tersebut dapat dikembangkan dengan baik, apabila ditunjang dan ditumbuhkan dalam suatu sistem pembinaan mantap, yang diorganisasikan untuk pembinaan olahraga secara terpadu dan kesinambungan (Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin ,1996). Aspek-aspek yang terkait dalam pembinaan olahraga menurut Soeharsono yang dikutip Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1996): 1) Aspek Olahraga Menyangkut permasalahan: a) Pembinaan Fisik; b) Pembinaan Teknik; c) Pembinaan Taktik; d) Kematangan Bertanding; e) Pelatih; f)Program Latihan dan Evaluasi. 2) Aspek Medis Menyangkut permasalahan; a) Fungsi organ tubuh meliputi : jantung, paru-paru, syaraf, otot, indera dan lainnya; b) Gizi; c) Cidera; d) Pemeriksaan Medis. 3) Aspek Psikologi Menyangkut permasalahan : a) Ketahanan Mental; b) Kepercayaan Diri; c) Penguasaan Diri; d) Disiplin dan Semangat juang; Ketenangan, Ketekunan, dan Kecermatan; e) Motivasi. Berdasarkan aspek-aspek tersebut diatas, maka untuk penanganan pembinaan olahraga diperlukan pakar-pakar yang berkualitas sesuai dengan bidangnya, yaitu : pakar dibidang keolahragaan, pakar dibidang psikologi commit to user keolahragaan dan pakar-pakar dibidang ilmu lainnya yang sesuai untuk
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembinaan keolahragaan. Karakteristik utama untuk pembinaan olahraga prestasi, selalu berorientasi jauh kedepan untuk mencapai prestasi tinggi menuju ketaraf internasional. Perencanaan dapat dikembangkan dengan baik, apabila ditunjang dan ditumbuhkan dalam satu sistem pembinaan yang mantap, yang diorganisasi untuk penyelenggaraan pembinaan olahraga secara terpadu dan berkesinambungan. a. Pembinaan Atlet Pembibitan atlet merupakan upaya untuk menemukan individuindividu yang memiliki potensi untuk mencapai prestasi yang tinggi dikemudian hari. Jika mengevaluasi dan menganalisa dalam berbagai kejuaraan dunia, menunjukkan bahwa atlet tertentu yang cocok untuk olahraga tertentu, memiliki potensi fisik yang handal, memiliki kemampuan teknik dan taktik yang baik dan memiliki pengalaman dalam berbagai kompetisi. Ada baiknya sebelum membina atlet lebih lanjut, atlet diberikan kesadaran bahwa prestasi puncak tidak akan tercapai bila atlet tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk mencapainya. Mesikupn faktor-faktor yang lain sebagai faktor pendukung mempunyai sumbangan atau peranan yang sangat penting, tetapi sumbangan terbesar datang dari atlet itu sendiri menurut soeharsono dalam buku Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin ( 1996:92). Diperkirakan sumbangan tersebut adalah sebagai berikut: Dari atlet sekitar
: 60-70%
Faktor penunjang lain : 30-40% Pembinaan
yang
dilakukan
secara
sistematik,
tekun
dan
berkelanjutan, diharapkan akan mencapai prestasi yang maksimal. Proses pembinaan memerlukan waktu yang cukup lama, yakni dari masa kanakkanak atau usia dini hingga anak mencapai tingkat efisiensi kompetisi yang tinggi. Menurut Harre sebagaimana dikutip hadisasmita dan syariffudin (1996:70) Pembinaan dimulai dari program umum mengenai latihan dasar mengarah kepada pengembangan efisiensi olahraga secara komperhensif commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan kemudian berlatih yang dispesialisasikan pada cabang olahraga yang ditekuninya. b. Pelatih Pelatih adalah seorang atau sekelompok orang yang mengelola atau menangani sekelompok atau seseorang untuk mencapai keberhasilan tertentu. Seorang pelatih harus sadar akan kenyataan bahwa ia dapat benarbenar mempengaruhi dan membentuk watak (karakter) dan kepribadian atlet dalam hal tertentu. Pengaruh-pengaruh ini dapat berakibat positif atau negatif, bermanfaat dan dapat merusak atau mengganggu, dan yang jelas dapat berpengaruh relatif tahan lama atau permanen pada seluruh kehidupan atlet asuhannya. Menurut ogilvie dan tutko (1966) dalam buku Harsono (1988-56) mengemukakan : “ahli-ahli psikologi olahraga yang merupakan pula penulis-penulis terkemuka mengenai masalah sosok kepribadian pelatih dan atlet, telah melakukan studi terhadap 64 orang pelatih yang mewakili empat cab olahraga yang paling digemari di Amerika, yaitu basketball, atletik, football, dan baseball. Menurut mereka, pelatih-pelatih yang ideal dan yang sukses adalah pelatih-pelatih yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Mempunyai ambisi tinggi untuk sukses dan ingin selalu berada di puncak. 2) Sangat
tertib
dan
terorganisasi
dengan
baik,
mementingkan
perencanaan ke depan (plan ahead). 3) Individu yang sangat hangat, terbuka, dan senang bergaul dengan orang lain. 4) Mampu mengendalikan emosi kalau berada dalam stress. 5) Dapat dipercaya, dan orang bisa menggatungkan diri kepadanya 6) Memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang terpuji. 7) Condong untuk pertama-tama menyalahkan dirinya sendiri dan bukan orang lain kalau terjadi hal-hal yang tidak baik, atau kalau menemui kegagalan. commit toyang usertinggi. 8) Memiliki daya tahan psikologis
perpustakaan.uns.ac.id
24 digilib.uns.ac.id
9) Mempunyai maturitas emosional yang mengagumkan. Ogilvie dan Tutko menambahkan bahwa pelatih yang sukses biasanya menguasai ilmu dan seni berkomunikasi dengan atlet dan dengan asisten-asisten pelatihya. Adapun syarat seorang pelatih menurut Soedjarwo (1993) adalah: 1) Harus mempunyai latar pendidikan yang sesuai dengan tugasnya sebagai pelatih olahraga. 2) Mempunyai keterampilan cabang olahraga yang diminati, baik secara teori maupun praktek. 3) Memiliki kondisi fisik yang baik, seperti kesegaran jasmani, kemampuan gerak, dan proporsi bentuk tubuh yang sesuai dengan cabang olahraga yang dibinanya. 4) Mempunyai pengalaman yang cukup dan selalu berusaha meningkatkan ilmunya, terutama dalam cabang olahraga yang diminati. 5) Dapat berkerja sama dengan atlet, pembantu-pembantunya, dan para ahli di bidang lain yang menunjang peningkatan prestasi. 6) Mempunyai sikap kepemimpinan yang berwatak dan kepribadian. Seorang pelatih sangat diharapkan dapat berperan dalam berbagai disiplin, seperti petugas bimbingan dan penyuluhan, psikologi, pemimpin, guru, ahli strategi, bahkan seorang pelatih diharapkan dapat berperan sebagai ayah atau teman akrab sebagai tempat untuk mencurahkan isi hati atau pelindung bagi atletnya. Seorang pelatih yang berkualitas harus sadar akan kenyataan bahwa dapat mempengaruhi dan membentuk watak serta kepribadian atlet dalam hal tertentu. Maka seorang pelatih perlu membekali dengan hal-hal yang berhubungan dengan tugasnya, sehingga didalam melatih tidak akan mengalami kesulitan yang mengakibatkan gagalnya dalam mencapai tujuan. Adapun tugas-tugas pokok yang harus dilakukan seorang pelatih menurut soedjarwo ( 1995 : 9) adalah : 1) Mengadakan pemanduan untuk memilih bibit unggul atlet. 2) Menyusun program latihan untuk jangka pendek maupun jangka panjang, commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Menyusun
strategi
dan
menentukan
taktik
dalam
menghadapi
pertandingan. 4) Mengadakan
evaluasi
setelah
selesai
melakukan
latihan
atau
pertandingan. 5) Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan baik secara teori maupun praktek dalam cabang olahraga yang dibinanya. 4. Metode Latihan a. Latihan Banyak orang merasa berlatih tetapi sebenarnya tidak. Hal ini umumnya disebabkan yang bersangkutan kurang memahami pengertian tentang latihan yang sebenarnya. Menurut Soeharsono yang dikutip dalam Hadisasmita dan Syarifuddin (1996) yang mengemukakan pengertian latihan berdasarkan ciri-ciri pelatih yang baik, maka latihan dapat diartikan sebagai “proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah bebab latihan serta intensitas latihannya”(hlm. 1260. Unsur-unsur latihan menurut Hadisasmita dan Syarifuddin (1996: 126) ada beberapa pengertian latihan antara lain: 1) Sistematis adalah berencana, menurut jadwal, menurut pola dan sistem tertentu, metodis, dari mudah ke yang sukar, latihan teratur, dari yang sederhana ke yang lebih rumit. 2) Berulang-ulang yaitu setiap elemen teknik harus diulang sesering mungkin, dimaksudkan agar gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan menjadi semakin mudah, dan otomatis pelaksanaannya sehingga menghemat energi. 3) Kian hari ditambah bebannya ialah setiap kali, secara periodik, segera setelah tiba saatnya, beban latihan harus ditambah. Jika beban tidak pernah bertambah prestasi pun tidak akan meningkat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
26 digilib.uns.ac.id
Tujuan pokok dari latihan menurut sudjarwo (1995 : 23a) ialah prestasi maksimal, disamping kesehatan dan kesegaran jasmani. Latihan akan dapat tercapai bila prinsip-prinsip latihan dapat dipahami. b. Metode Latihan Didalam olahraga diketemukan berbagai ragam definisi tentang mengajar atau melatih. Menurut Hadisasmita dan Syarifuddin (1996) yang diartikan dengan metode mengajar atau melatih adalah suatu cara tertentu, sistem bekerja seorang pelatih atau olahragawan, sehubungan dengan pengetahuan dan kemampuannya yang cukup. Pemilihan suatu metode, terutama tergantung pada: 1) Tujuan umum latihan 2) Tugas-tugas tertentu 3) Kekhususan suatu cabang olahraga 4) Kedewasaan fisik dan mental atlit dan tingkat kemampuannya. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka dapatlah ditentukan prinsip-prinsip metode latihan. Seorang pelatih yang baik, tidak boleh membatasi diri pada satu metode saja, tetapi harus menggunakan bermacam-macam metode yang dicocokkan dengan berbagai unsur. Menurut Hadisasmita dan Syarifuddin (1996) macam-macam metode latihan adalah sebagai berikut: 1) Metode yang terus menerus ( Continual Methode) Sifat-sifat metode ini adalah: a) Latihan dengan intensitas sedang dan konstan b) Latihan yang relatif lama 2) Metode Ulangan ( Repetitive Methode ) Metode ini terdiri dari mengulang latihan-latihan tertentu yang dilakukan dengan atau tanpa istirahat. Sifat-sifatnya adalah sebagai berikut: a) Latihan dengan intensitas yang konstan b) Waktu istirahat yang optimal commit to user c) Bentuk ulangan yang bermacam-macam
perpustakaan.uns.ac.id
27 digilib.uns.ac.id
3) Metode Tidak Tetap ( Variable Methode ) Sifat-sifat metode ini terutama adalah : a) Intensitas latihan yang bermacam-macam b) Waktu melakukan latihan yang berbeda-beda c) Intensitas latihan yang diturunkan, menghasilkan kondisi-kondisi untuk pemulihan kembali sebagian (partial recovery) 4) Metode Interval ( Interval Methode ) Sifat-sifatnya adalah : a) Penetapan yang jelas tentang beban latihan b) Waktu istirahat yang bermacam-macam, tetapi ditetapkan secara tepat c) Penentuan yang jelas tentang intensitas latihan d) Jumlah ulangan ditetapkan dengan tepat. 5) Metode kompetisi ( Competition Methode ) Latihan melalui kompetisi-kompetisi merupakan salah satu kegiatan yang lebih efektif, dan para atlit senang melakukannya. Dalam melaksanakan metode kompetisi, perlu diperhatikan beberapa syarat yang sama dengan metode-metode lainnya. Pemilihan lawan menjadi dasar kegiatan, makin kuat lawan makin tinggi beban dan intensitas latihannya. c. Pengertian Program Latihan Program latihan merupakan bahan atau kegiatan yang harus dilaksanakan dalam latihan. Dalam menentukan program latihan harus menyatu pada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Penerapan program latihan yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan atletnya akan meningkatkan kualitasatlet secara maksimal. Suatu hal yang harus dipertahankan dalam menyusun program latihan, adalah menentukan terlebih dahulu tujuan latihan atau target yang hendak dicapai. Hal itu penting agar atlet dapat berlatih dengan motivasi untuk mencapai sasaran. Mempersiapkan seorang atlet untuk menghadapi pertandingan hingga mencapai tingkat prestasi tinggi atau maksimal, diperlukan waktu commit to user latihan yang seksama. Teratur, yang cukup lama serta penyusunan program
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sistematis, bertahapkan serta terus-menerus sepanjang tahun tanpa selingan berhenti sedikitpun. Latihan yang dilakukan hanya isidentil, atau hanya selama enam bulan saja, bahkan kurang setiap tahunnya, tidak akan ada artinya sama sekali. Bahkan mungkin dapat merusak perkembangan atlet dikemudian harinya. Menurut Iwan Setiawan seperti yang dikutip oleh Hadisasmita dan Syarifuddin (1996:141), untuk menyusun program latihan yang teratur perlu diperhatikan unsur-unsur sebagai berikut : a. Kemampuan atlet, baik fisik maupun mental b. Waktu pelaksanakan program latihan untuk mengembangkan tenaga atau kekuatan, daya tahan, kecepatan, fleksibility dan lain-lain untuk dikembangkan dengan sebaik-baiknya c. Cabang olahraga yang akan disiapkan d. Standar tingkat nasional atau internasional e. Keadaan setempat : tradisi, iklim, dan lain-lain f. Faktor latihan : prestasi, volume, intensitas g. Jadwal perlombaan dan uji coba h. Periodesasi latihan. Untuk membina atlet agar dapat meningkatkan prestasi setinggitingginya, diperlukan jangka waktu yang lama, maka latihan-latihan tersebut dilaksanakan secara bertahap yang terdiri dari program jangka panjang dan program tahunan ( Hadisasmita dan Syarifuddin, 1996 : 141). Menurut Sudjarwo (1995 : 81 ) penyusunan program latihan dapat dibagi menjadi: 1) Program Jangka Panjang Program jangka panjang berhubungan dengan program latihan untuk sasaran dua tahun ke atas, misalnya untuk PON atau Olympiade. 2) Program Jangka Menengah Program jangka menengah adalah program latihan yang disusun untuk jangka waktu satu tahun. 3) Program Jangka Pendek Program jangka pandek merupakan penyusunan program latihan kurang dari satu tahun.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
29 digilib.uns.ac.id
d. Prinsip-prinsip latihan Latihan adalah merupakan suatu proses yang dilakukan secara berulang-ulang dengan meningkatkan pemberian beban latihan itulah sebabnya pemberian beban latihan harus memenuhi prinsip-prinsip yang sesuai dengan tujuan latihan. Prinsip-prinsip latihan tersebut merupakan prinsip-prinsip latihan diharapkan prestasi seorang atlet dapat cepat meningkat. Tanpa mengetahui hal ini seorang atlet atau pelatih tidak mungkin dapat berhasil dalam latihannya. Sudjarwo (1995) menyarankan agar seluruh program latihan sebaiknya menerapkan prinsip-prinsip latihan sebagai berikut : 1) Prinsip Individu Pemberian latihan harus selalu mengingat kemampuan dan kondisi individu masing-masing atlet. Faktor-faktor individu yang harus mendapat perhatian misalnya, tingkat ketangkasan atlet, umur atau lamanya berlatih harus dibedakan, kesehatan dan kesegaran jasmaninya, psychologis atau mentalnya. 2) Prinsip Penambahan Beban ( Overload Principle ) Penambahan beban latihan harus dilakukan tahap demi tahap secara teratur dan ajeg. Beban latihan berat yang diberikan secara terus menerus justru akan menghentikan kenaikan prestasi. Sebaiknya setelah dua atau tiga kali latihan beban latihan ditingkatkan itupun tergantung dari atletnya. 3) Prinsip Interval Latihan interval merupakan serentetan latihan yang diselingi dengan istirahat tertentu. Prinsip latihan interval ini dapat digunakan untuk suatu rencana latihan harian, mingguan, bulanan dan tahunan. 4) Prinsip Penekanan Beban ( Stress ) Pemberian beban latihan pada suatu saat harus dilaksanakan dengan tekanan yang berat. Penekanan beban latihan tersebut harus sampai menimbulkan kelalahancommit secarato sungguh-sungguh. Beban berat ini user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diberikan guna meningkatkan kemampuan organisme, kekuatan mental yang sangat diperlukan untuk menghadapi pertandingan. 5) Prinsip Makanan Baik ( Nutrition ) Kalori yang masuk harus sesuai dengan kalori yang dikeluarkan untuk latihan. Untuk seorang atlet diperlukan 25-35% lemak, 15 % putih telur, 50-60 hidrat arang dan vitamin serta mineral lainnya. 6) Prinsip Latihan Sepanjang Tahun Suatu latihan harus dilakukan secara sistematis yang dilaksanakan sepanjang tahun tanpa berseling. Sedangkan menurut Bompa yang dikutip Hadisasmita dan syarifuddin (1996 : 130-140 ) menyarankan agar dalam latihan sebaiknya menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut : 1) Prinsip Beban-lebih (Overload) Prinsip beban lebih adalah prinsip latihan yang menekankan pada pembebanan latihan yang lebih berat dari pada yang mampu dilakukan oleh atlet. Seorang atlet harus berlatih dengan beban yang lebih berat atau berlatih dengan beban diatas ambang rangsang. Namun beban tersebut harus sesuai dengan kemampuan atlet. 2) Prinsip Perkembangan Multilateral Prinsip ini sebaiknya diterapkan pada atlet-atlet muda. Pada permulaan belajar mereka harus dilibatkan dalam beragam kegiatan agar dengan demikian mereka memiliki dasar-dasar yang lebih kokoh untuk menunjang keterampilan psesialisasinya kelak. 3) Prinsip Intensitas Latihan Perubahan fisiologis dan psikologis yang positif hanyalah mungkin apabila atlet dilatih atau berlatih suatu program latihan yang intensif, dimana pelatih secara progresif menambahkan beban kerja, jumlah pengulangan gerakan ( repetition ) serta kadar intensitas dari repetisi tersebut. commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ada beberapa teori yang dapat dipakai sebagai tolak ukur untuk menentukan kadar intensitas latihannya. Salah satunya teori Katch dan Mc Ardle (1993) sebagai berikut : a) Menghitung Denyut Nadi Maksimal ( DNM ) dengan rumus DNM = 220 – Umur. b) Menentukan takaran intensitas latihannya, yaitu 80% - 90 % dari DNM c) Lamanya berlatih dalam ambang rangsang atau training zone, untuk atlet sebaiknya 45-120 menit 4) Prinsip Kualitas Latihan Latihan dikatakan berkualitas apabila latihan dan dril-dril yang diberikan memang benar-benar bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan atlet, koreksi-koreksi yang tepat dan kontruksif sering diberikan, pengawasan dilakukan oleh pelatih sampai ke detail gerakan dan setiap kesalahan segera diberikan, prinsip-prinsip Overload diterapkan, baik dalam aspek fisik maupun mental. 5) Prinsip Berpikir Positif Jika ingin berprestasi, atlet harus berani sakit dalam berlatih. Pelatih harus tahu bagaimana hati atlet, apa yang mereka katakan kepada dirinya sendiri. Dan pelatih harus mempengaruhi kata hatinya, melatih atlet untuk selalu berpikir positif dan optimis, mengubah sikap bawah sadar yang negatif menjadi positif. 6) Variasi Dalam Latihan Latihan yang dilakukan biasanya banyak menuntut waktu, pikiran, tenaga. Karena itu bukan mustahil jika latihan yang intensif dan terus menerus kadang-kadang menimbulkan rasa bosan pada atlet. Jika sudah bosan, maka gairah pada atlet dan motivasinya untuk berlatih biasanya menurun atau bahkan hilang sama sekali. Karena itu perlu dilakukan usaha-usaha untuk mencegah timbulnya kebosanan berlatih, misalnya dengan cara merencanakan dan menyelenggarakan variasi-variasi dalam latihan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
32 digilib.uns.ac.id
7) Prinsip Individualisasi Setiap individu berbeda dari segi fisik maupun mental, maka setiap individu akan memberikan reaksi yang berbeda-beda terhadap suatu beban latihan yang diberikan pelatih. Latihan merupakan suatu beban latihan diberikan pelatih. Latihan merupakan suatu pesoalan pribadi bagi setiap atlet dan tidak bisa disama ratakan bagi semua atlet. Latihan harus direncanakan dan disesuaikan bagi setiap individu atlet agar dapat menghasilkan prestasi yang baik. 8) Penetapan Sasaran ( Goal Setting ) Seringkali suatu tim atau atlet tidak berlatih dengan sungguh-sungguh, atau kurangnya motivasi untuk berlatih karena tidak ada tujuan atau sasaran yang jelas untuk apa atlet berlatih. Karena itu menetapkan sasaran latihan untuk atlet sangat penting. 9) Prinsip Perbaikan Kesalahan Kalau atlet sering melakukan kesalahan gerak, maka pada waktu memperbaiki kesalahan tersebut, pelatih harus menekankan pada penyebab terjadinya kesalahan. 5. Sarana dan Prasarana a. Sarana dan Prasarana Keadaan sarana dan prasarana yang mendukung sangat diperlukan untuk memperlancar dalam melakukan kegiatan. Karena setiap cabang olahraga memang memerlukan dan harus mempunyai sarana dan prasarana sendiri-sendiri. Demikian dalam cabang olahraga sepakbola sarana dan prasarana sangat dibutuhkan. Dalam berolahraga tidak cukup hanya mengandalkan kesiapan fisik yang baik saja, tetapi juga perlu didukung prasarana dan sarana yang memungkinkan olahraga tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Terutama untuk mencapai prestasi maksimal, maka dipengaruhi oleh adanya hal tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990) definisi prasarana, sarana dan alat adalah sebagai berikut commit to :user
perpustakaan.uns.ac.id
33 digilib.uns.ac.id
1) Prasarana adalah segala hal yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses atau usaha. 2) Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan. 3) Alat-alat olahraga atau supllies biasanya dipakai dalam waktu relatif pendek. Misalnya bola, raket, jaring bola basket, jaring tenis, pemukul bola dan lain-lain. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa fasilitas atau prasarana merupakan bentuk permanen yang berupa bangunan atau tempat, baik yang berada diluar maupun didalam yang digunakan untuk aktivitas olahraga. Sarana adalah suatu benda yang digunakan dalam latihan atau bertanding dimana dalam latihan atau pertandingan benda atau alat tesebut tidak dapat dipindah-pindahkan. Sedang alat olahraga adalah suatu benda yang digunakan dalam berolahraga, mudah untuk dipindah-pindah dan digunakan dalam waktu relatif singkat. b. Sarana dan prasarana sepakbola Dalam meningkatkan kualitas klub sepakbola PERSIS Solo harus mempunyai sarana dan prasarana yang baik dan bisa digunakan secara maksimal. Sarana dan prasarana yang diperlukan klub sepakbola antara lain : lapangan sepakbola, tempat latihan, mess atlet, kesekretariatan, poliklinik, transportasi dan prasarana lain yang mendukung kelancaran organisasi sepakbola. 1) Lapangan Sepakbola Ukuran lapangan standarnya minimal untuk pertandingan sepakbola normal adalah 100m x 64m (110 yard x 70 yard) atau juga ada ukuran yang lebih besar lagi yaitu 110m x 75m (120 yard x 80 yard). Dalam lapangan sepakbola sendiri ada batas-batas garis samping, garis gawang, garis tengah dan garis bendera sudut dengan jari-jari kira-kira 1 meter, dan tengah lapangan sepakbola ada yang dibatasi oleh garis yang ditarik commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tegak lurus pada garis gawang yang jaraknya dari tiang gawang 5,5 meter.
Gambar .2 Lapangan Sepakbola ( Agus Salim, 2008:36 ) 2) Gawang Ukuran gawang dari tanah sampai sisi bawah palang gawang 2,44 meter. Lebar gawang diukur dari sisi dalam kedua tiang gawang 7,23 meter. Tiang dan palang gawang dibuat dari kayu atau logam yang tebalnya maksimal 12 cm dicat putih. Tiang gawang dan palangnya dapat berbentuk bulat, setengah bulat atau empat persegi. 3) Bola Bola dalam olahraga sepakbola berbentuk bulat, bagian luar terbuat dari kulit atau bahan-bahan lain yang diperkenankan, tidak boleh dipakai bahan-bahan yang dapat membahayakan pemain. Adapun ukuran lingkaran ialah 68-71 cm dan beratnya 396-453 gr. commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Mess Atlet Mess atlet merupakan rumah/kamar yang disediakan untuk para pelatih, pemain untuk beristirahat atau melakukan kegiatan diluar jadwal latihan atau pertandingan, dengan adanya mess para pelatih, pemain dapat beristirahat. Mess juga memudahkan untuk melakukan koordinasi satu sama lainnya. 5) Kesekertaritan Sekertariat merupakan tempat yang sangat penting bagi organisasi karena tempat itu yang digunakan untuk melakukan rapat-rapat, menyimpan dokumen-dokumen atau membahas rencana kegiatan, latihan dan sebagainya. 6) Kelengkapan Pemain Perlengkapan pemain sepakbola terdiri dari sepatu, baju, celana pendek, dan kaos kaki panjang, para pemain yang mempunyai cidera untuk menghindari benturan dianjurkan memakai pelindung lutut, pelindung tulang kering, penjaga gawang harus memakai pakaian yang berada dari pemainnya dan wasit. 6. Sumber Dana Olahraga merupakan bagian dari proses dan pencapaian tujuan pembangunan nasional sehingga keberadaan dan peranan olahraga dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara harus ditempatkan pada kedudukan yang jelas dalam sistem hukum nasional berdasarkan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Permasalahan keolahragaan nasional semakin komplek dan berkaitan erat dengan ekonomi dan
tuntutan
perubahan
global,
sehingga
sudah
saatnya
Indonesia
memperhatikan semua aspek yang terkait antara lain kemampuan anggaran untuk mendukung penyelenggaraan keolahragaan nasional untuk mencapai prestasi yang mampu bersaing pada masa kini dan masa yang akan datang atas dasar inilah perlu diatur dalam peraturan pemerintah tentang pendanaan commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
keolahragaan sebagai landasan yuridis bagi penyelenggaraan keolahragaan diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam peraturan pemerintah ini diatur prinsip-prinsip pendanaan seperti prinsip kecukupan dan prinsip berkelanjutan sumber dan alokasi pendanaan, lingkup kegiatan pendanaan, serta pertanggung jawaban pendanaan penyelenggaran keolahragaan. Keterbatasan sumber pendanaan atau anggaran merupakan permasalahan khusus dalam penyelenggaran keolahragaan. Hal ini makin dirasakan dengan perkembangan olahraga modern yang menuntut pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan keolahragaan yang perlu didukung oleh anggaran yang memadai. Untuk itu perlu pengaturan tentang pengelolaan dan pertanggung jawaban pendanaan keolahragaan didalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Selain itu, sumber daya dan dana dari masyarakat dan dunia usaha perlu dioptimalkan, antara lain melalui peran serta masyarakat dalam pendanaan dana, pengadaan atau pemeliharaan prasarana dan sarana, dan dalam industri olahraga. Guna mendukung pendanaan keolahragaan. Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2007 tentang Pendanaan Keolahragaan memutuskan / menetapkan bahwa dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: a. Pendanaan Keolahragaan adalah penyediaan sumber daya keuangan yang diperlukan untuk penyelenggaraan keolahragaan. b. Pemerintah adalah pemerintah pusat. c. Pemerintah
daerah
adalah
pemerintah
provinsi,
dan
pemerintah
kabupaten/kota. Menurut UU no.3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional mengatakan pendanaan keolahragaan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Pemerintah daerah wajib mengalokasikan anggaran keolahragaan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Sumber pendanaan
keolahragaan
ditentukan dengan prinsip kecukupan dan commit rencana to user pembangunan keolahragaan. berkelanjutan, sesuai dengan prioritas
perpustakaan.uns.ac.id
37 digilib.uns.ac.id
Sumber Pendanaan dari Pemerintah berasal dari: a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sumber pendanaan keolahragaan dari masyarakat dapat diperoleh dari: a. Kegiatan sponsorship keolahragaan b. Penggalangan dana c. Kompensasi alih status dan transfer olahragawan d. Uang pembinaan dari olahragawan profesional e. Kerja sama yang saling menguntungkan f. Sumbangan lain yang tidak mengikat dan g. Sumber lain yang sah berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan. Menurut UU no 3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional mengatakan , pendanaan keolahragaan dapat juga bersumber dari industri olahraga yang meliputi antara lain dari : a. Tiket penyelenggaran pertandingan/kompetisi b. Penyewaan prasarana olahraga c. Jual beli produk sarana olahraga d. Sport labelling e. Iklan f. Promosi, eksibisi, dan festival olahraga g. Keagenan dan h. Layanan informasi dan konsultasi keolahragaan. Dana yang diperoleh dari sumber pendanaan hanya dapat dialokasikan untuk penyelenggaraan keolahragaan yang meliputi: a. Olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi b. Pembinaan dan pengembangan olahraga c. Pengelolaan keolahragaan d. Pekan dan kejuaraan olahraga commit to user e. Pembinaan dan pengembangan pelaku olahraga
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
f. Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana olahraga g. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan h. Pemberdayaan peran serta masyarakat dalam kegiatan keolahragaan i. Pengembangan kerja sama dan informasi keolahragaan j. Pembinaan dan pengembangan industri olahraga k. Standardisasi, akreditasi dan sertifikasi l. Pencegahan dan pengawasan doping m. Pemberian penghargaan n. Pelaksanaan pengawasan dan o. Pengembangan, pengawasan, serta pengelolaan olahraga profesional. Peraturan pemerintah ini mengamanatkan bahwa pemerintah dapat membentuk badan usaha milik negara yang berkaitan dengan kegiatan keolahragaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, kemauan politik dalam peraturan pemerintah mengenai hal tersebut merupakan dorongan bagi usaha kemandirian dalam pendanaan keolahragaan sehingga dapat mengurangi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Bahkan, penyelenggaraan keolahragaan yang dilaksanakan oleh Pemerintah dan Pemerintah daerah dapat meningkatkan pendapatan negara atau pendapatan asli daerah. Dengan demikian diharapkan upaya meningkatkan prestasi olahraga dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa pada tingkat nasional dan internasional sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan nasional yang berkelanjutan.
commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Kerangka Berpikir Sepak bola
Sepak bola
Sepak bola
Indonesia
Surakarta
PERSIS Solo
Sejarah Organisasi Pelatih & prog. Latihan Atlet Saranan & prasarana Sumber dana prestasi
Perkembangan Klub Sepak Bola PERSIS SOLO Gambar 3. Alur Kerangka Berpikir Keterangan: Sepakbola merupakan olahraga yang cukup memasyarakat dan digemari oleh semua lapisan masyarakat. Munculnya klub-klub sepakbola diberbagai daerah termasuk klub sepakbola PERSIS Solo memberi sumbangan tersendiri bagi perkembangan olahraga khususnya untuk sepakbola dikota Surakarta dan di Indonesia. Namun perkembangan olahraga ini mengalami banyak kendala dan Indonesia tidak mampu menoreh prestasi yang gemilang dikancah sepakbola internasional, hanya mampu mengukir prestasi ditingkat Asia Tenggara saja. commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Perkembangan suatu olahraga atau klub olahraga dibutuhkan pembinaan dan pelatihan yang baik dan teratur. Dalam pelaksanaan pembinaan kegiatan olahraga perlu dukungan dari beberapa unsur. Karena suatu klub olahraga akan dapat berprestasi jika unsur-unsur pendukung dapat berjalan dengan baik. Unsurunsur pendukung dalam kegiatan olahraga di antara organisasi, metode pembinaan program latihan, sarana dan prasarana, serta pemain dan pelatih. Kaitannya dengan penelitian ini akan mengetahui perkembangan prestasi klub sepakbola PERSIS Solo. Dalam hal ini perkembangan klub sepakbola PERSIS Solo dapat diketahui melalui keadaan organisasi, metode pembinaan, program latihan, sarana dan prasarana serta pemain dan pelatih. Unsur-unsur tersebut tidak dapat terlepas dari kegiatan suatu olahraga. Kegiatan olahraga dapat berjalan baik jika unsur-unsur tersebut berfungsi dengan baik dan dapat saling menjalin kerjasama antara satu dengan lainnya. Jika keadaan unsur-unsur pendukung kegiatan olahraga baik maka suatu klub sepakbola dapat berkembang dengan baik, sehingga prestasi yang tinggi dapat dicapai. Namun sebaliknya, jika unsur-unsur pendukung kegiatan olahraga dalam kondisi yang tidak baik, maka suatu klub tidak dapat berkembang dan tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi akan sia-sia. Sehingga visi dan misi organisasi tidak dapat tercapai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian yang mengambil lokasi di Sekretariat PERSIS, Mess PERSIS dan Stadion Manahan Surakarta, yaitu dengan pertimbangan bahwa tempat-tempat tersebut diharapkan dapat memberikan informasi secara lengkap dan dapat melakukan penelitian yang dibutuhkan guna menyusun penelitian ini. Pertimbangan yang lain adalah PERSIS bersedia untuk dijadikan sebagai tempat penelitian serta bersedia memberikan data maupun informasi secara lengkap yang dibutuhkan guna menyusun penelitian ini. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian merupakan jangka yang peneliti gunakan untuk keperluan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan sejak disetujuinya judul skripsi ini yaitu bulan Februari 2012 dan berakhir sampai Juli 2012. Tabel 1. Waktu Penelitian No
Jenis Kegiatan
Bulan 2012 Feb
1.
Pengajuan judul
2.
Penyusunan Proposal
3.
Permohonan izin
4.
Persiapan penelitian
5.
Pengumpulan data
6.
Analisis data
7.
Penyusunan laporan
Mar
commit to user
41
Apr
Mei
Jun
Jul
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Bentuk Dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian Bentuk pendekatan yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan bersiat deskriptif. Alasan yang mendasarinya adalah karena dalam penelitian ini mengambil masalah keadaan klub sepak bola PERSIS, yang disajikan secara deskriptif, bukan merupakan pernyataan jumlah dan tidak dalam bentuk angka-angka. Hal ini didasari dengan pernyataan “Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terutama berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih daripada sekedar angka atau frekuensi” (H.B. Sutopo, 2002: 35). Sedangkan menurut Nawawi dan Martini (1994) penelitian kaulitatif adalah “penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik, bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau sebagaimana adanya (natural setting),
dengan
tidak
dirubah
dalam
bentuk
simbol-simbol
atau
bilangan”(hlm.174). Di dalam penelitian kualitatif, peneliti menekankan catatan yang menggambarkan situasi sebenarnya untuk mendukung penyajian data. Jadi dalam mencari pemahaman, peneliti berusaha menganalisis data berupa kata-kata dan gambar yang memiliki nilai lebih daripada angka. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti, dengan menggambarkan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
yang muncul sebagaimana adanya.
Metode deskriptif memusatkan perhatiannya pada penemuan fakta-fakta (Fact finding) keadaan sebenarnya tanpa dibuat-buat (Nawawi dan Martini, 1994). Sebagaimana dikatakan oleh Koentjaraningrat (1983): Penelitian yang bersifat deskriptif, memberi gambaran yang secermat mungkin mengenai individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, ada kalanya tidak. Sering kali juga arah penelitiannya dibantu oleh adanya hasil penelitian sebelumnya. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mempertegas hipotesa-hipotesa, sehingga akhirnya dapat membentu dalam pembentukan teori baru atau memperkuat teori lama (hlm.30). Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian dengan mengambil masalah-masalah dengan memusatkan makna dan kualitas data yang ada pada masa sekarang dengan menggambarkan commit to user obyek yang menjadi pokok
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
permasalahannya
dengan
mengumpulkan,
menyusun,
mengklasifikasi,
menganalisa, dan menginterpretasikan. 2. Strategi Penelitian Strategi merupakan salah satu unsur metodologi penelitian yang menetapkan cara yang tepat dalam mengumpulkan data dan mengkaji suatu masalah sehingga menghasilkan pemecahan yang juga tepat. Sebagaimana dikatakan “Strategi adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data” (H.B Sutopo, 2002: 123). Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus tunggal terpancang. Studi kasus tunggal terpancang adalah studi kasus yang menyajikan suatu kasus yang unik atau ekstrem dan mencakup lebih dari satu unit analisis. H. B. Sutopo (2002) menyatakan bahwa perkembangan penelitian kualitatif
dalam
juga menyajikan bentuk yang tidak
sepenuhnya holistik, tetapi dengan kegiatan pengumpulan data
terarah,
bertujuan dan pertanyaan-pertanyaan riset yang terlebih dahulu sering disebut dalam proposalnya. Penelitian tersebut lebih sering disebut sebagai riset terpancang (embedded gualitation research), yang lebih populer dengan penelitian studi kasus. Definisi studi kasus juga didefinisikan oleh Yin (2006) yaitu “Studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak
tampak
dengan
tegas
dan
di
mana
multi
sumber
bukti
dimanfaatkan”(hlm.18). Dalam penelitian ini dikatakan dengan studi kasus terpancang tunggal, dimana studi kasus memusatkan diri secara intensif terhadap satu obyek tertentu mengenai pribadi, kelompok sosial, kelompok masyarakat atau lembaga sosial. Dikatakan terpancang karena dalam penelitian ini sasaran dan tujuan serta masalah yang disebut ditetapkan sebelum terjun ke lapangan dengan hanya meneliti tentang Klub sepak bola PERSIS Solo. Tunggal, karena to user obyek penelitian hanya terfokuscommit pada Klub sepak bola PERSIS Solo.
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Sumber Data Dalam suatu penelitian data harus dikumpulkan dari jenis sumber data yang relevan, di mana bersifat tidak kaku, bukan di dalam wilayah yang terkontrol, dan menggunakan ketepatan kepustakaan atau keterbatasan kuesioner. Dalam penelitian kualitatif, sumber datanya dapat berupa manusia, pertanyaan dan tingkah laku, dokumen dan arsip atau benda lain (Sutopo, 2002). Sedangkan menurut Lofland, “ Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen” (Moleong, 2001). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Informan Informan merupakan individu yang dapat memberikan data untuk keperluan penelitian. Peneliti dan informan di sini memiliki posisi yang sama, dan informan bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi informan bisa lebih memiliki arah dan selera dalam menyajikan informasi yang dimiliki. Karena posisi ini, sumber data yang berupa manusia di dalam penelitian kualitatif lebih tepat disebut sebagai informan daripada sebagai responden (Sutopo, 2002). Sebagaimana dikatakan oleh ahli, “Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian.” (Lexy J. Moleong, 2001:45). Informan merupakan sumber data yang bersifat lisan, kemudian ditransfer secara tertulis dalam bentuk catatan. Informan yang dipilih dalam penelitian ini mempunyai kriteria sebagai berikut : a) Orang yang bersangkutan memiliki pengalaman pribadi sesuai dengan permasalahan yang diteliti; b) Orang yang bersangkutan sehat jasmani dan rohani; c) Orang yang bersangkutan terlibat langsung dengan kegiatan yang berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini juga menggunakan informan kunci. Informan yang dipilih dalam penelitian terdiri dari pengurus dan manajemen PERSIS Solo, pelatih dan beberapa atlet PERSIS Solo. commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Tempat dan peristiwa Tempat dan peristiwa dapat dijadikan sebagai sumber informasi karena dalam pengamatan harus ada kesesuaian dengan konteks dan situasi sosial yang selalu melibatkan pelaku, tempat dan aktivitas. Tempat dan peristiwa dimaksudkan untuk memperkuat keterangan yang diberikan oleh informan. Tempat yang menjadi observasi penelitian adalah sekretariat PERSIS Solo, balai PERSIS, mess atlet dan pelatih. Dari tempat ini akan didapatkan berbagai fenomena dan data yang sangat diperlukan dalam penelitian, sehingga data memperkuat keterangan yang diberikan oleh informan dan dapat digunakan sebagai bukti nyata. Sedangkan peristiwa yang dijadikan sebagai sumber data adalah pelaksanaan latihan, observasi keadaan sarana dan prasarana, pertandingan. 3. Dokumen dan Arsip Dokumen dan arsip merupakan sumber data di luar manusia, yang mempunyai kegunaan sama besar dengan sumber data lainnya. “Keduanya dapat dinyatakan sebagai rekaman atau sesuatu yang berkaitan dengan suatu peristiwa tertentu, dan dapat dimanfaatkan secara baik sebagai sumber data dalam penelitian.” (HB.Sutopo, 2002:54). Melalui dokumen dan arsip, peneliti mencatat, menggali dan menangkap makna yang tersirat. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa buku atau literature dan dari surat kabar, sedangkan arsip yang digunakan berupa Surat Keputusan yang dimiliki PERSIS Solo, daftar pemain, susunan pengurus dan manajemen, program latihan, dll. Foto kegiatan yang berhubungan dengan penelitian dan sumber internet juga digunakan sebagai sumber data untuk melengkapi data yang sudah ada. D. Teknik Sampling Dalam penelitian kualitatif, untuk mendapatkan data yang lengkap digunakan teknik sampling (cuplikan). Cuplikan berkaitan dengan pembatasan to user jumlah dan jenis dari sumber commit data yang akan digunakan dalam penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id
46 digilib.uns.ac.id
Pemikiran mengenai cuplikan ini hampir tidak bisa dihindari oleh peneliti dalam pelaksanaan penelitiannya, mengingat selalu adanya beragam keterbatasan yang dihadapi peneliti. Dalam hal menentukan sumber data, peneliti harus memutuskan siapa dan berapa jumlah narasumber yang diperlukan, apa dan di mana aktivitas serta dokumen apa saja yang akan dikaji sebagai sumber informasi utama. Keputusan ini didasarkan teknik sampling yang dipandang sesuai dengan kondisi pada saat penelitian. Sebagaimana yang dinyatakan oleh seorang ahli, bahwa : “Teknik cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi pemusatan atau pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi“ (HB. Sutopo, 2002: 55). Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif atau benar-benar mewakili populasi (Nawawi, 1995). Cuplikan diambil untuk mewakili informasi, dengan kelengkapan dan kedalaman yang tidak bergantung seberapa besar jumlah informan. Karena dengan jumlah informan sedikit terkadang sudah bisa memberikan informasi yang lebih lengkap dan dalam bila dibandingkan jumlah informan banyak dengan pendapat yang berbeda-beda. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini bersifat purposive sampling atau sampling bertujuan. Dalam hal ini peneliti memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang memiliki kebenaran dan pengetahuan yang mendalam. Namun demikian, informan yang dipilih dapat menunjukkan informan lain yang dipandang lebih tahu. Maka pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data (Sutopo, 2002). Teknik purposive sampling juga digunakan atas dasar teknik ini dipandang mampu menangkap kedalaman data dalam menhadapi realitas jamak dan tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi tetapi untuk kedalaman penelitian dalam konteks tertentu. Oleh karena itu, penentuan sampel dalam penelitian ini adalah orang-orang yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam klub sepak bola PERSIS Solo. commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selain Purposive Sampling juga digunakan Snowball Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awal jumlahnnya sedikit, lama kelamaan menjadi banyak, sebagai informan awal dipilih secara purposive, obyek penelitian yang menguasai permasalahan yang diteliti (key informan). Informasi selanjutnya diminta kepada informan awal untuk menunjukan orang lain yang dapat memberikan informasi, dan kemudian informan ini diminta pula untuk menunjukan orang lain yang dapat memberikan informasi begitu seterusnya. Maksudnya adalah peneliti mencari informan sehingga mendapatkan data yang diperlukan, dan dari informan inilah peneliti akan mendapatkan penambahan informan. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh data yang diperlukan sehingga data yang diperoleh menjadi sempurna dan dapat dipertanggungjawabkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut: 1. Wawancara Wawancara merupakan suatu interaksi dan komunikasi. Interaksi yaitu antara peneliti dengan informan. Wawancara ini dilakukan secara mendalam bersifat terarah dan tidak terarah. Untuk wawancara terarah dilakukan secara sistematis dan berencana dalam bentuk pertanyaan tercatat kepada informan. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancara yang memberikan jawaban. Wawancara bertujuan untuk mendapatkan keterangan dan meminta pendapat dari pihak yang dijadikan sebagai informan, serta untuk lebih memahami obyek penelitian secara cermat dan akurat, sehingga diperoleh kesempurnaan data dan hasil penelitian yang bersifat obyektif (Koentjaraningrat, 1983). Sebelum seorang peneliti dapat memulai wawancara, artinya sebelum peneliti berhadapan muka dengan seseorang dan mendapat keterangan lisan, commit persipan to user untuk wawancara yang harus maka ada beberapa soal mengenai
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dipecahan terlebih dahulu. Soal itu mengenai: a) seleksi individu untuk diwawancara, b) pendekatan orang yang telah diseleksi untuk diwawancara, c) pengembangan suasana lancar dalam wawancara, serta usaha untuk menimbulkan
pengertian
dan
bantuan
sepenuhnya dari
orang
yang
diwawancara (Koentjraningrat, 1983). Dalam melaksanakan wawancara, melibatkan beberapa tahapan yang tidak harus bersifat linear, tetapi memerlukan perhatian karena tidak jarang hal itu perlu dilakukan lebih dari satu kali sesuai dengan kebutuhan perlengkapan dan pendalaman data yang diperoleh (Sutopo, 2002). Tahapan tersebut meliputi: a.
Penentuan siapa yang akan diwawancarai Peneliti harus bisa mewawancarai informan yang memang memiliki informasi yang benar, lengkap, dan mendalam. Oleh karena itu sejak awal peneliti perlu memilih dan menentukan informan yang dianggap tepat, dan menentukan kapan, serta dimana wawancara akan dilakukan.
b.
Persiapan wawancara Persiapan wawancara ini merupakan pekerjaan rumah peneliti yang kenyataannya sering dilupakan karena tidak dianggap penting. Selain itu peneliti juga perlu membuat rencana mengenai jenis informasi apa saja yang akan digali. Beragam informasi yang akan digali dalam menghadapi seseorang yang akan diwawancarai, perlu disiapkan dalam bentuk tertulis.
c.
Langkah awal Pada saat pertemuan dengan informan, peneliti perlu benar-benar memahami konteksnya agar suasana wawancara bisa berjalan lancar. Oleh karena itu peneliti perlu menjalin keakraban dengan informan yang dihadapinya, dan memberikan
kesempatan
pada informan untuk
mengorganisasikan apa yang ada dalam pikirannya, sehingga benar-benar terjadi suasana yang santai. d.
Pengusahaan agar wawancara bersifat produktif Irama wawancara perlu dijaga supaya tetap santai tetap lancar. Peneliti to user dan berusaha menjadi pendengar jangan banyak memotongcommit pembicaraan,
perpustakaan.uns.ac.id
49 digilib.uns.ac.id
yang baik tetapi kritis. Peneliti jangan banyak bicara supaya bisa belajar lebih banyak dalam kelancaran prosesnya. Disini peneliti tetap menjaga pembicaraan agar semakin terfokus dan mendalam, dan mampu mengungkap hal-hal yang agak berulang demi pendalamannya, selama tidak mengganggu kelancaran pembicaraan informannya. e.
Penghentian wawancara dan mendapatkan simpulan Peneliti perlu memahami kondisi pelaksanaan wawancara dengan produktivitasnya. Terdapat pembagian wawancara, sebagaimana yang dinyatakan oleh
seorang ahli, yaitu: “Secara garis besar, ada dua macam teknik wawancara, yaitu : wawancara tidak terstruktur dan wawancara terstruktur” (HB. Sutopo, 2002: 58). Kedua macam teknik wawancara dapat dijabarkan sebagai berikut : Pertama yaitu wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang tidak hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Kreativitas dari peneliti sangat diperlukan dalam teknik ini, bahkan hasil wawancara dengan jenis teknik ini lebih banyak tergantung dari peneliti. Wawancara ini dilakukan dengan cara tanya-jawab sambil bertatap-muka antara pewawancara dan informan, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Kedua yaitu wawancara terstruktur yaitu wawancara yang disusun secara terperinci sehingga peneliti hanya membubuhkan tanda check pada nomor yang sesuai. Masalah ditentukan oleh peneliti, di mana pertanyaan telah disusun sedemikian rupa dan responden diharapkan menjawab dalam bentuk informasi yang sesuai dengan kerangka kerja peneliti. Jenis wawancara terstruktur dilakukan dam waktu yang relatif singkat apabila dibandingkan dengan wawancara tidak terstruktur. Dalam penelitian ini teknik wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara terbuka, wawancara terstruktur dan wawancara berencana dan tidak berencana. Wawancara terbuka karena dalam wawancara tersebut para subyeknya mengetahui maksud dan tujuan dari wawancara yang commit to terstruktur user dilakukan oleh peneliti. Wawancara adalah wawancara yang
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang akan diajukan. Wawancara berencana dilakukan terhadap informan yang diseleksi, sedangkan wawancara tidak berencana dilakukan dengan orang yang peneliti jumpai secara kebetulan. 2. Observasi Observasi merupakan metode pengumpulan data yang sangat penting dalam suatu penelitian. Karena data yang diperoleh dari observasi merupakan hasil pengamatan/penyelidikan yang dilakukan secara sistematis baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi khusus terhadap kegiatan yang terjadi. Teknik observasi digunakan untuk mendapatkan data-data dari sumber data berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda, dan rekaman gambar. Sebagaimana dikatakan oleh seorang ahli, bahwa “Observasi atau pengamatan adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera mata serta dibantu dengan pancaindera lainnya” (Burhan Bungin, 2008: 115). Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman gambar. Observasi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Spardley dalam Sutopo (2002) “Observasi dapat dibagi menjadi observasi tak berperan dan observasi berperan yang terdiri dari berperan pasif, berperan aktif dan berperan penuh”(hlm.65). Agar lebih terperinci, maka akan dijelaskan sebagai berikut: a. Observasi tak berperan Dalam observasi ini, peran peneliti tidak diketahui oleh subyek yang diteliti. Observasi ini dapat dilakukan dengaan jarak jauh untuk mengamati perilaku seseorang atau sekelompok orang di suatu lokasi tertentu dengan memilih tempat khusus yang berada di lokasi tetapi di luar perhatian kelompok yang diamati.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
51 digilib.uns.ac.id
b. Observasi berperan Dalam observasi ini, peneliti mendatangi lokasi yang digunakan sebagai obyek penelitian sehingga kehadirannya diketahui oleh pihak yang diamati. 1) Observasi berperan pasif Observasi ini dalam penelitian kualitatif juga disebut dengan observasi langsung. Observasi ini akan dilaksanakan secara formal maupun informal, untuk mengamati berbagai kegiatan dan peristiwa yang terjadi di tempat penelitian. 2) Observasi berperan aktif Peneliti memainkan berbagai peran yang memungkinkan berada dalam situasi yang berkaitan dengan penelitiannya. Peneliti tidak hanya berperan dalam bentuk dialog yang mengarah pada pendalaman dan kelengkapan data tetapi juga dapat mengarahkan peristiwa yang sedang dipelajari demi kemantapan data. 3) Observasi berperan penuh Peneliti memiliki peran dalam lokasi studinya sehingga benar-benar terlibat dalam suatu kegiatan yang ditelitinya dan peran peneliti tidak bersifat sementara sehingga peneliti tidak hanya mengamati tetapi bisa berbuat sesuatu dan berbicara. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi langsung atau observasi berperan pasif dengan mendatangi lokasi yang menjadi obyek penelitian yaitu di sekretariat PERSIS, balai PERSIS, stadion, dan mess atlet untuk melihat dan mengamati situasi dan kondisi yang ada sehingga mendapatkan kebenaran dan melihat kenyataan yang terjadi. 3. Analisis Dokumen Analisis dokumen adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materi yang terdapat dalam arsip dan dokumen. Dokumen sangat berguna untuk memahami aktivitas yang dilakukan oleh sekelompok manusia tertentu, yang commit to user tersebut. Dokumen digunakan faktanya tersimpan di dalam berbagai dokumen
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
peneliti sebagai salah satu sumber data karena dokumen sebagai data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan suatu keadaan. Sebagaimana dinyatakan oleh ahli: “ pada intinya metode dokumenter adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis.” (Burhan Bungin, 2008: 121). Menurut Yin dalam H.B Sutopo (2002) analisis dokumen disebut sebagai content analysis, yaitu bahwa peneliti bukan sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip, tetapi juga maknanya yang tersirat. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah menganalisis dokumen dan arsip tentang klub sepak bola PERS Solo, dengan cara mengamati, mencatat dan menyimpulkan dari apa yang tersirat dan tersurat dalam setiap dokumen serta arsip yang menjadi sumber data. Informasi dari metode ini dapat ditemui buku, dokumen pemerintah maupun swasta, dan datadata dari arsip tertulis yang relevan dengan klub sepak bola PERSIS Solo. F. Validitas Data Setelah data terkumpul dan tercatat, peneliti harus menguji kebenaran dari setiap data yang didapat, yang biasa disebut dengan validitas data. Validitas data digunakan sebagai dasar analisis data sebagai hasil penelitian. Untuk melakukan validitas data, peneliti harus mempunyai cara-cara yang tepat. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan teknik trianggulasi. Seorang ahli menyatakan bahwa Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut (Moleong, 2000). Dari pendapat tersebut, dapat dikatakan, untuk memperoleh data yang dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka data tersebut haruslah dibandingkan satu dengan lainnya, sehingga diperoleh kesamaan. Terdapat empat macam teknik trianggulasi, yaitu : 1. Trianggulasi data (data triangulation), 2. Trianggulasi peneliti (investigator triangulation), 3. commit to triangulation), user Trianggulasi metodologis (methodological 4. Trianggulasi teoritis
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(theoretical triangulation) (Patton dalam HB. Sutopo, 2002). Keempat macam teknik dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Trianggulasi data, dimana peneliti menggunakan beberapa sumber data untuk mengumpulkan data yang sama 2. Trianggulasi peneliti, yakni pengumpulan data yang semacam, dilakukan oleh beberapa peneliti 3. Trianggulasi metode, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode yang berbeda atau dengan mengumpulkan data sejenis tetapi menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda 4. Trianggulasi teori, yaitu melaksanakan penelitian tentang topik yang sama dan datanya dianalisis dengan menggunkan beberapa perspektif teoritis yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua teknik trianggulasi, yaitu trianggulasi data dan trianggulasi metode. Ttrianggulasi data atau sumber merupakan penggunaan beragam sumber data dalam suatu kajian, sebagai contoh, mewawancarai orang pada posisi status yang berbeda atau dengan titik pandang yang berebeda. Artinya, data yang sama atau sejenis, secara kelompok berasal dari sumber sejenis atau pun berbeda jenis. Menggunakan trianggulasi data dikarenakan dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dari berbagai sumber, baik dari pengurus dan manajemen, kemudian informasi dari narasumber yang lain, sehingga data sejenis bisa teruji kemantapan dan kebenarannya. Dan trianggulasi yang kedua adalah trianggulasi metode. Trianggulasi metodologis adalah penggunaan metode ganda untuk mengkaji masalah atau program tunggal, seperti wawancara, pengamatan, daftar pertanyaan terstruktur dan dokumen. Menggunakan tringgulasi metode, karena dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan metode-metode yang berbeda-beda, yaitu dengan menggunakan metode wawancara, observasi, maupun metode analisis dokumen.
commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
G. Analisis Data Menurut Moleong (2001) analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data kedalam pola, katagori dan satuan uraian dasar sehingga ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan oleh data yang didapat. Analisis data memuat empat komponen, yaitu : “Pengumpulan data, reduksi data, penyajian data atau display, penarikan kesimpulan atau conclution drawing.” (Miles dan Huberman, 1992). Keempat tahapan akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengumpulan data Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari berbagai sumber antara lain informan, dokumen, peristiwa dan buku-buku yang relevan. Teknik yang dianggap relevan untuk penelitian ini adalah observasi langsung, wawancara mendalam dan analisis dokumen. 2. Reduksi data Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data dari fieldnote (catatan lapangan). Proses ini berlangsung terus sepanjang penelitian sampai laporan akhir untuk mempertegas, mempermudah dan membuat fokus, membuang hal yang tidak penting, serta mengatur data sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan. 3. Penyajian data atau display Penyajian data adalah suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan peneliti dapat dilakukan dengan melihat penyajian data, dapat dipahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahaman penyajian data yang dapat meliputi berbagai matriks, gambar, skema dan tabel. Semuanya dirancang guna merakit informasi secara teratur agar mudah dilihat dan dimengerti dalam bentuk yang kompak. 4. Penarikan kesimpulan atau conclution drawing Penarikan kesimpulan merupakan kesimpulan dari apa yang telah diteliti dari to user kesimpulan hanyalah merupakan sebagian dari awal hingga akhir. Penarikan commit
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
satu kegiatan dari kofigurasi yang utuh. Kesimpulan akhir ditentukan sampai proses pengumpulan data berakhir. Dalam melakukan penarikan kesimpulan peneliti bersikap terbuka artinya apabila pada akhir penelitian menemukan data yang
kurang
akurat,
peneliti
tidak
segan-segan
untuk
mengadakan
penyimpulan ulang. Adapun model teknik analisanya dapat digambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut : Pengumpulan Data
Reduksi Data
Sajian Data
Kesimpulan/ Penarikan Gambar 4. Teknik Analisa Data Keterangan : Peneliti melakukan pengumpulan data-data yang dianggap membantu dalam membantu memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian. Kemudian data-data tersebut direduksi dengan melakukan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data dari fieldnote (catatan lapangan). Proses ini berlangsung terus sepanjang penelitian sampai laporan akhir untuk mempertegas, mempermudah dan membuat fokus, membuang hal yang tidak penting, serta mengatur data sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan. Lalu setelah reduksi data peneliti menyajikan data yaitu merakit informasi secara teratur agar mudah dilihat dan dimengerti dalam bentuk yang commit user menarik kesimpulan dari datakompak. Setelah data tersajikan, makatopenulis
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
data yang diperoleh dari awal higga akhir pencarian. Dalam melakukan penarikan kesimpulan peneliti bersikap terbuka artinya apabila pada akhir penelitian menemukan data yang kurang akurat, peneliti tidak segan-segan untuk mengadakan penyimpulan ulang.
H. Prosedur Penelitian Kegiatan penelitian ini diawali dengan kegiatan persiapan yang dilanjutkan dengan pengumpulan data. Tahap persiapan akan didapat kerangka berfikir yang akan digunakan dasar dalam penulisan proposal. Setelah itu dilanjutkan dengan pengumpulan data-data yang dianggap relevan dengan penelitian, kemudian dianalisis dan apabila dirasa data yang diperlukan belum mencukupi akan dilakukan studi kasus kembali. Setelah dianalisis, data-data yang terkumpul diverifikasi sehingga menghasilkan simpulan akhir yang dilanjutkan dengan penyusunan laporan penelitian. Bagan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Penulisan Proposal
Pengumpulan data Dan Analisis Awal
Persiapan pelaksanaan penelitian Penulisan Laporan
Perbanyak laporan Gambar 5. Prosedur Penelitian
commit to user
Analisis akhir dan penarikan kesimpulan
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari skema diatas dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Penulisan proposal dan persiapan pelaksanaan penelitian Prosedur penelitian yang paling awal dilakukan adalah penulisan proposal. Pada tahap ini berisi garis-garis besar penelitian yang akan dilaksanakan yang meliputi perumusan masalah, penyusunan kerangka berfikir, dan pemilihan lokasi penelitian. Langkah selanjutnya mengadakan persiapan pelaksanaan, yaitu mengurus perizinan skripsi. Perizinan yang dimaksud adalah perizinan mengadakan penelitian ke lokasi penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan. 2. Pengumpulan data dan analisis data awal Pengumpulan data dilakukan di lapangan penelitian termasuk di dalamnya mengadakan wawancara dengan para informan dan mengadakan pengamatan terhadap obyek penelitian. Selain itu juga diadakan studi pustaka terhadap sumber-sumber tertulis yang ada kaitannya dengan topik dalam penelitian sebagai data. Data yang terkumpul kemudian di klasifikasikan, dianalisis, dan diinterprestasikan serta menjawab perumusan masalah data yang sudah terjaring diadakan analisis awal. 3. Analisis akhir dan penarikan kesimpulan Pada tahap ini, peneliti menganalisis lagi data yang telah didapat dengan teliti, jika kurang sesuai diadakan perbaikan, kemudian data tersebut dikelompokkan sesuai dengan masalah penelitian. Data yang sudah disusun rapi yang merupakan bagian dari analisis awal, maka kegiata selanjutnya diadakan analisis akhir dengan mengorganisirkan dan mengurutkan data dalam pola dan uraian dasar, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. 4. Penulisan laporan dan memperbanyak laporan Data-data yang sudah dikumpulkan disusun dengan rapi berdasarkan pada pedoman penelitian kualitatif, maka akan dapat sebuah laporan penelitian sebagai bentuk karya ilmiah. Agar dapat dibaca oleh masyarakat umum yang ingin menambah wawasan ilmu pengetahuan, maka di perbanyaklah hasil laporan ini. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Sesuai dengan maksud dan tujuan dari penelitian yaitu “Studi Kasus Klub Sepak Bola PERSIS Solo Tahun 2006-2011”, PERSIS Solo yang saya teliti adalah PERSIS Solo yang profesional berlaga di PT. Liga Indonesia. Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi sejarah klub sepak bola PERSIS Solo, keadaan organisasi dan manajemen, pelatih, program latihan dan atlet, sarana dan prasarana, anggaran dana dan prestasi yang dicapai oleh klub sepak bola PERSIS Solo. Adapun deskripsi data masing-masing permasalahan tersebut sebagai berikut: 1. Sejarah Klub Sepak Bola PERSIS Solo PERSIS Solo merupakan suatu klub besar di Surakarta dan menjadi kebanggaan warga Surakarta. Berikut ini merupakan sejarah berdirinya PERSIS Solo : Setelah banyak perkumpulan sepak bola yang berdiri waktu itu sudah mulai terasa perlunya ada ikatan satu sama lain. Maka pada tahun 1923 didirikanlah
VORSTENLANDCHE
VOETBAL
BOND
(VVB)
yaitu
Perserikatan perkumpulan sepak bola. Mirip PSSI sekarang. VVB pada awal pendiriannya diprakarsai oleh Reksodiprodjo, Sutarman dari ROMEO, Sastrosaksono dari MARS. Hadir pula dalam rapat pembentukan VVB itu wakil dari Ps Romeo, De Leeuw, Mars, Legioen, KRAS dan MAT. Pengurus pertama dari ikatan itu ialah : Reksodiprodjo, Sastrosaksono, Sumohartono, Kartosumanto, Sutidjo, Sastrokaryono, Djoemadi, Reksodikoro, Isman Mursidi, Jusup dan Abdullah. Semakin maju dunia
sepak bola itu
dengan adanya perserikatan VVB. Sehingga Ps De Leeuw dan Mars sering diundang untuk bertanding dalam permainan
sepak bola di Surabaya.
Keduanya amat terkenal waktu itu karena jarang mengalami kekalahan. Entah commit to user 58
perpustakaan.uns.ac.id
59 digilib.uns.ac.id
karena tingkat permainannya sudah tinggi ataukah pemain kesebelasan lawan yang kurang mampu mengimbangi permainan kedua kesebelasan dari Sala itu. Pada tahun 1924 di Sala diselenggarakan pasar malam besar-besaran. Hasilnya untuk memajukan dunia pendidikan rakyat. Guna memeriahkannya maka diselenggarakan pertandingan sepak bola. Tugas VVB lah untuk menyelenggarakan pertandingan sepak bola itu melawan kesebelasan sepak bola dari luar kota Sala, yaitu Tjahja Kwitang, Solitude dan lain-lain. Ternyata hasil dari penyelenggaraan pasar malam waktu itu mencapai 50.000 gulden. Sedangkan dari penyelenggaraan pertandingan sepak bola mencapai hasil 32.000 gulden. Tahun itu juga atas inisiatip dari Dr. Widiodiningrat dan Djaksadipura ( Wongsonagoro ) VVB diminta untuk mendirikan perkumpulan sepak bola seluruh jawa dengan diberi nama Javasche Voetbal Bond. Usul itu diterima VVB dan dibentuklah pengurus JVB itu yang terdiri dari Widiodingrat, Djaksanagoro (wongsonagoro), Mr. Jendral Mayor Suhardjo, Imam Mursidi, Reksodipuro dan Sastrosaksono. Tetapi usaha tersebut kandas ditengah jalan karena diluar kota Sala belum ada bond-bond sepak bola. Pada waktu 1924 almarhum Boedi Oetomo (nama orang) memberi hadiah kepada VVB sebuah piala dan medali bergilir untuk kesebelasan sepak bola anggota VVB yang menjuarai pertandingan kompetisi. Lalu VVB menyelenggarakan kompetisi itu yang diikuti oleh semua anggota VVB. Kecuali kesebelasan sepak bola Legioen yang tidak bisa ikut karena terikat oleh disiplin militer. Untuk menyelenggarakan kompetisi itu maka dibentuk sebuah panitia kompetisi yang terdiri dari: Reksodiprodjo, Nitirasiko, Wirjosaputro, Tjondrodiprodjo dan Martowijono. Dilengkapi dengan komisi protes dan wasit. Hasil pertandingan kompetisi sepak bola yang pertama itu ialah juara 1 diraih oleh Ps Mars dan juara ke II Ps Romeo. Dan lima tahun kemudian terbentuklah persatuan sepak bola Hisbul Wathon ( HW). Cita-cita untuk membentuk javasche Voetbal Bond bagi VVB tak pernah mati. Cita-cita yang mempunyai dasar perjuangan nasional itu kemudian memperoleh commitsepak to user sambutan dari kalangan pembina bola dari yogyakarta. Perwujudan
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Javasche Voetbal bond itu terealisir pada tanggal 19 April 1930. Suatu pertemuan yang diselenggarakan oleh VVB hari itu membentuk JVB dihadiri oleh utusan dari Jakarta, Bandung, Cirebon, Magelang, Surakarta, Madiun, Kediri dan Surabaya. Akhirnya terbentuklah sebuah persatuan
sepak bola
nasional. Nama dari persatuan itu diusulkan oleh utusan dari Surakarta yaitu PERSATUAN SEPAK BOLA SELURUH INDONESIA yang lahir tanggal 19 April 1930 di Surakarta. Ada perasaan di kalangan pengurus VVB bahwa nama itu sudah tidak sesuai lagi. Hal itu mengingat perkembangan politik perjuangan bangsa indonesia waktu itu untuk meraih kemerdekaan negara dan bangsa indonesia. Lalu diselenggarakan rapat di Sala. Hasilnya VVB diganti namanya menjadi Persatuan sepak bola Indonesia Surakarta (PERSIS). Nama itu dari usulannya Soemokartiko. Dibentuklah pengurus PERSIS. Yang tampil sebagai ketua adalah Dr. Suratman Erwin. PERSIS waktu itu mampu meraih banyak kemajuan. PERSIS lahir tahun 1933. Hingga sekarang usianya sudah setengah abad (Arsip Data PERSIS Solo). 2. Keadaan Organisasi dan Manajemen Klub sepak bola PERSIS Solo a. Organisasi Kegiatan olahraga agar dapat mencapai tujuan misi yang hendak dicapai suatu klub olahraga diperlukan sebuah manajemen dan organisasi yang baik. Dalam organisasi olahraga yang baik harus memenuhi syaratsyarat sebagai organisasi olahraga, sehingga dengan hal tersebut dapat mewujudkan suatu olahraga yang sehat, baik dan berjalan dengan lancar. Dalam suatu organisasi juga harus memperhatikan prinsisp-prinsip dalam sebuah organisasi. Unsur-unsur organisasi dalam Klub sepak bola PERSIS Solo : 1) Pengurus Secara keorganisasian PERSIS Solo terorganisasi dengan baik karena sudah sesuai dengan unsur-unsur organisasi. Unsur-unsur commit to user organisasi tersebut mempunyai tugas menurut jabatannya masing-
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masing. Pengurus menjadi unsur yang paling penting dalam sebuah organisasi sepak bola. Kegiatan yang dilakukan oleh pengurus sebagai unsur penting
organisasi dalam PERSIS Solo bertujuan untuk
menghasilkan kualitas kerja yang baik dan memajukan organisasi sehingga organisasi menjadi sehat dan berjalan dengan baik. Pengurus ditempatkan dalam sebuat struktur organisasi dengan disesuaikan dengan bidang dan kemampuan masing-masing. Susunan pengurus hendaknya menyesuaikan kebuatuhan pada suatu organisasi. PERSIS Solo membutuhkan
pengaturan
pengorganisasian
secara
profesional,
berkualitas dan berdaya guna maka diperlukan kepengurusan yang solid seperti : 1) Dewan Penasehat; 2) Kepengurusan; 3) Pengurus Harian; dan 4) pengurus pleno yang terdiri dari pengurus harian ditambah dengan kepengurusan dibawahnya seperti bagian-bagian. Adapun wujud struktur organisasi dalam PERSIS Solo menurut Surat Keputusan Nomor : 001 / FMR-MUSCAB PERSIS – Solo/ KPTS/I/ 2007 adalah sebagai berikut: Susunan pengurus klub sepak bola PERSIS Solo dari tahun 2006 – 2011 1. Pelindung
: MUSPIDA KOTA SURAKARTA
2. Penasihat
: 1. KRH. Suhadi Darmodipura 2. KH. Ali Pono 3. Drs. Suwarno, AT 4. Bambang Slameto, S.Sos. 5. Hong Widodo 6. Sy. Halim Perdana
A. PENGURUS HARIAN Ketua Umum
: FX. Hadi Rudyatmo
Ketua Harian
: Drs. Yosca Herman Soedrajad
Ketua Bidang Organisasi dan anggota
: AW. Budi Raharjo
Ketua Bidang Pembinaan
: H. Abimanyu
Ketua Bidang Usaha dan Promosi : Budi Suharto, SH.M.Si commit to user Sekertaris : Ir. Ruhban Ruzziyatno, MT
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Wakil Sekertaris
: Drs. Danang Prabowo
Bendahara
: Sumartono Hadinoto
Wakil Bendahara
: S. Haryadi
B. BAGIAN – BAGIAN Bagian Organisasi dan Anggota
: 1. Darmadi 2. Sapto JP. S.Pd
Bagian Pembinaan (koordinator)
: Drs. Waluyo, M.Or
─ Persis Senior
: Sukisno
─ Persis Yunior
: H. Abdul Hamid Jamado
─ SSB
: Drs. Agus Pratikno
─ Sepak Bola Wanita/Futsal
: Fadillah Umar, S.Pd. M.Or
─ Komisi Litbang
: 1. Prof. Drs. Mulyono B 2. Dr.dr. Muchsin Douwes. MARS
─ Komisi Pelatih
: FC. Suharto
─ Komisi Disiplin
: 1. Ari Sumarwono 2. Rosyid Tohir
─ Komisi Keamanan
: 1. Sutrisna 2. Dwi Nugroho 3. Didik Budi Raharjo
Bagian Wasit dan Kompetisi ─
Komisi wasit
: Djonet Dwiarso, SE
─
Komisi Kompetisi
: 1. Drs. Mahendra Wiseno 2. Chaidir Ramli
Bagian Status/Alih Status Dan Transfer Pemain : Abraham EWT Bagian Medis
: 1. dr. Willy Handoko 2. dr. Muh Eko Irawanto 3. dr. Hat Sukarmadani
Bagian Marketing dan Media ─
Komisi Marketing / Usaha commit to user
: 1. Ir. H. Sudjadi 2. Drs. Anung Indro S, MM
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. H. Sharif Lembah 4. Sri Mulyani 5. Sudiyanto 6. Drs. Agus Pramono ─
Komisi Media
: 1. Mayor Haristanto 2. Dra. Ninik Widaningsih 3. Joao Widodo, S.Sos
Bagian Umum ( Koordinator )
:TotokSupriyanto,S.Sos.MM.
─
: 1. Irianto
Komisi Perlengkapan
2. Suhabso ─
Komisi Lapangan
: 1. Drs. Paulus Haryoto 2. Herry Isrianto
─
Komisi Transportasi
: 1. Joko Suprapto 2. Sarjono
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
: 1. 2. Sukirno ( Sekertaris ) 3.YaniMardiyanto(Anggota)
Sumber : Arsip Data PERSIS Solo Sejak tersusunnya pengurus klub sepak bola PERSIS Solo dari tahun 2006 – 2011 tidak banyak mengalami perubahan dalam struktur organisasinya. Berdasarkan struktur organisasi PERSIS Solo maka dapat dilihat bahwa organisasinya tersusun rapi dan dikelola secara profesional. Karena adanya kepengurusan yang dikelola secara profesional maka dalam proses perkembangannya tidak banyak mengalami kendala dalam organisasinya. Dalam organisasi rapat yang diadakan hanya pada saat adanya kompetisi internal, kompetisi liga remaja, kompetisi divisi utama dan pembahasan hal-hal terkait dengan perkembangan sepakbola. Terkait commit to user dengan waktu pada saat mengadakan rapat terkendala sinkronisasi waktu
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
antara anggota satu dengan anggota lain sehingga sulit menentukan rapat kerja. Realitas rencana kerja terkadang tidak dilaksanakan terkendala biaya. 2) Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) PERSIS Solo Semakin banyak anggota dalam suatu organisasi akan banyak permasalahan yang muncul. Perlu mempunyai peraturan yang harus dipenuhi oleh anggotanya. Dalam PERSIS AD ART memuat ketentuan dalam disiplin organisasi. Ketentuan-ketentuan tersebut harus dipatuhi oleh setiap anggota organisasi. AD ART PERSIS Solo juga dijadikan sebagai landasan dalam Surat Keputusan, Rapat Kerja dll. 3) Rencana Kerja PERSIS Solo Program Kerja PERSIS Periode tahun 2006-2011 merupakan seluruh rangkaian kegiatan yang diselenggarakan PERSIS selama tahun 2006-2011, dalam rangka mencapai tujuan yang diamksud dengan AD ART yang melibatkan seluruh komponen organisasi yang berada dibawahnya. Pada hakikatnya program kerja merupakan program pembinaan persepakbolaan yang berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja seluruh unsur pembinan dan prestasi PERSIS. Tentu saja dalam menjalankan pembinaan agar mencapai prestasi perlu memperhatikan hal-hal berikut : a) Memperjuangkan bersama secara nyata profesionalisme semua pelaku sepak bola daerah dari PERSIS hingga klub-klub lain. b) Memperkuat etika berorganisasi yang ditandai tegaknya peraturan persepakbolaan yang bersifat universal. c) Menjunjung tinggi azas Fair Play dan sportivitas dalam permainan sepak bola. d) Memberantas berbagai bentuk suap, mafia wasit dan pengaturan skor commit to user pertandingan.
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e) Memerangi narkoba sebagai musuh bangsa dan wabah berbahaya bagi persepakbolaan (Arsip Data PERSIS Solo) Berikut ini merupakan program kerja tahun 2006-2011 PERSIS : A. Bidang Pembinaan 1. Bagian Wasit dan Kompetisi Bidang pembinaan akan merumuskan kebijakan mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan kompetisi antar klub. Pembinaan perwasitan akan menjadi prioritas
untuk pengembangan, mengingat
peran wasit sangat penting dalam kemajuan persepakbolaan. Jumlah wasit yang ada dan aktif diseluruh wilayah diinventarisasi, termasuk dengan jenjang, syarat yang harus dipenuhi serta kualitas yang dimiliki. Kursus-kursus wasit akan dilaksanakan secara berkala sesuai dengan tingkatannya. Begitu juga dengan penataran wasit pada jenjang lanjutan diprioritaskan bagi pembukaan kesempatan. Bidang Sumber daya menetapkan program yang dijadikan landasan yang sesuai dengan arahan PSSI, yaitu: a) Menyusun
standart
peraturan
tentang
perwasitan
sekaligus
sosialisasinya. b) Menindaklanjuti kasus-kasus perwasitan dengan koordinasi dengan bidang terkait. c) Menyusun konsep baku tentang peremajaan sistem promosi wasit. 2. Bagian Pembinaan Usia Muda Menindaklanjuti kehendak untu menyiapkan generasi pemain dan tim yang tangguh, pembinaan usia dini akan menjadi prioritas perhatian utama dalam kepengurusan. Bidang pembinaan akan mendorong berbagai pihak antara lain institusi pendidikan, SSB atau diklat agar turut menggelar turnamen sepak bola yang dapat melibatkan anak-anak dan remaja. Program yang ditetapkan antara lain : a) Merencanakan dan melaksanakan kompetisi to user b) Merencanakan format,commit group dan jadwal kompetisi
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c) Menyiapkan petugas untuk suatu kompetisi d) Pengajukan konsep peraturan pertandingan e) Melakukan evaluasi atas semua kegiatan kompetisi B. Bidang Organisasi dan Keanggotaan Beberapa agenda rutin bidang Organisasi adalah : a) Fasilitator Muscab b) Pengukuhan Pengurus Cabang PERSIS dan Klub Anggota Persis c) Pembinaan dan pelayanan informasi kepada anggota d) Menyusun PO sesuai dengan kebutuhan organisasi Yang perlu diperhatikan oleh bidang organisasi adalah masalah status, alih status dan transfer pemain. Banyaknya kasus pemain yang timbul dalam pelaksanaan kompetisi baik yang diakibatkan pemain telah dibentuk bagian status, alih status dan transfer pemain diproyeksikan untuk lebih fokus dalam mengevaluasi, investigasi dan mengurus permasalahanpermasalahan status, alih status dan transfer pemain pada kompetisi PERSIS. Kemudian memprogramkan diantaranya merekomendasikan kepada pengurus atas interprestasi permasalahan pemain dan mengusulkan pengesahan pemain yang diturunkan pada kompetisi. C. Bidang Usaha dan Promosi Memperhatikan perkembangan sepak bola pada saat ini yang semakin pessat membawa dampak bertambahnya program-program PERSIS yang membutuhkan pembiayaan yang cukup besar. Kebutuhan biaya yang besar ini menuntut kerja keras dan cepat dari bidang Usaha dan Promosi. Bidang ini mengupayakan akses ke dunia usaha secara taktis dengan penggunaan media guna mengakrabkan persepakbolaan dengan publiknya. Beberapa
kegiatan
penyebaran
informasi
yang
tersusun
ditingkatkan diantaranya kerja sama dengan harian surat kabar dan stasiun TV sebagai media untuk meningkatkan minat dunia usaha untuk ikut commit to user memsponsori persepakbolaan terutama PERSIS.
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Manajemen PERSIS Solo Manajemen PERSIS Solo yang berisikan suatu perencanaan dan pengaturan klub yaitu mengendalikan, mengorganisasi, mengkoordinasi, memerintah, dan merencanakan kegiatan yang ada maupun yang akan diselenggarakan.
Manajement
dibuat
oleh
pengurus
pada
setiap
turnamentnya. Masa tugas manajement PERSIS Solo ditetapkan untuk satu musim kompetisi dan secara periodik akan dilakukan penilaian oleh pengurus harian PERSIS. Kegiatan yang dilakukan oleh manajement klub sepak bola PERSIS Solo meliputi beberapa bagian antara lain : 1) Perencanaan (planning) Setelah tim manajemen dibentuk oleh pengurus. Manajemen membuat sebuah rencana kerja atau perencanaan untuk pelatih dan altetnya dalam kompetisi sepak bola yang akan diikuti. 2) Pengorganisasian (Organization) Manajemen membentuk sebuah tim kepelatihan dan merekrut pemain. Tim kepelatihan terdiri dari pelatih kepala, asisten pelatih teknik, asisten pelatih fisik, asisten pelatih kiper, dan bagian medis dan massase. 3) Pengarahan (Direction) Setelah membentuk tim kepelatihan dan merekrut pemain atau atlet, manajemen memberikan pengarah tentang rencana kerja yang telah dibuat oleh tim manajemen, dan memberikan target prestasi yang harus dicapai oleh PERSIS Solo. 4) Pengawasan (Controlling) Tim manajemen melakukan pengawasan terhadap kinerja pelatih dan pemain atau atlet. 5) Komunikasi (Communication) Melakukan komunikasi terhadap tim kepelatihan dan atlet maupun kepada organisasi. Komunikasi dibutuhkan agar terjalin sebuah kesatuan kerjasama yang terjaga. Menurut Bapak Sapto J.P (wawancara, 11 Mei 2012) wujud commit user pembinaan yang dilakukan oleh tomanajemen antara lain memberikan
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
fasilitas-fasilitas untuk latihan rutin termasuk stadion, fasilitas makan (cathering), medik kesehatan, armada transportasi apabila pertandingan dilakukan diluar kota solo. Secara singkat alur yang dilakukan oleh Manajemen dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Pengurus
membentuk
mempertanggungjawabkan
Manajemen
membentuk
Tim kepelatihan & rekrut pemain
mempertanggungjawabkan
Gambar 6 . Alur kerja manajemen Keterangan : Berdasarkan gambar diatas alurnya bermula pada saat pengurus membentuk manajemen kemudian manajemen membentuk tim kepelatihan dan merekrut pemain atau atlet. Manajemen memberikan pengarahan, controlling dan evaluasi terhadap tim kepelatihan yang telah dibentuk. Pada akhir turnamaen tim kepelatihan dan atlet mempertanggung jawabkan kepada manajemen. Manajemen mempertanggungjwabkan kinerjanya kepada pengurus. 3. Pelatih, Program Latihan dan Atlet Klub Sepak Bola PERSIS Solo a. Pelatih PERSIS Solo Dalam pelaksanaan pembinaan prestasi di PERSIS Solo peran pelatih sangat dirasakan bagi para pemain. Selama ini apa yang disampaikan pelatih bagi para atlet dianggap sudah sesuai dengan kemampuan mereka. Dan dalam pembinaan peran pelatih commit to userselalu berupaya agar pemainnya
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mampu bermain dengan baik, karena dengan penampilan bermain yang baik maka akan menghasilkan prestasi tersendiri. Pelatih dan pemain adalah unsur yang utama dalam pembinaan olahraga. Dalam pembinaan olahraga prestasi, maka perlu dibuat inventarisasi pelatih maupun pemain. Seorang pelatih diharapkan dapat berperan dalam berbagai kedisiplinan seperti petugas bimbingan dan penyuluhan, psikologi, pemimpi, guru, ahli strategi, bahkan pelatih diharapkan mampu berperan sebagai ayah atau teman akrab sebagai pelindung terhadap atlet. Pelatih PERSIS Solo yang sekarang ini merupakan mantan pemain PERSIS Solo pada zaman dulunya. Menurut pelatih PERSIS Solo, Agung Setyo Budi “....hubungan antara pelatih dan pemain saat dilapangan anggap saya sebagai pelatih kalau di luar anggap saya teman, untuk sharing atau apapun supaya lebih dekat..” (wawancara, 18 Mei 2012). Tabel 2. Daftar Pelatih Persis Solo Dari Tahun 2006-2011 No
Nama Pelatih
Tahun
Lisensi
Klub asal / sebelum
1
Hanafi
2006-2007
A
PERSIBO (BOJONEGORO)
2
Suharno
2007-2008
B
AREMA (MALANG)
3
Eduaad Tjong
2008-2009
B
PERSEDEN (DENPASAR)
4
Isman Jasulmai/Abdul
2009-2010
B/B
H.D 5
Inyong
(MANUKWARI) 2010-2011
B/C
Lulumbulan/Sukisno 6
Didik Listiyantoro /
PERSEMAN PSS (SLEMAN)
2011-2012
B/C
Agung Setyo Budi
PERSEWON (WONDAMA)
commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pelatih menerapkan program latihan yang diterapkan kepada atletnya setiap kali kegiatan latihan rutin dilaksankan. Pelatih memberikan pengarahan kepada atlet dalam kegiatan latihan untuk diterapkan di pertandingan. Pelatih mengajarkan teknik-teknik menyerang, bertahan dan lain-lain. Selain itu pelatih memberikan pengarahan agar para atletnya bisa menjaga kondisi dan stamina tubuh terutama dalam menghadapi pertandingan. Memberikan motivasi agar giat berlatih dan berharap agar atlet dapat fokus dan melupakan permasalahan diluar pertandingan yaitu masalah non teknis. Menerapkan kedisiplinan dalam berlatih terhadap atletnya. Kemudian pelatih memberikan evaluasi setelah melaksanakan pertandingan, menunjukkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan atlet dan memperbaiki pada latihan dan kompetisi pertandingan selanjutnya (Wawancara, Bapak Agung Setyobudi, 18 Mei 2012). b. Program Latihan Dalam menentukan program latihan harus mengacu pada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan latihan. Untuk menghasilkan program latihan yang baik, harus mempunyai tahapan-tahapan program latihan yang terbagi atas : 1) program latihan jangka panjang, 2) program latihan jangka menengah, 3) program latihan jangka pendek. Peranan seorang pelatih juga mempunyai arti yang penting dalam menentukan program latihan. Tujuan pokok dari program latihan adalah untuk menentukan kemampuan atlet dan mencapai prestasi yang maksimal. Program latihan yang dilakukan Klub adalah sebagai berikut: 1) Latihan Fisik 2) Latihan Teknik 3) Latihan Taktik dan Strategi 4) Latihan Mental 5) Kematangan Juara commit to user
sepak bola Persis Solo
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Setiap mengikuti kompetisi khususnya kompetisi wajib PERSIS Solo selalu menggunakan periodesasi latihan yang bertujuan untuk mendapatkan penampilan terbaik pada saat berlangsung kompetisi. c. Atlet / Pemain PERSIS Solo Atlet atau pemain adalah subyek pembinaan yang utama di PERSIS Solo. Dalam setiap kompetisi musimnya pemain PERSIS Solo memiliki kualitas yang berbeda-beda, hal ini sangat berhubungan dengan adanya dana yang dimilki oleh PERSIS Solo. Pada saat PERSIS Solo masing ditopang oleh APBD Pemerintah Kota Surakarta PERSIS memiliki pemain yang berkualitas dan mampu berprestasi.
Tetapi setelah PERSIS Solo tidak
ditopang oleh dana APBD dan hanya diperoleh dari sponsor, hanya mempunyai pemain yang mempunyai kualitas sedang (Wawancara, Bapak Sapto Joko P, 11 Mei 2012). Untuk dapat membawa PERSIS Solo berprestasi, para atlet atau pemain berusaha berlatih sesuai dengan program latihan yang diterapkan oleh pelatih. Menurut beberapa pemain PERSIS Solo yang dilakukan oleh pemain dalam melaksanakaan program latihan dari pelatih adalah : 1) Selalu memiliki semangat yang tinggi dalam berlatih 2) Fokus terhadap perintah dan program latihan yang dibuat oleh pelatih 3) Selalu menjaga kondisi fisik 4) Apabila dirasa kurang atlet dapat menambah porsi latihan sendiri dengan catatan tidak banyak atau mempengaruhi kondisi fisik pemain/ atlet sendiri. Program latihan merupakan faktor ekstern. Faktor ekstern dari dalam diri pemain sangat diperlukan dan mempengaruhi performa bermain dalam suatu pertandingan. Maka dari itu perlu memperhatikan beberapa hal yang harus dilakukan oleh pemain atau atlet : 1) Menjaga stamina tubuh dengan istirahat yang cukup, makan yang teratur dan sehat, mengonsumsi vitamin. 2) Fokus terhadap sepak commit bola to user
perpustakaan.uns.ac.id
72 digilib.uns.ac.id
3) Giat berlatih 4) Disiplin 5) Dan berdo’a (Wawancara, Andri Siswanto, Nicolas Djone, Danur Jenah Wibowo, 18 Mei 2012). Dalam pelaksanaannya tentu saja akan terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh pemain atau atlet, yaitu masalah teknis dan non teknis : 1) Kendala Teknis Kendala masalah teknis yang banyak didapati oleh pemain antara lain yaitu faktor fisik pemain yaitu pemain mempunyai fisik yang berbedabeda, pada suatu saat pemain berada pada kondisi badan yang kurang fit, sehingga berpengaruh terhadap performa bermain atlet. Kesulitan dalam teknik bermain sepak bola, tetapi hal itu dapat diminimalisir karena dalam program latihan atlet selalu diminta untuk mengulangulang teknik yang diperintah oleh pelatih sehingga perlahan-lahan pemain dapat menghindari kesalahan-kesalahan. 2) Kendala Non Teknis Kendala non teknis yang dialami oleh pemain pada khususnya dan PERSIS Solo pada umumnya adalah soal gaji pemain. Kendala pada hal tersebut juga akan berpengaruh pada psikologis pemain sehingga kurang fokus dalam bertanding. Faktor lapangan yang kurang rata untuk bertanding sedikit berpengaruh dengan masalah teknis dari pemain itu sendiri (wawancara, Andri Siswanto, Nicholas Djone, Danur Jenah Wibowo, 18 Mei 2012). Pemain atau atlet PERSIS Solo terdiri dari pemain lokal dan beberapa pemain dari luar. Transfer pemain asing didapatkan oleh PERSIS dengan melalui Transfer Matching System yaitu sistem online dari FIFA. Ketika pemain asingnya belum pernah main di Indonesia
maka harus
mencari data-data pemain itu dimana dia dikompetisi terakhir kemudian mengajukan permintaan melalui internet kepada yang bersangkutan bahwa pemain tersebut diminati. Selama klub lama melepas tidak akan mendapat to user kesulitan, tetapi ketika klubcommit lama tidak melepas akan mengalami kesulitan
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
untuk mendapatkan pemain yang diinginkan baik dari harganya, biaya transfernya, ketika sudah masuk ke Indonesia pemain tersebut sudah resmi karena melalui event dari FIFA dan harga pemain asing sekitar 240 juta permusim, harga pemain lokal sekitar 65 juta permusim. Gaji pemain diwujudkan selama pemain mengikuti kompetisi dengan gaji perbulan. (wawancara, bapak Sapto J.P, 20 Mei 2012) 4. Keadaan Sarana dan Prasarana Klub Sepak Bola PERSIS Solo Didalam berolahraga sarana dan prasarana juga sangat mendukung agar prestasi yang maksimal, akan di pengaruhi adanya sarana dan prasarana yang memadai dan sesuai dengan standar. Dengan sarana dan prasarana yang baik. Akan memberikan kemudahan bagi pelatih dalam memberikan program latihan. Begitu pula bagi atlet akan bergairah dan bersemangat dalam melakukan latihan. Sedangkan sarana dan prasarana yang dimiliki sudah standar untuk dipergunakan bagi para pengurus, pelatih dan atlet. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh klub sepak bola PERSIS Solo adalah sebagai berikut ini : a. Stadion Sriwedari Diperuntukan bagi kegiatan latihan rutin atlet PERSIS Solo dan kompetisi-kompetisi lokal. Stadion Sriwedari merupakan stadion yang diresmikan oleh Sri Sultan Paku Buwana X pada tahun 1933 dan pengelolaannya diserahkan kepada PERSIS Solo. Stadion Sriwedari mempunyai peranan penting dalam perkembangan sepak
bola bagi
PERSIS Solo maupun PSSI. b. Stadion Manahan Stadion Manahan merupakan stadion yang sudah berlevel internasional. Stadion Manahan biasa digunakan untuk event-event atau pertandingan yang diadakan oleh PSSI dan diluar PSSI dan akan tetapi stadion Manahan
milik
yayasan
Gelora
menggunakannya harus membayar sewa. commit to user c. Mess Pemain
Manahan
dan
kalau
pun
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mess Pemain berada di Jl. Kebangkitan Nasional No.5 Surakarta. Mess ini terdiri dari beberapa kamar untuk atlet atau pemain PERSIS Solo. d. Mess Pelatih Mempunyai 1 kamar tidur untuk pelatih klub sepak bola PERSIS Solo, di lengkapi ruang tamu. e. Kantor Sekretariat PERSIS Solo memiliki kantor sekretariat dua yaitu Balai PERSIS di Jl. Gadjahmada no. 73 Surakarta dan Kompleks Stadion R. Maladi Sriwedari, Jl. Bhayangkara No. 1 Solo. Merupakan kantor yang digunakan untuk kegiatan administrasi dan kegiatan-kegiatan lainnya yang berhubungan dengan keseluruhan aktivitas klub sepak bola PERSIS Solo. Kelancaran kegiatan di PERSIS Solo tidak terlepas dari sarana dan prasarana yang memadai. Dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai, maka kegiatan pembinaan dapat berjalan dengan baik. Namun sebaliknya, sarana dan prasarana yang tidak memadai, maka kegiatan pembinanaan tidak dapat berjalan lancar. Sebenarnya, sarana dan prasarana PERSIS Solo beruntung bisa menggunakan dua stadion yaitu stadion Sriwedari dan stadion Manahan. Duaduanya representatif, stadion Manahan sudah berlevel internasional sehingga dapat digunakan semaksimal mungkin akan tetapi stadion Manahan milik yayasan Gelora Manahan apabila Persis menggunakannya harus membayar sewa, termasuk stadion Sriwedari yang sudah rutin untuk latihan, sedangkan untuk stadion Manahan digunakan untuk event-event atau pertandingannya. selain lapangan PERSIS memiliki mess pemain, mess pelatih, kantor sekretariat. Sarana dan prasaranya sudah memadahi, dibandingkan dengan kota yang lain Solo sudah memadahi mulai dari stadionnya, ruang ganti pemain dan lain sebagainya sudah representatif untuk kota Surakarta (Wawancara Bapak Sapto J.P, 11 Mei 2012). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
75 digilib.uns.ac.id
5. Anggaran Dana dan Sumber Dana PERSIS Solo Dana merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Dapat dikatakan, organisasi dapat berjalan atau tidak dipengaruhi oleh dana yang dimilikinya. Untuk menunjang kegiatan di klub sepak bola PERSIS Solo tidak lepas dari dana yang memadai. Pada tahun 2006-2007 sumber dana pembinaan masih ditopang dari APBD Kota Surakarta melalui KONI, dana-dana digunakan untuk memotivasi atlet. Setelah tahun 2009 keatas Untuk yang profesional / senior yang berlaga di PT. Liga Indonesia sudah tidak menggunakan dana dari APBD, tetapi menggunakan dana dari sponsor maupun investor. Sumber keuangan PERSIS Solo diperoleh dari : a. Iuran anggota atau pengurus dari cabang PSSI Surakarta / PERSIS Solo b. Kerja sama dengan pihak swasta c. Dewan penyantun, yayasan dsb. d. Sponsor / Investor Setiap jenjang memiliki jenjang sendiri, sesuai dengan kelompok umur dalam PERSIS. Sehingga pengelolaan anggaran dilakukan oleh setiap manajemen dan tidak bercampur. (wawancara, Bapak Sapto J.P, 11 Mei 2012). 6. Prestasi yang dicapai oleh Klub Sepak Bola PERSIS Solo Dalam setiap cabang olahraga prestasi yang maksimal merupakan tujuan utama yang harus dicapai oleh setiap klub dan pemain. Untuk mencapai tersebut bukan suatu pekerjaan yang mudah, karena memerlukan waktu yang lama, sumber dana yang besar dan sarana dan prasarana yang memadai. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi pencapaian prestasi maksimal dalam olahraga antara lain pemain, pelatih, dan pengurus. Begitu juga dengan klub sepak bola PERSIS Solo mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar untuk meningkat prestasi sepak bola. Untuk mencapai tujuan yang maksimal, para atlet dituntut untuk menguasai keterampilan bermain sepak bola secara menyeluruh dan juga para pelatih berkompeten dan mempunyai bekal commit to user
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan tugasnya. Setelah usaha yang keras yang ditunjukan oleh para pelatih dan pemain Tabel 3. Prestasi Persis Solo tahun 2006-2011 No.
Musim Kompetisi
Prestasi
1.
2006-2007
Runner up dari Devisi I ke Devisi Utama
2.
2007-2008
Berada di papan tengah
3.
2008-2009
Berada di papan tengah
4.
2009-2010
Berada di papan bawah
5.
2010-2011
Berada di papan bawah
6.
2011-2012 (sekarang)
Berada dipapan tengah
Pada umumnya faktor yang mempengaruhi prestasi PERSIS Solo adalah masalah dana. Terbukti ketika PERSIS masih ditopang oleh dana APBD Pemerintah Kota Surakarta PERSIS Solo pada musim 2007-2008, memiliki pemain-pemain berkelas seperti Greek Mopolo. Biasanya pemain yang memiliki kualitas yang baik akan memiliki nilai jual yang tingi. Tapi setelah tidak ditopang dana APBD dan hanya dari dana sponsor prestasi PERSIS Solo menurun. Tetapi pada musim 2011-2012 PERSIS memiliki pemain-pemain asing yang berkualitas sehingga dapat mengangkat kembali prestasi dari PERSIS Solo (Wawancara, Bapak Sapto J.P, 11 Mei 2011). B. Pembahasan Hasil Penelitian Dari data yang telah dikumpulkan dan disusun menurut jenisnya, kemudian dilakukan pembahasan. Berikut ini merupakan hasil pembahasan mengenai klub sepak bola PERSIS Solo, sebagai berikut : 1. Sejarah Klub Sepak Bola PERSIS Solo PERSIS Solo yang berdiri 1923 merupakan persatuan sepak bola yang commit to user pertama kali didirikan di Surakarta dengan nama VORSTENLANDCHE
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
VOETBAL BOND (VVB) yang kemudian diganti namanya menjadi Persatuan sepak bola Indonesia Surakarta (PERSIS). PERSIS Solo merupakan salah satu perjalanan panjang dari sejarah persepakbolaan Indonesia. PERSIS Solo juga turut andil dalam kemajuan Persepakbolaan di Indonesia. 2. Keadaan Organisasi dan Manajemen Klub sepak bola PERSIS Solo a. Organisasi Dalam organisasi klub sepak bola PERSIS Solo sudah memiliki unsur-unsur sebagai sebuah organisasi yang baik dan sehat, mulai dari pengurus, AD ART, dan Rencana Kerja jangka pendek dan panjang yang dimiliki oleh PERSIS Solo. Selain itu demi kelancaran organisasi dalam PERSIS Solo telah dibentuk pengurus harian yang diharapkan dapat bekerja sesuai dengan tugas masing-masing setiap harinya. b. Manajemen Manajemen PERSIS Solo dibentuk oleh pengurus dengan masa kerja
satu
musim
pertandingan.
Manajemen
PERSIS
bertugas
memanajemen segala urusan yang berhubungan dengan tim kepelatihan dan atlet atau pemain. PERSIS Solo sudah memiliki struktur manajemen yang telah bekerja aktif dan sesuai dengan tugas manajemen itu sendiri. 3. Pelatih, Program Latihan dan Atlet Klub Sepak Bola PERSIS Solo a. Pelatih Pelatih PERSIS Solo telah melakukan tugasnya sebagai pelatih dengan baik. Pelatih tidak hanya sebagai pelatih teknik dalam sepak bola. Tetapi juga menjadi teman atlet atau pemain PERSIS Solo. Pelatih PERSIS Solo juga mengutamakan kedisiplinan terhadap atlet atau pemain. Serta menjadi motivator atlet agar selalu giat berlatih, jaga kondisi dan stamina tubuh serta dorongan agar terus berprestasi. b. Program Latihan Pelatih PERSIS Solo telah membuat program latihan yang commit to userlatihan ini dibuat agar kegiatan diterapkan kepada atletnya. Program
perpustakaan.uns.ac.id
78 digilib.uns.ac.id
latihan dapat terstruktur sehingga memudahkan pelatih sendiri dan atletnya. Pelaksanaan latihan PERSIS Solo juga telah disesuaikan dengan program latihan yang dibuat oleh pelatih, atlet tinggal melaksanakan dengan serius. c. Atlet atau pemain Pemain-pemain yang dimiliki oleh PERSIS Solo sudah termasuk memiliki skill yang cukup baik. Dalam perkembangan PERSIS Solo selama 5 tahun terakhir telah menciptakan beberapa prestasi meskipun berbeda-beda disetiap musim pertandingannya, karena dipengaruhi tingkat kualitas pemain dan dana. Pada saat sekarang ini PERSIS Solo memiliki kualitas pemain yang baik, dari pemain lokal maupun pemain asing yang diperoleh dengan system online dari FIFA. 4. Keadaan Sarana dan Prasarana Klub Sepak Bola PERSIS Solo Keadaan Sarana prasarana yang dimilki oleh PERSIS Solo sudah baik, sarana prasarana yang dimiliki antara lain mess pemain dan pelatih yang baik. Dua stadion yang bisa digunakan dan sudah berlevel internasional seperti stadion Manahan. Sekertariat kepengurusan dan Balai PERSIS yang cukup baik. Meskipun sedikit kendala pada lapangan di Stadion Sriwedari yang berhubungan dengan kendala teknis saat latihan. Tetapi apabila ditinjau kembali sarana dan prasarana yang selain itu sudah layak untuk pertandingan dan pembinaan pemain. 5. Anggaran dana dan Sumber Dana PERSIS Solo Meskipun PERSIS Solo sudah tidak ditopang dengan dana APBD Pemkot Surakarta dan hanya bertopang pada dana sponsor dan investor, PERSIS Solo tetap bisa berjalan meskipun terdapat kendala pada masalah pendanaan ini. Memang maslah dana merupakan masalah utama bagi pengurus, atlet, pelatih yang berhubungan dengan masalah gaji. Tetapi telah dilakukan usaha penggalian dana untuk menunjang kegiatan PERSIS Solo commit to user
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan memanfaatkan aset yang dimiliki PERSIS Solo, menggali partisipasi masyarakat dan sumber dana yang lain. 6. Prestasi yang dicapai oleh klub sepak bola persis solo Prestasi PERSIS Solo banyak dipengaruhi dengan adanya dana yang dimiliki oleh PERSIS. Dikatakan demikian karena apabila PERSIS memiliki cukup dana untuk membeli pemain yang berkualitas bagus, prestasi yang dimiliki PERSIS Solo juga meningkat. Selain itu kualitas teknik bermain dan semangat dari pemain juga memepengaruhi prestasi pemain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. PERSIS Solo berdiri tahun 1923 dengan nama VORSTENLANDCHE VOETBAL BOND (VVB). Atas usulan Soemokartiko kemudian diganti dengan Persatuan Sepakbola Indonesia (PERSIS). PERSIS Solo merupakan klub sepak bola pertama di Surakarta. 2. Keadaan organisasi dan manajemen PERSIS Solo sudah memiliki unsur-unsur yang baik. Organisasi PERSIS telah memiliki unsur seperti pengurus, AD ART, anggaran dana dan rencana kerja. Dari semua unsur sudah dilaksanakan dengan baik dan pengurus telah melaksanakan tugas sesuai dengan bidang masing dan melaksanakan rencana kerja masing-masing bidang. Begitu pula dengan manajemen PERSIS yang dibentuk oleh pengurus, dapat melaksanakan tugasnya dalam pembinaan pelatih dan pemain atau atlet. Akan tetapi dalam realisasi rencana keja tidak dapat dilaksanakan dengan maksimal karena keterbatasan dana yang dimiliki oleh PERSIS Solo. 3. Pelatih yang dimiliki PERSIS Solo adalah seorang yang berkompeten dalam bidang olahraga sepak bola. Akan tetapi sekarang pelatih disolo terkendala lisensi dan lisensi yang diterapkan manual liga. Selain menjadi pelatih teknis sepak bola, pelatih juga menjadi teman dari para atlet dan menjadi motivator. Rencana kerja yang dibuat oleh pelatih dibuat secara terprogram dan dilaksanakan setiap kali latihan. Untuk atlet atau pemain PERSIS Solo berusaha selalu berlatih, dan tetap fokus, meskipun terdapat kendala-kendala masalah teknis maupun non teknis. PERSIS Solo juga diperkuat dengan pemain asing yang diperoleh melalui sistem online dari FIFA. 4. PERSIS Solo bisa menggunakan sarana dan prasarana yang cukup memadai yaitu memiliki
stadion
Manahan yang berlevel interansional untuk commit to user pertandingan tetapi stadion milik yayasan Gelora Manahan sehingga PERSIS
80
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
harus membayar sewa, stadion Sriwedari untuk latihan dan pengelolaannya diserahkan kepada PERSIS Solo, mess atlet dan pelatih, kantor sekretariat dan balai PERSIS. Dari semua fasilitas tersebut bisa dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin. 5. Pada tahun 2006-2008 PERSIS Solo yang berlaga di PT. Liga indonesia yang profesional masih ditopang oleh dana APBD Pemkot Surakarta. Tetapi setelah tahun 2009 ke atas sudah lepas dari dana APBD, sehingga sumber dana yang diperoleh oleh PERSIS Solo dari sponsor, kerjasama dengan pihak swasta, dan dari dewan penyantun yayasan,dsb. 6. Prestasi yang dimiliki PERSIS Solo setiap tahunnya berbeda-beda. Prestasi PERSIS Solo dipengaruhi oleh pemain-pemain yang berkualitas yang sangat berhubungan dengan adanya dana yang dimiliki PERSIS Solo. Apabila akan mengambil pemain yang berkualitas tentunya akan mengeluarakan dana yang lebih besar. Tetapi dengan adanya pemain yang berkualitas akan menciptakan prestasi yang cukup baik. B. IMPLIKASI 1. Teoritis Melalui penelitian ini dapat membantu memperkenalkan PERSIS Solo terhadap masyarakat dan memberikan sumbangan agar Pemkot Surakarta lebih memperhatikan persepakbolaan terutama di wilayah Surakarta. Serta dapat menjadi reverensi pemecahan penelitian atau masalah yang relevan terutama di bidang sepak bola. 2. Praktis Dengan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang sepak bola terutama yang berhubungan dengan PERSIS Solo. Tentang sejarah, pelatih, program latihan, atlet, sarana dan prasarana, prestasi, organisasi dan sumber dana PERSIS Solo. Sedangkan adanya kendala yang ada dalam PERSIS Solo yang ditemukan dalam penelitian ini dapat dijadikan prioritas usulan terhadap pihak terakit agar lebih memperhatikan PERSIS Solo, agar commit to user bisa lebih berprestasi.
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. SARAN Setelah mengadakan penelitian dan pengkajian tentang “Studi Kasus Klub Sepak Bola PERSIS Solo tahun 2006-2011”, penulis memberikan saransaran sebagai berikut: 1. Organisasi dan Manajemen PERSIS Solo Kepada organisasi diharapkan merealisasikan rencana kerja yang telah disusun. Lebih aktif menginventarisasi permasalahan-permasalahan untuk mengetahui kesulitan dan hambatan untuk menyiapkan pemecahan masalah tersebut. Sedangkan kepada Manajemen PERSIS diharapkan lebih profesional dalam melaksanakan tugas memanajemen tim kepelatihan dan pembinaan terhadap atlet. 2. Pemerintah Kota Surakarta Diharapkan Pemerintah Kota Surakarta lebih memperhatikan persepak bolaan di Surakarta khususnya PERSIS Solo. Meskipun sudah tidak ditopang oleh dana APBD, Pemkot diharapkan masih memberikan sumbangan terhadap PERSIS, agar PERSIS dapat lebih maju dan berprestasi. 3. Pelatih PERSIS Solo Pelatih diharapkan mempunyai strategi dan metode berlatih yang dapat mudah diterima oleh atlet. Lebih giat memberikan motivasi dan menerapkan kedisiplinan yang lebih kepada atlet. Serta merencanakan program latihan dengan baik dan sesuai untuk atletnya. 4. Atlet atau pemain PERSIS Solo Kepada atlet diharapkan mampu menciptakan prestasi yang baik dengan cara giat berlatih, disiplin dan bersemangat. Selalu menjaga pola kehidupan agar tidak terjerumus dalam minum-minuman keras dan narkotika. Karena hal-hal tersebut merupakan musuh bagi seorang olahragawan. Dan tetap fokus terhadap karir sepakbolanya. commit to user