PENGENDALIAN INTERNAL ATAS KAS DAN TRACEABILITY: STUDI KASUS EMPAT UMKM DI BANDUNG (Elvy Manurung dan Puji Astuti Rahayu)
PENGENDALIAN INTERNAL ATAS KAS DAN TRACEABILITY: STUDI KASUS EMPAT UMKM DI BANDUNG Elvy Manurung dan Puji Astuti Rahayu FE Universitas Katolik Parahyangan, Bandung Jl. Ciunbuleit No. 9A, Bandung 40141 Email :
[email protected] -
[email protected]
Abstrak Penelitian ini difokuskan untuk melihat bagaimana pengendalian internal terhadap kas berdampak pada penelusuran kembali transaksi atau traceability, untuk memastikan keakuratan pelaporan keuangan. Metode analytical hierachycal process (AHP) digunakan untuk menganalisis temuan-temuan, yang disertai dengan kuesioner beberapa interview. Obyek penelitian adalah empat perusahaan skala kecil dan menengah di Bandung yang menjadi tempat magang mahasiswa sebagai studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keempat perusahaan yang diteliti PT.MGJ mempunyai pengendalian internal yang paling memadai yaitu sebesar 97%, PT.MDI sebesar 91% dan PT.SSM sebesar 89%. PT.PSJ memiliki pengendalian internal yang belum memadai yaitu sebesar 29%. Penelusuran lebih lanjut melalui wawancara menunjukkan bahwa PT PSJ masih dapat memonitor penerimaan dan pengeluaran kasnya sekalipun tidak selalu bisa melacak kembali transaksi. Temuan tersebut sekaligus menunjukkan kurangnya traceability pada perusahaan yang lemah tingkat pengendalian internalnya. Kata kunci : pengendalian internal, kas, keakuratan, traceability. Abstract This research focus on how internal control over cash transaction impact the transaction traceability to ensure the accuracy of financial report. Analytical hierachycal process (AHP) method was used to analyse findings, combines with questionaire some interviews. Research object conducted to the four small and medium companies in Bandung which related to student internship as case studies. The results showed that from the four companies, PT.MGJ have the most adequate internal controls which is 97%, PT.MDI get 91% and PT.SSM 89%. However, PT. PSJ have an inadequate internal controls which is 29%. Further investigation through interviews indicated that PT PSJ still able to monitor cash receipts and expenditures although the weakness of internal control. The findings also indicates a lack of traceability in the company with the lowest level of internal control. Keywords : internal control, cash, accurateness, traceability. Pendahuluan Karena sifatnya yang sangat likuid, uang kas sebagai aset sangat mudah digelapkan atau
dimanipulasi pencatatannya. Pengendalian internal yang baik terhadap uang kas 17
JURNAL VOLUME 10 - November 2016 : 17-32
membutuhkan sistem dan prosedur yang memadai terhadap penyimpanan, eksekusi, dan pencatatannya. Pencatatan yang memadai tercermin dari keakuratan laporan keuangan yang didukung oleh sistem informasi akuntansi perusahaan yang baik. Arus kas yang pengelolaanya tidak benar akan mengakibatkan ketidakseimbangan arus kas masuk dan arus kas keluar. Hal tersebut akan menimbulkan dampak dari aliran kas perusahaan, dimana jika kas perusahaan terlalu kecil akan mengakibatkan kekurangan dana yang dapat menyebabkan terganggunya aktivitas operasional perusahaan serta tidak liquidnya perusahaan terhadap biaya-biaya tak terduga. Namun jika kas yang ada di perusahaan terlalu besar akan menyebabkan kelebihan dana yang dapat menyebabkan adanya pemborosan sehingga dapat merugikan perusahaan (Kaunang, J.M., 2013). Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan dari jenis orang, sumberdaya, dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data ekonomi menjadi informasi yang berguna (Bodnar, G.H.,2000). Menurut Bodnar dan Hoopwood (2004:1), sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumberdaya seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi yang dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan. Sistem informasi akuntansi tercermin dalam sistem dan prosedur keuangan perusahaan serta dokumen-dokumen yang melengkapinya. Penerapan sistem informasi yang tepat dengan kondisi dan situasi yang dihadapi oleh perusahaan dapat membantu penyediaan informasi, pengawasan kegiatan operasi dan evaluasi kebijakan perusahaan. Pengendalian internal merupakan suatu teknik pengawasan dari seluruh kegiatan operasional perusahaan yang bertujuan untuk membuat laporan keuangan bebas dari salah saji yang material, yang disebabkan oleh kesalahan maupun kecurangan, serta
18
melindungi harta milik perusahaan terutama yang paling likuid yaitu kas (Tuanakotta, 2013). Menurut Wells (2007) kecurangan mengacu kepada kesalahan akuntansi yang dilakukan secara sengaja dengan tujuan menyesatkan pembaca/pengguna laporan keuangan. Tujuan ini dilakukan untuk mengambil keuntungan individu dari pihak-pihak tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana penelusuran atas transaksi (traceability) mampu dilakukan untuk mengevaluasi penerapan sistem dan prosedur terhadap penerimaan dan pengeluaran kas. Pelacakan tersebut sekaligus menunjukkan bagaimana pengendalian internal dapat diwujudkan secara memadai, dan bagaimana satu perusahaan akan berbeda dengan perusahaan yang lain –bukan hanya karena jenis usahanya saja-- dalam hal pengendalian internal terhadap uang kas, yaitu pada transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Sejauh mana keempat perusahaan dapat menelusuri kembali terjadinya transaksi penerimaan dan pengeluaran kas akan mencerminkan pengendalian internal yang dimiliki. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan secara praktis untuk kepentingan keempat perusahaan yang diamati, yaitu PT.MGJ, PT.SSM, PT.MDI, dan PT.PSJ, di Bandung dalam hal sejauh mana mereka menerapkan pengendalian internal terhadap transaksi kas dapat digunakannya hasil penelitian oleh perusahaan lain yang sejenis. Di samping itu, manfaat lain dari penelitian ini adalah terelesaikannya tugas akhir mahasiswa. Kerangka Pemikiran Pengendalian internal dirancang, diimplementasi, dan dipelihara oleh pemilik perusahaan, manajemen, dan karyawan untuk menangani resiko bisnis dan resiko kecurangan yang diketahui mengancam pencapaian tujuan entitas, seperti pelaporan keuangan yang andal (Tuanakotta,2013). Oleh karena itu keandalan struktur pengendalian internal merupakan salah satu faktor penentu keandalan laporan keuangan.
PENGENDALIAN INTERNAL ATAS KAS DAN TRACEABILITY: STUDI KASUS EMPAT UMKM DI BANDUNG (Elvy Manurung dan Puji Astuti Rahayu)
Menurut Comitte Of Sponsoring Organization (COSO) dalam Susanto (2008), pengendalian internal menjadi semacam dorongan yang diberikan kepada seseorang atau karyawan dari bagian tertentu dari organisasi atau organisasi secara keseluruhan agar berjalan sesuai dengan tujuan.
struktur organisasi, gaya kepemimpinan dalam arti yang luas, pengawasan menyeluruh dan praktiknya, penyampaian nilai-nilai dan komitmen entitas mengenai kompetensi, dan kebijakan serta prosedur sumber daya manusia. 2.
Sistem pengendalian yang baik harus dapat memenuhi tujuan pembuatannya dan menangkal resiko kecurangan. Secara garis besar, tujuan pengendalian internal dibagi ke dalam empat kelompok (Tuanakotta,2013): 1.
Strategis, sasaran-sasaran utama yang mendukung misi entitas.
2.
Pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
3.
Pengendalian operasional.
4.
Kepatuhan terhadap hukum dan ketentuan perundang-undangan.
Pengendalian internal dalam penelitian ini terfokus pada pelaporan keuangan, hal ini berkaitan dengan tujuan pelaporan keuangan untuk keperluan eksternal dan internal perusahaan.
Entitas menilai resiko karena adanya ancaman pencapaian tujuan entitas, yaitu menghasilkan laporan keuangan yang bebas dari salah saji material. Apabila dilihat dari sudut pandang auditor, melihat resiko sebagai bagian dari proses auditnya. Penilaian resiko berkaitan dengan hal-hal berikut: perubahan dalam lingkungan operasi entitas, karyawan senior yang baru bergabung dengan entitas, teknologi baru, pertumbuhan entitas yang cepat, sistem informasi yang baru, bisnis yang baru, restrukturisasi, terbitnya pernyataan akuntansi dan perluasan kegiatan di luar negeri. 3.
Lingkungan environment)
pengendalian
(control
Lingkungan pengendalian internal merupakan dasar dan penunjuk arah bagi pengendalian internal yang efektif. Lingkungan pengendalian berkaitan dengan fungsi pengelolaan dan pengawasan di tingkat tertinggi dalam entitas. Pengendalian lingkungan ini bersifat pervasif, tidak secara langsung mencegah, mendeteksi dan mengkoreksi salah saji yang material dalam laporan keuangan. Pengendalian ini menjadi dasar bagi seluruh komponen pengendalian internal lainnya (Tuanakotta, 2013). Lingkungan pengendalian terdiri dari pembagian tugas dan tanggung jawab,
Sistem informasi (information system) Manajemen memerlukan informasi yang andal untuk perencanaan, penganggaran, pemantauan kinerja, pengalokasian sumber daya, penetapan harga, pembuatan laporan keuangan, mengidentifikasi dan menanggapi faktor resiko. Suatu sistem informasi meliputi infrastruktur, perangkat lunak, manusia, prosedur dan data.
Menurut Tuanakotta (2013) Pengendalian internal dalam ISA 315 terdiri atas lima komponen, diantaranya adalah: 1.
Penilaian resiko (risk assessment)
4.
Kegiatan pengendalian (control activities) Kegiatan pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang memastikan arahan manajemen dilaksanakan. Kegiatan pengendalian dirancang untuk menanggulangi resiko yang bisa terjadi dalam kegiatan sehari-hari.
5.
Pemantauan (monitoring) Pemantauan bertujuan untuk memastikan bahwa pengendalian berjalan sebagaimana seharusnya, jika tidak maka tindakan perbaikan akan dilakukan. Pemantauan memberikan umpan balik 19
JURNAL VOLUME 10 - November 2016 : 17-32
kepada manajemen mengenai apakah sistem pengendalian internal yang dirancang efektif dalam mencapai tujuan pengendalian, dilaksanakan dan dipahami dengan baik oleh karyawan, digunakan dan ditaati setiap hari, disempurnakan sesuai dengan perubahan kondisi. Penelitian tentang pengendalian internal tentang kas telah banyak dilakukan, salah satunya yang dilakukan oleh A.R. Bowrin (2004) dengan judul “Internal Control in Trinidad and Tobago Religious Organizations”. Penelitian tersebut dilakukan terhadap enam organisasi keagamaan mengenai lingkungan pengendalian, penerimaan dan pengeluaran kas serta aset lainnya. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan (1) penyimpangan yang tidak terdeteksi dapat menimbulkan kerugian signifikan, ditambah tidak diselenggarakannya audit secara berkala (2) sulit untuk melacak transaksi ke belakang, serta (3) tidak adanya otorisasi yang jelas atas pengeluaran uang kas. Penelitian serupa tentang itu dilakukan oleh Arnas, Konde dan Iqbal (2013) yang menunjukkan bahwa pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas dan prosedur akuntansi PT.Kaltim Nusa Etika belum sepenuhnya memenuhi unsur-unsur pengendalian internal, karena tidak adanya rekonsiliasi bank, serta tidak dilakukannya perputaran jabatan sehingga kemungkinan penipuan masih sangat besar. Manoppo (2013) dalam penelitiannya mengenai Analisis Sistem Pengendalian Intern Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada PT.Sinar Galesong Prima Cabang Manado menunjukkan bahwa system pengendalian intern penerimaan kas telah efektif, sedangkan sistem pengendalian intern pengeluaran kas belum efektif dikarenakan masih terdapat unsur-unsur pengendalian intern di dalam perusahaan yang belum sepenuhnya dilakukan, diantaranya: penempatan kasir yang berada satu ruangan dengan karyawan lainnya, kas di tangan kasir tidak diasuransikan, rekonsiliasi bank tidak dilakukan oleh bagian pemeriksaan intern, dan stempel cek dipegang oleh pembuat 20
cek tersebut, yang seharusnya oleh bagian accounting untuk control. Penelitian Sofyan (2014) menunjukkan bahwa penerapan sistem pengeluaran kas pada Rumah Sakit Sri Pamela sudah dilaksanakan secara sistematis dan masing-masing bagian keuangan mempunyai pengendalian intern yang tinggi, sehingga akan sulit memungkinkan terjadinya penyelewengan kas atau penggelapan kas. Hal ini tidak terlepas dari berbagai faktor, antara lain: sistem akuntansi pengeluaran kas yang baiks, semangat dan etos kerja serta disiplin karyawan yang tinggi, penerapan fasilitas kesehatan, IPTEK yang mendukung terciptanya kesehatan yang memadai. Pada penelitian sejenis yang lain, Desi Pakadang (2013) dalam “Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas Pada Rumah Sakit Gunung Maria di Tomohon” membahas pengendalian internal di rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan sistem pengendalian internal penerimaan kas Rumah Sakit Gunung Maria telah memadai sesuai dengan unsur-unsur sistem pengendalian internal, kecuali untuk penilaian resiko dan pemantauan masih perlu diperhatikan. Penelitian Dmitri Folinas dkk (2006) berfokus pada pentingnya ketersediaan sistem database industri makanan, yang dapat dilacak (memiliki traceability) dengan baik melalui penyortiran informasi, ekstraksi informasi dari database yang ada sesuai standar prosedur pengendalian internal yang ditetapkan. Mekanisme tersebut dimaksudkan untuk peningkatan keamanan konsumen. Azmi, A., dan Ibrahim, S. (2011) lebih lanjut mengemukakan pentingnya membangun software traceability untuk mendukung ketersediaan dokumentasi –yang biasanya kurang bisa diandalkan—yang dapat digunakan untuk menguji kehandalam transaksi atau peristiwa. Penelitian difokuskan pada aspekaspek pengendalian internal atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas di empat perusahaan di Bandung. Sebagai studi kasus,
mengandung beberapa elemen. Elemen-elemen tersebut bisa dibandingkan PENGENDALIAN INTERNALdan ATAS diberi KAS DANpembobotan. TRACEABILITY: STUDI KASUS EMPAT UMKM DI BANDUNG Susunan hierarki ditunjukkan pada (Elvy Manurung dan Puji Astuti Rahayu) gambar 1. dalam penelitian ini kemudian aspek-aspek tersebut dievaluasi untuk mendapatkan atau mengetahui kelayakan dan keakuratan laporan keuangan atas kas. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengkaji sejauh mana perusahaanperusahaan yang diteliti memiliki dan menerapkan sistem pengendalian internal yang baik, dan bagaimana sistem dan prosedur serta dokumen-dokumen yang ada dapat ditelusuri secara kronologis (traceability). Metode Kajian
Gambar 1. Prosedur Penelitian (sumber: Gambar 1. Prosedur Penelitian Asja, M.A., 2013) (sumber: Asja, M.A., 2013)
Metode penelitian yang digunakan adalah analytical hierachycal process (AHP). Metode 2. Perbandingan penilaian (comparative AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, judgments) seorang ahli matematika. Metode ini adalah 2. Perbandingan penilaian Prinsip ini menerapkan perbandingan sebuah kerangka untuk mengambil keputusan (comparative judgments) berpasangan atas semua elemen yang ada. dengan cara memecah persoalan ke dalam Prinsip ini menghasilkan menerapkan Tujuannya adalah skala bagian-bagiannya dalam suatu susunan hirarki, perbandingan berpasangan atas kepentingan relatif dari elemen, dalam dan memberi bobot nilai untuk tiap variabel. bentuk angka. Perbandingan berpasangan semua elemen yang ada. Penetapan bobot ini didasarkan pada skala dalam bentuk adalah matriks jika menghasilkan dikombinasikan prioritas. Metode ini juga menggabungkan Tujuannya akan menghasilkan prioritas. kekuatan dari perasaan dan logika yang skala kepentingan relatif dari bersangkutan pada berbagai persoalan, 3. Sintesa Prioritas elemen, dalam bentuk angka. lalu mensintesis berbagai pertimbangan Sintesa prioritas diperoleh setelah Perbandingan berpasangan dalam yang beragam menjadi sebuah keputusan tingkatan-tingkatan variable dari level bentuk matriks jika berdasarkan intuisi dan pertimbangan (Saaty, terbawah dihitung dan dikalikan. Hasilnya 1993). dikombinasikan akan berupa gabungan yaitu prioritas global, menghasilkan prioritas. Hierarki pembobotan berdasarkan skala untuk digunakan dalam pembobotan prioritas tersebut disusun dengan cara sebagai prioritas lokal dari elemen di level berikut: terendah sesuai dengan kriterianya. 3. Sintesa Prioritas 1.
Dekomposisi Struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi bagian-bagian dalam hierarki. Struktur hierarki akan dibandingkan tujuan, kriteria dan level alternatif. Level paling atas dari hirarki merupakan tujuan yang terdiri atas satu elemen, level berikutnya mengandung beberapa elemen. Elemen-elemen tersebut bisa dibandingkan dan diberi pembobotan. Susunan hierarki ditunjukkan pada gambar 1.
Metodeprioritas AHP yang digunakan setelah pada Sintesa diperoleh penelitian ini, mengadaptasi langkah-langkah tingkatan-tingkatan variable dari seperti dikemukakan di atas. Namun demikian, level terbawah dihitung dan kendala di lapangan berupa data-data keuangan dikalikan. Hasilnya berupa yang sifatnya confidential, serta kurangnya gabungandariyaitu prioritas global, transparansi para manajer atau pemilik, membatasi proses penggunaan untuk terlaksananya digunakan dalam AHP secara lengkap dan rinci. Sebagai pembobotan prioritas lokal dari konsekuensi, detil-detil pelaksanaannya tidak elemen di level terendah sesuai serinci perhitungan matematis yang seharusnya, denganketiga kriterianya. sekalipun langkah AHP tetap dilakukan yaitu: dekomposisi, comparative judgements, dan sintesa prioritas. Meskipun begitu, ciri-ciri keilmuan yaitu rasional (cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia), empiris (cara-cara yang dilakukan 21
A S p p s A d ju M y a p c o (p la te
L y ri s
JURNAL VOLUME 10 - November 2016 : 17-32
dapat diamati oleh indera manusia), dan sistematis (prosesnya menggunakan langkahlangkah tertentu yang bersifat logis) tetap dilakukan (Sugiyono, 2010). Langkah-langkah pendekatan AHP yang dimaksud, dijelaskan secara rinci pada gambar dua, dan tabel satu sampai lima di bawah ini. Adapun lima faktor yang dianggap mempengaruhi pengendalian internal, diperoleh melalui studi literatur dan konfirmasi
hasil wawancara, yaitu : (i) lingkungan pengendalian, (ii) perkiraan resiko, (iii) sistem informasi, (iv) aktifitas pengendalian, dan (v) pemantauan /monitoring. Sedangkan pembobotan atas kelima faktor tersebut didasarkan pada jawaban hasil kuesioner dari keempat perusahaan yang diamati. Berikut adalah penjelasan tentang pembobotan nilai atas lima kriteria yang ditentukan.
Gambar 2. Hierarki Kriteria Pengendalian Internal Kas (sumber: Peneliti) Pengendalian atas Kas dan Traceability
Pemantauan
Lingkungan Pengendalian Perkiraan Resiko
Kegiatan Pengendalian
Sistem Infomrasi Kebijakan & Prosedur SDM
Evaluasi dan Pengawan
Pemisahan Tugas
Pejabat/karyawa n baru Sumber Informasi
Nilai dan Komitmen
Otorisasi Sistem Informasi/ Teknologi Baru
Sanksi
Informasi yang diolah Rekonsiliasi
Pengawasan Menyekuruh Penggunaan Informasi
Pengendalian kas fisik
Gaya Kepemimpinan
Struktur Organisasi
Pemisahan Tugas
Berikut adalah penjelasan tentang pembobotan nilai atas lima kriteria yang ditentukan.
Tabel 1. Kriteria 1: Lingkungan Kriteria Pengendalian (25%) Gambar 2. Hierarki Pengendalian Internal Kas MGJ SSM MDI (sumber: Peneliti) Jumlah Jawaban Jawaban Jawab
Tabel 1. Kriteria 1: Lingkungan Pengendalian (25%) No
Lingkungan pengendalian
Pertanyaan
Nilai
Total
sesuai
Nilai
PSJ Jawaban sesuai Nilai sesuai Nilai sesuai Nilai dianggap 4 3,33% 5 4,17% 0,00%
Adapun lima faktor 1 Kebijakan dan prosedur SDM 5 0,83% 4,17% yang 5 4,17% Penyampaian nilai dan komitmen mempengaruhi pengendalian internal, 2 mengenai kompetensi 2 2,08%studi 4,17% 2 literatur 4,17% 1 2,08% 1 2,08% diperoleh melalui dan 3 Pengawasan menyeluruh 4 1,04% 4,17% 4 4,17% 4 4,17% 3 3,13% konfirmasi hasil wawancara, yaitu : (i) 4 Gaya kepemimpinan 7 0,60% 4,17% 7 4,17% 5 2,98% 5 2,98% lingkungan pengendalian, (ii) perkiraan 5 Struktur organisasi 4 1,04% 4,17% 4 4,17% 3 3,13% 3 3,13% resiko, (iii) sistem informasi, (iv) aktifitas 6 Pembagian tugas dan tanggungjawab 4 1,04% 4,17% 4 4,17% 4 4,17% 4 4,17% pengendalian, dan (v) pemantauan 25,00 19,85 19,64 /monitoring. Sedangkan Total 26 25% pembobotan % % atas % kelima faktor tersebut didasarkan pada jawaban hasil kuesioner dari keempat Tabel 2. Kriteria “Perkiraan resiko yang akan timbul” (10%) perusahaan yang diamati. No 22
Perkiraan resiko yang akan timbul Pejabat/karyawan baru senior yang 1 baru bergabung 2 Sistem informasi/teknologi yang baru Total
Jumlah Pertanyaan 7 3 10
Nilai 0,71% 1,67%
Total 5,00% 5,00% 10%
MGJ Jawaban sesuai Nilai
5 3,57% 3 5,00% 9%
SSM Jawaban sesuai Nilai
7 5,00% 3 5,00% 10%
MDI Jawaban sesuai Nilai
5 3,57% 3 5,00% 9%
0 0 3 0 0
0,00% 0,00% 1,79% 0,00% 0,00% 1,79%
PSJ Jawaban sesuai Nilai 2 1,43% 1 1,67% 3%
0
PENGENDALIAN INTERNAL ATAS KAS DAN TRACEABILITY: STUDI KASUS EMPAT UMKM DI BANDUNG (Elvy Manurung dan Puji Astuti Rahayu)
Berikut adalah penjelasan tentang pembobotan nilai atas lima kriteria yang ditentukan.
Tabel 2. Kriteria “Perkiraan resiko Tabel 1. Kriteria 1: Lingkungan Pengendalian (25%) yang akan timbul” (10%) No Lingkungan pengendalian 1 Kebijakan dan prosedur SDM Penyampaian nilai dan komitmen 2 mengenai kompetensi 3 Pengawasan menyeluruh 4 Gaya kepemimpinan 5 Struktur organisasi 6 Pembagian tugas dan tanggungjawab Total
Jumlah Pertanyaan 5
Nilai 0,83%
2 4 7 4 4
2,08% 1,04% 0,60% 1,04% 1,04%
MGJ SSM Jawaban Jawaban Total sesuai Nilai sesuai Nilai 4,17% 5 4,17% 4 3,33% 4,17% 4,17% 4,17% 4,17% 4,17%
26
2 4 7 4 4
25%
4,17% 4,17% 4,17% 4,17% 4,17% 25,00 %
1 4 5 3 4
MDI PSJ Jawab Jawaban sesuai Nilai sesuai Nilai 5 4,17% 0,00%
2,08% 4,17% 2,98% 3,13% 4,17% 19,85 %
1 3 5 3 4
2,08% 3,13% 2,98% 3,13% 4,17% 19,64 %
0 0 3 0 0
0
0,00% 0,00% 1,79% 0,00% 0,00% 1,79%
Tabel 3. Kriteria informasi” (20%) Tabel 2.3. Kriteria “Perkiraan resiko yang akan timbul” (10%) “Sistem “Sistem informasi” (20%) No Perkiraan resiko yang akan timbul baru senior yang No Pejabat/karyawan Sistem informasi 1 baru bergabung 1 Sumber informasi 2 Sistem informasi/teknologi yang baru 2 Total Informasi yang direkam & diolah
3 Penggunaan informasi Total
Jumlah Jumlah Pertanyaan
Pertanyaan
Nilai
Total
MGJ MGJ Jawaban Jawaban sesuai Nilai
SSM SSM Jawaban Jawaban sesuai Nilai
MDI PSJ MDI PSJ Jawaban Jawaban Jawaban sesuai Nilai Jawaban sesuai Nilai
Nilai Total sesuai Nilai sesuai Nilai sesuai Nilai sesuai Nilai 7 0,71% 5,00% 5 3,57% 7 5,00% 5 3,57% 2 1,43% 53 1,33% 6,67% 5 6,67% 5 6,67% 5 6,67% 3 4,00% 1,67% 5,00% 3 5,00% 3 5,00% 3 5,00% 1 1,67% 1,33% 6,67% 5 6,67% 5 6,67% 4 5,33% 2 2,67% 105 10% 9% 10% 9% 3% 2 3,33% 6,67% 2 6,67% 2 6,67% 2 6,67% 2 6,67% 12 20% 20% 20% 19% 13%
Tabel 4. Kriteria (25%) Tabel 4. Kriteria “Kegiatan“Kegiatan Pengendalian”Pengendalian” (25%)
No Kegiatan pengendalian 1 Pemisahan tugas 2 Otorisasi 3 Rekonsiliasi 4 Pengendalian uang kas fisik Total
Jumlah Pertanyaan 4 1 2 6 13
Nilai 1,56% 6,25% 3,13% 1,04%
Total 6,25% 6,25% 6,25% 6,25%
MGJ SSM MDI PSJ Jawaban Jawaban Jawab Jawaban sesuai Nilai sesuai Nilai sesuai Nilai sesuai Nilai 4 6,25% 4 6,25% 1 1,56% 0 0,00% 1 6,25% 1 6,25% 1 6,25% 1 6,25% 2 6,25% 1 3,13% 2 6,25% 0 0,00% 6 6,25% 2 2,08% 6 6,25% 3 3,13%
25,00%
25,00%
Nilai
Total
MGJ Jawaban sesuai Nilai
17,71%
20,31%
8
9,38%
Tabel 5. Kriteria “Pemantauan” (20) Tabel 5. Kriteria “Pemantauan” (20)
No
Pemantauan
Jumlah Pertanyaan
SSM MDI PSJ Jawaban Jawaban Jawaban sesuai Nilai sesuai Nilai sesuai Nilai
1 Evaluasi & pengawasan
4
2,50%
10,00%
4
10,00%
4
10,00%
4
10,00%
0
0,00%
2 Sanksi
1
10,00%
10,00%
1
10,00%
1
10,00%
1
10,00%
0
0,00%
Total
5
20,00%
20,00%
20,00%
20,00%
0,00%
23
9
JURNAL VOLUME 10 - November 2016 : 17-32
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah diisi oleh Manajer Keuangan atau Berdasarkan diisi oleh Manajer kuesioner Akuntansi yang pada telah PT.MGJ, Manajer Keuangan atau Manajer Akuntansi PT.SSM, PT.MDI, dan PT.PSJ padamengenai PT.MGJ, PT.SSM, PT.MDI, sistem dan PT.PSJ penilaian mengenai penilaian sistem pengendalian pengendalian internal atas penerimaan internal atas penerimaan dantabel pengeluaran dan pengeluaran kas, sesuai 1-5, kas, maka sesuai dapat tabel disajikan 1-5, makaRekapitulasi dapat disajikan Rekapitulasi Pengendalian Kuesioner Kuesioner Sistem Sistem Pengendalian Internal seperti tampak pada tabel Internal seperti tampak pada tabel6.6. Tabel Kuesioner Sistem Tabel 6. 6. Rekapitulasi Rekapitulasi Kuesioner PengendalianInternal Internal Sistem Pengendalian
4
Komponen Jumlah Pengendalian pertanya Total Internal -an Nilai MGJ SSM Lingkungan pengendalian 26 39% 39% 39% Perkiraan resiko yang akan timbul 10 15% 12% 12% Sistem informasi 12 18% 18% 18% Kegiatan pengendalian 13 20% 20% 12%
5
Pemantauan
5
Total
66
No 1 2 3
8%
8%
MDI PSJ 39% 5%
12% 5% 17% 11% 15% 6%
8%
8% 2%
100% 97% 89%
91%29%
Tabel tersebut menunjukkan bahwa dari Tabel lima tersebut kriteriamenunjukkan yang diuji bahwa terhadap dari empat perusahaan, hasilnya menunjukkan bobot nilai lima kriteria yang diuji terhadap empat tertinggi pada perusahaan MGJ dan MDI. perusahaan, hasilnya menunjukkan Disusul dan pada yang perusahaan terakhir adalah bobotoleh nilaiSSM tertinggi PSJ.MGJ dan MDI. Disusul oleh SSM dan
yang terakhirini adalah Penelitian jugaPSJ. merupakan penelitian afirmasi yang memeriksa Penelitian ini juga kesesuaian merupakan teori pengendalian internal dengan prakteknya di penelitian afirmasi yang memeriksa keempat perusahaan yaitu PT.MGJ, PT.SSM, kesesuaian teori pengendalian internal PT.MDI dan PT.PSJ. Dengan demikian dengan prakteknya di keempat dilakukan beberapa tahapan selama kegiatan perusahaan yaitu PT.MGJ, PT.SSM, penelitian berlangsung, sebagai berikut: a.
PT.MDI dan PT.PSJ. Dengan demikian Empat perusahaan tempat magang dilakukan beberapa tahapan selama mahasiswapenelitian (melakukanberlangsung, praktek kerja) di kegiatan Bandung, dipilih sesuai bidang kerja yang sebagai berikut: dilaksanakan yaitu transaksi penerimaan Empat perusahaan tempat dana. pengeluaran kas,
b.
24
magang mahasiswa (melakukan
Selama praktekkerja) kerja dirata-rata 200 jam, praktek Bandung, mahasiswa tsb melakukan observasi dipilih sesuai bidang kerja yang terhadap sistem dan prosedur kas dilaksanakan yaitu transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas, b. Selama praktek kerja rata-rata 200 jam, mahasiswa tsb melakukan observasi terhadap sistem dan prosedur kas c. Setelah selesai magang,
menjadi asisten peneliti yang melakukan studi terhadap c. Setelah selesai dan magang, menjelang sidang dokumen wawancara tugas akhir, mahasiswa-mahasiswa tambahan pada eks atasan tersebut peneliti yang mereka,menjadi untuk asisten menambah melakukan studi terhadap dokumen dan pemahaman obyek yang diteliti d.wawancara Diskusi tambahan terfokus pada dalameks atasan mereka, untuk menambah pemahaman kelompok penelitian dilakukan obyek diteliti untukyang analisis temuan-temuan. Prosedur penelitian yang dalam digunakankelompok d. Diskusi terfokus dalampenelitian penelitian inidilakukan adalah : untuk analisis temuan-temuan.
1. Mempelajari dan memahami Prosedur penelitian yangdandigunakan struktur organisasi serta tugas dalam penelitian ini adalah : tanggung jawab departemen akuntansi dan keuangan pada struktur 1. Mempelajari dan memahami PT.MGJ, PT.MDI dan jawab organisasiPT.SSM, serta tugas dan tanggung PT.PSJ. departemen akuntansi dan keuangan pada 2. Mempelajari rangkaian kegiatan PT.MGJ, PT.SSM, PT.MDI dan PT.PSJ. dan merumuskan prosedur 2. Mempelajari rangkaian kegiatan dan penerimaan dan pengeluaran kas merumuskan prosedur penerimaan dan yang ada pada PT.MGJ, PT.SSM, pengeluaran kas yang ada pada PT.MGJ, PT.MDI dan PT.PSJ melalui PT.SSM, PT.MDI dan PT.PSJ melalui observasi, wawancara dan observasi, wawancara dan kuesioner. kuesioner. 3.3. Penelusuran Penelusuran dokumen berhubungan dokumenyangyang dengan kegiatan dan berhubungan dengan penerimaan kegiatan pengeluaran kas. penerimaan dan pengeluaran kas. 4. apakahsistem sistem 4. Menganalisa Menganalisa apakah pengendalian pengendalian internal penerimaan internal penerimaan kas dan pengeluaran kas sudah kas dan sudahpengeluaran terlaksana kas dengan baik sesuai terlaksana dengan baik sesuai dengan teori-teori pengendalian yang ada. dengan teori-teori pengendalian 5. yang Menarik ada. suatu kesimpulan serta saransaran hasil penelitian. 5. Menarikberdasarkan suatu kesimpulan serta saran-saran hasil dalam Sumber databerdasarkan yang digunakan penelitian. penelitian ini adalah data primer berupa wawancara dengan narasumber dan dokumenSumber data yang digunakan dalam dokumen transaksi, serta data sekunder berupa penelitian ini adalah data primer berupa flowchart sebagai hasil (ekstraksi) observasi wawancara dengan narasumber dan dan wawancara. Teknik pengumpulan data dokumen-dokumen transaksi, serta data tambahan yang digunakan adalah kuesioner. sekunder berupaberisi flowchartpertanyaan-pertanyaan sebagai hasil Kuesioner (ekstraksi) observasi dan wawancara. terstruktur sebagai panduan terhadap komponen Teknik pengumpulan data tambahan pengendalian internal yang akan dievaluasi, yang terdiri digunakan kuesioner. yang dari: adalah lingkungan pengendalian, Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan perkiraan resiko yang akan timbul, sistem terstruktur sebagai panduan terhadap informasi, kegiatan pengendalian, dan komponen pengendalian internal yang pemantauan. Kuesioner diberikan kepada akan dievaluasi, Manajer Akuntansi.yang terdiri dari:
lingkungan pengendalian, perkiraan resiko yang akan timbul, sistem informasi, kegiatan pengendalian, dan pemantauan. Kuesioner diberikan kepada Manajer Akuntansi.
Teknik pengumpulan data yang wawancara, akan lebih kredibel apabila PENGENDALIAN INTERNAL ATAS KAS DAN TRACEABILITY: digunakan adalah observasi partisipatif, didukung oleh dokumen. Dokumen STUDI KASUS EMPAT UMKM DI BANDUNG wawancara, kuesioner dan dokumen. yang akan dikumpulkan peneliti (Elvy Manurung dan oleh Puji Astuti Rahayu) antara lain: bukti kas masuk, bukti kas DalamTeknik observasi partisipatif peneliti keluar, dan dokumen pendukung pengumpulan data,yang digunakan yang akan dikumpulkan oleh peneliti antara terlibat dengan kegiatan sehari-hari lainnya seperti: permintaan adalah observasi partisipatif, wawancara, lain: bukti kas masuk, surat bukti kas keluar, dan orang yangdan sedang diamati atau yang barang, pendukung permintaan lainnya pembelian, surat kuesioner dokumen. dokumen seperti: surat digunakan sebagai sumber data jalan, dan faktur. permintaan barang, permintaan pembelian, Dalam(Sugiyono, observasi partisipatif , peneliti penelitian 2010). Selain surat jalan, dan faktur. terlibat dengan kegiatan sehari-hari observasi, wawancara juga digunakan orang Hasil Kajian yang sedang diamatidata atau penelitian. yang digunakan untuk memperoleh Hasil Kajian Empat perusahaan yang terdiri dari dua sebagai sumber data penelitian Wawancara merupakan pertemuan (Sugiyono, dua perusahaan dagang dan dua 2010).untuk Selain observasi, wawancara Empat perusahaan yangperusahaan terdiri dari orang bertukar informasi dan ide juga manufaktur yang menjadi tempat digunakan untuk memperoleh data penelitian. dua perusahaan dagang dan dua perusahaan melalui tanya jawab, sehingga dapat magang (praktek kerja) mahasiswa di Wawancara merupakan dua orang manufaktur yang menjadi tempat magang dikonstruksikan makna pertemuan dalam suatu bidangkerja) keuangan telahdi dipilih untuk untuktertentu. bertukar informasi dan ide melalui tanya (praktek mahasiswa bidang keuangan topik diteliti, sebagai berikut : jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna telah dipilih untuk diteliti, sebagai berikut : Jenis dalamwawancara suatu topik dalam tertentu.penelitian ini Tabel 7. Profil Empat Perusahaan yaitu wawancara semi-terstruktur, Jenis wawancara dalam penelitian ini Tabel 7. Profil Empat Perusahaan yang yang Diteliti karena di dalam daftar pertanyaan ada yaitu wawancara semi-terstruktur, karena Diteliti beberapa pertanyaan yang membuka di dalam daftar pertanyaan ada beberapa PT.MGJ PT.SSM PT.MDI PT.PSJ kemungkinan berbagai jawaban. Bidang Produksi Produksi Perdaga Perdagangan pertanyaan yang membuka kemungkinan Dengan demikian, dalam usaha pakaian benang ngan hasil tekstil berbagai jawaban. Dengan demikian, dalam jadi elektrik pelaksanaannya, wawancara dapat pelaksanaannya, wawancara dapat berjalan Jenis Perseroan Perseroan Perseroan Perseroan berjalan lebih bebas. Tujuan jenis perusahaan terbatas terbatas terbatas terbatas lebih bebas. Tujuan jenis wawancara ini wawancara ini untuk menemukan Lama >10 ±4 >10 ± 1 tahun untuk menemukan permasalahan secara usaha tahun tahun tahun permasalahan secara lebih terbuka. lebih terbuka. Wawancara dilakukan dengan Jumlah >50 >50 21 7 orang Wawancara dilakukan dengan manajer karyawan orang orang orang manajer akuntansi, manajer keuangan dan staf akuntansi, manajer keuangan dan staf Sumber Lokal Lokal Lokal Lokal keuangan untuk mendapatkan data mengenai bahan dan dan keuangan untuk mendapatkan data prosedur penerimaan dan pengeluaran kas. baku impor impor mengenai prosedur penerimaan dan Target Lokal Lokal Lokal Lokal Kuesioner pengeluaran kas. juga digunakan dalam pasar dan dan penelitian
ini
untuk
mendapatkan
data.
Kuesioner juga digunakan dalam Kuesioner merupakan teknik pengumpulan penelitian ini untuk mendapatkan data yang digunakan dengan caradata. memberi Kuesioner merupakan atau teknik seperangkat pertanyaan pernyataan pengumpulan yang untuk digunakan tertulis kepadadata responden dijawabnya dengan memberiResponden seperangkat Sugiyonocara (2010:199). kuesioner pertanyaan atau pernyataan tertulis adalah manajer keuangan. Data yang kepada untuk mengenai dijawabnya hendak responden diperoleh peneliti evaluasi Sugiyono (2010:199). Responden komponen pengendalian internal yang terdiri kuesioner adalah manajer keuangan. dari: lingkungan pengendalian, perkiraan Data yang hendak diperoleh peneliti resiko yang akan timbul, sistem informasi, mengenai evaluasi dan pemantauan. komponen kegiatan pengendalian, pengendalian internal yang terdiri dari: Teknik pengumpulan data terakhir lingkungan pengendalian, perkiraan yang digunakan adalah dokumen. Dokumen resiko yang akan timbul, sistem merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. informasi, kegiatan pengendalian, dan Teknik pengumpulan data dengan dokumen pemantauan. merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Hasil penelitian Teknik pengumpulan data terakhir yang dari obeservasi atau wawancara, akan lebih kredibel digunakan adalah dokumen. Dokumen apabila didukung dokumen.yang Dokumen merupakan catatanolehperistiwa
sudah berlalu. Teknik pengumpulan data dengan dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Hasil penelitian dari obeservasi atau
Sistem informasi akuntansi
ekspor In house program
Excel
ekspor Excel
Excel
Pembahasan dibagi ke dalam dua tahap, Pembahasan dua tahap, yaitu (i) tahap dibagi AHP, ke dandalam (ii) tahap analisis yaitu (i) tahap AHP, dan (ii) tahap flowchart. Analisis hierarki keputusan telah analisis diflowchart. Analisis hierarki dilakukan tahap awal. Berikutnya adalah keputusan telah dilakukan di tahap tahap analisis flowchart yang diperoleh melalui awal. Berikutnya adalah tahap analisis hasil observasi dan wawancara terhadap sistem flowchart yang diperoleh melalui hasil dan prosedur atas penerimaan dan pengeluaran observasi uang kas pada dan empatwawancara perusahaan. terhadap
sistem dan prosedur atas penerimaan pengeluaran uang kas pada empat 1. danPT.MGJ perusahaan. Prosedur Penerimaan Kas
1. Kas PT.MGJ dapat diterima berdasarkan hasil Prosedur Kas penagihan kePenerimaan pelanggan, sisa hasil pembayaran Kas dapat diterima berdasarkan hasil ataupun pengisian kas. Pada perusahaan MGJ penagihan ke menerima pelanggan,uang sisadarihasil Bagian Kasir akan Bagian pembayaran ataupun pengisian kas. Pada perusahaan MGJ Bagian Kasir akan menerima uang dari Bagian 25 Marketing atau Kepala Biro dan bukti setoran kas tiga rangkap, setelah
diverifikasi Kasir akan menandatangani bukti setoran kas, input ke program2016 dan: 17-32 JURNAL VOLUME 10 - November mencetak kas debit satu rangkap. Namun apabila fisik uang tidak sesuai dengan bukti setoran kas maka akan Marketing atau Kepala Biro dan bukti setoran diserahkan kembali ke Bagian kas tiga rangkap, setelah diverifikasi Kasir akan Marketing untuk diperbaiki. Tiga menandatangani bukti setoran kas, input ke rangkap bukti setoran kas dan satu program dan mencetak kas debit satu rangkap. rangkap kas debit diserahkan ke Kepala Namun apabila fisik uang tidak sesuai dengan Biro untuk diperiksa dan bukti setoran kas maka akan diserahkan kembali ditandatangani. Uang hasil penagihan ke Bagian Marketing untuk diperbaiki. Tiga akan langsung disetor ke bank rangkap bukti setoran kas dan satu rangkap kas selambat-lambatnya keesokan harinya. debit diserahkan ke Kepala Biro untuk diperiksa Setelah diperiksa, bukti setoran kas dan ditandatangani. Uang hasil penagihan akan yang asli dikembalikan ke Bagian langsung disetor ke bank selambat-lambatnya Marketing, rangkap 1 bukti setoran kas keesokan harinya. Setelah diperiksa, bukti dan kas debit diserahkan ke Bagian setoran kas yang asli dikembalikan ke Bagian Akuntansi Piutang untuk Marketing, rangkap 1 bukti setoran kas dan kas memperbaharui saldo piutang dan cek debit diserahkan ke Bagian Akuntansi Piutang ke mutasi bank sedangkan rangkap 2 untuk memperbaharui saldo piutang dan cek ke bukti setoran kas diserahkan ke Bagian mutasi bank sedangkan rangkap 2 bukti setoran Kasir untuk diarsip. Berikut flowchart kas diserahkan ke Bagian Kasir untuk diarsip. penerimaan kas PT.MGJ: Berikut flowchart penerimaan kas PT.MGJ:
Gambar 1. Flowchart Penerimaan Gambar 1. Flowchart Penerimaan Kas Kas PT.MGJ PT.MGJ
Marketing
Kasir
Akuntansi Piutang
Kepala Biro
Start 2
2
Kas Debit
2
1
1
Bukti Setoran Kas
Kas Debit
1 Bukti Setoran Kas
Bukti Setoran Kas
1 Bukti Setoran Kas
2
1
Apakah uang hasil Tidak penagihan sesuai dengan bukti setoran kas
Bukti Setoran Kas
Tidak
Ya
uang tunai dan memberikan tanda lunas pada Kas kontrabon kredit yang oleh kasir bukti dan sudah faktur. dicetak Berikutnya kasir akaninput diberikan Kepala dan melakukan pada in kepada house program Biro untuk diperiksa, apakah mencetak kas kredit.
pembayaran sudah didukung dengan Kas kredit yang sudah dicetak oleh kasir bukti-bukti yang valid. Apabila sudah akan diberikan kepada Kepala Biro untuk sesuai, Kepala Biro akan diperiksa, apakah pembayaran sudah didukung menandatangani kas kredit tersebut. dengan bukti-bukti yang valid. Apabila sudah Kas kredit yang sudah ditandatangani sesuai, Kepala Biro akan menandatangani oleh Kepala Biro dan bukti kas kredit tersebut. Kas kredit yang sudah pendukungnya antara lain surat ditandatangani oleh Kepala Biro dan bukti permintaan pembelian, purchase order, pendukungnya antara lain surat permintaan surat jalan, surat tanda terima barang, pembelian, purchase order, surat jalan, surat faktur dan perintah bayar selanjutnya tanda terima barang, faktur dan perintah bayar diserahkan ke bagian akuntansi utang. selanjutnya diserahkan ke bagian akuntansi Berikut ini merupakan flowchart utang. Berikut ini merupakan flowchart pengeluaran kas pada PT.MGJ: pengeluaran kas pada PT.MGJ:
Gambar FlowchartPengeluaran Pengeluaran Gambar2. 2. Flowchart Kas Kas PT.MGJ PT.MGJ
Ya
Input hasil penagihan ke program, cetak Kas Debit dan tandatangan bukti setoran kas
Memperbaiki Bukti Setoran Kas
Cek, bukti kas masuk, uang dan mutasi bank, input jurnal penerimaan kas
Verifikasi, apakah sesuai antara KD,uang dan bukti setoran kas
Pengeluaran kas pada penelitian ini ditujukan untuk pelunasan utang. Tahap pertama, Bagian Kasir menerima bukti kontrabon dari pemasok, lalu memeriksa kesesuaian bukti kontrabon Prosedur Pengeluaran Kas dengan bukti pendukung yang sudah Pengeluaran kas Akuntansi pada penelitian diterima dari Bagian Utang, ini ditujukan untuk permintaan pelunasan pembelian utang. Tahap seperti surat pertama, Bagian Kasirorder menerima rangkap ke-1, purchase asli, surat bukti kontrabon lalu barang memeriksa jalan asli,dari suratpemasok, tanda terima kesesuaian dengan asli, fakturbukti dan kontrabon perintah bayar asli. bukti pendukung yang sudah dari Bagian Setelah diperiksa dan diterima sesuai dengan Akuntansi Utang, seperti surat permintaan bukti pendukung, selanjutnya Kasir pembelian ke-1, uang purchase membuat rangkap tanda terima tunaiorder dan asli, surat jalan asli,tanda suratlunas tandapada terima barang memberikan bukti asli, faktur dan faktur. perintahBerikutnya bayar asli. Setelah kontrabon kasir diperiksa dan sesuai melakukan input dengan pada bukti in pendukung, house selanjutnya membuat tanda terima program danKasir mencetak kas kredit.
2 1 Bukti Setoran Kas
Pemasok
Kas Debit
Kasir
Kas Debit Start
1 Bukti Setoran Kas
Kepala Biro
1 Surat Permintaan Pembelian
Kontrabon
Purchase Order
Apakah Kas Kredit sesuai dengan pembayaran dan dokumen pendukung
Akuntansi Utang 1 Surat Permintaan Pembelian
Tidak Kas Kredit sudah ditandatangani
Gambar 3. Kas PT.SSM
Purchase Order
Direktur
Surat jalan
Ya Surat jalan Kontrabon
2
1 Bukti Setoran Kas sudah diperbaiki
Surat Tanda Terima Barang Kas Kredit sudah ditandatangani
Faktur
2 1
Surat Tanda Terima Barang
Kas Debit
Laporan Proyeksi Kebutuhan Dana
Faktur Surat Perintah Bayar Tanda Terima Uang Tunai sudah ditandatangani
Surat Perintah Bayar Tanda Terima Uang Tunai
Memeriksa dan menentukan prioritas
Su
Faktu
Bukti Setoran Kas
End Menandatangani tanda terima uang tunai
Tanda Terima Uang Tunai sudah ditandatangani
Memverifikasi bukti kontrabon dan dokumen pendukung
Cek/Giro
Input jurnal pembayaran utang
1 Surat Permintaan Pembelian
1 Surat Permintaan Pembelian
Tanda Terima Uang Tunai
Purchase Order
Tanda Terima Uang Tunai sudah ditandatangani
2 Bukti Setoran kas
Laporan Proyeks Kebutuhan Dana
Surat jalan
Surat Tanda Terima Barang
Surat Tanda Terima Barang
Faktur cap lunas
Surat Perintah Bayar Bukti Kontrabon Cap Lunas
Membuat l proyeksi keb dana Laporan Proyeksi Kebutuhan Dana disetujui
Purchase Order
Surat jalan
Bukti Setoran Kas
Rp
Faktur
Surat Perintah Bayar
Ce
Tanda Terima Uang Tunai sudah ditandatangani
Bukti Penerimaan Kas
Rp
Kas Kredit sudah ditandatangani Memeriksa kebenaran jumlah dan menandatanganinya
Input pada program dan cetak Kas Kredit End
m Bukti Penerimaan Kas
sumber: peneliti peneliti sumber:
Kas Kredit
sumber: sumber:peneliti peneliti
Bukti Penerim Kas
L
Prosedur Pengeluaran Kas 26
2.
PT.SSM
Prosedur Penerimaan Kas Prosedur penerimaan kas pada PT.SSM bermula dari Manajer Keuangan mengajukan proyeksi kebutuhan dana selama satu bulan kedepan kepada
Bukti Penerim Kas
sumber: pene
Prosedur Pen
PENGENDALIAN INTERNAL ATAS KAS DAN TRACEABILITY: STUDI KASUS EMPAT UMKM DI BANDUNG (Elvy Manurung dan Puji Astuti Rahayu)
2.
PT.SSM
Prosedur Pengeluaran Kas
Prosedur Penerimaan Kas
Akuntansi Utang 1 Surat Permintaan Pembelian
Kas Kredit sudah ditandatangani
Purchase Order
Bagian Kasir akan menerima surat permintaan barang rangkap ke-1, purchase order, surat jalan dan faktur dari Manajer Keuangan. Selain itu Kasir juga menerima kontrabon dari Pemasok. Kasir akan memverifikasi kebenaran data yang terkandung didalam kontrabon dan bukti pendukung yaitu surat permintaan barang rangkap ke1, purchase order, surat jalan dan faktur. Setelah data tersebut diperiksa, Bagian Kasir akan membuat bukti kas keluar satu lembar, memberikan tanda cap lunas pada faktur dan menyerahkan uang tunai ke pemasok.
Prosedur penerimaan kas pada PT.SSM bermula dari Manajer Keuangan mengajukan proyeksi kebutuhan dana selama satu bulan kedepan kepada Direktur Utama. Proyeksi kebutuhan dana disusun berdasarkan surat permintaan barang rangkap ke-1, purchase order asli, surat jalan asli dan faktur asli. Setelah mendapatkan persetujuan, direktur akan memberikan uang tunai untuk pengisian kas kecil dan cek, giro untuk pelunasan utang ke pemasok dan mengembalikan proyeksi kebutuhan dana ke Manajer Keungan. Cek dan giro tersebut diserahkan ke Manajer Keuangan Bagian Kasir input data transaksi kas untuk disimpan dan disetorkan ke bank keluar ke dalam laporan kas harian. Laporan apabila sudah jatuh tempo, bukti pendukung kas harian, surat permintaan barang rangkap seperti surat permintaan barang rangkap ke-1, ke-1, purchase order, surat jalan dan faktur purchase order asli, surat jalan asli dan faktur diserahkan ke Manajer Keuangan untuk asli dikembalikan ke Bagian Akuntansi Umum diperiksa. Setelah selesai diperiksa, laporan sedangkan proyeksi kebutuhan dana diarsip kas harian dan dokumen pendukung diserahkan oleh Manajer Keuangan. Berikut ini adalah harian ke Bagian Akuntansi pendukung untuk diperiksa. dan dokumen diserahkan ke Bagian bertangungjawab Akuntansi untuk untuk flowchart penerimaan kas PT.SSM: Bagian akuntansi diperiksa. Bagian akuntansi mengklasifikasikan nomor akun pada laporan bertangungjawab untuk kas. Biasanya pengklasifikasian dilakukan mengklasifikasikan nomor akun pada Gambar 3. Flowchart Penerimaan Kas Gambar 3. Flowchart Penerimaan per hari. flowchart pengeluaran kas laporan kas.Berikut Biasanya pengklasifikasian Kas PT.SSM PT.SSM dilakukan PT.SSM: per hari. Berikut flowchart Manajer Keuangan
Direktur
Kasir
pengeluaran kas PT.SSM:
Akuntansi Umum
Surat jalan
Start
Laporan Proyeksi Kebutuhan Dana
Faktur Surat Perintah Bayar Tanda Terima Uang Tunai sudah ditandatangani
Rp
1 Surat Permintaan Barang Memeriksa dan menentukan prioritas
Purchase Order Surat jalan
Menghitung jumlah fisik uang dan membuat bukti kas masuk
1 Surat Permintaan Barang Purchase Order
Faktur
Bukti Penerimaan Kas
Cek/Giro Rp
Membuat laporan proyeksi kebutuhan dana Laporan Proyeksi Kebutuhan Dana disetujui
Laporan Kas Harian Bukti Penerimaan Kas
Surat jalan
Faktur
1 Surat Permintaan Pembelian
1 Sales Order
Rp
Daftar Penagihan Piutang
Cek/Giro Rp
1
Purchase Order Laporan Proyeksi Kebutuhan Dana
Pemasok
Bukti Penerimaan Kas
Manajer Keuangan
1 Surat Permintaan Barang
Kontrabon
Laporan Kas Bulanan
Purchase Order
Bukti Penerimaan Kas
Surat Tanda Terima Barang
Kontrabon
Laporan Kas Harian
Memeriksa kebenaran jumlah dan menandatanganinya
Menandatangani Bukti Kas Keluar
1 Surat Permintaan Barang
Bukti Kas Keluar
Laporan Kas Harian
Purchase Order Memeriksa kebenaran jumlah dan menandatanganinya
Purchase Order
Faktur
Laporan Kas Harian
Bukti Penerimaan Kas
Bukt suda
1 Surat Permintaan Barang Pemeriksaan Laporan kas Harian dan input no akun
Purchase Order Surat Jalan
Memb
Faktur 1 Surat Permintaan Barang
Surat Jalan Bukti Kas Keluar sudah ditandatangani
Bukti Se
Bukti Bank Ma
Bukti kas keluar
Bukti Kas Keluar Laporan Kas Harian
Rp
Surat jalan
Faktur
Memverifikasi bukti kontrabon dan dokumen pendukung
Rp
Bukti Penerimaan Kas
End
Bukti Kas Keluar
Bukti Penerimaan Kas
Cek/Giro Bukti Penerimaan Kas
Purchase Order
Pemeriksaan Laporan kas Harian
End
1 Surat Permintaan Barang
Surat Jalan
Faktur
Input kas masuk pada Laporan Kas
Faktur
rintah ar
Akuntansi Utang
1 Surat Permintaan Barang
Bukti Kas Keluar
Surat Jalan
Faktur
Laporan Proyeksi Kebutuhan Dana di setujui
keb fis bukt
Cek/Giro
Start
Surat jalan
Kasir
Purchase Order
PT.SSM Keuangan han dana kepada ebutuhan n surat p ke-1, n asli dan dapatkan
Start
Cek/Giro
Gambar 4. Flowchart Pengeluaran Gambar 4. Flowchart Pengeluaran Kas Kas PT.SSM PT.SSM
Pemeriksaan Laporan kas Harian dan input no akun
1 Surat Permintaan Barang
Surat jalan
ah i
Marketing
Faktur
Surat Tanda Terima Barang
Input jurnal pembayaran utang
Gambar 5. F Kas PT.MDI
Faktur
Bukt suda
Purchase Order
Laporan
Surat jalan Bukti Penerimaan Kas
Bukti Kas Keluar sudah ditandatangani
Faktur Bukti kas keluar Laporan kas bulanan
Bukti Penerimaan Kas
Laporan Kas Harian
Input pengeluaran kas pada Laporan Kas
sumber: penelit
Pemeriksaan Laporan kas Harian
Bukti Kas Keluar Bukti Penerimaan Kas
Prosedur Pen
sumber: peneliti
sumber: peneliti sumber: peneliti
sumber: peneliti
Prosedur Pengeluaran Kas Bagian Kasir akan menerima surat permintaan barang rangkap ke-1, purchase order, surat jalan dan faktur dari Manajer Keuangan. Selain itu
End
Laporan Kas Harian
Laporan Kas Harian
3.
PT.MDI
Prosedur Penerimaan Kas Ketentuan umum penerimaan tunai: Semua penerimaan keuangan hasil
27
Semua penge melebihi Rp diberikan me merupakan p yang dimulai keluar dan dana dan penu Berdasarkan
JURNAL VOLUME 10 - November 2016 : 17-32
3.
PT.MDI
bukti kas keluar dan persetujuan, penyerahan dana dan penutupan kasir.
Prosedur Penerimaan Kas Ketentuan umum penerimaan tunai: Semua penerimaan keuangan hasil penjualan dari Marketing harus segera disetorkan kepada Kasir dan melampirkan sales order rangkap ke-1, daftar penagihan piutang dan faktur rangkap ke-1. Sales order dan atau daftar penagihan piutang harus ditandatangani oleh kasir apabila uang yang diterima sudah benar dan sesuai dengan faktur rangkap ke-1. Semua penerimaan uang tunai harus segera dibuatkan bukti setor bank satu lembar. Berikut flowchart penerimaan kas PT.MDI:
Berdasarkan prosedur tersebut, peneliti membuat flowchart pengeluaran kas PT.MDI, sebagai berikut: Gambar 6. Flowchart Pengeluaran Kas PT.MDI Peminta
Start
Cek/Giro
Daftar Penagihan Piutang
Bukti Kas Keluar sudah disetujui
Bukti Pendukung
Rp/Cek/Giro
Bukti Kas Keluar lunas
Bukti Pendukung Bukti Kas Keluar lunas
Bukti Kas Keluar sudah disetujui Bukti Pendukung
Rp
Bukti Setor Bank Bukti Bank Masuk
Bukti Pendukung
Bukti Kas Keluar lunas
1 Sales Order
Akuntansi Utang 1
Bukti Kas Keluar lunas Register Kas Keci diperiksa
Bukti Bank Masuk
Daftar Penagihan Piutang
Purchase Order
Start
Register Kas Keci diperiksa
Cek/Giro
1
Memeriksa kebenaran jumlah fisik uang dengan bukti pendukungnya
Cek/Giro
Memeriksa kebenaran data dan kelengkapan bukti pendukung
Rp Bukti Pendukung Bukti Pendukung
Rp
Rp
Pelanggan/Pemegang Saham
Bukti Setor Bank Daftar Penagihan Piutang Faktur
luaran
Bukti Pendukung Bukti Kas Keluar lunas
Gambar Kas PT.P
Register Kas Kecil
Register Kas Kecil
1
1 Sales Order
Cek/Giro Rp
1
1 Surat Permintaan Barang
Memeriksa kebenaran data
Memeriksa kebenaran data dan mencatat pada register
Bukti Pendukung
Rp
1 Surat Permintaan Barang
Bukti Kas Keluar
Membuat Bukti Kas Keluar
Start
1 Sales Order
Kasi Administrasi Cabang
Bukti Pendukung Bukti Kas Keluar sudah disetujui
Akuntansi Piutang
Penyetor
Kasir
Faktur
Keuangan
Bukti Pendukung
Bukti Kas Keluar
Marketing
Kasir Kas Kecil Cabang
Bukti Pendukung
Gambar Flowchart Penerimaan Kas Gambar 5. 5. Flowchart Penerimaan PT.MDI Kas PT.MDI
pendukung ansi untuk akuntansi untuk akun pada asifikasian flowchart
Kepala Cabang
1 Sales Order
Memeriksa kewajaran transaksi, kebenaran dan kelengkapan Bukti kas Keluar
Faktur 1
Daftar Penagihan Piutang
Register Kas Keci diperiksa
B
Bukti Setor Bank sudah divalidasi
Faktur 1
Purchase Order
Laporan Kas
Bukti Pendukung
Surat jalan
Surat Jalan
Bukti kas keluar Laporan Kas Harian
Bukti Setor Bank sudah divalidasi
Register Kas Keci diperiksa Memeriksa dan input no akun
1 Surat Permintaan Barang
1 Sales Order Pemeriksaan Laporan kas Harian dan input no akun
Purchase Order Surat Jalan
Membuat laporan Kas
Faktur 1 Surat Permintaan Barang Purchase Order
Bukti Setor Bank sudah divalidasi Laporan Kas
Daftar Penagihan Piutang 1 Faktur Bukti Setor Bank sudah divalidasi
Laporan Kas Bulanan
sumber: peneliti 4.
4.
Faktur Bukti kas keluar Laporan kas bulanan
End
sumber: sumber: peneliti peneliti End
Prosedur Pengeluaran Kas Prosedur Pengeluaran Kas Semua pengeluaran tunai yang tidak melebihi rupiahyang dapattidak diberikan Semua Rp1.000.000 pengeluaran tunai melebihi Rp1.000.000 rupiah dapat melalui kas kecil. Berikut merupakan prosedur diberikan melalui kas kecil. Berikut pengeluaran kas yang dimulai dari pembuatan merupakan prosedur pengeluaran kas yang dimulai dari pembuatan bukti kas 28 keluar dan persetujuan, penyerahan dana dan penutupan kasir. Berdasarkan prosedur tersebut, peneliti membuat flowchart pengeluaran kas
sumber:
sumber: peneliti PT.PSJ
Prosedur Penerimaan Kas
Surat jalan
aan tunai: gan hasil rus segera
End
Bukti Kas Keluar lunas
Faktur
Faktur
PT.PSJ
Pada PT.PSJ tidak terdapat prosedur Prosedur Penerimaan Kas secara formal karena pemegang saham merangkap sebagai manajer dan sebagai kasir. Pada PT.PSJ tidak terdapat prosedur Perusahaan ini juga belum memiliki dokumen secara formal karena pemegang saham resmi, seperti bukti kas keluar ataupundan bukti merangkap sebagai manajer kas masuk.kasir. Sehingga pengelolaaninikasjuga masuk sebagai Perusahaan belum seperti dan kasmemiliki keluar dokumen ditangani resmi, langsung oleh bukti kasPenerimaan keluar ataupun buktidiperoleh kas manajer. kas dapat masuk. Sehingga pengelolaan kas dari pemegang saham dan pelunasan piutang. masuk Keuangan dan kasselanjutnya keluar membuat ditanganislip Manajer
langsung oleh manajer. Penerimaan kas dapat diperoleh dari pemegang saham dan pelunasan piutang. Manajer Keuangan selanjutnya membuat slip setoran dua rangkap untuk disetorkan ke bank. Bukti slip setoran rangkap ke-
Prosedur
Pengelua membiay sehari ha ke pema memeriks tempo da langsung bank. T tunai ak Manajer akan me Rekening akuntansi proses pe flowchart
Gambar Kas PT.P
PENGENDALIAN INTERNAL ATAS KAS DAN TRACEABILITY: STUDI KASUS EMPAT UMKM DI BANDUNG (Elvy Manurung dan Puji Astuti Rahayu)
setoran dua rangkap untuk disetorkan ke bank. Bukti slip setoran rangkap ke-1 yang sudah divalidasi diserahkan ke staf akuntansi. Saat ini PT.PSJ belum mempunyai staf akuntansi yang berstatus tetap, sehingga masih menggunakan jasa karyawan magang. Staf akuntansi menggunakan slip setoran sebagai dasar untuk membuat laporan kas. Berikut flowchart penerimaan kas pada PT.PSJ: Kasi Administrasi Cabang Bukti Pendukung Bukti Kas Keluar lunas
Gambar 8. Flowchart Pengeluaran Kas PT.PSJ Pemasok
Manajer Keuangan
Rp
Start
Validasi slip setoran Faktur
Laporan utang
Gambar 7. Flowchart FlowchartPenerimaan Penerimaan Gambar 7. Kas Kas PT.PSJ PT.PSJ Pelanggan/Pemegang Saham
Manajer Keuangan
Staf Akuntansi
Membuat laporan kas
Staf Akuntansi Memeriksa utang jatuh tempo
Register Kas Kecil
Validasi slip setoran Memeriksa kebenaran data dan kelengkapan bukti pendukung
Validasi slip setoran
Rp/Cek/Giro
Start
Laporan kas 1 Rp Slip setoran
kung
Rp/Cek/Giro
Memeriksa dan membuat bukti setoran
Bukti Pendukung Bukti Kas Keluar lunas
Membuat laporan kas
Bank
Register Kas Keci diperiksa
A 1 Slip setoran
Validasi slip setoran
Validasi slip setoran
Laporan kas
sumber: sumber: peneliti peneliti
Bank
Bukti Pendukung
Bukti Kas Keluar lunas Register Kas Keci diperiksa
A
Bank
A
End
Validasi slip setoran End
t prosedur ang saham najer dan ini juga smi, seperti bukti kas olaan kas ditangani rimaan kas ang saham Manajer mbuat slip disetorkan angkap keerahkan ke
End
A
Bank
sumber: peneliti sumber: peneliti Prosedur Pengeluaran Kas Prosedur Pengeluaran Kas Pengeluaran kas dipergunakan untuk membiayai kegiatan perusahaan sehari Pengeluaran kas operasi dipergunakan untuk harimembiayai dan untukkegiatan membayar utang ke pemasok. operasi perusahaan sehari hari dan untuk utang Manajer keuangan akanmembayar memeriksa faktur ke pemasok. Manajer keuangan akan yang sudah jatuh tempo dan laporan utang, memeriksalangsung faktur melakukan yang sudahpembayaran jatuh selanjutnya tempo dan laporan utang, selanjutnya via bank. Transaksi pembayaran secara tunai langsung melakukan via akan ditangani sendiri olehpembayaran Manajer Keuangan. bank. Transaksi pembayaran secara Setiap bulan bank akan mengirimkan rekening tunai akan ditangani sendiri oleh koran. Rekening koran Setiap diberikan kepada Manajer Keuangan. bulan bank staf akuntansi yang akan digunakan proses akan mengirimkan rekeningdalam koran. pembuatan laporan kas. Berikut flowchart Rekening koran diberikan kepada staf pengeluaran akuntansi kas yangPT.PSJ: akan digunakan dalam proses pembuatan laporan kas. Berikut flowchart pengeluaran kas PT.PSJ:
Gambar 8. Flowchart Pengeluaran Kas PT.PSJ
Sebagai
tindak
lanjut
atas
seluruh
Sebagai tindak lanjut atas seluruh flowchart tersebut, dilakukan penelusuran flowchart tersebut, dilakukan dokumen (trace-back). Penelusuran kembali penelusuran dokumen (trace-back). dokumen-dokumen di perusahaan, bertujuan Penelusuran kembali dokumenuntuk mendapatkan gambaran mengenai dokumen di bagaimana perusahaan, bertujuan kejadian nyata prosedur yang telah untuk mendapatkan gambaran disusun diterapkan oleh perusahaan. Beberapa mengenai kejadian nyata bagaimana temuan yang didapatkan, antara lain: prosedur yang telah disusun diterapkan oleh perusahaan. Beberapa temuan 1. PT.MGJ yang didapatkan, antara lain: Tidak ada tanda tangan Bagian Pembelian 1.a. PT.MGJ pada suratada permintaan pembelian. Bagian a. Tidak tanda tangan Bagian Pembelian menuliskansurat tanggal Pembelianhanya pada permintaan. Tandatangan merupakan permintaan pembelian. Bagian halPembelian yang sangathanya pentingmenuliskan karena sebagai bentuk pertanggungjawaban. tanggal permintaan. Tandatangan merupakan b. Pada formulir purchase orderhaltidak yang sangat penting karena terdapat nama jelas dan nama jabatan, sehingga sebagaimudah untuk dipalsukan bentuk dan disalahgunakan. pertanggungjawaban. b. Pada formulir purchase order tidak terdapat nama jelas dan 29 nama jabatan, sehingga mudah untuk dipalsukan dan disalahgunakan. 2. PT.SSM
Pe dil Pro fra ata wa per tid Pe b. PT for Ap pem dis bes tid pen kea did ter bel per dit Pe han sur ber fik fik pem per per ter ada bes ter ko pem beb ter 3. PT.MD a. Pe dan sec me pen dil oto b. Re han
JURNAL VOLUME 10 - November 2016 : 17-32
2.
PT.SSM
a.
Prosedur pembuatan purchase order belum diterapkan secara konsisten. Pembelian seringkali dipesan langsung oleh Direktur atau Kepala Produksi tanpa pemesanan terlebih dahulu kepada Bagian Pembelian. Pemesanan langsung yang dilakukan oleh Kepala Produksi beresiko terjadinya fraud, dikhawatirkan harga beli ataupun kualitasnya tidak wajar, karena tidak ada persetujuan dari Direktur dan tidak diketahui oleh Bagian Pembelian.
b.
PT.SSM belum mempunyai formulir penerimaan barang. Apabila barang datang dari pemasok akan langsung diserahkan ke bagian gudang beserta surat jalan. Dengan tidak adanya formulir penerimaan barang, maka keakuratan data yang tercantum didalam surat jalan tidak terjamin karena Bagian Gudang belum tentu melakukan perhitungan ulang barang yang diterima dari pemasok. Pembayaran dapat dilakukan hanya berdasarkan faktur dan surat jalan. Hal ini sangat beresiko terjadinya pembelian fiktif dan fraud. Pembelian fiktif adalah diakui sebagai pembelian padahal barang tidak pernah dipesan atau tidak pernah diterima. Efeknya terhadap laporan keuangan adalah saldo utang terlalu besar, harga pokok produksi terlalu besar jika faktur adalah komponen harga pokok seperti pembelian bahan baku dan beban overhead sehingga laba terlalu kecil.
3.
PT.MDI
a.
Penomoran bukti kas masuk dan bukti kas keluar dilakukan secara manual, hal ini dapat menyebabkan kesalahan penulisan dan pembelian dilakukan tanpa adanya otorisasi.
b.
Rencana perjalanan dinas hanya dibuat dalam kertas memo yang tidak formal.
4.
PT.PSJ
30
a.
Belum terdapat formulir resmi sebagai bukti transaksi.
Selain flowchart dan penelusuran dokumen, penelitian ini juga menggunakan kuesioner sebagai basis wawancara mendalam (tambahan) untuk melengkapi pemahaman terhadap obyek yang diteliti. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dari keempat perusahaan yang diteliti PT. MGJ memiliki kehandalan atas pengendalian internal atau tingkat pengendalian internal yang paling baik/ memadai yaitu sebesar 97%. PT. MDI memiliki kehandalan pengendalian sebesar 91%, dan PT. SSM memiliki kehandalan atas pengendalian internalnya sebesar 89%. Di sisi lain, PT. PSJ terindikasi kurang memiliki kehandalan pengendalian internal yaitu sebesar 29%. Meskipun demikian, masingmasing perusahaan masih memiliki beberapa kelemahan dalam pencatatan transaksinya seperti diuraikan di bawah ini: 1.
PT. MGJ
Pada bagian pembelian hanya menuliskan tanggal permintaan, yang seharusnya membubuhkan tanda tangan pada kolom yang disediakan sebagai bentuk pertanggungjawaban. Pada formulir purchase order tidak terdapat nama jelas dan nama jabatan, sehingga mudah untuk dipalsukan dan disalahgunakan. 2.
PT. SSM
Prosedur pembuatan purchase order belum diterapkan secara konsisten. Pembelian seringkali dipesan langsung oleh Direktur atau Kepala Produksi tanpa pemesanan terlebih dahulu kepada Bagian Pembelian. PT.SSM belum mempunyai formulir penerimaan barang. Apabila barang datang dari pemasok akan langsung diserahkan ke bagian
PENGENDALIAN INTERNAL ATAS KAS DAN TRACEABILITY: STUDI KASUS EMPAT UMKM DI BANDUNG (Elvy Manurung dan Puji Astuti Rahayu)
gudang beserta surat jalan. Dengan tidak adanya formulir penerimaan barang, maka keakuratan data yang tercantum didalam surat jalan tidak terjamin karena Bagian Gudang belum tentu melakukan perhitungan ulang barang yang diterima dari pemasok. Pembayaran dapat dilakukan hanya berdasarkan faktur dan surat jalan. Hal ini sangat beresiko terjadinya pembelian fiktif dan fraud. Pembelian fiktif adalah pembayaran dilakukan padahal barang tidak pernah dipesan dan tidak pernah diterima. 3.
PT. MDI
Penomoran bukti kas masuk dan bukti kas keluar dilakukan secara manual, hal ini dapat menyebabkan kesalahan penulisan dan pembelian dilakukan tanpa adanya otorisasi. Rencana perjalanan dinas hanya dibuat dalam kertas memo yang tidak formal. 4.
PT. PSJ
Belum ada formulir resmi menyebabkan tidak dimungkinkannya penelusuran atas dokumen (non traceability). Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian tersebut, maka saran-saran yang diajukan adalah sebagai berikut: 1.
2.
3.
PT.MGJ a.
Bagian Pembelian membubuhkan tandatangan, nama jelas dan jabatan pada surat permintaan pembelian.
b.
Pada formulir purchase order diberi nama jelas dan nama jabatan.
c.
Memberikan pelatihan mengenai penerapan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas serta cara mengisi formulir-formulirnya.
PT.SSM a.
Semua pembelian harus didukung dengan formulir purchase order yang dibuat oleh Bagian Pembelian dan disetujui oleh Direktur Utama.
4.
b.
Bagian Gudang bertanggungjawab untuk memeriksa kebenaran jumlah, jenis barang yang diterima dan mengisi formulir penerimaan barang.
c.
Pembayaran hanya dapat dilakukan jika semua dokumen lengkap dan benar, diantaranya: surat permintaan pembelian, purchase order, formulir penerimaan barang, surat jalan, faktur dan persetujuan dari Direktur Utama.
d.
Memberikan sanksi apabila transaksi dilakukan tidak sesuai dengan prosedur perusahaan.
PT. MDI a.
Bukti kas masuk dan bukti kas keluar bernomor urut cetak.
b.
Membuat formulir perjalanan dinas.
rencana
PT.PSJ a.
Membuat formulir resmi sebagai bukti transaksi dan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pemegang saham.
Sebagai penutup, adalah penting bagi perusahaan mengevaluasi pengendalian internalnya atas transaksi kas, baik itu penerimaan kas maupun pengeluaran kas, secara berkala (dari waktu ke waktu). Di samping itu, pencatatan dan pengarsipan transaksi sangat penting untuk keperluan penelusuran kembali atas transaksi (traceability) sekalipun monitoring terhadap penggunaan uang kas telah cukup ketat dilaksanakan. Hal ini disebabkan, tanpa adanya pencatatan dan pengarsipan yang memadai atas transaksi kas akan sangat berpengaruh pada kemampuan perusahaan mengendalikan uang kasnya sebagai aset yang paling likuid.
31
JURNAL VOLUME 10 - November 2016 : 17-32
DAFTAR PUSTAKA Arnas, Konde, Ikbal, 2013, Analisis Penerapan Pengendalian Intern Kas Pada PT.Kaltim Nusa Etika (KNE) di Bontang, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman, Vol 1 No.1 (2013) Publikasi Ilmiah. Asja, M., A., 2013, Aplikasi AHP Pada Penetapan Komoditi Ternak Prioritas Di Kabupaten Majene (Contoh Kasus), Artikel Pada Puslitbang SDA, Universitas Sulawesi Barat. Azmi, A., Ibrahim, S., 2011, Formulatting A Software Traceability Model For Integrated Test Documentation: A Case Study, International Journal of Digital Information and Wireless Communication Vol.1 No.1, The Society of Digital Information and Wireless Communications Vol.1 No.2, IJDIWC
Kuncoro, 2003, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta Manoppo,Rannita, 2013, Analisis Sistem Pengendalian Intern Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada PT.Sinar Galesong Prima Cabang Manado, ISSN 2203-1174, Jurnal EMBA Vol. 1 No. 4 Desember 2013, Hal.1007-1015 Pakadang, D., 2013, Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas Pada Rumah Sakit Gunung Maria di Tomohon, ISSN 2303-1174, Jurnal EMBA Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal.213-223 Rama dan Jones F., 2008, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 2 Buku 1, Salemba Empat, Jakarta
Bowrin, A., 2004, Internal Control in Trinidad and Tobago Religious Organizations, Emerald Accounting, Auditing and Accountability Journal Vol 17 No.1
Sofyan, Muhammad, 2014, Penerapan Sistem Pengeluaran Kas Pada Rumah Sakit Sri Pamela, ISSN 2339-1723, Jurnal Ilmiah Accounting Changes, STIE Bina Karya Tebing Tinggi Vo. 2 No.2 Oktober 2014, Hal.25-30
Folinas, D., Manikas, I., Manos, B., 2006, Traceability Data Management For Food Chains, British Food Journal Vol.108 No.8, Emerald Publishing
Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung
Karyono, 2013, Yogyakarta
Forensic
Fraud,
Andi,
Kaunang, J.M., 2013, Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Alat Ukur Menilai Kinerja Pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Manado Timur, Jurnal EMBA Vol.1 No. 3, Juni 2013, Hal. 455-464
32
Tuanakotta,T., 2013, Audit Berbasis ISA (International Standards on Auditing), Salemba Empat, Jakarta. Wells, J. T. 2007. Corporate Fraud Handbook: Prevention and Detection: Second Edition. John Wiley and Sons Inc.