ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI STUDI KANDUNGAN NITROGEN (N) DAN FOSFOR (P) PADA SEDIMEN MANGROVE DI WILAYAH EKOWISATA WONOREJO SURABAYA DAN PESISIR JENU KABUPATEN TUBAN
Program Studi S-1 Budidaya Perairan
Oleh: NIKO PRADIPTA SURABAYA – JAWA TIMUR
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Yang bertanda tangan di bawah ini : N a m a N I M Tempat, tanggal lahir Alamat Judul Skripsi
Pembimbing
: Niko Pradipta : 140911080 : Surabaya, 15 Oktober 1991 : Jl Johar III/09 Surabaya Telp./HP 085655425611 : Studi Kandungan Nitrogen (N) dan Fosfor (P) Pada Sedimen Mangrove Di Wilayah Ekowisata Wonorejo Surabaya dan Pesisir Jenu Kabupaten Tuban. : 1. Prof. M. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D 2. Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa hasil tulisan laporan Skripsi yang saya buat adalah murni hasil karya saya sendiri (bukan plagiat) yang berasal dari Dana Penelitian : Mandiri / Proyek Dosen / Hibah / PKM (coret yang tidak perlu). Di dalam skripsi / karya tulis ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya, serta kami bersedia : 1. Dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga; 2. Memberikan ijin untuk mengganti susunan penulis pada hasil tulisan skripsi / karya tulis saya ini sesuai dengan peranan pembimbing skripsi; 3. Diberikan sanksi akademik yang berlaku di Universitas Airlangga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh (sebagaimana diatur di dalam Pedoman Pendidikan Unair 2010/2011 Bab. XI pasal 38 – 42), apabila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain yang seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri Demikian surat pernyataan yang saya buat ini tanpa ada unsur paksaan dari siapapun dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN (N) DAN FOSFOR (P) PADA SEDIMEN MANGROVE DI WILAYAH EKOWISATA WONOREJO SURABAYA DAN PESISIR JENU KABUPATEN TUBAN
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga
Oleh : NIKO PRADIPTA NIM 140911080
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN (N) DAN FOSFOR (P) PADA SEDIMEN MANGROVE DI WILAYAH EKOWISATA WONOREJO SURABAYA DAN PESISIR JENU KABUPATEN TUBAN
Oleh : NIKO PRADIPTA NIM 140911080
Telah diujikan pada Tanggal
: 28 Juni 2016
KOMISI PENGUJI SKRIPSI Ketua
: Agustono, Ir., M.Kes.
Anggota
: Muhammad Arief, Ir., M.Kes Kustiawan Tri Pursetyo, S.Pi., M.Vet Prof. M. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP.
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RINGKASAN
NIKO PRADIPTA. Studi Kandungan Nitrogen (N) dan Fosfor (P) Pada Sedimen Mangrove Di Wilayah Ekowisata Wonorejo Surabaya dan Pesisir Jenu Kabupaten Tuban. Dosen Pembimbing Prof. M. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D dan Dosen Pembimbing Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP.
Hutan mangrove adalah salah satu kekayaan sumber daya alam di Indonesia. Indonesia merupakan negara yang mempunyai hutan mangrove paling luas di dunia. Berdasarkan data Kementerian Negara Lingkungan Hidup tahun 2006 bahwa luas hutan mangrove Indonesia mencapai 4,3 juta hektar. Unsur nutrien N (nitrogen) dan P (fosfor) merupakan unsur yang berpengaruh terhadap pertumbuhan mangrove. Unsur nitrogen berpengaruh terhadap pertumbuhan, menurut hasil penelitian Feller, et al (2002) nitrogen berpengaruh terhadap banyaknya proses fotosintesis yang terjadi pada mangrove. Serapan fosfor yang rendah dapat menyebabkan volume jaringan tanaman menjadi lebih kecil dan warna daun menjadi lebih gelap (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kandungan nitrogen dan fosfor pada sedimen tanah mangrove yang didapat dari Ekowisata Wonorejo Surabaya dan pesisir Jenu Kabupaten Tuban. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif melalui survei lapangan dengan pengambilan sampel. Pengambilan sampel dilakukan di enam titik pada tiap wilayah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan nitrogen paling tinggi berada di titik A4 wilayah pesisir Jenu Kabupaten Tuban yaitu 40,86 %, sedangkan kandungan nitrogen terendah berada di titik B3 wilayah Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya yaitu 31,55 %. kandungan fosfor paling tinggi berada di titik A6 wilayah pesisir Jenu Kabupaten Tuban yaitu 0,043 ppm, sedangkan kandungan fosfor terendah berada di titik B3 wilayah Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya yaitu 0,021 ppm. SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SUMMARY
NIKO PRADIPTA. Study of Nitrogen (N) and phosphorus (P) In the Land of Mangrove Sediments In Area Ecotourism Wonorejo Surabaya and Coastal Jenu Tuban. Lecturer of Counsellor Prof. M. Amin Alamsjah, Ir., M.Sc., Ph.D and Lecturer of Counsellor Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP. The mangrove forest is one of the wealth of natural resources in Indonesia. Indonesia is a country that has the most extensive mangrove forests in the world. Based on data from the Ministry of Environment in 2006 that the Indonesian mangrove forest area reached 4.3 million hectares. Nutrient element N (nitrogen) and P (phosphorus) is an element that affect the growth of mangroves. The element nitrogen affect the growth, according to research results Feller, et al (2002) nitrogen affect the amount of photosynthesis that occurs in mangrove. Low uptake of phosphorus can cause plant tissue volume becomes smaller and the leaf color becomes darker (Rosmarkam and Yuwono, 2002). This study aims to measure the concentration of nitrogen and phosphorus in soil sediments obtained from the mangrove Ecotourism Wonorejo Surabaya and coastal Jenu Tuban. This research uses descriptive method through field surveys by sampling. Sampling was carried out at six points in each region. The results of this study showed that the highest nitrogen content was at the point A4 coastal areas Jenu Tuban is 40.86%, while the lowest nitrogen content is at the point B3 Ecotourism Mangrove Wonorejo Surabaya is 31.55%. phosphorous levels are at their highest A6 coastal areas Jenu Tuban is 0.043 ppm, while the phosphorus content is in the lowest point of the region B3 Ecotourism Mangrove Wonorejo Surabaya is 0,021 ppm.
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian tentang studi kandungan nitrogen (N) dan fosfor (P) pada sedimen mangrove di wilayah Ekowisata Wonorejo Surabaya dan pesisir Jenu Kabupaten Tuban. Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan penelitian ini. Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat dan informasi bagi semua pihak, khususnya bagi mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya demi kemajuan dan perkembangan teknologi dalam bidang perikanan.
Surabaya,
Juli 2016
Penulis
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
UCAPAN TERIMA KASIH
Penelitian ini dapat terselesaikan atas bantuan dan dukungan banyak pihak. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Dr. Mirni Lamid, drh., MP. selaku Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. 2. Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D dan Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP. masing-masing selaku Dosen Pembimbing Utama dan Serta, yang telah memberikan bimbingan dan dukungan penuh selama proses penulisan penelitian hingga selesai. 3. Agustono Ir., M. Kes selaku koordinator PKL dan Skripsi serta karyawan SBAK yang telah membantu dalam kelancaran dalam bidang akademik dan administrasi dalam menyelesaikan penelitian. 4. Terima kasih kepada Foerqon, Agustin, Pak Sapto Andriyono, S.Pi., MT, Pak Soni Mohson dan Pak Ali Mansyur yang telah membantu memberikan informasi serta memberi semangat dan segala fasilitas. 5. Teman-temanku angkatan 2009 serta teman – teman Pemuda Relawan Kota Surabaya yang telah membantu penulis dalam penulisan penelitian serta memberi semangat. 6. Terima kasih yang dalam penulis persembahkan untuk Ibu dan Bapak, beserta adik-adikku, semua keluarga atas dorongan doa, kasih sayang dan dukungannya yang tak kenal lelah sehingga dapat menghantarkan penulis untuk dapat meniti pendidikan tinggi hingga ke jenjang S-1. SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Semoga mereka yang tersebut diatas mendapat anugerah pahala yang setimpal dari Allah SWT. Disamping itu juga, penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Surabaya,
Juni 2016
Penulis
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR ISI
Halaman RINGKASAN……………………………………………….…………..
iii
SUMMARY…………………………………………………….……….
iv
KATA PENGANTAR…………………………………………………… v DAFTAR ISI……………………………………………………………..
viii
DAFTAR TABEL………………………………………………………..
x
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….. xi DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….. I
xii
PENDAHULUAN…………………………………………………… 1 1.1. Latar Belakang……………………………………………………
1
1.2. Rumusan Masalah………………………………………..…........
3
1.3. Tujuan…………………………………...………………………..
3
1.4. Manfaat……………………………………..…...………………..
4
II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….......
5
2.1. Mangrove………………………………………………………….. 2.1.1. Habitat Mangrove...................…………………………… 2.1.2. Karakteristik Mangrove........................…………………. 2.1.3. Fungsi dan Manfaat Mangrove........................................
5 5 6 7
2.2. Nitrogen (N)………………………………………………………. 8 2.3. Fosfor (P)..……………….…………………………………….…. 10 2.4. Derajat Keasaman (pH)…………………………………………… 10 2.5. Salinitas..................................................................................
12
III KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN….…………………… 13 3.1. Konseptual Penelitian……………………………………….……. 13 3.2. Hipotesis…...……………………………………………..…........ SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
15 NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
IV METODOLOGI………..…………………………………………….. 16 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian………………..…………….……… 16 4.2 Bahan dan Peralatan Penelitian……………………………….…… 16 4.3 Metode Penelitian……………………………...………….………. 4.3.1. Tahap Observasi Lapangan………………………………… 4.3.2. Prosedur Kerja Pengambilan dan Pengujian Sampel……… 4.4 Parameter Penelitian………………………………………………. 4.4.1. Parameter Utama………………………………………….. 4.4.2. Parameter Pendukung……………………………………… 4.5 Analisa Data………………………………………………………. V HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................
16 17 19 21 21 21 21 23
5.1 Hasil...................................................................................... 23 5.1.1. Kandungan Unsur Hara Nitrogen (N).............................. 5.1.2. Kandungan Unsur Hara Fosfor (P)................................. 5.1.3. Parameter Lingkungan...................................................
23 24 25
5.2 Pembahasan............................................................................ …..
26
VI KESIMPULAN DAN PENUTUP..................................................
32
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 33 LAMPIRAN……………………………………………………………..
37
SKRIPSI
NIKO P
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1. Hasil Uji Kandungan Nitrogen............................................................
23
2. Hasil Uji Kandungan Fosfor...............................................................
24
3. Hasil Pengukuran pH..........................................................................
25
4. Hasil Pengukuran Salinitas.................................................................
25
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
1. Kerangka Konseptual Penelitian……………………………………
14
2. Peta Lokasi Pengambilan Sampel Di Kawasan Pantai Jenu.………
18
3. Peta Lokasi Pengambilan Sampel Di Kawasan Pulau Sempu..…….
18
4. Diagram Alur Penelitian……………………………………………..
20
SKRIPSI
NIKO P
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1. Lampiran Hasil Uji Laboratorium......................................................
37
2. Lampiran Uji T Nitrogen...................................................................
39
3. Lampiran Uji T Fosfor.......................................................................
41
4. Lampiran Dokumentasi Penelitian.....................................................
43
SKRIPSI
NIKO P
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki garis pantai
sepanjang 81.000 km. Salah satu bagian terpenting dari kondisi geografis Indonesia sebagai wilayah kepulauan adalah wilayah pantai dan pesisirnya. Wilayah pantai dan pesisir merupakan wilayah interaksi/peralihan antara ekosistem darat dan laut. Wilayah pesisir merupakan transisi yang dipengaruhi daratan dan lautan yang mencakup beberapa ekosistem, salah satunya adalah hutan mangrove (Rahmawaty, 2006). Hutan mangrove adalah salah satu kekayaan sumber daya alam di Indonesia. Jenis mangrove yang banyak ditemukan di Indonesia antara lain adalah jenis Api-api (Avicennia sp.), Bakau (Rhizophora sp.), Tanjang/Lindur (Bruguiera sp.), dan Bogem/Pidada (Sonneratia sp.) yang merupakan tumbuhan mangrove utama (Bengen, 2002). Indonesia merupakan negara yang mempunyai hutan mangrove (hutan bakau) paling luas di dunia. Berdasarkan data Kementerian Negara Lingkungan Hidup tahun 2006 bahwa luas hutan mangrove Indonesia mencapai 4,3 juta hektar. Sedangkan menurut FAO (2007) bahwa Indonesia mempunyai hutan mangrove seluas 3,062,300 hektar pada tahun 2005, yang merupakan 19 % dari total luas hutan mangrove di seluruh dunia. Namun sejak rentang 1999 hingga 2005, hutan bakau itu sudah berkurang sekitar 64 persennya. Saat ini hutan mangrove di Indonesia yang dalam keadaan baik tinggal 3,6 juta hektar, sisanya dalam keadaan rusak dan sedang. Berdasarkan data dari FAO (2007), luas hutan
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
mangrove di Indonesia dari tahun 1980 hingga 2004 terus mengalami penurunan, dari 4.200.000 Ha menjadi 2.900.000 Ha. Banyak kemampuan yang dimiliki oleh ekosistem mangrove, menurut hasil penelitian Tam and Wong (1999) ekosistem mangrove memiliki kapasitas yang tinggi sebagai penetralisir kelebihan nutrisi dan bahan pencemar lainnya. Perairan di sekitar mangrove merupakan area yang kaya nutrien baik organik ataupun anorganik (Melana et al. 2000). Tiap-tiap lokasi pada ekosistem mangrove memiliki kondisi nutrien yang berbeda. Nutrien memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung tanaman (Ma’shum dkk. 2003). Unsur nutrien N (nitrogen) dan P (fosfor) merupakan unsur yang berpengaruh terhadap pertumbuhan mangrove. Unsur nitrogen berpengaruh terhadap pertumbuhan, menurut hasil penelitian Feller, et al (2002) nitrogen berpengaruh terhadap banyaknya proses fotosintesis yang terjadi pada mangrove. Konsentrasi nitrogen pada daun digunakan untuk meningkatkan tranportasi elektron pada proses fotosintesis. Jumlah fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan dengan nitrogen, tetapi fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan. Serapan fosfor yang rendah dapat menyebabkan volume jaringan tanaman menjadi lebih kecil dan warna daun menjadi lebih gelap (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Harahab (2010) menyatakan, telah terjadi tumpang tindih pemanfaatan kawasan hutan mangrove untuk berbagai kegiatan seperti penebangan mangrove untuk kayu bakar, bahan bangunan dan kegunaan lainnya. Kawasan hutan mangrove juga sering dialihkan fungsinya menjadi tambak dan daerah pemukiman SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
(Nontji, 2007). Eksploitasi hutan mangrove yang dilakukan selama ini telah menimbulkan kerusakan sehingga telah mereduksi kemampuannya dalam menjalankan fungsi ekologi dan biologisnya (Graha dkk., 2009). Hutan mangrove yang rusak berakibat berkurangnya unsur hara nitrogen dan fosfor dalam tanah, sehingga jika unsur hara dalam tanah berkurang secara terus menerus dapat menyebabkan semakin berkurangnya luasan mangrove. Berdasarkan masalah tersebut peneliti tertarik untuk meneliti perbedaan kandungan nitrogen dan fosfor pada sedimen tanah mangrove yang didapat dari Ekowisata Wonorejo dan pesisir Jenu. 1.2
Rumusan Masalah 1. Bagaimana kandungan nitrogen dan fosfor pada sedimen tanah mangrove yang didapat dari Ekowisata Wonorejo dan pesisir Jenu? 2. Apakah terdapat perbedaan kandungan nitrogen dan fosfor pada sedimen tanah mangrove yang didapat dari Ekowisata Wonorejo dan pesisir Jenu?
1.3
Tujuan 1. Untuk mengukur kandungan nitrogen dan fosfor pada sedimen tanah mangrove yang didapat dari Ekowisata Wonorejo dan pesisir Jenu. 2. Untuk mengetahui perbedaan kandungan nitrogen dan fosfor pada sedimen tanah mangrove yang didapat dari Ekowisata Wonorejo dan pesisir Jenu.
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1.4
Manfaat 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi data tentang perbandingan unsur nitrogen dan fosfor pada sedimen tanah mangrove yang didapat dari Ekowisata Wonorejo dan pesisir Jenu. 2. Dapat digunakan sebagai program sosialisasi kepada masyarakat Wonorejo dan pesisir Jenu untuk menjaga kelestarian lingkungan. 3. Sebagai sumber informasi serta sebagai bahan masukan untuk penelitian lebih lanjut.
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Mangrove Kata “Mangrove” ditemukan pada tahun 1613 dan berasal dari bahasa
portugis “mangue” dan bahasa inggris “grove” (Macnae, 1968 dalam Kusmana, 2011). Di Indonesia terdapat 202 jenis tumbuhan mangrove, meliputi 89 jenis pohon, 5 jenis palma, 19 jenis merambat, 44 jenis herba tanah, 44 jenis epifit (menempel) dan 1 jenis paku-pakuan. Dari 202 jenis tersebut, 43 jenis diantaranya ditemukan sebagai mangrove sejati (true mangrove). Sementara jenis lain ditemukan disekitar mangrove yang dikenal sebagai mangrove asosiasi. (Noor dkk. 2006). Struktur vegetasi hutan mangrove meliputi pohon dan semak yang terdiri atas 12 genera tumbuhan berbunga (Avicenia, Sonneratia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Xylocarpus, Lumnitzera, Laguncularia, Aigiceras, Aegiatilis, Snaeda, dan Conocarpus) yang termasuk ke dalam delapan famili (Bengen, 2004). Jenis mangrove yang banyak ditemukan di Indonesia antara lain adalah jenis Api-api (Avicennia sp.), Bakau (Rhizophora sp.), Tanjang/Lindur (Bruguiera sp.), dan Bogem/Pidada (Sonneratia sp.), jenis tersebut merupakan tumbuhan mangrove utama (Bengen, 2002). 2.1.1 Habitat Mangrove Mangrove hidup didaerah pantai terlindung di daerah tropis dan subtropis. Hampir 75% tumbuhan mangrove hidup di antara 35 oLU–35oLS, paling banyak berada di kawasan Asia Tenggara (McGill, 1958 dalam Supriharyono, 2007). Mangrove merupakan suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut air laut yang bebas dari genangan saat surut dan tergenang pada saat pasang serta SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
memiliki toleransi terhadap garam (Kusmana, 2009). Habitat hutan mangrove tergenang air laut secara berkala, dengan frekuensi sering (harian) atau hanya saat pasang purnama saja. Frekuensi genangan ini akan menentukan komposisi vegetasi hutan mangrove, menerima pasokan air tawar yang cukup, baik berasal dari sungai, mata air maupun air tanah yang berguna untuk menurunkan kadar garam serta menambah pasokan unsur hara dan lumpur. Hutan mangrove dapat ditemukan pada pantai yang landai, dangkal, terlindung dari gelombang besar dan muara sungai. Secara umum hutan mangrove dapat berkembang dengan baik pada habitat dengan ciri-ciri jenis tanah berlumpur dan berpasir, dengan bahan bentukan berasal dari lumpur, pasir atau pecahan karang/koral. Hutan mangrove hidup di air payau (2-22 ppm) sampai dengan air asin yang bisa mencapai salinitas 38 ppm (Darmadja, 2009). 2.1.2 Karakteristik Mangrove Mangrove termasuk tanaman sejati karena memiliki akar, batang, daun, dan buah (Nagelkerken et al. 2008). Menurut Santoso (2000), hutan mangrove memiliki karakteristik secara umum yaitu terdapat di daerah pantai yang selalu atau secara teratur tergenang air laut dan tidak dipengaruhi oleh iklim, tetapi dipengaruhi oleh pasang surut air laut (tergenang air laut pada saat pasang dan bebas dari genangan air laut pada saat surut). Tumbuhan mangrove juga memiliki kemampuan khusus untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang ekstrim seperti kondisi tanah yang tergenang, kadar garam tinggi serta kondisi tanah yang kurang stabil (Noor dkk, 2006). Komposisi jenis mangrove dalam satu kawasan homogen (hanya satu jenis) atau heterogen (lebih dari satu jenis) tergantung pada SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
kondisi tanah, intensitas genangan pasang surut air laut dan tingkat salinitas. Karakteristik dari spesies mangrove dapat dilihat dari sistem perakaran dan buahnya. Beberapa spesies memiliki sistem perakaran khusus yang disebut akar udara yang cocok untuk kondisi tanah yang anaerobik. Ada beberapa tipe perakaran pada mangrove yaitu akar tunjang, akar napas dan akar lutut. Bentuk buah yang dimiliki mangrove adalah silinder, bulat dan berbentuk kacang (Darmadja, 2009). 2.1.3 Fungsi dan Manfaat Mangrove Sidik, dkk (2002) dalam Ghufran (2012) menyatakan bahwa hutan mangrove merupakan sumberdaya alam wilayah tropis yang memiliki multi manfaat dengan pengaruh yang sangat luas. Secara fisik ekosistem mangrove berfungsi menghambat arus air dan ombak, sehingga menjaga garis pantai tetap stabil dan terhindar dari pengikisan atau abrasi (Huda, 2008). Secara biologi Bengen (2000) menyatakan bahwa ekosistem mangrove memiliki fungsi sebagai tempat berlindung, berpijah atau berkembang biak berbagai jenis biota, dan sebagai penghasil bahan organik yang sangat produktif (detritus). Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksanaan Penyuluh Kabupaten Rembang juga menjelaskan bahwa ekosistem mangrove dapat menurunkan kandungan gas karbon dioksida (CO2) di udara, dan bahan-bahan pencemar di perairan pantai. Menurut Pariyono (2006) Keberadaan hutan mangrove di kawasan pesisir secara ekologi dapat berfungsi sebagai penahan lumpur dan sediment trap termasuk limbah-limbah beracun yang dibawa oleh aliran air permukaan. Fungsi lain dari ekosistem mangrove adalah dalam hal mengolah limbah melalui penyerapan SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
kelebihan nitrat dan phospat sehingga dapat mencegah pencemaran dan kontaminasi di perairan sekitarnya (Huda, 2008). Penduduk Indonesia bagian timur memanfaatkan buah mangrove jenis Bruguiera gymnorrhiza sebagai sumber pangan saat musim paceklik tiba (Glen 2005). Berdasarkan penelitian dari Sulistyawati dkk. (2012) kandungan karbohidrat dalam buah mangrove jenis Bruguiera gymnorrhiza basis kering adalah 90,4%. Kandungan karbohidrat pada buah mangrove jenis Bruguiera gymnorrhiza lebih besar bila dibandingkan dengan sumber karbohidrat lainnya seperti beras 78,9% (Depkes RI, 2008), jagung 63,6% (Depkes RI, 2000), dan sagu 84,7% (Depkes RI, 1979). Mangrove jenis Sonneratia caseolaris (L) juga bisa dimanfaatkan melalui ekstrak kelopak dan buahnya, dari ekstrak tersebut terbukti mampu membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri V. Harveyi (Naiborhu, 2002). Pemberian ekstrak mangrove juga meningkatkan ketahanan hidup udang windu setelah diinfeksi dengan bakteri V. harveyi dan penurunan jumlah bakteri yang terdapat pada tubuh udang (Maryani, 2001 dalam Naiborhu, 2002). Mangrove Sonneratia caseolaris (L) mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid, steroid, fenol hidrokuinon dan tanin yang aktif sebagai bahan antimikroba (Naiborhu, 2002). 2.2 Nitrogen (N) Sutanto (2005) menyatakan bahwa kandungan nitrogen dalam tanah berkisar 0,03 – 0,3% dari keseluruhan senyawa pada tanah di daratan, sedangkan pada endapan lumpur bisa mencapai 50 - 60%, pada sedimen lumpur sebagian besar merupakan hasil dari endapan bahan organik terutama di bagian muara SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
sungai (Yuwono, 2004). Unsur nitrogen di tanah berasal dari bahan organik dan N2 di atmosfer. Nitrogen merupakan unsur hara makro utama yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak (Feller et al 2002). Unsur nitrogen diperlukan untuk proses metabolisme dimana unsur nitrogen sebagai protein fungsional sekaligus merangsang pertumbuhan (Tisdale dan Nelson, 1975; Thompson dan Troeh, 1979 dalam Ma’shum dkk, 2003). Nitrogen dibutuhkan dalam pertumbuhan sebagai komponen pembentuk molekul klorofil, asam amino, enzim, koenzim, vitamin, dan hormon (Feller et al, 2002). Nitrogen umumnya diserap tanaman dalam bentuk ion NH 4+ atau NO3-, Nitrogen dalam tanah dapat hilang karena terjadinya penguapan, pencucian oleh air atau terbawa bersama tanaman saat panen. Nitrogen dapat kembali ke tanah melalui pelapukan sisa makhluk hidup (bahan organik), Nitrogen yang berasal dari bahan organik ini dapat dimanfaatkan oleh tanaman setelah melalui tiga tahap reaksi yang melibatkan aktivitas mikroorganisme tanah. Tahap reaksi tersebut menurut (Novizan, 2002) adalah sebagai berikut : 1.) Penguraian protein yang terdapat pada bahan organik menjadi asam amino. Tahap ini disebut aminisasi. 2.) Perubahan asam-asam amino menjadi senyawa-senyawa amonia (NH3) dan amoniun (NH4). Tahap ini disebut reaksi amonifikasi. 3.) Perubahan senyawa amonia menjadi nitrat yang disebabkan oleh bakteri Nitrosomonas dan Nitrococcus. Tahap ini disebut reaksi Nitrifikasi. Menurut Mengel dan Kirby (1987) dalam Rosmarkam dan Yuwono (2002) pada pH tanah yang rendah ion nitrat lebih cepat diserap oleh tanaman dibandingkan ion amonium, pada pH tanah yang tinggi ion Amonium diserap oleh tanaman lebih cepat dibandingkan ion SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
nitrat dan pada pH netral penyerapan keduanya berlangsung seimbang. Kekurangan unsur nitrogen dapat membatasi pembelahan dan pembesaran sel (Feller et al, 2002). 2.3 Fosfor (P) Ketersediaan Fosfor di tanah sekitar 0,01 – 0,1 % dari keseluruhan senyawa di tanah (Sutanto, 2005). Fosfor terdapat dalam tiga bentuk yaitu H2PO4-, HPO42-, dan PO43-, umumnya diserap tanaman dalam bentuk ion ortofosfat primer (H2PO4-) dan ion ortofosfat sekunder (HPO4-2). Bentuk yang paling dominan dari fosfat tersebut dalam tanah bergantung pada pH tanah. Pada pH yang rendah, tanaman lebih banyak menyerap ion ortofosfat primer, dan pada pH yang lebih tinggi ion ortofosfat sekunder yang lebih banyak diserap tanaman. Unsur Fosfor juga bisa didapatkan dari ion-ion Ca-, Al-, dan Fe- (Ma’shum, 2003). Unsur fosfor berperan dalam proses fotosintesis, penggunaan gula dan pati, serta transfer energi. Unsur fosfor diperlukan sebagai pentransfer energi ADP dan ATP, NAD, dan NADH (Gardner et al., 1985 dalam Ma’shum dkk, 2003). Defisiensi fosfor mengakibatkan pertumbuhan tanaman lambat, lemah, dan kerdil (Sutanto, 2005). 2.4 Derajat Keasaman (pH) Nilai derajat keasaman (pH) suatu perairan mencirikan keseimbangan antara asam dan basa dalam air dan merupakan pengukuran konsentrasi ion hidrogen dalam larutan (Effendi, 2003). Derajat keasaman menunjukan aktifitas ion hidrogen dalam larutan tersebut dan dinyatakan sebagai konsentrasi ion hidrogen (mol/l) pada suhu tertentu atau pH = - log (H+). Konsentrasi pH SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena mempengaruhi kehidupan jazad renik. Perairan yang asam menyebabkan konsentrasi oksigen rendah (Ghufron dan Kordi, 2005). pH air laut umunya berkisar antara 7.6 – 8.3 (Brotowidjoyo, 1995). pH air laut relatif konstan karena adanya penyangga dari hasil keseimbangan karbon dioksida, asam karbonat, karbonat dan bikarbonat yang disebut buffer (Black, 1986 dalam Shephered and Bromage, 1998). Nilai pH dipengaruhi oleh laju fotosintesa, buangan industri serta limbah rumah tangga (Sastrawijaya, 2000). Kisaran pH dalam perairan alami, sangat dipengaruhi oleh konsentrasi karbon dioksida yang merupakan substansi asam. Fitoplankton dan vegetasi perairan lainya menyerap karbon dioksida dari perairan selama proses fotosintesa berlangsung sehingga pH cenderung meningkat pada siang hari dan menurun pada malam hari. Tetapi menurunya pH oleh karbondioksida tidak lebih dari 4.5 (Boyd, 1982 dalam Ghufran, 2012). Proses nitrifikasi oleh bakteri dapat mengurangi nilai pH perairan karena adanya konsumsi karbonat dan pelepasan ion hidrogen selama proses berlangsung (Tam and Wong, 1999). Proses penguraian bahan organik menjadi garam mineral, seperti, amonia, nitrat dan fosfat berguna bagi fitoplankton dan tumbuhan air. Proses akan lebih cepat jika kisaran pH basa (Afriyanto dan Liviawaty, 1992). pH air berfluktuasi mengikuti kadar CO2 terlarut dan memiliki pola hubungan terbalik, semakin tinggi kandungan CO 2 perairan, maka pH akan menurun dan demikian pula sebaliknya. Fluktuasi ini akan berkurang apabila air mengandung garam CaCO3 (Cholik dkk, 2005).
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.5 Salinitas Salinitas adalah konsentrasi ion yang terdapat diperairan. Salinitas menggambarkan padatan total di air setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida digantikan dengan klorida dan semua bahan organik telah dioksidasi (Effendi, 2003). Salinitas perairan menggambarkan kandungan garam dalam suatu perairan. Garam yang dimaksud adalah berbagai ion yang terlarut dalam air termasuk garam dapur (NaCl). Pada umumnya salinitas disebabkan oleh 7 ion utama yaitu : natrium (Na), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), klorit (Cl), sulfat (SO4) dan bikarbonat (HCO3). Salinitas dinyatakan dalam satuan gram/kg atau promil (Effendi, 2003). Salinitas air laut bebas mempunyai kisaran 30-36 ppt, Sedangkan daerah pantai mempunyai variasi salinitas yang lebih besar. Semua organisme dalam perairan dapat hidup pada perairan yang mempunyai perubahan salinitas kecil (Hutabarat dan Evans, 2000). Berdasarkan penelitian Hunter et al, (1986) dalam Adel (2001) jumlah dan jenis keanekaragaman bakteri berkurang akibat peningkatan kadar garam.
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Konseptual Penelitian Mangrove merupakan suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut air laut yang bebas dari genangan saat surut dan tergenang pada saat pasang serta memiliki toleransi terhadap garam (Kusmana, 2009). Perairan di sekitar mangrove merupakan area yang kaya nutrien baik organik ataupun anorganik (Melana et al. 2000). Tiap-tiap lokasi pada mangrove memiliki kondisi nutrien yang berbeda. Nutrien memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung tanaman (Ma’shum dkk. 2003). Unsur nutrien N (nitrogen) dan P (fosfor) merupakan unsur yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan mangrove Feller, et al (2002). Unsur nitrogen di tanah berasal dari bahan organik dan N 2 di atmosfer (Sutanto, 2005). Nitrogen merupakan unsur hara makro utama yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak (Feller et al, 2009). Unsur nitrogen diperlukan untuk proses metabolisme dimana unsur nitrogen sebagai protein fungsional sekaligus merangsang pertumbuhan (Tisdale dan Nelson, 1975; Thompson dan Troeh, 1979 dalam Ma’shum dkk. 2003). Nitrogen dibutuhkan dalam pertumbuhan sebagai komponen pembentuk molekul klorofil, asam amino, enzim, koenzim, vitamin, dan hormon. Kekurangan unsur nitrogen dapat membatasi pembelahan dan pembesaran sel (Feller et al, 2002). Unsur fosfor berperan dalam proses fotosintesis, penggunaan gula dan pati, serta transfer energi. Unsur fosfor diperlukan sebagai pentransfer energi ADP dan ATP, NAD, dan NADH (Gardner
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
et al., 1985 dalam Ma’shum dkk. 2003). Defisiensi fosfor mengakibatkan pertumbuhan tanaman lambat, lemah, dan kerdil (Sutanto, 2005).
Hutan Mangrove Perbedaan Lingkungan Mangrove Perbedaan Nutrien Dalam Tanah
Perbedaan Organisme / Bakteri Dalam Tanah
Unsur Hara Nitrogen (N) dan Fosfor (P) Pengambilan Sampel Tanah Mangrove Di Wilayah Ekowisata Wonorejo Dan Pesisir Jenu Melakukan Uji Nitrogen Dan Fosfor Pada Sedimen Tanah mangrove Mendapat informasi keragaman kadar nitrogen dan fosfor pada sedimen tanah yang diperoleh dari Ekowisata Wonorejo dan pesisir Jenu
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian Keterangan:
alur yang diteliti alur yang tidak diteliti
3.2 Hipotesis H0 Tidak adanya perbedaan kadar nitrogen dan fosfor pada sedimen tanah yang didapat dari Ekowisata Wonorejo dan pesisir Jenu. H1 Adanya perbedaan kadar nitrogen dan fosfor pada sedimen tanah yang didapat dari Ekowisata Wonorejo dan pesisir Jenu.
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Tempat dan Waktu Kegiatan penelitian ini dilakukan di wilayah pesisir Jenu Kabupaten Tuban,
Ekowisata Mangrove
Wonorejo
Surabaya
dan Balai Besar
Laboratorium Kesehatan (BBLK) kota Surabaya. Penelitian ini berlangsung pada tanggal 22 Mei 2014 – 26 September 2014. 4.2 Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel sedimen tanah mangrove yang didapatkan dari wilayah Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya dan pesisir pantai Jenu Kabupaten Tuban. Alat-alat yang digunakan dalam pengambilan sampel sedimen tanah mangrove antara lain sekop, plastik ukuran 500 gr, kertas label, spidol, karet gelang, kantong plastik hitam, timbangan dan kamera digital. Alat yang digunakan dalam mengukur ph tanah menggunakan ph meter tanah sedangkan untuk mengetahui salinitas perairan menggunakan Refraktometer. 4.3 Metode Penelitian Metode penelitian digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang dapat dilakukan dengan pengumpulan data melalui pengamatan, survei, ataupun melalui percobaan (Kusriningrum, 2010). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif melalui survei lapangan dengan pengambilan sampel.
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4.3.1 Tahap Observasi Lapangan Sebelum mengadakan pengumpulan data, dilakukan pengamatan lapangan yang meliputi keseluruhan wilayah Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya dan wilayah pesisir Jenu Kabupaten Tuban dengan tujuan untuk melihat secara umum keadaan dan kondisi daerah setempat. Selanjutnya dilakukan pembagian daerah pengamatan menjadi enam titik pada tiap wilayah pengamatan, yaitu di wilayah Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya yang ditunjukkan pada Gambar 4.1 dan wilayah pesisir Jenu Kabupaten Tuban pada Gambar 4.2. Wilayah pertama diberi simbol A dan wilayah kedua diberi simbol B. Wilayah pertama dan kedua masingmasing memiliki enam titik dengan penyebutan A1 , A2, A3, A4, A5, A6 dan B1, B2, B3, B4, B5, B6. Pengambilan lokasi titik-titik ini didasarkan atas titik terdekat dengan kawasan pemukiman, pertambakan dan industri (wilayah pertama) dan titik terdekat dengan kawasan ekowisata, pertambakan dan pemukiman (wilayah kedua). Pada wilayah pertama titik A1 dan A2 berdekatan dengan pemukiman penduduk, titik A3 dan A4 berbatasan dengan area pertambakan, dan titik A5 dan A6 berdekatan dengan area perusahaan X. Jarak rata-rata tiap titik yaitu 150 meter. Pada wilayah kedua titik B1, B2, B3 berbatasan langsung dengan area ekowisata dan pertambakan serta berdekatan dengan area pemukiman, sedangkan titik B4, B5, B6 terletak di muara, berbatasan langsung dengan laut dan merupakan salah satu area ekowisata. Setelah tahap observasi kemudian pada setiap titik dilakukan pengambilan sampel sedimen tanah mangrove.
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Gambar 2. Peta Lokasi Pengambilan Sampel Di Kawasan Pantai Jenu Sumber : http://www.maps.google.com. Diakses pada tanggal 27 September 2013.
Gambar 3. Peta Lokasi Pengambilan Sampel Di Kawasan Ekowisata Wonorejo Sumber : http://www.maps.google.com. Diakses pada tanggal 10 April 2014.
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Titik A1
: 6°50'24.72"LS - 112° 0'48.64"BT
Titik A2
: 6°50'49.10"LS - 112° 1'5.48"BT
Titik A3
: 6°51'10.28"LS - 112° 1'5.07"BT
Titik A4
: 6°51'16.53"LS - 112° 1'23.46"BT
Titik A5
: 6°51'30.31"LS - 112° 1'32.88"BT
Titik A6
: 6°51'47.84"LS - 112° 1'20.66"BT
Titik B1
: 7°18'27.80"LS - 112°49'35.27"BT
Titik B2
: 7°18'28.87"LS - 112°49'41.55"BT
Titik B3
: 7°18'30.93"LS - 112°49'49.60"BT
Titik B4
: 7°18'20.51"LS - 112°50'39.41"BT
Titik B5
: 7°18'23.88"LS - 112°50'39.94"BT
Titik B6
: 7°18'26.46"LS - 112°50'40.69"BT
4.3.2 Prosedur Kerja Pengambilan dan Pengujian Sampel Sampel diambil dari wilayah Ekowisata Mangrove Wonorejo dan pesisir Jenu Kabupaten Tuban. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sedimen tanah mangrove. Sedimen tanah mangrove diambil secara langsung berdasarkan kelompok area pengambilan sampel, terhitung mulai dari kawasan pantai Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban (titik A1, A2, A3, A4, A5 dan A6), dan kawasan Ekowisata Mangrove Wonorejo (titik B1, B2, B3, B4, B5 dan B6) yang tergambar pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2. Sampel pada tiap titik diambil secara acak (random). Sampel yang diambil sebanyak ± 300 gr tiap titiknya dengan menggunakan sekop. Pengambilan sampel tanah dilakukan saat air sedang surut. SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Sampel tanah yang digunakan adalah sedimen tanah mangrove yang teroksidasi (5 cm dipermukaan sedimen). Tiap-tiap tempat dilakukan pengambilan sampel masing-masing sebanyak 6 kali. Sampel hasil pengambilan disimpan dalam plastik dan diberi tanda nomer sampel berdasarkan kelompok lokasi pengambilan sampel. Sampel yang telah diambil kemudian dianalisis di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) kota Surabaya untuk mengetahui jumlah kandungan unsur hara nitrogen dan fosfor pada sampel.
Gambar 4. Diagram Alur Penelitian
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4.4 Parameter Penelitian 4.4.1 Parameter Utama Parameter utama yang diamati antara lain kandungan nitrogen dan fosfor pada tanah. 4.4.2 Parameter Pendukung Parameter pendukung yang digunakan dalam penelitian ini adalah ph pada tanah dan salinitas di perairan. 4.5 Analisa Data Analisa data yang digunakan adalah bentuk deskriptif yaitu penyajian data dengan memaparkan data besarnya kandungan unsur hara nitrogen dan fosfor pada tiap-tiap titik area pengambilan sampel sedimen tanah yang telah diambil dari wilayah pesisir Jenu Kabupaten Tuban dan Ekowisata Mangrove Wonorejo Kota Surabaya. Keragaman kandungan yang didapatkan dari hasil analisis dikorelasikan dengan keberadaannya dalam kelompok titik pengambilan sampel. Untuk mengetahui adanya perbedaan kadar pada dua lokasi yang telah diambil sampelnya kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan Uji-T (unpaired comparison).
Menurut
Kusriningrum (2010)
pada prinsipnya
penggunaan Uji-T adalah membandingkan antara t hitung dengan t tabel, dengan menggunakan rumus :
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Terlebih dahulu dihitung dengan menggunakan rumus :
dan Hasil penghitungan kemudian dimasukkan ke dalam rumus t hitung seperti berikut :
Bila sudah mendapatkan t hitung, kemudian dibandingkan dengan t tabel dari daftar t. Pada daftar t terdapat dua taraf signifikansi sebesar 5% dan 1%. Selanjutnya ada tiga kemungkinan yang diperoleh : 1. Bila t hitung > t tabel 5%, tetapi < t tabel 1%, maka perbedaan tersebut sifatnya nyata (significance). 2. Bila t hitung > t tabel 1% maka dikatakan bahwa perbedaan tersebut sifatnya sangat nyata (highly significance). 3. Bila t hitung < t tabel 5% maka dikatakan bahwa perbedaan tersebut tidak nyata (non significance).
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil 5.1.1 Kandungan Unsur Hara Nitrogen (N) Data kandungan unsur hara nitrogen yang telah diambil dari wilayah pesisir Jenu Kabupaten Tuban dan Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya ditunjukkan pada tabel 5.1. Hasil uji nitrogen dari sampel yang diambil dari dua wilayah berkisar antara 31,55% - 40,86%. Kandungan nitrogen paling tinggi dari dua wilayah tersebut terletak pada titik A4 (40,86%), sedangkan kandungan nitrogen paling rendah berada pada titik B3 (31,55%). Tabel 1. Hasil Uji Kandungan Nitrogen.
40,36
Titik Lokasi (Ekowisata Wonorejo) B1
31,67
A2
38,75
B2
34,56
A3
36,92
B3
31,55
A4
40,86
B4
38,04
A5
39,22
B5
31,75
A6
38,67
B6
33,58
Titik Lokasi (Pesisir Jenu)
N (%)
A1
N (%)
Data kandungan unsur hara nitrogen pada tabel 5.1 dianalisis dengan uji-T (unpaired comparison). Hasil analisis uji-T (unpaired comparison) dengan selang kepercayaan 95% (lampiran 1) menunjukkan bahwa adanya perbedaan sangat nyata (Highly significance) antara kandungan unsur hara nitrogen yang terdapat di
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
wilayah pesisir Jenu Kabupaten Tuban dan Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya. 5.1.2 Kandungan Unsur Hara Fosfor (F) Data kandungan unsur hara fosfor yang telah diambil dari wilayah pesisir Jenu Kabupaten Tuban dan Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya ditunjukkan pada tabel 5.2. Hasil uji fosfor dari sampel yang diambil dari dua wilayah berkisar antara 0,021ppm – 0,043ppm. Kandungan fosfor paling tinggi dari dua wilayah tersebut terletak pada titik B3 (0,021ppm), sedangkan kandungan fosfor paling rendah berada pada titik A6 (0,043ppm). Tabel 2. Hasil Uji Kandungan Fosfor. Titik Lokasi (Pesisir Jenu)
P (ppm)
A1
0,036
Titik Lokasi (Ekowisata Wonorejo) B1
A2
0,041
B2
0,038
A3
0,027
B3
0,021
A4
0,032
B4
0,029
A5
0,039
B5
0,032
A6
0,043
B6
0,038
P (ppm) 0,032
Data kandungan unsur hara fosfor pada tabel 5.2 dianalisis dengan ujiT (unpaired comparison). Hasil analisis uji-T (unpaired comparison) dengan selang kepercayaan 95% (lampiran 2) menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan (non significance) antara kandungan unsur hara fosfor yang terdapat di wilayah pesisir Jenu Kabupaten Tuban dan Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya. SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5.1.3 Parameter Lingkungan Nilai parameter lingkungan setiap titik dari dua lokasi penelitian tidak jauh berbeda. Hasil pengukuran parameter lingkungan pH dan salinitas yang dijadikan faktor pendukung setiap titik pada dua lokasi penelitian dapat dilihat pada tabel 5.3 dan tabel 5.4. Tabel 3. Hasil Pengukuran pH Titik Lokasi (Pesisir Jenu) A1
pH
Titik Lokasi (Ekowisata Wonorejo)
pH
7,4
B1
7,1
A2
7,6
B2
6,9
A3
6,8
B3
6,9
A4
7,2
B4
6,7
A5
7,3
B5
7,1
A6
7,9
B6
7,0
Tabel 4. Hasil Pengukuran Salinitas Titik Lokasi (Pesisir Jenu) A1
SKRIPSI
Salinitas (ppt)
Titik Lokasi (Ekowisata Wonorejo)
Salinitas (ppt)
33
B1
22
A2
32
B2
23
A3
32
B3
23
A4
33
B4
30
A5
33
B5
31
A6
33
B6
31
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Dari hasil pengukuran pH pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa pH di 12 titik penelitian dari dua lokasi tidak jauh berbeda, yakni berkisar antara 6,7-7,9. Hasil uji pH tertinggi terdapat pada titik A6 (7,9), sedangkan hasil uji pH terendah terdapat pada titik B4 (6,7). Pada hasil pengukuran salinitas yang ditunjukkan pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa salinitas dari tiap titik sangat beragam, yakni berkisar antara 22-33ppt. Hasil uji salinitas tertinggi terdapat pada titik A1, A4, A5, A6 (33 ppt), sedangkan hasil uji salinitas terendah terdapat pada titik B1 (22ppt). 5.2 Pembahasan Wilayah pesisir merupakan transisi yang dipengaruhi daratan dan lautan yang mencakup beberapa ekosistem, salah satunya adalah hutan mangrove (Rahmawaty, 2006). Perairan di sekitar mangrove merupakan area yang kaya nutrien baik organik ataupun anorganik (Melana et al. 2000). Tiap-tiap lokasi pada ekosistem mangrove memiliki kondisi nutrien yang berbeda. Nutrien memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung tanaman (Ma’shum dkk. 2003). Unsur nutrien N (nitrogen) dan P (fosfor) merupakan unsur yang berpengaruh terhadap pertumbuhan mangrove (Feller et al 2002). Kandungan unsur hara nitrogen dalam penelitian ini memiliki hasil yang berbeda pada tiap titiknya (tabel 5.1). Kandungan unsur hara nitrogen tertinggi di wilayah pesisir Jenu Kabupaten Tuban terletak di titik A4 (40,86%), sedangkan di wilayah Ekowisata Wonorejo Surabaya terletak pada titik B4 (38,04%). Hal ini disebabkan karena kedua titik tertinggi tersebut berada paling dekat dengan muara sungai sehingga kaya akan bahan-bahan organik yang berasal dari sungai dan laut. SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Supriyadi (2001) menjelaskan bahwa salah satu bagian pesisir yang memiliki tingkat kesuburan paling tinggi adalah daerah estuari (muara sungai). Kandungan unsur hara nitrogen yang tertinggi dari dua wilayah penelitian terdapat pada titik A4 (40,86%). Penyebab tingginya unsur nitrogen pada titik A4 selain karena letaknya yang berdekatan dengan muara juga terdapat faktor geografis, di sekitar pesisir Jenu terdapat banyak tambak udang semi intensif sehingga diduga bahanbahan organik sisa budidaya terbawa arus sampai ke sekitar muara sungai. Sebagian besar Udang yang mati juga dibuang dan terbawa aliran sungai sehingga menjadi bahan organik. Penambahan bahan organik dapat meningkatkan populasi mikroorganisme tanah, diantaranya jamur dan cendawan, karena bahan organik digunakan oleh mikroorganisme tanah sebagai penyusun tubuh dan sumber energinya. Kandungan unsur hara nitrogen di wilayah Ekowisata Mangrove Wonorejo relatif lebih rendah, terlihat pada hasil uji nitrogen di titik B1, B3, B5. Hal ini disebabkan karena letak pengambilan titik B1 berdekatan dengan tempat bersandarnya perahu wisata dan kantin Ekowisata Mangrove Wonorejo, sehingga dimungkingkan adanya limbah buangan perahu dan kantin yang menyebabkan unsur hara pada titik B1 relatif lebih rendah. Hasil uji nitrogen di titik B3 merupakan hasil yang terendah dari dua wilayah penelitian yaitu hanya sebesar 31,55%. Hal ini disebabkan karena pada titik B3 merupakan ujung jalan jogging track area Ekowisata Mangrove Wonorejo. Titik B5 juga relatif rendah yakni 31,75%, hal ini disebabkan karena titik B5 berdekatan dengan gazebo-gazebo pengunjung Ekowisata Mangrove Wonorejo. Pada titik B3 dan B5 ini banyak SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
pengunjung yang menghabiskan waktu untuk beristirahat menikmati nuansa alam mangrove sehingga dimungkinkan banyak terdapat sampah-sampah anorganik yang jatuh ke tanah dan menghambat proses pembentukan unsur hara nitrogen dalam tanah. Unsur nitrogen di tanah berasal dari bahan organik dan N 2 di atmosfer (Sutanto, 2005). Nitrogen dapat dikatakan sebagai salah satu unsur hara yang bermuatan. Selain mutlak dibutuhkan, juga dengan mudah dapat hilang atau menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Ketidaktersediaan N dari tanah dapat melalui proses pencucian (leaching) NO3 -, denitrifikasi NO3- menjadi N2, volatilisasi NH4+
menjadi
NH3+,
terfiksasi
oleh
mineral
atau
dikonsumsi
oleh
mikroorganisme tanah. Terdapat perbedaan yang sangat nyata (Highly significance) (P > 0,01) (lampiran 1) antara unsur hara nitrogen yang ada di wilayah pesisir Jenu Kabupaten Tuban dengan unsur hara nitrogen yang berada di Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya. Adanya perbedaan yang sangat signifikan di dua wilayah pesisir Jenu dan Ekowisata Mangrove Wonorejo tersebut disebabkan karena beberapa hal, salah satunya karena banyaknya sampah anorganik dan pengunjung sehingga bakteri pengurai tidak bisa melakukan proses nitrifikasi yakni suatu proses oksidasi enzimatik perubahan senyawa amonium menjadi senyawa nitrat yang dilakukan oleh bakteri-bakteri tertentu. Salah satu faktor yang menentukan tingginya proses nitrifikasi adalah jumlah bakteri yang terdapat pada tanah (Suriawiria, 1996). Banyaknya sampah anorganik akan mempengaruhi jumlah bakteri yang melakukan nitrifikasi.
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Kandungan unsur hara fosfor dalam penelitian ini memiliki hasil yang berbeda pada tiap titiknya (tabel 5.2). Kandungan unsur hara fosfor tertinggi di wilayah pesisir Jenu Kabupaten Tuban terletak di titik A6 (0,043 ppm), sedangkan di wilayah Ekowisata Wonorejo Surabaya terletak pada titik B2 (0,038 ppm) dan B6 (0,038 ppm). Kandungan unsur hara nitrogen yang tertinggi dari dua wilayah penelitian terdapat pada titik A6 (0,043 ppm). Tingginya unsur fosfor pada titik A6 disebabkan oleh sedimen tanah yang masih terdapat batuan. Kandungan unsur hara fosfor terendah berada pada titik B3 (0,021 ppm). Hal ini disebabkan karena letak titik B3 mempunyai sedimen yang berlumpur. Fosfor dapat ditemukan di dalam air, tanah dan sedimen. Tidak seperti senyawa materi lain, siklus fosfor tidak dapat ditemukan di udara yang mempunyai tekanan tinggi. Hal ini karena fosfor biasanya cair pada suhu dan tekanan normal. Hal ini terutama melakukan siklus kembali melalui air, tanah dan sedimen. Fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat (P) organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh decomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus. Fosfor dialam dalam bentuk terikat sebagai Ca-fosfat, Fe- atau Al-fosfat, fitat atau protein. Bakeri yang berperan dalam siklus fosfor: Bacillus, Pesudomonas, Aerobacter aerogenes, Xanthomonas. SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Mikroorganisme (Bacillus,
Pseudomonas,
Xanthomonas,
Aerobacter
aerogenes) dapat melarutkan fosfor sehingga siap diserap oleh tanaman. Kandungan unsur hara fosfor dalam penelitian ini tidak terdapat perbedaan yang nyata (P < 0,05) (lampiran 2) antara unsur hara fosfor yang ada di wilayah pesisir Jenu Kabupaten Tuban dengan unsur hara fosfor yang berada di Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya. Tidak adanya perbedaan yang signifikan di dua wilayah pesisir Jenu dan Ekowisata Mangrove Wonorejo tersebut disebabkan karena beberapa hal, salah satunya habitat mangrove sama2 berlumpur, sedikit berbatu, dimana lumpur dapat mempengaruhi oksidasi karbon, nitrifikasi, denitrifikasi, maupun eliminasi fosfor secara biologis. Salinitas merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan
perkembangan mangrove, sehingga zonasi setiap habitat mangrove berbeda sesuai dengan kondisi lingkungan setempat. Berdasar penelitian, salinitas yang ada di dua wilayah penelitian tersebut mempunyai rentang 32 – 33 ppt untuk pesisir Jenu Kabupaten Tuban dan 22 – 31 ppt untuk Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya. Hal ini dikarenakan lokasi penelitian dipengaruhi oleh air tawar yang berasal dari aliran sungai. Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah, dan sebaliknya makin sedikit sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitasnya akan tinggi (Romimohtarto, 2007). Kandungan rata-rata N dan P yang terkandung di Ekowisata Mangrove Wonorejo adalah 33,54% dan 0,032ppm lebih kecil dibandingkan rata-rata N dan P yang terkandung di pesisir Jenu yaitu sebesar 39,13% dan 0,036ppm. Nitrogen SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
umumnya diserap tanaman dalam bentuk ion amonium (NH4+) atau nitrat (NO3-) (Novizan, 2002). Menurut Mengel dan Kirby (1987) dalam Rosmarkam dan Yuwono (2002) pada pH tanah yang rendah ion nitrat lebih cepat diserap oleh tanaman dibandingkan ion amonium, pada pH tanah yang tinggi ion Amonium diserap oleh tanaman lebih cepat dibandingkan ion nitrat dan pada pH netral penyerapan keduanya berlangsung seimbang.
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
VI KESIMPULAN DAN SARAN 6. 1 Kesimpulan Kesimpulan penelitian ini adalah pada wilayah pesisir Jenu Kabupaten Tuban memiliki potensi pertumbuhan mangrove yang lebih baik dibandingkan di wilayah ekowisata mangrove Wonorejo Surabaya, dibuktikan oleh kandungan nitrogen di wilayah pesisir Jenu Kabupaten Tuban yang lebih tinggi. 6. 2 Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai unsur hara yang dapat menunjang pertumbuhan mangrove, sehingga perkembangan luasan mangrove diharapkan bisa semakin pesat berdasarkan potensi wilayah dan fungsi penting mangrove dalam bidang perikanan dapat berjalan lebih baik.
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR PUSTAKA Adel, M. 2001. Bacterial Decomposition of Avicennia marina Leaf Litter. Journal of Biological Science. 8: 717-719. Afrianto, E. dan Liviawaty, E. 1992. Pemeliharaan Kepiting, Yogyakarta. Kanisius. Bengen, D.G. 2000. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Bogor. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Bengen, D. 2002. Sinopsis Ekosistem dan Sumber Daya Alam Pesisir dan Laut. Bogor. Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan IPB. Bengen, D.G. 2004. Ekosistem dan Sumberdaya Pesisir dan Laut Serta Prinsip Pengelolaannya. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Brotowidjoyo. 1995. Pengantar Lingkungan Perairan dan Budidaya Air. Yogyakarta. Liberty. Cholik, F, A.G., Jagatraya, R.P., Poernomo, dan A. Jauzi. 2005. Kekerangan, di dalam Akuakultur Tumpuan Harapan Masa Depan Bangsa. Jakarta. Taman Akuarium Air Tawar. Darmadja, P.B. 2009. Buku informasi tumbuhan obat di taman nasional bali barat. Gilimanuk. Balai taman nasional bali barat. Departemen Kesehatan RI. 1979. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Direktorat Gizi. Jakarta. Bhratara Aksara. Departemen Kesehatan RI. 2000. Pedoman Pemantauan Konsumsi Gizi. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Depkes. Departemen Kesehatan RI. 2008. Pedoman pemantauan status gizi (PSG) dan keluarga sadar gizi (KADARZI). Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Jakarta. Depkes. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta. Kanisius.
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAO. 2007. The World’s Mangroves 1980-2005, A Thematic Study Prepared in the Framework of the Global Forest Resources Assessment 2005. Rome. FAO Foresty Paper. Feller, I.C., Whigham, D.F., McKee, K.L., dan Lovelock, C.E. 2002. Nitrogen limitation of growth and nutrient dynamics in a disturbed mangrove forest, Indian River Lagoon, Florida. Oecologia 134:405-414. Ghufran, M. 2012. Ekosistem Mangrove Potensi, Fungsi, dan Pengelolaan. Jakarta. Rineka cipta. Ghufron, M. dan Kordi, H. 2005. Budidaya ikan laut di keramba jaring apung. Jakarta. Rineka cipta. Glen, H.F. 2005. Bruguiera gymnorrhiza (L.). The South African National Biodiversity Institute's. www.plantzafrica.com. (Diakses pada tanggal 22 Juli 2013). Graha, Y. I., Z. Hidayah, W. A. dan Nugraha. 2009. Penentuan Kawasan Lahan Kritis Hutan Mangrove Di Pesisir Kecamatan Modung Memanfaatkan Teknologi Sistem Informasi Geografis Dan Penginderaan Jauh. Jurnal Kelautan. II (2) : 23-35. Harahab, N. 2010. Penilaian Ekonomi Ekosistem Hutan Mangrove Dan Aplikasinya Dalam Perencanaan Wilayah Pesisir. Graha ilmu. Yogyakarta. Huda, N. 2008. Strategi Kebijakan Pengelolaan Mangrove Berkelanjutan di Wilayah Pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur Jambi. Semarang. Universitas Diponegoro. Hutabarat, S. dan Evans, S.M. 2000. Pengantar Oseanografi. Jakarta. Universitas Indonesia-Press. KLH. 2007. Data Hutan Mangrove di Indonesia tahun 2006. Jakarta. Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI. Kusmana, C. 2009. Pengelolaan Sistem Mangrove Secara Terpadu. Institut Pertanian Bogor. Kusmana, C. 2011. Ekosistem Mangrove dan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir. http://cecep_kusmana.staff.ipb.ac.id (diakses tanggal 29 September 2013).
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Kusriningrum. 2010. Perancangan Percobaan. Surabaya. Airlangga University Press. Ma’shum, M., Soedarsono, J., dan Susilowati, L. E. 2003. Biologi Tanah. CPIU Pasca IAEUP. Jakarta. Ditjen Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. Melana, D.M. Atchue, J. Yao, C.E. Edwards, R. Melana, E.E, and Gonzales H.I. 2000. Mangrove Management Handbook. Coastal Resource Management Project of The Departement of Environment and Natural Resources. Manila, Philipinnes. pp 96. Nagelkerken, I., S.J.M. Blaber, S. Bouillon, P. Green, M. Haywood, L.G. Kirton, J.O. Meynecke, J. Pawlik, H.M. Penrose, A. Sasekumar dan P.J.Somerfield. 2008. The Habitat Function of Mangroves For Terrestrial and Marine Fauna: A Review. Aquatic Botany. 89: 155-185. Naiborhu, P.E. 2002. Ekstraksi dan Manfaat Ekstrak Mangrove (Sonneratia alba dan Sonneratia caseolaris) sebagai Bahan Alami Antibakterial Pada Patogen Udang Windu. Tesis. Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Nontji, A. 2007. Laut Nusantara Edisi Revisi 2007. PT. Djambatan. Halaman 106107. Noor, R.Y., Khazali, M., dan Suryadiputra, I.N.N. 2006. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. PHKA/WI-IP-Bogor. Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta; Hal : 23-24 Pariyono. 2006. Kajian Potensi Kawasan Mangrove Dalam Kaitannya Dengan Pengelolaan Wilayah Pantai Di Desa Panggung, Bulakbaru, Tanggultlare, Kabupaten Jepara. Tesis. Program Pasca Sarjana. Universitas Diponegoro. Semarang. 89 hal. Rahmawaty. 2006. Upaya Pelestarian Mangrove Berdasarkan Pendekatan Masyarakat. Sumatra Utara. Departemen Kehutanan. Romimohtarto, K. dan Juwana, S. 2007. BIOLOGI LAUT : Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Jakarta. Djambatan
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Rosmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius, Yogyakarta. Santoso, N. 2000. Pola Pengawasan Ekosistem Mangrove. Makalah disampaikan pada Lokakarya Nasional Pengembangan Sistem Pengawasan Ekosistem Laut Tahun 2000. Jakarta. Sastrawijaya, A. T. 2000. Pencemaran Lingkungan. Jakarta. Rineka Cipta. Shepherd, J. Dan N. Bromage. 1998. Intensive Sea Fish Farming. BSP Professional Books Oxford London. Edingburgh, boston palo alio melbourne. Sulistyawati, Wignyanto, dan Kumalaningsih, S. 2012. Produksi Tepung Buah Lindur (Bruguiera gymnorrhiza Lamk.) Rendah Tanin dan HCN Sebagai Bahan Pangan Alternatif. Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 13 No. 3 (Desember 2012) 187-198. Supriharyono. 2007. Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati. Pustaka Belajar. Yogyakarta. Supriyadi, I.H. 2001. Dinamika Estuaria Tropik. Jurnal Oseana Vol. XXVI No.4 ISSN 0216-1877. Suriawiria, U., 1996. Mikrobiologi Air dan Dasar-Dasar Pengolahan Buangan Secara Biologis. Penerbit alumni Bandung, Bandung. Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Konsep dan Kenyataan. Kanisius. Yogyakarta. Hal. 36. Tam, N.F.Y., and Wong, Y.S. 1999. Mangrove Soils In Removing Pollutants From Municipal Wastewater Of Different Salinities. J. Environ Qual 28:556-564. Yuwono, N.W. 2004. Nilai Kesuburan Tanah Mangrove di Kepulauan Seribu. Jakarta. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil Uji Laboratorium
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 2. Uji T Nitrogen
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
t tabel = 0,01 (db A + db B) = t tabel 0,01 (5+5) = t tabel 0,01 (10) = 3,17 4,75 > 3,17 → t hitung > t tabel, maka kandungan nitrogen yang didapatkan dari wilayah pesisir Jenu Kabupaten Tuban dan Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya berbeda sangat nyata (highly significance).
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 3. Uji T Fosfor
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
t tabel = 0,05 (db A + db B) = t tabel 0,05 (5+5) = t tabel 0,05 (10) = 2,23 2 < 2,23 → t hitung < t tabel, maka kandungan fosfor yang didapatkan dari wilayah pesisir Jenu Kabupaten Tuban dan Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya tidak berbeda nyata (non significance).
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 4. Dokumentasi
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
SKRIPSI
(h)
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Keterangan: a. b. c. d. e. f. g. h.
Pengambilan Sampel di Pesisir Jenu Tuban Pengambilan Sampel di Pesisir Jenu Tuban Pengambilan Sampel di Ekowisata Mangrove Wonorejo Pengambilan Sampel di Ekowisata Mangrove Wonorejo Sampel yang Sudah Diambil dari Pesisir Jenu Tuban Sampel yang Sudah Diambil dari Ekowisata Mangrove Wonorejo Sekop pH Meter
SKRIPSI
STUDI KANDUNGAN NITROGEN
NIKO P