2
STUDI IDENTIFIKASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK UNTUK WILAYAH KECAMATAN NGALIYAN, TUGU, SEMARANG UTARA, SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG Muhammad Yuda Pranata, Wiharyanto Oktiawan, ST, MT, )* Ir. Irawan Wisnu Wardana, MS )* * Dosen Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro ABSTRAK Wilayah Studi Meliputi Kecamatan Ngaliyan, Tugu, Semarang Utara, dan Semarang Barat Kota Semarang. Terdiri dari fungsi kawasan pusat kota pada wilayah Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Barat serta fungsi kawasan industri untuk wilayah Kecamatan Ngaliyan dan Tugu. Dalam pengembangan kota tidak lepas dari penyediaan utilitas kota termasuk sarana dan prasarana pengelolaan air limbah permukiman yang saat ini mendesak untuk disusun strategi pengelolaan air limbah domestik di permukiman. Studi ini bersifat deskirptif kuantitatif menggunakan analisa SWOT melalui observasi lapangan, penyebaran kuesioner, wawancara, dan dokumentasi untuk data primer sedangkan perolehan data sekunder didapat dari berbagai instansi terkait tentang pengelolaan air limbah domestik di wilayah studi. Data-data tersebut kemudian diolah dan dan dianalisis dari aspek teknis operasional, kelembagaan, pembiayaan, peraturan, serta peran serta masyarakat dan kemudian disusun strategi pengelolaan air limbah domestik berdasarkan hasil pembahasan aspek-aspek tersebut. Hasil yang diperoleh berupa strategi, alternatif kebijakan dalam pengelolaan air limbah domestik di wilayah studi. Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Barat ditetapkan untuk dikembangkan sistem pengelolaan terpusat sedangkan Kecamatan Ngaliyan dan Tugu Sistem setempat dengan kawasan resiko kesehatan tinggi menggunakan sistem setempat komunal. Alternatif kebijakan disusun pada aspek teknis operasional untuk peningkatan akses masyarakat, aspek Kelembagaan untuk penguatan kelembagaan, aspek pembiayaan untuk penggalian sumber dana, aspek peraturan untuk mengatur pengelolaan dan sanksi pelanggaran, aspek peran serta masyarakat untuk penyadaran kepada masyarakat pentingnya pengelolan air limbah domestik di permukiman. Kata Kunci: Air Limbah domestik, Pengelolaan, Strategi, SWOT
1
KotaSemarang agar dicapai suatu sistem
PENDAHULUAN Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat
memunculkan
pengelolaan air limbah yang baik yang dapat
permasalahan
mendukung meningkatnya tingkat kualitas
dalam pemenuhan kebutuhan sarana dan
hidup serta derajat kesehatan masyarakat
prasarana permukiman yang layak seperti
sebagaimana tujuan dari program percepatan
sanitasi lingkungan. Pertumbuhan penduduk
pembangunan Sanitasi Permukiman yang
tersebut
telah dimulai di Kota Semarang sebagai
secara
otomatis
juga
akan
menyebabkan adanya peningkatan volume
upaya meningkatkan kondisi sanitasi kota.
air limbah yang dihasilkan setiap harinya.
Berdasarkan
hal
dilakukan
yang
pengelolaan air limbah domestik eksisting
dengan
berbagai
dan
padat tanpa ditunjang dengan sistem sanitasi
menyusun
yang baik yaitu meningkatnya bahaya
pengelolaan lebih terarah dan tepat sasaran
pencemaran, penurunan kualitas lingkungan
di Kecamatan Ngaliyan, Kecamatan Tugu,
serta membahayakan kesehatan masyarakat.
Kecamatan Semarang Barat, Kecamatan
Tugu,
Ngaliyan,
pengembangan
kondisi
pembangunan perumahan yang semakin
Kecamatan
melakukan
terhadap
perlu
Dampak dari tingginya populasi penduduk ditandai
penilaian
tersebut
strategi
Semarang
dengan
pengelolaan
Utara
serta
agar
dengan
Semarang Barat, dan Semarang Utara, Kota
memperhatikan
Semarang dengan total jumlah penduduk di
pengelolaan air limbah domestik.
empat kecamatan berjumlah 430.428 jiwa
IDENTIFIKASI MASALAH
dan Total Kepala
Permasalahan yang terdapat di wilayah studi
94.226
KK
Keluarga
termasuk
berjumlah
wilayah
padat
aspek-aspek
dalam
yaitu :
permukiman di Kota Semarang dengan
1.
Fungsi wilayah Kecamatan Tugu dan
wilayah terpadat berada di Kecamatan
Ngaliyan sebagai wilayah industri dan
Semarang
Kecamatan
Barat
yang
memiliki
Semarang
Barat
dan
permasalahan yang umum di Kota Semarang
Semarang Utara sebagai wilayah pusat
dalam pengelolaan limbah cair diantaranya
kota
belum terbangunnya fasilitas pengolahan air
pengelolaan air limbah domestik yang
buangan,
baik
belum
terbangunnya
sarana
pengelolaan sarana limbah cair domestik
2.
perlu
didukung
dengan
kurang memadainya sistem pengelolaan
secara terpusat, kurang memadainya sistem
limbah cair domestik rumah tangga
pengelolaan limbah cair domestik rumah
individual
tangga sehingga
individual diperlukan
atau
semi
adanya
komunal
3.
revitalisasi
Belum terbangunnya sarana pengolahan air buangan secara terpusat
prasarana dan sarana pengelolaan air limbah yang memadai, oleh karena itu dibutuhkan
TUJUAN STUDI
strategi pengelolaan air limbah domestik
Tujuan Studi ini adalah :
untuk wilayah Kecamatan Tugu, Ngaliyan,
1. Mengetahui kondisi eksisting sistem
Semarang Barat, dan Semarang Utara di
Pengelolaan air limbah domestik di wilayah
VI-1
2
Kecamatan
Ngaliyan,
Tugu,
Semarang
Barat, dan Semarang Utara, Kota Semarang. 2.
Memberikan
rekomendasi
Strategi
pengelolaan apa yang dapat diberikan terkait hasil penilaian kondisi eksisting pengelolaan air limbah di wilayah Kecamatan Ngaliyan, Tugu, Semarang Barat, dan Semarang Utara, Kota Semarang.
METODOLOGI Dalam penyusunan studi ini yang dilakukan adalah dengan metode survei lapangan
dan
kajian
permasalahan.
Metode ini dapat memberikan kemudahan kepada peneliti mengenai cara atau teknik mendapatkan menganalisis
data, data
menentukan dan
data,
mengambil
PEMBAHASAN
kesimpulan terkait dengan studi identifikasi pengelolaan Kecamatan
air
limbah
Ngaliyan,
domestik
Tugu,
Aspek Teknis Operasional
di
Debit Air Limbah Domestik
Semarang
Debit air limbah domestik yang
Barat, Semarang Utara Kota Semarang.
dihasilkan
Studi ini dilakukan dalam tiga
pada
wilayah
permukiman
tergantung dengan jumlah penduduk di
tahap. Tahap persiapan, tahap pelaksanaan
wilayah tersebut. Besarnya debit didapatkan
serta tahap analisis dan pembahasan.
dari besarnya jumlah penduduk yang ada. Debit air limbah domestik pada wilayah studi meliputi Kecamatan Semarang Utara 235,50 l/detik, Semarang Barat 296,20 l/detik, Ngaliyan 213,83 l/detik dan Tugu 51,57 l/detik. Pengelolaan Limbah Tinja Pengelolaan limbah tinja di wilayah studi secara umum dibuang ke jamban yang kemudian akan dikuras ketika penuh melalui jasa kuras tinja yang pada akhirnya dibawa ke instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT). Sebagian masyarakat masih ada juga yang mengolah limbah tinjanya dengan langsung diresapkan ke dalam tanah tanpa dikuras
VI-2
3
ataupun proses pengolahan di tangki septik
Jarak Sumber Air Tanah dengan Tangki
bahkan masih ada yang langsung melakukan
Septik
aktivitas buang air besar di sungai
Pada wilayah studi menurut hasil kuesioner didapatkan hasil di Kecamatan
Akses Jamban Berdasarkan laporan puskesmas,
Semarang Utara terdapat 17 % jarak antar
pada tahun 2011 diketahui pada Kecamatan
sumber air tanah dengan tangki septik yang
Semarang
sehat
kurang dari 10 m, 3 % berjarak 10 m, dan 80
mencapai 16.614 jamban sehat dari 27.573
% berjarak lebih dari 10 m. Pada Kecamatan
KK yang diperiksa dengan cakupan 17.757
Semarang Barat terdapat 29 % jarak antar
KK memiliki jamban keluarga. Kecamatan
sumber air tanah dengan tangki septik yang
Semarang
sehat
kurang dari 10 m, 62 % berjarak 10 m, dan
sebanyak 24.356 jamban sehat dari 26.507
38 % berjarak lebih dari 10 m. Pada
KK yang diperiksa dengan cakupan 25.461
Kecamatan Ngaliyan terdapat 38 % jarak
KK memiliki jamban keluarga. Kecamatan
antar sumber air tanah dengan tangki septik
Ngaliyan jumlah jamban sehat sebanyak
dan 43 % berjarak lebih dari 10 m. Pada
12.161 jamban sehat dari 13.101 KK yang
Kecamatan Tugu terdapat 70 % jarak antar
diperiksa dengan cakupan 12.783 KK yang
sumber air tanah dengan tangki septik yang
memiliki jamban keluarga. Pada Kecamatan
kurang dari 10 m, 27 % berjarak 10 m, dan 3
Tugu jumlah jamban sehat sebanyak 4.385
% berjarak lebih dari 10 m.
jamban sehat dari 4.881 KK yang diperiksa
Pengolahan Limbah Tinja
Utara
Barat
jumlah
jumlah
jamban
jamban
dengan cakupan 4.697 KK memiliki jamban
Berdasarkan
identifikasi
jenis
keluarga. Berdasarkan hasil kuesioner yang
jamban dapat diketahui limbah tinja yang
disebar di wilayah studi yang menanyakn
dihasilkan dari aktivitas buang air besar
jenis
oleh
masyarakat ini dibuang ke tangki septik
masyarakat didapatkan hasil bahwa di
untuk yang menggunakan kloset leher angsa,
Kecamatan Semarang Utara 98 % responden
di resapkan ke tangki cubluk untuk yang
menjawab menggunakan kloset leher angsa
menggunakan cubluk, dan dibuang ke media
dan 2 % menjawab menggunakan cubluk.
lainnya seperti sungai untuk masyarakat
Kecamatan Semarang Barat 96 % responden
yang
menjawab menggunakan kloset leher angsa
helikopter. Disamping itu perlu diketahui
dan 4 % menjawab menggunakan cubluk.
juga berapa lama periode pengurasan tangki
Kecamatan Ngaliyan 91 % responden
septik bagi masyarakat yang menggunakan
menjawab menggunakan kloset leher angsa
tangki
dan 4 % menjawab menggunakan cubluk
masyarakat akan tangki septik sangat kurang
serta
jamban
5
digunakan
masih
septik
dikarenakan
di
jamban
pengetahuan
menjawab
sehingga
jamban
helikopter.
dimaksud tangki septik oleh masyarakat itu
Kecamatan Tugu sebanyak 100 % responden
apakah benar tangki septik atau lebih suspek
menjawab menggunakan kloset leher angsa.
mengarah ke cubluk ataupun tangki septik
VI-3
dapat
menggunakan
responden
menggunakan
%
yang
identifikasi
yang
4
yang langsung diresapkan ke tanah karena
terlayani dengan layak. Kecamatan Ngaliyan
tidak kedap air.
sebanyak 16.696 jiwa belum terlayani
Menurut
hasil
kuesioner
lama
pengolahan limbah tinja dengan volume
periode pengurasan tangki septik masyarakat
lumpur tinja yang tidak terlayani sebanyak
di wilayah studi didapatkan data bahwa
332,6 m3/hari dengan 88% total jiwa dan
Kecamatan Semarang Utara dari 98 % yang
volume
menggunakan tangki septik sebanyak 52 %
diklasifikasikan belum terlayani dengan
dikuras 1-2 tahun sekali, 39 % dikuras lebih
layak. Sementara Kecamatan Tugu menurut
dari 2 tahun sekali dan 9 % tidak menjawab.
hasil kuesioner semua limbah tinja yang
Kecamatan Semarang Barat dari 96 %
dihasilkan terlayani namun dengan 60 %
responden yang menggunakan tangki septik
dari
sebanyak 10 % dikuras 1-2 tahun sekali, 51
diklasifikasikan tidak terlayani dengan layak
% dikuras lebih dari 2 tahun sekali, dan 39
berdasarkan analisa pengolahan limbah tinja.
% tidak menjawab. Kecamatan Ngaliyan
Pengelolaan Limbah Tinja
limbah
total
tinja
yang
yang
terlayani
terlayani
dapat
dari 91 % responden yang menggunakan
Pengelolaan limbah non tinja di
tangki septik sebanyak 4 % dikuras kurang
wilayah studi secara umum dialirkan ke
dari 1 tahun sekali, 2 % dikuras sebanyak 1-
saluran
2 tahun sekali, 88 % menjawab dikuras lebih
mengalir melalui saluran drainase ke badan
dari 2 tahun dan 6 % tidak menjawab.
air penerima/air permukaan dan sebagian
Kecamatan Tugu dari 100 % responden yang
juga akan masuk ke dalam tanah selama
menggunakan tangki septik sebanyak 10 %
proses mengalirnya limbah non tinja tersebut
menjawab dikuras kurang dari 1 tahun
berlangsung di permukaan. Sebagian kecil
sekali, 10 % menjawab 1-2 tahun sekali, dan
masyarakat juga ada yang mengalirkan
60 % menjawab dikuras lebih dari 2 tahun
limbah non tinja ke tangki septik dan
sekali
langsung ke sungai, namun dominan di
Penangan Terhadap Limbah Tinja
wilayah studi dialirkan langsungan langsung
drainase
yang
kemudian
akan
Pada Kecamatan Semarang Utara
ke dalam saluran drainase yang akan
didapatkan sebanyak 51.147 jiwa belum
bermuara ke badan air penerima sebagai
terlayani pengolahan limbah tinja dengan
penerima akhir dari air limbah non tinja
volume lumpur tinja yang tidak terlayani
Buangan dari aliran limbah non tinja yang
3
sebanyak 81,4 m /hari dengan 39% total
disebut grey water pada umumnya tidak
jiwa dan volume limbah tinja yang terlayani
diolah dan langsung dialirkan
diklasifikasikan belum terlayani dengan
permukaan, hanya sebagian kecil yang
layak. Kecamatan Semarang Barat sebanyak
diolah lewat tangki septik sebelum dialirkan
66.281 jiwa belum terlayani pengolahan
ke air permukaan atau masuk ke dalam
limbah tinja dengan volume lumpur tinja
tanah. Menurut hasil kuesioner pada wilayah
3
ke
air
yang tidak terlayani sebanyak 204,7 m /hari
Kecamatan Semarang Utara sebanyak 1 %
dengan 51% total jiwa dan volume limbah
dialirkan ke septic tank dan 99% dialirkan
tinja yang terlayani diklasifikasikan belum
ke
VI-4
saluran
drainase.
Pada
Kecamatan
5
Semarang Barat sebanyak 5 % dialirkan ke
Berdasarkan tupoksi pengelolaan
septic tank dan 95 % dialirkan ke saluran
air limbah domestik Kota Semarang menjadi
drainase. Kecamatan Ngaliyan sebanyak 3 %
tugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan.
dialirkan ke septic tank, 93 % dialirkan ke
Namun demikian, dinas/instansi lain seperti
saluran drainase, dan 4 % langsung dialirkan
Badan
ke sungai, serta Kecamatan Tugu yang 100
Pengelolaan Sumber Daya Air dan Energi
% dialirkan ke saluran drainase
Sumber Daya Mineral juga memiliki tugas
Penanganan Terhadap Limbah Non Tinja
pengelolaan air limbah domestik, meskipun
Analisa
penanganan
Lingkungan
Hidup
dan
Dinas
terhadap
dalam operasional di lapangan instansi
limbah tinja dilakukan dengan menghitung
tersebut memiliki kewenangan berbeda.
debit limbah non tinja yang dihasilkan di
Adapun struktur kelembagaan pengelolaan
wilayah studi yang dibandingkan dengan
air limbah domestik di wilayah studi yang
limbah non tinja yang sudah tertangani saat
merupakan adalah sebagai berikut:
ini berdasarkan hasil analisa pengolahan
1.
Ketua umum pokja, yang diampu oleh
limbah tinja wilayah studi pada tabel 5.10.
Sekretaris Daerah Kota yang secara
Berdasarkan
formal
perhitungan
tersebut
memiliki
kewenangan
didapatkan hasil bahwa pada Kecamatan
koordinatif
terhadap
Semarang Utara debit limbah non tinja yang
pembangunan
sanitasi
3
berbagai di
tingkat
tidak terlayani sebanyak 16.114,98 m /hari,
pemerintah
Kecamatan
sebanyak
pelaksanaannya dibantu oleh sekretaris
19.449,68 m /hari, Kecamatan Ngaliyan
umum yang diampu oleh Kepala
Semarang
Barat
3
3
sebanyak 14.336,20 m /hari, Kecamatan
kota
dan
dalam
Bappeda Kota Semarang.
3
Tugu 3.564 m /hari.
2.
Tim pengarah, yang diisi oleh kepala-
Permasalahan Sistem Pengelolaan Air
kepala SKPD dan Kepala Bidang serta
Limbah Domestik
pimpinan perwakilan organisasi non-
Sejumlah
permasalahan
dalam
pemerintah yang tergabung dalam
pengelolaan air limbah di wilayah studi,
pokja.
diantaranya adalah :
1. Belum
terbangunnya
3.
Tim teknis/pelaksana, yang diisi oleh
fasilitas
Kepala Seksi dan Staff dari SKPD
pengelolaan air limbah domestik secara
terkait dan anggota lain yang berasal
terpusat
dari organisasi non pemerintah dalam
2. Kurang memadainya sistem pengelolaan limbah cair domestik
rangka
memudahkan
akomodasi
program
dan
proses kegiatan
3. Masih dijumpainya sistem pengelolaan
sanitasi yang telah tertuang di dalam
limbah cair domestik dengan teknologi
SSK ke dalam rencana kerja dan
cubluk
anggaran SKPD, maka keberadaan kepala bidang perencanaan dari setiap
Aspek Kelembagaan
SKPD terkait sanitasi di tingkat kota
VI-5
6
4.
sangatlah penting di dalam tim teknis
sanksi-sanksi
pokja sanitasi.
merekomendasikan pada pemerintah daerah
Tim teknis/pelaksana ini akan terdiri
agar diatur dalam peraturan daerah.
dari lima komponen bidang yaitu
Dalam
bidang kelembagaan dan pendanaan,
pengelolaan
aspek
dan
air
peraturan
limbah
perundang-
undangan merupakan aspek yang penting
bidang penyehatan dan pemberdayaan
sebagai acuan normatif dalam pengelolaan
masyarakat, serta bidang monitoring
air limbah domestik. Terkait dengan regulasi
dan evaluasi.
5.
upaya
domestik
bidang teknis, bidang komunikasi,
hukum
yang secara khusus mengatur pengelolaan
Tim sekretariat, yang diisi perwakilan
air limbah domestik, ditingkat nasional
staf dari SKPD terkait yang tergabung
maupun daerah terutama wilayah Kota
dalam pokja. Tim ini merupakan tim
Semarang belum ada
yang akan memberikan dukungan bagi pelaksanaan kerja tim pengarah, dan
Aspek Peran Serta Masyarakat
tim teknis serta bertanggung jawab
Keinginan Masyarakat Ikut Pengolahan
untuk
Air Limbah Bersama
menjalankan
kegiatan
Keinginan masyarakat untuk ikut
administratif organisasi pokja.
dalam pengolahan air limbah bersama Aspek Pembiayaan
merupakan
hal
yang
untuk
masyarakat
untuk
Indikasi dari minimnya perhatian pemerintah
mengingat
daerah terhadap pengelolaan air limbah
mengelola air limbah secara bersama harus
domestik di wilayah studi ditandai dengan
timbul dari keinginan masyarakat sendiri
minimnya anggaran sektor tersebut. Dalam
agar kedepannya pengelolaan air limbah di
APBD Kota Semarang, sektor sanitasi yang
wilayah studi dapat berlangsung secara baik
didalamnya termasuk sub sektor air limbah
karena adanya kesadaran dari masyarakat itu
masih mendapatkan alokasi anggaran di
sendiri.
bawah angka 1 persen atau tepatnya 0,41
Menurut hasil kuesioner Pada Kecamatan
persen dari total belanja langsung APBD
Semarang Utara sebanyak 29 % responden
pada tahun 2010 seperti ditunjukkan pada
menjawab ya untuk ikut dalam pengolahan
gambar 5.11 dengan nilai Rp. 2.840.000.000
air
dengan pembagian penggunaan dana di
menjawab tidak ingin ikut dalam pengolahan
setiap SKPD yang menangani.
air limbah bersama dan 15 % lainnya tidak
limbah
menjawab. Aspek Peraturan Untuk
kesadaran
penting
bersama,
sebanyak
Kecamatan
Semarang
56
%
Barat
sebanyak 86 % responden menjawab ya menunjang
untuk ikut dalam pengolahan air limbah
keberhasilan
bersama dan sebanyak 14 %. Kecamatan
pengelolaan air limbah di area studi, maka
Ngaliyan
harus didukung oleh peraturan-peraturan
sebanyak
48
%
responden
menjawab ya untuk ikut dalam pengolahan
yang bersifat mengikat dan mempunyai
air
VI-6
limbah
bersama,
sebanyak
51
%
7
menjawab tidak ingin ikut dalam pengolahan
%
air limbah bersama dan 1 % lainnya tidak
membayar retribusi dan sebanyak 47 %
menjawab. Pada Kecamatan Tugu sebanyak
responden menjawab tidak bersedia
21 % responden menjawab ya untuk ikut
Penetapan
dalam pengolahan air limbah bersama,
Pengelolaan Air Limbah Wilayah Studi
sebanyak 58 % menjawab tidak ingin ikut
Sistem Pengelolaan menjelaskan tentang apa
dalam pengolahan air limbah bersama dan
sistem yang akan digunakan pada wilayah
21 % lainnya tidak menjawab
studi sedangkan zona menjelaskan dimana
Persepsi Masyarakat Tentang Kesediaan
atau lokasi sistem yang digunakan di
Membayar Retribusi
wilayah
Dalam
mengelola
air
limbah
responden
menjawab
Zona
studi.
ya
bersedia
Rencana
Sistem
Sistem
yang
terpilih
ditentukan berdasarkan kerangka waktu
diperlukannya sumber dana yang salah
perencanaan
satunya berasal dari masyarakat melalui
Kecamatan Semarang Utara dan Semarang
penarikan retribusi. Retribusi ini digunakan
Barat dipilih sistem terpusat sedangkan
oleh lembaga yang akan mengelola untuk
untuk wilayah Kecamatan Ngaliyan dan
pembangunan fasilitas, biaya operasional
Tugu dipilih sistem setempat dengan sistem
dan perawatan fasilitas pengelolaan air
setempat komunal untuk wilayah resiko
limbah.
kesehatan tinggi
Menurut hasil kuesioner di wilayah studi
Kawasan Prioritas
Pada Kecamatan Semarang Utara dari 29 %
Berdasarkan hasil dari penilaian AHP maka
responden
didapatkan Kelurahan yang menjadi prioritas
yang
bersedia
ikut
dalam
jangka
panjang.
pengolahan air limbah bersama sebanyak 56
pengembangan
%
bersedia
memenuhi syaratnya Kelurahan tersebut dari
membayar retribusi dan sebanyak 44 %
semua parameter yang telah digunakan pada
responden menjawab tidak bersedia. Pada
penilaian
Kecamatan Semarang Barat dari 86 %
penduduk, ketersediaan air bersih, keadaan
responden
tanah,
responden
yang
menjawab
bersedia
ya
ikut
dalam
AHP
kedalaman
pengolahan air limbah bersama sebanyak 86
kemiringan
%
membiayai.
responden
menjawab
ya
bersedia
teknis
Untuk
tanah,
didasarkan
meliputi
muka dan
pada
kepadatan
air
tanah,
kemampuan
membayar retribusi dan sebanyak 14 %
Pada Kecamatan Ngaliyan Kelurahan yang
responden menjawab tidak bersedia. Pada
tidak bisa diterapkan sistem septik tank
Kecamatan Ngaliyan dari 48 % responden
komunal adalah wates yang merupakan
yang bersedia ikut dalam pengolahan air
wilayah banjir dan Kelurahan Ngaliyan yang
limbah bersama sebanyak 81 % responden
merupakan wilayah kumuh dengan tingkat
menjawab ya bersedia membayar retribusi
ekonomi rendah. Pada Kecamatan Tugu
dan sebanyak 19 % responden menjawab
Kelurahan yang tidak bisa diterapkan sistem
tidak bersedia. Pada Kecamatan Tugu dari
septik tank komunal adalah Kelurahan
21 % responden yang bersedia ikut dalam
Mangunharjo
pengolahan air limbah bersama sebanyak 53
banjir, muka air tanah dangkal dan tingkat
VI-7
yang
merupakan
wilayah
8
ekonomi rendah serta Kelurahan Mangkang Kulon yang merupakan wilayah dengan tingkat ekonomi rendah. Pada Kecamatan Semarang Barat Kelurahan yang tidak bisa diterapkan sistem small bore sewer adalah Kelurahan Cabean dan Tawangmas yang merupakan wilayah banjir, muka air tanah dangkal
dan
Kelurahan
tingkat
Salaman
ekonomi mloyo,
rendah. Krapyak, Strategi WT yang dilakukan untuk
Tawang Sari, Karang Ayu, dan Krobokan
meminimalkan kelemahan yang ada
yang merupakan wilayah banjir dan muka air
tanah
dangkal.
Pada
(W)
Kecamatan
dalam
rangka
menghidari
ancaman-ancaman (T)
Semarang Utara Kelurahan yang tidak bisa
a. Menyusun Masterplan air limbah
diterapkan sistem small bore sewer adalah
domestik dan DED IPAL terpusat
Kelurahan Bandarharjo Tanjung Emas dan
dengan membuka selebar-lebarnya
Panggung Lor yang merupakan wilayah
pelibatan peran serta masyarakat,
banjir, muka air tanah dangkal dan tingkat
swasta untuk ikut ambil peran
ekonomi rendah.
dalam
pelaksanaannya
dengan
didukung oleh kajian-kajian teknis dalam
rangka
meningkatkan
pemahaman
pemerintah,
masyarakat, berperan
dan
swasta
tentang
yang
teknologi
pengelolaan air limbah domestik (Wabdh – Tabcf)
b. Bersama-sama legislatif membuat peraturan
daerah
tentang
pengelolaan air limbah domestik,
Strategi Pengeloaan
mengacu Berdasarkan identifikasi faktor internal dan
pada
agenda
global/nasional maupun kebijakan
eksternal serta strategi-strategi pengelolaan
dan strategi nasional pengelolaan
tersebut dirumuskan alternatif kebijakan
air
strategi pengelolaan air limbah domestik di
limbah
memberikan
wilayah studi berdasarkan posisi organisasi
domestik
yang
ruang
bagi
keikutsertaan pihak swasta dan
dalam kuadran analisis SWOT yang telah
masyarakat untuk ikut terlibat (Wc
ditentukan seperti ditunjukan pada gambar
– Tf)
c. Melakukan pengelolaan air limbah domestik dengan sejumlah progam
VI-8
9
rutin serta menigkatkan alokasi anggaran
dengan
d.
meminta
Meningkatkan
kapasitas
kelembagaan baik kualitas dan
dukungan pemerintah pusat dan
kuantitas
menjalin kerja sama dengan pihak
efektifitas
asing, swasta dan masyarakat dalam
program
pembiayaannya (Wabgh – Tef)
Kecamatan seperti gambar
d. Menerapkan
prinsip
good
e.
governance dalam pengelolaan air limbah
domestik
untuk
mencapai pelaksanaan
kerja
Membuat
di
setiap
peraturan
yang
bersifat mengikat dan sanksi
melalui
dalam pengelolaan air limbah
peningkatan kualitas serta kuantitas
domestik
SMD aparatur pengelola air limbah domestik, informasi
penataan dan
sistem
basis
data,
meningkatkan
koordinasi
stake
melalui
terkait
holder yang
2.
(BWK X)
antar a.
program
didanai
Kecamatan Ngaliyan dan Tugu
Mendorong
optimalisasi
pengelolaan air limbah domestik
oleh
dengan
pemerintah daerah maupun sumber-
sistem
onsite
dengan
melibatkan peran serta masyarakat
sumber pembiayaan lainnya (Wdefh – Tbcdf)
b.
Memprioritaskan
pengembangan
aspek teknis di wilayah-wilayah
Alternatif Kebijakan
rawan kesehatan yang menjadi 1.
Kecamatan Semarang Utara dan
prioritas
Semarang Barat (BWK III) c. a.
Mendorong
pengelolaan
air
Mendorong prioritas pembiayaan untuk wilayah-wilayah prioritas
limbah domestik dengan sistem d.
off site secara bertahap dengan melibatkan
peran
Meningkatkan
kapasitas
kelembagaan baik kualitas dan
serta
kuantitas untuk mencapai efektifitas
masyarakat
pelaksanaan program kerja di setiap b.
Memprioritaskan
Kecamatan seperti gambar
pengembangan aspek teknis di e.
wilayah-wilayah rawan banjir
Membuat peraturan yang bersifat mengikat
yang menjadi prioritas
dan
sanksi
dalam
pengelolaan air limbah domestik c.
Mendorong pembiayaan
prioritas untuk
wilayah-
wilayah prioritas
VI-9
10
terdapat teknologi cubluk sehingga perlu didorong peningkatan pengelolaan yang memenuhi syarat kesehatan c.
Kecamatan Ngaliyan
pengelolaan air limbah domestik dalam tipe
Kesimpulan
pengelolaan on-site
Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan
dengan memanfaatkan
di wilayah studi maka dapat diambil
sarana jamban pribadi
kesimpulan sebagai berikut:
maupun umum dan saluran drainase, pengelolaan air
1.
a.
Sistem Pengelolaan air limbah
limbah domestik di
domestik di wilayah studi
ngaliyan sudah cukup
berdasarkan kondisi eksisting
baik, namun pada wilayah-
antara lain:
wilayah kumuh masih terdapat pengelolaan
Kecamatan Semarang Utara
sistem cubluk dan wc
Pengelolaan air limbah
helikopter yang menjadi
domestik termasuk dalam
wilayah prioritas untuk
tipe pengelolaan on-site
dikembangkan agar
dengan memanfaatkan
memenuhi syarat
sarana jamban pribadi d.
maupun umum dan saluran
drainase dengan
b.
Kecamatan Tugu Pengelolaan termasuk
kelembagaan KSM pada
dalam tipe pengelolaan on-
kelurahan yang memiliki
site dengan memanfaatkan
MCK Komunal
sarana jamban pribadi maupun umum dan saluran
Kecamatan Semarang Barat
drainase Pengelolaan di
Pengelolaan secara umum
wilayah Tugu sudah
dalam tipe pengelolaan on-
sangat baik dengan
site dengan memanfaatkan
penggunaan tangki septik
sarana jamban pribadi
secara keseluruhan, namun
maupun umum dan saluran
diperlukan pengelolaan
drainase, namun masih
secara komunal untuk
VI-10
11
wilayah-wilayah padat
tinggi
dengan resiko kesehatan 2.
Rekomendasi pemilihan sistem pengelolaan
Kecamatan Tugu
air limbah domestik di wilayah studi f.
berdasarkan kondisi dari penilaian parameter
Kawasan prioritas 1 menggunakan sistem tangki septik komunal terdiri dari Kelurahan
menggunakan analytic hierarchi process/AHP
jrakah, tugurejo, karanganyar, rundugarut,
didapatkan wilayah prioritas antara lain:
mangkang.
Kecamatan Semarang Utara g.
a.
Kawasan prioritas 1 menggunakan sistem
tangki septik individu menggunakan sistem
small bore sewer terdiri dari Kelurahan
tangki septik individu terdiri dari Kelurahan
bululor, plombokan, panggung kidul,
mangunharjo dan mangkang kulon
kuningan, purwosari, dadapsari. b.
di wilayah-wilayah rawan kesehatan yang
shallow sewer terdiri dari Kelurahan
menjadi prioritas
Kecamatan Semarang Barat
Mendorong prioritas pembiayaan untuk wilayah-wilayah prioritas
Kawasan prioritas 1 menggunakan sistem
Meningkatkan kapasitas kelembagaan baik
small bore sewer terdiri dari Kelurahan
kualitas dan kuantitas untuk mencapai
Kembang arum, manyaran, ngemplak
efektifitas pelaksanaan program kerja di setiap
simongan, bongasari, bojong salaman,
Kecamatan
gisikdrono, kalibanteng kidul. g.
Memprioritaskan pengembangan aspek teknis
Kawasan prioritas 2 menggunakan sistem
panggung lor, bandarharjo, tanjung mas.
f.
Kawasan prioritas 2 menggunakan sistem
Membuat peraturan yang bersifat mengikat
Kawasan prioritas 2 menggunakan sistem
dan sanksi dalam pengelolaan air limbah
shallow sewer terdiri dari cabean dan
domestik
salaman mloyo. DAFTAR PUSTAKA
Kecamatan Ngaliyan _____,1992. UU No 3. Tahun 1992. Tentang
a.
Kawasan prioritas 1 menggunakan sistem
Kesehatan. Jakarta : Presiden Republik Indonesia
tangki septik komunal terdiri dari Kelurahan podorejo, banbankerep, kalipancur, purwoyoso, tambakaji, gondoriyo, wonosari, beringin. b.
Kawasan prioritas 2 menggunakan sistem tangki septik individu terdiri dari Kelurahan wates dan ngaliyan
_____,1992. UU No 4. Tahun 1992. Tentang Perumahan dan Permukiman Hidup. Jakarta : Presiden Republik Indonesia _____,1997. UU No 23. Tahun 1997. Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta : Presiden Republik Indonesia
VI-11
12 _____,2002. SNI 03-2398-2002. Tentang Tata Cara
Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan
Tangki Septik Dengan Sistem Resapan. Jakarta :Badan
Lingkungan, 2010. Buku Putih Sanitasi Kota
Standarisasi Nasional
Semarang. Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. Semarang
_____,2003. Kepmen LH No 112. Tahun 2003. Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Jakarta : Menteri
Metcalf dan Eddy,2003. Wastewater
Lingkungan Hidup
Engineering:Treatment, Disposal, Reuse, McGrawHill, New York.
_____,2004. UU No 7. Tahun 2004. Tentang Sumber Nelza, Wiwi, 2011. Strategi Pengelolaan Air Limbah
Daya Air. Jakarta : Presiden Republik Indonesia
Perkotaan di Kota Padang Studi kasus Kecamatan _____,2006. Perda 13. Tahun 2006. Tentang
Padang Barat. Jurnal Tesis. Magister Teknik
Pengendalian Lingkungan Hidup. Semarang :
Lingkungan, Institut Sepuluh Nopember, Surabaya
Pemerintah Kota Semarang Nurhidayat, alif, 2009. Strategi Pengelolaan Air _____,2008. Permen PU No 16. Tahun 2008. Tentang
Limbah Domestik Dengan Sistem Sanitasi Skala
Strategi Pengembangan Pengelolaan Air Limbah.
Lingkungan Berbasis Masyarakat Dikota Batujawa
Jakarta : Menteri Pekerjaan Umum
Timur. Jurnal Tesis. Magister Teknik Lingkungan, Institut Sepuluh Nopember, Surabaya
_____,2012. Perda Jateng No 5. Tahun 2012. Tentang Baku Mutu Air Limbah. Semarang : Pemerintah
Sugiharto, 1987. Dasar dasar Pengelolaan Air
Provinsi Jawa Tengah
Limbah. Penerbit UI Press. Jakarta
_____,http://hmtl.itb.ac.id/wordpress/wpcontent/uploa ds/2011/03/pengelolaan-limbah-cair-domestik.pdf (diakses 22 Maret 2012) Arikunto, Suharsini 2006. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta Darmasetiawan, Martin 2004. Sarana Sanitasi Perkotaan.Ekamitra Engineering, Jakarta Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2012. Materi Bidang Air Limbah, Desiminasi dan Sosialisaso Keteknikaan Bidang PLP. Kementerian Pekerjaan Umum. Jakarta Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2010. Buku Referensi Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi. Kementerian Pekerjaan Umum. Jakarta Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2010. Manual C Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota. Kementerian Pekerjaan Umum. Jakarta
I-12