ALOKASI PENDAPATAN DAN LITERASI KEUANGAN (STUDI EMPIRIS PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN PANGGUNG LOR, KECAMATAN SEMARANG UTARA, KOTA SEMARANG)
Go Amelia Rosaline Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga
PENDAHULUAN Pada saat ini, Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen (EPK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang gencar melakukan edukasi dan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan konsumen mengenai Lembaga Jasa Keuangan (LJK) serta produk dan jasa yang ditawarkan di industri keuangan yang mencakup berbagai lapisan masyarakat, seperti ibu rumah tangga, pengusaha kecil, pedagang, dan para akademisi yang mencakup mahasiswa dan dosen (http://www.ojk.go.id/). Hal ini tidak dapat dipungkiri karena survei yang dilakukan OJK menunjukkan tingkat pemahaman masyarakat Indonesia atas produk
keuangan
masih
sangat
kecil,
sekitar
21
persen
(http://www.republika.co.id/). Kepala Divisi Edukasi Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Lasmaida S mengatakan ibu rumah tangga menjadi salah satu sasaran utama dalam program edukasi dan sosialisasi produk keuangan ini, dengan alasan kedudukan sebagian besar ibu rumah tangga adalah sebagai pengatur pergerakan roda kehidupan rumah tangga yang termasuk di dalamnya menentukan dan mengelola keuangan di dalam rumah tangga tersebut (http://merdeka.com/). Gerakan emansipasi wanita telah membawa perubahan yang besar pada peran perempuan di sektor publik. Sehingga banyak perempuan termasuk di antaranya adalah wanita yang telah berstatus menikah untuk masuk ke dunia kerja. Hal ini terlihat pada data statistik mengenai kondisi Tingkat Partisipasi
1
Angkatan Kerja (TPAK) tahun 2009 hingga tahun 2011 yang terus mengalami peningkatan (Majid dan Herniwati, 2012). Tabel 1 Jumlah Angkatan Kerja dan TPAK Menurut Jenis Kelamin di Kota Semarang Tahun 2009-2011
Sumber: Majid dan Herniwati, 2012
Sehingga dapat dikatakan bahwa perempuan yang memiliki peran ganda tidak asing lagi di dalam masyarakat. Perempuan tidak lagi dalam arti normatif menjadi seorang istri yang bertanggungjawab terhadap tugas rumah tangga dalam menyediakan makan dan kebutuhan lainya serta mengasuh anak (Widyasari 2004: 65). Akan tetapi, seorang istri juga harus bekerja untuk mencari nafkah. Sehingga memiliki dua jenis sumber pendapatan, pertama adalah dari hasilnya bekerja dan yang kedua adalah dari pendapatan suaminya. Berbeda dengan ibu rumah tangga yang tidak bekerja yang hanya memperoleh pendapatan dari hasil suaminya bekerja. Namun seiring berjalannya waktu banyak kaum perempuan tidak hanya bertugas mencari nafkah tambahan, tetapi juga penopang pokok ekonomi rumah tangga. Dalam berbagai lapisan masyarakat, setiap rumah tangga juga memiliki jumlah pendapatan yang berbeda-beda. Terlebih dengan perbedaan ibu rumah tangga yang bekerja dan ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Tetapi dengan berbagai jumlah pendapatan rumah tangga yang dimilikinya, diperlukan perencanaan keuangan yang baik. Sehingga dapat mengalokasikan pendapatan tersebut secara optimal dalam rangka mencapai kesejahteraan finansial baik jangka pendek maupun jangka panjang. Perbedaan sumber pendapatan rumah tangga oleh kedua jenis ibu rumah tangga tersebut juga dapat menjadikan perbedaan dalam pola alokasi pendapatan rumah tangga yang dilakukannya. Oleh karena dengan status pendapatan yang merupakan hasil pekerjaannya sendriri membuat ibu rumah tangga yang bekerja
2
lebih leluasa untuk menggunakannya. Kemudian untuk mengimbangi gaya hidup rekan kerjanya beliau juga harus berani untuk mengeluarkan biaya yang terkadang tidak sedikit. Kemudian terdapat alat untuk mengoptimalkan implementasi dari perencanaan keuangan yang telah dibuat adalah dengan memiliki literasi keuangan. Seseorang perlu memiliki pengetahuan, sikap, dan implementasi keuangan pribadi yang sehat yang dikenal dengan literasi keuangan (Widayati, 2012). Sehingga dalam hasil penelitian Navickas, dkk (2014) mengatakan bahwa literasi keuangan memiliki pengaruh yang sangat tinggi dalam manajemen keuangan pribadi baik dalam populasi Lithuanian, OECD, maupun di USA. Hal itu terlihat pada ibu rumah tangga yang berusia 18 tahun hinga 30 tahun tidak mengerti dasar literasi keuangan, seperti bunga sederhana dan gabungan. Sehingga hal tersebut berdampak pada keputusan yang diambil dalam memilih pinjaman, pegadaian, deposito, ataupun produk keuangan lainnya. Hasil penelitian Byrne (2007) juga mengatakan bahwa pengetahuan keuangan yang rendah akan menyebabkan pembuatan rencana keuangan yang salah dan menyebabkan bias dalam pencapaian kesejahteraan di saat usia tidak produktif lagi. Sebaliknya dengan tingkat literasi keuangan yang tinggi, seorang ibu rumah tangga ini diharapkan lebih dapat memperkirakan berapa persen dari pendapatan yang dialokasikan untuk konsumsi, tabungan, dan investasi. Dengan perbedaan kedua jenis ibu rumah tangga untuk dapat mengalokasikan pendapatan rumah tangganya secara maksimal, ibu rumah tangga yang bekerja seharusnya memiliki tingkat literasi keuangan yang lebih tinggi dari ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Oleh karena ibu rumah tangga yang bekerja berada dalam dunia kerja yang menjadikan pola pikirnya yang lebih terbuka dan memiliki wawasan yang luas dan dinamis. Dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Budianto (2006) terkait dengan pengalokasian pendapatan untuk konsumsi yang dilakukan oleh ibu rumah tangga yang bekerja dan yang tidak bekerja tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Oleh karena itu, dilakukan penelitian kembali mengenai hal tersebut dan secara lebih kompleks melihat juga perbedaan dari sisi tabungan, investasi,
3
dan tingkat literasi yang dimiliki oleh ibu rumah tangga yang tidak bekerja dan ibu rumah tangga yang bekerja. Sehingga, dapat dirumuskan persoalan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana pola alokasi pendapatan yang dilakukan oleh sejumlah ibu rumah tangga yang tidak bekerja dan sejumlah ibu rumah tangga yang bekerja? 2. Bagaimana tingkat literasi keuangan yang dimiliki oleh sejumlah ibu rumah tangga yang tidak bekerja dan sejumlah ibu rumah tangga yang bekerja? 3. Bagaimana keterkaitan antara ibu rumah tangga yang bekerja dan ibu rumah tangga yang tidak bekerja berdasarkan tingkat literasi keuangan dan alokasi pendapatan yang dilakukannya? Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pola dalam mengalokasikan pendapatan rumah tangga secara keseluruhan yang mana terdiri dari konsumsi, tabungan, investasi, dan juga untuk melihat tingkat literasi yang dimiliki oleh ibu rumah tangga baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja. Kemudian dalam penelitian ini juga melihat keterkaitan antara ibu rumah tangga yang bekerja dan ibu rumah tangga yang tidak bekerja berdasarkan tingkat literasi keuangan dan alokasi pendapatan yang dilakukannya, Sehingga sasaran edukasi dan sosialisasi mengenai produk dan jasa keuangan dapat lebih tepat sasaran dan tingkat literasi keuangan dapat ditingkatkan untuk alokasi keuangan rumah tangga yang lebih baik.
4
TINJAUAN PUSTAKA Definisi Konsep Ibu Rumah Tangga yang Tidak Bekerja dan Ibu Rumah Tangga yang Bekerja Keberadaan perempuan yang menyandang status sebagai ibu rumah tangga secara tradisi menurut Tuti dan Fadilah (2001:9) sebagaimana dikutip oleh Naibaho (2009) berkewajiban untuk mengurus rumah tangga. Tugas ini mencakup menyediakan makan untuk anggota keluarga, mengurus dan menata rumah, mengasuh anak, dan sebagainya yang terkait dengan upaya menumbuhkan kenyamanan dan keasrian rumah tangga. Namun setelah adanya emansipasi perempuan yang bertujuan memperjuangkan persamaan derajat antara perempuan dan laku-laki telah membawa perubahan yang besar pada peran perempuan di sektor publik. Perubahan tersebut menurut Sujarwa (2001:100) membawa konsekuensi yang bersifat psikososiologik (pribadi dan kemasyarakatan) dimana perempuan menjadi lebih percaya diri, tidak terlalu tergantung, lebih realistik, dan memperlihatkan perannya sebagai pribadi individu. Sehingga, pada saat ini semakin banyak ibu rumah tangga yang memasuki dunia kerja atau berkarir. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu tidak dapat dipungkiri bahwa realitas sosial saat ini semakin sulit. Dimana penduduk Indonesia yang terus mengalami peningkatan sehingga peluang untuk memperoleh pekerjaan juga semakin sulit. Namun di sisi lain, kebutuhan hidup terus mengalami peningkatan dan hal ini menjadikan banyak ibu rumah tangga yang tidak hanya mencari nafkah tambahan, tetapi juga menjadi penopang pokok ekonomi rumah tangga. Ibu rumah tangga yang bekerja seperti ini dapat dikatakan bahwa memiliki peran ganda dimana sebagai seorang istri beliau memiliki kewajiban untuk mengurus rumah tangga, namun di satu lainnya beliau harus terlibat dalam kegiatan ekonomi untuk mencari penghasilan tambahan (Munandar 1985:4-7). Seorang perempuan dituntut untuk pandai dalam mengelola waktu dan aktivitasnya serta akibatnya dalam psikis dan fisiknya. Sehingga kesanggupan
5
perempuan dalam berperan ganda merupakan pilihan yang berdasarkan kondisi objektif dan kematangan berpikir. Hoffman (1984) dalam bukunya yang berjudul Working Mothers: An Evaluative Review of the Consequences for wife, husband, and child, menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan seorang ibu untuk bekerja, diantaranya adalah: 1. Kebutuhan ekonomi. Terdapat banyak motif yang mendasari faktor ini yang tergantung dari kondisi dan keadaan keluarga. Penghasila suami yang tidak mencukupi paling sering menjadi motif yang terbesar. Namun, ada motif lain seperti ibu menginginkan barang-barang yang berharga yang mebutuhkan uang lebih untuk dapat membelinya, karena itulah ibu bekerja. 2. Pekerjaan rumah tangga (peran sebagai ibu rumah tangga) yang lamakelamaan menjadi tidak lagi memuaskan, membosankan, dan tidak lagi membutuhkan keterampilan. Apalagi ketika anak terkecil sudah mulai memasuki sekolah, sehingga sering ibu merasa tidak dibutuhkan lagi di rumah (Birnbaum, 1971) 3. Kepribadian, Misalnya kebutuhan untuk berprestasi, dihargai karena ststus yang lebih tinggo, keinginan untuk dapat bermanfaat bagi lingkungan dan juga menggunakan potensi-potensi yang dimiliki.
Alokasi Pendapatan Rumah Tangga Setiap rumah tangga pasti menginginkan masa depan yang sejahtera dan bahagia dan salah satu faktor pendukungnya adalah dalam hal kesuksesan finansial. Garman dan Forgue (1997) mengatakan bahwa kesuksesan finansial dapat tercapai jika telah memenuhi lima tujuan keuangan yang diantaranya adalah memperoleh pendapatan dan kekayaan yang maksimum, melakukan konsumsi secara efisien, menemukan kepuasan hidup, mencapai keamanan finansial, dan mengumpulkan kekayaan untuk dinikmati saat masa pensiun dan sebagian ditinggalkan sebagai warisan. Dalam mencapai kesuksesan finansial tersebut, seorang ibu rumah tangga yang memegang peranan roda pergerakan keuangan
6
rumah tangga tidak berarti harus hemat, melainkan harus mengerti jumlah yang pantas untuk setiap pos pengeluaran (Senduk, 2001). Perencanaan keuangan merupakan sebuah kunci utama dalam mengalokasikan pendapatan rumah tangga secara optimal (Putlia, 2009). Setelah perencanaan keuangan dilaksanakan, tugas pengelolaan keuangan yang kedua adalah Memanfaatkan atau mengalokasikan pendapatan berarti mengimplementasikan perencanaan keuangan yang telah dilakukan. Masassya (2004: 9-10) membagi alokasi pendapatan menjadi tiga hal pokok yang antara lain berupa konsumsi, tabungan atau saving, dan investasi. Akan tetapi dalam praktek sehari-hari, pengalokasian pendapatan ini mempunyai seni pengelolaan sendiri yang berbeda-beda sesuai dengan kebiasaan, pengalaman, ataupun pengetahuan. Selain itu, sebuah hal perlu diingat bagi seorang ibu rumah tangga yang berperan sebagai pemegang roda pergerakan keuangan rumah tangga adalah faktor kedisiplinan dalam proses mengalokasikan pendapatan sesuai dengan perencanaan keuangan yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah semua hal tersebut dijalankan dengan baik, kesuksesan finansial dan tujuan hidup yang sejahtera dan bahagia tentu saja dapat tercapai (Dorimulu, 2003).
Konsumsi Masassya (2004: 9-10) mengatakan bahwa pengalokasian pendapatan rumah tangga tersebut termasuk pengeluaran biaya tetap (fixed cost) yang tidak bisa ditunda lagi, yaitu angsuran rumah, biaya listrik, air, telepon, biaya makan, minum, dan rekreasi. Biaya konsumsi ini beragam, akan tetapi perlu dipatok atau ditentukan lazimnya biaya ini berkisar antara 40%-50%. Sedangkan Sudarsono (2005) mendefinisikan konsumsi sebagai semua biaya yang dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya yang terdiri atas konsumsi untuk makanan sehari-hari seperi beras, lauk pauk, sayur-sayuran, dan lain-lain, serta konsumsi untuk non makanan seperti pakaian, perumahan, pendidikan, kesehatan, hiburan, rekreasi, sosial, pajak. Oleh karena sebagian besar pengeluaran untuk konsumsi menyangkut kebutuhan pokok rumah tangga, sehingga konsumsi menjadi unsur alokasi
7
pendapatan
yang
paling
diutamakan
dalam
proses
perencanaan
dan
kedisiplinannya. Ketika perencanaan konsumsi telah terpenuhi, barulah keuangan keluarga menjadi bebas dimana artinya sisa pendapatan rumah tangga dapat dialokasikan ke dalam pos lainnya yaitu, tabungan dan investasi.
Tabungan Pada dasarnya setiap individu memiliki ketidakpastian yaitu ketakutan akan masa depan kehidupan finansial dan tidak ada seorangpun yang mampu untuk mencegah kecelakaan, penderitaan, dam kesukaran dalam mengejar keberuntungan dan nasib baik (Wibawa, 2003). Ditambah lagi dengan keadaan perekonomian Indonesia yang selalu dipenuhi dengan tingkat inflasi dan ketidakpastian. Sehingga setiap individu yang sadar akan pentingnya perencaan keuangan akan memikirkan motif untuk berjaga-jaga yang dapat digunakan dalam kepentingan yang mendesak. Salah satu alternatifnya adalah dengan memiliki tabungan dimana tabungan sendiri didefinisikan sebagai simpanan di bank yang dapat ditarik berdasarkan syarat-syarat tertentu (Muda 2003:37). Selain itu, keuntungan dari tabungan adalah memperoleh bunga dan tingkat resikonya yang tergolong rendah. Tidak semua rumah tangga memiliki pendapatan yang lebih untuk dialokasikan ke dalam tabungan, akan tetapi Rini (2006:14) menyarankan jumlah tabungan rumah tangga sebesar 20% hingga 30% dari pendapatan keseluruhan. Masassya (2004: 9-10) secara lebih mendetail menjelaskan pengalokasian pada tabungan yang mana dapat dimasukkan sebagai simpanan/tabungan tetap dan bisa dimaksudkan sebagai tabungan untuk berjaga-jaga yaitu misalnya ada keperluan ke dokter dan memberi sumbangan. Tabungan ini juga perlu ditentukan dan pada umumnya berkisar 25% dimana 10%-15% digunakan sebagai motif berjaga-jaga dan sisanya digunakan sebagai tabungan tetap.
8
Investasi Dalam melakukan perencanaan keuangan, seorang ibu rumah tangga harus memiliki pandangan yang selalu ke depan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dan dalam jangka panjang, di masa depan setiap keluarga juga pasti menginginkan kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Oleh sebab itu, dalam perencanaan keuangan perlu dipikirkan untuk mengalokasikan pendapatan ke dalam produk-produk keuangan yang ditawarkan dalam jasa keuangan dengan tujuan investasi yang memperoleh keuntungan di masa mendatang (Dhuwita, 2003). Selain itu, motif lain yang mendorong seorang ibu rumah tangga untuk melakukan investasi adalah baik individu baik suami ataupun dirinya sendiri yang bekerja maupun yang tidak bekerja secara fisik akan selalu berhadapan dengan usia pensiunnya (Budianto, 2006). Akan tetapi, biasanya investasi dilakukan oleh rumah tangga yang memiliki sejumlah kebebasan pendapatan setelah dialokasikan untuk konsumsi. Karena investasi sendiri memiliki definisi sebagai penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan menghasilkan keuntungan di masa depan (Halim, 2005). Sedangkan Massasya (2004: 9-10) pengalokasian pada investasi dini dimaksudkan sebagai pengembangbiakan uang secara terencana dan disiplin Namun, dari sekian banyak produk keuangan yang ditawarkan oleh jasa keuangan pasti memiliki tingkat resiko dan keuntungan yang berbeda, sehingga seorang ibu rumah tangga harus pandai dan berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi tersebut.
Literasi Keuangan Chen and Volpe (1998) mengartikan literasi keuangan sebagai pengetahuan untuk mengelola keuangan dalam pengambilan keputusan keuangan. Definisi tersebut dapat diajabarkan ke dalam 4 dimensi yaitu: 1. Manajemen keuangan pribadi (personal finance) merupakan proses perencanaan dan pengendalian keuangan dari unit individu atau keluarga 2. Bentuk simpanan di Bank yang dapat dilakukan dalam bentuk tabungan (sebagian pendapatan mastyarakat yang tidak dibelanjakan disimpan
9
sebagai cadangan guna berjaga-jaga dalam jangka pendek), deposito berjangka (simpanan pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu), sertifikat deposito (deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan), dan giro (simpanan pada bank yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran) 3. Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian resiko yang dilakukan dengan cara mengalihkan/transfer risiko dari satu pihak ke pihak lain (dalam hal ini adalah perusahaan asuransi). Pengerian asuransi yang lain adalah merupakan suatu pelimpahan resiko dar pihak pertama kepada pihak lain 4. Investasi merupakan suatu bentuk pengalokasian pendapatan yang dilakukan saat ini untuk memperoleh manfaat keuntungan (return) di kemudian hari yang bisa melebihi modal investasi yang dikeluarkan saat ini.
Alokasi Pendapatan Ibu Rumah Tangga yang Bekerja dan Ibu Rumah Tidak Bekerja Fenomena ibu rumah tangga yang memegang roda pergerakan keuangan keluarganya menuntut para ibu rumah tangga untuk pandai dalam mengalokasikan pendapatan yang dimilikinya baik yang bersumber dari pendapatan suaminya saja, yang bersumber dari hasilnya bekerja ataupun gabungan pendapatannya dan pendapatan suaminya dengan seoptimal mungkin. Menurut Wibawa (2003) faktor terpenting dalam mengalokasian pendapatan adalah perencanaan keuangan. Karena secara sederhana perencanaan keuangan keluarga berkaitan dengan berapa banyak uang yang masuk dari pendapatan dan berapa banyak uang yang keluar sebagai konsumsi dan berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk ditabung dan diinvestasikan demi mencapai tujuan keluarga. Akan tetapi bagi ibu rumah tangga yang bekerja diduga memiliki perilaku yang berbeda dalam mengalokasikan pendapatan rumah tangganya. Hal ini dikarenakan beliau merasa lebih leluasa untuk mengalokasikan pendapatannya yang merupakan jerih payahnya sendiri. Kemudian semakin luas dan variatifnya
10
pergaulan yang beliau jalani di dalam dunia kerja secara tidak langsung membuat beliau mengikuti gaya hidup mereka untuk dapat mengimbanginya. Sehingga seorang ibu rumah tangga yang bekerja ini akan menjadi cenderung lebih konsumtif.
Tingkat Literasi Keuangan Ibu Rumah Tangga yang Bekerja dan Ibu Rumah Tangga yang Tidak Bekerja Dalam mengoptimalkan implementasi dari perencanaan keuangan yang telah dibuat adalah dengan memiliki literasi keuangan. Seseorang perlu memiliki pengetahuan, sikap, dan implementasi keuangan pribadi yang sehat yang dikenal dengan literasi keuangan (Widayati, 2012).Terkait dengan investasi, hasil penelitian Sina dan Nggili (2012) yang juga mengatakan bahwa perempuan lebih peduli pada ketidakpastian pendapatan di masa datang, sehingga lebih berusaha untuk mencari tahu arti dan tujuan investasi. Dapat dikatakan literasi keuangan mengenai investasi yang dimiliki perempuan lebih tinggi daripada laki-laki, sehingga perempuan mampu memahami resiko dan imbal hasil dalam melipatgandakan uang selain dengan menabung. Sehingga tidak mengherankan jika sebagian besar ibu rumah tangga yang memegang roda pergerakan keuangan keluarganya. Namun dengan perbedaan status ibu rumah tangga yang tidak bekerja dan bekerja diduga memiliki perbedaan tingkat literasi yang dimilikinya. Dimana seorang ibu rumah tangga yang bekerja biasanya memiliki tingkat literasi keuangan yang lebih tinggi dibandingkan ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Hal tersebut dikarenakan keberadaannya dalam dunia kerja yang menjadikan pola pikirnya yang lebih terbuka dan memiliki wawasan yang luas dan dinamis dengan semakin banyak beliau bergaul dalam ruang lingkup yang semakin luas dan lebih banyak variasi pergaulannya.
11
Keterkaitan Ibu Rumah Tangga yang Bekerja dan Ibu Rumah Tangga yang Tidak Bekerja dengan Tingkat Literasi Keuangan dan Alokasi Pendapatan Literasi keuangan sehingga menjadi sesuatu yang dibutuhkan dalam kehidupan di era globalisasi ini agar dapat mengelola keuangan dengan baik dan mencapai kesejahteraan. Seorang ibu rumah tangga yang disertai dengan literasi keuangan yang tinggi dalam pengelolaan keuangannya tentu saja akan lebih berhati-hati dan lebih terencana dengan baik. Hal ini dibuktikan dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh hasil penelitian Navickas, dkk (2014) yang mengatakan bahwa literasi keuangan memiliki pengaruh yang sangat tinggi dalam manajemen keuangan pribadi baik dalam populasi Lithuanian, OECD, maupun di USA. Hal itu terlihat pada ibu rumah tangga yang berusia 18 tahun hinga 30 tahun tidak mengerti dasar literasi keuangan, seperti bunga sederhana dan gabungan. Sehingga hal tersebut berdampak pada keputusan yang diambil dalam memilih pinjaman, pegadaian, deposito, ataupun produk keuangan lainnya. Sebaliknya dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Byrne (2007) mengatakan bahwa pengetahuan keuangan yang rendah akan menyebabkan pembuatan rencana keuangan yang salah, dan menyebabkan bias dalam pencapaian kesejahteraan di saat usia tidak produktif lagi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sina (2012) yang mengatakan bahwa rendahnya literasi keuangan berdampak pada kesejahteraan. Prioritas untuk meningkatkan literasi keuangan menjadi suatu keharusan bagi individu ataupun keluarga yang ingin sejahtera. Sehingga dalam penelitian ini dapat melihat keterkaitan ibu rumah tangga yang bekerja dan ibu rumah tangga yang tidak bekerja berdasarkan tingkat literasi keuangan dan alokasi pendapatan.
12
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Kuncoro (2009) mengklasifikasikan metode penelitian menjadi penelitian historis, penelitian deskriptif, penelitian kausal, penelitian komparatif, dan penelitian eksperimental. Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode penelitian deskriptif dan eksplanatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang melakukan pengumpulan data untuk menggambarkan dan memberi penjelasan yang lebih mendetail mengenai fenomena dari subjek penelitian. Sedangkan penelitian eksplanatif adalah penelitian yang menjelaskan hubungan antar fenomena.
Populasi dan Sampel Populasi menurut Sugiyono (1999:72) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang berada di Kelurahan Panggung Lor, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja. Sugiyono (2005) juga mengatakan bahwa bagian dari populasi yang menjadi sumber data dalam penelitian, yang mana adalah merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi dapat disebut dengan sampel. Dalam penelitian dilakukan terhadap sampel yang mewakili populasinya. Pada penelitian ini metode pemilihan sampel yang digunakan merupakan gabungan dari Proportionate Stratified Sampling Method dan Snowball Sampling Method. Dimana Proportionate Stratified Sampling Method adalah teknik pengambilan sampel dalam bentuk distratifikasikan secara proporsional, namun tidak dipilih acak melainkan secara kebetulan saja. Sedangkan Snowball Sampling Method merupakan cara pengambilan sampel ini adalah dengan mengetahui informasi dari satu atau dua orang sesuai dengan karakteristik atau ciri-ciri yang telah ditentukan menjadi sampel atau responden dalam penelitian ini. Kemudian
13
meminta kepada sampel pertama tersebut untuk menunjukan orang lain yang kirakira bisa dijadikan sampel selanjutnya. Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan formula yang dikemukakan oleh Yamane (1973) sebagaimana dikutip Utami dan Supramono (2003) sebagai berikut: n= Dimana: n
: jumlah sampel
N
: jumlah populasi
d
: presisi yang ditetapkan sebesar 10% Dengan populasi ibu rumah tangga baik yang bekerja maupun yang tidak
bekerja di Kelurahan Panggung Lor, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang menurut data Posyandu pada periode Mei 2014 berjumlah 1.403 orang dan presisi yang ditetapkan sebesar 10%, maka jumlah sampel yang harus diambil sebanyak 100 responden sesuai dengan perhitungan rumus di atas. Dan dengan menggunakan Proportionate Stratified Sampling Method, pembagian sampel menjadi 50 responden merupakan ibu rumah tangga yang tidak bekerja dan 50 responden merupakan ibu rumah tangga. n= = = 93.34664 ≈ 100 orang
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan melalui studi dokumentasi dengan mengumpulkan data pendukung, literatur, jurnal, dan bukubuku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti. Data pendukung diperoleh dengan menggunakan kuisioner tertutup dimana di dalam kuisioner tersebut telah disediakan semua alternatif jawaban yang telah mewakili variabel yang diteliti, sehingga responden hanya perlu memilih alternatif jawaban yang sesuai.
14
Pengukuran Variabel Variabel yang ada dalam penelitian ini adalah literasi keuangan dan alokasi pendapatan yang meliputi konsumsi, tabungan, dan investasi. Definisi alokasi pendapatan menurut Masassya (2004: 9-10) adalah proses implementasi dari perencanaan keuangan yang telah dibuat yang terdiri dari tiga hal pokok, antara lain: 1. Konsumsi, pengalokasian ini termasuk pengeluaran biaya tetap (fixed cost) yang tidak bisa ditunda lagi, yaitu angsuran rumah, biaya listrik, air, telepon, biaya makan, minum, dan rekreasi. Biaya konsumsi ini beragam, akan tetapi perlu dipatok atau ditentukan lazimnya biaya ini berkisar antara 40%-50% 2. Saving atau tabungan, pengalokasian pada tabungan bisa dimasukkan sebagai simpanan/tabungan tetap dan bisa dimaksudkan sebagai tabungan untuk berjaga-jaga yaitu misalnya ada keperluan ke dokter dan memberi sumbangan. Tabungan ini juga perlu ditentukan dan pada umumnya berkisar 25% dimana 10%-15% digunakan sebagai motif berjaga-jaga dan sisanya digunakan sebagai tabungan tetap 3. Investasi, pengalokasian pada investasi dini dimaksudkan sebagai pengembangbiakan uang secara terencana dan disiplin Dalam kuesioner ini, terlebih dahulu responden diminta untuk mengisikan presentase jumlah konsumsi, tabungan, dan investasi yang dilakukannya. Sehingga dari rata-rata presentase tersebut, dapat dilihat presentase jumlah alokasi pendapatan ibu rumah tangga yang bekerja dan yang tidak bekerja.
15
Selanjutnya terdapat pertanyaan-pertanyaan mengenai persepsi alokasi pendapatan rumah tangga berjumlah 16 buah. Setiap dimensi faktor akan diukur dengan skala likert, yang merupakan skala ordinal. Ghozali (2001) sebagaimana dikutip oleh Anggara (2012) membagi skala tersebut menjadi lima tingkat preferensi jawaban sebagai berikut: 1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Agak Setuju 4 = Setuju 5 = Sangat Setuju Semakin tinggi rata-rata skor menunjukkan persepsi alokasi pendapatan yang semakin baik, indikator konsumsi yang baik, tabungan dan investasi yang penting. Semakin baik konsumsi artinya ibu rumah tangga di samping melakukan penghematan, beliau juga berani membayar untuk harga yang tinggi demi memperoleh kualitas terbaik yang diinginkannya. Sedangkan untuk variabel yang kedua adalah terkait dengan literasi keuangan dimana memiliki definisi sebagai pengetahuan untuk mengelola keuangan
dalam pengambilan keputusan keuangan sebagaimana yang
dikemukakan oleh Chen dan Volpe (1998). Definisi tersebut dapat diajabarkan ke dalam 4 dimensi yaitu: 1. Manajemen keuangan pribadi (personal finance) merupakan proses perencanaan dan pengendalian keuangan dari unit individu atau keluarga 2. Bentuk simpanan di Bank yang dapat dilakukan dalam bentuk tabungan (sebagian pendapatan mastyarakat yang tidak dibelanjakan disimpan sebagai cadangan guna berjaga-jaga dalam jangka pendek), deposito berjangka (simpanan pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu), sertifikat deposito (deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan), dan giro (simpanan pada bank yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran) 3. Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian resiko yang dilakukan dengan cara mengalihkan/transfer risiko dari satu pihak ke pihak lain
16
(dalam hal ini adalah perusahaan asuransi). Pengerian asuransi yang lain adalah merupakan suatu pelimpahan resiko dar pihak pertama kepada pihak lain 4. Investasi merupakan suatu bentuk pengalokasian pendapatan yang dilakukan saat ini untuk memperoleh manfaat keuntungan (return) di kemudian hari yang bisa melebihi modal investasi yang dikeluarkan saat ini Pertanyaan-pertanyaan mengenai literasi keuangan di kuesioner tersebut berisi 10 pertanyaan berupa pilihan ganda yang terdiri dari 4 komponen yang meliputi pengetahuan pribadi dalam bidang pengetahuan umum, simpanan dan pinjaman dana, asuransi dana, dan investasi. Pengelompokan skor dilakukan dengan menghitung jawaban benar yang dikelompokkan ke dalam dua kategori menurut presentase dari seluruh peserta survei. Kategori pertama mencakup skor 0 hingga 50% (tingkat pengetahuan rendah) dan yang kedua 51-100% (tingkat pengetahuan tinggi).
17
Dari penjabaran di atas, dapat dibuat tabel pengukuran variabel sebagai berikut: Tabel 2 Pengukuran Variabel Variabel
Definisi Operasional
Alokasi
Proses
Pendapatan
perencanaan yang telah dibuat
(Masassya,
2004: yang
9-10)
Indikator Pengukuran
mengimplementasikan
antara
lain
yang
meliputi makanan
berupa
konsumsi, tabungan atau saving,
Konsumsi
dan nonmakanan
dan investasi.
Tabungan / saving baik yang berupa tabungan tetap dan tabungan
untuk
berjaga-jaga
Literasi
Pengetahuan untuk mengelola
Keuangan
keuangan
Investasi
Pengetahuan
dalam pengambilan
Umum
(Chen and Volpe, keputusan keuangan
Pribadi
1998)
Keuangan
Simpanan
dan
Pinjaman Dana
Asuransi Dana
Investasi
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis deskriptif berusaha menjelaskan atau menggambarkan berbagai karakteristik data seperti melihat mean, varians, serta distribusi frekuensi (Situmorang dan Muslich, 2010:10)
18
ANALISIS DATA Karakteristik Responden Sebanyak 100 responden yang terdiri dari 50 reponden ibu rumah tangga yang bekerja dan sisanya merupakan ibu rumah tanga yang tidak bekerja telah memenuhi kriteria sebagai sampel dan telah bersedia mengisi daftar pertanyaan atau kuesioner penelitian dengan lengkap sehingga telah memenuhi persyaratan penelitian. Sebelum menguji hipotesis, perlu diketahui karakteristik reponden terlebih dahulu. Karakteristik responden tersebut meliputi usia, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan anak, jenis pekerjaan, jumlah penghasilan per bulan, dan jumlah penghasilan suami per bulan. Kemudian dari data yang telah terkumpul diolah dan dilakukan analisis frekuensi dalam tabel berikut:
19
Tabel 3 Karakteristik Reponden Karakteristik Ibu Rumah Tangga yang Tidak Responden Bekerja Usia Jumlah Presentase 25-29 5 10% 30-39 7 14% 40-49 11 22% 50-59 23 46% >60 4 8% 50 100% Total Tingkat Jumlah Presentase Pendidikan SD 0 0% SMP 3 6% SMA 29 58% D3 2 4% S1 14 28% Lainnya 2 4% 50 100% Total Tanggungan Anak Jumlah Presentase 0 9 18% 1 9 18% 2 20 40% >2 12 24% 50 100% Total Penghasilan Suami Penghasilan Perbulan (jutaan) Jumlah Presentase 0 < Rp 1 Rp 1 - Rp 2 Rp 2 - Rp 3 Rp 3 - Rp 4 > Rp 4
Total
50
0
0%
3 5 11 12 19
6% 10% 22% 24% 38% 100%
Sumber: Hasil Olahan Data Primer (2014)
20
Ibu Rumah Tangga yang Bekerja Jumlah 4 12 19 14 1
Presentase 8% 24% 38% 28% 2% 100%
Jumlah
Presentase
1 0 17 12 16 4
2% 0% 34% 24% 32% 8%
50
50 Jumlah 7 8 27 8 50 Penghasilan Suami Jumlah Presentase 4 8% 1 2% 7 14% 10 20% 9 18% 19 38% 50 100%
100% Presentase 14% 16% 54% 16% 100% Pengasilan Istri Jumlah Presentase 0 0% 3 6% 13 26% 16 32% 6 12% 12 24% 50 100%
Berdasarkan analisis menggunakan metode deskriptif frekuensi, usia dari 50 reponden ibu rumah tangga bervariasi dari usia 26 tahun hingga 65 tahun. Tidak ada undang-undang yang mengatur batas usia pensiun, namun menurut UU No.11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun menyebutkan bahwa hak atas manfaat pensiun dengan catatan batas usia pensiun normal adalah 55 tahun dan batas usia manfaat pensiun wajib maksimum 60 tahun. Oleh karena itu mayoritas responden ibu rumah tangga yang tidak bekerja adalah berada pada rentang usia 50-59 tahun yang kemungkinan berada dalam masa pensiun. Sama halnya dengan usia di atas 60 tahun lebih banyak diperoleh dari ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Sedangkan 1 reponden ibu rumah tangga yang bekerja dengan usia di atas 60 tahun dikarenakan beliau adalah seorang wirausahawati. Sedangkan pada ibu rumah tangga yang bekerja mayoritas memiliki usia 40 tahun hingga 49 tahun. Oleh karena dalam masa berkarir, pada rentang usia inilah seseorang telah mencapai kematangan karir dan memulai utuk menikmati pekerjaannya. Sehingga pada usia inilah banyak ibu rumah tangga yang bertahan untuk terus meniti karir. Terkait dengan usia rata-rata responden ibu rumah tangga yang berada pada rentang usia 50 tahun hingga 59 tahun tidak mengherankan jika tingkat pendidikan rata-rata responden ibu rumah tangga yang tidak bekerja adalah tamatan SMA. Kemudian pada responden ibu rumah tangga yang bekerja rata-rata jenjang pendidikan terakhir yang dimilikinya lebih tinggi dibandingkan ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Jumlah tamatan SMA nya lebih sedikit dan lebih banyak yang berasal dari Diploma D3 dan Sarjana S1. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa pada era globalisasi ini sebagian besar lapangan pekerjaan mensyaratkan pelamar yang minimal adalah tamatan SMA/SMK atau bahkan ada yang mensyaratkan Sarjana S1 bagi pelamarnya. Sehingga dapat menjadi tuntutan bagi seorang ibu rumah tangga yang masih ingin tetap meniti karirnya untuk melanjutkan pendidikannya yang lebih tinggi. Namun, masih ada 1 responden ibu rumah tangga bekerja yang merupakan tamatan SD saja, dimana beliau merupakan seorang wirausahawati. Sedangkan beberapa responden yang memilih pilihan lainnya, sebagian besar adalah seorang tamatan akademi sekretariat.
21
Kemudian karakteristik responden juga menyangkut jumlah tanggungan anak. Dimana jumlah tanggungan anak yang dimiliki oleh sampel ibu rumah tangga yang tidak bekerja lebih banyak dibandingkan ibu rumah tangga yang bekerja. Hal ini dikarenakan dengan peran ganda yang disandangnya menjadikan ibu rumah tangga yang bekerja membatasi diri untuk memiliki anak lebih dari 2. Oleh karena peran ganda tersebut menngakibatkan beliau memiliki keterbatasan waktu dan tenaga yang dimilikinya untuk mengurus banyak anak. Apalagi ditambah dengan pemikiran mengenai keadaan ekonomi untuk mencukupi kebutuhan anak pada masa kini yang tidaklah sedikit. Selain itu, ibu rumah tangga yang bekerja lebih memiliki pengetahuan yang luas dari hasilnya bersosialisasi dengan kerabat-kerabatnya membuat beliau lebih mengerti metoda untuk menjadi Keluarga Berencana yang aman dan terbaik untuk kesehatan. Jumlah anak yang tidak lebih dari 2 juga terkait dengan karakteristik responden yang menunjukkan bahwa rata-rata penghasilan suami dari ibu rumah tangga yang bekerja lebih rendah dibandingkan ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Sehingga hal ini menjadi alasan bagi ibu rumah tangga untuk bekerja membantu perekonomian rumah tangganya. Tabel 4 Karakteristik Reponden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Pekerjaan PNS Pegawai Swasta Wirausahawati Lainnya Total
Jumlah Presentase 2 27 18 3
4% 54% 36% 6%
50
100%
Sumber: Hasil Olahan Data Primer (2014) Jenis pekerjaan yang banyak dijalani oleh mayoritas ibu rumah tangga adalah sebagai pegawai swasta. Dengan variasi sebagai guru, pegawai toko, karyawan kantor, karyawan perusahaan, dan lain sebagainya.
Oleh karena
pegawai swasta memiliki jam kerja yang jelas dari pagi hingga sore hari dan tetap memiliki hari libur sehingga memungkinkan ibu rumah tangga untuk menjalankan
22
peran gandanya di sela kesibukannya. Selain itu, banyak ibu rumah tangga yang menjadi seorang wirausahawati seperti membuka toko, membuka salon, memproduksi makanan, membuka rumah makan, menjadi penjahit, dan lain sebagainya. Pekerjaan tersebut menjadi sasaran banyak kalangan ibu rumah tangga dengan alasan hanya dengan pekerjaan-pekerjaan tersebut beliau dapat menjalankan peran ganda dengan maksimal. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Beauregard (2008) dimana wanita yang menikah, terutama mereka yang sudah memiliki anak harus
mengambil pekerjaan yang tidak menuntut
waktu banyak dalam rangka untuk berhasil menggabungkan pekerjaan dengan tanggung jawab didalam rumah tangga mereka. Selain itu alasan lain adalah karena beliau bekerja dengan usahanya sendiri dan dengan modal kecilpun dapat membuat sebuah usaha yang menghasilkan pendapatan yang cukup besar. Akan tetapi, dengan status peran gandanya juga menjadikan beliau tidak dapat bekerja secara fokus untuk meningkatkan karir sehingga rata-rata penghasilan ibu rumah tangga yang bekerja tidak terlalu tinggi. Namun, terdapat pula responden ibu rumah tangga bekerja dengan penghasilan suami yang terbilang tinggi. Sehingga ada beberapa kemungkinan yang mendorong ibu rumah tangga untuk bekerja. Pertama, seorang ibu rumah tangga memiliki tingkat konsumtif yang tinggi untuk membeli barang-barang yang berharga sehingga menginginkan pendapatan tambahan. Kemungkinan yang kedua adalah untuk mengatasi kebosanan dengan peran rumah tangga dan yang terakhir terkait dengan faktor kepribadian yang lebih mendominasinya. Selain untuk mencari tambahan pendapatan rumah tangga, terdapat 4 ibu rumah tangga yang menjadi penopang kehidupan ekonomi rumah tangganya karena suami yang tidak bekerja.
Gambaran Alokasi Pendapatan Ibu Rumah Tangga Dengan perbedaan kedua jenis sumber pendapatan rumah tangga yang dimiliki oleh kedua jenis ibu rumah tangga tersebut, dilakukan penelitian mengenai pola alokasi pendapatan antara kedua jenis ibu rumah tangga tersebut. Karena dengan perbedaan peran, keduanya memiliki perlakuan yang berbeda
23
dalam mengalokasikan pendapatan rumah tangganya. Pola alokasi pendapatan dilihat dari rata-rata presentase alokasi pendapatan untuk konsumsi, tabungan, investasi yang biasa dilakukan baik oleh ibu rumah tangga yang tidak bekerja dan ibu rumah tangga yang bekerja, dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 5 Rata-Rata Alokasi Pendapatan Rumah Tangga Jenis Ibu Rumah Tangga
Alokasi Pendapatan Investasi Total Konsumsi Tabungan Presentase Presentase Presentase Presentase
Ibu Rumah Tangga yang Tidak Bekerja
64.5%
22.9%
12.6%
100%
Ibu Rumah Tangga 61.4% 22.4% yang Bekerja Sumber: Hasil Olahan Data Primer (2014)
16.2%
100%
Aspek konsumsi merupakan alokasi terbesar dari pendapatan rumah tangga yang dimiliki keduanya, sekitar 60%. Dengan proporsi alokasi pendapatan untuk
konsumsi
kebutuhan
bahan
pangan
paling
diprioritaskan,
baru
mengalokasikan untuk kebutuhan nonpangan seperti kesehatan, pendidikan. Perbedaan terdapat pada prioritas untuk kebutuhan akan hiburan, perumahan, dan pakaian. Ibu rumah tangga yang tidak bekerja akan memprioritaskan hiburan terlebih dahulu kemudian kebutuhan akan perumahan dan yang terakhir dialokasikan untuk memperhatikan penampilan mereka yaitu terkait dengan pakaian.
Berkebalikan
dengan
ibu
rumah
tangga
yang
bekerja
yang
memprioritaskan pakaian dimana dalam pergaulannya yang luas beliau tetap harus memperhatikan penampilan untuk dapat mengimbangi teman-temannya. Dan hiburan menjadi prioritas terakhir dengan alasan dengan kesibukan yang dimiliki olehnya dan suaminya yang bekerja membuat beliau tidak memiliki banyak waktu luang unuk berekreasi sehingga beliau akan lebih memprioritaskan kebutuhan lainnya terlebih dahulu. Selanjutnya ibu rumah tangga juga telah menyadari pentingnya motif untuk berjaga-jaga dengan memiliki tabungan. Dimana mayoritas ibu rumah tangga baik yang tidak bekerja maupun yang tidak bekerja mengalokasikan sekitar
24
22% untuk ditabung dan sebagian besar dari mereka menabung di bank. Sedangkan untuk investasi, lebih banyak ibu rumah tangga yang bekerja yang mengalokasikannya sekitar 16% dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang tidak bekerja yang hanya sekitar 12%. Meskipun masih belum semua responden melakukan investasi dan kebanyakan dari mereka hanya melakukan investasi pada aset riil saja. Dari rata-rata presentase alokasi pendapatan baik meliputi konsumsi, tabungan, dan investasi yang dilakukan oleh kedua ibu rumah tangga sebenarnya tidak memiliki perbedaan. Akan tetapi, secara lebih mendalam untuk melakukan penelitian mengenai perbedaan kedua jenis ibu rumah tangga ini dalam melakukan alokasi pendapatannya, dapat melihat persepsi yang dimiliki oleh ibu rumah tangga dalam mengalokasikan pendapatan. Namun selanjutnya secara lebih mendalam untuk melihat alokasi pendapatan dapat dilihat dari masing-masing persepsi ibu rumah tangga mengenai konsumsi, tabungan, dan investasi pada tabel di bawah ini:
25
Tabel 6 Persepsi Pola Alokasi Ibu Rumah Tangga Bekerja dan Ibu Rumah Tangga Tidak Bekerja No
Persepsi Alokasi Pendapatan Ibu Rumah Tangga
Persepsi Pola Alokasi Konsumsi Saya membeli barang kebutuhan sehari-hari 1 untuk pemenuhan gizi
Skor Ibu Rumah Tangga yang Tidak Bekerja
Skor Ibu Rumah Tangga Yang Bekerja
4.12
4.26
2
Saya selalu membeli produk kebutuhan sehari-hari yang menawarkan diskon
3.18
3.26
3
Saya akan cenderung memilih biaya pendidikan yang murah
2.48
2.38
4
Dalam memilih produk pendidikan, saya selalu memperhatikan mutu
4.34
4.42
5
Saya membeli pakaian dan aksesoris untuk mengikuti trend
1.82
2.22
6
Saya akan merasa bangga jika membeli pakaian dan aksesoris yang bermerek
1.64
2.02
7
Saya akan merasa bangga jika pergi ke tempat hiburan yang berkelas
1.64
1.86
3.5
3.74
2.7
2.92
2.3
2.42
3.14
3.22
4.22
4.14
3.76
3.46
4.1
3.98
4.24
4.28
3.54
3.9
Saya selalu memperhatikan kelengkapan 8 fasilitas dan kenyamanan pada saat pergi ke
tempat hiburan Harga yang lebih murah merupakan faktor 9 yang sangat penting dalam menentukan tempat hiburan Saya cenderung memilih penyedia layanan 10 kesehatan yang memberikan kesan berkelas Harga merupakan faktor utama yang menjadi 11 pertimbangan dalam memilih tempat check-
up kesehatan Saya selalu memperhatikan kelengkapan 12 fasilitas dan tenaga medis yang terlatih dalam
melakukan check-up kesehatan Saya mengalokasikan sekitar 40%-50% dari 13 total pendapatan rumah tangga saya untuk
konsumsi Persepsi Pola Alokasi Tabungan Saya menyisihkan 10% hingga 15% dari total 14 pendapatan rumah tangga saya untuk ditabung Saya menyisihkan uang dari sebagian 15 penghasilan untuk motif berjaga-jaga yang dapat digunakan sewaktu-waktu Persepsi Pola Alokasi Investasi Saya juga melakukan investasi dengan tujuan 16 untuk memperoleh keuntungan 26 Sumber: Hasil Olahan Data Primer (2014)
Persepsi pola alokasi pendpaatan ibu rumah tangga ini dilihat dari semakin tingginya rata-rata skor semakin menunjukkan ibu rumah tangga yang setuju pada pernyataan tersebut. Kemudian jika dilihat dari persepsi dalam mengalokasian pendapatan rumah tangga untuk konsumsi yang dilakukan oleh ibu rumah tangga yang bekerja tidak memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Dimana ibu rumah tangga bersedia untuk mengalokasikan pendapatan yang tidak sedikit demi memeroleh kualitas yang baik untuk priotas kebutuhan primer seperti barang kebutuhan sehari-hari, pendidikan, dan kesehatan. Meskipun beliau tetap mengusahakan untuk bertindak ekonomis seperti mencari diskon, akan tetapi kualitas dan fasilitas merupakan hal utama yang harus terpenuhi terlebih dahulu. Sedangkan untuk kebutuhan tersier seperti kebutuhan akan pakaian yang mengikuti trend dan asesoris ibu rumah tangga yang bekerja lebih berani untuk membeli pakaian yang bermerek dan akan merasa lebih bangga ketika mengenakannya. Selanjutnya untuk hiburan ibu rumah tangga akan memperhatikan kelengkapan fasilitas dan kenyamanan terlebih dahulu baru kemudian menentukan harga untuk memilih tempat tersebut. Dan menurut ibu rumah tangga dalam menentukan tempat hiburan tidak harus dengan harga yang murah ataupun berkelas. Rata-rata ibu rumah tangga juga mengalokasikan sekitar 10% hingga 15% dari pendapatannya untuk ditabung sebagai motif berjaga-jaga yang dapat digunakan sewaktu-waktu. Sedangkan untuk investasi dengan motif mencari keuntungan lebih banyak dipilih oleh ibu rumah tangga yang bekerja.
Gambaran Literasi Keuangan Ibu Rumah Tangga Tingkat literasi keuangan yang dimiliki oleh ibu rumah tangga baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja dapat dilihat dari 4 dimensi literasi keuangan yang terdiri dari pengetahuan umum tentang keuangan pribadi, simpanan dan pinjaman dana, asuransi dana, dan investasi. Dan tingkat literasi keuangan kedua jenis ibu rumah tangga diukur dengan jumlah skor benar dari 4 dimensi tersebut seperti pada tabel di bawah ini:
27
Tabel 7 Dimensi Literasi Keuangan Tingkat Literasi Keuangan Pengetahuan Umum tentang Keuangan Pribadi
Simpanan dan Pinjaman Dana
Asuransi Dana
Investasi
Ibu Rumah Tangga Tidak Bekerja
43.5%
25%
31%
15%
Ibu Rumah Tangga Bekerja
46%
31%
41%
31%
Jenis Ibu Rumah Tangga
Sumber: Hasil Olahan Data Primer (2014) Rata-rata ibu rumah tangga sudah mengerti tentang pengetahuan umum tentang keuangan pribadi yang meliputi manfaat pengetahuan pribadi dan perencanaan keuangan pribadi, kemudian tentang definisi kekayaan bersih dan boros. Akan tetapi sebagian besar ibu rumah tangga ini kurang mengerti dengan definisi kekayaan bersih yang merupakan perbedaan antara liabilitas dan asset. Sedangkan dimensi yang paling kurang dimengerti oleh kedua jenis ibu rumah tangga ini adalah terkait dengan investasi. Khususnya menngenai reksadana. Meskipun ibu rumah tangga yang bekerja lebih mengerti mengenai investasi dengan keuntungan yang tinggi di samping resiko yang juga tinggi. Sehingga perbedaan tingkat literasi keuangan ibu rumah tangga terlihat dengan signifikan dalam dimensi ini. Kemudian dimensi literasi keuangan yang terkait dengan simpanan dan pinjaman dana, rata-rata kedua jenis ibu rumah tangga ini tidak mengerti dengan perhitungan bunga majemuk. Akan tetapi, ibu rumah tangga yang bekerja lebih mengerti mengenai kartu kredit. Sedangkan mengenai asuransi, mayoritas kedua jenis ibu rumah tangga ini sudah mengerti akan alasan membeli asuransi, yaitu untuk melindungi dari kerugian yang besar. Akan tetapi, ketika diberikan sejumlah pernyataan mengenai jenis-jenis asuransi berikut dengan kekurangan dan kelebihan dari masing-masing asuransi tersebut ibu rumah tangga ini tidak mengerti. Meskipun beberapa ibu rumah tangga yang bekerja mengerti akan jenis
28
asuransi. Sehingga rata-rata literasi keuangan dari dimensi asuransi lebih tinggi ibu rumah tangga yang bekerja dibandingkan ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Dari keempat dimensi literasi keuangan tersebut dapat digunakan untuk mengkategorikan tingkat literasi keuangan yang terbagi atas tingkat literasi keuangan baik dan buruk. Dimana kategori baik berada pada skor 0-50 dan kategori buruk berada pada rentang skor 51-100. Tabel 8 Kategori Literasi Keuangan Jenis Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga yang Tidak Bekerja Ibu Rumah Tangga yang Bekerja
Tingkat Literasi Keuangan Total Rendah Tinggi 48
2
50
39
11
50
Sumber: Hasil Olahan Data Primer (2014) Jika dilihat dari tabel di atas, rata- rata ibu rumah tangga yang tidak bekerja berada pada tingkatan literasi keuangan buruk. Sedangkan ibu rumah tangga yang bekerja lebih banyak yang memiliki tingkat literasi keuangan baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat literasi keuangan ibu rumah tangga yang bekerja lebih tinggi dibandingkan ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Dimana perbedaan yang signifikan terdapat pada dimensi investasi. Akan tetapi, kuesioner yang dipergunakan untuk mengukur tingkat literasi keuangan ini terlalu rumit yang biasanya digunakan untuk memperoleh Certified Financial Planner, sehingga kurang sesuai dengan karakteristik ibu rumah tangga.
Keterkaitan Ibu Rumah Tangga dengan Tingkat Literasi Keuangan dan Alokasi Pendapatan Ibu Rumah Tangga yang Bekerja dan Ibu Rumah Tangga yang Tidak Bekerja Tingkat literasi keuangan ibu rumah tangga yang bekerja yang berada pada kategori tinggi lebih banyak dibandingkan ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Meskipun dapat dikatakan bahwa ibu rumah tangga masih memiliki tingkat
29
literasi keuangan yang masih tergolong rendah. Namun dari segi alokasi pendapatannya belum menunjukkan dampak dari tingkat literasi keuangan yang dimilikinya. Oleh karena itu, dengan penelitian ini dapat dilihat secara lebih mendetail keterkaitan ibu rumah tangga yang bekerja dan ibu rumah tangga yang tidak bekerja dengan tingkat literasi dan alokasi pendapatan yang dilakukannya seperti pada matriks di bawah ini: Tabel 9 Matriks Keterkaitan Ibu Rumah Tangga dengan Tingkat Literasi Keuangan dan Alokasi Pendapatan Jenis Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Tidak Bekerja Ibu Rumah Tangga Tidak Bekerja
Tingkat Literasi Keuangan Rendah
Tinggi
Konsumsi Tabungan
64.1% Konsumsi 23.1% Tabungan
75% 17.5%
Investasi
12.8% Investasi
7.5%
Konsumsi Tabungan
60.8% Konsumsi 22.9% Tabungan
63.6% 24.1%
Investasi
17.3% Investasi
12.3%
Sumber: Hasil Olahan Data Primer (2014) Jika dilihat dari keterkaitannya, ibu rumah tangga tidak bekerja yang memiliki
tingkat
literasi
keuangan
yang
tinggi
lebih
banyak
dalam
mengalokasikan konsumsinya dibandingkan ibu rumah tangga yang bekerja. Begitu pula dengan alokasi untuk investasi yang dimiliki oleh ibu rumah tangga ini paling sedikit dibandingkan ibu rumah tangga lainnya yang tidak bekerja dengan tingkat literasi keuangan rendah ataupun ibu rumah tangga yang bekerja. Begitu pula dengan alokasi konsumsi dan investasi yang paling besar malah dilakukan oleh ibu rumah tangga bekerja yang dengan tingkat literasi keuangan yang rendah.
30
PEMBAHASAN Alokasi Pendapatan Ibu Rumah Tangga yang Tidak Bekerja dan Ibu Rumah Tangga yang Bekerja Seorang ibu rumah tangga yang sebagian besar adalah pemegang roda keuangan rumah tangga memiliki tanggung jawab yang tidaklah ringan. Beliau tetap harus cerdas dalam mengalokasikan pendapatan rumah tangga yang dimilikinya baik dari pendapatan suaminya bekerja maupun pendapatan gabungan antara keduanya, sehingga dapat memenuhi tujuan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah membuat perencanaan keuangan untuk memprioritaskan kebutuhan mana yang harus terlebih dahulu untuk dipenuhi dan mana yang harus dikesampingkan. Sehingga dalam implementasinya tujuan keuangan baik jangka pendek maupun jangka panjang dapat terpenuhi. Sebelumnya, ibu rumah tangga dapat dibedakan menjadi dua jenis. Pertama yaitu ibu rumah tangga yang tidak memiliki suatu kegiatan yang menghasilkan uang di luar kehidupan rumah tangga menjadikan sumber pendapatan rumah tangganya berasal dari suaminya. Kedua adalah ibu rumah tangga yang bekerja dapat menghasilkan uang di luar kehidupan rumah tangganya. Sehingga di satu sisi mereka memiliki pendapatan tambahan di luar pendapatan suaminya sehingga sumber penghasilan rumah tangganya berasal dari keduanya. Namun ada peluang bahwa dalam ibu rumah tangga yang malah menjadi penopang ekonomi kehidupan rumah tangga tersebut. Dalam hal pola alokasi pendapatan untuk konsumsi kedua jenis ibu rumah tangga ini tidak menunjukkan perbedaan dari rata-rata presentase alokasi pendapatan rumah tangganya. Keduanya mengalokasikan sekitar 60% dari pendapatannya untuk konsumsi. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Budianto (2006) yang juga menyatakan bahwa dalam mengalokasian pendapatan untuk konsumsi baik ibu rumah tangga yang bekerja maupun ibu rumah tangga yang tidak bekerja, tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
31
Kemudian pola alokasi pendapatan untuk kosumsi ditelusur lebih jauh dari segi persepsi ibu rumah tangga dalam mengalokasikan pendapatan rumah tangganya dari segi makanan, pendidikan, kesehatan, dan
tempat rekreasi
keduanya juga tidak memiliki perbedaan dimana keduanya lebih memperhatikan kualitas dibandingkan harga. Sedangkan untuk alokasi pendapatan untuk pakaian yang bermerek lebih banyak dilakukan oleh ibu rumah tangga yang bekerja yang memang dikarenakan untuk menunjang penampilannya dalam dunia kerja sehingga dapat seimbang dengan teman serekannya maupun pelanggannya. Menurut ibu rumah tangga yang bekerja pakaian menjadi suatu hal yang penting juga. Sehingga dapat dikatakan bahwa kedua jenis ibu rumah tangga ini cukup bijaksana dalam mengalokasikan pendapatannya untuk konsumsi. Tidak adanya perbedaan yang signifikan dalam pola alokasi untuk konsumsi yang dimiliki oleh kedua jenis ibu rumah tangga ini dikarenakan pada satu sisi, dalam data responden yang diperoleh dalam penelitian ini, jumlah tanggungan anak yang dimiliki oleh ibu rumah tangga yang tidak bekerja lebih banyak dibandingkan ibu rumah tangga yang bekerja, sehingga kebutuhan konsumsi untuk memenuhi kebutuhannya menjadi semakin tinggi. Sedangkan dari sudut pandang ibu rumah tangga yang bekerja yang memiliki pendapatan sendiri di samping mendapat pendapatan dari suaminya bekerja membuat beliau lebih merasa bebas dalam mengalokasikan pendapatannya. Selain itu, dengan pergaulannya yang besar menjadikan beliau pasti memiliki keinginan untuk mengimbangi gaya hidup rekan-rekan kerjanya. Kemudian jika dilihat dari jumlah pendapatan yang dimiliki ibu rumah tangga yang bekerja dan jumlah gabungan pendapatan ibu rumah tangga yang bekerja beserta suaminya juga berada pada strata yang sama. Oleh karena, ibu rumah tangga yang tidak bekerja, suaminya memiliki pendapatan yang terbilang tinggi. Sedangkan ibu rumah tangga yang bekerja memiliki pendapatan yang berada pada kelas menengah dan mayoritas suaminya juga berada pada kelas yang menengah. Mayoritas ibu rumah tangga baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja juga sudah menyadari pentingnya menabung. Terbukti dengan ibu rumah tangga
32
yang mengalokasikan sekitar 22% dari total pendapatannya untuk ditabung dan memilih untuk melakukannya menggunakan sarana perbankan. Tentu saja dengan alasan di bank lebih aman dan banyak fasilitas yang memudahkan. Seperti menarik uang melalui ATM, mentransfer uang baik secara langsung menggunakan e-banking ataupun m-banking, dan lain sebagainya. Rata-rata alokasi pendapatan untuk investasi yang dilakukan ibu rumah tangga yang bekerja lebih tinggi dibandingkan ibu rumah tangga yang bekerja. Hal ini didukung pula dengan adanya hasil dari persepsi ibu rumah tangga dalam mengalokasikan pendapatan untuk investasi yang dimiliki oleh ibu rumah tangga yang tidak bekerja masih memiliki pandangan yang konservatif dimana takut pada resiko yang tinggi dimana menjadikan investasi yang sebagian besar adalah aset riil sebagai simpanan yang dapat digunakan untuk berjaga-jaga saja. Sebaliknya ibu rumah tangga yang bekerja, dalam pergaulannya banyak wawasan yang diperolehnya dan dengan sisi psikologisnya yang lebih kuat memiliki lebih banyak motivasi untuk mencapai tujuan apapun yang diinginkannya. Jadi beliau akan lebih memiliki ambisi untuk meningkatkan kekayaannya dan salah satu yang dapat dilakukannya adalah melalui investasi yang menghasilkan keuntungan. Selain itu ibu rumah tangga yang bekerja juga pasti akan dihadapkan pada usia pensiunnya, sehingga beliau dapat melakukan investasi sejak dini agar kelak di masa pensiunnya tetap dapat menikmati kesejahteraan finansial selayaknya tujuan setiap orang. Berdasarkan paparan di atas mengenai perbedaan persepsi kedua jenis ibu rumah tangga dalam mengalokasikan pendapatan rumah tangganya hanya terdapat pada alokasi pendapatan untuk investasi. Begitu pula jika dilihat secara lebih mendalam terdapat perbedaan pada aspek konsumsi dan investasi meskipun perbedaan yang terjadi masih sangat tipis. Dimana ibu rumah tangga yang bekerja lebih dapat meminimalisir alokasi pendapatan untuk konsumsi dan mengalokasikannya ke dalam investasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa dari dalam pola alokasi pendapatan rumah tangga memiliki perbedaan. Dimana ibu rumah tangga yang bekerja memiliki pola alokasi yang lebih baik dibandingkan ibu rumah tangga yang tidak bekerja.
33
Tingkat Literasi Keuangan Ibu Rumah Tangga yang Tidak Bekerja dan Ibu Rumah Tangga yang Bekerja Kategori mengenai tingkat literasi keuangan antara ibu rumah tangga yang bekerja dan ibu rumah tangga yang tidak bekerja cukup menunjukkan perbedaan. Dimana jumlah ibu rumah tangga yang bekerja yang memiliki tingkatan literasi yang tinggi lebih banyak dibandingkan ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Kemudian jika dilihat dari rata-rata skor benarnya dari keempat dimensi tersebut, kedua jenis ibu rumah tangga ini lebih mengerti tentang pengetahuan umum tentang keuangan pribadi dibandingkan dengan dimensi lainnya. Sedangkan investasi merupakan dimensi yang paling kurang dimengerti oleh kedua jenis ibu rumah tangga ini. Meskipun ibu rumah tangga yang bekerja memiliki rata-rata skor yang lebih tinggi dari semua dimensi ini. Hal tersebut dikarenakan keberadaan ibu rumah tangga dalam dunia kerja yang menjadikan pola pikirnya yang lebih terbuka dan memiliki wawasan yang luas dan dinamis dengan semakin banyak beliau bergaul dalam ruang lingkup yang semakin luas dan lebih banyak variasi pergaulannya. Selain itu menurut data karakteristik responden, faktor usia ibu rumah tangga yang tidak bekerja lebih banyak yang berada di atas usia pensiun dibandingkan ibu rumah tangga yang bekerja. Karena faktor usia terkadang membuat seseorang lebih memilih untuk bersikap konservatif daripada harus belajar hal yang baru lagi. Sama halnya dalam literasi keuangan yang meliputi pengeahuan umum, simpanan dan pinjaman dana, asuransi, dan investasi. Dimana aspek investasi yang lebih banyak tidak diketahui oleh ibu rumah tangga yang bekerja. Kemudian dari faktor pendidikan ibu rumah tangga yang bekerja juga ratarata lebih tinggi dibandingkan ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Oleh karena jika pendidikan yang dimiliki semakin tinggi, maka bekal pengetahuan yang dimilikinya semakin banyak dan memiliki rasa ingin tahu yang lebih tinggi untuk semakin memperluas wawasannya. Sehingga ibu rumah tangga yang bekerja dalam lingkup pergaulannya yang lebih besar dalam dunia kerja menjadikan mereka lebih memiliki wawasan yang luas dan memiliki keinginan untuk maju.
34
Akan tetapi, dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat literasi keuangan ibu rumah tangga di Indonesia masih rendah.
Keterkaitan Ibu Rumah Tangga dengan Tingkat Literasi Keuangan dan Alokasi Pendapatan Ibu Rumah Tangga Dalam memaksimalkan proses implementasi perencanaan keuangan yang telah dilakukan baik oleh ibu rumah tangga yang tidak bekerja dan ibu rumah tangga yang bekerja diperlukan literasi keuangan baik menganai pengetahuan umum keuangan, simpanan dan pinjaman dana, asuransi, dan investasi. Tingkat literasi keuangan dengan alokasi pendapatan yang dilakukan oleh kedua jenis ibu rumah tangga ini menunjukkan hasil bahwa dengan tingkat literasi keuangan ibu rumah tangga di Indonesia yang masih tergolong rendah, meskipun ibu rumah tangga yang bekerja dapat dikategorikan memiliki tingkat literasi keuangan yang lebih tinggi dibandingkan ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Pernyataan tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Navickas, dkk (2013) yang mengatakan bahwa ibu rumah tangga baik dalam populasi Lithuanian, OECD, maupun di USA yang berusia 18 tahun hingga 30 tahun tidak mengerti dasar literasi keuangan, seperti bunga sederhana dan gabungan. Sehingga memiliki dampak pada manajemen keuangan pribadi, khususnya keputusan yang diambil dalam memilih pinjaman, pegadaian, deposito, ataupun produk keuangan lainnya. Akan tetapi pada hasil keterkaitan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ibu rumah tangga yang bekerja dengan tingkat literasi keuangan yang rendah lebih dapat mengalokasikan pendapatan secara lebih hemat dan berinvestasi dengan baik. Dimana lebih banyak yang melakukan investasi di sektor nonriil dibandingkan ibu rumah tangga lainnya yang beranggapan bahwa berinvestasi di sektor riil lebih aman dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu. Sebaliknya ibu rumah tangga yang tidak bekerja denga tingkat literasi keuangan yang tinggi lebih banyak mengalokasikan pendapatannya untuk konsumsi dibandingkan ibu rumah tangga lainnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa pergaulannya dalam dunia kerja dapat membuat ibu rumah tangga 35
mengerti produk dan jasa keuangan dari rekan kerjanya. Sehingga investasi yang dilakukan lebih besar dibandingkan dengan ibu rumah tangga lainnya. Meskipun ibu rumah tangga ini tidak paham sepenuhnya mengenai produk dan jasa keuangan tersebut. Jadi lingkungan sosial cukup memberikan pengaruh yang positif bagi ibu rumah tangga. Selain itu, status suami yang juga bekerja membuat ibu rumah tangga juga dapat mengalokasikan pendapatan dengan lebih baik. Karena dalam ada diskusi antara suami dan istri terlebih dahulu, kemudian istri yang melakukan praktek alokasi pendapatannya. Namun faktor ibu rumah tangga yang bekerja yang memiliki jumlah pendapatan yang tidak jauh berbeda dengan ibu rumah tangga yang tidak bekerja juga menjadi salah satu faktor yang membuat ibu rumah tangga yang bekerja untuk lebih hemat dalam mengalokasikan pendapatannya untuk konsumsi. Karena di satu sisi beliau merasakan susahnya dalam mencari nafkah sehingga menginginkan kesejahteraan finansial di masa mendatang dengan menabung atau berinvestasi.
36
KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pola alokasi pendapatan yang dilakukan antara ibu rumah tangga yang bekerja dan tidak bekerja tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dimana alokasi pendapatan rumah tangga untuk konsumsi menjadi bagian yang terbesar, kemudian diikuti oleh tabungan, dan investasi. 2. Tingkat literasi keuangan tinggi lebih banyak dimiliki oleh ibu rumah tangga yang bekerja dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Meskipun dapat dikatakan bahwa tingkat literasi keuangan yang dimiliki oleh ibu rumah tangga masih cukup rendah terutama pada investasi. 3. Ibu rumah tangga yang bekerja dengan tingkat literasi keuangan yang rendah lebih dapat mengalokasikan pendapatan secara lebih hemat dan berinvestasi dengan baik. Sebaliknya ibu rumah tangga yang tidak bekerja denga tingkat literasi keuangan yang tinggi lebih banyak mengalokasikan pendapatannya untuk konsumsi dibandingkan ibu rumah tangga lainnya. Setelah diketahui tingkat literasi keuangan ibu rumah tangga di Indonesia pada saat ini dan pola dalam alokasi pendapatannya, maka program yang dilakukan oleh OJK ini perlu ditingkatkan dengan instrumen yang sesuai dengan karakteristik ibu rumah tangga. Misalnya dengan bahasa yang sederhana. Sehingga literasi keuangan dapat digunakan untuk membantu mengalokasikan pendapatan rumah tangga secara lebih optimal, terlebih untuk investasi yang masih sangat rendah dilakukan oleh ibu rumah tangga.
Keterbatasan Penelitian Materi yang disajikan dalam kuesioner terkait dengan tingkat literasi keuangan untuk ibu rumah tangga terlalu rumit sehingga kurang sesuai dengan objek yang digunakan.
37
Saran Untuk Penelitian Mendatang Menggunakan kuesioner yang lebih sederhana yang sesuai dengan karakteristik ibu rumah tangga sehingga mudah dimengerti untuk mengukur tingkat literasi keuangan ibu rumah tangga baik yang bekerja maupun ibu rumah tangga yang tidak bekerja.
38
DAFTAR PUSTAKA
Anggara, Rudi, 2012, Hubungan Tingkat Penghasilan Dan Jenis Kelamin Dengan Sikap Overconfidence Dalam Keputusan Investasi, Fakultas Ekonomika dan Binis (tidak dipublikasikan). Beauregard, T.A, 2008, Family Influences on the Career Life Cycle, LSE Research Online Edward Elgar Press pp, 101-126. Birnbaum, Norman, 1971, Toward a Critical Sociology, Oxford University Press, New York. Budianto, Ivana Ngawen, 2006, Perbedaan Alokasi Penggunaan Dana Konsumsi Wanita Rumah Tangga dan Wanita Karir di Surabaya Timur, Universitas Kristen Petra. Bryne, A, 2007, Employee saving and Investment decisions in defined contribution pension plans: survey evidence from the U.K, Financial Services Review 26 (2007). Chen, Haiyang & Volpe, Ronal P, 1998, An Analysis of Personal Financial Literacy Among College Students, Financial Services Review 72 (2). Chen, H. & Volpe, R. P, 2002, Gender Differences in Personal Financial Literacy Among College Students, Financial services review 11 (2002) 289307. Chen, Haiyang, 2002, Gender differences in Personal Financial Literacy Among College Students, Financial Services Review. Dhuwita, Qiqin Trisna, 2003, Pengujian Analisis Tenikal Dalam Memprediksi Indeks LQ 45 di Bursa Efek Jakarta, Tesis. Univesitas Diponegoro, Semarang. Dorimulu, Primus, 2003, Yang Menabur Yang Menuai, Investor, 81,9-17. Fazriyati, Wardah, Mengajak Perempuan Melek Finansial. http://female.kompas.com/read/2011/12/06/13363137/Mengajak.Perempuan .Melek.Finansial diakses pada 1 Juni 2014 pukul 3:11 WIB Garman, E. Thomas and Forgue, Raymond E, 1997, Personal Finance, Houghton Mifflin, Boston.
39
Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progran SPSS, Edisi 2, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Halim, Abdul, 2005, Analisis Investasi, Edisi 2, Salemba empat, Jakarta Hoffman & Wladis, Lois Norma, 1984, Working Mothers : an Evaluative Review of the Concequences for Wife, Husband, and Child. Kuncoro, Mudrajat. 2009. Metode Penelitian Bisnis dan Ekonomi. Erlanggga, Jakarta. Majid, Fitria dan Herniwati Retno Handayani. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Perempuan Berstatus Menikah untuk Bekerja - Studi Kasus Kota Semarang. Diponegoro Journal Of Economics Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012. Masassya, Evlyn G. 2004. Cara Cerdas Mengelola Investasi Keluarga. Gramedia, Jakarta. Masassya, Evlyn G. Menyikapi Uang dalam Investasi dan Keuangan. Kompas, 1 Mei 2005. Mohamad, Ardyan. Sebagai Menteri Keuangan Keluarga, Peran Ibu Rumah Tangga Besar. http://www.merdeka.com/uang/sebagai-menteri-keuangankeluarga-peran-ibu-rumah-tangga-besar.html diakses pada 24 Februari 2014 pukul 22.26 WIB Muda, K., Antoni, Ahmad, 2003, Kamus Lengkap Ekonomi, Gitamedia Press, Jakarta. Munandar, Utami, 1985, Emansipasi dan Pran Ganda Wanita Indonesia, Universitas Indonesia, Jakarta:. Naibaho, Ernika, 2009, Faktor yang Mempengaruhi Peran Ganda Perempuan, Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Navickas, Mycolas, dkk, 2014, Influences of Financial Literacy on Management of Personal Finances in a Young Household, Busisness: Theory and Practice 15(1): 32-40. Niken, Veronica Aprilia, 2012, Perbedaan Melek Financial Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin (Studi Pada Mahasiwa Fakultas Ekonomika Dan Bisnis UKSW), Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
40
Ojk,
Merencanakan Keuangan: Mengapa Diperlukan, http://sikapiuangmu.ojk.go.id/ diakses pada 24 Februari 2014 pukul 22.16 WIB
Ojk,
Perencanaan Keuangan Ibu Rumah Tangga, http://sikapiuangmu.ojk.go.id/id/article/150/perencanaan-keuangan-iburumah-tangga-pdf, http://sikapiuangmu.ojk.go.id/public/content/files/bukuperencanaankeuanganirt.pdf diakses pada 24 Februari 2014 pukul 21.47 WIB
Ojk, Konsumen, http://www.ojk.go.id/konsumen diakes pada 1 Maret 2014 pukul 01.36 WIB Pesudo, Benaya Chrisma Adiputra, 2013, Apakah Mahasiswa Sudah Melek Keuangan - Studi Empiris Pada Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Putlia, Nancy, 2009, Persepsi dan Aspek Psikologis dalam Pengambilan Keputusan Hutang (Studi pada Home Industri Tempe di Salatiga), Tesis, Salatiga. Rini, Mike, 2006. Solusi Mengelola Keuangan Priibadi, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Senduk, Safir, 2001, Mengelola Keuangan Keluarga, Seri Perencanaan Keuangan Keluarga, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Senduk, Safir, 2004, Seri Perencanaan Keuangan Keluarga : Mencari Penghasilan Tambahan, Alex Media, Jakarta. Septian, Deny, Genjot Masyarakat RI Melek Keuangan, OJK Luncurkan Si Molek, http://bisnis.liputan6.com/read/ diakses pada 24 Februari 2014 pukul 22.29 WIB Septiani, Nina dan Rita, Maria R, 2013, Melek Finansial dan Spending Habits Berdasarkan Jenis Kelamin, Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Satya Wacana Salatiga. Setiawan, Sakina Rakhma Diah, Ibu Rumah Tangga dan TKI Jadi Sasaran Program Literasi Keuangan, http://bisniskeuangan.kompas.com/read/ diakses pada 28 Februari 2014 pukul 23.53 WIB Sina, Peter Garlans, 2012, Analisis Literasi Ekonomi, Jurnal Economia, Volume 8, Nomor 2, Oktober 2012.
41
Sina, Peter Garlans dan Ricky Arnold Nggili, 2012, Apakah Kamu Memiliki Tingkat Literasi Keuangan yang Tinggi. Situmorang, Syafrizal Helmi dan Mulich Lufti, 2012, Analisis Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis, Edisi 2, Usu Press, Medan. Sudarsono, 1995, Pengantar Ekonomi Mikro, LP3ES, Jakarta. Sugiyono, 1999, Metode Penelitian Bisnis, Alfabet, Bandung. Sugiyono, 2005, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabet, Bandung. Sujarwa, 2001, Polemik Gender Antara Realitas Dan Refleksi : Sebuah Kajian Sosiologi Seni Fenomenologis, Pustaka Pelajat; Cet. 1 edition, Jakarta. Sundjaja, dkk, Pola Gaya Hidup dalam Keuangan Keluarga, Volume 15, Nomor 2, Agustus 2011. Trisnaningsih, Sri dan Widyasari, 2010, Manajemen Pengelolaan dan Perencanaan Keuangan Keluarga pada Rumah Tangga di Kawasan Siwalankerto, Surabaya. Jurnal Strategi Akuntansi Volume 2 Nomor 10. Utami, Intiyas dan Supramono, 2003, Desain Proposal Penelitian Studi Akuntansi dan Keuangan, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Wardhana, Brihaspati, 2012, Pengendalian Diri dalam Pengelolaan Keuangan (Studi pada Karyawan PT Bank Rakyat Indonesia Salatiga), Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Wibawa, HK, 2003, Perencanaan Keuangan Keluarga, Salemba Empat, Jakarta. Widyasari, 2004, Peran Ibu Rumah Tangga bekerja dalam Pengambilan Keputusan Permasalahan Keluarga, Jurnal Ilmiah Pendidikan, Sejarah, dan Sosial Budaya. Widayati, Irin, 2012, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Literasi Finansial Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Brawijaya, Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2012. Zuraya, Nidia, Duh, Masyarakat Banyak Tak Paham Produk Jasa Keuangan. http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/13/11/19/mwhup7duh-masyarakat-indonesia-banyak-tak-paham-produk-jasa-keuangan diakses pada 1 Maret 2014 pukul 14.49 WIB
42
Zuraya, Nidia, Tahun Depan, OJK Bidik Ibu Rumah Tangga. http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/13/12/02/mx5rm3tahun-depan-ojk-bidik-ibu-rumah-tangga diakses pada 1 Maret 2014 pukul 14.53 WIB
43
Daftar Riwayat Hidup Nama
: Go Amelia Rosaline
NIM
: 212011123
Alamat Asal
: Jalan Kuala Mas 12 Nomor 575, Semarang
Judul Skripsi
: Alokasi Pendapatan dan Literasi Keuangan (Studi Empiris Pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Panggung Lor, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang)
Riwayat Pendidikan : SD Kristen 3 YSKI, Kota Semarang lulus tahun 2005 SMP PL Domenico Savio, Kota Semarang lulus tahun 2008 SMA Sedes Sapientiae, Kota Semarang lulus tahun 2011 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW, Kota Salatiga lulus tahun 2014 Riwayat Kursus/Seminar/Pelatihan: Seminar “Kuliah Tamu Dilema Kebijakan BBM”, tanggal 15-20 Agustus 2011, penyelenggara FEB UKSW, tempat di Balairung Utama UKSW, Salatiga. Seminar “Kesiapan Indonesia Dalam Era ACFTA”, tanggal 21 Januari 2012, penyelenggara FEB UKSW, tempat di Balairung Utama UKSW, Salatiga. Seminar “Kuliah Umum BRI 2011”, tanggal 5 Oktober 2011, penyelenggara Bank BRI ,tempat di Balairung Utama UKSW, Salatiga. Seminar Nasional dan Call for Paper “Enhancing Indonesia’s Competitive Advantage”, tanggal 13 Desember 2011, penyelenggara FEB UKSW, tempat di Balairung Utama UKSW, Salatiga. Seminar “Nasional Kewirausahaan 2012”, tanggal 7 Maret 2012, penyelenggara FEB UKSW, tempat di Balairung Utama UKSW, Salatiga.
44
Seminar “Tantangan Kebutuhan Tenaga Kerja di Perusahaan Otomotif”, tanggal 8 Oktober 2012, penyelenggara INDOMOBIL ,tempat di Balairung Utama UKSW, Salatiga. Seminar “Lead Yourself and Get Your Future”, tanggal 13 Maret 2013, penyelenggara FEB UKSW ,tempat di Balairung Utama UKSW, Salatiga. Seminar “Tantangan Kebutuhan Tenaga Kerja di Perusahaan Otomotif”, tanggal 8 Oktober 2013, penyelenggara FEB UKSW ,tempat di Balairung Utama UKSW, Salatiga. Seminar Nasional dan Lomba Debat Deal FEB 2013, tanggal 8-11 April 2013, penyelenggara FEB UKSW ,tempat di Balairung Utama UKSW, Salatiga. Microteaching Asisten “Fun Education For A Better Future”, tanggal 15 Maret 2014, penyelenggara FEB UKSW ,tempat di Gedung FEB UKSW, Salatiga. Pelatihan “Sekolah Pasar Modal”, tanggal 21 & 28 Maret 2014, penyelenggara Danareksa, tempat di UKSW, Salatiga. Seminar “Management By Touch”, tanggal 14 April 2014, penyelenggara FEB UKSW ,tempat di Gedung FEB UKSW, Salatiga.
45
Lampiran 1 Kuesioner
Dengan hormat, Sebagai mahasiswa Program Sarjana Ekonomi Manajemen Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang sedang menyelesaikan tugas akhir penyusunan skripsi dengan judul: “Alokasi Pendapatan dan Literasi Keuangan (Studi Empiris Pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Panggung Lor, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang)” Saya mohon partisipasi Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini melalui pengisian kuesioner berikut. Oleh karena itu, saya mengharapkan bantuan Anda untuk mengisi kuesioner berikut. Informasi atau data yang diperoleh bersifat rahasia dan hanya akan digunakan dalam penelitian ini. Sebelum dan sesudahnya, saya mengucapkan terima kasih atas ketersediaan Anda untuk membantu dalam pengisian kuesioner ini.
Hormat saya,
Go Amelia Rosaline
46
Bagian I Karakteristik Responden Bagian ini hanya untuk mendapatkan profil responden. Saudari Responden dimohon untuk mengisi semua pertanyaan pada bagian ini. Data-data yang didapat akan dirahasiakan dan dipastikan hanya untuk kepentingan penelitian. Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda (√) pada alternatif jawaban yang tersedia Isilah titik-titik di bawah ini sesuai dengan karakteristik Anda
Nama
: ………………………………..................
Usia
: ……………………………...Tahun
Tingkat Pendidikan Terakhir
:
Jumlah Tanggungan Anak
Pekerjaan
:
:
SD
SMP
SMA
D3
S1
Lainnya,…
Tidak punya
2 anak
1 anak
>2 anak
Ibu Rumah Tangga
Wirausahawati
PNS
Lainnya,…
Pegawai Swasta Jumlah Penghasilan per bulan
:
< Rp 1.000.000,00 Rp 1.000.000,00 – Rp 2.000.000,00 Rp 2.000.000,00 – Rp 3.000.000,00 Rp 3.000.000,00 – Rp 4.000.000,00 > Rp 4.000.000,00
Jumlah Penghasilan Suami per bulan :
< Rp 1.000.000,00 Rp 1.000.000,00 – Rp 2.000.000,00 Rp 2.000.000,00 – Rp 3.000.000,00 Rp 3.000.000,00 – Rp 4.000.000,00 > Rp 4.000.000,00
47
Bagian II Pengelolaan Keuangan Jika hasil pendapatan rumah tangga saya andaikan dalam jumlah 100%, saya akan membuat presentase sebagai berikut dalam mengalokasikannya: 1. Konsumsi : …% Kemudian dari total alokasi pendapatan konsumsi, saya akan memberikan skor 1 untuk biaya yang paling saya prioritaskan hingga skor 6 untuk biaya yang kurang saya prioritaskan: Biaya Skor Makanan Pakaian Perumahan Kesehatan Pendidikan Hiburan/Rekreasi 2. Tabungan : …% Jenis tabungan yang saya miliki saat ini adalah: a. Perbankan b. Non perbankan/ informal, ……………… 3. Investasi : …% Investasi yang saya lakukan saat ini adalah: a. Aset riil, ……………………………………… b. Aset non riil, ………………………………. Petunjuk Pengisian: Berikan tanda silang (√) pada pilihan jawaban yang tersedia untuk penyataan-pernyataan di bawah ini yang paling mewakili tanggapan Anda: No. 1. 2. 3. 4. 5.
Pernyataan
Tidak Setuju
Saya membeli barang kebutuhan seharihari untuk pemenuhan gizi Saya selalu membeli produk kebutuhan sehari-hari yang menawarkan diskon Saya akan cenderung memilih biaya pendidikan yang murah Dalam memilih produk pendidikan, saya selalu memperhatikan mutu Saya membeli pakaian dan aksesoris untuk mengikuti trend
48
Kurang Setuju
Agak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
No. 6. 7. 8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Pernyataan
Tidak Setuju
Saya akan merasa bangga jika membeli pakaian dan aksesoris yang bermerek Saya akan merasa bangga jika pergi ke tempat hiburan yang berkelas Saya selalu memperhatikan kelengkapan fasilitas dan kenyamanan pada saat pergi ke tempat hiburan Harga yang lebih murah merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan tempat hiburan Saya cenderung memilih penyedia layanan kesehatan yang memberikan kesan berkelas Harga merupakan faktor utama yang menjadi pertimbangan dalam memilih tempat check-up kesehatan Saya selalu memperhatikan kelengkapan fasilitas dan tenaga medis yang terlatih dalam melakukan check-up kesehatan Saya mengalokasikan sekitar 40%-50% dari total pendapatan rumah tangga saya untuk konsumsi Saya menyisihkan 10% hingga 15% dari total pendapatan rumah tangga saya untuk ditabung Saya menyisihkan uang dari sebagian penghasilan untuk motif berjaga-jaga yang dapat digunakan sewaktu-waktu Saya juga melakukan investasi dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan
49
Kurang Setuju
Agak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
Bagian III Literasi Keuangan Petunjuk Pengisian: Berikan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia untuk pertanyaan-pertanyaan di bawah ini yang paling mewakili tanggapan Anda: Pengetahuan Umum tentang Keuangan Pribadi 1. Pengetahuan keuangan pribadi dapat membantu anda… a. Menghindari menjadi korban dari keuangan yang tidak jujur atau curang b. Memiliki uang uang tersedia untuk membayar hal-hal penting dalam hidup dan Anda akan menghindari jatuh ke dalam hutang c. Belajar tentang pendekatan yang benar untuk berinvestasi bagi kebutuhan Anda di masa depan d. Menjalani kehidupan yang terjamin secara finansial melalui pembentukan kebiasaan-kebiasaan pengeluaran yang sehat e. Melakukan semua jawaban a, b, c, dan d 2. Perencanaan keuangan pribadi meliputi… a. Membuat sistem pembukuan/ pencatatan keuangan yang mencukupi b. Membuat anggaran tahunan yang kuat untuk pengeluaran dan pendapatan c. Meminimalisir pajak dan pengeluaran untuk asuransi d. Mempersiapkan rencana-rencana kebutuhan dan tujuan keuangan masa depan e. Memeriksa portofolio investasi anda untuk memaksimalkan keuntungan 3. Kekayaan bersih anda adalah… a. b. c. d. e.
Selisih antara pengeluaran dan pendapatan Anda Perbedaan antara liabilitas (kewajiban) dan asset Anda Perbedaan antara arus kas masuk dengan arus kas keluar Anda Perbedaan antara pinjaman dan simpanan bank Anda Semua jawaban di atas salah
4. Anda dapat dikatakan tidak overspending (boros) jika… a. Anda menulis cek melebihi daripada apa yang anda miliki dalam rekening tabungan anda b. Uang saku bulanan anda Rp 500.000,00 dan beban kredit Anda Rp 1.000.000,00 c. Anda sering menerima telepon dari agen penagihan hutang d. Pembayaran hutang bulanan Anda 30% uang saku Anda e. Anda membayar minim pembayaran kartu kredit bulanan Anda
50
Simpanan dan Pinjaman Dana 5. Jika anda berinvestasi sebesar Rp 1.000.000,00 hari ini dengan bunga 4% selama satu tahun, saldo Anda dalam satu tahun akan menjadi… a. Lebih tinggi jika bunganya diterima setiap hari daripada setiap bulan b. Lebih tinggi jika bunganya diterima tiap triwulan sekali daripada tiap seminggu sekali c. Lebih tinggi jika bunganya diterima tiap tahun daripada tiap tiga bulan sekali d. Rp 1.040.000,00 tanpa melihat bagaimana bunga dihitung e. Rp 1.000.000,00 tanpa melihat bagaimana bunga dihitung 6. Manakah berikut ini yang SALAH terkait dengan kartu kredit? a. Anda bisa menggunakan kartu kredit Anda untuk menerima uang tunai di muka b. Jika saldo kartu kredit Anda adalah Rp 1.000.000,00 dan Anda membayar Rp 300.000,00 biaya yang dibebankan pada saldo belum terbayar adalah bunga dari Rp 700.000,00 c. Suku bunga di kartu kredit Anda biasanya lebih tinggi daripada yang bisa Anda peroleh jika menerima sertifikat deposito d. Suatu perusahaan kartu kredit tidak akan membebani bunga Anda jika Anda melunasi seluruh saldo pada tanggal yang sudah ditetapkan e. Anda tidak bisa mengeluarkan uang melebihi batas kredit Anda Asuransi Dana 7. Alasan utama membeli asuransi yaitu… a. Melindungi Anda dari kerugian yang terjadi baru-baru ini b. Memberi Anda dengan tingkat pengembalian (laba/keuntungan) investasi yang sangat bagus c. Melindungi Anda dari menanggung kerugian besar d. Melindungi Anda dari kerugian-kerugain kecil e. Memperbaiki standar hidup Anda dengan mengjukan klaim-klaim kecurangan
51
8. Manakah dari pernyataan berikut ini yang salah? a. Asuransi bersyarat merupakan sebuah sarana investasi yang sangat bagus b. Anda tidak menerima keuntungan ketika masa polis asuransi Anda sudah habis c. Sebuah polis asuransi bersyarat adalah bentuk paling murah dari asuransi jiwa d. Sebuah polis bersyarat menurun mengurangi jumlah jaminan asuransi dari waktu ke waktu e. Sebuah polis level-term menjamin premi tetap selama masa suatu kontrak Investasi 9. Sebuah strategi investasi resiko tinggi dan keuntungan tinggi akan menjadi paling sesuai untuk… a. Pasangan pensiunan yang hidup dengan penghasilan tetap b. Pasangan tengah baya yang memerlukan dana bagi pendidikan anak mereka selama dua tahun c. Pasangan baru menikah dan belum punya anak d. Semua jawaban di atas benar karena mereka semua memerlukan tingkat pengembalian (laba) yang tinggi e. Tidak satupun jawaban di atas benar karena mereka sama-sama konservatif secara fiskal 10. Manakah dari berikut ini yang salah… a. Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal, yang selanjutnya dana tersebut diinvestasikan kembali oleh manajer investasi ke dalam saham di bursa efek b. Reksadana pasar uang merupakan jenis reksadana untuk para investor yang mengejar pertumbuhan nlai dana investasinya secara optimal pada periode jangka waktu (growth fund) c. Reksadana pendapatan tetap merupakan pilihan reksadana yang sesuai untuk para investor yang mencari keuntungan tingkat bunga optimal dengan mengutamakan pendapatan yang stabil dan konsisten d. Reksadana terproteksi merupakan reksadana yang memberikan proteksi terhadap nilai awal investasi pada saat jatuh tempo e. Semua jawaban di atas salah
TERIMA KASIH
52
Lampiran 2 Data Primer Ibu Rumah Tangga Tidak Bekerja
Perbankan
Non
Investasi
5 5 4 5 4 3 5 5 5 5 3 5 5 6 5 5 4
4 4 4 2 5 4 4 6 1 4 1 2 4 3 4 4 5
2 3 1 3 2 2 2 3 2 2 5 4 3 5 2 2 3
3 2 6 2 3 6 3 1 4 1 4 3 2 1 3 3 1
6 6 5 6 6 5 6 4 6 6 6 6 6 4 6 6 6
20% 10% 25% 5% 20% 15% 10% 30% 25% 15% 10% 30% 20% 30% 10% 20% 20%
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
0% 0% 0% 5% 0% 0% 5% 10% 0% 0% 0% 10% 20% 30% 30% 30% 0%
53
Non Riil
Tabungan
1 2 3 1 1 1 1 2 3 3 2 1 1 2 1 1 2
Aset Riil
Hiburan
80% 90% 75% 90% 80% 85% 85% 60% 75% 85% 90% 60% 60% 40% 60% 50% 80%
Pendidikan
5 4 4 5 4 2 5 5 3 4 2 5 5 5 5 5 4
Kesehatan
2 >2 2 >2 2 0 >2 2 >2 1 2 >2 2 >2 >2 2 2
Perumahan
Penghasilan Suami
SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA S1 SMA Lain SMP S1 D3 S1 SMA S1 SMA
Investasi
Pakaian
Jml Anak
47 53 52 48 36 62 58 39 56 51 32 54 37 40 50 55 48
Tabungan
Makanan
Tk Pendidikan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Konsumsi
No
Usia
Konsumsi
0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
46 59 34 29 52 53 60 51 51 52 45 57 39 43 59 42 29 31 50 53 34 62 45 50 56
SMA SMA SMA S1 SMA D3 Lain SMA SMA S1 SMP SMA S1 SMA S1 SMA S1 S1 SMA SMA S1 SMA SMA SMA SMP
2 0 2 2 2 1 1 >2 >2 2 1 1 2 0 >2 2 0 0 >2 2 1 0 2 1 0
3 4 1 5 5 5 3 4 2 5 3 4 5 1 4 5 3 3 5 4 2 1 3 2 3
40% 90% 60% 50% 60% 60% 80% 80% 80% 90% 80% 80% 50% 90% 80% 60% 40% 30% 80% 80% 50% 40% 50% 50% 40%
2 1 3 1 1 2 4 1 1 5 3 2 2 1 1 1 1 2 1 3 1 2 2 2 1
3 2 5 3 4 5 5 4 4 1 5 3 6 5 2 4 4 5 5 5 4 3 4 4 3
5 3 4 6 5 4 3 5 5 4 4 4 4 2 5 6 5 3 4 2 5 4 5 5 4
54
4 4 1 2 2 3 2 2 2 2 2 1 3 3 3 2 2 1 3 1 2 1 3 3 2
1 5 2 4 3 1 1 3 3 6 1 5 1 4 4 3 3 6 2 4 3 6 1 1 6
6 6 6 5 6 6 6 6 6 3 6 6 5 6 6 5 6 4 6 6 6 5 6 6 5
50% 10% 40% 50% 20% 10% 10% 10% 15% 10% 20% 20% 25% 10% 20% 30% 30% 40% 20% 20% 30% 30% 25% 30% 30%
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0
10% 0% 0% 0% 20% 30% 10% 10% 5% 0% 0% 0% 25% 0% 0% 10% 30% 30% 0% 0% 20% 30% 25% 20% 30%
1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
43 44 45 46 47 48 49 50
52 65 49 34 52 57 47 36
SMA SMA SMA S1 S1 SMA SMA S1
2 0 2 2 >2 0 1 1
3 3 5 4 5 3 4 5
50% 40% 45% 50% 50% 40% 65% 50%
2 1 5 3 1 2 4 3
4 3 4 5 4 5 6 6
5 4 3 4 5 4 5 4
3 2 2 2 2 1 1 2
1 6 1 2 3 6 2 1
6 5 6 6 6 3 3 5
25% 30% 30% 25% 25% 35% 25% 30%
1 1 1 1 0 0 1 1
0 1 1 0 1 1 0 0
25% 30% 25% 25% 25% 25% 10% 20%
1 1 1 1 1 1 1 1
Keterangan: Penghasilan Suami
Nonpebankan
1
:
0
: Tidak menabung di sektor nonperbankan
2
: Rp 1.000.000,00 – Rp 2.000.000,00
1
: Menabung di sektor nonperbankan
3
: Rp 3.000.000,00 – Rp 4.000.000,00
Aset Riil
4
: Rp 4.000.000,00 – Rp 5.000.000,00
0
: Tidak memiliki investasi di aset riil
5
:
1
: Memiliki investasi di aset riil
Perbankan
Aset Nonriil
0
: Tidak menabung di sektor perbankan
0
: Tidak memiliki investasi di aset nonriil
1
: Menabung di sektor perbankan
1
: Memiliki investasi di aset nonriil
55
0 0 0 0 0 0 0 0
Lampiran 3 Data Primer Responden Ibu Rumah Tangga Tidak Bekerja (Lanjutan)
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Alokasi Pendapatan 1 4 5 4 4 5 4 4 4 3 5 4 4 5 4 5 5 4
2 4 3 4 4 2 4 3 2 2 4 1 4 2 4 2 4 5
3 4 3 1 2 1 2 2 2 4 4 4 2 1 1 1 2 5
4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 3 4 5 5 4 4
5 1 1 1 2 2 1 3 2 1 1 1 3 2 5 2 4 4
6 1 1 1 3 2 1 3 1 1 2 1 3 2 4 2 4 2
7 1 1 1 3 2 1 3 2 1 1 1 2 2 1 2 4 3
8 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 5 4
9 4 2 1 4 2 3 2 2 4 4 4 3 4 3 2 3 2
10 4 2 2 3 5 2 4 3 2 4 4 3 2 1 2 2 4
11 1 3 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2
12 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 5 5 5 4
13 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4
Konsumsi 3.08 2.69 2.54 3.23 3.23 2.77 3.46 3.08 2.92 3.54 2.85 3.15 2.92 3.54 3.00 3.92 3.62
56
14 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 2
15 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4
Tabungan 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 3
16 1 1 4 4 2 3 4 5 2 4 4 5 4 5 5 5 4
Persepsi Alokasi Investasi Pendapatan 1 2.69 1 2.56 4 3.51 4 3.74 2 3.08 3 3.59 4 3.82 5 4.03 2 2.97 4 3.85 4 3.62 5 4.05 4 3.64 5 4.51 5 4.33 5 4.64 4 3.54
Skor Literasi Keuangan 30 20 30 60 50 20 30 20 10 40 20 60 40 50 30 40 40
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4
4 1 3 3 3 3 2 4 4 4 5 3 3 3 1 2 4 2 3 4 2 5 5 3 5
1 5 3 2 2 3 2 3 3 1 2 3 1 4 4 1 3 1 2 4 4 4 5 4 2
4 5 4 4 3 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 3 4 5 5
2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 3 1 3 2 2 4 4 2 1 3 2 2 1 1 1
1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 3 1 3 3 2 2 2 1 1 1 2 1
1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 4 3 2 2 1 1 2 1 1
3 2 4 2 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 5 4 4 2 3 4 1 3
3 2 4 2 2 2 2 3 2 2 3 4 2 1 4 2 3 2 1 4 1 4 5 2 4
1 2 1 2 3 2 4 3 1 4 1 1 2 4 1 3 3 2 1 2 1 1 1 1 2
4 5 4 4 3 2 4 4 2 4 2 2 4 4 4 2 3 2 1 4 4 4 3 4 3
3 5 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4
4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 2 2 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 5 3 5
2.77 3.00 2.92 2.54 2.92 2.62 2.85 2.92 2.77 2.85 2.85 2.54 3.15 3.15 2.85 3.00 3.77 3.08 2.62 3.31 2.62 3.08 3.38 2.85 3.08
57
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5 5
5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 3 4 4
3.5 4 4 4 4 4 4 3.5 4 4 4.5 4 4 4.5 4 4 4.5 4 4 3 4 4.5 3.5 4.5 4.5
3 2 3 4 4 5 4 2 4 3 4 4 5 2 3 4 5 4 1 2 4 5 2 5 4
3 2 3 4 4 5 4 2 4 3 4 4 5 2 3 4 5 4 1 2 4 5 2 5 4
3.09 3.00 3.31 3.51 3.64 3.87 3.62 2.81 3.59 3.28 3.78 3.51 4.05 3.22 3.28 3.67 4.42 3.69 2.54 2.77 3.54 4.19 2.96 4.12 3.86
30 20 10 20 40 40 20 20 30 40 40 20 30 40 40 10 20 30 20 50 10 40 30 20 0
43 44 45 46 47 48 49 50
3 2 2 5 4 4 4 3
2 3 5 4 1 3 3 3
4 1 1 2 2 2 1 1
5 3 5 4 4 4 5 5
1 1 2 2 1 1 1 1
1 1 2 2 1 1 1 1
1 2 2 3 1 3 1 1
3 3 4 3 1 5 5 4
2 4 1 5 3 1 1 3
1 2 2 2 3 2 3 2
4 3 3 4 3 2 2 2
5 4 4 4 4 5 5 5
4 5 4 2 3 5 5 5
2.77 2.62 2.85 3.23 2.38 2.92 2.85 2.77
58
4 5 4 5 4 5 5 5
4 5 5 5 4 5 5 4
4 5 4.5 5 4 5 5 4.5
5 5 2 4 4 2 1 4
5 5 2 4 4 2 1 4
3.92 4.21 3.12 4.08 3.46 3.31 2.95 3.76
30 30 20 40 50 20 40 50
Lampiran 4 Data Primer Responden Ibu Rumah Tangga Bekerja
1 2 4 3 3 3 1 2 4 2 2 3 1 3 4
6 6 6 6 6 2 4 6 5 6 6 6 6 6 6
59
5% 10% 25% 15% 30% 30% 50% 50% 25% 10% 25% 20% 20% 10% 10%
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0% 10% 25% 10% 20% 20% 20% 10% 25% 30% 10% 10% 20% 20% 40%
NonRiil
3 4 3 2 2 4 2 1 2 3 1 1 2 2 3
Aset Riil
4 3 2 4 4 6 6 3 3 5 5 4 4 5 2
Investasi
5 5 5 5 5 5 5 5 6 4 4 5 5 4 5
Non
2 1 1 1 1 1 3 4 1 1 3 2 3 1 1
Investasi
Perbankan
95% 80% 50% 75% 50% 50% 30% 40% 50% 60% 65% 70% 60% 70% 50%
Tabungan
1 2 3 4 5 5 5 5 3 5 5 3 5 5 5
Hiburan/Re kreasi
5 2 3 3 2 5 3 5 4 5 5 3 3 5 5
Pendidikan
Penghasilan Suami
Swasta Wirausahawati Swasta Swasta Swasta Wirausahawati Wirausahawati Wirausahawati PNS Wirausahawati Swasta Lain Swasta Swasta Wirausahawati
Kesehatan
Penghasilan
2 >2 2 2 0 2 >2 2 1 >2 2 >2 2 1 0
Perumahan
Pekerjaan
SMA D3 SMA SMA S1 S1 SMA S1 SMA S1 S1 S1 S1 S1 Lain
Pakaian
Jml Anak
50 42 33 54 32 35 47 49 49 46 31 58 29 32 29
Tabungan
Makanan
Tk Pendidikan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Konsumsi
No
Usia
Konsumsi
0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
53 50 55 39 37 29 57 62 53 37 49 32 47 41 40 46 46 39 36 36 54 40 52 36 54
SMA SMA SMA D3 D3 D3 SD S1 Lain S1 D3 Lain S1 D3 D3 SMA D3 SMA SMA SMA SMA D3 D3 S1 SMA
1 2 1 2 2 1 2 0 2 0 >2 2 1 2 2 2 2 >2 2 0 0 2 2 2 >2
Swasta Swasta Wirausahawati Swasta Swasta Swasta Wirausahawati Wirausahawati Wirausahawati Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Wirausahawati Wirausahawati Wirausahawati Lain Wirausahawati
2 5 3 3 2 2 1 3 3 2 5 2 4 3 4 2 2 1 2 3 5 5 5 2 3
4 5 0 3 3 5 0 5 2 3 4 2 5 4 5 0 5 2 3 4 5 5 5 2 0
90% 50% 60% 25% 25% 50% 40% 75% 60% 25% 70% 60% 80% 80% 60% 90% 60% 90% 60% 60% 70% 50% 70% 95% 60%
1 2 3 2 2 1 1 1 2 1 1 3 2 1 1 1 1 1 2 4 4 1 1 2 3
60
5 5 4 5 5 5 5 5 5 6 5 5 5 5 6 4 6 5 5 6 5 2 5 4 5
4 4 2 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 3 1 3 4 4 6 1
3 3 5 1 1 2 4 2 1 2 3 2 1 4 3 5 3 2 4 2 1 3 3 3 2
2 1 1 3 3 4 6 6 3 3 2 1 3 3 2 2 2 3 1 3 2 5 2 1 4
6 6 6 6 6 6 3 4 6 5 6 6 6 6 5 6 5 6 6 5 6 6 6 5 6
5% 25% 20% 50% 50% 30% 30% 10% 15% 50% 20% 20% 10% 10% 20% 10% 20% 5% 20% 20% 15% 35% 20% 5% 20%
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
5% 25% 20% 25% 25% 20% 30% 15% 25% 25% 10% 20% 10% 10% 20% 0% 20% 5% 20% 20% 15% 15% 10% 0% 20%
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
46 53 46 44 52 47 54 32 26 46
D3 Lain SMA SMA D3 S1 S1 S1 S1 SMA
1 2 2 2 2 1 2 2 0 >2
Swasta Wirausahawati Swasta Wirausahawati Wirausahawati Swasta PNS Lain Swasta Wirausahawati
4 3 3 3 2 2 4 1 4 3
5 4 4 3 2 4 2 3 4 3
60% 70% 80% 45% 80% 50% 75% 50% 50% 60%
1 1 1 1 1 2 1 1 1 1
6 4 6 5 4 5 5 5 6 5
4 3 4 2 5 4 2 3 4 6
3 5 2 1 2 3 3 2 2 3
2 2 3 3 3 1 4 4 3 2
5 6 5 4 6 6 6 6 5 4
20% 20% 15% 30% 20% 30% 25% 20% 30% 40%
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
20% 10% 5% 25% 0% 20% 0% 30% 20% 0%
Keterangan: Penghasilan dan Penghasilan Suami
Nonpebankan
1
:
0
: Tidak menabung di sektor nonperbankan
2
: Rp 1.000.000,00 – Rp 2.000.000,00
1
: Menabung di sektor nonperbankan
3
: Rp 3.000.000,00 – Rp 4.000.000,00
Aset Riil
4
: Rp 4.000.000,00 – Rp 5.000.000,00
0
: Tidak memiliki investasi di aset riil
5
:
1
: Memiliki investasi di aset riil
Perbankan
Aset Nonriil
0
: Tidak menabung di sektor perbankan
0
: Tidak memiliki investasi di aset nonriil
1
: Menabung di sektor perbankan
1
: Memiliki investasi di aset nonriil
61
1 1 1 1 0 1 0 1 1 0
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
Lampiran 5 Data Primer Responden Ibu Rumah Tangga Bekerja (Lanjutan)
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Alokasi Pendapatan 1
2
3
4
5
6
7
8
9
2 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 3 3 4 4 4 4 2
2 4 2 4 5 4 4 5 1 4 3 2 2 4 2 4 4 1
2 4 2 1 3 2 2 1 1 1 2 1 2 3 1 4 2 4
4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4
2 3 1 3 2 2 4 2 4 4 3 1 1 4 2 1 2 1
2 2 1 2 2 4 2 3 4 4 3 1 2 4 3 1 2 1
2 2 1 2 2 4 2 3 1 2 2 1 2 1 3 1 2 1
4 3 4 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 1
2 3 2 2 3 4 2 2 4 4 3 1 3 4 3 4 4 2
Persepsi Skor Alokasi Literasi 10 11 12 13 Konsumsi 14 15 Tabungan 16 Investasi Pendapatan Keuangan 2 4 4 2 2.62 2 4 3 1 1 2.21 20 4 4 4 4 3.46 4 4 4 4 4 3.82 20 1 4 4 2 2.46 4 4 4 2 2 2.82 50 4 1 5 5 3.38 5 5 5 5 5 4.46 60 2 3 5 5 3.62 5 5 5 5 5 4.54 10 4 2 5 5 3.85 5 4 4.5 4 4 4.12 70 1 5 5 5 3.54 3 4 3.5 5 5 4.01 50 1 3 4 4 3.23 3 5 4 5 5 4.08 30 1 4 5 5 3.31 5 5 5 4 4 4.10 30 2 4 5 5 3.77 5 4 4.5 4 4 4.09 50 2 3 4 4 3.23 4 4 4 4 4 3.74 60 2 3 5 4 2.38 4 4 4 3 3 3.13 30 2 2 4 4 2.69 5 4 4.5 3 3 3.40 30 3 4 5 3 3.69 5 5 5 5 5 4.56 40 3 1 5 1 2.92 4 5 4.5 5 5 4.14 40 2 1 4 1 2.69 4 4 4 2 2 2.90 50 2 4 4 4 3.23 4 4 4 4 4 3.74 40 2 3 4 3 2.23 4 4 4 1 1 2.41 40
62
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 3 3 5 5 4
3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 5 5 5 4 4 4 3 3 3 3 4 2 5 5 4
3 3 2 4 2 3 3 2 1 4 1 4 1 4 2 5 2 2 2 2 2 3 1 2 4
4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 3 5 4 4
2 3 2 1 1 2 1 3 1 1 1 3 1 1 3 2 2 4 4 5 2 1 4 4 3
1 3 2 1 2 3 1 3 1 1 1 3 1 1 2 1 1 4 2 2 1 2 4 2 1
1 2 2 1 2 5 1 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 4 2 2 3 2 3 2 2
4 3 4 1 4 4 2 2 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 5 5 2 3 5 5 4
2 2 3 3 2 4 4 3 2 4 4 3 1 2 3 4 4 2 2 2 3 3 4 5 4
2 3 2 1 2 3 1 2 2 4 1 4 1 2 3 2 2 4 2 4 2 4 4 4 3
4 4 3 4 3 1 3 3 2 4 2 4 4 3 4 4 2 4 4 4 3 3 3 1 4
4 4 3 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 5 5 5 3 3 4 3 4
4 2 3 4 4 4 3 4 4 2 1 4 4 3 2 4 4 4 1 5 2 3 4 5 1
2.92 3.08 2.77 2.77 2.92 3.46 2.54 2.85 2.46 3.08 2.69 3.92 2.85 2.77 3.23 3.38 2.92 3.77 3.23 3.77 2.62 2.69 3.92 3.62 3.23
63
4 4 3 4 4 5 2 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4
4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 3 3 5 4 2
4 4 3.5 4.5 4 5 3 4 4 4 5 4.5 4 4 3.5 4.5 4 4.5 4 4.5 2.5 3 4.5 3.5 3
4 5 4 5 4 4 2 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 3 5 5 1
4 5 4 5 4 4 2 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 3 5 5 1
3.64 4.03 3.42 4.09 3.64 4.15 2.51 3.62 3.49 3.69 4.23 4.14 3.95 3.59 3.91 4.29 3.64 4.42 3.74 4.42 3.04 2.90 4.47 4.04 2.41
0 30 30 30 40 10 40 30 20 40 70 60 10 50 10 30 40 30 70 40 20 30 60 60 40
44 45 46 47 48 49 50
4 5 4 5 4 5 4
1 3 4 5 1 4 3
3 4 2 2 2 2 2
4 5 4 5 5 4 4
1 1 1 1 2 4 2
1 1 1 3 2 2 2
1 1 1 2 2 2 3
5 1 4 4 4 2 5
3 4 2 3 2 2 3
1 2 2 3 4 2 3
4 5 2 4 4 4 3
3 5 4 4 5 4 3
3 5 2 4 4 4 4
2.62 3.23 2.54 3.46 3.15 3.15 3.15
64
5 5 4 4 4 4 4
5 5 4 4 4 5 5
5 5 4 4 4 4.5 4.5
4 5 3 1 4 5 3
4 5 3 1 4 5 3
3.87 4.41 3.18 2.82 3.72 4.22 3.55
40 60 70 40 50 30 60
65