STUDI IDENTIFIKASI LOKASI PEMBANGUNAN IPAL KOMUNAL DAN EVALUASI IPAL KOMUNAL YANG ADA DI KECAMATAN PANAKUKKANG MAKASSAR 1
1
Ahmad Zubair , Riswal K , Wulandari
2
ABSTRAK. Studi tentang Identifikasi IPAL Komunal dan Evaluasi IPAL Komunal yang ada di Kecamatan Panakukkang Makassar telah dilakukan untuk mengetahui lokasi yang cocok untuk pemabangunan IPAL Komunal dan mengevaluasi IPAL Komunal yang sudah ada di Kecamatan Panakukkang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 2 metode yaitu : Identifikasi lokasi yang cocok untuk pembangunan IPAL Komunal dan Mengevaluasi efektivitas IPAL Komunal yang sudah ada di Kecamatan Panakukkang Makassar. Untuk Identifikasi Pembangunan IPAL Komunal peneliti melakukan survey langsung ke lokasi yang dianggap memenuhi syarat pembangunan IPAL Komunal yang telah ditentukan. Sedangkan untuk evaluasi efektivitas IPAL komunal yang sudah ada untuk mendapatkan hasil setiap IPAL Komunal diambil sampel airnya yang keluar dari bak Inlet dan Outlet kemudian diuji di Laboratorium Kesehatan apa sudah sesuai dengan baku mutu yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Gubernur Sulawesi Selatan No. 69 Tahun 2010 Total Suspended Solid (TSS) 50 mg/l, Biologycal Oxygen Demand (BOD) 75 mg/l, Chemical Oxygen Demand (COD) 125 mg/l, Minyak dan Lemak 10 mg/l, pH 6-9. Setelah melaukan pemeriksaan di Laboratorium Kesehatan terjadi penurunan kadar yang signifikan dari bak Inlet ke Outlet untuk setiap parameter yang diujikan yaitu untuk IPAL Kelurahan Paropo dengan parameter TSS, BOD,COD,Minyak & Lemak dan pH efektivitasnya mencapai 72,48 %, 51,39%, 16,92%, 0% dan 16,92%. Kelurahan Sinrijala dengan efektifitas mencapai 93,13 %, 66,49%, 33,25%, 0%, dan 33,25%. dan Kelurahan Tello Baru 99,71 %,73,17%, 24,46%, 0%, dan 6,03%. Meskipun mengalami penurunan yang sangat signifikan namun masih ada beberpara parameter yang masih diatas baku mutu yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Gunernur Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010. Kata kunci : Identifikasi, Evaluasi, IPAL Komunal, Baku Mutu, Total Suspended Solid (TSS), Biologycal Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Minyak dan Lemak, pH. Abstract: Studies on the Identification and Evaluation of communal wastewater Communal IPAL in Sub Panakukkang Makassar been conducted to determine a suitable location for the construction of IPAL Communal Communal and evaluate existing IPAL in District Panakukkang. This research was conducted by using two methods: Identification of suitable locations for the construction of IPAL Communal and evaluate the effectiveness of existing communal IPAL in District Panakukkang Makassar. For identification Communal Development IPAL researchers conducted a survey directly to the location deemed eligible IPAL construction Communal predetermined. As for the evaluation of the effectiveness of existing communal WWTP to get the results of each IPAL Communal water samples were taken out of the tub Inlet and Outlet then tested in the laboratory of Health what is in conformity with the quality standards set by the Governor of South Sulawesi Government Regulation No. 69 Year 2010 Total Suspended Solid (TSS) 50 mg / l, Biologycal Oxygen Demand (BOD) 75 mg / l, Chemical Oxygen Demand (COD) 125 mg / l, Oils and Fats 10 mg / l, pH 6-9. After melaukan Health Laboratory examination in a significant decline in levels of tubs Inlet to Outlet for each parameter tested is to WWTP Village Paropo with parameters of TSS, BOD, COD, pH Oil & Fats and effectiveness reaches 72.48%, 51.39% , 16.92%, 0% and 16.92%. Kelurahan Sinrijala the effectiveness reaches 93.13%, 66.49%, 33.25%, 0%, and 33.25%. and Village New Tello 99.71%, 73.17%, 24.46%, 0%, and 6.03%. Despite a significant decline but still there beberpara parameters are still above the quality standards set by government regulation Gunernur South Sulawesi 69 in 2010. Keywords: Identification, Evaluation, Communal IPAL, Quality Standards, Total Suspended Solid (TSS), Biologycal Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Oils and Fats, pH
1 2
Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
1
digunakan masyarakat yakni ar limbah yang berasal dari kakus dialirkan kedalam tangki septik dan diresapkan ke dalam tanah atau di buang ke saluran umum. Sedangkan air limbah toilet yang berasal dari kamar mandi , mencuci, dan serta buangan dapur langsung disalurkan ke drainase umum, sehingga potensi pencemaran dan dampak lingkungan yang ditimbulkan akan berdampak langsung pada kehidupan dan ekosistem sekitar.
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang begitu cepat terutama di wilayah perkotaan memberikan dampak yang sangat serius terhadap penurunan daya dukung lingkungan. Oleh karna kenaikan jumlah penduduk akan meningkatkan konsumsi pemakaian air minum dan air bersih yang berdampak pada peningkatan jumlah air limbah. Pembuangan air limbah tanpa melalui proses pengolahan akan mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan, khususnya terjadinya pencemaran pada sumber-sumber air baku untuk air minum, baik air permukaan maupun air tanah.
Kecamatan Panakukang merupakan salah satu kecamatan yang luas di Kota Makassar yang memliki jumlah penduduk yang cukup padat yang berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan dari limbah domestik yang berasal dari kegiatan di dapur, mandi, mencuci dan aktifitas pembuangan pada toilet. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Kecamatan Panakkukang adalah Buruh dan Tukang becak selebihnya tidak menentu. Mengingat besarnya potensi pencemaran yang akan di timbulkan dari aktifitas warga yang padat serta faktor ekonomi yang di bawah rata-rata maka diperlukan perhatian pemerintah kota makassar untuk membangun Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) Komunal di Kecamatan Panakukang untuk mengolah limbah yang dibuang masyarakat setempat dengan menggunakan teknologi sehingga dapat mencapai baku mutu yang ditetapkan agar aman dibuang kelingkungan.
Faktor utama penyebab tingginya pencemaran lingkungan dari limbah domestik dikarenakan tidak memadainya akses sanitasi publik dan teknologi yang diterapkan. Menurut Nur’arif (2008),jumlah masyarakat Indonesia yang belum memiliki akses sanitasi yang layak sebesar 30,7 % dengan persentase pencemaran air tanah perkotaan yaitu 70% dan air sungai 75%. Permasalahan yang terjadi yaitu laju perkembangan pembangunan sarana pengolahan air limbah domestik secara terpusat sangat lambat hanya sekitar 3,5% dari total daerah pelayanan, serta teknologi pengolahan air limbah rumah tangga secara individual atau pun semi komunal tidak memadai dan kurang sekali sehingga pengolahaan tidak dapat dilakukan secara maksimal. Sistem pembuangan air limbah yang
Berdasarkan latar belakang ini, penulis tertarik untuk melakukan
2
“Studi Indentifikasi Lokasi Pembangunan IPAL Komunal dan Evaluasi IPAL Komunal Yang Ada Di Kecamatan Panakukang Di Makassar”
3. Mengetahui system pemanfaatan dan pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal yang ada di Kecamatan Panakukkang.
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dan informasi yang diperoleh dari survei pendahuluan, maka rumusan masalahnya adalah: 1. Bagaimana menentukan lokasi yang cocok untuk pembangunan IPAL komunal di Kecamatan Panakukang. 2. Bagaimana Karakteristik Air Limbah Yang Dihasilkan Oleh IPAL Komunal Yang ada di Kecamatan Panakukang Makassar? 3. Bagaimana pemanfaatan dan pemeliharaan IPAL komunal yang ada di Kecamatan Panakukang.
Untuk mendapatkan hasil pembatasan yang maksimal maka penulis perlu membatasi masalah yang akan dibahas. Sesuai dengan tujuan dari penulis tugas akhir ini, maka batasan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Studi Identifikasi Lokasi Pembangunan IPAL Komunal yang ada di Kecamatan Panakukang Makassar. 2. Analisis efektifitas air limbah yang masuk ke IPAL Komunal yang ada di Kecamatan Panakukang Makassar.
Maksud Dan Tujuan Penelitian
Sistematika Penulisan
Tulisan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi lokasi pembangunan bangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan mengevaluasi karakteristik air limbah dari IPAL yang ada di Kecamatan Panakukang Makassar dengan tujuan utama penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi Lokasi Pembangunan Sarana Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang ada di Kecamatan Panakukang Makassar? 2. Menganalisis efektifitas air limbah pada Instalasi Pengolahan Air Limbah yang ada di Kecamatan Panakukang Makassar?
Adapun tahapan penulisan tugas akhir ini:
sistematika
Bab I. Pendahuluan Merupakan bingkai studi atau rancangan yang akan dilakukan meliputi latar belakang masalah, maksud dan tujuan penelitian, rumusan masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah dan sistematika penulisan. Bab II. Landasan Teoritis Bab ini menguraikan tentang teori yang berhubungan dengan penelitian agar dapat memberikan gambar model dan metode analisis yang akan digunakan dalam menganalisis masalah. Bab III.Metodologi 3
Bab ini menguraikan tentang metode yang akan digunakan dan rencana kerja dari studi yang akan dilakukan. Bab IV. Hasil dan Pembahasan Bab ini menguraikan tentang hasil perhitungan serta hasil perencanaan terhadap masalah yang ada di lokasi perencanaan. Bab V. Kesimpulan dan Saran Merupakan kesimpulan dari butir-butir kesimpulan hasil perhitungan dan perencanaan yang telah dilakukan. Kesimpulan juga disertai dengan rekomendasi saran yang ditujukan untuk perencanaan selanjutnya atau untuk penerapan hasil perencanaan di lapangan.
Bagian Seksi Pemulihan Badan Lingkungan Hidup Pekerjaan Umum Kota Makassar Bapak Imbang Miryanto mengatakan bahwa di Kecamatan Panakukang ada 5 IPAL Komunal yang terdaftar dalam inventaris. Namun setelah peneliti melakukan survei lapangan ke lokasi IPAL ternyata 2 kelurahan tidak melaksanakan pembangunan IPAL Komunal karna berbagai macam kendala, yaitu kelurahan Karewisi Utara dan Kelurahan Tamau-maung. Daftar kelurahan yang termasuk dalam program IPAL Komunal yang berada di Kecamatan Panakukang Makassar dapat dilihat di tabel 3.2 berikut.
METODELOGI PENELITIAN
No 1 2 3 4 5
Lokasi Satuan Kelurahan Tidak Tamaumaung terlaksana Kelurahan 1 Bangunan Tello Baru IPAL Komunal Kelurahan Sinri 1 Bangunan Jala IPAL Komunal Kelurahan 1 Bangunan Paropo IPAL Komunal Kelurahan Tidak Karewisi Utara terlaksana Sumber : Data Primer, 2014
Gambaran Umum Kecamatan Panakukang Kecamtan Panakukang merupakan salah satu dari 14 kecamatan yang ada di kota Makassar yang berbatasan dengan Kecamtan Tallo di sebelah utara, Kecamatan Tamalanrea di sebelah timur, Kecamatan Rappocini di sebelah selatan dan di sebelah barat berbatasan dengan Kecamtan Makassar. Luas wilayah dari Kecamatan Panakukang 1705 Ha dan memiliki jumlah penduduk yang sangat padat jumlah penduduk Kecamatan Panakukang tahun 2012 berjumlah 142.308 jiwa ( Data Asli Badan Pusat Statistik (BPS) ). Kecamtan Panakukang memiliki 11 Kelurahan, 474 RT dan 90 RW.
Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di 3 Kelurahan yang memeiliki IPAL Komunal di Kecamtan Panakukang Kota Makassar. Waktu penelitian dilaksanakan mulai pada Juni – Agustus 2014
4
Masyarakat) dan segala sesuatu yang berhubungan dengan studi ini. 2. Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis agar diketahui kualitas air yang dihasilkan dari hasil pengolahan limbah dan kondisi eksisting dari unit pengolahan limbah. Setelah dilakukan analisis data untuk selanjutnya dilakukan evaluasi berkaitan dengan metode pengolahan limbah cair, dimensi dan desain bangunan, kualitas air, proses pengolahan dan perawatan dengan data kepustakaan serta standar yang berlaku. Variabel yang Diamati Variabel yang ditinjau dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah Komunal ini meliputi: Debit air limbah di saluran. Kadar BOD, COD, TSS, minyak dan lemak, dan pH diuji di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar.
Rancangan Penelitian Tulisan ini dimaksudkan untuk mengindentifikasi lokasi dan karakteristik sarana bangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal yang ada di Kecamatan Panakukang Makassar, dengan tujuan utama penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis karakteristik air limbah IPAL Komunal yang ada di Kecamtan Panakukang 2. Mengidentifikasi Lokasi Pembangunan IPAL Komunal yang ada di Kecamatan Panakukang. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data, kemudian data yang didapat dianalisa sehingga mendapatkan kesimpulan. 1. Teknik Pengumpulan Data Adapun sumber data dalam perencanaan ini adalah: a. Data Primer Diperoleh dengan mengadakan kunjungan langsung ke lokasi pembangunan IPAL Komunal, sehingga diperoleh kondisi eksisting pengolahan air limbah serta sistem penyaluran air buangan yang ada. Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan wawancara kepada petugas di Instalasi Pengolaha Air Limbah Komunal yang ada di Kecamtan Panakukang Kota Makassar. b. Data sekunder Data sekunder yang dipakai dalam perencanaan ini bersumber dari literatur yang berkaitan, data-data dari KSM (Kelompok Swadaya
Prosedur Pengambilan Sampel Sampel air limbah diambil di lokasi IPAL Komunal. Sebelumnya peneliti menyiapkan peralatan pengambilan sampel dan penentuan titik pengambilan sampel. Di mana titik pengambilan sampel yang pertama yaitu pada titik input yang mana air limbah belum masuk ke dalam tahap pengolahan. Titik pengambilan sampel yang kedua yaitu pada titik output, yang mana air limbah sudah melalui proses pengolahan dan menuju ke badan air (sungai). Adapun waktu pengambilan sampel pukul 08.00 WITA yaitu di perkirakan pada saat kegiatan di rumah
5
penduduk sedang berlangsung. Air sampel yang telah diambil kemudian dibawa ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar untuk kemudian dianalisis.
2.
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 3.
Identifikasi Lokasi Pembangunan IPAL Komunal Identifikasi lokasi pembangunan IPAL Komunal dimaksudkan untuk mencari dan menentukan titik-titik lokasi pemukiman masyarakat yang layak dibangun IPAL Komunal di wilayah Kecamatan Panakukkang. Seperti telah dijelaskan dalam landasan teoritis bahwa dalam membangun IPAL Komunal berbagai data-data kondisi lingkungan sekitar sangat diperlukan. Namun ada beberapa persyaratan teknis utama yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi yaitu:
4.
5.
dengan kualitas effluent instalasi pengolahan air limbah tidak melampaui baku mutu air limbah domestik yang telah ditetapkan. Memiliki permasalahan sanitasi yang mendesak segera ditangani seperti pencemaran limbah atau terjadinya genangan. Tersedia lahan yang cukup, 100 m2 untuk 1 (satu) unit bangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal. Tersedia Sumber Air (PDAM/Sumur/Mata Air/Air Tanah). Adanya Saluran/Sungai untuk menampung effluent pengolahan air limbah.
Berdasarkan persyaratan teknis tersebut, maka diperoleh beberapa titik lokasi yang memenuhi persyaratan. Berikut Tabel 4.1 yang menunjukkan lokasi identifikasi IPAL Komunal di Kecamatan Panakukkang.
1. Kawasan pemukiman padat, kumuh,miskin dan pemukiman sekitarnya. Hal ini merupakan standar teknis prioritas dalam penentuan lokasi pembangunan IPAL. Menurut Lampiran II Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 01/PRT/M/2014 mengenai Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, kriteria ketersediaan sistem jaringan dan pengolahan air limbah adalah jika kepadatan penduduk lebih dari 300 jiwa/ha diharapkan memiliki sebuah sistem jaringan dan pengolahan air limbah terpusat
Tabel 4.1 Identifikasi Lokasi IPAL Komunal
N o.
1.
Keluraha n
Paropo Tamama 2. ung 3. Karuwisi 4. Sinrijala Total
Identifi kasi Lokasi IPAL Komun al
Jumlah Pendud uk Ratarata (Jiwa)
3
294
Kepada tan Pendud uk Ratarata (Jiwa/h a) 425
5
434
366
1 4 13
291 343
388 478
Sumber : Hasil Analisis Data
6
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa terdapat 13 titik calon lokasi pembangunan IPAL Komunal hasil identifikasi yang telah memenuhi persyaratan teknis lokasi pembangunan IPAL Komunal yang tersebar di 4 Kelurahan yang ada di Kecamatan Panakukkang, yaitu Kelurahan Paropo 3 titik, Kelurahan Tamamaung 5 titik, Kelurahan Karuwisi 1 dan Kelurahan Sinrijala 4 titik (Peta lokasi terlampir).
Lokasi IPAL Komunal 1) Kelurahan Paropo Kelurahan Paropo memiliki 1 IPAL Komunal yang dibangun pada tahun 2012. IPAL ini berlokasi di RT 03 / RW 05. IPAL ini dibangunn di badan jalan yang berada dalam cakupan wilayah RW 05 / RT 03 Kelurahan Paropo. Dengan luas lahan 16 x 4 m. 2) Kelurahan Sinrijala Kelurahan Sinrijala memiliki 1 (satu) unit IPAL Komunal yang dibangun pada tahun 2012. IPAL ini terletak di wilayah RT B / RW 05 Kelurahan Sinrijala. IPAL ini dibangun diatas tanah yang digunakan juga sebagai jalan untuk masyrakat sekitar RT B / RW 05 Kelurahan Sinrijala Kecamatan Panakukkang. Dilahan 300 m2 dengan panjang 10 m dan lebar 3 m. 3) Kelurahan Tello Baru Kelurahan Tello Baru memiliki 1 (satu) unit IPAL Komunal yang dibangun pada tahun 2012. IPAL Komunal ini terletak di RT A / RW 03. IPAL ini dibangun disamping kanal yang masih dalam lingkungan pemukiman wilayah RT A / RW 03 Kelurahan Tello Baru. Teknologi IPAL yang digunakan Teknologi IPAL yang digunakan oleh ketiga IPAL Komunal ini adalah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal dengan perpipaan sederhana. Sedangkan system pekerjaan pengolahan air limbahnya menggunakan system AnAerobik Fluidized Biofilter (AFB) dari bahan fiber.
Evaluasi IPAL Komunal Kecamatan Panakukkang Evaluasi IPAL Komunal di Kecamatan Panakukkang dimaksudkan untuk mengetahui persentase dari perbandingan jumlah IPAL Komunal yang telah dibangun dengan jumlah kebutuhan IPAL Komunal di Kecamatan Panakukkang dan juga evaluasi kinerja IPAL Komunal yang telah dibangun dengan menguji sampel air limbah dari masing-masing IPAL Komunal. Evaluasi Kinerja IPAL Komunal yang Telah Dibangun Dari 3 IPAL Komunal yang telah dibangun diketahui bahwa ketiga IPAL Komunal yang telah dibangun di Kecamatan Panakukkang belum 100% maksimal melayani masyarakat di sekitarnya. Hal ini dikarenakan masih ada warga yang belum paham mengenai manfaat IPAL Komunal itu sendiri sehingga tidak melakukan penyambungan pipa.
7
AnAerobik Fluidized Biofilter (AFB) ini merupakan tanki pengolahan dengan system pengolahan An-Aerobik terdiri unit Inhoff Tank dan Unit Biofilter, yang dilengkapi media yang bersifat fluidized (bergerak-mengembang) dengan ketebalan media 50 cm. Bahan Tanki terbuat dari serat fiber dengan ketebalan minimal 8 mm yang kuat menahan beban. Berikut Gambar 4.8 yang merupakan sketsa desain AFB yang digunakan oleh ketiga IPAL Komunal ini.
Sumber : Dokumentasi Pribadi Gambar : 4.7 Titik Outlet 2) Kelurahan Sinrijala Sampel air limbah diambil pada tanggal 9 September 2014 di bak inlet dan bak outlet dari IPAL Komunal di Kelurahan ini. Berikut gambar 4.11 yang merupakan titik pengambilan sampel air limbah di bak inlet dan gambar 4.12 pengambilan sampel titik outlet di IPAL Komunal RT A/ RW 05.
Gambar 4.5 Potongan Melintang AnAerobic Fluidized Biofilter (AFB) Pengambilan Sampel 1) Kelurahan Paropo Sampel air limbah diambil pada tanggal 9 September 2014 di bak inlet dan bak outlet dari IPAL Komunal di Kelurahan ini. Berikut gambar 4.9 yang merupakan titik pengambilan sampel air limbah di bak inlet dan gambar 4.10 pengambilan sampel titik outlet di IPAL Komunal RT 03/ RW 05.
Sumber : Dokumentasi Pribadi Gambar 4.8 Bak Inlet
Sumber : Dokumentasi Pribadi Gambar 4.9 Titik Inlet 3) Kelurahan Tello Baru Sampel air limbah diambil pada tanggal 9 September 2014 di bak inlet dan bak outlet dari IPAL Komunal di Kelurahan ini. Berikut
Sumber:Dokumentasi Pribadi Gambar 4.6 : Bak Inlet
8
gambar 4.13 yang merupakan titik pengambilan sampel air limbah di bak inlet dan gambar 4.14 pengambilan sampel titik outlet di IPAL Komunal RT A/ RW 03.
Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010. Tabel 4.4 Hasil Pengujian TSS Pada IPAL Komunal N o .
IPAL Komuna l
Sat uan
B a k u M ut u
Hasil Pengujian Inl O et utl et
Efek tifita s (%)
Keluraha n Paropo 1 72,4 RT 218 60 . 8 03/RW 05 Keluraha n 2 mg/ 5 297 20 93,1 Sinrijala . l 0 0 4 3 RT A/ RW 05 Keluraha n Tello 3 762 99,7 Baru RT 22 . 0 1 A/RW 03 Sumber : Laporan Hasil Uji Sampel Air Limbah
Sumber : Dokumentasi Pribadi Gambar 4.10 Bak Outlet
Sumber : Dokumentasi Pribadi Gambar 4.11 Titik outlet Hasil Evaluasi dan Grafik Perbandingan Hasil Pengujian Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan hasil evaluasi yang merupakan perbandingan antara nilai inlet dan outlet dari IPAL Komunal serta perbandingan nilai outlet dengan baku mutu yang telah ditetapkan yaitu Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 69 Tahun 2010.
Berdasarkan tabel 4.4 diatas maka dapat dibuat Grafik 4.1 berikut yang merupakan grafik perbandingan nilai inlet dan outlet hasil pengujian Total Suspended Solid (TSS) IPAL Komunal di Kecamatan Panakukkang. 250 200 150 100 50 0
1. Total Suspended Solid (TSS) Pada Tabel 4.4 berikut ini ditampilkan data hasil pengujian TSS dari sampel air limbah pada inlet dan outlet dari keempat IPAL Komunal beserta batas maksimum yang diperbolehkan untuk dibuang berdasarkan Peraturan Gubernur
Grafik 4.1 berikut merupakan grafik perbandingan antara nilai outlet dan baku mutu. 9
IPAL Komunal IPA N L o Ko . mu nal Kel ura han Par 1 opo . RT 03/ RW 05 Kel ura han Sinr 2 ijala . RT A/ RW 05 Kel ura han Tell o 3 Bar . u RT A/R W 03 Sumber : Limbah
Sumber : Hasil Analisis Data Grafik 4.1 Perbandingan Nilai TSS Pada Outlet dengan Baku Mutu Dari grafik 4.1 diatas dapat dilihat bahwa nilai outlet dari ketiga lokasi IPAL Komunal untuk pengujian TSS masih diatas baku mutu yang telah ditetapkan walaupun tingkat keefektivan pengolahan pada IPAL Komunal Kelurahan Sinrijala dan Kelurahan Tello Baru diatas 90%. Hal ini dikarenakan kurangnya pemeliharan bak outlet pada kedua lokasi IPAL Komunal tersebut sehingga ketika pengambilan sampel dilakukan, pasir dari bak penutup dan dinding bak outlet berjatuhan masuk kedalam bak sehingga menyebabkan nilai TSS untuk kedua lokasi ini menjadi tinggi. Untuk IPAL Komunal di Kelurahan Paropo tingkat efektivitas pengolahannya rendah yaitu 72,48 % dan nilai TSS pada outlet juga belum memenuhi baku mutu. Hal ini disebabkan titik pengambilan sampel outlet berada pada badan air yang tercemar dan keruh. 2. Biologycal Oxygend Demand (BOD) Pada tabel 4.5 berikut ditampilkan data hasil pengujian BOD dari sampel air limbah pada inlet dan outlet dari ketiga IPAL Komunal beserta batas maksimum yang diperbolehkan untuk dibuang berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010. Tabel 4.5 Hasil Pengujian BOD Pada
Sat ua n
mg /l
Ba ku M ut u
75
Hasil Pengujian Inlet Out let
Efekti fitas (%)
172, 8
84
51,39
223, 2
74, 8
66,49
83,2
22, 32
73,17
Laporan Hasil Uji Sampel Air
Tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa keefektivan kinerja IPAL Komunal tersebut dalam penyisihan BOD adalah sekitar 51,39% – 73,17%. Dengan nilai efektivitas tertinggi 73,17% yaitu pada IPAL Komunal Kelurahan Tello Baru. Berdasarkan Tabel 4.5 diatas maka dapat dibuat Grafik 4.3 Berikut yang dapat merupakan grafik 10
perbandingan nilai inlet dan outlet hasil pengujian Biologycal Oxygend Demand (BOD) ketiga IPAL dengan baku mutu yang digunakan yaitu Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010. Sumber : Hasil Analisis Data Grafik 4.2 Perbandingan Nilai BOD dengan Baku Mutu 300 200 100 0
3. Chemical Oxygend Demand (COD) Pada tabel 4. Berikut ditampilkan data hasil pengujia COD dari sampel air limbah pada inlet dan outlet dari ketiga IPAL Komunal beserta batas maksimum yang diperbolehkan untuk dibuang berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010. Tabel 4.6 Hasil Pengujian COD Pada IPAL Komunal
inlet
N o .
outlet
1 .
Dari grafik diatas diketahui bahwa terjadi penurunan kadar BOD yang cukup signifikan antara inlet dan outlet dari masing-masing lokasi IPAL Komunal tersebut walaupun untuk Kelurahan Paropo masih belum sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan. Nilai efektivitas dari ketiga IPAL Komunal dalam penyisihan BOD antara 51,39% 73,17%. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya perhatian dalam pemeliharan sarana Sanitasi IPAL Komunal sehingga menurunkan tingkat efektivitas dari system pengolahan. Oleh karenanya kesadaran dari masyarakat dalam pemeliharan IPAL Komunal harus ditingkatkan.
2 .
3 .
IPAL Komun al Kelura han Paropo RT 03/RW 05 Kelura han Sinrijal a RT A/ RW 05 Kelura han Tello Baru RT A/RW 03
Sat ua n
mg /l
Bak u Mut u
125
Hasil Pengujian Inl Out et let
Efek tifita s (%)
87, 93
73,0 5
16,9 2
10 4,8 7
70
33,2 5
70, 53
53,2 8
24,4 6
Sumber : Laporan Hasil Uji Sampel Air Limbah Berdasarkan Tabel 4.6 Diatas maka dapat dibuat Grafik 4. Berikut yang merupakan grafik perbandingan nilai inlet dan outlet hasil pengujian COD dari ketiga IPAL dengan baku mutu yang digunakan yaitu Peeraturan Gubernur Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010.
11
N o .
125 75
IPAL Komunal
Sat ua n
Ba ku M utu
inlet
25
outlet
-25
1 . 2 .
Sumber : Hasil Analisis Data
3 .
Grafik 4.3 Perbandingan Nilai COD dengan Baku Mutu
Kelurahan Paropo RT 03/RW 05 Kelurahan Sinrijala RT A/ RW 05 Kelurahan Tello Baru RT A/RW 03
mg /l
10
Hasil Pengujia n In O le utl t et < <0 0, ,1 1
Efek tifita s (%)
0
< 0, 1
<0 ,1
0
< 0, 1
<0 ,1
0
Sumber : Laporan Hasil Uji Sampel Air Limbah Berdasarkan Tabel 4.7 Diatas maka dapat dibuat grafik 4.4 Berikut yang merupakan grafik perbandingan antara nilai inlet dan outlet hasil pengujian minyak dan lemak dengan baku mutu dari ketiga IPAL Komunal di Kecamatan Panakukkang.
Dari grafik diatas diketahui bahwa terjadi penurunan kadar COD yang tidak terlalu signifikan pada nilai inlet dan outlet dari masing-masing lokasi IPAL Komunal walaupun hasil nilai COD dari inlet sudah dibawah baku mutu yang sudah ditentukan, namun kurangnya efektivitas dari nilai antara inlet dan outlet dapat disebabkan karena kurangnya pemeliharaan yang baik terhadap IPAL Komunal sehingga menurunkan keefektivan dari IPAL Komunal ini.
10
0
4. Minyak dan Lemak Pada Tabel 4.7 Berikut ditampilkan data hasil pengujian minyak dan lemak dari sampel air limbah pada inlet dan outlet dari ketiga IPAL Komunal beserta batas maksimum yang diperbolehkan untuk dibuang berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010.
inlet outlet
Sumber Analisis Data Grafik 4.4 Perbandingan Nilai Minyak dan Lemak dengan Baku Mutu 5. pH Pada Tabel 4.8 Berikut ditampilkan data hasil pengujian nilai pH dari sampel air limbah pada inlet dan outlet dari ketiga IPAL Komunal beserta batas maksimum yang
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Minyak dan Lemak Pada IPAL Komunal 12
diperbolehkan untuk dibuang berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010.
Grafik 4.5 Perbandingan Nilai pH dengan Baku Mutu Permasalahan dan Konsep Perbaikan Dari ketiga Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal yang telah dibangun di tiga lokasi di Kecamatan Panakukkang Makassar masih ada parameter yang tidak sesuai dengan standar baku mutu yang di tentukan oleh peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010 1. Kelurahan Paropo Dari hasil pengujian yang dilakukan di Laboratorium Kesehatan sampel yang diambil dari IPAL Komunal yang ada di Kelurahan Paropo untuk parameter TSS dan BOD masih di atas standar baku mutu. Hal ini disebabkan titik pengambilan sampel outlet berada pada badan air yang tercemar dan keruh serta karena kurangnya perhatian dalam pemeliharan sarana Sanitasi IPAL Komunal. 2. Kelurahan Sinrijala Untuk Kelurahan Sinrijala dari parameter yang di ujikan parameter TSS masih diatas baku mutu. Hal ini dikarenakan kurangnya pemeliharan bak outlet pada lokasi IPAL Komunal tersebut sehingga ketika pengambilan sampel dilakukan, pasir dari bak penutup dan dinding bak outlet berjatuhan masuk kedalam bak sehingga menyebabkan nilai TSS untuk kedua lokasi ini menjadi tinggi. 3. Kelurahan Tello Baru Untuk Instalai Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal yang ada di Kelurahan Tello Baru dari hasil
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Nilai pH Pada IPAL Komunal N IPAL o Komuna . l
Kelurah an 1 Paropo . RT 03/RW 05 Kelurah an 2 Sinrijala . RT A/ RW 05 Kelurah an Tello 3 Baru RT . A/RW 03
B S a a k t u u M a ut n u
-
69
Hasil Pengujian Inl Outle et t
Efe ktifi tas (%)
6,8 2
6,60
16, 92
6,2 0
6,20
33, 25
70, 53
6,20
6,0 3
Sumber : Laporan Hasil Uji Sampel Air Limbah Berdasarkan Tabel 4.8 Diatas maka dapat dibuat Grafik 4. Berikut yang merupakan grafik perbandingan antara nilai inlet dan outlet hasil pengujian pH dengan baku mutu yang ditetapkan dari ketiga IPAL Komunal di Kecamatan Panakukkang. 9 7 5 3 1 -1
inlet outlet
13
pengujian sampel semua parameter yang di ujikan sudah berada di bawah standar baku mutu yang telah di tentukan.
voleme tangki. Jika ruang tempat menyimpan lumpur besar, maka waktu pengurasan bias lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA Alaerts, S., 1984: Metode penelitian Air, Usaha Nasional,Surabaya.
PENUTUP Kesimpulan
Badan Pusat Statistik Kota Makassar. 2012 . Kecamatan Panakukkang dalam Angka 2012. Makassar
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa: 1. Dari hasil identifikasi lokasi pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal yang ada di Kecamatan Panakukkang masih banyak lokasi yang dapat digunakan untuk membangun IPAL Komunal untuk menjaga kesehatan Lingkungan dan masayrakat. 2. Setelah dianalisis di laborotaroium, air limbah yang dihasilkan dari 3 Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal (Efluent) kandungan organiknya sudah di bawah standar baku mutu yang telah di tentukan. Sehingga dapat di katakan bahwa IPAL Komunal yang ada bekerja dengan sangat baik.
Badan Pusat Statistik Kota Makassar. 2013 . Kecamatan Panakukkang dalam Angka 2013. Makassar Cianie. 2012. Perancangan Bangunan IPAL Komunal. Apex: Yogyakarta. Direktorat Jendral Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum. Buku Petunjuk Teknis Pembangunan Infrastruktur Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat Hindarko, S. 2003. Mengolah Air Limbah Supaya Tidak Mencemari Orang Lain. Esha Seri Lingkungan Hidup: Jakarta.
Saran 1. Sebelum pembangunan IPAL Komunal perlu adanya pengenalan karakteristik air limbah domestik yang akan diolah agar dapat ditentukan desain pengolahan yang sesuai. 2. Pengurasan atau pembersihan lumpur diharapakan dapat dilakukan minimal 1 (satu) tahun sekali atau disesuaikan dengan
Metcalf dan Eddy. 2003. Wastewater Engineering Treatment and Reuse Fourth Edition. McGraw Hill: New York. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 69 tahun 2010, Baku Mutu dan Kriteria Kerusakan
14
Lingkungan Hidup
Timur dan Bali. Dalam : Prosiding Seminar First Participatory Planning and Development Conference. Semarang.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2010, Baku Mutu Limbah Domestik Rahayu, D.E., dan Wijayanti, D.W., 2008. Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik dan Tinja di IPAL Jelawat Samarinda. Fakultas Teknik Universitas Mulawarman: Samarinda.
Rhomaidi . 2008. Pengelolaan Sanitasi secara terpadu Sungai Widuri : Studi Kasus Kampung Nitiprayan Yogyakarta :Skripsi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia.
Rencana Kerja Masyarakat (RKM) Tahun 2012, Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat Kelurahan Tello Baru
SNI 03-7065-2005 Tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing.
Rencana Kerja Masyarakat (RKM) Tahun 2012, Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat Kelurahan Sinrijala Rencana Kerja Masyarakat (RKM) Tahun 2012, Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyarakat Kelurahan Paropo Rioniadi, alfi. 2013. Evaluasi Pengolahan Air Limbah Rumah Potong Hewan di Kelurahan Maba Hilir Kecamatan Medan Deli. Universitas Sumatera Utara.Medan Risyana, Sukarma. 2005 : Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Sanitasi di Beberapa Kota di Jawa
15