PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH : KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Demak)
NUR ENDAH WULANDARI
Siti Mutmainah S.E, M.Si., Akt.
ABSTRACT
This study aims to examine the effect of budgetary participation on performance of local government officials with job satisfaction and organizational commitment as a moderating variable in the District Government of Demak. The population in this study is the Regional Task Force (SKPD), SKPD secretary, and head of local government throughout SKPD Demak district, using a questionnaire survey. The data was collected by distributing questionnaires to 120 respondents, but only 75 respondents who fill out questionnaires. Methods of data analysis using Multiple Linear Regression who assisted with SPSS software. Results of analysis of this study indicate that budget participation affects the performance of local government officials, with the strengthening of job satisfaction and organizational commitment as a moderating variable.
Keywords: Participation Budget, Local Government officials Performance, Job Satisfaction and Organizational Commitment
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses penganggaran daerah diatur dalam Kepmendagri Nomor 13 tahun 2006. Regulasi tersebut menjelaskan tentang pedoman dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang dilaksanakan oleh tim anggaran eksekutif bersama-sama unit organisasi perangkat daerah (unit kerja). Rancangan anggaran unit kerja dimuat dalam suatu dokumen yang disebut Rancangan Anggaran Satuan Kerja (RASK). RASK memuat standar analisis belanja, tolak ukur kinerja dan standar biaya sebagai instrumen pokok dalam anggaran kinerja. Partisipasi penyusunan anggaran sangat erat hubungannya dengan kinerja aparat pemerintah daerah, karena kinerja aparat pemerintah dilihat berdasarkan partisipasi aparat pemerintah dalam menyusun anggaran (Mahoney dalam Leach-Lopez et al., 2007). Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Nasution (2007) menyatakan bahwa berdasarkan hasil audit BPK, ternyata kinerja pemerintah daerah di Indonesia masih jauh dari standar-standar yang telah ditentukan. Menurut Deputi IV BPKP, 2005 hal itu dikarenakan pemerintah belum transparan, dan penyusunan anggaran belum sepenuhnya disusun berdasarkan SAP (Standar Akuntansi Pemerintah). . Beberapa penelitian yang berhubungan dengan partisipasi penyusunan anggran dengan kinerja aparat pemerintah daerah menunjukkan hasil yang tidak konsisten; Brownell dan
Mc.
Innes (1986); dan Indriantoro (1993) menemukan hubungan positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja aparat pemerintah daerah. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Milani (1975); Brownell dan Hirst (1986) dalam Sukardi (2002), yang menemukan hasil tidak signifikan antara pertisipasi penyusunan anggran dengan kinerja aparat pemerintah daerah. Variabel moderating yang digunakan dalam penelitian ini, selain kepuasan kerja adalah komitmen organisasi. Penelitian yang dilakukan Daft (2003) menyimpulkan bahwa terdapat dua sikap yang berhubungan dengan partisipasi anggaran dan kinerja manajerial yaitu kepuasan bekerja seseorang dan komitmen organisasi. Menurut Nofi Fidiyanti (2007) setiap organisasi memiliki tujuan untuk mencapai kinerja seoptimal mungkin, untuk mencapai kinerja yang optimal tidak terlepas dari kepuasan kerja aparat pemerintah daerah dan komitmen organisasi, sebagai bentuk profesionalisme pegawai pemerintah dalam tugas dan
pelaksanaan kebijakan yang telah ditentukan, sangat diperlukan bagi terwujudnya kualitas kinerja aparatur negara yang berorientasi pada mutu pelayanan publik (public service). 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah ? 2. Apakah kepuasan kerja dapat memperkuat/memperlemah pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah ? 3. Apakah komitmen organisasi dapat memperkuat/memperlemah pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah ? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berikut ini tujuan dalam penelitian ini : 1. Untuk menguji dan memberi bukti empiris tentang pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja keuangan daerah. 2. Untuk menguji dan memberi bukti yang empiris tentang apakah kepuasan kerja memperkuat atau memperlemah pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah. 3. Untuk menguji dan memberi bukti yang empiris tentang apakah komitmen organisasi memperkuat atau memperlemah pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah. 1.3.2 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi pemerintah daerah : Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah di Kabupaten Demak dalam merumuskan kebijakan penyusunan anggaran daerah yang dapat meningkatkan kinerja dinas-dinas yang ada di Pemerintah Daerah di Kabupaten Demak. 2. Bagi akademisi Hasil penelitian ini bagi para akademisi adalah sebagai bahan informasi dan masukan bagi peneliti yang berminat pada permasalahan yang sama.
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kontijensi Para peneliti di bidang akuntansi menggunakan teori kontijensi saat menghubungkan pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah. Pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah mempunyai faktor-faktor kontijensi, faktorfaktor tersebut adalah faktor kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Faktor kepuasan kerja dan komitmen organisasi adalah variabel moderating, yang dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh partisipasi anggaran dan kinerja aparat pemerintah daerah. 2.1.2 Partisipasi Penyusunan Anggaran Menurut Mardiasmo (2002) dalam partisipasi anggaran pada akuntansi sektor pemerintahan terdapat empat siklus anggaran yang meliputi empat tahap sebagai berikut : 1. Tahap persiapan anggaran, pada tahapan ini dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan yang telah tersedia. Terkait dengan adanya penafsiran tersebut maka perlu diperhatikan sebelum menyetujui taksiran pengeluaran, yaitu dengan cara melakukan penaksiran pendapatan secara lebih akurat. 2. Tahap Ratifikasi, tahap ratifikasi ini melibatkan proses politik yang cukup rumit dan berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya memiliki managerial skill, namun juga harus mempunyai political skill, dan coalition building yang memadai. dan bantahan dari pihak legislatif. 3. Tahap implementasi /pelaksanaan anggaran , tahap ini merupakan tahapan yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh manajer keuangan pemerintah. Dalam hal ini manajer keuangan publik mempunyai sistem (informasi) akuntansi dan sistem pengendalian manajemen. 4. Tahap pelaporan dan evaluasi anggaran, tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas. Jika pada tahap implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi dan sistem pengendalian manajemen yang baik, maka diharapkan pelaporan dan evaluasi anggaran tidak akan menemukan banyak masalah.
2.1.3 Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Kinerja aparat dilihat berdasarkan kemampuan aparat dalam melaksanakan tugas-tugas manajerial yang meliputi perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturan staf, negosiasi dan representasi (Mahoney dalam Leach-Lopez et al.,2007). Menurut Santoso (2009) ada beberapa faktor yang diduga menyebabkan kinerja pemerintah daerah rendah diantaranya karena sistem pengelolaan keuangan daerah yang masih lemah dimulai dalam proses perencanaan dan penganggaran APBD, pelaksanaan/penatausahaan APBD, pertanggungjawaban yang berupa pelaporan hasil pelaksanaan APBD dan pengawasan. 2.1.4 Kepuasan Kerja Pada era globalisasi sekarang ini, manusia tidak hanya puas dengan pendapatan yang diperolehnya. Namun kepuasan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan juga menjadi tolak ukur dalam bekerja. Herzberg (2005) mengemukakan bahwa istilah kepuasan kerja (job satisfaction) dapat didefinisikan sebagai suatu perasaan positif yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. 2.1.5 Komitmen Organisasi Weiner dalam Coryanata (2004:619) menyatakan bahwa komitmen organisasi adalah dorongan dari dalam individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan dengan kepentingan sendiri. Dorongan yang ada pada setiap individu dapat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi dalam berpartisipasi dalam penyusunan anggaran dan dapat meningkatkan kinerja manajerial. 2.2 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti dan
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Tahun Penelitian Andarias (2009)
Bangun Pengaruh partisipasi Partisipasi penyusunan anggaran,
anggaran
berpengaruh terhadap kinerja kejelasan manajerial SKPD, dan hasil
sasaran anggaran dan analisa secara parsial terdapat
struktur
satu variabel independen yang
desentralisasi
tidak
berpengaruh
terhadap
terhadap
kinerja kinerja manajerial SKPD yaitu
SKPD
dengan tentang kejelasan anggaran.
pengawasan internal sebagai
variabel
pemoderasi. Arifah Nur Sabrina Pengaruh partisipasi Tidak ada pengaruh partisipasi (2009)
penyusunan anggaran anggaran terhadap
terhadap
kinerja
kinerja aparat pemerintah daerah.
aparat
pemerintah
daerah
:
organisasi
budaya dan
komitmen organisasi sebagai
variabel
moderating. I Ketut Suryanawa Pengaruh partisipasi Hasil pertama dari penelitian (2008)
penyusunan anggaran ini bahwa adanya pengaruh pada
kinerja signifikan
antara
manajerial
dengan anggaran
terhadap
kinerja
pemerintah
daerah,
komitmen organisasi aparat sebagai
variabel sedangkan
pemoderasi.
hasil
partisipasi
tes
kedua
menunjukkan bahwa komitmen organisasi
tidak
dapat
memperkuat hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Purwanto (2009)
Pengaruh partisipasi Tidak
ada
penyusunan anggaran signifikan terhadap aparat
pengaruh antara
yang
partisipasi
kinerja anggaran dan kinerja aparat pemerintah pemerintah daerah.
daerah keadilan
dengan distributif,
keadilan prosedural, dan goal commitment sebagai
variabel
moderating. Maria
Hehanusa Pengaruh partisipasi Menunjukkan bahwa partisipasi
(2010)
anggaran kinerja
terhadap penganggaran aparat
integrasi intervening
berpengaruh
: pada kinerja aparat melalui
variabel kepuasan kerja. dan
variabel moderating
2.3 Kerangka Pemikiran Gambar 1.1 : Pengaruh Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah: Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi sebagai variabel moderating.
Kepuasan Kerja Penyusunan
Kinerja Aparat
Anggaran
Pemerintah daerah
Komitmen Organisasi Berdasar landasan teori dan rumusan penelitian, diidentifikasi satu variabel independen yaitu partisipasi penyusunan anggaran, satu variabel dependen yaitu kinerja aparat pemerintah daerah dan kepuasan kerja dan komitmen organisasi sebagai variabel moderating. Kepuasan kerja merupakan salah satu aspek yang dapat berpengaruh positif maupun negatif terhadap hubungan antara penyusunan anggaran dan kinerja aparat pemerintah. Komitmen organisasi
dapat mempengaruhi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja aparat pemerintah daerah. 2.4 Hipotesis 2.4.1 Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Menurut Muthaher (2007) dalam penelitiannya menemukan hubungan positif dan signifikan antara partisipasi penganggaran dengan kinerja aparat pemerintah daerah. Namun demikian hasil penelitian Arifah (2009) menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang tidak signifikan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan kinerja aparat pemerintah daerah. Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penelitian ini dimaksudkan untuk menguji kembali pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah. Berdasarkan uraian di atas diusulkan hipotesis: H1 : Semakin tinggi tingkat partisipasi penyusunan anggaran semakin tinggi tingkat kinerja aparat pemerintah daerah. 2.4.2 Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Aparat Pemerintah dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Moderating Penelitian yang menguji kepuasan kerja berpengaruh positif maupun negatif terhadap hubungan antar penyusunan anggaran dan kinerja aparat pemerintah telah banyak dilakukan. Hasil penelitian yang dilakukan Sardjito (2007) menyatakan bahwa kepuasan kerja mempunyai pengaruh positif terhadap penyusunan anggaran dalam meningkatkan kinerja aparat pemerintah. Sedangkan menurut Sudaryono (1994) menunujukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Secara singkat ditentukan bahwa kepuasan kerja mempunyai pengaruh terhadap partisipasi penyusunan anggaran dalam meningkatkan kinerja aparat pemerintah. Semakin tinggi kepuasan kerja maka semakin kuat pengaruh partisipasi terhadap kinerja. H2 : Semakin tinggi tingkat kepuasan kerja maka semakin kuat pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.
2.4.3 Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Aparat Pemerintah dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderating Berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan komitmen organisasi, ditentukan bahwa komitmen organisasi mempunyai pengaruh positif terhadap partisipasi penyusunan anggaran dalam meningkatkan kinerja aparat pemerintah. Komitmen organisasi yang rendah akan membuat individu untuk berbuat untuk kepentingan pribadinya. Selain itu, komitmen organisasi dapat merupakan alat bantu psikologis dalam menjalankan organisasinya untuk pencapaian kinerja yang diharapkan (Nouri dan Parker, 1996; McClurg, 1999; Chong dan Chong, 2002; Wentzel, 2002). H3 : Semakin tinggi tingkat komitmen organisasi maka semakin kuat pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.
METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian 1. Variabel Independen, yaitu variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah partisipasi penyusunan anggaran. 2. Variabel Dependen, yaitu variabel yang dipengaruhi variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja aparat pemerintah daerah. 3. Variabel Moderating, yaitu variabel yang mempengaruhi hubungan variabel dependen dan variabel independen. Dalam hal ini adalah kepuasan kerja dan komitmen organisasi. 3.1.2 Definisi Operasional 3.1.2.1 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah organisasi atau lembaga pada pemerintah daerah yang bertanggung jawab kepada kepala daerah dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan daerah.
3.1.2.2 Dimensi Partisipasi Anggaran, Kinerja Aparat Pemerintah, Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi. 1. Partisipasi Anggaran Berikut ini dimensi dalam partisipasi anggaran keterlibatan aparat pemerintah dalam penyusunan anggaran, merevisi anggaran, usulan tentang anggaran, banyaknya input, memandang kontribusi / pendapat dalam penyusunan anggaran. 2. Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Ven (1980) membagi instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja aparat pemerintah daerah, yaitu terdiri dari 7 pertanyaan yang berkaitan dengan pencapaian target kinerja kegiatan pada
suatu program, ketepatan dan kesesuaian hasil, tingkat pencapaian
program, dampak hasil kegiatan terhadap kehidupan masyarakat, kesesuaian realisasi anggaran dengan anggaran, pencapaian efisiensi operasional, perilaku pegawai. 3. Kepuasan kerja Ada empat faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja seseorang, yaitu : (1) Faktor psikologik, berhubungan dengan kejiwaan pegawai dengan dimensi minat, ketentraman dalam bekerja, sikap terhadap kerja, bakat dan keterampilan. (2) Faktor sosial, berhubungan dengan interaksi sosial dengan dimensi interaksi sesama pegawai, interaksi dengan atasan, interaksi dengan pegawai yang berbeda dinas/ pekerjaannya.
(3) Faktor
fisik, berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik pegawai, dengan dimensi jenis pekerjaan, pengaturan waktu, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan pegawai, umur dan sebagainya. (4) Faktor finansial, berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan pegawai instrumen dari masingmasing faktor dalam kepuasan kerja tersebut dengan dimensi, sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan/fasilitas yang diberikan, promosi dan sebagainya. 4. Komitmen Organisasi Mowday yang dikutip Sopiah (2008) menyatakan ada tiga aspek komitmen organisasi antara lain : Affective commitment, yang berkaitan dengan adanya keinginan untuk terikat pada organisasi. Individu menetap dalam organisasi karena keinginan sendiri. Dengan dimensi sense
of belonging, emotional attached, personal meaning, Continuance commitment, adalah suatu komitmen yang didasarkan akan kebutuhan rasional. Dengan kata lain, komitmen ini terbentuk atas dasar untung rugi, dipertimbangkan atas apa yang harus dikorbankan bila akan menetap pada suatu organisasi, dengan dimensi pilihan lain, benefit, biaya. Normative Commitment, adalah komitmen yang didasarkan pada norma yang ada dalam diri karyawan, berisi keyakinan individu akan tanggung jawab terhadap organisasi. Semua variabel diukur dengan menggunakan skala LIKERT antara 1 sampai dengan 5. Skor terendah (1) dari jawaban responden 3.2 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai negeri yang ada dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) . Pada SKPD Kabupaten Demak terdapat 34 SKPD yang keseluruhan pegawainya berjumlah ± 729 orang. Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah purposive sample. Purposive sample dalam penelitian ini adalah kepala SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah), sekretaris SKPD, dan kepala bagian yang bertugas di sekretaris daerah, dinas-dinas, dan lembaga teknis daerah yang terdapat di Pemerintah Daerah Kabupaten Demak yang berjumlah 120 orang. 3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer, yaitu berupa kuesioner. Data primer diperoleh secara langsung dari responden yang menjabat sebagai kepala, sekretaris, dan kepala bagian di seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Demak yang berjumlah 120 orang. 3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mendatangi secara langsung ke seluruh kantor SKPD Kabupaten Demak dan memberikan kuesioner. 3.5 Metode Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dibagi ke dalam empat tahap. Pertama, pengujian kualitas data. Tahap kedua, melakukan pengujian asumsi klasik. Tahap ketiga, analisis regresi berganda. Tahap keempat, melakukan pengujian hipotesis.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden Responden penelitian pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah dengan kepuasan kerja dan komitmen organisasi sebagai variabel moderating ini adalah pegawai di Pemerintah Daerah Kabupaten Demak, khususnya kepala SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah), Sekretaris SKPD, dan kepala bagian. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengirimkan 120 kuesioner secara langsung pada masing-masing SKPD pada tanggal 17 Februari 2011. Pengisian kuesioner ini selama 2 minggu, hal ini sebelumnya sudah disepakati antara peneliti dan responden. Dari 120 kuesioner yang disebar hanya 75 kuesioner yang dikembalikan dan dapat diolah. Dengan demikian tingkat pengembalian kuesioner respon rate adalah sebesar 62,5% 4.2 Analisis Data a. Uji Validitas Berdasarkan pengolahan data, hasil pengujian validitas dari masing-masing pengukuran variabel diperoleh sebagai berikut : Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Partisipasi Anggaran Pertanyaan
Nilai r
Signifikansi
Status
Pertanyaan 1
0,781
0,000
Valid
Pertanyaan 2
0,722
0,000
Valid
Pertanyaan 3
0,689
0,000
Valid
Pertanyaan 4
0,734
0,000
Valid
Pertanyaan 5
0,635
0,000
Valid
Kinerja Aparat Pertanyaan
Nilai r
Signifikansi
Status
Pertanyaan 1
0,723
0,000
Valid
Pertanyaan 2
0,663
0,000
Valid
Pertanyaan 3
0,652
0,000
Valid
Pertanyaan 4
0,710
0,000
Valid
Pertanyaan 5
0,641
0,000
Valid
Pertanyaan 6
0,586
0,000
Valid
Pertanyaan 7
0,706
0,000
Valid
Kepuasan Kerja Pertanyaan
Nilai r
Signifikansi
Status
Pertanyaan 1
0,507
0,000
Valid
Pertanyaan 2
0,344
0,003
Valid
Pertanyaan 3
0,435
0,000
Valid
Pertanyaan 4
0,482
0,000
Valid
Pertanyaan 5
0,511
0,000
Valid
Pertanyaan 6
0,479
0,000
Valid
Pertanyaan 7
0,578
0,000
Valid
Pertanyaan 8
0,436
0,000
Valid
Pertanyaan 9
0,377
0,001
Valid
Pertanyaan 10
0,441
0,000
Valid
Pertanyaan 11
0,640
0,000
Valid
Pertanyaan 12
0,354
0,002
Valid
Pertanyaan 13
0,385
0,001
Valid
Pertanyaan 14
0,385
0,001
Valid
Pertanyaan 15
0,569
0,000
Valid
Pertanyaan 16
0,422
0,000
Valid
Komitmen Organisasi Pertanyaan
Nilai r
Signifikansi
Status
Pertanyaan 1
0,674
0,000
Valid
Pertanyaan 2
0,611
0,000
Valid
Pertanyaan 3
0,589
0,000
Valid
Pertanyaan 4
0,701
0,000
Valid
Pertanyaan 5
0,660
0,000
Valid
Pertanyaan 6
0,629
0,000
Valid
Pertanyaan 7
0,725
0,000
Valid
Pertanyaan 8
0,575
0,000
Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2011 b. Uji Reliabilitas Berdasarkan pengolahan data, hasil dari pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut : Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Nilai Alpha
Keputusan
Partisipasi Anggaran
0,758
Reliabel
Kinerja Aparat
0,860
Reliabel
Kepuasan Kerja
0,757
Reliabel
Komitmen Organisasi
0,801
Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah, 2011 c. Uji Asumsi Klasik Hipotesis pertama dalam penelitian ini, model/persamaan pada hipotesis pertama merupakan persamaan regresi sederhana, yaitu Y = a + b1 PA. Pada hipotesis pertama hanya terdapat satu variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen, sehingga tidak menggunakan uji asumsi klasik (Ghozali,2006). Apabila dilakukan uji asumsi klasik pada regresi sederhana tersebut, maka semua uji asumsi klasik tidak akan terpenuhi. d. Uji Normalitas Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal dan dengan uji Kolmogorov Smirnov. Untuk hipotesis Gambar grafik normal P-P Plot untuk uji normalitas model regresi adalah sebagai berikut :
Gambar 4.1 Grafik Normal Plot Persamaan 2
Persamaan 3 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: TOT.KA
Dependent Variable: TOT.KA
1.0
1.0
0.8
0.8
Expected Cum Prob
Expected Cum Prob
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
0.6
0.4
0.2
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
0.0
Observed Cum Prob
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Pada uji Kolmogorov Smirnov apabila signifikansi >5% maka berarti data terdistribusi secara normal. Sebaliknya apabila signifikansi <5% maka berarti data tidak terdistribusi secara normal. Hasil pengujian Kolmogorov Smirnov adalah sebagai beikut : Tabel 4.12 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Hipotesis Pertama
Kedua
Ketiga
Kolmogorov-Smirnov Z
-
0,941
1,340
Asyimp. Sig. (2-tailed)
-
0,339
0,055
Sumber : Data primer yang diolah, 2011 e. Uji Heteroskesdastisitas Pengujian heteroskesdastisitas dilakukan dengan melihat grafik scatterplot dan uji glejser. Pendeteksian mengenai ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Gambar grafik scatterplot adalah sebagai berikut: Gambar 4.2 Uji Heteroskesdastisitas Untuk Persamaan 2
UntukPersamaan 3
Scatterplot
Dependent Variable: TOT.KA
Dependent Variable: TOT.KA
2
2
1
1
Regression Standardized Predicted Value
Regression Standardized Predicted Value
Scatterplot
0
-1
-2
0
-1
-2
-3
-3 -2
0
2
-2
4
0
2
4
Regression Studentized Residual
Regression Studentized Residual
Sumber : Data primer yang diolah, 2011 Selain melihat grafik, pengujian heteroskesdastisitas juga menggunakan uji glejser. Hasil uji glejser adalah sebagai berikut :
Tabel 4.13 Hasil Uji Glejser Hipotesis Pertama
Kedua
Moderat1 (sig.)
-
0,375
Moderat2 (sig.)
-
-
Ketiga
0,060
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
f. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Adapun hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.14 Hasil Pengujian Multikolinearitas Variabel
Multikolinearitas
Tolerance
VIF
0,134
7,473
0,134
7,473
0,138
7,234
0,318
7,234
Partisipasi Anggaran
Hipotesis 2
Moderat1 Partisipasi Anggaran
Hipotesis 3
Moderat2
Sumber : Data primer yang diolah, 2011 g. Uji T-test Hasil pengujian lengkap uji non-response bias dapat dilihat pada lampiran yang menunjukkan tidak terjadi perbedaan data sebelum dan sesudah tanggal cut off, sehingga dapat diambil keputusan untuk menggunakan semua data tersebut. Tabel 4.15 Hasil Pengujian T-test
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means Std.
PA
Sig.
Mean
Error
95% Confidence
(2-
Differ
Differ
Interval of the
F
Sig.
t
df
tailed)
ence
ence
Difference
Lower
Upper
Lower
Upper
Lower
Upper
Lower
,001
,973
-,727
73
,470
-,369
,507
-1,380
,643
-,821
11,235
,429
-,369
,449
-1,354
,617
Upper
Lower
Equal variances assumed Equal variances not assumed
KA
Equal variances
8,011
,006
,291
73
,772
,192
,659
-1,121
1,505
,542
25,017
,592
,192
,354
-,537
,921
,542
25,017
,592
,192
,354
-,537
,921
1,427
73
,158
1,035
,725
-,410
2,481
1,598
11,150
,138
1,035
,648
-,389
2,459
-,079
73
,937
-,040
,512
-1,060
,979
-,077
10,157
,940
-,040
,524
-1,206
1,126
assumed Equal variances not assumed Equal variances not assumed KK
Equal variances
,225
,637
assumed Equal variances not assumed KO
Equal variances
,046
,831
assumed Equal variances not assumed
4.2.4 Pengujian Hipotesis 1) Hipotesis 1 Tabel 4.16 Uji Regresi Hipotesis 1 Pengujian Statistik
Hipotesis 1
Uji Koefisien Determinasi Adjusted R2
ANNOVA (Uji Statistik F)
0,511
F
733,53
Signifikansi
0,000
Uji Statistik t
Konstanta
Total PA
Nilai Koefisien
3,847
1,214
t
4,143
27,084
Signifikansi
0,000
0,000
Sumber : Data primer yang diolah, 2011 Berdasarkan tabel 4.16 diperoleh nilai koefisien adjusted R2 sebesar 0,511 artinya 51,1 persen variasi dari variabel bebas (Partisipasi Penyusunan Anggaran) dapat menerangkan variabel tak bebas (kinerja Aparat), sedangkan sisanya 48,9 persen diterangkan variabel lain yang tidak diajukan dalam peneitian ini. Dalam tabel digunakan koefisien determinasi Adjusted R2 dan bukan nilai R2, karena nilai R2 pasti akan naik apabila ditambahkan satu variabel independen, sedangkan nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila ditambahkan satu variabel independen. Dari hasil analisis SPSS persamaan regresi yang terbentuk adalah : Y = 3,847 + 1,214 PA 2) Hipotesis 2 Tabel 4.17 Uji Regresi Hipotesis 2
Pengujian Statistik
Hipotesis 2
Uji Koefisien Determinasi Adjusted R2
0,503
ANNOVA (Uji Statistik F) F Signifikansi
459,172 0,000
Uji Statistik t
a
Total PA
Moderat 1
Nilai Koefisien
30,031
0,782
5,941
t
3,703
7,07
4,200
Signifikansi
0,000
0,000
0,000
Sumber : Data primer yang diolah, 2011 Berdasarkan tabel 4.17 diperoleh nilai koefisien adjusted R2 sebesar 0,503 artinya 50,3 persen variasi dari variabel bebas (Partisipasi Penyusunan Anggaran) dengan kepuasan kerja sebagai variabel moderating dapat menerangkan variabel tak bebas (kinerja Aparat), sedangkan sisanya 49,7 persen diterangkan variabel lain yang tidak diajukan dalam peneitian ini. Dari hasil analisis SPSS persamaan regresi yang terbentuk adalah : Y = 30,031 + 0,782 PA + 5,941 Moderat1 3) Hipotesis 3 Tabel 4.18 Uji Regresi Hipotesis 3
Pengujian Statistik
Hipotesis 3
Uji Koefisien Determinasi Adjusted R2
0,513
ANNOVA (Uji Statistik F) F
460,367
Signifikansi
Uji Statistik t
0,000
a
Total PA
Moderat 2
Nilai Koefisien
70,079
0,788
41,898
t
4,001
7,249
4,225
Signifikansi
0,000
0,000
0,000
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai koefisien adjusted R2 sebesar 0,513 artinya 51,3 persen variasi dari variabel bebas (Partisipasi Penyusunan Anggaran) dengan kepuasan kerja sebagai variabel moderating dapat menerangkan variabel tak bebas (kinerja Aparat), sedangkan sisanya 48,7 persen diterangkan variabel lain yang tidak diajukan dalam peneitian ini. Dari hasil analisis SPSS persamaan regresi yang terbentuk adalah : Y = 70,079 + 0,788 PA + 41,898 Moderat2
PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja aparat pemerintah daerah Kabupaten Demak. 2. Semakin tinggi tingkat kepuasan kerja maka semakin kuat pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah Kabupaten Demak. 3. Semakin tinggi tingkat komitmen organisasi maka semakin kuat pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah Kabupaten Demak.. 5.2 Keterbatasan Penelitian Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain : 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada lingkungan pemerintah daerah kabupaten Demak, sehingga hasil penelitian tidak dapat dibandingkan dengan pemerintah daerah yang lain. 2. Penggunaan metode hanya dengan menggunakan metode survei dengan kuesioner, sehingga memungkinkan terjadinya ketidakobjektifan dalam menjawab pertanyaan. 5.3 Saran Setelah melakukan penelitian, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya diharap untuk lebih memperluas lingkup penelitian, misalnya lokasi penelitian dilakukan di Pemerintah Daerah / Pemerintah Kota lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
A.H. Maslow, Frederick Herzberg, dan David McClelland. 2005. Job Satisfaction Theory. Abdullah, H. 2004. “Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pada Kabupaten dan Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta”. Program Pasca Sarjana UGM: Yogyakarta. Allen J, Natalie & Meyer, John P. 1990. The Measurement and Antecedents of Affective, Continuance and Normative Commitment to The Organization. Journal of Occupational Psychology. Vol 63 As'ad, M. 2000. ”Psikologi Industri : Seri Sumber Daya Manusia”. Yogjakarta : Liberty. Bangun ,Andarias. 2009.”Pengaruh Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran, Kejelasan sasaran Angggaran Dan Struktur Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial SKPD Dengan pengawasan Internal Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Deli Serdang)”. Universitas Diponegoro. Brownell, P. 1982. “A Field Study Examination of Budgetary Participation and Locus of Control”. The Accounting Review. Vol. LVII (4). October: 766-777. Brownell, P. dan M. McInnes. 1986. “Budgetary Participation, Motivation, and Managerial Performance”. The Acccounting Review. Vol. LXI(4). October: 587-600. Deputi IV BPKP.2005. Edward E. Lawler. 2003. ”Dampak Kinerja Terhadap Kepuasan Kerja”. Editor Usmara, dalam Handbooks of Organization. Yogyakarta : Amara Books. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, cetakan IV. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hakim, abdul. Analisis pengaruh motivasi, komitmen organisasi, dan iklim organisasi terhadap kinerja pegawai, studi pada dinas perhubungan dan telekomunikasi Propinsi Jawa Tengah, JRBI Vol.2, No.2, Juli 2006 : 165-180. Hehanusa Maria.2009.” Pengaruh Partisipasi Penganggaran Terhadap Kinerja Aparat:Integrasi Variabel Intervening Dan Variabel Moderasi Pada Pemerintah Kota Ambon Dan pemerintah Kota Semarang. Universitas Diponegoro. Heriyanti, Dewita. 2007. “Analisis Pengaruh Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Intervening (Stuidi pada PT.PLN (Persero) APJ Semarang)”. Tesis Magister Manajemen. Diponegoro. Semarang.
Hofstede G. Neuijen, B. Ohavy, DD, and Sanders G. 1990. Measuring Organization Culture: A Qualitative and Quantitative Study Across Twenty Cases. Administrative Science Quarterly, Vol 35, pp. 286-316 Ikhsan, A dan M. Ishak. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Salemba Empat. Jakarta. Ivano, yudha. 2009. “Pengaruh motivasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja pegawai (studi pada kantor pertanahan BPN kota Semarang)”. Universitas Diponegoro. Semarang. Kouzes, James.M, Barr Z.Posner. 1993. Credibility, How Leaders Gains and Lose it, Why People Demand it. Jossey-Bases, Inc. Kreitner, Robert, dan Kinicki, Angelo, (2005), Perilaku Organisasi (Organizational Behavior), Buku 1 edisi 5, diterjemahkan oleh Erly Suandy, Penerbit Salemba Empat, Jakarta Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : UPP STIM YKPN Mahoney, T.A. Jardee dan S, J. Caroll. 1963. Development of Managerial Performance : AResearch Approach. Southwestern Publishing, Co. Cincinati, Ohio. Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik, Edisi II. Penerbit Andi. Yogyakarta. Minogue, M., Polidano, C. & Hulme, D. 1998. Beyond the New Public Management : Changing Ideas and Practices in Governance. Edward Elgar, Cheltenham, UK. Mowday dalam Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi, Yogyakarta : Andi Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Keuangan Negara. Poznanski; Peter J & Blinc, Dennis M. 1997. Using Structural Equation Modeling to Investigate The Causal Ordering of Job Satisfaction and Organizational Commitment Among Staf Accounting. Behaviour Research in Accounting. Vol 9. Prasetyono dan Nurul Kompyurini. 2008. “Analisis Kinerja Rumah Sakit Daerah Berdasarkan Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi Dan Akuntabilitas Publik (Survei Pada Rumah Sakit Daerah di Jawa Timur)”. Simposium Nasional Akuntansi 11. IAI. Pontianak. Robbins SP, dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba Empat Sabrina, Nur.2009.Pengaruh partisipasi penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah: Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sardjito,Bambang.2007. Pengaruh partisipasi penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah: Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating”. Universitas Muhammadiyah Surakarta.Universitas Hasanudin Makasar.
Sheridan, E, John, 1992,”Organizational Culture Employee Retention”, Academy of Management Journal, vol.35, no.3
Steer, R.M. 1985. Efektifitas Organisasi, terjemahan oleh magdalena jamin, cetakan kedua, terjemahan. Erlangga jakarta. Verbeeten, Frank H.M.2008 “Performance management practices in public sector Organizations Impact on Performances.” Accounting, Auditing, &Accountability Journal, Vol.21, No.3, pp. 427-454. 12 Januari 2011. Yenti, R. R. 2003. “Pengaruh Keadilan Distributib, Keadilan Prosedur, Komtimen terhadap Tujuan, Motivasi Terhadap Kinerja Manajerial Dalam Penyusunan Anggaran.” Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya Yuwono, dkk. 2005. Penganggaran Sektor Publik, Pedoman Praktis, Penyusunan, Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban APBD (Berbasis Kinerja). Bayumedia Publising, Malang.