Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
STUDI ANALISIS PERFORMANSI PROTOKOL ROUTING IS-IS DAN OSPFv3 PADA IPv6 UNTUK LAYANAN VIDEO STREAMING Setyo Budiyanto1,Ahmad Suhendi Prasetyo2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta, Indonesia Email:
[email protected]
1,2
Abstrak - Perkembangan teknologi
yang melewati protocol routing yang
internet
diterapkan.
saat
ini
yang
makin
berkembang dengan pesat dari hari
Penelitian dilakukan pada network
ke hari membuat layanan pada
simulator dengan
jaringan berbasis IP ini semakin
topologi jaringan yang menggunakan
diminati.
IS-IS dan OSPFv3. Dalam hasil
Yang
menipisnya
mengakibatkan
persediaan
sedangkan
kebutuhan
menggambarkan
IPv4
simulasi ditemukan bahwa kinerja
IP
OSPFv3 lebih baik daripada IS-IS
akan
semakin bertambah. Maka dari itu,
dalam
untuk memenuhi kebutuhan akan IP
throughput dan jitter. Tetapi dalam
diciptakanlah IPv6. Dan sama seperti
hal routing update IPv6 IS-IS lebih
IPv4 untuk saling berkomunikasi di
baik dari OSPFv3.
IPv6 dibutuhkan routing protocol.
Kata kunci
Ada beberapa routing protocol yang
OSPFv3, Routing Protocol
hal
delay,
:
packet
IPV6,
loss,
IS-IS,
bisa digunakan pada IPv6. Beberapa diantaranya
adalah
Intermediate
PENDAHULUAN
System-to-Intermediate System (IS-
Perkembangan
IS) dan IPv6 Open Shortest Path
saat ini yang semakin berkembang
First version 3 (OSPFv3). IS-IS
dari tahun ke tahun membuat layanan
merupakan routing protocol publik
pada jaringan berbasis IP semakin
yang menggunakan algoritma link
diminati. Akibatnya persediaan IPv4
state
semakin
menipis
kebutuhan
akan
begitu
OSPFv3
juga
routing
dengan
IPv6
protocol
juga
teknologi
internet
sedangkan IP
semakin
menerapkan algoritma link state.
bertambah. Maka dari itu, untuk
Untuk pengujian dilakukan dengan
memenuhi
melakukan akses video streaming
diciptakanlah IPv6. Dan sama seperti
Vol.5 No.1. Januari 2014
kebutuhan
akan
IP
18
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
IPv4 untuk saling berkomunikasi di
LANDASAN TEORI
IPv6 dibutuhkan routing protokol.
Internet Protocol version 6 (IPv6)
Router adalah sebuah alat yang berfungsi
untuk
Alamat IP versi 6 (sering disebut
menghubungkan
sebagai alamat IPv6) adalah sebuah
jaringan yang berbeda agar bisa
jenis pengalamatan jaringan yang
melakukan komunikasi antar device
digunakan di dalam protokol jaringan
di dalam jaringan tersebut. Router
TCP/IP yang menggunakan protokol
bekerja dengan cara menentukan
IP versi 6. Panjang totalnya adalah
jalur
untuk
128-bit, dan secara teoritis dapat
mengirimkan paket-paket data dari
mengalamati hingga 2128 = 3.4 x 1038
sumber ke tujuan. Proses pencarian
host komputer di seluruh dunia.
dan penentuan jalur inilah yang
Contoh alamat IP versi 6 adalah
disebut dengan routing, sedangkan
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF
sekumpulan aturan yang bekerja ntuk
:FE28:9C5A.
yang
akan
dipilih
menentukan dan menjalankan proses
Sama seperti halnya IPv4, IPv6
routing disebut routing protocol.
juga mengizinkan adanya DHCP
Routing
server
protocol
ada
banyak
sebagai
pengatur
alamat
jenisnya, mulai dari yang sederhana
otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat
seperti static routing protocol hingga
dynamic address dan static address,
yang lebih kompleks seperti dynamic
maka dalam IPv6, konfigurasi alamat
routing protocol. Dynamic routing
dengan menggunakan DHCP Server
protocol bersifat dinamis dan mampu
dinamakan dengan stateful address
melakukan update route dengan cara
configuration,
mendistribusikan
informasi
konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP
mengenai jalur terbaik ke router lain.
Server dinamakan dengan stateless
Kemampuan inilah yang membuat
address configuration.
dynamic routing protocol mampu beradaptasi topologi
terhadap
perubahan
jaringan secara logical.
Sebagai contoh IS-IS Dan OSPFv3, yang sering digunakan pada jaringan dalam suatu perusahaan.
Vol.5 No.1. Januari 2014
Seperti
sementara
halnya
IPv4
jika
yang
menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order-bit) sebagai alamat jaringan
sementara
tingkat
rendah
bit-bit
pada
(low-order-bit)
sebagai alamat host, dalam IPv6 juga
19
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-
menghilangkan bagian yang tidak
bit
dipergunakan atau jarang digunakan
pada
tingkat
tinggi
akan
digunakan sebagai tanda pengenal
dan
menambahkan
bagian
yang
jenis alamat IPv6, yang disebut
menyediakan dukungan yang lebih
dengan Format Prefix (FP). Dalam
baik untuk keperluan mendatang.
IPv6, tidak ada subnet mask, yang
Pada Gambar 2.1 dian format header
ada hanyalah Format Prefix.
pada IPv6.
Pengalamatan IPv6 Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16bit, yang dapat dikonversikan ke dalam
bilangan
berukuran
heksadesimal
4-digit.
Setiap
blok
Gambar 2.1 format header pada IPv6
bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:).
Prefix pada Ipv6
Karenanya,
yang
Dalam IPv4, sebuah alamat dalam
digunakan oleh IPv6 juga sering
notasi dotted-decimal format dapat
disebut dengan colon-hexadecimal
direpresentasikan
format, berbeda dengan IPv4 yang
menggunakan angka prefiks yang
menggunakan dotted-decimal format.
merujuk kepada subnet mask. IPv6
Berbeda dengan IPv4, pada IPv6
juga memiliki angka prefiks, tapi
angka
tidak
format
0000
notasi
pada
alamat
dapat
digunakan
dengan
untuk
merujuk
disederhanakan menjadi 0 saja atau
kepada subnet mask, karena memang
bahkan dikompres dengan diberi
IPv6 tidak mendukung subnet mask.
tanda ( :: ).
Prefiks adalah sebuah bagian dari
Format Header IPv6
alamat IP, di mana bit-bit memiliki
Pada IPv6 digunakan header paket
nilai-nilai yang tetap atau bit-bit
yang sederhana, dan dengan header
tersebut
yang sederhana paket dapat diproses
sebuah rute atau subnet identifier.
secara lebih efisien. Header pada
Prefiks dalam IPv6 direpesentasikan
IPv6
dengan cara yang sama seperti
dari
merupakan header
penyederhanaan IPv4
Vol.5 No.1. Januari 2014
dengan
merupakan
bagian
dari
halnya prefiks alamat IPv4, yaitu
20
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
[alamat]/[angka panjang prefiks].
meneruskan paket ke alamat tujuan,
Panjang prefiks menentukan jumlah
router harus belajar atau bertukar
bit terbesar paling kiri yang membuat
informasi sesama router yang saling
prefix
terhubung untuk mengetahui jalur
subnet.
Sebagai
contoh,
prefiks sebuah alamat IPv6 dapat
atau rute yang terbaik.
direpresentasikan sebagai berikut:
Routing protokol digunakan untuk
19:19::/64
memfasilitasi pertukaran informasi
Pada contoh di atas, 64 bit pertama
routing antar router. Dengan routing
dari alamat tersebut dianggap sebagai
protocol,
prefiks alamat, sementara 64 bit
informasi
sisanya dianggap sebagai interface
informasi mengenai jaringan lain
ID.
yang saling terhubung. Ada beberapa
Jenis – jenis alamat pada IPv6
routing protocol yang mendukung
Alamat
IPv6
ini
dapat
diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :
router
dapat
routing
berbagi
table,
yaitu
IPv6, yaitu RIPng, OSPFv3 EIGRP for IPv6 (Cisco properiarity), IS-IS
a. Alamat Unicast
for IPv6, BGP IPv6, dan lainnya.
b. Alamat Anycast
Masing- masing dibuat berdasarkan
c. Alamat Multicast
routing protocol sebelumnya yang mendukung IPv4 namun disesuaikan
Routing Protocol
dengan lingkup IPv6 dan memiliki
Routing adalah suatu protokol yang
beberapa
digunakan untuk mendapatkan rute
pembaharuan serta cara konfigurasi
atau petunjuk dari satu jaringan ke
yang berbeda pada router.
jaringan
OSPF IPv4 OSPF
yang
lain,
merupakan proses
dimana
routing suatu
kelebihan
Open Shortest Path First (OSPF)
router akan memilih jalur atau rute
adalah
untuk mengirimkan atau meneruskan
yang
suatu paket ke jaringan yang dituju.
protocol
(IP)
Router
khusus,
OSPF
menggunakan
IP
address
dan
routing digunakan
protokol
dinamik
dalam
internet
jaringan.
Secara
adalah
link-state
tujuan untuk mengirimkan paket, dan
routing protocol dan termasuk ke
agar router mengetahui rute mana
dalam kelompok interior gateway
yang
protokol, yang beroperasi dalam satu
harus
digunakan
Vol.5 No.1. Januari 2014
untuk
21
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana
sistem
otonom
(AS).
Hal
ini
ISSN : 2086‐9479
seluruh topologi jaringan. Salinan
didefinisikan sebagai OSPF Versi 2
identik
LSDB
secara
berkala
di RFC 2328 (1998) untuk IPv4.
diperbaharui yang dikirim ke semua
Pada OSPF paket hanya dalam satu
OSPF router.
routing domain (system otonom).
Kebijakan OSPF routing untuk
Sehingga link state mengumpulkan
membangun sebuah tabel routing
informasi
diatur oleh faktor-faktor biaya link
dari
router
yang
dan
membangun sebuah peta topologi
(metrik
jaringan. Topologi yang pada tabel
dengan setiap routing antarmuka.
routing diserahkan ke Internet Layer
Faktor biaya mungkin jarak router
yang membuat keputusan routing
(round-trip
berdasarkan tujuan alamat IP yang
jaringan link, atau link ketersediaan
ditemukan di IP datagrams. OSPF ini
dan reliabilitas, dinyatakan sebagai
dirancang
mendukung
nomor unitless sederhana. Hal ini
penanganan variable-length subnet
memberikan proses dinamis load
masking
balancing lalu lintas antara rute yang
untuk
(VLSM)
Inter-Domain
atau
Classless
Routing
(CIDR)
model.
eksternal)
time),
mendeteksi
perubahan
throughput
protocol,
link
OSPF
state
memelihara
hubungan
link,
tetangganya
untuk
cepat
dan
mengalihkannya ke loop baru yang
informasi
tidak
router
termasuk
struktur
routing
update
lainnya.
dan
dengan pertukaran
routing
dengan
Hubungan
tabel
database
OSPF
dalam hitungan detik. Dengan cara
tetangga
menghitung pohon jalur terpendek
adjacency.
untuk
dengan
dikonfigurasi dengan benar, OSPF
yang
akan membentuk hubungan tetangga
didasarkan pada Algoritma Dijkstra.
hanya dengan router yang terhubung
Informasi
langsung dengannya. Router yang
setiap
menggunakan
dipertahankan
rute metode
Link
state
tetap
pada setiap router
disebut
routing
menetapkan
dalam topologi, seperti kegagalan sangat
terkait
memiliki cost yang sama. Sebagai
OSPF
yang
membentuk
Asalkan
hubungan
OSPF
tetangga
sebagai link-state database (LSDB)
dengan harus dalam daerah yang
yang
sama
merupakan
pohon-gambar
Vol.5 No.1. Januari 2014
dengan
antarmuka
yang
22
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana
menggunakan hubungan
untuk
membentuk
tetangga.
Antarmuka
ISSN : 2086‐9479
IS-IS IS-IS
merupakan
hanya dapat dimiliki satu daerah.
routing
Akan tetapi pada media bertipe
didefinisikan dalam ISO/IEC 10589.
broadcast multiacces seperti pada
IS-IS merupakan kepanjangan dari
Ethernet diperlukan “juru bicara”
Intermediate System to Intermediate
yang diwakili oleh 1 router yang
System
disebut Designated Router (DR) dan
Exchange Protocol dan ditujukan
Backup Designated Router (BDR).
sebagai
Hal ini untuk membuat jaringan lebih
CLNP
efisien. DR dan BDR akan menjadi
Network Service). Protokol routing
pusat komunikasi seputar informasi
ini menjadi krusial dalam ATN
OSPF
karena CLNP digunakan sebagai
dalam
jaringan
tersebut.
intra
protokol
Intra
domain
Domain
protokol
yang
Routeing
routing
untuk
(Connectionless-mode
Semua paket pesan yang ada dalam
protokol
lapisan
jaringan
proses OSPF akan disebarkan oleh
implementasi
DR dan BDR.
melalui RFC 1195 [6] mengalami
OSPFv3
ekstensi untuk dukungan terhadap IP.
ATN-OSI.
dalam IS-IS
OSPFv3 yang digunakan untuk
Melalui ekstensi ini, IS-IS dapat
mendukung IPv6 sesuai ketentuan
bekerja sebagai protokol routing dual
RFC 5340 memiliki perbedaan utama
stack
dengan
pengembangan dalam ATN adalah
versi
sebelumnya
selain
IP-OSI.
Namun,
fokus
modifikasi Link State Advertising
dukungan terhadap OSI.
(LSA) untuk mendukung IPv6 adalah
Quality of Service
penggunaan
Quality of Service adalah parameter-
Router-ID
mengidentifikasi
untuk tetangga,
parameter
yang
mempengaruhi
menggunakan
alamat
link
lokal
kualitas
layanan
(Link-lokal)
untuk
menemukan
berbasis
paket.Parameter-parameter
tetangga,
sehingga
topologi
jaringan
dalam QoS antara lain: throughput,
independen dari protokol jaringan
delay, jitter, packet loss.
diri
mereka
memfasilitasi
sendiri, ekspansi
datang.
Vol.5 No.1. Januari 2014
yang
dan
untuk
Throughput
di
masa
Throughput adalah persentase jumlah paket yang sukses ditransmisikan
23
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana
yang
merupakan
perbandingan
ISSN : 2086‐9479
efek pada real-time, aplikasi yang
jumlah paket yang sukses dikirim
mempunyai
dengan
suara dan video. aplikasi real-time ini
jumlah
paket
yang
delay-sensitif
seperti
ditransmisikan.
mengharapkan
Delay
paket pada tingkat yang konstan
Delay adalah waktu tunda suatu
dengan delay tetap antara paket yang
paket yang diakibatkan oleh proses
berturut-turut.
transmisi dari suatu node ke node
kedatangan
lain yang menjadi tujuannya. Delay
berdampak pada kinerja aplikasi.
didalam
Jumlah minimal sebuah jitter dapat
suatu
jaringan
dapat
untuk
menerima
Sebagai
tingkat
bervariasi,
jitter
digolongkan sebagai berikut:
diterima, tetapi meningkatnya jitter
Contoh delay tetap adalah:
dapat menyebabkan aplikasi tidak
a.
Aplikasi berbasis delay
bisa
digunakan.
Semua
b. Transmisi data
memiliki
c. Propagasi delay
variabilitas dalam delay dimiliki oleh
Contoh delay variabel adalah:
beberapa
jaringan
jitter
karena
setiap node jaringan sebagai paket
a. Ingress queuing delay
antrian. Namun, selama jitter dapat
b. Contention
dibatasi, QoS dapat dipertahankan.
c. Egress queuing delay
Tabel 1 Tingkat kualitas jitter Kategori
Jitter
penilaian Baik
0-25 ms
Bisa diterima
25-50 ms
Tidak bisa
> 50 ms
diterima Packet Loss Packet loss didefinisikan sebagai Gambar 2 Tingkat kualitas delay
kegagalan transmisi paket mencapai
Jitter
tujuannya. Kegagalan paket tersebut
Jitter adalah ukuran variasi delay
mencapai tujuan dapat disebabkan
antar paket yang berturut-turut untuk
oleh beberapa kemungkinan antara
arus trafik tertentu. Jitter memiliki
lain:
Vol.5 No.1. Januari 2014
24
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana
a.
ISSN : 2086‐9479
Terjadinya overload trafik di
Streaming
dalam jaringan
penghantaran
data
dalam
aliran
berkelanjutan
dan
tetap
yang
b. Tabrakan (congestion) dalam
berarti
memungkinkan pengguna mengakses
jaringan c. Error yang terjadi pada media
dan menggunakan file sebelum data dihantar sepenuhnya dari sebuah
fisik d. Kegagalan yang terjadi pada
mesin server. Video streaming dapat
sisi penerima,antara lain dapat
diartikan transmisi file video secara
disebabkan karena overflow
bekelanjutan yang memungkinkan
yang terjadi pada buffer
video
e. Di
dalam
Implementasi
tersebut
menunggu
diputar
file
tanpa
video
tersebut
jaringan IP (Internet Protocol),
tersampaikan secara keseluruhan.
nilai
Jenis subkategori streaming:
packet
loss
ini
diharapkan mempunyai nilai
1. On-demand stream
yang minimum.
2. Webcast stream Komponen-komponen
Video Video
adalah
teknologi
untuk
1. Media source.
mentransmisikan dan menata ulang
2. Encoder.
gambar
Biasanya
3. Media.
menggunakan film seluloid, sinyal
4. Player.
bergerak.
Secara
umum
Berkaitan dengan “penglihatan dan
video
sangatlah
pendengaran”
dengan
elektronik,
Aplikasi
atau
video
media
pada
digital.
multimedia
metode
membagi
streaming
sederhana,
yaitu
video
dalam
beberapa bagian paket yang dienkode sebelum dikirim, selanjutnya pada
mencakup: Entertainment:
Dalam
Streaming Media
menangkap, merekam, memproses,
-
proses
roadcast
TV,
receiver,
paket
tersebut
akan
VCR/DVD recording
didekode agar bisa diputar. Kegiatan
- Interpersonal: video telephony,
seperti ini akan terus dilakukan
video conferencing
sampai paket video telah terkirim
- Interactive: windows
sepenuhnya.
Video Streaming
Vol.5 No.1. Januari 2014
25
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
PERANCANGAN MODEL SIMULASI perancangan pemodelan sistem dimana metode pengamatan dibagi menjadi
dua
cara,
yaitu
dalam
pencarian quality of service, yaitu delay,
jitter,
throughput. service software
packetloss,
Dimana
didapatkan
quality
dan of
menggunakan
wireshark.
Simulasi
Gambar 4 Model sistem pada GNS3 Pada model yang akan digunakan dengan menggunakan 9 router seri
menggunakan software GNS3.
c3660. Digunakan 1 buah PC sebagai
Diagram Alir Desain Sistem
simulasi topologi dan server. 1 buah PC sebagai pengirim client yang dihubungkan pada masing – masing cloud. Yang mana video streaming akan diakses dari server terhubung pada C2 menuju PC yang terhubung pada C1. Software Software
yang
digunakan
pada
Penelitian ini adalah : a. GNS3 0.8.4 sebagai media Gambar
3
Diagram
alir
pengerjaan simulasi Topologi Jaringan Adapun pemodelan sistem secara umum pada Penelitian ini dapat dimodelkan seperti gambar dibawah ini.
simulasi b. c3660-ik9o3s-mz.12415.T6.image c. Wireshark
1.10.1
sebagai
analisa paket jaringan d. VLC 2.0.5-win32 Persiapan Penelitian Penelitian Setting GNS3 Setelah
GNS3
selesai
diinstall dan kemudian dijalankan,
Vol.5 No.1. Januari 2014
26
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
bukalah menu edit pada bagian
Penelitian ini digunakan ios c3660-
preference.
ik9o3s-mz.124-15.T6.image
general,
Kemudian
pilihlah
bagian
directory
untuk
dengan
platform dan model router 3660
menyimpan project dan directory
karena
tempat menyimpan ios.
penggunaan IPv6 IS-IS dan IPv6
mendukung
bagian
OSPFv3.
Dynamips
adalah
Setting IPv6 pada Router
yang
dapat
Kemudian Dynamips.
sudah
emulator
pilihlah
mengemulasikan
berbagai
router
Setelah selesai disetting maka dilanjutkan
dengan
membuat
Cisco. Berbeda dengan emulator lain
topology sesuai gambar 3.2. Setelah
seperti
itu dilanjutkan dengan mensetting
Boson Netsim, dynamips
benar-benar
mirip
dengan
router
IPv6 pada masing–masing router,
cisco sebenarnya karena dynampis
dengan sintaks seperti gambar di
dapat mengemulasikan router cisco
bawah ini.
lengkap dengan IOS-nya sekaligus. Pada kolom executable path carilah file “dynamips.exe” yang berada pada GNS3.
folder
tempat
Setelah
itu
menginstall isi
working
directory dengan folder apa saja. Setelah itu klik tombol test, apabila
Gambar 5 Setting IPv6
berhasil maka akan muncul pesan,
Setelah selesai memasukkan semua
“Dynamips
IPv6 pada masing – masing router
0.2.8-community
sesuai gambar 3.2, maka dilanjutkan
successfully started”. Setelah selesai pada bagian
dengan mensetting routing protocol
preference akan dilanjutkan dengan
yang akan diuji.
memilih ios router yang akan dipilih.
Setting IPv6 IS-IS
Pada bagian edit pilih Ios Images dan Hypervisors,
kemudian
pilih
ios
image yang akan dipakai kemudian tentukan platform dan model sesuai ios dengan spesifikasi RAM. Pada Gambar 6 Setting IS-IS IPv6 Vol.5 No.1. Januari 2014
27
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
Pada saat mensetting IPv6 IS-IS,
paket pertama yang dicapture. Dari
perlu diperhatikan bahwa tiap router
pengukuran berdasarkan analisis data
harus
dari software wireshark, rata-rata
diisi
dengan
nilai
NET
(Network Entity Title) yang berbeda
delay didapatkan statistic.
– beda hal ini karena NET digunakan
Tabel 3 Rata-rata delay
sebagai alat untuk mengenali router
No paket
OSPFv3
IS-IS
1
16.33
6.46
2
11.32
4.73
3
14.11
14.46
4
3.24
6.39
5
1.01
19.65
6
2.84
6.83
7
8.41
6.94
satu dengan yang lainnya. Setting OSPFv3 Berbeda dengan IS-IS, pada saat mensetting OSPFv3 IPv6 diperlukan router-id yang berbeda di setiap
8
8.31
5.67
router untuk mengidentifikasi router
9
1.07
2.79
satu dengan yang lainnya.
10
2.23
8.26
11
3.61
21.31
12
6.86
7.67
13
9.74
27.21
14
5.05
13.75
15
6.94
6.12
16
52.63
6.64
17
19.13
3.05
18
8.26
3.53
19
13.63
12.16
20
9.45
5.72
21
10.00
5.44
22
11.51
1.56
23
4.03
0.53
24
7.27
1.22
25
12.12
7.03
26
5.37
7.88
27
26.07
6.44
28
6.95
0.29
29
4.28
17.51
KINERJA SISTEM
30
13.91
15.43
Pengujian Delay
Jumlah
305.71
252.69
Rata-rata
10.19
8.42
Gambar 7 Setting OSPFv3 Dan saat selesai disetting maka akan dapat dilihat table routing untuk OSPFv3 IPv6, seperti gambar di bawah ini: HASIL
SIMULASI
DAN
Delay adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari suatu node ke node lain
yang
menjadi
Hasil
pengujian
delay
dengan
menggunakan wireshark, diperoleh
tujuannya.
Pengujian delay ini diperoleh dari 30
Vol.5 No.1. Januari 2014
28
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
22
7.88
4.60
23
9.60
5.57
24
8.19
4.68
25
9.03
4.82
26
8.71
5.58
27
7.84
5.65
antar paket yang berturut-turut untuk
28
6.54
7.06
arus trafik tertentu. Jitter memiliki
29
6.82
4.92
30
8.13
5.17
efek pada real-time, aplikasi yang
Jumlah
185.09
119.39
mempunyai
delay-sensitif
Rata-rata
6.17
3.98
suara
video.
nilai rata-rata yaitu 10.19 ms untuk OSPFv3 dan 8.42 ms untuk IS-IS. Pengujian Jitter Jitter adalah ukuran variasi delay
dan
Jitter
seperti dapat
menyebabkan packet loss terutama pada
kecepatan
transmisi
yang
tinggi. Pengujian jitter ini diperoleh dari
30
paket
pertama
yang
dicapture.
Dari
pengukuran
berdasarkan
analisis
data
wireshark didapatkan statistik: Tabel 4 Rata-rata jitter
dari
Sama seperti delay, dalam jitter IPv6 IS-IS memiliki nilai yang lebih kecil di
bandingkan
pengujian
OSPFv3
jitter
ini,
pada dimana
perbedaan jitter antara kedua routing ini tidak teralu berbeda jauh, hal ini karena optimalisasi packet berada pada
kendali
masing..
router
Hasil
masing
pengujian
–
jitter
No paket
OSPFv3
IS-IS
1
0.67
1.19
2
3.58
0.82
3
3.13
0.63
4
2.02
3.25
IS-IS.
5
2.01
2.78
6
2.65
3.38
Pengujian Packet Loss
7
4.62
2.07
Packet loss didefinisikan sebagai
8
1.99
2.71
kegagalan transmisi paket mencapai
9
3.59
2.57
10
4.88
3.45
11
4.48
3.76
12
2.68
3.25
13
4.95
4.79
analisis data dari wireshark yang
14
3.55
3.99
didapatkan saat pengiriman paket
15
9.08
5.13
16
11.10
5.21
17
10.72
3.94
pengukuran berdasarkan analisis data
18
9.01
4.32
19
10.69
5.00
wireshark didapatkan statistik.
20
8.48
3.38
21
8.47
5.73
Vol.5 No.1. Januari 2014
didapatkan nilai rata-rata jitter 6.17 ms untuk OSPFv3 dan 3.98 ms untuk
tujuannya
Berikut
ini
adalah
besarnya packet loss berdasarkan
dari
sumber
ke
tujuan.
Dari
Pengujian Throughput
29
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana
Throughput adalah kecepatan rata-
ISSN : 2086‐9479
Gambar 8 tracert pada IPv6 IS-IS
rata data yang diterima oleh suatu node
dalam
pengamatan adalah
selang
tertentu.
besarnya
berdasarkan wireshark
analisis yang
waktu
Berikut
ini
Throughput data
dari
didapatkan
saat
Gambar 9 tracert pada OSPFv3
pengiriman paket dari sumber ke
Dengan
tujuan. Dari pengukuran berdasarkan
tracert, dapat dilihat bahwa kedua
analisis data wireshark didapatkan
routing protocol menggunakan jalur
statistic.
yang sama. Dan ketika salah satu
Pengujian Routing Update
router yang biasa dilewati diputus
Pada penelitian routing ini, dilihat
maka client akan mencari jalan yang
dari router yang dilewati oleh data
lain
dari server menuju client di GNS3.
pengukuran routing update diperoleh
Untuk melihat jalur yang dilewati
dari waktu ketika koneksi setelah
mengunakan command tracert di sisi
terhubung dikurangi waktu ketika
client ke tujuan yaitu IP server. Dan
koneksi
lama routing update ketika salah satu
wireshark. Lama waktu update pada
router yang biasa dilewati diputus,
IPv6
yaitu
sedangkan untuk IS-IS 144.63 ms.
perubahan
table
yang
menggunakan
menuju
ke
server.
sebelum
OSPFv3
command
Untuk
terputus
ialah
13.21
pada
ms,
dilewatinya. Dengan router yang
Waktu yang diperlukan oleh IPv6
diputus adalah router R3. Untuk lama
OSPFv3 mempunyai waktu yang
waktu update dilihat dari software
berbeda jauh dari IS-IS karena pada
wireshark, dengan menghitung lama
OSPFv3 mempunyai Neighbor table
waktu putus.
yang menyimpan list tentang router– router tetangganya. Setiap ada router baru
yg
dipasang,
address
dan
interface dicatat di tabel ini. Routing table
berfungsi
menyimpan
rute
terbaik untuk ke tujuan. Informasi tersebut
Vol.5 No.1. Januari 2014
diambil
dari
“topology
30
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
table”. Sedangkan untuk OSPFv3
daripada
sangat lambat dalam proses routing,
dengan hasil 21.58%.
dikarena
melakukan
IPv6
OSPFv3
pengecekan
4. Untuk Throughput IS-IS juga
terus menerus. Tidak seperti IS-IS
memiliki hasil yang lebih
yang
baik sekitar
sudah
menyimpan
daftar
1.473
MBit/s
routing table yang ada. Sehingga
daripada
IPv6
OSPFv3
untuk update routing OSPFv3 akan
dengan
0.554
MBit/s.
mengirim paket hallo dulu ke semua
Sehingga untuk UDP IS-IS
router untuk melihat jalur yang bisa
lebih
dilewati.
dibandingkan IPv6 OSPFv3.
KESIMPULAN Dari
hasil
baik
5. Untuk
simulasi
yang
telah
QoS
nya
pengujian
routing
IPv6
OSPFv3
update,
dilakukan, kesimpulan yang ditarik
mempunyai hasil yang lebih
ialah sebagai berikut:
baik
1. Pada percobaan delay, IS-IS
yaitu
13.21
sedangkan
ms IS-IS
memiliki delay yang lebih
membutuhkan
baik sekitar 8.42
lebih lama yaitu 144.63.49
ms
untuk
dan 10.19
OSPFv3
pengukuran
30
pertama
pada
waktu
yang
ms.
packet
SARAN
dengan
Beberapa point yang dapat dijadikan
menggunakan wireshark.
sebagai saran dalam Penelitian ini,
2. Untuk pengujian Jitter, IS-IS memiliki jitter yang lebih
diantaranya adalah 1. Karena
software
GNS3
baik sekitar dan 3.98 ms
membutuhkan resource yang
daripada
besar dalam penggunaanya,
IPv6
OSPFv3
dengan jitter 6.17 ms pada
disarankan
pengukuran
packet
computer dengan spesifikasi
dengan
yang lebih bagus lagi.
30
pertama
menggunakan wireshark. 3. Untuk
Packet
Loss
IS-IS
masih memiliki hasil yang
menggunakan
2. Menambahkan
router,
sehingga
router
jaringan
menjadi lebih besar.
lebih baik sekitar 4.77 %
Vol.5 No.1. Januari 2014
31
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana
ISSN : 2086‐9479
DAFTAR PUSTAKA [1]
Alamat
IPv6,
http://www.ietf.org/rfc/rfc2460.txt (diakses tanggal 12 Februari 2014) [2]
Open
Shortest
Path
First
Protocol, http://www.ietf.org/rfc/rfc5340.txt (diakses tanggal 10 Maret 2014) [3]
Nortel_Introduction-to-Quality-
of-Service-(QoS) White Paper (di unduh pada 16 Maret 2014) [4] Routing Information Protocol, http://www.ietf.org/rfc/rfc2080 (diakses tanggal 11 April 2014) [5]
RFC1195,
http://www.ietf.org/rfc/rfc1195 (diakses tanggal 15 April 2014) [6]
RFC2328,
http://www.ietf.org/rfc/rfc2328 (diakses tanggal 15 April 2014)
Vol.5 No.1. Januari 2014
32