Model Tarikan Pergerakan Kamidjo Rahardjo – Heru Julianto Yuwono
STUDI ANALISA MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA MALANG Kamidjo Rahardjo Heru Julianto Yuwono Teknik Sipil FTSP ITN Malang
ABSTRAKSI Berdirinya rumah sakit di Kota Malang ternyata menyebabkan tarikan yang besar dan dampak terhadap lalulintas yang ada di sekitarnya. Adanya tarikan lalulintas ini mengakibatkan kemacetan pada jalan-jalan utama di sekitar rumah sakit tersebut. Penelitian ini meliputi RS. Lavalette, RS. Panti Waluya, RS. Panti Nirmala, dan RSUD Dr. Syaiful Anwar sebagai observasi studi. Studi ini menguraikan tentang pemodelan tarikan pergerakan pada Rumah Sakit melalui beberapa tahapan, yaitu pengamatan pendahuluan, perhitungan volume tarikan, dan survai wawancara dengan mengisi kuisioner untuk mendapatkan informasi karakteristik pengunjung. Pengolahan dan analisis data menggunakan metode analisis regresi linier. Hasilnya adalah 72% pengunjung di RS. Lavalette memilih berkunjung, 70% ke rawat inap, 26% tinggal di daerah Blimbing, 39% karena rujukan, dan 46% memakai mobil. Di RS. Panti Waluya 65% pengunjung memilih berkunjung, 70% ke rawat inap, 35% tinggal di daerah Sukun, 43% karena pelayanannya baik, dan 53% memakai sepeda motor. Di RS. Panti Nirmala 79% pengunjung memilih berkunjung, 58% ke rawat inap, 24% tinggal di daerah Sukun dan Kabupaten Malang, 46% karena pelayanannya baik, serta 48% memakai sepeda motor. Terakhir, di RSUD Dr. Saiful Anwar 79% pengunjung memilih berkunjung, 58% ke rawat inap, 26% tinggal di daerah Kabupaten Malang, 42% karena rujukan, dan 48% memakai sepeda motor. Kata Kunci: Tarikan Pergerakan, Karakteristik, Model Regresi.
PENDAHULUAN Latar Belakang Berdirinya beberapa rumah sakit di Kota Malang ternyata menimbulkan dampak terhadap pergerakan yang ada di sekitarnya karena tempatnya yang berdekatan dengan pusat bisnis dan juga pendidikan. Hal ini menyebabkan lalulintas di kawasan tersebut menjadi sangat ramai dan macet. 1
Spectra
Nomor 8 Volume IV Juli 2006: 1-7
Melihat kondisi kota Malang dengan perkembangannya sampai saat ini, sangatlah perlu untuk dianalisa dengan membuat suatu model tarikan pergerakan, dimana dengan analisa model tersebut bisa diprediksi seberapa besar dampak berdirinya suatu rumah sakit terhadap tarikan pergerakan terhadap daerah sekitarnya. Melihat hubungan antara tarikan pergerakan dengan besarnya kebutuhan akan fasilitas yang disediakan oleh rumah sakit yang salah satunya adalah lahan parkir kendaraan, maka dapat dibuat sebuah standar yang bisa dijadikan sebuah pedoman dan diterapkan di Kota Malang. Identifikasi masalah Permasalahan yang diangkat dalam studi ini adalah: 1. Belum ada studi tentang tarikan pergerakan pada rumah-rumah sakit di Kota Malang untuk masa-masa mendatang. 2. Belum ada penelitian model hubungan antara variabel-variabel karakteristik rumah sakit yang mempengaruhi tarikan pergerakan pada masa mendatang. Rumusan Masalah 1. Bagaimana memperoleh besar tarikan pergerakan di setiap rumah sakit yang menjadi obyek studi dalam mengestimasi kebutuhan lahan parkir di masa mendatang? 2. Bagaimana model hubungan antara variabel-variabel karaktaristik rumah sakit yang mempengaruhi tarikan pergerakan pada masa mendatang? Tujuan 1. Membuat model tarikan pergerakan pada rumah sakit di Kota Malang yang menggambarkan hubungan antara jumlah tarikan dengan parameter rumah sakit tersebut. 2. Mengetahui jumlah pergerakan yang ditarik oleh rumah sakit. 3. Mengestimasi kebutuhan luas halaman parkir rumah sakit tersebut.
LANDASAN TEORI Perencanaan Transportasi Perencanaan transportasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perencanaan kota atau perencanaan daerah. Rencana tata ruang kota atau daerah tanpa mempertimbangkan keadaan atau pola transportasi yang terjadi sebagai akibat rencana itu sendiri akan menghasilkan kesemrawutan lalulintas di kemudian hari. (Tamin, 2000). Perencanan transportasi tanpa pengendalian tata guna lahan adalah mubazir karena perencanaan
2
Model Tarikan Pergerakan Kamidjo Rahardjo – Heru Julianto Yuwono
transportasi pada dasarnya adalah usaha untuk mengantisipasi kebutuhan akan pergerakan di masa mendatang. Lebih lanjut, Tamin (2000) menjabarkan bahwa kebutuhan akan pergerakan bersifat sebagai kebutuhan turunan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pergerakan terjadi karena adanya proses pemenuhan kebutuhan. Pemenuhan kebutuhan merupakan kegiatan yang biasanya dilakukan setiap hari, misalnya pemenuhan kebutuhan akan pekerjaan, pendidikan, kesehatan, dan olahraga. Manusia sebenarnya tidak perlu bergerak kalau semua kebutuhan tersebut tersedia di tempat manusia itu berada (tempat tinggal). Seperti diketahui, pergerakan lalulintas timbul karena adanya proses pemenuhan kebutuhan tersebut, sehingga manusia perlu bergerak karena kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi di tempatnya berada. Setiap tata guna lahan atau sistem kegiatan mempunyai jenis kegiatan tertentu yang akan membangkitkan pergerakan dan akan menarik pergerakan ke dalam proses pemenuhan kebutuhan. Analisa Regresi Linier Metode analisis regresi digunakan untuk menghasilkan hubungan dalam bentuk numerik dan untuk melihat bagaimana dua atau lebih variabel saling berkait. Pada model ini terdapat variabel terikat (Y) mempunyai hubungan fungsional dengan satu atau lebih variabel bebas (Xi). Model regresi yang digunakan untuk membuat hubungan antara satu variabel terikat dan beberapa variabel bebas disebut model regresi berganda. Pada tahap ini dibedakan dua jenis variabel, yaitu variabel peraman (predictor variable) atau variabel bebas (independent variable) dan variabel respon (response variable) atau variabel terikat (dependent variable). Yang dimaksud dengan variabel peramal atau variabel bebas biasanya variabel yang nilainya dapat ditentukan/diatur (misalnya laju penambahan katalisator tertentu) atau yang nilainya dapat diamati namun tidak dapt dikendalikan (misalnya tingkat pendapatan atau pemilikan kendaraan). Pada umumnya terdapat kepentingan untuk mengetahui bagaimana perubahan-perubahan pada variabel bebas mempengaruhi variabvel bebas. Analisis Uji Korelasi Uji korelasi merupakan uji statistik yang harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan model matematis, dimana sesama variabel bebas tidak boleh saling berkorelasi, sedangkan antara variabel bebas dengan variabel terikat harus ada korelasi yang kuat, baik positif maupun negatif. Analisis Varians / Uji F Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar perbedaan antara hasil pengamatan dengan hasil pemodelan. Bila F hitung yang didapat 3
Nomor 8 Volume IV Juli 2006: 1-7
Spectra
lebih besar dari F tabel , maka akan dikatakan bahwa model regresi yang dihasilkan adalah baik dalam menerangkan hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas. Bila F hitung > F tabel , maka Hipotesis nol (Ho) ditolak, Hipotesis alternatif (Ha) diterima; namun bila F hitung < F tabel , maka Hipotesis nol (Ho) diterima. F
=
hitung
R 2 ( N − m − 1) m(1 − R 2 )
dimana: 2 R = koefisien determinasi N = ukuran sampel m = jumlah variabel ‘b’
Nilai Koefisien Determinasi (R2) Pada kasus ini tambahan variabel ‘b’ biasanya meningkatkan nilai R2. Untuk mengatasinya digunakan nilai R2 yang telah dikoreksi, yaitu: R = R 2 − K / (N − 1) [(N − 1) / ( N − K − 1)]
[
]
dimana: N = ukuran sampel K = jumlah variabel ‘b’ R2 = koefisien determinasi
Nilai Koefisien Korelasi (r) Koefisien korelasi digunakan untuk menentukan korelasi antara variabel terikat atau antara sesama variabel bebas. Koefisien korelasi ini dapat dihitung dengan berbagai cara yang salah satunya adalah sebagai berikut:
r=
N ∑ ( X iYi ) − ∑ ( X i )∑ (Yi ) i
N ∑ X i2 − ∑ X i i i
( )
i
2
.
i
2 N ∑ (Yi ) − ∑ (Yi ) i i
Catatan: 1. Nilai r = 1 berarti bahwa korelasi antara variabel Y dan X adalah positif (meningkatnya nilai X akan mengakibatkan meningkatnya nilai Y). 2. Nilai r = -1, berarti korelasi antara variabel Y dan X adalah negatif (meningkatnya nilai X akan mengakibatkan menurunnya nilai Y). 3. Nilai r = 0 menyatakan tidak ada korelasi antar variabel.
Uji T-test Uji T-test dapat digunakan untuk dua tujuan, yaitu menguji signifikan nilai koefisien korelasi (r) dan menguji signifikan nilai koefisien regresi. 4
Model Tarikan Pergerakan Kamidjo Rahardjo – Heru Julianto Yuwono
Setiap variabel yang mempunyai koefisien regresi yang tidak signifikan secara statistik harus dibuang dari model. t
hitung
= r
n−2 1− r2
Dimana : R = koefisien korelasi n = ukuran Sampel
Metoda Pengolahan Menggunakan Program EXCEL Metode dengan menggunakan program Excel sudah lama digunakan dalam menganalisa data. Penelitian ini menggunakan keduanya untuk menganalisa data yang diperoleh dari survai yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya, hasil yang diperoleh dari kedua program ini adalah sama, namun untuk Excel membutuhkan ketelitian yang lebih dalam memasukkan rumus-rumus yang akan digunakan dalam mengolah data. SPSS adalah merupakan salah satu program olah data statistik yang paling banyak diminati karena relatif fleksibel dan dapat digunakan untuk hampir semua bentuk dan tingkatan penelitian. SPSS yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat korelasi dan regresi linier. Selain itu, dilengkapi pula dengan menu pengolahan berbagai grafik dengan tingkat resolusi tinggi.
KESIMPULAN HASIL PENELITIAN Bedasarkan hasil analisis mengenai tarikan pengunjung yang menuju rumah sakit di Kota Malang dapat disimpulkan bahwa: 1.
Hasil dari survai yang telah dilakukan diperoleh tarikan untuk hari ramai kunjungan, yaitu untuk RS. Lavalette sebanyak 1.747 orang pada hari Sabtu, RS. Panti Waluya sebanyak 2.190 orang pada hari Rabu, RS. Panti Nirmala sebanyak 1.299 orang pada hari Jumat, dan RSUD Dr. Saiful Anwar sebanyak 12.235 orang pada hari Senin. Kemudian dari data yang diperoleh, diambil jumlah rata-rata tarikan dari masing-masing rumah sakit tersebut. Untuk RS. Lavalette sebanyak 1.486 orang/hari, RS. Panti Waluya sebanyak 1.986 orang/hari, RS. Panti Nirmala sebanyak 1.240 orang/hari, dan RSUD Dr. Saiful Anwar sebanyak 10.179 orang/hari.
2.
Hasil dari survai kuisioner, banyaknya responden yang akan diinterview ditentukan dari volume tarikan pengunjung rumah sakit, yaitu sebesar 500 responden yang diambil pada empat titik rumah sakit selama satu minggu dengan proporsi 110 orang responden diambil di RS. Lavalette, 125 orang responden untuk RS. Panti Waluya, 100 orang responden untuk RS. Panti Nirmala, dan untuk RSUD Dr. Saiful Anwar sebesar 165 orang responden. 5
Spectra
Nomor 8 Volume IV Juli 2006: 1-7
Di RS. Lavalette sebanyak 72% orang responden memilih berkunjung, 70% ke rawat inap, 26% tinggal di daerah Blimbing, 39% karena rujukan, dan 46% memakai mobil. Responden di RS. Panti Waluya 65% memilih berkunjung, 70% ke rawat inap, 35% tinggal di daerah Sukun, 43% karena pelayanannya baik, dan 53% memakai sepeda motor. Di RS. Panti Nirmala 79% orang responden memilih berkunjung, 58% ke rawat inap, 24% tinggal di daerah Sukun dan Kabupaten Malang, 46% karena pelayanannya baik, serta 48% memakai sepeda motor. Sedangkan di RSUD Dr. Saiful Anwar 79% orang responden memilih berkunjung, 58% ke rawat inap, 26% tinggal di daerah Kabupaten Malang, 42% karena rujukan, dan 48% memakai sepeda motor. 3.
Model yang diperoleh melalui regresi berganda dan regresi sederhana adalah sebagai berikut: Model selama 7 hari Persamaan Y = -9,91092 - 0,4051X 1 + 1,8078X 2 + 4,6077X 3 4,6076X 4 + 16,5865X 5 Y = -18570,91 - 0,52245X 1 - 0,52933X 2 + 241,98857X 3 - 82,00858X 4 Y = 439,14381 + 0,11825X 1 + 1,07383X 3 Y = 530,03009 + 0,12796X 1
r
R2
1,00000
1,00000
1,00000
1,00000
0,96974
0,94039
0,99917
0,99835
r
R2
0,99948
0,99896
0,94234
0,88800
-
-
0,96931
0,93956
0,99863
0,99725
Model selama 4 hari Persamaan Y = 7,30747 + 0,3013X 1 - 0,5824X 2 + 1,9496X 3 2,6244X 4 - 0,6866X 5 Y = 775,59939 + 0,30615X 1 - 0,48563X 2 7,87628X 3 + 0,57947X 4 Y = 30340,69904 + 1,43389X 1 - 386,07262X 3 + 127,44019X 4 Y = 409,12930 + 0,10096X 1 + 1,93397X 3 Y = 572,34145 + 0,11845X 1
4.
Model terbaik untuk mewakili kondisi tarikan Rumah Sakit di Kota Malang dan cocok untuk menggambarkan hubungan antara variabel terikat Y dengan variabel bebas X dan juga memenuhi kriteria pemodelan transportasi yang diambil berdasarkan pertimbangan nilai koefisien korelasi, koefisien determinasi, dan lain-lain adalah:
6
Model Tarikan Pergerakan Kamidjo Rahardjo – Heru Julianto Yuwono
Model Berdasarkan Luas Lantai: Y=530,03 + 0,128X 1 (r = 0,999, dan R2 = 0,998) Dimana: Y = Jumlah pengunjung (orang/hari) X 1 = Luas Lantai Rumah Sakit (m2)
5.
Faktor yang paling mempengaruhi jumlah tarikan pergerakan pada Rumah Sakit di Kota Malang adalah variabel Luas Lantai (X 1 ), artinya bila luas lantai Rumah Sakit ditambah, maka akan bertambah pula tarikan pengunjungnya.
PUSTAKA ACUAN Hartono. 2004. Statistik untuk Penelitian. Penerbit LSFK 2 P, Yogyakarta. Ortuzar. Modelling Transport. Second Edition. Chile Sulaiman, Wahid. 2002. Jalan Pintas Menguasai SPSS 10. Yogyakarta: Penerbit Andi. Suprapto, J. 2001. Statistik Teori dan Aplikasi. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga. Tamin, Ofyar Z. 1997. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Wiharja, Jaka dalam Rahardjo, Kamidjo. 2006. Studi Pemodelan Tarikan Perjalanan Pada Pasar Swalayan di Sekitar Alun-alun Kota Malang. Malang: Institut Teknologi Nasional Malang. Winarsunu, Tulus. 2002. Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
7