STRUKTUR KALIMAT BAHASA INGGRIS PARA MAHASISWA PROGRAM D3 NON PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS DI LINGKUNGAN FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJADJARAN
LAPORAN PENELITIAN Sumber Dana DIK UNPAD tahun 2005 Oleh: Eva Tuckyta Sari Sujatna, S.S., M.Hum Tisna Prabasmoro S.S., M.Si Rasus Budhyono, S.S.
FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJADJARAN 2005
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN DIK 1. a. Judul Penelitian
b. Bidang Ilmu 2. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap dan Gelar b. Jenis Kelamin c. Golongan Pangkat dan NIP d. Jabatan Fungsional e. Jabatan Struktural f. Fakultas/ Jurusan g. Pusat Penelitian 3. Alamat Ketua Peneliti a. Alamat Kantor/ Telp/Fac E-mail b. Alamat rumah/ Telp/ Fac/E-mai 4. Jumlah Anggota Peneliti a. Nama Anggota Peneliti 1 b. Nama Anggota Peneliti 2 5. Lokasi Penelitian 6. Kerjasama dengan Institusi lain 7. Lama Penelitian 8. Biaya yang Diperlukan a. Sumber dari Depdiknas b. Sumber lain Jumlah
: Struktur Kalimat Bahasa Inggris Para Mahasiswa Program D3 Non Program Studi Bahasa Inggris di Lingkungan Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran : Sastra : : Eva Tuckyta Sari Sujatna, S.S., M.Hum : Perempuan : IIIa 132 296 644 : Asisten Ahli :: Sastra/ Sastra Inggris : : : Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor Telp/ Fax: (022) 7796482 l: Jl. Unisba X No. 242 Kompleks Mandala Mekar Sakinah Unisba Jatihandap Bandung (022) 7219801 HP 08882003594, 08122002889 : 2 orang : Tisna Prabasmoro, S.S., M.Si : Rasus Budhiono, S.S. : Fakultas Sastra :: 6 bulan : : Rp. 5.000.000,00 :: Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) Bandung, Nopember 2005
Mengetahui: Dekan Fakultas Sastra
Ketua Peneliti,
Prof. Dr. Hj. T. Fatimah Djajasudarma NIP 130 256 872
Eva Tuckyta Sari Sujatna,S.S., M.Hum NIP 132 296 644 Menyetujui Ketua Lembaga Penelitian
Prof. DR. Johan S. Masjhur, dr., SpPD-KE. NIP 130 256 894
2
Abstrak
Judul penelitian ini adalah “Struktur Kalimat Bahasa Inggris Para Mahasiswa
Program D3 Non Program Studi Bahasa Inggris di Lingkungan Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran”. Data yang dikumpulkan berasal dari tulisan yang ditulis oleh para mahasiswa program DIII non program studi bahasa Inggris di lingkungan Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran. Setelah mengumpulkan data, kami mengklasifikasikannya berdasarkan jenis kesalahan. Kemudian kami menganalisis kesalahan-kesalahan tersebut. Adapun jenis kesalahan yang kami temukan adalah kalimat yang tanpa subjek dan subjek yang tidak tepat, tanpa verba, penggunaan verba yang tidak tepat, dan penggunaan dua verba atu lebih, tanpa objek dan penggunaan objek yang tidak tepat, penggunaan adverbial yang tidak tepat serta tingkat keformalan dalam kalimat bahasa Inggris yang tidak sesuai.
3
Abstract
The title of this research is “Struktur Kalimat Bahasa Inggris Para Mahasiswa Program D3 Non Program Studi Bahasa Inggris di Lingkungan Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran”. The data were taken from the composition of D III program non English program in Letters Faculty Universitas Padjadjdaran. After collecting the data, we classified them into its group. Based on the kinds of mistakes, we found a clause or sentence without a subject and incorrect subject form, a clause or sentence without a verb, incorrect verb form, and the incorrect using of two verbs or more, a clause or sentence without an object and incorrect object form, the use of adverbial form, and the last is the formality form in English sentence.
4
Kata Pengantar Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberi dorongan dan kekuatan kepada kami untuk dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian ini. Kami bersyukur bahwa penelitian kami yang berjudul “Struktur Kalimat Bahasa Inggris Para Mahasiswa Program D3 Non Program Studi Bahasa Inggris di Lingkungan Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran” dapat kami selesaikan dengan tepat waktu. Kami sadar sepenuhnya bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami berharap ada kritik dan saran yang dapat kami pertimbangkan untuk kesempurnaan penelitian ini. Kamipun berharap setelah penelitian ini akan lahirlah pula penelitian lainnya yang akan dapat menambah khasanah penelitian kita bersama. Bersama ini pula, kami menghaturkan terimakasih kepada lembaga yang telah memberi bantuan finansial sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Tak lupa kami haturkan terimakasih kepada koordinator penelitian dan rekan-rekan sejawat yang telah memberikan masukan di dalam seminar penelitian terdahulu. Atas semua bantuannya, baik secara moril dan materiil, kami berharap Allah SWT akan dapat membalasnya. Amin.
Penulis
5
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan Abstrak Abstract Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Singkatan dan Lambang
2 3 4 5 6 8
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Masalah 1.3 Tujuan Penelitan 1.4 Kerangka Teori 1.5 Metode Penelitian 1.6 Waktu Penelitian 1.7 Kontribusi Penelitian
9 9 10 11 11 12 13 14
BAB II Kajian Teori 2.1 Struktur Sintaksis Bahasa Inggris 2.1.1 Sentence (Kalimat) 2.1.2 Clause (Klausa) 2.1.3 Phrase (Frasa) 2.1.4 Words (Kata) 2.2 Fungsi 2.2.1 Subject 2.2.2 Predicate 2.2.3 Object 2.2.4 Adverbials 2.2.5 Complement 2.3 Kategori 2.3.1 Noun 2.3.2 Verb 2.3.3 Adjective 2.3.4 Adverb
15 15 15 17 20 23 23 24 24 25 26 26 28 28 29 30 31
BAB III Hasil Penelitian 3.1 Subjek 3.1.1 Tanpa Subjek 3.1.2 Subjek yang tidak Tepat 3.2 Verba
32 33 33 35 36
6
3.2.1 Tanpa Verba 3.2.2 Verba yang Tidak Tepat 3.2.3 Penggunaan Dua Verba atau Lebih 3.3 Objek 3.3.1 Tanpa Objek 3.3.2 Penggunaan Objek yang Tidak Tepat 3.4 Adverbial 3.4.1 Penggunaan Adverbial yang TidakTepat 3.5 Formality
36 37 39 42 42 42 43 43 44
BAB IV Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan 4.2 Saran
45 45 46
Daftar Pustaka Curriculum Vitae
47 48
7
Daftar Singkatan dan Lambang Singkatan Adj Adv AdjP AdvP C dO iO Ket LV NP O oC oC P PC Pre PP Pel S To-inf V Vcop Ving Vprep
Adjective Adverbial Adjective Phrase Adverb Phrase Complement Direct Object Indirect Object Keterangan Linking Verb Noun Phrase Object/ Objek Complement Object Complement Subject Predicate/ Predikat Predicative Complement Predicator/ Predikator Prepositional Phrase Pelengkap Subject/ Subjek To-infinitive Verb Copula Verb Verb + ing Prepositional Verb
Lambang Ø
kosong
8
Bab I
Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dunia merupakan salah satu mata kuliah inti dasar yang harus disampaikan di seluruh jurusan di Universitas Padjadjaran. Dengan menguasai bahasa Inggris yang baik, secara lisan maupun tulisan, mahasiswa diharapkan dapat bersaing dalam mendapatkan pekerjaan yang layak setelah menyelesaikan pendidikannya di bangku universitas. Para mahasiswa program D3 di lingkungan Fakultas Sastra UNPAD, mendapat kuliah bahasa Inggris selama dua semester. Para mahasiswa program D3 yang telah mengikuti perkuliahan bahasa Inggris selama dua semester tersebut diharapkan dapat memperoleh dan mengembangkan kecakapan kecakapan berbahasa Inggris baik secara lisan maupun tulis.
9
Para mahasiswa yang kami jadikan sebagai responden dalam penelitian ini adalah para mahasiswa program D3 non program studi Bahasa Inggris yang berada di lingkungan Fakultas Sastra yang mengikuti mata kuliah Bahasa Inggris II (artinya mereka telah mengikuti matakuliah Bahasa Inggris I1). Alasan kami mengapa memilih mahasiswa semester dua, yaitu kami menganggap bahwa mereka telah mendapat materi yang sama setelah mengikuti materi Bahasa Inggris I pada semester sebelumnya. Berdasarkan pertimbangan tersebut kami sepakat bahwa para mahasiswa dianggap memiliki bekal materi bahasa Inggris yang sama2, dan dapat dijadikan responden penelitian ini. Oleh karena itu, kami telah sepakat mengumpulkan tulisan berupa karangan dengan menggunakan judul atau tema yang sama yang ditulis oleh para mahasiswa program DIII non program studi bahasa Inggris di lingkungan Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran sebagai responden. Berdasarkan tulisan yang kemudian klasifikasi berdasarkan jenis kesalahannya kemudian kami pergunakan sebagai data.
1.2 Masalah Penelitian yang dilakukan ini merupakan deskripsi berdasarkan hasil tulisan para mahasiswa program D3 non jurusan bahasa Inggris. Para mahasiswa diminta membuat satu tulisan dalam bentuk karangan berbahasa Inggris dengan sebuah tema yang sama. Adapun tulisan ini diharapkan dapat menjawab dua pertanyaan berikut, 1
sebagai catatan, para mahasiswa tersebut adalah para mahasiswa program studi Editing, Mandarin, Jepang, dan Usaha Perjalanan Wisata 2 sebagai catatan, kami tidak melibatkan para mahasiswa jurusan bahasa Inggris, dengan pertimbangan bahwa ilmu bahasa Ingggris yang mereka peroleh tidak sama levelnya dengan para mahasiswa non program studi bahasa Inggris.
10
yaitu pertama, jenis kesalahan apakah yang mereka perbuat dalam menyusun kalimat bahasa Inggris? Kedua, berdasarkan hasil temuan materi apakah yang sesuai untuk disampaikan kepada mereka?
1.3 Tujuan Penelitian Sejalan dengan apa yang telah kami rumuskan dalam perumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan untuk menjawab semua permasalahan yang ada dalam perumusan masalah, yaitu, pertama menganalisis jenis kesalahan apa saja yang mereka perbuat dalam menyusun kalimat bahasa Inggris berdasarkan struktur kalimat bahasa Inggris, kedua, mengamati materi apa yang sesuai diberikan kepada mereka.
1.4 Kerangka Teori Penguasaan Bahasa Inggris ataupun Bahasa Indonesia yang baik, tidak akan terlepas dari penguasaan struktur kalimat kedua bahasa tersebut. Struktur kalimat bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, keduanya mempunyai unsur-unsur yang sama dalam hal fungsi sintaktis, antara lain subject (subjek), predicate (predikat), object (objek), adverbials (keterangan), serta complement (komplemen/ pelengkap). Secara umum, penguasaan bahasa yang baik meliputi empat keterampilan, yaitu mendengar (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis (writing). Salah satu keterampilan berbahasa adalah keterampilan menulis, yaitu keterampilan seseorang dalam berkomunikasi dengan pembaca melalui tulisannya dan memproduksi bentuk-bentuk tulisan ke dalam konsep yang saling berhubungan
11
dengan memperhatikan sistem ejaan yang benar, pola-pola kalimat yang efektif dan terorganisir dengan baik. Berdasarkan judul penelitian di atas, kami akan mengamati kelengkapan struktur kalimat atau klausa yang ditulis oleh responden. Seperti halnya yang disampaikan oleh Aarts (1997:6) kalimat adalah “a string of words that begins in capital letter and ends in a full stop and is typically used to express a state of affairs in the world.’ Hal yang hampir sama mengenai klausa disampaikan oleh Jacobs (1995:49) bahwa clauses are constructions with one phrase constituent, typically a noun phrase that bears the subject relation and another constituent, the verb phrase, bearing the predicate relation. Kelengkapan struktur di atas, yang kami maksudkan adalah pola kalimat, kongkordansi antar unsur dan pilihan kata yang digunakan dalam menyusun karangan berbahasa Inggris. Teori-teori yang akan kami gunakan untuk menganalisis kesalahan struktur adalah Quirk et al.( 1985) dan O’ Grady (1993).
1.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan di dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam penelitian ini, kami menggunakan metode deskriptif. Seperti yang diuraikan oleh Sudaryanto (1986:62), “Dengan metode ini penelitian dilakukan semata-mata berdasarkan fakta yang ada atau fenomena empiris, sehingga hasil yang diharapkan berupa perian bahasa yang bersifat potret atau paparan seperti apa adanya.”
12
Hal yang sama diungkapkan oleh Djajasudarma (1993:9) bahwa metode penelitian deskriptif adalah metode yang bertujuan membuat deskripsi; maksudnya membuat gambaran, lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-fenomena yang diteliti. Dalam pengumpulan data, kami menggunakan teknik pengumpulan responden, mengklasifikasikan jenis kesalahannya kemudian mencatat data tersebut ke dalam kartu data. Dalam penelitian ini, kami langsung mengumpulkan data dari responden (berupa karangan pendek) dengan mencatat kesalahan-kesalahan tersebut (sifatnya sementara), kemudian mengklasifikasikannya sesuai dengan jenis kesalahannya. Setelah diklasifikasi, kami mendeskripsikan setiap data tersebut, berdasarkan jenis kesalahannya dan menganalisisnya berdasarkan teori-teori struktur kalimat bahasa Inggris.
1.6 Waktu Penelitian Penelitian ini memerlukan waktu kurang lebih selama enam bulan. Berikut adalah tabel jadwal yang dibutuhkan untuk meneyelesaikan penelitian tersebut.
RINCIAN KEGIATAN 1. Pengumpulan Sumber 2. Seleksi Kajian Teori 3. Intepretasi 4. Kamian Draft 5. Seminar Draft 6. Kamian Akhir
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN (BULAN) 1 2 3 4 5 6 √ √ √
√ √
√
13
7. Seminar Hasil Akhir 8. Penyelesaian Laporan 9. Penyerahan Laporan
√ √
√
Adapun tempat yang digunakan dalam menyelesaikan penelitian ini adalah ruang Jurusan Sastra Inggris di Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran, kampus Jatinangor Sumedang.
1.7 KONTRIBUSI PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat penting bagi perkembangan bahasa khususnya, baik para mahasiswa non program studi bahasa Inggris maupun para pembelajar pada umumnya. Informasi ini sangat penting untuk diketahui oleh para mahasiswa atau para pembelajar sehingga mereka dapat mencapai hasil yang maksimal dengan menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi. Kami juga berharap hasil penelitian ini merupakan pengembangan wawasan berfikir yang dapat dijadikan acuan atau patokan, terutama dalam bidang tatabahasa bahasa Inggris pada khususnya dan bahasa Indonesia pada umumnya.
14
Bab II
Kajian Teori 2.1 Struktur Sintaksis Bahasa Inggris 2.1.1 Sentence (Kalimat) Kalimat menurut Aarts (1997:6) dalam bahasa Inggris adalah “a string of words that begins in capital letter and ends in a full stop and is typically used to express a state of affairs in the world.’ Definisi di atas menjelaskan bahwa kalimat adalah kumpulan kata yang dimulai dengan huruf besar dan diakhiri tanda titik untuk
15
mengungkapkan suatu maksud. Definisi tersebut digunakan sebagai pembatas definisi kalimat yang dipergunakan dalam penelitian ini. Untuk lebih memahami sebuah kalimat dalam bahasa Inggris, berikut ini beberapa pendapat mengenai pola kalimat dasar. Wishon & Burks 1968:32 membagi kalimat sebagai berikut: (1) That man teaches (the students English/ here). N V (N/ N/ A) (2) Studying keeps him busy. N V N Adj. (3) That man is a merchant. N LV N (4) That man is intelligent. N LV Adj. (5) There is a teacher in the classroom. ThereLV N A (6) It has been rainy. It LV Adj. Pada contoh kalimat (1-6) di atas kami melihat bahwa semua pola tersebut mengandung unsur nomina (N) sebagai subyek dan verba (V) sebagai predikat, kecuali pola (5-6) menggunakan kata ganti there dan it sebagai pengganti posisi nomina. Sedangkan Quirk & Greenbaum (1973: 167) mengemukakan tujuh pola kalimat dasar dalam BIng sebagai berikut: (7) SVA
Mary is in the house
(8) SVC
Mary is
kind a nurse
16
(9) SVO
Somebody caught the ball
(10) SVOA
I put the plate on the table
(11) SVOC
We have proved him wrong a fool
(12) SVOO
She gives me expensive present
(13) SV
The child laughed
Apabila kami telaah, kedua pernyataan di atas memiliki perbedaan, Wishon & Burks mengajukan unsur-unsur kalimatnya pada tataran kategori sedangkan penerapan analisis Quirk et. al mengajukannya tujuh pola kalimat dasar dalam BIng. Dalam hal ini, kami cenderung menggunakan teori Wishon & Burk (1968) dan penerapan analisis yang diberikan oleh Quirk et. al (1973) bersamaan untuk dapat saling melengkapi.
2.1.2 Clause (Klausa) Istilah klausa digunakan untuk menyatakan deretan kata yang memiliki subyek dan predikat (bersifat predikatif). Seperti halnya yang diuraikan oleh Jacobs (1995:49) Clauses are constructions with one phrase constituent, typically a noun phrase that bears the subject relation and another constituent, the verb phrase, bearing the predicate relation. Berdasarkan definisi di atas, kami berpendapat bahwa klausa adalah konstruksi yang memiliki unsur frasa nomina yang biasanya merujuk pada subyek
17
dan frasa verba yang merujuk pada predikat. Selain konstruksi klausa secara umum, tipe klausa juga dapat dikenali dengan memperhatikan jenis verbanya yaitu klausa intransitive, transitive, copular, dan ditransitive Jacobs, 1995: 54-58. Dari paparan di atas, kami melihat bahwa komplemen subyek pada kalimat Your face seems familiar adalah familiar yang berkelas kata ajektiva. Sedangkan komplemen obyek pada kalimat The president declared the meeting open adalah open yang berkelas kata verba. Dari kedua data di atas, nampaklah bahwa ajektiva dapat mengisi posisi komplemen subyek dan verba dapat mengisi posisi komplemen obyek. Dari kedua pembagian tipe klausa di atas, kami mengamati bahwa pada dasarnya kedua pembagian tersebut hampir sama, tetapi pembagian Quirk et. al menambahkan verba complex transitive yang dapat diikuti oleh Object dan Complement. Untuk memahami suatu kalimat atau klausa dalam bahasa Inggris, Quirk et.al 1992:42 mengajukan hirarki (urutan) gramatika sebagai berikut: Kalimat adalah urutan gramatika yang paling atas, yang terdiri dari satu klausa atau lebih, klausa dapat terdiri dari satu frasa atau lebih, frasa terdiri dari satu kata atau lebih, kata dapat terdiri dari satu morfem atau lebih, sedangkan morfem sebagai urutan gramatika yang paling rendah.
18
Sentence Clause
Noun Phrase
Verb Phrase
Adverb Phrase Prepositional Phrase Noun Phrase
Det
Noun
Some student
s will
Aux
Aux be
Main Verb
work
ing
Adverb late
in
Preposition Det their
room
s
Data di atas memperlihatkan bahwa struktur kalimat tersebut sama dengan struktur klausa (terdiri atas satu klausa) terdiri atas Noun Phrase (some students), Verb Phrase (will be working), Adverb Phrase (late), Prepositional Phrase (in their rooms). Apabila kami telaah lebih lanjut, dari kalimat di atas nampak pembagian hirarki yang lebih rendah yaitu kata (some, students, will, be, working, late, in, their, rooms) dan morfem (some, student, -s, will, be, work, -ing, late, in, their, room, -s). Lyons 1983: 469 membagi klausa berdasarkan predikatnya sebagai berikut
(17)
NP + V
(intransitive)
(18)
NP + V + NP
(transitive)
(19)
The chairman is Paul John NP (+ Cop) + NP
(20)
(equative)
He’s a (clever) boy/ He was (very) intelligent NP (+Cop) + N, Adj
(ascriptive)
(21)
NP (+Cop) + Loc
(locative)
(22)
NP (+Cop) + Poss
(possessive)
19
Dari pembagian klausa berdasarkan predikatif di atas, kami melihat hampir ada kesamaan antara pola ekuatif dan askriptif, keduanya menggunakan nomina setelah verba kopula. Tetapi apabila kami cermati lebih seksama, ternyata ada perbedaan di antara keduanya; klausa ekuatif posisi nominanya dapat dipermutasi, sedangkan askriptif tidak dapat dipermutasi seperti The chairman is Paul Jones = Paul Jones is the chairman (equative), He is a clever boy =* A clever boy is he, He was very intelligent =* Very intelligent was he.
2.1.3 Phrase (Frasa) Frasa adalah gabungan kata yang sifatnya non predikatif. Gabungan kata tersebut tidak memiliki struktur subyek dan predikat.
Frasa biasanya terdiri
dari unsur pokok (head) dan unsur keterangan (modifier), seperti frasa a beautiful woman, a big dark house, dan sebagainya. Frasa dapat dibedakan berdasarkan intinya:
1. Noun Phrase (Frasa Nomina) Seperti yang diuraikan oleh Quirk et.al 1992:62 bahwa NOUN PHRASES consist of a head, which is typically a noun, and elements which (either obligatorily or optionally) determine the head and (optionally) modify the head, or complement another element in the phrase:
20
Post modification determinative premodification
I remember
head
Alice' s that all those
fine warm
him Peter wedding girl days
a the a
better best good
story trip trip
complementation
with the red hair in the country last year than that that I once had
that I ever had
Dari uraian di atas, sebuah frasa nomina adalah gabungan kata yang memiliki pokok (head) nomina seperti pada kalimat I remember Alice’s wedding. Frasa Alice’s wedding adalah frasa nomina yang unsur pokoknya adalah wedding dan Alice’s sebagai unsur keterangan.
2. Verb Phrase Menurut Quirk et al. 1992: 62 frasa verba adalah VERB PHRASES consist of main verb which either stands alone as the entire verb phrase, or is preceded by up to four verbs in an auxiliary function.
The ship
Auxiliary/ auxilliaries
main verb
was has been must have been may have been being
sank sinking sunk sinking sunk
Pada contoh kalimat di atas, kalimat the ship sank (frasa verba) menunjukkan bahwa frasa dapat terdiri atas satu kata. Sedangkan frasa verba kalimat kedua adalah was sinking (was sebagai verba bantu dan sinking sebagai verba utama). Pada
21
kalimat ketiga hingga kelima nampak bahwa verba bantu bisa lebih dari satu kata, seperti has been, must have been atau may have been being sedangkan verba utamanya sunk, singking atau sunk.
3
Adjective Phrase ADJECTIVE PHRASES consist of an adjective as head, optionally preceded and
followed by modiying elements: Premodification
Posmodification head
The weather was
pleasant hot cold pleasant
too incredibly
complementation to enjoyable enough Quirk et. al (1992: 63)
Pada contoh kalimat di atas, nampak bahwa frasa ajektiva pleasant terdiri atas satu kata, sedangkan too (keterangan) hot (pokok) too enjoyable (keterangan) adalah frasa ajektiva yang yang mengalami premodification dan postmodification.
4
Adverb Phrase ADVERB PHRASE are similar to adjective in their structure, except that
they have an adverb, instead of an adjective, as their head (Quirk et. al (1992:63): premodification
head
posmodification complementation
I spoke to him
quite very
as
yesterday often severaly indeed
clearly
as I could
22
Seperti halnya struktur frasa yang lainnya, frasa adverbia dapat dibentuk dari satu kata pokok (yesterday) atau dengan menyimpan keterangan sebelum atau sesudah pokok (very severaly indeed).
2.1.4 Word (Kata) Richards 1985:311 mendefinisikan kata sebagai berikut “word is the smallest of the linguistic units which can occur on its own in speech or writing.” Sebagai satuan bahasa yang terkecil kata seringkali diidentikkan dengan morfem. Morfem di dalam bahasa Inggris menurut Matthews 1974: 160 dibagi menjadi dua bagian, yaitu Morfem terikat (bound)
bebas (free)
Contoh: 1. Morfem terikat: morfem yang tidak dapat berdiri sendiri Contoh: unhealthy 2.
un + healthy (un sebagai morfem terikat)
Morfem bebas: unhealthy
un + healthy (healthy sebagai morfem bebas) Menurut Matthews, morfem –un adalah morfem terikat, artinya morfem tidak
dapat berdiri sendiri. Sedangkan morfem healthy adalah morfem bebas, karena walaupun tidak didahului oleh morfen –un, morfem tersebut dapat berdiri sendiri.
2.2 Fungsi Fungsi sintaktis dalam bahasa Inggris meliputi Subject, Predicate, Object, Adverb, dan Complement.
23
2.2.1 Subject Menurut Frank (1972:9) subyek adalah “Who or what is being talked. The Verb agrees with the subject in person (first, second, third) and in number (singular, plural)”. (23)
The girl is resting.
(24)
The girls are resting.
Kedua frasa The girl dan The girls adalah subyek yang mewakili bentuk tunggal dan jamak dengan akhiran –s. Gatherer 1985: 134 menyatakan bahwa “A basic sentence consists of a subject and a predicator. The subject position is usually occupied by a noun phrase or pronoun, and the predicator position is always occupied by a verb phrase.” Dari definisi di atas, Gatherer menyatakan bahwa subyek bisa dalam bentuk frasa nomina atau pronomina seperti (25)
The boy was happy.
The boy yang berkategori frasa nomina sebagai pronomina menduduki posisi subyek pada klausa (43).
2.2.2 Predicate Richards 1985: 226 memberikan batasan mengenai predikat “that part of a sentence which states or asserts something about the subject and usually consists of a verb either with or without an object, complement, or adverb.” (26)
John is tired.
(27)
The children saw the play.
24
Kata is tired dan saw the play adalah predikat dari kalimat (44) dan (45).
Quirk et. al (1985: 76) memberikan gambaran subyek dan predikat dalam beberapa contoh kalimat sebagai berikut (28)
Julie buys her vegetables in the market.
Dari contoh kalimat di atas, Quirk secara implisit mengatakan bahwa predikat adalah bagian setelah subyek dalam hal ini buys her vegetables in the market (46). Hal yang sama juga diungkaplan oleh Latief 1995: 100 bahwa predikat dalam bahasa Inggris selalu terdiri dari verba seperti (29)
Money talks.
Contoh di atas memperlihatkan bahwa predikat klausa tersebut adalah talks (46).
2.2.3 Object Quirk et.al 1973:13 membedakan obyek berdasarkan tipenya: 1. Obyek langsung (Direct Object/ Od) (30)
He had given the girl an apple. Od
2. Obyek tidak langsung (Indirect Object/ Oi) (31)
He had given the girl an apple. Oi Agar lebih memahami makna sebuah obyek kami mengaplikasikan definisi obyek yang diberikan oleh Richards et.al 1989: 198 obyek adalah “the noun, noun phrase or clause, or pronoun, in sentences with transitive verbs, which traditionally
25
described as being affected by the action of the verb. The object of a verb can be affected by the verb either directly or indirectly.” (32)
Tery baked a cake.
(33)
Tery gave me the cake.
Dari kedua contoh klausa di atas, a cake (50) adalah obyek langsung sedangkan me (51) adalah obyek tidak langsung.
2.2.4 Adverbial Di dalam bahasa Inggris, adverb dapat kita temukan pada fungsi sintaksis dan kategori sintaksis. Hal ini agak berbeda dengan bahasa Indonesia yang memiliki istilah keterangan pada fungsi sintaksis dan istilah adverbia pada kategori sintaksis. Adverbial di dalam bahasa Inggris biasanya diisi oleh adverb atau adverb phrase.
2.2.5 Complement Jacobs (1995: 364) memberikan batasan komplemen sebagai berikut “In English normally required phrase (or clause) following a head word such as a verb or preposition.” (34)
They elected her chairman of the committee.
Dari kalimat di atas, nampak sebuah komplemen obyek chairman of the committee yang melengkapi her.
26
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Richards (1985: 52) komplemen adalah “that part of the sentence which follows the verb and which thus completes the sentence.” (35)
She is a doctor.
Pada kalimat (53), nampak bahwa a doctor adalah komplemen subyek yang fungsinya melengkapi subyek she. Sedangkan Celce-Murcia (1999: 629) menyatakan bahwa “Complements, which are constituents needed to complete the meaning of a verb or an adjective, ….” (36)
The lecturer let the students go home early.
Dari contoh kalimat (54), nampak bahwa the students berfungsi sebagai obyek dan go home early sebagai komplemen obyek. Dari ketiga pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa komplemen adalah bagian dari kalimat yang berfungsi melengkapi kalimat dan bentuknya dapat berupa kata, frasa maupun klausa.
2.3 Kategori 2.3.1 Noun Nomina sering juga disebut sebagai kata benda. Seperti yang dituturkan oleh Gatherer (1986:119) “In traditional grammar the noun was ‘defined’ by reference to its meaning. Thus a noun was said to be the name of a person, place or thing.”
27
Dari penjelasan di atas, sebuah nomina tidak hanya mengacu pada kata benda (benda dalam arti sebenarnya) tetapi juga mengacu kepada orang dan tempat seperti contoh berikut ini Nomina mewakili benda: (37)
Nomina
The book is on the table
2.3.2 Verb Menurut Gatherer 1985: 122 verba ”words or groups of words to denote actions performed by nouns or pronouns, or the state of being of a noun or pronoun.” Quirk et. al (1972: 69) membagi verba sebagai berikut peri phrastic primary auxiliary auxiliary verbs
verbs
modal
aspectual passive
Do HAVE BE can
could
may
might
shall
should
will/’ll
auxiliary
would/' d used to
must ought to need dare HAVE TO, BE ABOUT TO, . . . lexical verbs
WALK, PLAY, PROCRASTINATE,…
28
Dari pembagian di atas, verba dibagi menjadi auxiliarialy verbs (verba-verba bantu), semi-auxiliary verbs (semi verba-verba bantu), dan lexical verbs (verba-verba leksikal). Menurut Quirk et. al (1972: 63) ”sentences consist of subject and predicate, and the predicate consist of auxiliary and predication” seperti kalimat berikut ini 3
He (S) will (auxiliary) give the girl an apple (predication) Apabila kami telaah lebih mendalam, ternyata kalimat di atas mengandung
subyek (He), verba bantu modal (will), verba leksikal/ utama (give), obyek langsung (an apple), dan obyek tak langsung (the girl). Dengan kata lain,untaian kata yang letaknya setelah verba bantu adalah predikasi.
2.3.3 Adjective Ajektiva atau secara tradisional dikenal dengan sebutan kata sifat. Ajektiva adalah kata yang mendeskripsikan benda, sifat, atau keadaan yang mengacu pada nomina. Gatherer (1985: 127) berpendapat “Adjectives are used to describe or give information about nouns or pronouns”. Gatherer juga berpendapat bahwa kata sifat memiliki beberapa fungsi diantaranya: 1. Attributive (modify or ‘qualify’ nouns): (57)
This was an old (adjective)
house. (noun)
2. Predicative (act as complements of verbs): (58) The house was old. (verb) (complement)
29
Sebagai atribut atau keterangan, adjektif dapat menerangkan nomina di sebelahnya seperti kata house yang diterangkan oleh old. Selain berfungsi sebagai atributif, adjektif juga berfungsi sebagai predikatif old adalah adjektif yang berfungsi sebagai komplemen atau pelengkap yang menerangkan subyek.
2.3.4 Adverb Berdasarkan tatabahasa tradisional, adverbia di kenal dengan istilah keterangan. Gatherer (1985: 129) mendefinisikan adverbia sebagai berikut “Adverbs are words or groups of words used to describe or give information about verbs, adjectives, or other verbs.” Kadangkala adverbia memiliki bentuk yang sama dengan ajektiva, seperti (59) He came late (adverb)
(60) He had a late breakfast (adjective)
Ajektiva dan adverb yang memiliki bentuk yang serupa, dapat dibedakan dari posisinya, late (59) letaknya setelah verba came maka kata late tersebut adalah adverb. Sedangkan late (60) kata late mendahului kata breakfast atau dengan kata lain, memberi keterangan pada breakfast, maka kata tersebut adalah ajektiva. Dari contoh kalimat di atas, bentuk adverbia dan ajektiva sama yaitu late. Pada umumnya adverbia dibentuk dari ajektiva + -ly seperti pada kalimat (61) It is very slow (slow adalah adjektif)
30
(62) It runs slowly (slowly adalah adverbia) Adverbia memiliki beberapa fungsi: 1. menerangkan verba: (63) He walks quickly V
Ad
2. menerangkan ajektiva dan adverbia: (64) She is very beautiful Ad
Ajek.
(65) He works very hard Ad Ad (Gatherer, 1985: 130)
diantaranya:
Di dalam bahasa Inggris di kenal beberapa jenis adverbia
1. Adverb of time: often, usually, sometimes, never, occasionally, frequently, etc. 2. Adverb of place or direction: away, in, out, upstairs, down, etc. 3. Adverb of manner: bravely, quickly, reluctantly, fast, angrily, etc. 4. Adverb of degree: really, thoroughly, entirely, wholly, fully, partially, etc. Gatherer, 1985: 130
31
Bab III
Hasil Penelitian Penelitian ini kami bahas atas dasar jenis kesalahan yang dilakukan oleh para mahasiswa Program DIII non program studi bahasa Inggris di lingkungan Fakultas sastra UNPAD. Dari hasil penelitian ini akan tampak jenis kesalahan yang terjadi; pertama, penggunaan subjek yang meliputi tanpa subjek, subjek tidak tepat, kedua, penggunaan verba yang meliputi tanpa verba, penggunaan verba yang bentuk verba tidak tepat, dua verba, bentuk verba setelah verba bantu, bentuk verba tunggal, dan bentuk verba jamakketiga, penggunaan adverbial yang tidak tepat. Di dalam penelitian ini, kami tidak menfokuskan pada pilihan kata, kami hanya memfokuskan
32
kepada struktur kalimat yang sangat berhubungan erat dengan pola kalimat dan sedikit menyinggung masalah keformalan dalam kalimat bahasa Inggris.
3.1 Subjek 3.1.1
Tanpa Subjek Para mahasiswa membuat kalimat tanpa mempertimbangkan keberadaan
subjek di dalamnya. seperti tampak pada kalimat berikut ini: (1) *I don’t very like sinetron because can make me borring. kalimat (1) menunjukkan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat majemuk yang ditandai oleh kehadiran konjungsi because. Kalimat tersebut tidak berterima karena tidak hadirnya subjek pada klausa kedua. Seharusnya kalimat tersebut menjadi I don’t like sinetron because it can makes me boring. Sebenarnya, kalimat di atas, mengandung tiga jenis kesalahan. Dua kesalahan lainnya adalah penggunaan adverbial dan bentuk verba yang tidak tepat, yang keduanya akan dibicarakan pada sub bab verba dan adverbial. (2) *My favorite TV program is “Ceriwis” because can make we enjoy. Kalimat kedua menunjukkan bahwa kesalahannya adalah penghilangan it (seperti kalimat (1)), pada klausa kedua. Seharusnya kalimat tersebut menjadi Myfavorite TV program is “Ceriwis” because it can make us ... (adjektiva yang berhubungan dengan perasaan). Sebenarnya kalimat (2) tersebut, memiliki dua kesalahan lainnya yaitu penggunaan subjek dan verba yang tidak tepat. (3) *In the home, I always watching TV if don’t have work.
33
Sama halnya dengan kalimat (1) dan (2), kalimat (3) ini juga kalimat majemuk, dimana klausa keduanya tidak mempunyai subjek. Subjek yang seharusnya hadir pada klausa kedua tersebut adalah I, sehingga kalimat tersebut menjadi At home, I always watch TV if I don’t have work. Selain ketidakhadiran subjek pada klausa kedua, kami pun mengamati bahwa kalimat (3) ini memiliki dua kesalahan lainnya, yaitu penggunaan adverbial dan bentuk verba yang tidak tepat.
3.1.2
Subjek yang Tidak Tepat Penggunaan subjek yang tepat merupakan unsur penting di dalam penyusunan
sebuah kalimat bahasa Inggris. Berikut ini beberapa contoh kalimat yang tidak menggunakan subjek dengan tepat sehingga kalimat tersebut menjadi tidak tepat. (4) *My brother and me watch television. Kalimat (4) menunjukkan bahwa penggunaan me sebagai salah satu subjek tidaklah tepat. Subjek yang tepat pada kalimat di atas, adalah I, bukan me. Me biasanya disimpan sebagai objek. Maka kalimat tersebut menjadi My brother and I watch television. (5) *It program begin from Monday to Sunday. Lain halnya dengan kalimat (4), kalimat (5) menunjukkan bahwa penggunaan it pada kalimat tersebut tidaklah tepat. Seharusnya kalimat (5) menjadi The program begins from Monday to Sunday. Pada kalimat yang telah saya sebutkan, tampak bahwa kesalahan lain adalah penggunaan bentuk verba yang tidak tepat, begin seharusnya menjadi begins karena subjeknya tunggal dalam bentuk present tense.
34
3.2 Verba 3.2.1
Tanpa Verba Verba merupakan unsur penting di dalam kalimat bahasa Inggris. Berikut ini
adalah contoh kalimat yang tanpa verba. Seperti tampak pada kalimat (6) dan (7) menunjukkan bahwa kedua kalimat tersebut tidaklah berterima. (6) *They always together. (7) *And I favorite TV station RCTI and Indosiar. Kedua kalimat (6) dan (7) adalah kalimat yang tidak berterima yang disebabkan oleh ketidakhadiran verba. Pada kalimat (6) dan (7) verba yang hilang adalah verba be yang dalam hal ini bentunya adalah are. Apabila verba are dihadirkan maka kedua kalimat tersebut menjadi They are always together dan My favorite TV station are RCTI and Indosiar. Apabila kami amati lebih seksama, tampak bahwa (7) mengandung kesalahan lebih dari satu, diantaranya; penggunaan and sebagai konjungsi dan I sebagai subjek yang seharusnya my. (8) *I very sad if my favorite model be eliminated. Kalimat (8) menujukkan bahwa kalimat tersebut tidak berterima karena ketidakhadiran verba, yang dalam hal ini adalah verba am. Selain itu pula, penggunaan verba be tidaklah tepat, seharusnya menjadi is. Apabila kalimat tersebut telah menggunakan verba am dan is, maka menjadi I am very sad if my favorite model is eliminated. (9) *On TV now, so many interesting TV programs. (10)
*Host ceriwis is Indi Barends and Indra Bekti.
35
Pada kalimat (9) tampak bahwa kalimat tersebut tidaklah berterima, disebabkan oleh tidak hadirnya verba dan subjek yang seharusnya berada sebelum so many interesting, sehingga kalimat tersebut menjadi On TV now, there are so many interesting TV programs. Sedangkan kalimat (10) menunjukkan bahwa kalimat tersebut tidak berterima karena penggunaan verba yang tidak tepat. Seharusnya kalimat tersebut menggunakan verba are menjadi The Ceriwis hosts are Indi Barends and Indra Bekti. (11)
*But I disappointed because this story always repeated so I very
bored. (12)
*Because this program so very interesting.
(13)
*…because this program good same with Trans TV program so very
good and interesting. Kalimat pada data (11) adalah kalimat majemuk bertingkat dengan menggunakan konjungsi because. Pada klausa di dalam kalimat tersebut, tampak subjek I langsung diikuti oleh adjektiva disappointed dan very bored, padahal seharusnya subjek tersebut diikuti oleh verba bantu am. Sama halnya dengan kalimat (12) yang menunjukkan bahwa verba is tidak digunakan pada kalimat tersebut. Seharusnya kalimat tersebut menjadi Because this program is so very interesting. Kesalahan serupa tampak pada kalimat (13) yang menunjukkan bahwa kalimat tersebut tidak menggunakan verba, seperti pada klausa-klausa … this program good same with Trans TV program so very good and interesting yang seharusnya menggunakan verba is sebelum kata good yang pertama dan kedua. Selain kesalahan
36
verba (tanpa verba) kalimat tersebut juga tampak tidak baku dengan adanya kata good yang diikuti oleh same, namun masalah ini tidak kami bicarakan pada sub bab ini. Selain kalimat – kalimat yang tanpa verba seperti tampak di atas, jenis kesalahan lainnya adalah penggunaan verba yang tidak tepat. Masalah penggunaan verba yang tidak tepat ini, kami tampilkan pada sub bab berikut.
3.2.2
Verba yang Tidak Tepat Berikut ini kami tampilkan penggunaan verba yang tidak tepat seperti tampak
pada kalimat (14) sampai (21). Pada kalimat (14) tampak menggunakan verba have setelah subjek the contestant yang seharusnya verba has karena subjeknya orang ketiga tunggal. (14)
*The contestant have to eat the food.
(15)
TV have a many benevit like a we can got many information….
Kalimat (15) pun sama dengan kalimat (14) menggunakan verba have setelah subjek tunggal, seharusnya verba yang digunakan adalah verba has. Pada kalimat ini, tampak bukan saja penggunaan verba yang tidak tepat, namun juga penggunaan artikel a sebelum kata many yang menunjukkan jamak. Kalimat (16) tampak bahwa verba makes tidak tepat digunakan setelah subjek Cartoons yang merupakan nomina jamak. Seharusnya verba tersebut bukanlah makes, melainkan make. (16)
*Cartoons makes me so entertain.
Sama halnya dengan kalimat (17) yang menggunakan verba have yang mengikuti subjek this restaurant yang merupakan nomina tunggl. Sebaliknya dari
37
kalimat (16), kalimat ini seharusnya menggunakan verba has sebagai penunjuk tunggal. Selain masalah penggunaan verba yang tidak tepat, masalah lain adalah pilihan kata yang tidak sesuai. (17)
*This restorant have enemy ….
(18)
*She don’t know if she was deceive by her friends.
Kalimat (18) menunjukkan penggunaan verba bantu yang tidak tepat, dalam hal ini verba bantu don’t yang seharusnya doesn’t. Alasannya mengapa harus menggunakan verbu doesn’t bukan don’t karena subjek yang mendahuluinya adalah subjek tunggal, she. (19)
*Mr. Plankton want to take recipt from crabby patty.
(20)
*Everybody love this film.
(21)
*This program show in every Sunday evening.
(22)
*The movie tell us about a girl.
(23)
*She know who has sell her house.
Kalimat (19) hingga (23) adalah contoh kalimat-kalimat yang salah karena menggunakan verba yang tidak tepat. Secara berurutan, verba – verba yang tidak tepat itu adalah want, love, show, tell, dan know, seperti tampak pada kalimat (19) hingga (23) di atas. Seharusnya kalimat tersebut menggunakan verba (secara berurutan) ketiga tunggal dalam bentuk present, yaitu want, loves, shows, tells, dam knows. Lain halnya dengan kalimat (24) yang menggunakan verba yang tidak tepat tersebut bukanlah verba ketiga tunggal dalam bentuk present, namun penggunaan verba is yang seharusnya menjadi are, karena subjek pada klausa tersebut adalah bentuk jamak.
38
(24)
*I like it because the pictures is great.
(25)
*The artist from the movie is Yong Jay and Ji En.
Kesalahan pada kalimat (25) hamper serupa dengan kalimat (24), yaitu penggunaan verba yang tidak tepat. Pada kalimat (25) tampak bahwa verba is seharusnya menjadi verba are. Namun kesalahan kalimat ini bukan saja terletak pada penggunaan verbanya saja, tetapi juga penggunaan subjek. Subjek yang seharusnya dipergunakan adalah subjek dalam bentuk jamak, yaitu artists.
3.2.3
Dua Verba atau Lebih Ada beberapa responden yang membuat kalimat bahasa Inggris dengan
menggunakan dua verba utama secara bersamaan. Berikut ini beberapa contoh kalimat yang menggunakan dua verba utama secara berurutan di dalam satu kalimat. (26)
*They are always make me fun.
Apabila kami amati kalimat (26) di atas, kami dapat mengasumsikannya menjadi dua kalimat berikut: (27)
They are always fun.
(28)
They always make me fun.
Penggunaan dua verba utama secara berurutan di dalam kalimat bahasa Inggris, tidaklah tepat. Dua verba dapat muncul berurutan apabila verba yang satu verba utama, maka yang lainnya adalah verba bantu, seperti tampak pada kalimat berikut: (29)
I am sleeping.
kalimat (29) menunjukkan bahwa am adalah verba bantu dan sleeping adalah verba utama. Kalimat (27) menunjukkan are adalah verba utama yang menghubungkan
39
antara komplemen subjek fun dan subjek they. Sedangkan kalimat (28) menunjukkan bahwa kalimat tersebut memiliki verba utama make yang diikuti oleh objek me dan komplemen objek fun. Berdasarkan kedua kalimat (28) dan (29), tampak bahwa kata fun tersebut memiliki fungsi yang berbeda, sebagai komplemen subjek dan komplemen objek yang juga didahului oleh verba yang berbeda, be dan make. (30)
*On MTV channel we can watching music program 24 hours a day.
Kalimat (30) menunjukkan bahwa kalimat tersebut tidak berterima, karena menggunakan verba bantu can yang diikuti oleh verba watching. Seharusnya, kalimat tersebut memiliki verba bantu can yang diikuti oleh verba utama watch, bukan watching (verba yang digunakan dalam bentuk continuous). (31)
*When we won the challenge, we will got 1,000,000 yen.
Apabila kalimat (30) diiukti oleh verba dalam bentuk continuous, kalimat (31) menunjukkan bahwa verba bantu will diikuti oleh verba dalam bentuk past tense. Kalimat (31) seharusnya menggunakan verba bantu will yang diikuti oleh verba infinitive, dalam hal ini get, bukan got. (32)
*My favorite TV program are can make me laughing.
Penggunaan verba are pada kalimat (32) tidaklah tepat. Kalimat tersebut seharusnya hanya menggunakan verba can make saja, tanpa didahului oleh verba are. (33)
*I’m is Television cholic.
Sepertihalnya kalimat (32), kalimat (33) adalah kalimat yang salah, karena menggunakan dua verba, dalam hal ini am dan is. Seharusnya verba is pada kalimat (33) dihapuskan, dan diganti oleh artikel a untuk mewatasi frasa nomina Television cholic.
40
(34)
*I’m very like “Ceriwis”. They called anime.
Kalimat (34) setelah kami amati sebetulnya memiliki dua bentuk kesalahan yang berbeda, yaitu penggunaan dua verba yang tidak tepat, pada kalimat pertama, dan penghilangan objek pada kalimat kedua. Penggunaan dua verba yang tidak tepat, yaitu penggunaan verba am setelah subjek I, yang seharusnya tidak diperlukan. Sedangkan pada kalimat berikutnya seharusnya memerlukan objek setelah verba called, yaitu it. (35)
*The movie can are see in Indosiar at 05:00 PM.
Kalimat (35) menunjukkan bahwa kalimat tersebut memiliki tiga verba secara berurutan. Verba yang kedua, are, seharusnya tidak diperlukan, sehingga kalimat tersebut sebetulnya hanya memiliki frasa verba can see saja. (36)
*I dont want to missing that show.
(37)
*They are is very cool….
Kesalahan yang tampak pada kalimat (36) dan (37) adalah penggunaan dua verba yang tidak tepat. Namun kedua kalimat tersebut memiliki kasus yang tidak sama. Kalimat (36) seharusnya menggunakan dua verba, frasa verba want to miss, bukan want to missing. Sedangkan kalimat (37) menggunakan verba are bukan is, karena subjek yang mendahuluinya adalah they.
41
3.3 Objek 3.3.1
Tanpa Objek Setelah mengamati data yang kami kumpulkan, kami menemukan ada
beberapa struktur kalimat bahasa Inggris yang tidak menghadirkan objek seperti tampak pada kalimat berikut. (38)
*I’m very like “Ceriwis”. They called anime.
Kalimat (38) sudah kami tampilkan pada bab sebelumnya, sebagai contoh kalimat yang menggunakan dua verba bersamaan, namun menjadi tidak tepat. Kalimat ini pula, memiliki kesalahan lain, karena kalimat ini tidak menggunakan objek pada kalimat berikutnya. Seharusnya kalimat They called anime menjadi They called it anime. It berfungsi sebagai objek yang langsung diikuti oleh komplemen objek anime.
3.3.2
Penggunaan Objek yang tidak Tepat Selain penghilangan objek di dalam sebuah kalimat pada sub bab sebelumnya,
sub bab ini pun menyoroti bentuk objek yang tidak tepat. Kalimat (39) berikut ini menunjukkan bahwa kalimat tersebut tidaklah berterima, sebenarnya kasus yang dimiliki oleh kalimat tersebut bukanlah hanya penggunaan objek yang tidak tepat namun juga penghilangan subjek dan pilihan kata pada klausa kedua. Namun pada sub bab ini kami hanya menyoroti kasus yang pertama, penggunaan objek yang tidak tepat. (39)
.
*My favorite TV program is “Ceriwis” because can make we enjoy.
42
Kalimat (39) seharusnya menggunakan objek us bukan we. We adalah bentuk yang seharusnya disimpan atau berfungsi sebagai subjek. Hal yang serupa tampak pada kalimat berikutnya, kalimat (40). (40)
*When I see their, I am very happy.
Kalimat (40) memiliki kesalahan serupa dengan kalimat sebelumnya, yaitu penggunaan objek yang tidak tepat. Objek yang seharusnya dipergunakan pada kalimat tersebut adalah them, bukanlah their. Bentuk their seharusnya dipakai sebagai subjek bukan objek.
3.4 Adverbial Di dalam data yang telah kami kumpulkan, kesalah adverbial adalah kesalahan yang paling sedikit kami temukan. Kami menemukan kesalahan adverbial dalam kasus penggunaan adverbial yang tidak tepat.
3.4.1
Penggunaan Adverbial yang Tidak Tepat Berdasarkan data yang kami amati, kami hanya menemukan satu data yang
menggunakan adverbial yang tidak tepat, seperti tampak pada kalimat berikut: (41)
*I don’t very like sinetron.
Kalimat di atas, seharusnya tidak menggunakan kata very setelah verba bantu don’t, I don’t like sinetron. Apbila kata very tersebut tetap ingin dipakai, maka haruslah disimpan setelah kata sinetron, menjadi I don’t like sinetron very much. (42)
*I am so very bored.
43
Kalimat (42) juga memiliki kasus yang hampir sama dengan kalimat (41), yaitu kasus penggunaan very. Namun pada kalimat ini, tampak penggunaan very yang disandingkan dengan so. Kedua bentuk adverbial ini memiliki fungsi atau tugas yang sama, yaitu memberikan penekanan atau emphasized terhadap kata bored. Olehkarena itu, sebaiknya hanya menggunakan salah satunya saja, menjadi I’m so bored atau I’m very bored.
3.5 Formality Sebuah kalimat yang baik, selain memperhatikan fungsi –fungsi sintaktis yang kami bahas di atas, harus juga diperhatikan tingkat keformalan kalimat tersebut. Kami hanya menemukan satu kasus keformalan kalimat, seperti tamapk pada kalimat (43). (43)
I just wanna see Indra Bekti and Indie Barrens.
Kalimat yang diproduksi mahasiswa pada lingkungan kelas, sebaiknya menggunakan tingkat keformalan yang baik. Kalimat (43) secara makna dan struktur sebenarnya sudah menggambarkan kalimat yang dapat dipahami dengan baik. Namun kalimat tersebut tidak memperhatikan penggunaan wanna sebaiknya dihindari, dan mengunakan want to.
44
-
Bab IV
Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan Setelah mengamati hasil penelitian pada bab sebelumnya, kami berkesimpulan bahwa jenis kesalahan yang kami temukan berdasarkan data yang kami kumpulkan terbagi menjadi dua garis besar yaitu, struktur kalimat yang berhubungan dengan polka kalimat bahasa Inggris, dan juga tingkat keformalan kalimat bahasa Inggris yang jumlahnya hanya satu kesalahan. Berdasarkan temuan kami dalam mengolah
45
data, kami sepakat bahwa kesalahan tersebut meliputi kesalahan-kesalah pada penggunaan subjek, verba, objek, adverbial dan tingkat keformalan penulisan kalimat bahasa Inggris. Kami berasumsi sebaiknya para mahasiswa dibekali materi struktur kalimat bahasa Inggris lebih mendalam. Khususnya pada kesesuaian antara subjek dan verba (jumlah kesalahannya pada umumnya palingbanyak).
4.2 Saran Penelitian ini tentu saja merupakan penelitian awal yang kami harapkan merupakan cikal untuk penelitian berikutnya yang lebih berkembang. Kami sadar betul bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami berharap akan ada penelitian lanjutan mengenai tema ini. Khususnya masalah latar belakang para mahasiswa yang sedikit banyak dipengaruhi oleh suku bangsa dan budaya yang berbeda. Kami berasumsi sementara, bahwa jenis kesalahan yang diperbuat oleh para mahasiswa akan erat hubungannya dengan latar belakang mereka.
46
DAFTAR PUSTAKA Aarts, Bas 1997. English Syntax and Argumentation. London: Macmillan Press Ltd. Celce-Murcia, Marianne. Larsen-Freeman, Diane 1999. The Grammar Book, United States: Heinle& Heinle. Cyssco, Dhanny R. 2001. English Grammar Practice for TOEFL. Puspa Swara, Indonesia Djajasudarma, T. Fatimah 1993. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Eresco. Frank, Marcella 1972. Modern English. New Jersey: Prentice Hall Inc. Gatherer, W. A. 1985. The Student’s Handbook of Modern English, Jakarta: PT. Gramedia. Jacobs, Roderick A., 1995. English Syntax: A Grammar for English Language Professionals. England: Oxford University Press. Latief, Mohammad Adnan 1995. English Syntax: Analisis Kalimat dengan Pendekatan Structural dan Transformational. Surabaya: Penerbit Karya Abditama. Leech, Geoffrey & Svartvik, Jan 1975. A Communicative Grammar of English. Singapore: Longman. Matthews, P. H. 1981. Syntax. Cambridge: Cambridge University Press. O’Grady, William et.al, 1993. Contemporary Linguistics. New York: St. Martin’s Press. Phillips, Deborah 2001. Longman Introductory Course for the TOEFL Test. A Pearson Education Company Quirk, et. al, 1972. A Grammar of Contemporary English. England: Longman Group UK Limited. 1973. A University Grammar of English. England: Longman Group Limited. 1985. A Comprehensive Grammar of The English Language. England: Longman Group UK Limited. 1985. Longman Dictionary of Applied Linguistics, Hongkong: Longman Group Ltd. Roberts, Paul 1971. English Syntax. Harcourt, Brace & World, ltd. Wishon, et.al., 1968. Let’s Write English. New York: American Book Company.
47
CURRICULUM VITAE 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama : Eva Tuckyta Sari Sujatna, S.S., M.Hum NIP : 132 296 644 Golongan Pangkat : IIIa Jabatan Fungsional : Asisten Ahli Jabatan Struktural :Unit kerja : Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran Alamat, Tlp dan e-mail: Jl. UNISBA X No. 242 Komp. Mandala Mekar Sakinah UNISBA- Jatihandap Bandung 40193 (022) 7219801 HP 08122002889,
[email protected] 8. Alamat Kantor : Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor 9. Riwayat Pendidikan : S1 Fakultas Sastra lulus tahun 1995 S2 Pascasarjana UNPAD lulus tahun 2003 Mahasiswa Program S3 UNPAD (2004) 10. Riwayat Pekerjaan : Staf Pengajar honorer FASA UNPAD (1996-2001) Staf Pengajar Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran (2001- sekarang) 11. Pengalaman Penelitian, al
:
a. b. c. d. e.
Adjektival Majemuk dalam Klausa Bahasa Inggris (2004) Komplemen Subjek dalam Klausa Bahasa Inggris (2004) Komplemen Objek dalam Klausa Bahasa Inggris (2004) How to Improve Our English (2004) Komplemen Subjek dan Komplemen Objek dalam Klausa Bahasa Inggris dan Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia (2003) f. Struktur Predikasi dalam Klausa Bahasa Inggris (2002) g. Struktur Komplementasi dalam Klausa Bahasa Inggris (2002) h. Struktur Klausa dalam Bahasa Inggris (2001)
Eva Tuckyta Sari Sujatna, S.S., M.Hum
48
CURRICULUM VITAE 1. 2. 3. 4. 5.
Nama NIP Golongan Pangkat Jabatan Fungsional Jabatan Struktural
6. Unit kerja 7. Alamat, Tlp dan e-mail 8. Alamat Kantor 9. Riwayat Pendidikan 10. Riwayat Pekerjaan 11. Pengalaman Penelitian, al
: Rasus Budhyono, S.S., : 132 234 918 : IIIa : Asisten Ahli : Sekretaris Program Studi Bahasa Inggris Program Ekstensi FASA UNPAD : Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran :Jl. Vijayakusuma III B 39 Bandung : Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor : S1 Fakultas Sastra lulus tahun 1995 : Staf Pengajar Jurusan Sastra Inggris Fakultas :
1. Tindak Tutur Tokoh Perempuan dalam Tiga Drama Inggris 2. Pengaruh Ambiguitas Tokoh Picaresque terhadap Tema Satir Novel Roderrick Random karya Tobias Smollet
Rasus Budhyono, S.S.
49
CURRICULUM VITAE 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama NIP Golongan Pangkat Jabatan Fungsional Jabatan Struktural Unit kerja Alamat, Tlp dan e-mail
8. Alamat Kantor 9. Riwayat Pendidikan 10. Riwayat Pekerjaan
: Tisna Prabasmoro, S.S., MSi : 132 303 008 : IIIa : Asisten Ahli :: Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran : Bumi Rancaekek Kencana Jl. Taman Anggrek No. 15 Bandung : Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor : S1 Fakultas Sastra lulus tahun 1995 : Staf Pengajar Jurusan Sastra Inggris Fakultas
Tisna Prabasmoro, S.S., MSi
50