STRUKTUR KABEL, STRUKTUR MASA DEPAN ? I Ketut Canadarma1
Abstract Cable structure have a high break-tension capability, it is able to have the challenges not only in the wide-span building designs but also avoid the deflections which might be occur in high-rise buildings. By knowing this structure, which have light, solid, aesthetic and elegant appearance, it hopes could motivate the academic's and the practitioner's expert in Indonesia to move one-step ahead in the design and construction knowledge. Key words: cable structure, high-tech, teaching
Abstrak Konstruksi kabel mempunyai tegangan putus yang tinggi, sehingga sistim struktur ini mampu menjawab tantangan yang ada pada suatu perancangan bangunan bentang lebar yang bebas kolom ditengah, maupun defleksi yang terjadi pada bangunan tinggi. Penampilan sistim struktur ini cukup ringan, kokoh, esthetis dan anggun, maka dengan lebih mengenal sistim struktur ini diharapkan dapat memotivasi para akademisi dan praktisi untuk selangkah lebih maju dalam rancang bangun di Indonesia. Kata kunci: struktur kabel.high-tech, pengajaran
PENDAHULUAN Sistim struktur kabel sampai saat ini, di Indonesia belum banyak dikenal, baik dikalangan praktisi, akademisi, apalagi dikalangan masyarakat umum. Kalaupun ada pakar dikalangan akademisi baik dari bidang arsitektur ataupun teknik sipil, seringkali hal itu terbatas hanya pada pengetahuan teori saja, dan bangunan yang menggunakan struktur ini sampai saat ini dapat dikatakan belum ada, sehingga pengajaran struktur ini di perguruan tinggi sulit untuk memberikan gambaran yang jelas sebagai contoh, maka mahasiswa akan kesulitan untuk dapat mencerna makna teori yang diberikan dan sulit membayangkan maksud dari struktur ini. Dalam sejarah perkembangannya di Indonesia, sistim struktur ini tidak berkembang, sehingga sampai abad 21 ini, hanya ada beberapa bangunan yang menggunakan struktur ini yang dapat ditemui untuk dipelajari, yaitu seperti struktur atap sebelum mengalami perbaikan dari gereja Katolik di Puh Sarang, Kediri yang dirancang oleh Ir. Henricus Maclaine Pont dan didirikan pada tahun 1936, jembatan-jembatan kereta api yang dibangun oleh Belanda pada awal abad 20, museum Angkatan Darat di Taman Mini Indonesia Indah dan jembatan diatas sungai Mahakam, Kalimantan yang dibuat pada tahun 2002. Dari beberapa bangunan stuktur kabel yang disebutkan diatas semuanya tidak 1
Dosen Tetap Jurusan Arsitektur - FDTP - Universitas Pelita Harapan
Struktur Kabel, Struktur Masa Depan? (I Ketut)
71
murni menggunakan struktur kabel, karena pada umumnya bentangan dari struktur tersebut masih relatif tidak lebar dan sistim struktur kabel yang digunakan masih sederhana dan cenderung non pretension. Sementara itu perkembangan perekonomian, sosial dan budaya yang sangat pesat ditunjang oleh kemajuan teknologi serta ilmu pengetahuan menuntut bangunan-bangunan dengan bentuk-bentuk dan bentangan yang lebar. Sehingga dari sudut akademis harus dapat mengantisipasi, mencermati serta mengikuti tuntutan kebutuhan bentang lebar dengan menggunakan struktur kabel, melalui pengajaran struktur ini lebih jelas secara teoritis, yaitu dengan mengajarkan prinsip-prinsip dasar sistim struktur ini dan menggunakan model. Hal ini dilakukan dengan harapan adanya kesempatan dan tantangan untuk merancang dan merealisaikan bangunan yang menggunakan sistim struktur ini, untuk menjawab tuntutan kebutuhan bangunan-bangunan dengan bentang lebar yang bebas kolom. Dengan lebih diperdalamnya pengajaran sisitim struktur bentang lebar dibidang akademis, maka sudah selayaknya di Indonesia para praktisi berani mengajukan rancangan bentang lebar kepada pemilik bangunan dengan menggunakan salah satu jenis sistimsistim struktur bentang lebar yang ada, misalnya struktur kabel, yaitu struktur dengan teknologi tinggi dan memerlukan pelaksanaan dengan ketepatan yang tinggi. Dalam tulisan ini, penulis mencoba memperkenalkan struktur kabel, permasalahan yang timbuldan pemecahannya bila struktur tersebut digunakan di Indonesia, dengan harapan dapat memotivasi para praktisi, akademisi dan lainnya yang terkait untuk bekerja sama dan berani merancang dan melaksanakannya.
STRUKTUR KABEL Struktur kabel adalah struktur dengan penggunaan bahan minimal, karena pada kabel-kabel tersebut yang bekerja hanya gaya-gaya tarik linier saja, oleh karena itu bahaya tekuk tidak perlu diperhitungkan. Bila menggunakan kwalitas tinggi, maka tegangan putus kabel dapat mencapai Dp = 220 kp/mm2 = 979KN/mm2, oleh karena itu penampang kabel yang digunakan untuk suatu struktur relatif kecil. Material utama pada struktur kabel adalah kabel yang terbuat dari timbal, baja, kawat baja dan kawat sintetis perlon. Sedangkan pengertian konstanta material, adalah R = h max. yaitu panjang maximal sebuah kabel/batang yang tergantung vertikal dengan penampang konstan dan luas bebas yang dibebani oleh beban sendiri sampai putus. Perhitungan kemampuan memikul beban: Tegangan putus material Tp (kg/mm2) Berat jenis material y (g/cm3) Beban maximum sampai material putus, P max. = F x Tp F = luas penampang
Max. P = max V x y = F x h max. x y
72
(1)
(2)
Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 2, No. 2, 2005 : 71 - 90
V = volume material kabel h max = panjang kabel yang dicari (1) = (2) — F x hmax x y = F x T p h max = Tp_ y
R
=
Tp = kg x cm3 y . mm2 x g
.(km)
Jadi R menerangkan kemampuan masing-masing kabel per batang untuk memikul beban sesuai jenis material masing-masing (konstanta material). Contoh :
R timbel (timah hitam) =0,15 km R baja (St 52) = 6,70 km Rkawatbaja =28,00 km R kawat perlon (serat syntetis) = 50,00 km
Dengan melihat kemampuan jenis kabel memikul beban (R) yang begitu besar, maka diharapkan struktur kabel bisa menjadi struktur masa depan.
JENIS-JENIS STRUKTUR KABEL Struktur Kabel Non Pretension Adalah struktur kabel yang tidak diregang sebelum maupun sesudah diberi beban luar, tegangan yang timbul pada kabel hanya diakibatkan oleh berat kabel sendiri dan beban luar, seperti pada contoh yaitu kabel yang tergantung bebas atau dak gantung. Perhitungan statis: Bentuk lengkungan kabel dak gantung sesuai bentuk bidang momen.
A^SSS
Av = q x I 2
—>BH
f
= q x I2 x I 8 f f = lenturan karena berat sendiri kabel atau lenturan yang dikehendaki. I = bentang konstruksi yang dikehendaki. AH
Lenturan ekonomis (fe) = 1 1 10 Gaya kabel maximum pada perletakan, K max z 1,1 AH Penampang kabel yang dibutuhkan, F= K m a x / T
Struktur Kabel, Struktur Masa Depan? (I Ketut)
73
Panjang kabel yang dibutuhkan, k = I [ 1 + _8_ ( j e j ] Lenturan f akan mengalami perubahan karena pembebanan dan temperatur. Contoh: dak gantung dengan k = 100 m, delta t = 30° C, dengan beban q = 1000 kp/cm2, maka A f(q) z 9 cm dan A f(t) z 5 cm
Jenis-jenis Struktur Kabel non Pretension, yaitu: 1. Kabel vertikal Contoh: kabel pada kran (crane) Gaya yang bekerja hanya gaya yang disebabkan oleh beban gantung, sehingga membentuk kabel menjadi garis vertikal.
* ' Gambar 1 Kabel Vertikal
2. Kabel horizontal Contoh: kabel horizontal. H
untuk
menarik
beban
secara
H
Gambar 2 Kabel Horisontal
Bila gaya tarik yang bekerja pada kabel benar-benar horizontal, maka kabel akan membentuk garis lurus yang benar-benar horizontal dengan catatan berat sendiri diabaikan.
3. Kabel Diagonal Contoh: jembatan gantung, atap gantung dan Iainlain.
Gambar 3 Kabel Diagonal
74
Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 2, No. 2, 2005 : 71 - 90
4. Kabel-kabel parabola a. Balok tepi sejajar
Gambar 4 Balok Tepi Sejajar
b. Balok tepi sejajar melengkung ke atas, bersama kabel-kabel gantung membentuk bidang synklastik.
Gambar 5 Balok Tepi Sejajar Membentuk Bidang Synklastik
c. Balok tepi sejajar melengkung ke bawah, bersama kabel-kabel gantung membentuk bidang antiklastik.
Gambar 6 Balok Tepi Sejajar Membentuk Bidang Antiklastik
Selain bentuk-bentuk balok tepi seperti a, b, dan c diatas, juga boleh digunakan balok tepi berbentuk busur, rangka ruang dan Iain-lain. Pada tiap-tiap kabel ada kemungkinan terjadi deformasi ke segala poros, maka perlu dilakukan penyetabilan dengan salah satu cara di bawah ini: Di atas kabel-kabel diletakan balok-balok melintang. Struktur Kabel, Struktur Masa Depan? (I Ketut)
75
Balok Melintang
Gambar 7 Balok Kestabilan Dengan Balok Melintang
Penutup atap dibuat berat. Penutup atap dibuat dari beton yang sekaligus membungkus kabel-kabel. 5. Kabel-kabel radial Balok tepi berbentuk ring yang kaku dengan kabel-kabel yang tergantung bebas dan bertemu di satu titik, katenoid.
Balok tepi yang tidak horizontal.
Gambar 8 Kabel-Kabel Radial
Struktur Kabel Pretension
Struktur Kabel Pretension adalah struktur kabel yang diregang sebelum diberikan beban luar. Contoh: struktur kabel sistim Jawerth, jaring kabel synklastik tiga dimensional 1. Struktur kabel dimana setiap kabel diregang sebelumnya.
Gambar 9 Sistim Jawerth Pada Gelanggang Anggar di Mexico.
76
Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 2, No. 2, 2005 : 71 - 90
Konstruksi menjadi tegang karena kabel-kabel bagian bawah menarik kabel-kabel bagian atas. Penutup atap dapat menggunakan bahan yang ringan, karena konstruksi sudah stabil.
2. Struktur kabel dengan batang-batang tekan.
^rrnr "
^
Gambar 10 Sistem Bidang Datar (Dua Dimensional)
Gambar 11 Sistem Radial
^ ^ — a
Gambar 12 Sistem Kombinasi Tiga Dimensional
Struktur Kabel, Struktur Masa Depan? (I Ketut)
Gambar 13 Sistem Dengan Kolom Terurai
PENUTUP ATAP ATAU DAK 1. Penutup atap dengan bahan berat.
Plat beton normal. (Bahaya lipat atau bergelombang tidak ada)
zz;zzzzz J^ L PENAMPAHG KABLL
rremesiAN 3s
Z22ZZ
~5CM
Plat beton dengan rusuk. (Bekisting tidak ekonomis)
PBMAMPAHGKA86U
PENQHU8UNG PCATSeWfi
WfAS 3£T0N C 0 ^
^M
Pemasangan plat-plat beton prefab, kemudian pada rusuknya dilakukan pengecoran (tidak menggunakan bekisting, maka lebih ekonomis).
• FLATBGfM PAEPAB
Gambar 14 Penutup Atap Dengan Bahan Berat
2. Penutup atap dengan bahan ringan. a. penutup dengan lembaran metal (metallfolie) b. pembungkusan dengan kertas tebal tahan cuaca (pappe) c. penutupan dengan sistim tenda atau membran syntetis (acrylic, nylon, dan Iain-lain)
fiber
BENTUK-BENTUK BALOK TEPI 1. Balok tepi yang kaku (rigid) <—
—j
~ —
* » &
JJ
Gambar 15 Ruang Pamer di Dortmund, Jerman
7<S
Jurnal Umiah Arsitektur UPH, Vol. 2, No. 2, 2005 : 71 - 90
Kabel pada balok tepi boleh dimatikan (menanamkan kabel ke dalam balok) Contoh: Ruang pamer di Dortmund, Jerman.
2. Rangka Keliling Kaku (rigid)
B I
»
.
-
> —
•«•
—
-
• _ >
-
•^—
" ' '
( .
•—
r—>
— <
«—J Gambar 16 Ruang pamer di Raleigh, USA
3. Rangka parabola
Gambar 17 Sport Hall di Bratislava
Bentuk-bentuk balok tepi yang efektif, karena bila pembebanan merata, maka hanya timbul gaya-gaya tekan pada balok-balok tepi tersebut (tanpa momen).
PENYALURAN GAYA-GAYA HORIZONTAL 1. Konsol. Effektif, bila arah konsol ke luar (lihat gambar). Semakin kecil sudut antara kabel dan konsol (•., semakin efektif penyaluran gayanya. Contoh: Dulles International Airport (Arsitek: Aero Saarinen) Balai kota Bremen, Jerman (Arsitek: Roland) Gambar 18 Konsol
Struktur Kabel, Struktur Masa Depan? (1 Ketut)
79
2. Konsol Terurai.
Gambar 19 Gedung Opera di Wupertal - Elberfeld, Jerman (Arsitek: Hetzel).
3. Pembebasan Tegangan (Momen) pada Kolom. Keuntungan: Tiang hanya menerima gaya tekan, tidak ada momen. Kerugian: Gaya tarik yang besar pada titik A. Pondasi hams cukup besar untuk melawan gaya tarik kabel. Gambar 20 Pembebasan Momen Pada Kolom
4. Rangka Tekan.
*
Cocok untuk hall-hall dengan bentang yang tidak terlalu lebar. Rangka tekan harus aman dari bahaya tekuk.
Gambar 21 Rangka Tekan
STRUKTUR KABEL - TARING a. Struktur Kabel - Jaring dengan Anyaman Empat Persegi.
Pada lengkungan kabel-jaring satu arah, maka pembebanan juga satu arah dengan satu poros. Pembebanan ke arah lainnya secara konstruktif tidak efektif.
80
Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 2, No. 2, 2005 : 71 - 90
Lengkungan synklastik, poros dua arah Pembebanan juga dua arah. Konstruksi minimal, bila gaya-gaya ke dua arah sama besar.
Lengkungan antiklastik. Kabel-kabel yang ke satu arah menerima beban, kabel-kabel yang searah lainnya berfungsi untuk meregang sebelum pembebanan (pretension). Gambar 22 Struktur Kabel- Jaring
b. Struktur Kabel - Jaring dengan Anyaman enam persegi. c. Struktur Kabel - Jaring dengan Anyaman segitiga
Gambar 23 Villa di Atas Sungai, 1983 Struktur Kabel Non Pretension, Jenis Kabel Diagonal
Struktur Kabel, Struktur Masa Depan? (I Ketut)
SI
Cambar 24 High Rise Building Masa Depan (+1000M) Struktur Kabel Pretension, Jenis Kombinasi 3 Dimensional
Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 2, No. 2, 2005 : 71 - 90
ujv ;<
v
Gambar 25 Stadion, 1927 Struktur Kabel Pretension, Jenis Kolom Terurai
Struktur Kabel, Struktur Masa Depan? (I Ketut)
83
TOniTG HI+come FTDTllfl
Gambar 26
Bangunan Tinggi Multifungsi, 1969 Struktur Kabel Non Pretension, Jenis Kabel Diagonal
SIP w w
•*"»^w
Gambar 27 Instant City Airship, 1970
84
Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 2, No. 2, 2005 : 71 - 90
I
t ' •
Gambar 28 Kompleks Olimpiade Muenchen, 1972 (a) Struktur Kabel Pretension, Jenis Kabel - Jaring
Struktur Kabel, Struktur Masa Depan? (I Ketut)
X^
Gambar 29 Kompleks Olimpiade Muenchen, 1972 (b) Struktur Kabel Pretension, Jenis Kabel - Jaring
PERMASALAHAN PADA PENERAPAN STRUKTUR KABEL DI INDONESIA DAN PEMECAHANNYA Pulihnya perekonomian nasional di Indonesia saat ini, diharapkan pembangunan fisik disegala bidang mulai berjalan kembali, terutama dikota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan lainnya. Pembangunan fisik disektor-sektor yang menunjang perekonomian, perdagangan dan pengembangan fasilitas-fasilitas sosial budaya mulai dibutuhkan misalnya pusat-pusat perbelanjaan, hotel-hotel, apartemen, pabrik-pabrik, fasilitas olah raga, sarana pameran dan Iain-lain. Fasilitas-fasilitas seperti yang disebutkan diatas pada umumnya membutuhkan bentangan-bentangan lebar dengan bebas kolom dan seringkali adanya tuntutan fleksibilitas ruang yang tinggi, dimana bentang ruang yang dibutuhkan dapat berkisar 20 meter bahkan lebih. Jika kebutuhan bentang yang demikian lebar dan luas digunakan sistim portal, maka dapat dibayangkan tebal balok portal yang harus digunakan meskipun dengan balok pre stress dan bentuk eksterior bangunan bagaikan atap pelana atau gergaji. Sampai saat ini di Indonesia belum ada rancangan khusus yang ditampilkan untuk memecahkan kebutuhan fasilitas-fasilitas bentang lebar yang mempertimbangkan tampilan interior dan eksterior yang esthetis dan anggun dengan menggunakan sistim struktur yang memang memadai. Sampai saat ini yang dilakukan untuk mendapatkan bentang yang lebar adalah memanfaatkan lantai atas dari fasilitas lain seperti perkantoran dibawahnya atau menggunakan fasilitas mall. Sehingga hasil yang diperoleh sangat tidak optimal, baik dari bentuk ruangnya, esthetika interior maupun eksteriornya. Salah satu usaha rancangan bentang lebar yang ada, yaitu Jakarta Convention Centre, yang dirancang untuk memenuhi fasilitas ruang pamer yang luas, tetapi kurang memperhatikan sistim struktur yang digunakan sehingga tidak dapat tampil sebagai suatu 86
Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 2, No. 2, 2005 : 71 - 90
esthetika interior dan eksterior yang indah dan anggun. Seandainya Jakarta Convention Centre dirancang dengan menggunakan sistim struktur bentang lebar, misalnya struktur kabel, maka tampilan fasilitas tersebut akan sangat berbeda sehingga dapat menjadi suatu elemen kota Jakarta sebagai ibu kota dan kota metropolitan yang dapat dibanggakan. Keberanian menerapkan sistim-sistim struktur high-tech seperti struktur kabel dan lainnya di Indonesia.menjadi motivasi para perancang untuk menerapkan, karena sistim struktur tersebut dapat tampil ringan, kokoh, modern, anggun dan esthetis serta cukup cepat dalam pelaksanaannya. Untuk dapat merancang dan menerapkan sistim struktur kabel yang membutuhkan tingkat ketepatan perhitungan yang tinggi, penggunaan bahan-bahan yang berteknologi tinggi dan canggih serta detail-detail yang rumit di Indonesia secara baik dan benar perlu adanya pengetahuan dan penguasaan sistim struktur ini secara mendasar, dan hal ini perlu berani belajar dan memperhatikan yang sudah ada diberbagai negara Iain yang sudah mampu melaksanakannya, seperti di Jerman, Amerika, dan Jepang. Oleh karena itu struktur bentang lebar atau struktur kabel merupakan jawaban dari kebutuhan fasilitasfasilitas yang membutuhkan bentang yang lebar dan bebas kolom dan menjadi tantangan yang perlu dipelajari bagi perancang , praktisi dan akademisi di Indonesia . Mempelajari dan menerapkan suatu sistim yang baru dan berteknologi yang tinggi, perlu disadari adanya berbagai kendala yang harus dianalisis dan dicermati untuk ditemukan pemecahannya. Adapun analisis dari kendala-kendala yang ada dapat disimpulkan sebagai berikut; 1. Sampai saat ini di Indonesia belum adanya pakar struktur kabel yang sudah berpengalaman dilapangan, karena untuk dapat merancang struktur ini, dibutuhkan kemampuan dan pengetahuan yang handal serta pengalaman yang cukup, agar dapat menghasilkan desain akhir yang optimal yang mencakup integrasi antara perancangan fungsional, sistim struktur yang ekonomis, sistim mekanikalelektrikal, sistim utilitas untuk menjadi suatu desain yang anggun, effektif, effisien, ekonomis, kokoh dan esthetis. 2. Kemampuan idustriawan terkait yang menunjang dalam produksi elemen-elemen struktur kabel yang berkwalitas dan berteknologi tinggi masih terbatas aaaatau bahkan belum ada, sehingga menyulitkan realisasi rancangan yang dibuat. 3. Bahaya korosi terhadap bahan utama struktur yaitu kabel yang terbuat dari kawat baja, mengingat iklim di Indonesia yang mempunyai tingkat kelembaban udara yang cukup tinggi (Rh antara 55%-90%). 4. Kwalitas sumber daya manusia yang masih tidak merata dan sebagian besar relatif masih rendah, sementara untuk merealisasikan struktur berteknologi tinggi ini menuntut ketepatan, kepastian, tanggungjawab dan kecepatan yang tinggi serta dibutuhkan koordinasi kerja yang sangat baik dan dapat diandalkan. 5. Belum adanya tantangan dan tuntutan dari pemilik modal atau pemerintah untuk merealisasikan fasilitas dengan bentang lebar yang dapat mengangkat citra Indonesia di dunia internasional khususnya bidang arsitektur. 6. Belum adanya kemauan dan keberanian dari praktisi dan akademisi di Indonesia yang bekerja sama dengan industriawan konstruksi untuk membuat suatu terobosan baru dengan merancang dan merealisasikan struktur bentang lebar yang berteknologi tinggi. 7. Karena tidak adanya pakar struktur kabel yang berpengalaman di lapangan dan tidak ada contoh bangunan bentang lebar yang telah didirikan maka teori-teori yang diberikan pada bidang pengajaran di Indonesia, akan sulit dicerna oleh mahasiswa.
Struktur Kabel, Struktur Masa Depan? (I Ketut)
87
Hal ini berakibat pada rendahnya gairah dan motifasi mahasiswa untuk mendalami dan mengembangkan sistim struktur ini. Akibatnya sisitim struktur ini tidak bisa berkembang secara teoritis dan praktis di Indonesia. Dari analisis kendala-kendala yang sudah dipaparkan di atas, maka penulis mencuba mengajukan dua alternatif pemecahan untuk merelaisasikan strutur berteknologi tinggi ini: 1. Pemecahan pertama (jangka pendek). Sementara belum adanya praktisi maupun akademisi yang berani merealisasikan struktur ini secara sempurna, baik rancangan, pelaksanaan dan elemen-elemen yang dibutuhkan seluruhnya dari sumber daya di Indonesia, maka dapat dilakukan sebagai berikut ; rancangan bangunan dapat dikerjakan oleh perancang dari Indonesia, sementara pelaksanaannya diserahkan diserahkan kepada kontraktor dari negara yang sudah berpengalaman dalam melaksanakan sistim struktur kabel, misalnya Jepang atau Korea, termasuk elemen-elemen strukturnya yang prefabrikasi. Sumber daya manusia di lapangan harus diambil dari Indonesia, untuk memberi kesempatan untuk mempelajari cara-cara perakitan elemen-elemen struktur tersebut dengan cepat, tepat dan pasti dengan penuh disiplin dan tanggung jawab. Karena tuntutan ketepatan dan tanggung jawab yang tinggi maka maka pemilihan sumber daya manusia harus dengan selweksi yang sangat ketat dengan landasan motivasi alih teknologi. Pemecahan ini bertujuan untuk alih teknologi baik dalam hal rancangan, teknik pelaksanaan maupun penyediaan elemen-elemen yang berkwalitas tinggi untuk kemudian bila dimungkinkan untuk dikembangkan dan disempurnakan sesuai dengan kondisi dan tuntutan kebutuhan di Indonesia dan iklimnya. Kesadaran dan motivasi alih teknologi ini bila memang benar-benar dilaksanakan, diperkirakan dapat terwujud dalam kurun waktu tidak lebih dari 5 tahun. 2. Pemecahan kedua (jangka panjang) Dibutuhkan suatu keberanian, rasa percaya diri yang tinggi dan perhitungan yang matang untuk melaksanakan pemecahan yang kedua ini. Maksudnya tanpa melalui pemecahan pertama, praktisi, pemerintah dan akademisi bekerja sama dengan industriawan terkait berani melakukan terobosan, dengan memprakarsai suatu pilot project sistim struktur kabel, misalnya fasilitas pameran yang spektakuler atau fasilitas olah raga bertaraf internasional diatas lahan yang sesuai, terbuka dan cukup luas dengan kesadaran bahwa keberhasilan pelaksanaan pembangunan fasilitas ini akan memberikan kontribusi terhadap kemajuan arsitektur di Indonesia dan mengangkat citra bangsa dibidang teknologi dimata internasional. Perancangan dan pelaksanaan pembangunan fasilitas-fasilitas tersebut perlu memperhitungkan kendala-kendala yang harus sudah dibahas sebelumnya yaitu ; Perancangan bangunan sebaiknya disayembarakan pada team yang terdiri dari beberapa perancang struktur kabel yang cukup handal, meskipun pengetahuannya masih sebatas teoritis, ini dimaksudkan untuk mengimbangi kelemahan sebuah desain dibandingkan dengan yang dibuat oleh perancang yang handal dan berpengalaman dilapangan, disamping untuk mengantisipasi keterbatasan pakar struktur kabel yang ada di Indonesia.. Dengan demikian hasil rancangan yang akan dilaksanakan merupakan hasil optimal yang meliputi segala aspek perencanaan sebuah struktur kabel berteknologi tinggi Elemen-elemen struktur yang telah dirancang dan akan digunakan, sebaiknya dilakukan uji coba terlebih dahulu terutama elemen struktur yang utama, yaitu kabel yang terbuat dari baja dan akan mengalami tegangan
88
Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 2, No. 2, 2005 : 71 - 90
yang sangat tinggi. Oleh karena itu produksi elemen-elemen struktur harus benar-benar dilakukan dengan cermat dan tepat. Kemampuan industriawan memproduksi elemen-elemen struktur kabel ini dengan baik dan tepat juga akan menunjang berkembangnya penggunaan sistim struktur ini untuk mengatasi kebutuhan bentang yang lebar. Bersamaan dengan produksi elemen-elemen struktur tersebut seharusnya disertai dengan upaya mengantisipasi bahaya korosi terhadap elemenelemen struktur tersebut yang sebagian besar terbuat dari baja dan terutama yang nantinya tidak terlindung seperti tiang penyangga utama (pylon) dan kabel tariknya. Perlindungan terhadap korosi juga harus diperhitungkan terhadap upaya pemeliharaan dan usia bangunan. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang terlibat pada pembangunan yang berteknologi tinggi, meliputi peningkatan pengetahuan, kemampuan, ketrampilan, tanggungjawab dan disiplin serta mempunyai komitment yang tinggi. Perlu adanya rasa percaya diri pada praktisi, akademisi dan industriawan yang ditunjang oleh pemerintah untuk mampu melarealisasikan bangunan yang berteknologi tinggi Kesadaran akan kemajuan suatu bangsa dapat terlihat dari kemajuan dan perkembangan diberbagai bidang termasuk kemajuan arsitekturnya yang berteknologi yang tinggi. Dibidang pengajaran, harus terus mendorong untuk diajarkannya dan dipelajarinya sistim struktur teknologi tinggi, agar timbul minat dan semangat dari calon-calon praktisi dan termotivasi untuk mempelajarinya secara teori yang benar, berusaha melakukan percobaan-percobaan dengan model, dan berusaha mempelajari dari bangunan yang sudah ada dinegaranegara lain. Semua ini dilakukan dengan harapan Indonesia juga mempunyai pakar sistim struktur kabel yang berteknologi tinggi.
KESIMPULAN Dengan melihat sistim statis struktur ini, dimana perletakan dan tumpuannya hampir semuanya sendi, maka struktur ini memiliki resistensi gempa yang baik dan sangat tepat untuk daerah-daerah yang rawan gempa seperti di Indonesia. Elemen-elemen utama sistim struktur kabel ini mempunyai tegangan putus yang tinggi (Tp = 979 KN / mm2), maka beban yang seharusnya diterima kolom dapat dialihkan kekabel tarik, sehingga tercipta ruang-ruang yang luas dan lebar serta bebas kolom, yang biasanya dibutuhkan oleh fasilitas-fasilitas industri, pameran dan olahraga yang bertaraf internasional. Disamping itu karena konstanta material (R) dari berbagai jenis kabel yang tinggi, maka dimensi kabel yang diperlukan relatif kecil, sehingga keseluruhan struktur akan tampil ringan, kokoh, anggun, dan esthetis. Semua kelebihan-kelebihan yang dimiliki sistim struktur ini, ditambah dengan cepatnya waktu perakitan, karena hampir semua elemen struktur adalah prefabrikasi sehingga secara keseluruhan biaya bangunan dapat ditekan. Sementara bidang pengajaran, kendala yang selalu dihadapi mahasiswa adalah sulitnya meresapi dan menjiwai sistim struktur kabel ini, karena contoh-contoh nyata dari struktur kabel yang berteknologi tinggi dan berskala besar di Indonesia belum ada. Apakah karena tuntutan teknologi yang tinggi untuk merancang dan melaksanakan sistim struktur
Struktur Kabel, Struktur Masa Depan? (I Ketut)
89
kabel ini yang menjadi kendala ahli-ahli bangunan di Indonesia, sehingga belum ada bangunan yang dirancang dan dibangun dengan sistim struktur ini. Oleh karena itu pengajaran struktur di Indonesia khususnya pada Arsitektur diharapkan untuk selalu mencari terobosan-terobosan dalam fenomena ini, sehingga suatu saat dapat merealisir bangunan yang menggunakan sistim struktur ini. Dari pemaparan yang singkat ini, ternyata struktur kabel memiliki keunggulan tersendiri bila dibandingkan struktur-struktur lainnya yang ada, sehingga menurut penulis sistim struktur kabel ini adalah sistim struktur yang menjanjikan dimasa depan. Sudah saatnya para praktisi, akademisi dan industriawan yang terkait dan didukung oleh pemerintah memikirkan langkah-langkah untuk memulai menerapkannya di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Behnisch, Guenther. (1981). "Umdruckn Baukonstruktion", T.H., Darmstadt Joedicke, Juergen. (1959). "Buerobauten", Stuttgart Nervi, Pier Luigi. (1963). "Neue Strukturen", Stuttgart Otto, Frei. (1958). "Das Haengende Dach, Gestalt und Struktur", Berlin Roland, Conrad; Frei Otto. (1965). "Spannweiten", Berlin-Frankfurt Salvadori, Mario; Heller, Robert. (1963). "Structure in Achitecture". Engelwoodcliffs, N.I Engel, Heino. (1967). "Structure systems, Deutsche Verlagsanstalt GmBH", Stutgart Mac Donald, Angus J. (2001). "Structure & Architecture", London Klotz, Heinric. (1986). "Vision der Moderne - das Prinzip Konstruktion, Prestel-Verlag", Muenchen Siegel, Kurt. (1960). "Strukturformen der Modernen Architektur", Muenchen Cowan, H.J., Wilson, F. (1980). "Structural Systems", Van Nostrand Reinhold, New York
90
Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 2, No. 2, 2005 : 71 - 90