perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2010
Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh : ONY YULIA TERADITA F0106062
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukkan diri sendiri ( R.A Kartini)
Well done is better than well said -Benjamin Franklin-
Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya didapatkan oleh mereka yang bersemangat mengejarnya -Abraham Lincoln-
Laa Haula Walaa Quwwata Illa Billahi (Tidak ada daya upaya dan tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)
v
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Penulis persembahkan karya kecil ini kepada: My Almighty God, Allah SWT My Beloved Parents Almamater
iv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan berkat serta rahmat-Nya, sehingga dengan bimbingan, pertolongan, izin dan kasih karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul : “Struktur dan Kinerja Industri Kerajinan Tangan di Kota Surakarta Tahun 2010”. Sebuah berkat dan kebahagian tersendiri bagi penulis dapat menyusun karya kecil ini sebagai upaya untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret. Skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dari banyak pihak yang berupa bantuan, bimbingan, dukungan, doa serta motivasi. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin menghaturkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dwi Prasetyani, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang dengan penuh kesabaran membantu, membimbing, dan meluangkan waktu bagi penulis dalam proses penulisan skripsi. 2. Bapak Sumardi, SE selaku Dosen Pembimbing Akademik 3. Bapak Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan.
vi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Ibu Izza Mafruhah, SE, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Ekonomi Pembangunan 5. Ibu Nunung Sri Mulyani selaku pembimbing terdahulu yang telah memberikan sumbangan pemikiran bagi penulis 6. My beloved parents, papa dan mama...amat sangat berterimakasih atas segalanya, maaf bila terlalu lama menuggu kelulusanku. 7. My dearest sister, Shania...life is so worth with her. 8. My sweetheart, my best motivator, Fahrur Rozi Irawan nun jauh di sana,,so grateful for always encourage me.. 9. Yang Kung dan Yang Uti yang mendoakanku dari jauh 10. ”Pat” dan Seluruh keluarga besarku dimanapun kalian berada 11. Sahabat sekaligus teman seperjuanganku, esp Echa Suminten, Yesy Cndoetz, Lokitut, Hayuu, juga untuk Tia di magetan, thanks a million vo this priceless frenship which will not be replaced.. 12. My crazy buddy, Bayu Nurhadi....you rock guy! 13. Monic dan Tika …thanks atas sumbangan pemikiran kala lagi stuck 14. Princess kecilku, Flo, Kylie, Trixie, Trea & Kinsey ..cheer me up always yaa 15. Sobat-sobatku semasa di SDN Kleco 1, SMPN 1 Solo, SMAN 3 Solo, thanks vo fillin’ up some episodes of my life..it was so memorable
vii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16. Teman-teman EP Holic ‘06 , thanks for the story that will be a history.. 17. Bapak dan Ibu Pegawai Disperindag Kota Surakarta, terimakasih atas sikap hangat dan keramahtamahannya. 18. Seluruh pengusaha ataupun pemilik usaha kerajinan tangan yang telah sudi
membantu tersedianya data dan informasi yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekuarangan-kekurangan tersebut. Semoga karya kecil ini dapat memberikan manfaat bagi diri penulis dan pembaca semua.
Surakarta, Januari 2011 Penulis
Ony Yulia Teradita
viii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL.................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………........ ii HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………...… iii HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………..
iv
HALAMAN MOTTO ………………………...……………..…………..
v
KATA PENGANTAR …………………………………………………… vi DAFTAR ISI ……………………………………………………………
ix
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. xii DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. xiv ABSTRAK ……………………………………………………………..... xv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………………………...... 1 B. Perumusan Masalah ……………………………………………… 10 C. Tujuan Penelitian ………………………………………………… 10 D. Manfaat Penelitian ………………………………………………. 11
II. TINJAUAN PUSTAKA
ix
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. Landasan Teori ………………………........................................... 12 1. Pengertian Industri……………………………........................... 12 2. Jenis Industri …………………………………………………... 15 3. Kerajinan Tangan ……………………………………………… 17 4. Permasalahan Industri Kerajinan di Indonesia ………………... 20 5. Pengembangan Industri Kerajinan di Indonesia ......................... 22 B. Struktur Pasar …………………………………………………….. 23 1. Pengertian dan Bentuk Pasar ...................................................... 23 2. Unsur-Unsur Struktur Pasar ........................................................ 31 C. Kinerja ……………………………………………….................... 36 D. Hubungan Struktur Pasar dan Kinerja Pasar …………………….. 38 E. Kerangka Pemikiran …………………………………………....... 41 F. Hipotesis ………..…....................................................................... 42 G. Penelitian Terdahulu …………………………………………..… 43
III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………...... 46 B. Jenis dan Sumber Data …………………………………………... 46 C. Populasi dan Sampel …………………………………………..… 47 D. Definisi Operasional Variabel ........................................................ 48 E. Metode Pengolahan Data ………………………………………... 49 F. Metode Analisis Data …………………………………………… 50 1. Pengukuran Struktur Pasar .......................................................... 50 2. Pengukuran Kinerja ..................................................................... 54
IV. ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Objek Surakarta …………………………..…
57
1. Letak Geografis ………………………………………………
57
x
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Keadaan Wilayah ……………………………………………… 58 3. Sumber Daya Lahan……………………………………………. 59 B. Aspek Demografis ……………………………………………...... 61 1. Jumlah Penduduk Menurut Umur ...................................... 61 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian.............. 64 3. Kepadatan Penduduk Geografis ......................................... 66 C. Keadaan Sosial Ekonomi……………....……................................. 67 1. Keadaan Pendidikan ………………………………...……......... 67 2. Kondisi Perekonomian …………………………………............ 68 D. Gambaran Umum Industri Kerajinan Tangan di Kota Surakarta............................................................................... ........... 72 1. Jumlah Modal Industri Kerajinan Tangan ................................... 72 2. Jumlah Pendapatan Industri Kerajinan Tangan ........................... 73 3. Jumlah Biaya Industri Kerajinan Tangan ................................... 74 E. Analisis Struktur Industri Kerajinan Tangan ................................. 74 F. Analisis Kinerja Industri Kerajinan Tangan ................................... 76 1. Analisis Kinerja Rentabilitas Ekonomi ...................................... 76 2. Analisis Kinerja Profit Margin ................................................... 76 G. Analisis Korelasi Struktur Pasar dengan Kinerja ............................ 77 1. Analisis Korelasi Pendapatan dengan Rentabilitas Ekonomi ..... 77 2. Analisis Korelasi Pendapatan dengan Profit Margin ................ 78
V. PENUTUP A. Kesimpulan …………………………………………………....... 80 B. Saran ……………………………………………………............. 82 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Penduduk Surakarta Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2008 …………………………………… 62
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Kota Surakarta Berdasar Jenis Kelamin dan Tingkat Pertumbuhan Tahun 2004-2008 …………… 63
Tabel 4.3
Banyaknya Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kota Surakarta Tahun 2008 ……………………………… 64
Tabel 4.4
Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Di Kota Surakarta Tahun 2008 ……….. 65
Tabel 4.5
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin dan Tingkat Kepadatan Tiap Kecamatan di Kota Surakarta Tahun 2008 ................................................................................... 67
Tabel 4.6
Banyaknya Penduduk 5 Tahun ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Surakarta Tahun 2004-2008 ................ 68
Tabel 4.7
Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Di Kota Surakarta Tahun 2004 – 2008 ……………………................................................... 69
Tabel 4.8
Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Di Kota Surakarta Tahun 2004 – 2008 ……………………………………..
Tabel 4.9
70
Banyaknya Industri di Kota Surakarta Tahun 2008-2009 . 72
xii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.10
Jumlah Modal Industri Kerajinan Tangan .......................... 73
Tabel 4.11
Jumlah Pendapatan Industri Kerajinan Tangan .................. 73
Tabel 4.12
Jumlah Biaya Industri Kerajinan Tangan .......................... 74
Tabel 4.13
Konsentrasi Industri Kerajinan Tangan Variabel Pendapatan ..... ...................................................................................... 75
Tabel 4.16
Hasil Korelasi Pendapatan dengan RE ............................... 77
Tabel 4.17
Hasil Korelasi Pendapatan dengan PM .............................. 78
xiii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT THE STRUCTURE AND THE PERFORMANCE OF HANDICRAFT INDUSTRIES IN SURAKARTA CITY IN 2010
Ony Yulia Teradita (NIM. F0106062) The basis of this research is the increasingly tight level of competition in the handicraft industry in Surakarta during the year 2010. The purpose of this study was to determine the market structure of the handicraft industries in Surakarta viewed from the level of income, to determine the performance of the handicraft industries in Surakarta seen from the economic rates of return and profit margin, and to know the relationship between the market structure and the performance of handicraft industries in the city of Surakarta. The study was a descriptive study using survey method. The sampling method is to use saturated sampling techniques, resulting in the respondents, 56 businesses. The analytical technique used is the concentration ratio and Herfindahl index. The economic rentability and profit margin are used to determine the performance of handicraft industries. In finding the relationship between the market structure and the performance, a correlational test of Pearson Product Momment method was used. The results of data analysis showed that the concentration ratio of the four largest firms (CR-4) is amounted to 41.80% by value of Herfindahl Index of 5.95%. Based on the results of correlation, it is known that the relationship between the variables of income with economic rentability have a significant relationship due to the fact that the value of r is 0.482. In addition, between the revenue variable and the profit margins, there is a significant relationship in which the r value is amounted to 0.278. Based on the finding the researcher put forward some suggestions as follows: a) It is better for the industry to diversify its product; b)Companies need to cooperate with one another because if the industry is dominated by several large companies only, the price will tend to rise; c) Production efficiency and the use of technology should be intensively made; d)There must also be efficiency in resource allocation, efficiency in product distribution, and creative marketing techniques through non-price competition such as quality, convenience, and brand promotion. The higher the economic profitability, the higher the level of efficient use of capital. And the higher the profit margin, the more efficient operation of the company will be. Keywords: Market structure, performance, industry, handicrafts, economic profitability, profit margins, concentration ratio, Herfindahl index.
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Industrialisasi telah menjadi kekuatan utama (driving force) di balik urbanisasi yang cepat di kawasan Asia sejak dasawarsa 1980-an. Maka dari itu, peranan sektor industri dalam perekonomian Indonesia semakin besar dan penting. Pembangunan di sektor industri dikembangkan secara bertahap dan terpadu melalui peningkatan keterkaitan antar industri dan antar sektor industri yang memasukkan bahan baku industri, melalui iklim yang merangsang bagi penanam modal dan penyebaran pembangunan industri di daerah sesuai dengan potensi masing-masing dan sesuai dengan iklim usaha yang pada akhirnya akan memantapkan pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektorsektor lain dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan. Produk-produk industrial selalu memiliki dasar tukar (terms of trade) yang tinggi atau lebih menguntungkan
serta
menciptakan
nilai
tambah
yang
lebih
besar
dibandingkan produk-produk sektor lain. Hal ini disebabkan karena sektor industri memiliki variasi produk yang sangat beragam dan mampu memberikan manfaat marginal yang tinggi kepada pemakainya (Dumairy, 2001 : 227).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Sektor industri di setiap negara memiliki posisi penting untuk meningkatkan perekonomian rakyat, karena dengan maraknya sektor ini maka lapangan pekerjaan bagi masyarakat akan terbuka lebar. Tergeser sektor industri modern, industri tradisional mulai lesu dan tak mampu bersaing dengan perusahaan raksasa. Industri tradisional yang biasanya dikerjakan oleh warga pedesaan sulit berkembang. Layak disoroti bahwa kerajinan tangan dalam industri tradisional memiliki nilai budaya yang mencerminkan identitas sebuah bangsa. Kini berbagai seminar dan dialog tingkat internasional ramai digelar untuk menyelamatkan industri ini. Berbicara tentang kerajinan tangan tidak terlepas dari keterampilan seseorang dalam membuat sesuatu produk yang tidak menggunakan mesin atau peralatan bantu modern dan biasanya melakukan kegiatan terbatas kepada ruang lingkup rumahan. Jika sudah menggunakan mesin dan alat bantu modern serta melakukan kegiatannya dalam lingkup bangunan pabrik, maka tidak lagi disebut kerajinan tangan tetapi sudah merupakan Produk Industri Kecil Kerajinan. Memang melihat bentuknya keduanya adalah produk kerajinan, namun yang membedakan adalah proses pembuatannya yaitu dengan tangan atau dengan bantuan mesin. Kapasitas produksi kerajinan tangan tidak sebanyak kerajinan yang menggunakan mesin, hal ini dapat dilihat ketika keduanya melakukan produksi massal. Kerajinan tangan dahulu biasanya dilakukan oleh kaum perempuan dalam mengisi waktu luang, yang terkenal hingga sekarang ialah kerajinan tangan sulaman (setelah melalui bantuan mesin dikenal dengan bordiran).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Kaum perempuan jaman dulu juga sudah mengenal kerajinan batik tulis, kini beralih fungsi sebagai industri batik dengan jumlah produksi yang bisa dipacu dengan bantuan beragam mesin atau peralatan modern. Banyak kerajinan tangan yang dikenal hingga kini, semua itu merupakan aset produk etnik yang biasanya mempunyai sejarah dan berkaitan dengan adat dan budaya daerah itu sendiri. Kerajinan tangan juga merupakan salah satu hasil produksi Indonesia yang termasuk ke dalam komoditi non migas. Sebagian besar industri kerajinan tangan terdiri atas industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Pengembangannya sangat diharapkan oleh pemerintah untuk menunjang perekonomian rakyat. Menurut Soeroto dalam Made Berata (2008), seni kerajinan merupakan usaha produktif di sektor nonpertanian baik untuk mata pencaharian utama maupun sampingan, oleh karenanya merupakan usaha ekonomi, maka usaha seni kerajinan dikategorikan ke dalam usaha industri. Industri kerajinan tangan merupakan manisfestasi seni dan kreativitas sebuah bangsa. Sejatinya, industri ini menjadi wadah penting bagi seni dan budaya serta mencerminkan identitas sebuah bangsa. Saat ini, upaya untuk menghidupkan
kembali
industri
kerajinan
tangan
bukan
hanya
menghubungkan kita dengan sejarah masa lalu berbagai bangsa, namun juga mampu menjadi faktor untuk kian mempererat hubungan antara bangsa. Setelah Perang Dunia II, industri kerajinan tangan dengan berbagai keunggulan seni dan budayanya mendapat perhatian serius dari berbagai negara. Pada tanggal 10 Juni 1964, untuk pertama kalinya digelar pertemuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
tingkat dunia yang dihadiri para ahli lebih dari 40 negara. Dalam pertemuan tersebut para peserta sepakat membentuk lembaga dunia untuk industri kerajinan tangan. Lembaga ini berada di bawah UNESCO. Dengan terbentuknya lembaga ini, industri kerajinan tangan dan tradisional mendapat perhatian serius di sektor budaya dan ekonomi internasional. Menurut para ahli,
era
Renaissance
atau
pembaharuan
sangat
berpengaruh
bagi
kesempurnaan seni kerajinan tangan. Kerajinan tangan sering disebut dengan istilah seni kriya. Seni kriya termasuk seni rupa terapan (applied art) yang selain mempunyai aspek-aspek keindahan juga menekankan aspek kegunaan atau fungsi praktis. Artinya, seni kriya atau kerajinan tangan adalah seni kerajinan tangan manusia yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan peralatan kehidupan sehari-hari dengan tidak melupakan pertimbangan artistik dan keindahan (Cauto, 1993 : 5). Istilah seni kerajinan diartikan sebagai pekerjaan yang dilakukan dengan tangan dan membutuhkan keterampilan tertentu. Dalam Ensiklopedi Indonesia dijelaskan, bahwa seni kerajinan tangan merupakan jenis kesenian yang menghasilkan berbagai barang perabotan, hiasan atau barang-barang lain yang artistik, terbuat dari kayu, logam, emas, perak, gading, dan sebagainya. Hasil suatu seni kerajinan tangan disebut juga seni Guna (Shadily, 1983 : 1749).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Menurut Made Soeroto dalam Made Barata, dalam bahasa Inggris kata yang berhubungan dengan makna kriya ditemukan dalam arti handycraft, yaitu berarti pertukangan atau keprigelan atau ketrampilan tangan. Disini keprigelan,
menunjuk
pada
keahlian
atau
ketrampilan
yang
dapat
menghasilkan benda. Selain sisi konsumsi, nilai seni sebuah kerajinan tangan juga sangat diperhatikan. Dengan kata lain, kerajinan tangan merupakan industri dan sumber penghasilan. Namun seiring kemajuan teknologi, nilai historis dan budaya sebuah hasil kerajinan tangan menjadi lebih menonjol. Menurut para pengamat, industri kerajinan tangan selain menjaga nilai-nilai keaslian budaya sebuah masyarakat juga memberikan nilai ekonomis. Sejak pertama kali muncul, industri kerajinan tangan telah memberikan lapangan kerja yang besar bagi masyarakat. Selain itu bagi mereka yang memiliki pekerjaan tetap, industri ini juga memberikan penghasilan sampingan, khususnya bagi mereka yang hidup di pedesaan. Dewasa ini, meski sektor industri mengalami perkembangan hebat di berbagai penjuru dunia, namun industri kerajinan tangan bukan hanya mampu bertahan bahkan semakin mendapat perhatian serius masyarakat. Namun demikian, maraknya pasar kerajinan tangan di dunia juga memiliki berbagai kendala. Di antara kendala serius yang mengancam sektor ini adalah pemalsuan sebuah produk yang dilakukan oleh negara lain. Hal ini mendorong diadakannya upaya untuk mencegah merebaknya pemalsuan produk kerajinan tangan. Di antara upaya tersebut adalah pemberian hak paten berbagai hasil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
kerajinan tangan berbagai negara oleh sebuah lembaga internasional. Lembaga ini sedikitnya telah mampu menjawab kekhawatiran produsen industri kerajinan tangan. Oleh karena itu, pada tahun 2001 dibentuklah hak paten yang dikeluarkan oleh UNESCO untuk melindungi hak produsen industri kerajinan tangan. Jelas bahwa tidak seluruh kerajinan tangan memiliki kelayakan untuk mendapat hak paten dari UNESCO. Karena itulah lembaga ini menentukan sejumlah kriteria dalam hal ini. Di antaranya adalah sebuah hasil kerajinan tangan harus menjaga nilai-nilai budaya, penuh kreativitas, dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Hal lain yang patut diperhatikan adalah bahwa hasil kerajinan tangan bukan sekedar peninggalan bersejarah dan hiasan dinding. Karya ini diproduksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dapat juga memenuhi kebutuhan manusia modern serta memberikan identitas baru bagi mereka. Mengingat sejarah panjang dan urgensitas kerajinan tangan di sektor budaya, sejarah dan agama bagi setiap bangsa, diharapkan metode untuk memajukan industri ini dapat segera ditemukan sehingga kerajinan ini mampu diproduksi secara besar-besaran. Industri kerajinan tangan memuat begitu banyak kreativitas yang merupakan bagian dari industri kreatif mempunyai peluang yang besar dalam mengembangkan perekonomian Indonesia untuk lebih maju. Pengembangan tersebut dicapai melalui pengembangan industri kerajinan tangan di daerahdaerah yang berpotensi diseluruh Indonesia. Dalam penelitian ini, khususnya di Kota Surakarta pengembangannya sangat diperlukan karena mampu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan, mampu menciptakan iklim bisnis yang positif, berbasis kepada sumber daya yang terbarukan, serta dapat menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa. Adanya usaha semacam ini akan memberi manfaat-manfaat ganda lainnya, seperti peningkatan income atau penghasilan yang muaranya kepada peningkatan indeks daya beli masyarakat. Indeks daya beli masyarakat pengrajin yang berusaha dibidang kerajinan tangan secara perlahan akan memunculkan daerah sentra kerajinan yang pada akhirnya merupakan aset daerah. Sentra-sentra semacam ini banyak contoh yang kita lihat seperti Sentra Sepatu di Cibaduyut, Sentra Rotan di Plumbon Kabupaten Cirebon serta sentra-sentra kerajinan didaerah lain seperti Surakarta, Yogyakarta dan Bali yang lebih dikenal hingga ke mancanegara. Peran Pemerintah melalui instansi terkait sangat diperlukan dalam ruang gerak bagi pengrajin, karena hanya dengan memulai dari pihak pemerintah maka bisa dipastikan geliat perkembangan kerajinan tangan akan cepat tercapai. Disamping itu, seluruh komponen yang ada di masyarakat juga harus turut mengibarkan kepedulian terhadap perkembangan kerajinan tangan, dari sinilah akan terjadi sinergi yang baik dalam menggeliatkan produk kerajinan tangan. Harus diyakini benar bahwa kerajinan produk negeri sendiri tidak akan kalah bersaing dengan produk kerajinan negara lain. Sudah kita pahami benar bahwa negeri kita kaya akan adat dan budaya bangsa, kaya akan sejarah bangsa dan sarat akan keragaman yang dimiliki karena negara kita adalah negara pancasila.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
Keragaman adat dan budaya akan banyak melahirkan keragaman jenis kerajinan tangan yang bisa dikembangkan dan diperluas pangsa pasarnya. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi dalam mendukung kelancaran usaha, dirasa sangat perlu untuk membentuk suatu wadah sebagai wahana komunikasi, informasi, diskusi serta menjembatani antara pemerintah dengan pengusaha dalam menyelesaikan permasalahan industri. Umumnya, permasalahan tersebut meliputi masalah permodalan, tenaga kerja terlatih, pemasaran, bahan baku, teknologi, dan lain-lain. Suatu wadah yang akan menampung aspirasi pengusaha untuk disampaikan kepada pemerintah melalui instansi terkait. Potret kerajinan tangan di Kota Surakarta dapat dilihat dari aktivitas kerajinan tangan yang telah menghasilkan produk-produk yang sangat banyak dan beragam, di antaranya adalah produk kerajinan tangan yang berbahan kulit, batok kelapa, bambu, kulit telur, lilin, jagung (klobot atau kulit jagung), bulu ayam (shuttle cock), logam, bebatuan akik, anyaman bambu, karet, keramik, kertas koran, botol air mineral bekas, limbah kaca, rotan, kain flanel, kain lurik, gabus, limbah plastik, mika, tanah liat, dan lain-lain. Dari berbagai barang tersebut dapat dibentuk berbagai barang yang berupa gerabah, piring, gelas, kompor, hiasan dinding, alat musik, topeng, wayang kulit, lampu, tas, tempat handphone, sandal, pakaian, blangkon, scarf, gantungan kunci, dan sebagainya. Produk-produk kerajinan tangan tersebut di samping untuk memenuhi permintaan lokal juga telah dipasarkan ke beberapa wilayah di Indonesia dan mancanegara. Selain “mengangkat” nuansa budaya asli, produk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
kerajinan tangan Surakarta juga mempunyai nilai seni tinggi sehingga banyak diminati para turis mancanegara. Makin berkembangnya pasar produk-produk kerajinan ini menjadi pendorong tumbuhnya sektor informal di Kota Surakarta. Surakarta mempunyai potensi yang sangat besar dalam pengembangan industri kerajinan tangan. Dari uraian di atas, kita semakin yakin akan manfaat dan peluang yang prospektif dari industri kerajinan tangan yang bisa kita rasakan. Banyak sekali produk kerajinan tangan yang bersifat produk fungsional yang sangat menarik dan tidak kalah dengan produk negara lain. Produk kerajinan tangan Surakarta adalah juga produk yang mempunyai daya jual dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai produk cinderamata Indonesia yang berdaya saing. Hal ini ditinjau dari tersedianya tenaga kerja yang terampil dan bahan baku yang tersedia. Industri kerajinan tangan sampai saat ini masih dapat diunggulkan baik dari segi desain maupun mutunya. Industri kerajinan tangan di Kota Surakarta telah mampu menembus pasar Internasional, sehingga dapat menambah pendapatan daerah. Fenomena tersebut memotivasi penulis untuk mengangkat masalah ini menjadi suatu penelitian dengan judul : STRUKTUR DAN KINERJA INDUSTRI KERAJINAN TANGAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2010.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
B. Perumusan Masalah Untuk memberikan pedoman yang jelas dalam arah penelitian dari latar belakang yang diuraikan, maka beberapa masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana struktur pasar dari industri kerajinan tangan dilihat dari tingkat pendapatan ? 2. Bagaimana kinerja dari industri kerajinan tangan dilihat dari tingkat rentabilitas ekonomi dan profit margin ? 3. Bagaimana hubungan antara struktur pasar dengan kinerja dari industri kerajinan tangan di Kota Surakarta ?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui struktur pasar dari industri kerajinan tangan di Kota Surakarta dilihat dari tingkat pendapatan. 2. Untuk mengetahui kinerja dari industri kerajinan tangan di Kota Surakarta dilihat dari tingkat rentabilitas ekonomi dan profit margin. 3. Untuk mengetahui hubungan antara struktur pasar dengan kinerja dari industri kerajinan tangan di Kota Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini antara lain : 1. Bagi Akademisi Untuk menambah pengetahuan dan informasi, serta sebagai bahan referensi untuk melengkapi penelitian-penelitian lebih lanjut tentang industri kreatif khususnya di bidang kerajinan tangan 2. Bagi Pemerintah Daerah Merupakan bahan masukan bagi pemerintah Kota Surakarta dalam merumuskan kebijakan pembangunan sektor industri, khususnya subsektor industri kerajinan tangan. 3. Bagi Masyarakat Memberikan tambahan wawasan bagi masyarakat khususnya bagi pengusaha kerajinan tangan dalam menyikapi kemungkinan timbulnya permasalahan dan pengambilan kebijakan dalam peningkatan pendapatan usahanya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Pengertian Industri Analisis industri adalah upaya memanfaatkan peluang bisnis dan mengidentifikasikan cara mendapatkan keuntungan jangka panjang. Tujuan analisis industri adalah meramalkan perilaku para pesaing, baik lama maupun baru yang akan masuk ke pasar, pengembangan produk, metode
dan
teknologi
baru,
serta
pengaruh
pembangunan
dan
perkembangan pada industri yang berhubungan. Lebih lanjut, dasar analisis industri adalah masalah efisiensi (Mudrajad, 2007 : 36). Industri adalah suatu unit atau kesatuan produksi yang terletak pada suatu tempat tertentu yang melakukan kegiatan untuk mengubah bahan baku dengan mesin atu kimia atau dengan tangan menjadi produk baru, atau mengubah barang- barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya dengan maksud untuk mendekatkan produk tersebut pada konsumen akhir (Badan Pusat Statistik, 2003 : 32). Industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang menghasilkan produk sejenis di mana terdapat kesamaan dalam bahan baku yang digunakan, proses, bentuk akhir, dan konsumen akhir. Dalam arti yang lebih luas, industri dapat didefinisikan kumpulan perusahaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
yang memproduksi barang dan jasa dengan elastisitas silang (cross elasticities of demand) yang positif dan tinggi (Mudrajad, 2007 : 167). Pengertian industri dapat dalam lingkup makro maupun mikro. Secara mikro, industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang homogen, atau barang-barang yang mempunyai sifat yang saling mengganti secara erat. Dari segi pembentukan pendapatan, yakni yang cenderung bersifat makro, industri adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah (Hasibuan, 2003 : 12). Ekonomi
industri
maupun
organisasi
industri
merupakan
kelanjutan dari teori ekonomi mikro yang membahas mengenai variabelvariabel seperti harga, upah, ongkos produksi, perilaku perusahaan atau industri dan perilaku konsumen. Ekonomi industri mempunyai subyek masalah tentang perilaku dari perusahaan dalam industri. Mempelajari mengenai kebijakan perusahaan yang mengikuti rival dan customers mereka (termasuk harga, iklim dan penelitian-pengembangan). Serta mempelajari kompetitif di dalam pasar (Martin, 1993 : 1). Moch Sadli dan Endang W (2000 : 9) menyatakan bahwa kata industri mempunyai tiga pengertian, yaitu : a. Kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang memproduksi suatu barang yang serupa. b. Perusahaan-perusahaan yang memakai bahan mentah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
c. Kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang mempunyai proses produksi yang sama. Dari beberapa pengertian industri yang telah dikemukakan di atas, diambil suatu kesimpulan bahwa pada dasarnya industri merupakan suatu unit usaha yang melakukan kegiatan yang bersifat ekonomi yang merubah barang atau jasa yang pada akhirnya dapat menghasilkan barang atau jasa yang lebih bernilai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau konsumen. Tujuan dari mempelajari ekonomi industri adalah mengembangkan suatu alat guna menganalisis proses pasar dan dampaknya terhadap kinerja ekonomi (Mudrajad, 2007 : 153). Subyek utama ekonomika industri adalah perilaku perusahaan dalam industri. Sulit memisahkan peranan ekonomi mikro dalam analisis ekonomi industri. Kendati demikian, perbedaan antara analisis ekonomi mikro dan industri setidaknya dapat dilihat dari (Martin, 1994 : 1-2): Pertama, fokus analisis ekonomi mikro adalah struktur pasar yang sederhana, yaitu persaingan dan monopoli, sedangkan ekonomi industri menitikberatkan pada oligopoli, jenis industri yang lebih sering dijumpai dalam realitas. Kedua, yang lebih fundamental adalah ekonomi industri membahas bagaimana kebijakan pemerintah terhadap dunia bisnis. Kebijakan pemerintah termasuk regulasi, perijinan, kepemilikan publik atau negara, dan kebijakan tentang antimonopoli.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
2. Jenis Industri Penggolongan industri dengan pendekatan besar kecilnya skala usaha dilakukan oleh beberapa lembaga dengan kriteria yang berbedabeda.
Untuk
(industrialisasi),
keperluan serta
pengembangan
berkaitan
dengan
sektor
industri
administrasi
sendiri
Departemen
Perindustrian dan Perdagangan, industri di Indonesia digolong-golongkan berdasarkan hubungan arus produknya menjadi (Dumairy, 1997 : 232) : a. Industri hulu, yang terdiri atas Industri kimia dasar dan Industri mesin, logam dasar dan elektronika. b. Industri hilir, yang terdiri atas : Aneka industri dan Industri kecil. Departemen
Perindustrian
menggolongkan
industri
menjadi
Industri Kecil dan Industri Menengah. Aset pada industri kecil lebih kecil dari Rp200 Juta diluar tanah dan bangunan. Omset tahunan lebih kecil dari Rp1 milyar. Sedangkan Industri Menengah (Konsensus DepperindagBPS), omset penjualan antara Rp 1 milyar hingga Rp 50 milyar. Klasifikasi industri kecil menurut Departemen Perindustrian adalah sebagai berikut (Dirjen Industri Kecil 1985 : 10) : a. Industri Kecil Modern Industri kecil modern meliputi industri kecil sebagai berikut : 1) Menggunakan teknologi proses madya. 2) Tergantung pada dukungan litbang dan usaha-usaha kerekayasaan. 3) Dilibatkan dalam sistem produksi industri besar dan menengah dengan sistem pemasaran domestik dan ekspor.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
4) Menggunakan mesin khusus dan alat perlengkapan model lainnya. 5) Industri kecil modern mempunyai akses untuk menjangkau sistem pemasaran yang lebih berkembang baik di pasar domestik maupun di pasar ekspor. Jumlah industri kecil modern mencapai 5% dari jumlah total industri kecil di Indonesia. b. Industri Kecil Tradisional Jumlah industri kecil tradisional di Indonesia adalah 75% dari jumlah total industri kecil yang ada. Industri kecil tradisional mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1) Teknologi proses yang digunakan secara sederhana. 2) Teknologi pada bantuan UPT yang disediakan oleh Departemen Perindustrian sebagai bagian dari program bantuan teknis kepada industri kecil. 3) Alat perlengkapan dan mesin yang digunakan relatif sederhana. 4) Lokasinya di daerah pedesaan. c. Industri Kecil Kerajinan Industri kecil kerajinan atau seni kriya adalah usaha pembuatan barang-barang dari bahan-bahan mentah dengan sifat utama tenaga buruh yang diupah atau digaji. Industri ini disebut juga sebagai cottage industry, yaitu suatu proses produksi dari perusahaan kecil yang dalam pembuatannya lebih mengandalkan metode keterampilan tangan (hand made) daripada menggunakan alat-alat mekanik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
3. Kerajinan Tangan Kerajinan
tangan disebut juga sebagai seni kriya, adalah seni
kerajinan tangan manusia yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan peralatan kehidupan sehari-hari dengan tidak melupakan pertimbangan artistik dan keindahan. Seni kriya atau kerajinan tangan sebaiknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (Made Berata, 2008) : a. Utility atau aspek kegunaan Yaitu seni kriya atau kerajinan tangan harus memiliki kegunaan sebagai : Security, (jaminan tentang keamanan orang menggunakan barang-barang itu), Comfortable (nyaman tidaknya suatu barang digunakan) barang yang nyaman digunakan disebut barang terap. Barang-barang terapan adalah barang yang memiliki nilai praktis yang tinggi. Flexibility (keluwesan penggunaan). Barang-barang seni kriya adalah barang terap yang wujudnya sesuai dengan kegunaan atau terapannya. Barang terap dipersyaratkan memberi kemudahan dan keluwesan penggunaan agar pemakai tidak mengalami kesulitan dalam penggunaannya. b. Estetika atau syarat keindahan Sebuah barang terapan betapapun nyamannya dipakai jika tidak enak dipandang maka pemakai barang itu tidak akan merasa puas. Keindahan dapat menambah rasa senang, nyaman, dan kepuasan bagi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
pemakainya. Dorongan orang memakai, memiliki, dan menyenangi menjadi lebih tinggi jika barang itu diperindah dan berwujud estetik. Fungsi dan tujuan pembuatan seni kriya atau kerajinan tangan adalah : a. Sebagai benda pakai, adalah seni kriya yang diciptakan mengutamakan fungsinya, adapun unsur keindahannya hanyalah sebagai pendukung. b. Sebagai benda hias, yaitu seni kriya yang dibuat sebagai benda pajangan atau hiasan. c. Sebagai benda mainan, adalah seni kriya yang dibuat untuk digunakan sebagai alat permainan. Jenis-jenis seni kriya atau kerajinan tangan di Nusantara antara lain: a. Seni kerajinan kulit, adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari kulit yang sudah dimasak, kulit mentah atau kulit sintetis. Contoh : tas, sepatu, wayang, ikat pinggang. b. Seni kerajinan logam, ialah kerajinan yang menggunakan bahan logam seperti besi, perunggu, emas, perak. Sedangkan teknik yang digunakan biasanya menggunakan sistem cor, ukir, tempa atau sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Contoh : pisau, barang aksesoris, kerajinan dari besi, kerajinan dari perunggu, kerajinan dari emas, kerajianan dari perak, dan lain-lain. c. Seni ukir kayu, yaitu kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu yang dikerjakan atau dibentuk menggunakan tatah ukir. Kayu yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
biasanya digunakan adalah : kayu jati, mahoni, waru, sawo, nangka dan lain-lain. Contoh : mebel, relief, topeng. d. Seni kerajinan anyaman, kerajinan ini biasanya menggunakan bahan rotan, bambu, daun lontar, daun pandan, serat pohon, pohon pisang, enceng gondok, dan lain sebagainya. Contoh : topi, tas, keranjang. e. Seni kerajinan batik, yaitu seni membuat pola hias di atas kain dengan proses teknik tulis atau teknik cetak. f. Seni kerajinan keramik, adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari tanah liat yang melalui proses sedemikian rupa (dipijat, butsir, pilin, pembakaran, dan glasir) sehingga menghasilkan barang atau benda pakai dan benda hias yang indah. Contoh : gerabah, piring, gelas, vas, pot. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999 menetapkan bahwa usaha kecil yang didalamnya terdapat industri kecil dan kerajinan adalah suatu unit usaha yang mempunyai nilai aset netto (tidak termasuk tanah dan bangunan) yang tidak melebihi Rp200 juta, atau penjualan per tahun tidak lebih besar dari 1 milliar. Sedangkan, menurut Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 1999 nilai aset netto (diluar tanah dan gedung) yang dimiliki oleh suatu pengusaha kecil dan menengah antara Rp200 juta sampai Rp. 10 milliar (Tulus Tambunan, 2002 : 49). Badan
Pusat
Statistik
(BPS)
mengklasifikasikan
industri
pengolahan dalam dua subsektor yaitu industri pengolahan non migas dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
pengilangan minyak bumi. Industri pengolahan non migas dibedakan atas industri besar dan sedang, kecil dan kerajinan rumah tangga. Perajin sendiri menurut definisi Umar Kayam adalah mereka yang memiliki suatu ketrampilan khusus yang didapatkan dari penyampaian secara turun-temurun lewat nenek moyangnya atau yang diperoleh melalui proses sosialisasi dai lingkungan budayanya.
4. Permasalahan Industri Kerajinan di Indonesia Tantangan utama yang dihadapi oleh industri nasional saat ini adalah
kecenderungan
penurunan
daya
saing
industri
di
pasar
internasional. Penyebabnya antara lain adalah meningkatnya biaya energi, ekonomi biaya tinggi, penyelundupan, serta belum memadainya layanan birokrasi. Secara lebih spesifik, masalah dasar yang dihadapi pengusaha kecil adalah : Pertama, kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar. Kedua, kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur terhadap sumber-sumber permodalan. Ketiga, kelemahan di bidang organisasi dan manajemen sumber daya manusia. Keempat, keterbatasan jaringan usaha kerjasama antar pengusaha kecil (sistem informasi pemasaran). Kelima, iklim usaha yang kurang kondusif, karena persaingan yang saling mematikan. Keenam, pembinaan yang telah dilakukan masih kurang terpadu dan kurangnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
kepercayaan serta kepedulian masyarakat terhadap usaha kecil (Mudrajad Kuncoro, 2000 : 8). Industri kecil dan menengah (IKM) yang memiliki potensi tinggi dalam penyerapan tenaga kerja ternyata masih memiliki berbagai keterbatasan yang masih belum dapat diatasi dengan tuntas sampai saat ini. Permasalahan
utama
yang
dihadapi
oleh
IKM
adalah
sulitnya
mendapatkan akses permodalan, keterbatasan sumber daya manusia yang siap, kurang dalam kemampuan manajemen dan bisnis, serta terbatasnya kemampuan akses informasi untuk membaca peluang pasar serta menyiasati perubahan pasar yang cepat. Sedangkan permasalahan industri kecil dan kerajinan rumah tangga meliputi (Irsan Azhary Saleh, 1986 : 14) : a. berkaitan dengan perihal kesempatan kerja yang secara asasi merupakan landasan perkembangan terpenting bagi industri kecil Indonesia. Dalam hubungan ini pembahasan berkisar pada upaya mendeteksi dan memahami kontribusi dari sektor industri di Indonesia terhadap penyelesaian masalah kesempatan kerja dengan tekanan utama pada penganalisaan terhadap subsektor Industri kecil dan kerajinan rumah tangga. b. penelaahan terhadap sifat dasar dari industri kecil yang pada hakekatnya bersifat informal dan tidak terorganisasi dengan baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
5. Pengembangan Industri Kerajinan di Indonesia Pemberian pelatihan melalui pelatihan industri kerajinan perlu digalakkan pemerintah dan dunia pendidikan seperti universitas. Bentuk pelatihan berupa pelatihan keterampilan dan manajemen perusahaan profesional sangat penting untuk mempertahankan kondisi pengusahapengusaha di industri kerajinan. Perlu dibentuknya asosiasi pengusaha industri kerajinan untuk memperkuat usaha ini sebagai salah satu bentuk usaha
baru
yang
menekankan
kepada
inovasi
dan
kreativitas
pengusahanya. Industri kerajinan berdasarkan seni yang memang dimiliki masyarakat muda Indonesia merupakan suatu bentuk inovasi baru di saat terengah-engahnya industri-industri besar di Indonesia saat ini. Kebijakan terintegrasi yang harus dibuat antara lain melindungi kreativitas anak-anak muda Indonesia ini dengan memberi kemudahan untuk mendaftarkan kreativitasnya sebagai hak cipta yang kelak boleh dipasarkan secara massal. Kebijakan terintegrasi ini bukan hanya untuk sektor manufaktur kecil dan menengah seperti distro dan clothing, tetapi juga sektor industri musik indie dan juga sektor seni murni seperti lukisan, industri kerajinan berdasarkan lingkungan seperti seni merangkai barangbarang bekas, dan industri lain yang memiliki basis inovasi dan kreativitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
B. Struktur Pasar 1. Pengertian dan Bentuk Pasar Pengertian pasar menurut kajian Ilmu Ekonomi memiliki pengertian yaitu pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan (pembeli) dan penawaran (penjual) dari suatu barang atau jasa
tertentu,
sehingga
akhirnya
dapat
menetapkan
harga
keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang diperdagangkan. Terdapat tiga elemen pokok dalam struktur pasar, antara lain : a. Pangsa pasar (market share) Pangsa pasar adalah persentase pendapatan perusahaan dari total pendapatan industri yang dapat diukur dari 0 persen hingga 100 persen (Jaya, 2001). Semakin tinggi pangsa pasar, semakin tinggi pula kekuatan pasar yang dimiliki perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki pangsa pasar yang tinggi akan menciptakan monopoli yang mengejar keuntungan semaksimal mungkin. Apabila setiap perusahaan pangsa pasarnya rendah maka akan tercipta persaingan yang efektif. b. Konsentrasi pasar (market concentration), Dalam wikipedia, konsentrasi pasar dapat diartikan sebagai fungsi dari jumlah perusahaan dan saham masing-masing dari total produksi (alternatif, kapasitas total atau total cadangan di pasar). Konsentrasi pasar berkaitan dengan konsep konsentrasi industri, yang menyangkut distribusi produksi dalam suatu industri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
c. Hambatan-hambatan untuk masuk pasar (barrier to entry). Pengertian
struktur
pasar
pada
hakekatnya
adalah
penggolongan produsen ke beberapa bentuk pasar berdasarkan kepada ciri-ciri seperti : (i) jenis barang yang dihasilkan, (ii) banyaknya perusahaan dalam industri, (iii) mudah tidaknya keluar atau masuk ke dalam industri, dan (iv) peran iklan dalam kegiatan industri (Sukirno, 1985 : 181). Analisis ekonomi membedakan struktur pasar dalam empat jenis pasar, yaitu pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar persaingan monopolistik dan pasar oligopoli. a. Pasar Persaingan Sempurna Pasar Persaingan Sempurna adalah pasar dimana terdapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual maupun pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan di pasar (Sukirno, 1985 : 181182). Pasar Persaingan Sempurna merupakan struktur pasar yang paling
cocok,
karena
menjamin
terwujudnya
kegiatan
memproduksi barang dan jasa yang tinggi efisiensinya. Ciri-ciri dari pasar persaingan sempurna adalah : 1) Setiap perusahaan adalah price taker, berarti setiap perusahaan yang ada di dalam pasar tidak dapat menentukan atau merubah harga pasar. 2) Terdapat banyak penjual dan pembeli di pasar 3) Produk yang dihasilkan berbagai perusahaan adalah sama
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
4) Terdapat kebebasan bagi perusahaan untuk keluar masuk pasar 5) Para pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang keadaan di pasar. Pada pasar yang bersaing sempurna terdapat kebebasan keluar masuk dalam pasar atau industri. Seorang produsen yang memandang bahwa dalam pasar suatu produk menguntungkan, ia bebas memasuki pasar tanpa ada rintangan apapun. Tantangan yang dihadapi adalah harus berani bersaing. Jika keuntungan yang diperoleh merupakan keuntungan yang cukup baik menurut pandangan mereka, maka mereka tetap dalam pasar. Sebagai implikasi adanya kebebasan keluar masuk pasar atau industri, adalah adanya kebebasan untuk mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki (modal, tenaga kerja, dan sebagainya). Dalam pasar persaingan sempurna tidak diperlukan promosi, karena penjual dan pembeli relatif banyak. Harga bagi produsen dalam pasar yang bersaing secara sempurna merupakan kesepakatan yang harus diterima oleh penjual atau pembeli. Namun harga juga perupakan petunjuk bagi produsen untuk mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki.
b. Pasar Monopoli
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Struktur pasar yang sangat bertentangan dengan pasar persaingan sempurna adalah pasar monopoli. Pasar monopoli adalah pasar dimana terdapat hanya seorang penjual saja (Sukirno, 1985 : 183). Keuntungan yang dinikmati oleh perusahaan monopoli adalah keuntungan murni dan diperoleh karena terdapat hambatan yang sangat kuat karena terdapat perusahaan lain yang ingin memasuki industri tersebut. 1) Timbulnya Monopoli: a) Investasi yang sangat besar untuk mendirikan perusahaan. Bagi negara-negara yang sudah berkembang perusahaan swasta dapat melakukan investasi yang besar untuk membangun
infrastruktur.
Bagi
negara-negara
yang
berkembang monopoli dilakukan oleh pemerintah karena pihak swasta tidak mampu melaksanakan investasi yang jumlahnya cukup besar. b) Karena adanya lisensi dari pemerintah, atau ditunjuk oleh pemerintah, hak paten suatu temuan baru. c) Pengendalian bahan baku. Penguasaan bahan untuk memproduksi
suatu
barang
oleh
suatu
perusahaan
menjadikan perusahaan yang menguasai bahan tersebut sebagai monopolist. d) Pembuatan merk untuk para pesaing keluar dari pasar. 2) Ciri-ciri dari pasar monopoli adalah :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
a) Hanya terdapat satu penjual di pasar b) Dapat menentukan harga (price maker) karena hanya ada satu penjual c) Barang yang dihasilkan oleh pasar monopoli tidak dapat digantikan oleh barang lain d) Adanya hambatan bagi perusahaan baru untuk memasuki industri e) Usaha mempromosikan penjualan secara iklan kurang diperlukan
c. Pasar Persaingan Monopolistis Pasar Persaingan Monopolistis adalah suatu pasar dimana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiated product). Pasar persaingan monopolistis pada dasarnya adalah pasar yang berada di antara dua jenis pasar yang ekstrim, yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli, sehingga mempunyai unsur-unsur sifat pasar monopoli dan unsurunsur sifat pasar persaingan sempurna (Sukirno, 1985 : 184). 1) Unsur persaingan: a) Unsur persaingan karena produsen banyak b) Kemudahan untuk memasuki pasar
2) Unsur Monopoli:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
a) Adanya perbedaan produk yang dihasilkan antara produsen satu dengan produsen yang lain dalam bentuk kualitas, kemasan, model atau bentuk b) Ada kekuatan untuk mengatur harga pasar Ciri-ciri dari pasar persaingan monopolistis adalah : a) Terdapat cukup banyak penjual, namun tidak sebanyak seperti pada pasar persaingan sempurna b) Barang produksinya berbeda corak (differentiated product) sehingga secara fisik mudah dibedakan dengan produksi perusahaan lainnya c) Perusahaan
dalam
persaingan
monopolistis
dapat
mempengaruhi harga, namun pengaruhnya relatif kecil jika dibandingkan dengan perusahaan oligopoli dan monopoli. d) Hambatan untuk memasuki pasar relatif mudah e) Karena produksi terdiferensiasi maka para pengusaha tidak melakukan persaingan harga melainkan dalam melakukan perbaikan mutu dan desain barang dengan melakukan kegiatan iklan yang terus-menerus.
d. Pasar Oligopoli Pasar Oligopoli adalah suatu pasar dimana terdapat beberapa produsen yang menghasilkan barang-barang yang saling bersaingan. Dalam pasar oligopoli, kegiatan suatu perusahaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
sangat dipengaruhi oleh kegiatan perusahaan lainnya di dalam industri yang sama (Sukirno, 1985 : 186). 1) Timbulnya Oligopoli a) Adanya produsen yang beroperasi dengan skala besar, sehingga hanya diperlukan hanya beberapa produsen saja b) Investasi yang besar untuk masuk dalam industri c) Hak paten d) Mempunyai hubungan khusus dengan pelanggan e) Menguasai dan mengawasi pasar f) Ditunjuk oleh pemerintah 2) Ciri-ciri dari pasar oligopoli adalah : a) Jumlah perusaahaan hanya terdiri dari sekelompok kecil perusahaan yang mendominasi pasar b) Barang yang diproduksi adalah barang standart atau barang yang terdiferensiasi. c) Kekuasaan dalam menentukan harga ada kalanya lemah dan ada kalanya sangat kuat. Hal ini tergantung dari ada tidaknya kerjasama diantara perusahaan-perusahaan di pasar oligopoli d) Terdapat hambatan yang cukup kuat yang menghalangi perusahaan baru untuk memasuki pasar e) Iklan sangat penting untuk menarik pembeli
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
Dalam penelitian Sulistyawati (2006),
Joe S Bain membuat
batasan jumlah perusahaan yang menguasai beberapa bagian pasar dan menggolongkannya menjadi beberapa tipe oligopoli : 1) Tipe I Tipe ini adalah tipe oligopoli penuh atau tingkat konsentrasi sangat tinggi. Pada tipe I ini 3 perusahaan terbesar menguasai sekitar 87% dari total penawaran output ke suatu pasar atau 8 perusahaan terbesar menguasai 99% total penawaran output. 2) Tipe II Tipe ini merupakan tipe oligopoli dengan tingkat konsentrasi tinggi. Pada tipe II ini empat perusahaan terbesar menguasai 65%-75% penawaran output, delapan perusahaan tebesar menguasai 85%-90% penawaran output atau 20 perusahaan terbesar menguasai 95% penawaran output. 3) Tipe III Tipe ini merupakan tipe oligopoli dengan tingkat konsentrasi moderat tinggi. Pada tipe ini empat perusahaan terbesar menguasai sekitar 50%-65% penawaran output atau 20 perusahaan terbesar menguasai 95% penawaran output. 4) Tipe IV Tipe ini merupakan tipe oligopoli dengan tingkat konsentrasi moderat rendah. Pada tipe ini empat perusahaan terbesar menguasai sekitar 38%-50% penawaran output, delapan perusahaan terbesar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
menguasai sekitar 65% atau 20 perusahaan terbesar menguasai sekitar 70% penawaran output.
2. Unsur-unsur Struktur Pasar Unsur-unsur struktur pasar adalah : a. Jumlah dan Ukuran Distribusi Penjual Dalam pasar persaingan sempurna terdapat banyak penjual dan pembeli yang tidak satupun diantara mereka yang dapat mempengaruhi harga. Industri yang kompetitif akan mempengaruhi efisiensi, sementara pasar-pasar monopoli hanya terdapat satu penjual yang dapat membatasi output dan mempengaruhi harga yang mengakibatkan beberapa konsumen tidak mampu membeli output tersebut. b. Jumlah dan Ukuran Distribusi Pembeli Terdapat suatu teori yaitu Countervailling Power, inti dari teori ini adalah konsentrasi sebagian dari pasar akan menyeimbangkan konsentrasi dari sebagian pasar lain. Ketika jumlah penjual yang sedikit tawar-menawar dengan sejumlah kecil pembeli, akan terdapat kesulitan bagi penjual untuk menetapkan harga di dalam pasar. c. Pangsa Pasar Pangsa pasar menunjukkan presentase dari pangsa suatu perusahaan dan seluruh total penjualan industri, dari pangsa pasar diurutkan dari nol sampai seratus persen. Pangsa pasar adalah suatu indikator penting untuk mengukur kekuatan monopoli dan sebagai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
sumber keuntungan bagi preusahaan. Terdapat hubungan antara pangsa pasar masing-masing perusahaan dengan tingkat keuntungan. Hubungan ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Rate of return = a + b market share Dimana a adalah rate of return, yang berkompetisi dan b adalah kemiringan garis. Nilai a menunjukkan biaya modal perusahaan yang dibayar kepada investor sebagai ganti opportinity cost. Tingkat keuntungan di atas a, diperoleh karena pangsa pasar meningkat ditunjukkan
dengan
kemiringan
b
yang
tinggi,
sehingga
menguntungkan perusahaan (Shephered, 1997 : 71-73). d. Konsentrasi Konsentrasi adalah pangsa pasar dari perusahaan-perusahaan besar, biasanya diambil empat perusahaan terbesar. Konsentrasi secara langsung menunjukkan tingkat oligopoli (Shephered, 1997 : 73). Konsentrasi dapat diartikan sebagai proses pangsa pasar yang dikuasai oleh perusahaan relatif terhadap pasar total. Pada prinsipnya, konsentrasi tidak disebabkan oleh faktor kebetulan, tetapi karena adanya kekuatan yang permanen yang terletak di belakang konsentrasi yang biasanya tidak berubah dari waktu ke waktu. Konsentrasi juga menunjukkan tingkat produksi dari pasar atau industri yang hanya terfokus pada satu atau beberapa perusahaan terbesar (Hasibuan, 1993 : 106).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Ada bermacam-macam ukuran tentang konsentrasi industri seperti andil beberapa perusahaan terbesar, Kurva Lorenz, Angka Gini, dan berbagai indeks lainnya. Pengukuran dengan indeks konsentrasi antara lain adalah Indeks Lerner, Indeks Bain dan Indeks Herfindahl. Bahkan seperti telah dikemukakan dalam teori ekonomi Mikro, angka elastisitas pun dapat digunakan sebagai pengukur (Hasibuan, 1993 : 106-107). 1) Andil perusahaan Dalam metode ini, untuk mengukur konsentrasi industri, penggunaan share perusahaan di dalam suatu industri merupakan bagian dari struktur pasar yang akan diketahui. 2) Kurva Lorenz Tingkat konsentrasi industri dapat juga diukur dengan kurva Lorenz. Dalam Kurva Lorenz, sumbu vertikal (y) adalah jumlah kumulatif kinerja pasar yang dikuasai oleh industri, sedangkan sumbu horisontal (x) merupakan presentase kumulatif andil (proporsi) perusahaan di pasar dari yang terkecil hingga yang terbesar. Dalam kenyataannya, kurva Lorenz untuk beberapa industri memang mengindikasikan adanya kesenjangan antara ukuranukuran perusahaan. Ukuran ringkas dari kesenjangan yang diindikasikan
oleh
Kurva
Lorenz
menggunakan koefisisen Gini.
commit to user
dapat
dihitung
dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
Semakin
tinggi
tingkat
kesenjangan
maka
dapat
menunjukkan bahwa struktur pasar tidaklah kompetitif. Kelemahan dari Angka Gini adalah tidak memperhitungkan jumlah perusahaan dalam industri. 3) Indeks Lerner Indeks Lerner mengukur kekuatan monopoli yang terdapat pada pasar. Pengertian monopoli dalam hal ini bersifat relatif, tidak mengukur secara langsung. Rumus dari Indeks Lerner adalah : L=
P − MC P
P adalah tingkat harga produk yang dihasilkan, MC adalah biaya marjinal dalam memproduksi barang. Nilai Indeks Lerner adalah nol sampai dengan satu, apabila Indeks Lerner senakin mendekati satu maka pasar akan berbentuk monopoli. Kelemahan Indeks Lerner adalah meskipun sama-sama perusahaan monopoli dengan skala berbeda akan tetapi nilai Indeks Lernernya sama (Hasibuan, 2000 : 133). 4) Indeks Bain Dalam buku yang ditulisnya pada tahun 1956 (Barrier to New Competition). Joe S.Bain membuat suatu formula perhitungan
laba. Berdasarkan batasan teoritik, laba adalah kelebihan penghasilan dari ongkos total, yang merupakan bagian dari pendapatan perusahaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Perhitungan laba
menurut konsep akuntansi adalah
penghasilan dikurangi ongkos dan depresiasi, tetapi Bain menghitung lagi nilai investasi dari pemilik perusahaan (V), dan tingkat bunga yang berlaku. Jadi batasan laba secara ekonomis menurut Bain adalah R-C-D-iV. R adalah Revenue; C adalah ongkos pada tahun berjalan dalam memproduksi; i adalah tingkat bunga yang berlaku yang merupakan resiko dalam nilai investasi. Bain mengukur tingkat keuntungan suatu industri. Tingkat keuntungan dapat dibandingkan antara industri. Dengan demikian, tingkat laba tidak hanya untuk satu perusahaan tetapi bersifat agregatif dalam suatu industri yang diamati IB =
R − C − D − iV V
Bain tidak sekedar mengukur kekuatan monopoli tetapi juga konsentrasi industri dengan menggunakan laba sebagai salah satu variabel kinerja. Dipublikasikan oleh Bain bahwa apabila tingkat laba relatif tinggi, maka diperkirakan bahwa industri tersebut mempunyai struktur pasar monopoli (Hasibuan, 2000 : 115-116). 5) Indeks Herfindahl Indeks Herfindahl sangat sensitif terhadap andil perusahaan yang terbesar karena semakin kecil andil yang diberikan oleh perusahaan, maka semakin kurang berarti dalam indeks ini. Jadi indeks ini melengkapi kekurangan dari rasio konsentrasi yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
hanya memberi info tentang pangsa pasar sedikit perusahaanperusahaan terbesar dalam industri.
C. Kinerja Pengukuran kinerja dipandang sebagai pengukuran atas seberapa jauh perilaku pasar barang industri menyimpang dari tujuan ekonomi. Kinerja difokuskan pada tiga elemen pokok, yaitu efisiensi, perkembangan teknologi dan pemerataan distribusi (Shepered, 1997 : 33-37). 1. Efisiensi Pengertian efisiensi secara sederhana adalah menghasilkan nilai output yang maksimum dari sejumlah nilai input tertentu. Efisiensi digolongkan menjadi efisiensi internal dan efisiensi alokasi. a. Efisiensi Internal Efisinsi internal diperoleh dari pengelolaan yang baik dalam perusahaan. Para manajer menggunakan segala macam cara untuk memacu para pekerja, menekan segala macam biaya dan mengawasi pelaksanaan-pelaksanaan yang menyimpang. Masalah yang terjadi dalam efisiensi internal adalah inefisiensi-X. Inefisiensi-X adalah merupakan suatu kondisi dimana biaya produksi yang terjadi lebih besar dari biaya minimum yang masih mungkin dicapai oleh perusahaan. Tingkat Infesiensi-X = Biaya kelebihan (Excess Cost) Biaya Minimum (Minimum Cost)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
b. Efisiensi Alokasi Efisiensi Alokasi menentukan kondisi ekuilibrium secara umum. Kondisi ini terjadi pada saat output berada pada saat tingkat dimana biaya marjinal (MC) sama dengan harga (P) dari masingmasing produksi setiap perusahaan di dalam perekonomian secara keseluruhan. Harga juga akan sama dengan tingakat biaya rata-rata (AC) minimum dalam jangka panjang.
2. Perkembangan Teknologi Inovasi merupakan sesuatu yang dinamis, karena selalu membawa produk dan proses yang baru. Untuk mengembangkan inovasi dibutuhkan sumber daya yang tidak sedikit dan ditandai dengan keadaan ketidakpastian. Kriteria dasar dari perkembangan teknologi adalah sama dengan efisiensi alokasi. Efisiensi mensyaratkan bahwa sumber daya yang ada sekarang dicurahkan untuk mengembangkan teknologi sesuai dengan yang diharapkan yaitu pendapatan marjinal sama dengan biaya.
3. Pemerataan Distribusi Pemerataan distribusi meliputi tiga unsur, yaitu kekayaan, pendapatan dan kesempatan. Kekuatan pasar menyebabkan ketidakadilan, khususnya distribusi kekayaan pada struktur pasar dengan konsentrasi tinggi. Dampak ketidakadilan distribusi pendapatan tercermin dari perusahaan monopoli dan dari ukuran perusahaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
Pendapatan dapat terlihat dari upah, gaji dan pembayaran bonus kepada pekerja. Dalam perusahaan yang mempunyai kekuatan pasar mampu membayar lebih kepada pekerja. Pembayaran yang lebih dapat diberikan pada waktu lembur. Kekuatan monopoli biasanya mengurangi kesempatan berusaha dan menyebabkan pengurangan jumlah perusahaan hanya tinggal menjadi satu. Selain itu kekuatan monopoli mengurangi variasi dan tanggung jawab perusahaan sebagai penjual kepada konsumen dan kepada pekerja dalam hal memilih pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (Shepered, 1997 : 130-134).
D. Hubungan Struktur Pasar dan Kinerja Pasar Seperti yang telah diuraikan di atas, dimana struktur pasar mempengaruhi perilaku seperti kebijakan-kebijakan yang diambil oleh perusahaan.
Perilaku
tersebut
pada
akhirnya
mempengaruhi
tingkat
keuntungan dan efisiensi. Dalam penelitian Wisnu (2004), disebutkan bahwa beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan tersebut, khususnya antara struktur pasar dengan kinerja, seperti : 1. Konsentrasi dengan tingkat keuntungan Berdasar penelitian Bain, menemukan hubungan antara rate of return dengan tingkat konsentrasi. Rate of return rata-rata dari industri
yang terkonsentrasi lebih tinggi dibandingkan dengan industri yang tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
terkonsentrasi, sementara Leonard Weiss mendapatkan hubungan positif antara keuntungan dengan produk dari industri konsentrasi tinggi dan hambatan masuk yang tinggi. 2. Konsentrasi dengan tingkat harga Menurut Stigler dan Chamberlin menyatakan bahwa kolusi yang efektif, yang diukur dari price-cost margins, akan meningkat dengan konsentrasi. Perbedaan antara harga dan biaya untuk rata-rata produksi akan tinggi di pasar monopoli daripada di pasar persaingan sempurna. Sejumlah peneliti melihat hubungan antara rasio konsentrasi dengan pricecost margins di pasar, dimana price-cost margins lebih tinggi di dalam
industri yang terkonsentrasi daripada industri yang tidak terkonsentrasi. 3. Konsentrasi dengan perubahan teknologi Penelitian yang menyangkut hubungan konsentrasi dengan perubahan teknologi dilakukan oleh Stigler dan Philips. Stigler menunjukkan adanya hubungan yang berkebalikan antara konsentrasi dengan
peningkatan
produktivitas
sementara
Philips
menemukan
hubungan yang positif. Hal ini dikarenakan Stigler menggunakan metode firm concentration ratio, sedang Philips menggunakan plant concentration ratio.
Hubungan antara struktur pasar dan kinerja pasar dilihat dari hubungan rasio konsentrasi semua industri kerajinan tangan atas variabel pendapataan dengan kinerja kerajinan tangan yang diwakili oleh Rentabilitas Ekonomi dan Profit Margin untuk menganalisis hubungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
antara struktur dan kinerja menggunakan metode koefisien korelasi. Koefisien korelasi merupakan ukuran besar kecilnya atau kuat lemahnya suatu hubungan antara variabel-variabel apabila bentuk hubungan tersebut linier. Dalam analisis korelasi, dua variabel diperlakukan secara simetris, tidak ada perbedaan antara variabel yang menerangkan. Metode koefisien korelasi yang digunakan adalah Pearson Product Moment : r=
r=
∑ XiYi (∑ Xi )(∑ Yi 2
2
)
N ∑ XiYi − (∑ Xi)(∑ Yi)
[N ∑ Xi
2
][
− (∑ Xi) 2 N ∑ Yi 2 − (∑ Yi) 2
]
Keterangan , r = koefisien korelasi sample X = variabel struktur industri kerajinan tangan di Kota Surakarta Y = variabel kinerja industri kerajinan tangan di Kota Surakarta N = jumlah industri kerajinan tangan Apabila r mendekati 1 atau -1 berarti terdapat hubungan yang kuat, sebaliknya apabila r mendekati nol maka hubungan lemah atau tidak ada hubungan. Apabila r sama dengan 1 atau -1, berarti terdapat hubungan yang positif sempurna. Beberapa sifat r adalah sebagai berikut (Gujarati, 1995 : 46-47) : 1. r dapat positif atau negatif, tandanya tergantung pada tanda faktor pembilang, yang mengukur kovariansi sample kedua variabel. 2. Terletak antara batas -1 dan +1, yaitu -1 ≤ r ≤ 1.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
3. Sifat dasarnya simetris, yaitu koefisisen korelasi antara X dan Y (r xy ) sama dengan koefisien korelasi antara Y dan X (r yx ). 4. Tidak tergantung pada titik asal (origin) dan skala. 5. Apabila ada X dan Y bebas secara statistik, koefisien korelasi antara keduanya 0 (nol), tetapi kalau r = 0, ini tidak berarti kedua variabel adalah bebas. Dengan kata lain, korelasi nol tidak perlu berarti kebebasan. 6. r hanyalah hubungan linier atau ketergantungan linier saja, tidak mempunyai arti untuk menggambarkan hubungan non linier. 7. Meski r adalah hubungan linier antara dua variabel, tetapi tidak perlu berarti adanya hubungan sebab akibat.
E. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran digunakan untuk menunjukkan arah penyusunan penelitian dan mempermudah dalam menganalisa masalah yang dihadapi, maka diperlukan suatu kerangka pemikiran yang akan memberikan gambaran tahap-tahap penelitian untuk mencapai suatu kesimpulan. Kinerja Rentabilitas Ekonomi Profit Margin
Struktur Pendapatan
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
Keterangan :
Analisis yang digunakan dalam Ekonomi Industri adalah pendekatan Struktur, Perilaku dan Kinerja. Hubungan antara Struktur, Perilaku dan Kinerja sangat berkaitan dimana ketiganya saling mempengaruhi satu sama lain. Bentuk struktur pasar akan mempengaruhi perilaku dari perusahaan dan selanjutnya perilaku akan mempengaruhi kinerja. Kinerja pada akhirnya juga akan kembali mempengaruhi bentuk struktur pasar dan perilaku. Struktur industri kerajinan tangan dihitung berdasarkan variabel pendapatan dengan menggunakan rasio konsentrasi dan Indeks Herfindahl. Sedangkan untuk mengetahui kinerja industri kerajinan tangan dapat dilihat dari tingkat profitabilitas dengan menggunakan perhitungan Rentabilitas Ekonomi dan Profit Margin.
F. Hipotesis
Hipotesis merupakan anggapan sementara yang masih memerlukan pengujian. Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, maka penulis mengajukan hipotesis yang akan diuji kebenarannya sebagai berikut : 1. Diduga struktur pasar dari industri kerajinan tangan yang dilihat dari tingkat pendapatan merupakan industri yang terkonsentrasi dan mengarah pada bentuk pasar oligopoli. 2. Diduga kinerja dari industri kerajinan tangan yang dilihat dari tingkat pendapatan adalah efisien.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
3. Diduga hubungan antara struktur pasar dengan kinerja industri kerajinan tangan di Kota Surakarta adalah signifikan.
G. Penelitian Terdahulu
Penelitian oleh Suryawati (2005) mengenai Struktur, Pasar dan Kinerja Industri Tekstil dan Pakaian Jadi di Provinsi DIY. Metode-metode yang digunakan diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu: analisis struktur industri, perilaku industri, dan kinerja industri. Analisis kinerja industri dilakukan dengan menggunakan analisis Price-Cost-Margin (PCM). Hasil penghitungan menunjukkan bahwa perusahaan skala besar dan sedang memproduksi sekitar 81,88 persen dari total produksi tekstil dan pakaian jadi domestik di Provinsi DIY. Artinya, peran perusahaan skala kecil dan mikro dan lainnya hanya tersisa sekitar 18 persen.
Struktur industri tekstil dan
pakaian jadi di Provinsi DIY diproduksi oleh industri skala besar dan sedang, sehingga pangsa untuk industri kecil, mikro dan lainnya hanya sedikit. Indeks keterkaitan ke belakang industri tekstil dan pakaian jadi relatif tinggi, sehingga kenaikan permintaan terhadap industri ini akan meningkatkan permintaan sektor-sektor pemasoknya secara signifikan. Indeks keterkaitan ke depan relatif rendah, sehingga kenaikan permintaan output sektor-sektor pengguna tidak akan meningkatkan permintaan output industri tekstil dan pakaian jadi secara signifikan. Industri tekstil dan pakaian jadi sangat tergantung pada sektor-sektor pemasok inputnya. Dengan mengacu pada hasil analisis SWOT, maka ada beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh industri tekstil dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
pakaian jadi di Provinsi DIY, yaitu menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam investasi mesin produksi, melakukan efisiensi operasional dan strategi pemasaran yang agresif terutama ke pasar-pasar baru, meningkatkan kualitas produk dan layanan kepada konsumen, dan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk serta kualitas SDM. Penelitian oleh Wisnu Yudananto (2004) dengan judul “Struktur Pasar dan Kinerja Industri Warung Internet di Kota Surakarta” menggunakan analisis rasio konsentrasi dan Indeks Herfindahl atas dasar variabel pendapatan mengindikasikan bahwa struktur pasar industri warnet termasuk oligopoli. Keuntungan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dipengaruhi oleh pangsa pasar dari perusahaan tersebut dan akan menjadi lebih besar jika perusahaan tersebut mempunyai kekuatan pasar yang semakin besar pula. Semakin tinggi tingkat konsentrasi menunjukkan bahwa keuntungan sebagian besar perusahaan juga semakin turun. Penelitian oleh Cahyatiningsih (2005) dengan judul “Analisis Struktur Pasar dan Kinerja Industri Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia Sebelum dan Sesudah Krisis Moneter (Studi Kasus tahun1992-2001)” dengan menggunakan uji korelasi, hubungan struktur pasar menunjukkan bahwa tidak ada hubungan secara nyata antara variabel struktur pasar bank itu berdasar asset, dana pihak ketiga, maupun kredit yang diberikan dengan variabel kinerja, dengan menggunakan analisis paired sample t test pada tingkat kepercayaan sebesar 95% dihasilkan kesimpulan bahwa secara rata-rata tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
ada perbedaan yang signifikan pada kinerja CAR dan LDR antara sebelum dan sesudah krisis moneter. Terdapat beberapa alasan mengapa Ekonomi Industri penting untuk dipelajari.
Pertama,
praktek-praktek
struktur
pasar
yang
semakin
terkonsentrasi dalam kegiatan bisnis telah dikenal sejak lama. Kedua, semakin tinggi konsentrasi industri cenderung mengurangi persaingan antar perusahaan yang kemudian membawa perilaku yang kurang efisien. Ketiga, konsentrasi industri
menimbulkan
konsentrasi
kekayaan
ketidakmerataan usaha.
commit to user
yang
berakibat
pada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dengan unit analisis penelitian terhadap pengusaha kerajinan tangan yang ada di Kota Surakarta tahun 2010. Alasan memilih Kota Surakarta karena kontribusi industri kerajinan tangan yang termasuk dalam sektor industri pengolahan di Kota Surakarta terhadap PDRB meningkat dari tahun ke tahun. Selain dapat dijangkau, peneliti juga merasa Kota Surakarta dapat mewakili fenomena yang telah penulis kemukakan sebelumnya akan peluang dan prospektif industri kerajinan tangan pada umumnya.
B. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, dimana data primer yakni data yang diperoleh secara langsung dari wawancara serta pengisian kuisioner oleh pengusaha kerajinan tangan. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross section, artinya data yang diambil pada tahun yang sama. Sedangkan yang dimaksud dengan data sekunder adalah data pendukung data primer, diperoleh dari sumber sekunder, misalnya dari lembaga-lembaga atau instansi yang berhubungan dengan penelitian ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
dengan cara mengambil data statistik yang telah ada serta dokumen-dokumen terkait yang diperlukan.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2004) Populasi dalam penelitian ini adalah para pengusaha kerajinan tangan di Kota Surakarta yaitu sebanyak 60 pengusaha yang dikelompokkan berdasarkan lokasi. Dalam pelaksanaan suatu penelitian, kadang-kadang populasi sasaran yang hendak diteliti demikian besar jumlahnya sehingga akan lebih praktis jika digunakan sampel daripada populasi. Namun demikian, ada beberapa penelitian survei dalam bidang pendidikan, psikologi, dan bidangbidang disiplin ilmu lain yang tidak memerlukan sampel karena kecilnya ukuran populasi yang akan diteliti (Sevilla et al, 1993 : 160). Oleh karena itu, seluruh populasi akan digunakan dalam penelitian ini. Namun dalam kenyataan di lapangan, dari 60 responden hanya terdapat 56 pengusaha yang masih eksis. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila populasi besar dan peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. (Sugiyono, 2004).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
D. Definisi Operasional Variabel
Batasan pengertian dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Struktur Pasar Struktur pasar menggambarkan pangsa pasar dari perusahaanperusahaan yang terkait. Struktur pasar merupakan karakteristik dari organisasi perusahaan yang dapat mempengaruhi sifat kompetisi dan harga. Variabel struktur pasar yang digunakan meliputi : a) Modal Usaha adalah seluruh dana yang ditanamkan ke dalam perusahaan baik berupa kas, gedung dan dinyatakan dalam rupiah. b) Pendapatan merupakan hasil kegiatan operasional pengusaha rata-rata per bulan yang diperoleh dari jumlah produk fisik yang dihasilkan dikalikan dengan harga jualnya dan diukur dalam satuan rupiah. c) Biaya adalah seluruh pengeluaran operasional perusahaan yang diukur dalam satuan rupiah. d) Laba adalah selisih antara pendapatan dengan biaya operasional selama satu bulan dan dinyatakan dalam rupiah.
2. Kinerja Kinerja merupakan hasil kerja yang dipengaruhi oleh struktur dan perilaku industri. Variabel yang digunakan antara lain :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
a) Rentabilitas ekonomi Yaitu perbandingan antara laba usaha dengan modal usaha dan dinyatakan dalam presentase. Rentabilitas itu sendiri memiliki pengertian menurut Riyanto (1999:35) adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Dengan demikian, tingkat rentabilitas yang tinggi dapat mengakibatkan penerimaan yang tinggi pula. b) Profit margin Yaitu perbandingan antara laba usaha dengan pendapatan yang diperoleh dan dinyatakan dalam presentase. Dengan adanya profit margin maka menunjukkan kinerja perusahaan yang efisien.
E. Metode Pengolahan Data 1. Metode observasi
Yaitu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung pada obyek yang diteliti.
2. Metode kuesioner
Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden yang dilakukan secara sistematis, teratur dan berdasarkan pada tujuan penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden, dibuat dalam pertanyaan terbuka dan tertutup. Pertanyaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
terbuka adalah daftar pertanyaan yang tidak memberikan alternatif jawaban kepada responden, sehingga responden bebas dalam menjawab sejumlah pertanyaan yang diajukan peneliti. Pertanyaan tertutup adalah jenis pertanyaan yang memberikan alternatif jawaban kepada responden, sehingga responden dapat memilih salah satu dari berbagai alternatif jawaban yang diberikan peneliti.
F. Metode Analisis Data 1. Pengukuran stuktur pasar
Struktur pasar berhubungan dengan karakteristik dan pentingnya pasar tersebut di dalam perekonomian. Kondisi demikian dapat diidentifikasikan dengan mengacu pada jumlah dan ukuran distribusi dari penjual dan pembeli di pasar tersebut (konsentrasi pasar), batasan suatu produk memiliki perbedaan (diferensiasi), dan tingkat kemudahan memasuki pasar bagi perusahaan baru. Faktor-faktor di atas merupakan karakteristik utama, yang paling umum digunakan untuk menganalisis struktur pasar. Cara pengukuran struktur pasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a) Rasio Konsentrasi (Concentration Ratio)
Concentration ratio adalah persentase dari “market share“ yang dimiliki oleh perusahaan besar (m) dalam suatu industri, dimana m merupakan beberapa perusahaan besar yang memiliki spesifikasi tertentu, biasanya diambil 4 perusahaan besar, tetapi jumlahnya kadang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
lebih besar atau lebih kecil dari 4 . Concentration Ratio kerap kali dinyatakan sebagai CRm, contoh : CR4. Rasio konsentrasi : CRm =
m
∑ Si i =1
Keterangan, CR = konsentrasi industri m perusahaan terbesar Si = pangsa pasar perusahaan ke-i Jadi, untuk rasio konsentrasi 4 perusahaan terbesar adalah : CR4 = S1 + S2 + S3 + S4 , dimana
CR4 : rasio konsentrasi 4 perusahaan terbesar S : presentase pangsa pasar suatu perusahaan Semakin besar angka persentasenya (mendekati 100 persen) berarti semakin besar konsentrasi industri dari produk tersebut. Jika rasio konsentrasi suatu industri mencapai 100 persen maka bentuk pasarnya adalah monopoli (Jaya, 2001). Sedangkan untuk pasar persaingan sempurna CR4 akan mendekati nilai 0 (nol), karena perusahaan-perusahaan
dengan
output
terbesarpun
mempunyai
proporsi yang sangat kecil pada industri tersebut. Jika CR4 mendekati nol, hal tersebut menggambarkan persaingan industri tersebut sangat ketat atau ekstrim, artinya keempat perusahaan tersebut tidak memiliki pangsa pasar (market share) yang cukup signifikan. Secara umum, jika hasil CR4 kurang dari 40, maka empat perusahaan besar tersebut memiliki kurang dari 40% market
share, yang menggambarkan bahwa industri tersebut sangat ketat dalam persaingan, karena itu tidak ada perusahaan yang memiliki
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
pangsa pasar yang besar. Secara ekstrim, misalkan CR1 (hanya satu perusahaan)
memiliki
CR
90%,
maka
perusahaan
tersebut
mengendalikan pasar secara efektif, hal tersebut menjadi suatu monopoli (Mudrajad, 1980) Nilai CR4 berada pada kisaran antara 0% sampai dengan 100%. Berdasarkan nilai CR4 dapat diidentifikasikan struktur suatu pasar, yaitu pasar dengan konsentrasi rendah, dimana nilai CR4 dibawah 50%; pasar dengan konsentrasi sedang yang memiliki nilai CR4 antara 50% sampai dengan 85%; dan pasar dengan konsentrasi tinggi dengan nilai CR4 di atas 85% (Lee, 2007 : 21). Semakin tinggi konsentrasi-konsentrasi perusahaan dalam pasar, maka semakin besar kemampuannya untuk mengendalikan pasar sehingga semakin besar kemampuan perusahaan untuk menentukan harga dan produknya dalam rangka meraih laba maksimal.
b) Indeks Herfindahl
Pada perkembangannya, rasio konsentrasi dianggap memiliki kelemahan, yaitu tidak mewakili perusahaan-perusahaan (market
share) semua perusahaan dalam industri, hal lainnya yaitu tidak memberikan informasi tentang distribusi atas ukuran perusahaan. Suatu contoh , jika ada perubahan yang signifikan dalam market shares diantara beberapa perusahaan, termasuk rasionya, nilai dari CR
(Concentration Ratio) tidak akan berubah. Kemudian muncul indeks
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
Herfindahl-Hirschman Index (HHi), yaitu jumlah dari kuadrat pangsa pasar untuk semua perusahaan dalam suatu industri (Mudrajad, 2007 : 156). Indeks Herfindahl atau Herfindahl-Hirschman Index (HHI) digunakan untuk menunjukkan kondisi pangsa pasar seluruh perusahaan dalam industri Indeks Herfindahl : IH =
n=k
⎛X⎞ ⎜ ⎟ ∑ i =1 ⎝ T ⎠
2
Keterangan, n = jumlah perusahaan dalam suatu industri X= besaran absolut dari variabel yang diamati pada perusahaan ke-i T = jumlah keseluruhan variabel yang diukur Dalam penelitian Suryawati (2006), tidak seperti concentration
ratio (CR), HHI akan berubah, jika ada pergeseran dalam pangsa pasar (market share) diantara perusahaan. HHI dihitung dengan mengambil jumlah dari kuadran atas pangsa pasar setiap perusahaan dalam suatu industri. Contoh, hanya ada satu perusahaan dalam industri, berarti perusahaan tersebut memiliki 100% market share, maka HHI sama dengan 10.000 (nilai maksimum dari Herfindahl-Hirschman Index). Secara ekstrim, jika perusahaan tersebut sangat banyak, sangat kompetitif, maka masing-masing perusahaan memiliki pangsa pasar mendekati nol sehingga menggambarkan suatu persaingan sempurna (perfect competition). Apabila HHI kurang dari 1000, maka menggambarkan pasar yang secara relatif tidak terkonsentrasi. HHI antara 1000 dan 1800 mewakili suatu pasar yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
terkonsentrasi secara moderat. Nilai IH berkisar antara 0 ≤ IH ≤ 1. Nilai IH=1 apabila dalam indeks hanya ada satu perusahaan yang mengenai pasar.
2. Pengukuran kinerja
Untuk mengukur kinerja perusahaan dapat dilihat dari tingkat profitabilitas ekonomi dan Profit Margin. a. Rentabilitas Ekonomi
Menurut Riyanto (1999 : 35), rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Dengan demikian maka tingkat rentabilitas yang tinggi dapat mengakibatkan penerimaan yang tinggi pula. Mengukur efisiensi perusahaan berdasarkan
jumlah
keuntungan
semata
kurang
tepat,
sebab
keuntungan yang tinggi belum tentu disertai tingkat rentabilitas yang tinggi pula. Untuk mengukur tingkat rentabilitas yang ada pada perusahaan
dapat
dilakukan
dengan
bermacam–macam
cara,
tergantung pada laba atau modal mana yang akan diperbandingkan. Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
rentabilitas
lebih
penting
dibandingkan laba, karena laba yang besar belum merupakan ukuran bahwa perusahan itu telah bekerja dengan efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan modal yang menghasilkan laba tersebut atau dengan kata lain menghitung rentabilitasnya. (Riyanto, 1999 : 37)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Rentabilitas Ekonomi atau Return on Investment (ROI) Rentabilitas Ekonomi (Return On Investment) adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut yang dinyatakan dalam presentase (%). Dalam menghitung rentabilitas ekonomi ini, modal sendiri dan modal pinjaman dianggap sebagai satu kesatuan. Dengan menghitung ROI ini kita dapat memperoleh gambaran efisiensi usaha secara keseluruhan. Rentabilitas Ekonomi dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Rentabilitas Ekonomi =
Laba x100% (RE) Modal
b. Profit Margin
Profit margin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya ROI. Profit Margin adalah perbandingan antara laba usaha dengan pendapatan bersih, perbandingan tersebut dinyatakan dalam bentuk persentase.
Profit Margin =
Laba x100% Pendapa tan
(PM)
Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan tingkat pendapatan, dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa perhitungan profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan pendapatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
yang diterima. Semakin tinggi profit margin yang diterima perusahaan berarti semakin efisien operasi perusahaan tersebut. Setelah diketahui kinerja dari masing-masing perusahaan, kemudian dihitung rata-rata tiap variabel untuk dianalisis apakah sudah cukup efisien. Apabila nilai RE dan PM bernilai positif maka dikatakan kinerja sudah efisien.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Letak Geografis
Kota Surakarta adalah salah satu kota di Propinsi Jawa Tengah. Kota Surakarta merupakan dataran rendah (dengan ketinggian ± 92 meter diatas permukaan air laut) dan berada antara pertemuan sungai-sungai Pepe, Jenes dan Bengawan Solo serta terletak di cekungan lereng pegunungan lawu dan merapi. Secara geografis, kota Surakarta terletak di antara 110º45’15’’-110º45’35’’ Bujur Timur dan antara 7º36’00’’7º56’00’’Lintang Selatan. Terletak pada jalur Jogja-Semarang sehingga sangat strategis untuk melakukan perdagangan. Secara administratif, Kota Surakarta berbatasan dengan : Sebelah Utara
: Kabupaten Dati II Karanganyar dan Kabupaten Dati II Boyolali.
Sebelah Timur : Kabupaten Dati II Sukoharjo dan Kabupaten Dati II Karanganyar. Sebelah Selatan : Kabupaten Dati II Sukoharjo. Sebelah Barat
: Kabupaten Dati II Sukoharjo dan Kabupaten Dati II Karanganyar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
Gambar 4.1 Peta Kota Surakarta
2. Keadaan Wilayah
a. Keadaan Iklim Di Kota Surakarta, suhu udara rata-rata berkisar antara 24,7ºC sampai dengan 27,9ºC. Tingkat kelembaban udara berkisar antara 64 persen sampai dengan 85 persen. Pada bulan Februari terjadi hari hujan terbanyak, yaitu sebesar 23 hari.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
Untuk curah hujan yang terbanyak sebesar 699 mm, yang jatuh pada bulan Oktober. Sedangkan rata-rata curah hujan saat hari hujan terbesar juga jatuh pada bulan November, yaitu sebesar 33,1 m per hari hujan (BPS, Surakarta Dalam Angka 2008). b. Keadaan tanah Keadaan wilayah Kota Surakarta secara umum adalah datar, hanya di bagian utara dan timur yang agak bergelombang dengan ketinggian kurang lebih 92 meter diatas permukaan air laut. Jenis tanahnya sebagian merupakan tanah liat berpasir termasuk Regosol kelabu dan Alluvial, di bagian utara berupa tanah liat Grumosol serta wilayah bagian timur laut tanahnya Litosol Mediteranian.
3. Sumber Daya Lahan
a. Luas Penggunaan Lahan Secara administratif, Kota Surakarta mempunyai luas wilayah kurang lebih 44,04 km2 yang terbagi dalam 5 kecamatan, 51 kelurahan, 595 RW (Rukun Warga), 2.669 RT (Rukun Tetangga), dan 130.440 KK (Kepala Keluarga). Sebanyak 61,68% dari luas lahan yang ada digunakan sebagai tempat pemukiman dan 20% digunakan untuk kegiatan ekonomi. Adapun lima kecamatan yang terdapat di Kota Surakarta yaitu : Laweyan (11 Kelurahan), Serengan (7 Kelurahan), Pasar Kliwon (9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
Kelurahan), Jebres (11 Kelurahan), dan Banjarsari (13 Kelurahan). Kelurahan yang tersebar dalam lima kecamatan itu adalah : 1) Kecamatan Laweyan terdiri dari Kelurahan Pajang, Kelurahan Laweyan, Kelurahan Bumi, Kelurahan Panularan, Kelurahan Penumping, Kelurahan Sriwedari, Kelurahan Purwosari, Kelurahan Sondakan, Kelurahan Kerten, Kelurahan Karangasem, dan Kelurahan Jajar. 2) Kecamatan Serengan terdiri dari Kelurahan Joyotakan, Kelurahan Danukusuman, Kelurahan Serengan, Kelurahan Tipes, Kelurahan Kratonan, Kelurahan Jayengan, dan Kelurahan Kemlayan. 3) Kecamatan Pasar Kliwon terdiri dari Kelurahan Joyosuran, Kelurahan Semanggi, Kelurahan Pasar Kliwon, Kelurahan Gajahan, Kelurahan Baluwarti, Kelurahan Kampung Baru, Kelurahan Kedung Lumbu, Kelurahan Karangasem, Kelurahan Sangkrah, dan Kelurahan Kauman. 4) Kecamatan Jebres terdiri dari Kelurahan Kepatihan Kulon, Kelurahan Kepatihan Wetan, Kelurahan Sudiroprajan, Kelurahan Gandekan, Kelurahan Sewu, Kelurahan Pucang Sawit, Kelurahan Jagalan, Kelurahan Purwodiningratan, Kelurahan Tegalharjo, Kelurahan Jebres, dan Kelurahan Mojosongo. 5) Kecamatan Banjarsari terdiri dari Kelurahan Kadipiro, Kelurahan Nusukan, Kelurahan Gilingan, Kelurahan Stabelan, Kelurahan Kestalan, Kelurahan Keprabon, Kelurahan Timuran, Kelurahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
Ketelan,
Kelurahan
Kelurahan
Manahan,
Punggawan, Kelurahan
Kelurahan Sumber,
Mangkubumen, dan
Kelurahan
Banyuanyar.
B. Aspek Demografi 1. Jumlah Penduduk Menurut Umur
Dengan melihat komposisi penduduk menurut umur di Surakarta, dapat diketahui besarnya angka ketergantungan (Dependency Ratio) yang ada. Angka ketergantungan menunjukan banyaknya penduduk yang bekerja dan yang sudah tidak bekerja, yaitu menggantungkan hidupnya baik secara ekonomi, sosial dan medis terhadap penduduk yang produktif. Untuk mengetahui angka ketergantungan penduduk di Surakarta dapat dilihat dengan melalui pembagian komposisi penduduk sebagai berikut : 1) Penduduk golongan usia muda (belum produktif) 2) Penduduk golongan usia kerja (usia produktif) 3) Golongan penduduk usia tua (sudah tidak produktif) Pada Tabel 4.1 terlihat bahwa struktur penduduk menurut kelompok usia produktif tertinggi pada kelompok umur 20 – 24 sebesar 57.833 jiwa atau sebesar 11,06%. Keadaan ini sangat dimungkinkan karena Kota Surakarta merupakan basis dari pendidikan dan tenaga kerja yang berpotensi pada usia tersebut. Penduduk usia kerja ini bisa menjadi potensi yang cukup besar dalam ketenagakerjaan. Sedangkan presentase
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
terendah adalah penduduk usia 60-64 tahun atau sebesar 3,35%. Total jumlah penduduk usia kerja mencapai 522.934 orang. Jumlah penduduk Surakarta menurut jenis kelamin dan kelompok umur seperti terlihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Penduduk Surakarta Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2008 Presentase Jenis Kelamin Kelompok Jumlah Usia Laki-laki Perempuan (%)
17.548 17.781 0–4 21.098 18.726 5–9 16.592 18.725 10 – 14 20.861 22.277 15 – 19 27.968 29.865 20 – 24 24.656 24.420 25 – 29 19.676 21.810 30 – 34 19.439 20.388 35 – 39 40 – 44 18.493 20.150 13.513 21.572 45 – 49 13.511 17.305 50 – 54 11.852 13.275 55 – 59 9.008 8.535 60 – 64 13.037 20.858 65+ Jumlah 247.246 275.697 Sumber: BPS Kota Surakarta, diolah
35.323 39.825 35.317 43.138 57.833 49.076 41.487 39.826 38.642 38.086 30.815 25.127 17.543 33.896 522.934
6,75 7,61 6,75 8,25 11,06 9,38 7,93 7,61 7,39 7,28 5,89 4,80 3,35 6,48 100
Dalam hubungan ini muncul teori tentang beban ketergantungan yaitu penduduk tergantung dari hasil produksi angkatan kerja atau sebaliknya beban tanggungan yang dipikul oleh angkatan kerja untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi penduduk secara menyeluruh. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
Angka ketergantungan = Dari hasil perhitungan dengan memasukkan angka – angka dari tabel 4.1 kedalam rumus diatas, maka akan diperoleh angka – angka ketergantungan sebagai berikut : [110.465 + 33.896] : 381.573 = 0,37 Ini berarti bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung sekitar 37 orang yang tidak produktif. Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kota Surakarta Berdasarkan Jenis Kelamin dan Tingkat Pertumbuhan Tahun 2004-2008 Jenis Kelamin Jumlah Tahun Laki-laki Perempuan Penduduk 2004 249.278 261.433 510.711 2005 250.868 283.672 534.540 2006 254.259 258.639 512.898 2007 246.132 269.240 515.372 2008 247.245 275.690 522.935 Sumber : BPS, Surakarta Dalam Angka 2004-2008
Tingkat Pertumbuhan 2,71 4,67 -4,05 6,48 1,47
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa jumlah penduduk Kota Surakarta pada tahun 2008 adalah 522.935 jiwa yang terdiri 247.245 orang penduduk berjenis kelamin laki-laki dan 275.690 orang penduduk berjenis kelamin perempuan. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk lima tahun sebelumnya pada tahun 2004 hasil sensus sebesar 510.711 jiwa, berarti dalam lima tahun terakhir kota Surakarta mengalami kenaikan sebanyak 12.224 jiwa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
Meningkatnya jumlah penduduk disebabkan oleh urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan untuk di Jawa Tengah Kota Surakarta termasuk dalam kota yang cukup maju dan berkembang dibandingkan kota-kota lainnya di Jawa Tengah. Tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2006-2007 yaitu sebanyak 6,48%.
2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Banyaknya jumlah penduduk di Kota Surakarta berdasarkan mata pencahariannya dapat dilihat melalui tabel 4.3 berikut ini : Tabel 4.3 Banyaknya Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kota Surakarta Tahun 2008 No.
Mata Pencaharian
Jumlah
456 Petani 1. 429 Buruh Tani 2. 7.954 Pengusaha 3. 70.034 Buruh Industri 4. 62.759 Buruh Bangunan 5. 32.374 Pedagang 6. 15.776 Angkutan 7. 26.424 PNS / TNI/ POLRI 8. 22.683 Pensiunan 9. 162.290 10. Lain-lain Jumlah 401.179 Sumber : Surakarta Dalam Angka 2008, diolah
Persentase
0,11 0,11 1,98 17,46 15,64 8,07 3,93 6,59 5,65 40,45 100
Jumlah penduduk di Kota Surakarta yang bermata pencaharian terbanyak adalah Lain-lain, sebanyak 162.290 orang atau sebesar 40,45%. Mata pencaharian terbanyak kedua adalah Buruh Industri, yaitu sebanyak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
70.034 orang atau sebesar 17,46%. Sedangkan mata pencaharian yang paling sedikit adalah Petani, ada 456 penduduk yaitu 0,11%. Untuk mengetahui karakterisitik penduduk menurut lapangan usaha utama di Kota Surakarta berdasarkan usia 15 tahun ke atas seperti pada tabel 4.4 sebagai berikut Tabel 4.4 Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Di Kota Surakarta Tahun 2008 Lapangan Usaha
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
Pertanian 1.284 Pertambangan 0 dan Penggalian Industri 22.294 Listrik, Gas dan 604 Air Kontruksi 7.134 Perdagangan 56.487 Angkutan dan 14.552 Komunikasi Keuangan dan 5.931 Jasa Perusahaan Jasa-jasa 32.336 Jumlah 140.622 Sumber: BPS Kota Surakarta, diolah
Jumlah
Presentase (%)
459
1.743
0,69
0
0
0
21.928
44.222
17,61
0
604
0,24
0 52.383
7.134 108.870
2,84 43,36
3.669
18.221
7,26
2.814
8.745
3,48
29.226 110.479
61.562 251.101
24,52 100
Menurut lapangan usaha, terdapat 108.870 jiwa atau sebesar 43,36% yang bergerak dibidang perdagangan, bidang jasa-jasa sebesar 61.562 jiwa atau sebesar 24,52%. Pekerjaan di sektor perdagangan dan jasa di Surakarta memang cukup menjanjikan karena Surakarta merupakan kota perdagangan dan jasa yang sangat potensial. Jumah terendah ada pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
lapangan usaha bidang pertambangan dan penggalian sebesar 0 karena memang Kota Surakarta tidak mempunyai potensi dalam bidang tersebut.
3. Kepadatan Penduduk Geografis
Menurut BPS Surakarta, kepadatan penduduk geografis adalah permasalahan yang sering dihadapi oleh sebagian besar negara – negara yang sedang berkembang, dengan pusat kepadatan terletak di wilayah perkotaan. Berdasarkan hasil Estimasi Survei Penduduk Antar Sensus (2005) tahun 2008 tingkat kepadatan penduduk kota Surakarta mencapai 565.853 jiwa. Pada tabel 4.5 tahun 2008 tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Serengan yang mencapai angka 19.899 jiwa.. Sedangkan jumlah penduduk paling banyak terdapat di Kecamatan Banjarsari sebanyak 162.093 jiwa dengan presentase sebesar 28,64%. Jumlah penduduk terendah berada pada wilayah kecamatan Serengan yaitu sebesar 63.558 jiwa atau sebesar 11,23%. Dengan tingkat kepadatan yang tinggi maka akan berdampak pada masalah-masalah sosial seperti perumahan, kesehatan dan tingkat kriminalitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
Tabel 4.5 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin dan Tingkat Kepadatan Tiap Kecamatan Di Kota Surakarta Tahun 2008 Kec.
Luas Wil
Jumlah Penduduk
L
P
Jumlah
Rasio
Tingkat
Jenis
Kepada tan
Presentas e (%)
Kelamin
Laweyan
8,64
54.164
55.766
109.930
12.723
97,13
19,43
Serengan
3,19
31.263
32.395
63.558
19.899
96,80
11,23
Pasar Kliwon Jebres
4,82
43.172
44.808
87.980
18.272
96,35
15,55
12,58
70.466
71.826
142.292
11.311
98,11
25,15
Banjarsari
14,81
80.259
81.834
162.093
10.945
98,08
28,64
Jumlah
44,04
279.324
286.529
565.853
12.849
97,49
100
Sumber: BPS Kota Surakarta, diolah
C. Keadaan Sosial Ekonomi 1. Keadaan Pendidikan
Berdasarkan tabel 4.6 di bawah ini dapat dijelaskan bahwa penduduk di Kota Surakarta paling banyak adalah tamatan SMP, yaitu sebanyak 101.351 jiwa atau sebesar 21,27%. Penduduk dengan tingkat pendidikan tamatan SMA menduduki tempat kedua dengan jumlah 101.018 jiwa atau sebesar 20,64%. Urutan ketiga adalah tamat SD sebanyak 98.118 jiwa atau sebesar 20,59%. Sedangkan penduduk yang tidak bersekolah atau tidak mempunyai tingkat pendidikan adalah sebesar 32.192 jiwa atau sebesar 6,75% dan merupakan presentase terendah. Keadaan pendidikan penduduk di Kota Surakarta dapat dilihat melalui tabel 4.6 berikut ini :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
Tabel 4.6 Banyaknya Penduduk 5 Tahun ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Surakarta Tahun 2004-2008 No
Tingkat Pendidikan
2008
35.639 Tamat Akademi/PT 98.340 Tamat SMA 101.351 Tamat SMP 98.118 Tamat SD 44.051 Tidak Tamat SD 66.799 Belum Tamat SD 32.192 Tidak Sekolah Jumlah 476.490 Sumber : BPS Surakarta dalam angka, diolah 1 2 3 4 5 6 7
Presentase (%) 7,48 20,64 21,27 20,59 9,24 14,02 6,75 100
2. Kondisi Perekonomian
Salah satu indikator perkembangan ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah tersebut. Perhitungan PDRB yang dilakukan dengan harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai tahun dasar. Sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun. PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang ditimbulkan dari semua unit produk dalam suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu yang tertentu pula. Sektor – sektor penyusun PDRB dapat dikelompokan dalam tiga kelompok jenis lapangan usahannya yaitu kelompok primer yang terdiri dari berbagai jenis sektor pertanian, pertambangan dan penggalian. Kelompok sekunder yang terdiri dari sektor industri, listrik, gas dan air bersih, serta kelompok bangunan. Dan kelompok tersier terdiri dari sektor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
pengangkutan dan komunikasi, perdagangan, hotel dan restoran, keuangan, sewa dan jasa perusahaan, serta sektor jasa. Dengan melihat PDRB dapat diketahui besarnya kontribusi masing-masing sektor yang ada. Kontribusi suatu sektor adalah suatu peranan yang diberikan oleh masing-masing sektor terhadap PDRB. Dari masing-masing sektor dapat digunakan untuk mengetahui indukator perubahan struktur ekonomi. Perhitungan PDRB Kota Surakarta tahun 2004-2008 berdasarkan harga konstan 2000 dapat dilihat dalam tabel 4.7 Tabel 4.7 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Kota Surakarta Tahun 2004-2008 (Jutaan Rupiah) Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan Galian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa PDRB
2004 3.211,38
2005 3.502,98
2006 3.760,34
2007 4.259,39
2008 4.726,23
2.068,90
2.227,96
2.304,36
2.525,78
2.945,24
1.336.418,57
1.475.697,87
1.554.314,71
1.681.790,25
1.838.499,70
128.661,45
144.699,63
166.228,03
186.120,50
203.337,92
603.033,27
720.012,60
809.243,40
924.664,68
1.140.846,43
1.092.201,20
1.330.461,23
1.507.159,41
1.711.786,42
1.984.698,20
515.088,71
643.368,20
729.036,31
802.106,24
884.951,75
529.665,79
638.280,54
697.231,13
763.887,99
863.921,29
546.210,25
627.525,83
720.834,86
831.953,32
977.959,30
4.756.559,52
5.585.776,84
6.190.112,55
6.909.094,57
7.901.886,06
Sumber: BPS Kota Surakarta Berdasarkan tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa PDRB Kota Surakarta mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dari semua sektor tersebut, industri pengolahan memberikan kontribusi paling besar pada PDRB Kota Surakarta. Sedangkan sektor yang memberikan kontribusi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
paling kecil adalah sektor Pertambangan dan Galian. Rendahnya kontribusi sektor ini dikarenakan di Kota Surakarta tidak memiliki potensi industri pertambangan dan galian. Berdasar tabel 4.7 PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2008 mencapai 7.901.886,06 juta, dengan jumlah penduduk pertengahan tahun sebanyak 522.935 jiwa dan telah dikurangi penyusutan sebesar 475.100,90 dan pajak tidak langsung sebesar 513.357.96 juta maka pendapatan perkapita tahun 2008 mencapai 13.220.433,14 Tabel 4.8 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kota Surakarta Tahun 2004-2008 (Jutaan Rupiah) Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan Galian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa PDRB
2004 2.796,91 0,08 1.732,80 0,05 1.089.912,64 29,70 80.416,81 2,19 420.965,63 11,47
2005 2.821,39 0,07 1.790,65 0,05 1.105.952,91 28,67 83.995,71 2,18 455.657,84 11,81
2006 2.855,22 0,07 1.786,83 0,04 1.134.134,37 27,88 91.764,94 2,26 482.295,37 11,86
2007 2.899,10 0,07 1,828.17 0,04 1.173.422,60 27,26 96.867,33 2,25 528.770,39 12,28
2008 2.866,18 0,06 1.905,23 0,04 1.200.606,83 26,39 103.020,58 2,26 583.069,88 12,82
920.675,34 25,09
990.436,08 25,67
1.059.091,72 26,04
1.126.471,69 26,17
1.211.208,49 26,62
362.003,52 9,87
381.852,29 9,90
404.594,41 9,95
428.864,77 9,96
449.073,94 9,89
354.389,44 9,66
378.286,92 9,60
401.749,42 9,88
425.590,18 9.89
449.992,44 9,89
436.480,36 11,90 3.669.373,45 100,00
457.375,87 11,85 3.858.169,66 100,00
489.257,66 12.03 4.067.529,94 100,00
519.573,14 12,07 4.304.287,37 100,00
546.699,38 12,02 4.549.342,95 100,00
Sumber: BPS Kota Surakarta Berdasarkan tabel 4.8 dapat dijelaskan pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta tahun 2008 yang ditunjukkan laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 sebesar 5,69 persen lebih rendah kanaikannya dibandingkan tahun 2007 yang hanya sebesar 6.909.094,57
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
juta (5,82 persen). Pertumbuhan riil paling tinggi adalah sektor Industri Pengolahan, diikuti oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sedangkan yang terendah adalah sektor Pertambangan dan Galian. Struktur ekonomi Kota Surakarta telah bergeser dari industri ke perdagangan dan kontribusi sektor perdagangan sebesar 1.984.698,20 juta sedangkan industri sebesar 1.838.499,70 juta. Kedua sektor ini perlu diperhatikan keberadaannya dan perlu ditingkatkan karena merupakan faktor yang utama dalam mendukung perekonomian. a. Jumlah Pasar Jumlah pasar tradisional di Kota Surakarta berjumlah 38 pasar pada tahun 2008, antara lain yaitu : Pasar Gede, Pasar Tanggul, Pasar Legi, Pasar Singosaren, Pasar Harjodaksino, Pasar Klewer, Pasar Rejosari, Pasar Mebel, Pasar Depok, Pasar Ledoksari, Pasar Nusukan, Pasar Windujenar, Pasar Turisari, Pasar Kembang, Pasar Kadipolo, Pasar Kabangan, Pasar Jongke, Pasar Sidodadi, Pasar Penumping, Pasar Purwosari, Pasar Ayam, Pasar Jebres, Pasar Ngemplak, Pasar Sangkrah, Pasar Kliwon, Pasar Mojosongo, Pasar Mojosongo Perumnas, Pasar Joglo, Pasar Sidomulyo, Pasar Ngumbul, Pasar Bangunharjo, Pasar Gading, Pasar Besi, Pasar Balapan, Pasar Tunggulsari, Pasar Jurug, dan Pasar Dawung.
b. Jumlah Industri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
Perkembangan jumlah industri di Kota Surakarta dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Tabel 4.9 Banyaknya Industri di Kota Surakarta tahun 2008-2009 No. Cabang Industri/ Bidang Usaha Jumlah Unit Usaha
1
2
INDUSTRI BESAR/MENENGAH Besar Menegah INDUSTRI KECIL Formal Non Formal Total Industri
2008
2009
48 115
49 116
1.225 4.289 5.677
1.351 4.429 5.945
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta 2009 Pada tabel 4.9 dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2008 jumlah unit usaha pada industri kecil berjumlah 5.514 unit dari 5.677 unit total industri di Kota Surakarta atau 97,13%. Sedangkan tahun 2009 berjumlah 5.780 atau 97,22% yang merupakan bagian terbesar dari keseluruhan jumlah unit usaha di Kota Surakarta yang mencapai 5.945 unit usaha.
D. Gambaran Umum Industri Kerajinan Tangan di Kota Surakarta 1. Jumlah modal industri kerajinan tangan
Untuk mengetahui jumlah modal dapat dilihat pada tabel 4.10
Tabel 4.10 Jumlah modal industri kerajinan tangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
Jumlah Modal (Rupiah) < 50 juta 50 – 100 juta 100 juta ke atas Jumlah Sumber : Hasil survei
Jumlah Usaha
Presentase
47 7 2 56
83,66% 12,46% 3,56% 100%
Berdasarkan hasil survei dari 56 usaha kerajinan tangan yang masih eksis di Kota Surakarta, usaha kerajinan tangan yang mempunyai modal di atas 100 juta rupiah adalah sebanyak 2 buah atau sebesar 3,56 %, yang mempunyai modal setara 50 - 100 juta adalah sebanyak 7 buah atau sebesar 12,46%, dan terdapat 47 buah usaha kerajinan tangan atau sebesar 83,66% yang bermodal di bawah 50 juta rupiah.
2. Jumlah pendapatan industri kerajinan tangan
Untuk mengetahui jumlah pendapatan dapat dilihat pada tabel 4.11 Tabel 4.11 Jumlah pendapatan industri kerajinan tangan Jumlah Pendapatan (Rupiah) < 50 juta 50 - 100 juta 100 juta ke atas Jumlah
Jumlah Usaha
Presentase
52 3 1 56
91% 5,25% 1,75% 100%
Sumber : Hasil Survei Berdasarkan hasil survei dari 56 usaha kerajinan tangan yang masih eksis di Kota Surakarta, usaha kerajinan tangan yang mempunyai pendapatan di atas 100 juta rupiah adalah sebanyak 1 buah atau sebesar 1,75%, yang mempunyai pendapatan setara 50 - 100 juta adalah sebanyak 3 perusahaan atau sebesar 5,25%, dan terdapat 52 buah usaha kerajinan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
tangan atau sebesar 91% yang mempunyai pendapatan di bawah 50 juta rupiah.
3. Jumlah biaya industri kerajinan tangan
Untuk mengetahui jumlah biaya dapat dilihat pada tabel 4.12 Tabel 4.12 Jumlah biaya industri kerajinan tangan Jumlah Biaya (Rupiah) Jumlah Usaha Presentase < 10 juta 46 80,5% 10 – 50 juta 9 15,75% 50 juta ke atas 1 1,75% Jumlah 56 100% Sumber : Hasil survei
Berdasarkan hasil survei dari 56 usaha kerajinan tangan yang masih eksis di Kota Surakarta, usaha kerajinan tangan yang mempunyai pendapatan di atas 50 juta rupiah adalah sebanyak 1 buah atau sebesar 1,75%, yang mempunyai pendapatan setara 10 - 50 juta adalah sebanyak 9 perusahaan atau sebesar 15,75%, dan terdapat 46 buah usaha kerajinan tangan atau sebesar 80,5% yang mempunyai pendapatan di bawah 10 juta rupiah.
E. Analisis Struktur Industri Kerajinan Tangan
Untuk
mengetahui
rasio
konsentrasi
berdasarkan
variabel
pendapatan yang diperoleh industri kerajinan tangan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.13
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
Konsentrasi Industri Kerajinan Tangan Variabel Pendapatan Konsentrasi Nilai CR-4 0,4179 CR-8 0,5766 IH 0,0595 1/IH 16,8178 Sumber : Hasil Pengolahan Data
Pada tahun 2010, rasio konsentrasi empat perusahaan kerajinan tangan terbesar berdasar variabel pendapatan adalah sebesar 0,4179 yang berarti 41,80% pendapatan seluruh perusahaan kerajinan tangan dikuasai oleh empat perusahaan kerajinan yaitu Asia Wrought Iron sebesar 12,75%, Mahkota Kristal Abadi sebesar 12,32%, Kerajinan Kaca sebesar 10,73% dan Dop Shuttle Cock Sunyoto sebesar 6,00%. Sedangkan rasio konsentrasi delapan perusahaan terbesar adalah sebesar 0,5766 yang berarti 57,66%, empat perusahaan terbesar berikutnya adalah Usaha Pengrajin Gamelan sebesar 5,03%, Romanza Furniture sebesar 4,25%, Dedy Qisti sebesar 3,71% dan Annesya sebesar 2,97%. Dengan nilai rasio konsentrasi empat perusahaan kerajinan tangan sebesar 41,80% maka struktur industri kerajinan tangan termasuk dalam kelompok tipe IV atau Low Moderate Concentration atau Konsentrasi Moderat Rendah. Nilai Indeks Herfindahl dari industri kerajinan tangan di Kota Surakarta pada tahun 2010 menunjukkan angka sebesar 0,0595 atau sebesar 5,95%. Ini berarti pangsa pasar industri kerajinan tangan berdasar variabel pendapatan dikuasai oleh 16 perusahaan (1/IH) kerajinan tangan di Kota Surakarta. F. Analisis Kinerja Industri Kerajinan Tangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
Perhitungan analisis kinerja dilihat dari sisi profitabilitas dengan menggunakan dua perhitungan yaitu rentabilitas ekonomi dan profit margin. Suatu kinerja perusahaan dikatakan efisien apabila nilai rentabilitas ekonomi dan profit margin bernilai positif. 1. Analisis Kinerja Rentabilitas Ekonomi Industri Kerajinan Tangan
Rentabilitas Ekonomi diperoleh dari perbandingan antara laba usaha dengan modal dan dinyatakan dalam presentase. Pada tabel yang terdapat dalam lampiran dapat dilihat masing-masing presentase Rentabilitas Ekonomi dari semua usaha kerajinan tangan di Kota Surakarta pada tahun 2010. Rata-rata dari nilai Rentabilitas Ekonomi tersebut adalah 57,45% dengan presentase tertinggi sebesar 220%, sedangkan presentase terendah adalah sebesar 3%. Hal ini mengindikasikan bahwa berapapun jumlah modal yang diinvestasikan dalam perusahaan maka akan menghasilkan laba rata-rata sebesar 57,45% dari modal.
2. Analisis Kinerja Profit Margin Industri Kerajinan Tangan
Berdasarkan tabel yang terdapat dalam lampiran maka ratarata Profit Margin industri kerajinan tangan Kota Surakarta tahun 2010 adalah sebesar 51,52% dengan presentase tertinggi sebesar 87%, dan presentase terendah sebesar 15%. Ini berarti berapapun
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
jumlah pendapatan yang diterima perusahaan maka akan menghasilkan keuntungan atas laba rata-rata sebesar 51,52%.
G. Analisis Korelasi Strktur Pasar dengan Kinerja 1. Analisis Korelasi Pendapatan dengan Rentabilitas Ekonomi
Untuk menganalisis korelasi struktur pasar dengan kinerja industri kerajinan tangan digunakan metode korelasi Pearson Product Momment. Tabel 4.16 Hasil Korelasi Pendapatan dengan Rentabilitas Ekonomi Pendapatan RE Pendapatan Pearson 1 .482(**) Correlation Sig. (2-tailed) .000 N 56 56 RE Pearson .482(**) 1 Correlation Sig. (2-tailed) .000 N 56 56 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Hasil pengolahan data dengan Program SPSS versi 15.0
Berdasarkan tabel 4.17 yang mengukur korelasi antara pendapatan dengan Rentabilitas Ekonomi tertera nilai r sebesar 0,482 yang signifikan pada tingkat kepercayaan 99% (twotailed) dengan arah positif. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan pendapatan akan diikuti secara positif oleh rentabilitas. Sedangkan uji signifikansi atau nilai probabilitas sebesar 0,00 atau lebih kecil dari tingkat kesalahan yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
dipasang (0,01) atau sebesar 1%. Hasil ini menunjukkan bahwa korelasi antara pendapatan dengan Rentabilitas Ekonomi adalah signifikan.
2. Analisis Korelasi Pendapatan dengan Profit Margin Tabel 4.17 Hasil Korelasi Pendapatan dengan Profit Margin Pendapatan PM Pendapatan Pearson 1 .278(*) Correlation Sig. (2-tailed) .038 N 56 56 PM Pearson .278(*) 1 Correlation Sig. (2-tailed) .038 N 56 56 * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Sumber : Hasil pengolahan data dengan Program SPSS versi 15.0
Berdasarkan pada tabel 4.18 hasil print out program SPSS versi 15.0 terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan Profit Margin, dimana nilai r sebesar 0,278 serta nilai probabilitas yang kurang dari 0,05 (0,038). Hubungan antara pendapatan dengan Profit Margin adalah searah, apabila pendapatan industri kerajinan tangan meningkat maka nilai Profit Margin juga akan meningkat pula. Begitu juga dengan sebaliknya, apabila pendapatan kerajinan tangan menurun maka nilai Profit Margin juga akan menurun. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel struktur pasar (pendapatan) dengan variabel kinerja (Profit
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
Margin). Kenaikan pendapatan kerajinan tangan akan membuat kinerja operasional akan semakin efisien.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang telah diperoleh terkait struktur dan kinerja usaha kerajinan tangan di kota Surakarta tahun 2010 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Struktur industri kerajinan tangan Kota Surakarta tahun 2010 berdasar variabel pendapatan yang diukur menggunakan rasio konsentrasi dan Indeks Herfindahl adalah berbentuk struktur pasar oligopoli dengan tipe IV atau disebut Low Moderate Concentration yang berarti tingkat konsentrasi moderat rendah. Pada tipe ini empat perusahaan terbesar menguasai sekitar 38%-50% penawaran output, dengan hasil CR-4 sebesar 41,80% dan nilai Indeks Herfindahl sebesar 5,95%. Dari perhitungan 1/IH, dapat dikatakan bahwa berdasarkan variabel pendapatan sebanyak 56 perusahaan kerajinan tangan yang ada maka pangsa pasar industri tersebut hanya dikuasai oleh sebanyak 16 perusahaan. 2. Selama tahun 2010, kinerja industri kerajinan tangan dengan perhitungan Rentabilitas Ekonomi rata-rata mengalami efisiensi sebesar 57,46%. Dapat diartikan bahwa berapapun jumlah modal yang diinvestasikan oleh industri kerajinan tangan Kota Surakarta maka akan menghasilkan keuntungan sebesar 57,46% dari modal. Dengan menggunakan Profit Margin, diperoleh hasil sebesar 51,52%. Ini berarti dari perhitungan Profit Margin,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
berapapun jumlah pendapatan yang diterima oleh industri kerajinan tangan hampir 51,52% adalah keuntungan atau laba. 3. Metode Pearson Product Momment digunakan dalam mencari hubungan antara struktur dan kinerja industri kerajinan tangan. Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa hubungan antara variabel pendapatan dengan Rentabilitas Ekonomi menunjukkan hubungan yang signifikan dengan nilai r sebesar 0,482 dan tingkat signifikansi atau probabilitas sebesar 0,00 sehngga lebih kecil dari tingkat kesalahan yang dipasang (0,01). Sedangkan antara variabel pendapatan dengan Profit Margin juga terdapat hubungan yang signifikan dengan nilai r sebesar 0,278 dan nilai probabilitas yang kurang dari tingkat kesalahan 0,05 yaitu sebesar 0,038. Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa antara struktur pasar dengan kinerja terdapat suatu hubungan yang saling mempengaruhi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, maka saran-saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut : 1. Saran yang penulis kemukakan menyangkut struktur industri adalah melakukan diversifikasi produk, berkaitan dengan tingkat pengetahuan pelaku ekonomi maka baik produsen maupun konsumen harus mengetahui keadaan pasar dengan baik, perusahaan perlu melakukan kerjasama
karena
apabila
industri
didominasi
oleh
beberapa
perusahaan besar saja maka kecenderungan harga akan semakin naik. 2. Kinerja berkaitan dengan bagaimana suatu pasar dapat memberikan kontribusi yang baik untuk kesejahteraan masyarakat. Hal yang perlu dilakukan berkaitan dengan kinerja antara lain: melakukan efisiensi produksi dan penggunaan teknologi, efisiensi dalam alokasi sumber daya, efisiensi dalam penyaluran produk, pemasaran kreatif melalui non price competition seperti kualitas, kenyamanan, serta promosi merk dagang. Semakin tinggi rentabilitas ekonomi maka akan semakin tinggi tingkat efisiensi penggunaan modalnya, dan semakin tinggi profit margin maka akan semakin efisien operasi perusahaan tersebut.
commit to user