STRUKTUR BIAYA DAN PROFITABILITAS USAHA MINIPLANT RAJUNGAN (Portunus pelagicus) Cost Structure and Profitability of Business Rajungan Miniplant (Portunus pelagicus) Roslindah Daeng Siang1, dan Nurdiana A2 1,2
Jurusan/Program Studi Agrobisnis Perikanan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu Oleo Kendari, Sulawesi Tenggara, 1 Hp +6285255350279, E-mail :
[email protected] 2 HP +6281245566098, E-mail :
[email protected]
ABSTRAK Studi ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan investasi usaha, struktur biaya, efisiensi biaya, dan profitabilitas usaha. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara terhadap pemilik miniplant rajungan (portunus pelagicus) yaitu kelompok Kelola Bahari di Kelurahan Lapulu Kecamatan Abeli Kota Kendari. Analisis data dilakukan dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Alat analisis yang digunakan yaitu analisis investasi, analisis biaya, analisis defresiasi, dan break event point. Hasil analisis menunjukan bahwa kebutuhan investasi total usaha miniplant rajungan yaitu Rp15.770.000. Rasio pengembalian investasi sebesar 0,23 tahun menunjukkan bahwa investasi yang telah dikeluarkan dapat kembali selama ± 3 bulan. Struktur biaya usaha miniplant rajungan adalah didominasi biaya pengadaan bahan baku rajungan sebesar 90%, selebihnya 10 % untuk pembayaran pajak, perawatan rumah produksi, penyusutan, upah buruh, konsumsi, kantong pastik, arang dan garam. Penggunaan biaya usaha miniplant rajungan sudah efisien dengan nilai R/C sebesar 1,35, B/C ratio sebesar 0,35, BEP (unit) sebesar 88,79 kg dan BEP (harga) sebesar Rp10.655.353. Profitabilitas usaha atau tingkat kemampuan usaha menghasilkan keuntungan sebesar 0.35, berarti setiap investasi usaha miniplant rajungan sebesar Rp1 akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp0.35. Kata Kunci : Biaya, investasi, miniplant, rajungan, profitabilitas usaha.
ABSTRACK This study aims to determine the needs of business investment, the cost structure, cost efficiency, and profitability of the business. Collecting data using interview techniques to the owner miniplant crab (Portunus pelagicus) is a group in the village Bahari Manage Lapulu Abeli District of Kendari. Data was analyzed using quantitative and qualitative methods. The analytical tool used is investment analysis, cost analysis, defresiasi analysis, and break-even point. Results of the analysis showed that the total investment needs of businesses miniplant crab is Rp15.770.000. The ratio of return on investment of 0.23 years shows that the investments made can be returned for ± 3 months. Rajungan miniplant business cost structure is dominated by the cost of procurement of raw materials rajungan by 90%, the remaining 10% for payment of taxes, home care production, depreciation, wages, consumption, plastic bags, charcoal and salt. The use of business costs miniplant rajungan already efficient with R/C ratio of 1.35, B/C ratio of 0.35, BEP (unit) of 88,79 kg and BEP (price) of Rp10.655.353. Profitability of business or level of ability of businesses generate profits of 0.35, meaning any business investment miniplant Rp1 crab will yield a profit of Rp0.35 Keyword : Cost, business profitability, investation, rajungan, miniplant
Jurnal Bisnis Perikanan FPIK UHO 2(1): April 2015 : 91-100
91
Roslindah Daeng Siang dan Nurdiana A, Struktur biaya dan profitabilitas usaha
lingkungan serta menciptakan lapangan
PENDAHULUAN Upaya peningkatan sektor kelautan
kerja.
dan perikanan sebagai sumber pertum-
Salah satu komoditas utama perikan-
buhan ekonomi utama saat ini tetap men-
an yang dikembangkan adalah kepiting
jadi fokus utama yang dilakukan oleh
rajungan. Rajungan sebagai komoditas
Kementerian Kelautan dan Perikanan.
yang
Program industrialisasi perikanan yang
menembus pasar ekspor ke berbagai
telah digulirkan sejak tahun 2011 bertu-
negara seperti Amerika, Australia dan
juan untuk meningkatkan kesejahteraan
Jepang. Produk olahan kepiting dan
masyarakat sektor kelautan dan perikan-
rajungan dari Indonesia semakin laku di
an, baik nelayan pesisir, laut dan perairan
pasar internasional. Hal tersebut terlihat
lainnya, pembudidaya, pelaku pengolahan
dari nilai ekspor komoditas perikanan
serta stakeholders lainnya melalui pening-
tersebut yang semakin besar. Ekspor
katan nilai tambah industri.
kepiting dan rajungan itu terbagi dalam
bernilai
ekonomis
tinggi
dan
Pelaksanaan industrialisasi kelautan
tiga jenis, yakni kalengan, beku, dan
dan perikanan melalui peningkatan nilai
segar. Di sepanjang periode tahun 2011,
tambah dan sinergi dari hulu ke hilir usa-
kepiting dan rajungan kalangen mencapai
ha ekonomi kelautan dan perikanan. Pen-
7.164 ton senilai US$ 119,4 juta.
dekatan ekonomi biru (blue economy)
Sedangkan ekspor kepiting beku men-
yang dicanangkan oleh Kementerian Ke-
capai 2.425 ton atau US$ 31,3 juta, dan
lautan dan Perikanan (KKP) dalam prog-
kepiting segar sebanyak 6.000 ton senilai
ram industrialisasi kelautan dan perikanan
US$ 21,2 juta.
dalam upaya peningkatan hasil produksi
rajungan hasil olahan dihargai Rp 110
di sektor perikanan dan kelautan. Pene-
ribu – 115 ribu per kilogram, dan dari
rapan blue economy sendiri bertujuan
nelayan Rp35.000 per kilogram. Industri
untuk menciptakan industri kelautan dan
pengolahan masih mengandalkan bahan
perikanan meningkat dari segi pendapatan
baku dari tangkapan alam.
Oleh eksportir, daging
dan kontribusi bagi negara. Konsep Blue
Kepiting rajungan (Portunus pelagi-
Economy dirumuskan untuk memberikan
cus) merupakan salah satu komoditas
tantangan kepada pelaku bisnis dan
unggulan
investasi untuk membangun usaha lebih
memiliki nilai ekonomis tinggi. Kepiting
menguntungkan
rajungan diekspor terutama ke negara
92
dan
tidak
merusak
perikanan
Indonesia
yang
ISSN : 2355-6617, http//ojs.uho.ac.id/index.php/bisnisperikanan
Roslindah Daeng Siang dan Nurdiana A, Struktur biaya dan profitabilitas usaha
Amerika yaitu mencapai 60% dari total
dikaji. Mencakup kebutuhan investasi,
hasil
ke
struktur pembiayaan dan efisiensi biaya,
berbagai negara dalam bentuk segar yaitu
sehingga dapat diketahui apakah usaha
ke Singapura dan Jepang, sedangkan yang
pengolahan rajungan di tingkat miniplant
dalam bentuk olahan (dalam kaleng)
memang layak secara ekonomi.
diekspor ke Belanda. Komoditas ini
METODE
merupakan
Desain Penelitian
tangkapan,
juga
komoditas
diekspor
ekspor
urutan
ketiga dalam arti jumlah setelah udang dan
ikan.
Namun
dalam
pendis-
tribusiannya belum dapat memberikan jaminan kualitas, pasokan dan ketepatan waktu penyampaiannya. Sulawesi Tenggara merupakan salah satu
pemasok
pengolahan
bahan
kepiting
baku
industri
rajungan
yang
merupakan komoditas ekspor penting dari sektor
perikanan
Usaha
perikanan
rajungan yang menggunakan alat tangkap bubu rangkai ini menguntungkan dan layak secara ekonomis. Hasil tangkapan seluruhnya dipasarkan pada perusahaan perusahaan
yang
menampung
hasil
tangkapan untuk diekspor. (Mustafa, A dan Abdullah, 2012). Dengan demikian, maka
kondisi
usaha
penangkapan
rajungan yang layak secara ekonomi akan mendukung
program
industrialisasi
Penelitian ini menggunakan metode study kasus pada kelompok usaha Kelola Bahari, salah satu usaha pengolahan kepiting rajungan di Kelurahan Lapulu Kecamatan Abeli Kota Kendari. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2014, dengan metode pengumpulan data yang digunakan melalui teknik wawancara kepada responden yaitu kelompok kelola bahari yang ditentukan secara purposive sampling. Purposive sampling merupakan metode pengambilan data dengan teknik responden dipilih secara sengaja untuk memenuhi tujuan tertentu (Fauzi, 2001). Responden
dipilih
merupakan
pemilik usaha dan tenaga kerja harian sebanyak 10 orang. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
rajungan di Sulawesi Tenggara.
yang
Pengumpulan
data
primer
tersebut
maka
menggunakan teknik wawancara secara
pengolahan
hasil
mendalam (defth interview) dan melalui
tangkapan nelayan di tingkat pengumpul
pengamatan langsung di lapangan. Data
kepiting rajungan menjadi perlu untuk
primer yang dikumpulkan berupa data
Berdasarkan berkaitan
dengan
hal
investasi, biaya tetap, biaya tidak tetap
Jurnal Bisnis Perikanan FPIK UHO 2(1): April 2015
93
Roslindah Daeng Siang dan Nurdiana A, Struktur biaya dan profitabilitas usaha
dan
penerimaan
usaha
pengolahan
sewa, pajak atau retribusi, dan suku
kepiting rajungan dalam jangka waktu
bunga pinjaman. Sedangkan yang terma-
satu tahun. Data sekunder merupakan
suk biaya variabel yaitu biaya pembelian
data yang diterbitkan atau digunakan oleh
bahan baku, upah tenaga kerja, dan setiap
organisasi yang bukan merupakan hasil
pengeluaran pada saat kegiatan produksi.
olahan sendiri (Soeratno dan Arsyad,
Penyusutan (Rp) =
2003). Data sekunder yang mendukung
Harga Perolehan
Rp −Nilai Residu (Rp )
Umur Ekonomis (Tahun )
penelitian ini diperoleh dari Balai Pusat Statistik
dan
Dinas
Kelautan
dan
Perikanan.
Keuntungan atau laba adalah kompensasi atau resiko yang ditanggung perusahaan,
Analisis Data
.....(1)
atau
nilai
penerimaan
dikurangi biaya total yang dikeluarkan
Proses pengolahan data dilakukan secara tabulasi dengan menggunakan
perusahaan. (Siang, R.D. dan Nurdiana, 2010). π = TR − TC … … . … (2)
program aplikasi Microsoft Office Excel 2007. Data yang telah ditabulasi kemu-
Teknik analisis yang dapat digunakan
dian dianalisis secara statistik deskriptif
untuk mengetahui efisiensi penggunaan
dengan maksud untuk memberikan gam-
modal yaitu R-C ratio, B-C Ratio dan
baran secara rinci kebutuhan investasi
Break Even Point (BEP).
usaha,
keadaan
struktur
biaya,
dan
𝑅 ∑ Yi. Pyi = … … … … . . (3) 𝐶 ∑ Xi. Pxi
efisiensi biaya produksi. Rasio pengembalian investasi merupakan suatu periode yang diperlukan
Dimana :
untuk menutup kembali besaran investasi
R
= Revenue /pendapatan (Rp)
yang telah dikeluarkan. Rasio pengem-
C
= Cost (Rp)
balian investasi dihitung dengan mem-
Yi = Jumlah produk i (kg)
bandingkan total investasi dengan pen-
Pyi = Harga / unit produk i (kg)
dapatan bersih.
Xi = Input Produksi i (Rp) dapat
Pxi = harga per unit input ke i (Rp)
dianalisis dengan menggunakan metode
Profitabilitas usaha juga bisa dilihat dari rumus berikut :
Penyusutan
barang
modal
staight line. Nilai penyusutan/deperesiasi ini merupakan salah satu unsur biaya tetap. Unsur biaya tetap yang lain seperti
94
𝐵 ∑ ∆Yi. Pyi = … … … . (4) 𝐶 ∑ ∆Xi. Pxi
ISSN : 2355-6617, http//ojs.uho.ac.id/index.php/bisnisperikanan
Roslindah Daeng Siang dan Nurdiana A, Struktur biaya dan profitabilitas usaha
Dimana :
HASIL
R
= Benefit (keuntungan)
C
= Cost
Usaha miniplant di Kelurahan Lapulu Kecamatan Abeli Kota Kendari yaitu
Yi = Jumlah produk i
usaha
Pyi = Harga / unit produk i
bernama kelompok Kelola Bahari yang
Xi = Input Produksi i
diketuai oleh Ibu Ati.
Pxi = harga per unit input ke i
1.
𝐵𝐸𝑃 𝑈𝑛𝑖𝑡 =
𝐹𝐶 𝑝 𝑢
−
𝑉𝐶 𝑢
… … . . (5)
kelompok
masya-rakat
yang
Kebutuhan Investasi Usaha pengolahan rajungan atau
Miniplant memerlukan sejumlah penge-
𝐹𝐶 𝐵𝐸𝑃 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 = … (6) 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 1− 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
luaran biaya untuk investasi dan operasional. Biaya investasi merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan mulai usaha ter-
Dimana :
sebut dilaksanakan sampai usaha tersebut
FC = Biaya tetap /fixed cost
mulai beroperasi. Kebutuhan investasi
Vc = Biaya variabel / Variabel cost
tersebut diantaranya berupa rumah pro-
𝑝 𝑢 𝑉𝐶 𝑢
= harga jual (p) per unit
duksi, dandang, baskom, tungku, penjepit
= biaya variabel (vc) per unit / HPP
cangkang, parang
dan peralatan tam-
bahan lainnya. Hasil pengolahan data
(harga pokok penjualan)
kebutuhan investasi usaha pengolahan
Penjualan = penerimaan (p.q) Selanjutnya dianalisis dengan pendekatan
rajungan “Miniplant Kelola Bahari” pada tabel 1 berikut
grafik.
Tabel 1 Kebutuhan investasi usaha miniplant rajungan No
Uraian
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Rumah produksi Dandang Baskom kecil Baskom besar Tungku Penjepit cangkang Parang Jumlah
Jumlah satuan 1 4 10 5 4 5 2
Harga Beli (Rp) 10.000.000 275.000 5000 60.000 35.000 45.000 35.000
Jumlah (Rp) 10.000.000 1.100.000 50.000 300.000 140.000 225.000 70.000 15.770.000
Sumber : Data primer diolah, 2013
Jurnal Bisnis Perikanan FPIK UHO 2(1): April 2015
95
Roslindah Daeng Siang dan Nurdiana A, Struktur biaya dan profitabilitas usaha
2.
Struktur Biaya Usaha Miniplant Rajungan Biaya
segala
keperluan usahanya. Jenis biaya ini tidak
pengorbanan yang seharusnya terjadi
berubah walaupun jumlah barang atau
dalam suatu proses produksi. Biaya
jasa
produksi terdiri dari biaya tetap dan biaya
Biaya
variabel. Biaya tetap atau fixed cost
rajungan
adalah seluruh biaya yang dikeluarkan
pemeliharaan dan penyusutan barang
untuk memperoleh faktor-faktor produksi
modal.
yang bersifat bangunan
produksi
dan
adalah
yang
dihasilkan
tetap
pada
berubah-ubah.
usaha
miniplant
terdiri dari pajak, biaya
Nilai
penyusutan
dianalisis
tetap misalnya
tanah,
dengan metode garis lurus (straight line
mesin-mesin
untuk
method) sebagai berikut (tabel 2) :
Tabel 2 Penyusutan barang modal usaha miniplant rajungan No
Urian
1. 2.
Panci Baskom kecil Baskom besar Tungku Penjepit cangkang Parang Jumlah
3. 4. 5. 6.
4 10
Harga Pengadaan (Rp) 275.000 5000
5
60.000
300.000
8bln
35.000
33.125
4 5
35.000 45.000
140.000 225.000
2thn 2thn
18.000 20.000
61.000 102.500
2
35.000
70.000 1.885.000
2thn
15.000
27.500 582.125
Jumlah satuan
Harga total (Rp)
Umur Ekonomis
1.100.000 50.000
4thn 6bln
Harga penyusutan Sisa (Rp/Thn) (Rp) 50.000 350.000 2.000 8.000
Sumber : Data primer diolah, 2013
Tabel 3 Biaya tetap usaha miniplant rajungan No 1. 2. 3.
Nama
Jumlah Unit
Pajak Biaya Perawatan Rumah Produksi Penyusutan alat Jumlah
Per tahun 1 rumah/ tahun Per tahun
Jumlah per bln (Rp) 25.000 166.666
Total Harga per tahun (Rp) 300.000 2.000.000
48.510 240.176
582.125 2.882.125
Sumber : Data primer diolah, 2013
Berbeda dengan biaya tetap atau fixed
variabel
cost,
yang
bahan baku kepiting rajungan segar,
dikeluarkan untuk kegiatan produksi
garam, arang, kantong plastik, konsumsi
berubah-ubah sesuai perubahan jumlah
(makan siang buruh), dan upah buruh,
barang atau jasa yang dihasilkan. Biaya
dapat dilihat pada tabel 4.
96
besarnya
biaya
variabel
miniplant rajungan meliputi
ISSN : 2355-6617, http//ojs.uho.ac.id/index.php/bisnisperikanan
Roslindah Daeng Siang dan Nurdiana A, Struktur biaya dan profitabilitas usaha
Tabel 4 Biaya variabel usaha miniplant rajungan No
Nama
Jumlah
Harga (Rp)
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kepiting Garam Arang Kantong plastik Konsumsi Upah buruh Jumlah
80 Kg 1Karung 2Karung 5 5 org 5 org
60.000 45.000 30.000 500 8.000 75.000
Total harga (Rp) 4.800.000 45.000 60.000 2500 40.000 375.000
Jumlah per bln (Rp) 14.400.000 45.000 60.000 7.500 120.000 1.250.000 15.882.500
Jumlah per thn (Rp) 172.800.000 540.000 720.000 90.000 1.440.000 13.500.000 189.090.000
Sumber : Data primer diolah, 2013
3.
Efisiensi Biaya Kegiatan memproduksi kepiting
dengan harga produk olahan kepiting
rebus dilakukan tiga kali dalam sebulan.
rajungan
Rp120.000,00-/kg.
Berarti
Setiap kali memproduksi, menghasilkan
dalam setahun memproduksi sebanyak
sebesar 60 kg per satu kali produksi
2160 kg/thn.
Tabel 5 Keuntungan usaha miniplant rajungan No 1. 2.
3.
Uraian
Jumlah Satuan
Total Biaya Penerimaan Proses produksi Jumlah produksi Harga per kg Keuntungan
Total per bulan (Rp)
Total per tahun (Rp)
15.997.677 21.600.000
191.972.125 259.200.000
180 kg/bln
2160 kg/thn
5.602.323
67.227.875
3 kali/bulan 60kg/prod Rp120.000
Sumber : Data primer diolah, 2013
Pada tabel 5 diketahui penerimaan usaha
sebesar Rp67.227.875,-/thn. Harga jual
miniplant
sebesar
produk lebih besar dari pada harga pokok
keuntungan
penjualan dengan margin Rp32.458,-
kepiting
Rp259.200.000,-/thn,
rajungan dan
Tabel 6 Profitabilitas dan efisiensi biaya produksi usaha miniplant rajungan Uraian R/C Ratio B/C ratio Harga Jual Per unit Harga Pokok Penjualan (biaya produksi per unit) BEP unit BEP harga
Nilai 1,35 0,35 Rp120.000,Rp87.541,88,79kg Rp10.655.353,-
Sumber : Data primer diolah, 2013
Usaha miniplant rajungan mencapai titik
jumlah produksi sebanyak 88,79kg pada
impas (Break Event Point) pada saat
harga total penjualan Rp10.655.353,-.
ISSN : 2355-6617, http//ojs.uho.ac.id/index.php/bisnisperikanan
97
Roslindah Daeng Siang dan Nurdiana A, Struktur pembiayaan usaha
yang dikeluarkan adalah biaya bahan
PEMBAHASAN Usaha produksi kepiting rebus sangat
baku atau rajungan. Tabel 3 dan 4 menun-
familiar di kalangan masyarakat pesisir
jukkan struktur pembiayaan dan tabel 5
Sulawesi Tenggara. Usaha miniplant di
menunjukkan penerimaan usaha mini-
Kelurahan Lapulu Kecamatan Abeli Kota
plant rajungan. Menurut Siang, dkk
Kendari yaitu usaha kelompok masya-
(2011) usaha pengolahan rajungan mem-
rakat yang bernama kelompok Kelola
butuhkan biaya bahan baku bersifat
Bahari yang diketuai oleh Ibu Ati.
fluktuatif, sesuai dengan jumlah yang
Kegiatan memproduksi kepiting rebus
tersedia dari nelayan penangkap. Selan-
dilakukan tiga kali dalam sebulan. Setiap
jutnya dikatakan bahwa harga penjualan
kali memproduksi, menghasilkan sebesar
rajungan
60 kg dengan harga Rp120.000,00-/kg.
rajungan.
Kebutuhan
investasi
total
dengan kapasistas produksi 60 kg. Rasio investasi
kualitas
usaha
miniplant rajungan yaitu Rp15.770.000
pengembalian
tergantung
sebesar
0,23
tahun menunjukkan bahwa investasi yang telah dikeluarkan jika berproduksi secara
Konsumsi ; Rp1.440.000
olahan
Pajak; Rp300.000
Upah buruh; Rp13.500.000
Perawatan Rumah Produksi;
Kantong plastik ; Rp90.000
Rp2.000.000
Penyusutan ; Rp582.125
Arang ; Rp720.000 Garam ; Rp45.000
efektif dapat kembali selama ± 3 bulan. Kepiting ;
Biaya operasional merupakan seluruh
Rp172.800.000
biaya yang dikeluarkan karena berlangStruktur Biaya
sungnya proses produksi yang terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap (Choliq et al. 1999). Jenis biaya tetap (fixed cost) pada usaha miniplant rajungan terdiri dari biaya pemeliharaan rumah, pajak, dan
Gambar 1 Diagram struktur biaya usaha miniplant rajungan Struktur
biaya
usaha
miniplant
penyusutan alat (depresiasi). Pemeliha-
rajungan adalah didominasi biaya penga-
raan rumah produksi dilakukan rata – rata
daan bahan baku rajungan sebesar 90%,
selama dua kali per tahun. Biaya tidak
selebihnya 10 % untuk pembayaran pa-
tetap (variable cost) yang dikeluarkan
jak, perawatan rumah produksi, penyu-
mencakup biaya operasional produksi
sutan, upah buruh, konsumsi, kantong
pengolahan. Biaya operasional terbesar
pastik, arang dan garam.
98
ISSN : 2355-6617, http//ojs.uho.ac.id/index.php/bisnisperikanan
Roslindah Daeng Siang dan Nurdiana A, Struktur biaya dan profitabilitas usaha
Rajungan merupakan komoditas eks-
penggunaan modal yang sekarang ini
por yang harganya dipengaruhi oleh nilai
dilakukan telah memberikan keuntungan
kurs mata uang dolar. Penerimaan usaha
bagi perusahaan. Hal ini penting karena
miniplant rajungan sebesar Rp21.600.000
keputusan untuk menentukan perlu tidak-
per bulan atau Rp259.200.000 per tahun,
nya melakukan realokasi modal akan di-
dengan setiap kali proses produksi meng-
lakukan berdasarkan hasil analisis tingkat
hasilkan 60 kg kepiting olahan sebanyak
efisiensi yang telah dicapai.
3 kali produksi per bulan, berarti 36 kali
Profitabilitas usaha atau tingkat ke-
produksi per tahun (2160 kg/thn), dengan
mampuan usaha menghasilkan keun-
keuntungan Rp67.227.875 per tahun.
tungan dilihat dari nilai B/C ratio sebesar
Kualitas bahan baku kepiting yang baik
akan
mendorong
meningkatkan
harga, namun harga yang diterima nela-
0.35, berarti setiap investasi usaha miniplant rajungan sebesar Rp1 akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp0.35.
yan dapat dipermainkan oleh pedagang.
Profitabilitas
adalah
Modusnya adalah kepiting kualitas A
perusa-haan
dihargai kualitas B dan kualitas B
keuntungan dari usahanya. Profitabilitas
dihargai kualitas C. Kejadian tersebut
bisa dilihat dari ratio perbandingan laba
terjadi apabila nelayan yang menyetor
atau keuntungan usaha yang diperoleh
hasil tangkapannya ke perusahaan pe-
dengan investasi yang ditanamkan.
nampung tidak memiliki pengetahuan yang cukup terkait kualitas produk. Efisiensi penggunaan modal sangat
untuk
kemampuan memperoleh
Menurut Sunyoto (2013), salah satu cara
mengukur
profita-bilitas
usaha
digunakan rumus rasio profit margin
penting dianalisis untuk menentukan
dengan
membandingkan
laba
bersih
keberhasilan suatu perusahaan dilihat dari
setelah pajak dengan penjualan bersih.
bagaimana pengalokasian modal yang akan menentukan besaran laba yang di-
SIMPULAN
peroleh suatu usaha/perusahaan. Menurut
Simpulan yang dapat diambil dalam
Padangaran, A.M. (2010), bahwa untuk
penelitian ini adalah:
menentukan alokasi yang efisien dari
1. Kebutuhan investasi total usaha mini-
sejumlah modal yang tersedia dalam
plant rajungan yaitu Rp15.770.000.
suatu perusahaan, maka hal pertama yang
Rasio pengembalian investasi sebesar
harus
0,23
diketahui
adalah
sejauhmana
Jurnal Bisnis Perikanan FPIK UHO 2(1): April 2015
tahun
menunjukkan
bahwa
99
Roslindah Daeng Siang dan Nurdiana A, Struktur pembiayaan usaha
investasi yang telah dikeluarkan dapat kembali selama ± 3 bulan. 2. Struktur
biaya
usaha
miniplant
rajungan adalah didominasi biaya pengadaan
bahan
baku
rajungan
sebesar 90%, selebihnya 10 % untuk pembayaran pajak, perawatan rumah produksi, penyusutan, upah buruh, konsumsi, kantong pastik, arang dan
Padangaran, A.M. 2010. Pembiayaan Agribisnis. Universitas Haluoleo. Kendari. Rizki Aprilian Wijaya, Hakim Miftakhul Huda, dan Manadiyanto. 2012. Penguasaan Aset dan Struktur Pembiayaan Usaha Penangkapan Ikan Tuna Menurut Musim yang Berbeda. Jurnal Sosek KP Vol. 7 No. 2 Tahun 2012. Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Jakarta.
garam. 3. Penggunaan biaya
usaha miniplant
rajungan sudah efisien dengan nilai R/C sebesar 1,35, B/C ratio sebesar 0,35, BEP (unit) sebesar 88,79 kg dan BEP (harga) sebesar Rp10.655.353. 4. Profitabilitas usaha atau tingkat kemampuan usaha menghasilkan keuntungan sebesar 0.35, berarti setiap investasi usaha miniplant rajungan sebesar
Rp1
akan
menghasilkan
Siang, RD dan A. Nurdiana. 2010. Pengantar Ekonomi Perikanan. Unhalu Press. Kendari. Siang, R.D, E.Ishak, R.D. Palupi, W.O.Piliana, dan Ruslaini. 2011. Pengembangan Kurikulum Kewirausahaan berbasis teknologi di FPIK UHO. Laporan Technopreneurship course Development Program. Jurusan Perikanan FPIK UHO . Kendari Soekartawi. 2003. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hal 218 – 220.
keuntungan sebesar Rp0.35. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Mustafa dan Adullah. Strategi Pengaturan Penangkapan Berbasis Populasi Dengan Alat Tangkap Bubu Rangkai Pada Perikanan Rajungan: Studi Kasus Di Perairan Kabupaten Konawe Sulawesi tenggara. Aquasains. Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo. Kendari.
100
Soeratno dan L. Arsyad. 2003. Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Hal 256 Sunyoto, Danang. 2013. Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis. CAPS (Center of Academic Publishing Service). Yogyakarta.
ISSN : 2355-6617, http//ojs.uho.ac.id/index.php/bisnisperikanan